Anda di halaman 1dari 28

SPESIFIKASI

TEKNIS
“PERENCANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH
STFK LEDALERO ”

PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN

1.1 Pekerjaan terletak di Ledalero, Kelurahan Takaplager, Kecamatan Nita,


Kota Maumere, Flores 86152, Nusa Tenggara Timur dan akan diadakan
penunjukan tempat pekerjaan oleh PPK , PPTK atau Direksi Lapangan.
1.2 Pelaksanaan Pekerjaan meliputi mengadakan, mengerjakan, mengangkut
bahan-bahan, mengadakan tenaga kerja dan umumnya segala yang
langsung dan transparan serta menyatakan harus dilaksanakan akan
digunakan untuk mendapatkan penyelesaian pekerjaan dengan sempurna.
1.3 Pekerjaan harus diserahkan oleh Kontraktor ke Pemberi Tugas harus
dengan kondisi selesai sama sekali hingga memuaskan pemberi tugas.
termasuk menyingkirkan segala bahan-bahan sisa pembongkaran dan
lain-lain yang sudah tidak dipergunakan.
1.4 Pekerjaan yang dilaksanakan adalah :

PASAL 2
UKURAN

2.1 Ukuran Penduga.


Ukuran penduga adalah indek ukuran yang merupakan patokan
pengambilan ukuran untuk ketinggian maupun kedalaman. Patok ukuran
Penduga berupa balok sepanjang 600 cm berpenampang 40X40 cm yang
semua sisinya diketam rata, dimeni 2 x dan ditanam / di pancang tegak
lurus kedalam tanah areal bangunan.
2.2 Ukuran pokok / peil (± 0,00) adalah tinggi lantai dasar bangunan yang
direncanakan, ditentukan +0,50 M dari permukaan jalan atau permukaan
tanah yang telah matang/ disesuaikan dengan gambar kerja. Selanjutnya
semua ketinggian dan kedalaman dalam gambar diambil dari tinggi +/-
0,00 ini.

Spesifikasi Teknis Perencaan Konstruksi Pembangunan Gedung Kuliah STFK Ledalero 1


2.3 Sebelum memulai pekerjaan pemasangan bouwplank, pemborong harus
yakin bahwa semua permukaan tanah baik kenyataan maupun garis transis
dengan gambar kerja adalah betul.
2.4 Jika merasa tidak puas dengan ketelitian permukaan tanah, pemborong
harus melaporkan secara tertulis kepada pengawas lapangan yang
selanjutnya akan dipertimbangkan dan diselesaikan bersama.

PASAL 3
PEKERJAAN PERSIAPAN

3.1 Papan Nama Proyek


a. Bahan
Tiang : Kayu kls I Ukuran 5 x 10 cm
Papan / tripleks : Kls I 2/20 atau disesuaikan
Seng : BJLS 0,20.
Pondasi : Beton Cor K 175 + Angkur besi 012 mm.
Finishing : Cat Dasar Putih
Isi Tulisan : Minimal menyebut:

Nama Proyek, Pemborong, Konsultan


Perencana Konsultan Pengawas
dan lain-lain.
Bentuk Tulisan :
Tulisan dengan huruf capital/cetak
warna hitam. Tinggi huruf disesuaikan,
tebal 1 cm untuk Pemborong, Konsultan
Perencana dan huruf yang lain

b. Pelaksanaan.
disesuaikan.

1. Papan nama proyek dilakukan pada saat dilaksanakannya proyek,


dipancangkan pada tempat yeng mudah dilihat umum atas
petunjuk Pengawas, dan dicabut setelah mendapat perintah
Pengawas.
2. Huruf harus jelas serta memperhatikan nilai-nilai keindahan.
3. Pemasangan harus tegak dan kokoh.

Spesifikasi Teknis Perencaan Konstruksi Pembangunan Gedung Kuliah STFK Ledalero 2


3.2. Papan Bangunan (bowplank)
3.2.1. Papan bangunan dari kayu klas II, ukuran tebal 2 cm.
3.2.2. Papan bangunan boleh dibongkar sesudah selesai pekerjaan
3.3. Penyediaan Air dan Daya Listrik Untuk Kerja
3.3.1. Air untuk bekerja harus disediakan Pemborong dengan membuat
sumur pompa di tapak proyek atau air PAM, air harus bersih
bebas dari Lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya dengan
dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium.
3.3.2. Reservoit / bak air untuk kerja berukuran minimum 4 m3 dan
senantiasa terisi penuh.
3.3.3. Listrik pekerjaan harus disediakan Pemborong dan diperoleh dari
sambungan sementara PLN setempat selama masa
pembangunan dengan daya sekurang-kurang nya 3500 watt.
Penggunaan Diesel untuk pembangunan sementara atas
persetujuan Direksi Lapangan semua biaya yang timbul
ditanggung oleh kontraktor.
3.4. Bangunan sementara untuk Direksi, gudang dan bangsal kerja :
a. Luas bangunan sementara untuk Direksi, bangsal kerja ini luasnya
disesuaikan dengan kebutuhan, untuk kantor direksi dilengkapi
dengan meja kursi tamu.
b. Bangunan ini dibuat oleh Kontraktor dan menjadi milik Proyek yang
tidak boleh dibongkar kecuali atas perintah Direksi.
c. Bangunan Direksi berdinding papan kayu klas II, rangka kayu klas
II, penutup atap seng BjLS 030, lantai dengan pelur/semen langit-langit
triplek serta diberikan ventilasi pintu, jendela dan ventilasi secukupnya.
d. Gudang, bangsal kerja serta kantor Kontraktor dibuat oleh
Kontraktor dengan luas bangunan ditentukan secukupnya oleh
Direksi.
3.5. Perlakuan khusus terhadap lahan dan lingkungan.
Demi tercapainya konsep perencanaan pada pekerjaan ini maka pihak
kontraktor harus memperhatikan pengaturan-pengaturan terhadap lahan
dan lingkungan sebagai berikut:
a. Pihak Kontraktor tidak diperkenankan untuk memotong atau
memangkas vegetasi yang ada di dalam site kecuali yang berada di

Spesifikasi Teknis Perencaan Konstruksi Pembangunan Gedung Kuliah STFK Ledalero 3


dalam bagian dimana bangunan akan didirikan dan/atau atas ijin dan
persetujuan dari Direksi.
b. Pekerjaan-pekerjaan yang galian tanah yang mengenai karang (sisa
bunga karang) dilakukan secukupnya sehingga tidak merusaknya
secara berlebihan.
c. Pekerjaan-pekerjaan tambahan atau pembuatan konstruksi sementara
seperti pembuatan direksi keet, gudang, pencampuran beton dan
penempatan bak adukan, pembuatan jalan sementara dan lain-lain
yang merusak karang harus ditempatkan di areal tidak berkarang atau
jika pekerjaan tersebut bisa dilakukan di areal berkarang harus
diberikan perlindungan secukupnya dan semuanya atas persetujuan
dari direksi.
3.6. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
a. Seksi ini mencakup ketentuan-ketentuan penanganan keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) konstruksi pada setiap orang yang berada di
tempat kerja yang berhubungan dengan pemindahan bahan baku,
penggunaan peralatan kerja konstruksi.
b. Penanganan K3 mencakup penyediaan sarana pencegah kecelakaan
kerja dan perlindungan kesehatan kerja konstruksi maupun penyedia
personil yang kompoten dan organisasi pengendalian K3 konstruksi
sesuai dengan tingkat resiko yang ditetapkan oleh pengguna jasa.
c. Penyedia jasa harus mengikuti ketentuan-ketentuan pengelolaan K3
yang tertuang dalam peraturan menteri pekerjaan umum tentang
pedoman system manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
(SMK3)

PASAL 4
PEKERJAAN TANAH DAN BATU

4.1. Pekerjaan Galian Tanah


4.1.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,
bahan-bahan/peralatan-peralatan dan alat-alat Bantu yang
diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.

Spesifikasi Teknis Perencaan Konstruksi Pembangunan Gedung Kuliah STFK Ledalero 4


Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan galian pondasi untuk
pekerjaan sub struktur seperti yang disebutkan/ditunjukkan dalam
gambar atau sesuai dengan petunjuk pemberi tugas.

4.1.2. Syarat dan Peraturan


1. Pekerjaan Persiapan Pelaksana harus mengetahui kadaan
lapangan yang nanti mungkin akan mempengaruhi jalannya
pekerjaan.
2. Pemeriksaan Permukaan Air Tanah
 Tidak diperkenankan air tergenang didalam/diluar/disekitar
lokasi pekerjaan selama pelaksanaan pekerjaan
berlangsung.
 Melindungi semua pekerjaan, bebas dari genangan air,
juga oleh sumur-sumur pompa, saluran pembuang dan hal-
hal lain yang mungkin terjadi
 Ukuran galian tanah untuk pondasi sesuai dengan gambar.
 Tanah bekas galian pondasi harus ditimbun / diangkut
keluar papan bouwplank sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu pekerjaan selanjutnya.
 Kontraktor harus menjaga agar seluruh galian tidak
digenangi air dengan cara menimba, memompa atau cara-
cara lain yang dianggap baik atas beban biaya kontraktor.
 Galian tanah tidak boleh dibiarkan terlalu lama, tetapi
setelah galian disetujui oleh pengawas lapangan harus
segera dimulai tahap pelaksanaan pekerjaan berikutnya.
4.2. Pekerjaan Urugan Tanah
Tanah bekas galian bila dijadikan tanah urugan harus bersih dari sampah-
sampah maupun batu-batuan dan segala macam kotoran lainnya.
a. Urugan tanah :
 Pengurugan tanah baru pelaksanaan pemadatannya harus lapis
demi lapis, setiap lapis tebalnya 20 cm, pemadatannya digunakan
alat pemadat / stamper.
 Urugan tanah ini dipergunakan untuk : Bawah lantai bangunan,
saluran air dan sekitarnya. Tinggi/Tebal urugan disesuaikan
dengan gambar rencana atau petunjuk Direksi.

Spesifikasi Teknis Perencaan Konstruksi Pembangunan Gedung Kuliah STFK Ledalero 5


4.3. Pekerjaan Urugan pasir :
Pengurugan pasir digunakan untuk :
 dibawah pondasi
 dibawah lantai bangunan
 ditempat-tempat lain yang ditunjukkan dalam gambar rencana. Tebal
urugan disesuaikan dengan gambar rencana.
4.4. Pekerjaan Timbunan
4.4.1. Lingkup Pekerjaan
1. Bahan timbunan harus cukup baik, yaitu bahan timbunan yang
telah disetujui oleh Direksi/Pengawas, yangdiambil didaerah
lapangan atau bahan yang diambil dari daerah di luar
lapangan pekerjaan dan merupakan tanahlaterit, tanah kapur
atau pasir.
2. Bahan timbunan tersebut harus bebas dari akar-akar pohon
yang besarnya lebih besar dari 10 cm atau yang sudah di
tetapkan pada gambar rencana.
4.4.2. Syarat-syarat Penimbunan
1. Seluruh penimbunan harus dibawah pengawasan
Direksi/konsultan,. Pelaksana tidak diperkenankan melakukan
penimbunan tanpa se izin dari Direksi/Konsultan.
3. Pelaksana harus menempatkan bahan penimbunan di atas
lapisan tanah yang akan ditimbun, dibasahi, seperti yang
diharuskan, kemudian dipadatkan/ditumbuk sampai mencapai
kepadatan yang diinginkan.. Pemadatan dilakukan lapis demi
lapis setebal 10cm atau yang sudah di tetapkan pada gambar
rencana.
4.5. Pekerjaan Pondasi
4.5.1. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat bantu lainnya yang digunakanuntuk
melaksanakan pekerjaan ini hingga dicapai hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.
2. Meliputi pekerjaan pemasangan batu kosong, pemasangan
pondasi batu gunung serta seluruh detail yang
ditunjukkan/disebutkan dalam gambar.

Spesifikasi Teknis Perencaan Konstruksi Pembangunan Gedung Kuliah STFK Ledalero 6


4.5.2. Persyaratan Bahan
1. Semen Portland
Yang digunakan harus dari mutu terbaik, terdiri dari satu jenis
merk dan atas persetujuan dan harus memenuhi NI-8.Semen
yang telah mengeras sebagian/seluruhnya tidak dibenarkan
untuk digunakan. Tempat penyimpanan Harus diusahakan
sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaban, bebas dari
air dengan lantai terangkat dari tanah danditumpuk sesuai
dengan syarat penumpukan semen.
2. Pasir Pasangan
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari
bahan-bahan organis lumpur dan sebagainya dan
harusmemenuhi komposisi butir serta kekerasan yang
dicantumkan dalam PBBI 1984. Pasir pasang harus bersih,
tajamdan bebas lumpur tanah liat, kotoran organik dan bahan
yang dapat merusak pondasi.
Batu Gunung/Belah
3. Bahan batu adalah sejenis batu keras, liat, berat serta
berwarna Putih Kekuning-kuningan Bahan asal adalah
batubesar yang kemudian dibelah/dipecah menjadi ukuran
normal (maksimal 25 cm). Material batu kali/belah yang
keras,bermutu baik dan tidak cacat dan tidak retak. Batu
kapur, batu berpenampang bulat atau berpori besar
danterbungkus lumpur tidak diperkenankan dipakai.
4. A i r
Yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak
mengandung minyak, asam alkali dan
bahan-bahanorganis/bahan lain yang dapat merusak beton
dan harus memenuhi NI-pasal 10. Air yang digunakan harus
bersih,tawar dan bebas dari bahan kimia yang dapat merusak
pondasi, asam alkali atau bahan organic.
4.5.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Sebelum pemasangan pondasi dimulai harus se izin dari
Direksi/pengawas.

Spesifikasi Teknis Perencaan Konstruksi Pembangunan Gedung Kuliah STFK Ledalero 7


2. Pemborong harus memperhatikan adanya stek tulangan kolom
dan stek tulangan ke sloof yang menembus pondasi.
3. Pemborong harus memperhatikan Ketinggian pondasi
terhadap dasar lantai bangunan.
4. Adukan yang digunakan adalah 1 Pc : 4 Ps sesuai dengan
PUBB. Pemasangan sesuai dengan ukuran di dalam gambar
atau atas petunjuk pengawas. Batu harus dipasang saling
mengisi masing-masing dengan adukan selapis demi selapis
sehingga tidak ada rongga diantara batu-batu tersebut dan
mencapai masa yang kuat.

PASAL 4
PEKERJAAN BETON, PEMBESIAN DAN BEKISTING

4.6. Pekerjaan Benton


4.6.1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengasdaan bahan-bahan, peralatan, tenaga
kerja dan alat-alat Bantu lainnya serta pengangkutan yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton berikut
pembersihan sesuai yang tercantum dalam gambar struktur.
Semua beton struktur (Poer Plat, Balok, Kolom dan Plat,
lantai/atap) menggunakan beton site – Mix).
4.6.2. Pengendalian Pekerjaan
Kecuali disebutkan lain, maka semua pekerjaan konstruksi harus
mengikuti ketentuan-ketentuan aturan terbaru yang antara lain:
 SNI 2847-2013-SNI BANGUNAN GEDUNG, Persyarata Beton
Struktural Untuk Bangunan Gedung dan Non Gedung.
 SNI 1726-2012-SNI GEMPA, Tata Cara Perencanaan
Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non
Gedung.
 SNI 1727-2013-SNI PEMBEBANAN, Beban Minimum Untuk
Perencanaan Bangunan Gedung dan Struktur Lain.
 SNI 1729-2015-SNI Bangunan Baja, Spesifikasi Untuk
Bangunan Gedung Baja Struktural.
 SNI 2052-2014- Baja Tulangan Beton
 Petunjuk / Tata Cara Standar lainnya yang berhubungan.

Spesifikasi Teknis Perencaan Konstruksi Pembangunan Gedung Kuliah STFK Ledalero 8


4.6.3. Materian dan Bahan Beton
A. Semen
Semen yang digunakan adalah terdiri dari suatu jenis Merk
dan Mutu yang baik ataspersetujuan Direksi, ditetapkan harus
memakai produk Lokal (Ex. Tonasa) atau yangsetara.
Kemudian Semen yang tidak boleh digunakan adalah :
 Semen yang telah mengeras sebahagian maupun
seluruhnya
 Kantong Zaknya telah sobek
 Semen yang tertumpah
 Semen yang telah dipakai untuk mencampur kering dan
sudah bermalam
 Semen yang sudah lama dijemur atau kena
matahari.Keamanan tempat menyimpan semen harus
diusahakan sedemi kian rupa sehinggabebas dari
kelembaban lantai dan percikan air.
B. Pasir Beton
 Pasir Urugan dan Pasir Pasangan yang digunakan adalah
pasir dari jenis yangbaik serta bersih dan tidak tercampur
dengan tanah liat atau kotoran dan bahanorganis lainnya.
 Pasir berupa pasir alam atau pasir buatan yang dihasilkan
dari alat -alat pemecahbatu.
 Pasir untuk campuran Beton dipakai yang berbutir kasar
dan bersih dari lumpurserta bahan organis lainnya.
 Pasir harus terhindar dari batu-batu tajam dan keras. Butir-
butir halus bersifatkekal, tidak pecah atau hancur oleh
pengaruh cuaca.
 Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5%
(ditentukan terhadap beratkering).
 Pasir laut tidak boleh dipakai untuk semua mutu beton.
Selanjutnya pasir harusmemenuhi syarat-syarat PBI
C. Krikil / Batu Pecah Beton
 Krikil dapat berupa krikil alam atau batuan-batuan yang
diperoleh dari pemeca-han batu.

Spesifikasi Teknis Perencaan Konstruksi Pembangunan Gedung Kuliah STFK Ledalero 9


 Bahan ini harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak
berpori, bebas daribahan-bahan yang dapat merusak
fungsinya terhadap konstruksi.
 Dalam segala hal, syarat-syarat ini disesuaikan dengan
ketentuan dalam PBI 1971Bab 3.
 Krikil harus disimpan diatas permukaan besih dan keras
serta dihindarkan te r- jadinya pengotoran serta tercampur
adukan.
 Bahan untuk batu gunung kecuali dipersyaratkan lain,
harus sesuai dengan PUBB1977 NI-3.
 Batu gunung / kali yang digunakan berukuran sesuai
standar kebutuhan untukpondasi dan untuk pasangan batu
kosong bawah pondasi harus berstruktur cukupkuat awet
serta tidak keropos.
 Krikil / Batu Pecah beton, sebelum digunakan harus dicuci
dengan air sampai be r-sih. Penumpukan bahan krikil / batu
pecah beton harus dipisahkan dengan material lain.
D. A i r
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan jernih tidak
mengandung mi n-yak, asam, garam, alkohol atau bahan lain
yang dapat merusak beton.
E. Takaran Material Beton
 Takaran/ukuran perbandingan material beton tidak
diperbolehkan hanya menggunakan skop/diperkirakan saja.
Takaran yang diperbolehkan adalah ukuran dan bahan
yang sama, antara lain seperti : ember, drum plastik atau
tong dari kayu dengan standar yang telah ditentukan yakni
dengan ukuran K.175 sanmpai K.300.
 Testing dilakukan sesuai dengan PBI. 1971 termasuk
slump test maupun compression test. Bilamana beton tidak
memenuhi slumptest maka seluruh adukan tidak boleh
digunakan dan harus dibuang keluar site oleh Kontraktor.
 Apabila tidak memenuhi compression test maka prosedur
PBI 1971 untuk perbaikan beton yang harus dilakukan.
Mutu beton harus K.300 pemboran harus membuat mixed

Spesifikasi Teknis Perencaan Konstruksi Pembangunan Gedung Kuliah STFK Ledalero 10


design untuk ditujukan dan disetujui Direksi sebelum mulai
dengan pengecoran dan pada tiap perubahan sumber
pengambilan agregat.
F. Besi Benton
 Besi beton yang digunakan adalah mutu yang sesuai
dengan spesifikasi dan kekuatan konstruksi yang
diperlukan yaitu Baja dengan mutu U-24 sesuai PBI1971.
 Besi beton harus bersih dari lapisan minyak lemak, karat
dan bebas dari cacat -cacat seperti serpih dan sebagainya,
serta berpenampang bulat dan memenuhisyarat-syarat
yang ditentukan dalam PBI 1971.
 Dimensi dan ukuran penampang, bulat besi beton harus
sesuai dengan petunjukgambar kerja (FULL dan sesuai
standar SII) memenuhi batas toleransi minimalseperti yang
dipersyaratkan PBI 1971.
 Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera
dikeluarkan dari lokasipekerjaan dalam waktu 24 jam
setelah ada perintah tertulis dari Direksi danbiaya menjadi
tanggungan Kontraktor.
 Batang Baja/Besi Beton harus bebas dari karat dan cacat
perubahan bentuk. Ha-rus disimpan terlepas dari tanah
serta tidak diperbolehkan ditempat terbuka untuk jangka
waktu panjang.
 Besi Beton harus bersih dari lapisan minyak, karat dan
bebas dari cacat seperti retak, bengkok-bengkok dan lain-
lain sebagainya serta harus berpenampang bulat dan
memenuhi syarat yang tercantum dalam PBI 1971.
4.7. Pekerjaan Benton
a. Pembesian atau rakitan besi beton dilaksanakan sesuai dengan
gambar kerja dandiukur dengan mm (melimeter) untuk besaran
diameternya ditetapkan berdasarkanalat ukur SIGMA.
b. Ikatan Besi Beton harus menjadi pembesian hingga tidak berubah
tempat selamapengecoran dan selimut betonnya harus sesuai dengan
syarat yang ditentukan dalamPBI 1971.

Spesifikasi Teknis Perencaan Konstruksi Pembangunan Gedung Kuliah STFK Ledalero 11


c. Besi beton yang dipasang lebih dari satu lapis harus diberi antara
dengan potonganbesi minimal sama dengan diameter besi tersebut.
d. Jarak pemasanagan besi beton harus dapat dilalui oleh material beton
denganstandar PBI 1971 adalah minimal 2,5 CM antara besi.
e. Ketentuan-ketentuan lain adalah mengikuti syarat yang tercantum
dalam PBI 1971.
f. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari
lokasi pekerjaan dalam waktu 1 x 24 jam setelah adanya perintah
tertulis dari Direksi.
4.7.1. Jenis dan Mutu Beton.
a. Beton Bertulang K 175 , digunakan pada beton praktis seperti,
Kolom praktis, Ring-balk dan Kanopi dan Beton K 300,
digunakan untuk Pondasi Poer Plat, Kolom Utama, Sloef,
Balok Lantai, Plat Lantai dan Tangga.
b. Beton tidak bertulang 1Pc : 3Ps : 5 Kr, digunakan untuk lantai
kerja Poer Plat, Rabat beton bawah overstek keliling
bangunan.
c. Mutu beton yang digunakan adalah sesuai dipersyaratkan
dengan standar komposisi bahan.
4.7.2. Pengecoran dan Perawatan Beton
a. Semua beton harus diaduk dalam beton molen, dengan
Kapasitas diatas 250 L lebihdisukai molem yang bekerja
berdasarkan perbandingan berat. Bila digunakan peng a-duk
berdasarkan volume, maka Kontraktor harus menghitung
perbandingan mat e-rial dalam volume dengan membagi berat
tiap bahan oleh obsorpsi air dan kadarkelembaban.
b. Angker Untuk DindingSemua sambungan vertikal anatara
kolom beton dengan tembok harus dilengkapidengan batang-
batang baja dia. 10 mm panjang 25 Cm ditekuk pada satu
ujungnyadan dimasukkan kedalam beton, yang lainnya
dibiarkan berupa stok panjang 25 CMuntuk penyambungan
dengan dinding. Angker-angker tersebut dipasang pada jarak
50–150 CM diatas sloef pondasi atau plat.
c. Lubang-lubang serta Klos Kayu dan lain-lainKontraktor harus
menentukan tempat serta membuat lobang -lobang, klos-klos

Spesifikasi Teknis Perencaan Konstruksi Pembangunan Gedung Kuliah STFK Ledalero 12


kayu,angker-angker dan sebagaimana yang diperlukan untuk
jalan pipa, pemasangan alat -alat penyambung dan
sebagainya. Apabila kemudian ternyata tempatnya tidak
sesuaimaka harus dipindahkan sesuai dengan petunjuk Direksi
dan perlengkapan lainnyaharus dilakukan agar dicapai tujuan
yang disyaratkan.
d. Toleransi
 Toleransi intuk beton kasarBagian-bagian pekerjaan beton
harus tepat dengan toleransi hanya 1 CM dengansyarat
toleransi ini tidak boleh komulatif.Ukuran-ukuran bagian
harus dalam batas ketelitian – 0,3 dan +0,5 CM2)
 Toleransi untuk beton dengan permukaan rata.Toleransi
untuk beton adalah 0,6 CM untuk penempatan bagian -
bagian dan anta-ra 0,00 dan 0,2 CM untuk ukuran-ukuran
bagian.Pergeseran bekesting pada sambungan-
sambungan tidak boleh melebihi 0,1 CMpenyimpangan
terhadap kelurusan bagian harus dalam batas 1% tetapi
toleransiini tidak boleh komulatif.
e. Pemberitahuan sebelum penegcoran
Sebelum pengecoran beton untuk bagian-bagian yang penting
Kontraktor diwajibkanmemberitahukan Direksi serta
mendapatkan perstujuan. Apabila hal ini dilalaikan atau
pekerjaan persiapan untuk pengecoran tidak disetujuioleh
Direksi, maka Kontraktor diwajibkan membongkar beton yang
sudah dicordengan biaya sendiri.
f. Pengangkutan dan pengecoran beton
Beton harus diangkut dengan menghindari terjadinya
penguraian dari komponen -komponennya serta tidak
diperkenangkan untuk dicor dari ketinggian melebihi 2 M
kecuali disetujui Direksi. Pada kolom yang panjang,
pengecoran dilakukan lewat lubang pada bekesting dalam
menghindari hal tersebut. Semua kotoran dan lain-lain harus
dibersihkan sebelum pengecoran dimulai. Permukaan
bekesting yang menghadap beton harus dibasahi dengan air
bersih segera sebelum pengecoran. Semua peralatan yang

Spesifikasi Teknis Perencaan Konstruksi Pembangunan Gedung Kuliah STFK Ledalero 13


bersangkutan harus bersih serta bebas dari beton keras, lunak
dan sebagainya. Pengecora Beton dalam bekesting harus
diselesaikan sebelum beton mengeras, yaitusebelum 30 menit
pada keadaan normal. Pengecoran harus dilakukan secara
kontinyu untuk satu bagian pekerjaan, pemberhentian
pengecoran tidak dibenarkan tanpa persetujuan Direksi.
Sambungan-sambungan pengecoran yang terjadi harus
memenuhi persyaratan didalam PBI 1997. Pengecoran tidak
boleh dilakukan pada waktu hujan kecuali apabila Kontraktor
telah mengadakan persiapan-persiapan untuk itu serta
disetujui oleh Direksi.
g. Pemadatan Beton
Beton harus dipadatkan benar-benar dengan fibrator yang
sudah disetujui dan memp u- nyai frekuensi minimum 3000
putaran permenit. Tak ada bagian beton yang boleh
dipadatkan lebih dari 20 detik, kecuali disarankan oleh Direksi.
Bagian beton yang telah mengeras tidak boleh digetarkan baik
langsung maupun melalui penulangan. Pemadatan beton
harus memenuhi peraturan-peraturan dalam PBI 1971.
h. Proses Pengerasan
Kontraktor wajib melindungi beton yang baru dicor terhadap
matahari, angin dan hujan sampai beton tersebut mengeras
secara wajar dan menghidarkan pengeringan yang te r- lalu
cepat dengan cara sebagai berikut :
 Semua bekesting yang mengandung beton yang baru dicor
harus dibas ahi secara ter- atur sampai dibongkar.
 Semua permukaan beton tidak terlindungi harus dibasahi
selama 2 (dua) minggu setelah pengecoran.
 Semua permukaan lantai beton harus dilindungi terhadap
pengeringan dengan me m- beri penutup yang basah.
 Tidak dibenarkan untuk menimbun barang atau
mengangkut barang diatas beton yang menurut Direksi
belum cukup mengeras.

Spesifikasi Teknis Perencaan Konstruksi Pembangunan Gedung Kuliah STFK Ledalero 14


i. Pembongkaran Bekisting
 Tidak dibenarkan untuk membongkar bekisting sebelum
mencapai kekuatan sesuai PBI 1977.
 Apabila pembongkaran bekisting menyebabkan sebagian
pekerjaan beton mendapat tekanan melebihi perhitungan,
maka tidak dibenarkan untuk membongkar bekistingnya
untuk jangka waktu selama keadaan itu berlangsung.
Harus ditekankan bahwa tanggung jawab terhadap
keamanan beton sepenuhnya pada Kontraktor serta harus
memenuhi peraturan mengenai pembongkaran bekisting
pada PBI 1971.
 Kontraktor wajib memberitahukan Direksi pada waktu akan
membongkar bekisting bagian-bagian pekerjaan beton
yang penting serta mendapatkan persetujuan Direksi,
tetapi hal ini tidak mengurangi tanggung jawab atas hal
tersebut.
 Pembongkaran bekisting /mall beton dapat dibongkar
setelah berumur 3 (tiga) minggu, kecuali beton praktis, bila
dianggap perlu dapat dibongkar setelah berumur 3 – 7 hari
dengan persetujuan Direksi.

PASAL 5
PEKERJAAN LANTAI

5.1 Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan ini adalah permukaan lantai seluruh bangunan
sebagimana yang dinyatakan dalam gambar kerja.
a. Bahan lantai dan dinding lainnya menggunakan Tegel Kramik yang
berkualitas baik, siku, rata serta tidak pecah dan warna ditentukan
kemudian.
b. Lantai ruang kelas mengunakan tegel Kramik 40 X 40 CM berwarna
c. Lantai luar, Teras menggunakan Tegel Kramik 40 x 40 permukaan
kasar
d. Tangga menggunakan Tegel Kramik Anti Sip 30 x 30 CM
e. Lantai KM/WC menggunakan tegel kramik 25 X 25 CM

Spesifikasi Teknis Perencaan Konstruksi Pembangunan Gedung Kuliah STFK Ledalero 15


f. Dinding KM/WC dan Kas menggunakan tegel kramik 25 X 40 CM
setinggi 200 CM
g. Untuk pemasangan lantai kramik baru menggunakan alas kramik
(screed) dari cam- puran 1 Pc : 5 Ps tebal 3 CM setelah pasir urug
dipadatkan.
h. Nat tegel kramik yang diizinkan adalah 1 MM harus rata dan lurus dan
pemasangann- ya harus dileveling dengan memakai waterpass.
i. Semua kramik yang digunakan adalah produksi dalam Negeri yang
sekualitas dengan produksi ASIA atau INA (KW1).
5.2 Cara Pemasangan
a. Sebelum pekerjaan lantai dilaksanakan, kontraktor harus mengadakan
persiapan yang baik terutama pemadatan pasir urug yang
menggunakan mesin stamper dengan baik. Permukaan yang akan
dipasang kramik harus bersih, cukup kering dan rata air dan disetujui
oleh Direksi/Pengawas Lapangan, baik kontrol rencana peil lantai yang
d i- inginkan maupun leveling.
b. Tentukan patokan dengan mempertimbangkan letak-letak ruang, beda
tinggi lantai yang telah direncanakan.
c. Sebelum tegel kramik dipasang, terlebih dahulu harus dirend am dalam
air.
d. Setiap jalur pemasangan kramik sebaiknya ditarik benang dan rata air.
e. Adukan semen kental untuk permukaan dasar kramik harus penuh dan
rata.
f. Perbandingan adukan yang dianjurkan untuk lantai 1 Pc : 3 Ps dengan
ketebalan r a- ta-rata 0,5 – 1,5 CM diatas lantai.
g. Adukan pengisi Nat dari semen tegel spesial hingga terisi penuh dan
dioles dengan jari tangan atau dengan menggunakan bahan dari karet
atau gabus agar permukaan menjadi mulus dan mengkilap.
h. Pemasangan semen nat, dilaksanakan paling cepat 24 jam setelah
pemasangan kra- mik lantai.
i. Pemotongan tegel kramik sedapat mungkin dihindari, bila terpaksa
harus dipotong, maka potongan terkecil tidak boleh kurang dari ½
ukuran tegel. Pemotongan harus dilakukan dengan hati-hati dan
memakai alat pemotong elektrik.

Spesifikasi Teknis Perencaan Konstruksi Pembangunan Gedung Kuliah STFK Ledalero 16


j. Penggunaan Tegel Kramik dari setiap unit bangunan berdasarkan RAB
dan Gambar
k. Apabila mutu dan cara pemasangan tegel kramik tersebut tidak
memenuhi mutu standar atau contoh yang telah disepakati, maka
Direksi/Pengawas wajib melakukan perintah pembongkaran secara
tertulis kepada pelaksana Kontraktor dilapangan.

PASAL 6
PEKERJAAN PASANGAN, PLESTERAN DAN ACIAN

6.1 Pekerjaan Pasangan Dinding


a. Bahan pasangan tembok adalah Batu Bata ukuran minimal 50 x 100 x
200 MM yang berkualitas baik, terbakar matang, cukup keras dan tidak
keropos serta tidak pecah-pecah melebihi 5%, mempunyai kekuatan
tekan 60 – 80 Kg/CM2
b. Pasangan trasram dengan campuran 1 Pc : 3 Ps, digunakan untuk kaki
tembok m u- lai dari pasangan diatas sloef beton sampai 20 CM diatas
permukaan lantai dan semua pasangan batu bata yang berhubungan
langsung dengan tanah.
c. Pasangan tembok adukan 1 Pc : 5 Ps, digunakan untuk pasangan
tembok yang ti d- ak termasuk pada point “2” tersebut diatas.
d. Semua batu bata harus direndam atau disiram sebelum dilakukan
pemasangan.
e. Semua pasangan harus tegak lurus, rata secara horizontal maupun
vertikal, dan dilakukan dengan menggunakan tarikan benang yang
dipasang tidak lebih dari 30 cm diatas pasangan sebelah bawahnya
dan batu bata yang patah tidak boleh digunakan.
f. Spesi pasangan dibuat dengan tebal 2 cm untuk yang datar dan 1,5 cm
untuk tegak, kecuali jika ditentukan lain.
g. Setiap pasangan seluas 9 m2 atau dinding dengan lebar 3 m harus
diberi kolom pra k- tis berukuran 12 x 12 cm; demikian juga halnya
dengan pertemuan antara pasangan atau pada dinding yang berdiri
bebas.

6.2 Pekerjaan Pelesteran dan Acian


1. Plesteran adukan 1 Pc : 3 Ps, digunakan untuk :

Spesifikasi Teknis Perencaan Konstruksi Pembangunan Gedung Kuliah STFK Ledalero 17


a. Tembok trasram pada point “2” pasal 9 diatas.
b. Sloef luar, Kolom dan Balok beton yang nampak dan muncul.
c. Atap plat beton, Lesplank beton dan Sunscreen.
d. Pondasi yang muncul diatas permukaan tanah
2. Plesteran adukan 1 Pc : 5 Ps, digunakan untuk seluruh pasangan
tembok termasuk kolom dan balok beton yang rata dengan
tembok/dinding.
3. Sebelum melaksanakan pekerjaan plesteran terlebih dahulu diadakan
penyiraman sampai jenuh pada daerah yang akan diplester.
4. Sebelum plesteran kering betul, dapat dilakukan Pengacian
tembok bagian dalam dengan campuran : 1Pc : 8Pc putih atau
A Plus. Di aci dan digosok hingga permukaannya licin dan rata, untuk
tembok bagian luar diaci dengan adonan Portland Cemen.

PASAL 7
PEKERJAAN PLAFON

7.1 Lingkup Pekerjaan


1. Rangka plafon dari bahan aluminium galfalum berkualitas baik.
2. Plafond / langit-langit dari bahan :
 Gypsun board tebal 9 MM, berkualitas baik, ukuran rangka 0.6 X
1.20 M.
7.2 Cara Pelaksanaan
1. Sebelum pemasangan rangka plafon harus dileveling terlebih dahulu
dengan menggunakan alat bantu dan diuk ur sesuai dengan ketentuan
yang digunakan.
2. Sebelum rangka plafon dipasang terlebih dahulu aluminium galvalum
tersebut dipersiapkan dan bagian bawahnya harus diserut, kemudian
diresidu pada seluruh permukaan rangka.
3. Rangka plafond harus kuat dan tidak mudah melendut terutama pada
bagian tengah, untuk menghindari hal tersebut maka gantungan rangka
plafond harus diperhatikan dengan menggantungkan pada gording dan
kuda-kuda atau pada stek besi bila pemasangan plafond dibawah plat
beton.
4. Pemasangan plafond harus rata dan rapih, bentuk dan ukuran sesuai
gambar.

Spesifikasi Teknis Perencaan Konstruksi Pembangunan Gedung Kuliah STFK Ledalero 18


PASAL 8
PEKERJAAN SANITASI
8.1 Sanitair
1. KM/WC menggunakan Closet Duduk dan Closet Jongkok yang
berkualitas baik setara dengan Merk KIA / Amerikan Standar, Kran-kran
air kamar mandi menggunakan Stain- less Steel lengkap dengan floor
drain/pembuangan pada sisi dalam. Kemudian pada sisi luar dibungkus
dengan pasangan batu bata, sesuai gambar detail.
2. Nat sambungan kramik baik vertikal maupun horizontal memakai
ukuran serapat m ung- kin sekitar 2 MM agar memberi kesan bersih.
3. Washtafel, yang berkualitas baik setara dengan Merk Toto atau
KIA/Amerikan Standar warna ditentukan kemudian dan sistim
pemasangannya berdasarkan gambar detail dan petunjuk teknis
pemasangan dari pabrik.
4. Septiktank memakai bahan pasangan batu bata, yang diplester licin
dengan campuran kedap air dan menggunakan perembesan/peresapan
sesuai penjelasan pada gambar detail.
5. Saluran keliling bangunan menggunakan bahan dari pasangan batu
bata campuran 1 Pc : 3 Ps yang diplester licin, bentuk dan ukurannya
sesuai gambar kerja.
Jika dibutuhkan penutup saluran, maka digunakan pl at beton cor
dengan campuran 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr. tebal 10 CM ketinggian peil
disesuaikan dengan kebutuhan.
8.2 Instalasi Air
1. Air Bersih
 Semua Instalasi air bersih maupun sambungan-sambungannya
menggunakan Pipa PVC yang berkualitas AW, dan setara dengan
produksi Maspion atau Wavin.
 Pipa PVC diameter ½ “ untuk daerah KM/WC dan tertanam, Untuk
pipa PVC diameter ¾” dan 1 “ digunakan pada pipa distribusi dan
suplay air bersih.
 Sedangkan untuk pembuangan washtafel, dan air kotor cair
menggunakan pipa PVC diameter 2” dengan sistim sambungan
Lem.

Spesifikasi Teknis Perencaan Konstruksi Pembangunan Gedung Kuliah STFK Ledalero 19


 Penggunaan lem pada sambungan pipa PVC memakai bahan
EX Jepang dalam kaleng.
2. Air Kotor / Air Buangan
Instalasi air kotor terdiri atas 2 (dua) jenis yaitu air Padat dan air
buangan cair dengan uraian sebagai berikut :
 Instalasi air kotor padat
a. Instalasi air kotor padat menggunakan pipa PVC diameter 4”
dengan standar ketebalan “D” dan sambungan menggunakan
ketebalan “AW”.
b. Penggunaan lem pada sambungan, pemasangannya seperti
uraian pada pipa air bersih (point 1).
 Instalasi air kotor cair
Instalasi untuk KM/WC baik vertikal maupun horizontal
menggunakan pipa PVC diameter 2.5” dengan standar ketebalan
“D” dan sambungan menggunakan ketebalan “AW”.
3. Seluruh instalasi tersebut diatas harus ditempatkan pada jalur yang
telah ditetapkan (Shap) dan memperhatikan kemiringan serta arah
buangan air tersebut sesuai petunjuk Direksi/Pengawas.

PASAL 9
PEKERJAAN KUSEN, PENGUNCI DAN PENGGANTUNG

9.1 Pekerjaan Kusen


9.1.1 Lingkup pekerjaan :
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat- alat bantu lainnya untuk pelaksanaan
pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna.
2. Pekerjaan pembuatan kosen Aluminium meliputi seluruh detail
yang dinyatakan dalam gambar.
9.1.2 Bahan-bahan :
1. Bahan kusen dari Aluminium berkualitas baik.
2. Ukuran kosen sesuai dengan gambar rencana.
3. Mutu dan kualitias Aluminium yang dipakai sesuai persyaratan
dalam SNI, lurus, siku dan permukaan rata, bebas dari cacat
seperti retak-retak maupun cacat lainnya.

Spesifikasi Teknis Perencaan Konstruksi Pembangunan Gedung Kuliah STFK Ledalero 20


9.1.3 Pelaksanaan
1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini pelaksana wajib meneliti
gambar rencana.
2. Sambungan Aluminium harus kuat sesuai dengan detail
sambungan yang ada pada gambar rencana.
3. Kusen Aluminium harus siku serta sambungan-sambungan harus
rapat.
4. Kontraktor harus meneliti perletakan dan bukaan-bukaan
pintu/jendela pada gambar kerja sebelum melaksanakan
pekerjaan baik perakitan, pengadaan maupaun pemasangan
kusen tersebut dan bila terdapat kelainan / kesalahan seperti
perletakan, bukaan serta ukuran-ukuran segera dikonsultasikan
dengan Direksi/Pengawas Lapangan. Atas kelalaian
Kontraktor maka kontraktor diwajibkan memperbaiki atau
mengganti sesuai dengan gambar kerja atau kebutuhan.
5. Pemasangan kusen harus siku baik Horizontal maupun Vertikal
dengan memakai alat Waterpass dan Benang serta harus
dikontrol dengan dinding untuk mendapatkan hasil yang rata
setelah dinding diplester.
6. Semua pengujian kosen harus dipastikan kokoh sebelum
pekerjaan selesai.
9.2 Macam Pekerjaan.
Konstruksi dan macam-macam pekerjaan lainnya menggunakan jenis Kayu
dan Aluminium seperti dibawah ini.
a. Semua kusen-kusen yang ditentukan dalam gambar
b. Daun pintu Kaca
c. Bingkai jendela kaca
d. Semua ukuran yang terdapat dalam gambar kerja adalah ukuran jadi.

9.3 Pekerjaan Kaca


a. Kaca Bening tebal 5 MM digunakan semua pemakaian kaca pintu dan
jendela bagian luar.
b. Kaca Bening tebal 5 MM digunakan untuk pemakaian kaca pintu dan
jendela bagian dalam.
9.4 Pekerjaan Penguncian dan Penggantung

Spesifikasi Teknis Perencaan Konstruksi Pembangunan Gedung Kuliah STFK Ledalero 21


9.4.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pengunci dan penggantung dipasang pada semua daun
pintu dan jendela, s e- lanjutnya pada jendela dipasang grendel dan
hak angin.
9.4.2 Persyaratan Bahan
a. Engsel-engsel dari Kuningan H – 777, POMEL 4” atau 5”
b. Kunci pintu dipasang merek Yale, Union 2 (dua) slaag (dua kali
putar) atau yang setara.
c. Grendel (sloot), tarikan jendela dan hak angin berkwalitas baik.
d. Grensel panjang merek alpha atau setara
9.4.3 Pedoman Pelaksanaan
a. Setiap daun pintu dipasang kunci tanam 2 (dua) slaag merk
yale, yang berkwalitas baik.
b. Engsel pintu dipasang 3 (tiga) buah setiap lembaran daun pintu.
Pemasangan di l- akukan dengan mur khusus untuk pintu, tidak
dibenarkan melengketkan engsel ke pintu dan kozen dengan
menggunakan paku. Penguncian mur harus dilakukan
dengan memutarnya dengan obeng, sehingga seluruh batang
masuk dan menempel kuat ke kayu yang dipasang.
c. Untuk alat-alat tersebut diatas sebelum dipasang, Kontraktor
wajib memperlihatkan contoh terlebih dahulu untuk dimintakan
persetujuan Konsultan pengawas.
d. Apabila pada waktu pemasangan alat-alat tersebut tidak sesuai
dengan yang dis- yaratkan, maka Konsultan pengawas berhak
untuk menyuruh bongkar kembali dan diganti dengan alat-alat
yang disyaratkan atas biaya Kontraktor.
e. Grendel dan hak angin dipasang 2 (dua) buah untuk setiap daun
jen dela. Pasangan harus rapi dan dapat bekerja dengan baik.
Untuk melengketkan alat tersebut ke daun jendela harus
menggunakan mur..
f. Grendel panjang dipasang pada daun pintu buka dua (dua
lembar daun pintu pada satu pintu.

Spesifikasi Teknis Perencaan Konstruksi Pembangunan Gedung Kuliah STFK Ledalero 22


PASAL 10
PEKERJAAN ATAP

10.1 Rangka atap.


10.1.1 Konstruksi rangka atap terbuat dari bahan baja ringan
10.1.2 Perencanaan konstruksi mengikuti rencana yang dibuat oleh pihak
penjual dengan mengikuti bentuk atap yang ada pada gambar
rencana dan disetujui oleh Direksi
10.1.3 Pengerjaan konstruksi dilaksanakan oleh pihak penjual atau pihak
kontraktor dengan syarat pekerja pelakasana memenuhi kualifikasi
yang ditentukan oleh pihak penjual dan disetujui oleh Direksi
10.1.4 Papan tepi/listplang digunakan material GRC sesuai dengan
gambar.
10.1.5 Kemudian papan listplank ini dimeni serta dicat mengkilat.
10.2 Penutup Atap.
Penutup atap menggunakan jenis atap Zincalume atap Spandek. Pihak
Kontraktor/pelaksana harus menunjukkan contoh material atap yang akan
digunakan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuannya.
Pemasangan penutup atap Spandek harus rata, rapi dan lurus dengan
menggunakan ukuran atau menggunakan benangan agar gelombang
menjadi satu garis lurus.

PASAL 11
PEKERJAAN ELEKTRIKAL

11.1 Lingkup Pekerjaan


a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan serta
menyerahkan dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan.
b. Garis besar lingkup pekerjaan listrik yang dimaksud adalah :
 Sekring Kast dan MCB serta kelengkapannya.
 Pengadaan dan Pemasangan kabel-kabel serta instalasi yang
tertanam dalam tembok, plat beton, plafond dan lain-lain.
 Pengadaan dan Penyambungan Daya Listrik termasuk intalasi luar
c. Pelaksanaan pekerjaan ini adalah menyala.
11.2 Bahan

Spesifikasi Teknis Perencaan Konstruksi Pembangunan Gedung Kuliah STFK Ledalero 23


a. Kabel NYM dan NYY hasil produksi Kabelindo, Metalindo atau
produksi lain yang telah mendapat pengakuan PLN dengan tulisan
LMK pada kabel tersebut.
b. Instalasi penerangan dan stop kontak menggunakan kabel ukuran 2,5
mm atau ditentukan lain berdasarkan kebutuhan daya pada
beberapa stop kontak khusus.
c. Peralatan stop kontak dan titik lampu menggunakan produksi
kualitas baik atau setara, sedangkan sekeringkast/MCB menggunakan
produksi dengan kwalitas baik.
d. Ukuran kabel toevoer dari tempat meter PLN kekotak Panil listrik induk
dan dari panil induk kepanil pembagi menggunakan kabel menurut
perhitungan instalatur yang mengerjakan pemasangan instalasi listrik
tersebut dan disetujui PLN.
11.3 Pemasangan instalasi titik penerangan.
a. Jenis kabel yang digunakan adalah NYM ukuran 2 x 4,0 mm.
b. Pemasangan instalasi yang berhubungan dinding harus tertanam
dalam dinding (inbow), kabel NYM masuk dalam pipa PVC diameter
1/2" dan tempat skakelar menggunakan dos plastik yang tertanam
dalam dinding.
c. Sambungan kabel yang terletak diatas langit-langit dilindungi dengan
isolasi doos plastik dan doop porselen.
d. Semua kabel yang terletak diatas langit-langit harus diklem dengan
klem plastik dan tarikan kawatnya harus dibuat lurus dan siku pada
setriap belokan (tidak boleh melintas).
e. Komponen titik lampu/skakelar yang digunakan adalah produksi
VIMAR atau sekwalitas.
11.4 Pemasangan Instalasi stop kontak
a. Jenis kabel yang digunakan adalah NYM 3 x 4 mm atau digunakan
ukuran lain sesuai kebutuhan menurut gambar rencana, sedangkan
komponennya merk VIMAR atau sekwalitas.
b. Pemasangan instalasi yang berhubungan dengan dinding harus
tertanam didalam tembok (inbouw), kabel NYM masuk dalam pipa
PVC diameter 1/2" dan tempat stop kontaknya memakai doos plastik.
c. Semua stop kontak menggunakan arde terpusat dimana arde stop
kontak dihubungkan dengan arde kotak panil.

Spesifikasi Teknis Perencaan Konstruksi Pembangunan Gedung Kuliah STFK Ledalero 24


d. Penarikan kabel diatas langit-langit harus menggunakan klem dari
plastik, dipasang lurus dan siku pada tiap belokan.
e. Sambungan kabel diatas langit-langit harus dilindungi oleh isolasi doos
plastik dan dop porselen.
11.5 Sekring kas/MCB
a. Sekring kas/MCB berisi 3 (tiga) grup dengan kapasitas masing-masing
sakering 6 Ampere ditempatkan dalam ruang yang ditentukan dalam
gambar rencana.
b. Kotak sakering dilengkapi dengan sakelar induk berkapasitas 50
Ampere.
c. Kabel toevoer dari meter PLN ke kotak panil/sakering menggunakan
jenis NYY dengan ukuran yang sesuai menurrut perhitungan Instalatur
listrik yang bersangkutan.
d. Arde sakering terdiri dari pipa galvanised yang ditanam dalam tanah
sampai mencapai air tanah yang dihubungkan dengan kabel BC
ukuran 6 mm sampai kekotak sakering.

PASAL 12
PEKERJAAN FINISHING

12.1 Pekerjaan Pengecatan


12.1.1 Ketentuan Umum
a. Sebelum memulai pekerjaan , bidang-bidang yang akan
dilapisi/ dicat terlebih dahulu disiapkan dengan baik. Bidang
harus mempunyai permukaan yang rata dan lurus atau
mempunyai kemiringan sesuai dengan gambar rencana, bebas
dari segal macam kotoran, tidak retak atau pecah dan tidak
lembab.
b. Pelaksanaan pekerjaan baru dapat dilaksanakan setelah bagian
tersebut diperiksa oleh Pengawas dan diizinkan
pelaksanaannya.
c. Pelaksana harus mengajukan contoh-contoh bahan untuk
disetujui oleh Pengawas. Bahan yang digunakan harus sesuai
dengan contoh yang telah disetujui dan dalam keadaan baru,
dikemas dalam kaleng-kaleng yang masih disegel serta tidak
pecah atau bocor.

Spesifikasi Teknis Perencaan Konstruksi Pembangunan Gedung Kuliah STFK Ledalero 25


d. Penggunaan bahan-bahan harus sepengetahuan pengawas dan
pelaksana bertanggung jawab atas keaslian dari warna dan
bahan yang digunakan.
e. Pelaksana harus memberikan jaminan tertulis bahwa hasil
pekerjaan pengecatan tidak menggelembung, mengelupas dan
cacat-cacat lainnya selama 2 tahun sesudah penyerahan
pekerjaan.
12.1.2 Pengecatan Tembok dan Plafond
a. Cat tembok yang dapat dipergunakan adalah jenis cat
bekualitas setara dengan produksi Mowilex, Dulux (Ex.
Indonesia) dan tata laksana pengecatan harus mengikuti patent
atau petunjuk Pabrik.
b. Sebelum dinding dicat, terlebih dahulu harus diplamur dengan
plamur tembok kemudian diamplas hingga halus, selanjutnya
dilakukan pengecatan.
c. Bagian yang akan dicat tembok adalah :
 Seluruh permukaan tembok yang nampak dan telah diaci
dengan rata .
 Seluruh plafond Gypsum board
 Pengecatan 2 atau 3 kali sampai merata, warna yang
digunakan harus disetujui oleh Direksi atau Pengawas
Lapangan.
 Warna akan ditentukan kemudian oleh Direksi atau
Bouwheer.
12.2 Pekerjaan Railling Tangga
12.3.1. Railling Tangga
Railing pada tangga juga sekaligus berfungsi sebagai pagar batas
tepi dan sekaligus sebagai batang pegangan untuk orang disaat
naik maupun menuruni anak tangga. Standar tinggi railing tangga
adalah tinggi 90-100 cm. Maksimal jika ada lubang jarak
perbatangnya antara 10 cm s/d 15 cm. Bahan besi hollo 4/4 untuk
tiang utama dan 2/4 untuk sekat.
12.3.2. Railling Balkon
Railing ini juga berfungsi sebagai pagar pengamana antara ruang
terbuka lantai balkon dengan sisi luar agar penghuni tidak terjatuh

Spesifikasi Teknis Perencaan Konstruksi Pembangunan Gedung Kuliah STFK Ledalero 26


dan sebagai batas pegangan. Minimal tinggi railing pada balkon
bangun 2 lantai adalah 90-100 centimeter. Bahan besi hollo 4/4
untuk tiang utama dan 2/4 untuk sekat.

PASAL 15
PEKERJAAN PELENGKAP

15.1 Laporan - Laporan.


Kontraktor/Pelaksana diharuskan membuat/mempersiapkan dan
menandatangani laporan-laporan yang berupa :
a. Laporan harian.
 Jumlah dan macam bahan/barang yang ada dilapangan dan
belum dipakai/ dipergunakan.
 Jumlah dan jenis peralatan yang masih dapat digunakan dan
yang rusak.
 Jenis bagian pekerjaan & pekerjaan permanen yang
dilaksanakan.
 Taksiran volume pekerjaan permanen yang dilaksanakan.
 Keadaan cuaca termasuk hujan, angin, banjir dan peristiwa-
peristiwa alam lain yang mempengaruhi kelangsungan
pelaksanaan pekerjaan.
 Catatan lain yang berkenaan dengan pekerjaan, perubahan
design dan lain-lain.
Laporan harian tersebut harus diserahkan kepada Direksi untuk
diperiksa dan disahkan. Laporan harian yang disahkan yang
merupakankan rekaman kejadian dan kenyataan disekitar
pelaksanaan pekerjaan harus disimpan dengan baik oleh
Direksi dan Kontraktor.
b. Laporan mingguan.
Dalam hubungannya dengan pasal ini juga, Kontraktor berkewajiban
untuk mempersiapkan dan menyediakan :
 Laporan mingguan yang mencatat perihal macam pekerjaan
dan laporan kemajuan pekerjaan.
 Laporan bulanan yang mencatat perihal hasil pelaksanaan
pekerjaan.

Spesifikasi Teknis Perencaan Konstruksi Pembangunan Gedung Kuliah STFK Ledalero 27


 Buku harian yang setiap saat harus tersedia dikantor lapangan
dimana sewaktu-waktu Direksi dapat memberikan perintah dan
catatan-catatan dan sebagainya dalam buku harian tsb.

PASAL 16
PEKERJAAN AKHIR/PENYELESAIAN PEKERJAAN

16.1 Sebelum Penyerahan Pertama yang direncanakan, Kontraktor harus


meneliti semua bagian pekerjaan. Pekerjaan yang belum sempurna harus
segera diperbaiki dengan penuh tanggung jawab.
16.2 Pada waktu penyerahan pekerjaan, ruangan-ruangan, halaman harus
sudah selesai dibersihkan dari segala macam sampah/kotoran.
16.3 Kontraktor harus mengusahakan penyelesaian pekerjaan seluruh
pekerjaan ini sebaik-baiknya sehingga memuaskan Direksi serta Pemberi
Pekerjaan, serta tidak memerlukan perbaikan.
16.4 Setelah penyerahan kedua (II), semua barang-barang dan peralatan milik
Kontraktor harus segera disingkirkan dari lokasi bangunan.

Ternate, 12 Desember 2020


Konsultan Perencana

CV. MEGACOPOLE RAYA

Spesifikasi Teknis Perencaan Konstruksi Pembangunan Gedung Kuliah STFK Ledalero 28

Anda mungkin juga menyukai