Anda di halaman 1dari 11

Uraian Materi

A. Konstruksi Dinding

Dinding pada konstruksi bangunan gedung memiliki fungsi sebagai berikut;


(1) Fungsi konstruksi dan (2) Fungsi kenyamanan, kesehatan, keamanan serta
keindahan. Fungsi konstruksi lebih mengarah pada fungsi dinding sebagai
konstruksi yang menahan beban, misalnya dinding geser (shear wall), dinding
penahan (retaining wall), dan dinding penopang (bearing wallI). Sedangkan
dinding yang berfungsi selain sebagai dinding struktural, dinding tersebut berfungsi
untuk kenyamanan, kesehatan, dan juga memberikan keindahan. Pengelompokan
dinding berdasarkan fungsi tersebut, menyebabkan adanya berbagai jenis
konstruksi dinding yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan berdasarkan fungsinya.

Dinding structural adalah bagian bangunan gedung yang berfungsi untuk


menahan beban sehingga struktur bangunan tetap kokoh dan stabil dalam
mendukung beban. Kemampuan dinding structural dam suatu bangunan gedung
sebagai sistem yang kemampuannya dipengaruhi juga perilaku struktur secara
keseluruhan termasuk elemen structural kolom, balok, pondasi, rangka atau dengan
dinding geser.

1. Material Konstruksi Dinding

Konstruksi dinding bangunan gedung dapat dibuat dari bahan-bahan yang


telah tersedia di lapanagan: Dinding bata merah, bata ringan, papan kayu, Sirap,
panel Semen Fiber, Plesteran, Batu susun. Ada banyak jenis bahan bangunan untuk
dinding rumah Anda. Ayo cek ulasan mengenai material-material tersebut. Dinding
rumah itu seperti pakaian yang kita kenakan. Pilihan kita tentang pakaian tentu
bergantung pada lokasi tempat tinggal, gaya yang ingin ditampilkan, dan juga faktor
harga. Namun tidak seperti pakaian, material dinding rumah Anda tidak akan
semudah itu untuk diganti. Kebanyakan dari kita ingin sesuatu yang bagus di hari
pertama dan tetap terlihat bagus di tahun-tahun selanjutnya.

a. Dinding Kayu
Dinding jenis ini tersedia dalam bentuk kayu dan semen fiber.
Dinding rumah dari papan merupakan pilihan tepat untuk rumah dengan

MODUL PEKERJAAN ARSITEKTUR 1


desain tradisional. Dinding jenis ini disusun secara vertikal untuk
menciptakan tampilan rumah lebih tinggi.

Gambar 2.1. Dinding Kayu

b. Dinding Sirap
Tersedia dalam bentuk vinyl (polymer), kayu dan semen fiber,
sirap sangat cocok untuk rumah dengan desain tradisional yang
memiliki sirap, kerajinan tangan atau estetika Kerajinan dan Kesenian.

Gambar 2.2. Dinding Sirap

MODUL PEKERJAAN ARSITEKTUR 2


c. Dinding Panel Semen Fiber
Lembaran besar dari panel semen fiber menciptakan sebuah
permukaan datar. Estetika dari penggunaan dinding rumah jenis ini
cenderung lebih kontemporer.

Gambar 2.3. Dinding Semen Fiber

d. Dinding Plesteran
Dinding plesteran adalah pilihan yang cocok untuk eksterior
dengan permukaan besar dan geometri sederhana. Material ini tersedia
dalam pilihan sintetik dan alami, selain itu juga cocok untuk rumah
dengan desain modern hingga kontemporer.

Gambar 2.4. Dinding Plesteran

MODUL PEKERJAAN ARSITEKTUR 3


e. Dinding Bata
Tahan lama dan hampir tidak membutuhkan pemeliharaan yang
berarti, menjadikan bata sebagai material dinding rumah paling ideal.
Bata tersedia dalam berbagai ukuran, tekstur, dan warna. Bata juga
dapat ditumpuk dan diletakkan dalam berbagai pola. Selain itu bata
juga bisa digunakan dalam desain tradisional hingga kontemporer.

Gambar 2.5. Dinding Plesteran


f. Dinding Batu
Seperti batu bata, dinding dari batu itu tahan lama dan rendah
pemeliharaan. Selain itu material batu tersedia dalam berbagai warna,
tekstur, dan ukuran. Batu mudah beradaptasi dengan berbagai jenis
estetika yang Anda inginkan.

Gambar 2.6. Dinding Batu.

MODUL PEKERJAAN ARSITEKTUR 4


2. Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan Dinding

Metode pelaksanaan pekerjaan pasangan dinding bata dapat diuraikan sebagai


berikut:

1). Pertama dilakukan persiapan dengan cara membersihkan area yang akan
dipasang dinding bata merah, menghitung volume pekerjaan dan
kebutuhan material yang dibutuhkan.

Gambar 2.7. Pembersihan Lahan

2). Buat marking jalur-jalur dinding dua sisi setelah dinding dan dibuat tanda
posisi kolom praktis, ring balok, dan lubang kusen.

Gambar 2.8. Pembuatan Marking jalur Dinding

3). Jika Menggunakan Bata merah maka bata direndam dulu (sampai
gelembung udaranya hilang) sebelum dipakai untuk mengurangi
penyerapan air.
4). Memasang bata pada jalur marking serta jalur benang acuan yang telah
dipasang pada profil kayu pada ujung jalur dinding lapis demi lapis
sampai setinggi 1 m dengan menggunakan adukan 1 pc : 5ps untuk

MODUL PEKERJAAN ARSITEKTUR 5


pasangan dinding biasa dan 1pc : 3ps untuk pasangan dinding trasram
(komposisi adukan bisa berbeda tergantung dari persyaratan yang
ditetapkan).

Gambar 2.9. Pemasangan bata pada jalur marking

5). Pada pelaksanaannya, adukan semen pasir tersebut diaplikasikan secara


merata ke permukaan bata merah.

Gambar 2.10. Pemberian Semen Untuk Pemasangan Bata

6). Kemudian bata merah disusun di atas adukan mortar tersebut sambil terus
diperiksa kerataan pasangannya. Kemudian bata merah dipukul perlahan
sampai mencapai elevasi yang diinginkan.

MODUL PEKERJAAN ARSITEKTUR 6


Gambar 2.11. Pemberian Semen Sebagai Pengikat

7). Setelah tinggi pasangan bata merah mencapai 1 m kemudian dilanjutkan


dengan cor beton kolom praktis.

Gambar 2.12. Pemasangan Kolom Praktis

8). Periksa kelurusan serta vertikal pasangan bata merah, apabila sudah
benar dan sesuai dengan yang diinginkan maka lanjutkan pemasangan
sampai dengan tinggi maksimum 1 m, kemudian periksa lagi kelurusan
horizontal dan vertikalnya, setelah itu dilanjutkan cor kolom praktis dan
dilanjutkan pemasangan bata merah sampai elevasi yang ditentukan dan
cor kolom praktis sampai elevasi sesuai gambar

MODUL PEKERJAAN ARSITEKTUR 7


Gambar 2.13. Pengecekan Ketegakan vertical dan horizontal.

9). Selanjutnya dilakukan pekerjaan plesteran yang dimulai dengan jalan


membuat “kepala” plesteran pada sisi vertical jarak 2 m sesuai dengan
ketebalan yang diinginkan sebagai pedoman tebal plesteran dengan
bantuan unting-unting pada sisi horizontal pada elevasi plafont atau
diujung atas dinding dengan bantuan benang.
10). Sebelum melakukan pekerjaan plesteran, pasangan bata merah disiram /
dibasahi dengan air, kemudian dilakukan pekerjaan plesteran pada
dinding secara merata, menggunakan adukan mortar 1 pc : 5ps untuk
pasangan dinding biasa dan 1pc : 3ps untuk pasangan dinding trasram
(komposisi adukan bisa berbeda tergantung dari persyaratan yang
ditetapkan) sampai 10 – 15 mm atau sampai ketebalan yang ditentukan.
11). Setelah plesteran kering dan rata sesuai dengan yang diinginkan
kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan acian menggunakan acian
semen. Sesudah pekerjaan acian selesai, permukaan dinding difinish
dengan plamur tembok. Untuk dasaran/plamur tembok jika diperlukan
dan hanya dipergunakan pada ruangan interior yang permukaannya tidak
rata atau retak-retak. Dinding yang telah selesai diplamur kemudian
diampelas, sehingga memberikan permukaan dinding tembok yang
halus, licin dan rapi.

MODUL PEKERJAAN ARSITEKTUR 8


Gambar 2.14. Pemlesteran dan pengacian dinding.

3. Perawatan Dinding

Dinding merupakan komponen bangunan gedung yang juga membutuhkan


perawatan. Perawatan dinding dimaksudkan untuk memberikan kekuatan dan daya
tahan sekaligus umur penggunaannya. Apalagi jika mengingat dinding juga punya
fungsi untuk menahan beban beberapa komponen bangunan seperti atap, plafon dan
lainnya. Selain itu keawetan dinding akan member dampak pula pada keawetan
bagian lain yang melekat di tempat itu seperti jendela dan pintu.
Merawat dinding memang membutuhkan teknik yang khusus. Dan karena
dinding itu jenisnya ada beberapa sehingga perawatannya harus menyesuaikan.
Misalnya untuk dinding tembok yang dibuat semen dan pasir, sebaiknya selalu
dijaga dari beberapa perubahan cuaca seperti dingin dan hujan serta panas dan sinar
matahari. Terutama dinding yang ada di bagian luar. Bila sering kena pancaran sinar
matahari atau air hujan harus diberi perlindungan khusus sebab dua jenis kejadian
alam ini bisa membuat dinding mudah retak. Metodenya bisa dilakukan dengan cara
memberi penutup dari kerai atau memakai kanopi. Tapi yang paling praktis adalah
membuat atap yang ukurannya dibuat agak menjorok kearah luar. Jika banyak
penghuni terutama anak-anak agar tidak mudah cepat terlihat kotor beri dinding
tersebut dengan warna yang tidak begitu terang.
Dinding yang diberi lapisan penutup dari keramik, saat ini sudah mulai
banyak yang mengaplikasikannya. Padahal dulu penggunaan keramik untuk
membuat lapisan penutup dinding hanya dilakukan di kamar mandi atau dapur
tempat memasak saja. Dinding ini merupakan jenis yang paling mudah
perawatannya. Jika ada yang kotor tinggal mengelapnya dengan kain bersih

MODUL PEKERJAAN ARSITEKTUR 9


kemudian dibasahi menggunakan air biasa. Namun bila ingin warna kilaunya tetap
bertahan lama, jenis cairan yang dipakai harus khusus yang bisa dibeli di toko-toko
keramik atau kimia dan toko bahan bangunan.
Jenis dinding yang cukup sulit perawatannya yaitu dinding dari batu ekpose.
Pemakaiannya lebih sering diaplikasikan pada rumah maupun bangunan yang
menggunakan gaya desain tradisional, mediterania atau kontemporer. Tujuan
utamanya untuk menghadirkan nuansa yang lebih alami dan natural. Permasalahan
yang paling sering muncul adalah dinding tersebut mudah berlumut terutama pada
dinding yang berada di luar rumah. Namun saat ini sudah bisa diatasi dengan cara
memberi lapisan anti lumut. Namun daya tahan lapisan anti lumut ini ada batasnya
juga. Bila selalu terkena air lumut tetap bisa muncul dan tumbuh terutama pada
bagian yang ada di bawah. Jalan satu-satunya agar tidak ada lumut yang tumbuh
yaitu menjaga dinding agar selalu dalam keadaan yang kering. Jadi harus diberi
pelindung seperti kere dan lainnya. Atau dapat juga dinding itu diberi media
penutup yang bersifat fungsional seperti meja, lemari bifet dan sebagainya. Benda
ini justru bisa memunculkan kesan yang tidak terlalu kosong pada dinding.
Dinding yang terbuat dari bahan kaca. Seperti dinding dari bahan keramik,
teknik perawatannya juga termasuk mudah. Asal rajin membersihkan dan
mengelapnya maka dinding kaca akan selalu bersih. Tapi frekwensi
pembersihannya memang harus lebih sering dilakukan karena bahan ini lebih
mudah terlihat kotor meski hanya ada sedikit debu saja yang menempal. Jika sering
diraba, kaca juga bisa nampak kusam dengan cepat. Alat untuk membersihkannya
juga berupa cairan khusus yang diusapkan menggunakan kain lap khusus untuk
kaca. (http://imagebali.net/detail-artikel/1002-merawat-dinding-berdasarkan-
jenisnya.php diakses tanggal 16 April 2018.)

Daftar Pustaka

Benny Puspantoro, Ign., 1995, Konstruksi Bangunan Gedung Sambungan


Kayu Pintu dan Jendela, Andi Offset, Yogyakarta.
Dalik SA. Oja Sutiarno, 1978, Petujunjuk Pengerjaan Kayu 1, Proyek
Pengadaan Buku, Dapdikbud, Dikmenjur, Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Pendidikan Menengah
Kejuruan, Kurikulum Edisi 1999, Jakarta
Hasan Basri, M. 2008. Rancang Bangunan Diagram Satu Garis Rencana Sistem.

MODUL PEKERJAAN ARSITEKTUR 10


Soegihardjo, BAE, Pr. Soedibyo, 1977, , Ilmu Bangunan Gedung 1,
Depdikbud, Dikmenjur, Jakarta.
Soegihardjo, BAE, Pr. Soedibyo, 1978, , Ilmu Bangunan Gedung 2,
Depdikbud, Dikmenjur, Jakarta.

RUJUKAN ONLINE

https://yogoz.wordpress.com/tag/instalasi-air-bersih/
http://1.bp.blogspot.com/-eL6zKImCdUI/VgFVMyt24YI/AA AAAAAAARU/Ldm48-
6ERls/s1600/irigasi.jpg
https://sejahterarayafiber.com/instalasi-pengola han-air-limbah-ipal/
http://software-comput.blogspot.co.id/2013/04/makalah-pengelolaan-limbah-
rumahtangga_8.html
https://sejahterarayafiber.com/instalasi-pengolahan-air-limbah-ipal/
http://software-comput.blogspot.co.id/2013/04/makalah-pengelolaan-limbah-
rumahtangga_8.html
https://sejahterarayafiber.com/instalasi-pengolahan-air-limbah-ipal/

MODUL PEKERJAAN ARSITEKTUR 11

Anda mungkin juga menyukai