PROGRAM
PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
KEGIATAN
PEMBANGUNAN GEDUNG SEKOLAH
PEKERJAAN
PEMBANGUNAN GEDUNG SEKOLAH TK AISYIYAH MANDOMAI
KECAMATAN KAPUAS BARAT
LOKASI
KABUPATEN KAPUAS
TAHUN ANGGARAN
2017
1|Page
SPESIFIKASI TEKNIS
Pasal 1
PEKERJAAN PENDAHULUAN
1.1. Lingkup pekerjaan
Meliputi pekerjaan
1.1.1. Pekerjaan Persiapan dan Akhir
1.1.2. Pekerjaan tanah
1.1.3. Pekerjaan Pondasi
1.1.4. Pekerjaaan Beton Bertulang
1.1.5. Pekerjaan Dinding dan Plesteran
1.1.6. Pekerjaan Rangka Kap dan Atap
1.1.7. Pekerjaan Kuzen, Daun Pintu dan Jendela
1.1.8. Pekerjaan Plafond
1.1.9. Pekerjaan Penutup Lantai Keramik
1.1.10. Pekerjaan Kunci penggantung dan Teralis
1.1.11. Pekerjaan pengecetan
Pasal 2
PENENTUAN PEIL : (± 0,00)
2.1. Sebagai Peil 0,00 adalah mengambil referensi dari ketinggian bangunan yang sudah ada
terdekat atau disesuaikan dengan gambar bestek.
2.2. Ukuran tinggi lainnya berpedoman pada gambar bestek.2
2.3. Pekerjaan uitzeet harus dilaksanakan dengan cermat dan teliti, dan apabila mungkin
menggunakan alat theodolite agar sudut betul-betul siku.
2.4. Ukuran-ukuran denah, tampak, ruang, tinggi atap, dan detail lainnya ditentukan dalam gambar-
gambar yang bersangkutan.
2.5. Satu dan lain hal yang menyimpang dari hal-hal yang ditentukan tersebut akan ditentukan oleh
Perencana/Pengawas berkoordinasi dengan Konsultan Manajemen Konstruksi.
Pasal 3
PEKERJAAN DINDING
3.1. Lingkup pekerjaan :
Dinding bata
Dinding bata dimana pemasangan dinding bata dilakukan untuk sebagian dinding/tembok yang
dibongkar dengan perekat 1 Pc : 3 Ps, seperti tertera dalam gambar dan dijelaskan dalam
gambar detail dengan volume dilihat pada RAB.
3.2.2. Pasir
Harus terdiri dari butir-butir tajam dan keras, butir-butir harus bersifat kekal, artinya
tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan. Kadar
lumpur tidak boleh melebihi 5 % berat.
3|Page
3.2.3. Semen dan Air
Untuk persyaratan kedua bahan tersebut, mengikuti persyaratan yang telah digariskan
pada pasal beton bertulang.
3.3. Pedoman Pelaksanaan
3.3.1. Pekerjaan dinding yaitu menggunakan :
Pasangan adukan 1 Pc : 3 Ps
3.3.2. Persyaratan adukan
Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk di dalam bak kayu yang
memenuhi syarat. Mencampur semen dengan pasir harus dalam keadaan kering yang
kemudian diberi air sampai didapat campuran yang plastis. Adukan yang telah
mengering akibat tidak hasil digunakan sebelumnya, tidak boleh dicampur lagi dengan
adukan yang baru.
3.3.3. Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan secara teliti dan sesuai gambar, dengan syarat :
Semua pasangan dinding harus rata (horizontal), dan pengukuran dilakukan dengan
benang.
Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan benang tidak boleh
melebihi 30 cm, dari pasangan bata yang telah selesai.
3.3.4. Bata setengah tidak dibenarkan digunakan ditengah pasangan antara dinding/tembok,
kecuali pasangan pada sudut.
3.3.5. Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bertangga menurun dan tidak
tegak bergigi untuk menghindari retak di kemudian hari.
Pasal 4
PEKERJAAN PLESTERAN
4.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan plesteran dilakukan pada bagian yang dibongkar.
4.2. Persyaratan Bahan
Bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah digariskan dalam pasal beton
bertulang.
4.3. Pedoman Pelaksanaan
4.3.1 Sebelum plesteran dilakukan, maka :
Dinding dibersihkan dari semua kotoran
Dinding dibasahi dengan air
Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan plesteran dapat
merekat dengan baik.
4.3.2. Adukan plesteran pasangan bata dipakai campuran 1 Pc : 4 Ps.
4.3.3. Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama tebalnya dan tidak
diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis dan terlalu tebal. Ketebalan yang
diperbolehkan berkisar antara 1,00 cm sampai 1,50 cm. untuk mencapai tebal plesteran
yang rata sebaiknya diadakan pemeriksaan secara silang dengan menggunakan mistar
kayu panjang yang digerakkan secara horizontal dan vertikal.
4.3.4. Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus diusahakan memperbaikinya
secara keseluruhan. Bidang-bidang yang harus diperbaiki hendaknya dibongkar secara
teratur (dibuat bongkaran berbentuk segi empat) dan plesteran harus rata dengan
sekitarnya.
4.3.5. Pekerjaan plesteran baru boleh dilaksanakan setelah pekerjaan penutup atap selesai
dipasang dan setelah pipa-pipa listrik selesai dipasang.
4|Page
Pasal 5
PEKERJAAN LANTAI
5.1. Lingkup pekerjaan :
Pemasangan lantai dibuat untuk semua bagian lantai ruangan, selasar depan dan keliling
bangunan. Pekerjaan lantai terdiri dari :
8.1.1. Lantai keramik pada seluruh ruangan.
8.1.2. Cor beton tumbuk lantai
5.2. Bahan yang digunakan
8.2.1. lantai keramik ukuran 40 x 40 cm
8.2.2. Cor beton tumbuk lantai tebal 5 cm
5.3. Pedoman Pelaksanaan
5.3.1. Dasar lantai
Dilapisi pasir yang dipadatkan
5.3.2. Pemeriksaan
Sebelum lantai dipasang, Perencana/Pengawas harus memeriksa semua pasangan pipa-
pipa, saluran-saluran dan lain sebagainya yang harus sudah terpasang dengan baik
sebelum pemasangan dimulai.
5.3.3. Adukan
Adukan untuk tegel 1 Pc : 3 Ps
Adukan untuk tegel semen dicampur air, sehingga didapat campuran yang plastis.
Adukan untuk cor beton tumbuk 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr
5.3.4. Pemasangan
Adukan perekat untuk lantai harus betul-betul padat/penuh agar tidak terdapat
rongga-rongga dibawah tegel yang dapat melemahkan konstruksi. Sambungan
antara tegel lainnya harus sama lebarnya, lurus dan harus diisi dengan air semen
yang warnanya sesuai dengan warna tegel. Hasil pasangan akhir harus rata tidak
bergelombang dan waterpass.
Pekerjaan yang telah selesai tidak boleh ada retak, noda dan cacat-cacat lainnya.
Apabila terjadi cacat pada lantai, maka bagian cacat tersebut harus dibongkar
sampai berbentuk bujur sangkar dan pasangan baru harus rata dengan sekitarnya.
Permukaan lantai harus datar dan diwaterpass.
Pasal 6
PEKERJAAN KAYU
6.1. Lingkup pekerjaan :
Lingkup pekerjaan kayu meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, alat-alat bantu yang
diperlukan, sehingga konstruksi kayu selesai dilaksanakan. Bagian pekerjaan adalah :
6.1.1. Pekerjaan kusen pintu dan jendela
6.1.2. Daun pintu
6.1.3. Jendela teralis
6.1.4. Lisplank dan tawing layar
6.1.5. Pekerjaan Perancah
5|Page
5.2. Persyaratan Bahan
6.2.1. Untuk semua rangka kuda-kuda termasuk gording, semua rangka atap, kuda-kuda
kanopi, kusen pintu dan jendela. Daun pintu, lisplank dan tawing layar gewel
digunakan kayu kualitas terbaik, jenis kayu dan bahan disesuaikan dengan perincian
proposal rancangan biaya (terlampir)
6.2.2. Ukuran kayu yang tertera dalam gambar merupakan ukuran sebelum diketam. Kayu
harus betul-betul kering, tidak keropos, lurus, tidak cacat/bermata.
6.2.3. Teralis untuk jendela menggunakan besi diameter 8 mm.
6.3. Pedoman Pelaksanaan
6.3.3. Kusen pintu dan jendela
Konstruksi sambungan kayu harus rapi, tidak longgar, ikatan perkuatan harus
menggunakan pen kayu, keras yang sebelumnya bidang sambungan ini harus
dilumuri dengan lem kayu, agar sambungannya dapat melekat dengan baik.
Ukuran kayu untuk kusen pintu/jendela :
a). Ukuran-ukuran kusen pintu dan jendela adalah 6 x 12 cm, ukuran dalam pasaran
dan/atau dengan batas toleransi maksimal sebesar 10 % jenis kayu dapat dilihat
pada perincian RAB, berkualitas baik dan tidak cacat.
b). Ukuran daun pintu disesuaikan dengan gambar.
Daun pintu panil (jenis kayu disesuaikan dengan gambar/perincian penawaran)
berkualitas baik dan tidak cacat.
Pemasangan teralis dipasang sesuai dengan gambar.
Kusen/rangka jendela dibuat dari kayu berkualitas baik dan tidak cacat (jenis kayu
disesuaikan dengan gambar/perincian RAB.
6.3.4. Daun pintu/jendela dan ventilasi
Daun pintu panel (jenis kayu disesuaikan dengan gambar/perincian RAB)
disyaratkan agar Pelaksana Lapangan memesan langsung pada tempat khusus
pembuat pintu atau pada toko.
Apabila menurut penilaian pengawas pemasangan tidak rapi, maka pengawas
berhak menolak daun pintu tersebut.
Ventilasi jalusi dengan ukuran 2/10 cm yang dipasang dengan rapi (jenis kayu
disesuaikan dengan gambar/perincian RAB).
Konstruksi sambungan kayu harus rapi, tidak longgar, ikatan perkuatan harus
menggunakan pen kayu keras yang sebelumnya bidang sambungan ini harus
dilumuri dengan lem kayu, agar sambungannya dapat melekat dengan baik.
6.3.5. Lisplank dibuat dari papan ukuran 2/20 dan 2/10 cm kualitas terbaik dengan lebar
sesuai gambar (jenis kayu disesuiakan dengan gambar/perincian RAB). Pemasangannya
dipakukan langsung pada gording. Pemasangan harus rapi dan lurus. Apabila dijumpai
pemasangan yang tidak lurus, maka bagian tersebut harus dibongkar dan diperbaiki
kembali atas beban Pelaksana Lapangan.
Pasal 7
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
7.1. Lingkup pekerjaan :
Bagian pekerjaan yang dilaksanakan adalah menutup semua bidang atap bangunan.
7.2. Bahan yang digunakan (disesuaikan dengan lokasi)
10.2.1. Atap genteng metal dan bubungan
73. Pedoman Pelaksanaan
6|Page
10.3.1. Atap bangunan yang menggunakan bahan atap genteng metal dipasang sesuai dengan
petunjuk dan dipakukan pada reng.
10.3.2. Pemasangan harus rapi dan mematuhi syarat-syarat sehingga tidak mengakibatkan
kebocoran. Apabila terjadi kebocoran setelah pemasangan, maka bagian yang bocor
tersebut harus dibongkar dan dipasang baru.
6.3.1. Kuda-kuda Baja ringan
Rangka atap dilaksanakan dengan kontruksi baja ringan. Dipasang dengan ukuran yang
ditetapkan dalam gambar. Hasil akhir pasangan harus bagus dan dapat
dipertanggungjawabkan.Rangka Atap
Rangka atap dilaksanakan dengan kontruksi baja ringan. Dipasang dengan ukuran yang
ditetapkan dalam gambar. Hasil akhir pasangan harus bagus dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Pasal 8
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
8.1. Lingkup pekerjaan :
Pekerjaan yang dilaksanakan ini berfungsi untuk menutup langit-langit bangunan. Termasuk
dalam lingkup pekerjaan ini adalah semua pekerjaan rangka langit-langit.
8.2. Persyaratan Bahan
11.2.1. Rangka langit-langit menggunakan rangka plafond metal furing yang sesuai syarat dan
ketentuan.
11.2.2. Untuk langit-langit bangunan digunakan Calsiboard tebal 4 mm kualitas terbaik. Bahan
tersebut harus dalam keadaan kering serta tidak terlihat lembab sewaktu dicat.
8.3. Pedoman Pelaksanaan
11.3.1. Pemasangan rangka ini harus rapi dan waterpass. Pelaksana Lapangan bertanggung
jawab atas kerapian pemasangan rangka ini.
11.3.2. Plafond Kalsiboard dipasang pada rangka ini, dengan memakukannya menggunakan
paku kalsiboard. Apabila ada yang retak, pecah harus diganti dengan yang baru.
Pasal 12
PEKERJAAN KUNCI/ALAT-ALAT PENGGANTUNG
Pasal 13
PEKERJAAN PENGECATAN
13.1. Lingkup pekerjaan :
13.1.1. Meni kayu untuk bidang kusen yang melekat pada dinding, sambungan-sambungan
konstruksi kayu pada kuda-kuda dan lain-lain.
13.1.2. Meni besi untuk baut-baut dan besi strip.
13.1.3. Cat kayu kilap untuk bidang-bidang kayu kusen yang nampak, daun pintu, ventilasi
kayu, lisplank dan tawing layar.
13.1.4. Untuk plafond dan dinding di cat dengan cat tembok, warna disesuaikan dengan
bangunan lama atau atas persetujuan TRGS.
13.1.5. Residu/teer untuk kayu kuda-kuda, gording dan rangka atap.
13.2. Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik, seperti :
13.2.1. Meni kayu dan besi sekualitas , platon
13.2.2. Cat kayu kelip sekualitas atau setara dengan Platon
13.2.3. Residu kualitas baik tidak luntur.
13.2.4 Politur sekualitas Platon.
13.3. Pedoman Pelaksanaan
13.3.1. Pekerjaan pengecatan dilaksanakan setelah pemasangan plafond.
13.3.2. Pekerjaan meni, residu harus betul-betul rata, berwarna sama, pengecatan minimal 2
(dua) kali.
13.3.3 Pekerjaan cat kayu harus dilakukan lapis demi lapis dengan memperhatikan waktu
pengeringan jenis bahan yang digunakan.
Urutan pekerjaan sebagai berikut :
(dua) kali pengerjaan meni kayu/cat dasar
(satu) kali lapis pengisi dengan plamur kayu
Penghalusan dengan amplas
Finishing dengan cat kayu sampai rata minimal 2 (dua) kali
8|Page
Mengecat plafond 2 (dua) kali, sehingga menghasilkan bidang pengecatan yang
merata sama dan tidak terdapat belang-belang atau noda-noda mengelupas.
13.3.5. Warna yang digunakan menyesuaikan dan atas persetujuan Perencana/Pengawas dan
TRGS.
Pasal 19
PERATURAN PENUTUP
19.1. Meskipun pada bestek ini pada uraian pekerjaan dan bahan-bahan tidak dinyatakan kata-kata
yang harus disediakan Pelaksana Lapangan atau dipasang Pelaksana Lapangan tetapi tidak
dijelaskan dalam penjelasan pekerjaan rehabilitasi Gedung Sekolah ini, perkataan-perkataan
tersebut dianggap ada dan dimuat dalam bestek ini.
19.2. Pekerjaan yang nyata menjadi bagian-bagian dari pekerjaan rehabilitasi tetapi tidak diuraikan
atau tidak dimuat dalam bestek ini harus dianggap pekerjaan ini diuraikan dan dimuat dalam
bestek ini. Sehingga harus tetap diselenggarakan dan diselesaikan oleh Pelaksana Lapangan
demi untuk menuju penyerahan selesainya pekerjaan yang lengkap dan sempurna menurut
pertimbangan Penanggung jawab Kegiatan.
9|Page