KONSULTAN PERENCANA
LEMBAR PENGESAHAN
1. STRUKTUR
2. ARSITEKTUR
3. MEKANIKAL/ELEKTRIKAL DAN PLUMBING
BAGIAN I
I.1.3. Pekerjaan harus dikerjakan dan diserahkan oleh Kontraktor hingga selesai dan memuaskan
owner dan Konsultan Pengawas .
Dalam hal ini termasuk menyingkirkan bahan dan sisa bongkaran yang tidak dipergunakan
lagi keluar lokasi.
I.2.1. Lingkup Pekerjaan yang dilaksanakan meliputi : Pekerjaan Struktur bawah dan struktur atas
I.2.2. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan Kontraktor diwajibkan menyediakan alat kerja,
material dan bahan lain yang dibutuhkan, agar pekerjaan berjalan secara sempurna dan
efisien, seperti yang disyaratkan dalam spesifikasi teknis.
I.2.3. Pekerjaan persiapan lain harus disiapkan dan dilaksanakan adalah : Pengadaan
Pembangkit Tenaga Listrik, Sumber Air dan Perlindungan tertentu terhadap milik umum
dan Owner , Pengukuran ulang ketinggian site serta hal-hal lain yang lazim dibutuhkan
untuk pekerjaan sipil.
I.2.4. Kontraktor harus menyediakan segala sesuatu yang diperlukan terhadap kemungkinan
terjadinya kecelakaan, kebakaran dan menjaga kelestarian lingkungan.
I.2.5. Kontraktor harus mengadakan pengurugan terhadap lahan/ lokasi pekerjaan sesuai gambar
dan petunjuk Owner dan Konsultan Pengawas dengan bahan/ material yang sumbernya
telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dan owner.
I.2.6. Kontraktor harus membersihkan lokasi dari segala macam tumbuh-tumbuhan, pohon-
pohon, semak-semak, sampah-sampah, akar-akaran, genangan air dan lain sebagainya
yang dapat mengganggu terhadap kelancaran pekerjaan berikutnya.
I.2.7. Pengamanan terhadap proyek (K3) dan yang berkaitan dengan jalannya proyek antara
lain :
Penjagaan.
Penerangan malam.
Pemagaran sementara.
Sistim pengamanan konstruksi terhadap kemungkinan terjadinya faktor alam misalnya :
longsor, gempa, angin dan lain-lain.
I.2.9. Sebelum pelaksanaan dimulai Kontraktor harus menghubungi terlebih dahulu owner
setempat termasuk keperluan untuk menyelesaikan segala bentuk perijinan.
I.2.10. Sebelum memulai pekerjaan Kontraktor diwajibkan mempelajari secara seksama Gambar
Kerja, Rencana Kerja dan Syarat (Spesifikasi Teknik) serta menyiapkan gambar kerja (shop
drawing) yang harus disetujui oleh Pengawas atau owner.
I.2.11. Kontraktor diwajibkan melapor kepada Konsultan Pengawas atau owner setempat bila
terdapat perbedaan ukuran pada gambar kerja maupun pada bestek tertulis, untuk
mendapatkan suatu keputusan. Tidak dibenarkan sama sekali Kontraktor memperbaiki
sendiri perbedaan ukuran tersebut seperti yang dimaksud diatas. Akibat dari kelalaian
Kontraktor dalam hal ini akan menjadi tanggung jawab sepenuhnya Kontraktor tersebut.
I.2.12. Segala akibat dan biaya yang ditimbulkan pada item tersebut diatas akan menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
I.3.1. Kontraktor wajib memasang Papan Nama Proyek ditempat lokasi proyek dan dipancangkan
ditempat yang mudah dilihat umum.
I.3.2. Pemasangan papan nama proyek dilakukan pada saat dimulainya pelaksanaan proyek dan
dicabut kembali setelah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas
I.3.3. Bentuk, ukuran dan isi tulisan akan ditentukan kemudian (sesuai Perda setempat).
I.4.2. Pemagaran dilakukan pada saat dimulainya pelaksanaan proyek dan dicabut kembali
sebelum penyerahan pertama.
I.4.3. Pagar proyek dibuat dari seng gelombang BJLS 32 dengan tiang kayu klas kuat IV yang
ditanam diatas pondasi batu kali setempat, bentuk dan ukuran pagar proyek direncanakan
oleh Kontraktor, selanjutnya diusulkan kepada Pemilik Proyek/ Konsultan Pengawas untuk
mendapat persetujuan.
I.5. Direksi Keet, Kantor Kontraktor dan Gudang dan Barak Pekerja
I.5.1. Kontraktor wajib menyediakan kantor tempat para staff Konsultan Pengawas staff
kontraktor melakukan tugas dimasing-masing lokasi, yang nantinya kantor tersebut menjadi
milik Pemberi Tugas. Biaya pembuatan beserta perlengkapannya menjadi beban
Kontraktor.
I.5.2. Bangunan dimaksud, terdiri dari ruang rapat, ruang Konsultan, gudang dan Kamar Mandi/
WC, merupakan bangunan sementara dengan lantai rabat beton diplester, konstruksi
rangka kayu, dinding multipleks, penutup atap asbes semen gelombang, diberi pintu dan
jendela secukupnya untuk penghawaan dan pencahayaan, sehingga dapat dipergunakan
dengan layak Letak kantor akan ditentukan oleh Konsultan.
Letak kantor Konsultan Pengawas) harus cukup dekat dengan kantor Kontraktor tetapi
terpisah dengan tegas.
Perlengkapan kantor Konsultan Pengawas yang harus disediakan oleh Kontraktor minimal
sesuai dengan kelaziman kantor lapangan.
I.5.4. Kontraktor wajib merawat peralatan yang dipakai oleh Konsultan Pengawas dan owner
seperti pompa air, telephone serta menanggung biaya perbaikan atas peralatan tersebut.
I.5.5. Kontraktor harus membuat barak untuk pekerja yang menginap dan lokasinya harus
dipisahkan cukup jauh dari kantor dan melengkapinya dengan MCK (Mandi Cuci Kakus).
I.5.6. Kontraktor diwajibkan membuat saluran/ selokan air untuk mengalirkan air kotor ke septic
tank dan genangan air hujan dari lokasi pekerjaan ke saluran utama yang terdekat dengan
lokasi pekerjaan.
I.5.7. Gudang bahan-bahan serta tempat penimbunan material harus terlindung seperti pasir,
koral, besi beton dan lain-lain dibuat secukupnya dan dapat dikunci. Gudang semen agar
lantainya dibuat bebas dari kelembaban udara, minimal 30 cm diatas permukaan lantai
plesteran.
1.6.1. Kontraktor harus menyediakan air kerja untuk keperluannya termasuk untuk keperluan
Mandi Cuci Kakus (MCK).
1.6.2. Air untuk keperluan pekerjaan harus diadakan dan apabila mungkin didapat dari sumber
yang ada ditiap lokasi proyek tersebut antara lain Sumur Pantek, Jet Pump atau Sumur
Dalam (Deep Well) dan lain sebagainya.
1.6.3. Kontraktor harus membuat saluran-saluran sementara yang diperlukan atau cara lain untuk
mengalirkan air dan menutupnya kembali pada waktu pekerjaan selesai dan membetulkan
segala pekerjaan yang terganggu.
1.6.4. Tidak diperbolehkan menyambung dan mengambil air dari saluran induk, lobang penyedot
(tap point), reservoir dan lainnya tanpa persetujuan tertulis dari Direktur Lembaga yang
bersangkutan (PDAM).
1.6.5. Apabila air didapat dari sumber lain, Kontraktor harus membayar segala ongkos
penyambungan, air yang dipakai dan pembongkarannya kembali.
owner dalam hal ini tidak bertanggung jawab atau mengganti biaya yang dikeluarkan oleh
Kontraktor untuk keperluan itu.
1.6.6. Penyediaan sumber air bersih tersebut harus dapat melayani seluruh pekerjaan yang
dilaksanakan dan Kontraktor lain (Sub Kontraktor) yang terkait pada proyek ini, termasuk
keperluan pekerjaan dan buruhnya, selama masa pembangunan proyek.
1.6.7. Apabila air tersebut didapat dari hasil pengeboran, maka harus ada test dari instansi yang
berwenang untuk menguji kelayakannya sebagai air kerja ataupun sebagai air minum.
1.6.8. Tidak diperbolehkan menyambung dan mengambil air dari sumber milik owner.
Kontraktor diwajibkan membuat saluran sementara untuk mencegah genangan air pada lokasi
pekerjaan dan mengalirkannya ketempat yang dianggap tidak mengganggu kelancaran pekerjaan
dalam lokasi pekerjaan.
I.8.1. Persiapan
a) Tempat bangunan harus dibersihkan dari segala macam tanaman sampai keakar-
akarnya sehingga siap untuk pekerjaan penimbunan tanah atau penggalian.
b) Kontraktor tidak boleh menebang atau merusak pohon-pohon atau pagar hidup
didalam lapangan pekerjaan, kecuali yang ada didalam batas-batas tempat bangunan,
tempat penggalian atau yang sejenis yang diberi tanda dalam gambar bahwa harus
disingkirkan.
c) Bila ada sesuatu hal yang mengharuskan Kontraktor untuk melakukan penebangan,
maka harus mendapatkan izin tertulis dari Konsultan Pengawas dan owner
I.8.2.Jika ada pohon-pohon yang ditebang, kecuali tanaman ornamen yang dipertahankan, harus
dibongkar sampai kedalaman 30 cm dibawah permukaan lahan setelah stripping dan
permukaan akhir (ditentukan permukaan mana yang lebih rendah) dan bersama-sama
dengan seluruh sampah dengan segala bentuknya harus dibuang keluar lapangan.
Penebangan pohon dilakukan setelah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas dan
owner
I.8.3. Kerusakan yang terjadi termasuk kerusakan pagar milik orang lain atau milik owner yang
diakibatkan pada waktu pembersihan, harus diperbaiki oleh dan atas biaya Kontraktor.
I.8.4. Pekerjaan pembersihan terdiri dari pembersihan segala macam tumbuh-tumbuhan, pohon-
pohon, semak-semak, sampah-sampah, akar-akaran dan lain sebagainya yang
mengganggu terhadap kelancaran pekerjaan berikutnya.
I.9.1. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut peil-
peil dan ukuran-ukuran yang ditetapkan dalam gambar kerja dan Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS).
I.9.3. Kontraktor diwajibkan mencocokkan ukuran-ukuran satu sama lain dalam tiap pekerjaan,
dan segera melaporkan kepada Konsultan Pengawas setiap mendapat selisih/ perbedaan-
perbedaan ukuran, untuk diberikan keputusan pembetulannya. Kontraktor tidak
dibenarkan membetulkan sendiri kekeliruan tersebut tanpa persetujuan Konsultan
Pengawas
I.9.4. Kontraktor harus mengerjakan pematokan dan pengukuran ulang untuk menentukan
batas-batas pekerjaan serta garis-garis kemiringan tanah sesuai gambar rencana.
I.9.5. Dari pengukuran ini dibuat gambar kerja yang memuat tentang pembagian lokasi/ areal
kerja untuk disetujui Konsultan Pengawas sehingga jadwal pelaksanaan pekerjaan
berikutnya dapat dilaksanakan. Bilamana ada perbaikan dari Konsultan Pengawas,
Kontraktor harus melakukan pengukuran ulang
Dalam pengukuran ini harus ada patok referensi tetap yang tidak boleh diganggu.
I.9.8. Bila terdapat penyimpangan dari gambar pelaksanaan, Kontraktor harus mengajukan 3
(tiga) gambar penampang dari daerah yang dipatok yang terjadi penyimpangan.
I.9.9. Konsultan Pengawas akan membubuhkan tanda tangan persetujuan pada satu lembar
gambar penyimpangan tersebut dan mengembalikannya pada Kontraktor, gambar ini
merupakan gambar pelengkap dan merupakan satu kesatuan dengan gambar kerja.
I.9.10. Apabila terdapat revisi disain, hasil revisi diajukan kembali untuk mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas dan owner
I.9.11. Gambar revisi tersebut dibuat diatas kalkir dengan 3 (tiga) lembar hasil reproduksinya.
Ukuran maupun huruf yang dipakai pada gambar tersebut harus sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan dan dijadikan gambar pelaksanaan sebagai pengganti gambar lama.
I.9.13. Kontraktor diwajibkan memberitahu kepada Konsultan Pengawas setiap kali akan memulai
suatu bagian pekerjaan untuk dicek terlebih dahulu ketepatan peil-peil dan ukurannya
I.10.2. Pembuatan dan pemasangan papan dasar pelaksanaan (bouwplank) termasuk pekerjaan
Kontraktor dan harus dibuat dari kayu kelas kuat IV, yang tidak berubah oleh cuaca.
Pemasangan harus kuat dan permukaan atasnya rata dan sifat datar (water pass).
I.10.3. Segala pekerjaan pengukuran persiapan (uitzet) merupakan tanggung jawab Kontraktor
dilaksanakan dengan instrument water pass dan theodolite, lengkap dengan patok-patok
yang kuat dari beton.
I.10.4. Pekerjaan penggalian pondasi tidak boleh dimulai sebelum papan dasar pelaksanaan
(bouwplank) disetujui Konsultan Pengawas
Sebelum memulai pekerjaan pemasangan bouwplank, Kontraktor harus yakin bahwa
semua permukaan tanah baik kenyataan maupun garis pengukuran dalam gambar kerja
adalah betul.
Jika tidak merasa puas dengan ketelitian permukaan tanah, Kontraktor harus melaporkan
secara tertulis kepada Konsultan Pengawas dan selanjutnya akan diselesaikan.
I.10.5. Mengingat setiap kesalahan peil dan ukuran pada bagian pekerjaan akan selalu
mempengaruhi bagian-bagian pekerjaan selanjutnya, maka ketepatan peil dan ukuran
agar diperhatikan secara khusus.
a. Material untuk timbunan site/ lokasi terdiri dari material-material yang baik
yang sesuai untuk keperluan itu dan disetujui oleh Konsultan Pengawas .
b. Apabila tanah untuk pengurugan diambil dari luar site, maka tanah yang
diambil harus dari satu sumber dan yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas
c. Material penimbunan terdiri dari tanah asli dan kering yang didatangkan
dengan memenuhi persyaratan material penimbunan jalan, standard Bina
Marga antara lain :
Bersih dari bahan organik.
Memenuhi persyaratan plastisitas.
CBR rendaman laboratorium minimal 5 %.
a. Material untuk pengurugan yang didapat dari jenis yang telah disetujui
oleh owner/Konsultan Pengawas. dihampar lapis demi lapis dengan
ketebalan perlapis maksimum 20 cm dan dipadatkan sampai dengan
mencapai 95% kepadatan kering maksimum dengan metode Sand Cone
(ASTM -D1556).
Pekerjaan pemadatan dilaksanakan sedemikian rupa hingga mencapai
kepadatan yang disyaratkan dengan memperhatikan kadar air optimum
dari material timbunan.
c. Pada saat dilakukan hamparan, harus terlindung dari curah hujan atau
panas matahari yang tinggi yang dapat mengakibatkan perubahan kadar
air optimum.
Bila hamparan terkena hujan, Kontraktor harus melakukan pengupasan
kembali sampai pada lapisan tanah yang kepadatannya telah disetujui
oleh owner/Konsultan Pengawas , untuk kemudian dihampar kembali
dengan material baru.
2. Tujuan percobaan ini adalah menentukan kadar air optimum yang akan
dipakai dan hubungan antara jumlah penggilasan dengan kepadatan yang
dapat dicapai untuk contoh material urugan tersebut.
a. Material urugan yang tidak mengandung air yang cukup untuk mencapai
kepadatan yang dikehendaki, harus ditambah air dengan alat penyemprot
dan dicampur sampai kadar air lebih tinggi dari seharusnya, tidak boleh
dipadatkan sebelum kering dan disetujui oleh owner/Konsultan
Pengawas.
b. Test kadar air di lapangan dilakukan dengan alat pengetes yangcepat dan
disetujui oleh owner/Konsultan Pengawas.
a. Urugan pasir harus disirami dengan air dan kemudian ditumbuk hingga
padat.
b. Pasir laut tidak boleh untuk urugan dibawah pondasi, bawah lantai dan
pekerjaan urugan pasir lainnya.
c. Pasir pasang dari jenis yang kasar dapat juga dipakai sebagai pasir urug
dengan gradasi minimal diameter 0,35 mm.
b. Semua pekerjaan urugan yang tidak memakai pasir urug, harus dipakai
tanah yang bersih, bebas dari tanam-tanaman, akar-akar, brangkal-
brangkal, puing-puing dan segala macam kotoran lainnya yang dapat
merusak/ mengurangi mutu pekerjaan.
II.1. U M U M.
a. Lingkup Pekerjaan meliputi tenaga kerja , peralatan dan bahan-bahan untuk menyelesaikan
pekerjaan beton sesuai dengan Gambar Kerja dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat.
b. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi dengan ketentuan dalam pasal
berikut dan sesuai dengan gambar kerja konstruksi yang diberikan.
II.2.1. S e m e n.
a. Semen yang dipakai adalah semen portland semen type I yang memenuhi syarat-
syarat menurut Standar Semen Indonesia (NI-8,1 1972) dan Standar Industri
Indonesia (SII-0013, 1981) mutu dan cara uji semen portland.
b. Seluruh pekerjaan beton harus digunakan semen dari merk yang sama, kecuali
tidak adanya stock dipasaran, dapat dipakai merk yang lain, tanpa meninggalkan
syarat kualitas yang ditentukan. Pemakaian semen dari merk lain harus seijin owner/
Konsultan Pengawas secara tertulis.
d. Semen yang sebagian sudah membatu dalam kantong sama sekali tidak
diperbolehkan untuk dipergunakan.
f. Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan. Harus diterimakan dalam
kantong asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat.
g. Harus disimpan di dalam gudang yang mempunyai ventilasi cukup dan tidak kena
air, diletakkan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai. Tidak
boleh ditumpuk sampai tingginya melampaui 2 m, dan setiap pengiriman baru harus
dipisahkan diberi tanda dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut
urutan pengirimannya.
No. 4 100%
No. 8 92 - 100%
No. 16 65 - 100%
No. 30 35 - 100%
No. 50 15 - 100%
No.100 0 - 100%
No.200 0%
3. Pasir tidak mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan terhadap berat kering) dan
yang diartikan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan 0.063 mm.
atau ayakan No.200 bila di test sesuai dengan PBI 2013 Apabila kadar lumpur
melampaui 5% maka agregat halus harus dicuci.
4. Pasir harus bersih dan bebas dari segala macam kotoran baik bahan organis
lumpur, tanah, karang, garam dan sebagainya. Pasir laut tidak boleh dipergunakan.
Harus berupa “crushed” yang mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat
kekerasannya, padat dan tidak porous.
Sesuai syarat dalam PBI. 2013.
5. Kontraktor harus mengajukan contoh agregat halus yang akan dipergunakan untuk
mendapat persetujuan owner/ Konsultan Pengawas. Test-test yang harus dilakukan
terhadap contoh diatas berupa :
Test gradasi sesuai ASTM C 136.
Test abrous-horder (larutan NaOH )
Test-test lainnya bila memang dianggap perlu oleh owner/ Konsultan Pengawas.
Semua biaya pengetesan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
6. Pasir harus disimpan ditempat yang bersih, yang keras permukaannya dan dicegah
supaya tidak terjadi pengotoran dan percampuran satu sama lainnya.
Pasir laut sama sekali tidak diperkenankan untuk dipergunakan.
7. Persyaratan-persyaratan agregat halus diatas berlaku juga untuk beton ready mix.
1 inch 100
3/4 inch 90 - 98
1/2 inch 30 - 45
3/8 inch 0 - 10
No. 4 0 - 5
Harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori, tidak mudah pecah dan tidak
terpengaruh oleh cuaca.
Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% ditentukan terhadap berat kering juga
tidak boleh mengandung zat yang merusak beton.
Kontraktor harus mengajukan contoh agregat kasar yang akan dipergunakan untuk
mendapat persetujuan owner/ Konsultan Pengawas. Test - test yang harus
dilakukan terhadap contoh tersebut diatas berupa :
Test dengan mesin sesuai ASTM C 131 resistance to abrasion of small size
coarse.
Test gradasi sesuai ASTM C 136.
Test gradasi untuk kadar lumpur sesuai ASTM C 117.
Test-test lainnya bila dianggap perlu.
Biaya pengetesan menjadi beban Kontraktor.
Persyaratan-persyaratan agregat kasar diatas berlaku juga untuk beton ready mix.
II.2.4. A i r.
Sesuai ketentuan PBI - 2013 ayat 3.6 air untuk adukan dan merawat beton harus
bersih, bebas dari bahan-bahan yang merusak beton/ baja tulangan atau campuran-
campuran yang mempengaruhi daya lekat semen. Bila mana diperlukan harus :
II.3.1. B a h a n.
1. Baja tulangan yang dipakai adalah minimal harus sesuai dengan PBI 2002- setara
produksi Krakatau Steel dengan mutu, jenis sebagai berikut :
Keterangan :
au = Tegangan leleh karakteristik.
0,2 = Tegangan karakteristik yang memberikan regangan tetap 0,2%.
2. Kawat beton : kawat pengikat beton harus terbuat dari baja lunak dengan diameter
minimal 1 mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu, dan tidak bersepuh seng.
3. Besi dan kawat beton dimaksud diatas harus bebas dari kotoran-kotoran, karat,
minyak, cat, kulit giling serta bahan lain yang mengurangi daya lekat terhadap beton
4. Sambungan dan panjang lewatan/ overlaping besi beton harus sesuai dengan PBI
2002 & buku Petunjuk Perencanaan Beton Bertulang dan Struktur Dinding Bertulang
untuk Rumah dan Gedung, 1987, Buku Standard Tata Cara Penghitungan Struktur
Beton untuk Bangunan dan Gedung, 1991, serta buku referensii lainnya yang
releven dan setara.
3. Detail dan pemasangan pembesian harus sesuai dengan gambar standard detail/
peraturan atau standard yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
4. Besi beton tidak boleh dibengkokkan atau diluruskan sedemikian rupa, sehingga
rusak atau cacat. Dilarang membengkokkan besi beton dengan cara pemanasan,
besi beton dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar.
5. Harus dipasang sedemikian rupa hingga sebelum dan selama pengecoran tidak
berubah tempat.
6. Besi beton harus bebas dari kotoran, karat, minyak cat serta bahan lainnya yang
dapat mengurangi daya lekat semen dengan besi baja.
9. Batang dengan tekukan atau bengkokkan yang tidak tercantum dalam gambar
tidak boleh dipakai.
10. Bengkokan atas haak harus dibengkokkan melingkari sebuah pasak dengan
diameter tidak kurang dari 5 kali diameter besi beton, kecuali untuk besi beton yang
lebih besar dari 25 mm dan pasak yang dipergunakan harus tidak kurang dari 8 kali
diameter besi beton kecuali bila ditentukan lain.
11. Beugel dan batang pengikat harus dibengkokkan melingkari sebuah pasak dengan
diameter tidak kurang dari 2 kali diameter minimum besi beton.
12. Semua pembesian harus mempunyai haak pada kedua ujungnya bila tidak
ditentukan lain.
II.3.3.1. Pembersihan
Sebelum dipasang, besi beton harus bebas dari sisa logam, karat dan lapisan
yang dapat merusak atau mengurangi daya ikat.
Bila pengecoran beton ditunda, besi beton harus diperiksa kembali dan
dibersihkan.
II.3.3.2. Pemasangan
1. Pembesian harus distel dengan cermat sesuai dengan gambar dan diikat
dengan kawat atau jepitan yang sesuai pada persilangan dan harus
ditunjang oleh penumpu atau logam dan penggantung logam.
5. Pemeriksaan.
Sebelum dilakukan pengecoran. Kontraktor harus memberi tahukan
kepada Pengawas bila penulangan sudah siap untuk diperiksa.
Pemasangan penulangan harus diperiksa oleh Konsultan Pengawas
6. Panjang Penyaluran
II.3.4. Perawatan.
1. Besi beton harus disimpan dengan baik tidak menyentuh tanah dan tidak boleh
disimpan di udara terbuka untuk jangka waktu yang panjang.
2. Bila besi beton telah terpasang sebagai tulangan struktur dan belum dilakukan
pengecoran untuk jangka waktu yang lama (lebih dari 2 minggu), maka besi beton
tersebut harus dilindungi dari terjadinya karatan, yakni dibungkus dengan campuran
semen pasir dengan perbandingan 1 pc : 8 pasir.
1. Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan sesuai dengan
RKS ini, maka pada saat pemesanan baja tulangan Pemborong harus menyerahkan
sertifikat resmi dari Laboratorium, khusus ditujukan untuk keperluan proyek ini.
2. Setiap pengiriman 25000 kg baja tulangan harus diadakan tes periodik minimal 3
contoh untuk setiap diameter batang baja tulangan. Pengambilan contoh baja
tulangan akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
II.4.1. Bahan.
1. Untuk penyelesaian beton exposed harus dibuat dari Plywood dengan tebal 12 mm
dan dapat dipakai maksimal untuk 2 kali pengecoran beton. Plywood ini diberi
penguat kaso 5/7 untuk menjaga kestabilan dari bekisting tersebut.
2. Untuk acuan beton yang tertutup finishing harus dibuat dari kayu klas awet II tebal
sesuai kebutuhan dan dapat dipakai 2 kali pengecoran beton. Acuan ini diberi
penguat kaso 5/7 untuk menjaga kestabilan dari acuan tersebut
II.4.2. Konstruksi.
1. Acuan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan bentuk
dan kuat menahan beban-beban sementara sesuai dengan jalannya pekerjaan
pembetonan.
2. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas perencanaan yang memadai untuk
seluruh bekisting.
Namun demikian bila ada bekisting yang menurut Konsultan Pengawas
membahayakan atau tidak memadai, maka bekisting tersebut dapat ditolak oleh
Konsultan Pengawas, dan Kontraktor harus segera membongkar dan memindahkan
bekisting yang ditolak keluar lokasi tersebut dan menggantinya atas biaya
Kontraktor.
3. Semua bekisting harus diberi penguat datar dan silang sehingga tidak ada
kemungkinan bergeraknya acuan, juga harus dapat menghindarkan keluarnya
bagian adukan.
5. Bila digunakan bahan kayu untuk penunjang harus terdiri dari kayu yang bermutu
baik (dolken) sehingga dapat menjamin kekuatan dan kekakuannya. Bambu sama
sekali tidak boleh dipakai sebagai tiang penyangga.
7. Penanaman pipa dan lain-lainnya beserta perlengkapan lain untuk membuat lobang,
saluran dan lain-lain harus dipasang kokoh dalam bekisting kecuali bilamana
diperintahkan lain oleh owner/ Konsultan Pengawas.
8. Bekisting harus cukup kedap air, sehingga dijamin tidak akan timbul sirip atau
adukan keluar pada sambungan atau cairan keluar dari beton.
9. Bekisting yang sudah selesai dibuat dan sudah disiapkan untuk pengecoran beton,
akan diperiksa oleh Konsultan Pengawas, beton tidak boleh dicor sebelum bekisting
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
11. Bekisting harus dibongkar dengan tenaga statis tanpa goncangan, getaran atau
kerusakan pada beton.
Untuk pelat dan balok setelah hari ke 4 harus tetap disangga setempat-setempat
yang posisi penyangga akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
b. Bilamana tidak ditentukan lain dalam gambar, maka penulangan harus dipasang
dengan celah untuk beton dekking adalah sebagai berikut :
Mutu Beton K-300 untuk struktur bawah dan struktur atas menggunakan
fly ash
Mutu Beton Tinag Pancang K-450
Mutu Beton K-225
Meliputi Struktur utilitas lain seperti tertera pada gambar.
Untuk mencapai mutu beton tersebut, Kontraktor wajib membuat trial mix
dan selanjutnya Kontraktor membuat adukan sesuai dengan proporsi trial
mix yang disetujui.
Pengadukan.
Semua pengadukan beton harus dilakukan dengan mesin pengaduk yang
berkapasitas tidak kurang dari 500 liter dan dilengkapi dengan alat
timbangan berat.
II.6.1. Persiapan.
1. Proporsi semen, pasir dan kerikil disesuaikan dengan trial mix yang disetujui.
2. Sebelum adukan beton dicor, kayu-kayu bekisting dan lantai kerja harus bersih dari
kotoran seperti serbuk gergaji, tanah, minyak dan lain-lain serta harus dibasahi
secukupnya. Perlu diadakan tindakan-tindakan untuk menghindarkan
mengumpulnya air pembasah tersebut pada sisi bawah.
3. Pembersihan dapat dilakukan dengan tangan, alat manual lainnya serta peralatan
compressor untuk membersihkan pada tempat-tempat yang susah dijangkau
dengan tangan/ alat manual.
5. Banyaknya air yang digunakan dalam adukan beton harus cukup, waktu
pengadukan beton harus diambil tetap dan normal, sehingga menghasilkan beton
yang homogen tanpa adanya bahan-bahan yang terpisah satu sama lain.
7. Kekentalan adukan beton harus ditetapkan menurut percobaan “Slump Test” PBI
2002, NI-2). Slump yang dipakai akan ditetapkan oleh Konsultan Pengawas untuk
jenis pekerjaan yang bermacam-macam, tetapi secara umum adalah sebagai berikut
Slump (cm)
Uraian
Maksimum Minimum
8. Contoh Koral, pasir dan PC yang akan dipergunakan harus dikirimkan oleh
Kontraktor ke Laboratorium yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Berdasarkan analisa dan hasil test contoh tersebut, laboratorium akan
merencanakan suatu campuran beton untuk memenuhi setiap kekuatan yang
dikehendaki dan memenuhi slump yang disyaratkan.
9. Kontraktor harus menyediakan 2 (Dua) kubus percobaan dari setiap adukan yang
direncanakan dari contoh koral,pasir dan PC yang telah diperiksa dan 2 (Dua)
Silinder ditest pada umur 7 (tujuh) hari dan sebuah lagi pada umur 28 (dua puluh
delapan) hari.
10. Kontraktor harus menyerahkan 3 (tiga) rangkap hasil test dan rencana adukan
kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui sebelum pengecoran dilakukan.
Seluruh biaya pembuatan contoh, rencana adukan dan test laboratorium ditanggung
oleh Kontraktor.
11. Jumlah PC dan bahan adukan sebelum diaduk harus ditetapkan langsung dengan
alat timbangan yang disediakan oleh Kontraktor dan disetujui Konsultan Pengawas
12. Jumlah air yang dimasukkan kedalam beton molen harus ditakar dengan alat
takaran yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
13. Pipa, pipa drainase , angkur dan bahan lain yang terbuat dari besi yang ditanam
dalam beton harus dipasang cukup kuat sebelum pelaksanaan pengecoran beton
kecuali jika ada perintah lain dari Konsultan Pengawas.
Juga jarak antara bahan tersebut dengan setiap bagian pembesian sekurang-
kurangnya 5 cm.
Cara yang dibolehkan untuk mengikat bahan itu pada kedudukan yang benar adalah
kawat atau mengelas ke besi beton.
14. Permukaan tanah atau lantai kerja harus dibasahi dengan disiram air sebelum
pengecoran, permukaan tersebut harus tetap basah dengan penyiraman air terus
menerus sampai tiba saatnya pengecoran.
Bagaimanapun juga permukaan tersebut harus bebas dari air yang tergenang dan
juga bebas dari lumpur serta kotoran-kotoran pada saat pengecoran beton.
Pembersihan harus dilaksanakan dengan penyemprotan pasir dengan compresor
(sand blasting) diikuti dengan pembersihan dengan air sebaik-baiknya.
Permukaan beton yang akan dicor lagi, dimana pengecoran beton lama telah
terhenti atau terhalang dan Konsultan Pengawas berpendapat bahwa beton yang
baru tidak dapat bersatu dengan kayu maka untuk memperoleh permukaan yang
cukup rata permukaan sambungan harus dibersihkan dari semua kotoran, bahan
yang terlepas atau beton yang cacat dan benda asing lainnya. Permukaan yang
berisi koral dalam jumlah yang besar harus dihindarkan.
15. Semua genangan air harus dihilangkan dari permukaan sambungan beton sebelum
beton yang baru akan dicor.
17. Perbandingan air semen lapisan aduk tersebut tidak boleh melebihi beton baru yang
akan dicor diatasnya dan kekentalan dari lapisan aduk tersebut harus cukup untuk
pengecoran dengan syarat yang diberikan.
18. Lapisan aduk tersebut harus disebar dengan merata dan harus dikerjakan benar
sampai mengisi kedalam seluruh liku-liku permukaan beton lama yang tidak rata
sedapat mungkin harus dipergunakan sapu kawat untuk menyisipkan lapisan aduk
tersebut kedalam celah permukaan beton lama, ditempatkan diatas beton yang
lama.
19. Beton tidak diperbolehkan dicor, bila seluruh pekerjaan bekisting dan pekerjaan
instalasi tiap bagian belum selesai dipasang dan persiapan seluruh permukaan
tempat pengecoran belum disetujui oleh Konsultan Pengawas. Seluruh permukaan
bekisting dan bagian instalasi yang akan ditanam didalam beton yang tertutup
dengan kerak beton bekas pengecoran yang lalu, harus dibersihkan terhadap
seluruh kerak beton tersebut, sebelum beton disekelilingnya atau beton yang
berdekatan di-cor.
20. Beton tidak boleh dicor kedalam setiap struktur, sebelum semua air yang memasuki
tempat pengecoran tersebut dikeringkan dengan sebaik-baiknya atau telah
disalurkan dengan pipa atau alat lain.
21. Beton tidak diperbolehkan dicor didalam air tanpa izin yang jelas dan tertulis dari
Konsultan Pengawas
22. Kontraktor juga tidak diperbolehkan tanpa seizin Konsultan Pengawas membiarkan
air mengalir diatas beton sebelum beton cukup umurnya dan mencapai pergeseran
awal. Air tidak boleh mengalir melalui permukaan beton yang baru dicor dengan
kecepatan sedemikian rupa, sehingga akan merusak penyelesaian permukaan
beton. Jika perlu, pemompaan air atau pekerjaan pengeringan air yang perlu untuk
memindahkan air tanah, harus mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
II.6.2. Pelaksanaan.
a. Campuran Beton.
1. Proses pengadukan bahan campuran beton yang sudah dituang didalam mixer
minimal 1,5 menit.
3. Beton tidak boleh dicor tanpa izin dari Konsultan Pengawas atau wakilnya. Beton
tidak boleh dicor bilamana keadaan cuaca buruk panas yang dapat
menggagalkan pengecoran dan pengerasan yang baik, seperti ditentukan oleh
Konsultan Pengawas
4. Monitoring
Dua puluh empat jam sebelum pengecoran Kontraktor harus memberikan
pemberitahuan tertulis kepada Konsultan Pengawas, adukan beton tidak boleh
dijatuhkan melalui pembesian atau kedalam papan bekisting yang dalam, yang
dapat menyebabkan terlepasnya koral dari adukan beton karena berulang kali
mengenai batang pembesian atau tepi bekisting ketika adukan beton itu
dijatuhkan, beton juga tidak boleh dicor dalam bekisting yang dapat
mengakibatkan penimbunan adukan pada permukaan bekisting diatas beton
yang telah dicor.
5. Untuk menjaga agar ikatan beton tetap terjamin, maka adukan yang sudah siap
dipakai maksimal dalam tempo 40 menit harus sudah dituang pada acuan yang
sudah disiapkan.
6. Beton tidak boleh dijatuhkan bebas dari ketinggian lebih dari 1,5 meter, untuk
kolom yang tinggi, jendela-jendela harus dibuat pada cetakan, ini harus
dikerjakan untuk menghindari agregrasi dan menjamin satu pengecoran yang
tidak terputus, bila lebih tinggi agar dipakai tremie pipe.
7. Pengecoran beton dilakukan dalam satu operasi yang menerus atau tercapai
pada construction joint.
8. Adukan beton didalam bekisting harus dicor berupa lapisan horizontal yang
merata tidak lebih dari 60 - 70 cm dalamnya dan harus diperhatikan agar
terhindar dari terjadinya lapisan adukan yang miring atau sambungan beton yang
miring, kecuali diperlukan untuk bagian konstruksi miring.
10. Tidak boleh mengecor beton waktu hujan, kecuali jika Kontraktor mengambil
tindakan-tindakan pencegahan kerusakan yang telah disetujui oleh owner/
Konsultan Pengawas.
11. Kontraktor harus menaruh perhatian agar dapat dicegah pengeringan cepat dari
aduk beton yang baru dicor. Bahkan bilamana suhu sekelilingnya didalam
bekisting lebih dari 32 derajat celcius.
Adukan beton yang baru dicor harus diberi pelindung terhadap panas matahari
secepat mungkin setelah pengecoran dan proses pengeringan mulai, segera
setelah permukaan beton yang baru sudah cukup mengeras.
Pengecoran beton tidak diijinkan, bilamana Konsultan Pengawas berpendapat
bahwasanya, Kontraktor tidak memiliki fasilitas yang baik untuk melayani
pengecoran, proses pengerasan beton dan penyelesaiannya.
12. Apabila ada pertemuan dengan beton yang sudah dicor, bidang pertemuan harus
disiram dengan air semen kental.
b. Pemasangan Angker.
Pada semua sambungan-sambungan tegak dari kolom beton dengan dinding, harus
dipasang batang tulangan dari baja lunak yang diameternya 8 mm, panjang 50 cm,
dibengkokkan ujung yang satunya lagi panjang 35 cm, dibiarkan menjorok untuk
dimasukkan kedalam dinding tembok. Angker ini harus ditempatkan dengan jarak 50-
150-250 cm dan seterusnya diukur dari atas sloof pondasi beton bertulang.
d. Toleransi-toleransi.
e. Pipa-pipa.
Pipa dan bagian-bagiannya yang terbuat dari alumunium tidak boleh tertanam
dalam beton, kecuali bila ditutup dengan lapisan yang efektif untuk mencegah
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR
JASA KONSULTAN PERENCANAAN (PLANNING) REHAB TOTAL KANTOR LURAH PASAR MANGGIS
ST.STR- 25
SPESIFIKASI TEKNIS
reaksi kimia antara alumunium dengan beton dan atau dapat mencegah proses
elektrolisa alumunium dengan baja.
Pipa yang ditanam dalam beton tidak boleh mempunyai diameter yang lebih
besar dari pada 1/3 tebal beton ditempat pipa tersebut tertanam.
Pipa yang menembus beton harus mempunyai ukuran dan letak yang tidak
mengurangi kekuatan konstruksi.
II. 63. Perbandingan Kekuatan Tekan Beton Pada Berbagai - bagai Umur
3 7 14 21 28
Semen Portland dengan kekuatan awal yang tinggi 0,55 0,75 0,90 0,95 1,00
bahan secara terus menerus pada sifat - sifat fisik dan kimia beton basah dan sudah
mengeras akan diserahkan kepada Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan untuk mendapat
persetujuannya.
4. Kontraktor harus menyediakan sampel - sampel dan melaksanakan percobaan - percobaaan
tersebut diatas sebagaimana diperintahkan oleh Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan
sebelum ijin penggunaan admixture diberikan untuk dipakai pada pelaksanaan. Seluruh
pengambilan sampel dan pelaksanaan tes menjadi tanggungan Kontraktor.
Campuran kemudian dibalik - balik sambil diperciki air dengan alat sprinkler, sedemikian
sehingga didapat suatu masa yang homogen dan mempunyai warna yang rata.
5. Setiap kubus percobaan harus dibuat dari sample yang diambil dari salah satu adukan beton
atau dari adukan yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan.
1. Dalam hal mutu beton yang telah selesai dicor dianggap meragukan dan dalam hal - hal lain
dimana kubus - kubus percobaan tidak memenuhi syarat pengujian seperti telah diutarakan di
atas, maka harus dilakukan pengambilan contoh dari beton yang telah mengeras dengan contoh
yang berbentuk silinder yang mempunyai diameter luar 150 mm dan mempunyai tinggi 300mm
untuk diuji. Untuk di pakai dalam perencanaan struktur beton dinyatakan dalama satuan Mpa
2. Peralatan dan cara pemotongan pengambilan contoh harus disampaikan kepada Pemberi Tugas /
Pengawas Lapangan sebelum pelaksanannya dan persiapan -persiapan dan pengujiannya harus
dilakukan sesuai dengan SNI
3. Jika kekuatan contoh silinder yang diambil dari beton yang telah mengeras ini lebih rendah dari
persyaratan kekuatan yang diminta dan beton tidak memenuhi persyaratan - persyaratan lain yang
seharusnya dipenuhi, maka pekerjaan beton untuk bagian ini dianggap tidak memenuhi
persyaratan dan harus diganti atas biaya Kontraktor.
11.6.9 Kekuatan Tekan Beton Yang Dianggap Memenuhi Syarat
1. Sebelum beton di kirim ke lapangan, bukti harus di berikan untuk setiap mutu beton di
perlihatkan seperti kekuatan, proporsi mix design dan metode pembuatan beton yang berkwalitas
mengacu pada SNI 03-2847-2002
11.6.10 Kuat rata rata perlu
Kuat rata rata perlu f’cr yang di gunakan sebagai dasar pemilihan proporsi campuran beton harus
di ambil sebagai nilai terbesar dari persamaan 1 dan 2 dengan nilai deviasi standar
Tabel 1. Faktor modifikasi untuk devisiasi standar jika jumlah pengujian kurang dari 30 sample
15 sample 1.16
20 sample 1.08
25 sample 1.03
Catatan :
Tabel 2. Kuat Tekan Rata-rata Jika data tidak tersedia untuk menentukan devisiasi standar
Persyaratan Kuat Tekan, f’c (Mpa) Kuat Tekan Rata rata Pelu, f’cr ( Mpa)
1. Pada waktu adukan beton dicor kedalam bekisting atau lobang galian, tempat tersebut harus
telah padat betul dan tetap, tidak ada penurunan lagi. adukan beton tersebut memasuki
semua sudut melalui celah pembesian, tidak terjadi sarang koral dan selama pengecoran
kelebihan air pada permukaan beton harus sedikit saja.
4. Lapisan beton berikutnya tidak boleh dicor, bila lapisan sebelumnya tidak dikerjakan secara
seksama.
5. Peralatan pendukung
Adukan harus dipadatkan dengan baik dengan memakai alat penggetar (Vibrator
yangberfrekwensi dalam adukan paling sedikit 6.000 putaran dalam 1 menit.
Penggetar harus dimulai pada waktu adukan dimasukkan dan dilanjutkan dengan
adukan berikutnya.
Peralatan vibrator mempunyai bagian yang bergetar bagian dalamnya dari jenis “tenggelam”
yang dibenarkan, sehingga diperoleh hasil yang baik dalam jangka waktu 15 (lima belas)
menit setelah beton dengan konsistensi yang ditentukan dicor dalam cetakan.
Dalam keadaan khusus dimana pemakaian vibrator tidak praktis, Konsultan Pengawas dapat
menganjurkan dan menyetujui pengecoran tanpa vibrator (triller).
6. Kontraktor harus menyediakan alat vibrator (triller) dengan cadangan yang cukup. Ujung
beton triller tidak boleh sampai mengenai bekisting maupun pembesian .
7. Harus pula diperhatikan, jangan sampai terjadi penggetaran berlebihan ataupun dikerjakan
sedemikian rupa sehingga menyebabkan pemisahan bahan beton ataupun gejala timbulnya
banyak air pada permukaan beton.
8. Dalam permukaan yang vertikal vibrator harus dekat ke cetakan tapi tidak menyentuhnya,
tidak boleh menggetarkan pada satu bagian adukan lebih dari 20 detik.
9. Penggetaran tidak boleh dilakukan pada tulangan-tulangan terutama pada tulangan yang
telah masuk pada beton yang telah mulai mengeras.
11. Pekerjaan beton yang telah selesai harus merupakan satu masa yang bebas dari lobang-
lobang agregrasi dan honey combing, memperlihatkan permukaan yang halus dan
mempunyai suatu kepadatan yang sama dengan yang diperoleh pada kubus test.
12. Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan akibat panas yang
berlebihan, kurangnya pembasahan, tegangan yang berlebihan atau hal lain sampai saat
penyerahan pekerjaan oleh Kontraktor pada Owner
13. Perhatian khusus harus diberikan untuk menjaga agar beton tidak terlalu cepat mengering
dan menghindarkan permukaan beton menjadi kasar atau rusak.
14. Beton yang keadaannya seperti tertera dibawah ini harus diperbaiki atau dibongkar dan
diganti dengan beton yang disetujui oleh Konsultan Pengawas, semua biaya yang timbul
ditanggung oleh Kontraktor.
15. Semua permukaan atau permukaan yang dicetak harus dikerjakan secara cermat sesuai
dengan bentuk, garis, kemiringan dan potongan sebagaimana tercantum dalam gambar atau
ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Permukaan beton harus bebas dari segala jenis
kekerasan, dalam bentuk apapun dan harus merupakan suatu permukaan yang rapi, licin,
merata dan keras.
16. Permukaan bagian atas beton yang tidak dibentuk harus dijadikan permukaan yang
seragam, kecuali bila ditentukan lain.
17. Selama beton masih plastis, tidak diijinkan adanya benjulan yang berlebihan pada
permukaan. Semua permukaan harus dicor secara monolitis dengan beton dasarnya.
18. Dilarang menaburkan semen kering dan pasir diatas permukaan beton untuk menghisap air
yang berlebihan. Pelat lantai dan bagian yang diexposed harus dirapikan dengan
menggunakan sendok aduk.
1. Kontraktor harus membuat benda uji menurut ketentuan dalam SNI tanpa menggunakan
penggetar. Saat pengecoran pertama harus dibuat minimum 1 benda uji dilakukan setiap 1,5
m3 beton, sampai didapat 20 benda uji untuk yang pertama. Pengambilan benda uji harus
dengan periode antara yang disesuaikan dengan kecepatan pembetonan.
2. Termasuk dalam pengujian ini adalah pengujian susut (slump) serta pengujian tekanan.
3. Jika beton tidak memenuhi syarat pengujian slump, maka kelompok adukan yang tidak
memenuhi syarat itu tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan dari tempat pekerjaan.
4. Jika pengujian tekanan gagal, maka perbaikan harus dilakukan dengan mengikuti prosedur
PBI 2002
6. Kontraktor harus membuat bak air untuk tempat perawatan/penyimpanan benda uji sebelum
dilakukan test pengujian laboratorium. Pembuatan bak air harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas, serta biaya menjadi tanggungan Kontraktor.
7. Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton, yang disyahkan
oleh owner/ Konsultan Pengawas
b. Konstruksi beton tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau posisinya tidak sesuai
dengan gambar.
c. Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang direncanakan.
e. Segera setelah dilepaskan, semua permukaan “Exposed” (terbuka) harus diperiksa secara
teliti dan bagian yang tidak rata harus segera digosok dengan baik agar diperoleh suatu
permukaan yang licin, seragam dan merata.
f. Perbaikan baru boleh dikerjakan setelah ada pemeriksaan dari Konsultan Pengawas,
pekerjaan perbaikan tersebut harus betul-betul mengikuti petunjuk-petunjuk Konsultan
Pengawas. Semua perbaikan dan penggantian sebagai mana diuraikan disini harus
dilaksanakan secepatnya oleh Kontraktor atas biaya sendiri.
g. Lobang bekas kerucut batang pengikat harus dihaluskan sedemikian rupa sehingga
permukaan dari lobang menjadi bersih dan kasar. Kemudian lobang ini harus diperbaiki
dengan suatu cara yang dapat disetujui dengan menggunakan ”Aduk kering”.
h. Bila terjadi lobang bekas pengikat cetakan yang berbentuk segi empat dan lobang bekas
sejenis lainnya, yang lebih dalam dari pada ukuran permukaan beton maka tidak boleh
dihaluskan, akan tetapi harus diperbaiki dengan suatu cara yang dibenarkan yaitu dengan
menggunakan aduk kering (dry packed mortar).
i. Semua perbaikan harus dilaksanakan dan dibentuk sedemikian rupa , sehingga pekerjaan
yang diselesaikan sesuai dengan ketentuan bab ini, tidak akan mengganggu pengikatan,
menyebabkan penurunan atau retak mendatar.
j. Permukaan perbaikan tersebut harus dirawat sebagaimana diperlukan untuk beton yang
diperbaiki.
k. Sebelum sesuatu struktur diisi air, tiap retak non struktural yang kiranya timbul harus diberi
bentuk V dan diperbaiki dengan adukan kering (dry packed mortar) menurut cara
dibenarkan.
l. Lapisan pelindung beton lantai utility dan tempat yang ditentukan pada gambar rencana atau
petunjuk Konsultan Pengawas dilindungi dengan lapisan perkerasan permukaan lantai beton
(floor hardener).
Pemakaian jenis bahan “Floor Hardener” ini harus berkwalitas baik dan mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas, dan cara penyelesaiaanya harus menurut standard
dari pabrik yang bersangkutan.
Banyak pemakaian bahan floor hardener minimum 3 kg/ m2 atau menurut ketentuan pabrik
yang bersangkutan dan petunjuk Konsultan Pengawas.
b. Semua beton selalu dalam keadaan basah selama paling sedikit 7 (tujuh) hari.
c. Acuan (bekisting) dibiarkan tinggal agar beton tetap basah selama perawatan untuk
mencegah retak pada sambungan dan pengeringan beton yang terlalu cepat.
d. Air yang digunakan untuk perawatan harus bersih dan bebas dari unsur-unsur kimia yang
bisa menyebabkan perubahan warna pada beton.
e. Khusus harus diperhatikan pada permukaan plat lantai, pembasahan terus menerus harus
dilakukan dengan menutupinya dengan karung-karung basah atau mencegah pengeringan
dengan cara yang sesuai. Dilarang menaruh beban atau sesuatu barang diatas lantai yang
menurut pendapat owner/ Konsultan Pengawas belum cukup mengeras atau
mempergunakan lantai tersebut sebagai jalan untuk mengangkut bahan-bahan.
a. Waktu minimal dari saat selesainya pengecoran beton sampai dengan pembongkaran acuan
dari bagian-bagian struktur harus ditentukan dari percobaan-percobaan kubus benda uji
yang memberikan kuat desak minimal seperti tercantum pada daftar sebagai berikut :
b. Setelah acuan dibuka, sisi sudut yang tajam agar dilindungi dari benturan dan kerusakan.
c. Lajur-lajur tulangan (stek) yang belum dicor pada bagian atas harus dibungkus dengan spesi
semen supaya tidak berkarat dan meneteskan air karat pada permukaan beton.
d. Bilamana akibat pembongkaran cetakan pada bagian-bagian konstruksi akan bekerja beban-
beban yang lebih tinggi dari rencana, maka cetakan tidak boleh dibongkar selama keadaan
tersebut tetap berlangsung.
e. Perlu ditekankan bahwa tanggung jawab atas keamanan konstruksi beton seluruhnya
terletak pada Kontraktor.
g. Pada dasarnya pembongkaran acuan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan PBI
2002 pasal 5.8.
a. Beton konstruksi yang menggunakan beton ready mix, kecuali tunduk pada persyaratan
umum menurut SNI -2013 juga harus mengikuti persyaratan ASTM C.94.
c. Beton dicampur dengan putaran minimum 50 putaran dan maximum 100 putaran.
d. Jika perlu ada penambahan putaran tidak boleh lebih dari 300 putaran dengan agregator 2 -
6 RPM.
e. Waktu percampuran beton dari penambahan air pertama sampai pengecoran selesai, tidak
boleh lebih dari 1,5 jam.
f. Adukan beton harus dibuat sesuai dengan perbandingan campuran yang sesuai dengan
yang telah diuji di laboratorium, serta secara konsisten harus dikontrol bersama-sama oleh
Kontraktor Pelaksana dan Supplier beton ready-mix.
Kekuatan beton minimum yang dapat diterima adalah berdasarkan hasil pengujian yang
diadakan di laboratorium.
g. Batas temperatur beton ready-mix sebelum dicor disyaratkan tidak melampaui 30°C.
h. Penambahan bahan additive dalam proses pembuatan beton ready-mix harus sesuai
dengan petunjuk pabrik pembuat additive tersebut dan dengan persetujuan dari Konsultan
Pengawas. Bila diperlukan dua atau lebih jenis bahan additive maka pelaksanaannya harus
dikerjakan secara terpisah. Dalam pelaksanaannya harus sesuai dengan ACI 212.2R-71 dan
ACI 212.1R-63.
i. Dalam selang waktu yang diijinkan untuk penambahan air didalam adukan, harus
dilaksanakan dibawah pengawasan Kontraktor, baik selama ditempat pembuatan beton
ready-mix maupun di lokasi proyek. Penambahan air untuk meningkatkan slump beton atau
untuk alasan lain tidak diperkenankan, kecuali atas persetujuan dan dibawah pengawasan
Konsultan Pengawas.
j. Kendaraan pengangkut beton ready-mix harus dilengkapi dengan peralatan pengukur air
yang tepat.
k. Pelaksanaan pengadukan dapat dimulai dalam jangka waktu 30 menit setelah semen dan
agregat dituangkan dalam alat pengaduk.
l. Proses pengeluaran beton ready-mix di lapangan proyek dari alat pengaduk di kendaraan
pengangkut harus sudah dilaksanakan dalam jangka waktu antara 1 sampai 1,5 jam atau
sebelum alat pengaduk mencapai 300 putaran. Dalam cuaca tertentu, batas waktu tersebut
diatas harus diperpendek sesuai petunjuk owner/ Konsultan Pengawas.
m. Apabila temperatur atau keadaan lainnya menyebabkan perubahan slump beton maka
Kontraktor harus segera meminta petunjuk atau keputusan owner/ Konsultan Pengawas
dalam menentukan apakah adukan beton tersebut masih memenuhi kondisi normal yang
disyaratkan. Tidak dibenarkan untuk menambah air kedalam adukan beton dalam kondisi
tersebut.
Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan pengukuran dan pemasangan patok dengan tepat dan
dibawah pengawasan surveyor ahli, termasuk pengadaan dan penempatan profil-profil yang sesuai.
Kontraktor dianggap telah mengunjungi dan memeriksa lapangan dan sekelilingnya sebelum
mengajukan tender dan dianggap telah mengenal seluruh detail yang tampak di lapangan termasuk
detil-detil yang tidak tercakup dalam spesifikasi ataupun tidak diperlihatkan dalam gambar-gambar.
Jika kontraktor ingin mengadakan penyelidikan tambahan yang mungkin memerlukan penggalian,
sounding (pendugaan) atau pengeboran, sebelum memasukkan tendernya, ia diperbolehkan
mengerjakan hal ini atas biaya sendiri. Untuk ijin masuk dan bekerja di lapangan dapat diatur dengan
Direksi.
(a) Kontraktor harus menyerahkan gambar-gambar kerja yang memperlihatkan detil yang diusulkan
untuk tiang termasuk panjang tiang, dimensi penampang, detil ujung tiang, besi tulangan, detil
kawat pengikat dan pengangkatan sisipan atau alat-alat.
(b) Kontraktor harus menyerahkan perhitungan yang meliputi tegangan yang timbul waktu
pengangkutan dan pemancangan tiang.
(c) Kontraktor harus menyerahkan hitungan posisi akhir tiap-tiap tiang.
Kontraktor tidak diijinkan untuk memulai produksi operasi pengecoran sebelum pengetesan tiang
yang diperlukan dan gambar-gambar kerjanya diperiksa dan disetujui oleh Direksi.
(a) Kontraktor harus menyediakan semua rangka, perlengkapan, alat-alat pengangkat dan tenaga
kerja yang diperlukan untuk pemancangan tiang.
(b) Sebelum memulai pekerjaan pemancangan, kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi, detil
lengkap mengenai program kerja termasuk jumlah dan jenis mesin Jacking Pile yang akan dipakai,
Kontraktor harus memberikan kepada Direksi suatu uraian lengkap mengenai para petugas
pemancangan dan pengawas. Kontraktor harus menugaskan seorang insinyur yang kualified dan
berpengalaman dalam jenis pekerjaan ini untuk menetapkan jalur dan taraf.
(c) Direksi berwenang untuk menginstruksikan agar suatu peralatan atau seorang staf dikeluarkan
atau diganti jika dianggap tidak sesuai untuk pekerjaan ini.
(d) Kontraktor harus memperhitunglan dalam tendernya semua pekerjaan dan bahan yang diperlukan
untuk mempersiapkan lapangan hingga mampu menahan mesin dan alat-alat lain selama
pemancangan berlangsung, termasuk taraf muka tanah yang tidak teratur dan daerah-daerah
rendah yang harus ditimbun untuk mencapai taraf yang diperlukan.
III. 6. Pemeriksaan
Direksi akan menyediakan pengawasan penuh selama operasi pemancangan. Tidak diijinkan
melakukan pemancangan tiang manapun tanpa sepengetahuan pengawas yang ditugaskan oleh
Direksi.
(a) Tiang harus ditempatkan pada posisi yang ditunjukkan dalam gambar yang akan diberikan oleh
Direksi. Kontraktor bertanggung jawab atas ketepatan pemasangan patok, untuk pamancangan
dan posisi, taraf, dimensi dan alignment dari seluruh bagian pekerjaan dan atas pengadaan semua
instrument, perlengkapan semua tenaga kerja yang diperlukan untuk maksud diatas. Pemasangan
patok dan survey kembali akan dilakukan oleh surveyor yang memegang lisensi, sebelum memulai
pekerjaan berikutnya dan setelah pekerjaan pemancangan selesai.
(b) Rangka tiang harus diratakan dan dibuat tegak lurus sebelum mulai memancang atau mengebor
suatu tiang. Perbedaan yang lebih besar dari 7,5 mm per meter panjang terhadap garis vertical
atau garis yang ditetapkan, tidak diijinkan. Tiang yang dipancang dengan perbedaan yang lebih
besar dan tiang yang mengalami kerusakan pada waktu pemancangan harus disingkirkan atau
dipotong dan diganti dengan tiang baru. Pemancangan tiang harus dilakukan secara menerus
tanpa terhenti sampai tiang mencapai elevasi akhir yang ditentukan.
(c) Deviasi yang diijinkan untuk pusat dari tiap tiang terhadap pusat tiap titik yang sudah ditetapkan
pada gambar pemasangan patok adalah 50mm untuk semua arah.
(d) Tiang dapat ditahan dengan cara yang sesuai agar tetap pada posisi yang benar dengan memakai
penopang atau tali pengikat, tetapi tiang yang sudah mengalami defleksi atau salah diatur
alignmentnya sama sekali tidak boleh dipaksa untuk kembali ke alignment yang benar.
(e) Tiang yang berukuran harus dibentuk sedemikian sehingga dapat dipastikan tidak ada kerusakan
yang tertahan oleh tiang yang dibentuk sebelumnya dalam posisi yang berdekatan.
Jika ada tiang yang terangkat akibat pemancangan berikutnya untuk tiang yang berdekatan, maka
tiang terangkat itu harus dipancang kembali dengan tanggungan biaya kontraktor.
(a) Elevasi ujung tiang yang ditunjukkan pada gambar hanya merupakan pendekatan. Sebuah tiang dari
tipe yang diperlihatkan, harus dipancang atau dibor (sesuai dengan kebutuhan) pada tiap daerah
sebagai tiang percobaan. Lokasi tiang ini harus ditentukan oleh Direksi. Tiang percobaan ini harus
disediakan oleh kontraktor dan dipancang dengan efisiensi yang sama seperti untuk tiang-tiang
berikutnya. Pada umumnya tiang-tiang percobaan ini akan dibiarkan ditempat dan dipakai sebagai
salah satu tiang yang ditetapkan.
(b) Direksi akan menentukan elevasi ujung sampai mana tiang harus dipancang pada tiap lokasi untuk
menghasilkan daya dukung yang diperlukan sebagaimana ditentukan dalam perhitungan yang
telah disetujui.
III. 9. Hambatan
(a) Bila dijumpai penghambat yang tidak alami seperti misalnya bekas dinding pondasi, basement dan
lain-lain, dibawah muka tanah pada saat pelaksanaan pemancangan sehingga kemajuan pekerjaan
pemancangan dengan metoda yang diterapkan menjadi terganggu, maka kontraktor harus segera
memberitahukan kepada Direksi.
(b) Jika menurut penilaian Direksi, kontraktor tidak mungkin lagi dapat melakukan pengeboran atau
pemancangan (tergantung situasi) suatu tiang pada lokasi yang ditentukan karena adanya
hambatan dibawah tanah, maka jika dianggap perlu, Direksi akan memberikan kepada kontraktor
suatu design yang telah diperbaiki dengan memindahkan lokasi tiang menurut keperluan dan
kontraktor harus melaksanakan dan menyelesaikan pemancangan berdasarkan desain yang sudah
diperbaiki ini atau hingga taraf perbaikan tambahan yang dianggap perlu dan kontraktor akan
mendapat pembayaran tambahan untuk meliput biaya yang timbul akibat pekerjaan ini.
(c) Hambatan permukaan yaitu yang didefinisikan sebagai hambatan dalam jangkauan tiga meter dari
taraf permukaan, harus disingkirkan, bila perlu, dengan biaya kontraktor.
(d) Lubang pemboran untuk tiang yang harus dibatalkan atas persetujuan Direksi, sebelum mencapai
kedalaman yang ditentukan karena ditemui hambatan harus diakhiri menurut petunjuk. Nilai
kontraktor tidak akan ditambah atau dikurangi dengan adanya lubang bor yang dibatalkan ataupun
adanya penimbunan kembali lubang-lubang tersebut. Menurut petunjuk, tetapi tiang yang dipesan
dan dipasang sebagai pengganti tiang yang dibatalkan akan dibayar sebagai pekerjaan tambahan
sesuai dengan persyaratan kontrak.
(e) Kontraktor harus bertanggung jawab atas segala tuntutan terhadap kerusakan pada prasarana
bawah tanah yang terjadi selama operasi pemancangan bila prasarana tersebut sudah ditunjukkan
dalam gambar.
Kontraktor harus membuat pencatatan untuk tiap-tiap tiang yang dipancang dan harus memberikan
copy yang jelas terbaca kepada Direksi tiap hari.
Catatan ini minimum harus meliputi : tanggal, waktu, diameter, panjang, lokasi, tipe, kedalaman
penetrasi total yang dipakai untuk pemancangan.dengan jacking
(a) Tiang-tiang dipilih untuk diuji harus dibebani menurut petunjuk Direksi. Harga yang dimasukkan
dalam Bills of Quantities harus mencakup biaya total untuk mobilisasi dan demobilisasi,
pelaksanaan test pembebanan termasuk pengadaan pemasangan semua perlengkapan dan
bahan yang diperlukan untuk pengujian. Pembebanan tiang harus dilakukan dengan dongkrak
hidrolis
(b) Tiang-tiang uji dapat dites hingga dua kali beban kerja rencana yang diterapkan dengan
pembebanan bertambah sebagaimana akan dijelaskan kemudian. Direksi akan memutuskan
apakah pengujian diperlukan demikian dan akan memilih tiang-tiangyang harus diuji setelah
selesai pemancangan. Tiang-tiang yang dipilih tidak boleh dibebani sampai tiga minggu setelah
pemancangan.
(c) Jika timbunan dan / atau lapisan tanah liat menimbulkan dukungan positif dalam kohesi pada tiang
uji, sedangkan pada tiang permanent mungkin menimbulkan kohesi negative, maka tiang tersebut
harus dibungkus pada lapisan yang bersangkutan, dengan memakai selongsong pipa baja yang
mendapat persetujuan dari Direksi.
(d) Pemakaian tiang kerja sebagai tiang tegangan untuk tujuan pengujian tidak diperbolehkan.
(a) Pembebanan pada pengujian tiang harus dilaksanakan menurut ketentuan-ketentuan dalam
ASTM D1143-81 “Standar Method of Testing Piles Under Axial Compressive Load”, Ayat 4.2-
Standar Loading Procedure.
(b) Prosedur pengukuran gerakan tiang harus menuruut ketentuan-ketentuan dalam ASTM D143-81
“Standar Method of Testing Piles Under Axial Compressive Load Ayat 5.2- Standar Measuring
Procedures. Metoda standar ini harus dipergunakan kecuali jika diatasi atau diperbaiki oleh
spesifikasi ini.
(c) Beban uji harus diterapkan dengan memakai suatu dongkrak hidrolis terhadap besi pembeban
melalui suatu sel beban atau proving ring yang baru dikalibrasi dengan pembagian yang tidak
melampaui 2 % dari beban maksimum yang diterapkan. Bila diminta, sebuah sertifikat kalibrasi
harus diberikan kepada Direksi.
(d) Besi pembeban harus ditumpu pada suatu kuda-kuda diatas tiang. Kontraktor harus
memperhitungkan biaya pembuatan dan pembongkaran kuda-kuda pembeban, penanganan
bahan besi pembeban naik dan turun kuda-kuda dan tumpuan-tumpuan lain yang diperlukan
untuk peralatan yang dipakai dalam pengujian.
(e) Sepanjang waktu pengujian, pengamatan gerakan vertical harus dilakukan dengan dua
extensometer putar yang meningkat setiap 0.025 mm. pembacaan harus dihubungkan dengan
dua blok baja yang kaku yang kedua ujungya bertumpu atau diikat pada tumpuan yang kokoh.
Tumpuan ini harus menerus dengan panjang tidak kurang dari 1 meter dibawah permukaan tanah
dan jaraknya kurang dari 2 meter dari pusat tiang uji atau tiang tegangan bilamana dipakai.
(f) Disamping itu, elevasi tumpuan harus sering dicek terhadap sebuah patok ukur (benchmark)
tetap. Seluruh perangkat pengukur harus dilindungi dari hujan, sinar matahari langsung dan
gangguan-gangguan lain yang dapat mempengaruhi ketepatannya. Pembacaan suhu harus
dilakukan juga bila diminta oleh Direksi.
(g) Sekurang-kurangnya 3 hari sebelum mulai pengujian, pemberitahuan secara tertulis harus
diberikan kepada Direksi.
(h) Kontraktor harus mengusahakan agar pengujian dilakukan dibawah pengawasan yang ahli dan
dilakukan menerus serta dianggap memuaskan oleh Direksi dan ia harus mengirimkan dua copy
dari seluruh pencatatan dan grafik kepada Direksi setelah tiap pengetesan selesai. Informasi ini
juga harus mencakup suatu diagram penurunan (settlement) terhadap beban yang diplot dengan
skala dimana panjang satu ton beban sama dengan panjang 0.25 mm settlement.
(i) Semua fasilitas yang perlu harus disediakan supaya Direksi dapat mengecek pembacaan selama
pengujian berlangsung.
Load”, Ayat 4.2 – Standard Loading Procedure. Dengan siklus sbb dengan metode
kentlede :
- Dan pengujian tiang dengan mengunakan metode PDA Test mengikuti standar
pengetesan dan kontraktor wajib mengajukan metode kerja yang disetujui Konsultan
Perencana /MK
- Elevasi tumpuan harus sering dicek terhadap sebuah patok ukur (benchmark) tetap.
Seluruh perangkat pengukur harus dilindungi dari air hujan, sinar matahari langsung
dan gangguan lainnya yang mempengaruhi ketepatannya.
- Pengujian harus dilakukan dibawah pengawasan yang ahli dan dilakukan menerus
serta harus mengirmkam copy dari seluruh pencatatan grafik kepada Direksi setelah
setiap pengetesan selesai. Infomasi ini juga harus mencakup suatu diagram
penurunan (settlement) terhadap beban yang diplot
- Pengujian tiang di laksanakan minimal berumur 14 hari setelah pemancangan /jacking
Pembebanan harus ditingkatkan bertahap sebesar mencapai 2 kali beban untuk sampai ultimate dan 3
x bila beban tiang sampai runtuh . Selama siklus pembebanan, Beban Kerja Rencana maksimum yang
diterapkan harus dipertahankan selama 24 jam, sekurang-kurangnya. Untuk tiap pembebanan, harus
dilakukan pembacaan secukupnya untuk menentukan secara tepat semua kurve waktu -settlement
dan waktu- lentingan (rebound). Elevasi dan tiang uji harus sering diuji dengan sifat datar dengan
berpatokan pada benchmark yang tertentu.
Kontraktor harus memperhitungkan dalam tendernya, suatu nilai atau harga untuk pembebanan uji
pada tiang uji yang disediakan untuk itu, dengan intensitas minimum satu pengujian beban untuk tiap
75 tiang. Maka di proyek ini akan di lakukan test PDA seban yak 3 titik
Harga tersebut harus mencakup pemasukan semua bahan dan tenaga kerja serta peralatan yang
diperlukan untuk menetapkan beban dan mengukur settlement yang terjadi dengan cara yang telah
diuraikan dimuka.
(a) jika, pada suatu saat dalam pengetesan, atau tiang tidak mampu menahan beban yang diterapkan
atau settlement tiang rata-rata yang diukur pada alat ukuran regangan aksial melebihi settlement
keruntuhan., yang mana saja lebih kecil, maka tiang tersebut akan dianggap gagal dan pengujian
akan dihentikan. Settlement keruntuhan ‘s’ akan didefinisikan dengan persamaan berikut.
s=f–e
Besaran ‘e’ harus dihitung menurut panjang tiang tekan efektif dan sifat-sifat tiang.
(b) Nilai-nilai pembatas ‘s’ harus diambil yang terkecil dari kriteria berikut :
i. Settlement sisa (net) sebesar 0.05 mm per ton dari beban uji yang diterapkan.
ii. Leleh plastik atau settlement sisa (net) sebesar 6 mm.
(c) Nilai pembatas ‘f’ harus lebih kecil dari kriteria berikut : D/10 dimana D adalah dimensi tiang yang
terkecil (mm).
Jika satu tiang atau lebih gagal memenuhi persyaratan-persyaratan uji, maka kontraktor pemancangan
harus, dengan biaya sendiri, menguji tiang-tiang tambahan sebagaimana diperlukan oleh Direksi.
Kontraktor pemancangan juga harus menanggung biaya unttuk semua pekerjaan tambahan termasuk
memancang atau membuat tiang-tiang tambahan yang mungkin dianggap perlu oleh Direksi akibat
kegagalan satu tiang atau lebih dalam memenuhi persyaratan uji pembebanan.
(a) Selama pengujian berlangsung, kontraktor harus membuat pen- catatan yang lengkap dan tepat
mengenai pengujian dalam bentuk yang harus disetujui oleh Direksi. Kontraktor harus
menyediakan taraf yang tepat dan baik dari Direksi dan sejumlah pengukur test (Test Scales)
dengan pembagian skala 0.5 mm untuk test tiang.
(b) Sebuah diagram beban – settlement harus diserahkan kepada Direksi seperti dinyatakan pada
ayat 8.1.17.
Puncak tiang harus dipotong secara tepat dan rata dengan elevasi seperti ditunjukkan pada gambar.
Semua bagian yang cacat, patah, melengkung, rusak atau tidak sempurna harus disingkirkan atau
diperbaiki hingga dianggap memuaskan oleh Direksi.
Dalam waktu dua minggu setelah selesai pekerjaan pemancangan, kontraktor harus mensurvei
kembali tiang-tiang pancang dan mengeceknya dengan Denah Tiang Pancang dari Direksi dan harus
menunjukkan dengan jelas semua kesalahan, perbedaan atau ketidaksesuaian arah (jika ada) dari
setiap tiang pada dua copy denah yang harus diserahkan kepada Direksi untuk pencatatan.
Kontraktor pemancangan harus mengatur agar kontraktor yang melaksanakan pekerjaan structural dan
Direksi atau wakil-wakilnya, dapat hadir pada saat pelaksanaan survey kembali.
Posisi tiang akan dicek oleh Direksi selama pekerjaan ber-langsung dan persetujuan akhir akan
diberikan olehnya dalam waktu tiga hari setelah selesai pemancangan tiang terakhir. Semua mesin
atau peralatan pemancangan tidak boleh dikeluarkan dari lapangan bila belum mendapat ijin dari
Direksi, kecuali jika kontraktor bersedia menanggung resiko sendiri.
Kontraktor harus menyingkirkan dari lapangan, pada tanggung- tenggang waktu tertentu selama
pekerjaan berlangsung dan sesudah pekerjaan selesai, semua peralatan yang tidak diperlukan,
potongan tiang, sampah dan kotoran yang timbul dari operasi pemancangan dan kegiatan lain yang
berhubungan.
Kontraktor diwajibkan untuk menjamin sistim pemancangan yang ditawarkan, selama periode enam
bulan setelah selesainya pekerjaan bangunan.
(a) Panjang-bayar untuk tiang akan didefinisikan dalam “Metoda standar untuk pengukuran” untuk
jenis pemancangan yang dipilih.
(b) Pembayaran akan dilakukan berdasarkan penjang-bayar dikalikan dengan harga pada kedalaman
penetrasi yang diberikan oleh kontraktor sebagaimana tercantum dalam “Bills of Quantities”.
Kontraktor harus memperhitungkan dalam harga kontraknya, biaya yang timbul akibat
pemborosan, biaya untuk membuang bahan-bahan yang tersisa, penumpukan, pengangkatan,
pemancangan, pemotongan kepala tiang pada taraf muka tanah atau taraf yang lebih rendah
(menurut keperluan) dan untuk semua bahan, mesin, perlengkapan untuk menyelesaikan
pekerjaan tiang pancang permanen.
(a) Tiang dapat dibuat di pabrik atau di lapangan dan diusahakan untuk mampu menahan beban
dinamis selama pengangkutan tiang, beban dinamis selama pemancangan tiang dan beban kerja.
Tiang harus dilengkapi dengan penulangan yang memadai.
(b) Kedalaman penetrasi tiang harus ditentukan dengan memperhitungkan data tanah dan kedudukan
akhir yang dicapai pada tiap posisi tiang.
(c) Beton dan penulangan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada bagian 4 “pekerjaan beton”
kecuali disini kekuatan tekan beton karakteristik pada umur 28 hari minimum harus 250 kg/cm² dan
ukuran agregat maksimum harus 20 mm. Beton penutup terhadap tulangan utama minimum harus
40 mm.
(d) Tiang pancang beton pra cetak harus mempunyai mutu sedemikian sehingga tiang yang sudah jadi
dapat ditangani dan dipancang hingga mencapai daya dukung yang diperlukan tanpa mengalami
keretakan atau kerusakan lain yang dapat mempengaruhi kekuatan atau keawetannya.
(e) Tiang pancang ini harus menampilkan permukaan yang rata, halus dan datar serta bebas dari
rongga (honey combs) dan harus cukup lurus sehingga bila suatu garis ditarik dari dasar
kepuncaknya di sepanjang permukaan yang manapun juga, tidak akan menghasilkan deviasi atau
defleksi dari permukaan sebanyak lebih dari 10 mm dalam panjang 6 m panjang pada setiap titik.
Cacat dalam tiang dapat diterima jika diperbaiki atas persetujuan Direksi.
(f) Tiang beton boleh dicor hingga seluruh panjang baja tulangan asalkan, stelah tiang dipancang,
betonnya disingkirkan agar baja dapat terbuka seperti ditunjukkan pada gambar.
(g) Tiang pancang beton pracetak pretegang tidak dapat diterima kecuali bila ada persetujuan
sebelumnya dari Direksi.
(h) Tiang akan dipancang dengan urutan sedemikian sehingga tidak ada tiang yang dipancang
dengan jarak kurang dari 2,5 kali diameter dari tiang yang dipancang sebelumnya.
(i) Preaugering, predrilling atau prejetting pada lokasi tiang tidak diijinkan kecuali jika disetujui oleh
Direksi.
(j) Kubus-kubus uji harus sesuai dengan ketetapan-ketetapan pada bagian 4 “Pekerjaan Beton”.
(k) Jika kontraktor memberikan stok tiang pancang pracetak, Direksi berhak untuk meminta agar
kubus tipikal dipotong dari kelebihan penjang tiang yang dipancang di lapangan untuk diuji.
Kontraktor pemancangan harus menanggung semua biaya pengetesan.
(l) Pemancangan Tiang
Tiang tidak boleh dipancang sebelum diperiksa dan disetujui oleh Direksi, demikian juga
pemancangan tidak boleh dilangsungkan jika Direksi atau wakilnya tidak hadir, kecuali jika sudah
ada wewenang tertulis sebelumnya.
(m) Tiang harus dipancang dengan peralatan yang disetujui. Sambungan mesin pemancang harus
diikat pada dua titik; titik-titik ini sekurang-kurangnya harus berjarak setengah panjang sambungan
guna menjaga agar tiang dan hammer tetap dalam arah sumbu pada lokasi rencana yang benar
selama operasi pemancangan berlangsung. Sambungan ini harus memanjang hingga ke titik
terendah dimana Jacking Pile harus beroperasi.
(n) Pemancangan harus dilakukan dengan memakai peralatan yang dapat menahan tiang dalam arah
rencana (vertical atau miring) selama pemancangan tiang.
(o) Arah (alignment) tiang vertical harus dicek secara teliti dengan memakai alat sipat datar tukang
kayu (sipat datar gelembung dengan panjang minimum 1.2 m), dengan transit atau dengan
memperhatikan sumbu tiang terhadap unting-unting. Arah (Alignment) tiang yang miring harus
dicek dengan transit atau metoda lain yang disetujui oleh Direksi.
(p) Metoda pemancangan harus sedemikian sehingga tidak mempengaruhi kekuatan tiang dan harus
dianggap memuaskan oleh Direksi. Kontraktor harus menyerahkan suatu pernyataan tertulis yang
menguraikan peralatan yang akan dipakai dan persetujuan Direksi atas usulan alat ini harus
diperoleh sebelum memulai pekerjaan pemancangan.
(q) Topi pancang atau ring dan/atau alat lainnya harus mampu melindungi kepala tiang dan
menghasilkan pembagian energi Jacking Pile secara merata ke kepala tiang dan harus didesain
untuk mengurangi absorpsi hingga ke taraf yang minimum. Topi pancang yang dipakai dalam
pemancangan tiang dapat memakai blok kayu yang padat dengan serat yang parallel terhadap
sumbu tiang. Blok ini harus tertutup oleh rumah baja yang ketat.
Potongan kayu, blok kayu kecil, tambang atau bahan lain yang memungkinkan banyak kehilangan
energi tidak boleh dipakai sebagai topi pancang. Kepala dan topi pancang tidak boleh
menghalangi rotasi tiang yang mungkin terjadi pada saat pemancangan. Jika gerakan tiang
tertahan maka mungkin timbul tegangan punter yang berlebihan dan keretakan pada tiang.
(r) Pengikut (followers) dapat dipakai untuk mendorong puncak tiang ke tingkat potongan yang berada
dibawah taraf muka tanah pada saat pemancangan. Panjang pengikut demikian maksimum 5.0 m,
kecuali jika persetujuan khusus telah diberikan oleh Direksi untuk memakai pengikut yang lebih
panjang. Pengikut ini terdiri dari suatu mandril baja silindris atau satu bagian flens lebar dengan
pelat penutup pada kedua ujungnya yang di las tegak lurus pada sumbu pengikut tersebut.
(s) Kontraktor harus memakai alat-alat bantalan yang diperlukan untuk melindungi agar tiang tidak
rusak.
(t) Tiang harus dipancang minimum hingga kedalaman penetrasi yang diperlihatkan pada gambar.
Pemancangan tiang harus diteruskan hingga tercapai set untuk penetrasi 25 mm, yang harus
ditetapkan oleh Direksi.
(u) Pemancangan yang berlebihan harus diperhatikan agar tiang jangan sampai rusak akibat
pemancangan yang berlebihan. Setiap perubahan laju penetrasi yang tidak sesuai dengan sifat
tanahnya harus dicatat dan dilaporkan kepada Direksi supaya penyebabnya dapat ditentukan
sebelum pemancangan dilanjutkan.
(v) Tiang yang naik kembali dan pemancangan kembali. Semua tiang yang naik akibat pergeseran
pemancangan harus dipancang kembali hingga mencapai kedudukan atau taraf yang diperlukan,
dengan tanggungan biaya Kontraktor.
(w) Segera sesudah tiang beton bertulang dipancang. Kontraktor harus menetapkan suatu titik
referensi dan elevasinya pada tiang. Setelah semua tiang dalam satu kelompok, atau dalam radius
pengangkatan, telah terpancang, Kontraktor harus menentukan elevasi dari titik referensi pada tiap
tiang dalam kelompok tersebut. Radius pengangkatan harus didefinisikan sebagai jarak maksimum
antara dua tiang sedemikian sehingga pemancangan suatu tiang akan menyebabkan
pengangkatan sebesar 3 mm atau lebih pada tiang yang terpengaruh.
(x) Direksi juga dapat meminta agar Kontraktor memancang kembali beberapa tiang tertentu bukan
sebagai akibat kenaikan. Dalam hal ini kontraktor akan dibayar berdasarkan harga satuan yang
tercantum dalam Bill of Quantities.
(y) Pencatatan pemancangan dan pengecoran tiang. Semua tiang harus ditandai dengan jelas dengan
tanggal pengecoran.
(z) Kontraktor harus memberikan kepada Direksi setiap hari informasi berikut ini mengenai seluruh
tiang yang dipancang atau ditempatkan pada hari sebelumnya berdasarkan urutan pemancangan
yaitu :
Semua bahan dan peralatan, detail-detail konstruksi dan perhitungan struktur harus sesuai
dengan dan berdasarkan pada “Spesifikasi for the Design, Fabrication and Erection of
Structural Steel for Building” dari American Institute of Steel Construction, kecuali ditetapkan
lain dalam gambar-gambar atau ditetapkan secara khusus.
British Standard atau standard lain yang setara dapat dipakai. Semua baja structural harus
sesuai dengan A36 menurut ASTM kecuali ditetapkan lain dalam gambar.
Sebagai tambahan, semua peraturan-peraturan local harus diperhatikan dan dipatuhi dalam
pelaksanaan.
Dalam hal terjadi perbedaan, maka peraturan-peraturan setempat umumnya lebih
menentukan, tetapi keputusan akhir berada pada Direksi.
IV.2 BAHAN-BAHAN
IV.2.1 Umum
Material baja menggunakan mutu baja BJ 37 dengan tegangan leleh 2400 kg/cm².
Semua bahan harus baru, tidak cacat dan harus sesuai dengan spesifikasi standard yang
ditetapkan dalam spesifikasi ini.
Semua material yang rusak atau cacat akan ditolak oleh Direksi, dan harus diganti dengan
material yang disetujui atas biaya kontraktor.
Keterlambatan yang mungkin timbul akibat penggantian material tersebut tidak dapat
dijadikan alasan untuk mendapatkan perpanjangan waktu.
Sertifikat pengujian dari pabrik pembuat untuk semua profil baja structural, pelat, batang,
pipa, profil ringan (cold formed steel), baut dan sebagainya harus diserahkan kepada Direksi
sebelum dilaksanakannya pabrikasi atau pengiriman bahan ke lapangan.
Bilamana sertifikat pengujian dari pabrik pembuat tidak bias didapat atau bila diminta oleh
Direksi maka kontraktor harus menyelenggarakan pengujian di Laboratorium Pengujian
Bahan yang disetujui oleh Direksi.
Informasi yang didapat dari hasil pengujian harus cukup untuk menyatakan bahwa barang
yang diuji tersebut sesuai dengan spesifikasi standard yang ditetapkan.
Kontraktor harus memasukkan didalam penawarannya biaya untuk pengujian-pengujian
tersebut.
Semua komponen tersebut diatas harus sesuai dengan ASTM A36 “ Standard Spesification
of Structural Steel”, atau yang setara.
Tegangan leleh minimum adalah 250 MPa (2500 kg/cm²) dan tegangan tarik minimum adalah
425 MPa (4250 kg/cm²).
Pelat bordes haruslah pelat dengan strip anti selip pada seluruh permukaan bagian atas saja.
Yang dimaksud dengan tebalnya dalam hal ini adalah tebal netto dari pelat, dan tinggi
minimum dari sirip-sirip adalah 1,5 mm.
Semua jenis profil baja ringan harus terbuat dari lembaran baja dengan kadar karbon rendah
dan kadar mangan sedang.
Tegangan leleh minimum sebelum dibentuk menjadi profil adalah 260 MPa (2600 kg/cm²).
Profil-profil tersebut harus memenuhi persyaratan-persyaratan dari AISI : Spesification for the
design of light gauge cold formed steel structural members.
Semua elektroda untuk pengelasan harus sesuai dengan spesifikasai dari American Welding
Society dan harus kelas E70xx atau alternatif lain yang setara dan telah disetujui Direksi.
Batang-batang elektroda harus disimpan dalam lemari yang kering.
(a) Umum
Bahan untuk mur dan baut harus memenuhi persyaratan-persyaratan dari standard yang
berlaku.
Baut-baut penyambung harus terdiri dari baut yang galvanis.
Mur kontra harus dari jenis yang khusus untuk keperluan tersebut dan harus digalvanis.
Bila memungkinkan, dalam hal pelat pertemuan digunakan, batang-batang tegak dan
diagonal harus disambung ke batang-batang utama dengan menggunakan paling sedikit
dua buah baut.
Bilamana pengisi dibutuhkan pada dua atau lebih lubang-lubang yang bersebelahan,
maka harus digunakan pelat pengisi tunggal.
Struktur harus dirancang secara rinci sehingga semua bagian dapat diinspeksi dan
dibersihkan.
Kantumg-kantung atau cekungan-cekungan yang dapat menahan air harus diberi lubang
drain.
Baut, mur dan ring harus sesuai dengan persyaratan-persyaratan dan komposisi kimia
sebagaimana yang dinyatakan dalam standard-standard untuk Baut Mutu Tinggi (ASTM
A325).
Baut, mur dan ring harus sesuai dengan persyaratan dari spesifikasi ASTM A307 edisi
terakhir.
Semua baut-baut, mur dan ring yang diperlukan untuk pemasangan harus disediakan
bersama-sama dengan baja konstruksi dan termasuk didalam harga penawaran.
Baut angker harus mempunyai tegangan leleh minimum sebesar 2500 kg/cm² dan harus
sesuai dengan ASTM A36.
(d) Grouting
Kuat tekan minimum dari bahan grout pada umur 28 hari adalah 30 MPa (300 kg/cm²).
IV.3 PABRIKASI
Hanya ketidak sempurnaan yang kecil boleh diperbaiki dengan cara pemanasan yang
terbatas, selain itu semua perbaikan harus dilaksankan dengan peralatan mekanis.
Semua batang/komponen konstruksi yang telah selesai dipabrikasi harus diberi tanda
dengan jelas oleh Pabrikator sesuai dengan rencana penandaan dan sebagaimana yang
diperlukan untuk memudahkan pemasangan.
IV.3.3 Pemotongan.
Semua baja lunak dapat dipotong dengan cara menggunting, menggergaji atau dengan
nyala api.
Profil-profil ringan (colformed section) tidak boleh dipotong dengan alat potong yang
menggunakan nyala apai.
Tepi pemotongan harus bebas dari cacat-cacat yang dapat mengganggu fungsi dari
bagian tersebut.
Lubang-lubang baut harus dibor, dipons atau dibor/dipons sampai ukuran lubang
mendekati 3 mm lebih kecil dari ukuran akhirnya, kemudian lubang dibesarkan. Lubang
tidak boleh dibuat dengan alat potong nyala api.
Lubang-lubang harus diratakan tanpa tersobek atau bergerigi.
Diameter dari lubang yangsudah selesai tidak boleh lebih dari 2 mm lebih besar dari
diameter nominal dari baut.
IV.3.5 Pengelasan
Kecuali ditetapkan lain, semua las, pengelasan dan pekerjaan-pekejaan yang berkaitan
dengan pengelasan harus sesuai dengan persyaratan-persyaratan dari “AISC
Spesification for the Design, Fabrication and Erection of Structural Steel for Buildings”
termasuk supplement-nya dan “Code for Welding in Building Construction”, AWS D1.0-69
yang dikeluarkan oleh American Welding Society.
Semua prosedur pengelasan dan tukang lasnya harus diuji oleh suatu laboratorium
pengujian yang bebas sesuai dengan “AWS Standard Qualification Procedures” edisi
terakhir.
Semua kualifikasi prosedur dan tukang las harus mendapatkan persetujuan Direksi.
Semua catatan tentang kualifikasi tersebut harus disimpan oleh kontraktor dan harus
selalu siap bila diminta oleh Direksi.
Semua sambungan las yang berada diluar ruangan atau yang ada kemungkinan tercelup
air harus diberi las yang menerus sepanjang tepi-tepinya yang berhubungan dengan
udara luar.
Las-las yang tidak diberi ukuran dalam gambar-gambar rencana harus diberi ukuran
untuk mendapatkan kekuatan penuh dari komponen terlemah yang disambung.
Semua permukaan yang akan dilas harus dipersiapkan menurut spesifikasi standard dan
harus bebas dari kerak, debu, cat, oli, karat dan lapisan-lapisan lain pada jarak paling
sedukit 10 mm dari permukaan tersebut.
Semua las harus bebas dari kerak, porositas, keropos dan cacat-cacat lainnya.
Bila terdapat las yang memperlihatkan tanda-tanda diatas maka harus dipotong dan dilas
kembali.
Semua pekerjaan las harus cukup mendapat pegangan selama pengelasan, dan distorsi
harus dijaga seminimum mungkin.
Las-las yang ditolak harus diperbaiki atas biaya kontraktor.
Kecuali ditetapkan lain didalam gambar, semua las tumpul harus merupakan las tumpul
penetrasi penuh dengan menggunakan pekerjaan pendahuluan.
Pengelasan tidak boleh dilaksanakan pada keadaan cuaca yang dapat mempengaruhi
operasi pengelasan.
Dengan persetujuan Direksi, pemanasan pendahuluan boleh dilaksanakan.
Semua pengelasan diatas tanah harus dilaksanakan dengan menggunakan scaffolding
atau panggung yang cukup kuat.
Tangga tidak boleh digunakan sebagai sarana untuk mencapai tempat pengelasan.
Bidang-bidang kontak dari pertemuan-pertemuan yang memakai baut mutu tinggi (high
strength friction grip bolts) harus sejajar satu sama lain dan harus mempunyai bidang kontak
yang penuh pada saat baut dikencangkan.
Dalam hal beberapa batang yang berpenampang sama dihubungkan dengan menggunakan
pelat-pelat sayap (flange plates), maka batang-batang tersebut harus diberi tanda dan
dipotong dari batang yang sama.
Detail-detail kerja yang lengkap dari semua pekerjaan baja structural harus dibuat menurut
standard penggambaran yang umum diterima.
Dua copy gambar tersebut harus diserahkan kepada Direksi untuk pemeriksaan.
Direksi akan memeriksa hal-hal yang penting dari gambar tersebut (bukan pemeriksaan
detail) dan mengembalikan satu copy yang telah dikoreksi kepada kontraktor.
Dua copy dari gambar kerja yang telah diperbaiki harus diserahkan kepada Direksi.
IV.4 TOLERANSI
IV.4.1 Kelurusan
Suatu batang structural sebelum dipasang tidak boleh menyimpang dari kelurusan atau
konfigurasi lain yang ditetapkan melebihi dari nilai-nilai sebagai berikut :
Dimana L adalah panjang akhir batang dan B adalah lebar dari pelat
IV.4.2 Panjang
Panjang dari suatu batang tidak boleh berselisih dari panjang yang telah ditetapkan dengan
melebihi :
IV.4.3 Elevasi dan Garis Sumbu Balok, Kap, Gording dan Kaso
Pada posisi terpasang penyimpangan maksimum dari posisi yang tepat adalah 5 mm.
Pada posisi terpasang dasar kolom harus berada dalam batas 5 mm dari posisi sebenarnya.
Penyimpangan dari suatu titik di atas dasar kolom dari posisi sebenarnya tidak boleh
melebihi 25 mm.
Direksi atau wakilnya setiap saat harus dapat melihat tempat/bengkel untuk pabrikasi pekerjaan
baja. Kontraktor harus mmenyediakan semua fasilitas yang memungkinkan Direksi atau
wakilnya untuk melaksanakan pemeriksaan dan pengujian yang diminta.
Frekwensi dari pemeriksaan, jenis dan frekwensi pengujian akan ditetapkan oleh Direksi.
Direksi dapat meminta suatu bagian las untuk dipotong dan ditest sesuai ketentuan AISC.
Kontraktor harus menyediakan bila diminta oleh direksi, benda-benda uji sesuai dengan
spesifikasi dari AISC.]
Seluruh biaya pengujian termasuk untuk menetapkan kualifikasi tukang las harus disediakan
oleh kontraktor dan harus dimasukkan dalam penawarannya.
IV.6.1 Umum
Semua permukaan baja termasuk las dan simpul harus dibersihkan dengan baik untuk
menghilangkan kotoran, oli dan sebagainya.
Semua karat, kerak yang lepas harus dibuang dengan pembersihan secara mekanis,
penyemprotan dengan pasir, membersihkan dengan sekat kawat dan lain-lain cara yang
disetujui.
Pemberian lapisan, cat atau bitumen dan sebagainya harus dilaksanakan segera setelah
pekerjaan persiapan selesai.
Pembersihan secara mekanis harus dikerjakan dengan alat-alat yang digerakkan dengan
tenaga listrik seperti carborundum grinding discs dan chipping hammer, diikuti dengan
penyikatan dengan sikat kawat untuk menghilangkan semua material lepas.
Pemanasan yang berlebihan pada baja akibat penggunaan sikat kawat yang terlalu lama
harus dihindari.
Pembersihan dengan cara penyemprotan harus dikerjakan menurut B.S4232 atau Swedish
Standard SA Z ½ atau yang setara.
Penggosok non-metalic yang digunakan harus bebas dari kontaminasi yang merugikan dan
penggunaan kembali material bekas harus mendapat ijin dari Direksi.
Permukaan yang disemprot harus disikat atau divakum dan tidak boleh disentuh dengan
tangan atau terkontaminasi dengan cara lain.
IV.7.1 Umum
IV.7.2 Pengecatan
a) Semua cat yang digunakan dalam pekejaan harus mendpat persetujuan Direksi terlebih
dulu.
b) Untuk bidang-bidang permukaan dari pekerjaan logam, kecuali ditentukan lain maka harus
diberikan pengecatan sebagai berikut : Setelah permukaan dipersiapkan, diberikan satu lapis
meni besi, kemudian satu lapis cat dasar dan terakhir dua lapis cat akhir dari jenis synthetic
enamel paint.
c) Untuk permukaan-permukaan baja terbuka yang galvanis termasuk pipa-pipa dan jaringan
kawat yang dilas, setelah dipersiapkan diberikan satu lapis larutan mordant, satu lapis zinc
chromate metal primer, satu lapis cat dasar dan dua lapis cat akhir dari jenis synthetic
enamel paint.
d) Untuk pipa-pipa dari besi tuang dan besi siku, setelah dipersiapkan, diberikan satu lapis
meni, satu lapis cat dasar dan dua lapis cat akhir jenis synthetic enamel paint.
Kecuali ditetapkan lain, permukaan-permukaan baja yang akan ditanam dalam beton harus
dibiarkan tanpa cat serta harus dibersihkan sehingga bebas dari karat lepas dan kerak pada
saat pengecoran .
Cara-cara lain untuk perlindungan terhadap karat antara lain adalah metallic couting,
pengecatan, pelapisan bitumen, cathodic protection dll.
Kontraktor harus mempersiapkan alat untuk mengukur ketebalan dari coating bilamana
diperintahkan oleh Direksi.
Biaya pengadaan/sewa perlatan semacam itu dianggap sudah termasuk dalam jumlah
kontrak.
Semua pekerjaan logam yang ditentukan dalam spesifikasi ini atau ditunjukkan didalam
gambar untuk digalvanisir, hanya dikerjakan dengan cara “hot dip galvanized” sesuai dengan
standard ASTM atau yang setara.
Material yang akan digalvanisir harus dipersiapkan lebih dulu dengan cara membersihkan
dengan baik, mencuci dan mengeringkan material yang sudah kering tersebut harus segera
digalvanisir sebelum timbul karat.
Semua pekerjaan baja harus diangkut dan ditangani sedemikian rupa sehingga semua kerusakan
dapat dihindari.
Kontraktor harus memperhatikan cara pengangkatan yang benar termasuk penempatan sling
secara hati-hati dan penggunaan balok pembagi tekanan sesuai keperluan.
Dalam segala hal pekerjaan baja tidak boleh dilemparkan, ditumpuk secara sembarangan atau
diperlakukan secara tidak tepat.
Batang yang terkikuk, bengkok atau mendapat kerusakan lain harus diganti atau diperbaiki dengan
cara yang disetujui Direksi.
Semua macam system lapisan pelindung sebagaimana yang diuraikan pada pasal-pasal di atas
harus mendapat kesempatan untuk mengeras secukupnya sebelum pekerjaan baja tersebut
ditangani.
Pekerjaan baja harus ditumpuk dengan baik dan diberi jarak dari tanah dengan menumpuknya di
atas susunan balok kayu dan semua batang harus dipisahkan secara vertical oleh balok-balok
kayu.
Tempat penyimpanan di lapangan harus rata dan diberi atap agar didapat ruang penyimpanan
yang bersih dan tahan cuaca.
Tempat penyimpanan tersebut harus dikembalikan seperti semula setelah pekerjaan selesai.
Pada saat penawaran kontraktor harus menaksir besarnya area yang akan dipakai untuk
penyimpanan.
IV.9 PENGIRIMAN
Direksi harus mendapat cukup waktu untuk pemeriksaan akhir sebelum pekerjaan baja yang telah
selesai dikirim ke lapangan.
Waktu pengiriman ke lapangan harus diatur agar sesuai dengan jadual pemasangan
IV.10 PEMASANGAN
IV.10.1 Umum
Kontraktor harus menyusun rencana pemasangan di lapangan dalam waktu yang cukup.
Kontraktor harus menyediakan tenaga yang terlatih untuk melaksanakan dan mengatur
berbagai fase pekerjaan dan menjamin keseluruhan operasi pemasangan berada dibawah
control dari tenaga ahli yang cukup berpengalaman.
Pada saat tenaga ahli tersebut tidak berada di lapangan maka ia harus diwakili oleh staff
pengawas yang dalam pelaksanaan pekerjaan pemasangan dan mengkoordinasikan
pekerjaan.
Persetujuan dari Direksi tidak membebaskan kontraktor dari tanggung jawabnya untuk
rancangan-rancangan pekerjaan sementara yang dibuatnya ataupun dari kewajibannya
untuk menjamin bahwa cara pelaksanaan yang digunakan harus menghasilkan konstruksi
yang efisien, aman, stabil dan memuaskan.
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk keamanan dan ketepatan arah dan posisi dari
struktur selama pemasangan.
Bilamana suatu peralatan untuk pemasangan harus ditumpu pada suatu kerangka baja,
maka detail-detail yang lengkap dari pembebanannya harus pula disertakan dalam
rencana kerja di atas.
Bilamana batang-batang yang diperbaiki tersebut dilapisi dengan cat atau digalvanis untuk
perlindungan permukaan, maka daerah yang rusak tersebut harus diperbaiki sesuai
dengan pasal-pasal di atas untuk hal tersebut.
IV.10.3 Pengelasan
Pengelasan di lapangan yang telah mendapatkan ijin dari Direksi hanya boleh
dilaksanakan oleh tukang las yang memiliki sertifikat dan telah mendapat persetujuan
serta memenuhi persyaratan-persyaratan untuk itu.
Untuk setiap pekerjaan pengelasan hanya boleh dipakai batang-batang las yang sesuai
baik las busur maupun gas.
Kekuatan tariknya harus sesusai dengan bahan yang akan dilas seperti ditetapkan dalam
spesifikasi AWS untuk batang-batang las dari baja untuk las busur.
Elektroda untuk las busur harus diklasifikasikan berdasarkan sifat-sifat mekanikal dari
bahan las yang terdeposit, jenis pelapisan, posisi pengelasan dari elektroda-elektroda dan
dari jenis arus.
(a) Umum
Semua baut, mur dan ring harus disimpan dengan cara sedemikian rupa selama
pengiriman dan setelah di lapangan sehingga tidak rusak oleh karat atau terkena
bahan-bahan atau gas yang merugikan.
Baut-baut mutu tinggi seperti baut jepit mutu tinggi ( High Strength Friction Grip Bolt),
berikut mur dan ringnya harus dikirim dengan masih dilapisi lapisan pelindung atau
“malam”(wax) yang dalam segala hal tidak boleh dihilangkan/dihapus.
Bidang-bidang kontak pada pertemuan yang dibuat dengan bauut-baut ini harus
terlebih dulu dibersihkan dari material-material yang mungkin akan menghalangi
kontak antara bidang-bidang tersebut secara penuh.
Baut-baut penyetel harus dipasang dan harus tetap ditempatnya hingga baut-baut
yang bersebelahan dikencangkan dengan urutan dari bagian tengah pertemuan
hingga ke bagian tepi atau dari bagian terjepit menuju ke arah tepi-tepi yang bebas.
(c) Baut Jepit Mutu Tinggi (High Strength Friction Grip Bolts)
Semua kotoran, oli, kerak, karat lepas, cat dan lain-lain lapisan pada bidang-bidang
kontak yang akan menghalangi kontak secara penuh dari bidang ini harus dibuang.
Paku keling harus sesuai dengan persyaratan kekerasan dari standard yang
bersangkutan yaitu ASTM A 502 atau lain-lain standard yang telah disetujui Direksi.
Semua pelat landas yang berada dibawah kolom, penyangga peralatan dan sebagainya
yang berhubungan dengan pondasi beton haruslah digrouting secara penuh setelah
pekerjaan baja selesai dipasang dengan tepat pada posisi akhirnya.
Bahan grouting haruslah yang dapat dicampurkan dan jenis epoxy yang tidak menyusut
sebagaimana ditetapkan di atas dalam spesifikasi ini serta digunakan sesuai dengan
instruksi pabrik pembuatnya dan atas pengarahan Direksi.
Pasal IV MATERIAL
3 Fly Ash
Class F to ASTM C 168
5 Superplasticizer.
per ASTM C 494 types F and G:
Sikament 163 or 520 ex Sika
Conplast SP430 ex Fosroc
Superplastet F ex CementAid
Atau Setara
6 Retarder
to ASTM C 494 types B and D:
Sika-Retarde ex Sika
Conplast RP264M ex Fosroc
Delvostabilizer ex BASF
Atau Setara
7 Release Agent
Sika-Form-Oil ISD
Reebol ex Sika
Rheofinish 200 ex Fosroc
Arau setara ex BASF
8 Bonding Agent
Sikabond NV
Nitobond PVA ex Sika
Rheomix 157 ex Fosroc
Atau setara ex BASF
9 Concrete Repair
cement-based polymer modified
Sikatop 121 ex Sika
Barra 80 ex BASF
Atau setara
10 Couplers and Mechanical Joints
screw or grip type, shall be capable to develop 125%
yield ex Bartec atau setara
strength of rebar, shown by ICBO Test Report
11 Chemical Anchor
epoxy adhesive injection system
HIT HY 150 ex Hilti
FIS-V ex Fischer
Atau setara
12 Material Baja ex Krakatau Steel
Muru baja BJ37 ex. Gunung Garuda setara
Fy=240 Mpa
Fu=370 Mpa
BAGIAN II
SYARAT – SYARAT TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR
Pasal 1
PERSYARATAN UMUM
1. Lingkup Kegiatan dan Lingkup Pekerjaan
a. Lingkup Kegiatan.
1). Nama pekerjaan : Pembangunan Rehab Total Gedung Kantor Lurah
Pasar Manggis .
2). Lokasi pekerjaan : Jl. Menteng Wadas Timur Kelurahan Manggis Kec
Setiabudi Jakarta Selatan
b. Lingkup Pekerjaan
Lingkup Pekerjaan adalah :
1). Pembangunan Gedung Kantor
c. Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa adalah :
1). Melaksanakan pekerjaan pembersihan lokasi, pematangan lahan, pekerjaan arsitektur,
struktur, mekanikal dan elektrikal sesuai yang tertera dalam gambar teknis dan bill of
quantity.
2). Pengadaan, pengamanan dan pengawasan segala macam alat dan bahan yang
digunakan dalam pelaksanaan.
3). Pemasangan, pengetesan dan pemeliharaan semua bahan dan peralatan sesuai batas
waktu yang telah ditentukan.
4). Pengerahan tenaga kerja sesuai kebutuhan, keahlian dan keterampilannya.
2. Ukuran dan Notasi
a. Semua ukuran dalam gambar arsitektur, struktur, mekanikal dan elektrikal adalah ukuran
jadi/finishing, kecuali ada ketentuan lain yang akan dijelaskan kemudian.
b. Apabila ada perbedaan atau penyimpangan ukuran dan notasi, maka harus dikonfirmasikan
kepada Konsultan Perencana, atau cukup hanya dengan memperbandingkan dengan skala
gambar.
3. Gambar-gambar
a. Seluruh gambar-gambar pelaksanaan secara lengkap (arsitektur, struktur, mekanikal dan
elektrikal, serta spesifikasi teknis dapat diperoleh melalui Konsultan MK atas sepengetahuan
pemberi kerja atau konsultan perencana.
b. Penyedia Jasa wajib meneliti dan memahami seluruh proses dan teknis pekerjaan ini
sehingga dapat menyesuaikan program kerja secara integral dan simultan.
c. Gambar kerja dibuat dalam rangkap 3 (tiga); 1 (satu) set untuk Penyedia Jasa, 1(satu) set
untuk Pengguna Jasa dan 1 (satu) set untuk Konsultan MK.
d. Selama pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa wajib membubuhkan tanda dengan warna
tertentu pada gambar atas bagian-bagian bangunan yang sudah dilaksanakan, termasuk
apabila ada perubahan dari gambar semula.
e. Sebelum setiap bagian pekerjaan dilaksanakan, Penyedia Jasa wajib mengajukan shop
drawing. Shop drawing harus mendapatkan persetujuan pengguna jasa dibantu oleh
Konsultan Perencana/Konsultan MK.
f. Apabila ada perbedaan antara gambar kerja dan syarat-syarat teknis/ spesi-fikasi, maka yang
berlaku adalah syarat-syarat teknis dan spesifikasi, kecuali ditentukan lain oleh Pengguna
Jasa/Konsultan Perencana/Konsultan MK.
g. Apabila ada keraguan-raguan gambar, maka Penyedia Jasa harus menyampaikan kepada
Pengguna Jasa/Konsultan MK paling lambat 1 (satu) minggu sebelum dilaksanakan.
h. Perbedaan tersebut tidak dapat dijadikan alasan oleh Penyedia Jasa untuk mengadakan
claim atas waktu pelaksanaan.
Pasal 2
PEKERJAAN SARANA TAPAK
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi :
a. Penyediaan air dan daya listrik untuk bekerja.
1). Air untuk bekerja harus disediakan Penyedia Jasa dengan membuat sumur pompa di
Tapak proyek atau disuplai dari luar.
2). Air harus bersih, bebas dari bau, lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya yang
merusak.
3). Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Pengguna Jasa.
4). Listrik untuk bekerja harus disediakan Penyedia Jasa dari sambungan sementara PLN
setempat selama masa pembangunan .
5). Penggunaan Diesel pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan sementara atas
persetujuan Pengguna Jasa.
b. Pekerjaan penyediaan alat pemadam kebakaran.
1). Penyedia jasa wajib menyediakan tabung alat pemadam kebakaran (Fire Extinguisher)
YAMATO lengkap dengan isinya, sekurang-kurangnya 4 tabung @ 4 – 6 kg.
2). Apabila pelaksanaan pembangunan telah berakhir, maka alat pemadam kebakaran
tersebut menjadi hak milik Pengguna jasa.
c. Drainase Tapak
Penyedia jasa wajib membuat saluran sementara yang berfungsi untuk pembuangan air
yang ada. Pembuatan saluran sementara harus sesuai petunjuk/persetujuan Pengguna
Jasa.
Pasal 3
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
a. Pekerjaan pembuatan entrance / pintu masuk utama sementara
b. Pekerjaan pembongkaran dan pembersihan sebelum pelaksanaan
c. Pekerjaan perlindungan instalasi existing
d. Pengukuran tapak
e. Dan/atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja
2. PERSYARATAN PELAKSANAAN
a. Pekerjaan Pembongkaran dan Pembersihan Sebelum Pelaksanaan
Pekerjaan ini meliputi pembongkaran seluruh atau sebagian bagian bangunan, pembuangan
puing sampai dengan pembersihan area proyek dari semua kotoran dan sampah baik sampah
organik maupun anorganik yang nantinya akan mengganggu dan atau menurunkan kualitas
pekerjaan diatasnya.
Pada prinsipnya seluruh pekerjaan bongkaran harus dikerjakan secara bertahap dan harus
segera ditutup kembali agar tidak mengganggu pekerjaan karyawan Depkominfo oleh
karenanya harus dikoordinasikan dengan pemakai ruangan.
1). Pada saat akan melakukan pekerjaan pembongkaran, terlebih dahulu pemborong
harus berkonsultasi dengan pihak MK untuk mengkoordinasikan pekerjaan tersebut,
meliputi:
a). Koordinasi terhadap pemakai ruangan, dan kontraktor harus membantu
pemindahan peralatan pemakai kantor.
b). Koordinasi waktu pembongkaran / pemberitahuan 2 x 24 jam sebelumnya.
c). Bahan bongkaran diangkut keluar lokasi, dilakukan segera, tidak boleh ditumpuk
/ disimpan di site
2). Pelaksanaan pembongkaran, sebelumnya harus yakin akan kesiapan lokasi dan
segala akibat yang mungkin akan timbul dalam proses pelaksanaan pekerjaan
pembongkaran, persetujuan izin memulai pelaksanaan pekerjaan setelah
pemeriksaan kondisi lokasi bersama-sama Konsultan Pengawas dan Pelaksana
Pekerjaan.
a). Pembongkaran dilakukan dengan alat-alat yang mencukupi, tepat guna dan
aman. Pengawasan agar dilakukan terhadap timbulnya debu, suara atau getaran
yang mempengaruhi lingkungan sekelilingnya. Pembongkaran harus memenuhi
syarat yang telah ditentukan, kebersihan , keamanan atau persyaratan lainnya.
b). Agar diusahakan alat-alat atau cara-cara pengamanan, baik untuk bagian
bangunan yang tidak dibongkar maupun kesiapan pekerjanya. Bagian yang tidak
dibongkar harus tetap utuh dan bila terjadi kerusakan menjadi tanggung jawab
pelaksana pekerjaan.
2). Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan di lapangan
yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Pengguna Jasa untuk
dimintakan keputusannya.
3). Instalasi yang sudah ada dan masih berfungsi harus diberi tanda yang jelas dan
dilindungi dari kerusakan-kerusakan yang mungkin terjadi akibat pekerjaan proyek ini,
untuk itu harus dicantumkan dalam gambar pengukuran.
4). Penyedia jasa bertanggungjawab atas segala kerusakan akibat pekerjaan yang sudah
dilaksanakannya.
5). Gambar pengukuran tapak harus mendapat persetujuan/pengesahan Pengguna Jasa
/MK antara lain memuat :
a). Denah tapak existing.
b). Rencana lokasi Kantor Pengguna Jasa, Kantor Penyedia Jasa, tempat
menyimpan bahan terbuka, tempat menyimpan bahan tertutup, los kerja, sumber
air, reservoir dan MCK.
e. Kantor Pengguna Jasa Lapangan
1. Kantor Pengguna Jasa Lapangan cukup representatip untuk bekerja dan aman untuk
menyimpan dokumen-dokumen proyek selama pelaksanaan proyek.
2. Luas dan peralatan yang harus disediakan untuk Kantor Pengguna Jasa Lapangan
minimal harus memenuhi persyaratan administrasi.
3. Di dalam kantor Pengguna Jasa/MK harus disediakan WC lengkap dengan bak air bersih
secukupnya dan dirawat kebersihannya.
g. Pekerjaan Tanah
1). Pekerjaan Persiapan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan, tenaga kerja, bahan-bahan alat-alat dan
pengangkutan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua "pekerjaan tanah",
seperti yang disyaratkan dalam gambar rencana dan spesifikasi ini.
b. Meliputi pembersihan areal galian, galian tanah untuk seluruh pekerjaan yang
diperlukan dalam bangunan ini, urugan dan pemadatan tanah untuk bangunan
seperti yang ditentukan dalam gambar atau sesuai petunjuk Manajemen
Konstruksi.
2) Syarat-syarat Pelaksanaan
2).1.Pekerjaan Pembersihan.
a. Seluruh areal galian dan bangunan dibersihkan dari semua belukar/ semak,
sampah yang tertanam, material lain yang tidak diinginkan dan berada dalam
daerah yang akan dikerjakan, harus dibuang keluar site, atas tanggungan
Kontraktor.
b. Semua daerah urugan, harus dipadatkan, baik urugan yang telah ada maupun
terhadap urugan yang baru. Tanah urugan harus bersih dari sisa-sisa
tumbuhan atau bahan-bahan yang dapat menimbulkan pelapukan dikemudian
hari.
2).2. Pekerjaan Galian Tanah.
a. Pekerjaan galian harus memenuhi syarat-syarat seperti yang ditentukan
dalam gambar. Kontraktor harus menjaga supaya tanah dibawah dasar
elevasi seperti pada gambar rencana atau yang ditentukan oleh Manajemen
Konstruksi tidak terganggu, jika terganggu Kontraktor harus menggalinya dan
mengu'rug kembali lalu dipadatkan seperti yang telah ditentukan oleh
Manajemen Konstruksi.
b. Semua galian harus dilaksanakan sesuai gambar dan syarat-syarat yang
ditentukan menurut keperluan.
c. Dasar dari semua galian harus waterpas, bilamana pada dasar setiap galian
masih terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur, maka ini
harus digali kembali, dan akar-akar tersebut dikeluarkan, sedang lubang-
lubang tadi diisi kembali dengan pasir dan dipadatkan.
d. Terhadap kemungkinan adanya air di dasar galian, baik pada waktu
penggalian maupun pada waktu pekerjaan pondasi harus disediakan pompa
air atau pompa lumpur yang jika diperlukan dapat bekerja terus menerus,
untuk menghindari terkumpulnya air.
e. Kontraktor harus memperhatikan pengamanan terhadap binding tepi galian
agar tidak longsor dengan memberikan suatu dinding penahan atau
penunjang sementara atau lereng yang cukup.
f. Juga kepada Kontraktor diwajibkan mengambil langkah-langkah pengamanan
terhadap bangunan lain yang berada dekat sekali/ berbatasan dengan lubang
galian yaitu dengan memberikan penunjang sementara pada bangunan
tersebut sehingga dapat dijamin bangunan tersebut tidak akan mengalami
kerusakan.
g. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, serelah mencapai
jumlah tertentu harus segera disingkirkan dari area kerja.
h. Bagian-bagian yang akan diurug kembali harus diurug dengan tanah yang
bersih, bebas dari segala kotoran dan memenuhi syarat-syarat sebagai tanah
urug.
i. Perlindungan terhadap benda-benda berfaedah. Kecuali ditunjukkan untuk
dipindahkan, seluruh barang-barang berharga yang mungkin ditemui di
lapangan harus dilindungi dari kerusakan, dan bila sampai menderita
kerusakan harus direparasi/diganti oleh Kontraktor atas tanggungannya
sendiri.
j. Bila suatu alat atau fasilitas pelayanan umum yang sedang ditemui di
lapangan dan hal tersebut tidak tertera pada gambar atau dengan cara lain
yang dapat diketahui oleh Kontraktor dan ternyata memerlukan perlindungan
atau pemindahan, Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengambil
setiap langkah apapun untuk menjamin bahwa pekerjaan yang sedang
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR
JASA KONSULTAN PERENCANAAN (PLANNING) REHAB TOTAL KANTOR LURAH PASAR MANGGIS
ST.AR- 5
SPESIFIKASI TEKNIS
Pasal 4
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR
a.1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan alat-
aiat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasii
pekerjaan yang bermutu baikdan sempurna.
a.2. Meliputi pekerjaan beton praktis, seperti : sloof, kolom, ring balok, neut kosen, angkur
beton setempat, piat meja, serta seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukkan dalam
gambar.
b. PERSYARATAN BAHAN
b.1. Semen Portland :
Yang digunakan harus dari mutu yang terbaik, terdiri dari satu jenis merk dan atas
persetujuan dan harus memenuhi NI-8. Semen yang telah mengeras sebagian/ seluruhnya
tidak dibenarkan untuk digunakan. Tempat penyimpanan harus diusahakan sedemikian rupa
sehingga bebas dari kelembaban, bebas dari air dengan lantai terangkat dari tanah dan
ditumpuk sesuai dengan syarat penumpukan semen.
b.2. Pasir Beton.
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organis, lumpur
dan sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang dicantumkan
dalam PBI 1971.
b.3. Koral Beton / Split.
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik tidak berpori serta mempunyai gradasi
kekerasan sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971. Penyimpanan/ penimbunan pasir dan
koral beton harus dipisahkan satu dengan yang lain, hingga dapat dijamin kedua bahan
tersebut tidak tercampur untuk mendapatkan perbandingan adukan beton yang tepat.
b.4. Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam, alkali
dan bahan-bahan organis / bahan lainnya yang dapat merusak beton dan harus memenuhi
NI-3 pasal 10. Apabila dipandang perlu Manajemen Konstruksi dapat minta kepada
Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi
dan sah atas biaya Kontraktor.
b.5. Besi Beton.
Digunakan mutu U-24, besi harus bersih dari lapisan minyak / lemak dan bebas dari cacat
seperti serpih-serpih dan sebagainya. Penampang besi adalah bulat dan memenuhi syarat-
syarat PBI 1971. Kontraktor diwajibkan, bila dipandang perlu untuk memeriksa mutu besi
beton ke laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
b.6. Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :
1. Peraturan-peraturan/standar setempat yang biasa dipakai.
2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971; NI-2.
3. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961; NI-5.
4. Peraturan Semen Portland Indonesia 1972; NI-8.
5. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.
6. Ketentuan-ketentuan Umum Untuk Pelaksanaan Pemborong Pekerjaan Urn urn (A.V.)
no 9 tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan Lembaran Negara No. 14571.
7. Petunjuk-petunjuk dan Peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang
diberikan Manajemen Konstruksi.
8. Standard Normalisasi Jerman (D.I.N.).
9. American Society for Testing and Material (A.S.T.M).
10. American Concrete Institute (A.C.I).
c.PERSYARATAN PELAKSANAAN
a. Mutu Beton :
Mutu beton yang digunakan adalah : ketentuan lain sesuai dengan PBI-1971.
b. Pembesian :
1. Pembuatan tulangan harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum pada PBI-1971.
2. Pemasangan tulangan beton harus sesuai dengan gambar konstruksi.
3. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi tersebut tidak berubah
tempat selama pengecoran dan harus bebas dari papan acuan dengan memasang
beton decking sesuai dengan ketentuan dalam PBI-19771.
4. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lapangan kerja
dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Manajemen Konstruksi.
c. Cara Pengadukan :
1. Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.
2. Takaran untuk semen portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih dahulu oleh
Manajemen Konstruksi dan tercapai mutu pekerjaan seperti yang ditentukan dalam
uraian dan syarat-syarat. Selama pengadukan kekentalan adukan beton harus diawasi
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR
JASA KONSULTAN PERENCANAAN (PLANNING) REHAB TOTAL KANTOR LURAH PASAR MANGGIS
ST.AR- 8
SPESIFIKASI TEKNIS
dengan jalan memeriksa slump pada setiap campuran baru. Pengujian slump, minimum
30 mm dan maksimum 75 mm.
d. Pengecoran Beton :
1. Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan
menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran, ketinggian,
pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak.
2. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Manajemen Konstruksi.
3. Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan menggunakan alat
penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya cacat
pada beton seperti keropos dan sarang-sarang koral / split yang dapat memperlemah
konstruksi.
4. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya maka
tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
e. Pekerjaan Acuan/Bekisting.
1. Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah ditetapkan
seperti dalam gambar. Dari papan jenis kayu yang memenuhi persyaratan dalam NI-2
pasal 5.1.
2. Acuan harus dipasang sedemikian trupa dengan perkuatan-perkuatan sehingga cukup
kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan tetap pada kedudukan selama pengecoran.
3. Acuan harus rapat tidak bocor, permukaannya licin, bebas dari kotoran-kotoran seperti
tahi gergaji, potongan-potongan kayu, tanah dan sebagainya sebelum pengecoran
dilakukan serta harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan beton.
4. Tiang-tiang acuan harus di atas papan atau baja untuk memudahkan pemindahan
perletakan. Tiang-tiang tidak boleh disambung lebih dari satu. Tiang-tiang yang
digunakan dari kayu dolken diameter 80 -100 mm atau kaso 50/70 mm.
5. Tiang acuan satu dengan yang lain harus diikat dengan palang papan / balok secara
cross.
6. Pembukaan acuan baru harus dibuka setelah memenuhi syarat-syarat yang
dicantumkan dalam PBI-1971.
7. Kayu yang dipakai adalah papan atau multiplex dengan teba! 25 mm. 8 Penggunaan
Bekisting (Formwork) harus sesuai dengan petunjuk / spesifikasi pabrik.
f. Kawat Pengikat.
Kawat pengikat besi beton / rangka dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng, dengan
diameter kawat lebih besar atau sama-dengan 0.40 mm. Kawat pengikat besi beton / rangka
harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-2 (PBI tahun-1971).
g. Pekerjaan pembongkaran Acuan / Bekisting hanya boleh dilaksanakan dengan ijin tertulis
dari Manajemen Konstruksi. Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan
perubahan apapun pada permukaan beton tanpa persetujuan tertulis dari Manajemen
Konstruksi.
h. Pelaksana / Kontraktor bertanggung jawab atas kesempurnaan pekerjaannya sampai
dengan saat-saat penyerahan (selesai).
i. Kontraktor harus mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat pada uraian dan syarat-
syarat apapun yang tercantum dalam gambar-gambar atau peraturan yang berlaku baik
dalam negeri maupun luar negeri.
2. Pekerjaan baja harus kering sebagaimana mestinya. Kantong air pada konstruksi yang
tidak terlindung dari cuaca harus diisi dengan bahan Waterproofing yang telah disetuju.
3. Setiap komponen harus diberi kode (marking) yang sesuai dengan gambar pemasangan.
Komponen harus diberi kode sedemikian rupa sehingga memudahkan pemasangan.
4. 'Baut-baut, baut angker, baut hitam dan lain-lain harus disediakan dan harus dipasang
sesuai dengan gambar detail.
C. PEKERJAAN DINDING
1.PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA
a.LINGKUP PEKERJAAN
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil
yang baik.
2) Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan
dalam gambar. Harus sesuaistandar :
b. PERSYARATAN BAHAN
Batu bata merah yang digunakan batu bata merah ex. lokal dengan kualitas terbaik yang
disetujui Perencana/Konsultan Pengawas, siku dan sama ukurannya 5 x 11 x 23 cm.Bata
harus baru, terbakar, terbuat dari tanah liat yang terpilih sesuai dengan persyaratan yang
berlaku.
c. PERSYARATAN PELAKSANAAN
2. PEKERJAAN PLESTERAN
a. LINGKUP PEKERJAAN
1). Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu untuk
melaksanakan pekerjaan ini sehingga didapat hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
2). Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan plesteran, penyiapan dinding /
tempat yang akan diplester, serta pelaksanaan pekerjaan plesteran itu sendiri
pada dinding yang akan diselesaikan dengan cat, satu dan lain hal sesuai
dengan yang tertera dalam gambar denah dan notasi penyelesaian dinding.
b. PERSYARATAN BAHAN
1). Semen yang dapat dipergunakan dalam pekerjaan ini harus meme-nuhi persyaratan
seperti pada semen untuk konstruksi beton, satu dan lain hal sesuai dengan NI-8.
Merk / hasil produksi pabrik dari semen untuk pekerjaan ini akan ditentukan
kemudian.
2). Pasir yang harus digunakan ini harus halus dengan warna asli. Satu dan lain
hal sesuai dengan persyaratan yang tersebut dalam NI-3 pasal 14 dan setelah
mendapatkan persetujuan dari Pengguna Jasa / Pengawas Lapangan.
3). Air untuk mengaduk kedua bahan tersebut diatas satu dan lain hal dengan pasal
10 dari NI-3.
c. PERSYARATAN PELAKSANAAN
1). Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam volume. Cara
pembuatannya menggunakan Mixer selama 3 menit.
2). Beraben adalah plesteran kasar dengan campuran adukan kedap air yaitu 1 PC : 3
Pasir. Dipakai untuk menutup permukaan dinding pasangan batu bata yang tertanam
dalam tanah hingga ke permukaan tanah dan/atau lantai.
3). Plesteran biasa adalah campuran 1 PC : 5 Pasir. Adukan plesteran ini untuk menutup
semua permukaan dinding pasangan batu bata bagian dalam bangunan terkecuali
dinyatakan kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
4). Plesteran kedap air adalah campuran 1PC : 3 Pasir. Adukan plester ini untuk menutup
semua permukaan dinding pasangan batu bata bagian luar/tepi bangunan, semua
bagian dan keseluruhan permukaan dinding pasangan batu bata seperti tercantum
dalam Gambar Kerja.
5). Plesteran halus/aci halus adalah campuran PC dengan air yang dibuat sedemikian
rupa sehingga mendapatkan campuran yang homogen. Plesteran halus ini adalah
pekerjaan finishing yang dilaksanakan setelah aduk plesteran sebagai lapisan dasar
berumur 7 (tujuh) hari / sudah kering benar.
6). Semua jenis aduk plesteran tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa
sehingga selalu segar, belum mengering pada waktu pelaksanaan pemasangan.
7). Terkecuali untuk braben, permukaan semua aduk plesteran harus diratakan.
Permukaan plesteran tersebut, khususnya plesteran halus, harus rata, tidak
bergelombang, penuh dan padat, tidak berongga /berlobang, tidak mengandung
kerikil ataupun benda lain yang membuat cacat.
8). Sebelum pelaksanaan plesteran pada permukaan pasangan batu bata dan beton,
permukaan beton harus dibersihkan dari sisa-sisa begisting kemudian
diketrek/scratched. Semua lubang-lubang bekas pengikat begisting atau formtie
harus tertutup aduk plesteran.
9). Pekerjaan plesteran halus adalah untuk semua permukaan pasangan batu bata dan
beton yang akan difinish dengan cat.
10). Semua permukaan yang akan menerima bahan finishing, misalnya ubin keramik
dan lainnya, maka permukaan plesterannya harus diberi alur-alur garis horizontal
untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap bahan/material finishing tersebut.
Pekerjaan ini tidak berlaku apabila bahan finishing tersebut cat.
11). Ketebalan plesteran minimal 10 mm, maksimal 25 mm. Jika ketebalan melebihi 30
mm, maka diharuskan menggunakan kawat ayam yang diikatkan ke pemukaan
pasangan batu bata atau beton yang bersangkutan untuk memperkuat daya lekat
plesteran.
12). Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau pen-cembungan
bidang tidak boleh melebihi 2 mm untuk setiap jarak 2 m.
13). Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlang-sung dengan wajar,
tidak secara tiba-tiba. Hal ini dilaksanakan dengan membasahi permukaan plesteran
setiap kali terlihat kering dan melindunginya dari terik matahari langsung dengan
bahan penutup yang dapat mencegah penguapan air secara cepat. Pembasahan
tersebut adalah selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai, Penyedia jasa
harus selalu menyiram dengan air sekurang-kurangnya 2 (dua) kali sehari sampai
jenuh. Jika terjadi keretakan, Penyedia jasa harus membongkar dan memperbaiki
sampai hasilnya dinyatakan diterima Pengguna Jasa/ Konsultan MK.
14). Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan plesteran dilakukan sebelum
plesteran berumur lebih dari 2 (dua) minggu.
15). Khusus untuk dinding pasangan batu bata pada Peturasan lantai atas, sebelum
pelaksanaan pekerjaan plesteran ini, harus diberi lapisan kedap air setinggi 40 cm
dari peil finish lantai bersangkutan.
c. PERSYARATAN PELAKSANAAN
1). Sebelum memulai pelaksanaan pemasangan, Penyedia jasaagar meneliti gambar-
gambar dan kondisi/keadaan di lapangan, dan diwajibkan kepada Penyedia jasauntuk
membuat shop drawing menggambarkan mengenai system pemasangan dan juga pola
pemasangan keramik.
2). Keramik yang akan dipasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat dan
bernoda.
3). Sebelum memulai pemasangan keramik, maka harus dilakukan perendaman
terlebih dahulu dengan air hingga jenuh.
4). Campuran adukan perekat/spesi menggunakan campuran 1PC: 3 Pasir dan
ditambahkan perekat seperti yang telah disyaratkan di atas atau dapat juga
menggunakan Aci PC murni dengan ditambahkan bahan perekat.
5). Pada saat pemasangan bahan keramik harus merupakan satu bidang permukaan
yang benar-benar rata, tidak bergelombang.
6). Pola arah awal pemasangan dinding keramik harus sesuai dengan yang tertera dalam
Gambar Kerja atau sesuai dengan petunjuk Pengguna Jasa/Perencana. Pada saat
pemasangan keramik agar diperhatikan lubang instalasi dan drainase.
7). Jarak antara unit pemasangan keramik satu sama lainnya (siar-siar) harus sama
lebarnya maksimum 3 mm, yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus, yang
sama lebar dan sama dalamnya. Untuk siar-siar yang berpotongan harus
membentuk sudut siku-siku yang saling berpotongan tegak lurus sesamanya.
8). Siar-siar diisi dengan bahan pengisi yang bermutu baik, dari bahan seperti yang
disyaratkan di atas, warna ditentukan kemudian.
9). Pemotongan unit keramik tiles harus menggunakan alat pemotong keramik khusus
sesuai dengan yang dipersyaratkan dari pabrik atau alat pemotong keramik yang
telah disetujui oleh Pengguna Jasa/ MK.
10). Keramik yang telah terpasang harus dibersihkan dari segala kotoran/ noda yang
menempel pada permukaan keramik hingga benar-benar bersih.
11). Keramik yang telah terpasang agar dihindarkan dari beban/sentuhan selama 2 x 24
jam dan dihindarkan dari kemungkinan cacat-cacat akibat pekerjaan lain.
b. PERSYARATAN BAHAN
1). Material penutup dinding adalah berupa aluminium composite panel dari bahan
polyethylene ditempatkan diantara dua permukaan aluminium setebal 0.5 mm.
2). Spesifikasi teknis
a). Bahan : Allumunium Composite
b). Tebal : 4 mm
c). Berat : 5 - 6 kg/m2
4). Bahan Composite harus dalam kadaan rata, warna akan ditentukan kemudian
c. PERSYARATAN PELAKSANAAN
1). Sebelum memulai pelaksanaan pemasangan, Kontraktor agar meneliti gambar-
gambar dengan kondisi di lapangan.
2). Kontraktor agar terlebih dulu membuat shop drawing lengkap petunjuk dari
Direksi/Pengawas Lapangan meliputi gambar denah lokasi, ukuran, bentuk dan
kualitas bahan untuk disetujui oleh Direksi/Pengawas Lapangan.
3). Prosedure penyimpanan, pengakutan dan pemasangan atap/dinding aluminium
composite panel harus mengikuti semua prosedur yang dikeluarkan oleh pabrik
pembuat.
4). Pemasangan aluminium composite panel ini harus dikerjakan oleh tenaga ahli
untuk bidang pekerjaan ini.
5). Hasil yang diharapkan rapi, bersih, tidak cacat, tidak ada noda, tidak bergelombang.
6). Ketidaksempurnaan pekerjaan ini menjadi tanggungjawab kontraktor dan perbaikan
untuk itu tidak menjadikannya pekerjaan tambah.
D. PEKERJAAN LANTAI
8). Pemotongan unit keramik tiles harus menggunakan alat pemotong keramik khusus
sesuai dengan yang dipersyaratkan dari pabrik atau alat pemotong keramik yang
telah disetujui oleh Pengguna Jasa/ MK.
9). Keramik yang telah terpasang harus dibersihkan dari segala kotoran yang menempel
pada permukaan keramik hingga benar-benar bersih.
10). Keramik yang telah terpasang agar dihindarkan dari beban/ sentuhan selama 2 x 24
jam dan dihindarkan dari kemungkinan cacat-cacat akibat pekerjaan lain.
4). Pada saat pemasangan bahan keramik harus merupakan satu bidang permukaan yang
benar-benar rata, tidak bergelombang, dengan memperhatikan kemiringan di daerah
basah dan teras.
5). Pola arah awal pemasangan lantai keramik harus sesuai dengan yang tertera dalam
Gambar Kerja atau sesuai dengan petunjuk Pengguna Jasa/ MK. Pada saat
pemasangan lantai keramik agar diperhatikan lubang instalasi dan drainase/bak
kontrol.
6). Jarak antara unit pemasangan lantai keramik satu sama lainnya (siar-siar) harus
sama lebarnya maksimum 2 mm, yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus,
yang sama lebar dan sama dalamnya. Untuk siar-siar yang berpotongan harus
membentuk sudut siku-siku yang saling berpotongan tegak lurus sesamanya.
7). Siar-siar diisi dengan bahan pengisi yang bermutu baik, dari bahan seperti yang
disyaratkan di atas.
8). Pemotongan unit keramik tiles harus menggunakan alat pemotong keramik khusus
sesuai dengan yang dipersyaratkan dari pabrik atau alat pemotong keramik yang
telah disetujui oleh Pengguna Jasa/ MK.
9). Keramik yang telah terpasang harus dibersihkan dari segala kotoran yang menempel
pada permukaan keramik hingga benar-benar bersih.
10). Keramik yang telah terpasang agar dihindarkan dari beban selama 2x 24 jam dan
dihindarkan dari kemungkinan cacat akibat pekerjaan lain.
3. PEKERJAAN WATERPROFING
a. LINGKUP PEKERJAAN
1). Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu untuk
melaksanakan pekerjaan ini sehinga didapat hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
2). Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjaan pemasangan waterprofing pada lantai
atap atau sperti ditunjukkan pada gambar
b. PERSYARATAN BAHAN
1). Bahan harus sesuai dengan standard yang ditentukan oleh pabrik dan standard-
standard lainnya, seperti NI-3, ASTM D, ASTM UNI, UEAtc.
2). Bahan waterproofing dari jenis Non ekspose
3). Bahan adalah waterproofing coating semen base yang terbuat dari Polimer dan semen
yang dicampur jadi satu
4). Jenis bahan yang digunakan produk Brushbond flex eks FOSROC, Sikatop 109
elasto eks SIKA, Master sheal 555 BASF.
5). Komposisi pemakaian adalah 1,6 Kg material waterproofing untuk 1 m2.
6). Perlindungan terhadap waterprofing menggunakan screed dengan perbandingan 1 Pc
: 2 Psr + tulangan susut kawat ayam.
c. PERSYARATAN PELAKSANAAN
1). Persiapan Permukaan.
a). Permukan plat beton yang akan diberi lapisan waterprofing harus benar-
benar bersih, bebas dari minyak, debu serta tonjolan-tonjolan tajam yang
permanen dari tumpahan atau cipratan adukan dan dalam kondisi kering
(baik dalam arti kata kering leveling screed maupun kering permukaan).
b). Khusus untuk lantai atap lapisan screed dan water proofing existing harus
dibongkar sebelum dilakukan pemasangan waterproofing yang baru.
c). Semua pertemuan 90° atau sudut yang lebih tajam harus dibuat tumpul, yaitu
penutup sepanjang sudut tersebut dengan aduk kedap air 1 Pc :2 Psr atau
seperti tercantum dalam gambar kerja.
d). Dalam leveling screed digunakan campuran kedap air 1Pc: 2 Psr, dibentuk
menggunakan benang waterpass arah kemiringannya (arah kemiringan menuju
ke lubang-lubang talang dan floordrain ± 1%)
e). Khusus lapisan screed pada bagian atap dan talang beton harus
menggunakan tulangan susut wire mesh yang terpasang di tengah ketebalan
screed dan sebelum dipasang harus didatarkan dulu sehingga tidak melengkung.
f). Screed dipasang mengikuti pola-pola yang sudah ditentukan dan diratakan
permukaannya (dihaluskan) dengan menggunakan roskam, digosok sedemikian
rupa dengan roskam tadi sehingga gelembung-gelembung udara yang
terperangkap di dalam adukan sceed dapat keluar.
g). Dalam kondisi setengah kering, screed tadi langsung ditaburi semen sambil
digosok lagi dengan roskam besi sehingga merata. Setelah lapisan sreed
kering tidak boleh diaci.
h). Setelah kering udara ± 24 jam, sceed baru ini harus dilindungi dari
kemungkinan pecah-pecah rambut dengan jalan menutupi permukaan
atasnya dengan karung goni yang sudah dibasahi air terlebih dahulu dan
dijaga kondisi basahnya.
i). Waktu yang diperlukan untuk keringnya screed ini minimal 7 (tujuh) hari
dalam kondisi cuaca cerah. Untuk cuaca buruk(hujan) tidak termasuk dalam
perhitungan waktu pengeringan screed.
2). Lapisan Waterproofing
a). Permukaan beton yang akan dipasang waterproofing harus dalam keadaan
kering, bebas dari kotoran dan debu.
b). Bahan waterproofing yang sudah dicampur dikuaskan di atas permukaan beton
sebagai lapisan pertama.
c). Pekerjaan coating yang ke dua dilakukan setelah tenggang waktu ± 2 (dua)
jam dari pekerjaan pertama.
d). Pekerjaan coating yang ke tiga dilakukan setelah tenggang waktu ± 2 (dua)
jam dari pekerjaan ke dua.
e). Pelaksanaan waterproofing pada daerah talang (roof drain) masuk ke dalam
talang sepanjang ± 10 cm.
f). Pada pelaksanaan waterproofing ini, harus dilindungi dari sengatan matahari
dengan menggunakan tenda-tenda.
g). Waterproofing yang sudah terpasang tidak boleh terinjak-injak apalagi oleh
sepatu atau alas kaki yang tajam. Penyedia jasa harus melindungi dan
melokalisir daerah yang sudah terpasang waterproofing ini. Pada daerah
lisplang beton, waterproofing harus dipasang mengikuti bentuk lisplang.
h). Penyedia jasa harus menghentikan pekerjaan apabila terjadi hujan dan
melanjutkan kembali setelah benar-benar kering.
3). Lapisan Pelindung
a). Setelah waterproofing terpasang, maka di atas permukaannya diberi lapisan
perlindungan screed (perbandingan 1 Pc dan 3 Pasir), setebal minimal 5 cm
dengan menggunakan tulangan susut kawat ayam yang terletak di tengah-
tengah adukan screed.
b). Lapisan screed ini permukaan ini sloping kemiringan 1 % kearah gutter dengan
minimal ketebalam 5 cm
a. LINGKUP PEKERJAAN
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan alat-alat
bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan
yang bermutu baik.
b. Pekerjaan lantai screed meliputi area di atas plat-plat beton, bawah lantai, tangga serta untuk
seluruh detail seperti yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar.
b. PERSYARATAN BAHAN
a. Semen Portland yang digunakan harus dari mutu terbaik type I, dari satu hasil produk yang
disetujui Manajemen Konstruksi serta memenuhi syarat- syarat dalam NI-8, SII 0013-81 dan
ASTM C150-78A.
b. Pasir harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI 19S2 pasal 11 dan SII 0404-
80.
c. Air harus memenuhi persyaratan dalam PUBI 1982 pasal 9, AFNOR P.18-303 dan NZS
3121/1974.
d. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan yang disyaratkan dalam NT-2, NI-8
dan PUBI 1982.
C. PERSYARATAN PELAKSANAAN
a. Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang terlebih dahulu
diserahkan contoh-contohnya kepada Manajemen Konstruksi untuk mendapatkan
persetujuannya.
b. Lantai screed dilakukan bila dasar lantai yang merupakan beton tumbuk atau plat beton, telah
dibersihkan dari segala kotoran, debu dan bebas dari pengaruh pekerjaan yang lain.
c. Bahan lantai screed merupakan campuran dari bahan PC dan pasir yang memenuhi syarat-
syarat seperti yang telah ditentukan.
d. Lapisan atas / finish lantai screed adalah acian PC tanpa campuran bahan lain, yang
dilapiskan ke seluruh permukaan lantai dan diratakan. Tebal acian minimum 2 (dua) mm
setelah diratakan dan dilicinkan, atau bahan / material lain sesuai yang disebutkan /
disyaratkan dalam gambar detail atau sesuai petunjuk Manajemen Konstruksi.
e. Tebal adukan lantai screed termasuk acian minimal dibuat 50 mm atau sesuai yang ditentukan
oleh Manajemen Konstruksi, dari adukan 1 PC : 5 pasir. Permukaan lantai screed harus betul-
betul rata, kecuali bila disyaratkan lain, bebas cacat (retak-retak), sehmgga siapdipasang
karpetdan bahan finishing lainnya.
f. Sebagai persiapan sebelum lantai screed diiakukan, alas lantai screed harus dibersihkan
dengan sikat kawat dan air, supaya agregate muncul dan memberi ikatan yang baik dengan
screed. Cara lain adalah membuat permukaan beton menjadi kasar dengan cara yang
disetujui Manajemen Konstruksi. Setelah dibersihkan, alas lapisan dibasahi (semalam) dan
setelah kering dilapis cairan semen (air semen) maximum 20 menit, selanjutnya screed dicor.
g. Untuk screeding daerah yang luas di atas 25 m2 mixing harus mengikuti syarat-syarat mixing
untuk beton (mechanical mixing dan weight batcher harus digunakan).
h. Pengecoran harus diiakukan sekaligus. Untuk daerah yang luas pengecoran mengikuti lajur
selebar 3 (tiga) m dan pengecoran sebuah lajur hanya boleh diiakukan 24 jam setelah lajur
sebelahnya dicor. Permukaan ujung dari lajur screed yang terdahulu harus dibasahi dahulu
dengan air semen atau dengan diberi Calbond atau bahan lain yang setara sebelum lajur
sebelahnya dicor.
i. Peralatan dan Compaction.
Screed harus di compact dengan beam vibrator dan perhatian harus diberikan pada ujung-
ujung yang sering tertinggal. Bila perataan diperlukan (untuk finishing yang membutuhkannya),
maka perataan dengan papan screed harus menunggu minimum 1,5 jam dan maximum 2,5
jam untuk menghindari pendebuan permukaan screed. Toleransi perbedaan tinggi dalam satu
ruang besar dengan luas 25 m2 maximum 15 mm. Toleransi perbedaan antara 2 jalur
maximum 1 mm. Screed harus ditrowel sehingga diperoleh permukaan yang betul-betul rata.
Setelah ditrowel, permukaan yang memerlukan pengecatan harus ditunggu sampai cukup
kering dan memenu'hi syarat untuk dicat.
j. Screed harus selalu dibasahi selama 7 hari.
k. Untuk pemasangan bahan-bahan finishing lantai dapat diiakukan minimum setelah 4 (empat)
minggu.
b). Semua bahan kaca yang digunakan harus bebas noda dan cacat, bebas
sulfida maupun bercak-bercak lainnya, dari produk ASAHI atau setaraf type
panasap.
c. PERSYARATAN PELAKSANAAN
1). Semua frame kosen, jendela dan pintu dikerjakan secara pabrikasi dengan teliti
sesuai ukuran dan kondisi di lapangan agar hasilnya dapat
dipertanggungjawabkan.
2). Pemotongan besi hendaknya dijauhkan dari material aluminium untuk
menghindarkan penempelan debu besi pada permukaannya. Disarankan untuk
mengerjakannya pada tempat yang aman dengan hati-hati tanpa menyebabkan
kerusakan pada permukaannya.
3). Pengelasan dibenarkan menggunakan non activated gas (Argon) dari arah dalam
agar sambungannya tidak tampak oleh mata.
4). Akhir bagian kosen harus isambung dengan kuat dan teliti menggu-nakan sekrup, rivet
dan ankur yang cocok. Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan
bentuk yang sesuai Gambar Kerja.
5). Angkur untuk rangka/kosen aluminium terbuat dari galvanized steel plate setebal minimal
2 mm dan ditempakan pada interval 600 mm.
6). Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti
karat/stainless steel sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus
kedap air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar 100 kg/m2. Celah
antara kaca dan system kosen aluminium ditutup dengan sealent.
7). Untuk fitting hardware dan reinforcing materials yang mana kosen aluminium akan
kontak dengan besi, tembaga atau lainnya, maka pemukaan metal yang
bersangkutan harus diberi lapisan chromium untuk menghindari kontak korosi.
8). Toleransi pemasangan kosen aluminium di satu sisi dinding adalah 10-25 mm yang
kemudian diisi dengan beton ringan / grout.
9). Khusus untuk pekerjaan jendela geser aluminium agar diperhatikan sebelum rangka
kosen terpasang. Permukaan bidang dinding horizontal (pelubangan dinding) yang
melekat pada ambang bawah dan atas harus waterpass.
10). Sekeliling tepi kosen yang terlihat berbatasan dengan dinding, diberi sealent
supaya kedap suara dan air.
11). Tepi bawah ambang kosen exterior dilengkapi flashing untuk penahan air hujan.
12). Daun Pintu/Jendela
a). Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia jasa diwajibkan untuk meneliti
gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang),
termasuk mempelajari bentuk, pola, lay out/penempatan, cara pemasangan,
mekanisme dan detail-detail sesuai Gambar Kerja.
b). Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka aluminium dan
penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan
memperhatikan kerapihan terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh
ada cacat bekas penyetelan.
c). Untuk daun pintu/jendela panil kaca setelah dipasang harus rata dan tidak
bergelombang dan tidak melintir.
2). Pekerjaan pemasangan pintu kaca frameless meliputi seluruh pekerjaan yang
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
b. PERSYARATAN BAHAN.
Bahan untuk pintu kaca frameless di lobby adalah temperad plate glass, tebal 12 mm,
setara produk Asahimas type Panasap. Warna akan ditentukan kemudian.
c. PERSYARATAN PELAKSANAAN
1). Untuk mendapatkan hasil yang baik harus diadakan pengukuran di lapangan
terlebih dahulu.
2). Pemasangan Frameless ini meliputi semua accessories yang diperlukan,
3). Toleransi pemasangan kaca pintu ini terhadap pintu adalah 1 mm sedangkan
lentur adalah 3 mm
4). Kaca tempered yang akan dipasang tidak boleh cacat
5). Daun pintu harus terpasang dengan baik dan sempurna.
c. PERSYARATAN PELAKSANAAN
1). Semua pekerjaan kayu halus khususnya permukaan kayu yang akan diperlihatkan
dan permukaan kayu yang akan dilapis dengan bahan finishing harus diserut
halus dan rata.
2). Proses pengerjaan semua kayu untuk pekerjaan kayu halus harus menggunakan
mesin tanpa kecuali dan tidak diperkenankan mengerjakan di tempat pemasangan.
Persyaratan ini mencakup pula :
a). Setelah penyerutan mesin, baru kemudian diperkenankan dengan
penyerutan tangan.
b). Sambungan tenon, ekor burung, dowel dan sambungan-sambungan lain
harus dikerjakan dengan ketelitian yang tepat terutama untuk bagian yang
diperlihatkan/exposed.
c). Bila kompenen berjumlah lebih dari 10 buah, maka pemotongan menurut pola
dan pengerjaan assembling harus menggunakan JIG.
3). Semua kayu yang telah terpasang harus dilindungi dari segala kerusakan baik
berupa benturan, pecah, retak, noda dan cacat-cacat lain. Apabila hal tersebut di
atas ditemui, maka Kontraktor harus membongkar dan mengganti tanpa
mengurangi mutu. Biaya untuk pekerjaan ini adalah menjadi tanggungjawab
Kontraktor dan tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.
F. PEKERJAAN PLAFON
1. PEKERJAAN PLAFON GYPSUM BOARD
a. LINGKUP PEKERJAN
1). Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu untuk
melaksanakan pekerjaan ini sehingga didapat hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
2). Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjan pemasangan plafon gypsumboard
atau seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
b. PERSYARATAN BAHAN
1) Spesifikasi gypsumboard
a). Jenis : Gypsumboard double sided
b). Tebal : 9 mm
c). Produk : Jaya Board
d). Ukuran : 1200 x 2400 mm
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR
JASA KONSULTAN PERENCANAAN (PLANNING) REHAB TOTAL KANTOR LURAH PASAR MANGGIS
ST.AR- 28
SPESIFIKASI TEKNIS
c. PERSYARATAN PELAKSANAAN
1). Sebelum memulai pelaksanaan pemasangan, Penyedia jasa agar meneliti gambar-
gambar dan kondisi/keadaan di lapangan, dan diwajibkan kepada Penyedia jasa untuk
membuat shop drawing menggambarkan mengenai system pemasangan dan juga pola
pemasangan plafon.
2). Pada pekerjaan langit-langit ini perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain yang
dalam pelaksanaannya sangat berkaitan.
3). Sebelum dilaksanakan pemasangan langit-langit, pekerjan lain yang terletak diatas
langit-langit tersebut harus sudah terpasang dengan sempurna antara lain
elektrikal, AC, sound system, fire alarm/fire detector, sprinkler dan perlengkapan
instalasi lain yang diperlukan.
4). Apabila pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas tidak tercantum dalam gambar
rencana plafond, maka harus diteliti terlebih dahulu pada gambar instalasi yang
lain. Untuk detail pemasangan, Penyedia jasa harus berkonsultasi dengan
Pengguna Jasa/ Pengawas Lapangan/Perencana.
5). Langit-langit harus sesuai dengan pola gambar kerja dan wajib diperhatikan terhadap peil
rencana. Rangka yang datar harus rata air.
c. PERSYARATAN PEMASANGAN
1). Sebelum memulai pelaksanaan pemasangan, Penyedia jasaagar meneliti gambar-
gambar dan kondisi di lapangan(ukuran, type plafon, peil, lubang dan membuat contoh
jadi untuk semua detail sambungan).
2).
Penyedia jasa agar terlebih dahulu membuat shop drawing lengkap dengan
petunjuk dari Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan yang meliputi gambar denah
lokasi, merk, ukuran, bentuk dan kualitas.
3). Seluruh rangka langit-langit digantung pada plat beton, atau sesuai Gambar
Kerja, dengan kawat penggantung dari plat besi yang dipaku dengan paku
ramset ke plat beton/balok beton.
4). Semua rangka batang profil untuk rangka langit-langit telah diseleksi dengan
baik, lurus dan rata. Tidak ada bagian yang bengkok, melengkung dan cacat-
cacat lainnya, semua bahan-bahan yang dipasang agar mendapatkan persetujuan
dari Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan.
5). Seluruh langit-langit yang terpasang harus rata, lurus dan tidak ada bagian-
bagian yang bergelombang dan batang-batang rangka harus saling tegak lurus.
6). Hal-hal yang menjadi kendala di lapangan agar segera dilaporkan kepada MK agar
mendapatkan persetujuan sebelum pemasangan.
3. PEKERJAAN PLAFON CALSIBOARD
d. LINGKUP PEKERJAN
3). Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu untuk
melaksanakan pekerjaan ini sehingga didapat hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
4). Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjan pemasangan plafon cALSIBOARD DI
Area toiet atau seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
e. PERSYARATAN BAHAN
1) Spesifikasi gypsumboard
g). Jenis : kalsiboard ling
h). Tebal : 3,5 mm
i). Produk : KALSI bard
j). Ukuran : 1200 x 2400 mm
k). Fire rating : 1 jam
l). Berat : 13,91 Kg/M2
3). Rangka panel dari bahan Hollow 40x40 seperti ditunjukkan dalam gambar
f. PERSYARATAN PELAKSANAAN
6). Sebelum memulai pelaksanaan pemasangan, Penyedia jasa agar meneliti gambar-
gambar dan kondisi/keadaan di lapangan, dan diwajibkan kepada Penyedia jasa untuk
membuat shop drawing menggambarkan mengenai system pemasangan dan juga pola
pemasangan plafon.
7). Pada pekerjaan langit-langit ini perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain yang
dalam pelaksanaannya sangat berkaitan.
8). Sebelum dilaksanakan pemasangan langit-langit, pekerjan lain yang terletak diatas
langit-langit tersebut harus sudah terpasang dengan sempurna antara lain
elektrikal, AC, sound system, fire alarm/fire detector, sprinkler dan perlengkapan
instalasi lain yang diperlukan.
9). Apabila pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas tidak tercantum dalam gambar
rencana plafond, maka harus diteliti terlebih dahulu pada gambar instalasi yang
lain. Untuk detail pemasangan, Penyedia jasa harus berkonsultasi dengan
Pengguna Jasa/ Pengawas Lapangan/Perencana.
10). Langit-langit harus sesuai dengan pola gambar kerja dan wajib diperhatikan terhadap peil
rencana. Rangka yang datar harus rata air.
G. PEKERJAAN SANITARY
1. SANITARY FIXTURE
a. LINGKUP PEKERJAAN
1). Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu untuk
melaksanakan pekerjaan ini sehingga didapat hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
2). Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjaan pemasangan alat-alat sanitary pada
ruang-ruang yang tercantum dalam Gambar Kerja.
b. PERSYARATAN BAHAN
1). Sanitary fixtures produk TOTO. Yang dimaksud penyebutan type disini adalah
lengkap dengan accessories seperti standard pabrik.
2). Hand Shower type : TX472 SE
3). Closet duduk type : CW702j / SW 784 JP
4). Closet jongkok type : ce9 :dengan flasing
5). Urinal Muslim type : U-57M
6). Penyekat Urinal type : A-100
7). Wastafel tanam type : LW565
8). Kran dinding :T26-13
9). Zink :ICN 5546 + kran TX609 K
10). Shower :TX465sen
Warna akan ditentukan kemudian
c. PERSYARATAN PELAKSANAAN
1). Pemasangan harus dilakukan dengan hati-hati, rapi dan tidak ada percikan
kotoran, seperti adukan semen pada alat-alat tersebut.
2). Apabila fixture tersebut dilengkapi dengan peralatan pelindung terhadap tekanan
balik/pelepas vacuum atmosfir, maka pekerjaan tersebut harus dilakukan.
3). Apabila fixtures tersebut dilengkapi dengan plastik pelindung oleh pabrik, maka
pelindung tersebut baru boleh dibuka pada saat penyerahan pekerjaan dilakukan.
4). Penyedia jasa harus melengkapi fixtures tersebut dengan leher angsa hanya jika
fixtures tersebut belum memiliki leher angsa built in.
5). Seal-seal untuk mengatasi kebocoran, klos-klos penguat dudukan termasuk untuk
kesempurnaan dan berfungsinya peralatan ini.
H. PEKERJAAN PENGECATAN
1. PENGECATAN BATA, PARTISI, PLAFON DAN BESI
a. LINGKUP PEKERJAAN
1). Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu untuk
melaksanakan pekerjaan ini sehingga didapat hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
2). Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
a). Pekerjaan pengecatan dinding/permukaan pasangan batu bata, permukaan
beton dan plafon.
b). Pekerjaan pengecatan besi,
c). Dan/atau seperti tercantum dalam gambar kerja.
b. PERSYARATAN UMUM
1). Seluruh pelaksanaan dan bahan untuk pekerjaan ini harus sesuai dengan standard
dan/atau spesifikasi pabrik.
2). Pabrik dan konraktor harus memberi jaminan minimal selama 5 (lima) tahun
terhitung waktu penyerahan atas semua pekerjaan ini terhadap kemungkinan
cacat, warna yang berubah dan kerusakan cat lainnya.
3). Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Pengguna Jasa harus diulang dan diganti.
Penyedia jasa harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar atau cat
finish yang kurang menutupi atau lepas sebagaimana ditunjukkan oleh Pengguna
Jasa.
4). Selama pelaksanaan pekerjaan, Penyedia jasa harus diawasi Tenaga Ahli /
Supervisi dari pabrik pembuat.
5). Bahan didatangkan langsung dari pabrik, tiba di Tapak Konstruksi harus masih
tersegel baik dalam kemasannya dan tidak cacat. Penyedia jasa wajib membuktikan
keaslian cat dari produk tersebut iatas mengenai kemurnian cat yang akan
dipergunakan. Pembuktian berupa segel kaleng, test BD, test Laboratorium dan
hasil akhir pengecatan. Biaya untuk pembuktian ini dibebankan kepada Penyedia
Jasa. Hasil test kemurnian harus mendapat rekomendasi tertulis dari produsen dan
diserahkan kepada Pengguna Jasa untuk persetujuan pelakanaan.
c. PERSYARATAN TEKNIS
1). Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia jasa wajib melakukan percobaan
pengecatan (mock up). Biaya percobaan ini ditanggung Penyedia Jasa. Hasil
percobaan tersebut harus diserahkan kepada Pengguna Jasa untuk mendapatkan
persetujuan bagi pelaksanaan pekerjaan.
2). Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas yang
menunjukkan tanda sapuan, roller maupun semprotan. Tebal minimum dari tiap
lapisan jadi/finish minimum sama dengan syarat yang dispesifikasikan pabrik.
3). Apabila dari cat yang dipakai ada mengandung bahan dasar beracun atau
membahayakan keselamatan manusia, maka Penyedia jasa harus menyediakan
peralatan pelindung misalnya masker, sarung tangan dan sebagainya yang harus
dipakai pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
4). Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini dalam keadaan cuaca yang
lembab/hujan, berdebu. Terutama untuk pelaksanaan di dalam ruangan bagi cat
dengan bahan dasar beracun atau membahayakan manusia, maka ruangan
tersebut harus mempunyai ventilasi yang cukup atau pergantian udara berlangsung
lancar. Didalam keadaan tertentu, misalnya untuk ruangan tertutup, Penyedia jasa
harus memakai kipas angin/fan untuk memperlancar pergantian/aliran udara.
5). Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, pompa udara tekan/ vacuum cleaner,
semprotan dan sebagainya harus tersedia dari kualitas/ mutu terbaik.
6). Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan kuas. Penyemprotan
hanya boleh dilakukan apabila disetujui Pengguna Jasa.
7). Pemakaian amplas, pencucian dengan air maupun pembersihan dengan kain
kering terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Pengguna Jasa
terkecuali disyaratkan lain dalam Spesifikasi ini.
8). Pelaksanaan pekerjaan ini khususnya pengecatan dasar untuk komponen
bahan/material metal, harus dilakukan sebelum komponen tersebut terpasang.
d. PELAKSANAAN PEKERJAAN
1). PEKERJAAN PENGECATAN DINDING BATA dan BETON
a). Pekerjaan persiapan Sebelum Pengecatan
Sebelum pelaksanaan, seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu, lemak,
kotoran atau nod lain, bekas-bekas cat yang terkelupas bagi permukaan yang
pernah dicat dan dalam kondisi kering.
e. Cermin
1). Semua cermin harus sesuai NI - 3. Tebal cermin 5 mm, produk Asahimas
2). Cermin jenis clear glass float type dengan salah satu permukaan dilapisi perak
(chemical deposital silver).Diberi bevel 3 cm
3). Lapisan perak/chemical deposited silver pada cermin yang dipakai harus terlihat
merata.
4). Semua cermin harus bebas dari noda dan cacat, bebas sulfida maupun bercak-
bercak lain.
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR
JASA KONSULTAN PERENCANAAN (PLANNING) REHAB TOTAL KANTOR LURAH PASAR MANGGIS
ST.AR- 34
SPESIFIKASI TEKNIS
3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
a. Pekerjaan Stainless steel
1). Sebelum memulai pemasangan, Penyedia jasa agar meneliti gambar-gambar dan
kondisi di lapangan.
2). Penyedia jasa agar terlebih dahulu membuat shop drawing lengkap dengan
petunjuk dari Pengguna Jasa / MK yang meliputi gambar denah lokasi, contoh
bahan, ukuran, bentuk dan kualitas untuk mendapatkan persetujuan dari Pengguna
Jasa / MK.
3). Penyambungan dengan las harus dilaksanakan dengan kelipatan dan keahlian
yang tinggi. Pengelasan dengan las listrik dengan elektroda stailess steel.
Permukaan yang dilas harus sama rata dan alur lasnya kelihatan teratur. Bekas
las-lasan harus dikikir dan dihaluskan tanpa mengurangi kekuatan lasnya. Las-
lasan yang cacat harus dipotong dan dilas kembali atas biaya Penyedia Jasa.
4). Pembengkokan profil-profil/plat-plat/pipa-pipa harus dilaksanakan dengan alat
blender(pembengkokan) sehingga hasilnya baik, halus dan tidak cacat-cacat
bekas pukulan.
5). Setelah pekerjaan las-lasan, penghalusan dan pemasangan selesai stainless steel
dipoles dengan mesin poles, kemudian digosok dengan compound memakai kain
halus sehingga bersih dan mengkilap.
b. Pekerjaan besi
1). Sebelum memulai pemasangan, Penyedia jasa agar meneliti gambar-gambar dan
kondisi di lapangan.
2). Penyedia jasa agar terlebih dahulu membuat shop drawing lengkap dengan
petunjuk dari Pengguna Jasa / MK yang meliputi gambar denah lokasi, contoh
bahan, ukuran, bentuk dan kualitas untuk mendapatkan persetujuan dari Pengguna
Jasa / MK.
3). Penyambungan dengan las harus dilaksanakan dengan kelipatan dan keahlian yang
tinggi. Pengelasan dengan las listrik. Pekerjaan pengelasan harus dikerjakan dengan
rapi, tanpa menimbulkan kerusakan pada bahan bajanya. Pengelasan harus menjamin
pengakhiran yang rata dari cairan elektroda tersebut. Permukaan dari daerah yang
akan dilas harus bersih dan bebas dari kotoran, cat minyak dan karat.
4). Pemberhentian pengelasan harus pada tempat yang ditentukan dan dijamin tidak
akan berputar atau membengkok.
5). Setelah selesai pengelasan, sisa-sisa/kerak las harus dibersihkan dengan baik.
c. Pekerjaan Cermin
1). Pemasangan cermin di atas rangka kayu dengan memakai sekrup. Jarak
pemasangan sekrup maximal 60 cm. Kepala sekrup yang timbul dipermukaan kaca
ditutup dengan penutup yang diverchroom. Saat pemasangan sekrup tidak boleh
ada keretakan pada cermin.
2). Pemasangan list kayu/list lain harus sesuai gambar kerja, benar - benar lurus, telah
memenuhi persyaratan pekerjaan kayu halus dan telah difinish sesuai
persyaratan pengecatan kayu halus.
d. Pekerjaan Kaca
1). Sebelum memulai pelaksanaan pemasangan, Penyedia jasa agar meneliti gambar-
gambar dengan kondisi di lapangan.
2). Penyedia jasaagar terlebih dulu membuat shop drawing lengkap petunjuk dari
Pengguna Jasa/Konsultan MK meliputi gambar denah lokasi, ukuran, bentuk dan
kualitas bahan untuk disetujui oleh Pengguna Jasa / MK.
3). Dalam pemotongan kaca harus dihasilkan potongan yang baik dan bersih, bebas dari
chipping (goresan/gompel) dan kemudian digosok tepinya dengan sander pada tingkat
120 mesh atau lebih.
4). Harus diusahakan kaca yang terpasang pada rangkanya tidak bersinggungan langsung
dengan rangkanya dengan cara memasang 2(dua) buah setting block dari neopreme,
foam dan polyethylene foam dengan ukuran seperti yang disyaratkan pabrik pembuat
kaca.
5). Semua kaca yang terpasang harus ditutup dengan sealent yang benar-benar elastis
dan bermutu baik (silicons sealent).
6). Hasil yang diharapkan rapi, bersih, tidak cacat, tidak ada noda, tidak bergelombang.
7). Ketidaksempurnaan pekerjaan ini menjadi tanggungjawab penyedia jasa dan
perbaikan untuk itu tidak menjadikannya
1. Pembersihan lokasi proyek meliputi semua pekerjaan yang termasuk dalam lingkup pekerjaan
seperti yang tercantum dalam gambar kerja dan terurai dalam buku ini dari semua barang
atau bahan bangunan lainnya yang dinyatakan tidak digunakan lagi setelah pekerjaan yang
menjadi tanggung jawab Penyedia jasa bersangkutan selesai.
2. Semua bekas bongkaran dan sebagainya harus dikeluarkan dari lokasi proyek.
Selama pembangunan berlangsung, Penyedia jasa harus menjaga keamanan bahan/ material,
barang maupun bangunan yang dilaksanakanya sampai tahap serah terima
DAFTAR MATERIAL
No.
Item Bahan Finishing
1 Lantai & Plint - Homogeneous Tile 60x60cm; merek nirogranite,
Granitto
- Homgenious Tile 40 x 40 (toilet) merek nirogranite,
Granitto
- Keramik 40x40cm merek roman
- Keramik 30 x 30 cm merek Roman
- Plint partisi kayu solid di cat duco
- Step nosing lantai tangga Homogenious tile 10x60 (utuh
30 x 60)
2 Waterproofing - - Toilet dengan coating merek sika
utama
- Pintu besi atap merk Marks
6 Partisi - Gypsum 12 mm + Cat AEP; merek jayaboard, , rangka
hollow
- Partiisi Toilet (kubikal)
- Partisi dan pintu bahan Phenolic
7 Plafond - Gypsum 9 mm+ rangka hollow 40 x 40 Cat AEP;
jayaboard,
- Pvc linear merek sunda plafond
- Kalsibard 3,5 mm
8 Railing - Railing pipa SS tangga 2"
- Pipa 2 “ stainlesstel (RAM)
9 Sanitair - Merek Toto.
10 Dinding fasade - Plester + Aci + Cat dulux Weathersield;
- Aluminium Composit Panel merek Seven, Allucobond,
Alpolic, Alloy 5005 tebal 4 mm, tebal skin 0.5 mm type
PVDF, RANGKA ALLUMUNIUM
11 Asesoris pintu - Cisa
- MARKS
13 Atap - Beton + Waterproofing Coating merek Brushbond flex
eks FOSROC, Sikatop 109 elasto eks SIKA, Master
sheal 555 BASF.
- Screed dan kawat ayam
14 Kaca dan cermin - Shopfront kaca clear 5 mm merek asahimas
- Cermin kaca 5 mm merek asahimas + bevel 3 cm
15 Cat - Dalam = vinilex dan catilac
- Luar = Dulux wheater shield
16 Jalan dan Halaman - Paving block t=8cm full press mesin, type hexagonal +
abu batu
17 Signate - Plat galvanis finish cat duco
BAGIAN III
Pasal 1
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
1.1. U M U M
A. Penjelasan penerangan
1. Menyediakan seluruh pekerjaan sistem listrik sehingga dapat beroperasi secara sempurna.
2. Gambar-gambar dan spesifikasi adalah merupakan bagian yang saling melengkapi dan
sesuatu yang tercantum di dalam gambar dan spesifikasi bersifat mengikat.
3. Seluruh pekerjaan instalasi listrik yang dilaksanakan harus dikerjakan oleh sub kontraktor
instalatur yang dapat dipercaya, mempunyai reputasi yang baik dan mempunyai pekerja-
pekerja yang cakap dan berpengalaman dalam bidangnya, serta perusahaan tersebut
terdaftar sebagai instalatir resmi PLN dengan memegang pas instalatir kelas tertinggi (C)
yang masih berlaku untuk tahun terakhir yang berjalan.
4. Seluruh pekerjaan instalasi harus dikerjakan menurut "Persyaratan Umum Instalasi Listrik di
Indonesia (PUIL) edisi terakhir tahun 2000 dan Peraturan PLN (SPLN)" sebagai petunjuk
dan juga peraturan yang berlaku pada daerah setempat dan standar-standar/kode-kode
lainnya yang diakui (VDE, DIN,IEC).
6. Kontraktor wajib membuat shop drawing atau gambar kerja an mendapat persetujuan dari
Perusahaan.
7. Kontraktor harus menempatkan seorang sarjana atau yang dianggap ahli sebagai wakil dari
perusahaan dan dapat memberikan keputusan-keputusan apabila sewaktu-waktu
diperlukan. dapat meminta pergantian pengawas yang lain apabila dianggap tidak mampu.
Panel Utama
Panel-panel penerangan dan Panel daya
Panel-panel AC dan Panel Pompa
3. Instalasi penerangan dalam, luar bangunan dan general purpose outlet / stop kontak.
4. Pengadaan dan pemasangan fixture dan armature penerangan lengkap dengan komponen
dan accessoriesnya.
C. Koordinasi Pekerjaan
Untuk kelancaran pekerjaan ini harus diadakan koordinasi dari seluruh bagian yang terlibat di
dalam kegiatan proyek ini. Seluruh aktivitas yang menyangkut di dalam proyek harus dikoordinir
lebih dahulu agar gangguan dan konflik satu dengan lainnya dapat dihindarkan.
Melokalisasi/memperinci setiap pekerjaan sampai dengan detail untuk mendapat persetujuan
Perusahaan
Seluruh peralatan, material yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus baru dan material
harus tahan terhadap iklim tropik. Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dengan cara yang
benar dan setiap pekerja harus mempunyai ketrampilan yang memuaskan. Dimana latihan
khusus bagi pekerja adalah diperlukan dan Kontraktor harus melaksanakannya. Kontraktor
harus melengkapi surat sertifikat yang sah untuk setiap personal ahli, yang menyatakan bahwa
personal tersebut telah mengikuti latihan-latihan khusus ataupun mempunyai pengalaman-
pengalaman khusus dalam bidang keahlian masing-masing.
E. Daftar Material
F. Shop Drawing
Setelah persetujuan, dalam hal ini sebelum daftar spesifikasi material, Kontraktor diharuskan
menyerahkan shop drawing untuk disetujui Perencana. Shop Drawing harus termasuk katalog
data dari pabriknya, literatur mengenai uraian-uraian, diagram pengkabelan, data ukuran
dimensi, data pembuatan dan nama serta alamat yang terdekat dari service dan group
perusahaan pemeliharaan yang tetap menyediakan persediaan/ stock suku cadang yang terus
menerus, shop drawings harus diberi catatan dari Kontraktor, yang menyatakan bahwa apa yang
dianjurkan sudah sesuai dengan spesifikasi dan kondisi ruang yang disediakan.
Data untuk setiap sistem harus menunjukkan pemasangan yang lengkap dari seluruh koordinasi
komponen untuk peninjauan keseluruhan yang sebe-narnya dari keseluruhan sistem,
penyerahan sebagian-sebagian tidak akan diperhatikan. Gambar shop drawing harus dibuat
sebanyak 4 (empat) set.
Shop drawing dimasukkan untuk diperiksa/ disetujui Perusahaan paling lambat 14 (empat belas)
hari kerja terhitung setelah dikeluarkannya SPK.
G. C o n t o h
H. Acces Opening
Kontraktor harus mempergunakan secara baik satu set lengkap gambar-gambar di lapangan
yang mana harus diberi tanda yang tepat pada lokasi dari seluruh jenis sistem outlet
panel/kabinet, peralatan, pengkabelan dan seterus-nya dengan dimensi yang diambil dari
patokan center colom (as colom). Kontraktor harus melengkapi gambar pemasangan yang
sebenarnya ("as installed") dari instalasi. Kontraktor pada saat mendekati penyerahan (2 minggu
sebelum penyerahan) harus menyerahkan gambar "as built drawing" yang menyatakan gambar-
gambar seperti yang telah terpasang untuk diserahkan pada Perusahaan sebanyak 4 (empat)
set gambar cetak dan 1 (satu) set kalkir.
J. Pengetesan
Kontraktor harus melakukan seluruh pengetesan seperti disebutkan dan harus melakukan
percobaan seperti operasi sesungguhnya secara tepat dari seluruh sistem.
Peralatan, material dan cara bekerjanya peralatan yang mengalami kerusakan /cacat/ salah
harus diganti /dibetulkan dan percobaan diulangi. Seluruh peng-kabelan, instalasi "keur"
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mem-peroleh persetujuan PLN bagi pemasangan
sistem jaringan listrik dan seluruh biaya ditanggung atas beban Pemborong.
Sejak pengiriman dari bagian-bagian dan peralatan ke tempat lapangan Kontraktor harus
menyerahkan kepada MK daftar lengkap dari suku cadang (spare parts) dan menyerahkan untuk
masing-masing bagian disertai dengan daftar harga satuan dan alamat supplier dan tambahan
daftar dari suku cadang dan suplai yang secara normal harus dalam setiap pembelian atau suku
cadang yang disebutkan dalam spesifikasi yang harus dilengkapi oleh pemborong dengan biaya
dari Kontraktor.
Lama pengetesan peralatan listrik 1 x 24 jam tanpa henti biaya pengetesan ditanggung
Kontraktor.
Kontraktor harus melengkapi buku petunjuk (manual) pemeliharaan dan manual cara
mengoperasikannya, dan bahasa dari instruksi bagi seluruh bagian peralatan ini harus dalam
bahasa Inggris dan Indonesia.
M. Training
Mendidik operator atau orang-orang yang ditunjuk oleh pemilik untuk menjalankan,
mengoperasikan pengujian dan maintenance seperlunya terhadap instalasi. Segala biaya-biaya
tersebut adalah menjadi tanggungan Kontraktor
A. Umum
1. U m u m
Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi persyaratan PUIL/
LMK. Semua kabel/ wiring harus baru dan harus jelas ditandai mengenai ukurannya, jenis
kabelnya, nomor dan jenis pintalannya. Semua kabel dengan penampang 6 mm² ke atas
haruslah terbuat secara dipilin (stranded). Instalasi ini tidak boleh memakai kabel dengan
penampang lebih kecil 2,5 mm² kecuali untuk pemakaian remote control.
b. Untuk kabel distribusi dan penerangan taman dengan menggunakan kabel NYFGbY.
Semua kabel harus berada di dalam conduit PVC super high impact yang disesuaikan
dengan ukurannya, cable tray, cable trench, kabel rack dan harus diklem.
Digunakan flexible conduit dengan bahan yang sama untuk menghubungkan instalasi ke
masing-masing fixture lampu.
2. "Splice"/ Pencabangan
Tidak diperkenankan adanya pencabangan dan penyambungan pada kabel/ feeder utama
dan instalasi kecuali :
a. Feeder utama hanya pada panel dan harus diproteksi dengan breaker
b. Instalasi penerangan dan stop kontak hanya pada kotak/ junction box dan tidak
diperkenankan adanya sambungan kabel dalam konduit.
Sambungan pada kabel harus dibuat kuat secara mekanis dan harus teguh secara electris
dengan cara-cara "solderless connector". Jenis kabel tegangan, jenis "compression atau
soldered". Dalam membuat "splice" konektor harus dihubungkan pada konduktor-konduktor
dengan baik, demikian sehingga semua konduktor tersambung tidak ada kabel-kabel
telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran. Semua sambungan kabel baik di
dalam junction box, panel ataupun tempat lainnya harus mempergunakan connector yang
terbuat dari tembaga yang diisolasi dengan porselein atau bakelite ataupun PVC, yang
diameternya disesuaikan dengan diameter kabel.
3. Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet, PVC, asbes, gelas,
tape sintetis, resin, splice case, compostion dan lain-lain tertentu itu harus dipasang
memakai cara yang disetujui menurut anjuran perwakilan pemerintah dan atau
manufacturer.
4. Penyambungan Kabel
f. Penyekat-penyekat khusus harus dipergunakan, bila perlu untuk menjaga nilai isolasi
tertentu.
g. Bila kabel dipasang tegak lurus dipermukaan yang terbuka, maka harus dilindungi
dengan pipa baja dengan tebal 3 mm setinggi minimum 2,5 m.
b. Untuk instalasi saluran penghantar di luar bangunan, dipergunakan trench, kecuali untuk
penerangan taman, dipergunakan pipa galvanized 2". Trench dilengkapi dengan
Hand-hole untuk belokan-belokan.
d. PVC High Impact minimum 3/4". Setiap pencabangan ataupun pengambilan saluran
ke luar harus menggunakan junction box yang sesuai dan sambungan yang lebih dari
satu harus menggunakan terminal strip di dalam junction box, sambungan kabel
menggunakan lasdop 3M.
e. Ujung pipa kabel yang masuk dalam panel dan junction box harus dilengkapi dengan
"Socket / lock nut", sehingga pipa tidak mudah tercabut dari panel. Bila tidak ditentukan
lain, maka setiap kabel yang berada pada ketinggian muka lantai sampai dengan 2 m
harus dimasukkan dalam pipa. Dan pipa harus diklem ke bangunan pada setiap jarak 50
cm.
1. Sakelar-Sakelar
Sakelar-sakelar harus dari jenis rocker mekanisme dengan rating 10 A/ 250 V, sakelar pada
umumnya dipasang inbow kecuali disebutkan lain pada gambar. Jika tidak ditentukan lain,
sakelar-sakelar tersebut bingkainya harus dipasang rata pada tembok pada ketinggian 150
cm diatas lantai yang sudah selesai kecuali ditentukan lain oleh Perusahaan.
Sakelar-sakelar tersebut harus dipasang dalam kotak-kotak dan ring, (standar). Sambungan-
sambungan hanya diperbolehkan antara kotak-kotak yang berdekatan.
2. Stop Kontak
Stop kontak haruslah dengan tipe yang memakai earthing contact dengan rating 10 A, 16 A,
25 A, 250 V AC.
Semua pasangan stop kontak dengan tegangan kerja 220 V harus diberi saluran ke tanah
(grounding). Stop kontak harus dipasang rata dengan permukaan dinding dengan ketinggian
30 cm dari atas lantai yang sudah selesai sesuai gambar rencana atau petunjuk
Perusahaan.
1. U m um
Fixture penerangan harus dari jenis yang tertera dalam gambar. Harus dibuat dari bahan
yang sesuai dan bentuknya harus menarik dan pekerjaannya harus rapih dan baik.
Kontraktor harus menyediakan contoh-contoh dari semua fixture yang akan dipasang
kepada Perusahaan untuk disetujui.
Kecuali ditunjuk atau dipersyaratkan lain, kabel-kabel untuk "fixture" harus ditutup asbestos
dan tahan panas. Tidak boleh ada kabel yang lebih kecil dari 2,5 mm², kawat-kawat harus
dilindungi dengan "tape" atau "tubing" disemua tempat dimana mungkin ada abrasi. Semua
kabel-kabel harus disembunyikan dalam konstruksi armature kecuali dimana diperlukan
penggantungan rantai atau kalau pemasangan/ perencanaan fixture menunjuk lain. Tidak
boleh ada sambungan kabel dalam suatu armature dan penggantungan dan harus terus
menerus utuh mulai dari kotak sambung ke terminal-terminal khusus pada armature-
armature lampu. Saluran-saluran kabel harus tidak tajam dan dilindungi sehingga tidak
merusak kabel.
3. Lampu-lampu
Semua fixture harus dilengkapi dengan lampu-lampu dan dipasang sesuai dengan
persyaratan dan gambar. Untuk lampu pijar memakai lamp holder dan base type edison
screw, untuk lamp holder type edison screw kabel netral tidak boleh dihubungkan ke centre
control, kecuali dipersyaratkan lain. Lampu fluorescent haruslah dari jenis cool white atau
sesuai perencanaan.
Semua lampu fluorescent atau lampu lainnya yang memerlukan perbaikan factor daya harus
dilengkapi dengan capacitor. Dalam spesifikasi ini besarnya "microfarad" (f) dari kapasitor
untuk setiap lampu tidak terlalu ditekankan karena yang dibutuhkan adalah hasil akhir dari
power factor menjadi sekurang-kurangnya 0,95.
1. Kabinet
Semua kabinet harus dibuat dari plat baja dengan tebal minimum 2 mm, atau dibuat dari
bahan lain seperti polyester atau bakelite. Kabinet untuk "panel board" mempunyai ukuran
yang proposionil seperti dipersyaratkan untuk panel board, yang besarnya sesuai dengan
ukuran pada gambar perencana atau menurut kebutuhan sehingga untuk jumlah dan ukuran
kabel yang dipakai tidak terlalu penuh/ padat.
Frame/rangka panel harus digrounding/ditanahkan pada kabinet harus ada cara-cara yang
baik untuk memasang, mendukung dan menyetel "panel board" serta tutupnya. Kabinet
dengan kabel-kabel "trough feeder" harus diatur sedemikian sehingga ada saluran dengan
lebar tidak kurang dari 10 cm untuk branch circuit panel board. Setiap kabinet harus
dilengkapi dengan kunci-kunci. Untuk satu kabinet harus disediakan 2 (dua) buah anak
kunci, dengan sistem master key. Sebelum panel dibuat pemborong harus mengajukan
gambar kerja lengkap ukuran panel,list component,wiring yang dibuat oleh Panel maker dan
disetujui oleh Perusahaan.
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL/ELEKTRIKAL PLUMBING
JASA KONSULTAN PERENCANAAN (PLANNING) REHAB TOTAL KANTOR LURAH PASAR MANGGIS
ST.ME- 7
SPESIFIKASI TEKNIK
E. Panel Utama
Panel distribusi utama harus seperti tertera pada gambar, kecuali ditunjuk lain. Seluruh
assembly termasuk housing, busbar, alat-alat pelindung harus direncanakan, dibuat, dicoba dan
dimana perlu diperbaiki sesuai dengan persyaratan. Panel distribusi utama harus dari jenis in
door type terbuat dari plat baja tebal minimum 2 mm. Konstruksi harus terbuat dari rangka baja
struktur yang kaku, yang bisa mempertahankan strukturnya oleh strees mekanis pada waktu
hubung singkat . Rangka ini secara lengkap dibungkus pada bagian bawah, atas dan sisi
dengan plat-plat penutup (metal clad) harus cukup louvers untuk ventilasi dimana perlu untuk
mengatasi kenaikan suhu dari bagian-bagian yang mengalirkan arus dan bagian-bagian yang
bertegangan sesuai dengan persyaratan PUIL-2000/LMK/VDE untuk peralatan yang tertutup.
Material-material yang bertegangan harus dicegah dengan sempurna terhadap kemungkinan
percikan air. Semua meteran dan tombol transfer yang dipersyaratkan harus dikelompokkan
pada satu papan panel yang berengsel yang tersembunyi.
F. Busbar / Rel
Busbar harus dari bahan tembaga yang lapisan luarnya dilapis dengan lapisan perak dengan
ukuran sesuai dengan kemampuan arus 150 % dari arus beban terpasang yang ukurannya
disesuaikan dengan aturan PUIL 2000.
Semua busbar/rel harus dicat dan dipegang oleh bahan isolator dengan kuat dan baik ke rangka
panel. Semua busbar/rel harus dicat dengan warna yang sesuai dengan disebutkan pada PUIL.
Cat-cat tersebut harus tahan sampai temperature 75°C. Busbar disusun dan dipegang oleh
isolator dengan baik untuk sistem 3 , 4 kawat seperti ditunjuk dalam gambar. Setiap panel
harus mempunyai bus netral yang diisolir terhadap tanah dan sebuah bus penatanahan yang
telan-jang diklem dengan kuat pada frame dan panel dilengkapi klem untuk pentanahan. dari
panel peralatan perlu diketanahkan minimum 2 .
Semua terminal cabang harus diberi lapisan tembaga (ver-tin) dan disekrup dengan
menggunakan mur-baut ring dari bahan tembaga atau mur-baut yang diberi nikel (atau stainless)
dengan ring tembaga.
H. Alat-alat ukur
Setiap panel harus dilengkapi dengan alat-alat ukur seperti pada gambar. Meter-meter adalah
dari type "moving iron vane type" khusus untuk panel, dengan scale sirkular, flush atau semi
flush, dalam kotak tahan getaran, dengan ukuran 144 x 144 mm atau 96 x 96 mm, dengan skala
linier dan ketelitian 1,5%. Posisi dari saklar putar untuk voltmeter (Voltmeter Selector Switch)
harus ditandai dengan jelas.
I. Merk Pabrik
Semua peralatan pengaman harus diusahakan buatan satu pabrik, peralatan-peralatan sejenis
harus dapat saling dipindahkan dan ditukar tempatnya pada frame.
J. Pilot lamp
Semua motor listrik harus sesuai dengan klasifikasi DIN, baik dalam segi proteksi, isolasi pengaman,
cara operasi, pemasangan dan lain-lain.
Untuk motor-motor dengan rating :
Sampai dengan 2 kVA - 1 phasa / 3 phasa
2 kVA keatas - 3 phasa
Kecuali ditentukan lain oleh manufakturer.
Starting
Untuk motor-motor dengan rating
Sampai dengan 4 kVA, starting langsung
Diatas 4 kVA, dengan star delta starter
Semua peralatan bantu/tambahan untuk starting ini harus sudah termasuk di dalam lingkup
pekerjaan Pemborong.
Spesifikasi ini menjelaskan persyaratan bagi kabel tegangan rendah yang harus memenuhi
persyaratan kemampuan melakukan arus pada temperatur 35°C, temperatur maximum kabel
dalam keadaan berbeban tidak boleh melebihi 70°C dan temperatur maksimum kabel untuk arus
hubung singkat tidak boleh lebih 250°C.
B. Konstruksi
C. Penandaan/ Warna
Warna permukaan kabel sebagai tanda-tanda untuk setiap kawat adalah :
Phasa : merah netral : biru
kuning
Hitam
D. Rak Kabel
Bahan : Product Pabrik terbuat dari Plat dibentuk Tray atau ladder
Finishing : Hot dip galvanized
Type : Ladder, Tray
3. Capacitor Bank
Capacitor type kering standard IEC 831 - 182
a. Tegangan : 400 V - 415 V
b. Frequency : 50 Hz
c. Toleransi tegangan : > 10%
d. Toleransi arus lebih : > 30%
e. Max. beban lebih akibat tegangan dan harmoni > 135%
Tiap Capacitor Bank harus dilengkapi dengan discharge resistor dan internal fuse untuk
mencegah ledakan yang merusak, juga dilengkapi filters untuk harmonic.
4. Trafo Arus
Insulation Rating : 400 Volt
Class : 1,5
I therm : 60 x In
Rated secondary current :5A
Rated burden cap : 10 VA
6. Ampere Meter
Class : 1,5
Over load cap : 1,2 x In Continue
Ukuran : 90 x 90 mm
Skala : 0 – 1.250 A
Type : Moving Iron, untuk pengukuran AC
Ketelitian : ± 1,5 % untuk pengukuran AC
7. Volt Meter
Class : 1,5
Over load cap : 1,2 x In Continue
Ukuran : 90 x 90 mm
Skala : 0 - 500 A
Ketelitian : ± 1,5 % untuk pengukuran AC
8. Lampu Indikator
Tubular lamp, pijar 5 watt, diameter 54 mm
Warna : merah, kuning, biru
9. Push Button
Panel mounting, double on-1, off-0. Semua push button dilengkapi dengan lampu indikator
untuk menyatakan sistem dalam on atau off.
2. Lampu TL 18 Watt
C. Komponen Lampu TL
1. B a l l a s t
Ballast Electronic, mempunyai temperature kerja rendah, noise-less, ballast dengan
rumahan dari bahan polyester. Untuk lampu TL dengan 2 (dua) lampu disusun/digunakan
"twin lamp ballast"/2 (dua) ballast (anti stroboscopic).
Rated tegangan 220 V. Rugi-rugi/losses ballast tidak lebih besar dari :
a. TL 15 Watt, losses max. 7,5 Watt
b. TL 20 Watt, losses max. 9,0 Watt
c. TL 40 Watt, losses max. 9,5 Watt
Ballast harus dilengkapi dengan connection terminal.
3. S t ar t e r
Starter untuk lamp fluorescent mempunyai reliability. Terbuat dari high quality white
polycarbonate. Rating starter disesuaikan dgn rating lampu TL.
Rumah lampu terdiri dari plat baja tebal 0,7 mm dengan tutup dari bahan Acrylic yang tahan
panas dan tak berubah warna bagian tepi lampu memakai karet untuk menjamin kekedapan.
1. Daya : TL Circular 22 Watt/220 V, 50 Hz
2. Type : Persegi
Housing allumunium cylinder, brown polycarbonate dibagian dalam, dilengkapi dengan black
bayonet fitting diaphram dan reflector. Lampu : LED 7 W.
Dipasang pada beberapa tempat sesuai dengan gambar perencanaan lampu tersebut ditandai
dengan arah panah dan tanda "KELUAR" dengan warna merah, untuk lampu yang dipasang
ditengah coridor dipasang 2 (dua) sisi (double side) sedang lampu pada dinding 1 (satu) sisi
(single side).
Dilengkapi dengan Ni Cad battery, charger dan peralatan kontrol lainnya, lampu tetap menyala
baik pada saat sumber PLN ada gangguan. Instalasi dipasang sebelum swicth/ CB utama pada
incoming feeder panel sedemikian rupa sehingga sejauh masih ada tegangan pada kabel feeder
utama, maka lampu tersebut tetap nyala dan sebaliknya untuk emergency exit lamp atau diambil
dari rangkaian stop kontak.
Spesifikasi Teknis :
1. Tipe : Maintained
2. Durasi : 2 Jam
3. Daya Lampu : TL 10 Watt Exit Lamp
4. Input Voltage : 220 V, 50 Hz
5. Power Comsumption : 10 VA
6. Body : Epoxy coated zintec sheet steel.
Dilengkapi dengan monitor charging current dan battery dapat bekerja selama ± 5 tahun dan
diberikan garansi minimum 2 tahun.
A. Lingkup Pekerjaan
1. Pengadaan dan pemasangan sistem pentanahan body (tegangan sentuh) terhadap seluruh
peralatan listrik yang terbuat dari metal, yaitu : panel TM, transformator, panel penerangan,
daya dan lain-lain.
2. Penyambungan pentanahan netral dari terminal transformator ke elektroda pentanahan.
3. Sistem pentanahan (grounding system) maksimal 3 .
4. Penyambungan sistem pentanahan Mesh/ Loop dengan Bare Standard
Sistem pentanahan yang dilaksanakan harus berdasarkan standar-standar dan kode-kode yang
berlaku, antara lain :
1. British Standard, BS.CP.1013 mengenai pentanahan.
2. Underwriters Laboratories Standard UL. 467, Standar untuk Safety On Grounding dan
Bounding Equipment.
C. Sistem Pentanahan
Bila ada terminasi yang menggunakan terminal jenis sepatu kabel maka harus memperhatikan
hal-hal :
1. Sepatu kabel yang digunakan harus mempunyai 2 (dua) lubang baut.
2. Harus dari bahan anti karat dan telah di treatment agar tidak akan berproses bila kontak
dengan jenis metal lainnya.
- Stater Philips
8. Saklar Tunggal MK
9. Saklar Ganda MK,
10. Stop Kontak MK,
11. Inbow Dosh, T Dosh MK, Clipsal atau setara
12. Kunci Panel DOM, dengan espagnolet
13. Rak Kabel Interack, Tri Abadi, AJK atau setara
14. Penangkal Petir ( Non Radio Active ) KURN, EF
15. Stop kontak 3Phase LEGRAND
.
PASAL II
PEKERJAAN PENANGKAL PETIR
A. Lingkup Pekerjaan
D. Persyaratan Pemasangan
a. Lightning control terminal jenis electrostatic (non radioactive) terpasang dengan diklem
dan mouurbaut ketiang penegak bahan black steel pipe yang dicat. Sambungan antara
tiang menggunakan coupling.
1. Tiang penegak terpasang di lantai atap dengan pelat baja memakai muurbaut.
2. Penghantar kabel NYY 70 mm2 diklem ke tiang penegak, lantai atap, kolom atau
dinding setiap jarak 150 cm. Dalam tanah tertanam minimal 60 cm dibawah
permukaan tanah.
3. Pentanahan berupa pantekan batangan tembaga masip minimal sedalam 6 m
dan tahanan tanah lebih kecil dari 2 ohm.
4. Sambungan antara penghantar dan pentanahan dilaksanakan dalam bak kontrol
memakai terminal tembaga.
5. Semua penyambungan harus secara metal (dilas atau di cor timah).
b. Gali Urug
1. Kontraktor listrik harus menggali dengan kedalaman dan besar yang sesuai
spesifikasi yang diminta.
2. Bilamana ada tabrakan dengan pipa, saluran got atau lainnya, harus di buat
gambar detail dan cara penyelesaian yang baik untuk semua pihak dengan
mendapat persetujuan dari MK.
3. Kesalahan yang timbul karena kelalaian kontraktor listrik menjadi tanggung
jawabnya.
4. Setelah selesai pemasangan kabel, galian harus diurug kembali dengan sirtu
sampai padat.
5. Keterlambatan penggalian sehingga merusak hasil pekerjaan pihak lain harus
diperbaiki kembali oleh kontraktor listrik dengan beban biaya tanggungan sendiri.
c. Pentanahan
Semua instalasi, peralatan dan panel-panel listrik harus diberi pentanahan
Pasal 3
PEKERJAAN INSTALASI TELEPHONE
Lingkup pekerjaannya adalah : termasuk semua material peralatan tenaga kerja dan
lain-lainnya. Untuk pemasangan, test commissioning seluruh sistem komunikasi telepon
sesuai yang dipersyaratkan di dalam buku ini dan gambar perencanaan. Di dalam
pekerjaan ini juga termasuk pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan dengan
pekerjaan tersebut di atas yang tidak mungkin disebutkan secara terperinci di dalam
buku ini tetapi dianggap perlu untuk kesempurnaan fungsi dan operasi sistem
komunikasi telepon.
Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi teknis ini ataupun yang tertera dalam gambar rancangan, dimana bahan-
bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan dan spesifikasi teknis ini.
Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan pada buku ini, merupakan
kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai
dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya. Lingkup
pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai berikut :
Pengadaan TBT, kualitas dan material TBT harus sama dengan panel listrik, untuk itu
diharapkan agar pengadaan TBT diambil darimerk yang sama atau atas persetujuan
DIREKSI PENGAWAS / MK.
Pengecekan instalasi yang terpasang di setiap lantai dari sub TBT sampai titik outlet
yang berada pada tiap meja kerja untuk tahanan isolasi (merger) dan fungsi jaringan
sesuai gambar rancangan.
Setiap langkah pengecekan harus sepengetahuan / diketahui DIREKSI PENGAWAS /
MK.
1.5.1.Sistem Komunikasi
Terminal Box Telepon terbuat dari plat baja dengan ketebalan minimum 2mm,
konstruksi las, dicat dengan meni tahan karat dan cat finish. Dalam pabrikasi
harus mempunyai kesamaan dengan pabrikasi panel listrik.
Kontraktor harus mengkonsultasikan dengan perencana arsitektur / interior atau
atas persetujuan Pemberi Tugas melalui DIREKSI PENGAWAS / MK dalam
penentuan warna cat.
Kapasitas terminal box disesuaikan dengan gambar perencanaan.
Dilengkapi dengan pintu, handle, kunci (harus dilengkapi dengan master key) dan
dipasang flush mounting pada dinding TBT.
Penyambungan kabel instalasi telepon dalam TBT dilakukan dengan
menggunakan terminal penyambungan dari jenis sambungan jepit.
1.5.3.Kabel Instalasi
Kabel instalasi telepon menggunakan kabel berukuran 4 x 0,6 mm2 dengan merk
sesuai standard yang telah diakui / lolos uji dari lembaga yang terkait.
Kabel instalasi dipasang di atas tray kabel didalam pipa sparing turun partisi /
didalam dinding partisi serta di bawah lantai ( didalam saluran penghubung under
floor duct system ). Ke meja kerja.
Konduktor kabel instalasi telepon mempunyai inti solid yang terbuat dari bahan
tembaga yang dilapisi perak pelindung induksi medan magnit.
1.5.4.Outlet Telepon
Pemasangan outlet telepon harus diperkuat sehingga tidak mudah lepas oleh
gangguan mekanis walaupun dalam gambar rancangan dan spesifikasi teknis
tidak menjelaskan secara rinci. Sedangkan cara pemasangannya disesuaikan
dengan rekomendasi dari produk yang dipilih.
Pasal 4
PEKERJAAN INSTALASI TATA SUARA
1.7. Koordinasi
Pada waktu pengadaan material dan pemasangan, Pemborong instalasi Tata Suara wajib
mengadakan koordinasi dengan bagian-bagian pekerjaan/ Pemborong lain atau petunjuk MK/
Perencana Apabila ada item pekerjaan oleh Pemborong lain maka pemborong wajib
menyiapkan/menyerahkan bahan-bahan tersebut dan penjelasan untuk pemasangan. Selama
pemasangan oleh Pemborong lain maka menjadi kewajiban Pemborong Tata Suara untuk
hadir dan memberi petunjuk bersama MK/ Perencana sehingga hasilnya akan sesuai
dengan kebutuhan instalasi
1.8. Gambar Kerja/ Shop Drawing
Setiap pelaksanaan sebelum pemasangan instalasi atau pengadaan material pemborong
wajib mengajukan pada MK/ Perencana untuk disetujui gambar kerja/ shop drawing paling
lambat 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak dikeluarkannya SPK.
1.9. Instruksi Pemakaian, Operasi Peralatan dan Cara-cara Pemeliharaan Peralatan.
Pemborong wajib menyerahkan kepadá Pemilik, 1 (satu) bulan sebelum serah terima,
sebanyak 4 (empat belas) set instalasi/ manual untuk menjalankan menggunakan/
mengoperasikan dan pemeliharaan/ maintenance semua peralatan. Juga termasuk
Pemborong harus mendidik orang-orang yang ditunjuk oleh Pemilik untuk menjadi operator,
2. LINGKUP PEKERJAAN
2.1. Pengadaan dan pemasangan instalasi Mixer Power Amplifier, Program Input, Monitor Desk
Power Amplifier, Tape, Radio FM/AM, Mic, Speaker dan lain-lain accessories.
2.2. Pengadaan dan pemasangan instalasi kabel sistem tata suara dan attenuator serta
accessories-accessories lainnya.
2.3. Mengadakan testing dan trial run serta balancing secara menyeluruh semua sistem sehingga
diperoleh sistem performance yang berfungsi dengan tepat dan benar.
3.3. Microphone
1). Microphone merupakan omni-direct system, type grooseneck cordoid
2). Dilengkapi dengan On / Off switch
3). Frequency range : 270 – 11.000 Hz
4). Impedance : 600 Ohm
5). Sensitivy : 2,2 mV / Pa 4 dB
3.4. Volume Control / Attenuator
1). Kapasitas volume control : 6 W, 36 W
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL/ELEKTRIKAL PLUMBING
JASA KONSULTAN PERENCANAAN (PLANNING) REHAB TOTAL KANTOR LURAH PASAR MANGGIS
ST.ME- 22
SPESIFIKASI TEKNIK
2). Volumen control harus dapat mengecilkan level suara dari 0-18 dB, dengan batasan 3
dB untuk setiap langkah.
3.5. AM / FM Tuner
1). FM
Wave range : 87,5 – 108 MHz
Sensitivity at 75 ohms : 1,1 mV at 75 kHz deviation mono, 26 dB
S/N
Stereo, 46 dB S/N : 22 MV at 75 kHz deviation
Selectivity : 60 dB for 300 kHz off resonance
THD Mono / Stereo : 0,2 % / 0,5 %
Frequency response : 76 dB / 68 dB
S/N Ratio Mono / Stereo : 76 dB / 68 dB
Stereo separation (1 kHz) : 45 dB
Image rejection : 75 dB
IF suppresion : 80 dB
AM suppression : 55 dB
Sub-carrier suppresion : 32 dB
Audio Output : 1.000 mV
Aerial input : 75 Ohms coax and 300 Ohms balanced
2). AM
Wave range : LW 153 – 281 kHz (1960 – 1067 m) MW
531 – 1602 kHz (565 – 187)
Sensitivity : 200 MV
Selectivity : 30 dB for 9 kHz off resonance
IF rejection : 60 dB
Audio output : 300 mV
Power suppy main voltage : 220 VAC
Jumlah unit : 1 buah
3.6. Fully Automation Charging Units / Battery Units
1). Operating voltage : 220 V + 10 %
2). Main Frequency : 50 Hz
3). Nominal Charging Voltage : 24 VDC
4). Residual ripple : < 10 MV
5). Nominal charging current : 2,5 A, 5 A, 10 A
6). Battery capacity : 20 AH
3.7. Battery Unit
1). Maintenance-free and leak proof battery
2). Battery voltage 24 V
3). Battery capacity 36 AH
4. PEMASANGAN
4.2. Kabel-kabel speaker dan relay pagging di instalasi ketiap Terminal Box (TB) yang ada pada
setiap lantai melalui shaft. Kabel distribusi dimasukkan di dalam pipa konduit. Dari Terminal
Box (TB) ke speaker di tiap-tiap lantai saluran kabel melalui conduit PVC baik yang ditanam
dalam beton maupun yang terletak pada langit-langit. Setiap penyambungan ataupun
pembelokkan harus dilengkapi junction box.
4.3. Semua Terminal Box (TB) harus ditanahkan atau grounded dengan baik dan benar.
4.4. Semua conduit PVC yang masuk ke panel dan junction box harus diberi ulir dan diikat denga
"Lock-nut" yang terbuat dari brass atau nickel plated. Sedangkan conduit PVC yang keluar
dari Terminal Box (TB) pada permukaan atau TB harus dilengkapi dengan brass atau nickel
plated compression gland. Seluruh pengadaan dan pemasangan conduit PVC dan junction
box serta peralatan untuk penggantungan ceiling speaker dilaksanakan oleh kontraktor/ sub-
kontraktor dengan koordinasi bersama pihak lain yang terlibat pada pelaksanaan proyek ini.
4.5. Untuk menghubungkan antara amplifier pemanggil kendaraan (Car Call) dengan out door
speaker diparking area dipergunakan kabel yang didalam tanah dengan bahan pipa
Galvanized Steel Pipa (GSP) Medium Class BS 138-196 sebagai conduit yang
dipersyaratkan.
5. BAHAN/ MATERIAL
Pasal 5
PEKERJAAN SISTEM FIRE ALARM
Persyaratan umum dan persyaratan khusus termasuk instruksi kepada peserta pelelangan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari isian uraian pekerjaan dan persyaratan pelaksanaan
ini Spesfikasi teknis ini menjelaskan tentang uraian dan syarat-syarat dalam hal penyediaan dan
pemasangan semua peralatan serta bekerjanya semua instalas sistem Tata Suara baik yang
terpasang di bangunan dan di luar bangunan seperti yang tertera pada gambar-gambar atau pada
bagian lain dari spesifikasi teknis ini.
A. Gambar-gambar
1. Gambar-gambar rencana yang termasuk lingkup pekerjaan instalasi Fire Alarm dalam
Dokumen Tender ini adalah gambar-gambar dengan nomor kode gambar FA.
2. Kontraktor wajib memeriksa design terhadap kemungkinan kesalahan/ ketidak cocokan baik
dari segi besaran-besaran listriknya maupun pemasangan dan lain-lain. Hal-hal di atas harus
diajukan dalam bentuk tertulis atas gambar pada waktu penjelasan tender aanwijzing.
B. Standard/ Peraturan
Semua material maupun instalasi dalam pekerjaan ini harus memenuhi Persyaratan Umum
Instalasi Listrik (PUIL) 2000, SPLN dan standar international yang berlaku di negara Republik
Indonesia untuk sistem Tata Suara.
Apabila pada spesifikasi teknis ini disebutkan nama pabrik/merk dari satu jenis bahan maka
Kontraktor wajib menawarkan dan memasang sesuai dengan yang ditentukan. Apabila pada
saat pemasangan bahan/ merk tersebut tidak/ sukar diperoleh maka Perusahaan akan
menunjuk merk lain tapi dengan spesifikasi yang sama dan setara.
D. Contoh Bahan
1. Untuk bahan yang disebutkan di bawah ini Kontraktor wajib memperhati-kan contoh
bahannya sebelum pemasangan pada Perusahaan untuk disetujui.
2. Apabila dianggap perlu oleh Perusahaan dan hal itu memungkinkan maka Kontraktor wajib
mempelihatkan contoh kepada Perusahaan. Apabila contoh-contoh tersebut ditolak oleh
Perusahaan maka Kontraktor harus mengganti dan memperlihatkan yang sesuai dengan
spesifikasi untuk disetujui.
3. Kualitas teknis/listrik, merk/ pabrik karakteristik kerja besar fisik dan kualitas estetika dari
contoh material/bahan maupun instalasi yang telah disetujui adalah mengikat.
4. Biaya pengadaan contoh material adalah menjadi tanggungan dan biaya Kontraktor, contoh
bahan harus diserahkan kepada Perusahaan tidak lebih dari 14 (empat belas) hari kalender
setelah dikeluarkannya SPK.
Apabila dalam Dokumen Tender ini ada klausal-klausal yang disebutkan kembali pada item/ ayat
lain maka ini bukan berarti menghilangkan item tersebut tetapi dengan pengertian lebih
menegaskan masalahnya.
Kalau terjadi hal yang saling bertentangan antara gambar atau terhadap spesifikasi maka yang
diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis dan atau yang mempunyai bobot
biaya yang paling tinggi.
F. Pembebasan Claim
Pemilik proyek dibebaskan dari patent dan lain-lain untuk segala macam pengadaan bahan dan
cara pemasangan, Pemilik bebas dari segala claim atau tuntutan terhadap hak-hak khusus
seperti patent dan lain-lain.
G. Koordinasi
Pada waktu pengadaan material dan pemasangan, Kontraktor instalasi Tata Suara wajib
mengadakan koordinasi dengan bagian-bagian pekerjaan/ Kontraktor lain atau petunjuk
Perusahaan Apabila ada item pekerjaan oleh Kontraktor lain maka Kontraktor wajib
menyiapkan/menyerahkan bahan-bahan tersebut dan penjelasan untuk pemasangan. Selama
pemasangan oleh Kontraktor lain maka menjadi kewajiban KontraktorTata Suara untuk hadir
dan memberi petunjuk bersama Perusahaan sehingga hasilnya akan sesuai dengan kebutuhan
instalasi
Setiap pelaksanaan sebelum pemasangan instalasi atau pengadaan material Kontraktor wajib
mengajukan pada Perusahaan untuk disetujui gambar kerja/ shop drawing paling lambat 14
(empat belas) hari kerja terhitung sejak dikeluarkannya SPK.
Kontraktor wajib menyerahkan kepadá Pemilik, 1 (satu) bulan sebelum serah terima, sebanyak 4
(empat belas) set instalasi/ manual untuk menjalankan menggunakan/ mengoperasikan dan
pemeliharaan/ maintenance semua peralatan. Juga termasuk Kontraktor harus mendidik orang-
orang yang ditunjuk oleh Pemilik untuk menjadi operator, untuk menjalankan dan pemeliharaan
alat-alat tersebut. Segala ongkos-ongkos tersebut adalah menjadi tanggungan Kontraktor.
J. Training
Mendidik operator atau orang-orang yang ditunjuk oleh pemilik untuk menjalankan,
mengoperasikan pengujian dan maintenance seperlunya terhadap instalasi. Segala biaya-biaya
tersebut adalah menjadi tanggungan Kontraktor
K. Masa Jaminan
Semua pekerjaan instalasi tata suara harus dijamin akan bekerja dengan sempurna. Semua
peralatan yang termasuk dalam lingkup pekerjaan tata suara harus diberi pemeliharaan cuma-
cuma selama 12 (dua belas) bulan setelah penyerahan tersebut selesai, garansi selama ± 1
(satu) tahun.
A. Lingkup Pekerjaan
1. Pengadaan dan pemasangan Master Control, Fire Detector, Manual Call, Alarm Bell,
Signal/ Location Lamp, Sirene beserta instalasi wiringnya.
4. Mengadakan trial run dan pengujian untuk seluruh instalasi maupun demonstrasi dari unit-
unit fighting yang dipergunakan.
5. Board yang menunjukan adanya peralatan-peralatan manual push button fire fighting unit,
menunjukan tempat/arah pintu bahaya/tangga bahaya (fire escape).
6. Pembuatan lemari-lemari/ panel-panel untuk fire extinguisher dan alarm call dan button pada
tempat-tempat yang ditentukan.
1. Master Control Fire Alarm (MCFA) Panel Type konvensional harus mempunyai kapasitas
sesuai gambar perencanaan. Harus mempunyai perlengkapan-perlengkapan standar :
2. Pada indicator/signal zones, harus ditunjuk juga lokasi daripada tiap zones, untuk
mempermudah identifikasinya.
C. Power Suplai
Tegangan yang boleh dipergunakan adalah tegangan DC, tidak lebih dari 100 V tegangan ini
diperoleh dari rectifier. Dalam keadaan emergency atau supplai daya PLN terputus, maka
dipergunakan supply dari battery yang dapat melayani sistem ini selama 12 (dua belas) jam.
Battery harus battery Nickel Cadmium (NiCad). Besar kapasitas battery dan rectifier system
harus sesuai dengan performance dan kebutuhan instalasi fire alarm secara keseluruhan.
2. Kombinasi rate of rise dan fixed temperature detector mempunyai daerah cakup 40 m²
dengan temperatur maksimum 65°C sedangkan untuk daerah cakup 30 m² temperatur
maksimum 75°C
E. Smoke Detector
Smoke Detector adalah detektor yang berkerjanya berdasarkan batas konsistensi asap tertentu,
detektor asap dapat berupa.
1. Detektor asap optik (Photo Electric Smoke Detector) yang berkerja dengan prinsip
berkurangnya cahaya oleh asap oleh kosentrasi tertentu.
2. Detektor asap Ionisasi (Ionization Smoke Detector) yang berkerja dengan prinsip
berkurangnya arus ionisasi oleh asap pada kosentrasi tertentu.
F. Alarm Bell
Supply tidak lebih dari 100 V.DC, type indoor. Bell yang dipasang di dalam bangunan
mempunyai frekwensi yang cukup, sehingga dapat mengatasi noise level dengan tingkat
sedang. Pemasangan alarm bell disesuaikan keadaan penempatan alarm bell itu sendiri yang
telah mendapat persetujuan Perusahaan.
Indoor type, dipasang mounted pada dinding atau pintu. Supplai tidak lebih dari 100 Volt DC.
Dipasang outdoor, di daerah terbuka, parkir atau tempat lainnya, lengkap dengan tiang.
Mempunyai frekwensi yang cukup sehingga dapat terdengar dengan jelas di dalam bangunan
atau tempat lainnya.
I. Location Lamp
Material :
1. Globe : Resin, inside of globe : frost finish
2. Frame : Synthetic Resin
3. Power Supply : 24 V.AC atau DC atau 100 V.AC
4. Pemasangan : Surface Mounted
Portable fire fighting extinguisher unit adalah dari type dry chemical, multi purpose untuk type
class fire rating A, B, C dan E.
1. Serbuk kimia yang dipergunakan harus dari jenis non toxic (tidak beracun)
2. Dilengkapi dengan hosing
3. Unit-unit fire extinguisher yang dipergunakan adalah :
a. Fire Extinguisher
Bahan : Multipurpose dry chemical
Kapasitas : 3 kg
Daya semprot :±6m
Jenis : Fixed type, digantung pada dinding atau diletakkan pada
lemari fire fighting unit yang telah disediakan.
b. CO2
Bahan : CO2
Kapasitas : 3 kg
Daya semprot :±6m
Jenis : Fixed type, digantung pada dinding.
c. Mobile fire extinguisher
Bahan : CO2
Kapasitas : 23 kg
Jenis : Mobile
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL/ELEKTRIKAL PLUMBING
JASA KONSULTAN PERENCANAAN (PLANNING) REHAB TOTAL KANTOR LURAH PASAR MANGGIS
ST.ME- 28
SPESIFIKASI TEKNIK
Pasal 6
PEKERJAAN PLUMBING
(AIR BERSIH, KOTOR DAN BUANGAN)
3. Pengadaan dan pemasangan secara sempurna unit-unit peralatan utama yang diperlukan
dalam sistem penyediaan air bersih berupa pompa-pompa beserta perlengkapannya.
2. Pemasangan pemipaan pada peralatan sanitary seperti halnya closet, wastafel, urinal, floor
drain dan lain-lain.
3. Pekerjaan Drainasi dalam bangunan, pengadaan dan pemasangan instalasi pipa air hujan
dari atap bangunan sampai ke saluran luar bangunan lengkap dengan accessoriesnya.
4.1. PERSYARATAN TEKNIS KHUSUS PEKERJAAN AIR BERSIH, KOTOR DAN BUANGAN
A. Material/ Bahan-bahan yang dipakai :
1. Untuk pipa-pipa jaringan air bersih menggunakan PVC AW Class .
2. Untuk pipa air kotor, air buanganan pipa vent, yaitu dipakai pipa PVC, berkatagori class AW
(10 kg/cm²) JIS K 6742.
3. Tebal dinding pipa PVC tidak boleh kurang dari ukuran sebagai berikut:
B. Sistem Pemipaan
a. Semua pipa harus diikat/ditetapkan dengan kuat dengan penggantung atau angker yang
kokoh (rigit), agar inklinasinya tetap, untuk mencegah timbulnya getaran.
b. Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur dengan jarak
antara tidak lebih dari 2,5 m.
c. Semua pipa yang melewati daerah dilokasi bangunan, dipergunakan flexible joint untuk
mencegah patahnya pipa dari pergeseran bangunan.
d. Penggantung atau penumpu pipa harus disekrup/ terikat pada kontruksi bangunan
dengan insert/ angker yang dipasang pada waktu pengecoran beton dengan Ramset.
e. Pipa-pipa vertikal harus ditumpu dengan clem-clam dan dibuat dengan jarak tidak lebih
dari 3 m.
3. Valve - valve
a. Water valve sampai dengan 2" adalah jenis "screwed bronze body dengan external
spendle ".
b. Water valve 21/2" - 3" adalah jenis "bronze flanged body dengan internal screwed
spendle ".
c. Water valve lebih besar 3" adalah jenis "flanged steel body dengan external spendle
yoke ".
d. Tekanan kerja dari valve-valve harus disesuaikan dengan fungsinya, untuk pekerjaan air
bersih sanitary digunakan tekanan kerja 150 psi dan untuk pekerjaan air bersih fire
fighting digunakan valve dengan tekanan kerja minimum 300 psi, bahan cast iron.
a. Galian pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman 60 cm untuk pipa 4" ke
bawah dan 80-100 cm untuk pipa 5" keatas. Dasar lubang galian harus cukup stabil
dan rata sehingga seluruh panjang pipa terletak tertumpu dengan baik. Untuk pipa-pipa
air bersih dan pipa-pipa air buangan tidak boleh diletakkan pada lubang-lubang yang
sama.
c. Patokan/pedoman yang dipakai untuk dalamnya galian adalah diukur dari garis tengah
pipa (as pipa) sampai ke permukaan jalan/tanah asli atau bila tidak supaya disesuaikan
gambar rencana.
d. Syarat penyeberangan pipa yang melintasi jalan atau drainase setempat dilihat gambar
rencana..
e. Khusus untuk pipa fire hydrant diluar bangunan (site plan) harus di coating terlebih
dahulu dengan bahan Aspal kemudian dilapis dengan jacketing yang terbuat dari bahan
karung goni.
2. Pompa Dorong
Type pompa : Centrifugal
Kapasitas : 50 liter permenit
Head pompa : 30 m
Putaran pompa : 2800 rpm
Daya pompa :
Karakteristik listrik :
Jumlah : 1 unit
Lokasi : Dak atap
3. Top Reservoir
Kapasitas : 2 x 1 m3
Material : Fiber glass
Diadakan pemisahan antara pemipaan air kotor dari closet dan urinal dengan air buangan dari
lavatory dan floor drain. Pengumpulan digunakan pipa-pipa cabang horizontal pad setiap lantai
digunakan pipa PVC yang kemudian diteruskan ke pipa induk vertikal dalam shaft. Pembuangan air
kotor dari closet dan urinal disalurkan ke salurkan pipa tegak air kotor dan air buangan dalam shaft
lalu disalurkan ke resapan lalu ke Septik Tank sebelum ke riol kota disalurkan sumur resapan.
Untuk pipa ventilasi dipasang bersatu dengan dinding 1 1/4" untuk masing-masing fixtures yang
membutuhkan.
Kemudian diteruskan oleh pipa induk ventilasi yang berada pada shaft dimana pelepasan akhir pada
lantai atap dilengkapi dengan vent-cup.
b. Sistem tersebut harus dapat menahan air yang diisikan seperti tersebut diatas, minimal
selama 1 (satu) jam dan penurunan air selama waktu tersebut tidak lebih dari 10 cm.
Hasil pengujian ini harus dicatat dan dilaporkan kepada Perusahaan untuk diminta
persetujuannya.
Hasil pengujian ini harus dicatat dan dilaporkan kepada Perusahaan untuk dimintakan
persetujuannya.
Setelah Bidang Ruangan Dalam menjadi Tidak Rata (Roughing In selesai dipasang
dan sebelum memasang fixture-fixture, seluruh sistem distribusi air bersih dan air
kotor harus diuji dengan tekanan hidrostatik sebesar satu setengah kali tekanan
kerjanya (working pressure) dengan tekanan 12 kg / cm2 atau 12 atm untuk seluruh
sistem distribusi air bersih sedangkan untuk seluruh sistem distribusi air kotor
dengan tekanan 8 kg / cm2 atau 8 atm dan dibiarkan dalam kondisi ini selama paling
kurang 12 (dua belas) jam tanpa mengalami kebocoran pada distribusi pipa dan
tekanan tersebut tidak berubah.
Sebelum dilakukan pengujian maka dilakukan Pengglontoran air pada seluruh
sistem distribusi air bersih dan air kotor atau dengan disebut dengan sistem
Blashing.
Apabila pada waktu pemeriksaan atau pengujian ternyata ada kerusakan atau kegagalan
dari suatu bagian dari instalasi atau bahan dari instalasi, maka Kontaktor harus mengganti
bagian atau bahan yang rusak atau gagal tersebut dan pemeriksaan / pengujian dilakukan
lagi sampai memuaskan Perusahaan.
3. Desinfeksi
a. Kontraktor harus melaksanakan pembilasan dan desinfeksi dari seluruh instalasi air
sebelum diserahkan kepada Perusahaan.
b. Desinfeksi dilakukan dengan memasukkan larutan “Chlorine” ke dalam sistem pipa,
dengan cara / metode yang disetujui Pemberi Tugas. Dosis chlorine adalah sebesar 50
ppm (Parts per Million).
c. Setelah 16 jam, seluruh sistem pipa tersebut harus dibilas dengan air bersih, sehingga
kadar chlorine menjadi tidak lebih dari 0,2 ppm.
d. Semua katup dalam sistem pipa yang sedang mengalami proses desinfeksi tersebut
harus dibuka dan ditutup beberapa kali selama jangka waktu 16 jam.
Pasal 7
PEKERJAAN MEKANIKAL SISTEM TATA UDARA
DAN VENTILASI MEKANIK
1.1 PEKERJAAN AC
A. Lingkup Pekerjaan
1. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian AC Split Wall Mounted dan AC Type
Celling Cassete
3. Pengadaan dan pemasangan pipa untuk membuang air pengembunan (drainage) dari
evaporator blower unit sampai ketempat pembuangan yang terdekat yang diperkenankan.
5. Pengadaan, pemasangan, pengaturan instalasi listrik. Untuk sistem ini termasuk penarikan
kabel dari panel utama ke AC kesemua unit peralatan.
6. Pengadaan & pemasangan pondasi peredam getaran untuk masing-masing yang dipasang
dalam instalasi ini.
7. Pembobokan, penutupan serta finishing kembali dinding, atap lantai dan lain-lain akibat pe-
masangan pipa kabel, mesin-mesin AC dan lain-lainnya.
8. Melakukan pemeliharaan instalasi selama masa pemeliharaan 3 (tiga) bulan (90 hari
kalender)
10. Memberikan garansi terhadap perawatan atau mesin yang dipasangnya atau yang dipasang
untuk instalasi sistem ini.
11. Melakukan testing, balancing dan commissioning untuk semua peralatan mesin-mesin AC
dan instalasi ducting, pipa refrigerant dan drain dapat berfungsi dengan sempurna.
1. Peredam Getaran
a. Semua mesin/ peralatan yang menghasilkan getaran harus diberi landasan atau
penggantung peredam getaran (vibration eliminator) yang sesuai.
b. Peralatan yang digantung harus dipasang peredam jenis kinetic glass fibre hanger merk
kineties atau sound anttenuator limited atau setara.
c. Peralatan yang diletakkan diberi landasan peredam getaran jenis kinetic neoprene
isolator merk kineties atau sound anttenuator limited atau setara.
a. Pekerjaan
Kontraktor harus memasang pipa pembuangan air (drain) dari mesin-mesin air
conditioning sampai ke tempat pembuangan yang terdekat dalam saluran yang
tersembunyi atau tidak mengganggu, sesuai layout gambar perencanaan jalur pipa AC.
b. Bahan
Untuk pembuangan air (drain) dipergunakan pipa PVC.
c. Peralatan
Pipa kondensasi drain harus diperlengkapi dengan bak kontrol, leher angsa serta
peralatan lain yang perlu. Harus diberikan lapisan isolasi sampai sepanjang kira-kira 8
meter atau sampai daerah dimana tidak terjadi pengembunan bagian luar pipa, isolasi
harus dari bahan Nitrile Rubber Closed Cell Tubing yang sejenis dari bahan tahan api
(fire resistant) setebal 3/4". Bagian luar hendaknya dicat sesuai dengan warna yang
disetujui oleh Direksi.
1. Umum
Kontraktor harus memasang condensing unit untuk split system dengan jenis, ukuran dan
kapasitas lengkap sesuai dengan spesifikasi dan gambar. Unit ini hendaknya "factory built"
dan telah diuji pabriknya berdasarkan test yang dilakukan sesuai dengan ASHRAE
standard 14-67.
2. Kompressor
Kompressor adalah scrool kompressor dari jenis "semi/hermetic" didinginkan oleh gas
refrigerant dan motor yang dilindungi secara "inherent".
3. Koil Kondens
Koil kondensor harus dari tembaga dengan "fin" dari alluminium yang direkatkan secara
mekanis. Koil ini telah diuji terhadap kebocoran, telah di "dehidrated" dan diisi gas refrigerant
secukupnya dari pabrik.
4. Fan Kondensor
Fan kondensor dari jenis propeller, pembuangan tegak ke atas/ke samping dan dihubungkan
langsung dengan fan motor.
5. Fan Motor
Fan motor hendaknya dari jenis "permanent split capicator" yang dilindungi secara "inherent"
serta mempunyai bantalan peluru yang dilumasi secara tetap.
6. Dinding
Dinding dan rangka hendaknya telah dicat anti karat dan sesuai untuk pemasangan diluar.
7. Peredam Getaran
Hendaknya pada semua kaki, mesin ini dipasang peredam getaran yang sesuai dengan
persyaratan pabriknya.
1. Umum
Kontraktor harus memasang "evaporator blower unit" untuk "split system" dengan jenis,
ukuran dan kapasitas lengkap sesuai dengan spesifikasi dan gambar. Unit ini hendaknya
"factory built" dan telah diuji oleh pabriknya.
Berdasarkan test yang dilakukan sesuai dengan AMCA Standard 210-1967, "test code for air
moving devices" dan ARI Standard 410-1964 "Standard for forced circulation air cooling and
ari heating coil".
2. Fan
Hendaknya dipakai fan dari jenis "forward curved" dan direncanakan khusus untuk unit ini.
Alas motor harus dapat menyediakan variasi jarak antara sumbu-sumbu yang dapat diatur
dengan skrup-skrup. fan hendaknya dilengkapi dengan "pulley" yang dapat diatur "pitchnya"
untuk mengatur kecepatan fan. Semua unit fan hendaknya mempunyai peluru dengan
bantalannya yang dapat dilumasi dari luar dengan mudah. Fan hendaknya mempunyai
performansi sesuai dengan ARI standard 430-1966. Sistem fan hendaknya telah ditimbang
dan dibalans secara statis maupun dinamis di dalam rumah fan oleh pabriknya.
3. Dinding
Dinding unit minimal dari plat besi ukuran "20 gauge". Semua panel atau lubang-lubang
berpintu harus dapat dengan mudah dan cepat dibuka. Rangka hendaknya diperlengkapi
dengan penyangga dilapisi dengan cat anti karat.
Bak pengembunan air hendaknya terletak dibawah koil pendingin dan harus cukup besar
untuk menampung segenap pengembunan uap air dari koil pada kondisi maksimumnya.
E. Koil Pendingin
Koil pendingin harus dari tembaga dengan "fin" dari alluminium yang rekatkan secara mekanis.
Koil ini telah diuji terhadap kebocoran di pabriknya.
F. Isolasi
Dinding unit ini hendaknya diisolasi mulai dari masuknya sampai pada keluarnya udara pada
unit. Isolasi harus cukup kuat, tebal serta berat jenisnya harus cukup untuk menghalangi
terjadinya pengembunan. Isolasi harus tahan terhadap aliran udara dan tahan api sesuai dengan
persyaratan NFPA Standard 90-A. Tempat penampungan air pengembunan harus disolasi untuk
menghindari terjadinya pengembunan dibagian luarnya.
G. Peredam Getar
Hendaknya pada semua kaki mesin ini dipasang peredam getaran yang sesuai dengan
persyaratan pabriknya.
H. Pipa Refrigerant
1. Umum
Hendaknya semua pipa refrigerant dikerjakan secara hati-hati dan sebaik mungkin. Semua
bagian-bagian pipa ini harus bersih, kering dan bebas dari debu dan kotoran. Hendaknya
dipakai pipa tembaga jenis L atau K yang "dihydrated" dan "sealed".
Jenis pemakian pipa refrigerant untuk air conditioning kelas ASTM B 280
2. Sambungan
Pipa jenis "hard drawn tubing" harus disambung dengan perantaraan "wrought copper fitting"
atau "non porous brass fitting". Dianjurkan dipakai solder perak dengan ditiupkan gas mupia
seperti Nitrogen kering ke dalam pipa yang sedang disambung untuk menghindarkan
terbentuknya kerak oksida di dalam pipa.
Solder lunak semacam "50 - 50" tidak boleh digunakan solder "95 - 5" dapat dipergunakan
kecuali pada "discharge" gas panas.
Pipa jenis "soft drawn tubing" dapat disambung dengan solder, nyala api atau lainnya yang
sesuai untuk pipa refrigerant. Bilamana "precharged refrigerant ines" disediakan oleh pabrik,
hendaknya diperhatikan benar-benar instruksi pabrik. Bila terjadi kelebihan pipa
"precharged" hendaknya dibentuk gulungan dan disangga pada bidang mendatar.
Sambungan hendaknya sependek mungkin.
3. Konstruksi
c. Suatu pengering refrigerant dengan kapasitas yang cukup serta "sight glass moisture
indicator" hendaknya dipasang pada bagian "liquid line" setiap pipa yang terpasang di
lapangan.
d. Perbedaan tinggi dan jarak antara condensing unit dengan evaporator blower unit
hendaknya masih memenuhi persyaratan pabrik.
e. Setelah selesai pekerjaan instalasi pipa maka seluruh rangkaian harus diuji terhadap
kebocoran.
4. Pengisian Refrigerant
Sistem yang dipasang dengan precharged dan sistem yang dipasang di lapangan harus
dihampakan. Sama sekali di larang memakai kompressor dari sistem untuk mengisi
refrigerant.
Penghampaan haruslah dilakukan dengan suatu pompa penghampa tinggi dengan pengukur
tekanan mutlak yang baik. Dianjurkan penghampaan dilakukan sampai tekanan dibawah
300 .
Tekanan sistem setelah pengisian freon tidak boleh lebih dari yang disyaratkan oleh
pabriknya. Persyaratan pabrik tentang jumlah pengisian freon hendaknya dipatuhi dan
dipergunakan suatu Charging Cylinder untuk memastikan jumlah dan jenis refrigerant yang
diisikan adalah sesuai.
1. Isolasi Pipa
Pipa suction line refrigerant harus diisolasi dengan isolasi panas.
Diameter Pipa 5/8 s/d 1 ¼" 1 ½" s/d 2" 3" s/d 5"
Tebal Isolasi 1" 1 ¼" 1 ½"
Isolasi pipa refrigerant hendaknya dari bahan “nitrile rubber closed cell tubing” insulation
dengan density 0,08-0,12 gram/cm3 (5-8 lb/Cu.ft), thermal conductivity : 0,0374 W/MK (0,26
BTU-in/hrft2) dan diberi dengan lapisan luar shell tape (insuflex tape).
2. Saringan Udara
Saringan udara hendaknya dari bahan yang dapat dibersihkan/dicuci seperti alluminium,
anyaman kawat atau logam. Saringan harus memiliki effesiensi penahan debu (Avarage
Synthetic Duct Weight Air Resistance) minimal 65 %, tahanan mula-mula maksimum 2,5 mm
tekanan air, pada kecepatan aliran udara 2 mps (500 fpm). Kerangka saringan dari baja
galvanis setebal 1,2 mm dan dari ukuran standard. Tebal filter 2,5 mm (1 inch) dan tiap-tiap
filter dapat dipasang dengan rapat satu dengan yang lainnya.
A. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini menjelaskan kebutuhan untuk peralatan, perlengkapan dan pemasangan sistem
ventilasi mekanik untuk proyek ini.
1. Pengadaan dan pemasangan serta pengujian exhaust/ intake fan untuk ruang yang tidak
dikondisikan.
2. Exhaust/ intake fan untuk ruang pompa, mesin, toilet dan gudang.
B. Exhaust Fan
1. Seluruh fan harus mempunyai pilot light dan on/off switch pada lokasi/panel yang tertera
dalam gambar serta dapat dimonitor dan/ atau diremote dari pusat kontrol panel diruang
kontrol yang tersedia.
2. Fan dengan daya 1 Hp atau lebih kecil dapat berfasa "single phase".
3. Pada prinsipnya exhaust fan dan intake fan yang dipasang adalah dari type yang umum
digunakan, dimana :
Kapasitas : sesuai gambar rencana
Type : sesuai gambar rencana
Static Pressure : sesuai gambar rencana
Warna : ditentukan kemudian
Exhaust fan harus memiliki damper yang secara automatik bekerja dengan motor atau
dengan kata lain bila exhaust fan dimatikan (di-off) untuk dampernya harus dapat tertutup
dan sebaliknya.
Exhaust fan tidak boleh melebihi tingkat kebisingan 40 dB. Cara pemasangan dnegan
rangka kayu yang dibuat sedemikian rupa, dapat dibuka/pasang kembali untuk maintenance.