1. PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1. Pengukuran Tapak Kembali
a. Pelaksana Pekerjaan diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi pembangunan dengan
dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian tanahnya, letak bangunan yang ada.
b. Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang sebenarnya harus segera
dilaporkan kepada Pengawas Lapangan untuk dimintakan keputusannya.
c. Penentuan titik ketinggian dan sudut - sudut hanya dilakukan dengan alat - alat waterpass / theodolite.
d. Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga phytagoras hanya diperkenankan
untuk bagian-bagian kecil yang telah disetujui oleh Pengawas Lapangan.
e. Instalasi-instalasi yang sudah ada dan masih berfungsi harus diberi tanda yang jelas dan dilindungi dari kerusakan-
kerusakan yang mungkin terjadi akibat pekerjaan proyek ini, dan untuk itu harus dicantumkan dalam gambar
pengukuran.
Pelaksana Pekerjaan bertanggung jawab atas segala kerusakan akibat pekerjaan yang sudah dilaksanakannya.
b. Khusus untuk tempat simpan bahan-bahan seperti pasir, kerikil harus dibuatkan kotak simpan di pagar dengan
dinding papan, sehingga masing-masing bahan tidak tercampur dengan lainnya. Lokasinya harus mendapat
persetujuan Pemberi Tugas :
Pelaksana Pekerjaan tidak diperkenankan :
Menyimpan alat-alat, bahan bangunan di luar pagar proyek, walaupun untuk sementara.
Menyimpan bahan-bahan yang ditolak Pemberi Tugas karena tidak memenuhi syarat.
1
2. PEKERJAAN PASANGAN
2.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan meliputi :
a. Pekerjaan bangunan meliputi Arsitektur dan finishingnya sesuai yang tercantum didalam gambar dan RKS ini.
b. Pekerjaan halaman termasuk pekerjaan jalan, pagar dan semua komponen yang tercantum di dalam gambar dan
RKS.
2.2. Bahan-bahan
a. Semen
Semen untuk pekerjaan pasangan harus sama kwalitasnya seperti semen yang ditentukan untuk pekerjaan beton.
b. Pasir
Pasir untuk pekerjaan pasangan harus sama kwalitasnya dengan pasir yang ditentukan untuk pekerjaan beton.
Gradasi pasir urug yang dipakai minimum 0,35 mm.
c. Air
Air yang dipakai untuk pekerjaan pasangan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam pekerjaan beton
d. Bata
Bata harus bata biasa dari tanah liat, hasil produksi lokal dengan ukuran 6 cm x 10 cm x 20 cm yang dibakar dengan
baik dan bersudut runcing dan rata, tanpa cacat atau mengandung kotoran. Meskipun ukuran bata yang diperoleh
disuatu daerah mungkin berbeda dengan ukuran tersebut di atas harus diusahakan supaya tidak terlalu menyimpang
dari ukuran-ukuran tersebut. Sesuai dengan A.V. 1941, minimum daya tekan ultimate harus 30 kg/cm.
Bata yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
Kwalitas terbaik.
Pembakaran matang.
Warna merah (merah merata).
Sisi dengan permukaan rata, tegak lurus runcing.
Keras dan tidak mudah patah.
Tidak terlihat garis-garis retak.
Harus satu ukuran dan satu kwalitas (kalau ada perbedaan tdak boleh lebih besar dari 3 mm).
e. Jenis Adukan
Komposisi
Jenis adukan berikut harus dipakai sesuai dengan yang diinstruksikan dalam gambar-gambar atau dalam Spesifikasi
Pekerjaan ini.
1. Adukan 1 pc : 2 ps.
Dinding bata s/d 50 cm di atas lantai dasar untuk dinding bagian luar, dan 20 cm untuk bagian dalam.
Seluruh dinding toilet, ruang pompa dan yang berhubungan langsung dengan air, dibuat s/d 150 cm.
2. Adukan 1 pc : 5 ps.
Untuk pasangan dinding dan plesteran-plesteran yang tak termasuk dalam uraian diatas (plesteran bata 2 cm).
Mencampur
Adukan harus dicampur dengan alat pencampuran yang telah disetujui atau dicampur dengan tangan, di atas
permukaan yang keras. Sangat dilarang memakai adukan yang sudah mulai mengeras atau membubukkannya
untuk dipakai lagi.
2
b. Semua unit harus betul-betul kering kalau mau dipakai, hanya ujung-ujungnya dibasahi jika dianggap perlu untuk
mengatur pengisapan. Blok-blok atau bata dipasang dengan adukan pengikat sambungan-sambungan yang tegak
lurus dan rata. Dalam pemasangan tembok tidak boleh meneruskan disuatu bagian lebih dari satu meter tingginya.
c. Mengorek Sambungan
Semua sambungan harus dikorek paling sedikit 0,5 cm agar finish dinding dapat melekat dengan baik.
d. Perlindungan
Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka selama waktu-waktu hujan lebat, harus diberi perlindungan
dengan menutup bagian atas dari tembok dengan sesuatu yang sesuai.
e. Perawatan
Dinding tembok harus dibasahi terus menerus selama paling sedikit 7 hari setelah didirikan.
f. Angkur-angkur dan pengikat lainnya
Antara sambungan dinding dengan kolom, pondasi dan lain-lain, harus dipasang angkur besi yang telah dibersihkan
daripada setiap gerak kulit ozid besi, karat dan debu bangunan.
Beton harus dikasarkan dengan alat yang sesuai pada sambungan vertikal dengan dinding agar adukan tembok
dapat merekat.
3. PEKERJAAN PLESTERAN
3.1. Lingkup Pekerjaan :
Meliputi pengadaan semua tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan serta pekerjaan plesteran pada seluruh
dinding/pasangan bata, kolom beton yang terlihat maupun tidak dengan komposisi adukan seperti yang akan
diuraikan dibawah ini. Semua ruang yang tidak terlihat harus diplester pada bagian dalamnya.
5
f. Persyaratan pelaksanaan, pemasangan dan persyaratan-persyaratan lain sesuai dengan persyaratan pekerjaan lantai
keramik dari produsen. Nat tidak lebih 3 mm dan grouting sewarna.
6. PEKERJAAN PLAFOND
6.1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengadaan dan penyediaan semua tenaga kerja, peralatan, bahan - bahan dan pemasangan semua langit -
langit sesuai dengan gambar dan persyaratan.
Pemasangan :
Dilakukan pengukuran secara teliti untuk melayout sistem rangka plafon, jalur utilitas : kabel listrik untuk
penerangan dan penempatan AC split.
Rangka plafond besi hollow digantung pada balok beton dengan kawat penggantung.
Kawat penggantung dikaitkan dengan pelat besi yang dipaku dengan paku ramset ke plat beton.
Rangka plafond besi hollow tertanam pada balok beton yang di sekrup pada dudukan paku ramset/dynabolt.
Gypsum board yang dipasang harus dipilih yang baik, tidak cacat, tergores, bengkok dan penyok dan telah
mendapat persetujuan konsultan.
Hasil akhir, sambungan antara gypsum board tidak terlihat celah, permukaan rata dan halus.
Sekeliling sisi tepi plafond ditutup dengan list gypsum yang bentuk profilnya ditentukan kemudian.
7
Harus membuat shop drawing yang disetujui Pengawas/Arsitek.
Pelaksana Pekerjaan harus mengajukan terlebih dahulu contoh-contoh bahan yang akan digunakan dan membuat
contoh-contoh Konstruksi dan mock up yang memperlihatkan hubungan kusen dengan kaca, jendela, pintu, lengkap
dengan engsel, kunci, sealant dan perlengkapan lain yang diperlukan sesuai spesifikasi dan gambar untuk mendapat
persetujuan Perencana/Arsitek.
Bahan yang cacat tidak boleh digunakan.
Bahan yang dipasang harus sesuai shop drawing dan contoh yang sudah disetujui Pengawas/Arsitek.
c. Pemasangan :
Sebelum memulai pelaksanaan kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar dan kondisi dilapangan (ukuran
dan peil lubang) serta membuat contoh jadi untuk semua detail sambungan dan profil alluminium yang
berhubungan dengan system konstruksi bahan lain.
8
Dengan menggunakan alat “water pass” kusen diposisikan berdiri tegak kemudian ditahan agar tidak bergerak
dan tetap tegak
Semua frame / kusen baik untuk dinding, jendela dan pintu dikerjakan secara fabrikasi dengan teliti sesuai
dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.
Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup, rivet, stap dan harus cocok.
Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti karat / stainless steel, sedemikian rupa
sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar 1000
kg/cm².
Toleransi pemasangan kusen alluminium disatu sisi dinding adalah 10 – 25 mm yang kemudian diisi dengan
beton ringan/grout.
Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan standard dalam :
SII-0405-08
ASTM-American Society for Testing Material :
- ASTM-B 221 - Alumunium extrusion
- ASTM-B 209 - Alumunium alloy sheets and plates
- ASTM-A 36 - Structural Steel
- ASTM-B 308 - Alumunium alloy
JIS-Japanese Industrial Standard :
- JIS-H 8001 - Anodic Coating
- JIS-A 4706-1980 - Air tightness
Sertifikat & garansi bahan yang digunakan agar diserahkan pada Pengawas.
Pemasukan :
Shop drawing :
- Pelaksana Pekerjaan menyiapkan shop drawing yang memperlihatkan tampak, detail, profil, lokasi
sambungan, sambungan antar material dan lain-lain
- Gambar-gambar tersebut mencakup :
1. Spesifikasi
2. Drainase
3. Sistim Angkur
4. Penguatan
5. Hubungan dengan struktur bangunan
- Pelaksana Pekerjaan merencanakan sistim/metode pemasangan yang memperhitungkan lendutan yang
disebabkan oleh beban, tekanan angin dan sebagainya yang sesuai dengan rekomendasi pabrik dan
peraturan.
Contoh / Mock-up :
- Siapkan contoh dari tiap tipe dan warna alumunium termasuk angkur, intersection dan lain-lain.
- Pelaksana Pekerjaan harus membuat mock-up untuk pengetesan.
Laporan test :
Siapkan laporan test dari laboratorium yang independen.
Test meliputi :
- Air leakage ASTM E-283-91
- Water penetration ASTM E-331-86
STM E-547-86
- Struktural performance ASTM E-330-90
9
Extrusi dengan billet utama standart A 6063s T5 memenuhi ASTM B 209, dan pelat dengan alloy 1100 atau S005
H16.
Sistim : Standard
Ukuran : memenuhi perhitungan teknis
Tebal : Minimal 1,8 mm
Finish : Anodize sistim analog, tebal 22 mikron
Warna : Putih (Powder coting)
Persyaratan teknis :
Beban angin : - positif : 1p kgf/m2
- negatif : 1,5p kgf/m2
Ketahanan kebocoran air : 160 kgf/m2
Ketahanan kebocoran udara : 0,015 – 0,66 m3/jam.m
Nilai lendutan
Horizontal = maximum 1/150 x bentangan atau kurang dari 19 mm
Vertikal = maximum 1/200 x bentangan.
Bahan rangka dan anker :
Rangka galvanis steel, tebal lapisan 20 mikron.
Rangka alumunium struktural
Profil disesuaikan dengan kebutuhan
Ankur dari bahan galvanis steel.
Bahan persyaratan teknis lainnya :
Joint backer :
Bahan : Polyethelene
Kepadatan : 65-95 kg/m3
Sifat : tidak meyerap air
Neoprene :
Bahan : dari jenis extrussion
Kekerasan : 60 x 80 Durometer
Sifat : tahan terhadap sinar matahari dan oksidasi
Setting Block : EPDM
Kekerasan : 70 Durometer
Digunakan untuk kaca
Silicon, general purpose standart pabrik
Standart alat pemasangan, anti karat, pengisi lainnya disesuaikan dengan standart pabrik
Kaca sesuai dengan standard pabrik.
e. Pelaksanaan
Sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan diwajibkan terlebih dahulu membuat shop
drawing sistem lengkap dengan ;
Tipe dari tampak/façade
Detail-detail ankur dan sambungan alumunium
Pemasangan sealant, gasket dan kaca
Detail pertemuan alumunium dengan komponen lain.
Ukuran-ukuran dan lain sebagainya.
Pemasangan harus dilaksanakan oleh Pelaksana Pekerjaan yang mempunyai pengalaman spesialis dibidang
pekerjaan alumunium dan mempunyai tenaga-tenaga ahli berpengalaman minimal lima tahun kerja khusus
pekerjaan tersebut dengan menunjukkan surat referensi pengalaman.
Pekerjaan ini harus dilaksanakan prefabrikasinya pada workshop yang lengkap dengan peralatan/mesin-mesin
khusus untuk pekerjaan ini sehingga dapat menghasilkan pekerjaan yang tepat dan akurat. Bila diperlukan work
shop dapat ditinjau oleh Pengawas.
Penyekrupan dipasang dengan sekrup stainless steel dan tidak terlihat dari luar.
10
Sambungan harus kedap air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap angin.
Detail-detail pada setiap pertemuan harus rapat, rapih, rata dan bersih dari goresan-goresan / cacat.
Pada setiap pertemuan alumunium dengan beton, dinding dan sebagainya harus diberi lapisan kedap air yang
memakai sealant.
Sambungan horizontal maupun vertikal, sambungan sudut maupun silang dan kombinasi profil alumunium harus
dipasang sempurna.
Celah-celah antara kaca dan alumunium harus dipasang/ditutup dengan sealant. Pemasangan sealant harus
dapat dijamin tidak akan terjadi kebocoran diakibatkan air hujan maupun udara luar.
8.3. Persyaratan
a. Semua perlengkapan pengunci dan penggantung
dipakai produksi luar negeri dari kwalitas terbaik merk SOLID atau setara.
b. Warna akan ditentukan kemudian oleh Pemberi
Tugas.
c. Jenis kunci yang dipakai harus sesuai dengan type
pintu atau jenis ruangannya. Kontraktor harus mengajukan terlebih dahulu di dalam key control schedule.
d. Semua peralatan pengunci dan penggantung harus
mempunyai “Fire Rating” minimum 2 jam.
8.4. Kunci-kunci
Semua kunci pintu ruangan harus dilengkapi dengan 3 anak kunci. “ Dead Lock” harus dari jenis cylinder dan sesuai untuk
digabung dengan “Lockcase” dalam sistim penguncian “Master Key”. “Lockcase” harus mempunyai “Dead Bolt” yang
dapat digerakkan oleh “Handle” (Lever Handle) maupun anak kunci.
Merk ; setara SOLID.
Pemasangan :
a. Pintu Dalam (frame plywood lapis HPL)
Handle pintu : HRE 61.69
11
Engsel : Stainless steel
Kunci & silinder : SWING LOCKCASE LC 121 WL-40 + DOBEL CYLINDER DC 02-60 SCR
Semua assessori di atas setara Solid
b. Pintu WC
Handle : HRE 61.60
Engsel : Stainless steel
Kunci & silinder : SWING LOCKCASE LC 121 WL-40 + DOBEL CYLINDER DC 02-60 SCR
c. Jendela Engsel (jingkit/top hung)
Engsel : Stainless steel
Kunci : Rambuncis
Merk : Setara SOLID
8.5. Pemasangan
a. Semua pemasangan harus dikerjakan dengan peralatan yang sesuai serta secara baik dan memenuhi syarat teknis
pabrikan; pemasangannya harus mengikuti gambar rencana tata letak dan memenuhi “Key Control Schedule”.
b. Selama pekerjaan berlangsung harus dijaga agar peralatan kunci dan penutup pegas terlindung dari goresan,
kerusakan dan cipratan cat.
c. Selama masa pelaksanaan, anak-anak kunci asli tidak boleh dipergunakan dan semuanya harus tersimpan dalam
almari penyimpan anak kunci.
d. Sekrup-sekrup harus ditanam rapi tanpa merusak daun pintu, kusen maupun alat-alat penggantung dan pengunci itu
sendiri.
Pemasangan yang tidak rapi dan menimbulkan cacat-cacat harus diperbaiki dan diganti atas beban Pelaksana
Pekerjaan sendiri.
9. PEKERJAAN KAYU
9.1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi penyediaan dan pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan sehubungan dengan pekerjaan kayu
kasar, kayu halus dan lain-lain sesuai dengan gambar-gambar dan persyaratan teknis ini.
Pekerjaan kayu halus meliputi Pintu dan lain-lain. Pekerjaan kayu kasar meliputi pemasangan kelos-kelos, bekisting dan
pekerjaan kayu lain yang tidak disyaratkan secara khusus dalam persyaratan ini.
9.3. Pintu
a. Syarat Umum
Pintu yang rata (flush) harus berongga (semi solid core) dengan rangka kamper oven kwalitas I dan ditutup pada
kedua permukaannya dengan plywood yang tebalnya paling sedikit 6 mm. Finish menggunakan HPL. Pintu-pintu
tersebut harus dibuat dengan ukuran dan detail yang diberikan dalam gambar yang bersangkutan.
Untuk seluruh pintu toilet menggunakan bahan PVC bagian dalamnya maupun bagian luar, dengan warna ditentukan
kemudian oleh Direksi. Persyaratan lain sesuai spesifikasi pakerjaan pintu kayu dalam buku ini. Kusen harus
menggunakan kayu kamper oven kwalitas I.
b. Penyempurnaan (finish)
Pintu harus betul-betul persegi dan datar. Permukaan-permukaan yang kelihatan harus lurus, tidak ada bekas-bekas
mesin dan selesai siap dengan baik.
13
9.5. Pembersihan
Bersihkan semua tatal-tatal, puntung-puntung kayu dan kayu-kayu bekas dari seluruh bangunan sewaktu-waktu secara
teratur dan sampah harus disingkirkan serta dimusnahkan.
9.6. Pengawetan
Semua kayu yang akan terpasang seperti tersebut pada butir 11.2 harus diawetkan terhadap penyusunan (oven) dan
rayap (dianti rayap).
14
Daya Sebar : 16 m2/liter
Pengecatan Ulang : setelah 16 jam
Pengecatan : Minimal 2 lapis atau sampai disetujui Konsultan Pengawas
10.7. Steger
Untuk pelaksanaan pekerjaan,steger-steger harus disediakan secukupnya, sesuai dengan kebutuhan, sehingga
pekerjaan dapat dilaksanakan dengan sempurna.
10.8. Keahlian
Pekerjaan mengecat hanya boleh dilakukan oleh tenaga yang sudah ahli dan berpengalaman dalam bidang ini.
Seorang mandor yang benar-benar cakap harus selalu mengawasi di tempat tersebut selama pekerjaan dilaksanakan.
10.9. Pembersihan
Selesai pekerjaan ini, bidang-bidang cat dibersihkan dari kotoran/debu, lantai kerja dibersihkan dari bekas-bekas
cat/melamik.
11.2. B a h a n
Bahan yang digunakan:
a. Sejenis bubuk yang dicampur dengan cairan dengan perbandingan tertentu untuk kemudian di coating ke
permukaan/bidang yang akan dilapisi, merk setara Sika Top – 107 Plus.
Digunakan untuk atap/overstek/canopy/talang beton, bagian luar Ground Tank dan dak beton lain yang langsung
berhubungan dengan udara luar.
15
b. Pelaksana Pekerjaan harus terlebih dahulu mengajukan contoh-contoh bahan dan perlengkapan/penunjangnya
untuk mendapatkan persetujuan dan paraf dari Konsultan Pengawas.
c. Pemasangannya harus dilakukan oleh tenaga ahli dan perpengalaman dalam bidang tersebut, dengan
persetujuan/arsitek dan dilaksanakan sesuai dengan syarat-syarat teknis yang dikeluarkan oleh pabrik.
d. Sebelum dipasang lapisan waterproofing, permukaan dak beton harus telah dibuat rata dan kering dengan
kemiringan 1 % kearah saluran pembuangan air hujan.
e. Sebelum diplester beton asal harus dikasarkan dan dijenuhkan dengan air ( minimal 3 jam ) serta diberi bond coat
minimal slurry air semen.
f. Sebelum pemasangan waterproofing, keliling lubang saluran pembuangan air hujan dan kropos-kropos harus
diperbaiki dengan non-shrink mortar. Batas-batas yang tajam ( antara lipsplank dengan atap ) harus dibuat lengkung
serta seluruh permukaan atap harus dilapisi dengan pasta pelekat khusus ( primer , setara pasta imper 66 ) tidak
kurang dari 150 cc per meter persegi yang diencerkan dengan air 150 cc.
g. Pemasangan waterproofing dengan overlap 10 cm serta pada dinding vertical dinaikkan 30 cm untuk vertical harus
dilindungi dengan metal flashing yang ujungnya ditutup dengan sealent untuk dilindungi dengan adukan.
Untuk atap dak beton di atas waterproofing yang sudah dipasang harus diberi 0,2 mm polyethylene sheet atau plastik
terlebih dahulu untuk kemudian diberi plesteran ( screed ) dengan ketebalan minimal 3 cm dan diberi tulangan kawat
ayam. Untuk mengurangi retak-retak, plesteran tersebut dibuat kotak-kotak 2 m 2 m dan celahnya diberi fleksible
joint sealent yang direkomendasi pabrik dan disetujui Konsultan Perencana.
Lebar celah 0,6 cm dengan kedalaman 1 cm.
h. Brushcrete dilaksanakan dengan cara mencampurkan Powder Bruscrete dengan air yang sudah mengandung
larutan SB Bonding Agent, sehingga menjadi seperti pasta.
Kemudian dikwaskan 2 pada beton yang sudah cured, bersih, kasar dan jenuh air.
Coating ke 2 dengan arah melintang menunggu jika coating ke 1 dengan arah membujur sudah cured ( minimal 24
jam ). Pemakaian rata-rata 2,0 kg setiap m2/2 coat.
Untuk pekerjaan dinding Kamar Mandi dengan dinding pemasangan bata, waterproofing Bruscrete harus dipasang
diatas plesteran ( tidak diaci ) dan sampai ketinggian 0,50 m dari beli jadi.
i. Sebelum dipasang finishing, waterproofing harus dibiarkan sampai 48 jam untuk kemudian dites dengan merendam
dengan air.
16
Untuk pekerjaan yang masih tanah harus dipadatkan dahulu sebelum diurug dengan pasir, Pasir
yang digunakan harus pasir yang tajam dan bersih, dengan kadar tanah tidak lebih dari 3 % dan tidak lebih dari
10 % yang merupakan pasir beton. Pasir yang digunakan dengan ketebalan minimal 5 cm, kemudian dicor
beton hingga rata atau disamakan dengan level jalan yang sudah ada.
17
Floor Drain : TX 1 AN
d. Memasang alat sanitair harus rapi , lurus dan tepat pada asnya.
e. Pertemuan alat sanitair dengan bahan lain seperti lantai atau dinding keramik harus disealent untuk mencegah retak
dan kebocoran. Sealent yang digunakan harus memenuhi spesifikasi pekerjaan sealent.
15.2. Umum
Pembersihan, bongkaran dan persiapan daerah yang akan dikerjakan.
a. Pada umumnya tempat - tempat untuk bangunan dibersihkan. Pembongkaran harus dilaksanakan terhadap semua
area bangunan. Sampah yang tertanam dan material lain yang tidak diinginkan di dalam daerah yang akan
dikerjakan harus dihilangkan, kemudian dibakar atau dibuang dengan cara-cara yang disetujui oleh Pengawas.
18
b. Segala pekerjaan pengukuran, persiapan termasuk tanggungan Pelaksana Pekerjaan dan harus mendapat
persetujuan Pengawas.
c. Pelaksana Pekerjaan harus menyediakan alat-alat ukur sepanjang masa pelaksanaan berikut ahli ukur yang
berpengalaman dan setiap kali apabila dianggap perlu siap untuk mengadakan pengukuran ulang.
16.2. Perencanaan
a. Acuan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan bentuk yang nyata dan cukup kuat
menampung beban-beban sementara maupun tetap sesuai dengan jalannya pengecoran beton. Semua acuan harus
diberi penguat datar dan silang sehingga kemungkinan bergeraknya acuan selama pelaksanaan pekerjaan dapat
dihindarkan ; juga harus cukup rapat untuk mencegah kebocoran bagian cairan dari adukan beton (Mortar Leakage).
Susunan acuan dengan penunjang-penunjang harus diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan dilakukannya
inspeksi dengan mudah oleh Pengawas.
Penyusunan acuan harus sedemikian rupa hingga pada waktu pembongkarannya tidak menimbulkan kerusakan
pada bagian beton yang bersangkutan.
b. Kekuatan penyangga, silangan-silangan, kedudukan serta dimensi yang tepat dari pada acuan adalah merupakan
tanggung jawab Kontraktor.
c. Pada bagian terendah (dari setiap fase pengecoran) dari acuan kolom atau dinding harus ada bagian yang mudah
dibuka untuk inspeksi dan pembersihan.
d. Kayu acuan harus bersih dan dibasahi terlebih sebelum pengecoran. Harus diadakan tindakan untuk menghindari
terkumpulnya air pembasahan tersebut pada sisi bawah.
e. Pada phase ini dilakukan pemasangan pipa dan perlengkapan-perlengkapan lain yang harus tertanam di dalam
beton, dengan catatan bahwa pekerjaan ini jangan sampai merugikan kekuatan konstruksi (lihat BAB 5.7.ayat 1 dari
P.B.I 1971).
f. Setelah pekerjaan diatas selesai dan siap untuk pengecoran, harus diperoleh persetujuan pengawas untuk dapat
melangkah ke pekerjaan selanjutnya.
g. Perencanaan acuan dan konstruksinya harus direncanakan untuk dapat menahan beban-beban, tekanan lateral dan
tekanan yang diizinkan seperti pada “Recommended Practice for Concrete formwork” (ACI.347-68) dan peninjauan
terhadap beban angin dan lain-lain peraturan dikontrol terhadap Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah
setempat.
19
Peraturan Portland cement Indonesia 1972 (NI-8)
ASTM C-150 “Spesification for Portland Cement”.
ASTM C-33 “Standard Specification for Concrete Aggregates”.
Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat.
Peraturan Bangunan Nasional 1978
“American Siciety for Testing and Material (ASTM)”
“American Concrete Institute (ACI)
petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan oleh Pengawas.
Peraturan-peraturan yang diperlukan supaya disediakan Pelaksana Pekerjaan di “Site”.
17.4. Bahan-Bahan
a. Portland Cement
Digunakan Portland Cement jenis II menurut NI-8 atau type-I menurut ASTM dan memenuhi S.400 menurut
Standart Portland Cement yang digariskan oleh Assosiasi Semen Indonesia (Semen Gresik atau setara).
Merek yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan kecuali dengan persetujuan tertulis dari
Pengawas. Pertimbangan Pengawas hanya dapat dilakukan dalam keadaan :
Tidak adanya persediaan di pasaran dari merek yang tersebut di atas.
Pelaksana Pekerjaan memberikan jaminan dengan kualitas yang setaraf dengan mutu semen tersebut diatas.
b. Agregates
Kualitas agregates harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971
Agregates kasar harus berupa batu pecah yang mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat
kekerasannya dan padat (tidak porous). Kadar lumpur dari pasir beton tidak boleh melebihi dari 5% berat kering.
Dimensi maksimum dari agregates kasar tidak lebih dari 2,0 cm dan tidak lebih dari seperempat dimensi beton
yang terkecil dari bagian konstruksi yang bersangkutan.
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah
lempung dan sebagainya.
Untuk bagian di mana pembesian cukup berat (cukup rumit) digunakan batu pecah.
c. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak , asam alkali, dan bahan-bahan
organis atau bahan- bahan lain yang dapat menurunkan mutu pekerjaan.
Apabila dipandang perlu, Pengawas dapat minta kepada Pelaksana Pekerjaan supaya air yang dipakai diperiksa
di Laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Pelaksana Pekerjaan r.
d. Besi Beton
Besi beton harus bebas dari karat, sisik dan lain-lain lapisan yang dapat mengurangi lekatnya pada beton.
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, digunakan baja dari jenis BJTD.39 (U-39) untuk tulangan utama kolom.
Perlengkapan besi beton, meliputi semua peralatan yang diperlukan untuk mengatur jarak tulangan/besi beton
dan mengikat tulangan-tulangan pada setempatnya.
e. Admixture
20
Pada umumnya dengan pemilihan bahan-bahan yang seksama, cara mencampur dan mengaduk yang baik dan cara
pengecoran yang cermat tidak diperlukan penggunaan sesuatu Admixture.
Jika penggunan Admixture masih dianggap perlu, Pelaksana Pekerjaan diminta terlebih dahulu mendapatkan
persetujuan dari Pengawas mengenai hal tersebut.
Untuk itu Kontraktor diharapkan memberitahukan nama perdagangan Admixture tersebut dengan keterangan
mengenai tujuan, data-data bahan, nama pabrik produksi, jenis bahan mentah utamanya, cara-cara pemakaiannya,
resiko-resiko dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu.
f. Penyimpanan
Pengiriman dan penyimpanan bahan-bahan, pada umumnya harus sesuai dengan waktu dan urutan
pelaksanaan.
Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah/utuh, tidak terdapat kekurangan berat dari apa yang
tercantum pada zak segera sebelah diturunkan dan disimpan dalam gudang yang kering, terlindung dari
pengaruh cuaca, berventilasi secukupnya dan lantai yang bebas dari tanah. Semen masih harus dalam keadaan
fresh (belum mulai mengeras). Jika ada bagian yang mulai mengeras, bagian tersebut masih harus dapat
ditekan hancur dengan tangan bebas (tanpa alat) dan jumlah tidak lebih dari 10% berat. Jika ada bagian yang
tidak dapat ditekan hancur boleh melebihi dari 5% berat, kepada campuran tersebut diberi tambahan semen baik
dalam jumlah yang sama, dengan catatan bahwa kualitas beton yang diminta harus tetap terjamin.
Besi beton harus ditempatkan bebas dari tanah dengan menggunakan bantalan-bantalan kayu dan bebas dari
Lumpur atau zat-zat asing lainnya (misalnya minyak dan lain-lain).
Agregates harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah dari satu dan lain jenisnya/gradasinya dan
diatas lantai beton ringan untuk menghindari tercampurnya dengan tanah.
21
g. Perawatan kubus percobaan tersebut adalah dalam pasir basah tapi tidak tergenang air selama 7 (tujuh) hari dan
selanjutnya dalam udara terbuka.
Jika dianggap perlu, maka digunakan juga pembuatan kubus percobaan untuk umur 7 (tujuh) hari dengan ketentuan
bahwa hasilnya tidak boleh kurang dari 65% kekuatan yang diminta pada 28 hari.
Jika hasil kuat tekan benda-benda uji tidak memberikan angka kekuatan yang diminta, maka harus dilakukan
pengujian beton setempat dengan cara-cara seperti yang ditetapkan dalam PBI 1971 dengan tidak menambah beban
biaya bagi Pembei Tugas.
h. Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung setelah seluruh komponen adukan masuk
ke dalam mixer.
i. Penyampaian beton (adukan) dari mixer ketempat pengecoran harus dilakukan dengan cara yang tidak
mengakibatkan terjadinya pemisahan komponen-komponen beton.
j. Harus digunakan vibrator untuk pemadatan beton.
Bila menggunakan mixer persyaratan mutu beton, kondisi kelembaban/elastisitas adukan haus memenuhi syarat
pedoman pelaksanaan beton sesuai BAB 2.
Diameter, ukuran sisi (atau jarak antara Variasi dalam berat Toleransi diameter
dua permukaan yang berlawanan) Yang diperbolehkan
Dibawah 10 mm +/- 7 % +/- 0.4 mm
10 mm sampai 16 mm +/- 5 % +/- 0.4 mm
(tapi tidak termasuk diameter 16 mm)
16 mm sampai 28 mm (tapi tidak +/- 4 % +/- 0.5 mm
termasuk diameter 28 mm
22
a. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat.
b. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus diperhatikan.
c. Beton harus dibasahi secara teratur paling sedikit selama 10 hari setelah pengecoran.
17.13. Pembersihan
Jangan dibiarkan puing-puing, sampah sampai tertimbun. Pembersihan harus dilakukan baik dan teratur.
23
f. Form Tie atau sejenisnya misalnya pipa Instalasi Conduit dll pada khazanah tidak boleh tembus satu garis lurus.
b. Peralatan Utama
a. Peralatan Utama Sistem Air Bersih
Menggunakan pompa yang sudah ada dan menambah pompa dorong baru setara simizu
b. Alat-alat saniter :
Pelaksana Pekerjaan Plumbing wajib koordinasi dengan Pelaksana Pekerjaan Arsitektur untuk dapat
memperoleh type dan produk yang dipakai :
1. Kloset Duduk
Merk : Toto
Type : Standar
Jumlah : 3 buah
2. Washtafel
Merk : Toto
Type : Standar
Jumlah : 1 buah
3. Shower
Merk : Toto
Type : Standar
Jumlah : 2 buah
4. Jet Washer
Merk : Toto
Type : Standar
Jumlah : 3 buah
5. Kitchen Zink
Merk : Royal
Type : Standar
Jumlah : 2 buah
6. Kran Tembok
Merk : Toto
Type : Standar
Jumlah : 8 buah
7. Floor Drain
Merk : San – Ei
Type : Stainles steel
Jumlah : 6 buah
8. Kloset Jongkok
Merk : Toto
Type : Standar
Jumlah : 1 buah
C. Instalasi Pemipaan
1. Pipa Air Bersih menggunakan pipa PVC-AW
Pipa PVC-AW untuk di instalasi toilet dan fiting-fiting menggunakan bahan yang sejenis dari PVC-
AW.
2. Pipa air kotor, bekas dan pipa hujan menggunakan pipa PVC-AW.
Penyambungan dilakukan dengan solvent cement dan fitting adalah Injection type.
25
Pipa PVC Class 10 kg/cm2.
Diameter : Lihat gambar rencana.
3. Fitting untuk pipa PVC
PVC Injection Moulding dari produk yang sama dengan merk Pipa. Belokan pada pompa utama
harus menggunakan long radius bend, dan cabang pada saluran utama harus menggunakan Y45
dan bend 45. Jenis lem yang digunakan harus sesuai dengan spesifikasi pabrik.
d. Accessories
1. Jika tidak ditentukan lain maka pemakaian accessories pemipaan harus menggunakan :
Working pressure 10 kg/cm2
2. Gate Valve
Ukuran dia. 15 mm s/d 50 mm, Valve body, steam & disc bronze material, female thread
Ukuran dia. 65 mm keatas, Non Rising Steam, Cast Iron body, Henged end
Penyambungan Pipa :
a. Pipa PVC dan Fitting
Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan PVC glue yang sesuai dengan diameter pipa dan
sebelum dilem pipa harus dibersihkan dahulu dengan cleaning fruid
Pipa harus masuk sepenuhnya di dalam fitting maka untuk ini harus dipergunakan alat press khusus. Selain itu
pemotongan pipa harus mempergunakan alat pemotong khusus agar pemotongan pipa dapat tegak lurus
terhadap batang pipa
Cara penyambungan lebih lanjut dan terperinci harus mengikuti spesifikasi dari pabrik pipa yang bersangkutan
26
b. Sambungan yang mudah dibuka
Sambungan ini dipergunakan pada alat-alat sanitair antara lain :
Antara lavatory Faucet dan Supply Valve
Pada Waste Fitting dan Siphon
Pada sambungan ini kerapatan diperoleh oleh adanya paking dan bukan seal threat Support Peralatan, Sleeve
Penumpu dan Penggantung pipa
b1. Support untuk Fixtures dan lain-lain
1. Semua fixtures dan alat-alat sanitair harus ditumpu (supported) dan ditetapkan ditempatnya dengan baik
dan kuat
2. Semua baut, mur dan sekrup yang kelihatan (exposed) harus dibuat dengan dilapisi chronium atau nekel,
demikian pula cincin (washer) untuk pemasangannya
b2. Sleeves untuk pipa-pipa
1. Sleeves untuk pipa-pipa dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut menembus konstruksi beton
2. Sleeves harus mempunyai ukuran 1,5 kali ukuran pipanya untuk memberikan kelonggaran pada pipa
3. Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi bertulang ataupun baja
4. Untuk pipa-pipa yang menembus konstruksi bangunan yang mempunyai lapisan kedap air ( water proofing)
sleeves harus dari jenis flashing sleeves
5. Rongga antara pipa dan sleeves harus dibuat kedap air dengan rubber sealed
b3. Penumpu dan Penggantung Pipa
1. Semua pipa harus diikat/ditetapkan dengan kuat dengan penggantung atau angker yang cukup kokoh
(rigid). Pipa-pipa tersebut ditumpu untuk menjaga agar tidak berubah tempatnya, agar iklinasinya tetap
untuk mencegah timbulnya getaran, dan harus sedemikain rupa sehingga masih memungkinkan konstruksi
dan expansi pipa oleh perubahan temperature.
2. Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur (adjustable) dengan jarak antara
tidak lebih dari 3 meter
3. Pemborong harus mengajukan konstruksi dari penggantung untuk disetujui oleh Pengawas atau ahlinya.
Penggantung dari kawat, rantai, “strap” ataupun “perforated” “strip” tidak boleh digunakan
4. Penggantung atau penumpu pipa harus disekrupkan (terikat) pada konstruksi bangunan dengan “i nsert”
yang dipasang pada waktu pengecoran beton atau penembakan atau dengan baut tembak (ramset belt)
5. Pipa vertikal harus ditumpu dengan klem (clamp atau collar) paling jauh dengan jarak antara satu lantai
(tingkat)
6. Pada setiap tikungan pipa harus diberi penumpu atau penggantung pipa sehingga tidak akan lepas akibat
tekanan air.
d. Pengecatan
27
1. Untuk semua pipa-pipa galvanized yang berada di atas tanah harus dicat dengan zinchromat primer setebal 150
micron (minimum)jdan dicat dengan cat finishing sampai rata setebal 300 micron (minimum)
2. Warna cat pipa instalasi air bersih disesuaikan dengan peraturan Depnaker
3. Hangers dan Support pipa harus dicat minimum 2 kali dengan zinchromat primer sebelum dipasang warna cat
18.4. Pengujian
Setelah semua pemipaan selesai dipasang, maka perlu diadakan pengujian kebocoran atas seluruh bagian dari instalasi
ini, sehingga sistem dapat berfungsi dengan baik. Kebocoran, kerusakan yang timbul harus diperbaiki oleh pemborong
tanpa tambahan biaya.
1. Pengujian tekanan Hydrostatic (untuk air bersih) semua sistem pemipaan harus diuji dengan tekanan hydrostatic
minimal 1,5 x tekanan kerja selama 24 jam terus menerus dengan penurunan maksimal sebesar 5% dari harga
tersebut diatas.
2. Pembilasan pipa-pipa
3. Setelah pengujian kebocoran telah dilaksanakan maka perlu diadakan pembilasan terhadap seluruh jaringan pipa
dengan cara menjalankan sistem distribusi dan mengeluarkan air yang sudah diberikan bahan desinfektan dari tiap
titik keluar masing-masing selama 5 menit
4. Pengujian Pipa Air Bekas dan Air Kotor
Cara pengujian air bekas dan air kotor adalah dengan jalan digenangi air pada seluruh instalasi dan ditahan selama
24 jam tanpa adanya penurunan permukaan air
18.5. Garansi
Semua pekerjaan bahan dan peralatan harus digaransikan selama 30 hari.
Semua perlengkapan, bahan dan pengerjaan yang tidak baik harus secepatnya diganti/diperbaiki oleh Pelaksana
Pekerjaan tanpa biaya tambahan dengan material merk/type yang sama.
18.6. Produk
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Pelaksana Pekerjaan dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain
yang setaraf dengan yang dispesifikasi ke Owner cq Direksi / Pengawas.
Pelaksana Pekerjaan baru bisa mengganti bila ada persetujuan tertulis dari Direksi / Pengawas.
Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sebagai berikut :
Bahan/Peralatan Merk/Pembuat
1. Pipa air
a Pipa PVC : Wavin
b. Fitting PVC : Rucika
(Alternatif ) : PPI
3.Pipa GIP dan Fitting : Bakrie, PPI
4. Accessories
- Gate Valve : Toyo, NBC, Pati, Kitasawa
- Roof Drain : Lokal
- Floor Drain, Clean Out : San-Ei
28
mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga bahan atau peralatan tersebut sesuai dengan ketentuan-ketentuan
dibawah ini tanpa adanya penggantian biaya.
Pengujian
Pelaksana Pekerjaan harus melakukan semua pengujian dari balancing peralatan instalasi system AC dengan
disaksikan oleh Pengawas yang berkepentingan.
Pengujian terhadap kebocoran semua sambungan pipa harus dilakukan dengan “ helidetorch” atau lainnya yang
sejenis.
Pengukuran dan pengujian kuat arus listrik dan tegangan pada setiap phase untuk unit-unit temperatur, motor fan.
Pengukuran dan pengujian temperature dan kelembaban pada setiap ruangan
Pengukuran dan pengujian temperature, tekanan, dan aliran yang masuk dan keluar setiap saat.
Syarat pengujian temperature, semua pengujian dilakukan setelah system berjalan dengan baik secara kontinyu 8
jam, pengukuran dilakukan pada saat udara luar minimum 32C, pengujian terakhir harus dilakukan setelah system
terbalance sesuai atau mendekati persyaratan teknis yang direncanakan.
Masa Pemeliharaan
Selama masa pemeliharaan Pelaksana Pekerjaan wajib:
Menyelesaikan dan memperbaiki kekurangan serta kerusakan dan lain-lain.
Memelihara dan merawat peralatan yang dipasang secara berkala sesuai dengan persyaratan pabrik.
Melatih operator ditugaskan oleh pemberi tugas.
Menyerahkan gambar terpasang, data-data peralatan cara kerja system serta petunjuk operasi dalam bahasa
Indonesia, servis instalasinya 3 set kepada pemberi tugas dan satu set lagi kepada konsultan.
Masa pemelihaaran selama 6 bulan setelah penyerahan pertama.
19.3. Produk
BAHAN/PERALATAN MERK/PEMBUAT
Unit indoor dan Outdoor Panasonic,
Isolasi Armaflex, thermaflex
Pipa PVC dan fitting Wafin, Rucika
Pipa tembaga Kembia
30
Fire Office Committee (FOC)
ASHRAE, ARI ASTM, ASME dan SMACNA
Pedoman Plumbing Indonesia tahun 1979
National Plumbing Code
National Fire Protection Association (NFPA)
Keputusan Gubernur Kepala Daerah Ibukota Jakarta No. 1173 tahun 1982
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.05/Men/1982
Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang seperti PLN, Dinas Pemadam Kebakaran dan
lain-lain
Petunjuk dari Pabrik Pembuat Peralatan
Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh perusahaan yang memiliki Surat Ijin Pemasangan Instalasi dari
instansi yang berwenang dan telah biasa mengerjakannya. Suatu daftar referensi pemasangan harus dilampirkan
dalam surat penawaran.
b. Gambar Rencana
Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi
dan sama mengikatnya.
Gambar-gambar system ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan sedangkan pemasangan harus
dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada.
Gambar-gambar arsitek,struktur/sipil mapupun interior harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan.
c. Koordinasi
Pelaksana Pekerjaan untuk instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan pemborong instalasi lainnya, agar
seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
Koordinasi yang baik perlu ada agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan inslatasi yang lain
Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka semua akibatnya menjadi tanggung
jawab Pelaksana Pekerjaan.
d. Pelaksanaan Pemasangan
1. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, pemborong harus menyerahkan gambar kerja dan
detailnya kepada Pengawas dalam rangkap 4 (empat) untuk disetujui. Yang dimaksud gambar kerja di sini adalah
gambar yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan, lengkap dengan dimensi peralatan, jarak peralatan satu
dengan lainnya, jarak terhadap dinding, jarak pipa terhadap lantai, dinding dan peralatan, dimensi accessories
yang dipakai. Pengawas berhak menolak gambar kerja yang tidak mengikuti ketentuan tersebut di atas.
2. Pelaksana Pekerjaan wajib mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas peralatan yang
akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan, pemborong harus segera menghubungi pengawas.
3. Beberapa peralatan tertentu (antara lain seperti pompa, fan dan lain-lain) ada asumsi yang diambil konsultan
dalam menentukan performancenya.
Asumsi-asumsi ini harus diganti oleh pemborong sesuai keadaan aktual dari peralatan yang dipilih maupun kondisi
lapangan yang tidak memungkinkan. Untuk itu Pelaksana Pekerjaan wajib menghitung kembali performance dari
peralatan tersebut dan memintakan persetujuan Pengawas sebelum dilakukan pemesanan.
31
b. Shop Drawings
Pelaksana Pekerjaan harus mengajukan gambar kerja berikut detail dan potongan yang diperlukan untuk diperiksa
dan disetujui. Dengan mengajukan gambar-gambar kerja ini berarti Pelaksana Pekerjaan sudah mempelajari
keadaan setempat lapangan, gambar-gambar struktur, arsitek maupun gambar-gambar instalasi lainnya.
c. Daftar Peralatan dan Bahan
Suatu daftar yang lengkap untuk peralatan dan bahan yang akan digunakan pada proyek ini harus diserahkan
untuk mendapat persetujuan konsultan Pengawas dalam rangkap 4. Pelaksana Pekerjaan harus menunjukkkan
dalam brosur unit yang dipilih dengan memberikan tanda. Data-data pemilikan meliputi :
Manufakturer Data
Meliputi brosur-brosur, spesifikasi dan informasi-informasi yang tercetak jelas dan setail sehubungan dengan
pemenuhan spesifikasi.
Performance Data
Data-data kemampuan dari unit yang terbaca dari suatu tabel atau curva yang meliputi informasi yang diperlukan
dalam menseleksi peralatan-peralatan lain yang ada kaitannya dengan unit tersebut.
Quality Assurance
Suatu pembuktian dari pabrik atau supplier setempat terhadap kualitas dari unit berupa produk dari unit ini sudah
mendapatkan sertifikat pengujian kemampuan yang dikeluarkan oleh lembaga yang terkait untuk produk tersebut
dari negara yang bersangkutan atau negara lain. Diproduksi beberapa tahun, telah terpasang di beberapa lokasi
dan telah beroperasi dalam jangka waktu tertentu dengan baik.
32
Pada setiap gambar “as built” harus tercantum :
Nama pemilik
Nama konsultan pengawas.
Judul gambar dan bagian dari bangunan
Nama Pelaksana Pekerjaan
Nomor gambar
Nomor lembar gambar dan jumlah lembar gambar
Tanggal
20.6. Laporan-Laporan
1. Laporan Harian dan Mingguan
Pelaksana Pekerjaan wajib membuat laporan harian dan laporan mingguan yang memberikan gambaran mengenai :
Kegiatan fisik
Catatan dan perintah Pengawas yang disampaikan secara lisan maupun secara tertulis
Jumlah material masuk/ditolak
Jumlah tenaga kerja
Keadaan cuaca
Pekerjaan tambah/kurang
Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian dan setelah ditandatangani oleh Project Manager
harus diserahkan kepada Pengawas untuk diketahui/disetujui.
2. Laporan Pengetesan
Pelaksana Pekerjaan instalasi ini harus menyerahkan kepada Pengawas dalam rangkap 3 (tiga) mengenai hal-hal
sebagai berikut :
Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi
Hasil pengetesan peralatan
Hasil pengetesan peralatan
Hasil pengetesan kabel
Dan lain-lain.
Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus disaksikan oleh pihak pengawas.
3. Garansi
Semua peralatan, bahan dan mutu hasil pekerjaan harus digaransi selama 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal
penyerahan pertama. Bila terjadi kerusakan atau kegagalan pekerjaan instalasi pada masa garansi, kontraktor wajib
mengganti atau memperbaiki kerusakan atas biaya sendiri. Bila terdapat kerusakan pada peralatan sehingga perlu
diperbaiki atau diganti, maka garansi berlaku sejak tanggal penggantian atau perbaikan tersebut. Bila terjadi
kerusakan pada peralatan-peralatan utama (contoh, motor compressor) maka motor tersebut harus diganti baru dan
tidak boleh wiringnya digulung baru.
33
2. Selama dalam masa pemeliharaan ini, Pemborong instalasi diwajibkan untuk memperbaiki dan melaksanakan
bagian-bagian pekerjaan yang tidak sempurna untuk yang belum atau yang sudah diperingatkan sebelumnya
tanpa adanya tambahan biaya.
3. Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan masih merupakan tanggung
jawab Pemborong sepenuhnya.
4. Pelaksana Pekerjaan harus menyerahkan dokumen-dokumen lengkap pada saat serah terima pekerjaan
pertama berupa :
a. As space built drawing (lihat para 1.7)
b. Brosur-brosur peralatan dan kontrol yang berisi antara lain :
Brosur teknis (performance, curve)
Maintenance manual
Operation manual
Electrical wiring/kontrol
c. Nama-nama supplier peralatan dan kontrol yang terlibat dalam proyek ini lengkap dengan alamat dan
nomor telepon.
d. Data test report
e. Sertifikat jaminan peralatan dan instalasi.
f. Spare parts dan tools.
Semua poit a s/d f dibundel dalam satu bundel dan diserahkan sebanyak 3 (tiga) set.
20.8. Ijin-ijin
Pengurusan ijin-ijin bila diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh biaya yang diperlukannya menjadi
tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.
34
Pelaksana Pekerjaan harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi di mana
bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini. Bila ternyata
terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang
dipersyaratkan pada BAB ini, merupakan kewajiban Pelaksana Pekerjaan untuk mengganti bahan atau peralatan
tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada BAB ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
b. Uraian Lingkup (Scope) Pekerjaan Tenaga dan Penerangan
Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, pemborong pekerjaan instalasi listrik ini harus melakukan
pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan dalam keadaan baik dan siap dipergunakan. Garis besar lingkup
pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai berikut :
Pengadaan dan Pemasangan
Perijinan dan penambahan daya ke PLN bila diperlukan.
Panel tegangan rendah, Panel Penerangan lantai 1 & 2.
Instalasi penerangan, instalasi stop kontak dinding.
Armature lampu (TL, SL, PL, Down Light, Lampu tangga)
Grounding system
Melakukan testing, commissioning dan training.
c. Syarat Umum
1. Semua lighting fixtures harus di cat dengan cat bakar bebas dari karat, dengan ICI acrylic paint warna
putih, contoh harus disetujui oleh Pengawas.
2. Konstruksi lighting fixtures pada umumnya harus memberikan efisiensi penerangan yang maksimal, rapi,
kuat serta sedemikian rupa hingga pekerjaan-pekerjaan seperti penggantian lampu, pembersihan,
pemeriksaan dan pekerjaan pemeliharaan dengan mudah dapat dilaksanakan.
3. Pada semua lighting fixtures harus ditanahkan (grounding).
35
d. Stop Kontak dan Saklar
1. Stop kontak dan saklar yang akan dipasang pada dinding tembok bata adalah type pemasangan masuk /
inbow (flush-mounting).
2. Stop kontak biasa (inbow) yang dipasang mempunyai rating 10A dan mengikuti standard VDE, sedangkan
stop kontak khusus (outbow) mempunyai rating 15A dan mengikuti standard
3. Flush-box (inbow doos) untuk tempat saklar, kotak-kotak dinding dan push button harus dipakai dari jenis
bahan bakelit atau metal dari produk yang sama
4. Stop kontak dinding yang dipasang 30 cm dari permukaan lantai. Pada ruang-ruang yang basah/lembab
harus dari jenis water dicht (WD) sedang untuk saklar dipasang maksimal 150 cm dari permukaan lantai.
e. Konduit
1. Kondulit yang digunakan harus memenuhi standard yang berlaku (British Standard-BS dan Electronical
Standarization CENELEC) untuk pengujian karakteristik bahan antara lain, tahap terhadap bahaya
kebakaran, ringan, lentur dan tahan terhadap getaran mekanis (tidak mudah pecah) pada saat pengecoran
lantai atau kolom beton.
2. Konduit yang dipakai adalah jenis PVC High Impact, dimana diameter dalam dari kondulit minimum 1.5 kali
diameter kabel dan minimum diameter dalam adalah 19mm, atau dinyatakan lain pada gambar rencana.
Sedangkan untuk Fire Resistance Cable menggunakan metal condulit/GIP dengan diameter 2 1 kali diameter
kabel.
3. Konduit yang dipasang harus dilengkapi dengan segala accessoriesnya seperti, coupling, saddles, inspection
elbows, reducers, locknuts, terminal boxes dan berbagai perlengkapan lainnya, untuk memudahkan baik
pada saat pelaksanaan maupun saat perawatan.
f. Grounding
1. Kawat grounding dapat dipergunakan kawat telanjang (BCC = Bare Copper Conductor)
2. Besarnya kawat grounding yang dapat digunakan minimal berpenampang sama dengan penampang kabel
masuk (incoming feeder) untuk penampang kabel lebih kecil dari 50 mm2
3. Elektrode pentanahan untuk grounding digunakan pipa galvanized minimum berdiameter 1” diujung pipa
tersebut diberi/dipasang copper rod sepanjang 0.5 m
4. Elektrode pentanahan yang dipantek dalam tanah minimal sedalam 12 m atau sampai menyentuh
permukaan air tanah
5. Nilai tahanan grounding system untuk panel-panel adalah maximum 1 ohm, diukur setelah tidak turun hujan
selama 3 hari berturut-turut
b. Kabel-kabel
1. Semua kabel di ujungnya harus diberi tanda dengan kabel merk yang jelas dan tidak mudah lepas untuk
mengidentifikasikan arah beban
2. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk mengidentifikasikan phasanya sesuai
dengan PUIL 1987 BAB 701. Sedangkan untuk kabel instalansi penerangan (NYM) yang digunakan harus
terdiri dari 4 macam warna sesuai dengan ketentuan PUIL (R, S, T, Netral dan Grounding)
3. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada kabel penerangan
36
4. Untuk kabel dengan O 16 mm2 atau lebih harus dilengkapi dengan sepatu kabel untuk terminasinya.
5. lebar galian minimum adalah 40cm atau disesuaikan dengan jumlah kabel
6. kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau instalasi lainnya harus ditanam lebih dalam
dari 60cm dan diberikan pelindung pipa galvanis dengan O minimum 2 ½ kali penampang kabel
7. Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus dibuatkan sleeve dari pipa galvanis
dengan O minimum 2 ½ kali penampang kabel
8. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak kontak harus di dalam kotak terminal yang terbuat dari
bahan yang sama dengan bahan konduitnya dan dilengkapi dengan sekrup untuk tutupnya dimana tebal
kotak terminal tadi minimum 4 cm.
9. Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 meter di setiap ujungnya
10. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak kontak harus di dalam kotak penyambungan dan
memakai alat penyambung berupa las-dop merk legrand atau 3 m dengan memberi isolasi terlebih dahulu.
Warna isolasi harus sama dengan warna kabelnya
c. Lampu Penerangan
1. Pemasangan lampu penerangan harus disesuaikan dengan rencana plafond dari arsitek dan disetujui oleh
Pemberi Tugas.
2. Lampu tidak diperkenankan memberikan beban kepada rangka plafond yang terbuat dari bahan alumunium
3. Tiang lampu penerangan untuk diluar bangunan harus dipasang tegak lurus.
4. Lampu penerangan luar, harus dibuat dengan pondasi dan dipasang kotak pengaman ( Fuse box) pada
ketinggian maximal 500 mm dari tanah
e. Pentanahan
1. Semua bagian dari sistem listrik harus ditanahkan dan sistem pentanahannya, tidak diperkenankan untuk
digabung. Sistem-system yang harus ditanahkan secara terpisah adalah :
Panel distribusi.
2. Elektrode pentanahan harus ditanam sedalam minimum 12 meter untuk mencapai permukaan air tanah
3. Tahanan pentanahan maximum adalah 1 ohm
4. Jarak minimum dari elektrode pentanahan adalah 6 meter dan disesuaikan dengan sifat tanahnya.
2. Perlindungan pemilik
Pemilik dijamin dan dibebaskan dari segala claim ataupun tuntutan yuridis lainnya. Atas gangguan bahan material,
sistem dan lain-lain oleh pemborong.
37
a. Semua peralatan harus sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan dalam kondisi baik, bekerja baik serta bebas
cacat (sempurna secara keseluruhan). Bila terdapat bagian-bagian yang rusak , harus diganti oleh pemborong atas
biaya sendiri.
b. Pelaksana Pekerjaan wajib mengadakan perbaikan terhadap kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh
kecerobohan para pekerja
c. Pelaksana Pekerjaan wajib melakukan semua pengetesan seperti yang dipersyaratkan di sini dan
mendemonstrasikan cara kerja dari segenap system yang disaksikan oleh Direksi / Pengawas. Semua tenaga, bahan
dan perlengkapan yang perlu untuk percobaan tersebut, merupakan tanggung jawab pemborong.
d. Untuk pengetesan pekerjaan instalasi listrik dilakukan pada jam kerja selama 6 (enam) hari secara terus-
menerus/nonstop. Semua biaya yang timbul menjadi tanggung jawab pemborong.
21.5. Pengujian
a. Umum
Sebelum semua peralatan utama dari sistem dipasang, harus diadakan pengujian secara individual. Peralatan tersebut
baru dapat dipasang setelah dilengkapi dengan sertifikat pengujian yang baik dari pabrik yang bersangkutan dan
perencana/PLN serta instansi lain yang berwenang untuk itu. Setelah peralatan tersebut dipasang, harus diadakan
pengujian secara menyeluruh dari sistem untuk menjamin bahwa sistem berfungsi dengan baik. Semua biaya untuk
mendapatkan sertifikat lulus pengujian dan peralatan untuk pengujian yang perlu disediakan oleh Pemborong menjadi
tanggung jawab Pemborong sendiri.
b. Peralatan dan Bahan
Peralatan dan Bahan Instalasi Listrik yang harus diuji.
1. Lighting Fixtures
Setiap lighting fixtures yang menggunakan Ballast dan kapasitor harus dilakukan pengujian atau pengukuran
faktor daya (Cos phi). Dalam hal ini faktor daya yang diperbolehkan minimal 0,9.
2. Motor-Motor Listrik
Motor-motor listrik yang terpasang, harus dari type yang sesuai dengan pemakaian dan lokasi dimana
motor-motor tersebut dipasang.
Pengukuran tahanan isolasi motor-motor listrik harus dilakukan. Pemasangan motor-motor listrik bisa
dilaksanakan setelah hasil pengukuran tidak melanggar ketentuan-ketentuan PUIL 1987.
3. Pentanahan/Grounding
Semua pentanahan dari sistim harus dilakukan pengukuran tahanan dengan maximum 1 Ohm pada masing-
masing pentanahan dan dilakukan pada keadaan cuaca tidak turun hujan selama minimal 3 hari berturut-
turut.
c. Peralatan Maintenance (Tools Kit)
Pemborong diwajibkan menyerahkan Peralatan Maintenance (Tools Kit) untuk semua system yang terpasang
sesuai dengan produknya masing-masing. Semua peralatan tersebut harus baru dan asli.
d. Produk
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Pelaksana Pekerjaan dimungkinkan untuk mengajukan
alternatif lain yang setaraf dengan yang dispesifikasikan. Pelaksana Pekerjaan baru bisa mengganti bila ada
persetujuan resmi dan tertulis dari pihak Direksi / Pengawas. Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah
sebagai berikut :
38
4. Conduit High Impact Clipsal
5. Conduit PVC Clipsal
6. GIP Med. Class PPI, Bakrie
7. Lampu TLD & PCL Philip, Lomm
8. Lampu Down Light Philip, Lomm
9. Saklar Broco, Merten
10. Stop Kontak Brocor, Merten
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan
pemasangan panel aluminium composite seperti yang diajukan dalam gambar rencana.
Pekerjaan ini dilaksanankan pada tempat-tempat seperti yang dianjurkan dalam gambar.
b. Pengendalian pekerjaan
Semua pekerjaan yang disebutkan dalam bab ini harus dikerjakan sesuai dengan standart dan spesifikasi dari pabrik.
Bahan – bahan yang harus memenuhi standart antara lain.
− AA The aluminium Association
− AAMA Architectural Aluminium Manufactures Association
− ASTM E84 American Standart for Testing Materials
− DIN 4109 Isolasi udara
− DIN 52212 Penyerapan Sura
− DIN 53440 Pengurangan getaran
− DIN 17611/BS 1615 Proses anoda
− DIN 476 Panel Kerangka
− AS. 1530 Hasil Indikasif
c. Komponen
Bracket/angkur dari material besi finis galvanis atau material aluminium ekstrussion.
Rangka vertikal dan horizontal dari material aluminium ekstrussion
Rangka tepi panel aluminium composite dan reinforoe dari material dari material aluminium ekstrussion.
Infil Dari aluminium ekstrussion finish powder coating warna ditentukan kemudian sealant.
− Untuk pekerjaan luar, lihat Bab Sealant
− Wrana akan ditentukan kemudian berdasarkan color chart dari pabrik
− Lokasi sealant antar panel dengan komponen lain
d. Bahan - bahan
Bahan : Aluminium composite
− Tebal: 4mm terdiri dari 0,5mm Aluminium, 3mm Polyetlene dan 0,5mm Aluminium Aluminium.
− Length (mm) : 2440, 4880 or custum
− Width (mm) : 1220 or custom
− Bending Strengh : 45-50kg/4mm
− Heat Deformation : 200o C
39
− Sound Insulation : 24-39 Db
− Finished : Flouracarbond factory firished/PVdF Coating
− Warna : Lihat gambar
− Merek : Goodsense atau setara
Bahan composite harus dalam keadaan rata, warna akan ditentukan kemudian.
Bahan yang digunakan (produksi korea) atau setara.
Contoh-contoh: Kontraktor diharuskan menyerahkan contoh-contoh bahan kepada direksi lapangan untuk mendapatkan
persetujuan Pemberi Tugas.
Toleransi Dimensi mill finish : Stove dipernish + 0.2 mm
40