Spesifikasi Teknis
PASAL 1
PEKERJAAN PERSIAPAN
2.2 Untuk mendapatkan ukuran yang tepat sesuai rencana, pengukuran wajib
dilaksanakan dengan menggunakan waterpass dan atau theodolite.
2.3 Sebelum dipasang papan untuk bouwplank harus diserut rata dan lurus.
2.4 Patok-patok utama hendaknya ditanam/ditancapkan sedalam/sekuat mungkin
agar tidak terjadi pergeseran. Dan pada saat semua patok sudah terpasang titik
yang telak ditentukan, dianggap perlu untuk dicek kembali terhadap orientasi sudut
rencana.
5.2 Listrik untuk bekerja disediakan kontraktor dan diperoleh dari sambungan
sementara PLN setempat selama masa pembangunan. Daya yang digunakan
sekurang-kurangna 20 kVa. Daya listrik juga disuplay ke kantor direksi.
5.3 Perlengkapan yang disediakan antara lain : meja kerja, kursi dan papan tulis.
5.4 Barak pekerja adalah tempat tinggal bagi pekerja yang menetap di lokasi proyek
dengan kontruksi rangka kayu, dinding multipleks, atap seng, dan diberi jendela
serta pintu secukupnya untuk penghawaan dan pencahayaan. Selain itu kontraktor
pelaksana juga menyedikan kamar mandi/wc untuk digunakan selama proses
pembangunan.
5.5 Gudang material adalah bangunan penyimpanan material-material proyek yang
dibuat dengan kontruksi rangka kayu dan ditutup multipleks dan atap seng. Pada
intinya Gudang tersebut menjadi pengamanan material-lmaterial proyek serta
melindungi dari kondisi cuaca.
5) Penyedia Jasa memberikan pekerjaan yang cocok untuk tenaga kerja sesuai
dengan keahlian, umur, jenis kelamin dan kondisi fisik/kesehatannya.
6) Sebelum pekerjaan dimulai Penyedia Jasa menjamin bahwa semua tenaga
kerja telah diberi petunjuk terhadap bahaya dari pekerjaannya masing-
masing dan usaha pencegahannya, untuk itu Penyedia Jasa dapat
memasang papan-papan pengumuman, papan-papan peringatan serta
sarana-sarana pencegahan yang dipandang perlu.
7) Orang tersebut bertanggung jawab pula atas pemeriksaan berkala terhadap
semua tempat kerja, peralatan, sarana-sarana pencegahan kecelakaan,
lingkungan kerja dan cara-cara pelaksanaan kerja yang aman.
8) Hal-hal yang menyangkut biaya yang timbul dalam rangka penyelenggaraan
keselamatan dan kesehatan kerja menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
3) Data yang diperoleh dari pemeriksaan kesehatan harus dicatat dan disimpan
untuk referensi.
4) Pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan atau penyakit yang tibatiba,
harus dilakukan oleh Dokter, Juru Rawat atau seorang yang terdidik dalam
pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK).
5) Alat-alat PPPK atau kotak obat-obatan yang memadai, harus disediakan di
tempat kerja dan dijaga agar tidak dikotori oleh debu, kelembaban udara dan
lain-lain.
6) Alat-alat PPPK atau kotak obat-obatan harus berisi paling sedikit dengan
obat untukkompres, perban, antiseptik, plester, gunting dan perlengkapan
gigitan ular.
7) Alat-alat PPPK dan kotak obat-obatan harus tidak berisi benda-benda lain
selain alat-alat PPPK yang diperlukan dalam keadaan darurat.
8) Alat-alat PPPK dan kotak obat-obatan harus berisi keterangan – keterangan /
instruksi yang mudah dan jelas sehingga mudah dimengerti.
9) Isi dari kotak obat-obatan dan alat PPPK harus diperiksa secara teratur dan
harus dijaga supaya tetap berisi (tidak boleh kosong).
10) Kereta untuk mengangkat orang sakit (tandu) harus selalu tersedia.
11) Jika tenaga kerja dipekerjakan di bawah tanah atau pada keadaan lain, alat
penyelamat harus selalu tersedia di dekat tempat mereka bekerja.
12) Jika tenaga kerja dipekerjakan di tempat-tempat yang menyebabkan adanya
risiko tenggelam atau keracunan, alat-alat penyelematan harus selalu
tersedia di dekat tempat mereka bekerja.
13) Persiapan-persiapan harus dilakukan untuk memungkinkan mengangkut
dengan cepat, jika diperlukan untuk petugas yang sakit atau mengalami
kecelakaan kerumah sakit atau tempat berobat lainnya.
14) Petunjuk/informasi harus diumumkan/ditempel di tempat yang baik dan
strategis yang memberitahukan antara lain :
a) Tempat yang terdekat dengan kotak obat-obatan, alat-alat PPPK, ruang
PPPK, ambulans, tandu untuk orang sakit, dan tempat dimana dapat
dicari petugas K3.
b) Tempat telepon terdekat untuk menelepon/memanggil ambulans, nomor
telepon dan nama orang yang bertugas dan lain-lain.
c) Nama, alamat, nomor telepon Dokter, rumah sakit dan tempat penolong
yang dapat segera dihubungi dalam keadaan darurat
11) Jika pipa tempat penyimpanan air (reservoir, standpipe) dipasang di suatu
gedung, pipa tersebut harus :
a) Dipasang di tempat yang strategis demi kelancaran pembuangan.
b) Dibuatkan suatu katup pada setiap ujungnya.
c) Dibuatkan pada setiap lubang pengeluaran air dari pipa dengan sebuah
katup yang menghasi lkan pancaran air bertekanan tinggi.
d) Mempunyai sambungan yang dapat digunakan Dinas Pemadam
Kebakaran.
6.2.8 Tempat-tempat kerja yang tinggi Perlengkapan dan perlindungan pada tempat-
tempat kerja yang tinggi adalah sebagai berikut :
1) Tempat kerja yang tingginya lebih dari 2 m di atas lantai atau di atas tanah,
seluruh sisinya yang terbuka harus dilindungi dengan terali pengaman dan
pinggir pengaman.
2) Tempat kerja yang tinggi harus dilengkapi dengan jalan masuk dan keluar,
misalnya tangga.
3) Jika perlu, untuk menghindari bahaya terhadap tenaga kerja pada tempat
yang tinggi, atau tempat lainnya dimana tenaga kerja dapat jatuh lebih dari
ketinggian 2m harus dilengkapi dengan jaring (jala) perangkap; pelataran
(platform) atau dengan menggunakan ikat pinggang (sabuk pengaman) yang
dipasang dengan kuat.
6.2.9 Tempat-tempat kerja yang tinggi Perlengkapan dan perlindungan pada tempat-
tempat kerja yang tinggi adalah sebagai berikut :
Pencegahan terhadap bahaya jatuh ke dalam air Bila pekerja dalam keadaan
bahaya jatuh ke dalam air dan tenggelam, mereka harus memakai
pelampung/baju pengaman dan/atau alat-alat lain yang sejenis ban pelampung
(mannedboat dan ring buoys).
6.2.11 Kebisingan dan getaran (vibrasi) Kebisingan dan getaran yang membahayakan
bagi tenaga kerja harus dikurangi sampai di bawah nilai ambang batas. Jika
kebisingan tidak dapat di atasi maka tenaga kerja harus memakai alat pelindung
telinga (ear protectors).
6.2.12 Menghindari terhadap orang yang tidak berwenang Orang yang tidak berwenang
tidak diizinkan memasuki daerah konstruksi, kecuali jika disertai oleh orang yang
berwenang dan diperlengkapi dengan alat pelindung diri. Di daerah konstruksi
yang sedang dilaksanakan dan di samping jalan raya harus dipagari.
6.3.2 Pedoman untuk manajer dan pengawas Untuk para manajer dan pengawas, hal-
hal berikut ini dapat diterapkan untuk mengurangi kecelakaan dan gangguan
kesehatan dalam pelaksanan pekerjaan bidang konstruksi :
1) Manajer berkewajiban untuk melindungi keselamatan dan kesehatan pekerja
konstruksi sehingga harus menerapkan berbagai aturan, standar untuk
meningkatkan K3, juga harus mendorong personil untuk memperbaiki sikap
dan kesadaran terhadap K3 melalui komunikasi yang baik, organisasi yang
baik, persuasi dan pendidikan, menghargai pekerja untuk tindakantindakan
aman, serta menetapkan target yang realistis untuk K3.
2) Secara aktif mendukung kebijakan untuk keselamatan pada pekerjaan
seperti dengan memasukkan masalah keselamatan kerja sebagai bagian dari
perencanaan pekerjaan dan memberikan dukungan yang positif.
3) Manajer perlu memberikan perhatian secara khusus dan mengadakan
hubungan yang erat dengan para mandor dan pekerja sebagai upaya untuk
menghindari terjadi kecelakaan dan permasalahan dalam proyek konstruksi.
Manajer dapat melakukannya dengan cara :
a) Mengarahkan pekerja yang baru pada pekerjaannya dan
mengusahakan agar mereka berkenalan akrab dengan personil dari
pekerjaan lainnya dan hendaknya memberikan perhatian yang khusus
terhadap pekerja yang baru, terutama pada hari-harinya yang pertama.
b) Melibatkan diri dalam perselisihan antara pekerja dengan mandor,
karena dengan mengerjakan hal itu, kita akan dapat memahami
mengenai titik sudut pandang para pekerja. Cara ini bukanlah
mempunyai maksud un tuk merusak (“merongrong”) kewibawaan pihak
mandor, tetapi lebih mengarah untuk memastikan bahwa pihak pekerja
itu telah diperlakukan secara adil (wajar).
PASAL 2
PEKERJAAN TANAH DAN PASIR
2.1.6 Untuk lapisan lunak, permukaan akhir galian tidak boleh diselesaikan sebelum
pekerjaan berikutnya siap dilaksanakan, sehingga air hujan atau air permukaan
lainnya tidak merusak permukaan galian. Untuk menggali tanah lunak, Kontraktor
harus memasang Dinding penahan tanah sementara untuk mencegah longsornya
tanah ke dalam lubang galian. Kontraktor harus melindungi galian dari genangan
air atau air hujan dengan menyediakan saluran pengeringan sementara atau
pompa.
2.1.7 Untuk menjaga keamanan pekerjaan, tanah galian dibuang atau ditempatkan
sementara minimal 1 meter dari tepi galian.
2.1.8 Galian di bawah elevasi rencana karena kesalahan dan kelalaian Kontraktor
harus diperbaiki sesuai petunjuk Konsultan Pengawas tanpa tambahan biaya dari
Pemilik Proyek.
2.1.9 Diasumsikan bahwa penggalian pada lokasi kerja dapat dilakukan dengan
peralatan standar sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
2.1.10 Bila ditemukan batu-batuan, Kontraktor harus memberitahukan kepada Konsultan
Pengawas yang akan mengambil keputusan, sebelum penggalian dilanjutkan.
2.1.11 Sesudah setiap pekerjaan penggalian selesai, Kontraktor harus memberi tahu
Konsultan Pengawas, dan pekerjaan dapat dilanjutkan kembali setelah Konsultan
Pengawas menyetujui kedalaman penggalian dan sifat lapisan tanah pada dasar
penggalian tersebut.
2.3 Pemadatan
Pemadatan dengan menyiram dan menyemprot tidak diijinkan. Kontraktor harus
menyediakan peralatan pemadatan yang memadai (Ex. Stamper kuda 17 KN)
untuk memadatkan ukuran maupun daerah galian. Bila tingkat pemadatan tidak
memenuhi, perbaikan harus dilakukan sampai tercapai nilai pemadatan yang
disyaratkan. Bahan yang ditempatkan di atas lapisan yang tidak dipadatkan
dengan baik harus disingkirkan dan harus dipadatkan kembali sesuai Konsultan
Pengawas.
3.0. BAHAN-BAHAN
Lihat butir 5.0. Pelaksanaan Pekerjaan dari Spesifikasi Teknis ini.
4.2.2 Persiapan
Sebelum penempatan bahan urugan, pekerjaan-pekerjaan berikut harus sudah
dikerjakan sebelumnya.
Pembersihan lokasi dan/atau penggalian sesuai petunjuk Gambar Kerja dan
Spesifikasi Teknis.
Kontraktor harus memberitahu Konsultan Pengawas sebelum memulai
penempatan bahan urugan dan Konsultan Pengawas akan memeriksa
kondisi lokasi yang telah disiapkan untuk maksud tersebut.
Lokasi yang akan diberi bahan urugan/timbunan harus dikeringkan dahulu
dari genangan air menggunakan pompa alat lain yang disetujui Konsultan
Pengawas.
PASAL 3
BATU KALI
Penempatan pasir,
Setiap tinggi pemasangan batu kali 1200 mm.
Selama pengujian, Kontraktor harus menyediakan tenaga pengawas mutu dan
fasilitas untuk Konsultan Pengawas tanpa biaya tambahan kepada Pemilik proyek.
4.0. BAHAN-BAHAN
4.1 Batu Kali
Batu kali harus memiliki sisi terpanjang maksimal 150 mm, dan memiliki minimal 3
bidang kontak. Batu kali harus keras, berasifat kekal dan tidak boleh mengundang
bahan yang dapat merusak.
4.2 Adukan
Adukan dan plesteran harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis seperti pada
Pasal berikutnya (Spesifikasi Teknis Adukan dan Plesteran).
5.2 Pemasangan
5.2.1 Adukan 1 semen dengan 2 pasir untuk pasangan batu kali yang terendam air
dan adukan 1 semen dengan 5 pasir untuk pasangan batu kali yang tidak
terendam air.
5.2.2 Adukan harus membungkus batu kali pada bagian tengah pasangan sedemikian
rupa sehingga tidak ada bagian dari pasangan yang berongga/tidak padat.
5.2.3 Tidak diperbolehkan sama sekali memukul batu kali ditempat pekerjaan (pada
bagian konstruksi) dengan martil besar, kecuali diluar pagar,patok ukur/bowplank.
5.2.4 Pasangan batu kali di atas tanah keras harus mempunyai lantai kerja beton tipis
50 mm dan pasir setebal 50 mm, atau sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
5.2.5 Bagian yang akan diberi pasangan batu kali harus sudah dibentuk sesuai
petunjuk dalam Gambar Kerja, dan/atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
5.5 Perawatan
Pasangan batu kali harus dilindungi dari cahaya matahari dan secara terus
menerus harus dibasahi dengan cara yang disetujui selama 3 (tiga) hari setelah
pekerjaan selesai.
PASAL 4
UJI BETON
3.2 Contoh adukan beton harus mewakili setiap kelompok pencampuran dan terdiri
dari berbagai perbandingan dari tempat yang berbeda dalam kelompok
pencampuran.
3.3 Contoh harus diaduk menyeluruh dengan sekop untuk memperoleh keseragaman.
Uji slump contoh harus dilakukan segera setelah pengambilan contoh.
4.0. BAHAN-BAHAN
Lihat butir 5.0. Pelaksanaan dari Spesifikasi Teknis ini.
5.3.1 Contoh untuk uji coba beton harus diambil sesuai ketentuan SNI 2847-2013
5.3.2 Kubus untuk uji coba beton harus dibuat, dirawat di laboratorium dan diuji sesuai
ketentuan SNI 2847-2013.
5.3.3 Kubus untuk uji beton harus dibuat, dirawat di laboratorium dan diuji sesuai
ketentuan ASTM C 31 dan ASTM C 39.
5.5 Pengujian
5.5.1 Pemeriksaan dan pengujian harus dilaksanakan oleh lembaga yang dikontrak
oleh Kontraktor dan sudah disetujui konsultan pengawas.
5.5.2 Kontraktor harus bekerja sama dengan Laboratorium Penguji untuk kelancaran
pekerjaan. Kontraktor harus memberitahu Laboratorium dan Konsultan pengawas
minimal 24 jam sebelum pengecoran beton dimulai untuk pemeriksaan dan
pengujian beton di tempat percampuran dan di lapangan, dan pemeriksaan
acuan dan penulangan. Kontraktor harus menyediakan gudang kotak berisolasi
yang dapat dikunci dalam ukuran yang memadai untuk menyimpan peralatan dan
contoh benda uji di lokasi proyek, dan beberapa pekerja untuk menyiapkan
contoh benda uji.
5.5.3 Pembuatan, penanganan, pengangkutan dan perawatan contoh harus dilakukan
oleh staf Laboratorium Penguji saja.
5.5.4 Pengawasan dan pemeriksaan harus meliputi persyaratan minimal:
Pengambilan contoh dan pengujian campuran beton.
Mempelajari dan memeriksa campuran desain yang diusulkan Kontraktor.
Mengevaluasi tempat pencampuran dan peralatan untuk mengukur,
mencampur dan mengangkut beton.
Mengevaluasi tempat pencampuran dan pelaksanaan pencampuran.
Mengevaluasi campuran beton.
5.5.5 Pengawasan lapangan dan pemeriksaan harus meliputi persyaratan minimal
sebagai berikut:
Memeriksa nomor trek dan/atau Surat pengiriman dari tempat pencampuran
beton.
Memeriksa jumlah air yang ditambahkan ke dalam campuran beton di
lapangan.
Membuat contoh dan pengujian kandungan air dalam beton.
Membuat pengujian slump sesuai ketentuan ASTM C 143.
Membuat contoh untuk pengujian kuat beton pada laboratorium.
Mengukur temperatur campuran beton, simpanan beton dan beton selama
masa perawatan.
Mengukur temperatur udara saat pengecoran dan perawatan beton.
Memeriksa penempatan beton dan prosedur perawatan.
Pengujian lapangan harus dilakukan untuk setiap 5 m3 atau setiap
kedatangan truk.
5.5.6 Pengujian dan pemeriksaan laboratorium harus meliputi persyaratan minimal
berikut:
Pengujian kuat tekan beton sesuai dengan SNI 2847-2013.
3 buah contoh dirawat di lab untuk kuat tekan 7 hari
3 buah contoh dirawat di lab untuk kuat tekan 28 hari.
Kuat tekan lainnya sesuai kebutuhan
3 buah contoh yang dirawat di lab dan di lokasi untuk kuat tekan 3 hari dan 7
hari yang diharapkan dimana kekuatan beton telah mencapai ketentuan, bila
bahan tambahan percepatan digunakan.
Menimbang semua contoh
5.5.7 Pengujian inti beton yang telah mengeras harus sesuai dengan ketentuan
sebagai berikut:
Pengujian ini dilaksanakan bila pengujian kuat beton di lab tidak memuaskan
atau terjadi kesalahan dalam pengecoran.
Konsultan pengawas berhak menentukan contoh yang diambil dari suatu
bagian pekerjaan untuk pemeriksaan dan pengujian. Peralatan pemotong
metoda pengambilan sampel harus disetujui Konsultan pengawas. Contoh
harus diambil dan diuji sesuai ketentuan. Bagian yang diambil intinya harus
dirapikan sehingga disetujui Konsultan pengawas.
Kontraktor harus menanggung biaya pengujian inti bila diperlukan karena
kegagalan uji beton, atau bila uji inti beton gagal.
5.5.8 Bila pengujian dan laporan mengindikasikan adanya beton yang tidak memenuhi
kuat tekan yang disyaratkan, Konsultan pengawas akan memberi tahu Kontraktor
secara tertulis. Tambahan perawatan sesuai pengarahan Konsultan pengawas
mungkin diperlukan dalam desain campuran beton untuk sisa pekerjaan beton,
atau kemungkinan beton harus dibongkar dan diganti, dan semuanya atas
biaya Kontraktor.
PASAL 5
A. BETON BERTULANG
tekan umur 7 hari harus memiliki nilai minimal 65% dari kuat tekan umur 28 hari.
Pengujian beton harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
3.2.4 Laporan hasil pengujian harus diserahkan kepada Konsultan pengawas untuk
disetujui.
3.2.5 Bahan-Bahan
1) Beton
a) Komposisi beton, baik berat atau hal volume, harus ditentukan oleh
Konsultan pengawas dan harus memenuhi kondisi berikut:
b) Slump harus ditentukan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
c) Campuran alternatif tidak boleh digunakan sebelum disetujui Konsultan
pengawas.
2) Mutu Beton Pada pekerjaan ini menggunakan mutu beton K-300 dengan nilai
Slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,5 untuk struktur atas. Untuk struktur bawah
menggunakan mutu beton K-350 dengan nilai slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,48
3) Semen
Semen harus dari tipe I dan memenuhi persyaratan SII0013-81/SNI.15-204-
1992 atau ASTM C 150-89. Semen harus berasal dari salah satu merk
dagang, seperti Semen Tonasa, Semen Tiga Roda, Semen Gresik, Semen
Bosowa.
4) Air
Air untuk campuran, perawatan atau aplikasi lainnya harus bersih dan bebas
dari unsur-unsur yang merusak seperti alkali, asam, garam dan bahan
organik. Air dari kualitas yang dikenal dan untuk konsumsi manusia tidak
perlu diuji. Jenis air kecuali yang telah disebutkan di atas, harus diuji dan
memenuhi ketentuan ASTM dan/atau disetujui Konsultan pengawas.
4.0. AGREGAT
4.1 Agregat Halus
4.1.1 Agregat harus untuk beton harus terdiri dari pasir keras dan harus disetujui
Konsultan pengawas. Agregat hatus harus memenuhi ketentuan berikut :
AASHTO BERAT %
4.1.2 Agregat harus tidak boleh mengundang bahan-bahan organik, asam, alkali dan
bahan lainnya yang merusak. Agregat hatus merata didegradasi dan harus
memenuhi ketentuan gradasi berikut:
Bahan-bahan lain yang merusak harus tidak lebih dari batas presentase yang
ditentukan dalam Spesifikasi Teknis ini dan/atau disetujui Konsultan pengawas.
4.2.3 Agregat kasar dari ukuran yang berbeda harus digabung dengan ukuran lain
dengan perbandingan berat atau halolume untuk menghasitkan batuan yang
memenuhi persyaratan gradasi yang ditentukan.
4.5.2 Joint sealant harus memenuhi persyaratan ASTM C 920 seperti Elastoseal 227
atau setara.
4.6 Baja Tulangan
Baja tulangan harus sesuai ketentuan dan Spesifikasi Teknis seperti pada Pasal
mengenai Spesifikasi Teknis Baja Tulangan.
3.0. MATERIAL
Mengacu pada standar material Beton bertulang yg dijelaskan di atas sebelumnya.
PASAL 6
BATU BATA, BATAKO DAN BATA RINGAN
4.0. BAHAN-BAHAN
4.1 Batu-Bata, Batako dan Bata Ringan
4.1.1 Batu bata harus dari mutu yang terbaik dengan pembakaran sempurna dan
merata atau produksi yang campuran yang baik, produksi lokal dengan ukuran
nominal 55 mm x 110 mm x 230 mm untuk bata sedangkan batako 80 mm x 120
mm x 220 mm atau sesuai dengan ukuran lokal yang dapat diperoleh yang
dibakar dengan baik dan bersudut runcing dan rata, tanpa cacat dan
mengandung kotoran. Sedangkan bata ringan ukuran 200mm x 600mm x
100mm. Berat bata ringan maksimal 100 kg/m2.
Meskipun ukuran bata dan atau batako yang biasa diperoleh di suatu daerah
mungkin berbeda dengan ukuran tersebut diatas, harus diusahakan supaya tidak
terlatu menyimpang dari ukuranukuran tersebut. Untuk ukuran bata ringan harus
sesuai dengan ukuran yang tertera dalam kontrak.
4.1.2 Bata merah yang digunakan harus mempunyai kuat tekan minimal 25 kg/cm
sesuai ketentuan SII-0021-78/SNI.15-20491991 dan SK SNI 5-04-1989-F.
4.1.3 Bata ringan yang digunakan harus mempunyai kuat tekan minimal 2,5 Mpa.
5.2 Pemasangan
5.2.1 Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor wajib memeriksa dengan
seksama Gambar Kerja dan melihat keadaan tempat pekerjaan tersebut di atas
yang akan dilaksanakan. Sebelum digunakan, batu bata harus direndam dalam
air menggunakan bak air/drum hingga jenuh. dinding harus dipasang dan
didirikan menurut masing-masing ukuran, ketebalan dan ketinggian yang
disyaratkan seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
5.2.2 Tidak diperkenankan memasang batu-bata, batako dan bata ringan yang patah
dua melebihi 5% dan yang patah lebih dari dua.
5.2.3 Pasangan dinding batu-bata, batako dan bata ringan yang luasnya lebih besar
dari 12 m² harus ditambahkan kolom dan balok penguat dengan ukuran minimal
120 mm x 120 mm, sesuai dengan lebar bata, dengan tulangan pokok minimal 4
Ø 10 mm, sengkang Ø 8 mm - 200 mm (Tergambar atau tidak tergambar pada
Gambar Kerja).
5.2.4 Pasangan dinding batu-bata, batako dan bata ringan dengan Luas setiap 6 m2
yang terletak diluar bangunan yang langsung mendapat beban angin harus diberi
kotom praktis ukuran minimum 120 mm x 120 mm dengan tulangan dan beugeul
seperti diatas. (Tergambar atau tidak tergambar pada Gambar Kerja).
5.2.5 Pemasangan dinding batu-bata, batako dan bata ringan yang dilaksanakan
bertahap dalam jeda waktu lebih dari 1 bulan, setiap tahap terdiri maksimal 24
lapis setiap hari, dan kemudian diikuti dengan pengecoran kolom praktis.
(Tergambar atau tidak tergambar pada Gambar Kerja).
5.2.6 Tebal adukan pengikat tidak kurang dari 10 mm dan adukan harus padat
sedemikian rupa sehingga membentuk sambungan yang lurus / menerus dan
rata.
5.2.7 Setelah bata terpasang dengan adukan, siar-siar harus dikerok rapih sedalam 10
mm dan dibersihkan dengan sapu lidi untuk kemudian disiram.
5.2.8 Sebelum diplester, pasangan bata harus dibasahi dengan air terlebih dahulu
sampai jenuh.
5.4 Plesteran
Bahan plesteran harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis seperti pada BAB 8
(Spesifikasi Teknis Adukan dan Plesteran).
PASAL 7
ADUKAN DAN PLESTERAN
4.0. BAHAN-BAHAN
4.1 Semen
Semen tipe I harus memenuhi Standar SII.001 3-81 /SNI. 15-2049-1992 atau
ASTM C 15089 serta. Spesifikasi Teknis seperti pada Pasal mengenai Spesifikasi
Teknis Beton Cor Di Tempat. Semen yang digunakan hams berasat dari sate
merek dagang yang dikenal teas Sian mullah diperoleh.
4.2 Pasir
Pasir harus bersih, keras, padat dan tajam, tidak mengandung Lumpur atau
kotoran yang lain yang merusak. Perbandingan butir-butir harus seragam dari
yang kasar sampai dengan yang halus, sesuai dengan ketentuan ASTM C 33.
4.3 Air
Air harus bersih, bebas dari asam, minyak, alkali dan zat-zat organic yang beraifat
merusak. Air dengan kualitas yang diketahui dan dapat diminum tidak perlu diuji.
Pada dasamya semua air, kecuali yang telah disebutkan diatas, harus diuji sesuai
ketentuan AASHTO T26 dan/atau disetujui Pengawas Lapangan.
5.2 Pencampuran
Semua bahan kecuali air harus dicampur dalam kotak pencampur atau alat
pencampur yang disetujui sampai diperoleh campuran yang merata, untuk
kemudian dimbahkan sejumlah air dan pencampuran minimal 1 sampai 2 menit
sebelum pengaplikasian
Adukan dibuat dalam jumlah tertentu dan waktu percarnpuran minimal 1 sampai 2
menit sebelum pengaplikasian.
Adukan yang tidak digunakan dalam jangka waktu 45 menit setelah
pencampuran tidak diijinkan digunakan.
5.4 Pemasangan
5.4.1 Plesteran Batu Bata dan atau Batako
Pekerjaan plesteran dapat dimulai setelah pekerjaan persiapan
dan pembersihan selesai.
Untuk memperoleh permukaan yang rapi dan sempuma, bidang
plesteran dibagi-bagi dengan kepala plesteran yang dipasangi sementara
dari bambu.
Kepala plesteran dibuat pada setiap jarak 100 cm, dipasang tegak dengan
menggunakan kepingan kayu lapis tebal 6 mm untuk patokan kerataan
bidang.
Setelah kepala plesteran diperiksa kesikuannya dan kerataannya,
permukaan dinding baru dapat ditutup dengan plesteran sampai rata dan
tidak ada kepingan-kepingan kayu yang tertinggal dalam plesteran.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 46
Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis
Seluruh permukaan plesteran harus rata dan rapi, kecuali bila pasangan
akan ditapis dengan bahan lain. Sisa-sisa pekerjaan yang telah selesai
harus segera dibersihkan.
Tali air (naad) selebar 4 mm digunakan pada bagian-bagian permukaan
dengan bukaan dinding atau bagian lain yang ditentukan dalarn Gambar
Kerja, dibuat dengan menggunakan profil kayu khusus untuk itu yang telah
diserut rata, rapi dan siku. Tidak diperkenankan membuat tali air dengan
menggunakan baja tulangan.
5.6 Pengacian
Pengacian dilakukan setelah plesteran disiram air sampai jenuh sehingga
plesteran menjadi rata, harus tidak ada bagian yang bergelombang, tidak ada
bagian yang retak dan setelah plesteran berumur 8 (delapan) hari atau sudah
kering sempurna.
Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai dilakukan, Kontraktor harus
selalu meyirami bagian permukaan yang di aci dengan air sampai jenuh,
sekurang-kurangnya dua kali setiap harinya.
PASAL 8
BERBAGAI JENIS UBIN/TEGEL
3.3.2 Tipe dan warna masing-masing tegel/ubin harus sesuai Skema warna yang
ditentukan oleh direksi (owner), dan tipe tegel berasal dari merek sesuai yang
tertera di atas atau yang setara yang disetujui oleh Konsultan pengawas.
3.4 Adukan
3.4.1 Adukan terdiri dari campuran semen dan pasir yang diberi bahan tambahan
penguat dalam jumlah penggunaan sesuai petunjuk dari pabrik pembuat.
3.4.2 Adukan perekat khusus untuk memasang ubin keramik, jika ditunjukkan
dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Konsultan pengawas, harus
memenuhi ketentuan AS 2358, ANSI 118.1, 118,4 dan BS 5385, seperti
produk AM 30 Mortarflex atau yang setara.
4.2 Pemasangan
4.2.1 Sebelum pemasangan ubin pada dinding dimulai, plesteran harus dalam
keadaan kering, padat, rata dan bersih.
PASAL 9
ATAP & BAJA RINGAN
4.0. BAHAN-BAHAN
4.1 Rangka Baja Ringan
4.1.1 Properti mekanis baja (Steel Mechanical Properties) :
Baja Mutu Tinggi G 550
Tegangan leleh minimum (Minimum Yield Strength) 550 MPa
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 53
Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis
4.7 Atap
Bahan atap yang akan dipergunakan untuk bangunan ini adalah atap
Spandek Warna eks Soka Jempol atau setara, dan untuk kandang
menggunakan atap spandek galvalum.
5.2.13 Pihak kontraktor bersedia menyediakan minimal 8 (delapan) buah Atap metal
yang akan dipakai sebagai penutup atap, agar pihak penyedia konstruksi baja
ringan dapat memasang reng dengan jarak yang setepat mungkin, dan
penyediaan genteng tersebut sudah harus ada pada saat kuda-kuda tiba dilokasi
proyek.
5.2.14 Kontraktor wajib memberikan jaminan jika terjadi deformasi yang melebihi
ketentuan maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap Baja
Ringan, meliputi kuda-kuda, pengaku-pengaku dan reng.
5.2.15 Kekuatan struktur Baja Ringan dijamin dengan kondisi sesuai dengan
Peraturan Pembebanan Indonesia dan mengacu pada persyaratan-persyaratan
seperti yang tercantum pada “Cold formed code for structural steel”(Australian
Standard/New Zealand Standard 4600:1996) dengan desain kekuatan
strukural berdasarkan ”Dead and live loads Combination (Australian Standard
1170.1 Part 1) & “Wind load”(Australian Standard 1170.2 Part 2) dan
menggunakan sekrup berdasarkan ketentuan “Screws-self drilling-for the
building and construction industries”(Australian Standard 3566).
PASAL 10
PINTU DAN JENDELA ALUMINIUM
Karat,
Ketahanan terhadap air dan angin minimal 100 kg/m2 untuk masing-
masing tipe,
3.4 Garansi
Kontraktor harus memberikan kepada Pemilik Proyek, garansi tertulis yang
metiputi kesempumaan pemasangan, pengoperasian dan kondisi semua pintu,
jendela dan lainnya seperti ditunjukan dalam Spesifikasi Teknis untuk periode
Perlengkapan pintu dan jendela seperti kunci, engsel, dan lainnya sesuai
ketentuan Spesifikasi Teknis seperti pada Pasal mengenai Spesifikasi Teknis
Material Penggantung dan Pengunci.
4.5 Louver
4.5.1 Kusen/rangka Louver terutama bagian bawah harus mempunyai tanggulan /
bagian yang dapat menahan air hujan. Seperti profil tipe 11767 dari produk
indeks atau yang setara.
4.5.2 Daun Louver harus mempunyai profil sedemikian rupa sehingga air hujan tidak
tampias ke bagian dalam bangunan. Seperti tipe 5262 dari produk indalek atau
yang setara.
4.5.3 Pemasangan daun Louver harus sedemikian rupa sehingga membentuk sudut
kurang lebih 30 derajat terhadap bidang vertikal.
4.5.4 Pemasangan louver harus dilengkapi dengan fly screen yang terbuat dari bahan
aluminium.
5.2 Pemasangan
5.2.1 Bagian pertama yang terpasang harus disetujui Konsultan pengawas sebagai
acuan dan contoh untuk pemasangan berikutnya.
5.2.2 Kontraktor bertanggung jawab atas kualitas konstruksi komponen-komponen.
Bila suatu sambungan tidak digambarkan dalam Gambar Kerja, sambungan-
sambungan tersebut harus ditempatkan dan dibuat sedemikian rupa sehingga
sambungan- sambungan tersebut dapat meneruskan beban dan menahan
tekanan yang harus diterima.
5.2.3 Bila dipasang langsung ke dinding atau beton, kusen atau bingkai harus
dilengkapi dengan angkur pada jarak setiap 50 cm.
5.2.4 Semua bagian aluminium yang berhubungan dengan semen atau adukan harus
dilindungi dengan cat transparan atau lembaran plastik. Semua bagian
aluminium yang berhubungan dengan elemen baja harus dilapisi
dengan cat khusus yang direkomendasikan pabrik pembuat, untuk mencegah
kerusakan komposisi aluminium.
5.2.5 Berbagai perlengkapan bukan aluminium yang akan dipasang pada bagian
aluminium harus terdiri dari bahan yang tidak menimbulkan reaksi etektrolitik
seperti baja anti karat, nylon, neoprene dan lainnya.
5.2.6 Semua pengencang harus tidak terlihat, kecuali ditentukan lain. Semua
sambungan harus rata dengan pemotongan dan pengeboran yang dikerjakan
sebelum pelaksanaan anodisasi.
5.2.7 Pemasangan kaca pada profil aluminium harus dilengkapi dengan gasket sesuai
ketentuan Spesifikasi.
5.2.8 Kunci, alat penutup pintu (door closer jika diperlukan pada perencanaan) dan
engsel harus dipasang sesuai ketentuan Gambar Kerja dan memenuhi ketentuan
Spesifikasi Teknis seperti pada pasal mengenai Spesifikasi Teknis Alat
Penggantung dan Pengunci.
5.2.9 Penutup celah harus digunakan sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat dan
memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis Pasal mengenai Spesifikasi Teknis
Penutup dan Pengisi Celah.
PASAL 11
PEKERJAAN KACA
2.0. BAHAN-BAHAN
2.1 Kaca yang digunakan pada pekerjaan ini bervariasi sesuai petunjuk gambar
kerja diantaranya kaca bening tebal 5 mm dan acrylic 5mm.
2.2 Kaca yang digunakan adalah kaca setara merk Asahimas dan acrylic merk
astariglass tidak cacat dan tidak retak.
PASAL 12
ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
3.3 Ketidaksesuaian
Pengawas Lapangan berhak menolak bahan maupun pekerjaan yang tidak
memenuhi persyaratan dan Kontraktor harus menggantinya dengan yang
sesuai. Segala hal yang diakibatkan karena hal di atas menjadi tanggung
jawab kontraktor.
4.0. BAHAN-BAHAN.
4.1 Umum
Semua bahan/alat yang tertulis di bawah ini harus seturuhnya baru, kualitas
baik buatan pabrik yang dikenal dan disetujui. Semua bahan harus anti karat
untuk semua tempat yang memiliki nilai kelembaban lebih dari 70%. Kecuali
ditentukan lain, semua alat penggantung dan pengunci yang didatangkan harus
sesuai dengan tipe-tipe tersebut di bawah.
4.2.2 Slot/Grendel
Beberapa pintu dilengkapi dengan pengunci tipe slot/Grendel Flush Bolt
Type FB 508, seperti merk Dekkson atau setara.
PASAL 13
PENUTUP DAN PENGISI CELAH
4.0. BAHAN-BAHAN
Bahan penutup dan pengisi celah harus terbuat dari bahan formula silicon, yang
sesuai Untuk daerah tropis dengan kelembaban tinggi dan dapat diaplikasikan pada
berbagal jenis bahan, seperti produk Dow Corning 795 Silicone Building Sealant,
Ge Silglaze N, atau yang setara.
Untuk permukaan yang berpori harus digunakan pelapis dasar yang direkomendasikan
oleh pabtik pembuat bahan penutup dan pengisi celah.
PASAL 14
PANEL GYPSUM, PVC DAN AKSESORIS
3.3.3 Panel Gypsum, PVC, dan aksesoris harus disimpan ditempat terlindung,
tepas, dari muka tanah, atas permukaan yang rata dan dibindarkan dari
pengaruh cuaca.
3.4 Ketidaksesuaian
3.4.1 Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhariap kemun&nan
kesalahm/ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi, jumlah maupun pemasangan
dan lainnya.
3.4.2 Bila bahan-bahan yang didatangkan atau pabrikasi ternyata menyimpang atau
tidak sesuai dengan yang telah disetujui, maka akan ditolak dan Kontraktor
wajib menggantinya dengan yang sesuai.
3.4.3 Biaya yang ditimbulkan karena hal di atas menjadi tanggung jawab
kontraktor sepenuhnya dan tanpa tambahan waktu.
4.0. BAHAN-BAHAN.
4.1 Panel Gypsum Dan PVC
4.1.1 Panel
Panel Gypsum harus dari produk yang memiliki teknologi control density dan
memiliki ketebalan 9mm dan ukuran model sesuai petunjuk dan Gambar
Kerja seperti produk Jayaboard, Knauf atau yang setara.
Panel PVC harus dari produk yang memiliki teknologi control density dan
memiliki ketebalan 7mm dan ukuran model sesuai petunjuk dan Gambar
Kerja seperti produk Shuda Plafond, Green PVC atau yang setara.
Panel Gypsum dan PVC harus dari normal/standar yang memenuhi
ketentuan AS 2588-1983, dengan bentuk tepi khusus untuk penyambungan
rata (flush joint), kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
5.2 Pemasangan
5.2.1 Rangka panel Gypsum dan PVC untuk pemasangan di dinding dan langit-langit,
partisi atau tempat-tempat lainnya berupa rangka yang terbuat dari bahan
baja lapis seng dalam hal ini rangka metal furing kombinasi top cross runner
dan main chanel runner dan harus sesuai dengan standar dari pabrik
pembuatnya. yang dibuat khusus untuk pemasangan panel Kalsiboard dan PVC.
5.2.2 Panel Gypsum dan PVC dipasangkan ke rangkanya dengan paku, sekrup atau
alat pengencang dengan diameter dan panjang yang sesuai.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 72
Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis
5.2.3 Sambungan antar panel Gypsum harus menggunakan pita penyambung dan
perekat dikerjakan sesuai petunjuk pelaksanaan dari pabrik pembuat panel
Gypsum.
5.3 Pengecatan
5.3.1 Permukaan Gypsum harus kering, bebas dari debu, oli atau gemuk dan
permukaan yang cacat telah diperbaiki sebelum pengecatan dimulai.
5.3.2 Kemudian permukaan panel Gypsum tersebut harus dilapisi dengan cat
dasar khusus untuk panel Kalsiboard untuk menutup permukaannya yang
berpori.
5.3.3 Setelah cat dasar panel Gypsum kering kemudian dilanjutkan dengan
pengaplikasian cat dasar dan/atau cat akhir sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis
seperti pada Spesifikasi Teknis Pengecatan dalam warna akhir sesuai ketentuan
Skema warna yang akan ditentukan kemudian.
PASAL 15
PENGECATAN
3.2.3 Untuk pengujian, Kontraktor harus mernbuat contoh warna dari cat-cat tersebut
diatas 2 (dua) potongan kayu lapis atau panel semen berserat berukuran
300mm x 300mm untuk masing- masing warna. 1 (satu) contoh disimpan
kontraktor dan I (satu) contoh lagi disimpan Pengawas lapangan guna
memberikan kemungkinan untuk pengujian di masa mendatang bila bahan
tersebut ternyata tidak memenuhi syarat setelah dikerjakan.
3.2.4 Biaya pengadaan contoh bahan dan pembuatan contoh warna menjadi
tanggung jawab kontraktor
4.0. BAHAN-BAHAN
4.1 Umum
4.1.1 Cat harus dalam kaleng/kemasan yang masih tertutup pabrik/segel, dan masih
jelas menunjukkan nama/merek dagang, nomor formula atau spesifikasi cat,
nomor takaran pabrik, warna, tanggal pembuatan pabrik, petunjuk dari pabrik
dan Nama pabrik pembuat, yang kesemuanya harus masih absah pada saat
pemakalannya. Semua bahan harus sesuai dengan spesifikasi yang
disyaratkan pada daftar cat.
4.1.2 Cat dasar yang dipakai dalam pekerjaan ini harus berasal dari satu pabrik/merek
dagang dengan cat akhir yang akan digunakan. Untuk menetapkan suatu
standar kualitas, disyaratkan bahwa semua cat yang dipakai harus
berdasarkan/mengambil acuan pada cat-cat hasil produksi.
Cat dasar untuk permukaan beton, plesteran dan panel semen berserat
diberikan dengan Kuas dan lapisan berikutnya boleh dengan Kuas atau rol.
Cat dasar untuk permukaan panel PVC diberikan dengan kuas dan lapisan
berikutnya, dengan Kuas atau rol.
Cat dasar untuk permukaan kayu lapis diberikan dengan Kuas dan lapisan
berikutnya dengan Kuas atau rol.
Cat dasar untuk permukaan barang besi/baja diberikan dengan Kuas atau
disemprolkan dan lapisan berikutnya boleh menggunakan semprolan.
PASAL 16
PIPA BESI GALVANIS DAN BESI HOLLOW
4.0. BAHAN-BAHAN
Bahan harus mempunyai kualitas yang baik, tahan lama terhadap goresan,
hygienis, mudah dibersihkan dan mudah dalam perawatan
Bahan Pipa Galvanis untuk area pembatas menggunakan spesifikasi type
medium B sedangkan pembatas leher ternak menggunakan medium A. Untuk
besi hollow dengan ketebalan 1,4 mm.
PASAL 17
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
A. PERSYARATAN UMUM
1. Umum
Doku men ini berisi sp esifikasi u mum in stalasi listrik un tu k proyek tersebut
diatas. Segala persyaratan dan keten tuan in stalasi listrik akan d ijelaskan p
ada bagian –bagian berikutn ya.
2. Peraturan Pemasangan
Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan-
peraturan sebagai b eriku t :
a. PUIL 2000.
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per.05/MEN/1982
c. National Fire Protection Association (NFPA)
d. Petunjuk dari Pabrik Pembuat Peralatan.
e. Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instalasi yang berwenang, seperti PLN,
dan Assosiasi terkait.
Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh Perusahaan yang memiliki Surat
Ijin Instalasi dari instalasi yang berwenang dan telah biasa mengerjakann ya
dan suatu d aftar referen si p emasangan harus dilamp irkan dalam su rat
penawaran.
3. Gambar – gambar
a. Gambar - gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini serta risalah
rapat penjelasan merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi dan
mengikat dan tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya.
b. Gambar-gambar sistim ini menunjukkan secara umum tata letak dari
peralatan, sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan perhatikan kondisi
dari bangunan yang ada dan mempertimbangkan juga kemudahan service /
maintenance jika peralatan-peralatan sudah dioperasikan.
c. Gambar-gambar Arsitek dan Struktur/Sipil harus dipakai sebagai referensi
untuk pelaksanaan dan detail finishing instalasi.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 83
Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis
4. Koordinasi
a. Kontraktor instalasi hendaknya bekerja sama dengan kontraktor instalasi
lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan
waktu yang telah ditetapkan.
b. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi
kemajuan instalasi lain.
c. Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka semua
akibatnya menjadi tanggung jawab kontraktor.
5. Pelaksanaan Pemasangan
a. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi dimulai, Kontraktor harus
menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada Pengawas Proyek dalam
rangkap 3 (tiga) untyk disetujui.
b. Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan ulang atas sesuatu yang diragukan,
Kontraktor harus segera menghubungi Pengawas Proyek. Pengambilan ukuran
dan/atau pemilihan kapasitas peralatan yang salah akan menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
b. Masa pemeliharaan untuk instalasi adalah satu tahun terhitung sejak saat
penyerahan petama.
c. Selama masa pemeliharaan, Kontraktor instalasi ini diwajibkan mengatasi
segala kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya tambahan biaya.
d. Selama masa pemeliharaan, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan
masih merupakan tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
e. Selama masa pemeliharaan, apabila kontraktor tidak melaksanakan teguran dari
Pengawas proyek atas perbaikan / penggantian / penyetelan yang dipergunakan,
maka Pengawas proyek berhak menyerahkan perbaikan/ penggantian
penyetelan tersebut kepada pihak lain atas biaya kontraktor.
f. Selama Masa Pemeliharaan, Kontraktor harus melatih petugas - petugas yang
ditunjuk oleh Pemilik sehingga dapat mengenali sistem instalasi dan dapat
melaksanakan pengoperasian/pemeliharaan.
g. Serah terima pertama baru dapat dilaksanakan setelah ada bukti
pemeriksaan dengan hasil yang baik yang ditanda tangani Bersama oleh
Kontraktor dan Pengawas Proyek serta dilampiri Surat Ijin Pemeriksaan dari
Jawatan Keselamatan Kerja dan instalasi yang berwenang.
8. Laporan – laporan
a. Laporan Harian dan Mingguan
Kontraktor wajib membuat laporan h arian dan laporan mingguan yan g
memberikan gambaran men genai :
Kegiatan fisik
Catatan dan perintah Pengawas proyek yang disampaikan secara lisan
maupun secara tertulis.
Jumlah material /ditolak
Jumlah Tenaga Kerja
Keadaan cuaca, dan
Pekerjaan tambah/kurang
Photo progres lapangan
Laporan mingguan merupakan ringkasan dari l aporan harian dan setelah
ditanda tangani oleh Project Manager h aru s diserah kan kepada Pen gawas
p royek untu k diketahui / disetu jui.
b. Laporan Pengetesan
Kontraktor h aru s men yerah kan kepad a Pen gawas proyek dalam ran
gkap 3 (tiga) men genai hal -hal sebagai beriku t :
Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi.
Hasil pengetesan peralatan
Hasil pengetesan kabel
Hasil pengetesan tahanan pentanahan
Dan lainnya.
Semua pen getesan d an pen gu kuran yan g akan dilaksan akan haru s
disaksikan oleh pihak Pen gawas p royek.
B. LINGKUP PEKERJAAN
1. Umum
Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik
dalam spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar -gambar, dimana
bahan – bahan dan peralatan yang digunakan sesuai den gan ketentuan –keten
tuan pada spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi
bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan
pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau
peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa
adanya ketentuan tambahan biaya.
dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan . Garis besar lingkup p
ekerjaan yang dimaksud adalah seb agai berikut :
a. Pengadaan, pemasangan dan pengujian instalasi panel tegangan rendah
lengkap dengan instalasi serta peralatan bantunya.
b. Pengadaan, pemasangan dan pengujian instalasi penerangan , kontak–kontak
c. Pengadaan, pemasangan dan pengujian panel tegangan rendah.
d. Pengadaan, pemasangan dan pengujian instalasi kabel tegangan rendah.
e. Pengadaan, pemasangan dan pengujian armature lampu penerangan.
f. Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pembumian.
g. Pembuatan as built drawing (gambar terpasang)
h. Pengadaan, pemasangan rak kabel untuk daya dan penerangan dalam
bangunan serta peralatan bantunya.
i. Pengadaan, pemasangan penyalur petir.
j. Mengadakan pelatihan terhadap operator dari pihak pemberi tugas.
k. Mengadakan testing dan Commissioning seluruh pekerjaan listrik.
minimum 1,5 kali dari kemampuan lewat arus (kapasitas incoming breaker).
Setiap busbar copper harus diberi warna sesuai peraturan PLN, lapisan yang
dipergunakan untuk memberi warna busbar dan saluran harus dari jenis yang
tahan terhadap kenaikan suhu yang diperbolehkan.
e. Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush mounting dalam kotak
tahan getaran. Ampermeter dan Voltmeter yang digunakan berukuran 96 x 96
mm atau ukuran lain yang update dengan skala linear dan ketelitian 1% dan
bebas dari pengaruh induksi, serta ada sertifikat tera dari LMK / PLN (minimum 1
buah untuk setiap jenis alat ukur).
f. Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan
keperluan sesuai dengan yang telah disetujui oleh Pengawas proyek.
g. Unit Box Panel haruslah dibuat sedemikian rupa sehingga mendapat ventilasi
udara yang cukup. Pada lubang ventilasi udara harus diberi filter yang
kontruksinya diperkuat sehingga didapatkan suatu konstruksi yang baik.
h. Unit Box Panel yang berfungsi untuk Motor Control Center haruslah dilengkapi
dengan force ventilasi (exhaust fan).
i. Main switch breaker tipe air break 3 pole atau 4 pole yang telah
direkomendasi dari SPLN serta karakteristiknya menurut standard IEC 947-2
dan kemampuan arus hubung singkat alat tersebut tidak kurang dari 80 KA
pada tegangan 600 VAC.
j. Main circuit breaker harus menggunakan tipe spring charged yang dapat
dioperasikan secara manual atau automatic yang dikombinasikan dengan
sistem motorized, UVT untuk versi fixed serta dilengkapi pengaman untuk tidak
merusak switch breaker pada saat posisi ON / OFF / TRIP.
k. Sistem penutup atau kontak breaker harus menggunakan tougle action, free
type dan dilengkapi dengan indikator mekanikal untuk posisi ON atau OFF serta
indikasi charged dan discharged.
l. Jika main circuit breaker dioperasikan secara atomatic maka harus dilengkapi
dengan pelepas penutup (XF) pemutus tegangan jatuh (MN) / pemutus shunt
(MX), saklar alarm dan saklar bantu.
m. Kapasitas dari kontak utama harus mampu dibebani dengan beban penuh
pada temperatur yang telah direkomendasikan dari pihak serta waktu
pemutusan tidak lebih dari tiga detik.
n. Main circuit breaker harus dilengkapi dengan proteksi beban lebih (over
current), arus hubung singkat (short circuit), proteksi hubungan pentanahan.
o. Komponen – komponen pengaman yang dapat dipakai adalah :
1) Air Circuit Breaker (ACB)
a) Standard IEC & SPLN
b) Terdiri dari 3 atau 4 kutub
c) Jenis Fixed
d) Sistem unit Trip terdiri dari :
Fungsi switching
Fungsi komunikasi
Fungsi Proteksi
e) Kapasitor pemutus 65 KA – 150 kA pada 380/415 V
f) Arus Nominal 800A s/d 6300 A
4) Contactor
a) Berdasarkan standard IEC ,SPLN, SNI
b) Terdiri dari kategori ACI – untuk Beban Murni > 0.95
c) AC2 – Untuk motor slipring, Strarting, Pluging AC3-Motor Squirrel
cage, swithhing ON/OFF selama dalam keadaan normal.
5) Overload
a) Berdasarkan IEC p47, IEC 292
b) Dapat mampu berfungsi sebagai pengaman motor listrik terhadap
beban lebih dan disesuaikan dengan arus nominal motor tersebut.
c) Untuk star – delta dan Direct On Line dapat dikombinasikan dengan
Magnetic Motor Circuit Breaker.
6) Bushbar Support
a) Sesuai standard IEC, SPLN - SNI Bus-bar support terdiri dari
unipolar/multi polar.
b) Isolasi support harus sesuai dengan ukuran copper (tembaga).
c) Kapasitas dari Bus – bar harus sesuai dengan standard Puil
d) Terdiri dari 1,2,3 dan 4 pole + 1 grounding
e) Spesifikasinya :
High Dielectric strenght
High Mechanical wisthstand
Tahan Terhadap temperatur sesuai dengan rekomendasi
7) Isolasi support
Bah an terdiri dari S MC/DMC spesifikasi terdiri dari :
a) High Dielectric Strenght
b) High Mechanical Withstand
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 92
Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis
c) High Temperature.
8) Pilot lamp, Push Button, Selector Switch Sesuai standard IEC, SPLN, SNI.
a) Jenis pilot lamp yang digunakan adalah tipe transformasi
b) Push Button menggunakan tipe flush dengan bahan chromium.
c) Selector switch tingkat isolasinya harus 660 V dengan kapasitas
thermal 12 A adalah 20 A serta dilengkapi dengan pegangan isolasi
ganda.
10) Relay
a) Tipe relay adalah electro mechanical dan static transitor.
b) Over current relay adalah jenis IDMTL (Inverse Defenitive Minimum
time Lag) diset antara 50 % - 200% dan waktu antara 1-0,3 second
Earth Fault Relay adalah jenis DTL (Definitive Time Lag) di set antara
0-1 secound, setting dari arus antara 5-40% dari 5% step.
c) Capasitor dari auxiliriary contract relay tersebut harus disesuaikan
dengan kapasitas beban.
12) Metering
a) Standard IEC, SPLN.
b) Bahan Plastic ABS, Dust Proof, disesuaikan dengan temperature
tropis.
c) Moving Iron
d) Mempunyai Zero skala yang dapat diatur.
b. Hantaran Turun
1) Hantaran turun berfungsi untuk mengalirkan muatan listrik petir yang
diterima/ditangkap oleh elektroda penyalur petir ke konduktor pembumian.
Oleh karena itu, hantaran turun harus dihubungkan secara sempurna, baik
dengan elektroda penyalur petir maupun elektroda pembumian.
2) cable yang di gunakan mempunyai ukuran NYY 1 x 50 mm².
3) Hantaran turun harus dipasang dengan baik, lurus dan mempunyai
kekuatan yang cukup sehingga mampu menahan gangguan mekanis.
c. Elektroda Pembumian
1) Elektroda pembumian terbuat dari pipa GIP diameter 11/2” dan plat tembaga
serta lilitan kawat timah dengan konstruksi seperti tercantum di dalam
Gambar Perencanaan.
2) electroda pembumian harus ditanam langsung di dalam tanah dengan
panjang bagian yang tertanam minimal sepanjang 6 M dan mempunyai
tahanan pentanahan sebesar 2 Ohm.
3) Terminal penyambungan untuk menghubungkan elektroda pembumian
dengan hantaran turunan harus dilakukan di dalam bak kontrol.
4) Sistem pembumian untuk penyalur petir ini harus terpisah dari sistem
pembumian untuk sistem elektrikal lainnya.
b. Lampu Baret
1) Lampu baret yang digunakan adalah jenis LED 18 Watt
2) Cover lampu terbuat dari bahan acrylic putih susu
3) Merk lampu setara Panasonic, Philips atau Artolite
c. Lampu Pagar
1) Lampu pagar yang digunakan adalah jenis LED 18 Watt
2) Cover lampu terbuat dari bahan plastic
3) Merk lampu setara Panasonic, Philips
d. Lampu Spot
1) Body lampu Die Casting Allumunium Alloy
2) Lampu berukuran 50 watt dan 100 watt dengan colour type white
3) Cover lampu terbuat dari bahan acrylic bening
4) Merk lampu setara philips.
e. Lampu Industri
1) Kap lampu type industry
2) Lampu berukuran 100 watt dengan colour type white
3) Area kandang diberi gantungan dengan menggunakan besi 12 dengan
system las pada rangka baja plus coating agar tidak berkarat
g. Grounding
1) Kawat grounding dapat dipergunakan kawat telanjang (BCC =Bare
Copper Conductor).
2) Besarnya kawat grounding yang dapat digunakan minimal
berpenampang sama dengan penampang kabel masuk (incoming feeder)
untuk penampang kabel lebih kecil dari 70 mm², atau sesuai gambar sistem
pembumian.
3) Elektrode pentanahan untuk grounding digunakan massive copper
berdiameter 1” dan 0,2 m dari bagian ujungnya dibuat runcing. Electrode
pentanahan yang ditanam dalam tanah minimal sedalam 5 m atau sampai
menyentuh permukaan air tanah.
4) Nilai tahanan grounding system untuk panel-panel adalah maximum 5 ohm,
diukur setelah tidak turun hujan selama 3 hari berturu-turut.
5) Lihat gambar detail untuk Box dan terminal pembumian.
6) Grounding untuk peralatan elektronik dipisah dengan grounding elektrikal,
dengan metoda grounding yang sama.
i. K o n d u i t
Konduit instalasi penerangan yang dipakai adalah dari jenis PVC High
Impact dan Metal Plan Conduit dimana d iameter dalam d ari konduit min
imu m 1,5 kali diameter kabel dan minimu m diameter dalam adalah 19
mm, atau din yatakan lain pad a gambar.
b. Setiap kabel yang masuk / keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland, dan
diberi lapisan seal dari karet untuk menutupi bagian bekas lubang yang
permukaannya tajam atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang
tajam.
c. Untuk panel-panel yang dipasang diluar ruangan (Outdoor Panel) type Free
Stranding diberi kaki dengan jarak minimal 50 cm dengan permukaan tanah
dilengkapi dengan pondasi cor.
d. Semua panel harus ditanahkan.
2. Kabel – kabel
a) Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang
jelas dan tidak mudah lepas untuk mengidentifikasikan arah beban
b) Setiap kabel yang masuk / keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland, dan
diberi lapisan seal dari karet untuk menutupi bagian bekas lubang yang
permukaannya tajam atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang
tajam.
c) Kabel daya yang dipasang di shaft harus dipasang pada tangga kabel, diklem
dan disusun yang rapi.
d) Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada
kabel penerangan, dimana terminasi sambungan dilakukan pada termination /
junction box.
e) Untuk kabel dengan diameter 16 mm2 atau lebih harus dilengkapi dengan
sepatu kabel untuk terminasinya.
f) Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm2 atau lebih harus
mempergunakan alat pres hidraulis yang kemudian diberi cable shoes.
g) Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 60 cm minimum, dimana
sebelum kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal 0,5 cm dan
diatasnya diamankan dengan batu bata sebagai pelindungnya. Lebar galian
minimum adalah 40 cm yang disesuaikan dengan jumlah kabel.
h) Sudut pembelokan (Bending Radius) kabel Feeder harus mengikuti ketentuan
yang disyaratkan oleh pabrik untuk masing-masing diameter kabel.
i) Untuk kabel serabut, terminasi ujung kabel tersebut harus menggunakan
handslip.
j) Semua kabel yang berada didalam trench kabel harus diletakkan / disusun
dalam kabel ladder (Fabricated, hot deep galvanized) kabel ladder harus
disupport setiap jarak 100 cm.
k) Untuk kabel feeder yang dipasang didalam trench harus mempergunakan kabel
ladder kecuali dalam Cable Pitch.
l) Pada route kabel setiap 25 m dan disetiap belikan harus ada tanda arah
jalannya kabel dan dilengkapi dengan Cable Mark.
m) Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan instalasi lainnya
harus ditanam lebih dalam dari 60 cm dan diberikan pelindung pipa galvanis
medium dengan diameter minimum 2 ½ kali penampang kabel.
n) Semua kabel yang akan dipasang diatas langit - langit harus diletakkan pada
suatu trunking kabel.
o) Kabel penerangan yang terletak diatas rak kabel tidak menggunakan PVC High
Impact. Setiap kabel yang keluar dari Cable Tray harus dipasang dalam PVC
High Impact. Yang pada bagian pertemuan antara Conduit dan Cable Tray
dipasang Joining Coupling.
p) Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus
dibuatkan sleeve dari pipa galvanis medium dengan diameter minimum 2 ½ kali
penampang kabel.
q) Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak - kontak harus didalam kotak
terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan konduitnya dan
dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya dimana tebal kotak terminal tersebut
minimum 4 cm.
r) Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1m
disetiap ujungnya.
s) Penyusunan konduit diatas trunking kabel harus rapi dan tidak saling menyilang.
t) Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak – kontak harus didalam
kotak penyambung dan memakai alat penyambung berupa las-dop.
u) Semua kabel yang menuju/keluar dari panel - panel type outdoor harus didalam
pipa Sleeve GIP Medium / PVC Conduit dia. 2 ½ x dia. kabel.
v) Kabel yang keluar dari trench yang menembus permukaan tanah, yang
menuju kabel ladder harus dilengkapi / dilindungi dengan Medium sepanjang
lebih kurang 1 m dengan ketentuan ± 50 cm bagian yang berada dibawah
permukaan tanah sampai 50 cm dari permukaan tanah.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 100
Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis
w) Semua kabel instalasi motor yang berada didaerah utility harus dipasang dalam
metal conduit, yang penampangnya minimum 1,5 penampang kabel dan lengkap
dengan Flexible Metal Conduit.
x) Untuk insatalasi kabel yang menggunakan PVC High Impact Conduit tidak
diperbolehkan melintas diatas balok, harus menembus balok dengan jarak
minimum 10 Cm dari atas balok yang ditembus.
4. Lampu Penerangan
a. Pemasangan lampu penerangan harus disesuaikan dengan rencana plafond
dari Arsitek dan disetujui oleh Pengawas proyek.
b. Lampu tidak diperkenankan memberikan beban kepada rangka plafond yang
terbuat dari bahan aluminium.
c. Tiang lampu penerangan untuk diluar bangunan harus dipasang
tegak lurus.
d. Semua lampu penerangan type Flourensscent harus digantung
dengan menggunakan adjustable hanger.
e. Flexible Conduit digunakan antara terminasi titik lampu dengan PVC
High Impact Conduit.
5. Pembumian
PASAL 18
PEKERJAAN MEKANIKAL DAN PLUMBING
A. PERATURAN UMUM
1. Peratu ran Dan Acuan
Pemasangan instalasi ini p ada dasarnya harus memenuh i peraturan peraturan
sebagai berikut:
a. Peraturan Umum Instalasi Perpipaan (PUIP)
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per.05/MEN/1982
c. Keputusan Menteri P.U. No.02/KPTS/1985
d. Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, seperti PLN,
PGN, PERUMTEL, Dit.Jen.Bina Lindung dari Pusat maupun daerah.
e. Pedoman Plambing Indonesia
Pekerjaan In stalasi in i haru s d ilaksana kan oleh :
a. Perusahaan yang memiliki Surat Ijin Instalasi dari Instalasi yang berwenang dan
telah biasa mengerjakannya.
b. Khusus untuk izin dari Instalasi Perpipaan (PAS Dinas Terkait dengan kelas yang
sesuai) diperkenankan bekerja sama dengan perusahaan lain yang telah memiliki
PAS yang dimaksud.
2. Gambar -Gambar
a. Gambar - gambar rencana dan persyaratan - persyaratan ini merupakan suatu
kesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.
b. Gambar - gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan,
sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari
bangunan yang ada dan mempertimbangkan juga kemudahan service/
maintenance jika perlatan-peralatan sudah dioperasikan.
c. Gambar-gambar arsitek dan struktur / sipil harus dipakai sebagai referensi untuk
pelaksanaan dan detail finishing instalasi.
d. Sebelum pekerjan dimulai, kontraktor harus mengajukan gambar kerja dan detail
kepada MK untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu. Dengan
mengajukan gambar-gambar tersebut, kontraktor dianggap telah mempelajari
situasi dari instalasi lain yang berhubungan dengan instalasi ini.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 104
Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis
3. Koordinasi
a. Kontraktor Instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Kontraktor instalasi
lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan
waktu yang telah ditetapkan.
b. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi
kemajuan instalasi yang lain.
c. Kontraktor Instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Kontraktor instalasi
lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan
waktu yang telah ditetapkan.
b. Masa pemeliharaan untuk insatalasi ini adalah selama tiga bulan terhitung sejak
saat penyerahan pertama.
c. Selama masa pemeliharaan ini, kontraktor instalasi ini diwajibkan mengatasi
segala kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya tambahan biaya
d. Selama masa pemeliharaan ini seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan
masih merupakan tanggung jawab kontraktor sepenuhnya.
e. Selama masa pemeliharaan ini, Kontraktor instalasi ini tidak melaksankan
teguran dari pengawas proyek atas perbaikan / penggantian / penyetelan/
tersebut kepada pihak lain atas biaya Kontraktor instalasi ini.
f. Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah ada bukti
pemeriksaan dengan hasil yang ditanda tangani bersama oleh Kontraktor dan
Pengawas proyek.
g. Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan
setelah Berita Acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini
dalam keadaan baik, ditanda tangani bersama Kontraktor dan pengawas proyek.
7. Laporan-Laporan
a. Laporan Harian dan Mingguan.
Kontraktor wajib membuat laporan harian dan laporan mingguan yan g
memberikan gambaran men genai :
Kegiatan fisik
Catatan dan perintah Pengawas proyek yang disampaikan secara lisan
maupun secara tertulis
Jumlah material masuk/ ditolak
Jumlah tenaga kerja
Keadaan cuaca, dan
Pekerjaan tambah / kurang.
Laporan mingguan merupakan ringkasan d ari laporan harian dan setelah
ditandatangani oleh Project Manager masing - masin g kontraktor harus
diserahkan kepada Pengawas proyek untuk diketahui / disetu jui.
b. Laporan Pengetesan
Kontraktor instalasi ini harus menyerahkan kepada Pengawas proyek
laporan tertulis men gen ai hal -hal sebagai beriku t :
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 106
Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis
9. Penambahan/Pengurangan/Perubahan Instalasi
a. Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan
kondisi lapangan, harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari pihak
pengawas proyek.
b. Kontraktor instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada
kepada pihak Pengawas proyek dalam rangkap 3 (tiga).
c. Perubahan material, dan lain-lainnya, harus diajukan oleh Kontraktor kepada
pengawas proyek .secara tertulis dan pekerjaan tambah/kurang/perubahan yang
ada harus disetujui oleh pengawas proyek secara tertulis
10. Ijin-Ijin
Pengurusan ijin - ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta
seluruh biaya yang diperlu kannya menjadi tanggung jawab kontraktor,
sedangkan biaya pemasangan sambungan air bersih , ijin pen ggunaan air
tanah menjadi tanggun g jawab pemilik proyek.
2. Uraian Pekerjaan
Lin gkup pekerjaan secara garis besar seb agai berikut :
a. Sistem Air Bersih
b. Sistem Air Limbah
3. Gambar Kerja
Sebelum kontraktor melaksanakan suatu bagian pekerjaan lapan gan, h aru s
men yerah kan gambar kerja an tara lain sebagai berikut :
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 108
Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis
Denah tata ruang dan detail pemasangan dari peralatan utama, perlengkapan
dan fixtures.
Detail denah perpipaan.
Detail denah perkabelan.
Detail penempatan sparing, sleeve yang menembus lantai, atap, tembok dll.
Detail lain yang diminta oleh Pemberi Tugas
C. SPESIFIKASI PERPIPAAN
1. Umu m
Lin gkup pekerjaan sistem perp ipaan melipu ti :
a. Pipa
b. Sambungan
c. Katup
d. Strainer
e. Sambungan Ekspansi
f. Sambungan fleksibel
g. Penggantung dan penumpu
h. Sleeve
i. Lubang pembersihan
j. Bak control
k. Blok Beton
l. Galian
m. Pengecatan
n. Pengakhiran
o. Pengujian
p. Peralatan Bantu
2. Spesifikasi dan gambar menun ju kkan diame ter minimal dari p ipa dan letak
serta arah d ari masin g - masin g sistem pipa.
3. Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan / atau spesifikasi dipasan g
terintegrasi den gan kondisi b an gunan d an men ghindari gan gguan den gan
b agian lainnya.
4. Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung dari kotoran , air karat dan
stress sebelum, selama dan sesudah pemasangan .
5. Khusus pipa dan perlengkapan dari bahan plastik, selain disebut diatas harus
ju ga terlindun g dari cahaya matah ari.
6. Semua barang yang dipergunakan harus jelas menunjukkan identitas p abrik
pembuat.
7. Spesifikasi Bahan Perpipaan
a. Spesifikasi PVC
Penggunaan : Venting
Tekanan standard 5 bar
URAIAN KETERANGAN
b. Persyaratan Pemasangan
1) Umum
a) Persiapan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin
kebersihan, kerapihan, ketinggian yang benar, serta memperkecil
banyaknya penyilangan.
b) Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak
kurang dari 50 mm diantara pipa - pipa atau dengan bangunan &
peralatan.
c) Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti
sebelum dipasang, membersihkan semua kitiran, benda - benda tajam/
runcing serta penghalang lainnya.
d) Pekerjaan persiapan harus dilengkapi dengan semua katup- katup
yang diperlukan antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan
sebagainya, sesuai dengan fungsi sistem dan yang diperlihatkan
digambar.
e) Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus
dilengkapi dengan UNION atau FLANGE.
f) Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-
sambungan cabang pada pekerjaan perpipaan harus mempergunakan
fitting buatan pabrik.
g) Kemiringan menurun dari pekerjaan perpiaan air limbah harus seperti
berikut, kecuali seperti diperlihatkan dalam gambar.
(1) Dibagian dalam bangunan
Garis tengah 150 mm atau lebih kecil : 2 %
Garis tengah 200 mm atau lebih besar : 1 %
(2) Dibagian luar bangunan
Garis tengah 150 mm atau lebih kecil : 2 %
Garis tengah 200 mm atau lebih besar : 1 %
h) Semua pekerjaan perpiaan harus dipasang secara menurun ke arah
titik buangan. Drains dan vents harus disediakan guna mempermudah
pengisian maupun pengurasan.
i) Katup (valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai untuk
pemeliharaan dan penggantian. Pegangan katup (valve handied) tidak
boleh menukik.
j) Sambungan - sambungan fleksibel harus dipasang sedemikian rupa
dan angkur pipa secukupnya harus disediakan guna mencegah
tegangan pada pipa atau alat - alat yang dihubungkan oleh gaya yang
bekerja kearah memanjang.
k) Pekerjaan persiapan ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat ke
arah pompa dengan proporsi yang tepat pada bagian - bagian
penyempitan. Katup - katup dan fittings pada pemipaan demikian harus
ukuran jalur penuh.
5) Pemasangan strainer.
Strainer harus disediakan sesuai gambar, spesifikasi dan untuk alat- alat
berikut ini :
a) Katup- katup pengontrol
b) Katup- katup Pengurang tekanan
c) Steam traps
19) Sleeves
a) Sleeves untuk pipa- pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa
tersebut menembus konstruksi beton
b) Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan
kelonggaran di luar pipa ataupun isolasi
c) Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja. Untuk
yang mempunyai kedap air harus digunakan sayap.
d) Untuk pipa - pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang
mempunyai lapisan kedap air (water proofing) harus dari jenis “Flushing
Sleeves”
e) Rongga antara pipa dan sleeve harus dibuat kedap air dengan rubber
sealed atau “Caulk”
20) Pembersihan
Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan,
pemipaan di setiap service harus dibersihkan dengan seksama,
menggunakan cara - cara / metoda-metoda yang disetujui sampai semua
benda - benda asing disingkirkan.
c. Pengujian
1) Pelaksanaan Pengetesan.
Instalasi pipa air bersih harus dideteksi terhadap adanya kebocoran dengan
tekanan 1,5 x tekanan kerja maximum atau sama dengan 10 kg/cm² selama
24 jam tanpa adanya penurunan tekanan pada pressure gauge. Seluruh
valve pada bagian out harus tertutup. Bila ada kebocoran harus segera
d. Pengecatan
1) Umum
Barang-barang yang harus dicat adalah sebagai berikut :
Support pipa dan peralatan Konstruksi besi
Flens
Peralatan yang belum dicat dari pabrik
Peralatan yang catnya harus dipenuhi
2) Persyaratan Pengecatan
Pengecatan harus dilakukan seperti berikut :
Pipa besi/ baja dalam tanah 2 lapis flincote & karung Goni
c. Air kotor, air bekas dan limbah (kitchen) akan diproses menggunakan system
STP.
2. Ketentuan Teknis
a. Pompa utama (pompa pendorong/pengisi) menggunakan merk Sanyo atau
yang setara. Pompa dari jenis centrifugal pump. Motor listrik untu k p
enggerak pompa tersebut haruslah dari produksi pabrik yang sama atau
paling sedikit dinyatakan dalam rekomendasi oleh pabrik yang
bersangkutan. Apabila terjadi penyimpangan merk pompa beserta
motornya, penolakan oleh Pengawas proyek dan resiko sepenuhnya
menjadi tanggungan Kontraktor. Pompa b erkapasitas 35 lt/mn t, daya
hisap 9m head 30 m, daya 250 watt 220/380v/3ph /50Hz , in let dan ou tlet
dia 1”.
b. Pompa Bosster menggunakan merk Sanyo atau yan g setara.
Pompa booster/penguat diperlukan untuk menambah tekanan air dari
tandon atas ke jarin gan air b ersih di masing - masing zona. Pompa
dilengkapi dengan tanki tekan dan pressure switch yang bekerjanya secara
otomatis. Pompa booster hanya bekerja bergantian berdasarkan timer.
Pompa booster mempunyai kapasitas 35 lt/mnt, head 30 meter, daya 250
watt220/380v/3ph /50 Hz , inlet dan ou tlet dia 1”. Pompa dapat bekerja
secara otomatis menuru t ketinggian air dalam catch pit. Water level control
harus disediakan oleh kontraktor untuk kondisi muka air terendah (pompa
mati), kondisi muka air tengah (hanya 1 pompa yang bekerja) serta kondisi
muka air teratas (kedua pompa b ekerja).
c. Kesemua pompa tersebut selain bekerja secara otomatis, haruslah dapat
dioperasikan secara manual.
PASAL 19
PERLENGKAPAN SANITAIR
3.3. Penyimpanan
Semua perlengkapan sanitasi harus disimpan dalam tempat yang bersih dan kering
serta terlindung dari kerusakan, sebelum dan sesudah pemasangan.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman : III - 121
Pembangunan Gedung Kantor
Spesifikasi Teknis
3.4. Garansi
Kontraktor harus menyerahkan kepada Pemilik Proyek Surat garansi untuk barang
dan pemasangan semua perlengkapan sanitasi selama 1 (satu) tahun, dimulai
sejak penyerahan terakhir. Selama periode ini Kontraktor harus memperbaiki dan
mengganti kerusakan yang ada serta membayar semua perbaikan atau
penggantian.
4.0. BAHAN-BAHAN
4.1. Kran
Kran Biasa dan lainnya sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis dan setara merk
(ex. Toto TX131L).
4.2. Kloset
4.2.1. Kloset Duduk dengan tipe pemasangan di atas tegel harus sesuai atau setara
dengan ex. TOTO (CW660NPJ), warna putih, dilengkapi dengan aksesori standar
TOTO setara.
4.2.2. Kloset Jongko dengan tipe pemasangan di atas tegel harus sesuai atau setara
dengan ex. TOTO (CE9), include Flush warna putih, dilengkapi dengan aksesori
standar TOTO setara.
5.2. Pemasangan
5.2.1. Semua sambungan harus kedap air dan udara. Bahan penutup
sambungan tidak diijinkan. Cat, vernis, dempul dan lainnya tidak
diijinkan dipasang pada bidang-bidang pertemuan sambungan sampai
semua sambungan dipasang kuat dan diuji. Semua saturan ekspos ke
perlengkapan sanitasi harus diselesaikan sedemikian rupa sehingga
tampak bersih dan rapih dan sesuai ketentuan Gambar Kerja
dan petunjuk pemasangan dari pabrik pembuat.
5.2.2. Perpipaan dari perlengkapan sanitasi ke pipa distribusi utama harus
ditaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis Mekanikal.
5.2.3. Sistem penumpu dan penopang harus sesuai dengan
rekomendasi dari pabrik pembuat perlengkapan sanitasi atau sesuai
persetujuan Pengawas Lapangan.
5.3. Pengujian
Pengujian seluruh perlengkapan sanitasi harus dilaksanakan bersamaan
dengan pengujian System Plumbing seperti disebutkan dalam Spesifikasi
Teknis Mekanikal, kecuali bila ditentukan lain oleh Pengawas Lapangan.
PASAL 23
PEKERJAAN AKHIR
1. PENGAWASAN
1.1. Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan akan dilakukan
oleh Direksi/Pengawas.
1.2. Setiap saat Direksi/Pengawas atau petugas-petugasnya harus dapat
mengawasi, memeriksa atau menguji setiap bagian pekerjaan, bahan dan
peralatan. Untuk itu Kontraktor harus mengadakan fasilitas-fasilitas yang
diperlukan.
1.3. Bagian - bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari
pengamatan Direksi / Pengawas adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Pekerjaan tersebut bila diperlukan harus dapat diperiksa sebagian atau
seluruhnya untuk keperluan/kepentingan pemeriksaan.
1.4. Jika diperlukan pengawasan oleh Pengawas Harian diluar jam kerja yang
resmi, maka segala biaya yang diperlukan untuk hal tersebut menjadi beban
Kontraktor. Permohonan untuk mengadakaan pemeriksaan tersebut harus
dengan surat yang disampaikan kepada Direksi / pengawas.
2. PEMBERSIHAN AKHIR
2.1. Pada akhir pekerjaan, seluruh ruangan termasuk dinding, plafond, lantai
dan sebagainya harus bersih dari sisa-sisa semen, cat dan kotoran lainnya.
2.2. Halaman bangunan harus dibersihkan dari sisa - sisa bahan-bahan
bangunan, kotoran - kotoran dan gundukan - gundukan tanah bekas galian
harus diratakan serta bahan - bahan yang tidak terpakai lagi harus diangkut
keluar lokasi pekerjaan.
dokumentasi harus selalu diambil pada posisi yang sama untuk setiap
kemajuan (tampak depan,samping dan belakang) dan setiap bagian yang
penting antara lain penulangan, pondasi dan lain-lain. Foto-foto tersebut
dimasukan kedalam album dan diserahkan kepada Kuasa Pengguna
Anggaran atau (Direksi/Pengawas) sebanyak 2 (dua) set.
4.2. Kontraktor wajib menugaskan beberapa tenaga khusus untuk membuat
laporan harian sesuai pelaksanaan dilapangan yang berisikan jumlah
pekerja, peralatan yang digunakan, material yang digunakan dan
persentase volume item pekerjaan yang terlaksana serta kendala - kendala
yang dihadapi selama pelaksanaan pekerjaan per satuan hari.
4.3. Kontraktor juga wajib membuat laporan mingguan yang merupakan
rangkuman laporan harian yang berisi rekap pekerjaan terlaksana seperti
yang terlampir pada kerangka laporan harian.
4.4. Laporan harian dan mingguan dibuat menjadi arsip minimal 2 rangkap
dengan dukungan foto pelaksanaan lapangan, kemudian diserahkan kepada
konsultan pengawas untuk di setujui dan dilegalkan.
4.5. Laporan harian dan mingguan yang dibuat oleh kontraktor merupakan acuan
dasar administrasi konsultan pengawas dalam mengidentifikasi tingkat
kemajuan pekerjaan kontraktor.
5. PENUTUP
5.1. Pekerjaan - pekerjaan yang belum / tidak tercantum / dijelaskan dalan
Spesifikasi Teknis ini dapat dilihat pada gambar atau di tanyakan pada saat
Rapat Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing)
Perubahan - perubahan yang terjadi terhadap Spesifikasi Teknis ini pada saat Rapat
Penjelasan Pekerjaan akan dibuat suatu Berita Acara Penjelasan Pekerjaan yang mengikat,
dan merupakan satu kesatuan dengan spesifikasi teknis ini.