Anda di halaman 1dari 10

PLESTERAN LANTAI

1. Pengertian plesteran

Plesteran merupakan pekerjaan membalut atau melapisi baik itu lantai atau dinding tembok
dengan adukan atau campuran. Pekerjaan plesteran dilakukan untuk mendapatkan pertambahan
kekuatan baik lantai maupun dinding, selain itu untuk memperoleh kerapian dan keindahan. Secara
garis besar plesteran dibagi menjadi 3 (tiga) jenis, yakni:

a. Plesteran kasar, yang meliputi pekerjaan plesteran pondasi batu kali/gunung yang
menggunakan sedikit kerikil dalam pencampurannya.
b. Plesteran halus, yang meliputi pekerjaan plesteran lantai dan dinding yang menggunakan
campuran dari pasir, semen dan kapur (bila perlu)
c. Plesteran setengah halus, yang meliputi pekerjaan plesteran kamar mandi dan lantai dengan
luasan yang lebar (plesteran lantai lapangan).

Gambar 1: letak plesteran yang umum


Sumber: pekerjaan-plesteran-dinding-batu-bata.html
2. Pengertian lantai

Lantai adalah bagian dasar sebuah ruang, yang memiliki peran penting untuk memperkuat
eksistensi obyek yang berada di dalam ruang. Fungsi lantai secara umum adalah: menunjang aktivitas
dalam ruang dan membentuk karakter ruang. Ketika orang berjalan di atas lantai, maka karakter yang
muncul adalah: tahan lama, tidak licin dan berwarna netral (tidak dominan). Lantai rumah digunakan
untuk meletakkan barang-barang seperti kursi, meja, lemari, dan sebagainya serta mendukung
berbagai aktivitas seperti berjalan, anak-anak berlari, duduk di lantai, dan lain-lain.

Dari sisi estetika, lantai berfungsi untuk memperindah ruang dan membentuk karakter ruang.
Tema warna dan image yang ditampilkan dapat mengambil konsep apa pun sesuai karakter yang
dimunculkan. Beberapa tema yang dapat diterapkan seperti etnik tradisional, modern minimalis, retro
dan sebagainya.

Gambar 2: corak yang menghias lantai


Sumber: www.dekorumah.com
3. Lantai plester
Merupakan material lantai rumah yang paling paling sederhana dan paling murah, karena
diperlakukan seperti saat memplester dinding dan diaci hingga halus. Perbedaan dengan perlakuan
pada dinding adalah dilakukan langkah penggosokan lantai hingga halus dan mengkilap. Warna yang
ditimbulkan sama dengan warna semen-pasir dan cenderung lebih gelap.

Gambar 3: lantai kamar mandi yang terkesan klasik dengan warna plesteran dan acian ynag dihasilkan
Sumber: pinterest.com
Pada hasil akhir, tekstur plesteran lantai yang dihasilkan permukaan yang kasar jika tidak
diberi acian, permukaan yang dihasilkan tergantung dari kasar tidaknya bahan yang digunakan.
Untuk memperoleh plesteran yang lebih halus dan maksimal, pada proses pencampuran digunakan
perbandingan semen yang lebih banyak dan pasir yang lebih halus atau menggunakan acian akan
menutupi tekstur kasar pada lantai plester.
Sementara itu, ragam plesteran lantai menurut kegunaannya bisa dibagi menjadi dua jenis
yaitu plesteran biasa dan plesteran kedap air. Plesteran biasa bersifat tidak kedap air sehingga dapat
diterapkan pada ruangan-ruangan yang tidak berhubungan langsung dengan air. Sebaliknya, plesteran
kedap air merupakan plesteran yang dapat diandalkan untuk dipakai di ruangan yang memiliki tingkat
kelembaban tinggi seperti lantai kolam renang, lantai kamar mandi, dan saluran air.

Gambar 4: plesteran biasa (kiri) dan plesteran kedap air yang dilapisi dengan waterproofing (kanan)
Sumber: kompasiana.com
a. Kelebihan dan kekurangan lantai plester
• Kelebihan
a. Tingkat Ketahanan Tinggi
Karena lantai plester tergolong keras, maka lebih tahan terhadap gesekan. Cakaran
dari hewan peliharaan atau penggeseran perabot tak akan membuat lantai ini rusak
tampilannya. Selain itu, Anda juga akan terhindar dari permukaan lantai yang menggembung
akibat proses pemuaian.

b. Mudah Merawatnya
Sama seperti lantai keramik dan porselen, lantai plester cukup disapu dan dipel secara
teratur. Namun sebaiknya, lakukan peminyakan lantai sebanyak satu kali dalam 6 bulan, agar
tampilannya tetap mengilap dan awet. Anda dapat menggunakan bahan alami seperti ampas
kelapa, atau sealer untuk lantai plester jika ingin mendapatkannya di toko bangunan.
c. Multifungsi
Lantai dengan bahan semen ekspos ini dapat dipadukan dengan gaya desain interior
apa saja, mulai dari klasik etnik, minimalis, ataupun industrial dan rustic. Warnanya yang
netral membuatnya cocok pula untuk menjadi alas bagi nuansa warna apa saja di dalam
rumah. Selain itu, lantai ini juga serbaguna jika ingin Anda beri lapisan karpet; mulai dari
karpet biasa, tebal, tipis, bulu domba, hingga tikar lampit.
d. Ramah Lingkungan
Lantai ini tidak megandung zat kimia berbahaya, berbau, ataupun menimbulkan
pencemaran. Karena itu, lantai semen tergolong ramah lingkungan, lain halnya dengan
penggunaan lantai parket asli yang kurang ramah dengan lingkungan.
• Kekurangan
a. Keras
Seperti yang sudah disebutkan di atas, lantai ini keras. Jadi, cukup berbahaya bagi
penghuni lanjut usia, yang sedang sakit, maupun anak-anak.
b. Kurang nyaman
Karena permukaannya yang keras, membuat Anda tidak akan nyaman berdiri di
atasnya dalam waktu lama dengan kaki telanjang. Ini membuat Anda harus memasang karpet
yan cukup tebal, untuk melindungi kaki dari rasa sakit.
c. Dingin
Lantai ini dikenal sangat dingin. Bagi Anda yang tinggal di daerah panas, ini adalah
suatu kelebihan. Tetapi tidak demikian jika Anda tinggal di daerah yang dingin. Lantai yang
dingin bisa membuat tubuh lebih rentan terkena penyakit.
d. Lembab
Jika permukaannya tidak halus dan rata, udara lembab dan air bisa terserap dengan
mudah, membuat lantai lebih lunak dan berlumut. Akibatnya, lantai semen menjadi rusak.
e. Sulit diperbaiki
Kalau porselen atau keramik pecah, Anda cukup mengganti bagian yang pecah
tersebut. Tetapi, jika lantai semen pecah, maka Anda hanya bisa menambalnya. Itu pun tidak
akan mengembalikan keindahan dan kilapnya yang cantik mulus. Anda harus membongkar
dari awal dan membuatnya lagi.
b. Langkah-langkah membuat plestearn untuk lantai
1. Plesteran Semen
a. Bersihkan lantai yang akan dibersihkan
Lakukan pembersihan secara menyeluruh untuk menghilangkan sampah atau pun serpihan –
serpihan kerikil yang ada. Agar nantinya hasil plesteran tidak terdapat tekstur kasar yang akan
mempengaruhi kerapihannya.
b. Pasang patok dengan benar menggunakan alat ukur
Patok juga digunakan sebagai salah cara membangun pondasi rumah karena memang sangat
bermanfaat untuk memberikan batas atau pun menentukan ukuran. Gunakan paku cor yang
mempunyai ukuran cukup panjang.
c. Pembuatan Bahan Plester
Komposisi plesteran adalah 1 portland cement : 3 pasir. Semua bahan dicampur dengan
menggunakan air secukupnya sampai benar-benar merata.
d. Proses plesteran
Tuangkan semua adonan pada bagian lantai yang akan diplester. Intensitasnya harus sesuai
dengan ketebalan yang sudah anda tentukan sebelumnya saat pemasangan benang di proses
sebelumnya. Jika semua adonan cukup, anda bisa langsung meratakannya dengan
menggunakan alat plester (cetok).
e. Finishing
Pada proses ini memang proses penentu yang menunjukkan dan menilai bahwa tahap – tahap
pengerjaan yang dilakuka sebelumnya sudah benar – benar layak atau tidak. Mulai dari
mengecek tingkat keseimbangan ketebalan lantai, sensasi tekstur yang dikerjakan saat dipijak
langsung bagian telapak kaki dan kekuatan plesteran tersebut. Jika semua sudah dirasa baik
dan layak, maka anda bisa melepaskan tali pengukurnya dan memastikan tidak ada bekas yang
ditinggal oleh tali tersebut.
Proses ini juga akan dilakukan pengacian untuk lantai biasa atau lantai kedap air yang bisa
diberi waterproof pada permukaannya.
c. Perawatan
a. Untuk mengatasi retak rambut biasa diberikan semacam cairan waterproofing pada
adukan pleteran atau dipermukaan plesteran lantai atau bisa menambahkan mil atau
pasir kapur pada adonan acian semen.
b. Untuk menutupi retakan pada lantai biasanya perlu dikupas dulu lalu diberi acian baru
utnuk menutupi bekas kelupasan.
4. Lantai Keramik
Merupakan perpaduan antara senyawa logam dan bukan logam. Kata keramik sendiri berasal
dari kata keramikos yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan burn stuff (benda-benda yang dibakar)
yang menunjukkan bahwa sifat-sifat material keramik yang ingin diperoleh, dapat dicapai melalui
proses pembakaran pada temperatur tinggi. Keramik juga merupakan ubin lantai yang terbuat dari
tanah liat dan dilapisi dengan glazur.

Gambar 5: lantai keramik


Sumber: www.grahapatria.co.id
Kualitas keramik umumnya dibagi menjadi KW1, KW2 dan KW3. KW1 berarti keramik dengan
kualitas paling top, tidak memiliki cacat dan penyimpangan ukuran yang berarti. Keramik KW2 boleh
memiliki cacat kecil seperti goresan, cacat permukaan, penyimpangan warna dan ukuran serta cacat
lainnya yang masih tersamar. Sementara keramik KW3 membolehkan adanya cacat yang cukup jelas
terlihat di permukaannya serta rentang penyimpangan ukuran dan warna cukup besar.

A. Jenis-jenis keramik
Menurut proses pembentukannya:
• Extured
Extured merupakan proses pembentukkan keramik dengan cara membasahi bahan-
bahannya dan digiling hingga halus. Kemudian, hasil gilingan tersebut dicetak hingga
berbentuk panjang. Barulah setelahnya masuk ke proses pemotongan.
• Powder Pressed
Powder Pressed merupakan proses awalnya sama seperti extured ceramic. Bedanya,
setelah dilakukan penggilingan, hasilnya dijadikan bubuk (powder) dengan teknik spray
drying. Bubuk tersebut kemudian di-press (tekan) dengan tekanan tinggi pada cetakan.

Menurut permukaannya:
• Glazed Ceramic

Merupakan keramik yang permukaannya dilapisi glasir (glazur). Proses pembuatan


dengan suhu tinggi membuat glasir menjadi satu atau tercampur dengan badan keramik.
Ciri glazed ceramic adalah tidak memiliki pori dan bersifat padat. Contohnya adalah Asia
Tile, Ikad, Kia, Mulia, Platinum dan lainnya.

Gambar 6: glazed keramik yang mempunyai galsir di atasnya dengan berbagai corak
Sumber: https://www.google.com/ keramik-lantai-rumah-minimalis
• Unglazed Ceramic

Merupakan keramik yang permukaannya tidak dilapisi glasir (glazur). Dibanding dengan
glazed ceramic, keramik jenis ini memiliki kekuatan lebih baik karena ukurannya lebih
tebal. Permukaannya berkilau dan kedua lapisan (muka dan belakang) memiliki motif yang
sama. Contoh unglazed ceramic adalah Impero, Niro, Granito, Ezzenza dan lainnya.

Gambar 7: homogeus tile yang merupakan kerakmik unglazed tile bermerk Ezzenza
Sumber: rajakeramik.co.id
Menurut bahannya:
• Keramik Tile
Keramik Tile merupakan sebuah ubin keramik yang terdiri dari tanah liat dan
bahan pasir kuarsa bersama dengan air, yang kemudian di bakar dengan suhu
temperature sekitar 1.000 derajat Celcius. Permukaan bagian atas keramik biasanya
dilapisi dengan glazed tipe kilap maupun tipe matt.
Biasanya Keramik Tile berukuran 10×20 cm, 15×45 cm, 20×20 cm, 20×25 cm, 20×33 cm,
20×40 cm, 25×25 cm, 25×40 cm, 25×50 cm, 25×75 cm, 30×30 cm, 30×60 cm, 33×33 cm,
40×40 cm, 50×50 cm, dan 60×60 cm.
• Homogeus tile
Homogenous Tile merupakan sebuah terobosan baru dari bentuk ubin
keramik yang terdiri dari campuran porselen tanah liat halus yang dibakar dengan suhu
temperatur yang lebih tinggi dari proses pembakaran keramik tile pada umumnya. Proses
ini membuat Homogenous Tile lebih padat, lebih kuat, tahan lama serta lebih tahan air
dan tahan noda dibandingkan dengan Keramik Tile, sehingga Homogenous Tile juga cocok
digunakan baik di indoor maupun outdoor rumah.
Biasanya Homogenous Tile berukuran 15×60 cm, 15×90 cm, 30×60 cm, 45×90
cm, 60×60 cm, 80×80 cm, 90×90 cm, 100×100 cm, 60×120 cm, 120×240 cm, 150×300 cm,
dan 160×320 cm.

Gambar 8: perbedaan homogeneous tile dan keramik tile


Sumber: rajakeramik.co.id
B. Kelebihan dan kekurangan
• Kelebihan
1. Lebih kuat dan tahan lama.
2. Daya serap airnya rendah.
3. Perawatannya relatif paling mudah.
4. Tersedia dalam ukuran, motif dan warna yang beragam.
5. Lebih sehat dibandingkan karpet lantai karena debu enggan menempel.
6. Mudah didapatkan.
7. Keramik menawarkan estetika yang langgeng waktu dan dapat menyesuaikan diri
dengan aksen tradisional ataupun modern.
• Kekurangan
1. Bahan keramik mengantarkan dingin sehingga terkadang kurang nyaman di kaki.
2. Sambungan antar keramik (nat) terkadang sulit dibersihkan karena debu atau
kotoran yang menumpuk.
3. Mudah pecah sehingga perlu lebih berhati-hati ketika proses pemasangannya.
C. Langkah-langkah pembuatan keramik lantai
Pada proses pembuatan ubin keramik, ada perbedaan dari dari jenis bahan
dan proses pembakaran. Ada dua jenis keramik, yaitu keramik berglazur dan ubin
porselin atau homogoneus tile. Pada pembuatan keramik berglazur adalah dengan
mencampur bahan tanah liat dengan kaolin, kemudian dibakar hingga 10000 C.
Pembakaran ini dilakukan agar keramik yang dihasilkan tidak hancur jika direndam
dalam air. Setelah itu dilakukan pelapisan dengan proses pencetakan di atas ubin.
Sedangkan pada ubin porselin dimulai dari penggilingan bahan-bahan
mentah yang berupa campuran feldspar, pasir kuarsa, dan tanah liat. Campuran
tersebut akan berbentuk bubur yang kemudian dikeringkan, sehingga menjadi butiran
sangat halus, kemudian dipress ke bentuk ubin. Setelah itu barulah dibakar di atas
suhu 12500 C, yaitu suhu optimal untuk mendapatkan ubin yang keras tapi tidak
getas. Barulah dipotong-potong sesuai ukuran, atau dilakukan pemolesan terlebih
dahulu. Proses pemolesan inilah yang terbilang mahal, karena itu ubin porselin
harganya lebih mahal dibanding keramik berglazur.
D. Langkah-langkah pengaplikasian ubin keramik ke lantai

Gambar 9: proses pemasangan ubin pada lantai


Sumber: http://www.grahapatria.co.id

a. Memastikan tempat yang akan dipasang ubin sudah baik dan aman
Pastikan lantai yang akan dipasang keramik sudah kuat dan rata. Hal ini untuk memastikan
keramik yang terpasang tidak akan retak dan pecah. Pastikan pula dasar lantai tidak
terdapat retakan dan serpihan, jika ada harus dihaluskan dan dibersihkan terlebih dahulu.
b. Menyiapkan bahan dan peralatan yang dibutuhkan
Yakni: Meteran, Penggaris siku, Sarung tangan, Kacamata pengaman, Palu karet,
Pemotong ubin atau tang ubin, Benang ukur dan paku, Pisau plamur, Cetok, Tile spacer,
Waterpass alumunium (bubble level), Spons, Spidol atau kapur, Mortar sebagai perekat
keramik, Tile grout sebagi pengisi nat.
c. Temukan titik pusat dari area lantai. Titik pusat dapat ditentukan dengan mengukur
persilangan sudut ruangan yang satu ke sudut lainnya. Kemudian tandai pertengahan
garis yang terukur. Menemukan titik pusat merupakan prioritas utama, karena hal ini
akan menentukan di mana harus memasang keramik yang pertama dan berikutnya.
d. Mulailah pemasangan keramik yang pertama dari titik pusat ke salah satu dinding
e. Aplikasikan mortar perekat keramik dengan cetok (bergerigi lebih baik) secara merata
pada dasar lantai. Rentangan aplikasi perekat sebaiknya jangan terlalu luas cukup 3-4
ubin keramik. Dikhawatirkan perekat akan cepat mengering, sehingga rekatannya
pada keramik tidak bagus.
f. Letakkan keramik di atasnya, dan tekan ke bawah dengan pelan, serta ketok dengan
palu karet hingga posisi ubin stabil. Pada saat mengetok keramik, pastikan Anda
mengecek suara yang timbul. Jika suara berdengung berarti ada perekat yang tidak
merekat pada keramik. Segera angkat keramik tersebut dan lakukan perbaikan
pengadukan perekat hingga merata dan tempelkan pada posisi semula.
g. Gunakan tile spacer (pemisah ubin) dan lanjutkan pemasangan ubin berikutnya.
h. Pakailah waterpass alumunium untuk mengepaskan ketinggian keramik sampai
merata. Jika terlihat ada permukaan yang tidak rata, maka bisa menambah atau
mengurangi mortar perekat keramik sampai rata.
i. Pada saat pemasangan pada ujung baris, lakukan pengukuran pada keramik yang akan
dipotong dengan cara menempatkannya di atas keramik terakhir, serta dengan
memberi ruang untuk nat. Tandai dengan spidol pada keramik yang akan dipotong.
j. Ulangi langkah nomer 2 hingga 7 untuk baris keramik berikutnya.
k. Biarkan selama satu setengah hari agar mortar perekat keramik mengering.
l. Lakukan pengisian nat dengan grout. Grout merupakan mortar (semen) yang
digunakan untuk mengisi kekosongan atau celah keramik.
m. Bersihkan kelebihan grout dengan menggunakan spons basah.
Sebelum memasang ubin untuk lantai, ada hal-hal yang perlu diperhatikan, yakni:
• Untuk pemasangan eksterior (seperti pada Teras, Patio dan kamar mandi), sebaiknya
menggunakan keramik dengan tekstur kasar, sehingga anda terhindar dari risiko
terpeleset,
• Pastikan beton di bawah keramik saat pemasangan terisi penuh, sehingga tidak
mudah pecah,
• Material keramik dengan motif dan warna seperti batu alam akan menciptakan
nuansa yang lebih hangat ke ruang minimalis.
• Menggunakan Kombinasi motif dan warna keramik dapat menciptakan tampilan yang
lebih bervariasi pada desain Interior.
E. Perawatan
• Sering Dibersihkan
Lantai keramik harus sering disapu. Hal ini bertujuan untuk menghindari kotoran-kotoran.
Menyapu juga akan menghilangkan butiran pasir di lantai. Butiran pasir dapat
menyebabkan goresan di permukaan lantai.
• Mengepel Lantai
Lantai sebaiknya dipel 3 kali sehari. Yaitu saat pagi, siang, dan juga sore. Jika tidak, bisa
juga dilakukan saat kotor. Anda bisa mengepel menggunakan air bersih saja. Atau, bisa
juga ditambah obat khusus pel.
• Gunakan Pel Berdaya Serap Tinggi
Gunakan kain pel yang bersih. Kain sebaiknya juga memiliki daya serap tinggi. Jika air
sudah kotor, ganti air tersebut.
• Hindari Pembersih Lantai Berbahan Asam
Hindari memilih pembersih yang mengandung asam tinggi. Kandungan asam
menyebabkan lapisan keramik mudah terkikis. Sehingga, keramik menjadi menjadi
terlihat kusam.
• Gunakan Sedikit Acid
Jika keramik sudah kotor, boleh menggunakan acid. Tetapi, jangan digunakan secara
murni. Anda bisa mencampurnya dengan air. Setelah digunakan, langsung bilas keramik
dengan air. Kemudian, keringkan permukaan keramik.
• Pilih Alat Pembersih yang Lembut
Hindari memilih alat pembersih yang abrasive. Jika terpaksa, sebaiknya jangan terlalu
kasar. Alat yang kasar dapat mengikis permukaan keramik.
• Membersihkan Keramik di Luar Ruangan
Keramik di luar sering terkena panas matahari. Selain itu, keramik juga mudah kotor dan
berkerak. Sebaiknya, keramik di luar lebih sering dibersihkan. Untuk menghilangkan
kerak, gunakan obat pembersih. Setelah dibersihkan, bilas dengan air. Terakhir, keringkan
keramik menggunakan pel kering.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.lamudi.co.id/journal/7-tips-perawatan-lantai-keramik-di-rumah/
http://www.grahapatria.co.id/tahapan-memasang-keramik-pada-lantai/
http://dekor-minimalis.com/2013/09/keuntungan-dan-kekurangan-material.html
https://www.persadainterior.com/mengenal-jenis-keramik-lantai-yang-berkualitas/
http://www.polesmarmer99.com/2015/04/kelebihan-dan-kekurangan-berbagai-macam_14.html
https://media.rooang.com/2014/11/eksistensi-lantai-semen-dan-plus-minusnya/
http://muhamadfiqihdzulfiqor.blogspot.com/2015/03/pekerjaan-plesteran-dinding-batu-bata.html
http://arafuru.com/sipil/pengertian-plesteran-dan-fungsinya.html
https://www.scribd.com/doc/123626583/Plesteran
https://www.kompasiana.com/obralobrol/5b30823aab12ae54d91f83a2/tips-agar-lantai-beton-
tidak-mudah-retak
https://jogja.tribunnews.com/2017/03/05/air-merembes-ke-tembok-ini-cara-mengatasinya
https://www.arsitag.com/article/keramik-sebagai-bahan-bangunan
http://rzal37.blogspot.com/2012/07/pengertian-dan-fungsi-lantai.html
https://andalan68.wordpress.com/2012/12/26/bahan-material-lantai-bagian-pertama-keramik/
https://www.kemilaumarmer.com/artikel/mengenal-lantai-keramik-dan-jenisnya

Anda mungkin juga menyukai