(GEL 0205)
Disusun oleh :
Nama : Avie Rose Savitri
NIM : 18/429729/GE/08914
Hari, tanggal : Senin, 2 September 2019
Waktu : 09.00 – 11.00 WIB
Asisten : 1. Yuli Widyaningsih
2. Berlian Absal Delweis
I. LATAR BELAKANG
Tanah berasal dari bahasa yunani, yaitu pedon dan bahasa latin, yaitu solum.
Tanah merupakan benda alam yang tersusun atas horison-horison yang terdiri dari bahan-
bahan kimia mineral dan bahan organik, biasanya tidak padu dan mempunyai tebal yang
dapat dibedakan dalam hal morfologi fisik, kimia dan biologinya (Joffe, 1949). Faktor
yang mempengaruhi proses pembentukan tanah, diantaranya bahan induk, iklim yang
meliputi curah hujan dan suhu, organisme dari hewan dan tumbuhan, relief atau topografi
lereng, dan waktu (Jenny, 1941).
Pedon merupakan lajur tubuh tanah mulai dari permukaan hingga batas terbawah
(bahan induk tanah). Pedon pada lokasi pengamatan memiliki ukuran kurang lebih
panjang 2 m, lebar 1 m, dan tinggi 2 m. Kumpulan dari pedon-pedon disebut dengan
poilipedon. Profil tanah biasa disebut juga penampang tanah merupakan penampang
melintang vertical dari suatu sisi pedon tersusun atas lapisan (solum) dan lapisan bahan
induk. Lapisan-lapisan tanah menunjukan tingkat kepadatan, ketebalan, warna, struktur
yang berbeda-beda dan lapisan tanah itulah yang disebut dengan horizon. Proses
perkembangan dari horizon tanah dapat berupa penambahan, pengurangan, perubahan,
atau translokasi.
II. TUJUAN
1. Memahami alat survey tanah
2. Mengetahui fungsi dan cara kerja alat survey tanah
3. Mengkaji morfologi tanah di lapangan
4. Memahami Teknik pengambilan sampel tanah di lapangan
1. Membersihkan singkapan
tanah, menggali lubang untuk
pembuatan profil tanah, dan
Sekop
menghilangkan rumput yang
ada dipermukaan tanah
sebelum di bor.
2. Mengukur ketebalan tanah
hingga 2 meter dan
Meteran
mengidentifikasi batas horizon
tanah.
3.
4.
Mengambil sampel tanah yang
Ring
terbagi atas dua sisi, yaitu sisi
Permeabilitas
tumpul dan tajam.
5.
Buku “Munsell
Mengetahui warna dari tiap-
Soil Color
tiap lapisan tanah.
Chart”
6.
Mengetahui daya dukung atau
ketahanan tanah terhadap
Penetrometer
tekanan.yang dituliskan dalam
satuan kg/cm.
9.
11.
Tempat bahan kimia dan
Soil Test Kit peralatan untuk pengamatan
sampel tanah.
12.
13.
14.
16.
17.
18.
19.
21.
22.
Sampel tanah, checklist, alat dan bahan (sekop, meteran, bor tanah, ring
permeabilitas, buku “Munsell Soil Color Chart”, pnetrometer, pH meter/pH stick,
plastics sampel tanah, spidol OHP, soil test kit, pipet tetes, α α bipiridin, H2O2 10%,
H2O2 3%, HCL 10%, KCL 1N, aquades, soil tester, tabung reaksi)
Penentuan koordinat dan elevasi lokasi pengamatan 1 Penentuan koordinat dan elevasi lokasi pengamatan 2
pada zona residual DAS Bompon pada Lembah DAS Bompon
VI. HASIL
1. Checklist hasil pengamatan tanah di zona residual DAS Bompon
2. Checklist hasil pengamatan tanah di lembah DAS Bompon
VII. PEMBAHASAN
Daerah Aliran Sungai atau yang biasa disebut DAS merupakan daerah yang
dibatasi oleh topografi pemisah air yang terkeringkan oleh sungai atau sistem saling
berhubungan sedemikian rupa sehingga semua aliran sungai yang jatuh di dalam akan
keluar dari saluran lepas tunggal dari wilayah tersebut (Sudaryono, 2002). Lokasi
pengamatan berada di DAS Bompon yang merupakan daerah aliran sungai yang berada
di lereng kaki Gunung Sumbing dengan kondisi geomorfologi dan geologi yang unik.
DAS Bompon ini memiliki tanah yang subur sehingga sangat cocok untuk pertanian dan
tingkat longsor yang tinggi terutama saat musim hujan karena reliefnya yang berada di
kaki gunung. Teras – teras yang dapat dilihat pada igir DAS Bompon dibuat oleh warga
untuk mencegah adanya longsor, namun longsor tetap terjadi sewaktu – waktu sehingga
banyak warga yang gagal panen karena ladang yag terkena longsoran.
VIII. KESIMPULAN
1. Alat untuk survei tanah yang digunakan, diantaranya checklist lapangan, sekop,
meteran, bor tanah, ring permeabilitas, buku Munsell Soil Color Chart,
Penetrometer, pH meter, plastic sampel tanah, Soil test kit, pipet tetes, karet gelang,
dan Soil Tester.
2. Kegunaan masing-masing alat survei, yaitu sekop digunakan untuk menggali lubang
profil tanah, meteran digunakan untuk ngukur ketebalan horizon tanah, bor tanah
digunakan untuk pengeboran tanah dan pembuatan profil tanah, ring permeabilitas
digunakan untuk mengambil sampel tanah, buku “Munsell Color Soil Chart”
digunakan untuk mengetahui warna tiap - tiap perlapisan tanah, Penetrometer
digunakan untuk mengetahui daya dukung atau ketahanan tanah terhadap tekanan,
pH meter/pH stick digunakan untuk mengetahui tingkat keasaman tiap - tiap
perlapisan tanah, plastik sampel tanah digunakan untuk tempat sampel tanah, spidol
OHP digunakan untuk memberi nama tiap - tiap sampel tanah, checklist digunakan
untuk menulis data hasil pengamatan sampel tanah di lapangan, soil test kit
digunakan untuk tempat meletakkan indikator penguji dan alat pengamatan sampel
tanah, pipet tetes digunakan untuk menetesi sampel tanah dengan larutan penguji,
soil tester digunakan untuk menguji pH dan kelembapan tanah, tabung reaksi
digunakan untuk tempat untuk menguji campuran dari sampel tanah dengan larutan,
cetok digunakan untuk mengambil sampel tanah, dan karet gelang digunakan untuk
mengikat sampel tanah yang diambil melalui ring permeabilitas agar tidak
terguncang.
3. Morfologi profil DAS Bompon yang terdapat pada zona residual DAS Bompon dan
zona deposisi DAS Bompon memiliki tekstur, warna, struktur, konsistensi,
sementasi, perakaran, dan kandungan yang terdapat dalam tanah berbeda pada tiap -
tiap perlapisan. Hal ini dapat diakibatkan oleh faktor tanah, iklim, bahan organic,
batuan induk, relief, waktu, dan factor lainnya.
4. Teknik pengambilan sampel tanah pada daerah yang terdapat singkapan atau sudah
terdapat pedon atau profil pit dapat dilakukan dengan mengambil sampel tanah
dengan cetok mulai dari lapisan paling bawah agar sampel tanah tidak tercampur
dengan lapisan tanah atasnya, sedangkan pengambilan sampel tanah pada daerah
yang tidak terdapat singkapan dapat dilkukan menggunakan bor tanah dilakuka
dengan cara menghilangkan rumput dengan sekop, kemudian memutar bor tanah
sesuai dengan arah jarum jam dengan menekannya sedikit - sedikit hingga mata bor
tanah terpenuhi dengan tanah, lalu mengeluarkan bor tanah dengan cara memutar
bor tanah dengan menariknya sedikit - sedikit keluar
Daniels, R.B. dan Hammer, R.D., 1992, Soil Geomorphology, New York: John
Wiley & Sons, Inc.
Israq, Cakra Buana dkk.. 2018. Industri Kreatif di Dusun Bompon dan Dusun
Ngemplak Desa Wonogiri Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang. Padang : Jurnal
Geografi, Vol. 7 : 124-131.
Jenny, H. 1941. Factor of Soil Formation, A System of Quantitative Pedology.
New York : John Wiley and Sons.
Joffe, J.S. 1949. The A B C of Soils Pedology. Somerville, N.J. : Somerset Press,
Inc.
Priyono, Kuswaji Dwi dan Priyana, Yuli. 2016. Kajian Tingkat Perkembangan
Tanah Pada Kejadian Bencana Longsor Lahan Di Pegunungan Menoreh Kabupaten
Kulonprogo Daerah Istimewa Yogyakarta. UMS : The 3rd University Reasearch
Colloquium : 489 - 495