Anda di halaman 1dari 31

RENCANA TEKNIS & SYARAT-SYARAT

BAB III
PEKERJAAN STRUKTUR

Pelaksana harus membersihkan lokasi dari segala sesuatu yang mungkin akan
mengganggu kelancaran pelaksanaan sesuai dengan petunjuk atau persetujuan
Konsultan Manajemen Konstruksi. Pekerjaan rangka badan terdiri atas pondasi, balok
sloof, kolom, balok dan ring balok, kanopi, lantai, dinding,plat lantai, atap dan RAM
serta pembesian disesuaikan dengan gambar kerja. Pembuatan bekisting sebelum
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas kontraktor harus meminta persetujuan dari
Direksi lapangan/staf teknis.

Jalan masuk ke halaman kompleks harus diadakan oleh Pelaksana menurut petunjuk
pada gambar atau sesuai petunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi. Selama
pekerjaan berlangsung Pelaksana harus membangun dan memelihara semua jalan-
jalan sementara dan jalan konstruksi untuk ke semua tempat bagian pekerjaan dan
setelah pekerjaan selesai harus di bongkar dan atau diperbaiki sesuai petunjuk
Konsultan Manajemen Konstruksi.

3.1. Pekerjaan Pondasi


3.1.1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi penkerjaan pondasi seluruh bangunan, terdiri dari :
1. Setting Out (penentuan titik posisi) pondasi Telapak beton bertulang di
lapangan pada tempat-tempat sesuai yang tertera pada gambar rencana.
2. Pembuatan Pondasi Telapak dan Sloof
3. Pembuatan pondasi pasangan batu kali/batu belah pada tempat-tempat
sesuai yang tertera pada gambar rencana.
4. Pembuatan pondasi cerucuk pada tempat-tempat sesuai yang tertera pada
gambar rencana.
3.1.2. Persyaratan Bahan
 Untuk pekerjaan batu kali/belah digunakan Batu kali/belah yang berukuran
maksimum 10 cm – 15 cm, berwarna abu-abu hitam dan tidak berpori.
 Untuk pondasi plat beton bertulang digunakan bahan yang memenuhi
persyaratan yang diuraikan dalam pasal beton bertulang dan diuraikan
pada gambar rencana.
 Untuk pondasi cerucuk digunakan bahan dan persyaratan yang diuraikan
pada gambar rencana.
3.1.3. Syarat-syarat Pelaksana
Pasangan batu kali, pondasi footplat dan pondasi cerucuk harus diukur
dilapangan dan dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan ketinggian seperti
PERENCANAAN PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG PENGADILAN NEGERI KUALA KURUN
III-1
CV. PANORAMA
RENCANA TEKNIS & SYARAT-SYARAT

tercantum pada gambar-gambar. Untuk pondasi batu kali, sebelum


pasangan batu kali dilaksanakan, di bawahnya harus dibuat/digelar
aanstamping batu kali.

3.1.4. Pedoman Pelaksana


Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran-
pengukuran untuk as-as pondasi sesuai dengan gambar konstruksi. Setiap
pentahapan pekerjaan Pondasi ini kontraktor harus membuat Shop
Drawing dan persetujuan Direksi/Pengawas Lapangan. Pemborong wajib
melaporkan kepada Direksi bila ada perbedaan gambar konstruksi
dengan gambar arsitektur atau bila ada hal-hal yang kurang jelas. Dibawah
dasar pondasi didasari dengan pasir pasang setebal ±10 cm dan
dipadatkan.
1. Pondasi pasangan batu kali/batu belah. Sebagai lantai kerja untuk
pasangan pondasi ini dipasang aanstampang, terdiri dari batu kali dan
pasir pasang (pasangan batu kosong). Lapisan ini juga harus
dipadatkan, dengan menyiram air diatasnya, sehingga pasir akan
mengisi rongga-rongga batu kali tersebut. Diatasnya dipasang Pondasi
batu kali/belah dipasang dengan perekat 1 Pc : 4 Ps. Dibagian samping
dirapikan (diplester) Pondasi batu bata dipasang dengan perekat 1 Pc
: 4 Ps dan pada bagian sisi diplester kasar/brappen.
2. Pondasi footplat/pondasi setempat. Setelah pasir urug diberi lantai
kerja dengan adukan 1 PC : 3 PS : 5 KR dibuat sesuai dengan gambar
detail pondasi Plat Setempat. Kemudian dilanjut dengan pemasangan
pondasi plat setempat beton bertulang dengan mengunakan mutu
beton K-250 bentuk dan pembesian sesuai dengan gambar dan petunjuk
pengawas.
3. Pondasi Cerucuk. Pemasangan kayu dapat menggunakan tenaga
manusia untuk menancapkan gelondongan kayu dengan kedalaman
yang sudah di rencanakan atau bisa juga menggunakan bantuan alat
berat berupa ekskavator atau bekho sebagai hammer agar proses
penancapan tiang bisa dilakukan dengan mudah. Ukuran dan bahan
kayu yang digunakan sesuai pada gambar rencana.
3.1.5. Metode Pelaksana
1. Pondasi batu kali/batu belah
Metode pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kali mengikuti beberapa
tahap, yaitu yang pertama adalah tahap persiapan. Dimana pada proses
persiapan ini, pelaksana melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
PERENCANAAN PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG PENGADILAN NEGERI KUALA KURUN
III-2
CV. PANORAMA
RENCANA TEKNIS & SYARAT-SYARAT

 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan


pasangan batu kali.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : batu kali, semen PC, pasir
pasang, air, dan lain-lain.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass,
meteran, benang, selang air, dll.
Setelah tahap persiapan selesai, maka tahap berikutnya yang dilaksanakan
dilapangan adalah tahap pekerjaan pengukuran dengan mengikuti proses
sebagai berikut:
 Sebelum pekerjaan pemasangan pasangan batu kali dimulai, terlebih
dahulu dilakukan pengukuran dengan menggunakan theodolith
untuk mendapatkan level pasangan batu kali.
 Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang
diberi warna cat.
Apabilan proses persiapan dan pengukuran telah dilaksanakan, maka tahap
selanjutnya adalah Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kali, dengan
mengikuti langkah pekerjaan sebagai berikut :
 Gali tanah untuk lubang pasanagan batu kali.
 Pastikan galian tanah untuk pasangan batu kali, ukuran lebar dan
kedalaman sudah sesuai rencana.
 Pasang patok kayu dan benang sebagai acuan leveling pasangan
batu kali.
 Buat adukan untuk pasangan pondasi batu kali.
 Hamparkan pasir urug dan ratakan.
 Basahi batu kali dengan air telebih dahulu sebelum dipasang.
 Pasang batu aanstamping terlebih dahulu.
 Pasang batu kali di atas pasangan batu aanstamping dengan
menggunakan adukan yang merata mengisi rongga-rongga antar
batu kali.
 Batu kali disusun sedemikian rupa sehingga pasangan batu kali tidak
mudah retak/patah dan berongga besar.
 Cek elevasi pekerjaan pasangan batu kali apakah sudah sesuai
rencana.
 Pekerjaan akhir adalah finish pasangan batu kali dengan plesteran
siar.
2. Pondasi footplat/plat setempat beton bertulang
PERENCANAAN PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG PENGADILAN NEGERI KUALA KURUN
III-3
CV. PANORAMA
RENCANA TEKNIS & SYARAT-SYARAT

Metoda konstruksi untuk pekerjaan pondasi setempat yaitu:


a. Penggalian tanah pondasi
Tahap-tahap pekerjaan galian tanah pondasi setempat yaitu:
 Penggalian tanah untuk pondasi setempat dilakukan secara
hati-hati serta harus mengetahui ukuran panjang, lebar dan
kedalaman pondasi.
 Tebing dinding galian tanah pondasi dibuat dengan
perbandingan 5:1 untuk jenis tanah yang kurang baik dan
untuk jenis tanah yang stabil dapat dibuat dengan
perbandingan 1:10 atau dapat juga dibuat tegak lurus
permukaan tanah tempat meletakkan pondasi.
 Dalamnya suatu galian tanah ditentukan oleh kedalamnya
tanah padat/tanah keras dengan daya dukung yang cukup kuat,
min 0.5 kg/cm2
 Bila tanah dasar masih jelek, dengan daya dukung yang
kurang dari 0.5 kg/cm2, maka galian tanah harus
diteruskan, sampai mencapai kedalaman tanah yang cukup
kuat, dengan daya dukung lebih dari 0.5 kg/cm2.
 Lebar dasar galian tanah pondasi hendaknya dibuat lebih
lebar dari ukuran pondasi agar tukang lebih leluasa
bekerjanya
 Semua galian tanah harus ditempatkan diluar dan agak
jauh dari pekerjaan penggalian agar tidak mengganggu
pekerjaan
b. Pekerjaan penulangan
 Perakitan penulangan
Untuk pondasi setempat ini perakitan tulangan dilakukan di
luar tempat pengecoran di lokasi proyek agar setelah dirakit
dapat langsung dipasang dan proses pembuatan pondasi dapat
berjalan lebih cepat. Cara perakitan tulangan :
- Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan
yang dapat diketahui dari ukuran pondasi setempat.
- Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan pondasi
setempat, dengan memperhitungkan bentuk-bentuk tipe
tulangan yang ada pada pondasi setempat tersebut.
- Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan pondasi
dengan kawat pengikat agar kokoh dan tulangan tidak

PERENCANAAN PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG PENGADILAN NEGERI KUALA KURUN


III-4
CV. PANORAMA
RENCANA TEKNIS & SYARAT-SYARAT

terlepas Untuk penggambaran perakitan penulangan dapat


dilihat pada gambar kerja.
 Pemasangan tulangan
Setelah merakit tulangan pondasi setempat maka untuk
pemasangan tulangan dilakukan dengan cara manual karena
tulangan untuk pondasi setempat ini tidak terlalu berat dan
kedalaman pondasi ini juga tidak terlalu dalam.Hal-hal yang
harus diperhatikan dalam pemasangan tulangan:
- Hasil rakitan tulangan dimasukan kedalam tanah galian dan
diletakkan tegak turus permukaan tanah dengan bantuan
waterpass.
- Rakitan tulangan ditempatkan tidak langsung bersentuhan
dengan dasar tanah, jarak antara tulangan dengan dasar
tanah kurang lebih 40 mm, yaitu dengan menggunakan
pengganjal yang di buat dari batu kali disetiap ujung sisi/tepi
tulangan bawah agar ada jarak antara tulangan dan
permukaan dasar tanah untuk melindungi/melapisi
tulangan dengan beton (selimut beton) dan tulangan tidak
menjadi karat.
- Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil,
maka dapat langsung melakukan pengecoran.
- Untuk penggambaran pemasangan penulangan dapat
dilihat pada gambar kerja
c. Pekerjaan bekisting
Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat
sementara yang digunakan untuk mencetak beton yang akan
di cor, di dalamnya atau diatasnya. Tahap-tahap pekerjaan
bekisting:
- Diasumsikan yang akan dibuat bekisting adalah bagian
tiangnya untuk penyambungan kolom sedangkan untuk
pondasinya hanya diratakan dengan cetok (sendok spesi).
- Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung
maka waktu membuat bekisting, jarak sumbu tumpuan
bekistingnya harus memenuhi persaratan tertentu.
- Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk
beton yang akan di cor.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG PENGADILAN NEGERI KUALA KURUN


III-5
CV. PANORAMA
RENCANA TEKNIS & SYARAT-SYARAT

- Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan


tiang agar tegak lurus tidak miring dengan bantuan alat
waterpass.
- Papan cetakan tidak boleh bocor Papan-papan disambung
dengan klem / penguat / penjepit
- Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak
segaris agar tidak terjadi retak.

d. Pekerjaan Pengecoran
Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen,
pasir, kerikil/split serta air. Kualitas/mutu beton tergantung dari
kualitas bahan-bahan pembuat beton dan perbandingannya. Mutu
beton yang digunakan k250 sesuai pada gambar rencana. Bahan-
bahan harus diperiksa dulu sebelum dipakai membuat beton
dengan maksud menguji apakah syarat-syarat mutu dipenuhi.
Semen merupakan bahan pokok terpenting dalam pembuatan beton
karena mempersatukan butir-butir pasir dan kerikil/split
menjadi satu kesatuan berarti semen merupakan bahan pengikat
dan apabila diberi air akan mengeras. Agregat adalah butiran-
butiran batuan yang dibagi menjadi bagian pokok ditinjau dari
ukurannya yaitu agregat halus yang disebut pasir dan agregat
kasar yang disebut kerikil/split dan batu pecah.
Tahap-tahap pekerjan pengecoran pondasi setempat yaitu:
Membuat kotak takaran untuk perbandingan material yaitu dari kayu
dan juga dapat mempergunakan ember sebagai ukuran
perbandingan.
- Membuat wadah/tempat (kotak spesi) hasil pengecoran
yang dibuat dari kayu atau seng/pelat dengan ukuran tinggi
x lebar x panjang yang sesuai pada gambar
- Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk
pengecoran seperti: semen, pasir, split, serta air dan juga
peralatan yang akan digunakan untuk pengecoran.
- Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer)
dengan perbandingan volume 1:2:3 yaitu 1 volume semen
berbanding 2 volume pasir berbanding 3 volune split serta air
secukupnya.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG PENGADILAN NEGERI KUALA KURUN


III-6
CV. PANORAMA
RENCANA TEKNIS & SYARAT-SYARAT

- Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung


dengan urutan: pertama masukan pasir, kedua semen
portand, ke tiga split dan biarkan tercampur kering dahulu
dan baru kemudian ditambahkan air secukupnya
- Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang
lebih selama 4-10 menit tabung mollen (mixer) dibalikan dan
tungkan kedalam kotak spesi.
- Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam
lubang galian tanah yang sudah diletakan tulangan dengan
bantuan alat sendok spesi centong/ dan dilakukan/dikerjakan
bertahap sedikit demi sedikit agar tidak ada ruangan yang
kosong dan kerikil/split yang berukuran kecil sampai yang
besar dapat masuk kecelah-celah tulangan. Setelah
melakukan pengecoran, maka pondasi setempat
tersebut dibiarkan mengering dan setelah mengering
pondasi diurug dengan tanah urugan serta disisakan
beberapa cm untuk sambungan kolom
e. Tahap pelaksanaan dan pengendalian pekerjaan pengecoran
- Pekerjaan persiapan
Pekerjaan persiapan dilakukan dengan mempersiapkan bahan-
bahan material yang akan digunakan untuk pengecoran dan
ditempatkan di daerah yang tidak terlau jauh dengan tempat
galian pondasi/tempat yang akan dicor
- Cara pengadukkan
Karena didalam pengecoran ini diasumsikan memakai
mollen/mixer, maka pengadukan bahan material dimasukan
kedalam sebuah tabung mollen/mixer dengan urutan:
pertama memasukan pasir, kedua memasukan kerikil/split,
ketiga memasukan semen dan biarkan tercampur kering
dahulu sesuai dengan perbandingan volume.
- Cara pengecoran
Setelah bahan material sudah tercampur dalam keadaan
kering kemudian tambahkan air secukupnya sampai merata,
maka material tersebut berubah dalam bentuk pasta, setelah
menjadi pasta tuangkan sedikit demi sedikit kedalam galian
pondasi yang sudah diletakan tulangan dan setelah pasta
masuk kedalam galian pondasi pasta tersebut yang diratakan

PERENCANAAN PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG PENGADILAN NEGERI KUALA KURUN


III-7
CV. PANORAMA
RENCANA TEKNIS & SYARAT-SYARAT

dengan sendok spesi/cetok sesuai dengan kemiringan dari


bentuk pondasi
- Cara pelaksanaan
Setelah semua material bahan pengecoran benar-benar
tercampur seluruhnya mulai dari pasir, kerikil/split serta semen
dan air sebagai bahan pengikat, maka cara pelaksanaan
pengecoran pondasi setempat dituangkan kedalam galian
pondasi dengan cara bertahap sedikit demi sedikit dengan
bantuan sendok spesi/cetok agar semua material bahan
pengecoran dapat masuk ketempat pengecoran yang sudah
diletakkan tulangan dan tidak ada celah yang kosong dan lebih
padat.

3. Pondasi cerucuk
Metode pelaksanaan pemasangan pondasi cerucuk sebagai berikut:
- Cek ulang Permintaan (Request) Pekerjaan & data pendukungnya.
- Menyerahkan Gambar detail penampang melintang (Shop Drawing)
kepada Direksi Pekerjaan.
- Cek dan amati ulang kesiapan alat, pastikan tidak ada perubahan dari
kesiapan yang telah dilakukan.
- Cek ulang kesiapan tenaga kerja, jumlah dan kualifikasinya pastikan
tidak ada perubahan dari kesiapan yang telah dilakukan.
- Pastikan ada penanggung jawab dari penyedia jasa untuk mengatasi
kondisi khusus.
- Pastikan ada pengendalian Keselamatan dan Kecelakaan Kerja (K3).
- Pastikan ada kesiapan pengendalian lalu-lintas.Staking-out dimensi,
bentuk dan lokasi sesuai gambar rencana
- Pasang patok-patok ukur untuk menentukan lebar dan panjang
pondasi.
- Lakukan penyiapan tanah dasar sesuai dengan gambar rencana dan
lhal-hal sebagai berikut:
a. Bersihkan tanah dasar yang dapat mengganggu pelaksanaan.
b. Ratakan lahan dengan cara Penyiapan lahan Tanpa Bakar (PLTB).
c. Bila muka air mencapai pcrmukaan tanah, maka timbun tanah
dasar sehingga muka tanah timbunan di atas muka air.
d. Tentukan tempat kedudukan tiang-tiang cerucuk yang akan
dipancang dan diberi tanda dengan menggunakan patok-patok

PERENCANAAN PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG PENGADILAN NEGERI KUALA KURUN


III-8
CV. PANORAMA
RENCANA TEKNIS & SYARAT-SYARAT

- Runcingkan bagian ujung bawah cenrcuk kayu agar mudah


rnenembus ke dalam tanah.
- Pasang perancah atau platform sedemikian rupa sehingga orang
dapat dengan mudah
- Memukul kepala tiang pada ketinggian tertentu (terlihat pada
gambar rencana).
- Ratakan bagian ujung tiang yang akan dipukul dan beri topi tiang.
- Tegakkan tiang cerurcuk dan masukkan sedikit ke dalarn tanah agar
dapat dipukul dcngan stabil dan tetap tegak lurus.
- Pukul tiang dengan palu pcmukul pada ujung atas cercuk yang sudah
diberi topi sampai kedalaman rencana.

3.2. Pekerjaan Beton Bertulang


3.2.1. Pekerjaan Struktur Bawah
1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam pekerjaan struktur bawah:
- Sloof Beton Bertulang
- Poer Sumuran
2. Syarat-syarat Umum
- Mutu beton yang dipakai K-250 dan baja tulangan yang dipakai
BJTD 320 MPa dan BJTP 240 MPa untuk pekerjaan sloof, seperti
dijelaskan pada pasal mengenai pekerjaan beton.
- Bekisting harus dipasang dengan kuat dan tepat pada posisi
sesuai dengan gambar rencana. Dibawah beton sloof harus
dibuat lantai kerja dari beton tumbuk tebal 5 cm.
- Stek-stek kolom, harus distek setepat-tepatnya sebelum
pengecoran beton dilaksanakan.
- Harus diperhatikan selebum memasang bekisting dan tulangan
sloof, pipa-pipa pembuangan air-kotor dan supply air bersih
yang lewat dibawah sloof harus sudah terpasang pada posisi yang
tepat.
3.2.2. Pekerjaan Struktur Atas
1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pembuatan kerangka bangunan dari beton bertulang dari
dasar lantai sampai dengan atap termasuk segala bagian
strukturnya, yang terdiri dari Kolom-kolom, balok-balok, pelat-pelat
lantai dengan struktur beton, sirip-sirip beton, dak-dak beton, tangga
beton serta konstruksi beton lainnya seperti yang tertera dalam
PERENCANAAN PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG PENGADILAN NEGERI KUALA KURUN
III-9
CV. PANORAMA
RENCANA TEKNIS & SYARAT-SYARAT

gambar. Termasuk dalam pekerjaan ini pada : Penyediaan dan


pemasangan bahan lapisan kedap air pada daerah basah, serta
penyediaan dan pemasangan talang-talang air dari pipa PVC
berikut klem-klemnya.

2. Bahan dan Syarat Pelaksanaannya


- Beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini
harus mempunyai mutu karakteristik minimal K-250 menurut PBI-
1971. Kecuali kolom praktis dan ring balok praktis menggunakan
K.175
- Baja yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini
harus mempunyai mutu baja minimal BJTP 240 MPa dan BJTD 320
MPa.
- Bahan-bahan lainnya dan syarat-syarat pelaksanaannya sama
dengan syarat-syarat seperti dijelaskan pada Pasal-Pasal RKS ini.
3. Bahan Beton dan Pelaksanaannya
A. Bahan-bahan
1. Semen Portland
 Persyaratan
- Digunakan Portland Cement Tipe I menurut NI
- 8 tahun 1972 dan memenuhi S
- 400 menurut Standar Cement Portland yang digariskan oleh
Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 tahun 1972).
- Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya
dalam satu zak semen, tidak diperkenankan pemakaiannnya
sebagai bahan campuran.
- Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari
tempat yang lembab agar semen tidak cepat mengeras.
Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan
tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang
masuk harus dipisahkan dari semen yang telah ada agar
pemakaian semen dapat dilakukan menurut urutan pengiriman
 Penyimpanan
Semen harus disimpan dalam gudang yang kedap air dan
berventilasi baik, diatas lantai 30 cm. Kantong-kantong berisi
semen tidak boleh ditumpuk lebih dari 10 lapis, atau ditumpuk

PERENCANAAN PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG PENGADILAN NEGERI KUALA KURUN


III-10
CV. PANORAMA
RENCANA TEKNIS & SYARAT-SYARAT

langsung diatas lantai. Penyimpanan semen harus selalu


terpisah untuk setiap pengiriman.
 Pemeriksaan
- Kantraktor harus memberitahukan kepada Konsultan
Pengawas kapan dan dimana semen itu dihasilkan.
Konsultan Pengawas mengadakan pemeriksaan di tempat
penimbunan dan mengambil contoh-contoh semen
timbunan tersebut untuk keperluan pemeriksaan di
Laboratorium, jika kualitasnya diragukan. Semen yang
dinyatakan afkir oleh Konsultan Pengawas, tidak boleh
dipergunakan dan harus disingkir keluar proyek. Apabila
Kontraktor masih mempergunakan semen yang diafkir
tersebut untuk pekerjaan beton maka kepada Kontraktor
dapat diperintahkan untuk membongkar beton tersebut
dan harus menggantinya dengan semen yang disetujui
atas biaya Kontraktor
- Untuk mencegah semen dalam zak disimpan terlalu lama
sesudah penerimaan, kontraktor hendaknya memakai semen
menurut urutan kronologis yang diterima dalam gudang
penyimpanan.
2. Agregat (Pasir, kerikil atau batu pecah)
- Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta
mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan
dalam PBI 1971.
- Untuk Beton mutu fc’= 19.3 Mpa (K- 225), fc’= 21.7 Mpa (K-
250) dan fc’= 26.04 Mpa (K-300) mengunakan material kerikil
beton batu pecah (Split)
- Penumpukan material kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar
kedua jenis material tersebut tidak tercampur untuk menjamin
adukan beton dengan komposisi material yang tepat.
- Untuk bahan agregat (halus dan kasar) dapat dipakai agregat
alami atau buatan asal memenuhi syarat menurut PBI-1971
- Bila dianggap perlu, dapat dilakukan pengujian butiran dengan
memperhatikan persyaratan PUBI-1982.
- Agregat halus harus bersih, keras dan berbutir tajam, bebas
dari lumpur, gumpalan tanah/lumpur, bahan organik lainnya
yang dapat mengurangi atau merusakkan mutu beton.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG PENGADILAN NEGERI KUALA KURUN


III-11
CV. PANORAMA
RENCANA TEKNIS & SYARAT-SYARAT

- Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang


halus, mudah pecah, keropos, tipis atau panjang-panjang, bebas
dari bahan-bahan organik atau dari substansi yang merusak.
 Agregat Beton
 Agregat beton berupa batu pecah yang diperoleh dari
pemecahan batu dengan Wet SystemStone Crusher.
 Agregat beton harus sesuai dengan spesifikasi agregat beton
menurut ASTM-C 33.
 Ukuran terbesar agregat beton adalah 2,5 cm.
 Sistem penyimpanan harus sedemikian rupa agar tidak terjadi
kontaminasi bahan yang tidak diinginkan.
 Agregat harus bersih dari segala kotoran, tidak melebihi 5 %.

 Agregat Kasar
 Agregat kasar untuk beton harus terdiri dari butir-butir yang
kasar, keras tidak berpori dan berbentuk kubus. Bila ada butir-
butir yang pipih jumlahnya tidak boleh melampaui 20 % dari
jumlah berat seluruhnya.
 Agregat kasar tidak boleh mengalami pembubukan mesin
LosAngeles ASTM-C 131-55.
 Agregat kasar halus bersih dari zat-zat organis, zat-zat reaktif
alkali atau substansi yang merusak beton.
Saringan Ukuran % Lewat Saringan

1” 25 mm 100
¾” 20 mm 90-100
3/8” 95 mm 20-55
No. 4 4,76 mm 0-10

 Agregat Halus
 Agregat halus dapat digunakan pasir alam yang berasal dari
pasir Galunggung Tasikmalaya, Bangka atau tampat lain.
 Pasir harus bersih dari bahan organis, zat-zat alkali &
substansi-substansi yang merusak beton.
 Pasir tidak boleh mengandung segala jenis substansi tersebut
lebih dari 5 %.
 Pasir laut tidak boleh digunkan untuk beton.
 Pasir harus terdiri dari partikel-partikel yang tajam dan keras.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG PENGADILAN NEGERI KUALA KURUN


III-12
CV. PANORAMA
RENCANA TEKNIS & SYARAT-SYARAT

 Cara dan penyimpanan harus sedemikian rupa agar menjamin


kemudahan pelaksanaan pekerjaan dan menjaga agar tidak
terjadi kontaminasi yang tidak diinginkan.

Saringan Ukuran %lewat Saringan


3/8” 9,5 mm 100
No. 4 4,76 mm 90 – 100
No. 8 2,38 mm 80 – 100
No. 16 1,19 mm 50 – 85
No. 30 0,595 mm 25 – 65
No. 50 0,297mm 10 – 30
No. 100 0,149 mm 5 – 10
No. 200 0.074 mm 0–5

3. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak,
asam alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain
yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini
sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.
4. Besi Beton
Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu
- U - 32 tegangan Leleh karakteristik minimum 3200 kg/cm2).
Untuk Besi Diameter diatas 12 mm (Besi Ulir) (BJTD)
- U - 24 tegangan Leleh karakteristik minimum 2400 kg/cm2).
Untuk besi Diameter 8 mm s/d Diameter 19 mm (Besi Ulir) (BJTD)
Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak,
karat lepas dan bahan lainnya. Besi beton harus disimpan dengan
tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan diudara terbuka
dalam jangka waktu panjang. Membengkok dan meluruskan
tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang dingin. Tulangan
harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus
diminta persetujuan Direksi terlebih dahulu. Jika pemborong tidak
berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan yang ditetapkan
dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran dengan diameter
yang terdekat dengan catatan :
- Harus ada persetujuan Direksi
- Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat
tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar
PERENCANAAN PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG PENGADILAN NEGERI KUALA KURUN
III-13
CV. PANORAMA
RENCANA TEKNIS & SYARAT-SYARAT

(dalam hal ini yang dimaksud adalah jumlah luas). Biaya


tambahan yang diakibatkan oleh penukaran diameter besi
menjadi tanggung jawab pemborong.
5. Bahan campuran tambahan (additive)
 Pemakaian bahan tambahan kimiawi (concrete admixture),
kecuali yang disebutkan tegas di dalam RKS dan gambar
harus mendapat izin tertulis dari Konsultan Pengawas. Untuk
itu kontraktor diharuskan mengajukan permohonan tertulis
dengan menyertakan analisa kimiawinya dan bukti pemakaian
di Indonesia selama 5 tahun terakhir. Bahan campuran
tambahan beton yang dipakai harus sesuai dengan iklim tropis
dan memenuhi persyaratan ASTM C-494 jenis B dan D sekaligus
sebagai pengurang air adukan dan penunda pengerasan awal.
 Penggunaan additive harus sesuai dengan petunjuk dari pabrik.
Pemakaian additive ini tidak boleh menyebabkan dikuranginya
volume semen dalam adukan.
 Bahan tambahan yang mempercepat pengerasan awal sama
sekali tidak boleh dipakai, sedangkan untuk beton kedap air
dibawah tanah tidak boleh mempergunakan waterproofer yang
mengandung garam.
6. Bekisting, Cetakan atau Acuan
 Bahan bekisting dapat dibuat dari papan kayu kelas III yang
cukup kering dengan tebal minumum 3 cm atau multiplek tebal
18 mm, diperkuat dengan rangka-rangka penyangga,
penyokong dll, sehingga mampu mendukung beton sampai
selesai proses ikatan beton. Bekisting harus mampu pula untuk
menahan getaran- getaran vibrator dan kejutan gaya-gaya
lain tanpa berubah bentuk.
 Semua ukuran cetakan harus tepat sesuai dengan gambar dan
sama disemua tempat untuk bentuk dan ukuran yang
dikehendaki sama.
 Steiger cetakan beton harus dari kayu dolken diameter 8 cm
atau pipa-pipa baja dan tidak diperkenankan mempergunakan
bamboo
7. Selimut beton
Penepatan besi beton didalam cetakan tidak boleh menyinggung
dinding atau dasar cetakan, serta harus mempunyai jarak tetap
untuk setiap bagian-bagian konstruksi
PERENCANAAN PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG PENGADILAN NEGERI KUALA KURUN
III-14
CV. PANORAMA
RENCANA TEKNIS & SYARAT-SYARAT

8. Mutu beton
Mutu beton yang digunakan untuk pekerjaan struktur adalah, K250
fc’ = 20,8 Mpa. Sebelum dilaksanakanya pekerjaan beton harus
ada perhitungan mix disain untuk komposisi campuran Mutu beton
yang akan dipakai sebagai pedoman untuk pekerjaan beton
tersebut.
9. Dan lain-lain
Pada Bagian beton yang ada pekerjaan lanjutannya harus dibuatkan
stek besi sepanjang 1m’ atau menurut petunjuk direksi (pengawas
Lapangan)
B. Syarat-syarat pelaksanaan
1. Shop Drawing : perhitungan konstruksi
Sebelum melaksanakan pekerjaan beton, Kontraktor diharuskan :
- Membuat shop drawingsuntuk mendapatkan persetujuan
Konsultan Pengawas.
- Memeriksa gambar yang dibuat oleh Konsultan Perencana, jika
terdapat kesalahan yang membahayakan, kontraktor harus
melaporkan kepada Konsultan Pengawas yang selanjutnya
akan meneruskan kepada Konsultan Perencana. Sebelum ada
kepastian mengenai kebenaran gambar tersebut, Kontraktor
tidak diijinkan melaksanakan bagian pekerjaan tersebut.
2. Campuran beton
- Dibuat dengan perbandingan volume sbb :

- Beton harus dibentuk dari campuran semen Portland, pasir beton,


kerikil dan air seperti ditentukan sebelumnya dengan
perbandingan yang serasi dan diolah sebaik-baiknya sampai
pada kekentalan yang tepat
- Penakaran semen dan agregat (halus dan kasar), harus dengan
kotak-kotak takaran yang sama volumenya. Banyaknya air

PERENCANAAN PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG PENGADILAN NEGERI KUALA KURUN


III-15
CV. PANORAMA
RENCANA TEKNIS & SYARAT-SYARAT

untuk campuran beton ditentukan sedemikian rupa, sehingga


mudah dikerjakan sesuai penggunaanya dan akan menghasilkan
kepadatan beton yang tepat, kekedapan serta kekuatan yang
dikehendaki.
- Semua pengadukan jenis beton harus menggunakan mesin
pengaduk (beton molen) yang berkapasitas tidak kurang dari
350 liter. Pengaduk harus rata, sehingga warna dan
kekentalannya sama setiap kali membuat adukan.
3. Penulangan
- Baja tulangan sebelum dipasang harus dibersihkan dari
kotoran, karat lepas, serpih-serpih, minyak gemuk atau lapisan
lainnya yang akan merusak atau mengurangi daya lekat pada
beton.
- Baja tulangan harus dipotong dan dibentuk dengan teliti
sesuai dengan bentuk dan ukuran yang tertera dalam gambar.
Baja tulangan tidak boleh diluruskan atau dibengkokkan
kembali dengan cara yang dapat merusak bahannya.
- Baja tulangan harus dipasang pada posisi yang tepat sesuai
gambar rencana. Harus diusahakan, agar posisinya tidak berubah
atau bergeser pada saat beton dipadatkan.
- Pada umumnya pengujian untuk besi tulangan dilakukan
sesuai PBI-1971 yaitu mempunyai kekuatan leleh minimum 3600
kg/cm2. Jika besi tulangan tersebut tidak memenuhi ketentuan
yang disyaratkan, maka kelompok yang tidak memenuhi syarat
tersebut harus disingkirkan dan tidak boleh digunakan.
4. Pengecoran
- Sebelum dilakukan pengecoran, kontraktor harus
mempersiapkan dengan sebaik-baiknya segala sesuatu yang
berhubungan dengan pengecoran antara lain; Meneliti kembali
tulangan yang telah dikerjakan dan menyesuaikannya dengan
gambar apabila terdapat kesalahan. Tulangan yang bengkok,
ikatan-ikatan yang lepas atau berobah posisinya harus
dibetulkan. Meneliti semua instalasi yang akan tertanam dalam
beton, apakah sudah tertanam dengan baik. Memberitahukan
dahulu kepada konsultan Pengawas tentang pengecoran yang
akan dilakukan. Jika tidak ada pemberitahuan tertulis atau
persiapan pengecoran tidak disetujui, maka kontraktor dapat

PERENCANAAN PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG PENGADILAN NEGERI KUALA KURUN


III-16
CV. PANORAMA
RENCANA TEKNIS & SYARAT-SYARAT

diperintahkan untuk menyingkirkan beton yang akan dicorkan


tersebut.
- Beton harus dicorkan sedekat-dekatnya ke tujuan. Untuk
pengecoran suatu unit atau bagian pekerjaan harus dilanjutkan
tanpa berhenti, dan tidak boleh terputus tanpa persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
- Pengecoran harus diselesaikan sebelum adukan mulai
mengental yang dalam keadaan normal biasanya dalam waktu
30 menit. Tidak diijinkan mengecor pada waktu hujan turun,
kecuali jika Kontraktor mengambil tindakan yang bisa mencegah
kerusakan beton dan telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
- Adukan beton harus dipadatkan secara seksama, dengan
menggunakan alat penggetar. Penggetaran harus dimulai pada
saat adukan dituangkan dan dilanjutkan sampai adukan
berikutnya.
- Untuk melindungi beton yang baru dicor dari cahaya matahari,
hujan atau angin sampai beton tersebut mengeras dengan
baik dan untuk mencegah pengeringan yang terlalu cepat,
harus dilakukan perawatan beton yaitu Semua cetakan yang
sudah diisi adukan beton, dibasahi sampai cetakan tersebut
dibongkar dan Membasahi selama 14 hari terus menerus segera
sesudah permukaan beton cukup keras.
5. Angkutan beton
- Cara dan alat-alat yang digunakan untuk mengangkut beton
harus sedemikian rupa sehingga beton dengan komposisi dan
kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ke tempat pekerjaan,
tanpa adanya kehilangan bahan yang bisa menyebabkan
perobahan nilai slump.
- Dalam hal ini, beton yang akan dicor harus diusahakan agar
pengangkutan ketempat pengecoran sependek mungkin,
sehingga pada waktu pengecoran tidak mengakibatkan
pemisahan antara kerikil dan spesinya.
- Beton lift digunakan untuk angkutan vertikal, sedang untuk alat
angkut horizontal bisa menggunakan kereta dorong. Tidak
diizinkan menggunakan ember-ember secara beranting.
6. Pengujian beton

PERENCANAAN PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG PENGADILAN NEGERI KUALA KURUN


III-17
CV. PANORAMA
RENCANA TEKNIS & SYARAT-SYARAT

- Semua pengujian beton harus sesuai dengan PBI – 1971. Kekuatan


tekan dari beton ditetapkan konsultan Pengawas dengan
ukuran 30 x 30 cm , 50 x 50 cm atau kubus berukuran 15 x 15 cm.
- Kontraktor harus menyediakan fasilitas guna keperluan guna
pengujian yang representative, frekwensi pengujian ditetapkan
konsultan Pengawas berdasarkan tingkat pengecoran dan
struktur.
- Meskipun hasil pengujian kubus- kubus beton seperti diuraikan
diatas memuaskan, konsultan Pengawas berhak menolak
konstruksi beton yang cacat seperti berikut : Konstruksi beton
yang sangat keropos, Bentuk dan posisi beton tidak sesuai
dengan yang tidak ditunjukkan dalam gambar, Konstruksi yang
tidak tegak lurus atau rata, seperti yang direncanakan.
- Nilai slump dari beton (pengujian kerucut slump) tidak boleh
kurang dari 8 cm dan tidak melampaui 12 cm.
7. Lobang-lobang, klos-klos dan angker dinding
- Kontraktor harus menentukan letak lobang-lobang, klos-klos
angker dinding dan sebagainya yang diperlukan untuk
memasang rangka-rangka pekerjaan kayu atau pipa-pipa air,
listrik dan sebagainya.
- Pada sambungan dari kolom beton dengan pasangan dinding
harus diberi angker dari baja lunak diameter 10 mm sepanjang 40
cm dan dibengkokkan ujung yang satu dimasukkan ke dalam
beton sedang sisanya dimasukkkan ke dalam pasangan dinding
tembok. Angker tersebut dipasang setiap jarak 75 cm.
8. Pembuatan dan pembongkaran cetakkan
- Cetakan harus dibuat rapi, kuat dan kaku, sehingga setelah
dibongkar menghasilkan bidang yang rata dan hanya
memerlukan sedikit penghalusan. Celah-celah harus rapat
sehingga air adukan tidak merembes keluar.
- Cetakan harus betul-betul aman pada kedudukannya
sehingga dapat dicegah adanya pengembangan,
lengkungan/lenturan atau lain gerakan pada waktu beton
dituangkan. Penyangga cetakan harus bertumpu pada dasar yang
keras sehingga tidak ada kemungkinan penurunan cetakan
selama pelaksanaan.
- Pembongkaran cetakan harus dilakukan dengan hati-hati dan
mengikuti petunjuk konsultan Pengawas. Beton yang masih
PERENCANAAN PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG PENGADILAN NEGERI KUALA KURUN
III-18
CV. PANORAMA
RENCANA TEKNIS & SYARAT-SYARAT

- muda tidak diizinkan untuk dibebani. Segera setelah cetakan


dibongkar, permukaan beton diperiksa. Jika terdapat
kemungkinan yang cacat, harus segera diperbaiki, diplester
dengan campuran sedemikian rupa hingga sesuai dengan
warna, tekstur dan rupanya dengan permukaan beton yang
berdekatan. Hal ini perlu diperhatikan, terutama untuk beton
exposed.
- Umumnya, diperlukan waktu minimum 2 hari sebelum cetakan
dibuka untuk dinding-dinding yang tidak bermuatan dan cetakan-
cetakan disamping lainnnya, 7 hari untuk dinding-dinding
pemikul, dan 21 hari untuk balok-balok dan plat atap.
- Bahan-bahan bekas yang sudah tidak dipergunakan lagi harus
dikumpulkan dan disingkirkan keluar lapangan agar tidak
mengganggu pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.
- Seluruh pekerjaan pembuatan dan pembongkaran bekisting ini
harus sesuai dengan P91 – 1971.

C. Pedoman Pelaksana
1. Kecuali ditentukan lain dalam Rencana kerja dan syarat-syarat ini,
maka sebagai pedoman tetap dipakai PBI 1971.
2. Pemborong wajib melaporkan secara tertulis pada Direksi apabila
ada perbedaan yang didapat didalam gambar konstruksi dan
gambar arsitektur.
3. Adukan beton dan Pengangkutan
Pengadukan harus dilakukan dengan mesin pengaduk (Mixer).
Komposisi campuran dari masing masing material seperti Semen,
Pasir Kerikil dan Air harus sesuai dengan takaran yang susdah
disetujui pengawas/direksi serta berdasarkan Job Mix.
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat
pengecoran harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh
Direksi, yaitu:
- Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
- Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok
antara beton yang sudah dicor dan yang akan dicor, dan nilai
slump untuk berbagai pekerjaan beton harus memenuhi tabel
4.4.1 PBI 1971.
4. Pengecoran

PERENCANAAN PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG PENGADILAN NEGERI KUALA KURUN


III-19
CV. PANORAMA
RENCANA TEKNIS & SYARAT-SYARAT

Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan


tertulis Direksi. Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang
berdiri dan berjalan-jalan diatas penulangan. Untuk dapat sampai
ketempat-tempat yang sulit dicapai harus digunakan papan-papan
berkaki yang tidak membebani tulangan. Kaki-kaki tersebut harus
sudah dapat dicabut pada saat beton dicor. Apabila pengecoran
beton harus dihentikan, maka tempat penghentiannya harus
disetujui oleh Direksi. Untuk melanjutkan bagian pekerjaan yang
diputus tersebut, bagian permukaan yang mengeras harus
dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi additive yang
memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada pengecoran
kolom, adukan tidak boleh dicurahkan dari ketinggian yang lebih
tinggi dari 1,5m.
5. Perawatan beton
Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan
kelembaban untuk paling sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk
keperluan tersebut ditetapkan cara sebagai berikut: - Dipergunakan
karung-karung yang senantiasa basah sebagai penutup beton. -
Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil,
permukaan tidak mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya
pembesian pada permukaan beton, dan lain-lain yang tidak
memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian atau
seluruhnya menurut perintah Direksi. Untuk selanjutnya diganti
atau diperbaiki segera atas resiko pemborong.
6. Pengukuran Hasil Kerja
Pekerjaan ini dapat di nilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila
telah selesai dipasang sesuai dengan Gambar Rencana dan
Spesifikasi ini serta telah disyahkan oleh Direksi/Pengawas
Lapangan

D. Metode Pelaksanaan
Sebelum dilaksanakan, Kontraktor harus mengadakan trial test atau
mixed design yang dapat membuktikan bahwa mutu beton yang
disyaratkan dapat tercapai. Dari hasil test tersebut ditentukan
oleh MK, "Deviasi Standard" yang akan dipergunakan untuk
menilai mutu beton selama pelaksanaan.
a. Pengecoran Beton

PERENCANAAN PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG PENGADILAN NEGERI KUALA KURUN


III-20
CV. PANORAMA
RENCANA TEKNIS & SYARAT-SYARAT

- Memberitahukan MK/perencana selambat-lambatnya 24 jam


sebelum suatu pengecoran beton dilaksanakan.
- Persetujuan MK/perencana untuk mengecor beton berkaitan
dengan pelaksanaan pekerjaan cetakan daN pemasangan besi
serta bukti bahwa kontraktor dapat melaksanakan pengecoran
tanpa gangguan. Persetujuan tersebut diatas tidak mengurangi
tanggung jawab kontraktor atas pelaksanaan pekerjaan beton secara
menyeluruh.
- Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga menghindarkan
terjadinya pemisahan material (segregation) dan perubahan letak
tulangan.
- Cara penuangan dengan alat-alat pembantu seperti talang, pipa,
chute & sebagainya, harus mendapat persetujuan MK/ perencana.
- Alat-alat penuang seperti talang, pipa chute dan sebagainya
harus selalu bersih dan bebas dari lapisan-lapisan beton yang
mengeras.
- Adukan beton tidak boleh lebih dari 2 meter. Selama dapat
dilaksanakan sebaiknya digunakan pipa yang terisi penuh adukan
dengan pangkalnya terbenamdalamadukan yang baru dituang.
- Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah
mengalami"initialset" atau yang telah mengeras dalambatas dimana
akan terjadi plastis karena getaran.
- Semua pengecoran bagian dasar konstruksi beton yang
menyentuh tanah harus diberi lantai dasar setebal 5 cmagar
menjamin duduknya tulangan dengan baik dan penyerapan air
semen dengan tanah.
- Bila pengecoran harus berhenti sementara sedang beton sudah
menjadi keras dan tidak berubah bentuk, harus dibersihkan dari
lapisan air semen (laitances) dan partikel
- Partikel yang terlepas sampai suatu kedalaman yang cukup sampai
tercapai beton yang padat.
- Segera setelah pemberhentian pengecoran ini maka adukan yang
lekat pada tulangan dan cetakan harus dibersihkan.
- Supplier ready mix harus mempunyai kapasitas supply minimal
40m3/jam.
- Untuk mencapai kapasitas 40m3/jam, supplier harus memiliki truck
mixer, 1 buah concrete pump cadangan dan 1 buah batching plant
cadangan.
PERENCANAAN PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG PENGADILAN NEGERI KUALA KURUN
III-21
CV. PANORAMA
RENCANA TEKNIS & SYARAT-SYARAT

- Pengecoran beton dapat dilaksanakan setelah kontraktor mendapat


ijin secara tertulis dari MK. Permohonan ijin rencana pengecoran
harus diserahkan paling lambat 2 (dua) hari sebelumnya.
Sebelum pengecoran dimulai, kontraktor harus sudah menyiapkan seluruh
stek-stek maupun anker-anker dan sparing-sparing yang diperlukan, pada
kolom- kolom,balok-balok beton untuk bagian yang akan berhubungan
dengan dinding bata maupun pekerjaan instalasi. Kecuali dinyatakan lain
pada gambar, maka stek-stek dan anker-anker dipasang dengan jarak
setiap 1 meter. Khusus dalam kasus penyambungan antara beton lama dan
beton baru kontraktor pelaksana harus membersihkan bagian permukaan
beton lama dan dikasarkan serta ditambahkan bahan bonding agent seperti
EMAGG atau bahan yang sejenis untuk menjamin kontinuitas adukan beton
lama dengan yang baru. Tulangan stek untuk overlap dari beton lama harus
dibobok minimal sepanjang 40 diameter tulangan yang terbesar atau sesuai
dengan gambar.
b. Pemadatan Beton
- Kontraktor harus bertanggung jawab untuk menyediakan
peralatan untuk mengangkut dan menuang beton dengan
kekentalan secukupnya agar didapat beton padat tanpa
menggetarkan secara berlebihan.
- Pelaksanaan penuangan dan penggetaran beton adalah sangat
penting. Beton digetarkan dengan vibrator secukupnya dan dijaga
agar tidak berlebihan (overvibrate). Hasil beton yang berongga-
rongga dan terjadi pengantongan beton-beton tidak akan diterima.
- Penggetaran tidak boleh dengan maksud mengalirkan beton.
- Pada daerah pembesian yang penuh (padat) harus digetarkan
dengan penggetar ferfrekwensi tinggi 0.2 cm, agar dijamin pengisian
beton dan pemadatan yang baik.
- Penggetaran beton harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang
mengerti dan terlatih.
c. Lantai Kerja
Semua beton yang berhubungan dengan tanah sebagai dasarnya harus
diurug pasir padat setebal 10,15, 20 dan 30 cm atau sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar, kemudian dipasang lantai kerja dengan
mutu B0 setebal 5 cm, dengan adukan 1 : 3 : 5 dibawah konstruksi
beton tersebut.
d. Beton Rabat

PERENCANAAN PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG PENGADILAN NEGERI KUALA KURUN


III-22
CV. PANORAMA
RENCANA TEKNIS & SYARAT-SYARAT

Beton rabat dengan mutu B0 yang digunakan harus dari campuran 1 :


3 : 5 dipasang pada tempat tempat yang ditunjukkan dalam gambar
dimana dibawahnya terlebih dahulu harus diberikan pasir padat 10 cm.
e. Slump (kekentalan beton)
Kekentalan beton untuk jenis konstruksi berdasarkan pengujian dengan
PBI-1971 adalah sebagai berikut :

Jenis Konstruksi

Kaki dan Dinding Pondasi 125 50


Pelat, balok dan dinding 150 75
Kolom 150 75
Pelat diatas tanah 125 50

Bila tidak digunakan alat penggetar dengan frekwensi getaran tinggi harga
tersebut diatas dapat dinaikkan sebesar 50 %, tetapi dalamhal apapun tidak
boleh melebihi 150 mm. Bila tidak digunakan alat penggetar dengan
frekwensi getaran tinggi harga tersebut diatas dapat dinaikkan sebesar 50
%, tetapi dalamhal apapun tidak boleh melebihi 150 mm.

f. Penyambungan Beton dan Water Stop


- Setiap penyambungan beton, permukaan harus
dibersihkan/dikasarkan dan diberi bahan bonding agent seperti :
EMAGG atau sejenis yang dapat menjamin kontinuitas adukan beton
lama dengan yang baru.
- Tempat-tempat penyambungan pengecoran yang terletak dibawah
permukaan tanah atau tempat- tempat yang berhubungan dengan
genangan air hujan/air kotor harus diberi PVC water stop LWG (9")
dan dipasang sesuai dengan petunjuk MK/produsen.
g. Contruction Joint (Sambungan Beton)
- Rencana atau schedule pengecoran harus dipersiapkan untuk
penyelesaian satu struktur secara menyeluruh.
- Dalamschedule tersebut MK/perencana akan memberikan
persetujuan dimana letak construction joints tersebut.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG PENGADILAN NEGERI KUALA KURUN


III-23
CV. PANORAMA
RENCANA TEKNIS & SYARAT-SYARAT

- Dalamkeadaan mendesak MK/perencana dapat merubah letak


construction joints.
- Permukaan construction joints harus bersih dan dibuat kasar
dengan mengupas seluruh permukaan sampai didapat permukaan
beton yang padat dengan menyemprotkan air pada permukaan
beton, sesudah 2 jam tapi kurang dari 4 jam sejak beton dituang.
- Bila pada sambungan beton/coran timbul retak atau bocor,
perbaikan dilakukan dengan CONCRESIVE SGB Process.
h. Pengujian Kekuatan Beton
Selama masa pelaksanaan, mutu beton harus diperiksa secara kontinyu
dari hasil-hasil pemeriksaan benda uji. Paling sedikit setiap 5 m3 beton
harus dibuat 1 sample benda uji,atau untuk seluruh bangunan dibuat
minimal 20 sampel benda uji. Benda uji harus diperiksa kekuatan
tekannya dilaboratorium yang disetujui MK/perencana/pemberi tugas
dan biaya ditanggung oleh kontraktor, ketentuan PBI-1971 pasal 3.5
harus dipenuhi.
i. Pemeriksaaan Lanjutan
Apabila hasil pemeriksaan tersebut diatas masih meragukan, maka
pemeriksaan lanjutan dilakukan dengan menggunakan concrete gun
atau kalau perlu dengan core drilling untuk meyakinkan penilaian
terhadap kwalitas beton yang sudah ada sesuai dengan pasal 4.8 PBI
1971. Seluruh biaya pekerjaan pemeriksaan lanjutan ini sepenuhnya
menjadi tanggungan kontraktor.

3.3. Pekerjaan Logam


3.3.1. Pekerjaan Logam Untuk Struktur
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan logam untuk struktur meliputi pemasangan gording serta pembuatan
konstruksi kuda-kuda baja lengkap dengan ikatan-ikatan yang diperlukan,
sesuai dengan yang tertera pada gambar rencana.
2. Persyaratan Bahan
a. Pelaksana wajib mengusulkan secara tertulis semua jenis baja yang akan
digunakan untuk pekerjaan struktur kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi.
- Sebagai bahan pertimbangan Konsultan Manajemen Konstruksi,
surat usulan Pelaksana harus dilampiri dengan hasil uji tarik di

PERENCANAAN PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG PENGADILAN NEGERI KUALA KURUN


III-24
CV. PANORAMA
RENCANA TEKNIS & SYARAT-SYARAT

Laboratorium Pengujian Dinas PU Kabupaten Gunung Mas., atas


biaya Pelaksana.
- Jumlah minimum contoh uji per jenis baja adalah 4 (empat) buah.
b. Semua jenis baja untuk struktur harus berasal dari pabrik yang sama yang
dibuktikan dengan sertifikat yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya, dan
mempunyai dimensi penampang serta mutu bahan baja yang memenuhi
persyaratan di bawah ini.
c. Semua profil baja , pelat baja dan pipa baja untuk struktur kap, harus
merupakan profil baru (belum pernah dipakai) dan dari macam baja yang
sama yaitu BJ 37 dengan tegangan leleh minimum sebesar 2400 kg/cm2
sesuai Tata Cara Perencanaan Bangunan Baja Untuk Bangunan Gedung (SNI
03-1729- 2002)
d. Gording harus baru (belum pernah dipakai) dan dari macam baja yang sama
yaitu BJ 41 dengan tegangan leleh minimum sebesar 2500 kg/cm2 sesuai
Tata Cara Perencanaan Bangunan Baja Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-
1729-2002).
e. Semua baut dan mur harus baru (belum pernah dipakai) dan dari macam
baja BJ 37 yang sama dengan tegangan leleh minimum sebesar 2400
kg/cm2 sesuai Tata Cara Perencanaan Bangunan Baja Untuk Bangunan
Gedung (SNI 03-1729-2002).
f. Batang-batang profil baja yang permukaannya telah berkarat atau
berlubang, sumbu profilnya bengkok atau muntir, atau memiliki cacat-cacat
perubahan bentuk lainnya tidak boleh digunakan.
g. Profil C tipis untuk keperluan non-struktural dengan tegangan leleh kurang
dari 2500 kg/cm2 dilarang keras untuk digunakan sebagai gording.
h. Apabila terdapat keragu-raguan mengenai dimensi dan mutu bahan baja
yang digunakan, Konsultan Perencana berhak untuk meminta Pelaksana
melakukan uji tarik baja di Laboratorium Pengujian Dinas PU Kabupaten
Gunung Mas, atas biaya Pelaksana.
i. Jumlah minimum contoh uji per jenis baja adalah 4 (empat) buah.
j. Semua elektroda las yang digunakan harus dapat menghasilkan tebal las
dan mutu logam las setelah dingin minimal sama dengan mutu baja yang
dilas.
k. Apabila tampak adanya cacat-cacat las dan/atau terdapat keragu-raguan
terhadap mutu pengelasan, Konsultan Perencana berhak untuk meminta
diadakannya pengujian mutu las oleh Laboratorium Pengujian Dinas PU
Kabupaten Nunukan,, atas biaya Pelaksana.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG PENGADILAN NEGERI KUALA KURUN


III-25
CV. PANORAMA
RENCANA TEKNIS & SYARAT-SYARAT

l. Semua jenis baja yang tidak memenuhi dimensi sesuai gambar rencana
dan/atau tidak memenuhi tegangan leleh yang disyaratkan, harus segera
diganti dengan jenis baja yang memenuhi syarat-syarat gambar rencana
dan spesifikasi ini, atas biaya Pelaksana.
m. Ukuran profil siku, pelat baja dan pipa baja, serta profil kanal CNP dan
bautbaut harus sesuai gambar rencana. Perubahan ukuran dari yang tertera
pada gambar rencana hanya boleh dilakukan Pelaksana berdasarkan ijin
tertulis dari Konsultan Perencana.
3. Syarat-syarat Pelaksana
 Kualitas pekerjaan harus bertaraf kelas satu yang hasilnya bebas dari
puntiran, tekukan, dan hubungan-hubungan yang terbuka.
 Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat sehingga pelaksanaan
pemasangan tidak memerlukan ganjal-ganjal berupa pelat-pelat pengisi,
kecuali jika gambar-gambar detail rencana menunjukkan hal tersebut.
 Semua detail dan hubungan harus dibuat dengan ketelitian dan keahlian
yang tinggi serta pemasangannya dilakukan dengan hati-hati sehingga
dihasilkan tampak yang rapi sekali.
 Pelaksana wajib mengambil ukuran-ukuran sesungguhnya di tempat
pekerjaan dan tidak boleh menggantungkan diri pada gambar-gambar
rencana yang ada supaya dapat memasang pekerjaan logam untuk struktur
tepat pada tempatnya, terutama pada detail-detail yang rumit atau bagian-
bagian yang terhalang oleh benda-benda lain.
 Konsultan Manajemen Konstruksi berhak menolak setiap bagian pekerjaan
yang dinilai buruk dan tidak rapi. Bagian pekerjaan yang ditolak harus
segera diganti atas biaya Pelaksana.
 Untuk mencegah proses pengkaratan, bagian-bagian konstruksi baja yang
telah selesai dikerjakan permukaannya harus segera dibersihkan dan
dilindungi terhadap pengaruh luar dengan cara dicat.
 Pemeriksaan bagian-bagian konstruksi yang pemasangannya dilakukan
dalam kondisi telah diberi lubang-lubang baut sesuai gambar rencana dan
permukaannya telah dibersihkan dari noda-noda atau kotoran-kotoran
yang ada, harus dilakukan dalam keadaan telah dicat.
 Sebelum pekerjaan baja untuk struktur mulai dilaksanakan, Pelaksana wajib
membuat gambar kerja (shop drawing) untuk memproses persetujuan
tertulis dari Konsultan Manajemen Konstruksi.
4. Penyambungan dan Pengelasan
 Pengelasan harus dilaksanakan dengan hati-hati.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG PENGADILAN NEGERI KUALA KURUN


III-26
CV. PANORAMA
RENCANA TEKNIS & SYARAT-SYARAT

 Baja yang akan dilas sebelumnya harus telah dibersihkan dari


kotorankotoran (misalnya : minyak, cat, tahi besi) yang terdapat pada
permukaannya dan dibebaskan dari cacat-cacat yang dapat menurunkan
kekuatan sambungan las.
 Permukaan yang dilas harus dihaluskan sehingga tampak teratur dan sama
rata dengan permukaan logam disekitarnya. Las-las yang memperlihatkan
adanya cacat-cacat harus dipotong dan dilas ulang, atas biaya Pelaksana.
 Pengelasan sedapat mungkin harus dilakukan di dalam bengkel. Pekerjaan
las yang dilakukan di lapangan pekerjaan harus dapat menghasilkan
kualitas pengelasan yang sama dengan yang dilakukan di dalam bengkel.
 Pengelasan harus dilaksanakan dalam kondisi konstruksi diam dan belum
menahan beban penutup atap.
 Pekerjaan pengelasan tidak boleh dilakukan dalam keadaan basah atau
kehujanan.
 Pengelasan harus dilaksanakan dengan mesin las dan elektroda las yang
telah mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Manajemen Konstruksi.
 Mutu bahan baja las setelah dingin minimal harus sama dengan mutu baja
yang dilas.
 Elektroda yang digunakan adalah kelas E-60 atau grade SAW-1 sesuai
ASTM A-233.
 Apabila terdapat keraguan mengenai mutu pengelasan, Konsultan
Manajemen Konstruksi berhak meminta Pelaksana untuk mengadakan
pengujian mutu las oleh Laboratorium Pengujian Dinas PU Kabupaten
Nunukan, atas biaya Pelaksana.
 Macam las yang dipakai adalah las lumer dengan busur listrik, yaitu berupa
las tumpul (butt weld) yang tebalnya minimal sama dengan tebal logam
yang dilas, dan las sudut (fillet weld) yang tebalnya minimum 3,5 mm.
 Panjang pengelasan harus sesuai dengan gambar rencana.
 Panjang las sudut minimum 40 mm dan maksimum 130 mm.
5. Pelaksanaan di Lapangan Pekerjaan
a. Pelaksana wajib menjaga kerapihan penyimpanan bahan-bahan di
lapangan pekerjaan, dan menjaga serta melindungi bahan-bahan tersebut
dari pengaruh luar untuk mencegah berlangsungnya proses pengkaratan.
b. Sambungan dengan Baut
 Sambungan baut harus menggunakan baut-baut hitam dengan
diameter baut sesuai gambar rencana.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG PENGADILAN NEGERI KUALA KURUN


III-27
CV. PANORAMA
RENCANA TEKNIS & SYARAT-SYARAT

 Macam baja baut adalah BJ 37 dengan tegangan leleh minimum


sebesar 2400 kg/cm2 sesuai Tata Cara Perencanaan Bangunan Baja
Untuk Gedung (SNI 03-1729-1989 atau SNI 1729-1989-F).
 Lubang-lubang untuk memasang baut harus dibuat dengan cara
dibor (tidak boleh di pons atau dilubangi dengan las) untuk
menghasilkan diameter lubang maksimal 1 mm lebih besar dari
diameter baut yang digunakan, pada posisi yang tepat sesuai
dengan gambar rencana.
 Pemasangan baut-baut harus dilaksanakan dalam kondisi konstruksi
diam dan belum menahan beban penutup atap.
c. Pada pelaksanaan konstruksi rangka batang untuk kuda-kuda utama harus
diberikan lawan lendut di tengah bentang sebesar 1/600 kali panjang
bentang kuda-kuda yang bersangkutan.
d. Bagian-bagian konstruksi baja harus diangkat sedemikian rupa, sehingga
tidak melengkung atau memuntir selama proses pengangkatan dilakukan.
e. Bila perlu harus digunakan ikatan-ikatan sementara sampai seluruh proses
pemasangan selesai dilaksanakan dengan sempurna.
6. Memotong dan Menyelesaikan Pinggiran-Pinggiran
a. Pinggiran-pinggiran bekas irisan harus diselesaikan (finishing) sehingga
benar-benar rata, lurus dan bersih. Adanya cacat berupa alur-alur,
beramberam dan lain-lain tidak diijinkan.
b. Pinggiran-pinggiran bekas dipotong dengan api harus dibuang
sekurangkurangnya selebar 2.5 mm, supaya tidak lagi tampak adanya alur-
alur bekas potongan.
7. Meluruskan, Memadatkan dan Melengkungkan
a. Meluruskan, memadatkan dan melengkungkan dalam kondisi dingin
hanya boleh dilaksanakan untuk bagian-bagian konstruksi yang non-
struktural.
b. Meluruskan, memadatkan dan melengkungkan batang-batang harus
dilakukan dalam kondisi panas segera setelah logam yang dipanaskan
warnanya menjadi merah tua.
c. Dilarang memukul dengan martil setelah logam yang dipanaskan tidak
lagi menyinarkan cahaya.
8. Menembus, Mengebor, dan Meluaskan Lubang
a. Pada keadaan akhir, diameter lubang baut setelah dibubut dengan tepat
maksimal 1 mm lebih besar dari diameter baut hitam yang akan digunakan.
b. Lubang-lubang pada bagian konstruksi yang disambung harus disatukan
dengan alat penyambung dan dibor sekaligus. Apabila diameter lubang
PERENCANAAN PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG PENGADILAN NEGERI KUALA KURUN
III-28
CV. PANORAMA
RENCANA TEKNIS & SYARAT-SYARAT

yang dihasilkan tidak sesuai, maka lubang-lubang tersebut boleh diperluas


dengan penyimpangan diameter maksimal 0.5 mm.
c. Semua lubang sebelum pemasangan baut harus diberam dan tidak boleh
dilakukan dengan mempergunakan besi-besi pengerut.
9. Pemasangan Baut Hitam
a. Baut-baut hitam yang digunakan harus mempunyai ukuran diameter sesuai
dengan yang tercantum pada gambar rencana
b. Pemasangan baut harus tegak lurus dan benar-benar kokoh serta
kekokohannya merata antara baut yang satu dengan yang lain.
c. Tempat-tempat atau lokasi-lokasi sambungan profil harus sesuai dengan
yang ditunjukkan pada gambar rencana.
10. Perlindungan Terhadap Karat
Permukaan logam harus dilindungi terhadap terjadinya proses pengkaratan
dengan cara dibersihkan dari semua kotoran yang melekat padanya lalu dicat
dengan meni besi yang mutunya setara merk ICI, dan kemudian dilapisi dengan
cat enamel setara merk ICI sebanyak dua kali. Warna meni dan cat akan
ditentukan kemudian.

3.3.2. Pekerjaan Logam Untuk Non struktur


1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan logam non struktur pada bidang atap yang meliputi pemasangan
usuk dan reng sesuai dengan gambar rencana.
2. Persyaratan Bahan
a. Semua material baja untuk struktur rangka atap non structural
menggunakan profil baja ringan yang berasal dari pabrik yang sama yang
dibuktikan dengan sertifikat yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya
b. Tegangan leleh untuk semua profil baja ringan untuk konstruksi kap,
gording dan reng minimum sebesar 550 MPa ( 5500 kg/cm2) , dengan
Modulus Elastisitas 2,1 x 105 MPa, dan Modulus Geser 8 x 104 MPa.
c. Seluruh profil baja ringan harus diberi lapisan pelindung yang bisa
melindungi lapisan base metal pada lingkungan pantai. Lapis pelindung
tersebut terdiri dari material seng, aluminium dan magnesium dengan
komposisi sebagai berikut:
- 11 % Aluminium (Al)
- 85,8 % Seng (Zinc)
- 3 % Magnesium (Mg)
- 0,2 % Silicon (Si)
- Ketebalan lapisan 50 gr/m2 dan 150 50 gr/m2 ( AZ 50 – AZ 150 )
PERENCANAAN PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG PENGADILAN NEGERI KUALA KURUN
III-29
CV. PANORAMA
RENCANA TEKNIS & SYARAT-SYARAT

3. Profil baja ringan yang digunakan untuk struktur atap sesuai pada gambar
rencana
4. Persyaratan Pra-Konstruksi
a. Pelaksana wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap
semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar kerja. Pada prinsipnya
ukuran pada gambar kerja struktur adalah ukuran belum difinish.
b. Pihak Pelaksana diwajibkan untuk membuat shopdrawings. Untuk setiap
perubahan bahan/detail karena alasan tertentu harus diajukan ke Konsultan
MK dan Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan secara
tertulis. Semua perubahan yang disetujui dapat dilaksanakan tanpa adanya
biaya tambahan yang mempengaruhi kontrak, kecuali untuk perubahan
yang mengakibatkan pekerjaan kurang akan diperhitungkan sebagai
pekerjaan tambah kurang
c. Sebaiknya sedapat mungkin bahan baja ringan untuk usuk dan reng
difabrikasi di workshop, baik workshop permanen atau workshop
sementara. Pelaksana bertanggung jawab atas semua kesalahan detail,
fabrikasi dan ketepatan pemasangan.
5. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Kualitas pekerjaan harus bertaraf kelas satu yang hasilnya bebas dari
puntiran, tekukan, dan hubungan-hubungan yang terbuka.
b. Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat sehingga pelaksanaan
pemasangan penutup atap tidak memerlukan ganjal-ganjal berupa pelat-
pelat pengisi, kecuali jika gambar-gambar detail rencana menunjukkan hal
tersebut.
c. Semua detail dan hubungan harus dibuat dengan ketelitian dan keahlian
yang tinggi serta pemasangannya dilakukan dengan hati-hati sehingga
dihasilkan tampak bidang atap yang rata , rapih dan tidak bergelombang.
d. Pelaksana wajib mengambil ukuran-ukuran sesungguhnya di tempat
pekerjaan dan tidak boleh menggantungkan diri pada gambar-gambar
rencana yang ada supaya dapat memasang pekerjaan logam non struktur
tepat pada tempatnya, terutama pada detail-detail yang rumit atau bagian-
bagian yang terhalang oleh bendabenda lain
e. Konsultan MK berhak menolak setiap bagian pekerjaan yang dinilai buruk
dan tidak rapi.
f. Untuk mencegah proses pengkaratan, bagian-bagian baja ringan yang
telah selesai dikerjakan permukaannya harus segera dibersihkan dan
dilindungi terhadap pengaruh luar dengan cara dicat

PERENCANAAN PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG PENGADILAN NEGERI KUALA KURUN


III-30
CV. PANORAMA
RENCANA TEKNIS & SYARAT-SYARAT

g. Sebelum pekerjaan logam untuk non struktur mulai dilaksanakan, Pelaksana


wajib membuat gambar kerja (shop drawing) untuk memproses
persetujuan tertulis dari Konsultan MK.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG PENGADILAN NEGERI KUALA KURUN


III-31
CV. PANORAMA

Anda mungkin juga menyukai