Anda di halaman 1dari 7

PEKERJAAN PENUTUP LANTAI DAN DINDING

Pek. Tegel Lantai 60 x 60 Cm ( u/ Lantai Utama & KM )

Pada pemasangan keramik bangunan, yang harus diperhatikan bukan hanya proses
pelaksanaan pemasangan keramik tersebut saja, melainkan juga mencakup pemilihan
keramik yang tepat atau sesuai dengan tempat / dimana keramik tersebut akan
dipasang. Hal ini harus diperhatikan karena tidak semua keramik cocok digunakan
pada setiap tempat dan setiap kondisi.

Pemasangan lantai keramik dimulai dengan perencanaan dengan memasang marking


line yaitu garis-garis panduan untuk memasang keramik, sambil menentukan starting
pointnya. Semua perencanaan ini mengacu pada rencana elevasi lantai dan as ruangan.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan di dalam pemasangan keramik, baik itu
sebelum, selama maupun setelah pemasangan keramik agar hasil pekerjaan
memuaskan. Hal-hal tersebut antara lain adalah :

Persiapan dan Perencanaan

a. Shop Drawing

1. Menentukan sisa potongan keramik dimana ukurannya harus lebih besar daripada
setengah badan keramik.

2. Menentukan agar naad keramik dinding bertemu dengan naad keramik lantai dan
seragam.

3. Menentukan agar penempatan keramik bertemu.

dinding
pintu pintu

pasangan awal
benang garis dasar

4. Menentukan tata letak sanitair dan fixture : harus di perempatan atau tengah badan
keramik.

5. Menentukan titik awal pemasangan keramik.

6. Menentukan expansion joint minimal setiap luasan 12 m3 – 16 m3.

b. Perhitungan resources (Sumber Daya)

1. Bahan yang digunakan, diantaranya : keramik, semen PC, air, dan zat aditif.
2. Alat yang digunakan yaitu ; jidar aluminium, bak air (ember), tempat kedudukan/
tatakan keramik, benang atau senar, palu karet, sendok spesi, waterpass, sekop,
busa/spon, kain/lap basah.

3. Tenaga kerja. Untuk menentukan tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai jadwal dan
volume pekerjaan

Pelaksanaan

1. Pemasangan keramik lantai dan dinding sebaiknya pada tahap akhir, untuk
menghindari kerusakan akibat pekerjaan yang belum selesai.

2. Siapkan peralatan dan bahan-bahan yang akan digunakan.

3. Pahami gambar kerja, pola pemasangan dan lain-lain.

4. Keramik yang akan dipasang, disortir atau dipilih terlebih dahulu yang meliputi
warna, presisi, dan ukuran. Keramik yang ukurannya tidak sama, disisihkan untuk
tidak dipakai.

5. Permukaan lantai/dinding yang akan dipasang keramik harus bersih dari debu dan
kotoran, cukup kering dan rata air.

6. Marking pada lantai sesuai dengan gambar kerja.

7. Tentukan tulangan dari benang dengan mempertimbangkan tata letak ruangan /


tangga / dinding yang ada. Pemasangan keramik lantai atau dinding dimulai dari
tulangan ini.

8. Rendam keramik di air kurang lebih 2 – 3 jam. Hal ini akan membuat keramik
menjadi lebih elastis dan pada saat pemasangan dapat dengan mudah menempel.

9. Keramik dianginkan pada dengan cara diletakkan pada tempat dudukan atau
tatakan keramik setelah direndam. Posisikan vertikal untuk mengurangi kadar air.

Proses pengeringan keramik

10. Setiap jalur pemasangan sebaiknya ditarik benang arah horizontal dan vertikal
lantai sesuai dengan elevasi pada shop drawing dan rata air.
11. Perhatikan kualitas keramik. Jika ia keramik kw 1 maka tak ada masalah, namun
jika ia merupakan kw 2 atau 3 akan susah memasang untuk presisi. Untuk itu naad
keramik harus longgar karena masing-masing keramik memiliki selisih 0,2-0,5
mm. Hingga keramik tidak saling bertubrukan.

12. Bersihkan dari kerikil. Adukan dan dasar lantai yang akan dipasang harus bersih
dari kerikil, batu atau ganjalan-ganjalan lain yang akan membuat rongga di bawah
keramik.

13. Buat adukan perekat finising lantai mortar sesuai dengan spesifikasi.

14. Oleskan air semen. Bilaskan semen yang sudah dicampuri air sedikit ke bawah
keramik, hal ini akan membuat daya rekat keramik ke adukan benar-benar
lengket. Begitu juga ke bagian yang akan dipasangi keramik.

15. Adukan semen untuk pemasangan keramik harus penuh, baik permukaan
dasar maupun dibadan belakang keramik lantai atau dinding yang terpasang.

16. Sisir permukaan lantai yang akan dipasangi keramik dan telah diolesi semen
hingga permukaannya bergerigi. Agar lebih mudah menyatu dengan keramik,
begitu juga dengan bagian belakang keramik.

17. Pasang keramik saat permukaan yang akan dipasang masih basah dimulai dari
start point yang telah ditentukan di dalam gambar kerja. Dimulai dengan membuat
kepalaan keramik sepanjang garis dasar yang telah terpasang.
18. Cek kesikuan keramik dengan besi siku dan kerataan keramik dengan waterpass.

19. Padatkan secara rata. Ketuk keramik yang baru dipasang menggunakan palu karet
untuk mendapatkan kerataan kepadatan bahan perekat lantai dan pastikan tidak
ada yang kopong atau bagian dasar yang berongga. Karena ia akan membuat
keramik lepas di kemudian hari. Periksa apakah ketinggiannya sudah sama rata
dengan benang yang ditarik untuk menentukan ketinggian lantai.

20. Naad keramik dipasang belakangan. Jangan pasang semen oker atau naad pada
sisi keramik saat itu juga. Biarkan ia selama 2 atau 3 hari. Hal ini akan membuat
sisa udara yang mengendap akan keluar melalui bagian nat yang belum ditutup.
Setelah itu baru diberi semen naad dan jangan lupa membersihkan naad yang
masih kosong dari kotoran yang mengendap.

21. Lebar naad yang dianjurkan, untuk lantai = 4 - 5 mm dan dinding = 2 mm,
dengan campuran pengisi naad (Grout) semen atau bahan khusus yang ada
dipasaran. Bagi area yang luas dianjurkan untuk diberi expansion joint.

22. Usahakan agar jarak naad dari setiap sisi tile sama/ segaris lurus sesuai dengan
gambar kerja.

23. Sebelum memulai pekerjaan grouting, kerok naad terlebih dahulu sebelum mortar
mengeras hingga ketinggian naad + 2 - 5 mm dari permukaan keramik.

24. Lakukan pekerjaan grouting setelah mortar mengeras, gunakan lembaran karet
untuk kerataan permukaan grouting.

25. Bersihkan segera bekas adukan/grout dari permukaan keramik, dapat digunakan
bahan pembersih yang ada dipasar dengan kadar asam tidak lebih dari 5%, setelah
itu segera bersihkan dengan air bersih.
25. Cek dengan waterpass kerataan lantai.

26. Keramik yang baru terpasang jangan diinjak-injak.

27. Amankan areal keramik yang baru dipasang dari lalu lalang orang selama 2-3 hari.
Keramik akan amblas karena adukan dibawahnya masih belum kuat untuk
dibebani.

28. Periksa kembali. Dalam sebuah areal pemasangan seukuran 3 x 3 m biasanya


terdapat 3-5 keramik yang kopong. Untuk itu segera bongkar keramik tersebut dan
ulangi pemasangannya.

29. Khusus untuk dinding luar, harap diberi tali air per jarak tertentu dengan mem
pertimbangkan desainnya, agar tidak menerima beban terlalu berat.

30. Untuk menghindari menggelembungnya lantai, sebaiknya dibuat dilatasi.

Pengawasan / kontrol

1. Memeriksa gambar kerja, apakah sudah benar atau ada yang harus diperbaiki.

2. Mengecek kerataan lantai dengan waterpass.

3. Pastikan agar proses pelaksanaan pemasangan keramik berjalan sesuai dengan


prosedur atau metoda konstruksi yang telah ditetapkan.

Cara Sederhana Membuat Jarak Naad

Cara yang lazim digunakan untuk menetukan/mengatur jarak naad adalah dengan
plastic spacer yang banyak dijual di toko-toko keramik. Ukurannya bermacam-macam,
memberikan banyak pilihan penentuan lebar naad. Plastic spacer tersebut dapat dengan
mudah dilepaskan dan dipasang kembali.

Cara-cara di atas biasanya dipergunakan untuk menentukan lebar naad pada keramik
lantai. Namun bisa juga dipergunakan untuk keramik dinding. Bila tidak tersedia plastic
spacer, pada pemasangan keramik dinding biasanya dipergunakan paku untuk
menyeragamkan lebar naad. Pola alur pemasangan keramik dinding dapat dibuat
dengan menggunakan rentangan tali yang disesuaikan dengan lebar/panjang ubin

Teknik Dasar Pembuatan Bentuk-Bentuk Ubin

a. Membuat Ubin Pembatas Pinggir

Pada pemasangan keramik lantai kadang-kadang kita mengalami kesulitan pada


pertemuan antara lantai dengan dinding. Untuk bidang pertemuan yang rata, tidak
membentuk lekukan atau sudut tertentu, kita tidak mengalami banyak kesulitan.
Mungkin kita hanya tinggal memotong ubin sesuai dengan lebar sisa yang belum
terpasang keramik. Apabila bentuk dinding tersebut tidak rata, berbentuk lekukan, atau
membentuk sudut tertentu, maka diperlukan peralatan khusus dan juga teknik-teknik
tertentu untuk melakukan pemasangan.

a. Membuat bentuk tidak beraturan

Untuk membuat ubin dengan potongan sesuai bentuk batas/dinding yang tidak
beraturan, gunakan alat standar (contour gauge). Kemudian setelah kita peroleh bentuk
reliefnya, gambarkan bentuk tersebut ke permukaan ubin dan kemudian ubin dipotong
sesuai bentuk tersebut.

b. Membuat bentuk ubin dengan sudut tertentu

Untuk membentuk ubin dengan sudut tertentu (tidak 90 o), bisa dilakukan dengan bantuan
T-bevel. Selaraskan besar sudut pada batas/dinding dengan T-bevel kemudian gambarkan
besar sudut tersebut pada ubin. Kemudian ubin bisa dipotong sesuai gambar.

d. Memotong Ubin Keramik

Pemotongan ubin sering kali dilakukan, selain untuk mendapatkan bentuk sesuai desain
juga dilakukan untuk memudahkan pemasangan, sehubungan dengan adanya
sambungan ubin, pertemuan dengan dinding, anak tangga, dan sebagainya.

e. Memotong lurus

Untuk memotong ubin dengan potongan lurus, kita membutuhkan alat pemotong
keramik. Bisa juga digunakan penggaris lurus dan pisau pemotong kaca.

f. Membuat lubang di tengah ubin

Untuk melubangi ubin, pertama yang dilakukan adalah menggunakan mesin bor (gurdi
tukang). Lubangi bagian yang diinginkan, kemudian misalkan kita ingin membuat
bentuk lubang dengan desain tertentu kita bisa menggunakan gergaji besi/logam.
Kemudian potong sesuai bentuk yang diinginkan.

g. Membuat bentuk dengan potongan-potongan kecil

Untuk membuat bentuk dengan potongan-potongan kecil bisa digunakan gegep


(kakaktua). Caranya dengan pertama-tama membuat pola pada permukaan ubin.
Kemudian dengan gegep, sedikit-sedikit dipotong mengikuti pola. Potongannya harus
sedikit-sedikit sebab kalau langsung dipotong besar, biasanya akan menyebabkan
gompel atau potongan yang keluar dari pola yang diinginkan dan atau tidak hasil
potongannya tidak halus.

Hal lain yang harus diperhatikan dalam pemasangan keramik adalah penghindaran
penggunaan sisa potongan keramik kurang dari separuh ukuran. Ini bertujuan agar sisa
keramik yang tertinggal masih bisa digunakan untuk bagian lain tanpa terbuang
percuma. Misalnya, bila ada sisa potongan keramik hanya 20% dari ukuran keramik
tersebut, maka diganti dengan dua buah potongan keramik selebar 60%. Kejadian
seperti ini sering ditemukan pada saat pelaksanaan karena ukuran ruangan yang
berbeda-beda sehingga terpaksa menggunakan potongan keramik. Oleh karena itu
perencanaan pemasangan keramik harus dilakukan sematang mungkin dan secara
menyeluruh agar tidak terjadi kesalahan seperti yang dipaparkan di atas yang membuat
material terbuang percuma. Terlebih lagi apabila menggunakan material dengan harga
mahal.

Untuk Pekerjaan Keramik ini akan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah
direncanakan (terlampir).

Anda mungkin juga menyukai