Anda di halaman 1dari 53

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR.


HARYOTO

SPESIFIKASI TEKNIS

PROGRAM
PENINGKATAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN BLUD

KEGIATAN
PELAYANAN DAN PENDUKUNG PELAYANAN BLUD

PEKERJAAN
BELANJA MODAL GEDUNG DAN BANGUNAN
(PEMBANGUNAN GEDUNG VIP DAN PERLUASAN GEDUNG REKAM MEDIS)

LOKASI
JL. BASUKI RAHMAD NO. 05 KABUPATEN LUMAJANG

TAHUN ANGGARAN 2016

PEMBANGUNAN GEDUNG VIP DAN PERLUASAN GEDUNG REKAM MEDIS 1


RSUD dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG
SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN STRUKTUR

1 PEKERJAAN 1.a Keterangan Umum


PERSIAPAN Bagian ini mencakup sebagai sarana pelengkap untuk kelancaran
pelaksanaan pekerjaan.

1.b Air Kerja dan Listrik Kerja


Yang dimaksud dengan air kerja adalah air untuk pencampur/dipergunakan
dalam pelaksanaan pekerjaan. Air untuk adukan beton sebelumnya harus
dimintakan persetujuan Konsultan Pengawas/Manajemen Konstruksi disertai
hasil test laboratorium.
Kontraktor harus menyediakan instalasi listrik kerja atas biaya Kontraktor
sendiri.

1.c Kantor Kontraktor, Gudang dan Direksi Keet


Kontraktor harus membangun Kantor, Gudang dan Direksi Keet disite seperti
yang ditentukan guna pelaksanaan pekerjaan sesuai kontrak.
Kontraktor harus menjamin sedemikian rupa sehingga seluruh fasilitas–
fasilitas/bahan yang diperlukan dapat terhindar dari kerusakan.

1.d Pagar Darurat


Kontraktor harus membuat pagar darurat yang sifatnya melindungi dan
menutupi lokasi yang akan dibangun.
Pagar harus cukup menjamin keamanan lokasi tersebut, dengan kualitas:
- Bahan dari seng BJLS 30 rangka kayu, dicat berwarna.
- Tinggi pagar + 2 m.
- Tersedia ruang gerak yang cukup leluasa selama pelaksanaan dalam
lokasi berpagar sehingga dapat memperlancar pekerjaan.

1.e Papan Pemberitahuan


Kontraktor atas biaya sendiri harus mendirikan sebuah Papan Pemberitahuan
di suatu tempat yang akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas/Manajemen
Konstruksi. Rencana dan gambar pada papan ini harus sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan oleh Dinas Pekerjaan Umum setempat.

1.f Iklan
Kontraktor dilarang memberi ijin atau memberi kesempatan untuk
mengiklankan di daerah pekerjaannya tanpa seijin dari Konsultan
Pengawas/Manajemen Konstruksi.

1.g ObatP.P.P.K (P3K)


Kontraktor wajib mempersiapkan segala obat–obatan dan keperluan lain yang
berhubungan dengan “Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan” (P3K),
Perlengkapan tersebut harus memenuhi ketentuan–ketentuan dan harus
dipelihara terus sesuai dengan keinginan Konsultan Pengawas/Manajemen
Konstruksi. Dan harus selalu siap dipergunakan untuk setiap saat.

1.h Alat–alat Kerja dan Alat–alat Pembantu


Kontraktor harus menyediakan alat–alat kerja sendiri untuk kesempurnaan
pelaksanaan pekerjaan seperti: beton molen, vibrator, pompa air dan alat–alat
pembantu lainnya.

1.i Ijin dan Garis Sempadan Bangunan

PEMBANGUNAN GEDUNG VIP DAN PERLUASAN GEDUNG REKAM MEDIS 2


RSUD dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG
Kontraktor harus mempersiapkan segala ijin yang berkaitan dengan
pelaksanaan pekerjaan dan sebelum mulai kerja bersama–sama Dinas
Pekerjaan Umum menetapkan Garis Sempadan Bangunan.

1.j Keamanan dan Tata Tertib Lapangan.


Kontraktor diwajibkan mengadakan pengamanan lokasi pekerjaan antara lain
mengadakan penjagaan siang dan malam, penerangan malam, menyediakan
alat pemadam kebakaran sesuai kententuan yang berlaku dan jaring–jaring
pengaman sesuai kebutuhan pelaksanaan pekerjaan.
Kontraktor agar menjaga tata tertib lapangan dan hanya orang–orang yang
berkepentingan dengan proyek saja yang diperbolehkan masuk lokasi
pekerjaan. Semua kejadian mengenai hal di atas agar dilaporkan kepada
Konsultan Pengawas/Manajemen Kontruksi.

1.k Pembersihan
Kontraktor wajib membersihkan lokasi proyek dari kotoran–kotoran yang
disebabkan oleh kegiatan pekerjaannya terutama pada saat pembongkaran
bangunan lama yang tepat berada pada bangunan terbangun dan semua
kotoran harus dibuang keluar proyek oleh Kontraktor setiap hari.

2 PEKERJAAN 2.a Pengukuran dan Persiapan Tanah


TANAH 2.a.1 Pemerataan tanah, pembongkaran, pembersihan galian, urugan dan
pemadatan tanah urugan, harus dikerjakan lebih dahulu sebelum
Kontraktor memulai pekerjaan upper structure, pekerjaan urugan dan
pemadatan tersebut disesuaikan dengan kebutuhannya sesuai
dengan peil–peil (level) dan lokasi yang telah ditentukan di dalam
gambar.
2.a.2 Tinggi dasar pengukuran akan ditentukan kemudian. Tinggi dasar ini
dibuat oleh Kontraktor atas biaya sendiri, dari blok beton di luar papan
dasar pelaksanaan (bouwplank). Tanda ini yang harus dijaga dan
dipelihara, selama waktu pelaksanaan hingga pekerjaan selesai
sampai waktu penyerahan pertama.
2.a.3 Pembuatan pemasangan papan dasar pelaksanaan (bouwpank)
termasuk pekerjaan Kontraktor dan harus tidak berubah oleh cuaca.
Pemasangannya harus kuat dan permukaan atasnya rata dan sifat
datar (waterpass).
2.a.4 Segala pekerjaan pengukuran persiapan (uitzet) termasuk
tanggungan Kontraktor dan dilaksanakan dengan instrument
waterpass/theodolite, alat ukur ini harus selalu ada di Kantor Proyek.
2.a.5 Sebelum setting out (pengukuran) dilakukan, Kontraktor harus
mengadakan pemeriksaan apakah pekerjaan urugan tanah telah
diselesaikan dengan baik sesuai dengan gambar dan mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas/Manajemen Konstruksi.
2.a.6 Kontraktor harus menyediakan semua perlengkapan–perlengkapan
yang diperlukan untuk pekerjaan tersebut.
2.a.7 Posisi dan letak bangunan (pondasi dan poros–poros bangunan)
harus sesuai dengan gambar dan tidak ada bagian yang menyimpang
dari posisi dan poros–poros bangunan.
Toleransi penyimpang titik awal dan akhir max. 10 mm pada arah x
dan arah y.
2.a.8 Kontraktor bertanggung jawab atas ketepatan ukuran tersebut dan
selalu harus berkonsultasi dengan Konsultan Pengawas/Manajemen
Konstruksi untuk mendapat persetujuannya.
2.a.9 Pengukuran dan persiapan ini meliputi semua bangunan yang
termasuk dalam lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan.

2.b Pembongkaran dan Pembersihan.


2.b.1 Daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari rumput tanaman dan

PEMBANGUNAN GEDUNG VIP DAN PERLUASAN GEDUNG REKAM MEDIS 3


RSUD dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG
semua benda yang ada, terutama sisa bongkaran bangunan
eksisting.
2.b.2 Unggak–unggak pepohonan, sisa-sisa bongkaran dan jalinan–jalinan
akar–akar harus dibersihkan dan disingkirkan sampai pada
kedalaman + satu setengah meter atau sampai tidak ada sisa–sisa
akar pohon.
2.b.3 Segala sisa dan kotoran yang disebabkan oleh pekerjaan tersebut
harus disingkirkan dari daerah pembangunan oleh Kontraktor sesuai
dengan petunjuk Konsultan Pengawas/Manajemen Konstruksi.

2.c Galian
2.c.1 Penggalian melebihi batas yang ditentukan harus diurug kembali
sehingga mencapai kerataan yang ditetapkan dengan bahan urugan
yang ditetapkan, urugan harus dipadatkan secara mekanis.
2.c.2 Galian tanah untuk pondasi, trench dan galian lainnya harus dilakukan
menurut ukuran dalam, lebar dan sesuai dengan peil–peil yang
tercantum di dalam gambar.
2. c. 3 Akar pohon–pohon yang terdapat di bagian pondasi yang akan
dilaksanakan harus dibongkar dan dibuang.
2.c.4 Kontraktor harus menjaga agar lubang–lubang galian pondasi
tersebut bebas dari longsoran–longsoran tanah di kiri dan kanannya
(bila perlu dilindungi oleh konstruksi penahan tanah) dan bebas dari
genangan air (bila perlu dipompa) sehingga pekerjaan pondasi dapat
dilaksanakan dengan baik sesuai dengan spesifikasi.
2.c.5 Tanah sisa galian yang tidak dipakai harus diangkut dan dibuang
terutama pada tempat–tempat sekitar pekerjaan atas petunjuk
Konsultan Pengawas/Manajemen Konstruksi.
2.c.6 Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk panggilan adalah
kurang lebih 10 mm terhadap kerataan yang ditentukan.
2.c.7 Pekerjaan galian mencakup semua pondasi antara lain: footing, sloof,
pondasi batu kali, reservoir, saluran air, saluran kabel, pipa–pipa, bak
kontrol, keprasan tanah di bawah lantai gedung, di bawah lantai
selasar, di bawah rabatan dan lain–lain sesuai tercantum dalam
gambar pada masing–masing bangunan.
Kontraktor wajib mempelajari semua gambar Struktur, Arsitektur,
Mekanikal/Elektrikal yang berhubungan dengan pekerjaan–pekerjaan
di bawah permukaan tanah.
Elevasi galian pada pondasi dan sarana-sarana lain seperti tercantum
dalam gambar.

2.d Urugan (Timbunan)


2.d.1 Pekerjaan ini mencakup pengambilan, pengangkutan, penghamparan
dan pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk bahan
urugan. Urugan kembali galian yang diperlukan untuk membuat
bentuk dimensi timbunan antara lain ketinggian yang sesuai
persyaratan atau penambang melintang.
2.d.2 Bahan galian dari daerah pembangunan dapat dipergunakan, apabila
memenuhi syarat sebagai bahan urugan.
2.d.3 Jenis bahan pengurugan adalah tanah berbutir lepas atau sirtu yang
disetujui pengawas, penimbunan harus dilakukan lapis perlapis
(maksimum 30 cm) sambil disiram dengan air dan dipadatkan dengan
alat pemadat roller vibrator atau stamper, harus bersih dari humus
dan tumbuh–tumbuhan.
2.d.4 Urugan tanah biasa adalah pekerjaan menutupi kembali lubang bekas
galian pondasi diluar bangunan harus diurug dengan bahan yang
memenuhi syarat dan lubang–lubang lainnya dalam tanah.
2.d.5 Untuk semua pekerjaan urugan yang tidak dipakai pasir urug dapat
dipakai tanah yang tidak mengandung akar tanaman, brangkal–

PEMBANGUNAN GEDUNG VIP DAN PERLUASAN GEDUNG REKAM MEDIS 4


RSUD dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG
brangkal, puing–puing dan segala macam kotoran lainnya. Bila perlu
dapat dilakukan penyelidikan laboratorium mekanika tanah yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas/Manajemen Konstruksi. Segala
biaya–biaya penyelidikan tersebut menjadi tanggung jawab
pemborong.
2.d.6 Urugan pasir harus disirami dengan air dan kemudian ditumbuk
hingga padat.
2.d.7 Urugan pasir mencakup mengisi sisa–sisa lubang galian yang ada
dan urugan–urugan di bawah lantai dan di bawah rabat untuk
mencapai ketinggian level tertentu sesuai yang ditunjuk dalam
gambar.
Semua pekerjaan urugan harus dipadatkan sesuai syarat–syarat
pemadatan.

2.d.7.a Pemadatan
- Urugan
Bahan urugan harus dipadatkan sekurang–kurangnya
mencapai kepadatan + 90% dari optimum dry density.
- Tanah Asli
Setelah pengupasan tanah selesai dilaksanakan, maka
harus dipadatkan dengan alat pemadat mekanik.
- Pemadatan di bawah lantai dilakukan lapis demi lapis
setebal maximum 30 cm dan harus dipadatkan sebaik–
baiknya dengan penambahan air secukupnya dan
penggilasan.
Pemadatan dilakukan dengan mesin gilas dan stamper
tumbuk bagian–bagian yang dianggap dapat merusak
saluran atau pekerjaan–pekerjaan lain sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas/Manajemen Konstruksi.
- Pemadatan pada pondasi dimana dasar pondasi harus
diurug dulu maka syarat pengurugan seperti di atas
harus dipenuhi dengan kepadatan 95% dari optimum dry
density, hal ini harus dibuktikan dengan percobaan sand
& cone test.

2.d.7.b Cara Pelaksanaan


- Bahan urugan untuk pelaksanaan pengerasan harus
disebarkan dalam lapisan–lapisan yang rata dalam
ketebalan yang tidak melebihi 300 mm.
- Setiap lapisan harus diarahkan pada kepadatan yang
dibutuhkan dan diperiksa melalui pengujian lapangan
yang memadai, sebelum dimulai dengan lapisan yang
berikutnya, bilamana bahan tersebut tidak mencapai
yang dikehendaki, lapisan tersebut harus diulang atau
diganti guna mendapatkan kepadatan yang dibutuhkan,
Jadwal pengujian akan ditentukan/ditetapkan oleh
Konsultan Pengawas/Manajemen Konstruksi.
- Setelah pemadatan selesai, urugan tanah yang melebihi
harus dipindahkan ke tempat yang ditentukan Konsultan
Pengawas/Manajemen Konstruksi.
Ketinggian (Peil) disesuaikan dengan gambar.

3 PEKERJAAN 3.a Umum


BETON 3.a.1 Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan seluruh material, tenaga dan
peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan beton yang
antara lain meliputi footing, sloof, kolom, balok,plat lantai/atap,
dinding, reservoir dan lain–lain bagian pekerjaan beton baik

PEMBANGUNAN GEDUNG VIP DAN PERLUASAN GEDUNG REKAM MEDIS 5


RSUD dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG
struktur maupun non struktursesuai dengan gambar dan syarat–
syarat yang tercantum dalam dokumen ini.

3.b Bahan
3.b.1 Umum
- Secara keseluruhan pekerjaan beton bertulang ini harus
memenuhi persyaratan Peraturan Beton Indonesia 1971.
- Semua bahan yang akan dipergunakan harus mendapatkan
persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas/Manajemen
Konstruksi.

3.b.2 Portland Cement


- Semen yang digunakan adalah portland cement type 1 yang
memenuhi syarat S 400 menurut NI–8, EX. Semen Gresik atau
setara.
- Untuk suatu masa adukan beton tidak diperbolehkan mencampur
dua atau lebih jenis atau merk Portland Cement yang berbeda.
- Portland cement harus dijaga agar tetap kering dan segar
sehingga tidak ada bagian–bagian yang mengeras, untuk itu
Portland Cement harus disimpan dalam gudang yang terlindung
dari pengaruh cuaca, tidak lembab, cukup ventilasi dan diletakkan
di atas permukaan yang tidak langsung berhubungan dengan
tanah, minimal 0,25 m dari lantai dan 0,30 m dari dinding.
Kantong–kantong Portland Cement tidak boleh ditumpuk hingga
tingginya melampaui 2 meter. Tiap kali ada pengiriman semen
baru, semen yang baru tersebut harus dipisahkan penempatannya
agar semen yang lama dapat dipergunakan terlebih dahulu,
Portland sudah harus dipergunakan paling lambat 30(tiga puluh)
hari kalender sejak pembuatannya di pabrik yang bersangkutan.
- Apabila karena sesuatu hal, syarat–syarat penyimpanan itu tidak
terpenuhi maka sebelum semen dapat dipakai, Kontraktor harus
terlebih dahulu dapat membuktikan bahwa semen tersebut masih
memenuhi syarat.

3. b.3 Pasir
Pasir yang dipakai dapat berupa pasir alam atau pasir buatan dan
tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% berat kering.
Bila kadar lumpur lebih dari yang disyaratkan, maka pasir harus dicuci
dengan air bersih sebelum dibawa ke site sehingga memenuhi
syarat–syarat kebersihannya. Syarat–syarat kimia dan syarat–syarat
lainnya harus memenuhi Peraturan Beton Indonesia 1971.

3.b.4 Agregat kasar


- Agregat kasar yang dipakai adalah kerikil atau batu pecah yang
padat, keras tidak berpori dengan diameter maksimum 30 mm,
sedangkan kadar lumpur yang diijinkan maksimum 1% berat
kering.
- Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian–bagian yang
halus, mudah pecah dan bahan–bahanorganis, alkalis atau
bahan–bahan yang merusak lainnya.
- Syarat–syarat kimia dan syarat–syarat lainnya harus memenuhi
Peraturan Beton Indonesia 1971 termasuk gradasi harus sesuai
dengan mix design yang dipergunakan.

3.b.5 Air
Air yang digunakan tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali,
garam dan bahan–bahan organis. Harus digunakan air yang
mempunyai mutu setara dengan air dari PDAM. Air yang akan

PEMBANGUNAN GEDUNG VIP DAN PERLUASAN GEDUNG REKAM MEDIS 6


RSUD dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG
digunakan harus telah ditest di laboratorium dan disetujui Konsultan
Pengawas/Manajemen Konstruksi. Pengetesan ini harus dilakukan
berkala sesuai dengan permintaan Konsultan Pengawas/Manajemen
Konstruksi.

3.b.6 Baja Tulangan


- Untuk baja tulangan dengan diameter lebih kecil atau sama
dengan 12 mm digunakan baja mutu U 24 (polos), sedangkan
untuk baja tulangan dengan diameter lebih besar daripada 12 mm
digunakan baja mutu U 39 (ulir), kecuali bila ditentukan lain.
- Untuk membuktikan jaminan dari mutu baja U 39, harus
dilampirkan sertifikat dari pabrik maupun supplier untuk setiap
pengiriman baja.
- Jika dipandang perlu atas permintaan Pengawas, Kontraktor
diharuskan mengadakan pengujian mutu besi beton di
laboratorium benda uji yang disetujui/ditunjuk oleh Pengawas.
- Tulangan harus bebas dari debu, minyak, karat dan kotoran lain
yang mengganggu perletakan tulangan dengan beton.
- Besi beton harus disimpan secara terpisah menurut kelompok
ukurannya dan diletakkan di atas lantai beton atau balok–balok
kayu untuk menghindari kontak dengan tanah, air dan zat–zat lain
yang bersifat merusak besi. Penimbunan baja tulangan di udara
terbuka untuk jangka waktu lama tidak diperbolehkan.
- Kawat pengikat beton (bendrat) harus terbuat dari baja lunak
dengan diameter minimum 1 mm, telah dipijarkan dan tidak
tersepuh seng.

3.b.7 Selimut Beton


- Beton decking yang dipergunakan dibuat dari campuran 1 pc : 1,5
pasir dengan toleransi ketebalannya 10%. Untuk menjaga agar
jarak tulangan atas tetap, harus digunakan besi diameter 10 mm
sebagai penyangga dengan jarak maksimum 600 mm.
- Tebal selimut beton minimum untuk berbagai struktur ditetapkan
sebagai berikut :
Footing : 30 mm
Sloof, kolom, balok : 30 mm
Plat lantai : 15 mm
Dinding : 25 mm

3.b.8 Bahan–bahan pembantu


- Penggunaan bahan–bahan pembantu untuk meningkatkan mutu
beton atau memperbaiki keplastisan (sehubungan dengan teknik
pelaksanaan) harus dengan persetujuan Konsultan
Pengawas/Manajemen Konstruksi. Jenis, jumlah bahan yang
ditambahkan dan cara penggunaan bahan tersebut, harus
dibawah pengawasan Konsultan Pengawas/Manajemen
Konstruksi.
- Manfaat bahan–bahan pembantu tersebut harus dapat dibuktikan
melalui hasil pengujian dengan menggunakan bahan–bahan
dengan jenis dan jumlah yang sama dengan yang akan dipakai
dalam pelaksanaan pekerjaan beton yang sesungguhnya.

3.c Pengerjaan
3. c.1 Umum
- Semua pekerjaan beton harus dilaksanakan sesuai ukuran.
Perbaikan bagian yang kurang sempurna harus mendapatkan
persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Konsultan
Pengawas/Manajemen Konstruksi.

PEMBANGUNAN GEDUNG VIP DAN PERLUASAN GEDUNG REKAM MEDIS 7


RSUD dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG
- Awal dan akhir pengecoran harus dilakukan selama jam kerja atau
seijin Konsultan Pengawas/Manajemen Konstruksi.

3.c.2 Lantai kerja


- Semua pekerjaan beton pada bidang horizontal yang
berhubungan dengan tanah harus mempunyai lantai kerja.
Sebelum pembuatan lantai kerja, tanah dibawahnya harus
dipadatkan dengan stamper hingga padat benar sesuai dengan
pengamatan Konsultan Pengawas/Manajemen Konstruksi. Di
bawah lantai kerja harus diberi urugan pasir yang dipadatkan
minimal setebal 60 mm. Di atas urugan pasir ini dibuat lantai
kerja setebal 70 mm dengan adukan 1 pc, 3 pasir dan 5 kerikil.
- Ukuran lantai kerja ini harus 50 mm lebih besar dari ukuran beton
yang bersangkutan baik dalam arah lebar maupun panjang.
Permukaan lantai kerja harus rata, dikasut dan toleransi dalam
arah tebal yang diijinkan maksimum adalah 5 mm.

3.c.3 Komposisi dan pengendalian mutu beton.


- Beton yang dipergunakan adalah beton site mix dengan mutu
beton minimal K–225 atau sesuai gambar.
W/C maximum 0, 50 dan slump 80–100 mm.
Khusus untuk beton kedap air kadar semen minimum 375 kg/m3
Bagian–bagian beton yang harus kedap air antara lain:
- Semua atap beton
- Semua dinding atau plat yang sifatnya sebagai tandon air atau
unsur–unsur bangunan yang berhubungan dengan air, antara
lain:
- Dinding, lantai dasar dan atap pada Reservoir dan lain–lain.
- Dinding, lantai dasar dan atap pada Waste Water Treatment
Plan.
- Pit, bak control.
- Bangunan pekerjaan lain seperti tertera pada gambar.
- Kontrol mutu dilakukan sebagai berikut :
- Percobaan pendahuluan pada 20 benda uji harus dilakukan
untuk menunjukkan apakah campuran beton yang
direncanakan oleh Kontraktor dapat memenuhi syarat mutu
beton yang ditentukan.
-
Slump test dilakukan setiap + 3 m3atau sesuaipermintaan
Konsultan Pengawas/Manajemen Konstruksi.
-
Percobaan masa pelaksanaan harus dilakukan untuk setiap + 3
m3 pengecoran, agar dalam waktu singkat terkumpul 20 benda
uji. Untuk pemeriksaan kekuatan tekan beton masing–masing
pada umur 7 hari dan 28 hari pengujian harus dilakukan di
laboratorium beton yang ditunjuk Konsultan
Pengawas/Manajemen Konstruksi.
-
Jika dari hasil test silinder ternyata tidak memenuhi
persyaratan, maka harus dilakukan drilled core test (hammer
test dianggap tidak menentukan) dan diambil langkah–langkah
sesuai dengan peraturan yang ada. Segala resiko dan biaya
penanggulangan mutu, merupakan tanggung jawab
Kontraktor.

3.c.4 Bekisting/cetakan dan perancah.


- Bahan yang digunakan untuk lembaran dan pengaku
bekistingharus:
- Lurus, kuat, kaku dan tidak mudah berubah bentuk;
- Cukup halus dan rata;
- Kedap air;

PEMBANGUNAN GEDUNG VIP DAN PERLUASAN GEDUNG REKAM MEDIS 8


RSUD dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG
- Bersih dan bebas dari serbuk gergaji;
- Terbuat dari kayu meranti yang cukup kering.
- Untuk papan bekisting dapat dipakai kayu meranti atau multiplek
tebal 12 mm.
- Untuk pengaku bekisting dapat dipakai kayu minimum berdimensi
40/60 mm, atau besi L minimum L 30.30.4. Tidak diperbolehkan
mengunakan papan pengaku bekisting.
- Jarak antara pengaku harus diperhitungkan terhadap kekuatan
dan lendutan.
- Tepi atas papan bekisting harus diserut rata, datar dan dijadikan
sebagai batas pengecoran sisi atas penampang beton.
Sambungan antar bekisting harus dibuat rapat dengan diberi tape
sehingga air semen tidak dapat mengalir keluar.
- Bahan bekisting yang tidak lurus, retak dan cacat–cacat lain tidak
boleh dipergunakan sebagai bahan bekisting.
- Penggunaan bahan bekisting bekas, harus mendapat persetujuan
dari Konsultan Pengawas/Manajemen Konstruksi.
- Bekisting harus dibuat dan disangga sedemikian rupa sehingga
dapat dicegah perubahan bentuk akibat getaran atau lengkungan
akibat tekanan adukan beton.
- Sebelum pengecoran, bekisting harus diberi lapisan minyak atau
form release agent.
- Tujuh hari sebelum mulai dengan pekerjaan bekisting. Kontraktor
harus mengajukan gambar kerja, bekisting maupun
perhitungannya untuk mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas/Manajemen Konstruksi. Perhitungan tersebut harus
memperhatikan kekuatan, kekakuan maupun stabilitas individual
maupun system.
- Bekisting beton dapat mulai dilepas setelah beton mencapai
umur 21 hari atau setelah ada persetujuan tertulis Konsultan
Pengawas/Manajemen Konstruksi berdasarkan data–data
pengujian kuat tekan yang diajukan dalam Kontrak. Laboratorium
yang digunakan, harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas/Manajemen Konstruksi. Untuk bekisting samping dari
kolom dan dinding dapat dibongkar selama 3 hari.
- Toleransi bekisting ditetapkan sebesar 1,5% dalam arah vertikal
maupun dalam arah horizontal, tetapi dalam hal bagaimanapun
juga tidak boleh lebih dari 5mm.

3.c. 5 Pembesian
- Sebelum dipasang, baja tulangan harus dibersihkan dari serpih–
serpih kotoran, karat dan minyak yang dapat mengurangi daya
lekatnya dengan beton.
- Baja tulangan harus dipotong dan dibentuk dengan teliti sesuai
dengan ukuran dan bentuk yang tertera pada gambar.
- Baja tulangan harus diikat pada tempatnya dengan kawat ikat,
diganjal dengan blok–blok beton serta spacer sehingga dijamin
tidak akan terjadi pergeseran–pergeseran pada waktu pengecoran
beton. Jarak spacer untuk setiap daerah seluas 600 x 600 mm2
- Tulangan harus disambung pada tempat–tempat yang ditentukan
sesuai dengan gambar. Jika diperlukan, tulangan dapat
disambung pada tempat–tempat lain, tetapi harus dengan
persetujuan tertulis Konsultan Pengawas/Manajemen Konstruksi.

3.c.6 Jadwal pengecoran.


- Kontraktor harus mengajukan jadwal pengecoran, rencana
penggunaan peralatan yang akan dipakai dan kapasitas produksi
rencana sehubungan dengan waktu pelaksanaan yang tersedia

PEMBANGUNAN GEDUNG VIP DAN PERLUASAN GEDUNG REKAM MEDIS 9


RSUD dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG
tiga hari sebelum rencana mulai.
- Pengecoran harus dilakukan pada jam kerja. Bila Kontraktor
merencanakan kerja lembur, harus memberitahukan secara tertulis
kepada Konsultan Pengawas/Manajemen Konstruksi minimal dua
hari sebelumnya. Selama jam lembur harus selalu mengawasi.
Pelaksana Kontraktor yang tetap mengawasi. Penerangan selama
lembur harus menurut pertimbangan Konsultan
Pengawas/Manajemen Konstruksi.

3.c.7 Prosedur pengerjaan.


- Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mengajukan metode
kerja untuk mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas/Manajemen Konstruksi.
- Setiap tahap pekerjaan harus mendapatkan persetujuan tertulis
dari Konsultan Pengawas/Manajemen Konstruksi untuk dapat
melanjutkan pekerjaan berikutnya sesuai skema berikut ini.
Sebelum mengajukan permintaan persetujuan (inspeksi)
melanjutkan suatu tahap pekerjaan Kontraktor sudah harus
melakukan internal inspection dengan hasil sesuai syarat–syarat
minimal 24 jam sebelum rancana pengecoran. Laporan ini perlu
dilampirkan dalam permintaan persetujuan tersebut.

SKEMA PENGERJAAN BETON BERTULANG

BEKISTING

Inspeksi 1

PASANG TULANGAN

Inspeksi 2

PERSIAPAN ALAT PENGECORAN

PERSIAPAN BETON SITE MIXED

Inspeksi 3

PENGECORAN

Quality control

CURING

PEMBUKAAN BEKISTING

Inspeksi 4 dengan disertai chek list

PEMBERSIHAN

- Bagian–bagian yang akan diperiksa dalam tiap inspeksi harus


dicantumkan dalam formulir.

3.c 8 Pengecoran dan pemadatan.

PEMBANGUNAN GEDUNG VIP DAN PERLUASAN GEDUNG REKAM MEDIS 10


RSUD dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG
- Sebelum pekerjaan pengecoran beton dimulai, semua pekerjaan
cetakan (bekisting), pembersihan, pemasangan instalasi yang
harus ditanam dan sebagainya sudah harus selesai terlebih dahulu
dan telah diperiksa serta mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas/Manajemen Konstruksi.
- Tempat–tempat yang akan dicor harus dibersihkan terlebih dahulu
dari kotoran–kotoran dan meterial–material yang dapat
mengakibatkan berkurangnya kekuatan beton. Demikian pula
genangan air yang terdapat dalam tempat–tempat yang akan dicor
harus dikeringkan terlebih dahulu. Setelah bersih dan sebelum
dilakukan pengecoran, bekisting harus dibasahi dengan air yang
mempunyai mutu setara dengan air dari PDAM.
- Beton yang sudah mengeras atau yang terpisah antara agregat
dan spesinya tidak boleh digunakan.
- Adukan beton tidak boleh dituangkan terlalu tinggi karena akan
menyebabkan terjadinya segregasi agregat. Tinggi pengecoran
maksimum yang diperbolehkan adalah 1,50 m.
- Pengecoran harus dilakukan dengan kecepatan penuangan yang
sedemikian rupa sehingga beton selalu dalam keadaan elastis dan
dapat mengalir dengan mudah ke dalam rongga antara tulangan
dan ke pojok–pojok cetakan.
- Pengecoran untuk suatu kesatuan struktural harus dilakukan
sekaligus, tidak boleh tertunda atau berhenti sebelum selesai.
Kecuali bagian–bagian tertentu yang ditentukan oleh Konsultan
Pengawas/Manajemen Konstruksi.
- Semua pengecoran pekerjaan beton struktur harus dipadatkan
dengan mechanical vibrator. Peralatan yang dipakai harus
mempunyai kapasitas yang sesuai dan dalam kondisi yang baik
dan dapat disetujui oleh Konsultan Pengawas/Manajemen
Konstruksi.
- Kontraktor harus menyediakan spare vibrator dan beton molen
dalam keadaan baik dalam jumlah sebagai berikut :

Alat yang Dipakai Spare Spare


aktif Vibrator Beton molen

1–2 1 1
3–5 2 1
6–10 3 2

- Selambat–lambatnya satu hari sebelum pengecoran dilaksanakan,


Kontraktor harus mengajukan metode pengecoran dan pemadatan
untuk dimintakan persetujuan Konsultan Pengawas/Manajemen
Konstruksi. Pada prinsipnya beton harus dipadatkan secara
berlapis–lapis dengan ketebalan satu lapis maksimum sedalam
jarum vibrator dan harus dijaga agar pemadatan ini tidak
menyebabkan terjadinya pemisahan bahan–bahan(segregasi).
- Pengecoran untuk satu petak plat lantai harus dilaksanakan
sekaligus, tidak boleh tertunda atau berhenti sebelum satu unit
tersebut selesai. Pekerjaan dan semua peralatan tidak boleh
menumpu pada tulangan pada waktu pengecoran.
- Bagian–bagian lantai beton yang akan dilapis dengan bahan floor
hardener, permukaan harus dikerjakan dengan mesin Trowel
sebelum beton mengeras. Lapisan floor hardener 5 kg/m2mutu
produksi Chapdur Green Sika non metalic.

3.c.9 Pemeliharaan dan perbaikan beton

PEMBANGUNAN GEDUNG VIP DAN PERLUASAN GEDUNG REKAM MEDIS 11


RSUD dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG
- Setelah pengecoran, beton harus dirawat dengan curing
compound atau karung basah selama minimal 14 hari.
- Bagian–bagian beton struktur kedap air yang ternyata kurang
padat dan keropos harus diperbaiki dengan cara pressure injection
dengan epoxy dengan pengawasan langsung oleh Konsultan
Pengawas/Manajemen Konstruksi, Kontraktor harus mengajukan
terlebih dahulu cara pelaksanaannya.
- Untuk beton struktur lainnya perbaikan dilakukan dengan premix
grout dan untuk beton non struktur perbaikan di lakukan dengan
spesi 1 pc : 2 pasir.
- Bagian–bagian beton struktur yang cacat, tidak level atau yang
ukurannya tidak sesuai dengan spesifikasi harus dikupas dan
ditambal dengan bahan premix grout minimal setebal 10 mm
dengan warna yang sama seperti beton disekitarnya.

3.c.10 Laporan
- Kontraktor harus membuat laporan–laporan tertulis kepada
Konsultan Pengawas/Manajemen Konstruksi mengenai hal–hal
sebagai berikut :
- Rencana campuran site mix berikut data agregat, semen dan
air yang digunakan pada percobaan pendahuluan, untuk
membuktikan bahwa mutu beton yang ditetapkan K–225
terpenuhi.
- Laporan harus diserahkan sebelum rencana pengecoran yang
pertama dimulai.
- Hasil pengujian slump dan kuat tekan benda uji sekunder
beserta evaluasinya harus dilaporkan secara teratur, 3 hari
setelah percobaan tekan dilaksanakan.

4 PEKERJAAN Pekerjaan ini meliputi penyedian secara lengkap akan tenaga, alat-alat dan bahan-
ATAP bahan yang berhubungan dengan pekerjaan termasuk alat bantu dan alat angkut
yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik.

4.a Lingkup pekerjaan


4.a.1 Pekerjaan ini Meliputi penyedian secara lengkap akan tenaga, alat-
alat dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan termasuk
alat bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.
4.a.2 Persyaratan pekerjaan konstruksi baja berlaku untuk semua bagian-
bagian dalam, gambar dinyatakan sebagian baja ringan.
4.a.3 Mengutamakan keselamatan kerja dengan menyediakan peralatan
keselamatan dan keamanan kerja.

4.b Syarat dan ketentuan umum


4.b.1 Kuda-kuda atap harus terbuat dari kerangka atap baja ringan dengan
bahan baku gent (Baja coating zing aluminium) mutu 1 (tegangan tarik
56,65 kg/mm).
4.b.2 Bentuk bahan kuda-kuda channel C.75.0,75 dengan berat/meter =
1,04 kg.
4.b.3 Paku untuk sambungan harus paku khusus untuk kerangka atap baja
ringan.
4.b.4 Gording atap terbuat dari baja ringan dengan bahan Galvalum (Baja
coating zing aluminium) mutu 1 (tegangan tarik 56,65 kg/mm).
4.b.5 Gording berbentuk V dengan ketebalan 0,60 mm dengan dimensi
40.45 mm.
4.b.6 Bahan penutup atap adalah genteng dan bubungan jenis Glazur ex.
Kanmuri atau setara.

PEMBANGUNAN GEDUNG VIP DAN PERLUASAN GEDUNG REKAM MEDIS 12


RSUD dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG
Pelaksanaan dan pekerjaan baja ringan hasilnya harus bermutu baik,
dimana semua pekerjaan harus bebas dari puntiran, tekanan atau
untuk harus paku khusus hubungan terbuka.
4.b.7 Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat, sehingga dalam
pemasangan tidak memerlukan bahan pengisi / tambahan, kecuali
yang tercantum dalam gambar untuk maksud tersebut.
4.b.8 Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk fabrikasi baja ringan
yang dibuat berdasarkan gambar-gambar rencana yang tersedia.
Shop drawing menggambarkan detail hubungan-hubungan dengan
sambungan-sambungan penguatan, pelubangan, penyambungan dan
pemasangan semua komponen lengkap dengan ukuran-ukuran.
Kontraktor harus memeriksa kualitas bahan yang dipakai terhadap
dimensi yang ditunjukkan dalam gambar rencana, apakah memenuhi
ketentuan struktur dan ketahanan, semua detail harus dilaksanakan
dengan teliti sesuai dengan gambar kerja.
4.b.9 Syarat umum pekerjaan kontruksi baja ringan harus mempedomani
peraturan konstruksi baja yang berlaku di Indonesia (PPBBI 1983).
4.b.10 Bahan kontruksi baja yang digunakan harus bahan yang masih baru
dan bukan barang bekas dan memjenuhi standard PPBBI 1983, JIS
dan DIB atau mendapatkan persetujuan dari konsultan supervisi.

4.c Pengujian dan pemeriksaan


4.c.1 Konsultan supervisi maupun direksi berhak sewaktu-waktu melakukan
pemeriksaan pekerjaan baja ringan, apabila hasil pemeriksaan
tersebut kurang baik maka harus diperbaiki ataupun diganti.
4.c.2 Direksi atau konsultan supervisi berhak meminta pengujian bahan
yang dicurigai, atas beban biaya kontraktor.

4.d Pelaksanaan Pekerjaan


4.d.1 Pemasangan rangka atap baja ringan harus dikerjakan oleh sub-
kontraktor/aplikator yang bersertifikat dan berpengalaman.
4.d.2 Semua titik/titik tumpu harus dibentuk dengan rapi dan kemudian
diberi paku khusus kerangka atap baja ringan (hexagon head self
drilling screw).
4.d.3 Semua bekas potongan kerangka atap baja ringan harus dibersihkan
dengan kuas sampai bersih dan dicat agar terhindar dari korosi.
4.d.4 Khusus untuk sambungan 2 batang baja ringan atau lebih harus
dipasang socket datar dan disambung dengan perkuatan paku khusus
sebanyak 16 titik (kiri kanan) dan 7 titik paku dari atas dan bawah.
4.d.5 Khusus pertemuan batang vertikal dan horizontal harus diberi paku
khusus minimal 2 paku dan dipaku dengan baik menggunakan
alat/mesin.
4.d.6 Seluruh pemakuan dilarang keras menggunakan martil dan harus
dengan alat mesin (self drilling screw).
4.d.7 Semua titik temu antara batang horizontal dengan batang vertikal atau
dengan batang diagonal harus dengan dicolok/dikawinkan, setelah
titik pertemuan sudah rapi dan benar, sambungan dikunci dengan
menggunkan minimal dua paku khusus kerangka baja ringan.
4.d.8 Setelah kuda-kuda terpasang sesuai dengan gambar dan telah
mendapat persetujuan dari supervise/direksi teknis, maka kuda-kuda
tersebut dapat ditempatkan sesuai dengan kebutuhan sesuai dengan
gambar kerja.
4.d.9 Alat pemotong bahan harus menggunakan alat mesin pemotong
khusus dan tidak diperbolehkan dengan menggunakan gergaji.
4.d.10 Kontruksi kuda-kuda dan rangka atap harus terpasang rapi dan kuat
sesuai dengan gambar kerja.
4.d.11 Kontraktor harus memberikan jaminan kepada direksi teknis bahwa
kuda-kuda dan rangka atap sudah terpasang dengan rapi, kuat dan

PEMBANGUNAN GEDUNG VIP DAN PERLUASAN GEDUNG REKAM MEDIS 13


RSUD dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG
sudah sesuai dengan gambar kerja.
4.d.12 Segala biaya yang timbul akibat kelalaian pekerja, kerusakan bahan
dan peralatan dan resiko lainnya menjadi tanggung jawab kontraktor
sepenuhnya.

4.e Pemasangan Atap


4.e.1 Kontraktor dilarang keras langsung memasang atap tanpa adanya
persetujuan dari supervise/direksi teknis atas hasil kerja pemasangan
rangka kuda-kuda baja ringan.
4.e.2 Pemasangan atap dengan baik dan rapi dengan memperhatikan titik
temu antara persambungan atap. Semua pekerjaan harus tarik
benang agar lurus dan terpasang dengan baik dan rapi.
4.e.3 Seluruh atap terpasang harus dikunci dengan paku khusus atap
genteng metal dengan menggunakan drilling screw dan dilarang keras
memaku dengan martil.
4.e.4 Perkuatan paku khusus atap genteng metal harus diberi paku (4-6)
paku/m.
4.e.5 Atap yang terinjak/rusak dan menggelembung tidak diperbolehkan
dipergunakan sebagai atap dan apabila hal ini terjadi, kontraktor
harus mengganti bahan tersebut dengan bahan yang baik.
4.e.6 Kontraktor harus memberikan jaminan kepada direksi bahwa atap
yang terpasang, sudah terpasang dengan baik dan rapi dan tidak
mengalami kebocoran.
4.e.7 Pengujian kebocoran atap harus disaksikan oleh supervisi/direksi
teknis dengan cara membasahi dengan air yang deras/banyak.
Segala biaya yang timbul untuk mengganti, memperbaiki atap yang
rusak/bocor menjadi tanggung jawab kontraktor sepenuhnya.

5. PEKERJAAN 5.a Lingkup pekerjaan


WATER Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan water profing coating
PROOFING merk SIKA Top atau setara, yang dilaksanakan pada lantai KM/WC, bak–bak
mandi, atap–atap plat beton, talang beton dan lain–lain.

5.b Sebelum pengerjaan water profing permukaan beton harus dibersihkan dari
debu, minyak, kotoran dan lainnya dalam segala hal pelaksanaan pekerjaan
water proofing ini tidak boleh menyimpang dari ketentuan–ketentuan yang
dikeluarkan oleh pabrik produksi yang bersangkutan.

PEMBANGUNAN GEDUNG VIP DAN PERLUASAN GEDUNG REKAM MEDIS 14


RSUD dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG
PEKERJAAN ARSITEKTURAL

1. LINGKUP Lingkup pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, peralatan, pengetesan tenaga
PEKERJAAN kerja dan lain sebagainya untuk finishing pekerjaan arsitektur sesuai dokumen
lelang.

Pekerjaan–pekerjaan tersebut antara lain:

1.1. Pekerjaan Pasangan


1.2. Pekerjaan Plesteran
1.3. Pekerjaan Kaca dan Alumunium
1.4. Pekerjaan Railing
1.5. Pekerjaan Pengunci dan Penggantung
1.6. Pekerjaan Pelapis Lantai
1.7. Pekerjaan Plafond
1.8. Pekerjaan Pelapis Dinding
1.9. Pekerjaan Pengecatan
1.10. Pekerjaan Perlengkapan Sanitasi
1.11. Pekerjaan lain-lain.

2. PEKERJAAN 2.1 Lingkup Pekerjaan


PASANGAN Meliputi semua tenaga kerja, peralatan, bahan–bahan yang diperlukan untuk
pekerjaan pasangan dan lain-lain sesuai dengan gambar kerja dan RKS.

2.2 Bahan–bahan
2.2.1 Semen
Semen untuk pekerjaan pasangan harus sama kualitasnya seperti
semen yang ditentukan untuk pekerjaan beton.
2.2.2 Pasir
Pasir pasangan untuk pekerjaan pasangan harus sama kualitasnya
dengan pasir yang ditentukan untuk pekerjaan beton.
Gradasi pasir yang dipakai minimum 0,35 mm.
2.2.3 Air
Air yang dipakai untuk pekerjaan pasangan harus memenuhi syarat-
syarat yang tercantum dalam pekerjaan beton.
2.2.4 Bata
Bata harus bata biasa dari tanah liat, hasil produksi lokal dengan
ukuran 5 x 12 x 22 Cm yang dibakar dengan baik dan bersudut
runcing dan rata, tanpa cacat atau mengandung kotoran.
Meskipun ukuran bata yang diperoleh disuatu daerah mungkin
berbeda dengan ukuran tersebut di atas harus diusahakan supaya
tidak terlalu menyimpang dari ukuran-ukuran tersebut. Sesuai
dengan pasal 81 dari A.V. 1941, minimum daya tekan ultimate 30
kg/cm. Bata yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
- Kualitas baik
- Pembakaran matang
- Warna merah (merah merata)
- Sisi dengan permukaan rata, tegak lurus runcing.
- Keras dan tidak mudah patah
- Tidak terlihat garis–garis retak
- Harus satu ukuran dan satu kualitas (kalau ada perbedaan tidak
boleh lebih besar dari 3 mm).
Bahan batu bata harus memenuhi syarat-syarat:
- Bermutu, matang, keras, ukuran-ukuran sama rata dan saling
tegak lurus, tidak retak-retak, tidak mengandung batu dan tidak
berlubang-lubang.
- Memenuhi syarat-syarat PUBB (NI. 3-1956).

PEMBANGUNAN GEDUNG VIP DAN PERLUASAN GEDUNG REKAM MEDIS 15


RSUD dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG
Pemborong harus menyerahkan sample daripada bata yang akan
dipakai untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Pengawas/Manajemen Konstruksi. Batu bata yang ternyata tidak
memenuhi syarat-syarat harus segera dikeluarkan dari site.
Proporsi adukan:
- Adukan waterproof (kedap air)................................. 1 pc : 2 ps
- Pasangan ................................................................ 1 pc : 4 ps
Adukan yang tumpah ke bawah pada waktu pemasangan bata dan
yang sudah ditinggalkan lebih dari 2 jam tidak boleh dipakai, atau
dicampurkan dengan yang baru.

2.3 Metode Pelaksanaan


2.3.1 Cara dan perlengkapan untuk pengangkutan bata atau adukan
harus sedemikian rupa sehingga tidak merusak bata atau menunda
pemakaian beton.
2.3.2 Setelah permukaan pondasi disiapkan dengan baik, batu bata
dipasang dengan adukan setebal antara 1,5–2,5 cm.
2.3.3 Bata tidak boleh dipasang pada waktu hujan lama atau hujan besar.
Adukan yang hanyut karena hujan harus segera disingkirkan.
2.3.4 Tidak diperkenankan berdiri di atas pekerjaan bata sebelum
pasangan mengeras.
2.3.5 Pada waktu pemasangan bata tersebut harus bebas dari air yang
melekat.
2.3.6 Bata harus dipasang dengan baik, rata, horisontal, dikerjakan
dengan alat-alat pengukur datar ataupun tegak (‘lot”, dan
sebagainya), tegak tidak segaris (silang) permukaan baik dan rata,
“bergigi” (tiap sambungan saling menutup).
2.3.7 Pada hubungan-hubungan dengan tiang-tiang beton atau pada
ujung pasangan harus bergigi.
2.3.8 Pengakhiran pasangan bata harus dibuat bertangga menurun dan
tidak diperkenankan tegak bergigi.
2.3.9 Setiap hari hanya diperkenankan memasang setinggi 1 m, kecuali
dengan seijin Konsultan Pengawas/Manajemen Konstruksi.
2.3.10 Jika setelah pekerjaan pemasangan ternyata ada bata yang
menonjol atau tidak rata, maka bagian-bagian ini harus dibongkar
dan diperbaiki kembali atas biaya kontraktor, kecuali Konsultan
Pengawas/Manajemen Konstruksi mengijinkan penambahan-
penambahan.
2.3.11 Pemasangan bata harus dirawat/disiram dengan air sesuai dengan
persetujuan Konsultan Pengawas/Manajemen Konstruksi
mengijinkan penambahan-penambahan.
2.3.12 Sebelum pemasangan, semua bata harus dibasahi dengan air
bersih sampai kenyang, atau direndam dengan air.
2.3.13 Bata yang pecah dengan ukuran yang kurang dari setengah tidak
dibenarkan untuk dipakai. Untuk yang patah dua tidak boleh
melebihi 5% (lima persen).
2.3.14 Adukan 1 pc:2ps digunakan untuk:
- Dinding dalam, setinggi 20 Cm dari peil lantai dalam.
- Dinding luar, setinggi 50 Cm dari peil lantai dalam.
- Dinding kamar mandi, WC, tempat cuci, setinggi pasangan
keramik dinding sesuai gambar perencanaan.
2.3.15 Pemasang dilakukan secara bertahap, tiap tahap tidak boleh
melebihi ketinggian 120 Cm.
2.3.16 Semua pemasangan harus terikat kuat dengan kolom, dinding-
dinding beton, balok atau pelat beton dan bagian-bagian struktur
lainnya. Penguatan untuk pasangan bata dilakukan menurut
kebutuhannya atau atas petunjuk-petunjuk Konsultan
Pengawas/Manajemen Konstruksi. Kolom-kolom praktis untuk

PEMBANGUNAN GEDUNG VIP DAN PERLUASAN GEDUNG REKAM MEDIS 16


RSUD dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG
penguat pasangan bata harus dibuat sedemikian rupa sehingga
maximum setiap luas 12 m2 pasangan bata harus dikelilingi beton
praktis ukuran 12 x 12 cm2 dengan mutu beton K-175 dengan
tulangan 4  8 mm dan sengkang  6 jarak 20 cm. Demikian pula
untuk pertemuan tegak lurus antara pasangan bata.
Pada sisi tegak yang berhubungan dengan beton/kolom harus
dipasang angkur  12 mm dan sepanjang sisi tegak tersebut harus
dicor dengan adukan 1 pc : 2 ps dengan tulang kawat ayam selebar
minimum 30 cm (15 cm ke beton dan 15 cm ke bata).
Penguatan beton juga diberikan pada daerah-daerah pembukaan
seperti bagian atas pintu/jendela dan lubang-lubang lainnya menurut
petunjuk Konsultan Pengawas/Manajemen Konstruksi. Pemasangan
yang terhenti, harus dilindungi dari kerusakan-kerusakan dari air
hujan dan sebagainya. Segera sesudah pemasangan selesai maka
adukan-adukan yang menempel pada bata dan bagian luar yang
tidak dipakai harus segera dibuang.

3 PEKERJAAN 3.1 Lingkup Pekerjaan


PLESTERAN Meliputi semua pekerjaan peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan
untuk plesteran, seperti yang tercantum dalam gambar kerja.

3.2 Bahan-bahan
Untuk adukan plesteran, penggunaan semen, pasir dan air dalam segala-
segala sesuai dengan pekerjaan pasangan.

3.2 Penggunaan Jenis Plesteran


3.2.1 Plesteran Kasar (Berapen)
Permukaan pasangan batu yang teredam di dalam tanah harus
kedap air, harus diplester dengan menggunakan jenis plesteran 1
PC : 4 Pasir pasang.
3.2.2 Plesteran Halus
- Untuk penyelesaian permukaan dinding bata dengan plesteran,
digunakan jenis plesteran 1 PC : 5 Pasir.
- Jenis plesteran 1 PC : 2 Ps. dipakai untuk semua permukaan
trasram yang kelihatan dan tidak ditutup dengan keramik atau
bahan penutup lainnya, beserta dinding yang berhubungan
langsung dengan udara luar.
- Semua permukaan beton bertulang, ujung-ujung dan sudut-
sudut dipakai jenis plesteran 1 PC : 2 Ps.
3.2.3 Acian
Setelah diplester dengan jenis plesteran seperti diuraikan dalam
butir (b) di atas, selanjutnya permukaan plesteran diaci (semen
dan air) hingga lurus.
3.2.4 Plesteran Siar
Bila ada plesteran siar untuk penyelesaian permukaan pasangan
batu pecah atau bahan-bahan penutup lainnya digunakan jenis
plesteran 1 PC : 3 Pasir.

3.3 Pekerjaan Persiapan


3.3.1 Untuk mengerjakan dinding bata dan permukaan beton harus
diberikan cukup waktu, tidak boleh memulai pekerjaan plesteran
sampai dinding betul-betul kering.
3.3.2 Semua permukaan harus dibersihkan dengan disikat memakai
sikat yang kaku, untuk membersihkannya dari bintik-bintik dan
segala kotoran.
3.3.3 Pada permukaan pasangan bata, pekerjaan plesteran dapat
segera dimulai setelah pasangan bata kering.
3.d.4. Untuk mencegah plesteran menjadi kering sebelum waktunya,

PEMBANGUNAN GEDUNG VIP DAN PERLUASAN GEDUNG REKAM MEDIS 17


RSUD dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG
permukaan harus dibasahi dengan air hingga tetap lembab.

3.4 Pelaksanaan Plesteran


3.4.1 Guna penyelesaian muka beton dan dinding dipasang plesteran
dengan tebal lapisan tidak kurang dari 1,50 cm kecuali ditentukan
lain.
3.4.2 Lapisan harus dibentuk sedemikian rupa hingga merupakan
permukaan yang rata, plesteran harus dilaksanakan dengan
memakai alat hampar dari kayu dan disebarkan ke pinggir-pinggir
dengan memakai alat perata adukan sampai permukaannya rata
dan halus.
3.4.3 Plesteran dibiarkan basah selama paling sedikit 2 (dua) hari
setelah dipasang.
3.4.4 Mulailah membasahi dinding dan permukaan beton secukupnya
begitu plesteran mengeras untuk menghindari kerusakan. Waktu
kering dan panas, plesteran harus dijaga agar tidak terjadi
penguapan terlalu banyak dan tidak rata.

3.5 Pekerjaan Perbaikan dan Pembersihan


3.5.1 Membetulkan semua pekerjaan yang cacat, harus dilaksanakan
dengan membongkar bagian tersebut, kemudian dilakukan
perbaikan dan dinyatakan baik jika sudah disetujui Konsultan
Pengawas/Manajemen Konstruksi. Biaya perbaikan menjadi beban
kontraktor.
3.5.2 Pekerjaan yang sudah selesai tidak boleh ada retak, noda-noda
dan cacat-cacat lainnya.
3.5.3 Singkirkan sisa-sisa plesteran yang mungkin masuk kedalam
lubang sparing yang disiapkan untuk pekerjaan instalasi listrik.
3.5.4 Pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan harus selalu dalam
keadaan bersih.

4. PEKERJAAN 4.1 Lingkup Pekerjaan:


KACA DAN 4.1.1. Meliputi penyediaan bahan dan tenaga untuk pemasangan kaca pada
ALUMUNIUM jendela, pintu, daun jendela, bovenlicht, dan lain-lain sesuai gambar.
4.1.2. Pemasangan cermin pada semua wastafel sesuai gambar.
4.1.3. Meliputi penyediaan bahan dan tenaga untuk pemasangan alumunium
pada kusen pintu, jendela dan daun pintu serta jendela.

4.2 Kaca dan Cermin


4.2.1 Produksi dari pabrik terkenal ex. Lokal Asahi atau setara
4.2.2 Mempunyai bidang licin, sejajar, tidak bergelombang-gelombang dan
tidak menunjukkan effek lensa (tinted float glass).
4.2.3 Ukuran disesuaikan dengan gambar atau atas petunjuk-petunjuk
Konsultan Pengawas/Manajemen Konstruksi.
4.2.4 Tebal disesuaikan dengan gambar rencana
4.2.5 Untuk cermin digunakan tebal 6 mm, dengan lapisan perak cukup tebal
dan tidak menyebabkan timbulnya bintik-bintik hitam (mempunyai
lapisan penahan kelembaban).
4.2.6 Warna kaca disesuaikan dengan permintaan.
4.2.7 Semua kaca jendela tebal 5 mm dan pintu tebal 8 hingga 10 mm.
4.2.8 Untuk kaca dengan motif sandblast, menggunakan metode stiker.
Pemilihan motif dan metode pelaksanaan agar mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas/ Manajemen Konstruksi.

4.3 Alumunium
4.3.1 Produksi dari pabrik terkenal ex. Lokal YKK atau setara
4.3.2 Mempunyai bidang halus, sejajar, tidak bergelombang-gelombang.
4.3.3 Ukuran kusen pintu dan jendela adalah alumunium 4” (10 cm) atau

PEMBANGUNAN GEDUNG VIP DAN PERLUASAN GEDUNG REKAM MEDIS 18


RSUD dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG
atas petunjuk-petunjuk Konsultan Pengawas/ Manajemen
Konstruksi.
4.3.4 Ukuran daun pintu memakai alumunium 4 “ sedangkan daun jendela
memakai alumunium 3” atau atas petunjuk-petunjuk Konsultan
Pengawas/Manajemen Konstruksi.
4.3.5 Warna alumunium yang digunakan adalah warna PUTIH, baik pada
kusen pintu jendela maupun pada daun pintu jendela atau atas
petunjuk-petunjuk Konsultan Pengawas/Manajemen Konstruksi
4.3.6 Bagian dinding/tembok yang akan dipasang kusen alumunium harus
rata, siku dan timbang (dikerjakan oleh alat pengukur datar atau
tegak dan sudah difinishing oleh cat tembok.
4.3.7 Pemotongan alumunium harus tegak lurus 45 derajat, tidak
diperkenankan miring-miring.
4.3.8 Pertemuan antara dua sudut benar–benar pas/presisi, lalu diikat
dengan mata bor rivert.
4.3.9 Pemasangan daun pintu dan jendela alumunium pada setiap sudut
pertemuannya diberi penguat dari bahan kayu atau atas petunjuk-
petunjuk Konsultan Pengawas/ Manajemen Konstruksi.
4.3.10 Pada tiap pemasangan kaca harus selalu digunakan karet kaca dan
sealent yang rata, rapi dan rapat.

5. PEKERJAAN 6.2. Lingkup Pekerjaan


RAILING 5.1.1 Pekerjaan railing meliputi pekerjaan railing pada tangga,
teras/balkon lantai 2 atau yang disebutkan dalam gambar-gambar
rencana.

6.2. Bahan-bahan
5.2.1 Railing terbuat dari besi pipa medium dengan diameter 2” untuk
pegangan utama, dan menggunakan besi pipa diameter 1” untuk
pengisi. Bahan harus bersih dari karat, lurus dan rata.
5.2.2 Bahan yang cacat dan bengkok harus disingkirkan dari lokasi
pekerjaan.

6.2. Pelaksanaan Pekerjaan


5.3.1 Pelaksanaan sambungan las menggunakan bahan las yang sesuai
dengan pipa besi yang akan disambung serta sambungan harus
matang dan bersih.
5.3.2 Sambungan harus mendapat penilaian kelayakan dari Konsultan
Pengawas/Manajemen Konstruksi.
5.3.3 Level pemasangan railing harus mendapat persetujuan dari
konsultan pengawas/manajemen konstruksi.
5.3.4 Finishing menggunakan cat 3 lapis. Lapis pertama merupakan cat
dasar/meni untuk besi. Sebelum dicat, permukaan harus kering
dan bersih dari karat, minyak dan zat kimia lain. Lapis kedua
merupakan cat pewarna. Cat pewarna harus rata dengan
kekentalan yang sesuai dengan spesifikasi pabrik pembuatnya.
Lapis ketiga merupakan lapisan cat vernis yang melindungi cat
pewarna.

6. PEKERJAAN 6.1 Lingkup Pekerjaan


PENGUNCI DAN Pekerjaan meliputi pengadaan dan pemasangan seluruh alat penggantung,
PENGGANTUNG pengunci dan kelengkapannya serta pengadaan tenaga kerja dan alat-alat
untuk terselenggaranya pekerjaan ini.

6.2. Bahan
6.2.1. Daun pintu tunggal dipasang selot pintu Alumunium setara merk
Dekson type 8128.
6.2.2. Daun pintu double dipasang selot pintu Alumunium setara merk

PEMBANGUNAN GEDUNG VIP DAN PERLUASAN GEDUNG REKAM MEDIS 19


RSUD dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG
Dekson type 8128. Dipasang 1 set grendel tanam atas bawah ex.
Dekson.
6.2.3. Daun pintu swing dipasang engsel ex. Alpha
6.2.4. Daun jendela bawah dipasang engsel jendela 2 buah nylon ring
setara Alpha, 2 buah hak angin (sikutan) stainless steel 1 buah ex.
Dekson, grendel dan 1 buah pegangan jendela stainless steel.
6.2.5. Semua bahan harus diajukan contoh untuk mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas/Manajemen Konstruksi.

6.3 Persyaratan Pelaksanaan


6.3.1. Pekerjaan harus dilakukan oleh tenaga ahli yang berpengalaman
dalam bidang tersebut dengan persetujuan Konsultan
Pengawas/Manajemen Konstruksi.
6.3.2. Pemborong harus memberikan contoh-contoh terlebih dahulu
disetujui dan diparaf Konsultan Pengawas/ Manajemen Konstruksi.
6.3.3. Pemborong diwajibkan mengajukan dalam rangkap 3 (tiga)
gambar rencana tata letak dengan nomor unit masing-masing
serta “Key Control Schedule” berdasarkan gambar denah
(Arsitektur) per lantai yang telah ada.
Di dalam schedule tersebut terlihat:
a. Nomor-nomor pintu yang harus diberi kunci
b. Type-type bahan/kunci yang akan dipasang
c. Arah pembukaan/arah kunci.

6.4 Metode Pelaksanaan


6.4.1. Semua kunci, engsel harus dilindungi dan dibungkus plastik atau
tempat aslinya setelah dicoba. Pemasangan dilakukan setelah
bangunan dicat
6.4.2. Skrup-skrup harus cocok dengan bahan yang di pasang, jangan
memukul skrup, cara menyocokkan hanya diputar sampai ujung,
skrup yang rusak waktu dipasang harus dicabut kembali dan
diganti.
6.4.3. Engsel untuk pintu alumunium dipasang 30 cm dari tepi atas dan
bawah sedang untuk engsel ke 3 (tiga) dipasang di tengah-tengah.
Semua kunci tanam harus terpasang dengan kuat pada rangka
daun pintu, dipasang setinggi 90 cm dari lantai atau sesuai
gambar.

7. PEKERJAAN 7.1. Lingkup Pekerjaan


PELAPIS LANTAI Meliputisemua tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan yang berhubungan
dengan pekerjaan lantai/pelapis lantai sesuai dengan RKS dan gambar-
gambar rencana.

7.2. Pekerjaan Pelapis Lantai dari Keramik


6.2.1. Bahan lantai keramik dari merk setara Roman. Dengan ukuran
40/40 keramik tekstur, untuk ram, ukuran 30/30 untuk ruang-ruang
kamar mandi dan pantry serta area basah lainnya, keramik ukuran
30/60 untuk keramik dinding. Serta bahan lantai dari granit tile
ukuran 60/60 untuk ruang-ruang utama. Tepi foot-step tangga
menggunakan keramik Step-nose 10/30 dan Keramik meja pantry
20/40 ex. Roman. Keramik yang digunakan harus sesuai gambar,
warna harus sama, tidak bergelombang, permukaan rata.
6.2.2. Pelaksanaan
- Seluruh pekerjaan dinding, plafond dan di bawah lantai
ruangan serta instalasi yang ada didalam ruangan yang akan
dipasang keramik harus sudah selesai dikerjakan.
- Adukan untuk alas/sambungan; 1pc : 3 ps.
- Pemasangan harus rata, lurus dan saling tegak lurus.

PEMBANGUNAN GEDUNG VIP DAN PERLUASAN GEDUNG REKAM MEDIS 20


RSUD dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG
- Selesai pemasangan dalam ruangan, lantai harus bebas dari
beban berat diatasnya.
- Khusus untuk lantai tangga, dipasang keramik anti slip 10 x 2- x
0,7 cm pada bagian tepi/step nosing.
- Untuk lantai bawah/ground floor di bawah keramik dipasang
rabat beton 1 : 3 : 5 tebal 5 cm.

7.3 Pekerjaan Lapis Lantai Beton/Rabat


7.3.1. Beton rabat dari adukan 1pc : 3ps : 5koral dicetak bagian
perbagian sesuai PUBB (NI.3-1956) dan PBI (NI.2-1971).
7.3.2. Pekerjaan lantai beton untuk semua ruangan yang tidak dilapisi
ubin keramik dari beton dengan tulangan susut  8–20 cm dan
dilapis floor hardener non metalic chapdur gren sika.
7.3.3. Pelaksanaan lapisan floor herdener non metalic bersamaan
dengan pengecoran lantai beton dengan ketentuan 5 kg floor
herdenner/m2 dan cara perataan dengan mesin trowel.

7.4 Pekerjaan lantai pada areal basah, mempunyai kemiringan1%. Tingkat


kemiringan lantai harus mendapat pengesahan dari konsultan pengawas
dengan memberikan Tes-Drain terlebih dahulu pada permukaan lantai.

8 PEKERJAAN 8.1. Lingkup Pekerjaan


PLAFOND Meliputi semua peralatan, pekerja, bahan dan perlengkapan lainnya untuk
pekerjaan langit-langit sesuai RKS dan gambar terpasang lengkap dan
sempurna.
Pemborong harus memberikan contoh-contoh yang akan dipasang
khususnya untuk menentukan warna dan textures yang akan ditentukan
kemudian oleh Konsultan Pengawas/Manajemen Konstruksi.
8.2. Pasang Plafond gypsum tebal 9 mm merk Jaya Boardatau setara dan
untuk kamar mandi, menggunakan calcium silikat tebal 9 mm merk
JayaBoard atau setara. ukuran 120 x 240 cm atau sesuai gambar.
8.3. Rangka plafond menggunakan rangka Hollow 40.40.0,35 dan rangka
pembagi Hollow 20.40.0,35
8.4. Tepi plafond menggunakan cornice gypsum profil dengan tinggi 9 Cm.
8.5. Sebelum pemasangan rangka, penentuan elevasi dan titik penggantung
harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas/Manajemen
Konstruksi.
8.6. Sebelum dilubangi untuk accesories M/E, marking position harus disetujui
konsultan pengawas/manajemen konstruksi.
8.7. Perataan sambungan plafond dengan menggunakan ceiling net lakban.
Kemudian ditutup dengan paper tape dan compound ceiling. Setelah itu
diampelas.
8.8. Finishing permukaan plafond dengan dicat.

9 PEKERJAAN 9.1. Lingkup Pekerjaan


PELAPIS Meliputi semua tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan
DINDING dan digunakan untuk pekerjaan penyelesaian dinding sesuai gambar
rencana dan RKS.
9.2. Pelapis Dinding Dengan Cat. Dinding yang telah diplester dan diaci rapi
perlu dilapisi oleh bahan pelapis plamir tembok, penyelesaiannya dengan
menggunakan cat tembok.

9.3. Pekerjaan Dinding Dari Keramik


9.3.1. Bahan
Dinding keramik yang dipakai harus memenuhi syarat uji keramik
menurut SII 0583-81, produk kelas 1 (KW 1) Proses single firing
sekualitas ROMAN atau setara dan yang telah cutting (tidak
mempunyai nat).

PEMBANGUNAN GEDUNG VIP DAN PERLUASAN GEDUNG REKAM MEDIS 21


RSUD dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG
9.3.2. Pelaksanaan
1. Keramik dinding menggunakan keramik ukuran 30/60 untuk
ruang-ruang kamar mandi dan pantry serta area basah lainnya.
2. Pemasangan dinding keramik dengan campuran perekat 1 pc :
3 psr.
3. Pemasangan harus rata, lurus dan saling tegak lurus.
Selesai pemasangan dinding, harus diberi semen pewarna untuk
memberi kesan warna yang sama dengan warna keramik atau
dengan tile grout.

10 PEKERJAAN 10.1. Lingkup Pekerjaan


PENGECATAN 10.1.1. Mencakup semua tenaga kerja, peralatan, bahan-bahan yang
diperlukan untuk pekerjaan pengecatan sesuai dengan gambar
kerja dan RKS.
10.1.2. Pekerjaan pengecatan harus dilaksanakan sebaik-baiknya,
dengan hasil yang tidak menggelembung, mengelupas atau cacat
lainnya.
10.1.3. Apabila terjadi hal-hal seperti pada 11.1.2. di atas maka
pemborong harus mengadakan perbaikan/pengecatan ulang
hingga Konsultan Pengawas/Manajemen Konstruksi dan Pemberi
tugas serta Pemilik merasa puas, dan biaya perbaikan tersebut di
atas menjadi beban Pemborong.

10.2. Bahan-bahan
10.2.1. Sekualitas Dulux Pearl Glo Acrl.em untuk bagian interior dan
plafond. Sekualitas Dulux Weather Shield max untuk exterior,
sekualitas Emco untuk railing pagar di Void dan sekualitas
Mowilex water base untuk cat listplank motif.

10.2.2. Sifat Umum


- Tahan terhadap pengaruh cuaca
- Tahan terhadap gesekan dan mudah dibersihkan.
- Mengurangi pori-pori dan tembus uap air
- Tidak berbau
- Daya tutup tinggi

10.2.3. Data Teknis Pada Suhu 20 C


- Berat jenis rata-rata; 1,35 gr/cm3
- Kepadatan rata-rata: 37,0%
- Tebal pada lapisan kering; 2 (dua) kali lapisan (70 micron)
- Daya tutup teoritis 6-7 m2/kg
- Selang waktu pengecatan 2 jam.

10.2.4. Applikasi dengan Semprot (Untuk Bidang Luas)


1. Pengecer dengan air bersih sebesar 10-15% dari volume
cairan cat.
2. Diameter lobang semprot 1,5-2 mm
3. Tekanan udara semprot (3–4) atau (43-57) psi.

10.2.5. Aplikasi Dengan Roll atau Kuas (Untuk Bidang Kecil) Pengecer
dengan air bersih sebesar 0-5% dari volume cairan cat.
10.2.6. Kaleng cat yang digunakan masih disegel, tidak pecah atau bocor
dan mendapat persetujuan Konsultan Pengawas/Manajemen
Konstruksi. Pengiriman cat harus disertakan sertifikat dari
agen/distributor yang menyatakan bahwa cat yang dikirim dijamin
keasliannya Pemborong bertanggung jawab, bahwa bahan cat
adalah tidak palsu sesuai dengan RKS.
10.2.7. Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu sebelum pekerjaan

PEMBANGUNAN GEDUNG VIP DAN PERLUASAN GEDUNG REKAM MEDIS 22


RSUD dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG
pengecatan. Pemborong harus mengajukan daftar bahan cat
kepada Konsultan Pengawas/Manajemen Konstruksi, kemudian
atas persetujuan/diketahui oleh Pemberi Tugas/Pemilik.
Pemborong harus menyiapkan bahan cat dan bidang pengecatan
untuk dijadikan contoh warna yang akan disetujui/digunakan atas
biaya Pemborong.

10.3. Pelaksanaan
Sebelum diadakan pengecatan dasar maka harus diperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
- Dinding dan bagian yang akan dicat harus bebas dari retak-retak, pecah
atau kotoran yang menempel harus dibersihkan.
- Permukaan dinding sudah rata/kering dan halus serta rapih, dianggap
wajar oleh Konsultan Pengawas/Manajemen Konstruksi untuk dilapisi
dengan lapisan dasar (pertama).
- Seluruh proses pengecatan harus mengikuti petunjuk dari pabrik
pembuat cat tersebut.

10.3.1. Pekerjaan Pengecatan untuk Tembok


- Cat Tembok Dalam
a. Tembok yang akan dicat harus mempunyai cukup waktu
untuk mengering, setelah permukaan tembok
kering/dilakukan dengan membersihkan permukaan tembok
dari pengapuran/pengkristalan yang biasa terjadi pada
tembok-tembok baru, dengan amplas kemudian dengan lap
sampai benar-benar bersih.
b. Kemudian dilapis tipis dengan plamir.
c. Pada bagian di mana banyak terjadi reaksi alkali dan
rembesan air harus diberi lapisan Wall Sealer.
d. Setelah kering permukaan tersebut, diamplas lagi sampai
halus.
e. Kemudian dicat dengan lapisan pertama.
f. Bagian-bagian yang masih kurang baik, diberi plamir lagi
dan diamplas halus sampai kering.
g. Kemudian dicat dengan lapisan kedua dan seterusnya.

- Cat Tembok Luar


Tidak perlu diplamir tetapi sebelumnya diberi lapisan alkali dan
pada pengecatan akhir tembok luar ini diberi cat khusus
tembok luar (highly weather resistant exterior wall paint).

10.3.2. Pekerjaan Pengecatan untuk Baja dan Logam


- Bersihkan debu, karat, minyak, gemuk dan kotoran-kotoran
lainnya untuk permukaan yang akan dicat dengan white spirit
atau bahan solvent. Penyikatan dengan sikat kawat harus
diperhatikan, jangan sampai merusak lapisan/permukaan
logam yang bersangkutan.
- Untuk baja galvanized, amplas dengan kertas amplas ukuran
360 sebelum dicat primer.
- Oleskan 1 (satu) lapis cat metal primer
- Setelah kering (kurang dari 6 (enam) jam), dibersihkan dari
debu dan kotoran (bila ada) dengan kain lap, kemudian
dilanjutkan dengan cat akhir.
- Bahan-bahan logam yang tertanam didalam pasangan atau
beton tidak diizinkan untuk dimeni.

10.3.3. Pekerjaan Pengecatan Untuk Kayu


- Semua permukaan kayu yang berhubungan dengan plesteran

PEMBANGUNAN GEDUNG VIP DAN PERLUASAN GEDUNG REKAM MEDIS 23


RSUD dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG
harus dimeni dasar.
- Permukaan yang akan dicat harus diamplas agar licin,
kemudian diplamir bila ada retak, celah atau lobang, kemudian
diamplas dan diratakan lagi.
- Permukaan kayu yang tidak luas harus diberi 2 lapisan plamir.
- Pekerjaan pengecatan dengan kuas pada bidang sempit dan
semprot untuk bidang luas.
- Hasil pengecatan harus mulus, tidak menggelembung atau
cacat-cacat lainnya.

11PEKERJAAN 11.1. Lingkup Pekerjaan


SANITAIR 11.1.1. Meliputi semua tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan yang
diperlukan dan digunakan serta berhubungan dengan pekerjaan
perlengkapan sanitasi dengan gambar rencana dan RKS.
11.1.2. Khusus untuk fitting-fitiing, stop kran dan perlengkapan sanitasi
lainnya. Pemborong harus memberikan contoh sesuai yang
ditentukan dalam RKS untuk disetujui Konsultan
Pengawas/Manajemen Konstruksi dan Pemberi Tugas serta
Pemilik.
11.1.3. Pekerjaan Perlengkapan Sanitasi tidak dapat terlepas dari
pekerjaan Mekanikal/Plumbing.

11.2. Bahan-bahan
11.2.1. Perlengkapan Sanitasi harus dilengkapi fitting-fitting, stop kran dan
perlengkapannya.
11.2.2. Barang yang dipakai adalah produk dari Toto, atau yang setara,
mempunyai permukaan yang halus, licin dan mengkilap dari bahan
keramik.
11.2.3. Perlengkapan Sanitasi terdiri dari:
- Closet duduk atau jongkok
- Toilet shower
- Washtafel
- Fixed shower head
- Kran (putar, lengan panjang)
- Tempat sabun (cuci tangan dan mandi)
- Floor drain
- Cermin
- Atau seperti yang dicantumkan dalam gambar
- Tebal pada lapisan kering; 2 (dua) kali lapisan (70 micron)
- Daya tutup teoritis 6-7 m2/kg
- Selang waktu pengecatan 2 jam.

11.3. Pekerjaan persiapan


11.3.1. Pada saat pekerjaan plesteran dilaksanakan, pemborong harus
menentukan letak klos-klos kayu untuk pemasangan lavatory
fixtures dan lain-lain.
11.3.2. Sebelum pemasangan pelapis dinding, Pemborong wajib
memeriksa tempat-tempat yang akan dipasang perlengkapan
sanitair dan memasang klos-klos kayu yang belum terpasang,
memeriksa instalasi air yang akan dihubungkan dengan
perlengkapan sanitasi.
11.3.3.Pemasangan perlengkapan sanitasi dilaksanakan setelah
pekerjaan lantai dan pekerjaan penyelesaian dinding.
11.4. Pekerjaan Pelaksanaan
11.4.1. Semua perlengkapan sanitasi dipasang ke dinding atau ke lantai
dengan cara yang baik, sambungan–sambungannya kokoh dan
tidak merusak fitting.

PEMBANGUNAN GEDUNG VIP DAN PERLUASAN GEDUNG REKAM MEDIS 24


RSUD dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG
11.4.2. Sambungan harus dilaksanakan dengan baik tanpa kebocoran dan
tidak miring.
Selesai dipasang, wajib diadakan test dan disaksikan oleh Konsultan
Pengawas/Manajemen Konstruksi, dimana biaya pengujian pemeriksaan dan
kerusakan material adalah menjadi tanggung jawab pemborong.
11.5. Bahan yang dipakai :
a. Closet duduk setara ex Toto.
b. Wastafel (lavatory) setara Toto, dengan siphon, kran air, tempat sabun
cair Toto.
c. Soap holder ex. lokal
d. Shower spray setara ex. Toto.
e. Floor Drain setara ex. Toto.
f. Khusus Drain setara ex. Toto

13 LAIN–LAIN 13.1 Pekerjaan–pekerjaan arsitektur yang terkait dengan pekerjaan pra–


instalasi/instalasi untuk peralatan Mekanikal/Elektrikal dan peralatan medik,
meliputi pembuatan meja Nurse Station, maka untuk kesesuaian dimensi
dan kapasitas peralatan harus mengikuti:
1. Gambar–gambar yang disahkan/disetujui oleh pihak kontraktor/supplier
peralatan yaitu yang ditanda tangani oleh wakil kontraktor/supplier
tersebut pada gambar Dokumen Lelang.
2. Daftar spesifikasi dan lembar spesifikasi peralatan Mekanikal/Elektrikal
dan peralatan medik yang telah disepakati antara kontraktor/supplier
peralatan Mekanikal/Elektrikal dan peralatan medik dari Departemen
Kesehatan Tanggal 5 Mei 1993 beserta katalognya.
3. Pengadaan material dan metode pelaksanaannya harus mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas/Manajemen Konstruksi terlebih
dahulu.

13.2 Peralatan–peralatan tambahan yang diperlukan, walaupun tidak


digambarkan atau disebutkan dalam spesifikasi ini, harus disediakan oleh
Pemborong, sehingga instalasi dapat bekerja dengan baik dan dapat
dipertanggungjawabkan tanpa tambahan biaya.

13.3 Pemborong harus memintakan ijin–ijin yang mungkin diperlukan untuk


menjalankan instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi ini atas
tanggungan sendiri.

PEMBANGUNAN GEDUNG VIP DAN PERLUASAN GEDUNG REKAM MEDIS 25


RSUD dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG
PEKERJAAN ELEKTRIKAL

1 PERSYARATAN 1.1 Lingkup Pekerjaan


UMUM Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan
baik dalam spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar,
dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat perbedaan
antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban
pemborong, untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut, sehingga
sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan
biaya.

1.2 Lingkup Pekerjaan Instalasi Penerangan, Tenaga dan Pembagian


Daya
Sebagaimana dijelaskan pada gambar-gambar rancangan, pemborong wajib
melakukan pengadaan, pemasangan, pengujian serta menyerahkan dalam
keadaan baik dan siap dipakai, seluruh instalasi penerangan & tenaga, yang
meliputi secara garis besar pekerjaan berikut :
- Pengurusan daya listrik
- Pembagian daya
- Panel tegangan menengah
- Instalasi tegangan menengah
- Transformator tenaga
- Panel tegangan rendah
- Emergency Diesel genset
- Instalasi tegangan rendah
- Pengujian
- Pabrik pembuat

1.2.1 Pengurusan Daya Listrik


Pemborong harus menguruskan penyambungan daya ke PLN
setempat, sampai beroperasi/menyala.

1.2.2 Pembagian Daya


Pembagian daya dibagi menjadi 3 bagian. Bagian Untuk Socket,
Bagian Untuk Penerangan dan Bagian untuk AC, menggunakan
aliran listrik 3 Fasa.

1.2.3 Panel tegangan Menengah


1. Panel tegangan menengah harus mengikuti standart VDE/DIN
dan juga harus mengikuti peraturan-peraturan IEC dan PUIL
2000.
2. Panel-panel tersebut harus dibuat dari plat baja yang
digalvanisasi (galvanized sheet steel) dengan tebal minimum 2
mm dengan rangka besi dan dicat bakar warna abu-abu. Jenis
free standing, serta harus dapat dilayani dari depan dan pintu-
pintu harus dilengkapi dengan handle yang dapat dikunci.
3. Panel TM harus sesuai dengan spesifikasi minimum sebagai
berikut :
Tegangan kerja : 20 KV
Nominal Insulation Voltage : 24 KV
Rated Insulation Level for Immute : 50 KV
Impulse with stand voltage : 125 KV
Frequency : 50 HZ
Busbar normal current rating : 400 A
Short circuit breaking capacity (peak) : 25 KA
Short time circuit rating 1 second : 14,5 KA

PEMBANGUNAN GEDUNG VIP DAN PERLUASAN GEDUNG REKAM MEDIS 26


RSUD dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG
System fault level : 500 MVA

4. Panel-panel tersebut terdiri dari satu atau beberapa unit yang


masing-masing mempunyai satu ukuran standart yang sama
serta mudah untuk dapat disatukan dengan lainnya.
Ukuran maximum dari masing-masing unit adalah :
Tinggi : 2.200mm
Lebar : 1.000 mm
Tebal : 1.100 mm

5. Panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan sertifikat


pengetesan dari pabrik pembuat serta harus diserahkan
kepada direksi sebelum dipasang.

1.2.3 Instalasi tegangan Menengah


1. Kabel Tegangan Menengah berikut perlengkapannya yang
akan dipergunakan mengikuti standart VDE/DIN serta
mengikuti peraturan-peraturan IEC dan PUIL serta peraturan-
peraturan lainnya yang berlaku di Indonesia.
2. Sebelum pemesanan maka panel serta peralatan–peralatan
bantu lainnya yang akan digunakan harus diajukan sertifikat
pengujiannya terlebih dahulu kepada direksi.

1.2.4 Panel Tegangan Rendah


1. Panel tegangan rendah harus mengikuti standart VDE/DIN dan
juga harus mengikuti peraturan IEC dan PUIL 2000.
2. Panel-panel harus dibuat dari plat besi tebal 2 mm dengan
rangka besi dan seluruhnya harus di-zinchromat dan diduco 2
kali dan harus dipakai cat dengan cat bakar, warna abu-abu
merk ICI atau yang setara.
Pintu dari panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan master
key.
3. Konstruksi dalam panel–panel serta letak dari komponen–
komponen dan sebagainya harus diatur sedemikian rupa,
sehingga bila perlu dilaksanakan perbaikan-perbaikan,
penyambunganpada komponen-komponen dapat mudah
dilaksanakan tanpa mengganggu komponen-komponen
lainnya.
4. Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3
busbar phase R-S-T, 1 busbar neutral dan 1 busbar untuk
grounding. Besarnya busbar harus diperhitungkan untuk besar
arus yang akan mengalir dalam busbar tersebut tanpa
menyebabkan suhu yang lebih dari 650 C. Setiap busbar copper
harus diberi warna sesuai peraturan PLN, lapisan yang
dipergunakan untuk memberi warna busbar dan saluran harus
dari jenis dan tahan terhadap kenaikan suhu yang
diperbolehkan.
5. Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush mounting
dalam kotak tahan getaran, untuk ampermeter dan voltmeter
dengan ukuran 96 x 96 mm dengan skala linear dan ketelitian
1% dan bebas dari pengaruh induksi serta ada sertifikat tera
dari LMK/PLN (minimum 1 buah untuk setiap jenis alat ukur).
6. Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikandengan
keadaan dan keperluan sesuai peraturan–peraturan yang
berlaku dengan terlebih dahulu telah disetujui oleh direksi
lapangan.
7. Komponen-komponen pengaman yang dapat dipakai adalah :

PEMBANGUNAN GEDUNG VIP DAN PERLUASAN GEDUNG REKAM MEDIS 27


RSUD dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG
a. MCCB
b. Miniatur circuit breaker
- rated current : sesuai gambar
- breaking capacity : sesuai standart PLN &
Gambar
- permitted ambient stemp : 55 0 C
- Overload release : sesuai gambar
c. Auxiliary relay

8. Komponen-kompoen pengukur yang dapat dipakai :


a. Current Transformer
b. KWH meter
c. Ampermeter
d. Voltmeter
e. Frequency meter

1.2.5 Instalasi Tegangan Rendah


1. Kabel Tegangan rendah
1. Kabel-kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan
untuk tegangan min. 0,6 kv dan 0,5 kv untuk kabel NYM.
2. Pada prinsipnya kabel-kabel daya yang dipergunakan
adalah : jenis NYY dan NYM dan NYA.
3. Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu
lainnya harus dimintakan persetujuan terlebih dahulu
pada direksi.
4. Penampang kabel minimum yang dapat dipakai 2,5 mm2.

2. Lampu Penerangan
Lighting fixtures untuk lampu TLD (jenis tanam dalam plafond)
1. Tebal plat besi untuk lighting fixtures tersebut minimum
0,7 mm.
2. Condensor yang dipasang seri pada lampu-lampu TL
harus dapat memberikan koreksi factor total minimal
0,85.
3. Tabung TLD yang dapat dipakai adalah jenis cool
daylight/54.
4. Fitting lampu dari type yang tidak menggunakan mur
baut.
5. Semua armatur harus dicat bakar bebas dari karat dan
lecet-lecet, dengan ICI acrylic paint warna putih, contoh
harus disetujui oleh direksi lapangan.
6. Konstruksi armatur pada umumnya harus memberikan
effisiensi penerangan yang maksimal, rapih kuat serta
sedemikian rupa sehingga pekerjaan–pekerjaan seperti
penggantian lampu, pembersihan, pemeriksaan dan
pekerjaan pemeliharaan dengan mudah dapat
dilaksanakan.
7. Ballast yang dapat dipakai adalah small dimension
virtually noiselessdanhigh reliable dengan tegangan
nominal 220 volt, 50 herz, inductive type, low power
factor.
8. Starter yang dipasang dengan radio interference
suppressiondalam tabung (rumah) yang aman dari
polycarbonate putih dengan kapasitas tinggi.
9. Kabel instalasi dalam armature(khususnya untuk lampu
TL) dari jenis NYM 3 x 2,5 mm.
10. Pada semua armatur harus dibuat mur dan baut sebagai

PEMBANGUNAN GEDUNG VIP DAN PERLUASAN GEDUNG REKAM MEDIS 28


RSUD dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG
tempat terminal pentanahan (grounding).
11. Reflektor yang dipergunakan adalah melengkung teratur
dan mengkilat tidak seperti cermin, hingga memberikan
pantulan yang baik/agak merata.

3. Lampu Tabung (Down Light)


1. Armatur tidak dilengkapi dengan reflektor alluminium.
Lamp holder menggunakan standart E-27 atau yang
sesuai.
2. Diameter dari kap lampu minimal lihat gambar.
3. Lampu yang dipakai dari jenis lampu incandescent atau
PL, contoh harus disetujui oleh direksi.
4. Lamp-housing harus tahan cuaca dari alumunium IP-44.
5. Lampu yang dipakai dari jenis sesuai gambar.
6. Contoh harus disetujui oleh direksi.

4. Head Lamp
Head Lamp digunakan pada masing-masing tempat tidur
Ruang Rawat Inap. Mempunyai bagian yang mudah
ditekuk/diatur arah cahayanya. Menggunakan lampu bohlam
dan menggunakan Dimmer sebagai pengatur intensitas
cahaya.

5. Lampu Luar
1. Kap dari armatur ex. lokal dengan menggunakan bahan
kaca (glass) susu atau dinyatakan lain pada gambar.
2. Jenis lampu yang dipakai adalah mercury atau lainnya
sesuai gambar
3. Komponen-komponennya harusmenggunakan
kondensor yang dapat memberikan faktor koreksi
minimal 0,85 di pasang seri
4. Konstruksi armatur pada umumnya harus memberikan
penerangan efisienyang maksimal, rapih kuat serta
sedemikian rupa hingga pekerjaan-pekerjaan seperti
penggantian lampu, pembersihan dan pekerjaan
pemeliharaan dengan mudah dapat dilaksanakan,
contoh harus disetujui oleh direksi.

6. Kotak-kotak dan Saklar


1. Kontak dan kontak dan saklar yang dipasang pada
dinding tembok bata adalah type pemasangan
masuk/inbow(flush–mounting) .
2. Kontak-kontak biasa (inbow) yang dipasang mempunyai
rating 10A dan mengikuti standart VDE, sedangkan
kontak-kontak khusus (outbow) mempunyai rating 15A
dan mengikuti standar VDE atau BS dengan lubang
bulat.
3. Flush-box (inbow doos) untuk tempat saklar, kontak-
kontak dinding dan push button harus dipakai dari jenis
bahan bakelite atau metal.
4. Kontak-kontak dinding dipasang 30 cm dari permukaan
lantai atau sesuai gambar dan pada ruang-ruang yang
basah/lembab harus jenis water dicht(WD) sedang untuk
saklar dipasang 140 cm dari permukaan lantai.

7. Trunking dan Tangga Kabel


a. Trunking kabel harus terbuat dari bahan besi siku ukuran
40 x 40 x 4 mm yang diberi kawat loket 1 ½ “ x ½”

PEMBANGUNAN GEDUNG VIP DAN PERLUASAN GEDUNG REKAM MEDIS 29


RSUD dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG
diatasnya dan penyangga dari bahan besi strip setiap 40
cm, atau dinyatakan lain pada gambar atau pada produk.
b. Cara pemasangan trunking kabel harus digantung pada
dak beton dengan besi beton berulir (iron rod diameter
10 mm). Besi beton berulir digantung pada duct beton
dengan sistem dynabolt plat besi yang dapat distel
ketinggiannya dengan mur baut.
c. Pada setiap belokan atau pencadangan bentuk trunking
harus dibuat sedemikian rupa sehingga belokan kabel
sesuai dengan bending yang diperkenankan.
d. Sebelum dipasang kabel trunking tersebut harus
dizinchromate dua kali dan di cat finishing dua kali merk
ICI, warna akan ditentukan kemudian.
e. Cable ladder yang dipasang di dalam shaftpada dinding
kabel menggunakan bahan UNP–10 dan dipasang setiap
jarak 1 (satu) meter. Dilengkapi dengan klem-klem kabel,
sebelum dipasang cable ladder ini harus dizinchromate
dua kali dan dicat dengan cat finishing dua kali merk ICI,
warna akan ditentukan kemudian.
f. Kabel yang dipasang diatas trunking pada cable ladder
harus diklem (diikat) dengan klem-klem kabel
(pengikat/cable tie) anti ultra violet, merk LEGRAND atau
setara.
g. Sebelum pemasangan kabel trunking harus
dikoordinasikan terlebih dahulu dengan instalasi lainnya
(AC, Plumbing).

8. Konduit
Konduit yang dipakai adalah dari jenis PVC, dimana diameter
dalam dari konduit minimum 1,5 kali diameter kabel dan
minimum diameter dalam adalah 19 mm, atau dinyatakan lain
pada gambar.

9. Pentanahan
a. Kawat pertanahan dapat dipergunakan kawat telanjang
(BCC = Bare Copper Conductor).
b. Besarnya kawat grounding yang dapat digunakan
minimal berpenampang sama dengan penampang kabel
masuk (incoming feeder) untuk penampang kabel
dengan6 mm2.
c. Elektrode pentanahan untuk grounding digunakan rod
copper berdiameter 1/2“. Elektrode pentanahan yang
dipantek dalam tanah sampai menyentuh permukaan air
tanah, atau sekurang-kurangnya sampai kedalaman 6 m.
d. Nilai tahanan grounding system untuk panel-panel
adalah maximum 2 ohm, diukur setelah tidak turun hujan
selama 3 hari berturut-turut.
e. Semua kabel yang dipasang diatas langit-langit harus
diletakkan pada suatu trunking kabel.
f. Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding
atau beton harus dibuat sleeve dari pipa galvanis dengan
diameter minimum 2,5 kali penampang kabel.
g. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kotak
harus di dalam kotak terminal yang terbuat dari bahan
yang sama dengan bahan konduitnya dan dilengkapi
dengan skrup untuk tutupnya dimana tebal kotak
terminal tadi minimum 4 cm.
h. Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan

PEMBANGUNAN GEDUNG VIP DAN PERLUASAN GEDUNG REKAM MEDIS 30


RSUD dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG
cadangan kurang lebih 1 m di setiap ujungnya.
i. Penyusunan konduit diatas trunking kabel harus rapi dan
tidak saling menyimpang.
j. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-
kontak harus di dalam kotak penyambungan dan
memakai alat penyambung berupa las-dop merk legrand,
3 M atau setara.

10. Lampu penerangan


1. Pemasangan lampu penerangan harus disesuaikan
dengan rencana plafon dari arsitek dan disetujui oleh
MK/direksi.
2. Lampu tidak diperkenankan memberikan beban kepada
rangka plafond yang terbuat dari bahan aluminium dan
harus mempunyai dudukan/gantungan tersendiri.
3. Tiang lampu penerangan untuk di luar bangunan harus
dipasang tegak lurus.

11. Kotak-kontak dan Saklar


1. Kotak-kontak dan saklar yang akan dipakai adalah type
pemasangan masuk dan dipasang pada ketinggian 300
mm dari level lantai untuk kotak-kontak dan 1400 mm
untuk saklar.
2. Kotak-kontak dan saklar yang dipasang pada tempat
yang lembab harus type water dicht(bila ada).
3. Kotak-kontak yang khusus dipasang di dalam outlet box
dibawah lantai, harus dari jenis yang sesuai dengan box
dan underfloor duct, rata dengan permukaan lantai,
tahan injakan serta dengan sistem tutup pengaman
lubang kotaknya.

12. Pentanahan
1. Semua bagian dari sistem listrik harus ditanahkan.
2. Elektrode pentanahan harus di tanam sedalam 12 m
minimum untuk mencapai permukaan air tanah.
3. Tahanan pentanahan maximum adalah 2 ohm.
4. Jarak maksimum dari elektrode pentanahan adalah 6 m
dan disesuaikan dengan sifat tanahnya.

1.2.6 Pengujian
1. U m u m
Sebelum semua peralatan utama dari sistem dipasang, harus
diadakan pengujian secara individual terlebih dahulu.
Peralatan tersebut baru dapat dipasang setelah dilengkapi
dengan sertifikat pengujian yang baik dari pabrik yang
bersangkutan dan LMK/PLN serta instalasi lain yang
berwenang untuk itu. Setelah peralatan tersebut dipasang,
harus diadakan pengujian secara menyeluruh dari sistem,
untuk menjamin bahwa sistem berfungsi dengan baik. Semua
biaya untuk mendapatkan sertifikat lulus pengujian dan
peralatan dan biaya untuk pengujian yang perlu disediakan
oleh pemborong dan menjadi tanggung jawab pemborong
sendiri.

2. Peralatan Dan Bahan


Peralatan dan bahan instalasi listrik yang harus diuji:
a. Panel tegangan tinggi dan rendah
Panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan sertifikat

PEMBANGUNAN GEDUNG VIP DAN PERLUASAN GEDUNG REKAM MEDIS 31


RSUD dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG
lulus pengujian dari pembuat panel yang menjamin
bahwa setiap peralatan dalam panel tersebut berfungsi
baik dan bekerja sempurna dalam keadaan operasional
maupun gangguan berupa undervoltage, over current,
overthermis, short circiut dan lain-lain serta megger
antara fasa, fasa netral, fasa nol.

b. Kabel tegangan menengah dan rendah


Untuk kabel tegangan menengah, sertifikat lulus
pengujian harus dari PLN yang terutama menjamin
bahan isolasi kabel baik serta tidak melanggar
ketentuan-ketentuan PLN tentang isolasi kabel tegangan
menengah, maupun tegangan rendah. Pengujian dengan
megger tetap harus dilaksanakan dengan nilai tahan
isolasi minimum 50 mega ohm.

c. Armatur lampu
Setiap armatur yang menggunakan ballast dan kapasitor
harus dilakukan pengujian/pengukuran faktor daya.
Dalam hal ini faktor daya yang diperbolehkan minimal
0,85.

d. Motor-motor listrik
Pengukuran tanah isolasi motor-motor listrik harus
dilakukan. Pemasangan motor-motor listrik bisa
dilaksanakan setelah hasil pengukuran tidak melanggar
ketentuan-ketentuan PUIL 1977.

e. Pentanahan/Grounding
Semua pentanahan dari sistem harus dilakukan
pengukuran tahanan dengan maksimum 2 ohm pada
masing-masing pentanahan dan dilakukan pada
keadaan cuaca tidak turun hujan selama minimal 3 hari
berturut-turut.

1.2.7 Pabrik Pembuat


Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Pemborong
dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setara dengan
yang dispesifikasikan. Pemborong baru bisa mengganti bila ada
persetujuan resmi dan tertulis dari direksi.
Pabrik pembuat bahan dan peralatan pada dasarnya adalah
sebagai berikut :
Bahan/Peralatan Merk/Pembuat
1. Komponen Panel : AEG, Siemens, Merlin Gerin.
2. Pembuat panel : PT. AEG Bina, PT. Dian Graha
Elektrika, PT. Simetri atau setara.
3. Transformator : Unindo, Trafindo atau setara
4. Kabel : Kabelindo, Kabel metal supreme atau
setara.
5. Konduit PVC : Rucika/Maspion.
6. Cable mark : 3M
7. Lampu TLD
 Fluorescent : Philips
 Starter : Philips
 Condensor : Lokal
 Fitting : Philips
 Ballast low loss : Lokal
 Pabrik pembuat : Philips, Viva, Artolite, Candela.

PEMBANGUNAN GEDUNG VIP DAN PERLUASAN GEDUNG REKAM MEDIS 32


RSUD dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG
8. Down Light
 Luminare : Artolise atau setara
 Pabrik pembuat : Candela, Artolite.
9. Kotak-kotak : MK, Jung, Legrand, Berker.
10. Saklar : MK, Jung, Legrand, Berker.
11. Metal Conduit : Maruichi, National, PPI.

PEMBANGUNAN GEDUNG VIP DAN PERLUASAN GEDUNG REKAM MEDIS 33


RSUD dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG
PERSYARATAN TEKNIS INSTALASI MEKANIKAL

1. LINGKUP 1.a UMUM


PEKERJAAN Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan
ELIVATOR baik dalam spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar
terlampir.Pemborong agar menawarkan peralatan yang sesuai untuk
digunakan dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini. Bila ternyata
terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang
ditawarkan/dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan maka
pemborong wajibmemberitahukan hal tersebut merupakan kewajiban
pemborong untuk melengkapiperalatan tersebut sehingga sempurna.

1.b URAIAN LINGKUP PEKERJAAN


Lingkup pekerjaan Elevator sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana
dan spesifikasi, Pemborong pekerjaan instalasi Lift/Elevator harus
melakukan pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian serta
menyerahkan dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan.Garis
besar lingkup pekerjaan instalasi Lift/Elevator yang dimaksud adalah
sebagai berikut :
1. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian Lift/Elevator,
lengkap dengankontrol dan accessoriesnya.
2. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian sumber daya
listrik, panel-panel, peralatan control dan lain-lain bagi instalasi ini.
3. Pengadaan, pemasangan semua pekerjaan sipil yang diperlukan dari
instalasi Lift/Elevator ini.
4. Menyerahkan gambar-gambar, buku petunjuk cara menjalankan dan
memelihara serta data teknis lengkap peralatan instalasi yang
terpasang.
5. Mengadakan pemeliharaan instalasi ini secara berkala selama masa
pemeliharaan. Memberikan garansi terhadap mesin/peralatan, dan
instalasinya yang terpasang selama 1 (satu) tahun sejak serah terima
pertama.

1.c LINGKUP PEKERJAAN PEMBORONG


Yang menjadi lingkup pekerjaan dari Pemborong Instalasi Lift/Elevator
adalah sebagai berikut :
1. Pengadaan dan pemasangan semua material, peralatan utama serta
perlengkapan bantu yang diperlukan dalam pemasangan instalasi ini
sesuai dengan jumlah Lift/Elevator yang tergambar ataupun terurai
dalam spesifikasi teknis sehingga didapatkan suatu instalasi yang baik
dan sempurna dalam pemasangannya.
2. Penyediaan dan pemasangan serta penambahan semua profil baja
untuk tumpuan/pengikat guide rail pada sisi kereta, dan profil baja yang
diperlukan untuk dudukan traction machine (semua profil baja harus
dicat anti karat).
3. Mengadakan testing dan commissioning lengkap dengan pengadaan
peralatan serta perlengkapan lainnya yang diperlukan untuk kebutuhan
tersebut.
4. Training meliputi operation, maintenance sampai dengan trouble
shooting untuk tenaga-tenaga yang ditunjuk oleh Pemilik.
5. Pengadaan dokumen yang diperlukan sebanyak 3 (tiga) set yang terdiri
dari antara lain :
 Operation manual
 Maintenance manual
 Daftar suku cadang yang perlu disediakan
 Gambar as built drawing
 Semua electronic dan electric wiring dll.
6. Semua pengurusan izin-izin dari pihak yang berwenang sehubungan

PEMBANGUNAN GEDUNG VIP DAN PERLUASAN GEDUNG REKAM MEDIS 34


RSUD dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG
dengan pemasangan instalasi ini dan yang menyangkut biaya
pengurusannya sudah harus termasuk dalam penawaran pekerjaan ini.

1.c.1 DATA KERETA LIFT/ELEVATOR


1. Rangka kereta Elevator
 Terbuat atas profil baja yang dicat anti karat
 Pada rangka ini terdapat paling sedikit empat buah sliding type guide
shoes, dimana dua buah terletak pada bagian atas kereta dan yang
lain pada bagian bawah kereta tepat di Guide Rail.
 Guide Shoes yang dipakai adalah tipe Roller.
 Setiap guide shoes harus dilengkapi dengan sistem pelumas sendiri (
self lubrication ) untuk mencegah cepatnya ke-ausan.
 Pada rangka bagian bawah yang merupakan tempat tumpuan lantai
kereta, harus terdapat bantalan karet.

2. Lantai Kereta
 Terbuat dari plat baja yang dicat anti karat dan dilapisi dengan Granit
tile, warna ditentukan kemudian.
 Bagian bawahnya dilapisi dengan suatu bahan peredam suara.
 Ukuran dan kekuatan dari lantai ini harus sesuai dengan kapasitas
angkut elevator.

3. Dinding Kereta Elevator


 Dinding dalam konstruksinya harus sedemikian rupa sehingga mudah
dipasang atau dilepas, sehingga memudahkan dalam perakitan di
lapangan.
 Pada bagian luarnya harus dilapisi dengan suatu bahan peredam
suara.

4. Langit-langit Kereta Lift/Elevator


 Ketinggian langit-langit kereta ini tidak kurang dari 2300 mm dimana
terdapat pintu darurat yang hanya bisa dibuka dari atas kereta dan
dilengkapi safety switch sehingga lift tidak beroperasi selama pintu
tersebut terbuka.
 Terdapat lampu untuk penerangan normal dan untuk penerangan
darurat dengan sumber daya dari batere tipe NI-CAD dry cell lengkap
dengan automatic chargernya.
 Jenis lampu disesuaikan dengan interior yang dipilih oleh Architect,
kecuali belum ditentukan, maka dapat digunakan sebagai acuan
adalah type Flourescent lighting circular milky white acrylic cover (
khusus untuk lift penumpang ), atau 2 buah fluorescent (TL) 2x20
watt dengan milky white acrylic cover.
 Terdapat Exhaust Grille dengan Exhaust Fan yang diletakkan diatas
kereta.
 Pada bagian atas harus dilapisi dengan suatu bahan peredam suara.

5. Pintu Kereta Lift/Elevator


 Terdiri atas dua panel automatic center opening dengan dimensi
seperti tergambar untuk lift dengan type Single Door.
 Terdiri atas masing-masing dua panel automatic center opening
dengan dimensi seperti pada gambar untuk lift dengan type Through
Door.
 Penggerak pintu kereta adalah motor listrik yang dilengkapi dengan
alat pengatur kecepatan.
 Pada bagian dalamnya harus dilapisi dengan suatu bahan peredam
suara.

PEMBANGUNAN GEDUNG VIP DAN PERLUASAN GEDUNG REKAM MEDIS 35


RSUD dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG
6. Indikator Kereta Lift/Elevator
 Terletak diatas pintu kereta yang dilengkapi dengan penunjuk arah
perjalanan kereta, indikator posisi sangkar elevator dengan tipe
digital disertai bunyi bel.

7. Car Operating Panel


 Terbuat dari stainless steel plate finish.
 Push button yang dipakai merupakan soft touch button yang menyala
bila tersentuh.
 Untuk Lift dengan Type Trough Door setiap bahagian dari pintu lift
dilengkapi dengan Car Operating Panel
 Terdiri atas peralatan sebagai berikut :
 Push button untuk setiap lantai.
 Push button untuk membuka pintu kereta
 Push button untuk menutup pintu kereta
 Push button untuk emergency stop.
 On-Off switch untuk lampu penerangan.
 Key switch untuk independent operation
 Lampu tanda kelebihan penumpang yang dilengkapi dengan
buzzer.
 Plat nama dari pabrik pembuat lift.
 Tulisan kapasitas lift penumpang.

8. Pintu Lift dan Pintu Shaft


 Lift harus dilengkapi dengan sistem pintu yang bekerja secara
otomatis.
 Pintu harus mempunyai mekanisme kerja membuka dan menutup
secara serempak, sesaat setelah kereta lift datang di suatu lantai dan
sesaat sebelum kereta lift bergerak meninggalkan lantai.
 Pintu kereta dan pintu shaft harus membuka dan menutup secara
serempak, sesaat setelah kereta lift datang di suatu lantai dan sesaat
sebelum kereta lift bergerak meninggalkan lantai.
 Pada saat lift bergerak, pintu kereta tidak boleh dapat dibuka dari
dalam kabin, meskipun tombol pembuka pintu ditekan.
 Pada saat lift bergerak, motor listrik penggerak pintu harus
memberikan torsi yang cukup kuat pada daun pintu, untuk mencegah
pintu dibuka secara paksa dari dalam kabin.
 Pada saat tidak ada sumber daya listrik, pintu-pintu harus dapat
dibuka secara paksa dengan tangan dari dalam kabin dan dari luar
shaft.
 Setiap pintu shaft harus dilengkapi dengan suatu sistem interlock
jenis electro mechanical, yang mencegah pintu dibuka secara paksa,
kecuali dengan kunci khusus yang disediakan untuk melepas sistem
interlock tersebut.
 Sistem interlock electro mechanical pada pintu shaft tersebut harus
dapat dibuka dari kabin, pada saat lift berhenti pada suatu lantai.
 Sistem interlock harus dibuat sedemikian sehingga dapat dilepas dari
dalam kabin, pada saat tidak ada sumber daya listrik.
 Semua peralatan interlock dan kunci dari pintu kereta dan pintu shaft
harus dapat diperiksa, ditest dan diganti bagian-bagiannya, apabila
rusak.
 Semua pintu lift harus dilengkapi dengan kontak-kontak listrik yang
mencegah lift bergerak kecuali apabila pintu-pintu telah tertutup
rapat. Kontak-kontak ini harus diletakkan sedemikian rupa sehingga
tidak dapat dicapai oleh orang-orang yang tidak berkepentingan.
 Untuk lift tertentu pintu lift dilengkapi dengan kaca.
 Pintu lift harus dilengkapi dengan “safety edge” yang terpasang dari

PEMBANGUNAN GEDUNG VIP DAN PERLUASAN GEDUNG REKAM MEDIS 36


RSUD dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG
ujung atas sampai ujung bawah panel pintu.
 Apabila peralatan ini menyentuh orang atau benda pada saat pintu
sedang menutup, maka pintu kereta dan pintu shaft secara otomatis
harus kembali pada posisi membuka penuh.
 Pintu baru akan menutup kembali secara otomatis, setelah
melampaui waktu yang ditentukan.

1.c.2 DATA PERALATAN DI SHAFT


1. Magnetic Landing Device.
Untuk memberhentikan kereta elevator pada setiap lantai yang dituju
dengan toleransi maksimum sebesar 5 mm dari level lantai yang
bersangkutan.

2. Landing Door.
 Mempunyai type dan dimensi yang sama dengan pintu keretanya.
 Dilengakpi dengan narrow jamb.
 Terbuat dari stainless steel
 Harus dilengkapi dengan kunci pembuka secara manual dan interlock
secara electris dan mekanis serta dilengkapi dengan alat penutup
otomatis dengan weight closer.

3. Door Sills dan Toe Guards.


Terletak dibawah pintu, terbuat dari Extruded aluminium natural control,
yang didudukkan pada beton yang telah disediakan.

4. Hall Button.
 Hanya ada satu buah disetiap lantai.
 Untuk lantai yang paling bawah hanya terdapat satu push button
untuk operasi ke arah atas.
 Untuk lantai yang paling atas hanya terdapat satu push button
untuk operasi ke arah bawah.
 Untuk lantai yang lainnya terdapat dua buah push button untuk
operasi ke arah atas bawah.
 Pushbutton merupakan soft touch button yang menyala bila ditekan.

5. Car Position Indicator.


 Terdapat diatas pintu setiap lantai dengan tipe Digital.
 Harus dilengkapi dengan Hall Lantern dan gong yang hanya menyala
dan berbunyi pada saat kedatangan kereta.

6. Buffer.
 Buffer yang dipakai harus dari jenis oil buffer dimana pada bagian
atasnya diberikan karet setebal 5 mm.
 Untuk setiap elevator minimum dipergunakan empat buah buffer
dimana dua buah untuk car buffer dan yang lain untuk counter weight
buffer.
 Buffer ini ditempatkan di atas suatu dudukan beton yang disediakan
sendiri oleh pemborong pekerjaan lift (tidak boleh di angkur langsung
ke lantai beton struktur yang ada).

7. Guide Rail.
Pemborong pekerjaan Lift agar memberikan data-data untuk Rail,
bracket dan peralatannya sebagai contohnya adalah sebagai berikut :
 Untuk Kereta Lift/Elevator.
 Rail yang dipakai harus terbuat dari profil baja T dengan lebar
flange, ketinggian dan berat nominal, sesuai standart kapasitas.
 Rail harus dipasang pada bracket pada setiap jarak 2 meter

PEMBANGUNAN GEDUNG VIP DAN PERLUASAN GEDUNG REKAM MEDIS 37


RSUD dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG
maksimum dengan memakai besi siku ukuran 80x80x8 mm.
 Rail harus diklem pada bracket dengan memakai sliding slip dan
mur baut ¾“.
 Sambungan rail terbuat dari plat baja setebal 1” dan panjangnya
14,5” yang dipasang dengan mur baut ¾” sebanyak empat buah
disetiap sisinya.

 Untuk Counter Weight.


 Rail yang dipakai harus terbuat dari profil baja T dengan lebar
flange, ketinggian dan berat nominal sesuai standart kapasitas.
 Rail harus dipasang pada bracket pada setiap jarak 2 meter
maksimum dengan memakai besi siku ukuran 80x80x8 mm.
 Rail harus diklem pada bracket dengan memakai sliding slip dan
mur baut 5/8”.
 Sambungan rail terbuat dari plat baja setebal ½” dan panjangnya
12” yang dipasang dengan mur baut 5/8” sebanyak empat buah di
setiap sisinya.

 Rail harus dilapis dengan suatu bahan anti karat dan pemegang rail
harus dicat anti karat.
 Selain ketentuan tersebut diatas, konstruksi dari rail harus memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan dari pabrik.

8. Counter Weight.
 Rangka counter weight terbuat dari profil baja.
 Isi counter weight adalah sebesar Kereta Elevator ditambah dengan
50% dari kapasitas beban (balancing 50%), yang terbuat dari besi
cor.
 Rangka counter weight harus dicat anti karat dan isinya dilapis
dengan suatu bahan anti karat.

9. Compensating
 Terdiri dari rope yang terbuat dari kawat baja dengan inti kawat baja
yang dilengkapi dengan rope tensioning.
 Rope tensioning berupa pulley yang diberikan beban, diletakkan di pit
dan dilengkapi dengan safety switch.

10. Rem
 Rem harus menggunakan sistem arus listrik.
 Semua rem harus dirancangkan untuk dapat bekerja pada kapasitas
normal dan sanggup memegang dan memberhentikan lift pada
kondisi yang paling berat/sukar.
 Sirkuit sistem kontrol rem harus saling mengunci (interlock) secara
elektris dengan sirkuit kontrol motor traksi dan harus direncanakan
dan diatur sehingga rem hanya bekerja untuk memegang kabin lift
pada saat lift telah berhenti di suatu lantai dan rem tidak digunakan
untuk memberhentikan lift.
 Sepatu rem harus bekerja tanpa menimbulkan suara keras.
 Kontraktor Lift harus menyediakan satu alat yang gunanya khusus
untuk melepas rem secara manual setelah kereta lift berhenti secara
darurat.

11. Sepatu Penuntun (Guide Shoes)


 Sepatu penuntun harus berbentuk roda atau bentuk lain yang sesuai
dengan standard pabrik dan terikat secara kuat pada bagian atas dan
bawah dari kereta lift dan counterweight.
 Setiap sepatu penuntun harus bergerak pada permukaan rel

PEMBANGUNAN GEDUNG VIP DAN PERLUASAN GEDUNG REKAM MEDIS 38


RSUD dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG
penuntun dengan halus.

1.c.3 DATA MESIN PENGGERAK


1. Mesin penggerak kereta elevator terdiri dari motor arus bolak balik 3
phase 380 V dengan toleransi 10% Volt 50 Hz.
2. Mesin penggerak ini dilengkapi dengan suatu base frame yang duduk
diatas penyangga beton dan ditempatkan di ruang mesin elevator diatas
shaft.
3. Antara base frame dan penyangga, harus ditempatkan bantalan karet
sebagai peredam getaran, dimana pada waktu mesin bekerja defleksi
dari karet tersebut tidak boleh lebih besar dari 3 mm

1.c.4 KONTROL SISTEM


Setiap elevator harus mempunyai sebuah panel kontrol untuk
mengoperasikan kereta Elevator, yang sekaligus sebagai kontrol induk yang
akan mengendalikan elevator di dalam sistem kontrolnya. Jenis alat kontrol
yang harus dipakai adalah CV - GEAR LESS.

1.c.5 ROPE
1. Rope yang dipakai adalah kawat baja dengan inti kawat baja.
2. Diameter minimum dari rope yang dipakai disesuaikan dengankapasitas
lift secara standart.
3. Sistem pemasangan rope adalah 2 : 1 dimana ujung dari pada rope
dipasangkan pada rope dipasangkan pada rope end (detch and Hitch)
yang terletak pada suatu profil baja dengan dilapisi karet setebal 25 mm
dan dilengkapi safety switch dan per.
4. Sertifikat kawat penggantung harus diserahkan kepada pemilik sebelum
pelaksanaan.
 Ketinggian langit-langit kereta ini tidak kurang dari 2300 mm dimana
terdapat pintu darurat yang hanya bisa dibuka dari atas kereta dan
dilengkapi safety switch sehingga lift tidak beroperasi selama pintu
tersebut terbuka.

1.c.6 SAFETY DEVICE


1. Pengamanan terhadap kelebihan penumpang, dimana secara otomatis
akan membunyikan buzzer yang diletakkan di car board.
2. Pengaman terhadap kelebihan perjalanan, apabila pengaman ini bekerja
maka panel kontrol akan mematikan mesin penggerak dan baru dapat
dijalankan kembali bila secara manual posisi kereta dikembalikan ke
kedudukan normal.
Pembatasan yang ada yaitu :
 Level 6 cm di bawah level lantai terbawah, dan
 Level 10 cm di atas level lantai teratas.

3. Pengaman terhadap ketegangan rope, Apabila pengamanan ini bekerja,


maka panel kontrol akan mematikan mesin penggerak.
4. Pengaman terhadap kelebihan kecepatan, Apabila terjadi kelebihan
kecepatan maka :
 Centrifugal switch yang ada di speed governor akan menyebabkan
panel kontrol mematikan mesin penggerak.
 Safety gear sebanyak empat buah yang terletak di bagian bawah dari
pengimbang. Berat dan kereta akan mengadakan pengereman di rail
dan micro switch yang ada disana akan menyebabkan panel kontrol
mematikan mesin penggerak.

5. Pengaman pada pintu kereta elevator, berupa :


 Door safety edges sebanyak 2 buah, akan bekerja bila tersentuh.

PEMBANGUNAN GEDUNG VIP DAN PERLUASAN GEDUNG REKAM MEDIS 39


RSUD dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG
6. Pengaman lift pada saat Sumber Daya listrik PLN terputus :
 Pada saat sumber daya listrik utama dari PLN terputus, kereta lift
secara tiba-tiba akan berhenti. Pada saat demikian, lampu darurat
didalam kereta harus menyala secara otomatis, sistem intercom dan
bel alarm harus tetap berfungsi, dengan mendapat sumber daya dari
batere.
 Secepatnya setelah menerima daya listrik dari Diesel Generating Set
Emergency, semua lift harus dapat bekerja kembali secara normal.
 Pemindahan rangkaian dari jaringan listrik PLN ke Diesel Emergency
Set dilakukan secara otomatis di panel utama dan pekerjaan ini
termasuk tugas Kontraktor Listrik.
 Bila sumber listrik utama dari PLN telah terhubung kembali maka
rangkaian akan dipindahkan ke keadaan semula pada panel utama
listrik di lantai Basement.
 Pada saat pemindahan tersebut, lift akan berhenti sesaat dan
secepatnya setelah mendapatkan aliran listrik, maka lift akan bekerja
secara normal kembali.
 Lengkapi dengan peralatan ALD (Automatic Lanelicy Device).

7. Pengaman Bila Terjadi Kebakaran


Di lantai Dasar harus disediakan dan dipasang Sakelar khusus untuk
petugas-petugas pemadam kebakaran dengan tulisan dalam Bahasa
Indonesia “SAKELAR KEBAKARAN”. Untuk mengoperasikan sakelar
tersebut tidak boleh menggunakan kunci dan harus diletakkan didalam
kotak besi yang mempunyai panel depan terbuat dari stainless steel
hairline finish dan tutup kaca yang mudah dipecahkan.
Sakelar ini harus diberi tulisan yang jelas untuk kedudukan “ON” atau
“OFF”.
Perlu dilengkapi Supervisory Panel dengan 3 buah intercom yang
diletakkan di Ruang Mesin, Ruang Maintenance dan Ruang Security.
Dengan mendudukkan sakelar pada posisi Sakelar pada posisi “ON”,
maka lift akan bekerja sebagai berikut :
 semua panggilan lift dan permintaan lantai akan dibatalkan, dan tidak
ada panggilan atau permintaan baru terdaftar.
 Sistem kerja lift akan berubah dari kontrol secara kolektif menjadi
tidak kolektif.
 Tanpa melihat arah geraknya, lift secara otomatis akan bergerak
turun ke lantai dasar, tanpa berhenti di lantai-lantai lain.
 Setelah membuka pintu di lantai dasar dan melepas penumpang-
penumpangnya, lift akan berhenti bekerja.
 Untuk selanjutnya pengoperasian lift tersebut hanya dapat dilakukan
dari dalam kereta dan lift tidak akan melayani panggilan dari luar
kereta/lantai.

1.c.7 PANEL KONTROL LIFT


1. Panel kontrol ini adalah dari jenis free standing close type dengan
lubang ventilasi secukupnya.
2. Semua komponen kontrol harus dapat bekerja dengan baik pada
temperatur maksimum 40 °C dan RH maksimum 95%.
3. Panel kontrol akan diletakkan di atas suatu dudukan beton ringan yang
akan disediakan oleh pemborong lift dan harus dilapisi karet setebal 5
mm dan hanya dapat dilayani dari depan.
4. Box panel harus terbuat dari plat baja tebal 2 mm dengan rangka
penguat dan dicat anti karat.
5. Semua kabel yang masuk atau keluar panel ini harus dilengkapi dengan
cable gland.
6. Alat kontrol harus dilengkapi dengan suatu alat pencegah interferensi
dengan gelombang pemancar yang ada.

PEMBANGUNAN GEDUNG VIP DAN PERLUASAN GEDUNG REKAM MEDIS 40


RSUD dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG
7. Earth Quick Protection.

1.c.8 INSTALASI LISTRIK


Pekerjaan instalasi listrik yang termasuk lingkup kerja dari pemborong
instalasi ini adalah :
1. Panel daya (tebal 2 mm) untuk masing-masing lift beserta kabel feeder
dari panel daya ke panel kontrol elevator.
2. Kabel kontrol dari panel kontrol elevator ke setiap bagian yang
memerlukannya.
3. Lampu dan switch di pit elevator, diatas dan dibawah kereta lift.
4. Intercom dengan master station, di masing-masing ruang mesin elevator
dan di ruang Control Engineering, dengan cabang pada masing-masing
kereta. Didalam operasinya, setiap cabang dapat memanggil master
station dan setiap master station dapat memanggil master station dan
setiap master station dapat memanggil setiap cabang.
5. Penambahan batere tipe NI-CAD dry cell lengkap dengan Automatik
Charger.
6. Penyediaan kabel FRC/MICC untuk Fire lift oleh kontraktor listrik.
7. Penarikan kabel untuk paging system yang langsung
dikontrol/dihubungkan dengan paging sentral oleh kontraktor sound
system.
8. Masa jaminan seluruh peralatan adalah 1 tahun.
9. Testing Comissioning, 11% dari kapasitas beban kereta lift.
10. Continous test : 1 x 24 jam.

1.c.9 LAIN–LAIN
1. DATA LIFT
Lift name : Bed Elevator
Type : KYH- 1000/ 60
Unit : 1
Capacity : 1000 kg
Penggerak : Traction Drive Bed Elevator
Car : Lebar 1500 mm x 2.500 dalam x 2400 tinggi
Dinding Kombinasi SSHL 304 dan SS Mirror
Lengkap dengan Hand Rail
Ceiling type Deluxe bahan SS HL 304
Lampu Down Light LED .acrilic Milky White
pada bagian tengah dengan lampu
Indirect
Lantai : Granito Tile
Opening : SO 1200 -2100
Pintu Lantai : SSHL 304
2 panel Side Opening
Kapasitas Angkut : 1000 Kg /15 Orang
Jumlah Lantai : 3 Lantai /3 Stop opening
Overhead : 4450
PIT : 1550
Controll : AC Geared VVVVF Controll
Car operasi : Simplek Full Colective
Power : 11 KW/380 VAC /3P ( 50 HZ )
Include : ARD

A. KETENTUAN DIMENSI
Ukuran kereta elevator : Tergantung dari masing-
masing produk
Ukuran bukaan pintu (mm) : 1200 x 2100 mm
Ukuran Hoistway (mm) : Sesuai gambar (tersedia)
Kedalaman Pit (mm) : Sesuai gambar (tersedia)
Tinggi Overhead (mm) : Sesuai gambar (tersedia)

PEMBANGUNAN GEDUNG VIP DAN PERLUASAN GEDUNG REKAM MEDIS 41


RSUD dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG
Ukuran R.Mesin Elevator (mm) : Sesuai gambar (tersedia)

B. KERETA LIFT
Model kereta : Standard
Dinding kereta : Hairline-stainless steel
Ceiling Kereta : Standard
Pintu Kereta Elevator : Hairline stainless steel
Entrance Columns : Hairline-finished stainless steel
Kick Plate : Hairline-finished stainless steel
Car Sill : Extruded hard allumunium
Sistem Ventilasi : Electric blower with rear fan
Emergency exit : Provided on the ceiling
Emergency lamp : Provided on the ceiling
Floor : Polyvinyl tile

C. ENTRANCE DESIGN
Model Entrance : NARROW JAMB with Painted Powder
Coating
Landing doors : Stainless steel
Landing sills : Extruded hard alumunium
Transom : Stainless steel hairline finish (Main
lobby)

D. SIGNAL FIXTURES
Dalam Kereta Lift
Face plate of car Hall : Stainless steel hair line position
indikatoroperating panel
Car position and direction : Standard type heavy duty
Indicator Dot type : stainless steel hairline finish Faceplate
Car operating panel : Soft touch button
Pengaman ujung pintu : Door safety edge
Entrance Hall
Car Position indicator : Push Button
Hall Lantern : Vertical circular type setiap lantai
Arrival gong : setiap lantai
Face plate of signal : Stainless steel
Face plate of signal : Stainless steel

E. KETENTUAN DIMENSI
Ukuran kereta elevator : Tergantung dari masing-
masing produk
Ukuran bukaan pintu (mm) : 1200 x 2100 mm
Ukuran Hoistway (mm) : Sesuai gambar (tersedia)
Kedalaman Pit (mm) : Sesuai gambar (tersedia)
Tinggi Overhead (mm) : Sesuai gambar (tersedia)
Ukuran R.Mesin Elevator (mm) : Sesuai gambar (tersedia)

F. KERETA LIFT
Model kereta : Standard
Dinding kereta : Steel sheet Painted Powder Coating
Ceiling Kereta : Steel sheet Painted Powder Coating
Pintu Kereta Elevator : Steel sheet Painted Powder Coating
Entrance Columns : Steel sheet Painted Powder Coating
Kick Plate : Steel sheet Painted Powder Coating
Car Sill : Extruded hard allumunium
Sistem Ventilasi : Electric blower with rear fan
Emergency exit : Provided on the ceiling
Emergency lamp : Provided on the ceiling

PEMBANGUNAN GEDUNG VIP DAN PERLUASAN GEDUNG REKAM MEDIS 42


RSUD dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG
Floor : Ditentukan kemudian

G. ENTRANCE DESIGN
Model Entrance : NARROW JAMB with Painted Powder
Coating
Landing doors : Stainless steel
Landing sills : Extruded alumunium
Transom : -

H. SIGNAL FIXTURES
Dalam Kereta Lift
Face plate of car Hall : Stainless steel hair line position
indicator operating panel
Car position and direction : Standard type heavy duty
Indicator
Car operating panel : Push button
Pengaman ujung pintu : Door safety edge
Entrance Hall
Car Position indicator : Push Button
Hall Lantern : Vertical circular type setiap lantai
Arrival gong : setiap lantai
Face plate of signal : Stainless steel
Face plate of signal : Stainless steel

I. KELENGKAPAN LIFT
 Emergency car lighting with automatic Charger.
 Interphone system and Emergency Paging System.
 Overload Protection Device
 Electric Fan.
 ARD (Automatic Rescue Device)
 Arrival gong.
 Auxiliary car operating Panel.
 Single phasing protection.
 Manhole (car) switch
 Pit switch.
 Maintenance switch (di dalam & di luar car).
 Nuisance call cancellation(untuk menghapus panggilan semu,
berdasarkan proteksi dari beban).
 Non reverse phase sequence protection.
 Lampu di atas dan di bawah car lift berikut kawat pangaman &
stop kontak.
 Emergency alarm.
 Rope ditandai untuk tanda di lantai mana car berada.

1.d LINGKUP PEKERJAAN LIFT/ELEVATOR.


Pemasangan unit elevator harus mengikuti petunjuk-petunjuk pabrik
berdasarkan gambar-gambar pelaksanaan pemasangan dari pabrik.
Cara-cara pelaksanaan harus betul-betul baik dan sangat diperhatikan
terutama untuk pertemuan dari bagian-bagian ujung yang perlu disambung
satu sama lain, mengingat fungsi escalator yang operasinya untuk 2 fungsi
yaitu naik maupun untuk turun

1.d.1 PELAKSANAAN
1. Kontraktor harus membuat rencana kerja lengkap dan menyerahkan
gambar-gambar, brosur-brosur dan data-data dari peralatan seluruh
sistem escalator yang diterima dari pabrik pembuatnya, guna
mendapatkan persetujuan dari MK/Direksi Pengawas.

PEMBANGUNAN GEDUNG VIP DAN PERLUASAN GEDUNG REKAM MEDIS 43


RSUD dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG
Pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat dan ketentuan yang berlaku
di Indonesia atau standard International yang disetujui Direksi.
2. Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan
pemasangan instalasi escalator ini termasuk pekerjaan Pemborong
instalasi elevator serta biaya yang diperlukan adalah menjadi
tanggungan Pemborong.
3. Pembobokan tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang diperlukan
dalam rangka pemasangan instalasi escalator serta mengembalikan
dalam keadaan baik, semua adalah termasuk pekerjaan Pemborong
instalasi elevator ini. Pembobokan hanya dapat dilaksanakan setelah
mendapat ijin tertulis dari MK/Direksi Pengawas.
4. Pengelasan, pengecoran dan sebagainya pada konstruksi baja
bangunan hanya diperkenankan setelah mendapatkan terlebih dahulu
persetujuan tertulis dari MK/Direksi Pengawas.
5. Pekerjaan listrik yang termasuk pekerjaan instalasi elevator ini adalah
seluruh sistem listrik secara lengkap sehingga elevator ini dapat berjalan
dengan baik dan aman. Power outlet yang diperlukan untuk instalasi
elevator diruang mesin disediakan oleh pihak lain.
6. Semua pekerjaan listrik harus memenuhi persyaratan yang ditentukan
oleh PLN dan instruksi pabrik yang membuat elevator.

1.d.2 GAMBAR KERJA


Gambar-gambar dan rencana kerja dengan keterangan-keterangan yang
perlu disetujui MK/Direksi Pengawas.

1.d.3 PERALATAN DALAM RUANG MESIN


1. Letak peralatan-peralatannya.
2. Hubungan-hubungan kerjanya dari tiap peralatan dengan alat-alat lain.
3. Diagram beban-bebannya.

1.d.4 DOKUMEN
Surat-surat keterangan/dokumen yang harus diserahkan oleh Pemborong.
1. Surat keterangan lengkap tentang syarat jaminan tahan api dari alat-alat
sistem elevator.
2. Surat-surat keterangan lengkap mengenai ijin-ijin untuk
pemasangan/pengoperasian elevator dari pihak yang berwewenang.
3. Diagram kabel-kabel lengkap supply listrik untuk alat-alat sistem
escalator.
4. Daftar No. spare parts untuk keseluruhan sistem.
5. Buku petunjuk pemeliharaan meliputi :
a. Alat-alat bagian sistem elevator.
b. Pelumasan–pelumasan/ pemeliharaan periodik.
c. Peraturan-peraturan pemeliharaan dari seluruh sistem elevator.
Dibuat dalam bahasa Indonesia sebanyak 5 (lima) set.
6. Gambar-gambar sebagaimana dilaksanakan (as built drawing) sebanyak
1 (satu) set gambar-gambar kalkir dan 4 (set) copy.

1.d.5 PENGGUNAAN SEMENTARA


Tidak diperkenankan pemakaian elevator sementara sebelum seluruh
pekerjaan proyek selesai, kecuali dengan izin tertulis oleh MK/Direksi
Pengawas.

1.d.6 COMMISSIONING DAN TESTING


1. COMMISSIONING
Pemborong harus menyiapkan dokumen dan peralatan lengkap sebelum
dilakukan testing dan dilaporkan pada MK/Direksi Pengawas antara lain
:
1. Pemborong pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua testing

PEMBANGUNAN GEDUNG VIP DAN PERLUASAN GEDUNG REKAM MEDIS 44


RSUD dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG
dan pengukuran-pengukuran yang dianggap perlu untuk memeriksa/
mengetahui apakah seluruh instalasi tepat dapat berfungsi dengan
baik dan memenuhi semua persyaratan.
2. Semua tenaga, bahan dan perlengkapannya yang perlu untuk testing
tersebut merupakan tanggung jawab pemborong. Termasuk
peralatan khusus yang perlu untuk testing dari seluruh sistem ini,
seperti diajukan oleh pabrik, harus disediakan oleh Pemborong.

2. TESTING.
Pemborong harus menyerahkan kepada pengawas MK/Direksi
Pengawas dalam rangkap 3 (tiga) mengenai hal-hal sebagai berikut:
1. Hasil pengetesan kabel-kabel (meger dan pemberian tegangan).
2. Hasil pengetesan peralatan-peralatan instalasi.
3. Hasil pengetesan semua persyaratan operasi dan instalasi.

1.d.7 OPERATOR
Pendidikan calon operator Elevator meliputi :
1. Proses pengamanan keselamatan.
2. Pengelolaan masing-masing tiap alat-alat sistem elevator.
3. Prosedur pemeliharaan secara routine.
4. Prosedur operator yang harus dididik sebanyak 3 orang.
5. Lama pendidikan 3 bulan.
6. Segala akibat yang disebabkan pendidikan calon operator ini menjadi
tanggung jawab Pemborong.

1.d.8 PEMELIHARAAN, PELAYANAN DAN GARANSI.


1. Jaminan pemeliharaan dan perbaikan kembali jika terjadi kerusakan
selama 1 (satu) tahun setelah tanggal penyerahan selesai pekerjaan.
2. Pemeliharaan dan pemeriksaan routine tidak kurang dari tiap dua
minggu sekali, oleh orang yang berkompeten dengan pembetulan-
pembetulan, penyetelan-penyetelan, pembersihan-pembersihan semua
alat-alat elevator yang dipandang perlu.
3. Jaminan pelayanan Emergency selama 24 jam sehari dalam periode 1
(satu) tahun sejak tanggal penyerahan pertama.
4. Jaminan garansi untuk instalasi escalator ini selama 1 (satu) tahun sejak
tanggal penyerahan kedua.

1.d.9 MOTOR PENGGERAK


Di dalam pemasangan instalasi Elevator harus mempunyai alat pengaman
yang sudah disyaratkan oleh pabrik.
Alat-alat pengaman yang tersebut dibawah ini mutlak harus disediakan
serta harus dilengkapi dengan alat pengaman lain yang disyaratkan oleh
pabrik pembuat (jika ada) diluar dari item yang tersebut dibawah ini :
1. Pengaman terhadap putusnya tali bandul penggerak bandul.
2. Pengaman terhadap putusnya tali bandul penghubung antara rantai
penggerak bandul dan gear box.
3. Pengaman terhadap perbedaan kecepatan hand rail yang melebihi 10%
dari kecepatan nominal.
4. Pengaman terhadap perubahan kecepatan yang melebihi 10% dari
nominalnya dari motor penggerak.
5. Pengaman terhadap arus beban lebih dan phase failure bagi motor
penggerak.

1.e P R O D U K.
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi.
Pemborong dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf
dengan yang dispesifikasikan.
Pemborong baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis.

PEMBANGUNAN GEDUNG VIP DAN PERLUASAN GEDUNG REKAM MEDIS 45


RSUD dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG
Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah : Lift/Elevator --
>Mitsubishi, Sigma, Otis, Schindler

2.1 PELAYANAN GAS MEDIS SISTEM NON SENTRAL/MANUAL


2.1.1 Pengadaan
1. Yang dimaksud dengan pengadaan adalah usaha mengadakan jenis gas
medis yang dibutuhkan Rumah Sakit dari pihak produsen gas dalam
kondisi siap pakai dan memenuhi syarat medis.
2. Jenis gas medis yang telah baku digunakan untuk keperluan Rumah
Sakit adalah Oxygen, Nitrous Oxide, Carbon Dioxide, Nitrogen,
Compressed Air dan Vacuum. Sedang untuk jenis gas medis lainnya
penggunaannya jarang.
3. Mengingat sifat gas medis pada umumnya tidak berbau dan tidak berasa
maka untuk mengadakannya harus diketahui dengan jelas dan pasti dari
sumber/produk yang benar dan bisa dipercaya. Kurang kehati-hatian
dalam hal ini akan berakibat fatal.
4. Karena gas medis seluruhnya hampir sama, dikemas dalam tabung baja
yang bentuknya sama pula, agar diperhatikan warna tabung, tulisan-
tulisan yang tertera di tabung dan model keran (valve). Biasanya ada
model ulir luar dan model ulir dalam dengan ukuran yang berbeda. Hal
ini dibuat sesuai standard oleh produsen/pabrik agar pemakaian gas
tidak tertukar.
5. Hal lain perlu diperhatikan adalah masalah tekanan gas yang cukup
tinggi (rata-rata ± 150 Kg/m2). Untuk hal ini sangat perlu pengetahuan
dan penanganan yang benar serta menjaga agar terhindar dari bahaya
ledakan.
6. Alat-alat pendukung yang periu diadakan untuk pengoperasian gas
medis sistem manual adalah :
- 1(satu) set Regulator berikut flowmeter/humidifier
- 1 (satu) buah Slang (Tubing)
- 1 (satu) buah Masker/Nasal
- 1 (satu) buah Kunci regulator & kunci tabung
- 1 (satu) buah Dorongan (trolley)

7. Cara menghitung isi tabung gas medis adalah sbb :


- Oxygen gas Volume : m3/liter
- Oxygen cair Volume : m3/liter
- Nitrogen gas Volume : m3/liter
- Nitrogen cair Volume : m3/liter
- Nitrogen oxide Berat : Kg
- Carbon dioxide Berat : Kg

8. Satuan volume atau berat yang umum dalam perdagangan adalah :


- Oxygen 200 It, 500 It, 1000 It, 1500 It,
- Nitrogen 200 It, 500 It, 1000 It, 1500 lt,
- Nitrous oxide 2 kg, 5 kg, 20 kg, 25 kg,
- Carbon dioxide 2 kg, 5 kg, 20 kg, 25 kg,

9. Tekanan gas rata-rata ± 150 Kg/m2 dan tekanan liquid rata-rata 60 - 70


Kg/m2.

2.1.2 Penyimpanan
1. Tabung-tabung gas medis harus disimpan berdiri, dipasang penutup
keran dan dilengkapi tali pengaman untuk menghindari jatuh pada saat
terjadi goncangan.

PEMBANGUNAN GEDUNG VIP DAN PERLUASAN GEDUNG REKAM MEDIS 46


RSUD dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG
2. Lokasi/ruang penyimpanan harus khusus dan kalau memungkinkan
masing-masing jenis gas di bedakan tempatnya.
3. Di ruang penyimpanan tabung gas isi dan tabung gas kosong agar
dipisahkan dengan maksud untuk memudahkan pemeriksaan.
4. Lokasi penyimpanan diusahakan jauh dari sumber panas (api), listrik dan
oli atau sejenisnya.

2.1.3 Pendistribusian
1. Pada rumah sakit yang belum tersedia sarana instalasi gas medis
secara sentral, kebutuhan gas medis dilayani dengan sarana dorongan
(trolley) yang biasa ditempatkan berdekatan dengan penderita (pasien).
Pemakaian gas diatur melalui flowmeter/humidifier dalam waktu tertentu.
2. Penggunaan gas medis sistem tabung (non sentral) hanya bisa
dilakukan satu tabung untuk satu orang, sehingga apabila dalam satu
ruang perawatan ada lebih dari satu penderita yang memerlukan, harus
sejumlah itu pula gas yang diperlukan.
2. GAS MEDIS 3. Gas medik yang cukup lama tersimpan agar dicek ke pihak produsen
untuk mendapat kepastian bisa atau tidaknya gas tersebut dipakai untuk
keperluan pasien.

2.2 PELAYANAN GAS MEDIS SISTEM SENTRAL/INSTALASI


2.2.1 Penentuan Ruang Sentral
1. Untuk menentukan ukuran ruang sentral gas medis di rumah sakit lebih
dahulu harus diketahui jenis dan kapasitas gas medis yang akan
dipasang. Dalam pembangunan rumah sakit baru penentuan ruang
sentral tidak ada masalah, karena telah diperhitungkan dalam
perencanaan bangunan. Pada rumah sakit yang pengembangannya
secara bertahap kadang-kadang sedikit kesulitan karena harus
menyesuaikan dengan kondisi lahan yang tersedia.
2 Jenis gas medis yang umum dipasang pada sistem sentral adalah :
Oxygen, Nitrous Oxide, Compressed air, Nitrogen dan Vacuum
(Suction). Sedang untuk gas medis lainnya biasanya diadakan secara
portable/setempat.
3. Kapasitas sentral gas medis pada umumnya dihitung menurut jumlah
outlet gas medis yang dipasang. Untuk menentukan outlet yang akan
dipasang disesuaikan dengan banyaknya pelayanan yang ada di rumah
sakit.
4. Lokasi ruang sentral diupayakan penempatannya ditempat yang
strategis, mudah dijangkau sarana transportasi, terutama untuk
keperluan pengiriman tabung-tabung gas isi dan pengambilan tabung-
tabung gas kosong.
5. Penempatan ruang sentral harus cukup aman bagi kegiatan
pelayanan/perawatan, terutama dipikirkan bahaya ledakan atau
kebakaran pada tabung-tabung gas yang bertekanan tinggi.
6. Ruang sentral harus diupayakan jauh dari daerah/sumber panas dan olie
dan sejenisnya. Khusus terhadap olie dan sejenisnya harus sangat hati-
hati karena bisa menimbulkan ledakan apabila terjadi gesekan terutama
pada gas oxygen.
7. Pada bangunan sentral gas medis perlu diberi petunjuk atau papan
nama yang jelas misalnya : “SENTRAL GAS MEDlS”, “YANG TIDAK
BERKEPENTlNGAN DILARANG MASUK” juga perlu ditambahkan
“DILARANG MEROKOK”
8. Ukuran Ruang Sentral Gas Medis.
- Ukuran Besar : p x l x t = 12,0 x 8,0 x 3,5
- Ukuran Sedang : p x l x t = 8,0 x 6,0 x 3,0
9. Ruang Sentral harus diberi dinding pemisah/sekat antara sentral tabung
tekanan tinggi : Oxygen, Nitrous Oxide, Nitrogen, dengan sentral Mesin
(Compressed Air dan Vacuum) diberi pintu sendiri-sendiri

PEMBANGUNAN GEDUNG VIP DAN PERLUASAN GEDUNG REKAM MEDIS 47


RSUD dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG
10 Mengingat pelayanan/penggunaan gas medis diperlukan terus-menerus
selama 24 jam, pada Ruang Sentral perlu dilengkapi ruang jaga
petugas/operator, kamar kecil dan wastafel juga lemari alat dan meja
administrasi.
11 Pada sentral gas medis harus dipasang alat pemadam kebakaran
minimal 1 (satu) unit.
12 Pada ruang sentral Oxygen, Nitrous Oxide dan Nitrogen harus
diatur/ditata dengan baik penempatan tabung-tabung isi dan tabung-
tabung kosong. Diberi pengaman secukupnya untuk menghindari
goncangan.
13 Pada Ruang Sentral Tabung (Oxygen, Nitrous Oxide, Nitrogen)
penempatan tabung dipasang berdiri dengan ketinggian hampir ± 2
meter, tidak pertu dipasang jendela pendek cukup dipasang model jalusi
dengan tetap memperhatikan sirkulasi udara.
14 Pada Ruang Sentral Mesin (Compressed Air dan Vacuum) juga sama
kondisinya dengan ruang Serltral Tabung, namun sirkulasi udara mutlak
sangat diperlukan, terutama untuk keperluan hisapan udara sentral
compressed air. Ventilasi udara biasanya dilengkapi sistem blower dan
exhaust.
15 Khusus untuk pembuangan udara pada Sentral Suction (Vacuum) harus
diperhatikan agar tidak mengganggu polusi daerah sekitar pelayanan
kesehatan, mengingat udara buangan tersebut mengandung
bakteri/kuman.

2.2.2 Distribusi/Instalasi Perpipaan


1. Gas medis dari ruang sentral dialirkan/didistribusikan ke ruang-ruang
pelayanan/perawatan melalui instalasi pipa dan outlet gas medis.
2. Jenis pipa yang dipergunakan untuk semua instalasi/pemipaan gas
medis harus memenuhi persyaratan medis dan pada umumnya dipakai
pipa tembaga (copper) dengan kadar copper diatas 97,0 %, atau
stainless steel.
3. Sebelum dipasang pipa-pipa tembaga harus dibersihkan dan ditutup
kedua ujungnya untuk menghindari kotoran, debu, olie dan sejenisnya
atau zat kimia lain yang dapat menimbulkan kontaminasi.
4. Pada instalsi pipa gas medis penyambungan pipa harus di las dengan
menggunakan kawat las perak, agar sambungan pipa rapat sempurna
dan tahan lama. Gas yang dipergunakan adalah campuran oxygen
acetyline dan pada proses pengelasan harus dialiri gas Nitrogen.
5. Pemasangan pipa pada instalasi pipa di atas plafon harus dilengkapi
dudukan dan gantungan pipa yang diikat kuat pada dak beton atau kuda-
kuda kayu masing-masing pipa harus diberi klem penguat dengan jarak
yang cukup (1025 cm).
6. Jarak dudukan/penumpu satu dengan lainnya rata-rata ± 1 (satu) meter,
baik vertikal maupun horizontal.
7. Untuk menghindari penurunan tekanan (pressure drop) pemasangari
pipa pada instalasi pipa diatur menurut diameter (garis tengah) pipa
disesuaikan dengan panjang instalasi pipa dan jumlah outlet.
Ukuran pipa yang umum dipakai berkisar sbb :
Ø3/8” = 10 mm Ø 1 ½” = 40 mm

Ø 1/2” = 13 mm Ø 20 = 50 mm

Ø 5/8” = 16 mm Ø 2 ½” = 65 mm

Ø 3/4” = 20 mm Ø 3“ = 75 mm

Ø1” = 25 mm Ø 4“ = 100 mm

PEMBANGUNAN GEDUNG VIP DAN PERLUASAN GEDUNG REKAM MEDIS 48


RSUD dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG
Ø 1 ¼” = 34 mm

8. Pemasangan pipa pada instalasi pipa di dinding (tembok atau partisi)


harus dilengkapi pipa pelindung (PVC/konduit) untuk menghindari
benturan-benturan yang mungkin terjadi dan untuk memudahkan
perawatan/maintenance instalasi pipa di dinding biasanya berukuran 10 -
16 mm.
9. Penyambungan pipa semua pemasangan instalasi pipa gas medis harus
menggunakan fitting-fitting yang sesuai seperti: elbow, tee, reducer dan
socket.
10 Untuk membedakan jenis gas pada intalasi pipa harus dipasang
tulisan/stiker yang menyatakan jenis dan arah aliran gas dengan jarak
yang cukup (± 2 meter), ataupun memberi warna mengecet pipa sesuai
dengan jenis gasnya masing-masing.
11 Seluruh jaringan instalasi pipa pada tiap jenis gas harus dilengkapi
pemasangan :
- 1(satu) Unit kran induk (Main valve) dipasang di ruang sentral.
- 1(satu) Unit kran Distribusi (Distribution valve) dipasang tiap lantai
- Sesuai kebutuhan kran pembagi (Zone valve) dipasang sesuai
pembagian instalasi.
- Sesuai kebutuhan kran darurat (Emergency valve) dipasang pada
ruang operasi/bedah.
12 Seluruh jaringan instalasi pipa harus dilakukan pengetesan terutama
untuk mendapatkan kepastian kebocoran pada setiap daerah
sambungan, lebih diutamakan pada instalasi yang tertutup lapisan
tembok dinding pemeriksaan kebocoran harus sangat diperhatikan.
Pada pemasangan instalasi pipa pada bangunan bertingkat, pengetesan
kebocoran biasanya dilakukan secara bertahap, apabila dipastikan tidak
ada kebocoran dilanjutkan pengetesan keseluruhan.
13 Pelaksanaan tahapan pengetesan instalasi pipa sbb :
Test pertama : setelah selesai pemasangan instalasi pipa diatas
plafon dan dinding selesai.
Test kedua : setelah instalasi pipa selesai dipasang valve.
Test ketiga : setelah selesai pemasangan outlet gas medis.
Test keempat : keseluruhan main valve sampai dengan outlet,
setelah sebelumnya seluas jaringan instalasi di
blow off.
Test kelima : Uji coba dan blow off ulang.
Pengetesan kebocoran menggunakan media tekan Nitrogen dengan
tekanan 2 kali tekanan kerja instalasi atau ± 10 Kg/cm2 dalam waktu 2
kali 24 jam.
Pengetesan pertama sampai ke empat seluruh jaringan instalasi di test
dengan tekanan yang sama atau ± 10 Kg/cm2 dalam waktu yang sama
pula.
Pada pengetesan ke lima (terakhir) merupakan uji coba tekanan test
disesuaikan dengan fungsi masing-masing instalasi, di sini yang jelas
berbeda adalah test suction (vacuum). Untuk meyakinkan sebaiknya
dilakukan cek ulang untuk menghindari kesalahan penyambungan pada
outlet.
14 Sebelum dioperasikan seluruh jaringan instalasi harus dibersihkan
dengan cara blow off (ditiup) menggunakan gas Nitrogen (N2) setelah
cukup bersih dilanjutkan blow off berikutnya menggunakan gas Oxygen
(O2)
15 Pada setiap ruang operasi/bedah yang benar harus dipasang 1 (satu)
outlet pembuangan gas limbah (anti polution unit) dengan menggunakan
sistim vacuum yang dibuang melalui saluran pipa khusus ke udara luar.
16 Untuk keperluan perbaikan (maintenance) sebaiknya setiap

PEMBANGUNAN GEDUNG VIP DAN PERLUASAN GEDUNG REKAM MEDIS 49


RSUD dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG
bagian/bangunan dipasang saluran Oxygen darurat (Emergency Supply
Oxygen) yang bisa dengan mudah dioperasikan setiap saat.

2.2.3 Penempatan Outlet


1. Pemasangan outlet gas medis di dinding (tembok atau partisi) yang
biasa/standar dipasang dalam box mounting dilengkapi panel plat
stainless steel dikuatkan dengan baut/sekrup baja (umumnya ukuran
panel berkisar antara 10 x 15 cm dengan tebal 0,15 cm).
2. Kontruksi outlet gas medis masing-masing produk berbeda ukuran, type
dan sistem koneksinya, namun cara kerjanya pada dasarnya seluruhnya
sama. Semua outlet harus bekerja tertutup rapat secara otomat pada
saat tidak dipakai dan gas baru terbuka/mengalir setelah alat
perlengkapan outlet (connector) dipasang. Ada juga produk outlet yang
melengkapi valve pada body outletnya.
3. Sistem sambungan (connector) pada outlet gas medis ada 3 (tiga) type
yaitu :
Type ulir : outlet menonjol
Type tusuk : outlet menonjol atau rata
Type ulir/tusuk (kombinasi) : outlet menonjol.
4. Untuk menghindari kesalahan pemasangan setiap outlet gas medis
diberi nama gas, warna yang berbeda, ukuran drat/sekrup tusuk berbeda
pula. Dengan demikian conector gas yang satu tidak akan bisa masuk ke
outlet lain.
5. Pada umumnya pemasangan outlet gas medis ditempatkan sebelah
kanan penderita (pasien) dengan ketinggian berkisar 120 - 150 cm
diatas permukaan lantai. Namun penempatan outlet ini bisa saja
berubah tergantung kebutuhan user.
6. Pada ruang penderita yang menggunakan tebih dari satu outlet susunan
pemasangan adalah sbb :
Sebelah kanan pasien : Oxygen, Compressed air, Suction
Sebelah kiri pasien : Oxygen, Suction
Outlet Oxygen selalu lebih dekat dengan pasien.
7. Pada ruang-ruang khusus seperti : ICU/lCCU, ruang perawatan
VIP/VVIP outlet gas medis dipasang dalam panel (wall duct system)
dengan dilengkapi : lampu baca, nurse call, lampu periksa, stop kontak
listrik yang terkesan rapi dan indah.
8. Pada ruang operasi/bedah dan emergency outlet gas medis
dipasang/digantung diplafon, type ini biasa diistilahkan ceiling column
atau rell hose outlet dengan ketinggian ± 2 (dua) meter diatas
permukaan lantai.
9. Tekanan gas yang keluar dari outlet harus memenuhi standar tekan
medis yaitu :
Oxygen : 4 – 5 kg/cm2
Nitrous oxide : 4 – 5 kg/cm2
Nitrogen : 4 – 5 kg/cm2
Compressed Air : 4- 5 kg/cm2
Suction (vacuum) : 20 - 60 cm Hg

2.2.4 Pewarnaan (instalasi/Tabung)


Instalasi gas medis saat ini yang terdapat pada rumah sakit diseluruh
Indonesia, yang pemasangan instalasinya dilaksanakan oleh PT. Aneka
Gas, maka perwamaan gas medis adalah sebagai berikut :

No. JENIS GAS PEWARNAAN INSTALASI

1. Udara tekan Hijau


2. Suction Kuning

PEMBANGUNAN GEDUNG VIP DAN PERLUASAN GEDUNG REKAM MEDIS 50


RSUD dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG
3. Oxygen (02) Putih
4. Nitrous Oxide (N2O) Biru

Pewarnaan botol baja/tabung gas bertekanan sesuai dengan surat Edaran


Menteri Tenaga Kerja R.I. No. SE. 06/MEN 1990 tentang : Pewarnaan botol
baja/tabung gas bertekanan adalah sebagai berikut :
No. JENIS GAS PEWARNAAN INSTALASI
1. OXYGEN (O2) - Botol baja dicat warna PUTIH
(Medical Gases) (BRILLIANT WHITE)
- Tulisan OKSYGEN sepanjang badan
botol, dibuat dengan sablon warna
HITAM.
- Pada leher botol dapat ditempelkan
labeling dan tanda-tanda khusus
lainnya
2. NITROGEN (N2) - Botol baja dicat warna ABU-ABU -
PEWTER
- Tulisan NITROGEN sepanjang badan
botol, dibuat dengan sablon wama
HITAM.
- Pada leher botol dapat ditempelkan
labeling dan tanda-tanda khusus
lainnya.
3. NITROUS OXIDE - Botol baja di cat warna BIRU/BIRU
(N2O) HIJAU
- Tulisan NITROUS OXIDE sepanjang
badan botol, dibuat dengan sablon
wama HITAM.
- Pada leher botol dapat ditempelkan
labeling dan tanda-tanda khusus
lainnya.
4. SUCTION - Botol baja dicat wama KUNING

2.3 PENGAMANAN DAN PEMELIHARAAN


2.3.1 Pengamanan
Mengingat bahwa gas-gas medis yang dipergunakan cukup berbahaya baik
tekanannya yang tinggi juga ada beberapa yang mudah terbakar dalam
penanganannya perlu ketelitian dan kehati-hatian agar jangan sampai terjadi
accident. Untuk itu sebagai dasar yang perlu diperhatikan adalah sebagai
berikut :
1. Jangan sekali-kali mempergunakan oil, grease dan bentuk fat lainnya
pada penggunaan Oxygen atau Compressed Gas lainnya, karena dapat
mengakibatkan meledak.
2. Tidak boleh bersentuhan secara langsung dengan aliran listrik, baik
dalam bentuk cylinder ataupun pada pipa lines (pipa tembaga).
3. Dilarang merubah pada tempat-tempat penyimpanan cylinderGas atau
menempatkan bahan-bahan yang mudah terbakar baik pada tempat
penyimpanan ataupun sentral gas medis.
4. Dilarang menyimpan barang-barang selain keperluan untuk gas handling
pada ruangan penyimpanan dan sentral gas. Ruangan harus selalu
dijaga bersih dan bebas daripada minyak-minyak.
5. Penyimpanan cylinder, ataupun ruangan sentral gas harus dijauhkan
dari pusat sumber panas.
6. Apabila cylinder tidak dipergunakan atau tidak disambungkan ke intalasi
sentral, kran induk botol (cylinder) harus selalu tertutup, walaupun
cylinder dalam keadaan kosong.
7. Penyimpanan cylinder kosong harus terpisah dari pada cylinder isi.

PEMBANGUNAN GEDUNG VIP DAN PERLUASAN GEDUNG REKAM MEDIS 51


RSUD dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG
8. Menjaga sebaik-baiknya jangan sampai ada cylinder yang jatuh (roboh).

2.3.2 Pemeliharaan
1. Pada pembukaan kran botol yang menggunakan regulator (dalam sistem
cylinder supply), harus dibuka secara perlahan-lahan, guna menghindari
cepat rusaknya gauge dari regulator.
2. Sekali waktu harus dikontrol outlet pressure dari regulator, untuk
mengetahui rid pressure yang keluar. Karena apabila tekanan keluarnya
lebih besar dari 75 psi ini akan dapat merusak flowmeter. Tekanan dari
pada gas yang keluar dan wall point outlet (pipe line sistem) perlu sekali
waktu diadakan pengecekan.
3. Apabila memperbaiki regulator dilarang menggunakan bahan dari karet,
kertas, karton, kulit atau bahan sejenis yang mudah terbakar dan
bereaksi dengan 02 yang dipergunakan untuk packing atau pelicin.
4. Pengecekan kontinyu outlet masing-masing gas pada pipa lines sistem.
5. Pengamatan yang seksama pada sentral motor secara teratur,
temperaturnya, minyak pelumas (motor suction) dan pendinginnya.
6. Pengaturan jam kerja masing-masing motor sentral, baik motor
kompresor udara atau suction, agar diatur secara bergantian (sentral
biasanya 2 unit).
7. Pengamatan pada air dryer, filter, bakterial filter, dan air receiver sangat
diperlukan. Pembuangan hasil pengembunan udara pada air receiver,
sentral udara, sangatlah penting guna mengurangi kadar air dan
meringankan kerjanya air dryer (pengering udara).
8. Pengamatan secara teratur dan seksama pada seluruh peralatan
monitor, baik light monitoring ataupun pressure monitor.
9. Untuk mengurangi kebocoran maka perlu diadakan pengetesan
kebocoran sentral, pipe lines, regulator, fitting dan peralatan lainnya
yang berhubungan dengan pemakaian gas. Dalam pengetesan
kebocoran, untuk mengetesnya hanyalah boleh digunakan air sabun.

2.3.3 Lain-lain
1. Masing-masing mempunyai type regulator (reducing ventil) sendiri-
sendiri oleh karena itu jangan sekali-sekali menukar regulator untuk lain
jenis gas.
2. Untuk alat-alat respirator, ressuscitator dan anaesthetic bila telah dipakai
sebaiknya dibersihkan dengan baik. Hal ini penting guna menghindari
kemacetan-kemacetan.
3. Jenis cylinder baja untuk compressed gas ada macam macam, ada
alumunium cylinder dan ada pula steel cylinder. Apabila menggunakan
alumunium cylinder, dalam pemakaiannya harus lebih berhati-hati
karena alumunium cylinder mudah luka dan penyok.

2.4 PEMERIKSAAN/PENGUJIAN INSTALASI GAS MEDIS


2.4.1 Pengujian
1. Pengujian dan Pemeriksaan harus dilakukan terhadap :
a. Botol Baja
b. lnstalasi/pemipaan
c. Bahan material
1.a Botol baja, pengujian dilaksanakan sebelum botol dipergunakan
(awal), setiap 4 tahun (berkala), khusus untuk kondisi tertentu
(korosi dll).
1.b Instalasi/perpipaan sebelum dialiri gas diuji dengan memberikan
gas N2 besarnya tekanan 2 x tekanan kerja (tekanan kerja 4 - 6
Kg/cm2) pengujian dilakukan selama 2 x 24 jam tanpa ada
kebocoran. Pengujian dilakukan untuk mengetahui kondisi
sambungan dan kekuatan material.
1.c Pengujian bahan dilakukan dengan cara kimia (pemberian bahan

PEMBANGUNAN GEDUNG VIP DAN PERLUASAN GEDUNG REKAM MEDIS 52


RSUD dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG
kimia tertentu terhadap material). Tujuan dari pengujian ini untuk
mengetahui-kemurnian dari pipa. Selain itu dilakukan juga
pengujian secara mekanik (tegangan tarik, takik dsb) untuk
mengetahui kemampuan material menahan beban/tekanan.

2.4.2 Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan secara visual dan perhitungan kontruksi oleh tenaga
ahli bidang Bejana Tekanan.
1. Visual.
Melihat kondisi botol baja, instalasi/perpipaan.
2. Perhitungan kontruksi.
Dengan perhitungan ketebalan botol/pipa untuk mengetahui batas
tekanan yang diizinkan. Pada waktu perhitungan konstruksi, harus
diketahui jenis material yang dipergunakan.

3. LAIN–LAIN 3.a. Peralatan–peralatan tambahan yang diperlukan, walaupun tidak digambarkan


atau disebutkan dalam spesifikasi ini, harus disediakan oleh Kontraktor,
sehingga instalasi dapat bekerja dengan baik dan dapat
dipertanggungjawabkan tanpa tambahan biaya.
3.b. Kontraktor harus memintakan ijin–ijin yang mungkin diperlukan untuk
menjalankan instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi ini atas tanggungan
sendiri kepada instalasi berwenang yang terkait dengan pekerjaan ini.

IV.6. PENUTUP Apabila dalam Spesifikasi Teknis ini bahan–bahan dan pekerjaan tidak disebut
perkataan dan kalimat “diselenggarakan oleh pemborong” maka hal itu dianggap
seperti disebutkan.
Guna mendapat hasil pekerjaan yang baik, maka bagian-bagian yang nyata
termasuk dalam pekerjaan ini, tetapi tidak dimasukkan/disebutkan kata demi kata
dalam Spesifikasi Teknis ini, haruslah diselenggarakan oleh pemborong dan
diterima sebagai hal yang disebutkan.
Hal- hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh
pihak Direksi/Pemimpin bagian kegiatan, bilamana perlu diadakan perbaikan dalam
Spesifikasi teknis ini.

PEMBANGUNAN GEDUNG VIP DAN PERLUASAN GEDUNG REKAM MEDIS 53


RSUD dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG

Anda mungkin juga menyukai