Anda di halaman 1dari 40

SPESIFIKASI TEKNIS

RENOVASI GEDUNG KANTOR CABANG


PT PEGADAIAN (Persero) KALIANYAR (KANWIL XII SURABAYA)

RUANG LINGKUP PEKERJAAN

1. PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1. Pengukuran Tapak Kembali
a. Pelaksana Pekerjaan diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi pembangunan dengan
dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian tanahnya, letak bangunan yang ada.
b. Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang sebenarnya harus segera
dilaporkan kepada Pengawas Lapangan untuk dimintakan keputusannya.
c. Penentuan titik ketinggian dan sudut - sudut hanya dilakukan dengan alat - alat waterpass / theodolite.
d. Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga phytagoras hanya diperkenankan
untuk bagian-bagian kecil yang telah disetujui oleh Pengawas Lapangan.
e. Instalasi-instalasi yang sudah ada dan masih berfungsi harus diberi tanda yang jelas dan dilindungi dari kerusakan-
kerusakan yang mungkin terjadi akibat pekerjaan proyek ini, dan untuk itu harus dicantumkan dalam gambar
pengukuran.
Pelaksana Pekerjaan bertanggung jawab atas segala kerusakan akibat pekerjaan yang sudah dilaksanakannya.

1.2. Kantor Pelaksana Pekerjaan dan Los Kerja


a. Kantor Pelaksana Pekerjaan g dan los kerja serta tempat peralatan dan gudang, dikordinasikan dengan pihak kantor
cabang PT.Pegadaian (Persero) dengan tidak mengabaikan keamanan, kebersihan dan bahaya kebakaran serta
memperhatikan tempat yang tersedia sehingga tidak mengganggu kelancaran pekerjaan harus disediakan 3 (tiga)
buah penyemprot api (extinguisher) 3 kgs/cm2, 1 (satu) di Pelaksana Pekerjaan, 1 (satu) diletakkan di kantor Direksi
Lapangan, 1 (satu) diletakkan didaerah yang strategis di los kerja.

b. Khusus untuk tempat simpan bahan-bahan seperti pasir, kerikil harus dibuatkan kotak simpan di pagar dengan
dinding papan, sehingga masing-masing bahan tidak tercampur dengan lainnya. Lokasinya harus mendapat
persetujuan Pemberi Tugas :
Pelaksana Pekerjaan tidak diperkenankan :
 Menyimpan alat-alat, bahan bangunan di luar pagar proyek, walaupun untuk sementara.
 Menyimpan bahan-bahan yang ditolak Pemberi Tugas karena tidak memenuhi syarat.

1.3. Penyediaan Air dan Daya Listrik Untuk Kerja


a. Air untuk bekerja harus disediakan Pelaksana Pekerjaan dengan membuat sumur pompa atau memanfaatkan air dari
kantor PT.Pegadaian (Persero) yang ada dan berkoordinasi dengan pihak kantor PT.Pegadaian (Persero) untuk
proyek atau air PAM, air harus bersih dari lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya apabila diperlukan.
b. Reservoir bak air untuk kerja bila dibutuhkan berukuran minimum 1 m3 atau sesuai kebutuhan dan senantiasa terisi
penuh.
c. Listrik untuk bekerja harus disediakan Pelaksana Pekerjaan dan diperoleh dari sambungan sementara PLN setempat
selama masa pembangunan dengan daya cukup atau memanfaatkan listrik dari kantor PT.Pegadaian (Persero)
dengan kordinasi dengan pihak kantor. Penggunaan diesel untuk pembangunan sementara harus atas persetujuan
Pengawas Lapangan.

1
2. PEKERJAAN PASANGAN
2.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan meliputi :
a. Pekerjaan bangunan meliputi Arsitektur dan finishingnya sesuai yang tercantum didalam gambar dan RKS ini.
b. Pekerjaan halaman termasuk pekerjaan jalan, pagar dan semua komponen yang tercantum di dalam gambar dan
RKS.

2.2. Bahan-bahan
a. Semen
Semen untuk pekerjaan pasangan harus sama kwalitasnya seperti semen yang ditentukan untuk pekerjaan beton.
b. Pasir
Pasir untuk pekerjaan pasangan harus sama kwalitasnya dengan pasir yang ditentukan untuk pekerjaan beton.
Gradasi pasir urug yang dipakai minimum 0,35 mm.
c. Air
Air yang dipakai untuk pekerjaan pasangan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam pekerjaan beton
d. Bata
Bata harus bata biasa dari tanah liat, hasil produksi lokal dengan ukuran 6 cm x 10 cm x 20 cm yang dibakar dengan
baik dan bersudut runcing dan rata, tanpa cacat atau mengandung kotoran. Meskipun ukuran bata yang diperoleh
disuatu daerah mungkin berbeda dengan ukuran tersebut di atas harus diusahakan supaya tidak terlalu menyimpang
dari ukuran-ukuran tersebut. Sesuai dengan A.V. 1941, minimum daya tekan ultimate harus 30 kg/cm.
Bata yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
 Kwalitas terbaik.
 Pembakaran matang.
 Warna merah (merah merata).
 Sisi dengan permukaan rata, tegak lurus runcing.
 Keras dan tidak mudah patah.
 Tidak terlihat garis-garis retak.
 Harus satu ukuran dan satu kwalitas (kalau ada perbedaan tdak boleh lebih besar dari 3 mm).
e. Jenis Adukan
Komposisi
Jenis adukan berikut harus dipakai sesuai dengan yang diinstruksikan dalam gambar-gambar atau dalam Spesifikasi
Pekerjaan ini.
1. Adukan 1 pc : 2 ps.
 Dinding bata s/d 50 cm di atas lantai dasar untuk dinding bagian luar, dan 20 cm untuk bagian dalam.
 Seluruh dinding toilet, ruang pompa dan yang berhubungan langsung dengan air, dibuat s/d 150 cm.
2. Adukan 1 pc : 5 ps.
Untuk pasangan dinding dan plesteran-plesteran yang tak termasuk dalam uraian diatas (plesteran bata 2 cm).

Mencampur
Adukan harus dicampur dengan alat pencampuran yang telah disetujui atau dicampur dengan tangan, di atas
permukaan yang keras. Sangat dilarang memakai adukan yang sudah mulai mengeras atau membubukkannya
untuk dipakai lagi.

2.3. Pekerjaan Dinding


a. Pelaksanaan
Dinding harus dipasang (uitzet) dan didirikan menurut masing-masing ukuran ketebalan dan ketinggian yang
disyaratkan seperti yang ditujukkan dalam gambar, dan Pelaksana Pekerjaan harus memasang piket ( uitzet), lobang-
lobang dan sebagainya dengan alat uitzet yang disetujui.

2
b. Semua unit harus betul-betul kering kalau mau dipakai, hanya ujung-ujungnya dibasahi jika dianggap perlu untuk
mengatur pengisapan. Blok-blok atau bata dipasang dengan adukan pengikat sambungan-sambungan yang tegak
lurus dan rata. Dalam pemasangan tembok tidak boleh meneruskan disuatu bagian lebih dari satu meter tingginya.
c. Mengorek Sambungan
Semua sambungan harus dikorek paling sedikit 0,5 cm agar finish dinding dapat melekat dengan baik.
d. Perlindungan
Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka selama waktu-waktu hujan lebat, harus diberi perlindungan
dengan menutup bagian atas dari tembok dengan sesuatu yang sesuai.
e. Perawatan
Dinding tembok harus dibasahi terus menerus selama paling sedikit 7 hari setelah didirikan.
f. Angkur-angkur dan pengikat lainnya
Antara sambungan dinding dengan kolom, pondasi dan lain-lain, harus dipasang angkur besi yang telah dibersihkan
daripada setiap gerak kulit ozid besi, karat dan debu bangunan.
Beton harus dikasarkan dengan alat yang sesuai pada sambungan vertikal dengan dinding agar adukan tembok
dapat merekat.

3. PEKERJAAN PLESTERAN
3.1. Lingkup Pekerjaan :
Meliputi pengadaan semua tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan serta pekerjaan plesteran pada seluruh
dinding/pasangan bata, kolom beton yang terlihat maupun tidak dengan komposisi adukan seperti yang akan
diuraikan dibawah ini. Semua ruang yang tidak terlihat harus diplester pada bagian dalamnya.

3.2. Pasir yang digunakan


Pasir yang digunakan adalah pasir bersih, tidak mengandung tanah liat, lumpur dan kotoran-kotoran lainnya.
Mempunyai bentuk yang sama besarnya (merata). Pasir harus dicuci sebelum dipakai. Untuk pekerjaan
pemelesteran dinding-dinding yang membutuhkan ketelitian dan kerapihan pekerjaan, maka pasir tersebut harus
disaring / diayak sebelum digunakan. untuk semua pekerjaan plesteran tidak diperkenankan menggunakan kapur.

3.3. Permukaan Dinding Beton


Pada permukaan dinding beton yang akan diplester harus dibuat kasar, sedangkan untuk permukaan dinding bata,
adukan sebelumnya harus dikerok sedalam 1 cm untuk memberikan pegangan pada plester.

3.4. Pekerjaan plesteran


Pekerjaan plesteran harus rapih menurut bentuk dan ukuran di dalam gambar. Pekerjaan harus lurus,datar, tidak
bergelombang, tajam pada bagian sudut-sudut, tidak keropos (kosong di dalam) tidak retak-retak.
Apabila hasil plesteran tidak menunjukkan hasil seperti diatas, maka bagian tersebut harus dibongkar untuk
diperbaiki.
Hal ini menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.

3.5. Proporsi adukan


Untuk pasangan, pada dasarnya plesteran mempunyai adukan yang sama dengan pasangannya.
Adukan tersebut adalah :
 Dinding dalam, 20 cm dari lantai – 1 pc : 2 ps
 Dinding luar, 50 cm dari lantai – 1 pc : 2 ps (terlindung oleh luifel)
 Dinding luar tidak terlindung oleh luifel, seluruh permukaan 1 pc : 2 ps.
 Dinding kamar mandi, WC dan tempat-tempat cuci sampai 150 cm dari lantai 1:2 ps.
 Dinding – dinding lain – 1 pc : 5 ps.
 Sudut-sudut, naad dan bagian-bagian yang berada dibagian pinggir-pinggir 1:2 ps.
 Tebal plesteran rata-rata 15 mm (tidak kurang dari 1 cm atau lebih 2 cm, kecuali ditetapkan lain oleh
Perencana).
3
 Lapisan “acian-acian” rata 2 mm dari adukan pc saja, pada bagian-bagian yang akan difinish dengan cat,
wallpaper dan bagian-bagian lainnya sesuai dengan petunjuk-petunjuk dan mendapat persetujuan Perencana.

3.6. Pasangan Bata


Seluruh pasangan bata, kolom dan balok beton serta pelat beton ekspose harus diaci. Khusus untuk plester bata
setebal 2 cm sehingga total tebal dinding bata 14 – 15 cm.

4. PEKERJAAN FINISHING LANTAI


4.1. Pekerjaan Penyelesaian lantai.
Pekerjaan Penyelesaian lantai terdiri dari Pekerjaan memasang lantai dengan
a. Penyelesaian lantai dengan waterproofing.
b. Penyelesaian lantai dengan keramik.

4.2. Penyelesaian lantai dengan waterproofing


Waterproofing dipasang pada area :
 Toilet.
Sebelum pekerjaan penyelesaian lantai dimulai, maka :
a. Pelaksana Pekerjaan diwajibkan menyediakan bahan, tenaga dan peralatan yang dipergunakan untuk pekerjaan ini.
b. Pelaksana Pekerjaan diwajibkan mengadakan pengecekan kembali tentang peil dari pada lantai dan kemiringannya
(untuk toilet dan sebagainya) serta pemeriksaan semua pemasangan pipa-pipa, saluran dan sebagainya, harus
dilaksanakan dengan baik.
c. Lapisan waterproofing harus sudah dipasang untuk daerah-daerah toilet sampai ketinggian 30 cm pada sekeliling
ruang tersebut.
d. Spesifikasi bahan waterproofing :
 Setara : Sika Top atau setara
 Type : coating (powder/cairan).
 Tidak beracun
e. Pelaksanaan :
 Dilakukan pembersihan permukaan beton
 Pemasangan primer coating
 Pemasangan sealant setara bitu-mastik pada tempat kritis
 Pemasangan waterproofing dengan kekentalan sesuai petunjuk pabrik
 Test uji coba.
f. Pekerjaan finishing lantai tidak boleh dimulai sebelum seluruh pekerjaan plafond dan pemasangan pelapis dinding
selesai dikerjakan.
g. Pelaksana Pekerjaan harus memberikan contoh material terlebih dahulu untuk disetujui dan diparaf Pemberi Tugas.
h. Penyelesaian finishing lantai harus mempertimbangkan adanya pekerjaan lain pada lantai tersebut (misal under floor
duct). Pekerjaan harus dikoordinasikan dengan baik sejak pengecoran pelat lantai beton.
i. Pelaksana Pekerjaan harus membersihkan permukaan yang akan dipasang pelapis lantai dari berbagai macam
kotoran.

4.3. Penyelesaian lantai dengan Keramik (Toilet)


a. Ukuran : sesuai gambar rencana
b. Jenis : Glazed Ceramic Tile
c. Warna : Ditentukan kemudian
d. Perekat & Grouting : Adukan 1 : Pc 3 Psr dalam gedung + Grouting warna/setara paricolour atau super
grout
e. Produksi : Ikad Tile atau setara
g. Penempatan : Sesuai dengan rencana gambar
h. Pemasangan :
4
 Sebaiknya dilakukan pada tahap akhir untuk menghindari kerusakan akibat pekerjaan belum selesai.
 Pelaksanaan pemasangan lantai keramik dilaksanakan dengan adukan 1 pc : 5 ps di atas lantai beton yang ada
atau lantai beton ringan dengan campuran 1 pc : 3 ps : 5 kr, tebal 10 cm (Khusus lantai dasar yang berhubungan
dengan tanah) dengan ketebalan specie rata-rata 3 mm.
 Lantai dasar beton dan adukan harus rata dan tidak bergelombang. Pada ruang-ruang toilet dengan kemiringan
yang tepat kearah pembuangan air (floor drain). Permukaan lantai harus bersih dan cukup kering.
 Sebelum dipasang lantai keramik harus diseleksi untuk keramik yang baik, warna yang sama mengikat air sedikit
saja dan dari jenis non slip surface dan high absorsion resistance.
 Memotong lantai keramik tidak diijinkan berbentuk gerigi-gerigi, harus diratakan dan diasah agar mendapat sisi
yang rata, halus dan rapi.
 Memasang lantai keramik harus tegak lurus, siar-siar diantara keramik harus merupakan satu garis lurus dan
sekecil mungkin. Untuk kemudian diisi dengan bahan semen tertentu (grouting) yang tahan asam, basa serta
kedap air setara Paricolour atau Super Grout, yang sewarna dengan keramiknya.
 Apabila terjadi ketidak teraturan, jalur ini harus diperbaiki. Sesudah cukup kering, lantai harus dicuci dengan air
dan disikat sampai bersih. Selama pemasangan dan sebelum kering harus dihindarkan injakan terhadap lantai
dan gangguan lain.
 Pemasangannya dilakukan oleh tenaga ahli dalam bidang tersebut.
 Pengisian nat keramik dilaksanakan apabila perekatan keramik sudah benar-benar kering atau  3 hari setelah
keramik terpasang yaitu selebar 3 – 4 mm. Sebelum dimulai pengisian nat, maka harus dibersihkan lebih dulu
dari segala kotoran.
 Tentukan tulangan dengan mempertimbangkan tata letak ruangan / tangga / dinding yang ada. Pemasangan
keramik lantai dimulai dari tulangan ini.
 Sebelum dipasang, keramik lantai atau dinding agar direndam dalam air terlebih dahulu.
 Setiap jalur pemasangan sebaiknya ditarik benang dan rata air.
 Adukan semen untuk pemasangan keramik harus penuh, baik dipermukaan dasar maupun dibadan belakang
keramik lantai atau dinding yang terpasang.
 Lebar nat yang dianjurkan, untuk lantai 3 mm dengan campuran pengisi nat ( Grout) semen atau bahan khusus
yang ada dipasaran. Bagi area yang luas diwajibkan untuk diberi expansion joint pada setiap jarak 3 – 4 m.
kontraktor harus mengajukan teknik system pemasangan expansion joint kepada Pengawas atau perencana
terlebih dahulu sebelum pemasangan keramik.
 Bersihkan segera bekas adukan/grout dari permukaan keramik, dapat digunakan bahan pembersih yang ada di
pasar dengan kadar asam tidak lebih dari 5%, setelah itu segera bersihkan dengan air bersih.
 Karena sifat alamiah dari produk keramik, yang disebabkan proses pembakaran pada temperatur tinggi, dapat
terjadi perbedaan warna dan ukuran, untuk ini periksa dan pastikan keramik lantai atau dinding yang akan
dipasang mempunyai seri dan golongan ukuran yang sama.
 Dianjurkan agar ada supervisi dari pabrik pada pemasangan keramik ini.
 Hasil akhir yang dikehendaki :
- Keramik yang dipasang harus sesuai dengan contoh yang sudah disetujui Konsultan Perencana.
- Permukaan lantai harus rata, tidak bergelombang dan tidak menonjol.
- Pelaksana Pekerjaan harus memberikan cadangan bahan kepada Pemberi Tugas  2% dari bahan
terpasang.

4.4. Penyelesaian Lantai dengan Granit Tile


a. Bahan : Granit Tile
b. Ukuran : 60x60 cm atau sesuai gambar
c. Type & Warna : - Warna ditentukan kemudian atas persetujuan pemberi tugas.
- Type adalah yang termasuk dengan kwalitas I
d. Border Lantai : Pemasangan dengan pola sesuai gambar rencana
e. Produksi : Setara Granit ex China

5
f. Persyaratan pelaksanaan, pemasangan dan persyaratan-persyaratan lain sesuai dengan persyaratan pekerjaan lantai
keramik dari produsen. Nat tidak lebih 3 mm dan grouting sewarna.

5. PEKERJAAN FINISHING DINDING / KOLOM


5.1. Pekerjaan Penyelesaian Dinding/Kolom terdiri dari pekerjaan Penyelesaian :
a. Penyelesaian dinding/kolom dengan plesteran dan cat.

5.2. Sebelum pekerjaan penyelesaian dinding dimulai, maka :


a. Pelaksana Pekerjaan diwajibkan menyediakan bahan, tenaga dan peralatan yang dipergunakan untuk pekerjaan
tersebut.
b. Pelaksana Pekerjaan harus memberikan contoh-contoh terlebih dahulu untuk diparaf dan disetujui Konsultan
Pengawas.
c. Pelaksana Pekerjaan harus membersihkan permukaan yang akan dipasang finishing dari berbagai macam kotoran.

5.3. Penyelesaian Dinding dengan Keramik


a. Jenis Keramik : Keramik tile, polish
b. Produksi : Setara Ikad.
c. Ukuran : 25 x 40 cm
d. Warna/type : Ditentukan kemudian atau seperti dalam gambar.
e. Pemakaian : Toilet.
f. Pengisi naad : Semen khusus berwarna setara Paricolour, Super Grout tebal 2 mm.
g. Perekat : Adukan 1 Pc : 2 Ps dengan tebal 2 cm
h. Pemasangan :
 Sebelum dipasang, keramik tile harus diseleksi untuk ukuran warna yang sama dan mengikat air sedikit saja.
 Memotong keramik tidak diijinkan berbentuk gerigi-gerigi, harus diratakan dan diasah agar mendapatkan sisi yang
rata, halus dan rapi.
 Memasang dinding keramik harus tegak lurus satu sama lain, siar-siar harus merupakan satu garis lurus dan
sekecil mungkin atau tidak lebih dari 2 mm (dengan persetujuan Pemberi Tugas) untuk diisi dengan semen
khusus setara Paricolour atau Super Grout. Naad yang dikehendaki harus lurus, tidak lengkung, tidak retak,
tahan terhadap air, cloride, jamur lumut. Bahan yang dipakai harus disetujui Pemberi Tugas.
 Pemasangan harus dilaksanakan oleh tenaga ahli dalam bidang tersebut dengan persetujuan Pengawas
lapangan.
i. Hasil akhir yang dikehendaki :
 Keramik yang dipasang harus sesuai contoh yang sudah disetujui Pemberi Tugas.
 Permukaan dinding harus rata, tidak bergelombang dan tidak menonjol.

5.4. Penyelesaian Dinding/Kolom dengan Plesteran dan Cat


a. Semua tembok, kolom dan bidang vertikal lainnya yang dikerjakan dengan pasangan bata dan beton dan tidak
dinyatakan dalam gambar dengan penyelesaian bahan lain, maka tembok, kolom dan bidang vertikal tersebut
diselesaikan dengan plesteran yang kemudian diaci dan dicat dengan cat weather shield untuk dinding luar dan vinyl
Aerylic Emulsion untuk dinding dalam.
Warna ditentukan kemudian.
b. Pekerjaan plesteran disesuaikan dengan BAB pekerjaan plesteran, sedangkan pekerjaan cat disesuaikan dengan
BAB pekerjaan pengecatan.
c. Sebelum dimulai pekerjaan pengecatan harus dibuat mock upnya minimal seluas 1 x 1 m.
d. Spesifikasi material cat dinding :
 Jenis : - Wheatershield untuk dinding luar
- Vinyl acrylic untuk Gdg dalam dengan cat dasar yang direkomended oleh Spec. Cat
 Merk/Produksi : Ex Vinilex
 Pengecatan : 3 lapis
6
 Warna : ditentukan kemudian.

6. PEKERJAAN PLAFOND
6.1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengadaan dan penyediaan semua tenaga kerja, peralatan, bahan - bahan dan pemasangan semua langit -
langit sesuai dengan gambar dan persyaratan.

Pekerjaan ini meliputi :


a. Plafon dari Gypsum flat

6.2. Sebelum pekerjaan pemasangan Plafond dimulai maka :


a. Pelaksana Pekerjaan diwajibkan mengadakan pengecekan/pemeriksaan kembali pekerjaan-pekerjaan yang erat
hubungannya dengan pekerjaan langit-langit ini, untuk ini diwajibkan adanya kerja sama (koordinasi) yang baik
dengan Pelaksana Pekerjaan lain yang telah disetujui Konsultan Pengawas.
b. Pemasangan boleh dikerjakan setelah semua pekerjaan dan peralatan-peralatan yang terdapat di dalam langit-langit
(seperti pemipaan, pengabelan, alat-alat penggantung plafond dan pekerjaan instalasi lain) sudah siap dan selesai
dikerjakan serta sudah ditest.
c. Pelaksana Pekerjaan harus memberikan contoh-contoh bahan terlebih dahulu untuk disetujui dan diparaf Konsultan
Pengawas.
d. Pelaksana Pekerjaan harus menyerahkan “Shop drawing” untuk disetujui dan diparaf Konsultan Pengawas.

6.3. Plafond Gypsum Board Flat


a. Ukuran : sesuai gambar rencana, tebal 9 mm.
b. Produksi : Jaya Board/Thai Gypsum atau Setara
c. Rangka+Penggantung : besi hollow 4 x 4 cm + kawat baja penggantung.
d. Plint : Jaya Board dan Setara (Gypsum Board)
e. Finishing : Cat setara Vinilex
f. Flush Joint : Top bond dan Base bond 60 + kassa
g. Penempatan : sesuai gambar rencana.

Pemasangan :
 Dilakukan pengukuran secara teliti untuk melayout sistem rangka plafon, jalur utilitas : kabel listrik untuk
penerangan dan penempatan AC split.
 Rangka plafond besi hollow digantung pada balok beton dengan kawat penggantung.
 Kawat penggantung dikaitkan dengan pelat besi yang dipaku dengan paku ramset ke plat beton.
 Rangka plafond besi hollow tertanam pada balok beton yang di sekrup pada dudukan paku ramset/dynabolt.
 Gypsum board yang dipasang harus dipilih yang baik, tidak cacat, tergores, bengkok dan penyok dan telah
mendapat persetujuan konsultan.
 Hasil akhir, sambungan antara gypsum board tidak terlihat celah, permukaan rata dan halus.
 Sekeliling sisi tepi plafond ditutup dengan list gypsum yang bentuk profilnya ditentukan kemudian.

7. PEKERJAAN KUSEN PINTU/JENDELA DAN KACA


7.1. Ketentuan Umum
Pekerjaan kusen meliputi :
- Kusen, Pintu dan Jendela
Sebelum pelaksanaan pekerjaan dan pemasangan kusen dilakukan, maka :
 Pelaksana Pekerjaan wajib mengadakan pemeriksaan pengukuran di lapangan agar ukuran kusen alumunium yang
akan dipasang sesuai dengan keadaan di lapangan.
 Pelaksana Pekerjaan

7
 Harus membuat shop drawing yang disetujui Pengawas/Arsitek.
 Pelaksana Pekerjaan harus mengajukan terlebih dahulu contoh-contoh bahan yang akan digunakan dan membuat
contoh-contoh Konstruksi dan mock up yang memperlihatkan hubungan kusen dengan kaca, jendela, pintu, lengkap
dengan engsel, kunci, sealant dan perlengkapan lain yang diperlukan sesuai spesifikasi dan gambar untuk mendapat
persetujuan Perencana/Arsitek.
 Bahan yang cacat tidak boleh digunakan.
 Bahan yang dipasang harus sesuai shop drawing dan contoh yang sudah disetujui Pengawas/Arsitek.

7.2. Lingkup Pekerjaan


Meliputi penyediaan bahan-bahan kusen, daun jendela, jalusi alumunium, kaca dan seluruh bahan yang diperlukan
termasuk hardwarenya, persiapan/pembersihan lantai/dinding yang akan dipasang kusen, penyetelan, serta pemasangan
kusen/pintu/jendela dan kaca beserta hardwarenya sehingga terpasang rapi dan memenuhi persyaratan yang
diharapkan.
Bahan-bahan tersebut harus sesuai dengan gambar rencana, baik yang tergambar maupun yang tidak tergambar namun
merupakan bahan yang disyaratkan untuk pekerjaan kusen pintu dan jendela tersebut.

7.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


 Sebelum melaksanakan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan
kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, layout/penempatan, cara
pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
 Sebelum pemasangan, penimbunan bahan-bahan jendela ditempat pekerjaan harus ditempatkan pada ruang/tempat
dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
 Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka dan penguat lain yang diperlukan sehingga terjamin
kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapian terutama untuk bidang-bidang tempat tidak boleh ada cacat
bekas penyetelan.
 Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.

7.4. Pekerjaan Kusen dan Jendela Alumunium


a. Bahan :
 Rangka : Alluminium framing system.
 Ukuran :10 cm (pemakaian lebar bahan sesuai yang ditunjuk dalam gambar)
 Sambungan sudut : Adu manis.
 Perlengkapan per unit kusen Alluminium
1. 3 engsel built in disekrup, kuat rapi dan tersembunyi.
2. Pelat penahan (spreader bar) sementara dibagian bawah kusen untuk menjaga agar kusen tetap siku dan
terpasang rapi
 Profil : Sesuai yang ditentukan dalam gambar.
Bukaan belakang :
 Warna : Putih (Powder coting), sesuai dengan ketentuan pabrik.
b. Pelaksanaan :
 Pemasangan pintu dengan perlengkapannya harus dilakukan oleh tenaga ahli dan berpengalaman dibidang
tersebut dengan persetujuan Pemberi Tugas.
 Pintu harus lurus, tidak boleh melengkung atau cacat, sudut-sudut harus siku benar.
 Detail-detail harus sesuai gambar atau petunjuk Konsultan Pengawas.

c. Pemasangan :
 Sebelum memulai pelaksanaan kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar dan kondisi dilapangan (ukuran
dan peil lubang) serta membuat contoh jadi untuk semua detail sambungan dan profil alluminium yang
berhubungan dengan system konstruksi bahan lain.

8
 Dengan menggunakan alat “water pass” kusen diposisikan berdiri tegak kemudian ditahan agar tidak bergerak
dan tetap tegak
 Semua frame / kusen baik untuk dinding, jendela dan pintu dikerjakan secara fabrikasi dengan teliti sesuai
dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.
 Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup, rivet, stap dan harus cocok.
 Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti karat / stainless steel, sedemikian rupa
sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar 1000
kg/cm².
 Toleransi pemasangan kusen alluminium disatu sisi dinding adalah 10 – 25 mm yang kemudian diisi dengan
beton ringan/grout.
 Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan standard dalam :
 SII-0405-08
 ASTM-American Society for Testing Material :
- ASTM-B 221 - Alumunium extrusion
- ASTM-B 209 - Alumunium alloy sheets and plates
- ASTM-A 36 - Structural Steel
- ASTM-B 308 - Alumunium alloy
 JIS-Japanese Industrial Standard :
- JIS-H 8001 - Anodic Coating
- JIS-A 4706-1980 - Air tightness
 Sertifikat & garansi bahan yang digunakan agar diserahkan pada Pengawas.
 Pemasukan :
 Shop drawing :
- Pelaksana Pekerjaan menyiapkan shop drawing yang memperlihatkan tampak, detail, profil, lokasi
sambungan, sambungan antar material dan lain-lain
- Gambar-gambar tersebut mencakup :
1. Spesifikasi
2. Drainase
3. Sistim Angkur
4. Penguatan
5. Hubungan dengan struktur bangunan
- Pelaksana Pekerjaan merencanakan sistim/metode pemasangan yang memperhitungkan lendutan yang
disebabkan oleh beban, tekanan angin dan sebagainya yang sesuai dengan rekomendasi pabrik dan
peraturan.
 Contoh / Mock-up :
- Siapkan contoh dari tiap tipe dan warna alumunium termasuk angkur, intersection dan lain-lain.
- Pelaksana Pekerjaan harus membuat mock-up untuk pengetesan.
 Laporan test :
Siapkan laporan test dari laboratorium yang independen.
Test meliputi :
- Air leakage ASTM E-283-91
- Water penetration ASTM E-331-86
STM E-547-86
- Struktural performance ASTM E-330-90

d. Bahan-Bahan dan Produk


Produsen : Alexindo.
 Bahan

9
Extrusi dengan billet utama standart A 6063s T5 memenuhi ASTM B 209, dan pelat dengan alloy 1100 atau S005
H16.
 Sistim : Standard
Ukuran : memenuhi perhitungan teknis
Tebal : Minimal 1,8 mm
Finish : Anodize sistim analog, tebal 22 mikron
Warna : Putih (Powder coting)
 Persyaratan teknis :
 Beban angin : - positif : 1p kgf/m2
- negatif : 1,5p kgf/m2
 Ketahanan kebocoran air : 160 kgf/m2
 Ketahanan kebocoran udara : 0,015 – 0,66 m3/jam.m
 Nilai lendutan
Horizontal = maximum 1/150 x bentangan atau kurang dari 19 mm
Vertikal = maximum 1/200 x bentangan.
 Bahan rangka dan anker :
 Rangka galvanis steel, tebal lapisan 20 mikron.
 Rangka alumunium struktural
 Profil disesuaikan dengan kebutuhan
 Ankur dari bahan galvanis steel.
 Bahan persyaratan teknis lainnya :
 Joint backer :
Bahan : Polyethelene
Kepadatan : 65-95 kg/m3
Sifat : tidak meyerap air
 Neoprene :
Bahan : dari jenis extrussion
Kekerasan : 60 x 80 Durometer
Sifat : tahan terhadap sinar matahari dan oksidasi
 Setting Block : EPDM
Kekerasan : 70 Durometer
Digunakan untuk kaca
 Silicon, general purpose standart pabrik
 Standart alat pemasangan, anti karat, pengisi lainnya disesuaikan dengan standart pabrik
 Kaca sesuai dengan standard pabrik.
e. Pelaksanaan
 Sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan diwajibkan terlebih dahulu membuat shop
drawing sistem lengkap dengan ;
 Tipe dari tampak/façade
 Detail-detail ankur dan sambungan alumunium
 Pemasangan sealant, gasket dan kaca
 Detail pertemuan alumunium dengan komponen lain.
 Ukuran-ukuran dan lain sebagainya.
 Pemasangan harus dilaksanakan oleh Pelaksana Pekerjaan yang mempunyai pengalaman spesialis dibidang
pekerjaan alumunium dan mempunyai tenaga-tenaga ahli berpengalaman minimal lima tahun kerja khusus
pekerjaan tersebut dengan menunjukkan surat referensi pengalaman.
 Pekerjaan ini harus dilaksanakan prefabrikasinya pada workshop yang lengkap dengan peralatan/mesin-mesin
khusus untuk pekerjaan ini sehingga dapat menghasilkan pekerjaan yang tepat dan akurat. Bila diperlukan work
shop dapat ditinjau oleh Pengawas.
 Penyekrupan dipasang dengan sekrup stainless steel dan tidak terlihat dari luar.
10
 Sambungan harus kedap air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap angin.
 Detail-detail pada setiap pertemuan harus rapat, rapih, rata dan bersih dari goresan-goresan / cacat.
 Pada setiap pertemuan alumunium dengan beton, dinding dan sebagainya harus diberi lapisan kedap air yang
memakai sealant.
 Sambungan horizontal maupun vertikal, sambungan sudut maupun silang dan kombinasi profil alumunium harus
dipasang sempurna.
 Celah-celah antara kaca dan alumunium harus dipasang/ditutup dengan sealant. Pemasangan sealant harus
dapat dijamin tidak akan terjadi kebocoran diakibatkan air hujan maupun udara luar.

8. PEKERJAAN PENGUNCI DAN PENGGANTUNG


8.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan meliputi pengadaan dan pemasangan seluruh alat penggantung, pengunci dan kelengkapannya serta
pengadaan tenaga kerja dan alat-alat untuk terselenggaranya pekerjaan ini.

8.2. Sebelum Pekerjaan Pengunci & Penggantung dimulai maka :


a. Pekerjaan harus dilakukan oleh tenaga ahli yang
berpengalaman dalam bidang tersebut dengan persetujuan Direksi.
b. Pelaksana Pekerjaan harus memberikan contoh-
contoh terlebih dahulu untuk disetujui dan diparaf Direksi.
c. Pelaksana Pekerjaan diwajibkan mengajukan gambar
rencana tata letak dengan nomor unit masing-masing serta “key control schedule” berdasarkan gambar denah
(Arsitektur) perlantai yang telah ada.
d. Di dalam schedule tersebut terlihat :
 Nomor-nomor pintu yang harus diberi kunci.
 Type-type bahan/kunci yang akan dipasang.
 Arah pembukaan/arah kunci.
 Bagian-bagian yang menyatakan pintu-pintu khusus.
e. Pelaksana Pekerjaan harus merupakan agen/dealer resmi yang ditunjuk oleh pabrik (harus bisa memperlihatkan
surat penunjukkan sebagai agen/dealer resmi), untuk bisa bertanggung jawab terhadap pemeliharaan dan after sales
service.

8.3. Persyaratan
a. Semua perlengkapan pengunci dan penggantung
dipakai produksi luar negeri dari kwalitas terbaik merk SOLID atau setara.
b. Warna akan ditentukan kemudian oleh Pemberi
Tugas.
c. Jenis kunci yang dipakai harus sesuai dengan type
pintu atau jenis ruangannya. Kontraktor harus mengajukan terlebih dahulu di dalam key control schedule.
d. Semua peralatan pengunci dan penggantung harus
mempunyai “Fire Rating” minimum 2 jam.

8.4. Kunci-kunci
Semua kunci pintu ruangan harus dilengkapi dengan 3 anak kunci. “ Dead Lock” harus dari jenis cylinder dan sesuai untuk
digabung dengan “Lockcase” dalam sistim penguncian “Master Key”. “Lockcase” harus mempunyai “Dead Bolt” yang
dapat digerakkan oleh “Handle” (Lever Handle) maupun anak kunci.
Merk ; setara SOLID.
Pemasangan :
a. Pintu Dalam (frame plywood lapis HPL)
 Handle pintu : HRE 61.69

11
 Engsel : Stainless steel
 Kunci & silinder : SWING LOCKCASE LC 121 WL-40 + DOBEL CYLINDER DC 02-60 SCR
Semua assessori di atas setara Solid
b. Pintu WC
 Handle : HRE 61.60
 Engsel : Stainless steel
 Kunci & silinder : SWING LOCKCASE LC 121 WL-40 + DOBEL CYLINDER DC 02-60 SCR
c. Jendela Engsel (jingkit/top hung)
 Engsel : Stainless steel
 Kunci : Rambuncis
 Merk : Setara SOLID

8.5. Pemasangan
a. Semua pemasangan harus dikerjakan dengan peralatan yang sesuai serta secara baik dan memenuhi syarat teknis
pabrikan; pemasangannya harus mengikuti gambar rencana tata letak dan memenuhi “Key Control Schedule”.
b. Selama pekerjaan berlangsung harus dijaga agar peralatan kunci dan penutup pegas terlindung dari goresan,
kerusakan dan cipratan cat.
c. Selama masa pelaksanaan, anak-anak kunci asli tidak boleh dipergunakan dan semuanya harus tersimpan dalam
almari penyimpan anak kunci.
d. Sekrup-sekrup harus ditanam rapi tanpa merusak daun pintu, kusen maupun alat-alat penggantung dan pengunci itu
sendiri.
 Pemasangan yang tidak rapi dan menimbulkan cacat-cacat harus diperbaiki dan diganti atas beban Pelaksana
Pekerjaan sendiri.

9. PEKERJAAN KAYU
9.1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi penyediaan dan pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan sehubungan dengan pekerjaan kayu
kasar, kayu halus dan lain-lain sesuai dengan gambar-gambar dan persyaratan teknis ini.
Pekerjaan kayu halus meliputi Pintu dan lain-lain. Pekerjaan kayu kasar meliputi pemasangan kelos-kelos, bekisting dan
pekerjaan kayu lain yang tidak disyaratkan secara khusus dalam persyaratan ini.

9.2. Kwalitas, Kelembaban dan Jenis Kayu


a. Kwalitas
Semua kayu untuk jenis yang ditentukan harus dari jenis kwalitas baik, tua, tidak ada getah, kering udara dan tidak
ada cacat/celah, mata kayu yang besar/mati, susut pinggirnya bekas dimakan bubuk dan cacat lainnya yang parah
dan harus sudah dikeringkan paling sedikit 3 bulan.
b. Kelembaban (Moisture Content)
Kelembaban kayu yang dipakai untuk pekerjaan kayu yang didalam dan pekerjaan kayu halus kurang dari 15% dan
untuk pekerjaan kayu kasar kurang dari 20% dan mengalami pengawetan kayu dengan proses woll mannit CB
campuran 5 gram/liter air dan dikeringkan sehingga tercapai pengawetan penuh dengan metode vacuum.
Kelembaban tersebut diatas ditentukan untuk kayu yang dikirim ketempat pekerjaan, yang harus tetap dipertahankan
nilai kelembabannya hingga bangunan selesai.
c. Jenis Kayu
Dalam syarat-syarat khusus beserta Uraian dan Syarat-syarat Daftar Kayu juga termasuk dengan disebutkan bahan-
bahan untuk macam-macam tempat pekerjaan Jenis Kayu selain telah ditentukan dalam daftar tersebut, akan
dipertimbangkan juga jenisnya memenuhi syarat dan mutu untuk penggunaan yang dimaksud. Contoh-contoh harus
dikirimkan terlebih dahulu dan memerlukan persetujuan Konsultan Perencana.
Untuk pemakaian-pemakaian khusus yang tidak tercantum dalam daftar tersebut diatas, harus digunakan jenis yang
ditentukan untuk pekerjaan-pekerjaan yang sebanding.
d. Pengukuran
12
Kayu kasar yang belum dikerjakan harus menurut ukuran-ukuran yang ditentukan kecuali sedikit variasi atau
perubahan dalam menggergaji, dapat diterima. Kayu kasar harus diketam, dibor atau jika tidak dikerjakan dengan
mesin menurut ukuran-ukuran dan bentuk yang tertera dalam gambar. Dimana ukuran-ukuran nominal telah
disebutkan untuk kayu yang sudah dikerjakan maka potongan (kekurangan) sebanyak 3 mm diperbolehkan untuk tiap
permukaan yang sudah dikerjakan.
e. Permukaan Luar
Semua pekerjaan kayu halus yang akan kelihatan permukaannya yang sudah jadi ( finish) harus dikerjakan pada
permukaannya dengan baik, kecuali jika ada penentuan lain. Semua kayu untuk pekerjaan kayu kasar dibiarkan bekas
gergajiannya, kecuali jika ditentukan untuk dikerjakan.
f. mata-mata kayu
Jika terdapat mata kayu yang mulus (keras) pada salah satu permukaan kayu yang akan dicat, asalkan mata kayu itu
diameternya tidak lebih dari 4 cm dan tidak memenuhi lebih dari setengah permukaan kayu tersebut, maka mata kayu
yang kecil, mulus dan keras dapat diterima.
a. Pengawetan Kayu
Semua pekerjaan kayu harus di “treatment”/diawatkan dengan vacuum pressure impregnated dengan mesin. Juga
diberi bahan anti rayap.
b. Susut (mengkerut)
Persiapan penyambungan dan pemasangan semua pekerjaan kayu halus sedemikian rupa hingga susut dibagian
mana dan kearah manapun tidak akan mengurangi (mempengaruhi) kekuatan dan bentuk dari pekerjaan rusaknya
bahan-bahan yang bersentuhan.
c. Pembuatan
Pelaksana Pekerjaan harus melaksanakan semua pekerjaan seperti mempasak, memahat, menyetel (memasang),
membuat lidah-lidah lobang pasak, sponning dan lain-lain pekerjaan yang diperlukan untuk menyambung kayu
dengan baik. Ia juga harus menyediakan pelat-pelat logam, sekrup-sekrup, paku-paku dan lain-lain pasangan yang
mungkin diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan kayu halus yang ditentukan, dengan baik. Kontraktor juga harus
melakukan segala persiapan-persiapan yang diperlukan untuk konstruksi semua rangka, lapis-lapis dan sebagainya.
Dan pemasangan-pemasangan serta penyangganya pada bangunan.
d. Kayu Bekisting
Pekerjaan kayu bekisting dalam segala hal harus mengikuti persyaratan pekerjaan beton.

9.3. Pintu
a. Syarat Umum
Pintu yang rata (flush) harus berongga (semi solid core) dengan rangka kamper oven kwalitas I dan ditutup pada
kedua permukaannya dengan plywood yang tebalnya paling sedikit 6 mm. Finish menggunakan HPL. Pintu-pintu
tersebut harus dibuat dengan ukuran dan detail yang diberikan dalam gambar yang bersangkutan.
Untuk seluruh pintu toilet menggunakan bahan PVC bagian dalamnya maupun bagian luar, dengan warna ditentukan
kemudian oleh Direksi. Persyaratan lain sesuai spesifikasi pakerjaan pintu kayu dalam buku ini. Kusen harus
menggunakan kayu kamper oven kwalitas I.
b. Penyempurnaan (finish)
Pintu harus betul-betul persegi dan datar. Permukaan-permukaan yang kelihatan harus lurus, tidak ada bekas-bekas
mesin dan selesai siap dengan baik.

9.4. Memperbaiki Pekerjaan Yang Tidak Sempurna


Semua pintu dan jendela harus dapat ditutup dan dibuka dengan bebas tetapi tidak longgar, tanpa macet atau terlambat
dan semua kunci dan engsel harus cocok dan dapat bekerja dengan wajar. Bilamana terjadi bahwa pekerjaan-pekerjaan
tersebut menjadi mengkerut atau bengkok atau kehilangan ada cacat lainnya pada pekerjaan kayu yang halus atau kasar
sebelum masa pemeliharaan berakhir maka pekerjaan yang cacat tersebut harus dibongkar dan diganti hingga Pemberi
Tugas merasa puas dan pekerjaan-pekerjaan lainnya yang terganggu akibat pembongkaran tersebut harus dibetulkan
atas biaya Kontraktor.

13
9.5. Pembersihan
Bersihkan semua tatal-tatal, puntung-puntung kayu dan kayu-kayu bekas dari seluruh bangunan sewaktu-waktu secara
teratur dan sampah harus disingkirkan serta dimusnahkan.

9.6. Pengawetan
Semua kayu yang akan terpasang seperti tersebut pada butir 11.2 harus diawetkan terhadap penyusunan (oven) dan
rayap (dianti rayap).

10. PEKERJAAN PENGECATAN


10.1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengecatan untuk semua permukaan kayu, plesteran/acian dan lain-lain permukaan yang tersebut dalam
gambar.

10.2. Ketentuan Umum


Semua bahan-bahan cat harus diperoleh dari agen resmi yang telah disetujui, yang jika dikehendaki dapat memberikan
seluk beluk keterangan mengenai bahan tersebut dan prosesnya.
Semua cat harus dipergunakan dan dipulaskan betul-betul sesuai dengan instruksi pabriknya. Juga plamir dan cat
dasarnya harus dikeluarkan oleh pabrik yang sama untuk masing-masing lapisan pemakaian. Kaleng yang diisi cat harus
diaduk benar-benar sebelum dituangkan ke ketel dan dipulaskan menurut aturan dari pabriknya. Jangan sekali-kali
mencampurkan bahan pengering atau bahan-bahan lain ke dalam cat, jika tidak disarankan atau dikehendaki oleh pabrik
cat tersebut. Pelaksana Pekerjaan harus dapat membuktikan bahwa bahan yang dipakai adalah asli, tidak palsu, dengan
menunjukkan surat jaminan dari pabrik, sesuai volume pekerjaan yang disupply.

10.3. Daftar dan Persyaratan Bahan


Setelah kontrak ditanda tangani, tidak kurang dari 2 bulan sebelum memulai pekerjaan pengecatan. Pemborong harus
mengajukan daftar dari semua bahan-bahan yang akan ia pakai untuk pekerjaan pengecatan dan dekorasi, kepada
Direksi.
Semua bahan yang dipakai dalam pekerjaan ini meliputi plamir, cat merk setara ICI, Vinilex, dan harus disetujui/diparaf
Konsultan Pengawas.
Bahan
a. Cat Tembok
 Merk : ICI Dulux dan Vinilex
 Dinding dalam/interior : Jenis vinyl Acrylic Emulsion
 Dinding luar/Exterior : Jenis Weathershield
 Warna : Ditentukan kemudian oleh Direksi/Arsitek
 Cat Dasar : Jenis Alkali, Resisting Primer A
 Plamir : Jenis Acrylic Wall Filler A 931
 Pengencer : Air Bersih, makimum 205
 Daya Sebar : 12 m2/liter
 Pengecatan ulang : setelah 2 jam
 Pengecatan : minimal 3 lapis atau sampai disetujui Konsultan Pengawas
b. Cat Kayu/Besi
 Merk : EMCO, AVIAN
 Jenis : Super Gloss
 Warna : Ditentukan kemudian oleh Pemberi Tugas.
 Meni : - Acrylic Primer undercoat untuk kayu
- Quick Drying Metal Primer Chromate untuk besi.
 Pengencer : Thinner yang direkomendasikan

14
 Daya Sebar : 16 m2/liter
 Pengecatan Ulang : setelah 16 jam
 Pengecatan : Minimal 2 lapis atau sampai disetujui Konsultan Pengawas

10.4. Pemilihan Warna


Semua warna harus disetujui oleh Pemberi Tugas, dan Pelaksana Pekerjaan harus mengadakan contoh warna-warna
untuk disetujui .

10.5. Persiapan Umum


Sebelum meneruskan pekerjaan pengecatan, lantai harus dicuci seluruhnya dan dijaga agar tidak ada debu beterbangan.
Semua permukaan yang akan dicat harus dipersiapkan sesuai dengan cara yang disetujui dan diuraikan dalam bab-bab
yang relevan. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, harus disediakan banyak lap bersih.

10.6. Persiapan dan Pengecatan Pekerjaan Plesteran /Acian


Plesteran harus diberi waktu secukupnya-cukupnya untuk mengering dan jangan dipulas ( dicat ) sampai permukaannya
betul-betul kering. Semua pekerjaan plesteran atau semen yang cacat harus dipotong dan diperbaiki dengan plesteran
dari jenis yang sama. Retak-retak sedikit harus ditambal dengan penambal keras.
Retak-retak yang lebar harus dipotong dengan pinggirannya dan ditambal dengan plesteran baru, sehingga pinggir-
pinggirnya bersambung menjadi rata dengan plesteran sekelilingnya. Sebelum permukaan plesteran diberi 1 lapisan cat
dasar yang tahan alkali, debu yang menempel pada permukaanya harus dibersihkan dengan lap yang dibasahi dengan
air bersih, lalu dikeringkan.

10.7. Steger
Untuk pelaksanaan pekerjaan,steger-steger harus disediakan secukupnya, sesuai dengan kebutuhan, sehingga
pekerjaan dapat dilaksanakan dengan sempurna.

10.8. Keahlian
Pekerjaan mengecat hanya boleh dilakukan oleh tenaga yang sudah ahli dan berpengalaman dalam bidang ini.
Seorang mandor yang benar-benar cakap harus selalu mengawasi di tempat tersebut selama pekerjaan dilaksanakan.

10.9. Pembersihan
Selesai pekerjaan ini, bidang-bidang cat dibersihkan dari kotoran/debu, lantai kerja dibersihkan dari bekas-bekas
cat/melamik.

11. PEKERJAAN WATERPROOFING


11.1. Lingkup Pekerjaan
a. Meliputi pengadaan seluruh bahan, tenaga kerja, peralatan dan pelaksanaan pekerjaan waterproofing dan
pencegahan kelembaban perembesan uap air.
b. Pekerjaan meliputi pemasangan waterproofing pada semua bidang beton yang berhubungan langsung dengan
udara luar/air seperti bidang atap beton oversteak /canopy beton, talang beton, dan bagian dalam, semua toilet yang
tercantum dalam gambar, atau Bill of Item.

11.2. B a h a n
Bahan yang digunakan:
a. Sejenis bubuk yang dicampur dengan cairan dengan perbandingan tertentu untuk kemudian di coating ke
permukaan/bidang yang akan dilapisi, merk setara Sika Top – 107 Plus.
Digunakan untuk atap/overstek/canopy/talang beton, bagian luar Ground Tank dan dak beton lain yang langsung
berhubungan dengan udara luar.

15
b. Pelaksana Pekerjaan harus terlebih dahulu mengajukan contoh-contoh bahan dan perlengkapan/penunjangnya
untuk mendapatkan persetujuan dan paraf dari Konsultan Pengawas.
c. Pemasangannya harus dilakukan oleh tenaga ahli dan perpengalaman dalam bidang tersebut, dengan
persetujuan/arsitek dan dilaksanakan sesuai dengan syarat-syarat teknis yang dikeluarkan oleh pabrik.
d. Sebelum dipasang lapisan waterproofing, permukaan dak beton harus telah dibuat rata dan kering dengan
kemiringan  1 % kearah saluran pembuangan air hujan.
e. Sebelum diplester beton asal harus dikasarkan dan dijenuhkan dengan air ( minimal 3 jam ) serta diberi bond coat
minimal slurry air semen.
f. Sebelum pemasangan waterproofing, keliling lubang saluran pembuangan air hujan dan kropos-kropos harus
diperbaiki dengan non-shrink mortar. Batas-batas yang tajam ( antara lipsplank dengan atap ) harus dibuat lengkung
serta seluruh permukaan atap harus dilapisi dengan pasta pelekat khusus ( primer , setara pasta imper 66 ) tidak
kurang dari 150 cc per meter persegi yang diencerkan dengan air 150 cc.
g. Pemasangan waterproofing dengan overlap 10 cm serta pada dinding vertical dinaikkan 30 cm untuk vertical harus
dilindungi dengan metal flashing yang ujungnya ditutup dengan sealent untuk dilindungi dengan adukan.
Untuk atap dak beton di atas waterproofing yang sudah dipasang harus diberi 0,2 mm polyethylene sheet atau plastik
terlebih dahulu untuk kemudian diberi plesteran ( screed ) dengan ketebalan minimal 3 cm dan diberi tulangan kawat
ayam. Untuk mengurangi retak-retak, plesteran tersebut dibuat kotak-kotak 2 m 2 m dan celahnya diberi fleksible
joint sealent yang direkomendasi pabrik dan disetujui Konsultan Perencana.
Lebar celah 0,6 cm dengan kedalaman 1 cm.
h. Brushcrete dilaksanakan dengan cara mencampurkan Powder Bruscrete dengan air yang sudah mengandung
larutan SB Bonding Agent, sehingga menjadi seperti pasta.
Kemudian dikwaskan 2 pada beton yang sudah cured, bersih, kasar dan jenuh air.
Coating ke 2 dengan arah melintang menunggu jika coating ke 1 dengan arah membujur sudah cured ( minimal 24
jam ). Pemakaian rata-rata 2,0 kg setiap m2/2 coat.
Untuk pekerjaan dinding Kamar Mandi dengan dinding pemasangan bata, waterproofing Bruscrete harus dipasang
diatas plesteran ( tidak diaci ) dan sampai ketinggian  0,50 m dari beli jadi.
i. Sebelum dipasang finishing, waterproofing harus dibiarkan sampai 48 jam untuk kemudian dites dengan merendam
dengan air.

12. PEKERJAAN HALAMAN


12.1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan dan peralatannya harus terlaksananya pekerjaan halaman di sekelilingi
bangunan :
a. Pekerjaan jalan lingkungan
b. Pekerjaan Taman
c. Pekerjaan Pos Jaga
d. Pekerjaan Pagar tembok samping
e. Pekerjaan lain sesuai tercantum pada gambar.

12.2. Pekerjaan Jalan Lingkungan


a. Lingkup Pekerjaan :
Meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja dan peralatan hingga terlaksananya pemasangan Rabat beton atau paving
block.
b. Bahan-bahan :
Jalan lingkungan : Menggunakan Rabat beton dengan tebal disesuaikan level yang sudah ada
c. Pemasangan :
 Pekerjaan harus dilaksanakan oleh tenaga ahli dan berpengalaman dalam bidang tersebut
dengan persetujuan Pemberi Tugas.
 Sebelum pekerjaan dimulai, Pelaksana Pekerjaan harus memeriksa bagian-bagian jalan yang
rusak untuk diperbaiki dan juga memeriksa peil/ketinggian yang dibutuhkan agar tidak terjadi genangan.

16
 Untuk pekerjaan yang masih tanah harus dipadatkan dahulu sebelum diurug dengan pasir, Pasir
yang digunakan harus pasir yang tajam dan bersih, dengan kadar tanah tidak lebih dari 3 % dan tidak lebih dari
10 % yang merupakan pasir beton. Pasir yang digunakan dengan ketebalan minimal 5 cm, kemudian dicor
beton hingga rata atau disamakan dengan level jalan yang sudah ada.

13. PEKERJAAN LAIN-LAIN


13.1. Pekerjaan Logam
a. Meliputi semua logam mengandung besi seperti angkur-angkur, baut, keeling, pipa dan pelat baja, dan sebagainya.
b. Bahan harus dengan kualitas terbaik yang ada untuk sejenisnya.
c. Pelaksana Pekerjaan harus mengajukan contoh-contoh yang memperlihatkan kualitas dalam penjelasan untuk
dijadikan standard dalam pekerjaan tersebut, dan harus mendapat persetujuan dan paraf dari Konsultan Pengawas.
d. Semua bahan yang digalvanisir harus terlindung secara celup panas (hot deep coated) karat yang disetujui konsultan
perencana. Selesai pemasangan bahan yang tempat-tempat yang tergores, bekas pengelasan dan sebagainya.
e. Permukaan yang bersifat karat harus dicat dengan cat pelindung yang baik.
f. Permbakaran di bengkel ataupun dilapangan harus dengan hasil baik dan dengan persetujuan direksi.
g. Pemotongan dengan membakar dibengkel harus standar, semua penjelasan, kecuali ditujnjuk lain harus memakai las
listrik.
h. Semua permukaan logam non arsitektural harus mengalami “shop priming”, kecuali dimana permukaan tersebut
ditanam dalam beton.
i. Semua permukaan baja, baut dan alat penyambung lain yang diapakai harus dilindungi dari serangan karat.
j. Perlindungan diadakan dengan pemberian lapisan cat/menie.
k. Sebelum dicat semua permukaan baja harus disikat dengan kawat baja sehingga betul-betul bebas dari karat.
l. Dimana bahan logam non arsitektural berhubungan dengan bahan lain terutama yang menghisap air atau bahan
basah, maka bahan lain tersebut harus diberi lapisan pelindung sehingga tidak merusak logamnya.
m. Dalam segala hal, pekerjaan logam non arsitektural harus mengikuti dan memenuhi persyaratan pekerjaan struktur
baja.

13.2. Pekerjaan Sealant


a. Pekerjaan meliputi pemasangan sealant pada kaca cermin, alat-alat sanitair dan bagian-bagian lain seperti tercantum
pada gambar/persyaratan teknis.
b. Pelaksana Pekerjaan diwajibkan mengajukan contoh bahan yang akan dipakai untuk mendapat persetujuan direksi.
c. Bahan yang dipakai setara merk Dow Corning atau G.E dengan type sesuai dengan fungsinya masing-masing warna
akan ditentukan kemudian oleh Direksi.
d. Semua permukaan sebelum dipasang sealant dibersihkan dengan bahan pembersih khusus (primer) yang juga
mempunyai fungsi untuk menambah daya lekat sealent. Produk yang digunakan sesuai dengan merk sealent.
e. Pemasangan sealent harus rapi, padat, tidak bercelah, tidak bocor, dengan ketebalan maksimum sesuai petunjuk
pabriknya.
f. Untuk Back up material dapat diapakai bahan-bahan karet yang khusus digunakan sebagai back up.

13.3. Alat-alat Sanitair


a. Digunakan ex. Toto.
b. Warna Standard
c. Type yang digunakan adalah sebagai berikut :
 Closet Duduk : CW 631 J - SW 631 JP.
 Wastafel meja : LW 574 J complete kran fairline TX 123 LESN, lavotary Ptrap + avur S 12
100 A, stop kran + fleksible hose 50 cm
 Kran tembok : T23B13
 Jet Washer : TB 19 CSMCR
 Shower Mandi : TX 432 SJN + Kran

17
 Floor Drain : TX 1 AN
d. Memasang alat sanitair harus rapi , lurus dan tepat pada asnya.
e. Pertemuan alat sanitair dengan bahan lain seperti lantai atau dinding keramik harus disealent untuk mencegah retak
dan kebocoran. Sealent yang digunakan harus memenuhi spesifikasi pekerjaan sealent.

14. PEKERJAAN TALANG


14.1. U M U M
a. Lingkup Pekerjaan
 Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga, bahan-bahan dan peralatan yang dipergunakan untuk
melaksanakan pekerjaan perbaikan pemasangan talang air hujan.
 Pekerjaan ini dilaksanakan pada talang bangunan baik vertical maupun horizontal.
b. Pengendalian Pekerjaan
 NI – 3 – 1970
 SII – 0137 – 80
 SII – 0344 – 80
c. Pemasukkan :
 Data Produk
Cantumkan literature dari pabrik yang menjelaskan mengenai material, karakteristik fisik dari pada bahan yang
digulung serta perlengkapannya,termasuk ketebalannya serta finishingnya.
 Kwalifikasi Data
Masukkan data mengenai pelaksana / pemasangan mengenai pengalaman serta proyek-proyek yang pernah
ditanagani dalam pekerjaan talang.
 Pengiriman dan Penyimpanan
Lindungi material dari melengkung, melintir maupun goresan dan diatur agar aliran udara dapat lancar.
14.2. Bahan-bahan dan Produk
a. Talang Tegak :
Talang tegak (vertical) untuk saluran pembuangan air hujan digunakan pipa PVC Ø 4”, kelas A dan AW, setara
produksi WAVIN .
b. Saringan air hujan / roof drain
Dari besi cor sesuai pekerjaan Logam Fabrikasi
c. Contoh-contoh
Sebelum diadakan pemasangan dilapangan, pemborong diharuskan memberikan contoh bahan yang akan
dipakai untuk disetujui oleh Pengawas.
14.3. Pelaksanaan
 Klem antara pipa tegak dibuat sedemikian rupa sehingga tidak mudah lepas.
 Sambungan-sambungan pipa harus sebagaimana yang dijelaskan dalam gambar-gambar.

15. PEKERJAAN PERSIAPAN UNTUK LAHAN BANGUNAN


15.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, alat-alat dan pengangkutan yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan semua: pekerjaan persiapan”, seperti tertera pada gambar rencana dan spesifikasi ini termasuk tetapi
tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut; semua pembersihan dan pembongkaran barang tak terpakai seperti yang
ditentukan Pengawas.

15.2. Umum
Pembersihan, bongkaran dan persiapan daerah yang akan dikerjakan.
a. Pada umumnya tempat - tempat untuk bangunan dibersihkan. Pembongkaran harus dilaksanakan terhadap semua
area bangunan. Sampah yang tertanam dan material lain yang tidak diinginkan di dalam daerah yang akan
dikerjakan harus dihilangkan, kemudian dibakar atau dibuang dengan cara-cara yang disetujui oleh Pengawas.

18
b. Segala pekerjaan pengukuran, persiapan termasuk tanggungan Pelaksana Pekerjaan dan harus mendapat
persetujuan Pengawas.
c. Pelaksana Pekerjaan harus menyediakan alat-alat ukur sepanjang masa pelaksanaan berikut ahli ukur yang
berpengalaman dan setiap kali apabila dianggap perlu siap untuk mengadakan pengukuran ulang.

16. PEKERJAAN ACUAN


16.1. Type
Acuan yang dipergunakan dapat dalam bentuk beton, baja, pasangan bata diplester atau kayu. Lain-lain jenis bahan yang
akan dipergunakan harus mendapat persetujuan Pengawas terlebih dahulu.

16.2. Perencanaan
a. Acuan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan bentuk yang nyata dan cukup kuat
menampung beban-beban sementara maupun tetap sesuai dengan jalannya pengecoran beton. Semua acuan harus
diberi penguat datar dan silang sehingga kemungkinan bergeraknya acuan selama pelaksanaan pekerjaan dapat
dihindarkan ; juga harus cukup rapat untuk mencegah kebocoran bagian cairan dari adukan beton (Mortar Leakage).
Susunan acuan dengan penunjang-penunjang harus diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan dilakukannya
inspeksi dengan mudah oleh Pengawas.
Penyusunan acuan harus sedemikian rupa hingga pada waktu pembongkarannya tidak menimbulkan kerusakan
pada bagian beton yang bersangkutan.
b. Kekuatan penyangga, silangan-silangan, kedudukan serta dimensi yang tepat dari pada acuan adalah merupakan
tanggung jawab Kontraktor.
c. Pada bagian terendah (dari setiap fase pengecoran) dari acuan kolom atau dinding harus ada bagian yang mudah
dibuka untuk inspeksi dan pembersihan.
d. Kayu acuan harus bersih dan dibasahi terlebih sebelum pengecoran. Harus diadakan tindakan untuk menghindari
terkumpulnya air pembasahan tersebut pada sisi bawah.
e. Pada phase ini dilakukan pemasangan pipa dan perlengkapan-perlengkapan lain yang harus tertanam di dalam
beton, dengan catatan bahwa pekerjaan ini jangan sampai merugikan kekuatan konstruksi (lihat BAB 5.7.ayat 1 dari
P.B.I 1971).
f. Setelah pekerjaan diatas selesai dan siap untuk pengecoran, harus diperoleh persetujuan pengawas untuk dapat
melangkah ke pekerjaan selanjutnya.
g. Perencanaan acuan dan konstruksinya harus direncanakan untuk dapat menahan beban-beban, tekanan lateral dan
tekanan yang diizinkan seperti pada “Recommended Practice for Concrete formwork” (ACI.347-68) dan peninjauan
terhadap beban angin dan lain-lain peraturan dikontrol terhadap Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah
setempat.

17. PEKERJAAN BETON BERTULANG


17.1. Lingkup Pekerjaan
Melengkapi semua tenaga, alat-alat dan bahan untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton sesuai dengan gambar-
gambar konstruksi, dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan tambahan dari Arsitek dalam uraian syarat-syarat
pelaksanaan.

17.2. Pedoman Pelaksanaan


Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan-persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar pelaksanaan digunakan
peraturan sebagai berikut :
 Persyaratan umum Bahan Bangunan di Indoneia (PUBI 1982)-NI-33
 Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (NI-2)
 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961 (NI-5)

19
 Peraturan Portland cement Indonesia 1972 (NI-8)
 ASTM C-150 “Spesification for Portland Cement”.
 ASTM C-33 “Standard Specification for Concrete Aggregates”.
 Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat.
 Peraturan Bangunan Nasional 1978
 “American Siciety for Testing and Material (ASTM)”
 “American Concrete Institute (ACI)
 petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan oleh Pengawas.
Peraturan-peraturan yang diperlukan supaya disediakan Pelaksana Pekerjaan di “Site”.

17.3. Keahlian Dan Pertukangan


Pelaksana Pekerjaan harus bertanggung jawab seluruh pekerjaan beton sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
diisyaratkan, termasuk kekuatan, toleransi dan penyelesaiannya.
Khusus untuk pekerjaan beton bertulang yang terletak langsung di atas tanah, harus dibuatkan lantai kerja dari beton
ringan dengan campuran semen : pasir : koral = 1 : 3 : 5. Semua pekerjaan harus dilaksanakan oleh ahli-ahli atau tukang-
tukang yang berpengalaman dan mengerti benar akan pekerjaannya.
Semua pekerjaan yang dihasilkan harus mempunyai mutu yang sebanding dengan standar yang umum berlaku.
Apabila Pengawas memandang perlu, Kontraktor dapat meminta nasihat-nasihat dari tenaga ahli yang ditunjuk Pengawas
atas beban Kontraktor.

17.4. Bahan-Bahan
a. Portland Cement
Digunakan Portland Cement jenis II menurut NI-8 atau type-I menurut ASTM dan memenuhi S.400 menurut
Standart Portland Cement yang digariskan oleh Assosiasi Semen Indonesia (Semen Gresik atau setara).
Merek yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan kecuali dengan persetujuan tertulis dari
Pengawas. Pertimbangan Pengawas hanya dapat dilakukan dalam keadaan :
 Tidak adanya persediaan di pasaran dari merek yang tersebut di atas.
 Pelaksana Pekerjaan memberikan jaminan dengan kualitas yang setaraf dengan mutu semen tersebut diatas.

b. Agregates
Kualitas agregates harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971
Agregates kasar harus berupa batu pecah yang mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat
kekerasannya dan padat (tidak porous). Kadar lumpur dari pasir beton tidak boleh melebihi dari 5% berat kering.
 Dimensi maksimum dari agregates kasar tidak lebih dari 2,0 cm dan tidak lebih dari seperempat dimensi beton
yang terkecil dari bagian konstruksi yang bersangkutan.
 Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah
lempung dan sebagainya.
 Untuk bagian di mana pembesian cukup berat (cukup rumit) digunakan batu pecah.
c. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak , asam alkali, dan bahan-bahan
organis atau bahan- bahan lain yang dapat menurunkan mutu pekerjaan.
Apabila dipandang perlu, Pengawas dapat minta kepada Pelaksana Pekerjaan supaya air yang dipakai diperiksa
di Laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Pelaksana Pekerjaan r.
d. Besi Beton
 Besi beton harus bebas dari karat, sisik dan lain-lain lapisan yang dapat mengurangi lekatnya pada beton.
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, digunakan baja dari jenis BJTD.39 (U-39) untuk tulangan utama kolom.
 Perlengkapan besi beton, meliputi semua peralatan yang diperlukan untuk mengatur jarak tulangan/besi beton
dan mengikat tulangan-tulangan pada setempatnya.
e. Admixture

20
Pada umumnya dengan pemilihan bahan-bahan yang seksama, cara mencampur dan mengaduk yang baik dan cara
pengecoran yang cermat tidak diperlukan penggunaan sesuatu Admixture.
Jika penggunan Admixture masih dianggap perlu, Pelaksana Pekerjaan diminta terlebih dahulu mendapatkan
persetujuan dari Pengawas mengenai hal tersebut.
Untuk itu Kontraktor diharapkan memberitahukan nama perdagangan Admixture tersebut dengan keterangan
mengenai tujuan, data-data bahan, nama pabrik produksi, jenis bahan mentah utamanya, cara-cara pemakaiannya,
resiko-resiko dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu.
f. Penyimpanan
 Pengiriman dan penyimpanan bahan-bahan, pada umumnya harus sesuai dengan waktu dan urutan
pelaksanaan.
Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah/utuh, tidak terdapat kekurangan berat dari apa yang
tercantum pada zak segera sebelah diturunkan dan disimpan dalam gudang yang kering, terlindung dari
pengaruh cuaca, berventilasi secukupnya dan lantai yang bebas dari tanah. Semen masih harus dalam keadaan
fresh (belum mulai mengeras). Jika ada bagian yang mulai mengeras, bagian tersebut masih harus dapat
ditekan hancur dengan tangan bebas (tanpa alat) dan jumlah tidak lebih dari 10% berat. Jika ada bagian yang
tidak dapat ditekan hancur boleh melebihi dari 5% berat, kepada campuran tersebut diberi tambahan semen baik
dalam jumlah yang sama, dengan catatan bahwa kualitas beton yang diminta harus tetap terjamin.
 Besi beton harus ditempatkan bebas dari tanah dengan menggunakan bantalan-bantalan kayu dan bebas dari
Lumpur atau zat-zat asing lainnya (misalnya minyak dan lain-lain).
 Agregates harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah dari satu dan lain jenisnya/gradasinya dan
diatas lantai beton ringan untuk menghindari tercampurnya dengan tanah.

17.5. Kualitas Beton


a. Kecuali yang ditentukan lain dalam gambar, kualitas beton adalah K-275 (tegangan tekan hancur karakteristik untuk
kubus beton ukuran 15 x 15 x 15 cm3 pada usia 28 hari). Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan ketentuan-
ketentuan yang terdapat dalam PBI 1971.
b. Kontraktor harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat kualitas beton ini dengan memperhatikan
data-data pelaksanaan dilain tempat atau dengan mengadakan trial-mixes di Laboratorium yang ditunjuk oleh
Pengawas.
c. Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda diuji menurut ketentuan-ketentuan yang disebut dalam BAB 4.7. dan
4.9. dari PBI 1971 mengingat bahwa W/C factor yng sesuai disini adalah sekitar 0.52 – 0.55 maka pemasukan
adukan ke dalam cetakan benda uji dilakukan menurut BAB 4.9. ayat 3 PBI 1971 tanpa menggunakan penggetar.
Pada masa-masa pembetonan pendahuluan harus dibuat minimum 1 benda uji per 1,5 m3 beton hingga dengan
cepat dapat diperoleh 20 benda uji yng pertama. Pengambilan benda-benda uji harus dengan periode antara yang
disesuaikan dengan kecepatan pembetonan.
d. Pelaksana Pekerjaan harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton yang dibuat dengan disahkan
oleh Pengawas dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai karakteristik. Laporan tertulis tersebut harus
disertai sertifikat dari Laboratorium. Penunjukan Laboratorium harus dengan persetujuan Pengawas.
Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, minimum 5 cm dan maksimum 12 cm. cara pengujian slump
adalah sebagai berikut : contoh beton diambil tepat sebelum dituangkan kedalam cetakan beton (bekisting). Cetakan
slump dibasahkan dan ditempatkan diatas kayu yang rata atau plat beton. Cetakan diisi sampai kurang lebih
sepertiganya. Kemudian adukan tersebut ditusuk-tusuk 25 kali dengan besi diameter 16 mm panjang 30 cm dengan
ujung yang bulat (seperti peluru).
Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya. Setiap lapisang ditusuk-tusuk 25 kali dan
setiap tusukan harus masuk dalamsatu lapisan yang dibawahnya. Setelah atasnya diratakan, segera cetakan
diangkat perlahan-lahan dan diukur penurunannya (nilai slumpnya).
e. jumlah semen minimum 340 kg per m3 beton. Khusus untuk beton kedap air (lantai KM/WC, lantai atap) jumlah
minimum tersebut dinaikkan menjadi 375 kg/m3 beton.
f. Pengujian kubus percobaan harus dilakukan di Laboratorium yang disetujui oleh Pengawas.

21
g. Perawatan kubus percobaan tersebut adalah dalam pasir basah tapi tidak tergenang air selama 7 (tujuh) hari dan
selanjutnya dalam udara terbuka.
Jika dianggap perlu, maka digunakan juga pembuatan kubus percobaan untuk umur 7 (tujuh) hari dengan ketentuan
bahwa hasilnya tidak boleh kurang dari 65% kekuatan yang diminta pada 28 hari.
Jika hasil kuat tekan benda-benda uji tidak memberikan angka kekuatan yang diminta, maka harus dilakukan
pengujian beton setempat dengan cara-cara seperti yang ditetapkan dalam PBI 1971 dengan tidak menambah beban
biaya bagi Pembei Tugas.
h. Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung setelah seluruh komponen adukan masuk
ke dalam mixer.
i. Penyampaian beton (adukan) dari mixer ketempat pengecoran harus dilakukan dengan cara yang tidak
mengakibatkan terjadinya pemisahan komponen-komponen beton.
j. Harus digunakan vibrator untuk pemadatan beton.
Bila menggunakan mixer persyaratan mutu beton, kondisi kelembaban/elastisitas adukan haus memenuhi syarat
pedoman pelaksanaan beton sesuai BAB 2.

17.6. Siar-Siar Konstruksi Dan Pembongkaran Acuan


Pembongkaran acuan dan penempatan siar-siar pelaksanaan, sepanjang tidak ditentukan lain dalam gambar harus
mengikuti BAB 5.8 dan 6.5 dari PBI 1971. siar-siar tersebut harus dibasahi lebih dahulu dengan air semen tepat sebelum
pengecoran lanjutan dimulai. Letak siar-siar tersebut harus disetujui oleh Pengawas.

17.7. Penggantian Besi


a. Pelaksana Pekerjaan harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai dengan apa yang tertera pada
gambar.
Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman Pelaksana Pekerjaan atau pendapatnya terdapat kekeliruan atau
kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian yang ada, maka :
b. Pelaksana Pekerjaan dapat menambah ekstra besi dengan tidak mengurangi pembesian yang tertera dalam gambar;
secepatnya hal ini diberitahukan pada Pengawas untuk sekedar informasi.
c. Jika hal tersebut di atas akan dimintakan oleh Kontraktor sebagi pekerjaan lebih, maka penambahan tersebut hanya
dapat dilakukan setelah ada persetujuan tertulis dari Pengawas.
d. Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian maka perubahan tersebut hanya dapat dijalankan dengan
persetujuan tertulis dari Pengawas.
 Mengajukan usul dalam rangka tersebut di atas adalah merupakan juga keharusan dari Pelaksana Pekerjaan.
 Jika Pelaksana Pekerjaan tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai dengan yang ditetapkan dalam
gambar, maka dapat dilakukan penukaran diameter besi dengan diameter yang terdekat dengan catatan ;
e. Harus ada persetujuan dari Pengawas
f. Jumlah Besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam
gambar (dalam hal ini yang dimaksudkan adalah jumlah luas)
g. Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian di tempat tersebut atau di daerah
Overlapping yang dapat menyulitkan pembetonan atau penyampaian penggetar.
h. Toleransi Besi

Diameter, ukuran sisi (atau jarak antara Variasi dalam berat Toleransi diameter
dua permukaan yang berlawanan) Yang diperbolehkan
Dibawah 10 mm +/- 7 % +/- 0.4 mm
10 mm sampai 16 mm +/- 5 % +/- 0.4 mm
(tapi tidak termasuk diameter 16 mm)
16 mm sampai 28 mm (tapi tidak +/- 4 % +/- 0.5 mm
termasuk diameter 28 mm

17.8. Perawatan Beton

22
a. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat.
b. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus diperhatikan.
c. Beton harus dibasahi secara teratur paling sedikit selama 10 hari setelah pengecoran.

17.9. Tanggung Jawab Pelaksana Pekerjaan


a. Pelaksana Pekerjaan bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi sesuai dengan ketentuan-ketentuan diatas
dan sesuai dengan gambar-gambar konstruksi yang diberikan.
Adanya Pengawas selaku wakil Pemberi Tugas atau Pengawas yang sejauh mungkin melihat/mengawasi/menegur
atau memberi nasihat tidaklah mengurangi tanggung jawab penuh tersebut diatas.
b. Jika Pengawas memberi ketentuan-ketentuan tambahan yang menyimpang dari ketentuan yang telah digariskan di
atas (dan yang telah tertera dalam gambar), maka untuk ketentuan tambahan tersebut adalah menjadi tanggung
jawab Pengawas. Ketentuan tambahan ini harus dilakukan secara tertulis.

17.10. Perbaikan Permukaan Beton


a. Penambalan pada daerah yang tidak sempurna, kropos dengan campuran adukan semen (Cement Mortar) segera
setelah pembukaan acuan, dengan persetujuan dan sepengetahuan Pengawas.
b. Jika ketidaksempurnaan tidak dapat diperbaiki untuk menghasilkan permukaan yang diharapkan dan diterima oleh
Pengawas, maka harus dibongkar dan diganti dengan pembetonan kembali atas beban Biaya Pelaksana Pekerjaan.
c. Ketidak sempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak teratur, pecah/retak, ada gelembung udara, kropos,
berlubang, tonjolan dan yang lain tidak sesuai dengan bentu yang diharapkan/diinginkan.

17.11. Bagian-Bagian Yang Tertanam Dalam Beton


a. Pasang angkur dan lain-lain yang akan menjadi satu dengan beton bertulang.
b. Diperhatikan juga tempat kelos-kelos untuk instalasi.

17.12. Hal-Hal Lain (“Miscellaneous Items”)


Isi lubang-lubang dan bukaan-bukaan yang tertinggal pada beton bekas jalan kerja sewaktu pembetonan.
Jika dianggap perlu dibuat bantalan beton untuk pondasi alat-alat mekanik dan elektronik yang ukuran, rencana dan
tempatnya berdasarkan gambar-gambar rencana mekanikal dan elektrikal.
Digunakan mutu beton seperti yang ditentukan dan dengan penghalusan permukaannya.

17.13. Pembersihan
Jangan dibiarkan puing-puing, sampah sampai tertimbun. Pembersihan harus dilakukan baik dan teratur.

17.14. Contoh Yang Harus Disediakan


a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh material; koral, split, pasir, besi beton dan PC
untuk mendapat persetujuan Pengawas.
b. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Pengawas akan dipakai sebagai standar/pedoman untuk
memeriksa/menerima material yang dikirim oleh Kontraktor ke Lapangan.
c. Pelaksana Pekerjaan diwajibkan untuk membuat tempat penyimpanan contoh-contoh yang telah disetujui Pengawas.

17.15. Sparing Conduit Dan Pipa-Pipa


a. Letak dari sparing supaya tidak mengurangi kekuatan struktur.
b. Tempat-tempat dari sparing dilaksanakan sesuai dengan gambar pelaksanaan dan bila tidak ada dalam gambar,
maka Pelaksana Pekerjaan harus mengusulkan dan minta persetujuan dari Pengawas.
c. Bilamana sparing (pipa, conduit, dll) berpotongan dengan tulangan besi, maka besi tidak boleh ditekuk atau
ipindahkan tanpa persetujuan dari Pengawas.
d. Semua sparing-sparing harus dilindungi sehingga tidak akan terisi beton waktu pengecoran.
e. Bilamana perlu, Pelaksana Pekerjaan diminta membuat shop drawing jalur-jalur/tempat sparing sebelum
pelaksanaan untuk mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas.

23
f. Form Tie atau sejenisnya misalnya pipa Instalasi Conduit dll pada khazanah tidak boleh tembus satu garis lurus.

18. PEKERJAAN INSTALASI PLUMBING


18.1. Lingkup Pekerjaan
a. Umum
Pelaksana Pekerjaan harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi ini
maupun yang tertera dalam gambar, dimana bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan-
ketentuan pada spesifikasi ini.
Bila ternyata terdapat perbedaan-perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan pada BAB dibawah ini, maka merupakan kewajiban Pelaksana Pekerjaan untuk
mengganti bahan dan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan-ketentuan dibawah ini tanpa
adanya penggantian biaya.
b. Uraian lingkup (Scope) Pekerjaan Instalasi Pemipaan
a. Yang dimaksud dengan pekerjaan-pekerjaan Pemipaan adalah pengadaan dan pemasangan peralatan-
peralatan, bahan-bahan utama dan bahan-bahan pembantu lainnya sehingga diperoleh instalasi yang
lengkap dan baik serta diuji dengan seksama dan siap untuk digunakan.
b. Lingkup pekerjaan Pemipaan :
1. Pemasangan alat-alat sanitary yaitu : kloset duduk, FD, CO, dll
2. Pengadaan dan pemasangan pompa suply air bersih, pompa dorong.
3. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan sistem air bersih beserta fiting-fitingnya sebagai berikut :
a. Pengadaan dan pemasangan :
 Unit pompa diatas pondasi berikut pemipaan dan alat bantunya
 Instalasi pipa air bersih dari pompa untuk pengisian tangki air Lt. Atap dan water level
controlnya, pipa hisap (ground tank) dan instalasi pipa distribusi dari tangki air Lt. Atap ke
masing-masing lokasi toilet, taman
 Material bantu
 Testing dan commissioning
4. Pengadaan penyambungan dan pemasangan system pemipaan air buangan (air kotor, air bekas, dan
air hujan) meliputi :
 Pengadaan penyambungan dan pemasangan pipa air kotor/bekas dari instalasi menuju ke
tempat-tempat yang berhubungan dengan instalasi tersebut sesuai gambar rencana.
 Pengadaan penyambungan dan pemasangan pipa air hujan dari instalasi pipa ke tempat-
tempat yang berhubungan dengan Instalasi tersebut sesuai gambar rencana.
5. Pengadaan dan pemasangan tangki atap beserta support dan peralatan bantu lainnya.

18.2. Ketentuan Bahan dan Peralatan


a. Standard Bahan
 Semua material yang digunakan/dipasang adalah jenis material berkwalitas baik, dalam keadaan baru (tidak
dalam keadaan rusak/afkir). Sesuai dengan mutu dan standard yang berlaku atau standar international
seperti BS, JIS, ASTM, DIN dan setaraf yang disetujui. Pelaksana Pekerjaan bertanggung jawab atas mutu
dan kwalitas material yang akan dipakai, setelah mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas.
 Apabila diperlukan pengujian atas bahan/peralatan/fixtures harus dilakukan oleh badan atau lembaga yang
ditentukan oeh Pemilik dan dengan standar-standar yang berlaku. Apabila cara standar tidak ada, Pemilik
menentukan prosedur pengujian.
 Setiap bahan pipa (satu panjang utuh), fitting, fixtures dan peralatan-peralatan yang akan dipasang pada
instalasi ini, harus mempunyai tanda-tanda/merk yang jelas dari pabrik pembuatnya. Fitting dan fixtures yang
tidak mempunyai tanda-tanda tersebut harus diganti atas tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.
24
 Semua bahan, peralatan atau fixtures yang akan digunakan dan tidak disebutkan dalam spesifikasi ini hanya
diperbolehkan diganti apabila disetujui secara tertulis oleh Direksi dan biaya pengujian
bahan/peralatan/fixtures tersebut (apabila diminta oleh pemilik) ditanggung oleh Pelaksana Pekerjaan.

b. Peralatan Utama
a. Peralatan Utama Sistem Air Bersih
Menggunakan pompa yang sudah ada dan menambah pompa dorong baru setara simizu
b. Alat-alat saniter :
Pelaksana Pekerjaan Plumbing wajib koordinasi dengan Pelaksana Pekerjaan Arsitektur untuk dapat
memperoleh type dan produk yang dipakai :
1. Kloset Duduk
Merk : Toto
Type : Standar
Jumlah : 3 buah
2. Washtafel
Merk : Toto
Type : Standar
Jumlah : 1 buah
3. Shower
Merk : Toto
Type : Standar
Jumlah : 2 buah
4. Jet Washer
Merk : Toto
Type : Standar
Jumlah : 3 buah
5. Kitchen Zink
Merk : Royal
Type : Standar
Jumlah : 2 buah
6. Kran Tembok
Merk : Toto
Type : Standar
Jumlah : 8 buah
7. Floor Drain
Merk : San – Ei
Type : Stainles steel
Jumlah : 6 buah
8. Kloset Jongkok
Merk : Toto
Type : Standar
Jumlah : 1 buah

C. Instalasi Pemipaan
1. Pipa Air Bersih menggunakan pipa PVC-AW
 Pipa PVC-AW untuk di instalasi toilet dan fiting-fiting menggunakan bahan yang sejenis dari PVC-
AW.
2. Pipa air kotor, bekas dan pipa hujan menggunakan pipa PVC-AW.
 Penyambungan dilakukan dengan solvent cement dan fitting adalah Injection type.

25
 Pipa PVC Class 10 kg/cm2.
 Diameter : Lihat gambar rencana.
3. Fitting untuk pipa PVC
 PVC Injection Moulding dari produk yang sama dengan merk Pipa. Belokan pada pompa utama
harus menggunakan long radius bend, dan cabang pada saluran utama harus menggunakan Y45
dan bend 45. Jenis lem yang digunakan harus sesuai dengan spesifikasi pabrik.
d. Accessories
1. Jika tidak ditentukan lain maka pemakaian accessories pemipaan harus menggunakan :
 Working pressure 10 kg/cm2
2. Gate Valve
 Ukuran dia. 15 mm s/d 50 mm, Valve body, steam & disc bronze material, female thread
 Ukuran dia. 65 mm keatas, Non Rising Steam, Cast Iron body, Henged end

18.2. Persyaratan Teknis Pemasangan


a. Semua pipa yang berada di dalam bangunan harus dipasang di dalam dinding/bagian dari bangunan pada arah
vertikal maupun horizontal
b. Sudut belokan yang diijinkan ialah 90 dan 45
c. Sebelum support dipasang harus dicat dengan Zinchromate Primer Paint
d. Sebelum pipa dipasang, support harus dipasang dahulu dalam keadaan sempurna
e. Semua pemasangan harus rapih dan sebaik mungkin
f. Semua pipa harus bertumpu dengan baik pada support yang tersedia
g. Pada setiap pemasangan, ujung pipa yang belum akan disambung harus ditutup dengan Plug atau Dop
h. Pipa dan fitting harus bebas dari tegangan dalam yang diakibatkan dari bahan yang dipaksakan
i. Pipa besi yang ditanam dalam tanah harus dicat dengan aspal tiga kali dan dilapisi karung sebelum ditanam
j. Semua pemasangan yang berhubungan (menggantung) menembus pada konstruksi bangunan, Kontraktor ini harus
menghubungi Direksi untuk minta persetujuan
k. Pemborong harus menyediakan sleeve dilengkapi dengan sayap untuk pipa-pipa yang menembus bangunan
l. Pipa dalam tanah harus bebas dari bahan-bahan keras dan harus diurug pasir setebal minimal 15 cm sekeliling pipa
m. Pipa air kotor dan air hujan dipasang dengan kemiringan menurut arah aliran adalah sebagai berikut :
 Pipa diameter sampai dengan 2” kemiringan minimal 2%
 Pipa diameter lebih besar dari 2” kemiringan minimal 11%
n. Pipa air kotor dari bangunan menuju septik tank mempunyai kemiringan tak lebih dari 0,20% ke arah aliran
o. Pada pemasangan wastafel, dinding terlebih dahulu dibor kemudian diberi Fiser yang panjang nya dan jumlah
sekrupnya disesuaikan dengan beratnya wastafel
p. Pemasangan alat-alat saniter termaksud di atas dilakukan seperti lazimnya dengan memperhatikan pedoman-
pedoman yang dianjurkan oleh pabriknya
q. Klos-klos kayu harus kayu jati yang sudah tua dan kering baut-baut serta murnya dari bahan logam yang tidak
berkarat
r. Dempul karet (seal) dengan kwalitas baik agar digunakan untuk mencegah kebocoran dan perembesan
s. Pemborong ini harus dapat bekerja sama dengan pemborong lain

Penyambungan Pipa :
a. Pipa PVC dan Fitting
 Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan PVC glue yang sesuai dengan diameter pipa dan
sebelum dilem pipa harus dibersihkan dahulu dengan cleaning fruid
 Pipa harus masuk sepenuhnya di dalam fitting maka untuk ini harus dipergunakan alat press khusus. Selain itu
pemotongan pipa harus mempergunakan alat pemotong khusus agar pemotongan pipa dapat tegak lurus
terhadap batang pipa
 Cara penyambungan lebih lanjut dan terperinci harus mengikuti spesifikasi dari pabrik pipa yang bersangkutan

26
b. Sambungan yang mudah dibuka
 Sambungan ini dipergunakan pada alat-alat sanitair antara lain :
 Antara lavatory Faucet dan Supply Valve
 Pada Waste Fitting dan Siphon
Pada sambungan ini kerapatan diperoleh oleh adanya paking dan bukan seal threat Support Peralatan, Sleeve
Penumpu dan Penggantung pipa
b1. Support untuk Fixtures dan lain-lain
1. Semua fixtures dan alat-alat sanitair harus ditumpu (supported) dan ditetapkan ditempatnya dengan baik
dan kuat
2. Semua baut, mur dan sekrup yang kelihatan (exposed) harus dibuat dengan dilapisi chronium atau nekel,
demikian pula cincin (washer) untuk pemasangannya
b2. Sleeves untuk pipa-pipa
1. Sleeves untuk pipa-pipa dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut menembus konstruksi beton
2. Sleeves harus mempunyai ukuran 1,5 kali ukuran pipanya untuk memberikan kelonggaran pada pipa
3. Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi bertulang ataupun baja
4. Untuk pipa-pipa yang menembus konstruksi bangunan yang mempunyai lapisan kedap air ( water proofing)
sleeves harus dari jenis flashing sleeves
5. Rongga antara pipa dan sleeves harus dibuat kedap air dengan rubber sealed
b3. Penumpu dan Penggantung Pipa
1. Semua pipa harus diikat/ditetapkan dengan kuat dengan penggantung atau angker yang cukup kokoh
(rigid). Pipa-pipa tersebut ditumpu untuk menjaga agar tidak berubah tempatnya, agar iklinasinya tetap
untuk mencegah timbulnya getaran, dan harus sedemikain rupa sehingga masih memungkinkan konstruksi
dan expansi pipa oleh perubahan temperature.
2. Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur (adjustable) dengan jarak antara
tidak lebih dari 3 meter
3. Pemborong harus mengajukan konstruksi dari penggantung untuk disetujui oleh Pengawas atau ahlinya.
Penggantung dari kawat, rantai, “strap” ataupun “perforated” “strip” tidak boleh digunakan
4. Penggantung atau penumpu pipa harus disekrupkan (terikat) pada konstruksi bangunan dengan “i nsert”
yang dipasang pada waktu pengecoran beton atau penembakan atau dengan baut tembak (ramset belt)
5. Pipa vertikal harus ditumpu dengan klem (clamp atau collar) paling jauh dengan jarak antara satu lantai
(tingkat)
6. Pada setiap tikungan pipa harus diberi penumpu atau penggantung pipa sehingga tidak akan lepas akibat
tekanan air.

c. Pipa dalam tanah


1. Galian pipa-pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman dan kemiringan yang tepat
2. Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang pipa terletak atau tertumpu dengan
baik,dibawah pipa diberi lapisan pasir minimal 15 cm dan diatas pipa 15cm
3. Pipa-pipa air bersih dan pipa-pipa pembuangan air kotor tidak boleh diletakkan pada lubang yang sama
4. Setelah pipa dipasang dan di test pada lubang galian dan setelah diperiksa oleh pemilik atau wakilnya yang
ditunjuk, semua kotoran harus dibuang dari lubang galian dan lubang galian ditimbun dengan baik dengan tanah
bekas galian tersebut atau dengan bahan lain yang disetujui
5. Pipa yang berada dibawah jalan/parkir harus diberi pelindung dari pipa besi dengan diameter minimum 11 kali
diameter pipa
6. Penimbunan lubang galian harus sedemikian rupa sehingga kuat, padat dan rapi
7. Kedalaman pipa minimal 45 cm disesuaikan dengan kondisi lapangan.

d. Pengecatan

27
1. Untuk semua pipa-pipa galvanized yang berada di atas tanah harus dicat dengan zinchromat primer setebal 150
micron (minimum)jdan dicat dengan cat finishing sampai rata setebal 300 micron (minimum)
2. Warna cat pipa instalasi air bersih disesuaikan dengan peraturan Depnaker
3. Hangers dan Support pipa harus dicat minimum 2 kali dengan zinchromat primer sebelum dipasang warna cat

18.4. Pengujian
Setelah semua pemipaan selesai dipasang, maka perlu diadakan pengujian kebocoran atas seluruh bagian dari instalasi
ini, sehingga sistem dapat berfungsi dengan baik. Kebocoran, kerusakan yang timbul harus diperbaiki oleh pemborong
tanpa tambahan biaya.
1. Pengujian tekanan Hydrostatic (untuk air bersih) semua sistem pemipaan harus diuji dengan tekanan hydrostatic
minimal 1,5 x tekanan kerja selama 24 jam terus menerus dengan penurunan maksimal sebesar 5% dari harga
tersebut diatas.
2. Pembilasan pipa-pipa
3. Setelah pengujian kebocoran telah dilaksanakan maka perlu diadakan pembilasan terhadap seluruh jaringan pipa
dengan cara menjalankan sistem distribusi dan mengeluarkan air yang sudah diberikan bahan desinfektan dari tiap
titik keluar masing-masing selama 5 menit
4. Pengujian Pipa Air Bekas dan Air Kotor
Cara pengujian air bekas dan air kotor adalah dengan jalan digenangi air pada seluruh instalasi dan ditahan selama
24 jam tanpa adanya penurunan permukaan air

18.5. Garansi
Semua pekerjaan bahan dan peralatan harus digaransikan selama 30 hari.
Semua perlengkapan, bahan dan pengerjaan yang tidak baik harus secepatnya diganti/diperbaiki oleh Pelaksana
Pekerjaan tanpa biaya tambahan dengan material merk/type yang sama.

18.6. Produk
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Pelaksana Pekerjaan dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain
yang setaraf dengan yang dispesifikasi ke Owner cq Direksi / Pengawas.
Pelaksana Pekerjaan baru bisa mengganti bila ada persetujuan tertulis dari Direksi / Pengawas.
Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sebagai berikut :

Bahan/Peralatan Merk/Pembuat
1. Pipa air
a Pipa PVC : Wavin
b. Fitting PVC : Rucika
(Alternatif ) : PPI
3.Pipa GIP dan Fitting : Bakrie, PPI
4. Accessories
- Gate Valve : Toyo, NBC, Pati, Kitasawa
- Roof Drain : Lokal
- Floor Drain, Clean Out : San-Ei

19. PEKERJAAN INSTALASI TATA UDARA (AIR CONDITIONING)


19.1. Lingkup Pekerjaan
a. Umum
Pelaksana Pekerjaan harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi ini maupun yang
tertera dalam gambar, dimana bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi
ini. Bila ternyata terdapat perbedaan-perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal di bawah ini, maka merupakan kewajiban Pelaksana Pekerjaan untuk

28
mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga bahan atau peralatan tersebut sesuai dengan ketentuan-ketentuan
dibawah ini tanpa adanya penggantian biaya.

b. Uraian Lingkup (Scope) Pekerjaan Instalasi AC


a. Yang dimaksud dengan pekerjaan AC adalah pengadaan dan pemasangan unit AC Split Wall Mounted,
peralatan-peralatan, bahan-bahan utama dan bahan-bahan pembantu lainnya sehingga diperoleh instalasi
yang lengkap dan baik serta diuji dengan seksama dan siap untuk digunakan.
b. Garis besar lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai berikut :
Pengadaan dan Pemasangan :
 Unit AC Wall Mounted dan type Casset
 Instalasi pemipaan secara lengkap untuk keperluan pipa, freon, refrigerant dan pipa drainase dan alat bantu
lainnya.
 Cable power dari panel ke unit indoor dan outdoor unit
 Mengadakan pengetesan mesin AC sampai berjalan dengan baik
 Mengadakan perbaikan kembali semua kerusakan yang diakibatkan oleh pekerjaan AC
 Mendidik para operator pemberi tugas mengenai cara-cara menjalankan, memelihara dan memperbaiki
instalasi AC ini.
 Menyiapkan brochure/katalog yangl engkap tentang peralatan yang dipakai

19.2. Ketentuan Bahan dan Peralatan


 Pelaksana Pekerjaan harus mengadakan dan memasang unit AC dari lantai satu, lantai dua dan lantai tiga.
 Unit AC harus sudah dirakit dan dibalance serta diuji oleh pabrik pembuatnya.
 Pelaksana Pekerjaan harus memasang indoor unit, hendaknya “ Factory Build” dan telah diuji oleh pabriknya
berdasarkan test yang dilakukan sesuai dengan AMCA standard 210-1967.
 Pada outdoor unit hendaknya pada semua kaki dipasang peredam getaran yang sesuai dengan persyaratan
pabriknya, diberi bracket-bracket bila posisinya menggantung.
 Saringan udara hendaknya dari bahan yang berkualitas bagus, saringan harus mempunyai efisiensi penahan debu
65%.
 Semua thermostat harus dari batas ukur yang sesuai dan dapat dengan mudah dibaca, pada thermostat harus
terdapat thermometer yang menunjukkan suhu ruangan.
 Koil pendingin harus terbuat dari tembaga dengan FIN dari alumunium yang direkatkan secara mekanis. Koil ini sudah
teruji terhadap kebocoran di pabriknya.
 Hendaknya pada semua kaki mesin dipasang peredam getaran yang sesuai dengan persyaratan pabriknya.
 Saringan udara harus dari bahan yang dapat dibersihkan kembali seperti alumunium anyaman kawat atau logam.
Tebal saringan (filter) 2.5 cm dan dengan rangka dari baja galvanis atau alumunium setebal 1 mm dan harus
berukuran standard. Saringan harus mempunyai efisiensi penahan debu  65% tahanan mula-mula maksimum 4,
tekanan air pada kecepatan aliran udara 2m/s (500 fpm). Mang-masing filter harus dapat dipasang dengan rapat satu
sama lainnya tanpa kebocoran.
 Thermostat harus dari batas ukur yang sesuai dan dapat dibaca dengan mudah. Pada thermostat harus terdapat
thermometer yang menunjukkan suhu ruangan.
 Hendaknya thermostat memiliki penyetelan cooling Fan-off dan adanya variable penyetelan suhu yang dikehendaki.
 Pelaksana Pekerjaan harus mengadakan dan memasang seluruh pekerjaan pipa refrigerant ( copper tube) yang
menghubungkan unit indoor ke unit outdoor.
 Panjang pipa refrigerant harus sesuai dengan panjang maksimal yang diperbolehkan daru unit yang dipakai.
 Isolasi pipa hendaknya dari bahan armaflex dengan ukuran yang sesuai dengan ukuran pipa refrigerant.
 Pipa refrigerant hendaknya dari bahan jenis hard copper tube.
 Pelaksana Pekerjaan harus memasang pipa drain dari unit AC ke tempat pipa pembuangan terdekat.
 Pipa drain bisa terbuat dari PVC kelas AW.
29
Pekerjaan Listrik
 Yang dimaksud pekerjaan listrik disini adalah semua pelaksanaan instalasi panel 30amper daya mesin-mesin AC,
termasuk pengadaan dan pemasangan komponen panel amper antara lain starter, switch, sekering, alat-alat ukur
 Semua pekerjaan listrik yang ada harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan-peraturan PUIL, Persyaratan PLN,
peraturan pemerintah setempat, dari jawatan keselatamatan kerja. Selain itu harus pula memenuhi persyaratan
standard amper dan pabrik pembuatnya.
 Semua bahan yang dipergunakan terbuat dari kwalitas terbaik
 Untuk setiap phase pada panel hendaknya diberi lampu indicator, alat-alat ukur dan lain-lain harus diberi nama yang
tidak mudah rusak
 Semua penyambungan kabel harus dilakukan sesuai dengan persyaratan antara lain : penyambungan kabel tembaga
harus mempergunakan penyambung tembaga yang sesuai dan dilapisi timah putih. Penyambungan kabel berisolasi
karet harus diisolasi karet. Penyambungan kabel berisolasi PVC harus diisolasi PVC
 Kabel-kabel yang disambung harus “color coded” atau diberi nama

Pengujian
 Pelaksana Pekerjaan harus melakukan semua pengujian dari balancing peralatan instalasi system AC dengan
disaksikan oleh Pengawas yang berkepentingan.
 Pengujian terhadap kebocoran semua sambungan pipa harus dilakukan dengan “ helidetorch” atau lainnya yang
sejenis.
 Pengukuran dan pengujian kuat arus listrik dan tegangan pada setiap phase untuk unit-unit temperatur, motor fan.
 Pengukuran dan pengujian temperature dan kelembaban pada setiap ruangan
 Pengukuran dan pengujian temperature, tekanan, dan aliran yang masuk dan keluar setiap saat.
 Syarat pengujian temperature, semua pengujian dilakukan setelah system berjalan dengan baik secara kontinyu 8
jam, pengukuran dilakukan pada saat udara luar minimum 32C, pengujian terakhir harus dilakukan setelah system
terbalance sesuai atau mendekati persyaratan teknis yang direncanakan.

Masa Pemeliharaan
Selama masa pemeliharaan Pelaksana Pekerjaan wajib:
 Menyelesaikan dan memperbaiki kekurangan serta kerusakan dan lain-lain.
 Memelihara dan merawat peralatan yang dipasang secara berkala sesuai dengan persyaratan pabrik.
 Melatih operator ditugaskan oleh pemberi tugas.
 Menyerahkan gambar terpasang, data-data peralatan cara kerja system serta petunjuk operasi dalam bahasa
Indonesia, servis instalasinya 3 set kepada pemberi tugas dan satu set lagi kepada konsultan.
 Masa pemelihaaran selama 6 bulan setelah penyerahan pertama.

19.3. Produk
BAHAN/PERALATAN MERK/PEMBUAT
Unit indoor dan Outdoor Panasonic,
Isolasi Armaflex, thermaflex
Pipa PVC dan fitting Wafin, Rucika
Pipa tembaga Kembia

20. PERSYARATAN UMUM


20.1. Umum
a. Peraturan Pemasangan
Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan-peraturan sebagai berikut :
 PUIL tahun 1987
 Peraturan-peraturan lain yang dikeluarkan oleh Perumtel, Ditjend Bina Lindung dan lain-lain Lembaga Pemerintah
yang berwenang

30
 Fire Office Committee (FOC)
 ASHRAE, ARI ASTM, ASME dan SMACNA
 Pedoman Plumbing Indonesia tahun 1979
 National Plumbing Code
 National Fire Protection Association (NFPA)
 Keputusan Gubernur Kepala Daerah Ibukota Jakarta No. 1173 tahun 1982
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.05/Men/1982
 Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang seperti PLN, Dinas Pemadam Kebakaran dan
lain-lain
 Petunjuk dari Pabrik Pembuat Peralatan
Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh perusahaan yang memiliki Surat Ijin Pemasangan Instalasi dari
instansi yang berwenang dan telah biasa mengerjakannya. Suatu daftar referensi pemasangan harus dilampirkan
dalam surat penawaran.

b. Gambar Rencana
 Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi
dan sama mengikatnya.
 Gambar-gambar system ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan sedangkan pemasangan harus
dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada.
 Gambar-gambar arsitek,struktur/sipil mapupun interior harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan.

c. Koordinasi
 Pelaksana Pekerjaan untuk instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan pemborong instalasi lainnya, agar
seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
 Koordinasi yang baik perlu ada agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan inslatasi yang lain
 Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka semua akibatnya menjadi tanggung
jawab Pelaksana Pekerjaan.

d. Pelaksanaan Pemasangan
1. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, pemborong harus menyerahkan gambar kerja dan
detailnya kepada Pengawas dalam rangkap 4 (empat) untuk disetujui. Yang dimaksud gambar kerja di sini adalah
gambar yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan, lengkap dengan dimensi peralatan, jarak peralatan satu
dengan lainnya, jarak terhadap dinding, jarak pipa terhadap lantai, dinding dan peralatan, dimensi accessories
yang dipakai. Pengawas berhak menolak gambar kerja yang tidak mengikuti ketentuan tersebut di atas.
2. Pelaksana Pekerjaan wajib mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas peralatan yang
akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan, pemborong harus segera menghubungi pengawas.
3. Beberapa peralatan tertentu (antara lain seperti pompa, fan dan lain-lain) ada asumsi yang diambil konsultan
dalam menentukan performancenya.
Asumsi-asumsi ini harus diganti oleh pemborong sesuai keadaan aktual dari peralatan yang dipilih maupun kondisi
lapangan yang tidak memungkinkan. Untuk itu Pelaksana Pekerjaan wajib menghitung kembali performance dari
peralatan tersebut dan memintakan persetujuan Pengawas sebelum dilakukan pemesanan.

20.2. Persetujuan Material, Peralatan dan Dokumen yang Diserahkan


a. Umum
Dalam jangka waktu 30 hari setelah menerima SPK dan sebelumnya memulai pekerjaan instalasi peralatan
ataupun material, pemborong harus menyerahkan shop drawing, daftar peralatan dan bahan yang akan digunakan
pada proyek ini untuk disetujui oleh pengawas. Pengawas tidak bertanggung jawab atas contoh bahan yang akan
dipakai dan semua biaya yang berkenaan dengan penyerahan dan pengambilan contoh atau dokumen ini.

31
b. Shop Drawings
Pelaksana Pekerjaan harus mengajukan gambar kerja berikut detail dan potongan yang diperlukan untuk diperiksa
dan disetujui. Dengan mengajukan gambar-gambar kerja ini berarti Pelaksana Pekerjaan sudah mempelajari
keadaan setempat lapangan, gambar-gambar struktur, arsitek maupun gambar-gambar instalasi lainnya.
c. Daftar Peralatan dan Bahan
Suatu daftar yang lengkap untuk peralatan dan bahan yang akan digunakan pada proyek ini harus diserahkan
untuk mendapat persetujuan konsultan Pengawas dalam rangkap 4. Pelaksana Pekerjaan harus menunjukkkan
dalam brosur unit yang dipilih dengan memberikan tanda. Data-data pemilikan meliputi :
Manufakturer Data
Meliputi brosur-brosur, spesifikasi dan informasi-informasi yang tercetak jelas dan setail sehubungan dengan
pemenuhan spesifikasi.
Performance Data
Data-data kemampuan dari unit yang terbaca dari suatu tabel atau curva yang meliputi informasi yang diperlukan
dalam menseleksi peralatan-peralatan lain yang ada kaitannya dengan unit tersebut.
Quality Assurance
Suatu pembuktian dari pabrik atau supplier setempat terhadap kualitas dari unit berupa produk dari unit ini sudah
mendapatkan sertifikat pengujian kemampuan yang dikeluarkan oleh lembaga yang terkait untuk produk tersebut
dari negara yang bersangkutan atau negara lain. Diproduksi beberapa tahun, telah terpasang di beberapa lokasi
dan telah beroperasi dalam jangka waktu tertentu dengan baik.

20.3. Peralatan dan Bahan


a. Umum
Semua peralatan dan bahan maupun komponennya harus baru dan sesuai dengan brosur yang dipublikasikan. Selain
itu harus sesuai dengan spesifikasi yang diuraikan dan gambar-gambar rencana, serta merupakan produk yang masih
beredar dan diproduksi secara teratur.
b. Peralatan dan Bahan Sejenis
Untuk peralatan dan bahan sejenis yang fungsi penggunaannya sama harus diproduksi pabrik (merek) sehingga
memberikan kemungkinan untuk dapat saling dipertukarkan.
c. Penggantian Peralatan dan Bahan
Semua peralatan dan bahan yang diajukan dalam tender harus sudah memenuhi spesifikasi. Walaupun dalam
pengajuan tender kemungkinan ada peralatan dan bahan yang belum memenuhi spesifikasi bila sudah ditunjuk
sebagai kontraktor Pelaksanaan Pekerjaan.
Untuk peralatan dan bahan yang sudah memenuhi spesifikasi tetapi karena sesuatu hal yang tidak bisa dihindari
terpaksa harus diganti, maka sebagai penggantinya harus dari jenis setaraf atau lebih baik ( equal or better) yang
disetujui.
Biaya pembuktian peralatan dan bahan yang dilakukan oleh pihak Pengawas menjadi tanggungan Pelaksana
Pekerjaan.

20.4. As Built Drawing (Gambar Instalasi Terpasang)


Kontraktor harus menyerahkan 1 (satu) set as built drawings berupa gambar transparant (kalkir) dan 4 (empat) set
gambar cetak birunya.
Gambar as built drawing ini lengkap untuk seluruh instalasi terpasang pada proyek ini, berikut gambar-gambar detail dan
gambar potongan. As built drawing ini harus menunjukkan lokasi dan posisi yang tepat dari seluruh bagian-bagian
instalasi referensi yang digunakan seperti kolom, dinding dan lain sebagainya. Pelaksana Pekerjaan harus menunjukkan
pada satu set gambar cetak biru dari gambar kontrak terhadap deviasi-deviasi, pengembangan dan revisi-revisi yang
terjadi semasa pelaksanaan.

32
Pada setiap gambar “as built” harus tercantum :
 Nama pemilik
 Nama konsultan pengawas.
 Judul gambar dan bagian dari bangunan
 Nama Pelaksana Pekerjaan
 Nomor gambar
 Nomor lembar gambar dan jumlah lembar gambar
 Tanggal

20.5. Penanggung Jawab Pelaksanaan


Pelaksana Pekerjaan instalasi ini harus menempatkan seorang penanggung jawab pelaksanaan yang ahli dan
berpengalaman yang harus selalu berada di lapangan. Ia bertindak sebagai wakil dari pemborong dan mempunyai
kemampuan untuk memberikan keputusan teknis dan yang bertanggungjawab penuh dalam menerima segala instruksi
yang akan diberikan oleh pihak pengawas. Penanggung jawab tersebut di atas juga harus berada di tempat pekerjaan
pada saat diperlukan / dihendaki oleh pihak pengawas.

20.6. Laporan-Laporan
1. Laporan Harian dan Mingguan
Pelaksana Pekerjaan wajib membuat laporan harian dan laporan mingguan yang memberikan gambaran mengenai :
 Kegiatan fisik
 Catatan dan perintah Pengawas yang disampaikan secara lisan maupun secara tertulis
 Jumlah material masuk/ditolak
 Jumlah tenaga kerja
 Keadaan cuaca
 Pekerjaan tambah/kurang
 Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian dan setelah ditandatangani oleh Project Manager
harus diserahkan kepada Pengawas untuk diketahui/disetujui.

2. Laporan Pengetesan
Pelaksana Pekerjaan instalasi ini harus menyerahkan kepada Pengawas dalam rangkap 3 (tiga) mengenai hal-hal
sebagai berikut :
 Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi
 Hasil pengetesan peralatan
 Hasil pengetesan peralatan
 Hasil pengetesan kabel
 Dan lain-lain.
Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus disaksikan oleh pihak pengawas.

3. Garansi
Semua peralatan, bahan dan mutu hasil pekerjaan harus digaransi selama 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal
penyerahan pertama. Bila terjadi kerusakan atau kegagalan pekerjaan instalasi pada masa garansi, kontraktor wajib
mengganti atau memperbaiki kerusakan atas biaya sendiri. Bila terdapat kerusakan pada peralatan sehingga perlu
diperbaiki atau diganti, maka garansi berlaku sejak tanggal penggantian atau perbaikan tersebut. Bila terjadi
kerusakan pada peralatan-peralatan utama (contoh, motor compressor) maka motor tersebut harus diganti baru dan
tidak boleh wiringnya digulung baru.

4. Masa Pemeliharaan dan Serah Terima Pekerjaan


1. Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama 6 (enam) bulan terhitung sejak saat penyerahan pertama.

33
2. Selama dalam masa pemeliharaan ini, Pemborong instalasi diwajibkan untuk memperbaiki dan melaksanakan
bagian-bagian pekerjaan yang tidak sempurna untuk yang belum atau yang sudah diperingatkan sebelumnya
tanpa adanya tambahan biaya.
3. Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan masih merupakan tanggung
jawab Pemborong sepenuhnya.
4. Pelaksana Pekerjaan harus menyerahkan dokumen-dokumen lengkap pada saat serah terima pekerjaan
pertama berupa :
a. As space built drawing (lihat para 1.7)
b. Brosur-brosur peralatan dan kontrol yang berisi antara lain :
 Brosur teknis (performance, curve)
 Maintenance manual
 Operation manual
 Electrical wiring/kontrol
c. Nama-nama supplier peralatan dan kontrol yang terlibat dalam proyek ini lengkap dengan alamat dan
nomor telepon.
d. Data test report
e. Sertifikat jaminan peralatan dan instalasi.
f. Spare parts dan tools.
Semua poit a s/d f dibundel dalam satu bundel dan diserahkan sebanyak 3 (tiga) set.

20.7. Penambahan/Pengurangan/Perubahan Pekerjaan


1. Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan kondisi lapangan, harus
dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Pengawas yang akan membicarakan hal tersebut dengan perencana
2. Pelaksana Pekerjaan instalasi harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada kepada pihak Pengawas
dalam rangkap 3 (tiga)
3. Perubahan material dan lain-lainnya, harus mendapatkan instruksi dari Pengawas secara tertulis sebelum
dilaksanakan. Dan pekerjaan tambah/kurang/perubahan yang ada harus disetujui oleh Pengawas secara tertulis

20.8. Ijin-ijin
Pengurusan ijin-ijin bila diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh biaya yang diperlukannya menjadi
tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.

20.9. Pembobokan, Pengelasan dan Pengeboran


1. Pembobokan tembok, lantai dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam pelaksanaan instalasi ini, harus
dikembalikan ke kondisi semula dan menjadi lingkup pekerjaan instalasi ini.
2. Pembobokan, pengelasan dan pengeboran tersebut di atas baru dapat dilaksanakan apabila sudah persetujuan
dari pihak Pengawas secara tertulis.

20.10. Pemeriksaan Rutin dan khusus


1. Pemeriksaan rutin dalam masa pemeliharaan harus dilaksanakan oleh Pelaksana Pekerjaan instalasi secara
periodik dan minimum 1 kai tiap minggu.
2. Pemeriksaan khusus dalam waktu pemeliharaan harus dilaksanakan oleh Pelaksana Pekerjaan instalasi, apabila
ada permintaan dari pihak Pengawas atau pemilik dan atau bila ada gangguan dalam instalasi.
3. Teknisi pelaksana pekerjaan ini harus sudah tiba di lapangan bila ada gangguan dalam waktu 1 x 24 jam sejak
waktu dipanggil. Bila tidak, maka perbaikan dapat diberikan kepada orang lain dengan beban biaya ditanggung
oleh Pelaksana Pekerjaan.

21. PEKERJAAN INSTALASI PERALATAN UTAMA DAN PENERANGAN


21.1. Lingkup Pekerjaan
a. Umum

34
Pelaksana Pekerjaan harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi di mana
bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini. Bila ternyata
terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang
dipersyaratkan pada BAB ini, merupakan kewajiban Pelaksana Pekerjaan untuk mengganti bahan atau peralatan
tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada BAB ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
b. Uraian Lingkup (Scope) Pekerjaan Tenaga dan Penerangan
Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, pemborong pekerjaan instalasi listrik ini harus melakukan
pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan dalam keadaan baik dan siap dipergunakan. Garis besar lingkup
pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai berikut :
Pengadaan dan Pemasangan
 Perijinan dan penambahan daya ke PLN bila diperlukan.
 Panel tegangan rendah, Panel Penerangan lantai 1 & 2.
 Instalasi penerangan, instalasi stop kontak dinding.
 Armature lampu (TL, SL, PL, Down Light, Lampu tangga)
 Grounding system
 Melakukan testing, commissioning dan training.

21.2. Syarat Khusus


a. Untuk Lampu TDL
1. Tabel plat besi untuk TL Box/ Armature tersebut minimum 0.7mm
2. Ballast (transformator) untuk lampu TL harus dari bahan low loss type
3. Condensor yang dipasang seri pada lampu-lampu TL harus dapat memberikan koreksi factor (cos phi) total
minimum 0.9
4. Tabung TLD yang dapat dipakai adalah jenis white 21/22 atau warm white 31/32
5. Fitting lampu TL (Lamp Holder) type adalah G 13
6. Finishing untuk TL Armature/box harus dicat oven/powder coating

b. Lampu Down Light


1. Dipasang pada area lihat gambar
2. Type : Flush Mounting
3. Ballast (transformator) untuk lampu PL harus dari bahan low loss type
4. Condensor yang dipasang seri pada down light PL harus dapat memberikan koreksi faktor (cos phi) total
minimum 0.9
5. Lighting firetures harus dilengkapi dengan base alumunium/plastic dan reflector alumunium anodise (gold,
silver)
6. Finishing untuk down light harus dicat oven/powder coating
7. Lamp holder menggunakan standar HF atau G23 (PL lamp holder)
8. Diameter dari kap lampu sesuai gambar rencana
9. Lampu yang dipakai dari jenis lampu PL, white = 21 atau warm white = 31
10. Contoh harus disetujui oleh Direksi

c. Syarat Umum
1. Semua lighting fixtures harus di cat dengan cat bakar bebas dari karat, dengan ICI acrylic paint warna
putih, contoh harus disetujui oleh Pengawas.
2. Konstruksi lighting fixtures pada umumnya harus memberikan efisiensi penerangan yang maksimal, rapi,
kuat serta sedemikian rupa hingga pekerjaan-pekerjaan seperti penggantian lampu, pembersihan,
pemeriksaan dan pekerjaan pemeliharaan dengan mudah dapat dilaksanakan.
3. Pada semua lighting fixtures harus ditanahkan (grounding).

35
d. Stop Kontak dan Saklar
1. Stop kontak dan saklar yang akan dipasang pada dinding tembok bata adalah type pemasangan masuk /
inbow (flush-mounting).
2. Stop kontak biasa (inbow) yang dipasang mempunyai rating 10A dan mengikuti standard VDE, sedangkan
stop kontak khusus (outbow) mempunyai rating 15A dan mengikuti standard
3. Flush-box (inbow doos) untuk tempat saklar, kotak-kotak dinding dan push button harus dipakai dari jenis
bahan bakelit atau metal dari produk yang sama
4. Stop kontak dinding yang dipasang 30 cm dari permukaan lantai. Pada ruang-ruang yang basah/lembab
harus dari jenis water dicht (WD) sedang untuk saklar dipasang maksimal 150 cm dari permukaan lantai.

e. Konduit
1. Kondulit yang digunakan harus memenuhi standard yang berlaku (British Standard-BS dan Electronical
Standarization CENELEC) untuk pengujian karakteristik bahan antara lain, tahap terhadap bahaya
kebakaran, ringan, lentur dan tahan terhadap getaran mekanis (tidak mudah pecah) pada saat pengecoran
lantai atau kolom beton.
2. Konduit yang dipakai adalah jenis PVC High Impact, dimana diameter dalam dari kondulit minimum 1.5 kali
diameter kabel dan minimum diameter dalam adalah 19mm, atau dinyatakan lain pada gambar rencana.
Sedangkan untuk Fire Resistance Cable menggunakan metal condulit/GIP dengan diameter 2 1 kali diameter
kabel.
3. Konduit yang dipasang harus dilengkapi dengan segala accessoriesnya seperti, coupling, saddles, inspection
elbows, reducers, locknuts, terminal boxes dan berbagai perlengkapan lainnya, untuk memudahkan baik
pada saat pelaksanaan maupun saat perawatan.

f. Grounding
1. Kawat grounding dapat dipergunakan kawat telanjang (BCC = Bare Copper Conductor)
2. Besarnya kawat grounding yang dapat digunakan minimal berpenampang sama dengan penampang kabel
masuk (incoming feeder) untuk penampang kabel lebih kecil dari 50 mm2
3. Elektrode pentanahan untuk grounding digunakan pipa galvanized minimum berdiameter 1” diujung pipa
tersebut diberi/dipasang copper rod sepanjang 0.5 m
4. Elektrode pentanahan yang dipantek dalam tanah minimal sedalam 12 m atau sampai menyentuh
permukaan air tanah
5. Nilai tahanan grounding system untuk panel-panel adalah maximum 1 ohm, diukur setelah tidak turun hujan
selama 3 hari berturut-turut

21.3. Persyaratan Teknis Pemasangan


a. Panel-panel
1. Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya dan harus rata (horisontal)
2. Setiap kabel yang masuk/keluar dari panel harus dilengkapi dengan glans dari karet atau penutup yang rapat
tanpa adanya permukaan yang tajam
3. Bila diperlukan, panel-panel harus dilengkapi dengan lubang-lubang ventilasi
4. Untuk panel-panel yang banyak menggunakan komponen kontrol, harus dilengkapi dengan terminal block
5. Semua panel harus ditanahkan

b. Kabel-kabel
1. Semua kabel di ujungnya harus diberi tanda dengan kabel merk yang jelas dan tidak mudah lepas untuk
mengidentifikasikan arah beban
2. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk mengidentifikasikan phasanya sesuai
dengan PUIL 1987 BAB 701. Sedangkan untuk kabel instalansi penerangan (NYM) yang digunakan harus
terdiri dari 4 macam warna sesuai dengan ketentuan PUIL (R, S, T, Netral dan Grounding)
3. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada kabel penerangan

36
4. Untuk kabel dengan O 16 mm2 atau lebih harus dilengkapi dengan sepatu kabel untuk terminasinya.
5. lebar galian minimum adalah 40cm atau disesuaikan dengan jumlah kabel
6. kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau instalasi lainnya harus ditanam lebih dalam
dari 60cm dan diberikan pelindung pipa galvanis dengan O minimum 2 ½ kali penampang kabel
7. Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus dibuatkan sleeve dari pipa galvanis
dengan O minimum 2 ½ kali penampang kabel
8. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak kontak harus di dalam kotak terminal yang terbuat dari
bahan yang sama dengan bahan konduitnya dan dilengkapi dengan sekrup untuk tutupnya dimana tebal
kotak terminal tadi minimum 4 cm.
9. Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 meter di setiap ujungnya
10. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak kontak harus di dalam kotak penyambungan dan
memakai alat penyambung berupa las-dop merk legrand atau 3 m dengan memberi isolasi terlebih dahulu.
Warna isolasi harus sama dengan warna kabelnya

c. Lampu Penerangan
1. Pemasangan lampu penerangan harus disesuaikan dengan rencana plafond dari arsitek dan disetujui oleh
Pemberi Tugas.
2. Lampu tidak diperkenankan memberikan beban kepada rangka plafond yang terbuat dari bahan alumunium
3. Tiang lampu penerangan untuk diluar bangunan harus dipasang tegak lurus.
4. Lampu penerangan luar, harus dibuat dengan pondasi dan dipasang kotak pengaman ( Fuse box) pada
ketinggian maximal 500 mm dari tanah

d. Kotak Kontak dan Saklar


1. Kotak kontak dan saklar yang akan dipakai adalah type pemasangan masuk (inbouw) dan dipasang pada
ketinggian 300 mm dari level lantai untuk kotak kontak dan 1500 mm untuk saklar
2. Kotak kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang lembab harus dari tipe water dicht (bila ada)

e. Pentanahan
1. Semua bagian dari sistem listrik harus ditanahkan dan sistem pentanahannya, tidak diperkenankan untuk
digabung. Sistem-system yang harus ditanahkan secara terpisah adalah :
 Panel distribusi.
2. Elektrode pentanahan harus ditanam sedalam minimum 12 meter untuk mencapai permukaan air tanah
3. Tahanan pentanahan maximum adalah 1 ohm
4. Jarak minimum dari elektrode pentanahan adalah 6 meter dan disesuaikan dengan sifat tanahnya.

21.4. Pengerjaan Atas Bahan


Bahan yang digunakan harus sesuai dengan yang dimaksud dalam spesifikasi teknis dan harus dalam keadaan asli dan
baru. Pekerjaan haruslah dilakukan oleh orang-orang yang ahli dan telah mendapat latihan khusus.

1. Peralatan yang disebut dengan merk dan penggantinya


Pemborong wajib menyediakan bahan-bahan perlengkapan, peralatan, accessories dan lain-lain, beserta
penggantinya yang disebut dan dipersyaratkan sesuai merk yang disebut di atas. Penggantian dapat dilakukan
dengan persetujuan dan ketentuan-ketentuan dari Pemberi Tugas.

2. Perlindungan pemilik
Pemilik dijamin dan dibebaskan dari segala claim ataupun tuntutan yuridis lainnya. Atas gangguan bahan material,
sistem dan lain-lain oleh pemborong.

3. Pengetesan Semua Sistem Yang Terpasang

37
a. Semua peralatan harus sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan dalam kondisi baik, bekerja baik serta bebas
cacat (sempurna secara keseluruhan). Bila terdapat bagian-bagian yang rusak , harus diganti oleh pemborong atas
biaya sendiri.
b. Pelaksana Pekerjaan wajib mengadakan perbaikan terhadap kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh
kecerobohan para pekerja
c. Pelaksana Pekerjaan wajib melakukan semua pengetesan seperti yang dipersyaratkan di sini dan
mendemonstrasikan cara kerja dari segenap system yang disaksikan oleh Direksi / Pengawas. Semua tenaga, bahan
dan perlengkapan yang perlu untuk percobaan tersebut, merupakan tanggung jawab pemborong.
d. Untuk pengetesan pekerjaan instalasi listrik dilakukan pada jam kerja selama 6 (enam) hari secara terus-
menerus/nonstop. Semua biaya yang timbul menjadi tanggung jawab pemborong.

21.5. Pengujian
a. Umum
Sebelum semua peralatan utama dari sistem dipasang, harus diadakan pengujian secara individual. Peralatan tersebut
baru dapat dipasang setelah dilengkapi dengan sertifikat pengujian yang baik dari pabrik yang bersangkutan dan
perencana/PLN serta instansi lain yang berwenang untuk itu. Setelah peralatan tersebut dipasang, harus diadakan
pengujian secara menyeluruh dari sistem untuk menjamin bahwa sistem berfungsi dengan baik. Semua biaya untuk
mendapatkan sertifikat lulus pengujian dan peralatan untuk pengujian yang perlu disediakan oleh Pemborong menjadi
tanggung jawab Pemborong sendiri.
b. Peralatan dan Bahan
Peralatan dan Bahan Instalasi Listrik yang harus diuji.
1. Lighting Fixtures
Setiap lighting fixtures yang menggunakan Ballast dan kapasitor harus dilakukan pengujian atau pengukuran
faktor daya (Cos phi). Dalam hal ini faktor daya yang diperbolehkan minimal 0,9.
2. Motor-Motor Listrik
 Motor-motor listrik yang terpasang, harus dari type yang sesuai dengan pemakaian dan lokasi dimana
motor-motor tersebut dipasang.
 Pengukuran tahanan isolasi motor-motor listrik harus dilakukan. Pemasangan motor-motor listrik bisa
dilaksanakan setelah hasil pengukuran tidak melanggar ketentuan-ketentuan PUIL 1987.
3. Pentanahan/Grounding
Semua pentanahan dari sistim harus dilakukan pengukuran tahanan dengan maximum 1 Ohm pada masing-
masing pentanahan dan dilakukan pada keadaan cuaca tidak turun hujan selama minimal 3 hari berturut-
turut.
c. Peralatan Maintenance (Tools Kit)
Pemborong diwajibkan menyerahkan Peralatan Maintenance (Tools Kit) untuk semua system yang terpasang
sesuai dengan produknya masing-masing. Semua peralatan tersebut harus baru dan asli.
d. Produk
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Pelaksana Pekerjaan dimungkinkan untuk mengajukan
alternatif lain yang setaraf dengan yang dispesifikasikan. Pelaksana Pekerjaan baru bisa mengganti bila ada
persetujuan resmi dan tertulis dari pihak Direksi / Pengawas. Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah
sebagai berikut :

No Bahan / Peralatan Merk / Pembuat


1. Komponen Panel (TR) MG, AEG
2. Panel Kos Kecil LUCA’S, HAGER, MEM, HENSEL
3. Kabel Eterna, Hapeco

38
4. Conduit High Impact Clipsal
5. Conduit PVC Clipsal
6. GIP Med. Class PPI, Bakrie
7. Lampu TLD & PCL Philip, Lomm
8. Lampu Down Light Philip, Lomm
9. Saklar Broco, Merten
10. Stop Kontak Brocor, Merten

22. PEKERJAAN ALUMINIUM COMPOSIT PANEL

a. Lingkup Pekerjaan

 Pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan
pemasangan panel aluminium composite seperti yang diajukan dalam gambar rencana.
 Pekerjaan ini dilaksanankan pada tempat-tempat seperti yang dianjurkan dalam gambar.

b. Pengendalian pekerjaan
 Semua pekerjaan yang disebutkan dalam bab ini harus dikerjakan sesuai dengan standart dan spesifikasi dari pabrik.
 Bahan – bahan yang harus memenuhi standart antara lain.
− AA The aluminium Association
− AAMA Architectural Aluminium Manufactures Association
− ASTM E84 American Standart for Testing Materials
− DIN 4109 Isolasi udara
− DIN 52212 Penyerapan Sura
− DIN 53440 Pengurangan getaran
− DIN 17611/BS 1615 Proses anoda
− DIN 476 Panel Kerangka
− AS. 1530 Hasil Indikasif

c. Komponen
 Bracket/angkur dari material besi finis galvanis atau material aluminium ekstrussion.
 Rangka vertikal dan horizontal dari material aluminium ekstrussion
 Rangka tepi panel aluminium composite dan reinforoe dari material dari material aluminium ekstrussion.
 Infil Dari aluminium ekstrussion finish powder coating warna ditentukan kemudian sealant.
− Untuk pekerjaan luar, lihat Bab Sealant
− Wrana akan ditentukan kemudian berdasarkan color chart dari pabrik
− Lokasi sealant antar panel dengan komponen lain

d. Bahan - bahan
 Bahan : Aluminium composite
− Tebal: 4mm terdiri dari 0,5mm Aluminium, 3mm Polyetlene dan 0,5mm Aluminium Aluminium.
− Length (mm) : 2440, 4880 or custum
− Width (mm) : 1220 or custom
− Bending Strengh : 45-50kg/4mm
− Heat Deformation : 200o C
39
− Sound Insulation : 24-39 Db
− Finished : Flouracarbond factory firished/PVdF Coating
− Warna : Lihat gambar
− Merek : Goodsense atau setara

 Bahan composite harus dalam keadaan rata, warna akan ditentukan kemudian.
 Bahan yang digunakan (produksi korea) atau setara.
 Contoh-contoh: Kontraktor diharuskan menyerahkan contoh-contoh bahan kepada direksi lapangan untuk mendapatkan
persetujuan Pemberi Tugas.
 Toleransi Dimensi mill finish : Stove dipernish + 0.2 mm

40

Anda mungkin juga menyukai