Anda di halaman 1dari 6

Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

PEKERJAAN Jasa Perencanaan Bangunan Gedung Instalasi


PELAPIS DINDING Rawat Inap Kelas I, II dan VIP

7. PEKERJAAN PELAPIS DINDING

1. PASANGAN BATA
1.1. Bahan pasangan tembok adalah Batu Bata ukuran minimal 50 x
100 x 200 MM yang berkualitas baik, terbakar matang, cukup
keras dan tidak keropos serta tidak pecah-pecah melebihi 5%,

mempunyai kekuatan tekan 60 – 80 Kg/CM 2


1.2. Pasangan tembok adukan 1 Pc : 3 Ps, digunakan untuk pasangan
tembok yang ti d- ak termasuk pada point “2” tersebut diatas.
1.3. Semua batu bata harus direndam atau disiram sebelum dilakukan
pemasangan
1.4. Semua pasangan harus tegak lurus, rata secara horizontal
maupun vertikal, dan di l- akukan dengan menggunakan tarikan
benang yang dipasang tidak lebih dari 30 cm diatas pasangan
sebelah bawahnya dan batu bata yang patah tidak boleh
digunakan.
1.5. Spesi pasangan dibuat dengan tebal 2 cm untuk yang datar dan
1,5 cm untuk tegak, kecuali jika ditentukan lain.

1.6. Setiap pasangan seluas 9 m 2 atau dinding dengan lebar 3 m


harus diberi kolom pra k- tis berukuran 12 x 12 cm; demikian juga
halnya dengan pertemuan antara pasangan atau pada dinding
yang berdiri bebas.

2. PEKERJAAN PLESTERAN & ACIAN


2.1. LINGKUP PEKERJAAN
2.1.1 Termasuk dalam pekerjaan plesteran dinding ini adalah
penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan termasuk
alat-alat bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk

18
Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis
PEKERJAAN Jasa Perencanaan Bangunan Gedung Instalasi
PELAPIS DINDING Rawat Inap Kelas I, II dan VIP

melaksanakan pekerjaan plesteran, sehingga dapat dicapai hasil


pekerjaan yang bermutu baik.

2.1.2. Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada per-mukaan dinding


bagian dalam dan luar serta seluruh detail yang disebutkan /
ditunjukkan dalam gambar.

2.2. PERSYARATAN BAHAN


2.2.1. Untuk dinding pasangan bata ringan, plesteran dinding
menggunakan semen instant yang dikhususkan untuk plesteran
dinding bata ringan area trasraam dan area non trasraam.
2.2.2. Semen portland harus memenuhi N1-8 (dipilih dari satu produk
untuk seluruh pekerjaan).
2.2.3. Pasir harus memenuhi N1-3 pasal 14 ayat 2.
2.2.4. Air harus memenuhi N1-3 pasal 10.
2.2.5. Penggunaan adukan plesteran :
2.2.6. Adukan 1 PC : 3 pasir dipakai untuk plesteran rapat air pada
dinding .
2.2.7. Adukan 1 PC : 5 pasir, dipakai untuk seluruh plesteran dinding
lainnya.
2.2.8. Seluruh permukaan plesteran difinish acian dari bahan PC untuk
dinding bata merah dan semen instan khusus acian untuk dinding
bata ringan.

2.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


2.3.1. Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang
digunakan sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Perencana /
Konsultan Pengawas / CM dan persyaratan tertulis dalam uraian dan
syarat pekerjaan ini.
2.3.2. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan
bidang beton atau pasangan bata telah disetujui oleh Perencana /

19
Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis
PEKERJAAN Jasa Perencanaan Bangunan Gedung Instalasi
PELAPIS DINDING Rawat Inap Kelas I, II dan VIP

Konsultan Pengawas / CM sesuai uraian dan syarat pekerjaan yang


tertulis dalam buku ini.
2.3.3. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua
petunjuk dalam gambar Arsitektur terutama pada gambar detail dan
gambar potongan mengenai ukuran tebal / tinggi / peil dan bentuk
profilnya.
2.3.4. Pencampuran direkomendasikan menggunakan mesin mixing.
Apabila tidak ada, pencampuran bisa dilakukan dengan cara manual.
Tambahkan air secara bertahap dan aduk sampai rata selama 3 atau 4
menit dan memenuhi persyaratan sebagai berikut :
2.3.4.1. Diusahakan agar jarak waktu pencampuran aduk perekat
tersebut dengan pemasa-ngannya tidak melebihi 30 menit
terutama untuk adukan kedap air.
2.3.4.2. Pekerjaan plesteran dinding hanya diper-kenankan setelah
selesai pemasangan insta-lasi pipa listrik dan plumbing untuk
seluruh bangunan.
2.3.4.3. Untuk beton sebelum diplester permuka-annya harus
dibersihkan dari sisa-sisa bekisting dan kemudian diketrek
(scrath) terlebih dahulu dan semua lubang-lubang bekas
pengikat bekisting atau form tie harus tertutup aduk plester.
2.3.4.4. Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 meter,
dipasang tegak dan meng-gunakan batang hollow alumunium
yang memiliki sudut siku yang masih presisi, dengan tinggi
kepala plesteran menyesuaikan tinggi dinding yang akan
diplester dari bawah sampai dengan atas.
2.3.4.5. Ketebalan plesteran harus mencapai keteba-lan permukaan
dinding / kolom yang dinyata-kan dalam gambar, atau sesuai
peil-peil yang diminta gambar. Tebal plesteran minimum 12 mm.
Pada umumnya ketebalan plesteran mortar berkisar antara 15
– 20 mm.

20
Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis
PEKERJAAN Jasa Perencanaan Bangunan Gedung Instalasi
PELAPIS DINDING Rawat Inap Kelas I, II dan VIP

2.3.4.6. Untuk setiap permukaan bahan yang ber-beda jenisnya yang


bertemu dalam satu bidang datar, harus diberi naat (tali air)
dengan ukuran lebar 0,7 cm dalamnya 0,5 cm, kecuali bila ada
petunjuk lain di dalam gambar.
2.3.4.7. Untuk permukaan yang datar, harus mem-punyai toleransi
lengkung atau cembung bidang tidak melebihi 2 mm untuk
setiap jarak 2 m. Jika melebihi, Kontraktor berkewajiban
memperbaikinya dengan biaya atas tang-gungan Kontraktor.
2.3.4.8. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan
berlangsung wajar tidak terlalu tiba-tiba, dengan membasahi
permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi
dari terik panas matahari langsung dengan bahan-bahan
penutup yang bisa mencegah penguapan air secara cepat.
2.3.4.9. Jika terjadi keretakan sebagai akibat penge-ringan yang tidak
baik, plesteran harus dibongkar kembali dan diperbaiki sampai
dinyatakan dapat diterima oleh Perencana / Konsultan
Pengawas / CM dengan biaya atas tanggungan Kontraktor.
2.3.4.10. Selama pemasangan dinding bata / beton bertulang
belum difinish, Kontraktor wajib memelihara dan menjaganya
terhadap kerusakan-kerusakan dan pengotoran bahan lain.
Setiap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab
Kontraktor dan wajib di perbaiki.
2.3.4.11. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing per-mukaan dilakukan
sebelum plesteran ber-umur lebih dari 1 (satu) minggu.

3. PELAPIS DINDING PVC


3.1 LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu yang di butuhkan dalam
terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
Pekerjaan dinding PVC ini meliputi seluruh detail yang disebutkan /

21
Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis
PEKERJAAN Jasa Perencanaan Bangunan Gedung Instalasi
PELAPIS DINDING Rawat Inap Kelas I, II dan VIP

ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Perencana/


Konsultan Pengawas / CM.

3.2 PERSYARATAN BAHAN


a) Lembaran Papan PVC
b) Rangka Hollow
c) Lem Perekat PVC
d) Bracket
e) Palu
f) Bor Listrik

3.3 TATA CARA PELAKSANAAN


 Siapkan media tempat penempelan papan PVC
 Media tempat penempelan dinding PVC rangka hollow 2/4 cm
atau sesuai degan petunjuk Perencana/Konsultan Pengawas /
CM.
 Ukur bidang yang akan dipasang finishing dinding PVC
 Pada papan pertama, buang ujung lidah yang menghadapa
ujung ruang
 Aplikasikan perekat pada abagian belakang papan pertama
PVC
 Pasang papan PVC pertama pada media yang s=telah di
tentukan, tekan papan PVC agar menempel pada dinding
 Untuk mengunci dinding PVC, pasang bracket pada sisi
cekungan papa PVC
 Sekrup pada bracket hingga menembus hollow yang telah
terpasang
 Pasang bracket pada sisi cekungan papan PVC
 Paku pada bracket hingga kencang dengan dinding

22
Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis
PEKERJAAN Jasa Perencanaan Bangunan Gedung Instalasi
PELAPIS DINDING Rawat Inap Kelas I, II dan VIP

 Lanjutkan pemasangan bracket pada setiap papa PVC dengan


jarak 80 cm – 100 cm (jarak bracket bergantung dari ketinggian
ruangan)
 Lanjutkan pemasangan papan PVC ke -2 dengan system
interlocking, lalu kunci menggunakan bracket sesuai instruksi
sebelumnya

23

Anda mungkin juga menyukai