SPESIFIKASI TEKNIS
PROGRAM
PENINGKATAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN BLUD
KEGIATAN
PELAYANAN DAN PENDUKUNG PELAYANAN BLUD
PEKERJAAN
BELANJA MODAL GEDUNG DAN BANGUNAN
(PEMBANGUNAN GEDUNG VIP DAN PERLUASAN GEDUNG REKAM MEDIS)
LOKASI
JL. BASUKI RAHMAD NO. 05 KABUPATEN LUMAJANG
PEKERJAAN STRUKTUR
1.f Iklan
Kontraktor dilarang memberi ijin atau memberi kesempatan untuk
mengiklankan di daerah pekerjaannya tanpa seijin dari Konsultan
Pengawas/Manajemen Konstruksi.
1.k Pembersihan
Kontraktor wajib membersihkan lokasi proyek dari kotoran–kotoran yang
disebabkan oleh kegiatan pekerjaannya terutama pada saat pembongkaran
bangunan lama yang tepat berada pada bangunan terbangun dan semua
kotoran harus dibuang keluar proyek oleh Kontraktor setiap hari.
2.c Galian
2.c.1 Penggalian melebihi batas yang ditentukan harus diurug kembali
sehingga mencapai kerataan yang ditetapkan dengan bahan urugan
yang ditetapkan, urugan harus dipadatkan secara mekanis.
2.c.2 Galian tanah untuk pondasi, trench dan galian lainnya harus dilakukan
menurut ukuran dalam, lebar dan sesuai dengan peil–peil yang
tercantum di dalam gambar.
2. c. 3 Akar pohon–pohon yang terdapat di bagian pondasi yang akan
dilaksanakan harus dibongkar dan dibuang.
2.c.4 Kontraktor harus menjaga agar lubang–lubang galian pondasi
tersebut bebas dari longsoran–longsoran tanah di kiri dan kanannya
(bila perlu dilindungi oleh konstruksi penahan tanah) dan bebas dari
genangan air (bila perlu dipompa) sehingga pekerjaan pondasi dapat
dilaksanakan dengan baik sesuai dengan spesifikasi.
2.c.5 Tanah sisa galian yang tidak dipakai harus diangkut dan dibuang
terutama pada tempat–tempat sekitar pekerjaan atas petunjuk
Konsultan Pengawas/Manajemen Konstruksi.
2.c.6 Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk panggilan adalah
kurang lebih 10 mm terhadap kerataan yang ditentukan.
2.c.7 Pekerjaan galian mencakup semua pondasi antara lain: footing, sloof,
pondasi batu kali, reservoir, saluran air, saluran kabel, pipa–pipa, bak
kontrol, keprasan tanah di bawah lantai gedung, di bawah lantai
selasar, di bawah rabatan dan lain–lain sesuai tercantum dalam
gambar pada masing–masing bangunan.
Kontraktor wajib mempelajari semua gambar Struktur, Arsitektur,
Mekanikal/Elektrikal yang berhubungan dengan pekerjaan–pekerjaan
di bawah permukaan tanah.
Elevasi galian pada pondasi dan sarana-sarana lain seperti tercantum
dalam gambar.
2.d.7.a Pemadatan
- Urugan
Bahan urugan harus dipadatkan sekurang–kurangnya
mencapai kepadatan + 90% dari optimum dry density.
- Tanah Asli
Setelah pengupasan tanah selesai dilaksanakan, maka
harus dipadatkan dengan alat pemadat mekanik.
- Pemadatan di bawah lantai dilakukan lapis demi lapis
setebal maximum 30 cm dan harus dipadatkan sebaik–
baiknya dengan penambahan air secukupnya dan
penggilasan.
Pemadatan dilakukan dengan mesin gilas dan stamper
tumbuk bagian–bagian yang dianggap dapat merusak
saluran atau pekerjaan–pekerjaan lain sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas/Manajemen Konstruksi.
- Pemadatan pada pondasi dimana dasar pondasi harus
diurug dulu maka syarat pengurugan seperti di atas
harus dipenuhi dengan kepadatan 95% dari optimum dry
density, hal ini harus dibuktikan dengan percobaan sand
& cone test.
3.b Bahan
3.b.1 Umum
- Secara keseluruhan pekerjaan beton bertulang ini harus
memenuhi persyaratan Peraturan Beton Indonesia 1971.
- Semua bahan yang akan dipergunakan harus mendapatkan
persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas/Manajemen
Konstruksi.
3. b.3 Pasir
Pasir yang dipakai dapat berupa pasir alam atau pasir buatan dan
tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% berat kering.
Bila kadar lumpur lebih dari yang disyaratkan, maka pasir harus dicuci
dengan air bersih sebelum dibawa ke site sehingga memenuhi
syarat–syarat kebersihannya. Syarat–syarat kimia dan syarat–syarat
lainnya harus memenuhi Peraturan Beton Indonesia 1971.
3.b.5 Air
Air yang digunakan tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali,
garam dan bahan–bahan organis. Harus digunakan air yang
mempunyai mutu setara dengan air dari PDAM. Air yang akan
3.c Pengerjaan
3. c.1 Umum
- Semua pekerjaan beton harus dilaksanakan sesuai ukuran.
Perbaikan bagian yang kurang sempurna harus mendapatkan
persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Konsultan
Pengawas/Manajemen Konstruksi.
3.c. 5 Pembesian
- Sebelum dipasang, baja tulangan harus dibersihkan dari serpih–
serpih kotoran, karat dan minyak yang dapat mengurangi daya
lekatnya dengan beton.
- Baja tulangan harus dipotong dan dibentuk dengan teliti sesuai
dengan ukuran dan bentuk yang tertera pada gambar.
- Baja tulangan harus diikat pada tempatnya dengan kawat ikat,
diganjal dengan blok–blok beton serta spacer sehingga dijamin
tidak akan terjadi pergeseran–pergeseran pada waktu pengecoran
beton. Jarak spacer untuk setiap daerah seluas 600 x 600 mm2
- Tulangan harus disambung pada tempat–tempat yang ditentukan
sesuai dengan gambar. Jika diperlukan, tulangan dapat
disambung pada tempat–tempat lain, tetapi harus dengan
persetujuan tertulis Konsultan Pengawas/Manajemen Konstruksi.
BEKISTING
Inspeksi 1
PASANG TULANGAN
Inspeksi 2
Inspeksi 3
PENGECORAN
Quality control
CURING
PEMBUKAAN BEKISTING
PEMBERSIHAN
1–2 1 1
3–5 2 1
6–10 3 2
3.c.10 Laporan
- Kontraktor harus membuat laporan–laporan tertulis kepada
Konsultan Pengawas/Manajemen Konstruksi mengenai hal–hal
sebagai berikut :
- Rencana campuran site mix berikut data agregat, semen dan
air yang digunakan pada percobaan pendahuluan, untuk
membuktikan bahwa mutu beton yang ditetapkan K–225
terpenuhi.
- Laporan harus diserahkan sebelum rencana pengecoran yang
pertama dimulai.
- Hasil pengujian slump dan kuat tekan benda uji sekunder
beserta evaluasinya harus dilaporkan secara teratur, 3 hari
setelah percobaan tekan dilaksanakan.
4 PEKERJAAN Pekerjaan ini meliputi penyedian secara lengkap akan tenaga, alat-alat dan bahan-
ATAP bahan yang berhubungan dengan pekerjaan termasuk alat bantu dan alat angkut
yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik.
5.b Sebelum pengerjaan water profing permukaan beton harus dibersihkan dari
debu, minyak, kotoran dan lainnya dalam segala hal pelaksanaan pekerjaan
water proofing ini tidak boleh menyimpang dari ketentuan–ketentuan yang
dikeluarkan oleh pabrik produksi yang bersangkutan.
1. LINGKUP Lingkup pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, peralatan, pengetesan tenaga
PEKERJAAN kerja dan lain sebagainya untuk finishing pekerjaan arsitektur sesuai dokumen
lelang.
2.2 Bahan–bahan
2.2.1 Semen
Semen untuk pekerjaan pasangan harus sama kualitasnya seperti
semen yang ditentukan untuk pekerjaan beton.
2.2.2 Pasir
Pasir pasangan untuk pekerjaan pasangan harus sama kualitasnya
dengan pasir yang ditentukan untuk pekerjaan beton.
Gradasi pasir yang dipakai minimum 0,35 mm.
2.2.3 Air
Air yang dipakai untuk pekerjaan pasangan harus memenuhi syarat-
syarat yang tercantum dalam pekerjaan beton.
2.2.4 Bata
Bata harus bata biasa dari tanah liat, hasil produksi lokal dengan
ukuran 5 x 12 x 22 Cm yang dibakar dengan baik dan bersudut
runcing dan rata, tanpa cacat atau mengandung kotoran.
Meskipun ukuran bata yang diperoleh disuatu daerah mungkin
berbeda dengan ukuran tersebut di atas harus diusahakan supaya
tidak terlalu menyimpang dari ukuran-ukuran tersebut. Sesuai
dengan pasal 81 dari A.V. 1941, minimum daya tekan ultimate 30
kg/cm. Bata yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
- Kualitas baik
- Pembakaran matang
- Warna merah (merah merata)
- Sisi dengan permukaan rata, tegak lurus runcing.
- Keras dan tidak mudah patah
- Tidak terlihat garis–garis retak
- Harus satu ukuran dan satu kualitas (kalau ada perbedaan tidak
boleh lebih besar dari 3 mm).
Bahan batu bata harus memenuhi syarat-syarat:
- Bermutu, matang, keras, ukuran-ukuran sama rata dan saling
tegak lurus, tidak retak-retak, tidak mengandung batu dan tidak
berlubang-lubang.
- Memenuhi syarat-syarat PUBB (NI. 3-1956).
3.2 Bahan-bahan
Untuk adukan plesteran, penggunaan semen, pasir dan air dalam segala-
segala sesuai dengan pekerjaan pasangan.
4.3 Alumunium
4.3.1 Produksi dari pabrik terkenal ex. Lokal YKK atau setara
4.3.2 Mempunyai bidang halus, sejajar, tidak bergelombang-gelombang.
4.3.3 Ukuran kusen pintu dan jendela adalah alumunium 4” (10 cm) atau
6.2. Bahan-bahan
5.2.1 Railing terbuat dari besi pipa medium dengan diameter 2” untuk
pegangan utama, dan menggunakan besi pipa diameter 1” untuk
pengisi. Bahan harus bersih dari karat, lurus dan rata.
5.2.2 Bahan yang cacat dan bengkok harus disingkirkan dari lokasi
pekerjaan.
6.2. Bahan
6.2.1. Daun pintu tunggal dipasang selot pintu Alumunium setara merk
Dekson type 8128.
6.2.2. Daun pintu double dipasang selot pintu Alumunium setara merk
10.2. Bahan-bahan
10.2.1. Sekualitas Dulux Pearl Glo Acrl.em untuk bagian interior dan
plafond. Sekualitas Dulux Weather Shield max untuk exterior,
sekualitas Emco untuk railing pagar di Void dan sekualitas
Mowilex water base untuk cat listplank motif.
10.2.5. Aplikasi Dengan Roll atau Kuas (Untuk Bidang Kecil) Pengecer
dengan air bersih sebesar 0-5% dari volume cairan cat.
10.2.6. Kaleng cat yang digunakan masih disegel, tidak pecah atau bocor
dan mendapat persetujuan Konsultan Pengawas/Manajemen
Konstruksi. Pengiriman cat harus disertakan sertifikat dari
agen/distributor yang menyatakan bahwa cat yang dikirim dijamin
keasliannya Pemborong bertanggung jawab, bahwa bahan cat
adalah tidak palsu sesuai dengan RKS.
10.2.7. Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu sebelum pekerjaan
10.3. Pelaksanaan
Sebelum diadakan pengecatan dasar maka harus diperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
- Dinding dan bagian yang akan dicat harus bebas dari retak-retak, pecah
atau kotoran yang menempel harus dibersihkan.
- Permukaan dinding sudah rata/kering dan halus serta rapih, dianggap
wajar oleh Konsultan Pengawas/Manajemen Konstruksi untuk dilapisi
dengan lapisan dasar (pertama).
- Seluruh proses pengecatan harus mengikuti petunjuk dari pabrik
pembuat cat tersebut.
11.2. Bahan-bahan
11.2.1. Perlengkapan Sanitasi harus dilengkapi fitting-fitting, stop kran dan
perlengkapannya.
11.2.2. Barang yang dipakai adalah produk dari Toto, atau yang setara,
mempunyai permukaan yang halus, licin dan mengkilap dari bahan
keramik.
11.2.3. Perlengkapan Sanitasi terdiri dari:
- Closet duduk atau jongkok
- Toilet shower
- Washtafel
- Fixed shower head
- Kran (putar, lengan panjang)
- Tempat sabun (cuci tangan dan mandi)
- Floor drain
- Cermin
- Atau seperti yang dicantumkan dalam gambar
- Tebal pada lapisan kering; 2 (dua) kali lapisan (70 micron)
- Daya tutup teoritis 6-7 m2/kg
- Selang waktu pengecatan 2 jam.
2. Lampu Penerangan
Lighting fixtures untuk lampu TLD (jenis tanam dalam plafond)
1. Tebal plat besi untuk lighting fixtures tersebut minimum
0,7 mm.
2. Condensor yang dipasang seri pada lampu-lampu TL
harus dapat memberikan koreksi factor total minimal
0,85.
3. Tabung TLD yang dapat dipakai adalah jenis cool
daylight/54.
4. Fitting lampu dari type yang tidak menggunakan mur
baut.
5. Semua armatur harus dicat bakar bebas dari karat dan
lecet-lecet, dengan ICI acrylic paint warna putih, contoh
harus disetujui oleh direksi lapangan.
6. Konstruksi armatur pada umumnya harus memberikan
effisiensi penerangan yang maksimal, rapih kuat serta
sedemikian rupa sehingga pekerjaan–pekerjaan seperti
penggantian lampu, pembersihan, pemeriksaan dan
pekerjaan pemeliharaan dengan mudah dapat
dilaksanakan.
7. Ballast yang dapat dipakai adalah small dimension
virtually noiselessdanhigh reliable dengan tegangan
nominal 220 volt, 50 herz, inductive type, low power
factor.
8. Starter yang dipasang dengan radio interference
suppressiondalam tabung (rumah) yang aman dari
polycarbonate putih dengan kapasitas tinggi.
9. Kabel instalasi dalam armature(khususnya untuk lampu
TL) dari jenis NYM 3 x 2,5 mm.
10. Pada semua armatur harus dibuat mur dan baut sebagai
4. Head Lamp
Head Lamp digunakan pada masing-masing tempat tidur
Ruang Rawat Inap. Mempunyai bagian yang mudah
ditekuk/diatur arah cahayanya. Menggunakan lampu bohlam
dan menggunakan Dimmer sebagai pengatur intensitas
cahaya.
5. Lampu Luar
1. Kap dari armatur ex. lokal dengan menggunakan bahan
kaca (glass) susu atau dinyatakan lain pada gambar.
2. Jenis lampu yang dipakai adalah mercury atau lainnya
sesuai gambar
3. Komponen-komponennya harusmenggunakan
kondensor yang dapat memberikan faktor koreksi
minimal 0,85 di pasang seri
4. Konstruksi armatur pada umumnya harus memberikan
penerangan efisienyang maksimal, rapih kuat serta
sedemikian rupa hingga pekerjaan-pekerjaan seperti
penggantian lampu, pembersihan dan pekerjaan
pemeliharaan dengan mudah dapat dilaksanakan,
contoh harus disetujui oleh direksi.
8. Konduit
Konduit yang dipakai adalah dari jenis PVC, dimana diameter
dalam dari konduit minimum 1,5 kali diameter kabel dan
minimum diameter dalam adalah 19 mm, atau dinyatakan lain
pada gambar.
9. Pentanahan
a. Kawat pertanahan dapat dipergunakan kawat telanjang
(BCC = Bare Copper Conductor).
b. Besarnya kawat grounding yang dapat digunakan
minimal berpenampang sama dengan penampang kabel
masuk (incoming feeder) untuk penampang kabel
dengan6 mm2.
c. Elektrode pentanahan untuk grounding digunakan rod
copper berdiameter 1/2“. Elektrode pentanahan yang
dipantek dalam tanah sampai menyentuh permukaan air
tanah, atau sekurang-kurangnya sampai kedalaman 6 m.
d. Nilai tahanan grounding system untuk panel-panel
adalah maximum 2 ohm, diukur setelah tidak turun hujan
selama 3 hari berturut-turut.
e. Semua kabel yang dipasang diatas langit-langit harus
diletakkan pada suatu trunking kabel.
f. Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding
atau beton harus dibuat sleeve dari pipa galvanis dengan
diameter minimum 2,5 kali penampang kabel.
g. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kotak
harus di dalam kotak terminal yang terbuat dari bahan
yang sama dengan bahan konduitnya dan dilengkapi
dengan skrup untuk tutupnya dimana tebal kotak
terminal tadi minimum 4 cm.
h. Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan
12. Pentanahan
1. Semua bagian dari sistem listrik harus ditanahkan.
2. Elektrode pentanahan harus di tanam sedalam 12 m
minimum untuk mencapai permukaan air tanah.
3. Tahanan pentanahan maximum adalah 2 ohm.
4. Jarak maksimum dari elektrode pentanahan adalah 6 m
dan disesuaikan dengan sifat tanahnya.
1.2.6 Pengujian
1. U m u m
Sebelum semua peralatan utama dari sistem dipasang, harus
diadakan pengujian secara individual terlebih dahulu.
Peralatan tersebut baru dapat dipasang setelah dilengkapi
dengan sertifikat pengujian yang baik dari pabrik yang
bersangkutan dan LMK/PLN serta instalasi lain yang
berwenang untuk itu. Setelah peralatan tersebut dipasang,
harus diadakan pengujian secara menyeluruh dari sistem,
untuk menjamin bahwa sistem berfungsi dengan baik. Semua
biaya untuk mendapatkan sertifikat lulus pengujian dan
peralatan dan biaya untuk pengujian yang perlu disediakan
oleh pemborong dan menjadi tanggung jawab pemborong
sendiri.
c. Armatur lampu
Setiap armatur yang menggunakan ballast dan kapasitor
harus dilakukan pengujian/pengukuran faktor daya.
Dalam hal ini faktor daya yang diperbolehkan minimal
0,85.
d. Motor-motor listrik
Pengukuran tanah isolasi motor-motor listrik harus
dilakukan. Pemasangan motor-motor listrik bisa
dilaksanakan setelah hasil pengukuran tidak melanggar
ketentuan-ketentuan PUIL 1977.
e. Pentanahan/Grounding
Semua pentanahan dari sistem harus dilakukan
pengukuran tahanan dengan maksimum 2 ohm pada
masing-masing pentanahan dan dilakukan pada
keadaan cuaca tidak turun hujan selama minimal 3 hari
berturut-turut.
2. Lantai Kereta
Terbuat dari plat baja yang dicat anti karat dan dilapisi dengan Granit
tile, warna ditentukan kemudian.
Bagian bawahnya dilapisi dengan suatu bahan peredam suara.
Ukuran dan kekuatan dari lantai ini harus sesuai dengan kapasitas
angkut elevator.
2. Landing Door.
Mempunyai type dan dimensi yang sama dengan pintu keretanya.
Dilengakpi dengan narrow jamb.
Terbuat dari stainless steel
Harus dilengkapi dengan kunci pembuka secara manual dan interlock
secara electris dan mekanis serta dilengkapi dengan alat penutup
otomatis dengan weight closer.
4. Hall Button.
Hanya ada satu buah disetiap lantai.
Untuk lantai yang paling bawah hanya terdapat satu push button
untuk operasi ke arah atas.
Untuk lantai yang paling atas hanya terdapat satu push button
untuk operasi ke arah bawah.
Untuk lantai yang lainnya terdapat dua buah push button untuk
operasi ke arah atas bawah.
Pushbutton merupakan soft touch button yang menyala bila ditekan.
6. Buffer.
Buffer yang dipakai harus dari jenis oil buffer dimana pada bagian
atasnya diberikan karet setebal 5 mm.
Untuk setiap elevator minimum dipergunakan empat buah buffer
dimana dua buah untuk car buffer dan yang lain untuk counter weight
buffer.
Buffer ini ditempatkan di atas suatu dudukan beton yang disediakan
sendiri oleh pemborong pekerjaan lift (tidak boleh di angkur langsung
ke lantai beton struktur yang ada).
7. Guide Rail.
Pemborong pekerjaan Lift agar memberikan data-data untuk Rail,
bracket dan peralatannya sebagai contohnya adalah sebagai berikut :
Untuk Kereta Lift/Elevator.
Rail yang dipakai harus terbuat dari profil baja T dengan lebar
flange, ketinggian dan berat nominal, sesuai standart kapasitas.
Rail harus dipasang pada bracket pada setiap jarak 2 meter
Rail harus dilapis dengan suatu bahan anti karat dan pemegang rail
harus dicat anti karat.
Selain ketentuan tersebut diatas, konstruksi dari rail harus memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan dari pabrik.
8. Counter Weight.
Rangka counter weight terbuat dari profil baja.
Isi counter weight adalah sebesar Kereta Elevator ditambah dengan
50% dari kapasitas beban (balancing 50%), yang terbuat dari besi
cor.
Rangka counter weight harus dicat anti karat dan isinya dilapis
dengan suatu bahan anti karat.
9. Compensating
Terdiri dari rope yang terbuat dari kawat baja dengan inti kawat baja
yang dilengkapi dengan rope tensioning.
Rope tensioning berupa pulley yang diberikan beban, diletakkan di pit
dan dilengkapi dengan safety switch.
10. Rem
Rem harus menggunakan sistem arus listrik.
Semua rem harus dirancangkan untuk dapat bekerja pada kapasitas
normal dan sanggup memegang dan memberhentikan lift pada
kondisi yang paling berat/sukar.
Sirkuit sistem kontrol rem harus saling mengunci (interlock) secara
elektris dengan sirkuit kontrol motor traksi dan harus direncanakan
dan diatur sehingga rem hanya bekerja untuk memegang kabin lift
pada saat lift telah berhenti di suatu lantai dan rem tidak digunakan
untuk memberhentikan lift.
Sepatu rem harus bekerja tanpa menimbulkan suara keras.
Kontraktor Lift harus menyediakan satu alat yang gunanya khusus
untuk melepas rem secara manual setelah kereta lift berhenti secara
darurat.
1.c.5 ROPE
1. Rope yang dipakai adalah kawat baja dengan inti kawat baja.
2. Diameter minimum dari rope yang dipakai disesuaikan dengankapasitas
lift secara standart.
3. Sistem pemasangan rope adalah 2 : 1 dimana ujung dari pada rope
dipasangkan pada rope dipasangkan pada rope end (detch and Hitch)
yang terletak pada suatu profil baja dengan dilapisi karet setebal 25 mm
dan dilengkapi safety switch dan per.
4. Sertifikat kawat penggantung harus diserahkan kepada pemilik sebelum
pelaksanaan.
Ketinggian langit-langit kereta ini tidak kurang dari 2300 mm dimana
terdapat pintu darurat yang hanya bisa dibuka dari atas kereta dan
dilengkapi safety switch sehingga lift tidak beroperasi selama pintu
tersebut terbuka.
1.c.9 LAIN–LAIN
1. DATA LIFT
Lift name : Bed Elevator
Type : KYH- 1000/ 60
Unit : 1
Capacity : 1000 kg
Penggerak : Traction Drive Bed Elevator
Car : Lebar 1500 mm x 2.500 dalam x 2400 tinggi
Dinding Kombinasi SSHL 304 dan SS Mirror
Lengkap dengan Hand Rail
Ceiling type Deluxe bahan SS HL 304
Lampu Down Light LED .acrilic Milky White
pada bagian tengah dengan lampu
Indirect
Lantai : Granito Tile
Opening : SO 1200 -2100
Pintu Lantai : SSHL 304
2 panel Side Opening
Kapasitas Angkut : 1000 Kg /15 Orang
Jumlah Lantai : 3 Lantai /3 Stop opening
Overhead : 4450
PIT : 1550
Controll : AC Geared VVVVF Controll
Car operasi : Simplek Full Colective
Power : 11 KW/380 VAC /3P ( 50 HZ )
Include : ARD
A. KETENTUAN DIMENSI
Ukuran kereta elevator : Tergantung dari masing-
masing produk
Ukuran bukaan pintu (mm) : 1200 x 2100 mm
Ukuran Hoistway (mm) : Sesuai gambar (tersedia)
Kedalaman Pit (mm) : Sesuai gambar (tersedia)
Tinggi Overhead (mm) : Sesuai gambar (tersedia)
B. KERETA LIFT
Model kereta : Standard
Dinding kereta : Hairline-stainless steel
Ceiling Kereta : Standard
Pintu Kereta Elevator : Hairline stainless steel
Entrance Columns : Hairline-finished stainless steel
Kick Plate : Hairline-finished stainless steel
Car Sill : Extruded hard allumunium
Sistem Ventilasi : Electric blower with rear fan
Emergency exit : Provided on the ceiling
Emergency lamp : Provided on the ceiling
Floor : Polyvinyl tile
C. ENTRANCE DESIGN
Model Entrance : NARROW JAMB with Painted Powder
Coating
Landing doors : Stainless steel
Landing sills : Extruded hard alumunium
Transom : Stainless steel hairline finish (Main
lobby)
D. SIGNAL FIXTURES
Dalam Kereta Lift
Face plate of car Hall : Stainless steel hair line position
indikatoroperating panel
Car position and direction : Standard type heavy duty
Indicator Dot type : stainless steel hairline finish Faceplate
Car operating panel : Soft touch button
Pengaman ujung pintu : Door safety edge
Entrance Hall
Car Position indicator : Push Button
Hall Lantern : Vertical circular type setiap lantai
Arrival gong : setiap lantai
Face plate of signal : Stainless steel
Face plate of signal : Stainless steel
E. KETENTUAN DIMENSI
Ukuran kereta elevator : Tergantung dari masing-
masing produk
Ukuran bukaan pintu (mm) : 1200 x 2100 mm
Ukuran Hoistway (mm) : Sesuai gambar (tersedia)
Kedalaman Pit (mm) : Sesuai gambar (tersedia)
Tinggi Overhead (mm) : Sesuai gambar (tersedia)
Ukuran R.Mesin Elevator (mm) : Sesuai gambar (tersedia)
F. KERETA LIFT
Model kereta : Standard
Dinding kereta : Steel sheet Painted Powder Coating
Ceiling Kereta : Steel sheet Painted Powder Coating
Pintu Kereta Elevator : Steel sheet Painted Powder Coating
Entrance Columns : Steel sheet Painted Powder Coating
Kick Plate : Steel sheet Painted Powder Coating
Car Sill : Extruded hard allumunium
Sistem Ventilasi : Electric blower with rear fan
Emergency exit : Provided on the ceiling
Emergency lamp : Provided on the ceiling
G. ENTRANCE DESIGN
Model Entrance : NARROW JAMB with Painted Powder
Coating
Landing doors : Stainless steel
Landing sills : Extruded alumunium
Transom : -
H. SIGNAL FIXTURES
Dalam Kereta Lift
Face plate of car Hall : Stainless steel hair line position
indicator operating panel
Car position and direction : Standard type heavy duty
Indicator
Car operating panel : Push button
Pengaman ujung pintu : Door safety edge
Entrance Hall
Car Position indicator : Push Button
Hall Lantern : Vertical circular type setiap lantai
Arrival gong : setiap lantai
Face plate of signal : Stainless steel
Face plate of signal : Stainless steel
I. KELENGKAPAN LIFT
Emergency car lighting with automatic Charger.
Interphone system and Emergency Paging System.
Overload Protection Device
Electric Fan.
ARD (Automatic Rescue Device)
Arrival gong.
Auxiliary car operating Panel.
Single phasing protection.
Manhole (car) switch
Pit switch.
Maintenance switch (di dalam & di luar car).
Nuisance call cancellation(untuk menghapus panggilan semu,
berdasarkan proteksi dari beban).
Non reverse phase sequence protection.
Lampu di atas dan di bawah car lift berikut kawat pangaman &
stop kontak.
Emergency alarm.
Rope ditandai untuk tanda di lantai mana car berada.
1.d.1 PELAKSANAAN
1. Kontraktor harus membuat rencana kerja lengkap dan menyerahkan
gambar-gambar, brosur-brosur dan data-data dari peralatan seluruh
sistem escalator yang diterima dari pabrik pembuatnya, guna
mendapatkan persetujuan dari MK/Direksi Pengawas.
1.d.4 DOKUMEN
Surat-surat keterangan/dokumen yang harus diserahkan oleh Pemborong.
1. Surat keterangan lengkap tentang syarat jaminan tahan api dari alat-alat
sistem elevator.
2. Surat-surat keterangan lengkap mengenai ijin-ijin untuk
pemasangan/pengoperasian elevator dari pihak yang berwewenang.
3. Diagram kabel-kabel lengkap supply listrik untuk alat-alat sistem
escalator.
4. Daftar No. spare parts untuk keseluruhan sistem.
5. Buku petunjuk pemeliharaan meliputi :
a. Alat-alat bagian sistem elevator.
b. Pelumasan–pelumasan/ pemeliharaan periodik.
c. Peraturan-peraturan pemeliharaan dari seluruh sistem elevator.
Dibuat dalam bahasa Indonesia sebanyak 5 (lima) set.
6. Gambar-gambar sebagaimana dilaksanakan (as built drawing) sebanyak
1 (satu) set gambar-gambar kalkir dan 4 (set) copy.
2. TESTING.
Pemborong harus menyerahkan kepada pengawas MK/Direksi
Pengawas dalam rangkap 3 (tiga) mengenai hal-hal sebagai berikut:
1. Hasil pengetesan kabel-kabel (meger dan pemberian tegangan).
2. Hasil pengetesan peralatan-peralatan instalasi.
3. Hasil pengetesan semua persyaratan operasi dan instalasi.
1.d.7 OPERATOR
Pendidikan calon operator Elevator meliputi :
1. Proses pengamanan keselamatan.
2. Pengelolaan masing-masing tiap alat-alat sistem elevator.
3. Prosedur pemeliharaan secara routine.
4. Prosedur operator yang harus dididik sebanyak 3 orang.
5. Lama pendidikan 3 bulan.
6. Segala akibat yang disebabkan pendidikan calon operator ini menjadi
tanggung jawab Pemborong.
1.e P R O D U K.
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi.
Pemborong dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf
dengan yang dispesifikasikan.
Pemborong baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis.
2.1.2 Penyimpanan
1. Tabung-tabung gas medis harus disimpan berdiri, dipasang penutup
keran dan dilengkapi tali pengaman untuk menghindari jatuh pada saat
terjadi goncangan.
2.1.3 Pendistribusian
1. Pada rumah sakit yang belum tersedia sarana instalasi gas medis
secara sentral, kebutuhan gas medis dilayani dengan sarana dorongan
(trolley) yang biasa ditempatkan berdekatan dengan penderita (pasien).
Pemakaian gas diatur melalui flowmeter/humidifier dalam waktu tertentu.
2. Penggunaan gas medis sistem tabung (non sentral) hanya bisa
dilakukan satu tabung untuk satu orang, sehingga apabila dalam satu
ruang perawatan ada lebih dari satu penderita yang memerlukan, harus
sejumlah itu pula gas yang diperlukan.
2. GAS MEDIS 3. Gas medik yang cukup lama tersimpan agar dicek ke pihak produsen
untuk mendapat kepastian bisa atau tidaknya gas tersebut dipakai untuk
keperluan pasien.
Ø 1/2” = 13 mm Ø 20 = 50 mm
Ø 5/8” = 16 mm Ø 2 ½” = 65 mm
Ø 3/4” = 20 mm Ø 3“ = 75 mm
Ø1” = 25 mm Ø 4“ = 100 mm
2.3.2 Pemeliharaan
1. Pada pembukaan kran botol yang menggunakan regulator (dalam sistem
cylinder supply), harus dibuka secara perlahan-lahan, guna menghindari
cepat rusaknya gauge dari regulator.
2. Sekali waktu harus dikontrol outlet pressure dari regulator, untuk
mengetahui rid pressure yang keluar. Karena apabila tekanan keluarnya
lebih besar dari 75 psi ini akan dapat merusak flowmeter. Tekanan dari
pada gas yang keluar dan wall point outlet (pipe line sistem) perlu sekali
waktu diadakan pengecekan.
3. Apabila memperbaiki regulator dilarang menggunakan bahan dari karet,
kertas, karton, kulit atau bahan sejenis yang mudah terbakar dan
bereaksi dengan 02 yang dipergunakan untuk packing atau pelicin.
4. Pengecekan kontinyu outlet masing-masing gas pada pipa lines sistem.
5. Pengamatan yang seksama pada sentral motor secara teratur,
temperaturnya, minyak pelumas (motor suction) dan pendinginnya.
6. Pengaturan jam kerja masing-masing motor sentral, baik motor
kompresor udara atau suction, agar diatur secara bergantian (sentral
biasanya 2 unit).
7. Pengamatan pada air dryer, filter, bakterial filter, dan air receiver sangat
diperlukan. Pembuangan hasil pengembunan udara pada air receiver,
sentral udara, sangatlah penting guna mengurangi kadar air dan
meringankan kerjanya air dryer (pengering udara).
8. Pengamatan secara teratur dan seksama pada seluruh peralatan
monitor, baik light monitoring ataupun pressure monitor.
9. Untuk mengurangi kebocoran maka perlu diadakan pengetesan
kebocoran sentral, pipe lines, regulator, fitting dan peralatan lainnya
yang berhubungan dengan pemakaian gas. Dalam pengetesan
kebocoran, untuk mengetesnya hanyalah boleh digunakan air sabun.
2.3.3 Lain-lain
1. Masing-masing mempunyai type regulator (reducing ventil) sendiri-
sendiri oleh karena itu jangan sekali-sekali menukar regulator untuk lain
jenis gas.
2. Untuk alat-alat respirator, ressuscitator dan anaesthetic bila telah dipakai
sebaiknya dibersihkan dengan baik. Hal ini penting guna menghindari
kemacetan-kemacetan.
3. Jenis cylinder baja untuk compressed gas ada macam macam, ada
alumunium cylinder dan ada pula steel cylinder. Apabila menggunakan
alumunium cylinder, dalam pemakaiannya harus lebih berhati-hati
karena alumunium cylinder mudah luka dan penyok.
2.4.2 Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan secara visual dan perhitungan kontruksi oleh tenaga
ahli bidang Bejana Tekanan.
1. Visual.
Melihat kondisi botol baja, instalasi/perpipaan.
2. Perhitungan kontruksi.
Dengan perhitungan ketebalan botol/pipa untuk mengetahui batas
tekanan yang diizinkan. Pada waktu perhitungan konstruksi, harus
diketahui jenis material yang dipergunakan.
IV.6. PENUTUP Apabila dalam Spesifikasi Teknis ini bahan–bahan dan pekerjaan tidak disebut
perkataan dan kalimat “diselenggarakan oleh pemborong” maka hal itu dianggap
seperti disebutkan.
Guna mendapat hasil pekerjaan yang baik, maka bagian-bagian yang nyata
termasuk dalam pekerjaan ini, tetapi tidak dimasukkan/disebutkan kata demi kata
dalam Spesifikasi Teknis ini, haruslah diselenggarakan oleh pemborong dan
diterima sebagai hal yang disebutkan.
Hal- hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh
pihak Direksi/Pemimpin bagian kegiatan, bilamana perlu diadakan perbaikan dalam
Spesifikasi teknis ini.