Anda di halaman 1dari 127

Pembangunan Gedung Kantor

Spesifikasi Teknis

PASAL 1
PEKERJAAN PERSIAPAN

1.0. PEKERJAAN PEMBERSIHAN


1.1 Sebelum memulai pekerjaan kontraktor harus membersihkan areal lokasi dari
segala tanaman liar, rumput, puing-puing dan brangkal-brangkal yang dapat
menghambat pekerjaan dan melakukan penimbunan jika di anggap perlu. Dalam
hal ini kontraktor tidak diperbolehkan melakukan pembakaran sampah/ tumbuhan
hasil pembersihan dari jenis apapun dan juga tidak menggunakan bahan kimia
untuk membersihkan tanaman/ tumbuhan di areal lokasi.
1.2 Sebelum di lakukan penimbunan, akar tanam, rumput pada permukaan tanah
harus dikupas, dan hasil kupasan harus dibuang keluar lokasi pekerjaan.
1.3 Jika pada halaman pekerjaan terdapat konstruksi atau utilitas yang masih berfungsi
seperti pipa-pipa, kabel-kabel, tiang-tiang listrik yang ada dibawah atau diatas
tanah, kontraktor harus melindungi jangan sampai terjadi kerusakan selama
pelaksanaan.
1.4 Apabila untuk pelaksanaan pekerjaan ini diperlukan kendaraan atau peralatan-
peralatan lain yang dipandang perlu untuk menunjang pelaksanaan, maka hal ini
menjadi kewajiban kontraktor untuk menyediakannya dan seluruh biaya yang
timbul menjadi beban dan kewajiban kontraktor.
1.5 Pekerjaan pembersihan ini juga terdiri dari pembersihan segala macam tumbuh-
tumbuhan, semak-semak, tanaman lainnya, sampah-sampah dan bahan-bahan
yang lain yang mengganggu dan termasuk pencabutan akarakar, sisa-sisa
konstruksi, seperti pondasi bekas bangunan, pekerjaan jalan raya dan lain
sebagainya. Yang dimaksud dengan semak-semak adalah tanaman-tanaman atau
tumbuhan-tumbuhan berupa rumput-rumputan, alang-alang, segala jenis tanaman
kecil yangt ingginya tidak melebihi 1,50 meter dari permukaan tanah dimana
tanaman itu tumbuh dalam lingkup daerah yang tidak luas.

2.0. PEKERJAAN PENGUKURAN DAN PEMASANGAN BOUPLANK


2.1 Pengukuran dan pemasangan bouwplank dilakukan sekaligus untuk seluruh site,
agar pengaturan perletakan bangunan tidak meleset serta menjaga kemungkinan
perubahan-perubahan atau pergeseranpergeseran sesuai keadaan.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 1


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

2.2 Untuk mendapatkan ukuran yang tepat sesuai rencana, pengukuran wajib
dilaksanakan dengan menggunakan waterpass dan atau theodolite.
2.3 Sebelum dipasang papan untuk bouwplank harus diserut rata dan lurus.
2.4 Patok-patok utama hendaknya ditanam/ditancapkan sedalam/sekuat mungkin
agar tidak terjadi pergeseran. Dan pada saat semua patok sudah terpasang titik
yang telak ditentukan, dianggap perlu untuk dicek kembali terhadap orientasi sudut
rencana.

3.0. PAPAN NAMA PROYEK


3.1 Kontraktor harus menyediakan papan proyek yang mencantumkan nama
pekerjaan, nama pemberi tugas beserta logo, konsultan perencana, konsultan
manajemen konstruksi, kontraktor, nomor kontrak, nilai kontrak pekerjaan, serta
waktu pelaksanaan pekerjaan.
3.2 Papan proyek dipasang dengan rangka kayu dan bahan dicetak digital printing.
Untuk layout dan letak pemasangan berdasarkan arahan konsultan manajemen
konstruksi.

4.0. PAGAR PENGAMAN PROYEK DAN PENGAMANAN AKSES MASUK PEGAWAI


4.1 Sebelum kontraktor melaksanakan pekerjaan, terlebih dahulu membuat pagar
pengaman proyek. Untuk area pemasangan berdasarkan arahan konsultan
manajemen konstruksi.
4.2 Pagar pengaman dari rangka kayu dan seng gelombang minimal tinggi 180 cm.
4.3 Kontraktor memberikan akses jalan dan pengamanan untuk pegawai yang bekerja.
Akses pintu untuk proyek dipisahkan dengan akses untuk pegawai. Apabila
bangunan sudah berdiri secara struktural, akses keamanan untuk pegawai harus
diberikan seperti memberikan pengamanan dari benda terjatuh. Pemberian
pengamanan tersebut dapat berupa penyewaan container ukuran 20 feet atau
membuat semacam torowongan dengan konstruksi yang dapat dipastikan
keamanan bagi pegawai yang masuk ke dalam bangunan eksisting.

5.0. PEMBUATAN DIREKSI KEET, BARAK PEKERJA DAN GUDANG MATERIAL


5.1 Kantor direksi merupakan bangunan dengan konstruksi rangka kayu, dinding
papan multipleks, atap seng gelombang, lantai cor, dan diberi pintu dan jendela
secukupnya untuk penghawaan dan pencahayaan.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 2


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

5.2 Listrik untuk bekerja disediakan kontraktor dan diperoleh dari sambungan
sementara PLN setempat selama masa pembangunan. Daya yang digunakan
sekurang-kurangna 20 kVa. Daya listrik juga disuplay ke kantor direksi.
5.3 Perlengkapan yang disediakan antara lain : meja kerja, kursi dan papan tulis.
5.4 Barak pekerja adalah tempat tinggal bagi pekerja yang menetap di lokasi proyek
dengan kontruksi rangka kayu, dinding multipleks, atap seng, dan diberi jendela
serta pintu secukupnya untuk penghawaan dan pencahayaan. Selain itu kontraktor
pelaksana juga menyedikan kamar mandi/wc untuk digunakan selama proses
pembangunan.
5.5 Gudang material adalah bangunan penyimpanan material-material proyek yang
dibuat dengan kontruksi rangka kayu dan ditutup multipleks dan atap seng. Pada
intinya Gudang tersebut menjadi pengamanan material-lmaterial proyek serta
melindungi dari kondisi cuaca.

6.0. KETENTUAN PELAKSANAAN MANAJEMEN K3


6.1 Ketentuan Administrasi
6.1.1 Kewajiban Umum
Kewajiban umum di sini dimaksudkan kewajiban umum bagi perusahaan
Penyedia Jasa Konstruksi , yaitu :
1) Penyedia Jasa berkewajiban untuk mengusahakan agar tempat kerja,
peralatan, lingkungan kerja dan tata cara kerja diatur sedemikian rupa
sehingga tenaga kerja terlindungi dari resiko kecelakaan.
2) Penyedia Jasa menjamin bahwa mesin-mesin peralatan, kendaraan atau
alat-alat lain yang akan digunakan atau dibutuhkan sesuai dengan peraturan
keselamatan kerja, selanjutnya barang-barang tersebut harus dapat
dipergunakan secara aman
3) Penyedia Jasa turut mengadakan pengawas an terhadap tenaga kerja, agar
tenaga kerja tersebut dapat melakukan pekerjaan dalam keadaan selamat
dan sehat.
4) Penyedia Jasa menunjuk petugas keselamat an kerja yang karena
jabatannya di dalam organisasi Penyedia Jasa, bertanggung jawab
mengawasi koordinasi pekerjaan yang dilakukan untuk menghindarkan resiko
bahaya kecelakaan.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 3


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

5) Penyedia Jasa memberikan pekerjaan yang cocok untuk tenaga kerja sesuai
dengan keahlian, umur, jenis kelamin dan kondisi fisik/kesehatannya.
6) Sebelum pekerjaan dimulai Penyedia Jasa menjamin bahwa semua tenaga
kerja telah diberi petunjuk terhadap bahaya dari pekerjaannya masing-
masing dan usaha pencegahannya, untuk itu Penyedia Jasa dapat
memasang papan-papan pengumuman, papan-papan peringatan serta
sarana-sarana pencegahan yang dipandang perlu.
7) Orang tersebut bertanggung jawab pula atas pemeriksaan berkala terhadap
semua tempat kerja, peralatan, sarana-sarana pencegahan kecelakaan,
lingkungan kerja dan cara-cara pelaksanaan kerja yang aman.
8) Hal-hal yang menyangkut biaya yang timbul dalam rangka penyelenggaraan
keselamatan dan kesehatan kerja menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.

6.1.2 Organisasi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja


Penyedia Jasa Konstruksi harus menugaskan secara khusus Ahli K3 dan tenaga
K3 untuk setiap proyek yang dilaksanakan. Tenaga K3 tersebut harus masuk
dalam struktur organisasi pelaksanaan konstruksi setiap proyek, dengan
ketentuan sebagai berikut :
1) Petugas keselamatan dan kesehatan kerja harus bekerja secara penuh
(fulltime) untuk mengurus dan menyelenggarakan keselamatan dan
kesehatan kerja.
2) Pengurus dan Penyedia Jasa yang mengelola pekerjaan dengan
mempekerjakan pekerja dengan jumlah minimal 100 orang atau kondisi dari
sifat proyek memang memerlukan, diwajibkan membentuk unit pembina K3.
3) Panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja tersebut ini merupakan
unit struktur al dari organisasi penyedia jasa yang dikelola oleh pengurus
atau penyedia jasa.
4) Petugas keselamatan dan kesehatan kerja tersebut bersama-sama dengan
panitia pembina keselamatan kerja ini bekerja sebaikbaiknya, dibawah
koordinasi pengurus atau Penyedia Jasa, serta bertanggung jawab kepada
pemimpin proyek.
5) Penyedia jasa harus mekukan hal-hal sebagai berikut :
a) Memberikan panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja fasilitas-
fasilitas dalam melaksanakan tugas mereka.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 4


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

b) Berkonsultasi dengan panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja


dalam segala hal yang berhubungan dengan keselamatan dan
kesehatan kerja dalam proyek.
c) Mengambil langkah-langkah praktis untuk memberi efek pada
rekomendasi dari panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja.
6) Jika 2 (dua) atau lebih Penyedia Jasa bergabung dalam suatu proyek
mereka harus bekerja sama membentuk kegiatan kegiatan keselamatan dan
kesehatan kerja

6.1.3 Laporan Kecelakaan


Salah satu tugas pelaksana K3 adalah melakukan pencatatan atas kejadian yang
terkait dengan K3, dimana :
1) Setiap kejadian kecelakaan kerja atau kejadian yang berbahaya harus
dilaporkan kepada Instansi yang terkait.
2) Laporan tersebut harus meliputi statistik yang akan menunjukkan hal - hal
sebagai berikut :
a) Menunjukkan catatan kecelakaan dari setiap kegiatan kerja, pekerja
masing-masing dan
b) Menunjukkan gambaran kecelakaan-kecelakaan dan sebab - sebabnya.

6.1.4 Keselamatan Kerja dan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan


Organisasi untuk keadaan darurat dan pertolongan pertama pada kecelakaan
harus dibuat sebelumnya untuk setiap proyek yang meliputi seluruh
pegawai/petugas pertolongan pertama pada kecelakaan dan peralatan, alat-alat
komunikasi dan alat-alat lain serta jalur transportasi, dimana :
1) Tenaga kerja harus diperiksa kesehatannya.
a) Sebelum atau beberapa saat setelah memasuki masa kerja pertama kali
(pemeriksaan kesehatan sebelum masuk kerja dengan penekanan pada
kesehatan fisik dan kesehatan individu),
b) Secara berkala, sesuai dengan risiko-risiko yang ada pada pekerjaan
tersebut.
2) Tenaga kerja di bawah umur 18 tahun harus mendapat pengawasan
kesehatan khusus, meliputi pemeriksaan kembali atas kesehatannya secara
teratur.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 5


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

3) Data yang diperoleh dari pemeriksaan kesehatan harus dicatat dan disimpan
untuk referensi.
4) Pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan atau penyakit yang tibatiba,
harus dilakukan oleh Dokter, Juru Rawat atau seorang yang terdidik dalam
pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK).
5) Alat-alat PPPK atau kotak obat-obatan yang memadai, harus disediakan di
tempat kerja dan dijaga agar tidak dikotori oleh debu, kelembaban udara dan
lain-lain.
6) Alat-alat PPPK atau kotak obat-obatan harus berisi paling sedikit dengan
obat untukkompres, perban, antiseptik, plester, gunting dan perlengkapan
gigitan ular.
7) Alat-alat PPPK dan kotak obat-obatan harus tidak berisi benda-benda lain
selain alat-alat PPPK yang diperlukan dalam keadaan darurat.
8) Alat-alat PPPK dan kotak obat-obatan harus berisi keterangan – keterangan /
instruksi yang mudah dan jelas sehingga mudah dimengerti.
9) Isi dari kotak obat-obatan dan alat PPPK harus diperiksa secara teratur dan
harus dijaga supaya tetap berisi (tidak boleh kosong).
10) Kereta untuk mengangkat orang sakit (tandu) harus selalu tersedia.
11) Jika tenaga kerja dipekerjakan di bawah tanah atau pada keadaan lain, alat
penyelamat harus selalu tersedia di dekat tempat mereka bekerja.
12) Jika tenaga kerja dipekerjakan di tempat-tempat yang menyebabkan adanya
risiko tenggelam atau keracunan, alat-alat penyelematan harus selalu
tersedia di dekat tempat mereka bekerja.
13) Persiapan-persiapan harus dilakukan untuk memungkinkan mengangkut
dengan cepat, jika diperlukan untuk petugas yang sakit atau mengalami
kecelakaan kerumah sakit atau tempat berobat lainnya.
14) Petunjuk/informasi harus diumumkan/ditempel di tempat yang baik dan
strategis yang memberitahukan antara lain :
a) Tempat yang terdekat dengan kotak obat-obatan, alat-alat PPPK, ruang
PPPK, ambulans, tandu untuk orang sakit, dan tempat dimana dapat
dicari petugas K3.
b) Tempat telepon terdekat untuk menelepon/memanggil ambulans, nomor
telepon dan nama orang yang bertugas dan lain-lain.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 6


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

c) Nama, alamat, nomor telepon Dokter, rumah sakit dan tempat penolong
yang dapat segera dihubungi dalam keadaan darurat

6.1.5 Pembiayaan Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja


Biaya operasional kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja harus sudah
diantisipasi sejak dini yaitu pada saat Pengguna Jasa mempersiapkan
pembuatan desain dan perkiraan biaya suatu proyek jalan dan jembatan.
Sehingga pada saat pelelangan menjadi salah satu item pekerjaan yang perlu
menjadi bagian evaluasi dalam penetapan pemenang lelang. Selanjutnya
Penyedia Jasa harus melaksanakan prinsip-prinsip kegiatan kesehatan dan
keselamatan kerja termasuk penyediaan prasarana, sumberdaya manusia dan
pembiayaan untuk kegiatan tersebut dengan biaya yang wajar, oleh karena itu
baik Penyedia Jasa dan Pengguna Jasa perlu memahami prinsip-prinsip
keselamatan dan kesehatan kerja ini agar dapat melakukan langkah persiapan,
pelaksanaan dan pengawasannya.

6.2 Ketentuan Teknis


6.2.1 Aspek Lingkungan
Dalam rangka perencanaan dan pelaksanaan K3 untuk konstruksi jalan dan
jembatan, Penyedia Jasa harus mengacu pada Dokumen Rencana Pengelolaan
Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) atau Upaya
Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL), bila
dokumen tersebut tidak ada maka perencanaan dan pelaksanaan K3 terutama
terkait dengan aspek lingkungan harus mendapatkan persetujuan dari direksi
pekerjaan.

6.2.2 Tempat Kerja dan Peralatan


Ketentuan teknis pada tempat kerja dan peralatan pada suatu proyek terkait
dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah sebagai berikut :
1) Pintu Masuk dan Keluar
a) Pintu masuk dan keluar darurat harus dibuat di tempat-tempat kerja.
b) Alat-alat/tempat-tempat tersebut harus diperlihara dengan baik.
2) Lampu / penerangan

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 7


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

a) Jika penerangan alam tidak sesuai untuk mencegah bahaya, alat-alat


penerangan buatan yang cocok dan sesuai harus diadakan di seluruh
tempat kerja, termasuk pada gang-gang.
b) Lampu-lampu harus aman, dan terang.
c) Lampu-lampu harus dijaga oleh petugas-petugas bila perlu mencegah
bahaya apabila lampu mati/pecah.
3) Ventilasi
a) Di tempat kerja yang tertutup, harus dibuat ventilasi yang sesuai untuk
mendapat udara segar.
b) Jika perlu untuk mencegah bahaya terhadap kesehatan dari udara yang
dikotori oleh debu, gas-gas atau dari sebab-sebab lain; harus dibuatkan
ventilasi untuk pembuangan udara kotor.
c) Jika secara teknis tidak mungkin bisa menghilangkan debu, gas yang
berbahaya, tenaga kerja harus disediakan alat pelindung diri untuk
mencegah bahaya-bahaya tersebut di atas.
4) Kebersihan
a) Bahan-bahan yang tidak terpakai dan tidak diperlukan lagi harus
dipindahkan ke tempat yang aman.
b) Semua paku yang menonjol harus disingkirkan atau dibengkokkan untuk
mencegah terjadinya kecelakaan.
c) Peralatan dan benda-benda kecil tidak boleh dibiarkan karena benda-
benda tersebut dapat menyebabkan kecelakaan, misalnya membuat
orang jatuh atau tersandung (terantuk).
d) Sisa-sisa barang alat-alat dan sampah tidak boleh dibiarkan bertumpuk
di tempat kerja.
e) Tempat-tempat kerja dan gang-gang yang licin karena oli atau sebab lain
harus dibersihkan atau disiram pasir, abu atau sejenisnya.
f) Alat-alat yang mudah dipindah-pindahkan setelah dipakai harus
dikembalikan pada tempat penyimpanan semula.

6.2.3 Pencegahan Terhadap Kebakaran dan Alat Pemadam Kebakaran


Untuk dapat mencegah terjadinya kebakaran pada suatu tempat atau proyek
dapat dilakukan pencegahan sebagai berikut :
1) Di tempat-tempat kerja dimana tenaga kerja dipekerjakan harus tersedia :

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 8


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

a) Alat-alat pemadam kebakaran.


b) Saluran air yang cukup dengan tekanan yang besar.
2) Pengawas dan sejumlah/beberapa tenaga kerja harus dilatih untuk
menggunakan alat pemadam kebakaran.
3) Orang-orang yang terlatih dan tahu cara mengunakan alat pemadam
kebakaran harus selalu siap di tempat selama jam kerja.
4) Alat pemadam kebakaran, harus diperiksa pada jangka waktu tertentu oleh
orang yang berwenang dan dipelihara sebagaimana mestinya.
5) Alat pemadam kebakaran seperti pipa-pipa air, alat pemadam kebakaran
yang dapat dipindah-pindah (portable) dan jalan menuju ke tempat pemadam
kebakaran harus selalu dipelihara.
6) Peralatan pemadam kebakaran harus diletakkan di tempat yang mudah
dilihat dan dicapai.
7) Sekurang kurangnya sebuah alat pemadam kebakaran harus tersedia di
tempat-tempat sebagai berikut :
a) Di setiap gedung dimana barang-barang yang mudah terbakar disimpan.
b) Di tempat-tempat yang terdapat alat-alat untuk mengelas.
c) Pada setiap tingkat/lantai dari suatu gedung yang sedang dibangun
dimana terdapat barang-barang dan alat-alat yang mudah terbakar.
8) Beberapa alat pemadam kebakaran dari bahan kimia kering harus
disediakan:
a) Di tempat yang terdapat barang-barang/benda-benda cair yang mudah
terbakar.
b) Di tempat yang terdapat oli, bensin, gas dan alat-alat pemanas yang
menggunakan api.
c) Di tempat yang terdapat aspal dan ketel aspal.
d) Di tempat yang terdapat bahaya listrik/bahaya kebakaran yang
disebabkan oleh aliran listrik.
9) Alat pemadam kebakaran harus dijaga agar tidak terjadi kerusakankerusakan
teknis.
10) Alat pemadam kebakaran yang berisi chlorinated hydro carbon atau karbon
tetroclorida tidak boleh digunakan di dalam ruangan atau di tempat yang
terbatas (ruangan tertutup, sempit).

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 9


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

11) Jika pipa tempat penyimpanan air (reservoir, standpipe) dipasang di suatu
gedung, pipa tersebut harus :
a) Dipasang di tempat yang strategis demi kelancaran pembuangan.
b) Dibuatkan suatu katup pada setiap ujungnya.
c) Dibuatkan pada setiap lubang pengeluaran air dari pipa dengan sebuah
katup yang menghasi lkan pancaran air bertekanan tinggi.
d) Mempunyai sambungan yang dapat digunakan Dinas Pemadam
Kebakaran.

6.2.4 Alat Pemanas (Heating Appliances) Penempatan bahan/material dan alat


pemanas (heating appliance) harus di tempat yang benar dan aman dari bahan-
bahan yang mudah terbakar sebagaimana berikut ini:
1) Alat pemanas seperti kompor arang hanya boleh diguna kan di tempat yang
cukup ventilasi.
2) Alat-alat pemanas dengan api terbuka, tidak boleh ditempatkan di dekat jalan
keluar.
3) Alat-alat yang mudah mengakibatkan kebakaran tidak boleh ditempatkan di
lantai kayu atau bahan yang mudah terbakar.
4) Terpal, bahan canvas dan bahan-bahan lainnya tidak boleh ditempatkan di
dekat alat-alat pemanas yang menggunakan api, dan harus diamankan
supaya tidak terbakar.
5) Kompor arang tidak boleh menggunakan bahan bakar batu bara yang
mengandung bitumen.

6.2.5 Bahan-bahan yang mudah terbakar Penempatan bahan-bahan yang mudah


terbakar harus aman sebagaimana dijelaskan berikut ini :
1) Bahan-bahan yang mudah terbakar seperti debu/serbuk gergaji, lap
berminyak dan potongan kayu yang tidak terpakai tidak boleh tertimbun atau
terkumpul di tempat kerja.
2) Bahan-bahan kimia yang bisa tercampur air dan memecah harus dijaga
supaya tetap kering.
3) Pada bangunan, sisa-sisa oli harus disimpan dalam kaleng yang mempunyai
alat penutup.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 10


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

4) Dilarang merokok, menyalakan api, dekat dengan bahan yang mudah


terbakar.
5) Cairan yang mudah terbakar harus disimpan, diangkut, dan digunakan
sedemikian rupa sehingga kebakaran dapat dihindarkan.
6) Bahan bakar/bensin untuk alat pemanas tidak boleh disimpan di gedung atau
sesuatu tempat, kecuali di dalam kaleng atau alat yang tahan api yang dibuat
untuk maksud tersebut.
7) Bahan bakar tidak boleh disimpan di dekat pintu-pintu.

6.2.6 Inspeksi dan Pengawasan


Inspeksi dan pengawasan harus dilakukan secara teratur dan terus menerus
selama pekerjaan berlangsung di tempat-tempat dimana resiko kebakaran besar,
dimana :
1) Tempat-tempat dimana risiko kebakaran terdapat misalnya tempat yang
dekat dengan alat pemanas, instalasi listrik dan penghantar listrik tempat
penyimpanan cairan yang mudah terbakar dan bahan yang mudah terbakar,
tempat pengelasan baik las listrik atau karbit.
2) Orang yang berwenang untuk mencegah bahaya kebakaran harus selalu
siap meskipun di luar jam kerja.

6.2.7 Perlengkapan dan Peringatan


Perlengkapan dan peringatan utama yang harus ada di lokasi proyek atau
pekerjaan antara lain sebagai berikut :
1) Papan pengumuman, dipasang pada tempat-tempat yang menarik perhatian;
tempat yang strategis yang menyatakan dimana kita dapat menemukan.
2) Alarm kebakaran, harus ditempatkan pada tempat terdekat.
3) Nomor telepon dan alat-alat dinas Pemadam Kebakaran yang terdekat harus
ada dan harus mudah dibaca.

6.2.8 Tempat-tempat kerja yang tinggi Perlengkapan dan perlindungan pada tempat-
tempat kerja yang tinggi adalah sebagai berikut :
1) Tempat kerja yang tingginya lebih dari 2 m di atas lantai atau di atas tanah,
seluruh sisinya yang terbuka harus dilindungi dengan terali pengaman dan
pinggir pengaman.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 11


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

2) Tempat kerja yang tinggi harus dilengkapi dengan jalan masuk dan keluar,
misalnya tangga.
3) Jika perlu, untuk menghindari bahaya terhadap tenaga kerja pada tempat
yang tinggi, atau tempat lainnya dimana tenaga kerja dapat jatuh lebih dari
ketinggian 2m harus dilengkapi dengan jaring (jala) perangkap; pelataran
(platform) atau dengan menggunakan ikat pinggang (sabuk pengaman) yang
dipasang dengan kuat.

6.2.9 Tempat-tempat kerja yang tinggi Perlengkapan dan perlindungan pada tempat-
tempat kerja yang tinggi adalah sebagai berikut :
Pencegahan terhadap bahaya jatuh ke dalam air Bila pekerja dalam keadaan
bahaya jatuh ke dalam air dan tenggelam, mereka harus memakai
pelampung/baju pengaman dan/atau alat-alat lain yang sejenis ban pelampung
(mannedboat dan ring buoys).

6.2.10 Utilitas Umum


Utilitas umum seperti jaringan listrik, pipa gas, air, telepon dan lainnya yang akan
terganggu terkait dengan rencana kontruksi jalan dan jembatan sebelumnya
harus dilakukan koordinasi dengan instansi terkait dan untuk kepastian tentang
letak dan posisi utilitas tersebut, maka harus dilakukan pemeriksaan, pengecekan
serta peninjauan lapangan bersama dengan instansi terkait tersebut.

6.2.11 Kebisingan dan getaran (vibrasi) Kebisingan dan getaran yang membahayakan
bagi tenaga kerja harus dikurangi sampai di bawah nilai ambang batas. Jika
kebisingan tidak dapat di atasi maka tenaga kerja harus memakai alat pelindung
telinga (ear protectors).

6.2.12 Menghindari terhadap orang yang tidak berwenang Orang yang tidak berwenang
tidak diizinkan memasuki daerah konstruksi, kecuali jika disertai oleh orang yang
berwenang dan diperlengkapi dengan alat pelindung diri. Di daerah konstruksi
yang sedang dilaksanakan dan di samping jalan raya harus dipagari.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 12


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

6.2.13 Perlengkapan keselamatan kerja Berbagai jenis perlengkapan kerja standar


untuk melindungi pekerja dalam melaksanakan tugasnya antara lain sebagai
berikut :
1) Safety helmet, yang berguna untuk melindungi kepala dari benturan benda
keras selama bekerja.
2) Safety shoes, yang akan berguna untuk menghindarkan terpeleset karena
licin atau melindungi kaki dari kejatuhan benda keras dan sebagainya.
3) Kaca mata keselamatan, terutama dibutuhkan untuk melindungi mata pada
lokasi pekerjaan yang banyak serbuk metal atau serbuk material keras
lainnya.
4) Masker, diperlukan pada medan yang berdebu meskipun ruang operator
telah tertutup rapat, masker ini dianjurkan tetap dipakai.
5) Sarung tangan, dibutuhkan pada waktu mengerjakan pekerjaan yang
berhubungan dengan bahan yang keras, misalnya membuka atau
mengencangkan baut dan sebagainya.

6.3 Pedoman untuk Pelaku Utama Konstruksi


6.3.1 Pedoman untuk Manajemen Puncak
Beberapa hal yang perlu menjadi perhatian manajemen puncak untuk
mengurangi biaya karena kecelakaan kerja, antara lain :
1) Mengetahui catatan tentang keselamatan kerja dari semua manajer
lapangan. Informasi ini digunakan untuk mengadakan evaluasi terhadap
program keselamatan kerja yang telah diterapkan.
2) Kunjungan lapangan untuk mengadakan komunikasi tentang keselamatan
kerja dengan cara yang sama sebagaimana dilakukan pelaksanaan
monitoring dan pengendalian mengenai biaya dan rencana penjadualan
pekerjaan.
3) Mengalokasikan biaya keselamatan kerja pada anggaran perusahaan dan
mengalokasikan biaya kecelakaan kerja pada proyek yang dilaksanakan.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 13


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

4) Mempersyaratkan perencanaan kerja yang terperinci sehingga dapat


memberikan jaminan bahwa peralatan atau material yang digunakan untuk
melaksanakan pekerjaan dalam kondisi aman.
5) Para pekerja yang baru dipekerjakan menjalani latihan tentang keselamatan
kerja dan memanfaatkan secara efektif keahlian yang ada pada masing
masing divisi (bagian) untuk program keselamatan kerja.

6.3.2 Pedoman untuk manajer dan pengawas Untuk para manajer dan pengawas, hal-
hal berikut ini dapat diterapkan untuk mengurangi kecelakaan dan gangguan
kesehatan dalam pelaksanan pekerjaan bidang konstruksi :
1) Manajer berkewajiban untuk melindungi keselamatan dan kesehatan pekerja
konstruksi sehingga harus menerapkan berbagai aturan, standar untuk
meningkatkan K3, juga harus mendorong personil untuk memperbaiki sikap
dan kesadaran terhadap K3 melalui komunikasi yang baik, organisasi yang
baik, persuasi dan pendidikan, menghargai pekerja untuk tindakantindakan
aman, serta menetapkan target yang realistis untuk K3.
2) Secara aktif mendukung kebijakan untuk keselamatan pada pekerjaan
seperti dengan memasukkan masalah keselamatan kerja sebagai bagian dari
perencanaan pekerjaan dan memberikan dukungan yang positif.
3) Manajer perlu memberikan perhatian secara khusus dan mengadakan
hubungan yang erat dengan para mandor dan pekerja sebagai upaya untuk
menghindari terjadi kecelakaan dan permasalahan dalam proyek konstruksi.
Manajer dapat melakukannya dengan cara :
a) Mengarahkan pekerja yang baru pada pekerjaannya dan
mengusahakan agar mereka berkenalan akrab dengan personil dari
pekerjaan lainnya dan hendaknya memberikan perhatian yang khusus
terhadap pekerja yang baru, terutama pada hari-harinya yang pertama.
b) Melibatkan diri dalam perselisihan antara pekerja dengan mandor,
karena dengan mengerjakan hal itu, kita akan dapat memahami
mengenai titik sudut pandang para pekerja. Cara ini bukanlah
mempunyai maksud un tuk merusak (“merongrong”) kewibawaan pihak
mandor, tetapi lebih mengarah untuk memastikan bahwa pihak pekerja
itu telah diperlakukan secara adil (wajar).

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 14


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

c) Memperlihatkan sikap menghargai terhadap kemampuan para mandor


tetapi juga harus mengakui suatu fakta bahwa pihak mandor itu pun
(sebagai manusia) dapat membuat kesalahan. Hal ini dapat
dilaksanakan dengan cara mengizinkan para mandor untuk memilih para
pekerjanya sendiri (tetapi tidak menyerahkan kekuasaan yang tunggal
untuk memberhentikan pekerja).

6.3.3 Pedoman untuk Mandor


Mandor dapat mengurangi kecelakaan dan gangguan kesehatan dalam
pelaksanaan pekerjaan bidang konstruksi dengan :
1) Memperlakukan pekerja yang baru dengan cara yang berbeda, misalnya
dengan tidak membiarkan pekerja yang baru itu bekerja sendiri secara
langsung atau tidak menempatkannya bersamasama dengan pekerja yang
lama dan kemudian membiarkannya begitu saja.
2) Mengurangi tekanan terhadap pekerjanya, misalnya dengan tidak
memberikan target produktivitas yang tinggi tanpa memperhatikan
keselamatan dan kesehatan pekerjanya. Selanjutnya manajemen puncak
dapat membantu para mandor untuk mengurangi kecelakaan kerja.
3) Secara pribadi memberikan penekanan mengenai tingkat kepentingan dari
keselamatan kerja melalui hubungan mereka yang tidak formal maupun yang
formal dengan para mandor di lapangan.
4) Memberikan penekanan mengenai keselamatan kerja dalam rapat pada
tataran perusahaan.

6.3.4 Pedoman untuk Pekerja


Pedoman yang dapat digunakan pekerja untuk mengurangi kecelakaan dan
gangguan kesehatan dalam pelaksanaan pekerjaan bidang konstruksi antara lain
adalah :
1) Permasalahan pribadi dihilangkan pada saat masuk lingkungan kerja.
2) Tidak melakukan pekerjaan bila kondisi kesehatan kurang mendukung.
3) Taat pada aturan yang telah ditetapkan.
4) Memahami program keselamatan dan kesehatan kerja.
5) Memahami lingkup kerja yang diberikan.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 15


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

PASAL 2
PEKERJAAN TANAH DAN PASIR

1.0. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini meliputi tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut:
 Menyediakan peralatan dan perlengkapan yang memadai, bahan-bahan, tenaga
kerja yang cukup untuk menyelesaikan semua pekerjaan.
 Penggalian untuk ruang pondasi Poor Plat, Pondasi Batu kali, dan galian lainnya
yang dianggap perlu, pengurugan kembali dan pemadatan semua pekerjaan yang
membutuhkan galian dan/atau urugan kembali seperti ditunjukkan dalam Gambar
Kerja.
 Membuang semua bahan-bahan galian yang tidak memenuhi persyaratan ke suatu
tempat pembuangan yang telah ditentukan.
 Penggalian dan pengangkutan bahan timbunan dari suatu tempat galian.
 Melengkapi pekerjaan seperti ditentukan dalam spesifikasi ini.

2.0. PROSEDUR UMUM


2.1 Penggalian
2.1.1 Penggalian harus dikerjakan sesuai garis dan kedalaman seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
Areal galian harus dibuat cukup untuk memberikan ruang gerak dalam
melaksanakan pekerjaan.
2.1.2 Elevasi yang tercantum dalam Gambar Kerja merupakan perkiraan saja dan
Konsultan Pengawas dapat menginstruksikan perubahan-perubahan bila
dianggap perlu.
2.1.3 Setiap kali pekerjaan galian selesai, Kontraktor wajib melaporkannya kepada
Konsultan Pengawas untuk diperiksa pekerjaan selanjutnya.
2.1.4 Semua lapisan keras atau permukaan keras lainnya yang digali harus dipotong
mendatar atau miring sesuai Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas.
2.1.5 Bila bahan yang tidak sesuai terlihat pada elevasi penggalian rencana, Kontraktor
harus melakukan penggalian tambahan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas,
sampai kedalaman dimana daya dukung yang sesuai tercapai.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 16
Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

2.1.6 Untuk lapisan lunak, permukaan akhir galian tidak boleh diselesaikan sebelum
pekerjaan berikutnya siap dilaksanakan, sehingga air hujan atau air permukaan
lainnya tidak merusak permukaan galian. Untuk menggali tanah lunak, Kontraktor
harus memasang Dinding penahan tanah sementara untuk mencegah longsornya
tanah ke dalam lubang galian. Kontraktor harus melindungi galian dari genangan
air atau air hujan dengan menyediakan saluran pengeringan sementara atau
pompa.
2.1.7 Untuk menjaga keamanan pekerjaan, tanah galian dibuang atau ditempatkan
sementara minimal 1 meter dari tepi galian.
2.1.8 Galian di bawah elevasi rencana karena kesalahan dan kelalaian Kontraktor
harus diperbaiki sesuai petunjuk Konsultan Pengawas tanpa tambahan biaya dari
Pemilik Proyek.
2.1.9 Diasumsikan bahwa penggalian pada lokasi kerja dapat dilakukan dengan
peralatan standar sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
2.1.10 Bila ditemukan batu-batuan, Kontraktor harus memberitahukan kepada Konsultan
Pengawas yang akan mengambil keputusan, sebelum penggalian dilanjutkan.
2.1.11 Sesudah setiap pekerjaan penggalian selesai, Kontraktor harus memberi tahu
Konsultan Pengawas, dan pekerjaan dapat dilanjutkan kembali setelah Konsultan
Pengawas menyetujui kedalaman penggalian dan sifat lapisan tanah pada dasar
penggalian tersebut.

2.2 Urugan dan Timbunan


2.2.1 Pekerjaan urugan atau timbunan hanya dapat dimulai bila bahan urugan dan
lokasi pengerjaan urugan / timbunan telah disetujui Konsultan Pengawas.
2.2.2 Kontraktor tidak diijinkan melanjutkan pekerjaan pengurugan sebelum pekerjaan
terdahulu disetujui Konsultan Pengawas.
2.2.3 Bahan galian yang sesuai untuk bahan urugan dan timbunan dapat disimpan oleh
Kontraktor di tempat penumpukan pada lokasi yang memudahkan pengangkutan
selama pekerjaan pengurugan dan penimbunan berlangsung. Lokasi
penumpukan harus disetujui Konsultan Pengawas.
2.2.4 Pengurugan pekerjaan beton hanya dapat dilakukan ketika umur beton minimal
14 hari, dan ketika pekerjaan pasangan berumur minimal 7 hari, atau setelah
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 17


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

2.3 Pemadatan
Pemadatan dengan menyiram dan menyemprot tidak diijinkan. Kontraktor harus
menyediakan peralatan pemadatan yang memadai (Ex. Stamper kuda 17 KN)
untuk memadatkan ukuran maupun daerah galian. Bila tingkat pemadatan tidak
memenuhi, perbaikan harus dilakukan sampai tercapai nilai pemadatan yang
disyaratkan. Bahan yang ditempatkan di atas lapisan yang tidak dipadatkan
dengan baik harus disingkirkan dan harus dipadatkan kembali sesuai Konsultan
Pengawas.

3.0. BAHAN-BAHAN
Lihat butir 5.0. Pelaksanaan Pekerjaan dari Spesifikasi Teknis ini.

4.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN


4.1 Galian
4.1.1 Pekerjaan galian dapat dianggap selesai bila dasar galian telah mencapai elevasi
yang ditentukan dalam Gambar Kerja atau telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
4.1.2 Semua bahan galian harus dikumpulkan pada tempat tertentu sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas sehingga bila dibutuhkan dan memenuhi ketentuan bahan
galian tersebut dapat digunakan untuk bahan urugan atau dibuang sesuai
petunjuk Konsultan Pengawas.
4.1.3 Bila terjadi kelebihan penggalian garis batas dan elevasi yang ditentukan dalam
Gambar Kerja atau petunjuk Konsultan Pengawas yang disebabkan karena
kesalahan Kontraktor, kelebihan penggalian tersebut tidak dibayar dan Kontraktor
harus memperbaiki daerah tersebut sesuai Gambar Kerja atas biaya Kontraktor.
4.1.4 Penggalian harus dilakukan dengan cara sedemikian rupa agar tidak merusak
patok-patok pengukuran atau pekerjaan lain yang telah selesai. Semua
kerusakan yang disebabkan karenapekerjaan penggalian menjadi tanggung
jawab Kontraktor dan harus diperbaiki oleh Kontraktor tanpa biaya tambahan atau
waktu.
4.1.5 Kontraktor harus menyingkirkan setiap batuan yang ditemukan pada daerah
elevasi pada kedalaman minimal 150 mm di bawah elevasi akhir rencana. Batuan
dapat berupa batu atau serpihan keras dalam tanah dasar asli.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 18


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

4.2 Urugan dan Timbunan


4.2.1 Bahan Urugan
 Bahan urugan harus bebas dari bahan organic, gumpalan besar, kayu,
bahan-bahan lain yang mengganggu dan butiran batu besar dari 100 mm dan
memiliki gradasi sedemikian rupa agar pemadatan berjalan lancar.
 Bila menurut pendapat Konsultan Pengawas, suatu bahan tidak dapat
diperoleh, penggunaan batu-batuan atau kerikil yang dicampur dengan tanah
dapat diijinkan, dalam hal ini, bahan yang lebih besar dari 150 mm dan lebih
kecil dari 50 mm tidak diijinkan digunakan, dan presentase pasir harus
berjumlah cukup untuk mengisi celah dan membentuk kepadatan tanah yang
seragam dengan nilai kepadatan yang sesuai.
 Semua bahan galian kecuali tanah tidak diijinkan digunakan sebagai bahan
urugan kecuali disetujui oleh Konsultan Pengawas seperti disebutkan dalam
butir 4.1.2. dari Spesifikasi Teknis ini.
 Setiap Lapisan bahan urugan, bila kering, harus dibasahi merata sampai
tercapai kadar air tertentu untuk mendapatkan kepadatan yang disyaratkan.

4.2.2 Persiapan
Sebelum penempatan bahan urugan, pekerjaan-pekerjaan berikut harus sudah
dikerjakan sebelumnya.
 Pembersihan lokasi dan/atau penggalian sesuai petunjuk Gambar Kerja dan
Spesifikasi Teknis.
 Kontraktor harus memberitahu Konsultan Pengawas sebelum memulai
penempatan bahan urugan dan Konsultan Pengawas akan memeriksa
kondisi lokasi yang telah disiapkan untuk maksud tersebut.
 Lokasi yang akan diberi bahan urugan/timbunan harus dikeringkan dahulu
dari genangan air menggunakan pompa alat lain yang disetujui Konsultan
Pengawas.

4.2.3 Penempatan Bahan Urugan


 Bahan urugan tidak boleh dihampar atau dipadatkan pada waktu hujan.
Bahan urugan di dalam atau di luar lokasi timbunan harus ditempatkan lapis
demi lapis dengan ketebalan maksimal 200 mm (keadaan lepas) dan harus
dipadatkan dengan baik.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 19
Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

 pelaksanaan pemadatan hendaknya mengacu pada rencana teknis


perencanaan secara manual atau menggunakan alat bantu.
 Jika menurut konsultan pengawas tidak diperoleh kepadatan yang baik
dengan memadatkan secara manual, maka hendaknya kontraktor
menyiapkan alat bantu pemadatan seperti stamper kuda 17 KN yang
dipadatkan layer/layer setebal 200 mm.
 Untuk timbunan di luar lokasi timbunan harus dipadatkan sampai kepadatan
yang sebanding dengan daerah sekitarnya atau sesuai ketentuan dalam butir
4.3. dari Spesifikasi Teknis ini.
 Untuk timbunan di dalam lokasi timbunan, urugan harus dipadatkan sesuai
nilai kepadatan yang ditentukan dalam butir 4.3. dari Spesifikasi Teknis ini.
 Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja atau-syarat khusus, pemadatan
dengan tangan tidak diijinkan sebagai pengganti alat pemadat mekanis.
 Kontraktor tidak boleh menempatkan lapisan baru bahan urugan sebelum
pemadatan lapisan terdahulu disetujui Konsultan Pengawas. Pengurugan
tidak boleh dikerjakan tanpa persetujuan dari Konsultan Pengawas.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 20


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

PASAL 3
BATU KALI

1.0. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan pasangan batu kali untuk pondasi batu kali dan
item lainnya seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja. Pekerjaan ini meliputi, tetapi tidak
terbatas pada pengadaan bahan, tenaga kerja dan semua pekerjaan yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan pekerjaan pasangan batu kali, sesuai batas, tingkat, bagian dan
dimensi seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

2.0. STANDAR / RUJUKAN


2.1 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982).
2.2 Spesifikasi Teknis:
 Galian, Urugan Kembali dan Pemadatan.
 Adukan dan Plesteran.

3.0. PROSEDUR UMUM


3.1 Contoh Bahan
Contoh bahan batu seberat minimal 20 kg dengan ukuran terpanjang maksimal
150mm, harus diserahkan terlebih dahulu kepada Konsultan Pengawas untuk
disetujui sebelum dikiriPengawasan ke lokasi proyek.

3.2 Gambar Detail Pelaksanaan.


Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus membuat Gambar Detail
Pelaksanaan (Shop drawing) yang mencakup dimensi, elevasi, kemiringan dan
detail-detail lain yang diperlukan, untuk disetujui Konsultan Pengawas.

3.3 Pemeriksaan dan Pengujian


Pemeriksaan dan pengujian harus dikerjakan pada setiap bagian pekerjaan
seperti di bawah ini:
 Tata letak,
 Penggalian
 Bahan di lokasi termasuk alat dan peralatan,

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 21


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

 Penempatan pasir,
 Setiap tinggi pemasangan batu kali 1200 mm.
Selama pengujian, Kontraktor harus menyediakan tenaga pengawas mutu dan
fasilitas untuk Konsultan Pengawas tanpa biaya tambahan kepada Pemilik proyek.

4.0. BAHAN-BAHAN
4.1 Batu Kali
Batu kali harus memiliki sisi terpanjang maksimal 150 mm, dan memiliki minimal 3
bidang kontak. Batu kali harus keras, berasifat kekal dan tidak boleh mengundang
bahan yang dapat merusak.

4.2 Adukan
Adukan dan plesteran harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis seperti pada
Pasal berikutnya (Spesifikasi Teknis Adukan dan Plesteran).

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN


5.1 Pemeriksaan dan Pembersihan Galian
5.1.1 Pekerjaan pasangan batu kali, baru di ijinkan untuk dimulai bila semua pekerjaan
galian dan urugannya telah diperiksa serta disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Pekerjaan galian dan urugan kembali dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi
Teknis seperti pada pasal 2 (Spesifikasi Teknis Galian, Urugan Kembali dan
Pemadatan).
5.1.2 Sebelum memulai pekerjaan perletakan pasangan batu kali, air/air hujan ataupun
air tanah yang berada dalam galian harus dipompa dan dikeluarkan.

5.2 Pemasangan
5.2.1 Adukan 1 semen dengan 2 pasir untuk pasangan batu kali yang terendam air
dan adukan 1 semen dengan 5 pasir untuk pasangan batu kali yang tidak
terendam air.
5.2.2 Adukan harus membungkus batu kali pada bagian tengah pasangan sedemikian
rupa sehingga tidak ada bagian dari pasangan yang berongga/tidak padat.
5.2.3 Tidak diperbolehkan sama sekali memukul batu kali ditempat pekerjaan (pada
bagian konstruksi) dengan martil besar, kecuali diluar pagar,patok ukur/bowplank.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 22


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

5.2.4 Pasangan batu kali di atas tanah keras harus mempunyai lantai kerja beton tipis
50 mm dan pasir setebal 50 mm, atau sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
5.2.5 Bagian yang akan diberi pasangan batu kali harus sudah dibentuk sesuai
petunjuk dalam Gambar Kerja, dan/atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.

5.3 Komponen Pondasi


Semua pondasi yang dilewati oleh komponen-komponen bangunan seperti kabel
listrik, kabel penangkal petir, saluran air hujan/kotor harus dilengkapi dengan
lubang drainase. Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja, lubang drainase,
dibuat dari pipa PVC.

5.4 Pembersihan Permukaan


Segera setelah adukan ditempatkan, semua permukaan pasangan batu kali yang
terlihat harus dibersihkan secara menyeluruh dari cipratan adukan dan harus
dijaga sedemikian rupa sampai pekerjaan selesai.

5.5 Perawatan
Pasangan batu kali harus dilindungi dari cahaya matahari dan secara terus
menerus harus dibasahi dengan cara yang disetujui selama 3 (tiga) hari setelah
pekerjaan selesai.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 23


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

PASAL 4
UJI BETON

1.0. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini mencakup prosedur yang harus dilakukan guna pengambilan contoh beton
selama pelaksanaan pengecoran beton.
Pekerjaan ini mencakup penyediaan peralatan seperti :
 Alat-alat laboratorium dan peralatan yang dibutuhkan.
 Perlengkapan penyimpanan.
 Landasan pencampur dekat lokasi gudang.
 Cetakan kedap air, dengan kubus dimensi 150mm x 150mm x 150mm.
 Batang besi untuk memadatkan contoh adukan beton dengan Ø 16 mm (5/8"),
panjang 600 mm.
 Kerucut slump.
 Kotak-kotak untuk pengangkutan kubus.

2.0. STANDAR / RUJUKAN


2.1. Standar Nasional Indonesia 2847-2013

2.2. American Society for Testing and Materials (ASTM):


 ASTM C31-90 Test Method of Making and Curing Concrete Test Specimens in
the Field.
 ASTM C39-86 Test Method for Compressihale Strength of Cylindrical Concrete
Specimens.
 ASTM C42-90 Test Method for Obtaining and Testing Drilled Cores and
Sawed Beams of Concrete.
 ASTM C31-90a Test Method of Slump of Hydraulic Cement Concrete. ASTM
C172-90
 Practice of Sampling Freshly Mixed Concrete.
 ASTM C231-90
 Test Method for Air Content of Freshly Mixed Concrete by the Pressure
Method.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 24


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

2.3. American Concrete Institute (ACI):


ACI 308-92 Standard Practice for Curing Concrete.

2.4. Spesifikasi Teknis


Beton Cor di tempat.

3.0. PROSEDUR UMUM


3.1 Contoh adukan beton diambil sesuai dengan prosedur ASTM C 172 dan/atau SNI
2847-2013 atau seperti ditentukan dalam spesifikasi ini yang memenuhi standar
ASTM 1972.

3.2 Contoh adukan beton harus mewakili setiap kelompok pencampuran dan terdiri
dari berbagai perbandingan dari tempat yang berbeda dalam kelompok
pencampuran.

3.3 Contoh harus diaduk menyeluruh dengan sekop untuk memperoleh keseragaman.
Uji slump contoh harus dilakukan segera setelah pengambilan contoh.

4.0. BAHAN-BAHAN
Lihat butir 5.0. Pelaksanaan dari Spesifikasi Teknis ini.

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN


5.1 Uji Slump
Uji Slump harus dilakukan setiap kali pembuatan uji beton kubus. Metoda harus
memenuhi standar ASTM C 143.

5.2 Pembuatan Kubus Beton


Cara pembuatan kubus beton harus sesuai dengan cara yang diuraikan dalam SNI
2847-2013. Contoh diusahakan tidak berubah pada saat pengangkutan.
Bila bahan akan diangkut ke tempat yang jauh dari tempat pengambilan contoh,
beton harus diaduk dengan sekop sebelum dimasukkan ke dalam cetakan.

5.3 Perawatan Contoh di Laboratorium

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 25


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

5.3.1 Contoh untuk uji coba beton harus diambil sesuai ketentuan SNI 2847-2013
5.3.2 Kubus untuk uji coba beton harus dibuat, dirawat di laboratorium dan diuji sesuai
ketentuan SNI 2847-2013.
5.3.3 Kubus untuk uji beton harus dibuat, dirawat di laboratorium dan diuji sesuai
ketentuan ASTM C 31 dan ASTM C 39.

5.4 Penyimpanan Contoh Kubus Beton


5.4.1 24 jam pertama setelah pembuatan kubus sangatlah penting. Kubus hanya boleh
dipindahkan dari tempat pencetakan ke gudang penyimpanan, dan dijaga harus
tetap dalam posisi vertikal dan hindarkan dari getaran dan benturan. Kubus boleh
disimpan di tempat yang tertutup rapat, kotak kayu yang kuat, atau bangunan
sementara selama temperatur di sekitamya berkisar antara 15,6° C dan 26,7°C
dan penguapan dari contoh dapat dicegah.
5.4.2 Pada umur 1 (satu) hari setiap kelompok contoh harus diperiksa untuk perawatan
dan pengujian. Tempatkan kubus pada kotak yang kuat untuk pengiriman. Jarak
antara kubus dan kotak harus diisi dengan pasir basah atau serbuk gergaji.
Setiap kelompok kubus harus dilengkapi dengan catatan waktu / tanggal
pembuatan kubus.
5.4.3 Bila memungkinkan mengirim contoh baru berumur 1 (satu) hari, contoh harus
dilembabkan terus menerus dengan pasir basah sampai akhir periode 24 jam,
dan harus tetap lembab pada temperatur 21°-24,5° C sampai saat pengiriman.
Kubus harus dikirim secepat mungkin dan paling lambat beberapa hari sebelum
periode 7 (tujuh) hari tercapai, karena laboratorium harus menerima kubus-kubus
tersebut sehari atau lebih sebelum pengujian 7 (tujuh) hari.

5.5 Pengujian
5.5.1 Pemeriksaan dan pengujian harus dilaksanakan oleh lembaga yang dikontrak
oleh Kontraktor dan sudah disetujui konsultan pengawas.
5.5.2 Kontraktor harus bekerja sama dengan Laboratorium Penguji untuk kelancaran
pekerjaan. Kontraktor harus memberitahu Laboratorium dan Konsultan pengawas
minimal 24 jam sebelum pengecoran beton dimulai untuk pemeriksaan dan
pengujian beton di tempat percampuran dan di lapangan, dan pemeriksaan
acuan dan penulangan. Kontraktor harus menyediakan gudang kotak berisolasi
yang dapat dikunci dalam ukuran yang memadai untuk menyimpan peralatan dan

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 26


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

contoh benda uji di lokasi proyek, dan beberapa pekerja untuk menyiapkan
contoh benda uji.
5.5.3 Pembuatan, penanganan, pengangkutan dan perawatan contoh harus dilakukan
oleh staf Laboratorium Penguji saja.
5.5.4 Pengawasan dan pemeriksaan harus meliputi persyaratan minimal:
 Pengambilan contoh dan pengujian campuran beton.
 Mempelajari dan memeriksa campuran desain yang diusulkan Kontraktor.
 Mengevaluasi tempat pencampuran dan peralatan untuk mengukur,
mencampur dan mengangkut beton.
 Mengevaluasi tempat pencampuran dan pelaksanaan pencampuran.
 Mengevaluasi campuran beton.
5.5.5 Pengawasan lapangan dan pemeriksaan harus meliputi persyaratan minimal
sebagai berikut:
 Memeriksa nomor trek dan/atau Surat pengiriman dari tempat pencampuran
beton.
 Memeriksa jumlah air yang ditambahkan ke dalam campuran beton di
lapangan.
 Membuat contoh dan pengujian kandungan air dalam beton.
 Membuat pengujian slump sesuai ketentuan ASTM C 143.
 Membuat contoh untuk pengujian kuat beton pada laboratorium.
 Mengukur temperatur campuran beton, simpanan beton dan beton selama
masa perawatan.
 Mengukur temperatur udara saat pengecoran dan perawatan beton.
Memeriksa penempatan beton dan prosedur perawatan.
 Pengujian lapangan harus dilakukan untuk setiap 5 m3 atau setiap
kedatangan truk.
5.5.6 Pengujian dan pemeriksaan laboratorium harus meliputi persyaratan minimal
berikut:
 Pengujian kuat tekan beton sesuai dengan SNI 2847-2013.
 3 buah contoh dirawat di lab untuk kuat tekan 7 hari
 3 buah contoh dirawat di lab untuk kuat tekan 28 hari.
 Kuat tekan lainnya sesuai kebutuhan

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 27


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

 3 buah contoh yang dirawat di lab dan di lokasi untuk kuat tekan 3 hari dan 7
hari yang diharapkan dimana kekuatan beton telah mencapai ketentuan, bila
bahan tambahan percepatan digunakan.
 Menimbang semua contoh
5.5.7 Pengujian inti beton yang telah mengeras harus sesuai dengan ketentuan
sebagai berikut:
 Pengujian ini dilaksanakan bila pengujian kuat beton di lab tidak memuaskan
atau terjadi kesalahan dalam pengecoran.
 Konsultan pengawas berhak menentukan contoh yang diambil dari suatu
bagian pekerjaan untuk pemeriksaan dan pengujian. Peralatan pemotong
metoda pengambilan sampel harus disetujui Konsultan pengawas. Contoh
harus diambil dan diuji sesuai ketentuan. Bagian yang diambil intinya harus
dirapikan sehingga disetujui Konsultan pengawas.
 Kontraktor harus menanggung biaya pengujian inti bila diperlukan karena
kegagalan uji beton, atau bila uji inti beton gagal.
5.5.8 Bila pengujian dan laporan mengindikasikan adanya beton yang tidak memenuhi
kuat tekan yang disyaratkan, Konsultan pengawas akan memberi tahu Kontraktor
secara tertulis. Tambahan perawatan sesuai pengarahan Konsultan pengawas
mungkin diperlukan dalam desain campuran beton untuk sisa pekerjaan beton,
atau kemungkinan beton harus dibongkar dan diganti, dan semuanya atas
biaya Kontraktor.

5.6 Kondisi Lingkungan


Tidak diijinkan menuang beton pada waktu hujan atau ketika hujan diperkirakan
akan turun kecuali pekerjaan dapat dilindungi terhadap hujan dan/atau aliran air
permukaan.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 28


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

PASAL 5
A. BETON BERTULANG

1.0. LINGKUP PEKERJAAN


Lingkup pekerjaan ini meliputi struktur beton bertulang, yang dilaksanakan pada bagian
kolom, balok, ring balok, plat lantai, plat sunscreen dan item lainnya sesuai dengan garis
mutu dan dimensi sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja. Semua pekerjaan, bahan dan
untuk kerja yang berkaitan dengan beton cor di tempat harus sesuai dengan Spesifikasi
Teknis ini dan standar terkait.

2.0. LSTANDAR / RUJUKAN


2.1. Standar Nasional Indonesia Tentang Beton Bertulang SNI 2847 2013
2.2. Standar industri Indonesia (SII) and/or standar Nasional Indonesia (SNI):
 SII.0013-81 /SNI. 15-2049-1992 Semen Portland, Mutu dan Cara Uji Semen.
2.3. American Concrete Institute (ACI)
 ACI 318-95 Building Requirements for Reinforced Concrete
 ACI 347-94 Formwork for Concrete
 American Concrete Institute (ACI)
2.4. American Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO):
 AASHTO M6 Standard Specifications for concrete Aggregates.
 AASHTO T11 Amount of Material Finer than 0.075 mm (No. 200) Siehale In
Aggregate.
 AASHTO T27 Siehale Analysis of Fine and Coarae Aggregate
 AASHTO T112 day Lumps and Friable Parti des in Aggregates
 AASHTO T113 Lightweight Pieces in Aggregates
2.5. American Concrete Institute (ACI)
 ASTM C33-93 Specifications for Concrete Aggregate
 ASTM C94-90 Specifications for Ready-Mixed Concrete
 ASTM C150-94 Specifications for Portland Cement
 ASTM, C260-94 Standard Specification for Air-Entraining Admixtures for
Concrete.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 29


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

 ASTM C294-92 Standard Specification for Chemical Admixtures for Concrete.


ASTM C685-94 Specification for Concrete Made by HALolumetric Batching
and Continuous Mixing.
 ASTM C920-87 Specification for Elastomeric -Joint Sealants.

3.0. PROSEDUR UMUM


3.1 Gambar Detail Pelaksanaan
Gambar Detail Pelaksanaan berikut harus di sertakan kontraktor kepada konsultan
pengawas untuk disetujui dan harus meliputi:
1) Diagram penulangan yang menunjukkan pembengkokan, kait, lewatan,
sambungan dan lainnya sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
2) Bentuk cetakan harus menunjukkan batang struktur, spasi, ukuran,
sambungan, sisipan dan pekerjaan lainnya yang terkait.
3) Metoda pengecoran termasuk desain campuran, tenaga kerja, peralatan dan
alat-alat kerja.

3.2 Pemeriksaan, Pengambilan Contoh dan Pengujian


3.2.1 Pemeriksaan Lapangan
1) Sebelum memulai pekerjaan beton, pengujian pendahuluan tersebut di bawah
akan dilakukan oleh Konsultan pengawas dengan biaya Kontraktor.
2) Kontraktor harus mengacu kepada hasil campuran percobaan dan estimasi
yang akan digunakan dalam pekerjaan ini.
3) Kontraktor harus membantu Konsultan pengawas dalam pelaksanaan
pengambilan contoh dan
4) pengujian. Pengujian pendahuluan akan meliputi penentuan hal-hal berikut:
 Karakteristik batu pecah.
 Tipe dan kualitas semen.
 Pemilihan dan dosis bahan tambahan.
 Perbandingan kelas batu pecah dan campuran
 Faktor air semen.
 Pengujian slump.
 Karakteristik campuran beton segar.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 30


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

Pengujian-pengujian ini harus dilakukan sampai diperoleh campuran yang


sesuai dengan ketentuan Spesifikasi Teknis ini dan mengacu pada spesifikasi
rencana.

3.2.2 Pengambilan Contoh dan Pengujian


Semua pengambilan contoh dan pengujian harus dilakukan oleh Kontraktor tanpa
tambahan biaya. Pekerjaan ini akan berlangsung terus menerus selama
pelaksanaan pekerjaan
beton.
Pengambilan contoh dan pengujian harus ditentukan oleh Konsultan pengawas,
seperti tersebut di bawah :
1) Semen
Semen harus memiliki sertifikat dari pabrik pembuat, yang menunjukkan berat
per zak, bahan alkali yang sesuai.
2) Aggregate
Aggregate harus sesuai dan tahan uji menurut ASTM C 33, pengujian dimulai
30 hari sebelum pelaksanaan pekerjaan beton.
3) Mont
Minimal 30 hari sebelum pekerjaan beton dimulai, Kontraktor harus membuat
percobaan campuran untuk pengujian (Mix design), bahan-bahan yang akan
digunakan, dan metoda yang akan digunakan untuk pekerjaan ini.
4) Bahan Tambahan
Semua bahan tambahan untuk beton harus diuji sesuai standar ASTM C 260
dan ASTM C 494 minimal 30 hari sebelum pekerjaan beton dimulai. Bahan
tambahan tidak diijinkan digunakan tanpa persetujuan Konsultan pengawas.

3.3 Pengujian Campuran Percobaan / Trial Mix Design


3.2.1 Kontraktor harus melakukan pengujian campuran beton, setiap tipe dan kuat
tekan yang diaplikasikan, sebelum pelaksanaan pengecoran beton.
3.2.2 Desain campuran harus mengindikasikan rasio air-semen, kadar air, kadar bahan
tambahan, kadar semen, kadar agregat, gradasi agregat, slump, kadar udara dan
kuat tekan.
3.2.3 Pengujian campuran dilakukan ketika contoh benda uji yang dirawat dan diuji
dalam kondisi lab, kuat tekannya akan melebihi kuat tekan yang diperlukan. Kuat

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 31


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

tekan umur 7 hari harus memiliki nilai minimal 65% dari kuat tekan umur 28 hari.
Pengujian beton harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
3.2.4 Laporan hasil pengujian harus diserahkan kepada Konsultan pengawas untuk
disetujui.
3.2.5 Bahan-Bahan
1) Beton
a) Komposisi beton, baik berat atau hal volume, harus ditentukan oleh
Konsultan pengawas dan harus memenuhi kondisi berikut:
b) Slump harus ditentukan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
c) Campuran alternatif tidak boleh digunakan sebelum disetujui Konsultan
pengawas.
2) Mutu Beton Pada pekerjaan ini menggunakan mutu beton K-300 dengan nilai
Slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,5 untuk struktur atas. Untuk struktur bawah
menggunakan mutu beton K-350 dengan nilai slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,48
3) Semen
Semen harus dari tipe I dan memenuhi persyaratan SII0013-81/SNI.15-204-
1992 atau ASTM C 150-89. Semen harus berasal dari salah satu merk
dagang, seperti Semen Tonasa, Semen Tiga Roda, Semen Gresik, Semen
Bosowa.
4) Air
Air untuk campuran, perawatan atau aplikasi lainnya harus bersih dan bebas
dari unsur-unsur yang merusak seperti alkali, asam, garam dan bahan
organik. Air dari kualitas yang dikenal dan untuk konsumsi manusia tidak
perlu diuji. Jenis air kecuali yang telah disebutkan di atas, harus diuji dan
memenuhi ketentuan ASTM dan/atau disetujui Konsultan pengawas.

4.0. AGREGAT
4.1 Agregat Halus
4.1.1 Agregat harus untuk beton harus terdiri dari pasir keras dan harus disetujui
Konsultan pengawas. Agregat hatus harus memenuhi ketentuan berikut :

NO. METODA UJI MAX.


Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 32
Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

AASHTO BERAT %

1. Gumpalan tanah liat T 112 0,5 %


2. Batubara dan bahan akar T 113 0,5 %
3. Bahan lolos saringan No. 200 T 11 3%

4.1.2 Agregat harus tidak boleh mengundang bahan-bahan organik, asam, alkali dan
bahan lainnya yang merusak. Agregat hatus merata didegradasi dan harus
memenuhi ketentuan gradasi berikut:

SARINGAN % Berat yang Lolos (AASHTO T 27)

3/8’ ( 9,5 mm) 100


No. 4 (4,75 mm) 95 – 100
No. 50 (1,18 mm) 45 – 80
No. 50 (0,300 mm) 10 – 30
No. 100 (0,150 mm) 1 – 100

4.2 Agregat Halus


4.2.1 Agregat kasar untuk konstruksi harus terdiri dari batu butiran, batu pecah, kerak
dapur tinggi dan bahan l ai nnya yang di setujui dan memiliki karakteristik serupa
yang keras, tahan lama dan bebas dari bahan-bahan yang tidak diinginkan.
Agregat kasar harus bebas dari bahan-bahan yang merusak dan harus
memenuhi ketentuan berikut:

METODA UJI MAX.


NO.
AASHTO BERAT %

1. Gumpalan tanah liat T 112 0,25 %


2. Bahan lolos saringan No. 200 T 11 1%
Bahan tipis panjang lebih dari
3. - 10 %
5 x ketebalan maksimal

Bahan-bahan lain yang merusak harus tidak lebih dari batas presentase yang
ditentukan dalam Spesifikasi Teknis ini dan/atau disetujui Konsultan pengawas.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 33


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

4.2.2 Ketentuan gradasi batuan kasar harus memenuhi ketentuan ASTM A 33 :


UKURAN PRESENTASE BERAT LOLOS SARINGAN %
MAKS. UKURAN SARINGAN
BATU
PECAH 5,08 2,54 1,905 1,27 0,952 No.4 No.8 No.16
(CM)

3,81 95-100 - - - 10-30 0-5 - -


90-
1,905 - 100 - 20-55 0-10 0-5 -
100
0,952 - - - 100 85-100 10-30 0-10 0-5

4.2.3 Agregat kasar dari ukuran yang berbeda harus digabung dengan ukuran lain
dengan perbandingan berat atau halolume untuk menghasitkan batuan yang
memenuhi persyaratan gradasi yang ditentukan.

4.3 Bahan Perawatan


Bahan untuk perawatan harus memenuhi ketentuan berikut :

NO. DESKRIPSI METODA UJI

1. Lembaran kain dari sera/goni AASHTO 182


2. Lapisan cairan untuk perawatan beton AASHTO 148
3. Lembaran polyethylene putih untuk AASHTO 171
Perawatan beton

Metoda ini untuk perawatan beton harus disetujui Konsultan pengawas.

4.4 Bahan Tambahan


4.4.1 Bahan tambahan untuk mengurangi air dan memperlambat pengerasan beton,
bila dibutuhkan, harus memenuhi ketentuan ASTM C 494 tipe B dan D.
4.4.2 Bahan tambahan untuk mempercepat pengerasan beton bila diperlukan, harus
memenuhi ketentuan ASTM C 494 tipe C.
4.5 Pengisi Sambungan (Join-Filler) dan (Joint Sealant)
4.5.1 Joint Filler harus memenuhi persyaratan AASHTO M 153 dan US Federal
Specification HH-F 341 a type 1 dass B, seperd Pahalatex atau setara.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 34
Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

4.5.2 Joint sealant harus memenuhi persyaratan ASTM C 920 seperti Elastoseal 227
atau setara.
4.6 Baja Tulangan
Baja tulangan harus sesuai ketentuan dan Spesifikasi Teknis seperti pada Pasal
mengenai Spesifikasi Teknis Baja Tulangan.

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN


5.1 Perancah dan Acuan
5.1.1 Perancah harus dibuat di atas pondasi dengan kekuatan yang memadai untuk
menerima beban tanpa penurunan.
5.1.2 Perancah yang berdiri di atas tanah lembek harus didukung dan diperkuat
dengan perancah tambahan yang sesuai. Sebelum menempatkan perancah,
gambar-gambar rancangan pemasangan/penempatan perancah harus
diserahkan kepada Konsultan pengawas untuk disetujui.
5.1.3 Acuan harus memenuhi ketentuan berikut :
1) Semua acuan harus dilengkapi dengan lubang pembersihan yang memadai
untuk pemeriksaan dan pembersihan setelah pemasangan baja tulangan.
2) Bahan acuan harus berasal dari pagan kayu tebal minimal 20 mm, kayu lapis
tebal minimal 9 mm, baja pelat lembaran tebal minimal 0,6 mm jika
dibutuhkan, atau bahan lain yang disetujui.
3) Permukaan beton yang menghendaki penyelesaian halus dan diekspos
harus menggunakan acuan kayu lapis.
4) Acuan harus rapat dan kaku agar tidak terjadi distorai yang diakibatkan oleh
tekanan alat penggetar dan beban beton atau lainnya.
5) Acuan harus dibuat dengan teliti dan diperiksa kemampuan konstruksinya
sebelum pengecoran.
6) Semua sudut Sambungan, pertemuan harus kaku untuk mencegah
terbukanya acuan selama pekerjaan pengecoran berlangsung. Kontraktor
bertanggung j awab untuk acuan dan penopangnya yang memadai .

5.2 Penempatan Pipa Mekanikal dan Elektrikal

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 35


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

Pipa-pipa mekanikal dan elektrikal harus dipasang sebelum pengecoran, dengan


tanpa mengurangi kekuatan beton. Pipa-pipa tersebut harus dilindungi dengan pipa
bahan PVC sehingga tidak akan terisi adukan beton sewaktu pengecoran.

5.3 Sambungan Konstruksi


Sambungan konstruksi harus ditempatkan pada tempat-tempat sesuai Gambar
Kerja atau sesuai petunjuk Konsultan pengawas. Sambungan konstruksi harus
tegak lurus terhadap garis utama tekanan dan umumnya ditempatkan pada titik-titik
minimal gaya geser pada Sambungan konstruksi horizontal. Batang pasak, alat
penyalur beban dan alat pengikat yang diperlukan harus ditempatkan pada tempat-
tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

5.4 Sambungan Terbuka


Sambungan terbuka harus dibuat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja dengan
menyisipkan dan kemudian mencabut kepingan kayu, pelat metal atau bahan lain
yang disetujui. Penyisipan dan pencabutan cetakan harus dilakukan tanpa
merusak pinggiran atau sudut beton. Penulangan tidak boleh melewati sambungan
terbuka kecuali bila ditentukan lain.

5.5 Perbandingan dan Campuran Beton


5.5.1 Perbandingan bahan ditentukan sesuai spesifikasi perencanaan dengan
penimbangan atau dengan metode yang disetujui Konsultan pengawas.
Perbandingan volume tidak diijinkan tanpa persetujuan Konsultan pengawas.
5.5.2 Semua beton harus dicampur dengan mesin. Waktu pencampuran harus sesuai
dengan petunjuk kapasitas alat pencampur.
5.5.3 Slump yang diijinkan minimal 75 mm dan maksimal 150 mm untuk balok, kolom
dan pelat sedangkan untuk pondasi sumuran minimal 50 mm dan maksimal 125
mm. Pencampuran beton tidak boleh dimulai tanpa memastikan persediaan
bahan yang memadai, dalam batas yang aman, agar pengecoran beton dapat
dilaksanakan.
5.5.4 Bila pengecoran tidak dapat dihentikan. Kontraktor harus menyediakan peralatan
tambahan dan memadai yang disetujui Konsultan pengawas.
5.5.5 Dalam hal ini kontraktor dapat menggunakan Beton ready-mixed yang harus
dicampur dan didatangkan sesuai ketentuan ASTM C 94 dan ASTM C 685.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 36


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

Selisih biaya menggunakan jasa pengadaan beton dengan mencampur


menggunakan mesin (Ex.Molen) sepenunhnya menjadi tanggungan kontraktor.

5.6 Pembesian Beton Bertulang


5.6.1 Spesifikasi dan dimensi tulangan yang digunakan mengacu pada gambar kerja
dan mengacu pada spesifikasi baja tulangan pada bab sebelumnya.
5.6.2 Sebelum melakukan pengecoran pembesian harus dicek kembali oleh konsultan
pengawas dari segi spek, dimensi, maupun jarak tulangan yang mengacu gambar
kerja, kecuali ditentukan lain atau ada kesepakatan lain bersama direksi
mengenai pembesian.
5.6.3 Sebelum melakukan pengecoran posisi pembesian harus sesuai dengan spasi
terhadap tepi dimensi rencana (spasi minimal 2 cm) sesuai dengan aturan
spesifikasi pembesian yang berlaku.
5.6.4 Khusus pembesian pada bagian struktur yang berbentuk plat, posisi tulangan
harus melayang dengan cara diganjal dengan menggunakan beton tahu atau
batu pecah atau menggunakan penganjal besi. Tidak di izinkan menggunakan
penganjal berbahan kayu atau bahan lainnya yang tidak dapat monolit bersama
beton.

5.7 Penempatan Beton dan Pembongkaran Acuan


5.7.1 Beton tidak boleh ditempatkan sebelum acuan, penulangan, sisipan dan lainnya
telah disetujui Konsultan pengawas. Acuan harus dibersihkan, bebas dari
guncangan, celah, dan kotoran.
5.7.2 Metoda dan urutan pengecoran harus sesuai dengan Spesifikasi Teknis dan
petunjuk Gambar Kerja.
5.7.3 Bagian luar permukaan beton harus dikerjakan dengan baik selama pengecoran.
Penggetaran terus menerus pada jarak 38-40 cm harus tetap terjaga untuk
mencegah keropos dan untuk mendapatkan permukaan yang halus. Alat
Penggetar/ Vibrator harus disetujui terlebih dahulu oleh konsultan pengawas
mengenai kelayakan guna alat.

5.8 Pembongkaran Acuan

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 37


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

Acuan dan perancah tidak boleh dibongkar tanpa persetujuan Konsultan


pengawas. Persetujuan Konsultan pengawas tidak membebaskan Kontraktor dari
keamanan pekerjaan tersebut. Jadwal pembongkaran harus ditentukan oleh
Konsultan pengawas.Untuk pembongkaran acuan pada bagian struktur portal
banguan,minimal waktu memulai pembongkaran acuan adalah 14 hari setelah
pengecoran atau pada posisi beton telah mengering dan mengeras sempurna jika
menggunakan bahan tambahan dan dengan persetujan Konsultan Pengawas.

5.9 Perbaikan Beton


5.9.1 Kontraktor harus meminta Konsultan pengawas untuk memeriksa permukaan
beton segera setelah pembongkaran acuan.
5.9.2 Kontraktor atas biayanya harus mengganti beton yang tidak sesuai dengan garis,
detail atau elevasi yang telah ditentukan atau yang rusaknya berlebihan. (Jangan
menambat, mengisi, memutar, memperbaiki atau mengganti beton ekspos kecuali
atas petunjuk Konsultan pengawas).
5.9.3 Keropos, lubang atau sambungan harus diperbaiki segera setelah pembongkaran
acuan.

5.10 Perawatan dan Perlindungan


 Ketentuan-ketentuan berikut harus diperhatikan untuk melindungi beton segar
yang baru dicor terhadap matahari, angina dan hujan sampai beton mengeras
dengan baik, dan untuk
 mencegah pengeringan yang tertalu cepat.
 Semua acuan yang berisi beton harus dijaga tetap lembab sampai
 saat pembongkaran.
 Semua permukaan beton ekspos harus dilembabkan secara terus menerus
selama 14 hari setelah pengecoran.
 Tidak diijinkan menyimpan bahan-bahan di atas beton atau melintas diatas
konstruksi, yang menurut pendapat Konsultan pengawas, belum cukup
mengeras.

B. BETON TIDAK BERTULANG


Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 38
Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

1.0. LINGKUP PEKERJAAN


Bagian pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan-bahan, pemasangan dan semua
pekerjaan beton tak bertulang dan campuran yang dipergunakan adalah 1 Pc : 3 Ps : 5
Kr, dan dilaksanakan untuk neut-neut kosen, neut-neut kolom kayu, lantai kerja, rabat
beton dan lainnya yang ditentukan dalam gambar

2.0. STANDAR / RUJUKAN


Mengacu pada standar/ rujukan Beton Bertulang

3.0. MATERIAL
Mengacu pada standar material Beton bertulang yg dijelaskan di atas sebelumnya.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 39


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

PASAL 6
BATU BATA, BATAKO DAN BATA RINGAN

1.0. LINGKUP PEKERJAAN


Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan, alat-atat bantu yang
dibutuhkan, bahan dan semua pasangan batu bata pada tempat-tempat seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
Pekerjaan ini terdiri tetapi tidak pada hal-hal berikut:
 Pasangan batu bata, batako dan bata ringan,
 Adukan,
 Pengaplikasian bahan penutup celah antara dinding dengan kotom bangunan,
dinding dengan bukaan dinding dan dinding dengan peralatan, sesuai dengan
petunjuk Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.

2.0. STANDAR / RUJUKAN


2.1 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)
2.2 Standar Industri Indonesia (SII) / Standar Nasional Indonesia (SNI)
2.3 American Society for Testing and Materials (ASTM).
2.4 Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (SK SNI 5-04-1989-F).
2.5 Spesifikasi Teknis:
 Adukan dan Plesteran
 Penutup dan Pengisi Celah.

3.0. PROSEDUR UMUM


3.1 Contoh Bahan
Contoh bahan-bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada Konsultan
pengawas untuk disetujui terlebih dahulu sebelum dikirimkan ke lokasi proyek.
Contoh bahan batu bata dan batako diserahkan sebanyak minimal 10 buah, untuk
keperluan pengujian kuat tekan yang disyaratkan. Sedangkan bata ringan
berjumlah 2 buah. Biaya pengadaan Contoh dan pengujian menjadi tanggung
jawab Kontraktor.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 40


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

3.2 Pengiriman dan Penyimpanan


Semua bahan harus disimpan dengan baik, terlindung dari kerusakan. Bata harus
tersusun dengan baik dan teratur dengan tinggi maksimum 200 cm. Semen harus
dikirim dalam kemasan aslinya yang tertutup rapat dimana tertera nama pabrik
merek dagangnya. Penyimpanan semen atau campuran mortar harus
dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis seperti pada Pasal mengenai
Spesifikasi Teknis Beton Cor di Tempat.

4.0. BAHAN-BAHAN
4.1 Batu-Bata, Batako dan Bata Ringan
4.1.1 Batu bata harus dari mutu yang terbaik dengan pembakaran sempurna dan
merata atau produksi yang campuran yang baik, produksi lokal dengan ukuran
nominal 55 mm x 110 mm x 230 mm untuk bata sedangkan batako 80 mm x 120
mm x 220 mm atau sesuai dengan ukuran lokal yang dapat diperoleh yang
dibakar dengan baik dan bersudut runcing dan rata, tanpa cacat dan
mengandung kotoran. Sedangkan bata ringan ukuran 200mm x 600mm x
100mm. Berat bata ringan maksimal 100 kg/m2.
Meskipun ukuran bata dan atau batako yang biasa diperoleh di suatu daerah
mungkin berbeda dengan ukuran tersebut diatas, harus diusahakan supaya tidak
terlatu menyimpang dari ukuranukuran tersebut. Untuk ukuran bata ringan harus
sesuai dengan ukuran yang tertera dalam kontrak.
4.1.2 Bata merah yang digunakan harus mempunyai kuat tekan minimal 25 kg/cm
sesuai ketentuan SII-0021-78/SNI.15-20491991 dan SK SNI 5-04-1989-F.
4.1.3 Bata ringan yang digunakan harus mempunyai kuat tekan minimal 2,5 Mpa.

4.2 Adukan dan Plesteran


Adukan dan plesteran untuk pasangan batu-bata, batako dan bata ringan harus
memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis seperti pada Pasal mengenai Spesifikasi
Teknis Adukan dan Plesteran.

4.3 Bahan Penutup dan Pengisi Celah


Bahan penutup dan pengisi celah harus memenuhi persyaratan Spesifikasi Teknis
seperti pada Pasal mengenai Spesifikasi Teknis Penutup dan Pengisian Celah.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 41


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN


5.1 Adukan
5.1.1 Adukan harus dicampur dalam alat/tempat mencampur yang telah disetujui.
Sangat dilarang memakai adukan yang sudah mulai mengeras dan
membubuhkannya untuk dipakai lagi.
5.1.2 Adukan yang dipakai seperti berikut:
 Untuk pasangan kedap air di daerah basah, 15 cm di bawah permukaan
tanah I sampai 20 cm di atas lantai (tergambar ataupun tidak tergambar
dalam Gambar Kerja), dan ditempat-tempat lain sesuai petunjuk Gambar
Kerja digunakan adukan 1 semen dan 3 pasir.
 Untuk pasangan biasa digunakan adukan 1 semen dengan 5 pasir.

5.2 Pemasangan
5.2.1 Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor wajib memeriksa dengan
seksama Gambar Kerja dan melihat keadaan tempat pekerjaan tersebut di atas
yang akan dilaksanakan. Sebelum digunakan, batu bata harus direndam dalam
air menggunakan bak air/drum hingga jenuh. dinding harus dipasang dan
didirikan menurut masing-masing ukuran, ketebalan dan ketinggian yang
disyaratkan seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
5.2.2 Tidak diperkenankan memasang batu-bata, batako dan bata ringan yang patah
dua melebihi 5% dan yang patah lebih dari dua.
5.2.3 Pasangan dinding batu-bata, batako dan bata ringan yang luasnya lebih besar
dari 12 m² harus ditambahkan kolom dan balok penguat dengan ukuran minimal
120 mm x 120 mm, sesuai dengan lebar bata, dengan tulangan pokok minimal 4
Ø 10 mm, sengkang Ø 8 mm - 200 mm (Tergambar atau tidak tergambar pada
Gambar Kerja).
5.2.4 Pasangan dinding batu-bata, batako dan bata ringan dengan Luas setiap 6 m2
yang terletak diluar bangunan yang langsung mendapat beban angin harus diberi
kotom praktis ukuran minimum 120 mm x 120 mm dengan tulangan dan beugeul
seperti diatas. (Tergambar atau tidak tergambar pada Gambar Kerja).
5.2.5 Pemasangan dinding batu-bata, batako dan bata ringan yang dilaksanakan
bertahap dalam jeda waktu lebih dari 1 bulan, setiap tahap terdiri maksimal 24
lapis setiap hari, dan kemudian diikuti dengan pengecoran kolom praktis.
(Tergambar atau tidak tergambar pada Gambar Kerja).

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 42


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

5.2.6 Tebal adukan pengikat tidak kurang dari 10 mm dan adukan harus padat
sedemikian rupa sehingga membentuk sambungan yang lurus / menerus dan
rata.
5.2.7 Setelah bata terpasang dengan adukan, siar-siar harus dikerok rapih sedalam 10
mm dan dibersihkan dengan sapu lidi untuk kemudian disiram.
5.2.8 Sebelum diplester, pasangan bata harus dibasahi dengan air terlebih dahulu
sampai jenuh.

5.3 Perawatan dan Perlindungan


5.3.1 Pasangan batu bata harus dibasahi terus menerus.
5.3.2 Pasangan batu bata yang terkena, udara terbuka, selama waktu-waktu hujan
tebat harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok.
5.3.3 Siar atau celah antara dinding dengan kolom bangunan, dinding dengan bukaan
dinding atau dinding dengan peralatan harus ditutup dengan bahan pengisi celah
seperti disebutkan dalam Spesifikasi Teknis seperti pada Pasal mengenai
Spesifikasi Teknis Penutup dan Pengisian Celah.

5.4 Plesteran
Bahan plesteran harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis seperti pada BAB 8
(Spesifikasi Teknis Adukan dan Plesteran).

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 43


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

PASAL 7
ADUKAN DAN PLESTERAN

1.0. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan adukan dan plesteran (kasar dan halus),
seperti penjelasan dalam Gambar Kerja atau disyaratkan dalam Spesifikasi Teknis ini.

2.0. STANDAR/ RUJUKAN


2.1 American Society for Testing and Materials (ASTM)
2.2 American Concrete Institute (ACI)
2.3 Peraturan Beton Bertulang Indonesia (N1-2, 1971)
2.4 Standar Industri Indonesia (SII) and / or Standar Nasional Indonesia (SNI):
SII.0013-81 /SNI. 115-2049-1992 Semen Portland, Mutu dan Cara Uji Semen
2.5 American Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO).
2.6 Spesifikasi Teknis - Beton Cor di Tempat.

3.0. PROSEDUR UMUM


3.1 Contoh Bahan
Contoh bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada Pengawas
Lapangan untuk terlebih dahulu sebelum dikirim ke lokasi proyek.
3.2 Pengiriman dan Penyimpangan
3.2.1 Pengiriman dan penyimpangan bahan semen dan bahan lainnya
harus sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis seperti pada Pasal mengebai
Spesifikasi Teknis Beton Cor Di Tempat.
3.2.2 Pasir harus disimpan di atas tanah yang beraih, bebas dari aliran air, dengan
kata lain penyimpanan dilengkapi dengan saluran pernbuangan yang memadai,
dan bebas dari benda-benda asing. Tinggi penimbunan tidak lebih dari 1200
mm agar tidak berhamburan.

4.0. BAHAN-BAHAN
4.1 Semen
Semen tipe I harus memenuhi Standar SII.001 3-81 /SNI. 15-2049-1992 atau
ASTM C 15089 serta. Spesifikasi Teknis seperti pada Pasal mengenai Spesifikasi

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 44


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

Teknis Beton Cor Di Tempat. Semen yang digunakan hams berasat dari sate
merek dagang yang dikenal teas Sian mullah diperoleh.

4.2 Pasir
Pasir harus bersih, keras, padat dan tajam, tidak mengandung Lumpur atau
kotoran yang lain yang merusak. Perbandingan butir-butir harus seragam dari
yang kasar sampai dengan yang halus, sesuai dengan ketentuan ASTM C 33.

4.3 Air
Air harus bersih, bebas dari asam, minyak, alkali dan zat-zat organic yang beraifat
merusak. Air dengan kualitas yang diketahui dan dapat diminum tidak perlu diuji.
Pada dasamya semua air, kecuali yang telah disebutkan diatas, harus diuji sesuai
ketentuan AASHTO T26 dan/atau disetujui Pengawas Lapangan.

4.4 Bahan Tambahan


Bahan tambahan untuk meningkatkan kekedapan air terhadap air dan menambah
daya lekat harus berasal dari merek yang dikenal lugs, seperti Super
Cement, Febond SBR, Cemecryl, Barra Emulsion 57 atau yang setara.

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN


5.1 Perbandingan Campuran Adukan dan/atau Plesteran
5.1.1 Campuran 1 semen dan 3 pasir digunakan untuk adukan kedap air, adukan
kedap air 150 mm di bawah permukaan tanah sampai 200 mm di atas lantai,
tergambar atau tidak tergambar dalam Gambar Kerja, plesteran permukaan
beton yang terlihat dan tempat-tempat lain seperti yang ditunjukkan dalam
Gambar Kerja.
5.1.2 Campuran 1 semen dan 5 pasir untuk semua pekerjaan adukan dan plesteran
selain tersebut di atas.
5.1.3 Bahan tambahan untuk menambah daya lekat dan meningkatkan kekedapan
terhadap air harus digunakan dalam jumlah yang sesuai dengan petunjuk
penggunaan dari pabrik pembuat.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 45


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

5.2 Pencampuran
Semua bahan kecuali air harus dicampur dalam kotak pencampur atau alat
pencampur yang disetujui sampai diperoleh campuran yang merata, untuk
kemudian dimbahkan sejumlah air dan pencampuran minimal 1 sampai 2 menit
sebelum pengaplikasian
Adukan dibuat dalam jumlah tertentu dan waktu percarnpuran minimal 1 sampai 2
menit sebelum pengaplikasian.
Adukan yang tidak digunakan dalam jangka waktu 45 menit setelah
pencampuran tidak diijinkan digunakan.

5.3 Perataan dan Pembersihan Permukaan


5.3.1 Semua permukaan yang akan menerima adukan dan/atau plesteran
harus bersih, bebas dari serpihan karbon lepas dan bahan lainnya yang
mengganggu.
5.3.2 Pekerjaan plesteran hanya diperkenankan setelah selesainya pemasangan
instatasi Listrik dan air dan seluruh bagian yang akan menerima plesteran telah
terlindung di bawah atap. Permukaan yang akan diplester harus telah berusia
tidak kurang dari dua minggu. Bidang permukaan tersebut harus disiram air
terlebih dahulu dengan air hingga jenuh dan siar telah dikerok sedalam 10
mm dan dibersihkan.

5.4 Pemasangan
5.4.1 Plesteran Batu Bata dan atau Batako
 Pekerjaan plesteran dapat dimulai setelah pekerjaan persiapan
dan pembersihan selesai.
 Untuk memperoleh permukaan yang rapi dan sempuma, bidang
plesteran dibagi-bagi dengan kepala plesteran yang dipasangi sementara
dari bambu.
 Kepala plesteran dibuat pada setiap jarak 100 cm, dipasang tegak dengan
menggunakan kepingan kayu lapis tebal 6 mm untuk patokan kerataan
bidang.
 Setelah kepala plesteran diperiksa kesikuannya dan kerataannya,
permukaan dinding baru dapat ditutup dengan plesteran sampai rata dan
tidak ada kepingan-kepingan kayu yang tertinggal dalam plesteran.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 46
Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

 Seluruh permukaan plesteran harus rata dan rapi, kecuali bila pasangan
akan ditapis dengan bahan lain. Sisa-sisa pekerjaan yang telah selesai
harus segera dibersihkan.
 Tali air (naad) selebar 4 mm digunakan pada bagian-bagian permukaan
dengan bukaan dinding atau bagian lain yang ditentukan dalarn Gambar
Kerja, dibuat dengan menggunakan profil kayu khusus untuk itu yang telah
diserut rata, rapi dan siku. Tidak diperkenankan membuat tali air dengan
menggunakan baja tulangan.

5.4.2 Plesteran Permukaan Beton


 Permukaan beton yang akan diberi plesteran harus dikasarkan,
dibersihkan dari bagian-bagian yang lepas dan dibasahi air, kemudian
diplester.
 Permukaan beton harus bersih dari bahan-bahan cat, minyak,
temak, lumut dan sebagainya sebelum pekerjaan plesteran dimulai.
Permukaan beton harus dibersihkan menggunakan kawat baja. Setelah
plesteran selesai dan mulai mengeras, permukaan plesteran dirawat
dengan penyiraman air.
 Plesteran yang tidak sempurna, misalnya bergelombang, retak-retak,
tidak tegak lurus dan sebagainya harus diperbaiki hingga sempurna.

5.5 Ketebalan Adukan dan Plesteran


Tebal adukan dan/atau plesteran minimal 10 mm, kecuali bila dinyatakan lain
dalam Gambar Kerja atau sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.

5.6 Pengacian
Pengacian dilakukan setelah plesteran disiram air sampai jenuh sehingga
plesteran menjadi rata, harus tidak ada bagian yang bergelombang, tidak ada
bagian yang retak dan setelah plesteran berumur 8 (delapan) hari atau sudah
kering sempurna.
Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai dilakukan, Kontraktor harus
selalu meyirami bagian permukaan yang di aci dengan air sampai jenuh,
sekurang-kurangnya dua kali setiap harinya.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 47


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

5.7 Pemeriksaan dan Pengujian


Semua pekerjaan harus dengan mudah dapat diperiksa dan diuji. Kontraktor
setiap waktu harus memberi kemudahan kepada Konsultan Pengawas untuk
dapat mengambil contoh pada bagian yang telah diselesaikan.
Bagian yang ditemukan tidak memuaskan harus diperbaiki dan dikerjakan dengan
cara yang sama dengan secepatnya tanpa biaya tambahan dari Pemilik Proyek.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 48


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

PASAL 8
BERBAGAI JENIS UBIN/TEGEL

1.0. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan dan pemasangan berbagai jenis ubin
pada tempat- tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja serta Spesifikasi Teknis
ini atau sesuai Petunjuk Konsultan pengawas.

2.0. STANDAR/ RUJUKAN


2.1 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982).
2.2 Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (SK SNI S-04-1989-F).
2.3 Standar Industri Indonesia (SII)/ Standar Nasional Indonesia (SNI).
2.4 Spesifikasi Teknis - Adukan dan plesteran.

3.0. PROSEDUR UMUM


3.1 Contoh Bahan dan Data Teknis
Contoh bahan dan data teknis/brosur bahan yang akan digunakan harus
diserahkan terlebih dahulu kepada Konsultan pengawas untuk disetujui sebelum
dikirim ke lokasi proyek.
Contoh bahan harus diserahkan sebanyak 3 (tiga) buah dengan 4
(empat) gradasi warna untuk setiap bahan.
Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab kontraktor.

3.2 Pengiriman dan Penyimpanan


Pengiriman ubin keramik ke lokasi proyek harus terbungkus dalam kemasan
pabrik yang belum dibuka dan dilindungi dengan label/merek dagang yang utuh
dan jelas. Kontraktor wajib menyediakan cadangan sebanyak 2,5% dari
keseluruhan bahan terpasang untuk diserahkan kepada Pernilik Proyek.
Ubin harus dari kualitas yang baik dan dari merek yang dikenal. Ubin yang
tidak rata permukaan, dan warnanya, sisinya tidak lurus, sudut-sudutnya tidak
siku, retak atau cacat-cacat yang lainnya, tidak boleh dipasang.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 49


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

3.3 Ubin Atau Tegel


3.3.1 Ubin atau Tegel yang digunakan terdiri dari beberapa jenis seperti tersebut
berikut:
 Ubin keramik polished ukuran 500mm x 500mm (Ex. Roman) lantai
ruangan admin dan tempat-tempat lainnya seperti yang ditunjukkan
dalam gambar kerja
 Keramik (Ex. Roman) uk. 30x30 Type Unpolished.
 Untuk area kandang dilakukan coakan terhadap beton hasil pengecoran
dengan ukuraan 5cm yang akan membentuk blok beton 25x25.

3.3.2 Tipe dan warna masing-masing tegel/ubin harus sesuai Skema warna yang
ditentukan oleh direksi (owner), dan tipe tegel berasal dari merek sesuai yang
tertera di atas atau yang setara yang disetujui oleh Konsultan pengawas.

3.4 Adukan
3.4.1 Adukan terdiri dari campuran semen dan pasir yang diberi bahan tambahan
penguat dalam jumlah penggunaan sesuai petunjuk dari pabrik pembuat.
3.4.2 Adukan perekat khusus untuk memasang ubin keramik, jika ditunjukkan
dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Konsultan pengawas, harus
memenuhi ketentuan AS 2358, ANSI 118.1, 118,4 dan BS 5385, seperti
produk AM 30 Mortarflex atau yang setara.

4.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN.


4.1 Persiapan
4.1.1 Pekerjaan pasangan ubin baru boleh dilakukan setelah pekerjaan lainnya benar-
benar selesai.
4.1.2 Pemasangan ubin harus menunggu sampai semua alat penggantung, pengunci
pintu/jendela dan semua pekerjaan perpipaan air bersih/air kotor atau
pekerjaan lainnya yang terletak di belakang atau di bawah pasangan ubin ini
telah diselesaikan terlebih dahulu.

4.2 Pemasangan
4.2.1 Sebelum pemasangan ubin pada dinding dimulai, plesteran harus dalam
keadaan kering, padat, rata dan bersih.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 50


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

4.2.2 Sebelum dipasang, ubin harus direndam air terlebih dahulu.


4.2.3 Adukan untuk pasangan ubin pada lantai, dinding luar dan bagian lain yang
harus kedap air harus terdiri dari campuran 1 semen, 2 pasir. Adukan untuk
pasangan ubin pada tempat-tempat lainnya menggunakan campuran I semen
dan 4 pasir.
Tebal Adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari 25mm, kecuali bila
ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
4.2.4 Adukan untuk pasangan ubin pada dinding luar harus diberikan pada
permukaan plesteran dan permukaan belakang ubin, kemudian dilekatkan pada
tempat yang sesuai dengan direncanakan atau sesuai petunjuk Gambar Kerja.
4.2.5 Adukan untuk pasangan ubin pada lantai harus ditempatkan di atas lapisan
pasir padat, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja. Pasangan
ubin untuk lantai KM/WC, permukaannya harus dimiringkan dan sedemikian
rupa menuju ke arah lubang pembuangan (saringan air kotor).
4.2.6 Ubin harus kokoh menempel pada atasnya dan tidak boleh berongga.
Harus dilakukan pemeriksaan untuk menjaga agar bidang ubin yang terpasang
tetap lurus dan rata. Ubin yang salah (letaknya, cacat atau pecah, harus
dibongkar dan diganti.
4.2.7 Ubin mulai dipasang dari salah satu sisi agar potongan simetris yang
dikehendaki dapat terbentuk dengan baik.
4.2.8 Sambungan atau celah-celah antara ubin harus lurus, rata dan seragam,
saling tegak lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 1.6 mm, kecuali bila
ditentukan lain.
Adukan harus rapi, tidak keluar dari celah sambungan.
4.2.9 Pemotongan ubin harus dengan keahlian dan dilakukan hanya pada satu
sisi, bila tidak terhindarkan. Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut
pertemuan, pengakhiran dan bentuk-bentuk yang lainnya harus dikerjakan
rapi dan sesempurna mungkin.
4.2.10 Khusus Pemasangan Lantai Vinyl menggunakan alas karet yang menjadi
lapisan dasar dengan merekatkan dengan staples. Setelah itu lapisan
vinyl di rekatkan dengan lem setelah mengukur pemasangannya. Metode
merekatkannya dengan mengolesi vinyl engan lem dengan kuas rol.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 51


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

4.3 Pengecoran Siar/Celah


4.3.1 Pengecoran siar/celah antara ubin keramik harus dilaksanakan setelah
adukan pasangan ubin benar-benar kering. Hal ini perlu diperhatikan untuk
mencegah terjadinya ledakan yang disebabkan karena terperangkapnya
kandungan air di bawah ubin.
4.3.2 Siar/celah antara ubin dicor dengan semen pengisi/grout yang berwarna
sama dengan ubinnya, seperti produk AM 50 Colored Ceramic Grout dengan
campuran AM 54 Liquid Grout Additive atau yang setara yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
4.3.3 Setelah semen pengisi cukup mengeras, bekas-bekas pengecoran segera
dibersihkan dengan kain lunak yang baru dan bersih.

4.4 Pembersihan dan Perlindungan


Setelah pemasangan selesai, permukaan ubin harus benar-benar bersih, tidak
ada cacat, bila dianggap perlu permukaan ubin harus diberi perlindungan misalnya
dengan sabun anti karat atau cara lain yang diperbolehkan tanpa merusak
permukaan ubin.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 52


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

PASAL 9
ATAP & BAJA RINGAN

1.0. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini meliputi penyediaan alat, bahan serta pemasangan lembaran pelindung
atap dan metal untuk talang air hujan dan perlengkapan atap, lainnya pada seluruh
bangunan sesuai petunjuk Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.

2.0. STANDAR/ RUJUKAN


2.1. Standar Industri Indonesia (SII).
2.2. Japanese Industrial Standard (JIS).
2.3. Spesifikasi Teknis:
 Rangka Baja Ringan.
 Berbagai Jenis Metal.

3.0. PROSEDUR UMUM


3.1 Contoh Bahan dan Data Teknis
Contoh dan data teknis/brosur bahan yang akan digunakan harus diserahkan
kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

3.2 Gambar Detail Pelaksanaan


Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus membuat dan menyerahkan
Gambar Detail Pelaksanaan untuk diperiksa dan disetu jui Konsultan Pengawas.

3.3 Pengiriman dan Penyimpanan.


Semua bahan yang didatangkan harus segera disimpan ditempat yang kering
dan terlindung dari kerusakan, baik sebelum dan selama pemasangan.

4.0. BAHAN-BAHAN
4.1 Rangka Baja Ringan
4.1.1 Properti mekanis baja (Steel Mechanical Properties) :
 Baja Mutu Tinggi G 550
 Tegangan leleh minimum (Minimum Yield Strength) 550 MPa
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 53
Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

 Modulus Elastisitas 200.000 Mpa


 Modulus geser 80.000 Mpa

4.1.2 Lapisan Anti karat


Material baja harus dilapisi perlindungan terhadap serangan korosi, dua
jenis lapisan anti karat (coating):
1) Galvanised (Z220)
 Pelapisan Galvanised
 Jenis Hot-dip zinc
 Kelas Z22
 katebalan pelapisan 220 gr/m2
 komposisi 95% zinc, 5% bahan campuran
2) Galvalume (AZ100)
 Pelapisan Zinc-Aluminium
 Jenis Hot-dip-allumunium-zinc
 Kelas AZ100
 katebalan pelapisan 100 gr/m2
 komposisi 55% alumunium, 43,5% zinc dan 1,5% silicon.

4.2 Multigrip (MG)


Konektor antara kuda-kuda baja ringan dengan murplat (top plate) berfungsi untuk
menahan gaya lateral tiga arah, standar teknis sebagai berikut:
 Galvabond Z275
 Yield Strength 250 MPa
 Design Tensile Strength 150 MPa

4.3 Alat Penyambung (Screw)


Baut menakik sendiri (self drilling screw) digunakan sebagai alat sambung
antar elemen rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi dan instalasi,
spesifikasi screw sebagai berikut:
 Kelas Ketahanan Korosi Minimum Kelas 2
 Panjang (termasuk kepala baut) 16mm
 Kepadatan Alur 16 alur/inci
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 54
Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

 Diameter Bahan dengan alur 4,80 mm


 Diameter Bahan tanpa alur 3,80 mm
Kekuatan Mekanikal :
 Gaya geser satu baut 5,10 KN
 Gaya aksial 8,60 KN
 Gaya Torsi 6,90 KN

4.4 Valley Gutter


Talang Jurai Dalam (Valley Gutter), Pertemuan dua bidang atap yang membentuk
sudut tertentu, pada pertemuan sisi dalam harus manggunakan talang dalam
(Valley Gutter) untuk mengalirkan air hujan. Ketebalan material jurai dalam
minimal 0,45 mm dengan detail profil seperti gambar diatas.

4.5 Profil Material Rangka Baja Ringan


 Rangka atap menggunakan Profil C.75.65
 Reng Menggunakan profil U.32.45

4.6 Talang Air Hujan


Jika menggunakan bantuan talang tegak, maka spesifikasi harus terbuat dari
seng galvalum dengan ukuran sesuai Gambar Kerja dan dari kelas tekanan
kerja 5 kg/cm2 sesuai standard JIS, atau yang setara.

4.7 Atap
Bahan atap yang akan dipergunakan untuk bangunan ini adalah atap
Spandek Warna eks Soka Jempol atau setara, dan untuk kandang
menggunakan atap spandek galvalum.

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN


5.1 Umum
Pekerjaan yang bersifat pabrikasi dilaksanakan sesuai ketentuan dalam Gambar
Kerja dan harus dikerjakan oleh tukang yang ahli dalam bidangnya.

5.2 Pemasangan Rangka Baja Ringan

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 55


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

5.2.1 Kontraktor wajib memberikan pemaparan produk sebelum pelaksanaan


pemasangan rangka atap baja ringan, sesuai dengan spesifikasi teknis.
5.2.2 Produk yang dipaparkan sesuai dengan surat dukungan dan brosur yang
dilampirkan pada dokumen tender.
5.2.3 Kontraktor wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap berserta detail
dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran- ukuran yang tercantum dalam
gambar kerja. Dalam hal ini meliputi dimensi profil, panjang profil dan jumlah
alat sambung pada setiap titik buhul.
5.2.4 Perubahan bahan/detail karena alasan apapun harus diajukan ke Konsultan
Pengawas, Konsultan Perencana dan Pihak Direksi untuk mendapatkan
persetujuan secara tertulis.
5.2.5 Eleman utama rangka kuda-kuda (truss) dilakukan fabrikasi diwoSpektekhop
permanen dengan menggunakan alat bantu mesin JIG yang menjamin
keakurasian hasil perakitan (fabrikasi)
5.2.6 Kontraktor wajib menyediakan surat keterangan keahlian tenaga dari Fabrikan
penyedia jasa Rangka Atap Baja ringan,
5.2.7 Kontraktor wajib menyertakan hasil uji lab dari bahan baja ringan dari badan
akreditasi nasional (instansi yang berwenang sesuai dengan kompetensinya).
5.2.8 Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus
dilaksanakan sesuai gambar dan desain yang telah dihitung dengan aplikasi
khusus perhitungan baja ringan sesuai dengan standar perhitungan mengacu
pada standar peraturan yang berkompeten.
5.2.9 Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
5.2.10 Perakitan kuda-kuda harus dilakukan di woSpektekhop permanen dengan
menggunakan mesin rakit (Jig) dan pemasangan sekrup dilakukan dengan mesin
screw driver yang dilengkapi dengan kontrol torsi.
5.2.11 Pihak kontraktor harus menyiapkan semua struktur balok penopang
dengan kondisi rata air (waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai
dengan desain sistem rangka atap.
5.2.12 Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur
yang dipakai untuk tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan hal itu, pihak
konsultan ataupun tenaga ahli berhak meminta informasi mengenai reaksi-
reaksi perletakan kuda-kuda.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 56


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

5.2.13 Pihak kontraktor bersedia menyediakan minimal 8 (delapan) buah Atap metal
yang akan dipakai sebagai penutup atap, agar pihak penyedia konstruksi baja
ringan dapat memasang reng dengan jarak yang setepat mungkin, dan
penyediaan genteng tersebut sudah harus ada pada saat kuda-kuda tiba dilokasi
proyek.
5.2.14 Kontraktor wajib memberikan jaminan jika terjadi deformasi yang melebihi
ketentuan maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap Baja
Ringan, meliputi kuda-kuda, pengaku-pengaku dan reng.
5.2.15 Kekuatan struktur Baja Ringan dijamin dengan kondisi sesuai dengan
Peraturan Pembebanan Indonesia dan mengacu pada persyaratan-persyaratan
seperti yang tercantum pada “Cold formed code for structural steel”(Australian
Standard/New Zealand Standard 4600:1996) dengan desain kekuatan
strukural berdasarkan ”Dead and live loads Combination (Australian Standard
1170.1 Part 1) & “Wind load”(Australian Standard 1170.2 Part 2) dan
menggunakan sekrup berdasarkan ketentuan “Screws-self drilling-for the
building and construction industries”(Australian Standard 3566).

5.3 Pemasangan Talang (Jika diperlukan)


5.3.1 Hubungan antara atap beton dengan talang tegak lurus dikerjakan
dengan cara yang sesuai dan disetujui sehingga rapih, kuat dan tidak bocor.
5.3.2 Atap beton harus dibuat sederniklan rupa sehingga terjadi kemiringan ke
arah lubang talang tegak dan air dapat mengalir dengan lancar ke talang tegak
tanpa menimbulkan genangan air.
5.3.3 Setiap lubang menuju talang tegak lurus harus dilenSkapi dengan saringan
talang yang ditanam dengan baik ke dalam lubang talang tegak dan setiap
belokan talang tegak harus dilengkapi elbow dari bahan yang sama dengan
bahan talang tegak.
5.3.4 Pemasangan dan penempatan talang tegak harus sesuai ketentuan Gambar
Kerja dan harus diikatkan ke struktur bangunan dengan cara seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

5.4 Pemasangan Lembaran Pelindung

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 57


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

Lembaran pelindung pada tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar


Kerja, harus dibuat, dibentuk dan dipasang sesuai dengan petunjuk dalam Gambar
Kerja dan disesuaikan dengan keadaan lapangan.

5.5 Lapisan Kedap Air (Jika diperlukan)


Lapisan kedap air, jika diperlukan, harus dilaksanakan sesuai petunjuk
pelaksanaan dari pabrik pembuatnya.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 58


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

PASAL 10
PINTU DAN JENDELA ALUMINIUM

1.0. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini meliputi pengadaan, pembuatan dan pemasangan kusen dan pintu
dan jendela, daun jendela dan daun pintu dan pekerjaan lainnya yang menggunakan
bahan profit aluminium, sesuai petunjuk Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis.

2.0. STANDAR/ RUJUKAN


2.1 Standar Industri Indonesia (SII) / Standar Nasionat Indonesia (SNI). SII.0695
-82/SNI.07-0603-1989 - Produk Aluminium Ekstrusi untuk Arsitektur.
2.2 British Standard (BS).
2.3 American Society for Testing and Materials (ASTM).
 ASTM B221M-91 - Specification for Aluminium-Alloy Extruded Bara, Roda,
Wire, Shapes and Tubes.
2.4 Spesifikasi Teknis:
 Penutup dan Pengisi Celah.
 Alat Penggantung dan Pengunci.
 Kaca dan Aksesori.

3.0. PROSEDUR UMUM


3.1 Contoh Bahan dan Data Teknis
Contoh profit dan penyelesaian permukaan yang harus meliputi tipe
aluminium ekstrusi, pelapisan, warna dan penyelesaian, harus diserahkan
kepada Konsultan pengawas untuk disetujui sebelum pengadaan bahan ke lokasi
pekerjaan.
3.1.1 Contoh bahan produk aluminium harus diuji di laboratorium yang ditunjuk
Konsultan pengawas atau harus dilengkapi dengan data-data pengujian.
Data-data ini harus meliputi pengujian untuk:
 Ketebalan lapisan,
 Keseragaman warna,
 Berat,

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 59


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

 Karat,
 Ketahanan terhadap air dan angin minimal 100 kg/m2 untuk masing-
masing tipe,

 Ketahanan terhadap udara minimal 15 m3/jam

 Ketahanan terhadap air minimal 15 kg/m2

3.1.2 Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

3.2 Gambar Detail Pelaksanaan


3.2.1 Gambar detail pelaksanaan harus meliputi detail-detail pemasangan
rangka dan bingkai, pengencangan dan system pengangkutan seturuh pekerjaan
harus disiapkan oleh Kontraktor untuk diserahkan kepada Konsultan pengawas
untuk disetujui sebelum pelaksanaan pekerjaan.
3.2.2 Semua dimensi harus diukur di lokasi pekerjaan dan ditunjukan dalam Gambar
Detail Pelaksanaan.
3.2.3 Kontraktor bertanggung-jawab atas setiap perbelian dimensi dan akhir
penyetelan semua bagian pekerjaan, koordinasi dengan pekerjaan lain dan
semua pekerjaan lain yang diperlukan untuk menyempurnakan pekerjaan yang
tercakup dalam Spesifikasi Teknis ini, sehingga sesuai dengan ketentuan
dalam Gambar Kerja.

3.3 Pengiriman dan Penyimpanan


3.3.1 Pekerjaan alluminium dan kelengkapannya harus diadakan sesuai dengan
ketentuan dalam Gambar Kerja, bebas dari bentuk puntiran, lekukan dan cacat.
3.3.2 Segera setelah didatangkan, pekerjaan aluminium dan kelengkapannya harus
ditumpuk dengan baik di tempat yang bersih dan kering dan dilindungi terhadap
kerusakan atau gesekan, sebelum dan setelah pemasangan. Semua bagian
harus dijaga tetap bersih dan bebas dari ceceran adukan, plesteran, cat dan
lainnya.

3.4 Garansi
Kontraktor harus memberikan kepada Pemilik Proyek, garansi tertulis yang
metiputi kesempumaan pemasangan, pengoperasian dan kondisi semua pintu,
jendela dan lainnya seperti ditunjukan dalam Spesifikasi Teknis untuk periode

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 60


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

selama 1 tahun setelah tanggal penerimaan. Selama periode ini, Kontraktor


wajib memperbaiki dan mengganti pekerjaan yang rusak atas biaya Kontraktor.
4.0. BAHAN-BAHAN
4.1 Aluminium
4.1.1 Aluminium untuk kusen pintu/jendela/lower dan untuk daun jendela/Louver
adalah dari jenis aluminium alloy yang memenuhi ketentuan S11-0695-
1982/SNI.07-0603-1989 dan ASTM B 221 M, dalam bentuk profil jadi yang
dikerjakan di pabrik, dengan lapisan clear anodized minimal 10 mikron yang
diberi warna lapisan akhir dari pabrik, dengan warna sesuai Skema Warna yang
ditentukan kemudian. (Dalam hal ini allumunium yang digunakan adalah type
white coating dengan kualitas baik atau setara merk Alexindo) Tebal profil
minimal 1,5 mm, seperti merek Alexindo) dan, Indeks atau yang setara dengan
ukuran dan bentuk sesuai Gambar Kerja. Dimensi profil dapat berubah
tergantung jenis profil yang disetujui.
4.1.2 Kecuali ditentukan lain, semua Louver dan jendela harus dilengkapi dengan
perlengkapan standar dari pabrik pembuatnya.

4.2 Alat Pengencang Aksesori


 Alat Pengencang harus terdiri dari sekrup baja anti karat AISI seri 300
dengan pemasangan kepala tertanam untuk mencegah reaksi elektrolitik
antara pengencang dan komponen yang dikencangkan.
 Angkur harus dari baja anti karat AISI seri 300 dengan tebal minimal 2 mm.
 Penahan udara dari bahan vinyl.

4.3 Kaca dan Neoprene / Gasket


4.3.1 Kaca untuk pintu dan jendela aluminium harus memenuhi ketentuan
Spesifikasi Teknis/ Gambar Kerja seperti Kaca Bening 5 mm sesuai gambar kerja
serta kaca tempered ketebalan 12 mm merk asahimas atau setara.
4.3.2 Neoprene/Gasket untuk pelindung cuaca pada pemasangan kaca pekerjaan
aluminium harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis.

4.4 Perlengkapan Pintu dan Jendela

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 61


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

Perlengkapan pintu dan jendela seperti kunci, engsel, dan lainnya sesuai
ketentuan Spesifikasi Teknis seperti pada Pasal mengenai Spesifikasi Teknis
Material Penggantung dan Pengunci.

4.5 Louver
4.5.1 Kusen/rangka Louver terutama bagian bawah harus mempunyai tanggulan /
bagian yang dapat menahan air hujan. Seperti profil tipe 11767 dari produk
indeks atau yang setara.
4.5.2 Daun Louver harus mempunyai profil sedemikian rupa sehingga air hujan tidak
tampias ke bagian dalam bangunan. Seperti tipe 5262 dari produk indalek atau
yang setara.
4.5.3 Pemasangan daun Louver harus sedemikian rupa sehingga membentuk sudut
kurang lebih 30 derajat terhadap bidang vertikal.
4.5.4 Pemasangan louver harus dilengkapi dengan fly screen yang terbuat dari bahan
aluminium.

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN


5.1 Pabrikasi
5.1.1 Pekerjaan pabrikasi atau pemasangan tidak boleh dilaksanakan sebelum
Gambar Detail Pelaksanaan yang diserahkan Kontraktor disetujui Konsultan
pengawas.
5.1.2 Semua komponen harus dipabrikasi dan dirakit secara tepat sesuai bentuk
dan ukuran yang telah ditentukan dalam Gambar Kerja dan ukuran di lokasi serta
dipasang pada lokasi seperti ditunjukkan.

5.2 Pemasangan
5.2.1 Bagian pertama yang terpasang harus disetujui Konsultan pengawas sebagai
acuan dan contoh untuk pemasangan berikutnya.
5.2.2 Kontraktor bertanggung jawab atas kualitas konstruksi komponen-komponen.
Bila suatu sambungan tidak digambarkan dalam Gambar Kerja, sambungan-
sambungan tersebut harus ditempatkan dan dibuat sedemikian rupa sehingga
sambungan- sambungan tersebut dapat meneruskan beban dan menahan
tekanan yang harus diterima.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 62


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

5.2.3 Bila dipasang langsung ke dinding atau beton, kusen atau bingkai harus
dilengkapi dengan angkur pada jarak setiap 50 cm.
5.2.4 Semua bagian aluminium yang berhubungan dengan semen atau adukan harus
dilindungi dengan cat transparan atau lembaran plastik. Semua bagian
aluminium yang berhubungan dengan elemen baja harus dilapisi
dengan cat khusus yang direkomendasikan pabrik pembuat, untuk mencegah
kerusakan komposisi aluminium.
5.2.5 Berbagai perlengkapan bukan aluminium yang akan dipasang pada bagian
aluminium harus terdiri dari bahan yang tidak menimbulkan reaksi etektrolitik
seperti baja anti karat, nylon, neoprene dan lainnya.
5.2.6 Semua pengencang harus tidak terlihat, kecuali ditentukan lain. Semua
sambungan harus rata dengan pemotongan dan pengeboran yang dikerjakan
sebelum pelaksanaan anodisasi.
5.2.7 Pemasangan kaca pada profil aluminium harus dilengkapi dengan gasket sesuai
ketentuan Spesifikasi.
5.2.8 Kunci, alat penutup pintu (door closer jika diperlukan pada perencanaan) dan
engsel harus dipasang sesuai ketentuan Gambar Kerja dan memenuhi ketentuan
Spesifikasi Teknis seperti pada pasal mengenai Spesifikasi Teknis Alat
Penggantung dan Pengunci.
5.2.9 Penutup celah harus digunakan sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat dan
memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis Pasal mengenai Spesifikasi Teknis
Penutup dan Pengisi Celah.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 63


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

PASAL 11
PEKERJAAN KACA

1.0. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini meliputi pengadaan, pembuatan dan pemasangan Pekerjaan ini meliputi
penyediaan bahan/material, tenaga kerja pemotongan dan pemasangan kaca bingkai
jendela, ventilasi, cermin maupun kaca mati seperti yang ditunjukan dalam Gambar
Kerja dan Spesifikasi Teknis.

2.0. BAHAN-BAHAN
2.1 Kaca yang digunakan pada pekerjaan ini bervariasi sesuai petunjuk gambar
kerja diantaranya kaca bening tebal 5 mm dan acrylic 5mm.
2.2 Kaca yang digunakan adalah kaca setara merk Asahimas dan acrylic merk
astariglass tidak cacat dan tidak retak.

3.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN


3.1 Ukuran dan ketebalan kaca yang akan dipasang dilaksanakan mengikuti
petunjukpetunjuk yang ditentukan dalam gambar.
3.2 Kaca harus dipasang sedemikian rupa sehingga dengan lubang sponing yang
sesuai dengan ketebalan kaca, serta dipasang list dengan rapi sehingga tidak
goyang/longgar.
3.3 Pada saat pekerjaan diserahkan, kaca yang terpasang dalam keadaan utuh dan
tidak pecah/retak. Apabila berdasarkan pemeriksaan terdapat kaca yang retak,
Kontraktor harus segera mengganti.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 64


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

PASAL 12
ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

1.0. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan dan pemasangan semua atas penggantung
dan pengunci pada semua daun pintu dan jendela sesuai petunjuk dalam Gambar
Kerja

2.0. STANDAR / RUJUKAN


Spesifikasi Teknis:
 Pekerjaan Kayu Halus.
 Pintu Kaca.

3.0. PROSEDUR UMUM


3.1 Contoh Bahan dan Data Teknis
Contoh bahan beserta data teknis/brosur bahan alat penggantung dan pengunci
yang akan dipakai harus diserahkan kepada Pengawas Lapangan untuk
disetujui, sebelum dibawa ke lokasi Proyek.

3.2 Pengiriman dan Penyimpanan


Alat Penggantung dan pengunci harus dikirimkan ke lokasi proyek dalam
kemasan asli dari pabrik pembuatnya, tiap alat harus dibungkus rapi dan masing-
masing dikemas dalam kotak yang masih utuh lengkap dengan Nama pabrik dan
mereknya. Semua alat harus disimpan dalam tempat kering dan terlindung dari
kerusakan.

3.3 Ketidaksesuaian
Pengawas Lapangan berhak menolak bahan maupun pekerjaan yang tidak
memenuhi persyaratan dan Kontraktor harus menggantinya dengan yang
sesuai. Segala hal yang diakibatkan karena hal di atas menjadi tanggung
jawab kontraktor.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 65


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

4.0. BAHAN-BAHAN.
4.1 Umum
Semua bahan/alat yang tertulis di bawah ini harus seturuhnya baru, kualitas
baik buatan pabrik yang dikenal dan disetujui. Semua bahan harus anti karat
untuk semua tempat yang memiliki nilai kelembaban lebih dari 70%. Kecuali
ditentukan lain, semua alat penggantung dan pengunci yang didatangkan harus
sesuai dengan tipe-tipe tersebut di bawah.

4.2 Alat Penggantung dan Pengunci


4.2.1 Kunci dan Pegangan Pintu
Kunci untuk semua luar dipasang kunci tanam buatan dalam negeri 2
slaag kualitas baik setara Dekson. Semua kunci harus terdiri dari :
 Kunci tipe silinder yang terbuat dari bahan kuningan, dengan 3 (tiga) buah
anak kunci.
 Rumah kunci yang terbuat dari baja lapis seng dengan jenis yang
disesuaikan dengan jenis bahan panel pintu (besi, kayu atau aluminium).
 Pegangan Pintu (Pull Handle) yang digunakan berbahan stainless
dengan uk. 38x1000 PH 802 dan uk. 38x300 PH 801 Setara merk dekson.

4.2.2 Slot/Grendel
Beberapa pintu dilengkapi dengan pengunci tipe slot/Grendel Flush Bolt
Type FB 508, seperti merk Dekkson atau setara.

4.2.3 Engsel Pintu dan Jendela


Engsel untuk pintu ada yang menggunakan type Tanam (Floor Hinge) FH
211 Setara Merk Dekson dan tipe kupu-kupu Stainless steel ring dari bahan baja
yang setara dengan merk Dekkson. Engsel jendela menggunakan engsel type
casement (Friction Stay) dengan ukuran 14” dan 28” type FS 14” dan FS T250
HD 28” dari bahan baja yang setara dengan merk Dekkson.

4.2.4 Fitting Pintu Tempered


Fitting Pintu tempered menggunakan Patch Fitting Type PT 40, PT 20, PT
10 serta menggunakan Kunci Patch Lockset Type US 10 Setara merk Dekson.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 66


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

4.2.5 Pintu Geser


Pintu geser menggunakan rel pintu type SR 8901D4 setara merk Dekson
dengan metode pemasangan digantung. Bagian Rel Atas ditutup dengan Upper
Guide berbahan Aluminium serta bagian rel bawah ditutupi Botton Guide yang
tertanan di lantai. Pintu geser ini juga dilengkapi dengan kunci type Grendel
Flush Bolt.

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN


5.1 Umum
5.1.1 Pemasangan semua alat penggantung dan pengunci harus sesuai dengan
perayaratan serta sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya. Semua
peralatan tersebut harus terpasang dengan kokoh dan rapih pada tempatnya,
untuk menjamin kekuatan serta kesempurnaan fungsinya.
5.1.2 Semua pintu memakai kunci tanam lengkap dengan badan kunci, silinder,
handel/pelat.

5.2 Pemasangan Pintu


5.2.1 Kunci pintu dipasang pada ketinggian 100 cm dari lantai.
5.2.2 Pemasangan engsel atas berjarak maksimal 28 cm dari tepi atas daun pintu
dan engsel bawah berjarak maksimum 33 cm dari tepi bawah daun pintu,
sedang engsel tengah dipasang di antara kedua engsel tersebut.
5.2.3 Semua pintu memakai kunci tanam lengkap dengan pegangan (handel),
pelat penutup muka dan pelat kunci.
5.2.4 Pada pintu yang terdiri dari dua buah daun pintu, salah satu daunnya
harus memasang slot tanam sebagaimana mestinya.

5.3 Pemasangan Jendela


Daun jendela dipasangkan ke kusen dengan menggunakan sepasang engsel tipe
casement tipe jungkit seperti ditunjukan dalam Gambar Kerja.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 67


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

PASAL 13
PENUTUP DAN PENGISI CELAH

1.0. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini metiputi pengadaan dan pemasangan bahan penutup dan pengisi
celah termasuk diantaranya, tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut:
 celah antara kusen pintu/jendela dengan dinding,
 celah antara dinding dengan kolom bangunan,
 celah antara peralatan dengan dinding, lantai atau langit-langit,
 celah antara langit-langit dan dinding, dan
 celah celah lainnya yang memerlukan

2.0. STANDAR/ RUJUKAN


2.1 American Society for Testing and Materials (ASTM).
2.2 Spesifikasi Teknis:
 Batu Bata
 Pintu Jendela dan Aluminium

3.0. PROSEDUR UMUM


3.1 Contoh Bahan dan Data Teknis
Contoh bahan beserta data teknis bahan dan/atau brosur bahan harus
diserahkan kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui sebelum
pengadaan bahan ke lokasi.
3.2 Pengiriman dan Penyimpanan
Semua bahan yang didatangkan harus dalam keadaan baru, utuh/masih disegel,
bermerek jelas dan harus disimpan di tempat kering, bersih dan aman, dan
ditindungi dari kerusakan yang diakibatkan oleh kondisi udara.

4.0. BAHAN-BAHAN
Bahan penutup dan pengisi celah harus terbuat dari bahan formula silicon, yang
sesuai Untuk daerah tropis dengan kelembaban tinggi dan dapat diaplikasikan pada

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 68


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

berbagal jenis bahan, seperti produk Dow Corning 795 Silicone Building Sealant,
Ge Silglaze N, atau yang setara.
Untuk permukaan yang berpori harus digunakan pelapis dasar yang direkomendasikan
oleh pabtik pembuat bahan penutup dan pengisi celah.

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN


5.1 Persiapan
Semua permukaan yang akan menerima bahan penutup dan pengisi celah
harus bebas dari debu, air, minyak dan segala kotoran. Bahan metal atau kaca
yang berhubungan dengan dinding harus dibersihkan dengan bahan pembersih
yang tidak mengandung minyak seperti methyl.

5.2 Desain Pertemuan


Desain pertemuan pada lokasi bahan penutup celah akan ditempatkan tidak lebih
lebar dari 12.7 mm dan tidak lebih sempit dari 4 mm, dengan kerdalaman tidak
lebih besar dari 4.6 mm dan tidak lebih kecil dari 4 mm.

5.3 Cara Pengaplikasian


5.3.1 Daerah di sekitar tempat yang akan diberi bahan penutup celah harus
dilindungi dengan lembaran pelindung. Lembaran pelindung ini tidak boleh
menyentuh bagian permukaan yang akan diberi bahan penutup celah.
5.3.2 Pelapis dasar harus diaplikasikan terlebih dahulu pada permukaan yang
berpori, agar bahan penutup dan pengisi celah dapat melekat dengan baik.
5.3.3 Bahan penutup celah harus diaplikasikan secara menerus (tidak terputus).
5.3.4 Lembaran pelindung harus segera dibuka setelah bahan penutup celah selesai
diaplikasikan.
5.3.5 Bahan penutup celah yang baru saja terpasang tidak boleh diganggu pating
sedikit selama 48 (empat putuh delapan) jam.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 69


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

PASAL 14
PANEL GYPSUM, PVC DAN AKSESORIS

1.0. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan, tenaga kerja, peralatan bantu dan
pemasangan panel Gypsum dan PVC dan aksesoris pada tempat-tempat seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.

2.0. STANDAR/ RUJUKAN


2.1 Australian Standard (AS).
2.2 American Society for Testing and Materials (ASTM).
2.3 Spesifikasi Teknis :
Berbagai Jenis Metal, Pengecatan.

3.0. PROSEDUR UMUM


3.1 Contoh Bahan dan Data Teknis
Contoh dan data teknis/brosur bahan yang akan digunakan harus diserahkan
terlebih dahulu kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui sebelum dikirim ke
lokasi proyek.

3.2 Gambar Detail Pelaksanaan


Kontraktor harus menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan sebelum Pekerjaan
dimulai, untukdisetujul oleh Pengawas Lapangan. Gambar Detail Pelaksanaan
harus mencakup penjelasan mengenai jenis/data, bahan, dimensi bahan, ukuran-
ukuran, jumlah bahan, cara penyambungan pabrikasi, cara pemasangan dan
detail lain yang diperlukan.

3.3 Pengiriman dan Penyimpanan


3.3.1 Panel Gypsum, PVC dan aksesoris harus didatangkan ke lokasi sesaat
sebelum pemasangan untuk mengurangi resiko kerusakan.
3.3.2 Panel Gypsum dan PVC harus ditumpuk dengan rapi dan kuat di atas penumpu
yang ditempatkan setiap jarak 450mm, dengan menumpu bagian ujung
berjarak tidak lebih dari 150mm terhariap ujung tumpukan.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 70


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

3.3.3 Panel Gypsum, PVC, dan aksesoris harus disimpan ditempat terlindung,
tepas, dari muka tanah, atas permukaan yang rata dan dibindarkan dari
pengaruh cuaca.

3.4 Ketidaksesuaian
3.4.1 Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhariap kemun&nan
kesalahm/ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi, jumlah maupun pemasangan
dan lainnya.
3.4.2 Bila bahan-bahan yang didatangkan atau pabrikasi ternyata menyimpang atau
tidak sesuai dengan yang telah disetujui, maka akan ditolak dan Kontraktor
wajib menggantinya dengan yang sesuai.
3.4.3 Biaya yang ditimbulkan karena hal di atas menjadi tanggung jawab
kontraktor sepenuhnya dan tanpa tambahan waktu.

4.0. BAHAN-BAHAN.
4.1 Panel Gypsum Dan PVC
4.1.1 Panel
 Panel Gypsum harus dari produk yang memiliki teknologi control density dan
memiliki ketebalan 9mm dan ukuran model sesuai petunjuk dan Gambar
Kerja seperti produk Jayaboard, Knauf atau yang setara.
 Panel PVC harus dari produk yang memiliki teknologi control density dan
memiliki ketebalan 7mm dan ukuran model sesuai petunjuk dan Gambar
Kerja seperti produk Shuda Plafond, Green PVC atau yang setara.
 Panel Gypsum dan PVC harus dari normal/standar yang memenuhi
ketentuan AS 2588-1983, dengan bentuk tepi khusus untuk penyambungan
rata (flush joint), kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.

4.1.2 Semen Penyambung


Semen penyambung panel Gypsum harus sesuai dengan rekomendasi dari
pabrik pembuat panel Gypsum.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 71


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

4.1.3 Alat Pengencang


Alat pengencang berupa sekrup dengan tipe sesuai jenis pemasangan harus
sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat panel Gypsum yang memenuhi
ketentuan AS 2589-1983.

4.1.4 Perlengkapan Lainnya


Alat pengencang berupa sekrup dengan tipe sesuai jenis pemasangan harus
sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat panel Gypsum dan PVC yang
memenuhi ketentuan AS 2589-1983.
 Perekat,
 Pita kertas,
 Cat dasar khusus untuk pembuatan panel. Kalsiboard,
 Dan lainnya disesuaikan dengan kebutuhan agar panel Kalsiboard terpasang
dengan baik.

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN


5.1 Umum
5.1.1 Sebelum panel Gypsum dan PVC dipasang, Kontraktor halus memeriksa
kesesuaian tinggi/kerataan pamukaan, pembagian bidang, ukuran dan waterpas
pada tempat pemasangan terhadap ketentuan Gambar Kerja, serta lurus dan
waterpas pada tempat yang sama.
5.1.2 Pemasangan, panel Gypsum dan PVC serta kelengkapannya harus sesuai
dengan petunjuk pemasangan dari pabrik pembuatnya.
5.1.3 Jenis/bentuk tepi panel Gypsum dan PVC harus dipilih berdasarkan jenis
pemasangan seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

5.2 Pemasangan
5.2.1 Rangka panel Gypsum dan PVC untuk pemasangan di dinding dan langit-langit,
partisi atau tempat-tempat lainnya berupa rangka yang terbuat dari bahan
baja lapis seng dalam hal ini rangka metal furing kombinasi top cross runner
dan main chanel runner dan harus sesuai dengan standar dari pabrik
pembuatnya. yang dibuat khusus untuk pemasangan panel Kalsiboard dan PVC.
5.2.2 Panel Gypsum dan PVC dipasangkan ke rangkanya dengan paku, sekrup atau
alat pengencang dengan diameter dan panjang yang sesuai.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 72
Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

5.2.3 Sambungan antar panel Gypsum harus menggunakan pita penyambung dan
perekat dikerjakan sesuai petunjuk pelaksanaan dari pabrik pembuat panel
Gypsum.

5.3 Pengecatan
5.3.1 Permukaan Gypsum harus kering, bebas dari debu, oli atau gemuk dan
permukaan yang cacat telah diperbaiki sebelum pengecatan dimulai.
5.3.2 Kemudian permukaan panel Gypsum tersebut harus dilapisi dengan cat
dasar khusus untuk panel Kalsiboard untuk menutup permukaannya yang
berpori.
5.3.3 Setelah cat dasar panel Gypsum kering kemudian dilanjutkan dengan
pengaplikasian cat dasar dan/atau cat akhir sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis
seperti pada Spesifikasi Teknis Pengecatan dalam warna akhir sesuai ketentuan
Skema warna yang akan ditentukan kemudian.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 73


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

PASAL 15
PENGECATAN

1.0. LINGKUP PEKERJAAN


Lingkup pekerjaan mencakup pengangkutan dan pengadaan semua peralatan, tenaga
kerja dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan pengecatan
selengkapnya, sesuai dengan Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
Kecuali ditentukan lain, semua permukaan eksterior dan interior harus dicat dengan
standar pengecatan minimal 2 (dua) kali cat dasar dan 2 (dua) kali cat akhir.

2.0. STANDAR/ RUJUKAN


2.1 Steel Structures Painting Council (SSPC).
2.2 Swedish Standard Institution (SIS).
2.3 British Standard (BS).
2.4 Petunjuk Pelaksanaan dari pabrik pembuat cat yang digunakan.

3.0. PROSEDUR UMUM


3.1 Data Teknis dan Kartu Warna
Kontraktor harus menyerahkan data teknis/brosur dan kartu warna dari cat yang
akan digunakan, untuk disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas Lapangan. Semua
warna ditentukan oleh Pengawas Lapangan dan akan diterbitkan secara terpisah
dalam suatu Skema Warna.

3.2 Contoh dan Pengujian


3.2.1 Cat yang telah disetujui untuk digunakan harus disimpan di lokasi proyek dalam
kemasan tertutup, bertanda merek dagang dan mencantumkan identitas cat
yang ada di dalamnya, serta harus diserahkan tidak kurang 2 (dua) bulan
sebelum pekerjaan pengecatan, sehingga cukup dini untuk memungkinkan waktu
pengujian selama 30 (tiga puluh) hari.
3.2.2 Pada saat bahan cat tiba di lokasi, Kontraktor dan Pengawas lapangan
mengambil 1 liter contoh dari setiap takaran yang ada dan diambil secara acak
dari kaleng/kemasan contoh harus diaduk dengan sempurna untuk
memperoleh contoh yang benar- benar dapat mewakili

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 74


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

3.2.3 Untuk pengujian, Kontraktor harus mernbuat contoh warna dari cat-cat tersebut
diatas 2 (dua) potongan kayu lapis atau panel semen berserat berukuran
300mm x 300mm untuk masing- masing warna. 1 (satu) contoh disimpan
kontraktor dan I (satu) contoh lagi disimpan Pengawas lapangan guna
memberikan kemungkinan untuk pengujian di masa mendatang bila bahan
tersebut ternyata tidak memenuhi syarat setelah dikerjakan.
3.2.4 Biaya pengadaan contoh bahan dan pembuatan contoh warna menjadi
tanggung jawab kontraktor

4.0. BAHAN-BAHAN
4.1 Umum
4.1.1 Cat harus dalam kaleng/kemasan yang masih tertutup pabrik/segel, dan masih
jelas menunjukkan nama/merek dagang, nomor formula atau spesifikasi cat,
nomor takaran pabrik, warna, tanggal pembuatan pabrik, petunjuk dari pabrik
dan Nama pabrik pembuat, yang kesemuanya harus masih absah pada saat
pemakalannya. Semua bahan harus sesuai dengan spesifikasi yang
disyaratkan pada daftar cat.
4.1.2 Cat dasar yang dipakai dalam pekerjaan ini harus berasal dari satu pabrik/merek
dagang dengan cat akhir yang akan digunakan. Untuk menetapkan suatu
standar kualitas, disyaratkan bahwa semua cat yang dipakai harus
berdasarkan/mengambil acuan pada cat-cat hasil produksi.

4.2 Cat Dasar


Cat dasar yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut atau yang setara:
 Weathershield, setara merk Jotun, jenis ini digunakan untuk
permukaan dinding, beton, PVC pada bagian interior maupun eksterior.
 Quick-Drying Metal Primer Chromate/Zinc Chromate Primer untuk permukaan
lapis besi/baja.

4.3 Cat Akhir


 Cat akhir yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut, atau yang
setara merk Jotun.
 Acrylic Emulsion setara merk jotun, jenis ini digunakan untuk permukaan
interior dinding, beton, PVC dan panel semen berserat.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 75


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN.


5.1 Pembersihan, Persiapan dan Perawatan Awal Permukaan.
5.1.1 Umum
 Semua peralatan gantung dan kunci serta perlengkapan lainnya,
permukaan polesan mesin, petal, instatasi tampu dan Benda-benda
sejenisnya yang berhubungan langsung dengan permukaan yang akan
dicat, harus ditepas, ditutupi atau ditindungi, sebelum pelaksanaan
persiapan permukaan dan pengecatan dimulai.
 Pekerjaan harus dilakukan oleh orang-orang yang memang ahli dalam
bidang tersebut.
 Permukaan yang akan dicat harus bersih sebelum dilakukan persiapan
Permukaan atau pelaksanaan pengecatan. Minyak dan lemak harus
dhilangkan dengan memakai kain bersih dan zat pelarut/pembersih yang
berkadar racun rendah dan mempunyai titik nyala di atas 38oC
 Pekerjaan pembersihan dan pengecatan harus diatur sedemikian rupa
sehingga debu dan pencemar lain yang berasat dari proses pembersihan
tersebut tidak jatuh di atas permukaan cat yang baru dan basah.

5.1.2 Permukaan Plesteran dan Beton.


 Permukaan plesteran umumnya hanya boleh dicat sesudah sedikitnya
selang waktu 4 (empat) minggu untuk mongering di udara terbuka.
Semua pekerjaan plesteran atau semen yang dicat harus dipotong
dengan tepi-tepinya dan ditambal dengan plesteran baru hingga tepi-tepinya
beraambung menjadi rata dengan plesteran seketitingnya.
 Permukaan plesteran yang akan dicat harus diperaiapkan dengan
menghitangkan bunga garam tiering, bubuk besi, kapur, debu, Lumpur lemak
minyak, aspat, adukan yang berlebihan dan tetesan-tetesan adukan. Sesaat
sebelum pelapisan cat dasar dilakukan, permukaan plesteran dibasahi
secara menyeluruh dan seragam dengan tidak meninggatkan genangan air.
Hal ini dapat dicapai dengan menyemprolkan air dalam bentuk kabut
dengan memperaiapkan selang waktu dari saat penyemprolan hingga air
dapat diserap.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 76


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

5.1.3 Permukaan PVC


Permukaan PVC harus kering, bebas dari debu, oli atau gemuk dan
permukaan yang cacat telah diperbaiki sebelum pengecatan dimulai.
Kemudian permukaan PVC tersebut harus dilapisi dengan cat dasar
khusus untuk PVC, untuk menutup permukaannya yang berpori, seperti
ditentukan dalam Spesifikasi Teknis.
Setelah cat dasar ini mengering dilanjutkan dengan pengecatan sesuai dengan
ketentuan spesifikasi teknis ini.

5.1.4 Permukaan Panel Semen Berserat.


Permukaan panel semen berserat harus kering dan bersih sebelum melakukan
pengecatan lapisan pertama. Minyak, lemak atau bercak karat harus bent-
bent dibersihkan dengan zat petarut yang sesuai dan alat lain yang sesuai
dengan rekomendasi.
Sesudah cat lapisan pertama mengering dan sebelum dilakukan pengecatan
akhir, perlu dilakukan pengecatan perbaikan setempat pada tempat-tempat yang
meresap catnya.

5.1.5 Permukaan Barang Besi/Baja.


1) Besi/Baja Baru.
Permukaan besi/baja yang terkena karat lepas dan benda- benda asing
lainnya harus dibersihkan secara mekanis dengan sikat kawat atau
penyemprolan pasir / sand blasting sesuai standar Sa 216.
Semua debu, kotoran, minyak, gemuk dan sebagainya harus dibersihkan
dengan zat pelarut yang sesuai dan kemudian dilap dengan kain bersih.
Sesudah pembersihan selesai, pelapisan cat dasar pada semua
permukaan barang besi/baja dapat dilakukan sampai mencapai ketebalan
yang disyaratkan.
2) Besi Baja Dilapis Dasar Pabrik/Bengkel
Bahan cat dasar yang diaplikasikan di pabrik / bengkel harus dari merek
yang sama dengan cat akhir yang akan diaplikasikan di lokasi proyek dan
memenuhi ketentuan dalam butir 4.2. dari Spesifikasi Teknis ini.
Barang/besi atau baja yang telah dilapis dasar di pabrik/bengket harus
ditindungi terhariap karat, baik sebelum maupun sesudah pemasangan

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 77


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

dengan cara segera merawat permukaan karat yang terdeteksi. Permukaan


harus segera dibersihkan dengan zat petarut untuk menghilangkan debu,
kotoran, minyak, gemuk.
Bagian-bagian permukaan yang tergores atau berkarat harus dibersihkan
dengan sikat kawat sampai bersih, sesuai standar St2/SP2, dan kemudian
dicat kembali (touch-up) dengan cat yang sama dengan telah disetujui,
sampai mencapai ketebalan yang disyaratkan.

5.2 Selang Waktu Antara Persiapan Permukaan dan Pengecatan.


Permukaan yang sudah dibersihkan, dirawat dan/atau disiapkan untuk dicat
harus mendapatkan lapisan pertama atau cat dasar seperti yang disyaratkan,
secepat mungkin setelah persiapan-persiapan diatas selesai. Harus diperhatikan
bahwa hal ini harus dilakukan sebe(um terjadi kerusakan pada permukaan
yang sudah disiapkan diatas.

5.3 Pelaksanaan Pengecatan.


5.3.1 Umum
Permukaan yang sudah dirapihkan harus bebas dari atiran punggung cat,
tetesan cat, penonjolan, gelombang, bekas olesan kuas, perberiaan warna dan
tekstur.
Usaha untuk menutupi semua kekurangan tersebut harus sudah sempurna dan
semua lapisan harus diusahakan membentuk lapisan dengan ketebalan yang
sama.
Perhalian khusus harus diberikan pada keseturuban permukaan, termasuk
bagian tepi, sudut dan cekuk/lekukan, agar bisa diperoleh ketebalan lapisan yang
sama dengan permukaan- permukaan di sekitamya.
Permukaan besi/baja atau kayu yang terletak beraebetahan dengan permukaan
yang akan menerima cat dengan bahan dasar air, harus diberi lapisan cat dasar
tertebih dahulu.

5.3.2 Proses Pengecatan


Harus diberi setang waktu yang cukup diantara pengecatan yang berikutnya
untuk memberikan kesempatan pengeringan yang sempuma, sesuai dengan
keadaan cuaca dan ketentuan dari pabrik pembuat cat dimaksud.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 78


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

Pengecatan harus dilakukan dengan ketebalan minimal (dalam


keadaan cat kering), sesuai ketentuan berikut:
1) Permukaan Interior Plesteran, Beton, PVC dan Panel Semen Berserat.
Cat dasar : 1 (Satu) lapis Weather Shield.
Cat akhir : 3 (dua) lapis Acrylic Emultion.
2) Permukaan Eksterior Plesteran, Beton dan Panel Semen Berserat.
Plamir : 1 (Satu) lapis Plamir
Cat dasar : 1 (Satu) lapis Weather Shield.
Cat akhir : 2 (dua) lapis Acrylic Emultion.
3) Permukaan Besi/Baja.
Cat dasar : 1 (Satu) lapis Quick Drying Metal Primer Chromate /
Zinc Chromate Primer.
Cat akhir : 2 (dua) lapis Synthetic Super Gloss / Synthetic
Enamel.
4) Tebal Lapisan Cat.
Tebal lapisan cat dalam keadaan kering harus sesuai dengan standar dari
pabrik pembuat cat yang dipilih untuk digunakan.

5.3.3 Pencampuran dan Pengenceran.


Pada saat pengerjaan, cat tidak boleh menunjukkan tanda-tanda mengeras,
membentuk setaput yang berlebihan dan tanda-tanda kerusakan lainnya.
Cat harus diaduk, disaring secara menyeluruh dan juga agar seragam
konsistensinya seisms pengecatan.
Bila disyaratkan oleh keadaan permukaan, suhu, cuaca, dan metoda
pengecatan, maka cat boleh diencerkan sesaat sebelum dilakukan pengecatan
dengan mentaati petunjuk yang diberikan oleh pabrik pembuat cat dan tidak
melebihi jurntah 0,5 liter zat pengencer yang baik untuk 4 liter cat.
Pemakalan zat pengencer tidak berarti lepasnya tanggung jawab Kontraktor
untuk memperoleh daya tahan cat yang tinggi (mampu menutup warna lapis
dibawahnya).

5.3.4 Metoda Pengecatan.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 79


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

Cat dasar untuk permukaan beton, plesteran dan panel semen berserat
diberikan dengan Kuas dan lapisan berikutnya boleh dengan Kuas atau rol.
Cat dasar untuk permukaan panel PVC diberikan dengan kuas dan lapisan
berikutnya, dengan Kuas atau rol.
Cat dasar untuk permukaan kayu lapis diberikan dengan Kuas dan lapisan
berikutnya dengan Kuas atau rol.
Cat dasar untuk permukaan barang besi/baja diberikan dengan Kuas atau
disemprolkan dan lapisan berikutnya boleh menggunakan semprolan.

5.4 Pemasangan Kemball Barang-Barang yang Dilepas.


Sesudah selesainya pekerjaan pengecatan, maka barang-barang yang
dilepas harus; dipasang kembali oleh pekerja yang ahli dalam bidangnya.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 80


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

PASAL 16
PIPA BESI GALVANIS DAN BESI HOLLOW

1.0. LINGKUP PEKERJAAN


Lingkup Pekerjaan penggunaan Pipa Besi Galvanis adalah Railing pembatas area
luar dan dalam area kandang. Sedangkan besi hollow mencakup area pagar.

2.0. STANDAR/ RUJUKAN


2.1 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982).
2.2 Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (SK SNI S-04-1989-F).
2.3 Standar Industri Indonesia (SII)/ Standar Nasional Indonesia (SNI).

3.0. PROSEDUR UMUM


3.1 Contoh Bahan dan Data Teknis
Contoh bahan dan data teknis/brosur bahan yang akan digunakan harus
diserahkan terlebih dahulu kepada Konsultan pengawas untuk disetujui sebelum
dikirim ke lokasi proyek. Contoh bahan harus diserahkan sebanyak 1 (satu) buah
sample untuk setiap bahan. Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung
jawab kontraktor.

3.2 Pengiriman dan Penyimpanan


Pengiriman bahan ke lokasi proyek harus dalam kondisi seperti pembelian
(tidak berkarat dan tidak mengalami kerusakan) yang dilindungi dengan
label/merek dagang yang utuh dan jelas. Kontraktor wajib menyediakan
cadangan sebanyak 2,5% dari keseluruhan bahan terpasang untuk diserahkan
kepada Pernilik Proyek. bahan harus dari kualitas yang baik dan dari merek
yang dikenal. bahan yang rusak, dan berkarat, tidak boleh dipasang. Sedangkan
untuk penyimpanan, syarat- syarat untuk tempat penyimpanan barang harus
terhindar dari genangan air, tidak lembab, terhindar dari cuaca (panas matahari/air
hujan) dan selalu bersih.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 81


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

4.0. BAHAN-BAHAN
 Bahan harus mempunyai kualitas yang baik, tahan lama terhadap goresan,
hygienis, mudah dibersihkan dan mudah dalam perawatan
 Bahan Pipa Galvanis untuk area pembatas menggunakan spesifikasi type
medium B sedangkan pembatas leher ternak menggunakan medium A. Untuk
besi hollow dengan ketebalan 1,4 mm.

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN.


 Marking AS dan elevasi untuk posisi railing pembatas dan pagar dan tentukan letak
railing pembatas.
 Pasang tiang railing pada awal sisi area dan ujung area lain.
 Tarik benang antar kedua tiang railing.
 Pasang tiang railing pembatas sesuai dengan jarak desain dan kunci dudukan tiang
railing pembatas.
 Pasang railing horizontal dengan menumpu pada tiang.
 Sambung railing horizontal untuk area berikutnya.
 Ratakan dan haluskan sambungan serta bersihkan railing pembatas yang
telah terpasang.
 Pasang master tiang railing untuk memberikan perkuatan kepada keseluruhan tiang
railing.
 Pengelasan harus berdasarkan standar yang berlaku.
 Poles seluruh hasil pengelasan, agar kelihatan bersih dan rapi. Tonjolan
akibat pengelasan, sebisamungkin dikamuflase agar tidak terlihat.
 Lakukan pengecetan dengan system semprot/spray.
 Pengecetan dilakukan hingga warna yang diinginkan sesuai spesifikasi.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 82


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

PASAL 17
PEKERJAAN ELEKTRIKAL

A. PERSYARATAN UMUM
1. Umum
Doku men ini berisi sp esifikasi u mum in stalasi listrik un tu k proyek tersebut
diatas. Segala persyaratan dan keten tuan in stalasi listrik akan d ijelaskan p
ada bagian –bagian berikutn ya.

2. Peraturan Pemasangan
Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan-
peraturan sebagai b eriku t :
a. PUIL 2000.
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per.05/MEN/1982
c. National Fire Protection Association (NFPA)
d. Petunjuk dari Pabrik Pembuat Peralatan.
e. Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instalasi yang berwenang, seperti PLN,
dan Assosiasi terkait.
Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh Perusahaan yang memiliki Surat
Ijin Instalasi dari instalasi yang berwenang dan telah biasa mengerjakann ya
dan suatu d aftar referen si p emasangan harus dilamp irkan dalam su rat
penawaran.

3. Gambar – gambar
a. Gambar - gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini serta risalah
rapat penjelasan merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi dan
mengikat dan tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya.
b. Gambar-gambar sistim ini menunjukkan secara umum tata letak dari
peralatan, sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan perhatikan kondisi
dari bangunan yang ada dan mempertimbangkan juga kemudahan service /
maintenance jika peralatan-peralatan sudah dioperasikan.
c. Gambar-gambar Arsitek dan Struktur/Sipil harus dipakai sebagai referensi
untuk pelaksanaan dan detail finishing instalasi.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 83
Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

d. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mengajukan gambar kerja dan


detail kapada Pengawas proyek untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih
dahulu. Dengan mengajukan gambar - gambar tersebut, Kontraktor dianggap
telah mempelajari situasi dari instalasi lain yang berhubungan denganinstalasi
ini.
e. Kontraktor harus membuat gambar-gambar instalasi terpasang yang disertai
dengan operating dan Maintenance Instruction serta harus diserahkan
kepada Pengawas Proyek pada saat penyerahan pertama dalam rangkap 3
(tiga), dijilid serta dilengkapi dengan daftar isi dan data notasi.

Gambar Kerja (Shop-drawing)


a. Yang dimaksud dengan gambar kerja adalah gambar-gambar yang dibuat
oleh Kontraktor, Pemasok-barang maupun pihak-pihak lain yang bertujuan
untuk menjelaskan cara pemasangan maupun cara penyambungan dan
lainnya pada saat pelaksanaan pekerjaan sedang berlangsung
b. Sebelum Kontraktor melaksanakan pekerjaan, Kontraktor wajib membuat
gambar kerja untuk memperjelas dan sebagai gambar untuk pelaksanaan
pekerjaan di lapangan terdiri dari,
1) Diagram-diagram/gambar, seperti :
 Gambar rangkaian listrik
 Gambar jaringan pemipaan
 Gambar/diagram lainnya.
2) Detail-detail, seperti :
 Detail panel
 Detail pemasangan panel
 Detail pemasangan peralatan
 Detail-detail lain yang diperlukan.
3) Gambar lainnya sesuai dengan pekerjaan yang sedang dilaksanakan.
c. Gambar-gambar kerja dibuat dengan berpedoman pada Gambar Perencanaan,
Spesifikasi Teknis serta disesuaikan dengan kondisi lapangan yang
sebenarnya, sehingga tidak akan terjadi kesalahan di lapangan.
d. Gambar kerja dibuat sebanyak 3 (tiga) rangkap dan diserahkan kepada
Pengawas proyek untuk diperiksa dan disahkan

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 84


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

e. Untuk pekerjaan Sistem Distribusi Listrik dan lainnya, Kontraktor harus


menyiapkan Gambar - gambar instalasi yang diperlukan untuk diperiksa dan
disahkan (keur) oleh Assosiasi terkait dan instalasi lainnya sesuai dengan
peraturan yang berlaku.

4. Koordinasi
a. Kontraktor instalasi hendaknya bekerja sama dengan kontraktor instalasi
lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan
waktu yang telah ditetapkan.
b. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi
kemajuan instalasi lain.
c. Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka semua
akibatnya menjadi tanggung jawab kontraktor.

5. Pelaksanaan Pemasangan
a. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi dimulai, Kontraktor harus
menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada Pengawas Proyek dalam
rangkap 3 (tiga) untyk disetujui.
b. Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan ulang atas sesuatu yang diragukan,
Kontraktor harus segera menghubungi Pengawas Proyek. Pengambilan ukuran
dan/atau pemilihan kapasitas peralatan yang salah akan menjadi tanggung
jawab Kontraktor.

6. Testing dan Commisioning


a. Kontraktor instalasi harus melakukan semua testing dan pengukuran yang
dianggap perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi
dengan baik dan dapat memenuhi semua persyaratan yang diminta.
b. Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk mengadakan testing
tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor.

7. Masa Pemeliharaan dan Serah Terima Pekerjaan


a. Peralatan instalasi harus digaransi selama setahun terhitung sejak saat
penyerahan pertama.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 85


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

b. Masa pemeliharaan untuk instalasi adalah satu tahun terhitung sejak saat
penyerahan petama.
c. Selama masa pemeliharaan, Kontraktor instalasi ini diwajibkan mengatasi
segala kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya tambahan biaya.
d. Selama masa pemeliharaan, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan
masih merupakan tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
e. Selama masa pemeliharaan, apabila kontraktor tidak melaksanakan teguran dari
Pengawas proyek atas perbaikan / penggantian / penyetelan yang dipergunakan,
maka Pengawas proyek berhak menyerahkan perbaikan/ penggantian
penyetelan tersebut kepada pihak lain atas biaya kontraktor.
f. Selama Masa Pemeliharaan, Kontraktor harus melatih petugas - petugas yang
ditunjuk oleh Pemilik sehingga dapat mengenali sistem instalasi dan dapat
melaksanakan pengoperasian/pemeliharaan.
g. Serah terima pertama baru dapat dilaksanakan setelah ada bukti
pemeriksaan dengan hasil yang baik yang ditanda tangani Bersama oleh
Kontraktor dan Pengawas Proyek serta dilampiri Surat Ijin Pemeriksaan dari
Jawatan Keselamatan Kerja dan instalasi yang berwenang.

8. Laporan – laporan
a. Laporan Harian dan Mingguan
Kontraktor wajib membuat laporan h arian dan laporan mingguan yan g
memberikan gambaran men genai :
 Kegiatan fisik
 Catatan dan perintah Pengawas proyek yang disampaikan secara lisan
maupun secara tertulis.
 Jumlah material /ditolak
 Jumlah Tenaga Kerja
 Keadaan cuaca, dan
 Pekerjaan tambah/kurang
 Photo progres lapangan
Laporan mingguan merupakan ringkasan dari l aporan harian dan setelah
ditanda tangani oleh Project Manager h aru s diserah kan kepada Pen gawas
p royek untu k diketahui / disetu jui.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 86


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

b. Laporan Pengetesan
Kontraktor h aru s men yerah kan kepad a Pen gawas proyek dalam ran
gkap 3 (tiga) men genai hal -hal sebagai beriku t :
 Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi.
 Hasil pengetesan peralatan
 Hasil pengetesan kabel
 Hasil pengetesan tahanan pentanahan
 Dan lainnya.
Semua pen getesan d an pen gu kuran yan g akan dilaksan akan haru s
disaksikan oleh pihak Pen gawas p royek.

9. Penanggung Jawab Pelaksanaan


a. Kontraktor harus menempatkan seorang penanggung jawab pelaksanaan yang
ahli dan berpengalaman yang harus selalu berada dilapangan, yang bertindak
sebagai wakil dari Kontraktor dan mempunyai kemampuan untuk memberikan
keputusan reknis dan yang bertanggung jawab penuh dalam menerima segala
instruksi yang akan diberikan oleh pihak Pengawas Proyek.
b. Penanggung jawab tersebut diatas juga harus berada ditempat pekerjaan pada
saat diperlukan / dikehendaki oleh pihak Pengawas proyek.

10. Penambahan/Pengurangan/Perubahan Instalasi


a. Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan
kondisi lapangan, harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari pihak
konsultan Perencanaan dan Pengawas proyek.
b. Kontraktor harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada kepada pihak
Pengawas proyek dalam rangkap 3 (tiga)
Perubahan material, dan lain – lainnya, harus diajukan oleh Kontraktor kepada
Pengawas proyek secara tertulis dan pekerjaan tambah/ kurang / perubahan
yang ada harus disetujui oleh Pengawas proyek secara tertulis.

11. Ijin – ijin


Pengurusan ijin – ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi serta
seluruh biaya yang diperlukannya menjadi taggung jawab Kontraktor.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 87
Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

12. Pembobokan, Pengelasan dan Pengeboran


a. Pembobokan tembok, lantai dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam
pelaksanaan instalasi ini serta mengembalikannya kekondisi semula, menjadi
lingkup pekerjaan instalasi ini.
b. Pembobokan / pengelasan / pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila ada
persetujuan dari pihak Pengawas proyek secara tertulis.

13. Pemeriksaan Rutin dan Khusus


a. Pemeriksaan Rutin harus dilaksanakan oleh Kontraktor instalasi secara periodik
dan tidak kurang dari tiap dua minggu
b. Pemeriksaan khusus harus dilaksanakan oleh Kontraktor instalasi ini, apabila
ada permintaan dari pihak Pengawas proyek Pemilik dan atau bila ada
gangguan dalam instalasi ini.

14. Rapat Lapangan


Wakil Kontraktor harus selalu hadir dalam setiap rapat p royek diatu r oleh
pemb eri tu gas.

B. LINGKUP PEKERJAAN
1. Umum
Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik
dalam spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar -gambar, dimana
bahan – bahan dan peralatan yang digunakan sesuai den gan ketentuan –keten
tuan pada spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi
bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan
pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau
peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa
adanya ketentuan tambahan biaya.

2. Uraian Lingkup Pekerjaan


Sebagai tertera dalam gambar - gambar rencana, Kontraktor pekerjaan instalasi
Listrik ini harus melakukan pengadaan dan pemasan gan serta menyerahkan

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 88


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan . Garis besar lingkup p
ekerjaan yang dimaksud adalah seb agai berikut :
a. Pengadaan, pemasangan dan pengujian instalasi panel tegangan rendah
lengkap dengan instalasi serta peralatan bantunya.
b. Pengadaan, pemasangan dan pengujian instalasi penerangan , kontak–kontak
c. Pengadaan, pemasangan dan pengujian panel tegangan rendah.
d. Pengadaan, pemasangan dan pengujian instalasi kabel tegangan rendah.
e. Pengadaan, pemasangan dan pengujian armature lampu penerangan.
f. Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pembumian.
g. Pembuatan as built drawing (gambar terpasang)
h. Pengadaan, pemasangan rak kabel untuk daya dan penerangan dalam
bangunan serta peralatan bantunya.
i. Pengadaan, pemasangan penyalur petir.
j. Mengadakan pelatihan terhadap operator dari pihak pemberi tugas.
k. Mengadakan testing dan Commissioning seluruh pekerjaan listrik.

C. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN


1. Panel Tegangan Rendah
a. Panel tegangan rendah harus mengikuti standard PUIL 2000.
b. Panel – panel harus dibuat dari plat besi tebal 2 mm dengan rangka besi dan
seluruhnya harus dizinchromate dan di duco 2 kali dan harus dipakai cat powder
coating dengan cat texture, warna dan cat dikonfirmasikan kepihak Interior dan
Pengawas proyek, dilengkapi dengan double cover tebal plat 2 mm, memakai
sepatu kabel dan handslip, kapasitor bank harus menggunakan sistem otomatik
(APFR). Pintu dari panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan master key.
c. Kontruksi dalam panel – panel serta letak dari komponen – komponen dan
sebagainya harus diatur sedemikian rupa, sehingga bila perlu dilaksanakan
perbaikan – perbaikan penyambungan - penyambungan pada komponen -
komponen dapat mudah dilaksanakan tanpa mengganggu komponen -
komponen lainnya.
d. Setiap panel harus mempunyai 5 atau lebih busbar copper terdiri dari 3 busbar
phase R-S-T, 1 busbar neutral dan 1 busbar untuk grounding. Besarnya
busbar harus diperhitungkan untuk besar arus yang akan mengalir dalam busbar
tersebut tanpa menyebabkan suhu yang lebih dari 65ºC dengan dimensi busbar

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 89


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

minimum 1,5 kali dari kemampuan lewat arus (kapasitas incoming breaker).
Setiap busbar copper harus diberi warna sesuai peraturan PLN, lapisan yang
dipergunakan untuk memberi warna busbar dan saluran harus dari jenis yang
tahan terhadap kenaikan suhu yang diperbolehkan.
e. Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush mounting dalam kotak
tahan getaran. Ampermeter dan Voltmeter yang digunakan berukuran 96 x 96
mm atau ukuran lain yang update dengan skala linear dan ketelitian 1% dan
bebas dari pengaruh induksi, serta ada sertifikat tera dari LMK / PLN (minimum 1
buah untuk setiap jenis alat ukur).
f. Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan
keperluan sesuai dengan yang telah disetujui oleh Pengawas proyek.
g. Unit Box Panel haruslah dibuat sedemikian rupa sehingga mendapat ventilasi
udara yang cukup. Pada lubang ventilasi udara harus diberi filter yang
kontruksinya diperkuat sehingga didapatkan suatu konstruksi yang baik.
h. Unit Box Panel yang berfungsi untuk Motor Control Center haruslah dilengkapi
dengan force ventilasi (exhaust fan).
i. Main switch breaker tipe air break 3 pole atau 4 pole yang telah
direkomendasi dari SPLN serta karakteristiknya menurut standard IEC 947-2
dan kemampuan arus hubung singkat alat tersebut tidak kurang dari 80 KA
pada tegangan 600 VAC.
j. Main circuit breaker harus menggunakan tipe spring charged yang dapat
dioperasikan secara manual atau automatic yang dikombinasikan dengan
sistem motorized, UVT untuk versi fixed serta dilengkapi pengaman untuk tidak
merusak switch breaker pada saat posisi ON / OFF / TRIP.
k. Sistem penutup atau kontak breaker harus menggunakan tougle action, free
type dan dilengkapi dengan indikator mekanikal untuk posisi ON atau OFF serta
indikasi charged dan discharged.
l. Jika main circuit breaker dioperasikan secara atomatic maka harus dilengkapi
dengan pelepas penutup (XF) pemutus tegangan jatuh (MN) / pemutus shunt
(MX), saklar alarm dan saklar bantu.
m. Kapasitas dari kontak utama harus mampu dibebani dengan beban penuh
pada temperatur yang telah direkomendasikan dari pihak serta waktu
pemutusan tidak lebih dari tiga detik.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 90


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

n. Main circuit breaker harus dilengkapi dengan proteksi beban lebih (over
current), arus hubung singkat (short circuit), proteksi hubungan pentanahan.
o. Komponen – komponen pengaman yang dapat dipakai adalah :
1) Air Circuit Breaker (ACB)
a) Standard IEC & SPLN
b) Terdiri dari 3 atau 4 kutub
c) Jenis Fixed
d) Sistem unit Trip terdiri dari :
 Fungsi switching
 Fungsi komunikasi
 Fungsi Proteksi
e) Kapasitor pemutus 65 KA – 150 kA pada 380/415 V
f) Arus Nominal 800A s/d 6300 A

2) Moulded Case Circuit Breaker (MCCB)


a) Keterangan untuk syarat – syarat dan simbol-simbol yang digunakan
dalam perincian berikut menggunakan Strandard IEC bagian 1 dan 2.
b) Terdiri dari 3 kutub dan 4 kutub
c) Kapasitas pemutusan 18 s/d 85 KA pada tegangan 380 / 415 V
d) Dilengkapi dengan pemutus shunt (MX), Pelepas Tegangan (MN),
Auxiliary Contract, Saklar Alarm serta mekanis motor.
e) Sistem unit trip terdiri dari :
 Thermal Magnetis
 Solid State (Electronic)
f) Dilengkapi dengan proteksi motor- motor listrik
g) Dilengkapi dengan perlindungan terhadap manusia / kebakaran (type
Vigirex)
h) Versi : Fixed

3) Miniatur Circuit Breaker (MCB)


a) Menurut standart IEC
b) Terdiri dari 1 dan 3 kutub
c) Breaking capacitynya antara 5 s/d 25 KA untuk tegangan 220/415
V.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 91
Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

d) Kurva trip B & C


e) Dilengkapi dengan saklar alarm, Auxiliary contract dan pemutus
shunt (MX) / pelepas tegangan (MN)
f) Jika digunakan untuk melindungi motor listrik maka yang digunakan
adalah MMCB (Magnetic Motor Circuit Breaker).

4) Contactor
a) Berdasarkan standard IEC ,SPLN, SNI
b) Terdiri dari kategori ACI – untuk Beban Murni > 0.95
c) AC2 – Untuk motor slipring, Strarting, Pluging AC3-Motor Squirrel
cage, swithhing ON/OFF selama dalam keadaan normal.

5) Overload
a) Berdasarkan IEC p47, IEC 292
b) Dapat mampu berfungsi sebagai pengaman motor listrik terhadap
beban lebih dan disesuaikan dengan arus nominal motor tersebut.
c) Untuk star – delta dan Direct On Line dapat dikombinasikan dengan
Magnetic Motor Circuit Breaker.

6) Bushbar Support
a) Sesuai standard IEC, SPLN - SNI Bus-bar support terdiri dari
unipolar/multi polar.
b) Isolasi support harus sesuai dengan ukuran copper (tembaga).
c) Kapasitas dari Bus – bar harus sesuai dengan standard Puil
d) Terdiri dari 1,2,3 dan 4 pole + 1 grounding
e) Spesifikasinya :
 High Dielectric strenght
 High Mechanical wisthstand
 Tahan Terhadap temperatur sesuai dengan rekomendasi

7) Isolasi support
Bah an terdiri dari S MC/DMC spesifikasi terdiri dari :
a) High Dielectric Strenght
b) High Mechanical Withstand
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 92
Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

c) High Temperature.

8) Pilot lamp, Push Button, Selector Switch Sesuai standard IEC, SPLN, SNI.
a) Jenis pilot lamp yang digunakan adalah tipe transformasi
b) Push Button menggunakan tipe flush dengan bahan chromium.
c) Selector switch tingkat isolasinya harus 660 V dengan kapasitas
thermal 12 A adalah 20 A serta dilengkapi dengan pegangan isolasi
ganda.

9) Fuse dan Fuse Link


a) Standard SPLN.
b) Jenis Fuse yang digunakan adalah HRCclass Q sedangkan Fuse
Carier sebagai pengaman circuit control menggunakan type catridge &
Holder.

10) Relay
a) Tipe relay adalah electro mechanical dan static transitor.
b) Over current relay adalah jenis IDMTL (Inverse Defenitive Minimum
time Lag) diset antara 50 % - 200% dan waktu antara 1-0,3 second
Earth Fault Relay adalah jenis DTL (Definitive Time Lag) di set antara
0-1 secound, setting dari arus antara 5-40% dari 5% step.
c) Capasitor dari auxiliriary contract relay tersebut harus disesuaikan
dengan kapasitas beban.

11) Current Transformer (CT)


CT yang digunakan standard SPLN, SNI / IEC .

12) Metering
a) Standard IEC, SPLN.
b) Bahan Plastic ABS, Dust Proof, disesuaikan dengan temperature
tropis.
c) Moving Iron
d) Mempunyai Zero skala yang dapat diatur.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 93


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

e) Class 1.5 dari skala full

2. Kabel Tegangan Rendah


a. Kabel – kabel type NYA, NYM, NYMHY dan NYY yang dipakai harus dapat
dipergunakan untuk tegangan rendah 0,6 kV.
b. Pada Prinsipnya kabel-kabel daya yang dipergunakan adalah jenis
N/A2XSEFBY, N/A2XSY, NYY dan NYFGBY.
c. Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus dimintakan
persetujuan terlebih dahulu pada MK.
d. Penampang kabel minimum yang dapat dipakai 2,5 mm².

3. Sistem Penyalur Petir


a. Elektroda Penyalur Petir / Air Termination
1) Elektroda penyalur petir ini terdiri dari :
a) Air Termination dari jenis Electrostatis lightning terminal.
b) Dudukan air termination yang terbuat dari fibre glass dengan diameter
70 mm dan ketinggian minimum 2,5 meter.
c) Pemasangan dudukan air terminator harus tahan terhadap pengaruh
goncangan dan angin.
2) Air termination yang dipakai harus mendapat izin atau rekomendasi dari
Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia atau instalasi lain yang
berwenang.
3) Air termination yang dipakai dengan menggunakan air termination dari jenis
bukan radioaktif.
4) Detail dan tata instalasi penyalur petir sesuai dengan Gambar
Perencanaan.
a) Air termination harus terbuat dari bahan yang tahan untuk dialiri arus
listrik yang cukup besar tanpa terjadi kerusakan.
b) Elektroda penyalur petir harus dihubungkan dengan hantaran turun.
c) Pemasangan penyalur petir harus diatur sedemikian rupa, sehingga
semua bagian atau benda yang berada di atap sampai dengan lantai
basement harus dapat terlindungi oleh sistem instalasi penyalur petir.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 94


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

b. Hantaran Turun
1) Hantaran turun berfungsi untuk mengalirkan muatan listrik petir yang
diterima/ditangkap oleh elektroda penyalur petir ke konduktor pembumian.
Oleh karena itu, hantaran turun harus dihubungkan secara sempurna, baik
dengan elektroda penyalur petir maupun elektroda pembumian.
2) cable yang di gunakan mempunyai ukuran NYY 1 x 50 mm².
3) Hantaran turun harus dipasang dengan baik, lurus dan mempunyai
kekuatan yang cukup sehingga mampu menahan gangguan mekanis.

c. Elektroda Pembumian
1) Elektroda pembumian terbuat dari pipa GIP diameter 11/2” dan plat tembaga
serta lilitan kawat timah dengan konstruksi seperti tercantum di dalam
Gambar Perencanaan.
2) electroda pembumian harus ditanam langsung di dalam tanah dengan
panjang bagian yang tertanam minimal sepanjang 6 M dan mempunyai
tahanan pentanahan sebesar 2 Ohm.
3) Terminal penyambungan untuk menghubungkan elektroda pembumian
dengan hantaran turunan harus dilakukan di dalam bak kontrol.
4) Sistem pembumian untuk penyalur petir ini harus terpisah dari sistem
pembumian untuk sistem elektrikal lainnya.

d. Bak Kontrol / Terminal Penyambungan


1) Bak kontrol berfungsi sebagai tempat penyambungan antara hantaran
penyalur petir dengan elektroda pembumian (terminal pembumian) dan
sebagai tempat untuk melakukan pengukuran tahanan pembumian.
2) Dimensi konstruksi bak kontrol sesuai dengan Gambar Perencanaan.
3) Dinding dan tutup bak kontrol terbuat dari konstruksi beton.
4) Bak kontrol mempunyai tutup yang dilengkapi dengan handle.
Tutup bak kontrol ini harus dapat dibuka dengan mudah.

e. Penyangga dan Klem


1) Penyangga digunakan untuk memegang hantaran penyalur petir.
2) Penyangga terbuat dari besi yang digalvanisasi sehingga tahan terhadap
karat.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 95
Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

3) Dimensi dan konstruksi penyangga sesuai dengan Gambar Perencanaan.

f. Merk : SETARA KURN, THOMAS, GUARDIAN, SCHNEIDER


4. Lighting Fix tures
a. Lampu Tabung (Down Light) – PLC, PLE, SL/PL, LED
1) Lighting Fixtures harus dilengkapi dengan reflector aluminium, atau sesuai
gambar.
2) Lamp holder menggunakan standart E-27/E.40.
3) Diameter dari kap lampu minimal lihat gambar.
4) Lampu yang dipakai dari jenis PLC/PL atau sesuai gambar, contoh
harus disetujui oleh Pengawas proyek.

b. Lampu Baret
1) Lampu baret yang digunakan adalah jenis LED 18 Watt
2) Cover lampu terbuat dari bahan acrylic putih susu
3) Merk lampu setara Panasonic, Philips atau Artolite

c. Lampu Pagar
1) Lampu pagar yang digunakan adalah jenis LED 18 Watt
2) Cover lampu terbuat dari bahan plastic
3) Merk lampu setara Panasonic, Philips

d. Lampu Spot
1) Body lampu Die Casting Allumunium Alloy
2) Lampu berukuran 50 watt dan 100 watt dengan colour type white
3) Cover lampu terbuat dari bahan acrylic bening
4) Merk lampu setara philips.

e. Lampu Industri
1) Kap lampu type industry
2) Lampu berukuran 100 watt dengan colour type white
3) Area kandang diberi gantungan dengan menggunakan besi 12 dengan
system las pada rangka baja plus coating agar tidak berkarat

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 96


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

4) Untuk area luar, menggunakan tiang dengan Pipa Galvanis medium B


dimensi 3” dengan tinggi minimal 3,5m
5) Merk lampu setara philips.

f. Kotak – Kontak Dan Saklar


1) Kotak – kontak dan saklar yang akan dipasang pada dinding tembok
bata adalah type pemasangan masuk / inbow (flush - mounting) dan tipe
floor mounted.3
2) Kontak-kontak biasa (inbow) yang dipasang mempunyai rating 15 A dan
mengikuti standart VDE.
3) Flush-Box (inbow doos) untuk tempat saklar, kotak-kontak dinding dan
push button harus dipakai dari jenis bahan metal.
4) Kotak-kontak dinding yang dipasang 30 cm dari pemukaan lantai dari ruang-
ruang yang basah/lembab harus jenis water tight sedang untuk saklar
dipasang 150 cm dari permukaan lantai atau sesuai gambar. Sebelum
pemasangan, pihak Kontraktor harus mendapat persetujuan dari Pengawas
proyek.

g. Grounding
1) Kawat grounding dapat dipergunakan kawat telanjang (BCC =Bare
Copper Conductor).
2) Besarnya kawat grounding yang dapat digunakan minimal
berpenampang sama dengan penampang kabel masuk (incoming feeder)
untuk penampang kabel lebih kecil dari 70 mm², atau sesuai gambar sistem
pembumian.
3) Elektrode pentanahan untuk grounding digunakan massive copper
berdiameter 1” dan 0,2 m dari bagian ujungnya dibuat runcing. Electrode
pentanahan yang ditanam dalam tanah minimal sedalam 5 m atau sampai
menyentuh permukaan air tanah.
4) Nilai tahanan grounding system untuk panel-panel adalah maximum 5 ohm,
diukur setelah tidak turun hujan selama 3 hari berturu-turut.
5) Lihat gambar detail untuk Box dan terminal pembumian.
6) Grounding untuk peralatan elektronik dipisah dengan grounding elektrikal,
dengan metoda grounding yang sama.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 97


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

h. Kabel Tray / Kabel Ladder dan Kabel Duck.


1) Kabel tray tersebut dari bahan mild steel sheet setebal 1- 2 mm dengan
finishing hot dipped galvanized.
2) Cara pemasangan kabel tray harus digantung pada dak beton dengan
besi beton dan atau diberi supporting pada konstruksi baja.
3) Pada setiap belokan atau pencabangan bentuk tray harus dibuat sedemikian
rupa sehingga belokan kabel sesuai dengan bending yang diperkenankan.
4) Untuk mendapatkan pentanahan yang baik antara bagian yang satu
dengan bagian yang lain, harus terhubung satu dengan lainnya dengan
menggunakan BC kabel atau kontruksi harus memakai kabel sepatu pada
kedua ujungnya.
5) Cable tray yang dipasang didalam shaft / pada dinding kabel
menggunakan penyangga terbuat dari bahan UNP-LNP dengan ukuran
sesuai gambar dan dipasang setiap jarak 2 (dua) meter. Kabel yang
terpasang harus dilengkapi dengan klem-klem kabel dan atau Cable Ties.
6) Kabel yang dipasang diatas tray harus diklem (diikat) dengan klem-klem
kabel (pengikat/kebel tie) anti ultra violet.
7) Sebelum pemasangan kabel tray harus dikoordinasi terlebih dahulu dengan
instalasi lainnya (AC, Plumbing dll).
8) Kabel tray yang arah vertikal menuju panel-panel lampu menggunakan
kabel tray minimum selebar panel lampu penerangan tersebut.

i. K o n d u i t
Konduit instalasi penerangan yang dipakai adalah dari jenis PVC High
Impact dan Metal Plan Conduit dimana d iameter dalam d ari konduit min
imu m 1,5 kali diameter kabel dan minimu m diameter dalam adalah 19
mm, atau din yatakan lain pad a gambar.

D. PERSYARATAN TEKNIS DAN PEMASANGAN


1. Panel – panel
a. Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya dan
harus rata (horisontal)

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 98


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

b. Setiap kabel yang masuk / keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland, dan
diberi lapisan seal dari karet untuk menutupi bagian bekas lubang yang
permukaannya tajam atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang
tajam.
c. Untuk panel-panel yang dipasang diluar ruangan (Outdoor Panel) type Free
Stranding diberi kaki dengan jarak minimal 50 cm dengan permukaan tanah
dilengkapi dengan pondasi cor.
d. Semua panel harus ditanahkan.

2. Kabel – kabel
a) Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang
jelas dan tidak mudah lepas untuk mengidentifikasikan arah beban
b) Setiap kabel yang masuk / keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland, dan
diberi lapisan seal dari karet untuk menutupi bagian bekas lubang yang
permukaannya tajam atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang
tajam.
c) Kabel daya yang dipasang di shaft harus dipasang pada tangga kabel, diklem
dan disusun yang rapi.
d) Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada
kabel penerangan, dimana terminasi sambungan dilakukan pada termination /
junction box.
e) Untuk kabel dengan diameter 16 mm2 atau lebih harus dilengkapi dengan
sepatu kabel untuk terminasinya.
f) Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm2 atau lebih harus
mempergunakan alat pres hidraulis yang kemudian diberi cable shoes.
g) Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 60 cm minimum, dimana
sebelum kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal 0,5 cm dan
diatasnya diamankan dengan batu bata sebagai pelindungnya. Lebar galian
minimum adalah 40 cm yang disesuaikan dengan jumlah kabel.
h) Sudut pembelokan (Bending Radius) kabel Feeder harus mengikuti ketentuan
yang disyaratkan oleh pabrik untuk masing-masing diameter kabel.
i) Untuk kabel serabut, terminasi ujung kabel tersebut harus menggunakan
handslip.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 99


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

j) Semua kabel yang berada didalam trench kabel harus diletakkan / disusun
dalam kabel ladder (Fabricated, hot deep galvanized) kabel ladder harus
disupport setiap jarak 100 cm.
k) Untuk kabel feeder yang dipasang didalam trench harus mempergunakan kabel
ladder kecuali dalam Cable Pitch.
l) Pada route kabel setiap 25 m dan disetiap belikan harus ada tanda arah
jalannya kabel dan dilengkapi dengan Cable Mark.
m) Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan instalasi lainnya
harus ditanam lebih dalam dari 60 cm dan diberikan pelindung pipa galvanis
medium dengan diameter minimum 2 ½ kali penampang kabel.
n) Semua kabel yang akan dipasang diatas langit - langit harus diletakkan pada
suatu trunking kabel.
o) Kabel penerangan yang terletak diatas rak kabel tidak menggunakan PVC High
Impact. Setiap kabel yang keluar dari Cable Tray harus dipasang dalam PVC
High Impact. Yang pada bagian pertemuan antara Conduit dan Cable Tray
dipasang Joining Coupling.
p) Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus
dibuatkan sleeve dari pipa galvanis medium dengan diameter minimum 2 ½ kali
penampang kabel.
q) Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak - kontak harus didalam kotak
terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan konduitnya dan
dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya dimana tebal kotak terminal tersebut
minimum 4 cm.
r) Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1m
disetiap ujungnya.
s) Penyusunan konduit diatas trunking kabel harus rapi dan tidak saling menyilang.
t) Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak – kontak harus didalam
kotak penyambung dan memakai alat penyambung berupa las-dop.
u) Semua kabel yang menuju/keluar dari panel - panel type outdoor harus didalam
pipa Sleeve GIP Medium / PVC Conduit dia. 2 ½ x dia. kabel.
v) Kabel yang keluar dari trench yang menembus permukaan tanah, yang
menuju kabel ladder harus dilengkapi / dilindungi dengan Medium sepanjang
lebih kurang 1 m dengan ketentuan ± 50 cm bagian yang berada dibawah
permukaan tanah sampai 50 cm dari permukaan tanah.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 100
Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

w) Semua kabel instalasi motor yang berada didaerah utility harus dipasang dalam
metal conduit, yang penampangnya minimum 1,5 penampang kabel dan lengkap
dengan Flexible Metal Conduit.
x) Untuk insatalasi kabel yang menggunakan PVC High Impact Conduit tidak
diperbolehkan melintas diatas balok, harus menembus balok dengan jarak
minimum 10 Cm dari atas balok yang ditembus.

3. Kotak -kontak dan Saklar


a. Kotak - kontak dan Saklar yang akan dipakai adalah type tanam dalam dinding
dan dipasang pada ketinggian 300 mm dari permukaan lantai untuk kotak -
kontak dan 1500 mm untuk saklar atau sesuai gambar detail. Bila tidak terdapat
gambar detail, pihak Kontraktor harus meminta persetujuan dari pihak Pengawas
proyek dan pihak Interior atau Arsitektur.
b. Kotak kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang lembab harus
water Tight.

4. Lampu Penerangan
a. Pemasangan lampu penerangan harus disesuaikan dengan rencana plafond
dari Arsitek dan disetujui oleh Pengawas proyek.
b. Lampu tidak diperkenankan memberikan beban kepada rangka plafond yang
terbuat dari bahan aluminium.
c. Tiang lampu penerangan untuk diluar bangunan harus dipasang
tegak lurus.
d. Semua lampu penerangan type Flourensscent harus digantung
dengan menggunakan adjustable hanger.
e. Flexible Conduit digunakan antara terminasi titik lampu dengan PVC
High Impact Conduit.

5. Pembumian

a. Semua bagian dari sistem listrik harus dibumikan


b. Elektrode pembumian harus ditanam sedalam minimum 5 m dan mencapai
permukaan air tanah.
c. Tahanan pembumian maximum adalah 5 ohm.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 101
Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

d. Jarak minimum dari elektrode pembumian adalah 6 m dan disesuaikan dengan


sifat tanahnya.
e. Elektrode pembumian harus menggunakan massive copper pipe dengan
penampang 1”.
E. PENGUJIAN
1. Umum
Sebelum semua peralatan utama dari sistim dipasang harus diadakan pengujian
secara individual parsial (Partial Test). Peralatan tersebut b aru dap at d
ipasan g setelah dilengkap i den gan sertifikat pen gu jian yan g baik dari p
abrik yan g bersangku t an dari LMK / PLN serta in stalasi lain yan g
berwenan g untu k itu . Setelah peralatan tersebu t dipasang, harus diadakan
pengujian secara menyelu ruh dari sistim, un tu k men jamin bahwa sistem
berfungsi dengan baik. Semua b iaya untuk mendapatkan sertifikat lulu s pen
gujian dan peralatan untuk pengujian yang perlu disediakan oleh Kontraktor men
jadi tan ggung jawab Kontraktor sendiri.

2. Peralatan dan Bahan


Peralatan dan Bahan In stalasi Listrik yan g haru s diu ji.
a. Panel - panel Tegangan Rendah
Panel - p anel tersebut haru s dilen gkapi den gan sertifikat lulu s pen gu jian
dari pembuat pan el yang menjamin bahwa setiap peralatan dalam panel
tersebu t b erfun gsi b aik d an b ekerja sempurna dalam keadaan operasi
maupun gangguan berupa undervoltage, over curren t, overthermis, short
circuit dan lain - lain serta megger antara fasa, fasa n etral, fasa nol.
b. Kabel-kabel Tegan gan Rendah
Untuk kabel tegan gan rendah sertifikat lulu s p engu jian h aru s dari PLN
yang terutama menjamin bahan isolasi kabel baik serta melanggar
ketentuan - ketentuan PLN tentang isolasi kabel tegan gan rendah,
pengujian d en gan megger tetap harus dilaksanakan, dengan nilai tahan
isolasi minimum 50 mega Oh m.
c. Lighting Fixtures
Setiap ligh tin g fixtu res yan g men ggunakan Ballast dan kapasitor haru s d
ilaku kan pen gu jian / pengu kuran faktor d aya. Dalam hal ini faktor daya
yan g dip erboleh kan minimal 0,85.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 102


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

d. Motor -motor Listrik


Pengukuhan tahanan isolasi motor - motor listrik harus dilakukan.
Pemasangan motor - motor listrik bisa dilaksanakan setelah hasil
pengukuran tidak melanggar ketent uan - keten tuan PUIL 2000
e. Pen tanahan / Groundin g
Semua pentanahan dan sistim harus dilakukan pengukuran tahanan dengan
maximum 5Ohm pada masing - masing pentanahan dan dilakukan pada keadaan
cuaca tidak turun hujan selama minimal 3 hari berturut-turut.
f. Shaft
Semua sh aft h aru s d itu tup / diisolasi antara lan tai yan g satu den gan
yan g lainn ya den gan memakai ligh t con crete.

F. PENYAMBUNGAN DAYA BARU


Daya yang terpasang sebesar 23 kVa. Pemasangan tersebut include pengadaan gardu
induk untuk kawasan IKH, baik dari meteran listrik PLN dan LVMDP dari PLN.
Penyambungan ini juga sudah termasuk biaya Sertifikat laik operasi (SLO)

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 103


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

PASAL 18
PEKERJAAN MEKANIKAL DAN PLUMBING

A. PERATURAN UMUM
1. Peratu ran Dan Acuan
Pemasangan instalasi ini p ada dasarnya harus memenuh i peraturan peraturan
sebagai berikut:
a. Peraturan Umum Instalasi Perpipaan (PUIP)
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per.05/MEN/1982
c. Keputusan Menteri P.U. No.02/KPTS/1985
d. Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, seperti PLN,
PGN, PERUMTEL, Dit.Jen.Bina Lindung dari Pusat maupun daerah.
e. Pedoman Plambing Indonesia
Pekerjaan In stalasi in i haru s d ilaksana kan oleh :
a. Perusahaan yang memiliki Surat Ijin Instalasi dari Instalasi yang berwenang dan
telah biasa mengerjakannya.
b. Khusus untuk izin dari Instalasi Perpipaan (PAS Dinas Terkait dengan kelas yang
sesuai) diperkenankan bekerja sama dengan perusahaan lain yang telah memiliki
PAS yang dimaksud.

2. Gambar -Gambar
a. Gambar - gambar rencana dan persyaratan - persyaratan ini merupakan suatu
kesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.
b. Gambar - gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan,
sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari
bangunan yang ada dan mempertimbangkan juga kemudahan service/
maintenance jika perlatan-peralatan sudah dioperasikan.
c. Gambar-gambar arsitek dan struktur / sipil harus dipakai sebagai referensi untuk
pelaksanaan dan detail finishing instalasi.
d. Sebelum pekerjan dimulai, kontraktor harus mengajukan gambar kerja dan detail
kepada MK untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu. Dengan
mengajukan gambar-gambar tersebut, kontraktor dianggap telah mempelajari
situasi dari instalasi lain yang berhubungan dengan instalasi ini.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 104
Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

e. Kontraktor instalasi ini harus membuat gambar-gambar instalasi terpasang yang


disertai dengan operating dan Maintenance Instruction serta harus diserahkan
kepada pengawas proyek pada saat penyerahan pertama dalam rangkap 4
(empat) terdiri 1 kalkir dan 3 blue print, dijilid serta diengkapi dengan daftar isi
dan data notasi.

3. Koordinasi
a. Kontraktor Instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Kontraktor instalasi
lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan
waktu yang telah ditetapkan.
b. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi
kemajuan instalasi yang lain.
c. Kontraktor Instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Kontraktor instalasi
lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan
waktu yang telah ditetapkan.

4. Pelaksan aan Pemasangan


a. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, kontraktor harus
menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada Pengawas proyek dalam
rangkap 3 (tiga) untuk disetujui.
b. Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan
kapasitas peralatan yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan,
Kontraktor harus segera menghubungi Pengawas proyek.

5. Testing Dan Comisioning


a. Kontraktor instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran yang
dianggap perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi
dengan baik dan dapat memenuhi semua persyaratan yang diminta.
b. Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk mengadakan testing
tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor.

6. Masa Pemeliharaan Dan Serah Terima Pekerjaan


a. Peralatan instalasi ini harus digaransi selama tiga bulan terhitung sejak saat
penyerahan pertama.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 105


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

b. Masa pemeliharaan untuk insatalasi ini adalah selama tiga bulan terhitung sejak
saat penyerahan pertama.
c. Selama masa pemeliharaan ini, kontraktor instalasi ini diwajibkan mengatasi
segala kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya tambahan biaya
d. Selama masa pemeliharaan ini seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan
masih merupakan tanggung jawab kontraktor sepenuhnya.
e. Selama masa pemeliharaan ini, Kontraktor instalasi ini tidak melaksankan
teguran dari pengawas proyek atas perbaikan / penggantian / penyetelan/
tersebut kepada pihak lain atas biaya Kontraktor instalasi ini.
f. Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah ada bukti
pemeriksaan dengan hasil yang ditanda tangani bersama oleh Kontraktor dan
Pengawas proyek.
g. Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan
setelah Berita Acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini
dalam keadaan baik, ditanda tangani bersama Kontraktor dan pengawas proyek.

7. Laporan-Laporan
a. Laporan Harian dan Mingguan.
Kontraktor wajib membuat laporan harian dan laporan mingguan yan g
memberikan gambaran men genai :
 Kegiatan fisik
 Catatan dan perintah Pengawas proyek yang disampaikan secara lisan
maupun secara tertulis
 Jumlah material masuk/ ditolak
 Jumlah tenaga kerja
 Keadaan cuaca, dan
 Pekerjaan tambah / kurang.
Laporan mingguan merupakan ringkasan d ari laporan harian dan setelah
ditandatangani oleh Project Manager masing - masin g kontraktor harus
diserahkan kepada Pengawas proyek untuk diketahui / disetu jui.

b. Laporan Pengetesan
Kontraktor instalasi ini harus menyerahkan kepada Pengawas proyek
laporan tertulis men gen ai hal -hal sebagai beriku t :
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 106
Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

 Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi


 Hasil pengetesan peralatan
 Hasil pengetesan kabel
 Dan lain-lainnya.
Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus
disaksikan oleh pihak Pen gawas p royek.

8. Penanggung Jawab Pelaksanaan


Kontraktor instalasi ini harus menempatkan seorang penanggung jawab
pelaksanaan yang ahli dan berpengalaman yang harus selalu berada
dilapangan, yang bertindak sebagai wakil dari Kontraktor dan mempunyai
kemampuan untuk memberikan keputusan teknis dan yang bertan ggung jawab
penuh dalam menerima segala instruksi yang akan diberikan oleh pihak
pengawas proyek. Penanggung jawab tersebut diatas juga harus berada
ditempat pekerjaan pada saat diperlukan /dikehend aki oleh pihak pen gawas
proyek.

9. Penambahan/Pengurangan/Perubahan Instalasi
a. Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan
kondisi lapangan, harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari pihak
pengawas proyek.
b. Kontraktor instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada
kepada pihak Pengawas proyek dalam rangkap 3 (tiga).
c. Perubahan material, dan lain-lainnya, harus diajukan oleh Kontraktor kepada
pengawas proyek .secara tertulis dan pekerjaan tambah/kurang/perubahan yang
ada harus disetujui oleh pengawas proyek secara tertulis

10. Ijin-Ijin
Pengurusan ijin - ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta
seluruh biaya yang diperlu kannya menjadi tanggung jawab kontraktor,
sedangkan biaya pemasangan sambungan air bersih , ijin pen ggunaan air
tanah menjadi tanggun g jawab pemilik proyek.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 107


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

11. Pembob okan, Pen gelasan Dan Pengeb oran


a. Pembobokan tembok, lantai dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam
pelaksanaan instalasi ini serta mengembalikannya kekondisi semula, menjadi
lingkup pekerjaan instalasi ini.
b. Pembobokan / pengelasan / pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila ada
persetujuan dari pihak pengawas proyek secara tertulis.

12. Pemeriksaan Rutin Dan Khusus


a. Pemeriksaan rutin harus dilaksankan oleh Kontraktor instalasi secara periodik
dan tidak kurang dari tiap dua minggu.
b. Pemeriksaan khusus harus dilaksanakan oleh Kontraktor instalasi ini, apabila
ada permintaan dari pihak Pengawas proyek/Pemilik dan atau bila ada gangguan
dalam instalasi ini.

13. Rapat Lapangan


Wakil Kontraktor harus selalu hadir dalam setiap rapat proyek yang diatur oleh
Pemberi Tu gas.

B. LINGKUP PEKERJAAN MEKANIKAL


1. Umum
Yang dimaksud disini dengan pekerjaan instalasi mekanikal plumbing secara
keseluruhan adalah pengadaan, transportasi, pembuatan, pemasangan,
peralatan -peralatan bahan - bahan utama dan pemban tu serta pengujian,
sehingga diperoleh instalasi yang lengkap dan baik sesuai den gan spesifikasi,
gamb ar dan b ill of qu ality.

2. Uraian Pekerjaan
Lin gkup pekerjaan secara garis besar seb agai berikut :
a. Sistem Air Bersih
b. Sistem Air Limbah

3. Gambar Kerja
Sebelum kontraktor melaksanakan suatu bagian pekerjaan lapan gan, h aru s
men yerah kan gambar kerja an tara lain sebagai berikut :
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 108
Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

 Denah tata ruang dan detail pemasangan dari peralatan utama, perlengkapan
dan fixtures.
 Detail denah perpipaan.
 Detail denah perkabelan.
 Detail penempatan sparing, sleeve yang menembus lantai, atap, tembok dll.
 Detail lain yang diminta oleh Pemberi Tugas

4. Gambar Instalasi Terpasang


Setiap tahapan penyelesaian pekerjaan , kontraktor harus memberi tanda
sesuai jalur terpasang pada re -Kalkir gambar tender maupun gambar kerja,
sehingga pada akhir penyelesaian pemasangan sudah tersedia gambar
terpasang yang mendekati keadaan sebenarn ya.

C. SPESIFIKASI PERPIPAAN
1. Umu m
Lin gkup pekerjaan sistem perp ipaan melipu ti :
a. Pipa
b. Sambungan
c. Katup
d. Strainer
e. Sambungan Ekspansi
f. Sambungan fleksibel
g. Penggantung dan penumpu
h. Sleeve
i. Lubang pembersihan
j. Bak control
k. Blok Beton
l. Galian
m. Pengecatan
n. Pengakhiran
o. Pengujian
p. Peralatan Bantu

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 109


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

2. Spesifikasi dan gambar menun ju kkan diame ter minimal dari p ipa dan letak
serta arah d ari masin g - masin g sistem pipa.
3. Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan / atau spesifikasi dipasan g
terintegrasi den gan kondisi b an gunan d an men ghindari gan gguan den gan
b agian lainnya.
4. Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung dari kotoran , air karat dan
stress sebelum, selama dan sesudah pemasangan .
5. Khusus pipa dan perlengkapan dari bahan plastik, selain disebut diatas harus
ju ga terlindun g dari cahaya matah ari.
6. Semua barang yang dipergunakan harus jelas menunjukkan identitas p abrik
pembuat.
7. Spesifikasi Bahan Perpipaan
a. Spesifikasi PVC
Penggunaan : Venting
Tekanan standard 5 bar

URAIAN KETERANGAN

Pipa Polyvinyl chloride (PVC) klas 5 bar

PVC Injection Moulded Sanitary fitting large radius,


Sambungan/fiting
Solvent Cement joint type
PVC injection moulded sanitary fitting concentric, Solvent
Reducer
Cement Joint Type

Solvent Cement Sesuai rekomendasi pabrik pembuat

b. Persyaratan Pemasangan
1) Umum
a) Persiapan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin
kebersihan, kerapihan, ketinggian yang benar, serta memperkecil
banyaknya penyilangan.
b) Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak
kurang dari 50 mm diantara pipa - pipa atau dengan bangunan &
peralatan.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 110


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

c) Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti
sebelum dipasang, membersihkan semua kitiran, benda - benda tajam/
runcing serta penghalang lainnya.
d) Pekerjaan persiapan harus dilengkapi dengan semua katup- katup
yang diperlukan antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan
sebagainya, sesuai dengan fungsi sistem dan yang diperlihatkan
digambar.
e) Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus
dilengkapi dengan UNION atau FLANGE.
f) Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-
sambungan cabang pada pekerjaan perpipaan harus mempergunakan
fitting buatan pabrik.
g) Kemiringan menurun dari pekerjaan perpiaan air limbah harus seperti
berikut, kecuali seperti diperlihatkan dalam gambar.
(1) Dibagian dalam bangunan
Garis tengah 150 mm atau lebih kecil : 2 %
Garis tengah 200 mm atau lebih besar : 1 %
(2) Dibagian luar bangunan
Garis tengah 150 mm atau lebih kecil : 2 %
Garis tengah 200 mm atau lebih besar : 1 %
h) Semua pekerjaan perpiaan harus dipasang secara menurun ke arah
titik buangan. Drains dan vents harus disediakan guna mempermudah
pengisian maupun pengurasan.
i) Katup (valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai untuk
pemeliharaan dan penggantian. Pegangan katup (valve handied) tidak
boleh menukik.
j) Sambungan - sambungan fleksibel harus dipasang sedemikian rupa
dan angkur pipa secukupnya harus disediakan guna mencegah
tegangan pada pipa atau alat - alat yang dihubungkan oleh gaya yang
bekerja kearah memanjang.
k) Pekerjaan persiapan ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat ke
arah pompa dengan proporsi yang tepat pada bagian - bagian
penyempitan. Katup - katup dan fittings pada pemipaan demikian harus
ukuran jalur penuh.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 111


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

l) Pada pemasangan alat-alat pemuaian, angkur - angkur pipa dan


pengarah-pengarah pipa harus secukupnya disediakan agar pemuaian
serta perenggangan terjadi pada alat-alat tersebut, sesuai dengan
permintaan & persyaratan pabrik.
m) Kecuali jika tidak terdapat dalam spesifikasi, pipe sleeves harus
disediakan dimana pipa-pipa menembus dinding-dinding, lantai, balok,
kolom atau langit-langit. Selama pemasangan, bila terdapat ujung-
ujung pipa yang terbuka dalam pekerjaan perpipaan yang tersisa pada
setiap tahap pekerjaan, harus ditutup dengan menggunakan caps atau
plugs untuk mencegah masuknya benda-benda lain.
n) Semua galian, harus juga termasuk penutupan kembali.
o) Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik.

2) Penggantungan dan Penunjang Pipa


a) Perpipaan harus ditunjang atau digantung dengan hanger, brackets
atau sadel dengan tepat dan sempurna agar memungkinkan gerakan-
gerakan pemuaian atau perenggangan pada jarak yang cukup.
b) Penunjang atau Penggantung tambahan harus disediakan pada pipa
berikut ini :
(1) Perubahan perubahan arah
(2) Titik percabangan
(3) Beban - beban terpusat karena katup, saringan dan hal-hal
lain yang sejenis
c) Ukuran baja bulat untuk penggantung pipa datar adalah sebagai
berikut:
(1) Diameter Batang

Ukuran pipa Jarak maximum BSP PVC


Sampai 20 mm 1M 0,5 M
25 mm s/d 40 mm 2M 1 M
50 mm s/d 80 mm 3M 1,5 M
100 mm s/d 200 mm 4M 2 M

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 112


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

Gantungan ganda 1 ukuran lebih kecil dari tabel diatas


Penunjang pipa lebih dihitung dengan faktor dari 2 keamanan 5
terhadap kekuatan puncak.

(2) Bentuk gantungan


 Untuk air panas, uap dan kondenset : Roller guide type
 Untuk yang lain- lain : Split ring type atau
 Clevis type

d) Penggapit pipa baja yang digalvanis harus disediakan untuk pipa


tegak.
e) Semua gantungan dan penumpu harus dicat dengan cat dasar
zinchromat sebelum dipasang

3) Cara pemasangan pipa air limbah dalam tanah


a) Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang cukup
b) Pemadatan dasar galian sekaligus membuang benda- benda keras/
tajam
c) Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 2 meter pada dasar
galian dengan adukan semen
d) Urugan pasir setinggi dasar pipa dan dipadatkan
e) Pipa yang telah tersambung diletakkan diatas dasar pipa
f) Dibuat blok beton setiap interval 2 meter
g) Pengurugan bertahap dengan pasir 10 cm, tanah halus, kemudian
tanah kasar

4) Pemasangan Katup- katup


Katup-katup harus disediakan sesuai yang diminta dalam gambar, spesifikasi
dan untuk bagian-bagian berikut ini :
a) Sambungan masuk dan keluar peralatan
b) Sambungan ke saluran pembuangan pada titik- titik rendah
(1) Diruang Mesin
Ukuran Pipa Ukuran Katup
Sampai 75 mm 20 mm

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 113


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

100 mm s/d 200 mm 40 mm


250 mm atau lebih besar 50 mm
(2) Lain-lain, ukuran katup 20 mm
c) Ventilasi udara otomatis
d) Katup kontrol aliran keatas dan kebawah
e) Katup pengurang tekanan (pressure reducing valves) untuk aliran
keatas dan kebawah
f) Steam trap untuk aliran keatas dan ke bawah
g) Katup by- pass

5) Pemasangan strainer.
Strainer harus disediakan sesuai gambar, spesifikasi dan untuk alat- alat
berikut ini :
a) Katup- katup pengontrol
b) Katup- katup Pengurang tekanan
c) Steam traps

6) Pemasangan sambungan- sambungan Pemuaian


Sambungan-sambungan ekspansi panas, harus disediakan untuk pemipaan
uap dan kondensasi pada tempat yang mungkin timbul pemuaian.

7) Pemasangan katup-katup Pelepasan Tekanan.


Katup-katup pelepasan tekanan harus disediakan di tempat-tempat yang
mungkin timbul kelebihan tekanan.

8) Pemasangan Katup-katup Pengaman.


Katup-katup Pengaman harus disediakan di tempat- tempat yang dekat
dengan sumber tekanan.

9) Pemasangan Ven Udara Otomatis


Ven udara otomatis harus disediakan ditempat- tempat tertinggi dan kantong
udara.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 114


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

10) Pemasangan Steam trap.


Steam trap harus disediakan di setiap bagian pipa terendah dan sesudah coil
pemanas.

11) Pemasangan katup-katup Pengurangan Tekanan.


Katup-katup pengurangan tekanan harus disediakan di tempat- tempat
dimana tekanan pemakai lebih rendah dari tekanan suplai.

12) Pemasangan sambungan fleksibel


Sambungan fleksibel harus disediakan untuk menghilangkan getaran dari
sumber getaran.

13) Pemasangan Pengukur Tekanan


Pengukur tekanan harus disediakan ditempatkan yang perlu untuk
mengukur, antara lain :
a) Steam oulets and inlets of steam header
b) Katup- katup pengurang tekanan
c) Katup- katup pengontrol
d) Setiap pompa
e) Setiap bejana tekan

14) Sambungan ulir


a) Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan sambungan ulir
berlaku untuk ukuran sampai dengan 50 mm.
b) Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sehingga fitting dapat masuk
pada pipa dengan diputar sebanyak 3 ulir.
c) Semua sambungan ulir harus menggunakan perapat Henep dan
zinkwite dengan campuran minyak.
d) Semua pemotongan pipa harus memakai pipe cutter dengan reamer.
e) Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas cutter
dengan reamer.
f) Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 115


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

15) Sambungan solder


a) Sambungan solder ini berlaku antara copper tube dan fitting
b) Untuk pipa ukuran 20 mm kebawah boleh mempergunakan Soft Solder
c) Untuk pipa ukuran 25 mm keatas harus mempergunakan Hard Solder
d) Kontraktor harus mengajukan contoh bahan solder dan hasil
solderan kepada pengawas sebelum pekerjaan perpipaan ini
Dimulai
e) Blander pemanas yang harus dipergunakan ialah jenis pemanas LPG
atau Acetyline. Kompor gas tidak boleh dipergunakan

16) Sambungan Las


a) Sistem sambungan las hanya berlaku untuk saluran bukan air minum
b) Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las
c) Kawat las atau elektrode yang dipakai harus sesuai dengan jenis pipa
yang di las.
d) Sebelum pekerjaan las dimulai Kontraktor harus mengajukan kepada
Pengawas proyek contoh hasil las untuk mendapat persetujuan tertulis.
e) Tukang las harus mempunyai sertifikat dan hanya boleh bekerja
sesudah mempunyai surat ijin tertulis dari Pengawas.
f) Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat
khusus untuk itu.
g) Alat las yang boleh dipergunakan adalah alat las listrik yang berkondisi
baik menurut penilaian Pengawas proyek.

17) Sambungan Lem


a) Penyambungan antara pipa dan fitting PVC, mempergunakan lem yang
sesuai dengan jenis pipa, sesuai rekomendasi dari pabrik pipa.
b) Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, maka untuk ini harus
dipergunakan alat press khusus. Selain itu pemotongan pipa harus
menggunakan alat pemotong khusus agar pemotongan pipa dapat tegak
lurus terhadap batang pipa.
c) Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi
dari pabrik pipa.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 116


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

18) Sambungan yang mudah dibuka


Sambungan ini dipergunakan pada alat- alat saniter sebagai berikut :
 Antara Lavatory Faucet dan Supply Valve
 Pada waste fitting dan Siphon
Pada sambungan ini kerapatan diperoleh oleh adanya paking dan bukan
seal threat.

19) Sleeves
a) Sleeves untuk pipa- pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa
tersebut menembus konstruksi beton
b) Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan
kelonggaran di luar pipa ataupun isolasi
c) Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja. Untuk
yang mempunyai kedap air harus digunakan sayap.
d) Untuk pipa - pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang
mempunyai lapisan kedap air (water proofing) harus dari jenis “Flushing
Sleeves”
e) Rongga antara pipa dan sleeve harus dibuat kedap air dengan rubber
sealed atau “Caulk”

20) Pembersihan
Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan,
pemipaan di setiap service harus dibersihkan dengan seksama,
menggunakan cara - cara / metoda-metoda yang disetujui sampai semua
benda - benda asing disingkirkan.

c. Pengujian
1) Pelaksanaan Pengetesan.
Instalasi pipa air bersih harus dideteksi terhadap adanya kebocoran dengan
tekanan 1,5 x tekanan kerja maximum atau sama dengan 10 kg/cm² selama
24 jam tanpa adanya penurunan tekanan pada pressure gauge. Seluruh
valve pada bagian out harus tertutup. Bila ada kebocoran harus segera

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 117


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

diperbaiki dengan biaya, material & pekerjaan ditanggung oleh kontraktor


termasuk biaya pengetesan.

2) Sistem Air Limbah


Pengujian untuk pipa pembuangan dengan bahan PVC harus dilakukan
selama jangka waktu 24 jam dengan tinggi kolam air sedikitnya 3 meter
diatas sambungan pipa tertinggi dengan memperhatikan tekanan kerjanya (5
kg/cm²)

d. Pengecatan
1) Umum
Barang-barang yang harus dicat adalah sebagai berikut :
 Support pipa dan peralatan Konstruksi besi
 Flens
 Peralatan yang belum dicat dari pabrik
 Peralatan yang catnya harus dipenuhi

2) Persyaratan Pengecatan
Pengecatan harus dilakukan seperti berikut :

Lokasi Pengecatan Pengecatan

Pipa dan peralatan dalam plafond Zinchromate primer2 lapis

Pipa dan peralatan Zinchromate primer

expose 2 lapis dan cat akhir 2 lapis

Pipa besi/ baja dalam tanah 2 lapis flincote & karung Goni

Pewarna Pipa seperti pada table berikut ini :

No. Fungsi Warna

1 Pipa Air Bersih Biru

2 Pipa Air Kotor Coklat tua

3 Pipa Air Limbah Hitam

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 118


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

4 Pipa Air Bekas Coklat Muda

5 Pipa Vent Abu – abu muda

6 Pipa Air Hujan Putih

7 Pipa Gas Kuning

8 Tanki Air Biru

9 Gantungan & Support Hitam

10 Panah pengarah Putih

8. Label Katup (Valve Tag)


a. Tags untuk katup harus disediakan di tempat-tempat penting guna operasi dan
pemeliharaan.
b. Fungsi-fungsi seperti “Normally Open” atau “Normally Close” harus ditunjukkan di
tags katup.
c. Tags untuk katup harus terbuat dari plat mental dan diikat dengan rantai atau
kawat.

D. SISTEM AIR BERSIH


1. Lingkup Pekerjaan
Lin gkup pekerjaan In stalasi Air Bersih :
a. Pekerjaan system air bersih secara umum meliputi :
1) Pengadaan dan pemasangan system pemipaan air bersih dari meter sumur,
ke tangki reservoir, pompa transfer dan kelengkapannya sampai ke tangki
reservoir atas dan kemudian didistribusi ke peralatan Plumbing.
2) Penyediaan tanki-tangki reservoir atas yang terbuat dari bahan fiber, Fibre
dengan volume 2 m³, bila dari beton bertulang dikerjakan oleh pihak sipil,
serta komplit dengan pompa booster packed dan pressure tank serta
perlengkapannya.
3) Pemasangan semua peralatan dan perlengkapan Bantu yang diperlukan
untuk jaringan air tersebut, hingga system berfungsi dengan baik.
4) Panel-panel listrik untuk kontrol operasi pompa-pompa.
5) Pengkabelan listrik dari panel pompa sampai pompa air yang bersangkutan
6) Water level control beserta elektroda-nya untuk control bekerjanya utama /
pompa booster.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 119
Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

b. Sistem pembuangan air hujan menggunakan system gravitasi.

c. Air kotor, air bekas dan limbah (kitchen) akan diproses menggunakan system
STP.

2. Ketentuan Teknis
a. Pompa utama (pompa pendorong/pengisi) menggunakan merk Sanyo atau
yang setara. Pompa dari jenis centrifugal pump. Motor listrik untu k p
enggerak pompa tersebut haruslah dari produksi pabrik yang sama atau
paling sedikit dinyatakan dalam rekomendasi oleh pabrik yang
bersangkutan. Apabila terjadi penyimpangan merk pompa beserta
motornya, penolakan oleh Pengawas proyek dan resiko sepenuhnya
menjadi tanggungan Kontraktor. Pompa b erkapasitas 35 lt/mn t, daya
hisap 9m head 30 m, daya 250 watt 220/380v/3ph /50Hz , in let dan ou tlet
dia 1”.
b. Pompa Bosster menggunakan merk Sanyo atau yan g setara.
Pompa booster/penguat diperlukan untuk menambah tekanan air dari
tandon atas ke jarin gan air b ersih di masing - masing zona. Pompa
dilengkapi dengan tanki tekan dan pressure switch yang bekerjanya secara
otomatis. Pompa booster hanya bekerja bergantian berdasarkan timer.
Pompa booster mempunyai kapasitas 35 lt/mnt, head 30 meter, daya 250
watt220/380v/3ph /50 Hz , inlet dan ou tlet dia 1”. Pompa dapat bekerja
secara otomatis menuru t ketinggian air dalam catch pit. Water level control
harus disediakan oleh kontraktor untuk kondisi muka air terendah (pompa
mati), kondisi muka air tengah (hanya 1 pompa yang bekerja) serta kondisi
muka air teratas (kedua pompa b ekerja).
c. Kesemua pompa tersebut selain bekerja secara otomatis, haruslah dapat
dioperasikan secara manual.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 120


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

PASAL 19
PERLENGKAPAN SANITAIR

1.0. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini mencakup pengangkutan, pengadaan dan pemasangan semua
perlengkapan sanitasi pada tempat-tempat seperti ditunjukan dalam Gambar Kerja
dan/atau Spesifikasi Teknis ini, termasuk pengawasan percobaan yang diperlukan agar
keseturuhan system dapat berjalan dengan baik.

2.0. STANDAR/ RUJUKAN


2.1. Standar Industri Indonesia (SII) dan/atau Standar Nasional Indonesia (SNI).
2.2. Japanese Industrial Standard (JIS).
2.3. Pedoman Plumbing Indonesia.
2.4. Spesifikasi Teknis:
 Kaca dan Aksesori.
 Spesifikasi Teknis Sistem Plumbing.

3.0. PROSEDUR UMUM


3.1. Contoh Bahan dan Data Teknis
Contoh dan/atau data teknis dan brosur perlengkapan sanitasi yang akan
digunakan harus diperlihatkan kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui terlebih
dahulu sebelum dikirim ke lokasi proyek. Data teknis harus mencantumkan tipe,
dimensi, warna, dan data lain yang diperlukan untuk pemasangan.

3.2. Gambar Detail Pelaksanaan


Sebelum pemasangan, Kontraktor harus menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan
yang mencakup dimensi, detail tata letak, cara, pemasangan dan pengencangan
dan detail lain yang diperlukan, kepada Pengawas Lapangan untuk diperiksa dan
disetujui.

3.3. Penyimpanan
Semua perlengkapan sanitasi harus disimpan dalam tempat yang bersih dan kering
serta terlindung dari kerusakan, sebelum dan sesudah pemasangan.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 121
Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

3.4. Garansi
Kontraktor harus menyerahkan kepada Pemilik Proyek Surat garansi untuk barang
dan pemasangan semua perlengkapan sanitasi selama 1 (satu) tahun, dimulai
sejak penyerahan terakhir. Selama periode ini Kontraktor harus memperbaiki dan
mengganti kerusakan yang ada serta membayar semua perbaikan atau
penggantian.

4.0. BAHAN-BAHAN
4.1. Kran
Kran Biasa dan lainnya sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis dan setara merk
(ex. Toto TX131L).

4.2. Kloset
4.2.1. Kloset Duduk dengan tipe pemasangan di atas tegel harus sesuai atau setara
dengan ex. TOTO (CW660NPJ), warna putih, dilengkapi dengan aksesori standar
TOTO setara.
4.2.2. Kloset Jongko dengan tipe pemasangan di atas tegel harus sesuai atau setara
dengan ex. TOTO (CE9), include Flush warna putih, dilengkapi dengan aksesori
standar TOTO setara.

4.3. Floor Drain


Kran untuk Wastafel dan lainnya sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis dan setara
merk Ex. Toto TX1AV1N

4.4. Jet Washer Kloset


Jet Washerr kloset dengan tipe atau setara merk TOTO Type THX20MB

4.5. Towel Bar Dan Soap Holder


Towel Bar dengan tipe atau setara merk TOTO Type TS 113A2 dan Soap Holder
setara merk TOTO Type AR15.

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN


5.1. Umum

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 122


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

5.1.1. Semua perlengkapan harus dipasang menurut petunjuk pabrik dan


Spesifikasi Teknis ini, kecuali dinyatakan lain setara tertulis. Ukuran
vertikal dan horizontal Berta jumlah setiap jenis perlengkapan sesuai
dengan petunjuk dan detail dari pabrik pembuatnya.
5.1.2. Kecuali disyaratkan lain, maka semua perlengkapan pemasangan
harus sesuai dengan petunjuk dan detail dari pabrik pembuatnya.
5.1.3. Kontraktor bertanggung jawab melengkapi semua, perlengkapan
sanitasi yang diperlukan sehingga pekerjaan terlaksana dengan

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 123


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

baik. Oleh karenanya semua perlengkapan pekerjaan sanitasi harus


diperiksa dengan rinci.

5.2. Pemasangan
5.2.1. Semua sambungan harus kedap air dan udara. Bahan penutup
sambungan tidak diijinkan. Cat, vernis, dempul dan lainnya tidak
diijinkan dipasang pada bidang-bidang pertemuan sambungan sampai
semua sambungan dipasang kuat dan diuji. Semua saturan ekspos ke
perlengkapan sanitasi harus diselesaikan sedemikian rupa sehingga
tampak bersih dan rapih dan sesuai ketentuan Gambar Kerja
dan petunjuk pemasangan dari pabrik pembuat.
5.2.2. Perpipaan dari perlengkapan sanitasi ke pipa distribusi utama harus
ditaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis Mekanikal.
5.2.3. Sistem penumpu dan penopang harus sesuai dengan
rekomendasi dari pabrik pembuat perlengkapan sanitasi atau sesuai
persetujuan Pengawas Lapangan.

5.3. Pengujian
Pengujian seluruh perlengkapan sanitasi harus dilaksanakan bersamaan
dengan pengujian System Plumbing seperti disebutkan dalam Spesifikasi
Teknis Mekanikal, kecuali bila ditentukan lain oleh Pengawas Lapangan.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 124


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

PASAL 23
PEKERJAAN AKHIR

1. PENGAWASAN
1.1. Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan akan dilakukan
oleh Direksi/Pengawas.
1.2. Setiap saat Direksi/Pengawas atau petugas-petugasnya harus dapat
mengawasi, memeriksa atau menguji setiap bagian pekerjaan, bahan dan
peralatan. Untuk itu Kontraktor harus mengadakan fasilitas-fasilitas yang
diperlukan.
1.3. Bagian - bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari
pengamatan Direksi / Pengawas adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Pekerjaan tersebut bila diperlukan harus dapat diperiksa sebagian atau
seluruhnya untuk keperluan/kepentingan pemeriksaan.
1.4. Jika diperlukan pengawasan oleh Pengawas Harian diluar jam kerja yang
resmi, maka segala biaya yang diperlukan untuk hal tersebut menjadi beban
Kontraktor. Permohonan untuk mengadakaan pemeriksaan tersebut harus
dengan surat yang disampaikan kepada Direksi / pengawas.

2. PEMBERSIHAN AKHIR
2.1. Pada akhir pekerjaan, seluruh ruangan termasuk dinding, plafond, lantai
dan sebagainya harus bersih dari sisa-sisa semen, cat dan kotoran lainnya.
2.2. Halaman bangunan harus dibersihkan dari sisa - sisa bahan-bahan
bangunan, kotoran - kotoran dan gundukan - gundukan tanah bekas galian
harus diratakan serta bahan - bahan yang tidak terpakai lagi harus diangkut
keluar lokasi pekerjaan.

3. GAMBAR PELAKSANAAN (AS BUILT DRAWING)


3.1. Setelah selesainya seluruh pekerjaan, Kontraktor harus membuat gambar
terlaksana (as built drawing) dari seluruh sistem, termasuk apabila terjadi

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 125


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

perubahan letak, denah maupun konstruksi.


3.2. Instalasi listrik, instalasi air bersih dan instalasi air kotor harus dibuat oleh
Kontraktor sesuai dengan keadaan yang terpasang dan diserahkan kepada
Pemberi Tugas pada saat Serah Terima Pekerjaan.

4. FOTO PELAKSANAAN DAN KELENGKAPAN LAPORAN


4.1. Untuk kelengkapan laporan, Kontraktor harus membuat foto - foto
dokumentasi dibuat sebelum pekerjaan di mulai ( 0 % ), tahap pelaksanaan
hingga selesai ( 25 %, 50 %, 75 % dan 100 % ), foto

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 126


Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis

dokumentasi harus selalu diambil pada posisi yang sama untuk setiap
kemajuan (tampak depan,samping dan belakang) dan setiap bagian yang
penting antara lain penulangan, pondasi dan lain-lain. Foto-foto tersebut
dimasukan kedalam album dan diserahkan kepada Kuasa Pengguna
Anggaran atau (Direksi/Pengawas) sebanyak 2 (dua) set.
4.2. Kontraktor wajib menugaskan beberapa tenaga khusus untuk membuat
laporan harian sesuai pelaksanaan dilapangan yang berisikan jumlah
pekerja, peralatan yang digunakan, material yang digunakan dan
persentase volume item pekerjaan yang terlaksana serta kendala - kendala
yang dihadapi selama pelaksanaan pekerjaan per satuan hari.
4.3. Kontraktor juga wajib membuat laporan mingguan yang merupakan
rangkuman laporan harian yang berisi rekap pekerjaan terlaksana seperti
yang terlampir pada kerangka laporan harian.
4.4. Laporan harian dan mingguan dibuat menjadi arsip minimal 2 rangkap
dengan dukungan foto pelaksanaan lapangan, kemudian diserahkan kepada
konsultan pengawas untuk di setujui dan dilegalkan.
4.5. Laporan harian dan mingguan yang dibuat oleh kontraktor merupakan acuan
dasar administrasi konsultan pengawas dalam mengidentifikasi tingkat
kemajuan pekerjaan kontraktor.

5. PENUTUP
5.1. Pekerjaan - pekerjaan yang belum / tidak tercantum / dijelaskan dalan
Spesifikasi Teknis ini dapat dilihat pada gambar atau di tanyakan pada saat
Rapat Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing)

Perubahan - perubahan yang terjadi terhadap Spesifikasi Teknis ini pada saat Rapat
Penjelasan Pekerjaan akan dibuat suatu Berita Acara Penjelasan Pekerjaan yang mengikat,
dan merupakan satu kesatuan dengan spesifikasi teknis ini.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 127

Anda mungkin juga menyukai