21020122140126
Hallway Part
1. Dinding (komponen, finishing/cat, kelebihan & kekurangan, teknik apply)
2. Lantai (jenis lantai, texture, warna gelap kenapa, teknik apply, komponen)
3. Atap (jenis, komponen, kelebihan & kekurangan, teknik apply)
4. Furniture (fungsi, komponen, cara perawatan)
Inside Part
1. Dinding (jenis dinding, finishing, jenis keramik, sense warna, teknik apply)
2. Lantai (jenis tile, texture, warna gelap kenapa/sense, teknik apply, komponen, lebih & kurang)
3. Atap (jenis, komponen, kelebihan & kekurangan, teknik apply)
4. Furniture (fungsi, komponen, cara perawatan)
EKSEKUSI
Hallway Part
1. Dinding
A. Komponen dalam
Komponen terdiri dari batu bata, adonan Plester 1:6:3 (Portland: Pasir Urung: Air),
adonan semen 1:2 (Semen portland : Air) untuk acian. Ketebalan tembok dinding bata
merah 15 cm, terdiri atas 1,5 x 2 sisi acian & plester. Teknik penyusunan Broken Bond
(tumpang tindih) batu bata merupakan sebuah sistem untuk penyaluran beban massa
bangunan yang seimbang dan pola tersebut membuat tiap celah dari batu bata tidak sejajar
sehingga penyaluran massa secara bertahap. Pada tembok terdapat silling menggunakan
material batu bata bali dengan finishing glaze dari cat tinner yang memberikan tampilan
clean up. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan batu bata sebagai berikut:
1. Preparasi sebelum pemasangan, batu bata direndam selama 10 menit dalam air
biasa, tujuanya agar saat pemasangan batu bata dapat lebih mudah melekat pada
adonan siar yang basah dan memastikan bahwasanya batu bata yang digun akan
kuat, tidak retak saat di rendam. Setelah perendaman, batu bata harus langsung
dipasang.
2. Komposisi adukan siar yakni 1 PC semen portland : 4 pasir dengan penambahan
air secukupnya yang kemudian diaduk rata dan diaplikasikan pada batu bata
dengan ketebalan 1,5 cm.
3. Pemberian kaso (kayu memanjang setinngi dinding yang dibangun) berukuran
5/7 cm yang di pasang pada sudut dinding (sejajar dengan kolom dinding)
berfungsi sebagai acuan tegak lurus pada dinding secara vertikal. Kaso juga
digunakan untuk mengikat benang wol (mal), yang kemudian benang tersebut
ditarik untuk pemasangan setiap lapis tebal bata 5 cm ditambah tebal siar 1,5 cm
berfungsi sebagai acuan pemasangan dinding secara horizontal.
B. Komponen luar
Tahapan finishing pada dinding dimulai dari plester pada tembok. Secara singkat, plester
diketahui sebagai tindakan pada kontruksi bangunan yang bertujuan untuk melapisi
permukaan dinding dari tampak batu bata. Tujuan dari pekerjaan plester sebagai berikut:
1. Merapikan segi eksterior dari tampak dinding
2. Memberikan kekuatan struktur tambahan pada dinding
3. Menutupi kerusakan dinding pada bidang tertentu
Muhammad Nabil Dhiaulhaq
21020122140126
Luas dinding: 10 x 5 = 50 m²
Satu sak semen = 50 kg
Volume semen = 6,24 kg x 50 kg = 312/50 (berat per zak) = 6,24 / 7 zak semen
Volume pasir = 0,024 x 50 = 1,2 m3
Pekerjaan plester bisa dikatakan pekerjaan yang mudah, namun memang dibutuhkan jam
terbang yang tinggi untuk mengaplikasinya karena jika tidak hasil plester tidak merata dan
menghasilkan permukaan yang berlubang. Berikut merupakan cara kerja dari plester:
1. Pertama, tarik benang dari kiri ke kanan tembok, atas ke bawah tembok dengan
menancapkan palu di sisi benang yang akan dipasang guna mengaitkan benang.
2. Kedua, pasang unting-unting diantara pertemuan garis tegak lurus nya untuk
mengukur kepresisian benang (tanda jika posisi benang telah presisi adalah
unting-unting dapat bergerak dengan bebas). Setelah presisi, tancapkan paku dan
kaitkan unting-unting agar tidak bergerak kembali.
3. Ketiga, siapkan sampel potongan keramik untuk di tempelkan pada sampel
kepala plester guna memastikan kepresisian yang dijadikan sebagai patokan
untuk selanjutnya memplester (dalam satu garis di aplikasikan 3 titik).
4. Keempat, buat kepala plester pada satu garis plesteran antar bagian yang
dijadikan sebagai tolak ukur awalan ( dari atas terlebih dahulu baru kebawah,
karena kalau bawah terlebih dahulu takutnya kena kotor) yang di aplikasikan
menggunakan scoop dan tempelkan keramik.
5. Kelima, rapikan hasil kepala plester menggunakan rangka besi hollow. Mengapa
disarankan menggunakan itu? Karena selain ringkas, juga memiliki presisi
ukuran yang pas, dan permukaanya yang halus jadi aman untuk
mengaplikasikanya. Pada akhir tahap ini, benang yang terkait dilepas.
6. Keenam, kita langsung memplester bagian perbidang diantara garis tegak yang
telah kering dengan cara meleletkan adonan seperti eskrim ke tembok secara
bertahap atau bisa juga seperti dilempar ketembok (tergantung kenyaman). Saat
memplester bagian bawah, beri sedikit rongga untuk dudukan plin lantai
(optional) yang sejajar dengan hasil plesteran.
Muhammad Nabil Dhiaulhaq
21020122140126
Tahapan finishing selanjutnya ialah pengacian. Proses acian dilakukan H+3 setelah
proses pemlesteran dilakukan. Tujuan dari proses ini adalah untuk menutupi pori-pori yang
terbentuk pada proses plester dan menghaluskan bagian permukaan agar terlihat rapi serta
dapat diaplikasikan pengecatan. Selain itu, acian juuga digunakan untuk memperkokoh
dinding dan mencegah remberan air. Preparasi tahap pengacian meliputi:
Laskam plastik
Laskam kaleng
Ember dan air (secukupnya)
Semen
Kertas semen
Langkah kerja pada tahap pengacian cenderung lebih simple dan mudah diaplikasikan
pada dinding yakni sebagai berikut:
1. Pertama, bersihkan hasil plesteran menggunakan laskam kaleng dengan di kerok
2. Kedua, siram hasil kerokan plester tadi menggunakan air secukupnya agar
tekstur tembok saat di laci tidak kering.
3. Ketiga, aplikasikan adonan lacian ke tembok dengan leletan secukupnya, untuk
tekniknya di gesek dari bawah keatas untuk menghindari jatuhnya adonan, lalu
diratakan pada bidang permukaan yang masih kasar hingga seluruh hasil
Muhammad Nabil Dhiaulhaq
21020122140126
Roll
Bak cat
Extencion poll roll cat
Cat dinding
Pengaduk
Kuas cat
Air dan botol aqua
Muhammad Nabil Dhiaulhaq
21020122140126
Langkah kerja pada tahap pengecatan cenderung lebih simple dan mudah diaplikasikan
pada dinding , metode cat yang di gunakan merupakan metode roll tembok baru, yakni
sebagai berikut:
1. Buka penutup cat dengan congkelan yang kemudian dicampurkan air dengan
perbandingan 10% dari berat cat yang ada, lalu di aduk merata dengan teknik
aduk biasa atau bisa menggunakan cara seperti membuat teh tarik menggunakan
2 ember.
2. Lanjut dari persiapan masuk menuju metode mengecat, yang pertama, menge
roll dari atas ke bawah tembok dengan tidak boleh terputus iramanya. Jika tinggi
tembok rumah setinggi 2 meter, maka mengecat tembok dari bawah ke atas 2
meter harus saling berkelanjutan dengan teknik mengeroll menyerupai huruf V/N
menuju arah kanan maupun kiri untuk menghindari tumpukan cat yang
mengakibatkan tebal tipisnya warna cat dinding
3. Setelah selesai lapisan roll pertama, kita roll ulang. Jika lapisan pertama arah
mengeroll dari kiri ke kanan, maka untuk lapisan roll selanjutnya kita memulai
dari titik akhir cat tadi, yakni dari arah kanan ke kiri yang bertujuan untuk
menghilangkan bekas garis brush roll, itulah mengapa mengeroll dengan
berlawanan arah tanpa mencelupkan cat lagi
4. Jika sudah selesai, cat yang dihasilkan berwarna pekat dan pigmented
1. Permukaan lantai yang akan dipasang keramik harus rata datar, kokoh dan stabil
2. Bebas dari kotoran dan debu yang dapat mengurangi daya lekat terhadap spesi
3. Ketebalan adukan pemasaangan tegel keramik pada lantai maksimal 2 cm
4. Lebar siar/nat pada kasus keramik unrectified 0,3 mm
5. Siar/ grouting harus padat serta serwarna sama
6. Warna permukaan tegel keramik harus sama.
7. Pemotongan kanan kiri harus sama.
Titik pemasangan keramik pada bangunan rumah tinggal biasanya dimulai dari tengah
ruangan yang kemudian ketika sampai keujung dinding diusahakan potonganya sama dari
kanan, kiri, atas, bawah. Namun, pada kasus pemasangan diruangan yang luas, biasanya
dimulai dari pintu / tempat pertama dipijat. Teknis pemasangan keramik sebagai berikut:
1. Mengukur ketebalan dan ketepatan pekerjaan
2. Membersihkan kotoran dan debu pada lantai tanah
3. Memasang papan landasan untuk tumpuan
4. Penggunaan adhesive/ merendam keramik untuk memastikan keramik
berkualitas baik dan merekat pada siar dalam body keramik.
5. Membuat adukan 1:2:3 (semen portland:pasir urug:air) dan pasir diayak halus
6. Lantai tanah dibasahi agar adukan tidak diserap
7. Pasang keramik mulai pada lapisan pertama dengan cara memasang dari ujung
pertama pijakan kaki
8. Pastikan balancing permukaan dengan waterpass
9. Isikan nat apabila keramik sudah kering
10. Bersihkan sisa nat apabila sudah ½ kering
3. Atap
A. Komponen atap
Pada koridor toilet cafe, penggunaan material plafond berasal dari kalsiboard. Secara
singkat, kalsiboard merupakan suatu material berbahan anorganik yang terbuat dari
campuran gypsum (sejenis batuan) seperti pasir silika, semen biru, selulosa, serat sintesis,
dan air yang dipadatkan menjadi bahan material yang bersifat lembaran tipis. Kalsiboard
merupakan salah satu alternatif material plafond selain gypsum dan panel kayu yang
sekarang lebih jarang digunakan karena tingkat ketahanan yang rendah. Sifatnya yang tahan
air, ringan, tidak tembus cahaya, serta berdimensi luas sehingga mudah dalam penerapanya
menjadikan kalsiboard pilihan material plafond terbaik. Saat pemasangan, untuk
mehilangkan tampilan konstruksi dari plafond, penggunaan kompon berperan penting untuk
Muhammad Nabil Dhiaulhaq
21020122140126
menutupi dan merhalus tampilan dari plafond kalsiboard. Karena kualitas yang menjamin,
banyak alasan mengapa kalsiboard menjadi pilihan terbaik material saat ini, meliputi :
1. Isothermal yang dapat diandalkan, karena material api kelas A, maka jika
permukaanya tersambar api tidak akan terbakar dan mimim menimbulkan asap
beracun. Selain itu, mampu menghantarkan panas dengan baik sehingga suhu
dalam ruangan tetap terjaga dengan stabil.
2. Flexibel, design yang ditawarkan membuat pengaplikasian pada bangunan
menjadi lebih mudah seperti pada pemotongan variasi bentuk pada jenis plafond
yang akan diusung.
3. High strength, bersifat kokoh terhadap sesuatu sehingga penggunaan plafond
bisa berjangka waktu lama.
4. Reducer, karena sifatnya yang kokoh mampu memberikan efek akustik yang
baik pada ruangan sehingga dapat efesien dalam meredam suara.
5. Finishing, kalsiboard dapat dilukis atau ditambahkan finishing lainya pada
plafond untuk mencapai tampilan yang diinginkan.
Namun, pastinya terdapat kekurangan dari bahan alternatif ini, meliputi:
1. Biaya, biaya awal yang tinggi dikarenakan rumitnya instalasi sehingga
memerlukan biaya konstruksi lebih. Selain itu, harga per-satuan dari papan
kalsiboard yang cukup mahal jika ingin meaplikasikanya di seluruh ruangan.
2. Rembes, saat musim hujan datang, reaksi dari material plafond ini akan
melembap seiring waktu, walaupun sifatnya yang tahan terhadap air sehingga
jika mengalami kerusakan diperlukan perbaikan yang membuat penambahan kos
perawatan
3. Pemasangan, plafond kalsiboard memerlukan keterampilan khusus dalam
pemasangan, juga peralatan yang memadai sehingga memerlukan tenaga ahli.
Inside Part
1. Dinding
A. Komponen dalam
Pada toilet cafe, pengaplikasian jenis dinding yang digunakan ialah dinding trasram.
Komponen material yang ada pada dinding ini sedikit berbeda, yakni dengam komposisi 1:
2 (semen portland : pasir urug). Trasram adalah jenis dinding bata yang kedap air. Trasram
memiliki kekuatan rekat tinggi, anti retak, ketahanan tinggi, dan sifat anti air. Berlaku untuk
batu bata merah, batu bata, dan bata ringan aerasi (AAAC/ALC). Letak trasram pada
dinding kamar mandi berjarak 1,5 m dari permukaan sloof diatas lantai sehingga percikan
air mandi tidak membasahi dinding bata biasa. Berikut ini merupakan jenis bahan dalam
pembuatan trasram, meliputi:
1. Plester trasram instan (MU-101), digunakan untuk spasi campuran langsung
tanpa komposisi lainya.
2. Seng plat datar tahan karat (BJLS50), digunakan sebagai anti rayap karna dinilai
lebih awet. Cara pembuatanya yakni sambungan seng harus di solder secara
rapat agar menghalau kelembapan.
3. Karet trasram (karet talang atau lembaran PE), cara pembuatan trasram ini yaitu
karet trasram di potong sesuai dengan lebar sloof bangunan dan setiap
sambungannya harus diberi overlap minimal 10 cm.
4. Plesteran emulsi, trasram dengan emulsi biasanya terbuat dari plesteran semen,
namun di tambah bahan sintetis seperti material call-black.
Muhammad Nabil Dhiaulhaq
21020122140126
1. Lantai
A. Komponen dalam
Penerapan tiles pada dalam toilet dibagi menjadi 2 section, yakni pada lantai toilet dan
dinding toilet. Untuk jenis tiles lantai pada toilet memiliki klasifikasi yang sama seperti jenis
tiles yang diaplikasikan pada koridor, tetapi disini tiles bersifat rectified dimana nat yang
aplikasikan minimal 1- 1,5 mm (expansion joint). Berbeda dengan dinding, jenis tiles yang
diaplikasikan berupa porselen yang terbuat dari tanah lempung (tanah liat) putih dan bersih
dengan permukaan mengkilap dan lebih cerah. Pada dinding toilet, tiles yang di aplikasikan
bermotif 3D hexagonal dengan 2 tone warna hitam-putih yang menimbulkan kesan
aesthethic dan tidak monoton. Pemasangan tiles pada dinding toilet bertepatan pada dinding
trasram yang berfungsi untuk meredam peresapan air ketika terjadi percikan air. Hal – hal
yang perlu diperhatikan sebelum tahap preparasi pemasangan tiles dinding meliputi:
1. Dinding harus kokoh dan stabil
2. Bebas dari kotoran dan debu
3. Permukaan dinding harus rata
4. Dinding harus dilapisi trasram
5. Ketebalan spesi max 2 cm
6. Besar siar atau nat pada dinding 1,5 mm
7. Siar atau nat harus rata dan padat
8. Warna nat menyesuaikan tone warna dari keramik yang dipasang
Titik pemasangan biasanya dimulai dari pojok kanan atas tembok keramik yang
bertujuan untuk tidak menampakkan tiles terpotong yang mengurangi estetika dari tampilan
tiles. Untuk tiles dinding, tembok trasram peletakanya agak menjorok ke dalam untuk
memberi space bagi letak tiles agar tiles bisa rata dengan tembok diatasnya.Teknis
pemasangan tiles sebagai berikut:
1. Mengukur ketebalan dan ketepatan pekerjaan dengan tarikan benang
2. Membersihkan kotoran dan debu pada dinding
3. Penggunaan adhesive / merendam keramik
4. Memasang papan landasan untuk tumpuan
5. Membuat adukan 1:2:3 (semen portland:pasir urug:air) dan pasir diayak halus
6. Membasahi tembok agar air adukan tidak diserap
7. Memasang keramik mulai dari lapisan pertama dengan cara memasang dimulai
dari ujung kanan atas
8. Pastikan balancing dengan waterpass
9. Isikan nat apabila kondisi keramik telah kering
10. Bersihkan nat yang menempel pada permukaan tiles apabila kondisinya sudah
½ kering.
Muhammad Nabil Dhiaulhaq
21020122140126
3. Atap
A. Komponen dalam
Material dari plafond toilet berbahan sama seperti pada koridor toilet, yakni kalsiboard.
Perbedaan paling mencolok terdapat pada ukuran dari kalsiboard yang lebih kecil simetris,
sedangkan pada koridor pipih memanjang. Kalsiboard merupakan suatu material berbahan
anorganik yang terbuat dari campuran gypsum (sejenis batuan) seperti pasir silika, semen
biru, selulosa, serat sintesis, dan air yang dipadatkan menjadi bahan material yang bersifat
lembaran tipis. Pada dalam toilet, terdapat exhaust fan yang berfungsi untuk mengurangi
udara pengap yang ada dalam toilet.
4. Furniture
Water closet berbahan keramik
Keran toilet
Exhaust fan dari plastik
Cermin koridor dari kaca dan kayu
Wastafel dari keramik dan stainless steel
Tong sampah plastik
Corong lampu stainless steel
Lampu 3 LED
Gantungan toilet stainless steel
Pintu alumunium