Oleh
Ismiyatun SP.d
A. PENDAHULUAN
Organisasi pemeliharaan peralatan terdiri dari tiga
bagian utama, yaitu :
1. Jalur pemeliharaan/perawatan
Terdiri dari pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh
bagian pemeliharaan
2. Sistem manajemen pemeliharaan
Suatu sistem yang didbentuk dari petugas dengan
tugas-tugasnya agar jalur pemeliharaan ini berjalan
dengan baik
3. Dokumen dan catatan
Merupakan alat utama manajemen dan komunikasi
bagi manajer pemeliharaan
1. JALUR/SIKLUS PEMELIHARAAN
a. Pelumasan dan pemeliharaan
Elemen pertama dari jalur pemeliharaan adalah pelumasan dan
pemeliharaan rutin, termasuk pelumasan, penggantian oli dan
saringannya dan penyetelan ulang bagian-bagian mekanis. Semua
organisasi pemeliharaan harus melaksanakan tugas-tugas dasar ini
dengan keahlian dan mendekati kesempurnaan. Untuk terwujudnya
dengan baik tugas-tugas ini, pelaksanaan pemeliharaan dan
pelumasan harus merupakan ketetapan rutin. Keterangan tentang
apa yang harus dilakukan , kapan melaksanakannya, dan bagaimana
cara melakukannya juga terdapat pada buku petunjuk pemeliharaan
dan pelumasan untuk tiap jenis model alat.
Sangatlah penting bahwa tugas rutin ini dilaksanakan sesuai dengan
jadual yang sudah ditentukan untuk mengurangi gangguan pada saat
alat beroperasi dan meningkatkan penugasan dari para mekanik
pemeliharaan.
Pentingnya kontrol bagi manajemen untuk mengetahui apakah tugas
sudah dilakukan, kapan dilakukan dan siapa yang melakukannya
perlu adanya suatu prosedur pemenuhan data arus balik.
b. Inspeksi / Pemeriksaan
Nilai dari program inspeksi yang baik tidak dapat
disangsikan lagi. Suatu program inspeksi yang baik,
ataupun tanpa itu, akan jelas mempengaruhi biaya dan
pengadaan alat. Suatu program inspeksi yang baik
sering menentukan apakah pemeliharaan secara aktif
dikontrol dan diatur, atau bila tidak berfungsi maka
organisasi itu akan bertindak dari suatu krisis kepada
krisis lainnya dan tidak pernah ada kontrol terhadap
alat.
Agar efektif, tugas inspeksi harus dijadualkan untuk
mengurangi gangguan produksi, dan inspeksi harus
dilakukan dengan cepat dan efisien.
Penjadualan harus termasuk pemeriksaan dan pemeriksaan di sini
merupakan bagian dari pemeliharaanrutin dan berkala yang
meliputi :
1) Pemeliharaan harian (setiap 8 jam)
2) Pemeliharaan mingguan (setiap 50 jam)
3) Pemeliharaan bulanan (setiap 200 jam), termasuk tune-up
ringan untuk mesin-mesin kecil
4) Pemeliharaan berkala lainnya setiap :
1000 jam/2000km
5000 jam/10.000km
10.000 jam/50.000km
Suatu elemen kontrol yang penting dari tugas inspeksi adalah
keterampilan balik yang di dapat manajemen. Ini dapat berupa
suatu daftar inspeksi yang telah diisi, yang melaporkan bahwa
inspeksi telah dilaksanakan dan menyebutkan kerusakan yang
ditemukan pada pemeriksaan. Ini sangat penting karena langkah
berikutnya dalam jalur pemeliharaan adalah analisa hasil inspeksi.
c. Hasil Inspeksi
Analisa ini membantu menentukan apakah jalur pemeliharaan harus
dipersingkat, dalam hal ini dialihkan pada perbaikan darurat, diluar
jadwal yang ditentukan. Pilihan yang lain adalah melanjutkan dengan
elemen terkontrol dan terencana yang lebih efisien hasilnya dan biaya
kerja rendah.
Langkah yang harus diambil dari hasil inspeksi ini adalah menemukan
hal-hal yang perlu penanganan segera biasa disebut dengan
perbaikan darurat(emergency repair). Perbaikan darurat dapat
dilaksanakan kerusakan berpotensi mengakibatkan problema yang
serius atau mahal bila tidak segera dipebaiki.
Dari hasil inspeksi ini juga dapat ditemukan hal-hal yang dapat
dijadualkan perbaikannya pada waktu yang akan datang dan memberi
kesempatan kepada manajemen dan proses control untuk mengambil
langkah sehingga lebih efektif dan efisien.
Bila hasil inspeksi ini diketahui, langkah berikutnya dalam jalur
pemeliharaan adalah bertatap muka atau berkomunikasi dengan
beberapa departemen dan manajer agar jelas tindakan apa yang akan
diambil, dimnegerti dan disetujui.
d. Evaluasi dan Kesimpulan
Dalam proses evaluasi, Departemen Produksi selaku
departmen yang menggunakan alat harus dimintakan
pendapat dan persetujuannya untuk perbaikan di luar
di luar jadual atau penjadualan perbaikan pada waktu
yang akan datang. Persetujuan antara bagian produksi
dan bagian pemeliharaan biasanya sulit menghasilkan
suatu kesamaan pendapat, tetapi hal ini tidak dapat
dikesampingkan begitu saja. Langkah yang tepat pada
jalur pemeliharaan adalah menentukan sasaran
perbaikan.
e. Menetapkan rencana Perbaikan
Menentukan sasaran perbaikan akan memberikan beberapa
pilihan dalam membantu pelaksanaan perbaikan.
Pentinga bagi manajemen meninjau beberapa kemungkinan
seperti melakukan perbaikan oleh tenaga mekanik sendiri atau
meminta agen tunggal untuk memperbaikinya, memakai
komponen penukar dari pada meremajakan , atau penggantian
komponen terencana.
Langkah lain meliputi perencanaan yang meliputi bagaimana dan
dimana perbaikan itu dilakukan, siapa yang mengontrol dan siapa
yang melaksanakan perbaikan. Ini juga memerlukan koordinasi
dari semua elemen yang termasuk dalam tugas seperti tenaga
terampil, suku cadang, tempat perbaikan, alat bantu, peralatan
dan buku petunjuk. Utnuk melakukan ini diperlukan suatu jadual
induk pelaksanaan untuk mengikutsertakan semua elemen kerja.
Begitu langkah di atas telah siap maka dilanjutkan pelaksanaan
perbaikan terencana.
f. Pelaksanaan Perbaikan
Dengan surat perintah kerja jelas tertera instruksi perbaikan, dan
membantu pengontrolan tenaga kerja dan material yang dipakai
dalam perbaikan. Perbaikan dilakukan pula pada kondisi-kondisi
berikut :
Kerusakan di luar rencana/estimasi/perkiraan,(perbaikan
ringan, perbaikan berat)
Perbaikan perawatan berkala sesuai jadual
Perbaikan besar (General Overhaul), sesuai ketentuan yakni :
PTK 1, PTK 2, PTK 3, PTK 4 dan PTK 5
Peremajaan atau kondisi diluar perkiraan standar
Pada saat perbaikan dilakukan, ada kesempatan yang sangat baik
untuk melakukan tambahan inspeksi dan pengetesan. Ini akan
mengurangi gangguan di kemudian hari dengan
menemukanproblema yang dapat ditanggulangi pada saat itu.
Pada saat pekerjaan perbaikan selesai, ada langkah lain yang
harus diambil sebelum menyatakan bahwa perbaikan selesai.
g. Pengendalian Mutu
Langkah ini adalah pengecekan “quality control”, dan walaupun ini
terpisah tetapi tidak boleh diabaikan, ini sesungguhnya bagian
penting dari tiap perbaikan.
Arti dari quality control adalah bahwa tiap pekerjaan diperiksa
dan dites sebelum alat dioperasikan kembali. Testing sangat
penting khususnyauntuk komponen rumit seperti Engine dan
Transmission guna mendeteksi problema sebelum dipasang
kembali. Jangan menggunakan alat (Machine) sebagai “test bench”.
Hasil inspeksi dan testing dicatat dan merupakan dokmen tertulis
untuk ditinjau kembalioleh manajer bengkel atau peralatan.
Dengan selesainya perbaikan dan pengecekan mutu, langkah
berikutnya pada jalur pemeliharaan adalah laporan
penyelesaiankerja utnuk mereka yamg berkepentingan guna
mengetahui bahwa alat dapat kembali beroperasi. Laporan
penyelesaian kerja dilakukan secara lisan tapi lebih baik dibuat
laporan tertulis.
h. Laporan
Bagian produksi atau koordinator pemeliharaan dapat
diberitahu secara lisan, tetapi keterangan tertulis berdasarkan
data peralatan konstruksi, surat perintah kerja dan
rekapitulasi biay adiperlukan untuk data arsip alat.
Laporan pelaksanaan lengkap tiap langkah dalam jalur
pemeliharaan sangat penting, walaupun ini lebih memerlukan
keterampilan manajemen daripada mempersingkat jalur,
keuntungan dari jalur pemeliharaan lengkap sangat banyak
artinya.
Keuntungan pertama adalah penghematan tenaga kerja.
Walaupun pada permulaannya akan ada tenaga kerja ekstra
dan perlu perhatian dan waktu dari manajemen untuk
menggunakan jalur pemeliharaan lengkap tetapi dikemudian
hari pemeliharaan dan perbaikan akan lebih efisien. Ini
merupakan faktor yang berarti untuk memperkecil biaya kerja.
Keuntungan kedua dari jalur pemeliharaan adalah bahwa
perbaikan-perbaikan akan dilakukan lebih efisien dan tidak
mahal, mutu perbaikan tinggi serta berkurangnya kerja ulang.
menerus
Menyediakan informasi klaim garansi
peralatan konstruksi
Penyediaan alokasi perbaikan besar(overhaul) pada
perbaikan di kemudian hari
Perubahan harga biaya penggantian (Part Exchanges)