Anda di halaman 1dari 10

Tanah Liat : Pengertian, Proses, Ciri-ciri Dan Jenisnya

Sebagian besar dari kita pasti sudah mengetahui apa itu tanah liat. Ya, tanah liat memang
bukanlah sesuatu yang asing dikalangan masyarakat, terutama masyarakat Indonesia. Hal ini
karena tanah liat merupakan jenis tanah yang dapat kita temui banyak di wilayah Indonesia.

Tanah liat disebut juga sebagai tanah lempung. Tanah liat akan dapat kita temukan dengan
warna hitam keabu- abuan. Dinamakan tanah liat mungkin dilihat dari teksturnya yang liat,
sehingga mudah sekali dibentuk- bentuk. Tanah liat atau lempung ini pada dasarnya
merupakan sebuah partikel mineral yag mempunyai kerangka dasar silikat yang mempunyai
ukuran sangat kecil, yakni berdiameter kurang dari 4 mikrometer.

Tanah liat merupakan jenis jenis tanah yang banyak mengandung leburan alumunium atau
silika yang sangat halus. Selain itu, tanah liat ini juga mengandung beberapa unsur lain,
seperti silikon dan juga oksigen. Pada zaman dahulu, tanah liat ini seringkali dijadikan sebagai
mainan anak- anak di pedesaan karena memiliki tekstur tang mudah sekali dibentuk.
Sehingga anak- anak senang bermain dengan menggunakan tanah liat ini.

Proses Terbentuknya Tanah Liat

Tanah liat merupakan jenis tanah yang terbentuk dari proses pelapukan kerak bumi. Kerak
bumi tersebut sebagian disusun oleh batuan feldspatik (yakni batuan yang terdiri dari batuan
granit dan juga batuan beku). Kerak bumi yang melapuk tersebut terdiri atas berbagai unsur
seperti silikon, oksigen dan alumunium sebagai unsur terbanyak. Kemudian aktivitas panas
dari bumi membuat kerak bumi tersebut melapuk yang dilakukan oleh asam karbonat. Proses
inilah yang menjadikan terbentuknya tanah liat.

Ciri- ciri atau Karakteristik Tanah Liat

Tanah liat mempunyai beberapa ciri khusu yang membedakannya dengan jenis tanah lainnya.
Ciri- ciri dari tanah lait antara lain sebagai berikut:

Mempunyai sifat liat atau lengket

Ciri yang paling khas yang menandai tanah liat ini dilihat dari sifat tanah liat ini. Tanah liat
umumnya berbentuk sebagai gumpalan yang keras ketika tanah tersebut kering. Namun
ketika tanah tersebut terkena basah oleh air, maka akan terasa lengket. Hal bisa terjadi karena
kandungan jenis mineral lempung yang banyak terkandung dalam tanah tersebut. Sifat
lengket inilah yang membuat tanah liat mudah dijadikan bentuk- bentuk tertentu.

Mempunyai sifat yang sulit menyerap air


Satu sifat yang dimiliki oleh tanah liat atau lempung, yakni sulit untuk menyerap air. Karena
jenis tanah ini sulit untuk menyerap air, maka daerah yang memiliki tanah liat ini tidak cocok
digunakan sebagai lahan pertanian. Hal ini karena lahan pertanian sendiri membutuhkan
lapisan tanah yang memiliki sifat mudah menyerap air.

Tanah dapat terpecah menjadi butiran- butiran sangat halus saat keadaan kering

Tanah liat meskipun ketika basah bersifat lengket dan butiran tanah satu dengan lainnya
bersifat menyatu, namun ketika dalam keadaan kering tanah ini dapat terpecah- pecah
menjadi butiran- butiran yang halus, bahkan sangat halus menyerupai pasir atau kumpulan
debu.

Tanahnya berwarna hitam terang atau hitam keabu- abuan

Tanah liat mempunyai warna tanah yang tidak gelap dan tidak tidak terlalu terang. Dengan
kata lain, tanah liat ini mempunyai warna yang hitam cenderung keabu- abuan.

Merupakan bahan baku untuk membuat kerajinan tangan berupa gerabah atau tembikar

Karena tanah liat ini memiliki sifat yang lengket, maka tanah liat ini dijadikan sebagai bahan
baku untuk membuat berbagai kerajinan tangan seperti gerabah dan juga tembikar. Untuk
membuat kerajinan seperti ini, tanah liat harus dibakan dalam suhu di atas 10000 derajat
celcius agar dapat mengeras dengan baik.

Jenis- Jenis Tanah Liat

Tidak seperti jenis tanah lainnya, ternyata tanah liat ini dipecah menjadi beberapa jenis lagi.
Sehingga ada beberapa jenis dari tanah liat yang dapat kita temui. Jenis- jenis tanah liat ini
dibedakan menurut beberapa karakteristik. Jenis- jenis tanah liat diantaranya sebagai berikut:

Jenis- jenis tanah liat dilihat dari sifatnya, dibagi menjadi

Tanah liat primer

Tanah liat primer (tanah liat residu) merupakan jenis tanha liat yang terbentuk dari pelapukan
batuan feldspatik dan dilakukan oleh tenaga endogen yang tidak berpindah dari batuan induk
atau batuan asalnya. Oleh karena jenis tanah ini tidak berpindah tempat, maka tanah ini
mempunyai sifat yang lebih murni. Oleh karena sifatnya yang murni ini, maka tanah liat jenis
ini dinamakan tanah liat primer.
Proses pembentukan tanah liat primer ini dibantu oleh beberapa komponen, diantaranya
adalah tenaga air, dan tenaga uap panas yang keluar dari dalam perut bumi. Tanah liat primer
ini mempunyai beberapa ciri sebagai berikut:

Mempunyai warna putih hingga kusam

Tanah liat primer ini mempunyai warna tanah yang putih kusam. Hal ini terjadi karena tanah
ini tidak terbawa oleh arus air dan tida tercampur dengan bahan organik lainnya seperti
humus, ranting, atau dedaunan yang busuk dan sebagainya. Hal inilah yang membuat tanah
liat primer ini berwarna putih atau putih kusam.

Memiliki butiran yang kasar

Biasanya berada pada tempat yang lebih tinggi

Memiliki sifat tidak plastis

Mempunyai daya lebut yang tinggi

Mempunyai sifat daya susut yang kecil

Mempunyai sifat tahan akan panasnya api

Suhu matang dari tanah liat primer ini berkisar antara 1300 hingga 1400 derajat celcius.
Bahkan ada yang mencapai 1750 derajat celcius. Maka dari itu untuk mematangkan tanah liat
liat primer ini dibutuhkan api yang sangat besar.

2. Tanah liat sekunder

Jenis tanah liat selanjutnya menurut sifatnya adalah tanah liat sekunder. Tanah liat sekunder
atau batuan sedimen (endapan) merupakan jenis tanah liat yang terbentuk dari hasil
pelapukan batuan feldspatik yang berpindah dengan jarak yang jauh dari batuan induknya.
Pelapukan ini terjadi karena disebabkan oleh ttenaga eksogen yang menyebabkan butiran-
butiran dari tanah liat ini menjadi lepas dan mengendap di daerah yang rendah, seperti sungai,
rawa, ataupun tanah danau.

Secara umum, tanah liat sekunder ini mempunyai ciri- ciri sebagai berikut:

Mempunyai warna yang muda, yakni krem, coklat, abu- abu, merah jambu, kuning, kuning
muda, kuning kecoklatan, kemerah- merahan, hingga kehitam- hitaman. Hal ini karena tanah
liat sekunder ini terbentuk dalam proses yang panjang dan bercampur dengan berbagai jenis
tanah lainnya dan mengendap jadi satu, serta bercampur dengan bahan- bahan pengotor,
maka menghasilkan tanah liat yang berwarna terang seperti ini.

Mempunyai sifat cenderung berbutir halus

Tanah liat sekunder ini memiliki bentuk butiran- butiran yang halus. Hal ini terjadi karena tanag
liat sekunder ini terbentuk melalui proses yang panjang. Dan dalam proses yang panjang ini
tanah liat ini bercampur dengan tanah jenis lainnya.

Mempunyai sifat plastis

Mempunyai sifat kurang murni bila dibandingkan dengan tanah liat primer

Mempunyai daya susut yang tinggi

Mempunyai sifat tahan api yang lebih rendar haripada tanah liat primer. Suhu bakar yang
dimiliki oleh tanah liat sekunder ini antar 1200 hingga 1300 derajat celsius, atau yang tertinggi
mencapai 1400 derajat celcius. Atau jika suhu bakar rendah diantara 900 hingga 1180 derajat
celsius, atau yang paling tinggi sebesar 1200 derajat celcius.

Itulah beberpa ciri atau karakteristik dari tanah liat primer dan juga tanah liat sekunder.
Selanjutnya dimana dapat kita jumpai tanah liat ini ? Tanah liat ini dapat kita temui ha,pir di
seluruh wilayah Indonesia. Kita dapat dengan menemukan tanah liat ini di wilayah yang
lembab dan banyak mengandung air, seperti sungai, danau, rawa, dan lain sebagainya.

Pemanfaatan Tanah Liat

Tanah liat ini banyak dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan manuasia. Beberapa
pemanfaatan yang sering dilakukan oleh manusia menggunakan bahan baku tanah liat ini
adalah untuk membuat batu bata, gerabah, genteng, dan bahan- bahan lainnya.

Itulah beberapa informasi yang dapat diberikan mengenai tanah liat. Semoga bermanfaat bagi
kita semua. (IlmuGeografi.com) 22 april 2016.

Batu bata merupakan salah satu bahan bangunan pembuat dinding. Batu bata terbuat dari
tanah liat yang dibakar sampai warnanya kemerah-merahan. Seiring berkembangnya
teknologi, penggunaan batu bata semakin lama semakin menurun. Munculnya material-
material baru seperti gypsum atau bambu yang telah diolah, saat ini cenderung lebih dipilih
karena memiliki harga yang lebih murah dan secara arsitektur juga terlihat lebih indah.

Namun, masih banyak pula orang yang lebih memilih batu bata dibandingkan dengan bahan
yang lainnya. Batu bata ternyata terbukti lebih awet, kuat, murah, dan lebih mudah didapatkan.
Selain itu, bata merah juga membuat ruangan di dalam rumah lebih sejuk, tembok tidak
mudah retak, dan tahan api. Batu bata merah memiliki warna yang eksotis dan terkesan
natural sehingga sering digunakan sebagai bata tempel untuk membuat dinding yang
terkesan ‘industrial’.

Batu bata merah (Sumber: www.innovativeretailtechnologies.com)

Jenis Batu Bata

Batu bata tanah liat

Batu bata tanah liat dibagi lagi menjadi 2 kategori, yaitu:

Bata biasa. Bata biasa memiliki permukaan dan warna yang tidak menentu. Bata ini juga
biasanya digunakan untuk dinding dengan menggunakan mortar (campuran semen) sebagai
perekat. Bata jenis ini sering disebut sebagai bata merah.

Bata muka atau ekspos. Bata ini memiliki permukaan yang lebih rapih dan mempunyai warna
dan corak yang seragam sehingga harganya juga lebih mahal dibandingkan dengan bata
biasa. Selain digunakan sebagai dinding, bata ekspos juga digunakan sebagai penutup
dinding dan dekorasi.

Batu bata campuran pasir dan kapur

Sesuai namanya batu bata ini dibuat dari campuran pasir dan kapur dengan perbandingan
1:8. Dalam proses pembuatannya air ditekan ke dalam bahan sehingga terbentuklah bata
yang kokoh. Bata ini digunakan pada dinding yang terendam air, yang membutuhkan jenis
bata yang sangat kuat dan tidak mudah keropos.

Contoh dinding batu bata (Sumber: simple.wikipedia.org)

Kelebihan batu bata merah

Dari segi struktur mempunyai kekuatan yang tahan lama dibanding dengan batako

Mudah memasangnya karena tukang tidak harus memiliki keahlian khusus

Pengangkutan lebih mudah karena ukuran yang lebih kecil

Pada pekerjaan yang sempit, lebih cocok menggunakan material ini

Mudah didapatkan di mana saja

Lebih nyaman dari segi suhu ruangan karena bisa menyesuaikan dengan suhu luar

Tahan terhadap api


Jarang terjadi retak-retak pada dinding

Tidak membutuhkan perekat yang khusus.

Kekurangan batu bata merah

Bentuknya yang tidak seragam menimbulkan kesulitan dalam membangun dinding yang rapi

Boros dalam penggunaan bahan perekat sebab memiliki siar yang besar

Gampang menyerap suhu sehingga terasa panas saat musim kemarau dan dingin ketika
musim penghujan

Tingkat kualitas tidak bisa diketahui dengan pasti karena dibuat secara tradisional

Pemasangan yang tidak rapi mengharuskan penerapan bahan plesteran yang tebal

Memiliki bobot yang lebih berat daripada bata ringan sehingga harus ditopang struktur yang
rumit

Waktu pengeringanmya cenderung lebih lama ketimbang material-material yang lain

Contoh pemakaian batu bata ekspos (Sumber: www.ideaonline.co.id)

Kisaran harga batu bata

Untuk kisaran harga batu bata sebenarnya akan berbeda, tergantung pada daerah dan juga
pembuatnya. Akan tetapi, Anda bisa melihat tabel kisaran harga batu bata di bawah ini untuk
mengetahui berapa harga batu bata di pasaran (per Januari 2017).

Pemasangan batu bata (Sumber: buildsolarpanelathome.com)

Cara memasang batu bata

Pemasangan batu nol. Kenapa dinamakan batu nol? Karena pemasangan batu nol biasanya
dilakukan sampai ketinggian nol pada bangunan rumah atau gedung. Batu nol dipasang di
atas sloof atau pondasi menerus, dengan mengacu pada gambar denah yang sudah dibuat
sebelumnya. Batu nol harus dipasang seakurat mungkin agar sama dengan gambar rencana
pembangunan. Gunakan benang acuan saat pemasangan batu nol agar tercipta pasangan
bata yang lurus dan rapi.
Pemasangan lanjutan. Setelah memasang batu nol, kita dapat melanjutkan pemasangan
dinding bata lain di atasnya. Pemasangan lanjutan ini juga harus tetap dikontrol dengan
benang acuan.

Berikan jarak pada setiap pertemuan antara batu bata dan besi kolom. Besi dan batu bata
sebaiknya memiliki jarak minimal 2.5 cm – 3 cm, agar proses pengecoran kolom nantinya
dapat dilakukan dengan baik dan padat.

Lakukan pengecoran kolom pada ketinggian tertentu. Lakukan pengecoran pada kolom saat
ketinggian batu bata kira-kira sudah mencapai 1,2 m – 1,5 m. Hal ini dilakukan untuk
mencegah batu bata agar tidak ambruk atau rubuh, sebelum dilanjutkan dengan memasang
batu bata lain di atasnya. Pengecoran juga sebaiknya dilakukan pada saat batu bata telah
mengering.

Batu bata merupakan salah satu bahan material sebagai bahan pembuat dinding. Batu bata
terbuat dari tanah liat yang dibakar sampai berwarna kemerah merahan. Seiring perkembangan
teknologi, penggunaan batu bata semakin menurun. Munculnya material-material baru seperti
gipsum, bambu yang telah diolah, yang yang lebih murah dan indah.

Bahan baku batu bata adalah tanah liat atau tanah lempung yang telah dibersihkan dari kerikil
dan batu-batu lainnya. Tanah ini banyak ditemui di sekitar kita. Itulah salah satu penyebab,
batu bata mudah didapatkan. Adakalanya, kita melihat batu bata yang warna dan tingkat
kekerasannya berbeda. Perbedaan ini disebabkan karena perbedaan bahan baku tanah yang
digunakan serta perbedaan teknik pembakaran yang diterapkan.

Jenis Batu Bata

Secara umum, ada 2 jenis batu bata, yaitu:

 Batu bata konvensional

Batu bata ini dibuat dengan cara tradisional dan menggunakan alat-alat yang sederhana. Tanah
liat atau tanah lempung yang telah dibersihkan, diberi sedikit air dan selanjutnya dicetak
menjadi bentuk kotak-kotak. Cetakan batu bata biasanya terbuat dari kayu yang secara
sederhana dibuat menjadi kotak.

Adonan yang telah dicetak, dikeluarkan dan dijemur di bawah matahari sampai kering. Batu
bata yang sudah kering kemudian disusun menyerupai bangunan yang tinggi kemudian dibakar
dalam jangka waktu yang cukup lama, kurang lebih selama 1 hari sampai batu terlihat hangus.
Suhu api pada saat pembakaran dapat mencapai 1000 derajat Celcius. Dalam pembakaran batu
bata biasa menggunakan rumput atau sekam yang akan membuat batu bata memilki lubang-
lubang kecil menyerupai pori-pori.

Salah satu ciri dari batu bata konvensional adalah bentuk yang tidak selalu sama, tidak rapi dan
bertekstur kasar. Ini dapat dipahami karena pembuatan batu bata konvensional menggunakan
alat-alat yang sederhana dan lebih mengutamakan sumber daya manusia dalam pembuatannya.

 Batu bata pres

Pembuatan batu-bata ini menggunakan bantuan mesin-mesin. Hasilnya adalah batu-bata yang
memiliki tekstur halus, memiliki ukuran yang sama dan terlihat lebih rapi.

Memilih batu bata sebagai bahan pembuat tembok memang cukup beralasan. Hal ini
dikarenakan batu bata memiliki keunggulan, di antaranya:

 Murah

Tanah liat yang merupakan bahan utama batu bata mudah didapat dan persediaannya cukup
banyak di negara kita. Ini menyebabkan harga batu bata cukup murah.

 Mudah didapat

Selain karena bahan baku yang mudah didapat. Batu bata juga mudah dibuat, hanya
membutuhkan alat-alat sederhana dan modal yang kecil sehingga banyak masyarakat yang
dapat membuatnya. Persediaan batu bata menjadi mudah diperoleh.

 Warna yang unik

Warna oranye yang menjadi cirri khas batu bata menjadi daya tarik sendiri. Pemilik rumah
adakalanya sengaja tidak menutup batu bata dengan semen dan cat, sebaliknya batu bata
dibiarkan terekspos sehingga memberikan kesan alami pada rumah.

 Kuat
Batu bata tahan terhadap cuaca panas, cuaca dingan dan udara lembab. Hal inilah yang
diharapkan mampu diberikan tembok sebagai salah satu pelindung rumah.

 Penolak panas yang baik

Karena sifatnya yang mampu menolak panas, batu bata sangat cocok untuk dijadikan tembok
rumah. Batu bata mampu membuat di dalam rumah terasa dingin walau diluar rumah cuaca
panas.

Untuk bangunan, ukuran standard yang biasa dipergunakan adalah :

a. Panjang 240 mm, Lebar 115 mm dan Tebal 52 cm

b. Panjang 230 mm, Lebar 110 mm dan Tebal 50 cm

Klasifikasi kekuatan bata berdasarkan kuat tekan dan Compressive Strength (Bata Jenuh air )
dan Penyerapan Air

A. Berdasarkan Kuat Tekan

1. Mutu Bata Kelas I : Kuat Tekan Rata – rata lebih besar dari 100 kg/cm2.
2. Mutu Bata Kelas II :Kuat Tekan Rata-rata 80 – 100 kg/cm2
3. Mutu Bata Kelas III : Kuat Tekan Rata-rata 60 – 80 kg/ cm2

B. Berdasarkan Compressive Strength (Bata Jenuh air ) dan Penyerapan Air

1. Batu Bata Kelas A : Compressive strength diatas 69,0 N/mm2 dan nilai penyerapan
tidak lebih 4,5 %
2. Batu Bata Kelas B : Compressive strength diatas 48,5 N/mm2 dan nilai penyerapan
tidak lebih 7%

Kualitas Batas :

1. Batu bata harus bebas dari retak atau cacat, dan dari batu dan benjolan apapun
2. Batu bata harus seragam dalam ukuran, dengan sudut tajam dan tepi yang rata.
3. Permukaan harus benar dalam bentuk persegi satu sama lain untuk menjamin kerapian
pekerjaan.
4. Mempunyai ukuran, kuat tekan dan daya serap air yang dipersyaratkan

Anda mungkin juga menyukai