Anda di halaman 1dari 33

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis

BAB III
PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR

PASAL 1
PEKERJAAN DINDING

1.1. Dinding Bata Merah


1.1.1. Umum
a. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk
mendapatkan hasil yang baik.
2) Pekerjaan pasangan bata merah ini meliputi seluruh detail yang disebutkan /
ditunjukan dalam gambar.
b. Pekerjaan yang berhubungan (Adukan dan Pasangan)
c. Batu Bata Merah
Persyaratan bata merah harus melalui persyaratan seperti tertera dalam NI-10 atau
dengan Persyaratan- Persyaratan sebagai berikut:
a. Bata merah harus satu pabrik, satu ukuran, satu warna, satu kualitas.
b. Ukuran yang digunakan :
1) Panjang 24 cm, lebar 11,5 cm, lebal 5,2 cm atau
2) Panjang 24 cm, lebar 11,5 cm, tebal 5 cm.
1.1.2. Pelaksanaan
a. Pasangan bata merah dengan menggunakan adukan mortar / semen portland.
b. Setelah bata terpasang dengan aduk, nad/siar – siar harus dikerok rata dan
dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
c. Pasangan dinding bata merah sebelum diplester dengan bahan perekat/ semen
portland harus di basahi dengan air terlebih dahulu dan siar-siar dikerok serta
dibersihkan.
d. Setelah pekerjaan plesteran selesai tidak diperkenankan untuk langsung diaci atau
di pasang keramik dinding, tunggu 48 jam setelah kelembaban air keluar dalam
dinding/berkeringat kering, dapat dilakukan pekerjaan acian dengan bahan semen
portland atau pemasangan keramik dinding.
e. Pemasangan dinding bata merah dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri
maksimum 8-10 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis.

58
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis

f. Bidang dinding 1/2 batu yang luasnya lebih besar dari 9,0 m2,
ditambahkan kolom dan balok penguat (kolom praktis) dengan ukuran 10 x 10
cm, dengan tulangan pokok 4 diameter 8 mm, beugel diameter 6 mm jarak 25 cm.
g. Pembuatan lubang pada pasangan untuk perancah/steiger sama sekali tidak
diperkenankan.
h. Pembuatan lubang pada pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian
pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 6 mm
jarak 75 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan
beton dan bagian yang ditanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm
kecuali ditentukan lain.
i. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi dari 2%.
Bata yang patah lebih dari 2 tidak boleh digunakan.

1.2. Pekerjaan Plesteran & Acian Dinding Bata Merah


1.2.1. Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan acian dinding ini adalah penyediaan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan alat angkut yang diperlukan
untuk melaksanakan pekerjaan acian, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik.
b. Pekerjaan acian dinding dikerjakan pada permukaan dinding bagian dalam dan
luar serta seluruh detail yang disebutkan I ditunjukkan dalam shop drawing.
1.2.2. Pekerjaan yang Berhubungan
Pekerjaan plesteran/ Acian dan pekerjaan pengecatan.
1.2.3. Persyaratan Bahan
a. Bahan yang digunakan adalah Mortar/semen instan yang khusus dipergunakan
untuk acian, ex Mortar Utama, Drymix, Prime Mortar.
b. Alat kerja yang digunakan antara lain; roskam, sendok semen, elektrikal mixer,
dan jidar aluminium.
1.2.4. Persiapan
a. Siapkan tempat kerja dan permukaan yang akan diaci.
b. Bersihkan permukaan bidang yang akan diaci dari kotoran, minyak, karat maupun
lumut yang dapat mengurangi rekatan adukan dan apabila dalam keadaan kering
sebaiknya dibasahi dahulu secara merata sebelum pengacian
1.2.5. Metode Pelaksanaan
a. Campurkan bahan mortar dengan air, sesuai dengan perbandingan yang ditentukan
spesifikasi.

59
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis

b. Aduk campuran di atas hingga rata dan diperoleh kelecakan (consistency) yang
sesuai untuk pelaksanaan pengacian (akan lebih baik dan mudah jika
menggunakan drill dengan blade yang telah didesain khusus sebagai mixer).
c. Pengacian dilakukan secara manual sebagaimana umumnya dengan menghampar
adukan dengan hand towel hingga merata pada bidang yang akan diaci dan
bilamana perlu diratakan dengan jidar aluminium panjang.
d. Bila tebal acian pada hamparan lapis pertama masih tipis dapat dilakukan
penambahan pada hamparan berikutnya dan untuk tebal acian yang dianjurkan
dalam pengacian adalah 1- 3mm tergantung kerataan dasar permukaannya.
Catatan : Untuk finishing akhir acian cukup menarik hand towel searah (horizontal atau
vertikal) dan tidak diperkenankan menekan, memutar atau bahkan menggosok dengan
sobekan kertas semen.

1.3. Pekerjaan Adukan, Pasangan, dan Plesteran


1.3.1. Umum
a. Lingkup Pekerjaan
1) Adukan untuk pasangan bata
2) Pasangan bata untuk dinding eksterior dan partisi interior
3) Pasangan untuk arsitektur interior (built in).
b. Pekerjaan yang Berhubungan
1) Batu bata
2) Waterproofing membrane
c. Standar
1) SNI 15-0302-2004, SNI 15-03-2049-2004, Standard untuk PC
2) SNI Standard untuk pasangan bata
3) Standard untuk air agregate SNI
4) ASTM C144, Aggregate for masonry mortar
1.3.2. Bahan/ Produk
a. Portland Cement : SNI 15-0302-2004, SNI 15-03-2049-2004, jenis semen dari
local, merk Tiga Roda, Holcim, Gresik atau setara.
b. Aggregates : Standard type pasangan, memenuhi ASTM C144, bersih, kering dan
terlindung dari minyak dan noda.
c. Air bersih, bebas dari minyak, alkali organik.
d. Horizontal Joint Reinforcement
e. Kawat fabrikasi tidak kurang dari 3000 mm.
f. Fabrikasi dari kawat baja.
g. Lebar : 25 mm, lebih kecil dari tebal dinding partisi.

60
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis

h. Kawasan pasangan 4,8 mm dari baja digalvanis.


i. Expanded metal lath : Diamond mesh, galvanis 1,8 kg/m2
j. Angkur pasangan, baut dan sebagainya.
k. Proporsi adukan
Proporsi adukan untuk pasangan, adalah sebagai berikut :
1) Untuk dinding dalam, sampai setinggi 20cm dari lantai dalam - 1pc : 3ps
Untuk dinding luar, sampai setinggi 50cm dari lantai - 1pc : 3ps (bila
terlindung luifel)
2) Untuk dinding luar yang tidak terlindung oleh luifel, pada seluruh
permukaan - 1pc: 3ps.
3) Untuk dinding kamar mandi, we dan tempat cuci, sampai setinggi 150cm dari
lantai - 1pc : 3ps.
4) Untuk dinding-dinding lain - 1pc : 5ps.
5) Untuk sudut-sudut nat dan bagian-bagian yang berada di bagian pinggir-
pinggir - 1pc : 3ps.
6) Tebal plesteran tidak kurang dari 1 cm atau lebih 2,5 cm, kecuali ditetapkan
lain oleh Konsultan Manajemen Konstruksi ( MK ).
Bila tebal plesteran lebih dari 2.5 cm maka perlu dilapisi dengan kawat ayam
sebagai jaringan penguat.
Lapisan "Acian" rata 2.5 mm, dari adukan PC saja, pada bagian-bagian yang akan
difinish dengan cat, wall paper dan bagian-bagian lainnya sesuai dengan petunjuk-
petunjuk dan mendapat persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi ( MK ).
1.3.3. Persyaratan Bahan
a. Pasir yang digunakan adalah pasir bersih, tidak mengandung tanah atau tanah liat,
lumpur dan kotoran-kotoran lainnya lebih dari 5% terhadap berat kering. Pasir
yang digunakan mempunyai bentuk yang sama besarnya (merata).
b. Pasir harus dicuci sebelum dipakai.
c. Untuk pekerjaan pemelesteran dinding-dinding dan lantai yang membutuhkan
ketelitian dan kerapihan pekerjaan, maka pasir-pasir tersebut harus disaring/diayak
sebelum digunakan.
d. Untuk Semua pekerjaan plesteran tidak diperkenankan menggunakan kapur.
1.3.4. Pelaksanaan
a. Dimana diperlukan, menurut Manajemen Konstruksi ( MK ), Kontraktor harus
membuat shop drawing untuk pelaksanaan pembuatan adukan dan pasangan.
b. Tentukan perbandingan campuran spesi dan tebal adukan yang diperlukan.
Adukan dilaksanakan sesuai standard spesifikasi dari bahan yang digunakan sesuai
dengan petunjuk Perencana/ Manajemen Konstruksi ( MK ) .

61
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis

c. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti Semua petunjuk dalam


gambar arsitektur, terutama gambar detail dan gambar potongan mengenai ukuran
tebal/ tinggi/ peil dan bentuk profilnya.
d. Untuk bidang kedap air, pasangan dinding bata ringan yang berhubungan dengan
udara luar dan Semua pasangan batu bata dari bawah permukaan tanah sampai
ketinggian 30 cm dari permukaan lantai dan 200 cm dari permukaan lantai untuk
toilet, ruang saji/pantry dan daerah basah lainnya dipakai adukan plesteran
(trasraam) setara MU -600.
e. Untuk adukan kedap air harus ditambah Daily bond, dengan perbandingan 1 pc : 1
Daily Bond.
f. Material untuk adukan harus diukur yang sebenarnya dan menggunakan kotak
(boxes) pengukuran yang akurat.
g. Penggunaan bahan additive harus disetujui oleh Perencana dan digunakan sesuai
dengan ketentuan dari pabrik.
h. Pekerjaan bata yang sudah selesai harus dilindungi dengan lembaran penutup
untuk mencegah adukan menjadi cepat kering.
i. Pasangan dinding bata pada sudut ruangan harus dilindungi dengan papan untuk
melindungi dari kerusakan. Jika ada pekerjaan pasangan yang memperlihatkan
sambungan yang rusak atau tidak beres maka pasangan itu harus dibongkar dan
diganti yang baru.
j. Berikan angkur sesuai dengan gambar atau jika tidak ditunjukkan gunakan
ukuran/jarak type standard.
k. Tempatkan angkur pada bubungan pasangan dinding dengan struktur kolom
praktis atau balok sesuai petunjuk gambar tapi tidak lebih dari 60 cm pada jarak
vertikal dan 90 cm pada jarak horizontal.
Untuk Pekerjaan Plesteran :
a. Pada permukaan dinding beton yang akan diplester harus dibuat kasar, dan
adukan untuk plesterannya dicampur calbond, sedangkan untuk permukaan
dinding bata, siar-siar sebelumnya harus dikerok sedalam 1cm untuk memberikan
pegangan pada plester.
b. Pekerjaan plesteran harus rapih menurut bentuk dan ukuran didalam gambar.
Pekerjaan harus lurus, datar tidak bergelombang, tajam pada bagian
sudut-sudut, tidak kropos (kosong didalam) tidak retak-retak.
c. Apabila hasil plesteran tidak menunjukkan hasil seperti tersebut di atas, maka
bagian tersebut harus dibongkar untuk diperbaiki. Hal ini menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

62
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis

d. Akan membuat contoh bidang plesteran terlebih dahulu, kemudian setelah


disetujui oleh Direksi plesteran harus dilanjutkan sesuai dengan contoh.
e. Untuk pekerjaan pemasangan bata maupun plesteran harus dikontrol 3 arah
(benang, waterpass, siku-siku).

Pasal 02
PEKERJAAN SCREED
1. Umum
1.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan dan pemasangan screed pelindung, screed
permukaan beton, screed untuk leveling dan screed lainnya dimana ditunjukkan.
1.2. Submittal
Shop drawing, indikasi dimana akan dikerjakan pemasangan screed dan informasi ketebalan
yang akan dikerjakan.
2. Persyaratan Bahan
2.1 Semen PC
Lihat spesifikasi pekerjaan beton
2.2. Pasir
Pasir harus bersih dan bebas dari lumpur, lemak dan kotoran lain, dengan diameter butiran
maksimal 1.8 mm
2.3. Reinforcing Mesh
Mesh kawat ayam, kawat 3 mm dengan lobang mesh 50 mm, digunakan pada pasangan
Screed dengan ketebalan lebih besar dari 50 mm.
2.4. Dust proofer/Curing Compound
Untuk screed tanpa finishing cairan acrylic resin, Febcure clear atau yang dinyatakan setara
dengan pemakaian bahan minimum 5 M2/ liter.

2.5. Control Joint Filler


Untuk screed exposed ; closed cell polyurethane foam, lebar 10 mm dengan tebal sesuai
ketebalan screed setelah dikurangi kebutuhan ruang untuk sealant dan backer rod.
3. Persyaratan Pelaksanaan
3.1. Persiapan
Bersihkan permukaan bidang kerja yang akan diberikan screed, kasarkan permukaan beton
yang akan diberi screed, segera basahi permukaannya, kuaskan air semen kemudian
pasangkan screed sebelum air semen imenjadi kering. Tidak diperkenankan memulai
pekerjaan screed jika kondisi bidang kerja belum dipersiapkan dengan benar.
3.2. Level dan Elevasi

63
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis

a. Buatkan titik-titik pedoman elevasi unttik mendapatkan level yang dikehendaki,


perhatikan level finishing yang direncanakan dan keperluan pemasangan bahan
finishing.
b. Pasangkan screed dengan kemiringan mengarah pada drainase yang direncanakan.
Hindari adanya cekungan/ lembah yang dapat membuat genangan air. Buat kemiringan
minimal 1% kecuali ditentukan lain dalain gambar perencanaan.
c. Kerjakan dengan ketebalan screed seperti yang ditentukan dalam gambar perencanaan,
jlka tidak ditentukan maka gunakan ketebalan minimal 25 mm.
3.3. Type Finishing Screed
3.3.1. Finishing Halus (Steel Trowelled)
a. Untuk exterior atau interior screed tanpa finishing, selanjutnya finishing screed
ini harus diberi "sealing" atau "dust proofing" seperti yang dispesifikasikan
disini.
b. Untuk screed yang akan menerima finishing decorative seperti karpet, resilient
flooring atau yang akan dicat, finishing screed ini harus diberi "sealing" atau
"dustproofing" kecuali yaiig akan difinish cat.
c. Untuk leveling yang menerima fluid applied atau sheet membrane
waterproofing.
d. Untuk screed yang akan menerima "paver" yang dipasang dengan sistim "thinset
methode" (keramik, marmer atau paver lainnya).
e. Kerjakan dustproofing seperti yang disyaratkan pabrik pembuat.
3.3.2. Finishing Kasar (Float Finish)
Untuk screed yang akan menerima adukan pasangan keramik, marble, granit atau
"paver" lainnya yang memerlukan adukan/ spasi (setting bed method).
3.4. Expansion dan Control Joint
3.4.1. Kerjakan expansion dan control joint pada screed seperti yang ditentukan
dalam gambar perencanaan dan yang ditentukan dalam spesifikasi ini.
3.4.2. Buatkan kontrol joint pada screed exterior tanpa finishing pasangan/paver
(pada plaza, roof deck dan lain-lain) termasuk screed untuk leveling waterproofing.
3.4.3. Kerjakan kontrol joint setiap interval 5 m , lebar minimal 9 mm, pasangkan
joint filler, kerjakan control Joint pada pertemuan lantai dengan bidang vertikal.
3.5. Sealing dan Dlistproofing
Kerjakan seperti yang disyaratkan pembuat bahan, pasang sealing dan dustproofing pada
interior dan exterior screed yang akan diexpose permukaannya tanpa bahan finishing
lainnya. Pasangkan pada tempat-tempat seperti yang diterangkan pada screed finish halus.
3.6. Divider Strips

64
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis

Pasangkan allumunium divider strip 50 mm lebar, 6 mm tebal, pasangkan pada akhiran


screed yang berhubungan dengan finishing material berbeda. Benang pada screed dengan
permukaannya rata dengan permukaan finishing material disekitarnya.
3.7. Perlindungan dan Perbaikan
Lindungi permukaan screed yang akan menerima bahan finishing selanjutnya, perbaiki
pasangan screed jika terjadi kerusakan. Perbaikan screed tidak diperuntukkan untuk
perbaikan kemiringan / slope.

Pasal 03
PEKERJAAN WATER PROOFING

1. Lingkup Pekerjaan
1.1. Meliputi : penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar, memenuhi uraian syarat-
syarat di bawah ini serta memenuhi spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.
1.2. Pekerjaan-pekerjaan yang harus diselesaikan dengan waterprofing antara lain:
a. Semua struktur beton yang dekat/terkena dengan air.
b. Dak beton datar/atap/roof tank/roof garden/balkon/overstek.
c. Ground water tank dan STP.
d. Daerah WC, kamar mandi dan daerah basah lainnya.
e. Bagian lain yang dinyatakan dalam gambar.
1.3. Pekerjaan yang berhubungan :
a. Pekerjaan screed pelindung, seperti disyaratkan dalam spesifikasi pekerjaan adukan
pasangan dan plesteran.
b. Pekerjaan water proof coating yang berhubungan dengan beton bertulang, lantai,
plumbing.
2. Persyaratan Bahan
2.1 Persyaratan Standard Mutu Bahan
Waterprofing yang digunakan harus memenuhi persyaratan standard Jerman (DIN 53455)
dan Standard Amerika (ASTM D412, ASTM 836, ASTM 2240) Kontraktor tidak
dibenarkan merubah standard dengan cara apapun tanpa izin dari Wakil Pemberi Tugas
atau Pengawas Lapangan.
a. Kualifikasi pelaksanaan :
Mempunyai sertifikasi pelaksanaan dari pabrik pembuat laporan kedap air.
b. Kualifikasi penguji :

65
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis

Dipilih dan dibayar oleh Pemberi Tugas.


Test ulang di bebankan ke kontraktor.
2.2 Waterproofing Liquid Applied Acrylic Membrane
Produk diusulkan waktu penawaran disertai brosur dan spesifikasi teknis. Digunakan
untuk semua struktur beton yang dekat atau berhubungan langsung dengan air atau tanah.
Bahan waterproofing yang dipakai harus benar-benar tidak dapat tembus air dan tidak
retak mengikuti pemuaian dan penyusutan struktur bangunan.
2.3 Bahan
Waterprofing Liquid Applied Acrylic Membrane
 Jenis : Water Base (Berbasis air)
 Tampilan : Dop (redup) dan tidk lengket setelah kering
 Elastisitas : 20% pada suhu tinggi, dan pada suhu rendah akan
kembali.
 Daya Tahan Air dan Kimia : Mempunyai ketahanan dan kedap terhadap air,
alkohol, air garam, mineral dan larutan air lainnya.
 Kepadatan / Berat Jenis : 0,95 kg / liter.
 Takaran Pemakaian : 2,15 kg per m2
 Campuran pelarut : Air bersih (pada suhu tinggi 15%, pada suhu sedang
7,5 – 10%)
2.4 Aplikasi Fiber Glass
- Primer : Liquid + 15% air.
- Body Coat : Liquid + 10% air.
- Completed System : DFT ± 700 Micron. s/d ± 900 Microns.
- Coverage : 2,15 Kg/m2
- Coverage (Coating) : 0,55 Kg/m2
- Packing : Liquid 25 kg, 110 kg, 225 kg.
- FRP 200 gr/ m2 : Aplikasi pada bidang kerja atap dak.
Aplikasi pada bidang kerja area kampus dll.
- FRP 300 gr/ m2 : Aplikasi pada bidang kerja area parkir.
Aplikasi pada bidang roof garden.
Aplikasi pada bidang kerja pot taman.
- FRP 450 gr/ m2 : Aplikasi pada bidang kerja kolam renang.
Aplikasi pada bidang kerja landasan heli.
2.5 Penanganan Bahan
a. Pengiriman

66
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis

 Semua bahan dikirim dan diterima dalam kemasan asli dengan label pabrik dan
segel utuh.
 Kemasan : Liquid 25 kg (ember pail), 110 kg ( drum polyetilin), dan 250 kg (drum
plat baja).
 Kemasan harus dalam posisi berdiri selama pengangkutan dan penyimpanan.
b. Tempat dan lama penyimpanan
Simpan didalam suhu ruangan, hindari basah dan sengatan langsung cahaya matahari,
dengan kondisi ini bahan layak pakai selama 20 bulan.
c. Lama pengeringan
Pada atap dak 15 menit kering sentuh (cuaca panas). Pada atap dak 25 menit kering
sentuh (cuaca medung) Pada atap dak 8 jam kering keras (cuaca panas)
3. Pelaksanaan Pekerjaan
3.1 Pekerjaan Waterproofing Liquid Applied Acrylic Membrane dak atap dengan lapisan serat
fiber glass
a. Persiapan
1) Tahap Pertama pekerjaan pemebersihan lokasi yang akan di Waterproofing Liquid
Applied Acrylic Membrane dari serpihan bangunan dan sisa – sisa adukan / cor
2) Tahap Kedua pekerjaan penghalusan lantai/ dak beton yang akan di Waterproofing
Liquid Applied Acrylic Membrane pakai mesin gerinda hingga rata dan sisa debu
dari mesin gerinda dibersihkan pakai penyedot debu / vacuum cleaner
3) Tahap Ketiga pekerjaan leveling untuk kemiringan kearah pembuangan air dengan
cara penarikan benang, jika ada bagian yang rendah maka bangunan yang tinggi di
gerinda sampai sama dengan yang rendah, sehingga permukaan dak rata jika ada
dak yang kubangan lekuk dalam maka lekukan leveling dengan penambahan daging
dengan semen mortar dan lemkra untuk campuaran beton.
4) Pencucian permukaan beton sampe basah sehingga lubang – lubang pori- pori beton
membesar air masuk kelubang pori – pori sehingga tidak ada udara yang terjebak
dalam lubang pori – pori beton.
b. Aplikasi - Waterproofing Liquid Applied Acrylic Membrane
1) Tahap Pertama Pekerjaan Primer
Permukaan dak beton dalam keadaan basah langsung di primer coating
Waterproofing Liquid Applied Acrylic Membrane satu lapis langsung dengan
horizontal- vertical pakai rol dan kuas untuk bagian susut dan full drain.
2) Tahap Kedua Coating Waterproofing Liquid Applied Acrylic Membrane
Setelah Primer kering lakukan coating Waterproofing Liquid Applied Acrylic
Membrane satu lapis dengan pendahuluan vertical - horizontal

67
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis

3) Tahap Ketiga pelapisan serat fiberglass 220 gram / m²


Setelah coating kering lakukan pemasangan pelapisan serat fiberglass dicoating
Waterproofing Liquid Applied Acrylic Membrane dengan system wet on wet
( dibawah serat basah diatas serat basah ) pakai rol dan kuas mengikuti dari
belakang untuk menekan serat fiberglass agar tidak ada kantong udara.
4) Tahap Keempat Body coat
Setelah coating pelapisan serat fiberglass kering baru lakukan coating body coat
sebanyak tiga kali lapis dengan perilaku horizontal – vertical setiap lapis nya pakai
rol dan kuas.
5) Tahap Kelima pemeriksaan lubang pori – pori dan kantong udara
Setelah body coat kering lakukan pemeriksaan pori- pori dan kok dan kantong angin
serta penghalusan permukaan Waterproofing Liquid Applied Acrylic Membrane
pakai kertas gos dan kape.
6) Tahap Keenam Pencucian permukaan
Sebelum finishing coat lakukan pencucian permukaan dari kotoran – kotoran dari
debu –debu yang menempel sampai bersih.
7) Tahap Ketujuh Finishing coat
Setelah permukaan dak bersih lakukan coating sebanyak empat kali coating atau
sampai permukaan tebal rata dan tidak ada lubang pori – pori.
Jika pada coating keempat lapis pada finishing coat ternyata masih terdapat lubang
pori –pori maka pelapisan dilanjutkan sampai betul – betul permukaan rata dan
tidak ada lubang pori – pori .
8) Tahap Kedelapan Tes rendam
Setelah finishing kering lakukan tes rendam 2 x 24 jam
3.2 Perkerjaan Waterproofing Liquid Applied Acrylic Membrane pada GWT dan STP
a. Persiapan
1) Tahap Pertama pekerjaan pemebersihan lokasi GWT yang di water proofing dari
serpihan bangunan dan sisa – sisa adukan / cor
2) Tahap Kedua pekerjaan penghalusan dak beton yang akan di water proofing pakai
mesin gerinda hingga rata dan sisa debu dari mesin gerinda dibersihkan pakai
penyedot debu / vacuum cleaner
3) Pencucian permukaan beton GWT sampe basah sehingga lubang pori – pori beton
membesar air masuk kelubang pori – pori sehingga tidak ada udara yang terjebak
dalam lubang pori – pori.
b. Aplikasi - Waterproofing Liquid Applied Acrylic Membrane
1) Tahap Pertama Pekerjaan Primer

68
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis

Permukaan dak beton dalam keadaan basah langsung di primer coating


Waterproofing Liquid Applied Acrylic Membrane satu lapis langsung dengan
horizontal- vertical pakai rol dan kuas untuk bagian susut dan full drain.
2) Tahap Kedua Coating Waterproofing Liquid Applied Acrylic Membrane
Setelah Primer kering lakukan coating Waterproofing Liquid Applied Acrylic
Membrane satu lapis dengan pendahuluan vertical - horizontal
3) Tahap Ketiga pelapisan serat fiberglass
Setelah coating kering lakukan pemasangan pelapisan serat fiberglass di coating
Waterproofing Liquid Applied Acrylic Membrane pada setiap sudut beton sebagai
lapisan pertama selebar 40 cm kanan kiri
4) Tahap Keempat pelapisan serat fiberglass 220 gram / m²
Setelah coating kering lakukan pemasangan pelapisan serat fiberglass dicoating
Waterproofing Liquid Applied Acrylic Membrane dengan system wet on wet
(dibawah serat basah diatas serat basah) pakai rol dan kuas mengikuti dari belakang
untuk menekan serat fiberglass agar tidak ada kantong udara.
5) Tahap Kelima Body coat
Setelah coating pelapisan serat fiberglass kering baru lakukan coating body coat
sebanyak tiga kali lapis dengan perilaku horizontal – vertical setiap lapisnya pakai
rol dan kuas.
6) Tahap Keenam pemeriksaan lubang pori – pori dan kantong udara
Setelah body coat kering lakukan pemeriksaan pori- pori dan kok dan kantong angin
serta penghalusan permukaan Waterproofing Liquid Applied Acrylic Membrane
pakai kertas gos dan kape.
7) Tahap Ketujuh Tes rendam
Setelah finishing kering lakukan tes rendam 2 x 24 jam
8) Pengasaran permukaan dinding GWT
Setelah Tes rendam dan GWT betul-betul sudah tidak bocor, karena GWT mau
dilapisi keramik maka permukaan dinding GWT dikasari dengan cara di taking
pakai semen dengan cara permukaan GWT di coating ulang dan dalam keadaan
basah lalu taking pake semen
3.3 Pekerjaan Waterproofing Liquid Applied Acrylic Membrane pada kamar mandi
a. Persiapan
1) Tahap satu pembersihan lokasi kamar mandi dari serpihan dan sisa adukan
2) Penghalusan permukaan beton pake mesin gerinda
3) Pemotongan pipa full drain hingga rata dengan beton
4) Pencucian permukaan dak beton hingga bersih
b. Aplikasi

69
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis

1) Primer Waterproofing Liquid Applied Acrylic Membrane satu lapis


2) Pelapisan serat fiberglass pada setiap sudut, pipa full drain, pipa closed, pipa air
bersih
3) Coating Waterproofing Liquid Applied Acrylic Membrane lima lapis dengan sytem
vertical dan horizontal.
4) Tes rendam 2 x 24 jam

4. Garansi
Sesudah serah terima pertama, kontraktor wajib menyerahkan sertifikat garansi minimal 7 Tahun.

PERHATIAN : Hindari coating yang berlebihan yang akan mengakibatkan keretakan


dipermukaan luar tidak berbahaya yang mengakibatkan bocor atau rembes akan
tetapi akan terlihat tidak sempurna.

Pasal 04
PEKERJAAN PELAPIS LANTAI

1. Umum
1.1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan peralatan dan semua pekerjaan yang berhubungan
dengan pekerjaan penyelesaian lantai sesuai dengan gambar kerja dan RKS.
1.2. Kontraktor diharuskan memberikan contoh-contoh bahan lantai yang dipasang, khususnya
untuk diseleksi kwalitas, warna, tekstur, bahan lantai untuk mendapatkan persetujuan dari
Direksi Lapangan / Konsultan Supervisi.
1.3. Kontraktor harus menyediakan jaminan tertulis dari produsen/Sub-kontrktor kepada
Pemilik Proyek untuk setiap masing-masing penggunkan bahan lantai dengan jangka
jaminan minimum 5 (lima) tahun.
1.4 Pekerjaan lantai yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :
 Pekerjaan Lantai Keramik
 Pekerjaan Lantai Homogeneus Tile
2. Pekerjaan Lantai Homogenius Tile
2.1 Pekerjaan lantai Homogenius Tile ini dinyatakan yang sesuai gambar. Homogenius Tile
yang digunakan setara dengan produk Granito, IKAD, Sandimas, Nerogranite, Indogress
dengan ukuran sesuai gambar.
2.2 Data-data teknis Bahan :
Bahan : Homogenius Tile
Produksi : Granito, IKAD, Sandimas, Nerogranite, Indogress
Type & Ukuran : 60 x 60 cm
70
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis

Jenis : ditentukan kemudian


Warna : ditentukan kemudian
2.3 Homogenius Tile yang akan dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, bentuk dan
ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang gompal, retak maupun cacat.
2.4 Sebelum pemasangan lantai pada masing-masing ruang yang akan dilapis Homogenius Tile
pekerjaan lantai kerja dan spesi harus sudah selesai dengan hasil rata waterpass, sehingga
saat pemasangan Homogenius Tile tidak bergelombang.
2.5 Pemotongan harus dilakukan oleh tenaga yang ahli, dengan menggunakan mesin potong,
batas potongan harus digerinda sampai basil halus dan rata benar.
2.6 Setelah pemasangan Homogenius Tile selesai terpasang, jarak antara masing-masing unit
Homogenius Tile harus sama dan membentuk garis lurus, bidang permukaan lantai harus
rata, waterpass dan tidak ada bagian yang bergelombang, naad diisi dengan semen khusus
ex Laticrete, warna sesuai dengan warna Homogenius Tile
2.7 Sisa-sisa atau bekas kotoran semen yang melekat pada lantai Homogenius Tile harus segera
dibersihkan benar-benar untuk selanjutnya bila sudah bersih benar lantai Homogenius Tile
dan Kontraktor harus memelihara kebersihannya hingga saat Serah Terima Pekerjaan
Kedua.
2.8 Bila terjadi kerusakan atau terdapat cacat maupun retak, bergelombang, maka Kontraktor
wajib menggantikan kerusakan lantai tersebut dengan biaya perbaikan ditanggung oleh
Kontraktor
3. Pekerjaan Lantai Keramik Tile
3.1. Lingkup Pekerjaan :
a. Plesteran kasar untuk dasar pasangan keramik lantai.
b. Pasangan keramik lantai pada area-area kamar mandi atau sesuai dengan yang
ditunjukkan pada gambar.
c. Tile Grout untuk pengisi nut nut keramik / joint filler.
3.2. Pekerjaan yang berhubungan :
a. Pekerjaan Pasang bata
b. Pekerjaan screed lantai.
c. Pekerjaan Waterproofing ( pada area basah ).
3.3. Standard
a. PUBI : Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia – 1982 (NI-3)
b. ANSI : American National Standard Institute
c. TCA : Tile Council of America, USA
TCA 137.1 – Recommended Standard Spesifikation for Ceramic Tile
3.4. Persetujuan
3.4.1. Contoh bahan

71
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis

Guna persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi, Kontraktor harus


menyerahkan contoh-contoh semua bahan yang akan dipakai; keramik, bahan-
bahan additive untuk adukan, dan bahan untuk tile grouts.
3.4.2. Mock-up/contoh pemasangan
Sebelum mulai pemasangan, kontraktor harus membuat contoh pemasangan yang
memperlihatkan dengan jelas pola pemasangan, warna dan groutingnya.
Mock-up yang telah disetujui akan dijadikan standard minimal untuk
pemasangan keramik.
3.4.3. Brosur
Untuk keperluan Konsultan Manajemen Konstruksi, Kontraktor harus
menyediakan brosur bahan guna pemilihan jenis bahan yang akan dipakai.
3.5. Kondisi Lingkungan
Suhu dan ventilasi ruang dimana keramik akan dipasang harus dijaga agar sesuai dengan
rekomendasi pabrik sehingga tidak mempengaruhi rekatan keramik.
3.6. Bahan/Produk
Bahan : Keramik Tile produksi Roman, IKAD, Asiatile.
Ukuran : 20x20 untuk lantai kamar mandi
Toleransi ukuran < 1% dan penyerapan air tidak lebih dari 1%.
Jenis : Keramik Single Firing Heavy Duty
Warna : Sesuai dengan petunjuk Konsultan Perencana atau Pemilik proy
Tile Adhesive berbahan dasar semen, filler, aditif dan pasir silica yang dikemas kualitas
baik sebagai pelekat keramik pada lantai atau menggunakan adukan 1 pc : 2 ps.
Tile grout sebagai pengisi celah-celah / nat antar keramik, memakai merk berkualitas baik.
Warna disesuaikan dengan warna keramik.
3.7. Pemasangan
3.7.1. Umum
a. Sebelum pekerjaan dimulai, lebih dahulu harus dipelajari dengan seksama lokasi
pemasangan keramik, kualitas, bentuk dan ukuran ubinnya dan kondisi pekerjaan
setelah studi diatas dilaksanakan, tentukan metoda persiapan permukaan pemasangan
ubin, joints dan curing, untuk diusulkan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi.
b. Pemborong harus menyiapkan ‘tiling manual’, yang berisi uraian tentang bahan, cara
instalasi, sistim pengawasan, perbaikan/koreksi, perlindungan, testing dan lain-lain
untuk diperiksa dan disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi.
c. Sebelum instalasi dimulai, siapkan lay out nat-nat, hubungan dengan finishing lain dan
dimensi-dimensi joint, guna persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi.
d. Pemilihan Tile
Tile yang masuk ke tapak harus diseleksi, agar berkesesuaian dengan ukuran, bentuk

72
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis

dan warna yang telah ditentukan.


e. Pemotongan Tile
Ujung potongan tile harus dipoles dengan gurinda atau batu
3.7.2. L e v e l.
a. Kecuali ditentukan lain pada spesifikasi ini atau pada gambar, level yang tercantum
pada gambar adalah level finish lantai karenanya screeding dasar harus diatur hingga
memungkinkan pada tiles dengan ketebalan yang berbeda permukaan finishnya
terpasang rata.
b. Lantai harus benar-benar terpasang rata; baik yang ditentukan datar maupun yang
ditentukan mempunyai kemiringan.
c. Lantai yang ditentukan mempunyai kemiringan, keimiringan tidak boleh kurang dari 25
mm pada jarak 10 m untuk area toilet. Sedangkan untuk area lain, tidak boleh kurang
dari 12 mm pada jarak 10 m. Kemiringan harus lurus hingga air bisa mengalir semua
tanpa meninggalkan genangan.
d. Jika ketebalan screed tidak memungkinkan untuk mendapatkan kemiringan yang
ditentukan, kontraktor harus segera melaporkan kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi untuk mendapatkan jalan keluarnya.
3.7.3. Persiapan Permukaan
a. Kontraktor harus menyiapkan permukaan sehingga memenuhi syarat yang diperlukan,
sebelum memasang ubin/keramik.
b. Secara tertulis, kontraktor harus memberikan laporan kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi tiap kondisi yang menurut pendapatnya akan berpengaruh buruk pada
pelaksanaan pekerjaan.
c. Permukaan beton yang akan diplester untuk penempelan ubin/keramik, harus
dikasarkan dan dibersihkan dari debu dan bahan-bahan lepas lainnya. Sebelum
dilaksanakan plesteran, permukaan ini harus dibebaskan.
d. Penyimpangan kerataan permukaan beton tidak boleh lebih dari 5 mm untuk jarak 2
mm, pada semua arah, Tonjolan harus dibuang (Chip off) tekukan kedalaman diisi
dengan mortar (1 : 2), sehingga plesteran dasar (Setting bed) mempunyai ketebalan
yang sama
3.7.4. Pemasangan ubin keramik dinding di bagian dalam (internal)
a. Sebelum pemasangan dimulai, plesteran dasar dan ubin harus dibasahi. Pakai benang
untuk menentukan lay out ubin, yang telah ditentukan dan pasang sebaris ubin guna
jadi patokan untuk pemasangan selanjutnya.
b. Kecuali ditentukan lain pemasangan ubin harus dimulai dari bawah dan dilanjutkan ke
bagian atas.

73
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis

c. Pada pemasangan keramik, tempelkan dibagian belakang keramik adukan dan ratakan,
kemudian ubin yang telah diberi adukan ini ditekankan ke plesteran dasar. Kemudian
permukaan ubin dipukul perlahan-lahan hingga mortar perekat menutupi penuh bagian
belakang ubin dan sebagian adukan tertekan keluar dari tepi ubin.
d. Tiap hari pemasangan, tidak diperkenankan memasang tile dengan ketinggian lebih dari
ketentuan berikut :
- 1,2 m – 1,5 m, untuk tile tinggi 60 mm,
- 0,7 m -0,9 m, untuk tile tinggi 90 – 120 mm,
- Max 1,8 m, untuk semi porcelain tile.
e. Jika tile sudah terpasang, mortar yang berada di nat (joint) harus dibuang / dikeluarkan
dengan sikat atau cara lain yang tidak merusakkan permukaan tile. Mortar yang
mengotori permukaan tile harus dibuang dengan kain lap basah.
f. Pemasangan tile grant (pengisian nat) harus sesuai dengan ketentuan pabrik.
3.7.5. Pemasangan Ubin Keramik
a. Tile dipasang pada permukaan yang telah discreed.
Komposisi adukan untuk screeding :
o Area basah : 1 pc : 2 ps
b. Pada pemasangan di area yang luas, harus dilaksanakan secara kontiniu. Dan harus
disediakan ‘Kepalaan’ (guide line course) pada interval 2,0 m – 2,5 m. Pemasangan tile
lainnya berpedoman pada guide line ini.
c. Kikis semua mortar yang mempel pada nat dan bersihkan ketika proses pemasangan tile
berlangsung. Pasangan tile tidak boleh diinjak dalam waktu 24 jam setelah
pemasangan.
d. Nat-nat pada pemasangan tile harus diisi dengan bahan tile grout berwarna dan kondisi
pemasangan harus sesuai dengan rekomendasi pabrik.
3.7.6. Pemeriksaan (Inspection)
a. Rekatan (bond).
Ketika pelaksanaan pemasangan tile, ambil beberapa tile yang telah terpasang, secara
random, untuk memastikan bahwa adukan perekat telah merekat dengan baik pada
bagian belakang tile dan telah terpasang dengan baik.
b. Tension Test.
Tension test harus dilakukan pada pasangan ubin di dinding; terutama di exterior. Test
harus dilaksanakan pada area pekerjaan tiap tukang. Test dilaksanakan tiap hari kerja
dan sampel diambil secara random jika umur pemasangan sample tidak lebih dari 5
hari, kekuatan rekatan harus minimal 3 kg/cm2.
3.8. Perlindungan dan Pembersihan
3.8.1. Perlindungan
74
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis

a. Kontraktor harus melindungi ubin yang telah terpasang maupun adukan perata dan
harus mengganti, atas biaya sendiri kerusakan yang terjadi, Penyerahan pekerjaan
dilakukan dalam keadaan bersih.
b. Setelah pemasangan, kontraktor harus melindungi tile lantai yang telah terpasang. Jika
mungkin dengan mengunci area tersebut. Batasi lalu lintas diatasnya; hanya untuk yang
penting saja.
3.8.2. Pembersihan
Secara prinsip, permukaan tile dibersihkan dengan air, menggunakan sikat, kain lap, dan
sebagainya. Tetapi jika area-area yang tidak bisa dibersihkan hanya dengan air,
pembersihan memakai campuran air dengan hidrochloric acid, perbandingan 30:1.
Sebelum pembersihan dengan asam ini, lindungi semua bagian yang memungkinkan akan
berkarat atau rusak oleh asam. Setelah dibersihkan dengan asam ini, bersihkan area ini
dengan air biasa, hingga tidak ada campuran asam yang tersisa.

Pasal 05
PEKERJAAN PELAPIS DINDING

1. Lingkup Pekerjaan
1.1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, peralatan dan pekerja yang berhubungan dengan
pekerjaan penyelesaian dinding sesuai Gambar Kerja dan RKS.

75
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis

1.2. Kontraktor harus memberikan contoh-contoh bahan pelapis dinding yang akan dipasang,
khususnya untuk menentukan warna tekstur yang akan di tentukan kemudian oleh Pemberi
Tugas.
1.3. Kontraktor harus memberikan jaminan tertulis dari produsen/ Sub Kontraktor kepada
Pemilik Proyek untuk setiap penggunaan bahan dinding dan jangka waktu jaminan
minimum 5 tahun.
1.4. Pekerjaan dinding keramik pada area kamar mandi dan dapur.
2. Pekerjaan Pelapis Dinding Keramik
2.1. Bahan keramik yang dimaksud untuk digunakan pada dinding ruang toilet bersama, pantry,
janitor atau sesuai dengan gambar. Pemilihan warna ditentukan kemudian oleh Pemilik
Proyek atau oleh Direksi Lapangan / Konsultan Supervisi.
2.2. Bahan yang digunakan harus sudah dapat persetujuan dari Direksi. Lapangan, setelah
diseleksi mengenai kwaalitas bahan, warna, tekstur, dan bahan tidak boleh retak, maupun
cacat.
2.3. Data teknis bahan :
Bahan : Keramik Tile ex Roman, IKAD, Platinum atau Asia Tile.
Ukuran : 20x25cm
Toleransi ukuran < 1% dan penyerapan air tidak lebih dari 1%.
Jenis : Keramik Single Firing Heavy Duty
Warna : Sesuai dengan petunjuk Konsultan Perencana atau Pemilik proyek.
2.5. Pelaksanaan
a. Persiapan
 Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing
mengenai pola keramik.
 Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih (tidak
mengandung asam alkali) sampai jenuh.
 Keramik yang akan dipasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat, ataupun
bernoda
 Pemotongan unit-unit keramik harus menggunakan alat pemotong keramik khusus
sesuai persyaratan pabrik.
b. Pemasangan Dinding Keramik
 Adukan pasangan/pengikat dengan Produk dari AM yaitu AM 40 untuk area dalam
ditambah bahan perekat seperti yang dipersyaratkan.
 Hasil pemasangan dinding keramik harus merupakan bidang permukaan yang benar-
benar rata dan tidak bergelombang.
 Pemasangan keramik untuk dinding ini harus memperhatikan perletakan features
sanitair yang ada seperti diperlihatkan dalam gambar.

76
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis

 Pola, arah, dan awal pemasangan dinding keramik harus sesuai gambar detail atau
sesuai petunjuk Pengawas.
 Jarak antara unit-unit pemasangan keramik satu sama lain (siar-siar), harus sama
lebarnya, maksimum 5 mm yang berbentuk garis-garis sejajar dan lurus yang sama
lebarnya sama dalamnya untuk siar-siar yang berpotongan harus berbentuk sudut
siku yang saling berpotongan tegak lurus sesamanya.
 Siar-siar diisi dengan bahan pengisi dengan warna yang hampir sama dengan warna
keramik.
 Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda pada
permukaan keramik hingga betul-betul bersih.
 Dinding dengan pengakhiran keramik, minimum 3 mm dan maksimum 6 mm.
c. Perlindungan dan Pemeliharaan
Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/beban lain selama 1 x 24 jam
dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lain.

Pasal 06
PEKERJAAN PENGECATAN

1. Lingkup Pekerjaan
1.1. Meliputi pekerja, peralatan dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan
pengecatan sesuai dengan RKS serta Gambar Kerja.
1.2. Dinding yang tidak dilapisi dengan bahan pelapis apapun, penyelesaiannya dengan
menggunakan cat tembok.
1.3. Jika sesuatu bagian atau permukaan tidak disebutkan dalam spesifikasi ini pelapis catnya
sama dengan pelapis yang dipakai untuk area dinding plafond dengan material yang sejenis
dan atau menyerupai, atau sesuai petunjuk dari Perancang / Direksi Lapangan / Konsultan
Supervisi.
1.4. Pekerjaan ini meliputi pemeliharaan setelah pekerjaan pengecatan selesai. Barang atau
bagian pekerjaan lain yang rusak atau kotor diakibatkan oleh pekerjaan pengecatan menjadi
tanggung jawab Kontraktor untuk membersihkannya maupun penggantian kerusakan jika
diperlukan.
2. Persyaratan Bahan
2.1. Bahan cat, berkualitas baik yaitu setara dengan produksi ICI Dulux, Mowilex atau Propan,
warna sesuai dengan petunjuk Konsultan Perencana atau Pemilik Proyek

77
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis

2.2. Sifat Umum


 Tahan terhadap pengaruh cuaca
 Mengurangi pori-pori
 Daya tutup tinggi
2.3. Aplikasi dengan rol atau kuas (untuk bidang kecil).
 Pengencer : gunakan air bersih setara air minum
 Jumlah :0-5%
2.4. Cat yang digunakan berada dalam kaleng yang masih disegel dalam kemasan, tidak pecah
atau bocor dan mendapat persetujuan Pemilik Proyek dan Direksi Lapangan / Konsultan
Supervisi.
2.5. Pengiriman cat, harus disertakan sertifikat dari agen / distributor yang dinyatakan bahwa cat
yang dikirim dijamin keasliannya. Kontraktor bertanggungjawab, bahwa warna dan bahan
cat adalah tidak palsu dan sesuai dengan RKS.

2.6. Warna
a. Selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum pekerjaan pengecatan, Kontraktor harus
mengajukan daftar bahan pengecatan kepada Direksi Lapangan / Konsultan Supervisi.
b. Perancang / Direksi Lapangan / Konsultan Supervisi menentukan warna pilihannya,
Kontraktor menyiapkan bahan dan bidang pengecatan untuk dijadikan contoh, atas
biaya Kontraktor.
3. Pekerjaan Persiapan
3.1. Sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan, pekerjaan langit-langit dan lantai telah selesai
dikerjakan.
3.2. Selanjutnya diadakan persiapan sebagai berikut :
a. Dinding atau bagian yang akan dicat selesai dan telah disetujui oleh Direksi Lapangan /
Konsultan Supervisi untuk dimulai pelaksanaannya.
b. Bagian yang retak-retak, pecah atau kotoran-kotoran yang menempel harus dibersihkan.
c. Menunggu keringnya dinding atau bagian yang akan dicat karena masih basah dan
lembab.
d. Menyiapkan dan mengadakan pengecatan untuk contoh warna.
3.4. Kontraktor harus mengatur waktu sedemikian rupa sehingga terdapat urutan-urutan yang
tepat mulai dari pekerjaan dasar sampai dengan pengecatan akhir.
3.5. Semua pekerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk dari pabrik pembuat cat tersebut.
4. Pekerjaan Pengecatan Dasar Plesteran (Cat Tembok)
4.1. Cat Tembok Dalam
a. Tembok yang akan dicat harus mempunyai cukup waktu untuk mengering. Setelah
permukaan tembok kering, maka persiapan dilakukan dengan membersihkan permukaan
78
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis

tembok tersebut terhadap pengkristalan / pengapuran (efflorescene) yang biasanya


terdapat pada tembok baru, dengan amplas kemudian dengan lap sampai benar-benar
bersih.
b. Selanjutnya dilapis tipis dengan plamir.
c. Pada bagian-bagian dinding yang bisa bereaksi dengan alkali dan rembesan air harus
diberi lapisan wall sealer.
d. Setelah kering permukaan tersebut diamplas lagi sampai halus.
e. Kemudian dicat dengan lapisan pertama (cat dasar) yang terdiri dari 1(satu) lapis Alkali
Resistance sealer yang dilanjutkan dengan 3 (tiga) lapis Acrilic Emulsion dengan
ketentuan cat sebagai berikut :
 Lapis I encer (tambahkan 20 % air)
 lapis II kental
 Lapis III kental
f. Bagian-bagian yang masih kurang baik, diberi plamur lagi dan diamplas halus setelah
kering.

4.2. Cat Tembok Luar


a. Seperti halnya cat dalam luar sama pelaksanaannya dengan cat tembok dalam butir 4.1.
bahan yang digunakan adalah weater shield ex. ICI Dulux, Mowilex, Propan.
b. Pekerjaan pengecatan dilakukan dengan "Roller" atau semprot pada bagian yang sulit
dijangkau.
5. Pekerjaan Pengecatan Baja & Logam
a. Bersihkan debu, minyak, gemuk dan kotoran lainnya dengan white spiritus atau solvent.
b. Untuk baja galvanis, amplas dengan kertas amplas duco/ besi ukuran 360 sebelum diprimer.
c. Oleskan 1 (satu) lapis Metal Primer Chromate.
d. Setelah primer kering (kurang lebih 6 jam), bersihkan dari debu dan kotoran lainnya,
kemudian dimulai dengan cat dasar.
e. Setelah cat dasar kering (± 6 jam), teruskan dengan cat akhir.
f. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan semprot dengan compressor 3 (tiga) lapis.
g. Setelah pengecatan selesai, bidang cat harus licin, utuh, mengkilap, tidak ada gelembung-
gelembung dan dijaga terhadap kemungkinan pengotoran-pengotoran.
h. Bahan-bahan logam yang tertanam di dalam pasangan atau beton tidak diizinkan untuk
dimeni.
6. Pekerjaan Cat Upox (Epoxy)
a. Untuk cat Upox (Epoxy) digunakan cat epoxy setara produk ex. ICI Dulux, Mowilex, Propan.
Penggunaan jenis cat sesuai dengan bahan permukaan yang akan dicat. Pengerjaan

79
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis

pengecatan harus sesuai dengan petunjuk pengerjaan dari pabrik. Harus diperhatikan jenis cat
yang boleh dipergunakan untuk bagian yang akan digunakan sebagai tempat air minum.
b. Sebelum dilakukan pelapisan epoxy, dinding harus sudah ada dalam keadaan bersih, rata,
tidak kropos serta kering sempurna untuk dinding beton minimal 28 hari sejak pengecoran.
c. Pelapisan Upox Clear dengan 25 % - 50 %, thiner, sebagai pelapis dasar atau primer.
d. Pelapisan akhir dengan 2 lapis Upox Enamel.
7. Pekerjaan Cat Melamic
a. Persiapan dilakukan dengan membersihkan dan mengamplas permukaannya. Kemudian
membersihkan dengan lap kering, tidak boleh ada minyak dan kotoran lain yang menempel.
b. Setelah bersih permukaan dicat melamic dengan menggunakan bahan terbuat dari katun yang
lembut dan bersih dari kotoran dan minyak.
c. Pekerjaan tersebut diulang sampai mencapai ketebalan warna transparan yang merata.
d. Cat melamic yang dipergunakan bermutu tinggi, dipergunakan untuk penyelesaian furniture
atau pada tempat-tempat lain sesuai yang ditunjuk dalam gambar.

Pasal 07
PEKERJAAN TANGGA

1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga, peralatan, bahan untuk
pemasangan lantai tangga beserta kelengkapannya.
2. Bahan-bahan
 Lantai dari Hoatau dinyatakan lain sesuai gambar, bagian ujung tangga dipasang dengan anti
slip 10 x 60 cm, anti slip terbuat dari potongan homogeneus tile.
 Railing tangga terdiri dari black steel finish cat atau dinyatakan lain sesuai gambar
 Railing lain adalah pipa black steel finish cat Ø 2” dan Aksesoris atau bahan bantu lainnya.
3. Pelaksanaan

80
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis

3.1. Pemasangan baluster besi dilakukan pada saat pengecoran beton anak tangga.
3.2. Pada setiap hubungan las harus diamplas rapi.
3.3. Motiv desain sesuai dengan gambar kerja
3.4. Pola pemasangan, sistim penyambungan dan pertemuan sudut harus rapih serta sebelumnya
harus menyampaikan shopdrawing.
3.5. Untuk mencegah terhadap rusak/cacat, harus diberi pelindung sampai dengan seluruh
pekerjaan selesai.

Pasal 08
PEKERJAAN BESI NON- STRUKTUR

1. Umum
1.1 Lingkup Pekerjaan
Meliputi pekerjaan penyediaan dan pemasangan besi galvanize ataupun stainless steel
lengkap terpasang, termsauk pekerjaan lainnya seperti angkur, struktur penguat, pengikat
dan komponen-komponen lainnya yang dianggap perlu untuk menyelesaikan pekerjaan ini.
Pekejaan ini dikhususkan untuk daerah dalam dan luar, railing, pintu pintu, rangka plafon,
profil-profil, dan sesuai dengan gambar rencana.
1.2 Submittal
a. Mock up
a.1 Buatkan 1 (satu) buah mock up dengan modul 4 x 4 M2 pada tempat yang akan
disepakati konstruksinya baik dilapangan atau dipabrik.
a.2 Mock up meliputi pekerjaan terkait, antara lain
 Kaca Dinding
 Granit/Marmer
 Angkur,baut,dan perlengkapannya
 Sealant
 Stainless Steel
a.3 Mock up adalah untuk
 Memperlihatkan system penyambungan, pengelasan, pengganjalan, dan lain
lain detail yang disyaratkan
 Memperlihatkan pemakaian bahan bahan yang terkait
 Sehingga memenuhi criteria rancangan dalam spesifikasi teknis setiap
pekerjaan terkait.
 Pelaksanaan tidak diperkenankan melakukan kegiatan sebelum mock up
terakhir dapat persetujuan dari pemberi tugas
b. Shop Drawing

81
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis

b.1. Buatkan shop drawing secara lengkap, jelas dan terperinci yang dapat
menjelaskan :
 Type dan tampak
 Detail detail sambungan
 Detail angkur dan gasket
 Detail pertemuan logam dengan komponen bangunan lainnya yang
berhubungan
b.2 Ukuran ukuran harus kengkap dan jelas. Lakukan pembuatan detail dalam skala
yang jelas/cukup ( 1:1,1:2,1:5 atau 1:10 ).
b.3 Tidak diperkenankan melalui pekerjaan sebelum ada peretujuan (approval) dari
Shop drawing ini.

c. Data Produksi Material


c.1 Umum
Ajukan data produksi seperti : spesifikasi teknis, cara-cara
pengerjaan/pemasangan dan saran saran teknis lainnya yang mungkin akan
diperlukan untuk dijadikan bahan pertimbangan bagi perencana maupun
pengawasan.
c.2 Bersama dengan pengajuan shop drawing maka dilampirkan juga data data
mengenai bahan bahan yang terkait berkenaan dengan perhitungan konstruksi,
garansi, ketebalan.
1.3. Sertifikat
Pernyataan bahwa pelaksanaan dan penggunaan baik material/bahan adalah asli, baru,
maupun metode pengerjaan sudah sesuai dengan yang disyaratkan oleh pihak manufacturer.
1.4 Petunjuk Perawatan
Jelaskan dan tuliskan secara mendetail serta sistematis cara cara perawatan dan perbaikan
dari setiap komponen pekerjaan ini.
1.5 Jaminan/Garansi
a. Umum : Berikan jaminan bahwa hasil pekerjaan baik dan tidak terdapat bagian bagian
yang rusak atau cacat baik karena bahan maupun karena pengerjaan.
b. jaminan/garansi diterbitkan untuk kepentingan pemilik/pemberi tugas pada dan
terhitung sejak tanggal penyerahan pertama pekerjaan.
1.6 Quality Control/Pengujian
c. Pengujian dimaksud adalah untuk mengetahui apakah pekerjaan besi dalam hal system
pemasangan materialbesi,anchor dan perlengkapan lainnya yang disyaratkan dalam
dokumen kontrak ssudah tepat dan baik sehingga tidak pergoyangan atau sambungan
sambungan yang terbuka pada seluruh bagian dan system dari pekerjaan ini. Pengujian

82
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis

ini dilaksanakan sebelum pekerjaan dimulai dan pekerjaan pengujian ini bukan
dimaksud untuk meniadakan jaminan/ garansi yang wajib di keluarkan oleh
Kontraktor
d. Badan penguji ditentukan oleh pemberi tugas dan pengujiannya, termasuk bila
diperlukan uji ulang adalah beban kontraktor.
2. Bahan
2.1 Type Bahan
a. Galvanize Steel
1. Pipa besi digunakan adalah GIP dengan bentuk O dan ukuran sesuai yang tertera
pada gambar.
2. Baja profil yang digunakan adalah baja ST 37 dengan bentuk dan ukuran sesuai
yang tertera pada gambar.
3. Pipa besi yang digunakan adalah carbon steel ST 37 dengan ukuran sesuai yang
tertera pada gambar.
b. Stainless Steel
a. Baja mengadung nikel ( NI ) dan chrome ( Cr ) lebih dari 12%, harus memenuhi
standard AISI 304.
b. Harus tahan karat ( dengan perllindungan PVC Coating)
c. ype Hairline atau sesuai dengan gambar.
d. Celah antar plat stainless steel minimum 1 cm
2.2 Fabrikasi/Assembling
a. Fabrikasi
1. Semua jenis pekerjaan besi ( Galvanize & Stainless ) harus dipabrikasikan di
worksop/pabrik atau disesuaikan dengan lapangan.
2. Untuk jenis yang dapat dirakit, harus dilaksanakan worksop dan siap dipasang
dilapangan. Jika tidak dapat dipra-kit, akan tetapi sudah siap dirakit dilapangan
atau dipasang pada bangunan ( Struktur yang ada )
3. Semua sambungan harus dikerjakan dengan mesin, lurus,rata tidak goyang atau
bergerak, dan bentuk sambungan sesuai dengan standard toleransi untuk
sambungan yang tahan korosi
4. Pengelasan, penghalusan sambungan dan pekerjaan khusus lainnya harus
dikerjakan dengan metode dan prosedur prosedu sesuai dengan standard yang
berlaku. Tidak diperkenankan adanya pengelasan titik
5. Finising anti karat pada daerah sambungan dan joint yang masih terbuka.
6. Reinforcement : berikan kekuatan pada tempat/titik angkur, sambungan, dan titik
titik yang terbebani, berikan non corrosive angkur untuk penguat.
b. Toleransi Fabrikasi

83
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis

1. Pengelasan, tidsk terlihat pada bagian yang akan terlihat mata langsung. Tidak
diperkenankan menggunakan las titik
2. Semua toleransi ini harus saling disesuaikan dengan persyaratan toleransi yang
ditetapkan dalam spesifikasi pekerjaan besi.
3. Pelaksanaan
3.1 Persiapan pelaksanaan
Lakukan pengukuran pada tempat dimana akan dipasang sesuai dengan jenis dan type yang
direncanakan. Berikan catatan jika ternyata ada penyimpangan ukuran. Siapkan peralatan
peralatan/perlengkapan perlengkapan pembantu untuk memudahkan pemahaman sehingga
siap melaksanakan pekerjaan.
3.2 Pemasangan
a. Persiapan
 Koordinasikan pemasangan material, bersama sama pihak terkait paling lambat
10 hari sebelum pemasangan
 Distribusikan hasil koordinasi pada semua pihak terkait.
 Buat shop drawing,diagram dan panduan panduan pemasangan yang terpadu
antara semua bagian curtain wall dan meliputi semua alat Bantu dan material.
 Rakit semaksimal mungkin bagian pekerjaan besi tersebut dibengkel kerja tanpa
menyulitkan pengakutan, untuk mengurangi sebanyak mungkin deviasi rangkaian
dan untuk membatasi perakitan disitus kerja.
b. Pekerjaan Galvanize Steel
 Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diwajibkan meneliti gambar gambar dan
kondisi dilapangan. Untuk mendapatkan profil yang tepat, bentuk, ukuran, berat
dan detail detail konstruksi yang ditunjukkan pada gambar rencana.
 Bahan bahan pelengkap lainnya seperti sekrup,baut,mur, paku metal fitting yang
akan berhubungan dengan udara luar dibuat dari besi yang digalvanisasi.
 Perhatikan semua ukuran, sambungan dan hubungannya dengan material lain
dengan mengikuti semua petunjuk gambar rencana seksama.
 Kontraktor diminta untuk menyiapkan shop drawing/ gambar kerja untuk
pekerjaan pekerjaan tertentu dengan petunjuk pemberi tugas/pengawas lapangan.
 Pemotongan dengan membakar dibengkel harus dilakukan dengan mesin potong
pembakar yang standard. Pembakaran dibengkel atau dilapangan harus disetujui
pengawas lapangan.
 Semua pekerjaan metal yang terpotong harus disetujui pengawas lapangan.
 Berkas berkas pekerjaan harus dikikir sampai rata permukaan.
 Untuk unit yang dipasang harus diberi tanda tanda agar tidak terjadi kesalahan
pemasangan.

84
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis

 Pekerjaan sambungan dilakukan dengan baut dan las sesuai gambar. Pekerjaan
pengelasan harus dikerjakan dengan toleransi ketebalan terhadap permukaan
tidak lebih dari 0.5 mm, tanpa menimbulkan kerusakan kerusakan pada bahan
bajanya. Pengelasan harus menjamin pengakiran yang rata dari cairan elektroda
tersebut. Permukaan dari daerah yang akan dilas harus dibersihkan dengan sikat
serta dicuci sehingga bebas dari kotoran,
 Pemberhentian pengelasan harus pada tempat yang ditentukan dan dijamin tidak
akan berputar atau membengkok. Setelah pengelasan, sisa sisa/kerak las harus
dibersihkan dengan baik (wire,brush,ampelas). Cacat pada pengelasan harus
dipotong dan dilas kembali atas tanggung jawab kontraktor.
 Memberikan tambahan angkur yang perlu harus digunakan walupun tidak
termasuk dalam gambar.

c. Pekerjaan Stainless Steel


 Pekerjaan stainless steel harus dilaksanakan oleh spesialis yang ahli dalam
bidang pekerjaan stainless steel, dibuktikan dengan CV, tenaga ahli.
 Sebelum memulai pekerjaan, kontraktor diwajibkan meneliti gambar gambar dan
kondisi dilapangan. Untuk mendapatkan profil yang tepat,bentuk,ukuran,berat
dan detaildetail konstruksi yang ditunjukan pada gambar rencana.
 Pemasangan steinless steel diusahakan sedemikian rupa sehingga tidak terdapat
sambungan, jika terpaksa harus disambung maka harus diatur sedemikian rupa
sehingga tidak merusak segi estetikanya.
 Penyambungan dengan menggunakan TIG welding berikut argon Gas Shielding,
permukaan yang dilas harus sama rata dan hasil akhir pengelasannnya sesuai
dengan toleransi pemasangan yang disyaratkan, bekas las lasnya harus dikikir
hingga mencapai toleransi pemasangan yang disyaratkan tanpa mengurangi
kekuatan las. Hasil pekerjaan yang cacat harus dipotong dan dilas ulang hingga
berhsil baik dan disetujui MK. Biaya perbaikan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
 Pembengkokan stainless steel harus dilakukan dengan alat
pembengkok(Binder).hasil pembengkokkan harus halus tidak ada bekas pukulan
atau cacat lainnya.
 Permukaan stainless steel dipoles dengan mesin poles, kemudian digosok dengan
compound memakai kain halus hingga mengkilat.

85
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis

 Selesai pemasangan,stainless steel harus dilindungi sehingga tidak terkena air


semen atau kotorannya.
3. Toleransi Pemasangan Rangka
a. Perbedaan tinggi : 3 mm setiap jarak 3000 mm atau vertical 3 mm per 6000 mm horizontal,
tetapi tidak melebihi 6 mm per 12000 mm dalam segala arah.
b. Kerataan bidang : 1,5 mm perbedaan terhadap bidang dinding yang bersebelahan.
c. Kerataan Garis : Kelurusan/kerataan garis memanjang baik horizontal maupun vertical
terhadap bidang bangunan maksimal 5 mm untuk setiap lantai ke lantai dan kolom kekolom.
4. Pembersihan Dan Perlindungan
a. Setelah pekerjaan selesai lakukan pembersihan. Tidak diperkenankan mempergunakan
bahan alkaline atau cairan yang bersifat abrasive atau merusak permukaan. Kontraktor
bertanggung jawab untuk melindungi/ menjaga hasil pekerjaan sampai menyerahan pertama
pekerjaan.
b. Biaya pekerjaan ini atas beban kontraktor.

Pasal 09
PEKERJAAN KANSTEEN

1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja bahan-bahan, peralatan, pengangkutan
dan pelaksanaan pekerjaan kanstin pada bagian pinggir perkerasan pada lokasi-lokasi
sebagaimana terlihat pada gambar yang terbuat dari adukan beton.
2. Bahan-Bahan
Terbuat dari block beton pracetak dengan ukuran 15 x 60 x 30 cm atau sesuai gambar, kekuatan
tekan karakteristik dari beton antara 225 kg/cm2.
3. Pelaksanaan
a. Daerah yang diperlukan untuk pekerjaan ini harus dibersihkan dan digali sampai bentuk dan
kedalaman yang diperlukan dan pondasi dimana kerb tersebut akan ditempatkan sampai suatu
permukaan yang rata. Semua bahan yang lunak dan tidak sesuai harus dikeluarkan dan diganti
yang sesuai dan dipadatkan secara menyeluruh.
b. Kerb dibuat dengan teliti sesuai dengan gambar detail, garis-garis dari ketinggian
sebagaimana terlihat pada gambar atau petunjuk Direksi. Semua kerb yang harus dibuat
dengan menggunakan cetakan-cetakan lengkung atau unit-unit pracetak yang melengkung.
c. Block-block kerb harus diletakkan dengan sambungan-sambungan yang serapat mungkin.
d. Setelah suatu pekerjaan beton dicor ditempatkan mengeras dan block-block kerb telah
dipasang menurut persyaratan, maka daerah galian yang tersisa harus diurug dengan bahan
yang disetujui. Bahan ini harus ditempatkan dan dipadatkan.
86
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis

Pasal 10
PEKERJAAN PAVING BLOCK

1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja bahan-bahan, peralatan, pengangkutan
dan pelaksanaan pekerjaan paving block pada area pedestrian dan pada lokasi-lokasi
sebagaimana terlihat pada gambar yang terbuat dari adukan beton.
2. Bahan-Bahan
Terbuat dari block beton pracetak bentuk persegi dengan ukuran 8 x 10 x 20 cm atau sesuai
gambar, kekuatan tekan karakteristik dari beton antara 225 kg/cm2.
3. Pelaksanaan
Sebelum pelaksanaan pemasangan paving block perlu dilakukan pemeriksaan terhadap pondasi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
 Permukaaan pondasi yang berhubungan dengan pasir alas harus rata, tidak bergelombang dan
rapat; pasir alas tidak boleh digunakan untuk memperbaiki ketidak-sempurnaan pondasi.
 Permukaan pondasi untuk jalan kendaraan harus mempunyai kemiringan 2,5% untuk trotoar
2%
 Lebar pondasi harus cukup sampai dibawah beton pembatas atau penyokong.
 Titik awal ini penting diperhatikan khususnya lokasi dengantanah miring; pemasangan ini
harus berawal dari titik terendah agar paving bloak yang telah terpasang tidak bergeser;
 Pemasangan secara berurutan yang dimulai dari satu sisi; hindarkan pemasangan secara acak.
 Benang Pembantu Agar pemasangan bisa dilaksankan secara baik dan cermat, maka perlu ada
alat pembantu yaitu benang pembantu. Benang pembantu dapat dipasang setiap jarak 4 m
sampai 5 m. Bilamana pada lokasi pemasangan terdapat lubang saluran, bak bunga atau
konstruksi lain, maka harus ada benang pembantu tambahan agar pola block terkunci tetap
dapat dipertahankan.
 Pemasangan Beton Pembatas Dan Beton Penyokong Beton pembatas atau biasa disebut beton
kanstin adalah salah satu bagian perkerasan block beton terkunci yang fungsinya menjepit dan
menahan lapisan paving block agar tidak tergeser pada waktu menerima beban, sehingga blok
tetap saling mengunci. Beton pembatas harus terpasang sebelum penebaran pasir alas. Bentuk
beton pembatas bermacam-macam dan proses pembuatannya beraneka-ragam ada yang dari
beton pracetak, beton cor ditempat, baik secara manual atau dengan alat slipform. Untuk
perkerasan paving blok mutu beton pembatas yang berhubungan dengan jalur lalu lintas
kendaraan minimum fc’ 25,0 MPa. Bilamana digunakan beton pembatas dari beton pracetak,
beton pembatas harus dipasang di atas beton penyokong agar terjadi ikatan yang baik antara

87
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis

beton pembatas dan pondasisehingga tidak mudah tergeser. Untuk itu dilakukan hal sebagai
berikut :
1. tebarkan selapis beton penyokong setebal minimum 7 cm;
2. pasang beton pembatas di atas beton penyokong tersebut sewaktu masih dalam keadaan
basah, sehingga ketinggian dan kelurusaan beton pembatas sesuai dengan benang
pembantu;
3. tambahkan adukan beton pada bagian belakang beton pembatas;
4. setelah beton penyokong dalam keadaan setengah kering, barulah ditimbun dengan
tanah, mutu beton penyokong minimum fc’ 17,5 MPA;
5. Beton pembatas sering dikombinasikan dengan tali air dan mulut air sebagai saluran
untuk membuang air hujan; apabila pertemuan antara beton pembatas dan lapisan blok
tidak diberi tali air biasanya beton pembatas mudah terkena gesekan roda
kendaraan.Penebaran Pasir Alas. Pasir alas adalah pasir dengan ketebalan tertentu
sebagai alas perletakan paving blok. Pasir alas harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :

 Butiran pasir alas adalah pasir kasar dengan besar butir maksimum 9,5 mm seperti
pasir beton, tajam, keras dan bersih dari lumpur, garam atau kotoran lain;
 Pada saat penebaran harus dalam keadaan kering atau kadar air kurang dari 10% dan
bersifat gembur;
 Tebal pasir berkisar antara 5 sampai 6 cm dan setelah dipadatkan tidak boleh lebih 5
cm; untuk mendapatkan ketebalan yang seragam, agar menggunakan alat perata yaitu
jidar kayu dengan mengikuti rel pembantu dari blok beton yang disusun sejajar
memanjang ; selain itu juga dapat digunakan benang pembantu sebagai referensi.
 Pasir alas ini tidak boleh digunakan untuk mengisi lubang-lubang pada pondasi untuk
memperbaiki tinggi pondasi;
 Lapis atas pondasi di bawah pasir alas harus diratakan dan diperbaiki sebelum
penebaran pasir alas dimulai
 Untuk jalan dengan lebar kurang dari 3 m, beton pembatas yang dipasang dapat
berfungsi sebagai rel pembantu;
 Untuk jalan dengan lebar lebih dari 3 m, perataan pasir alas dilaksanakan secara
tahap;
 Sebaiknya pasir alas diletakkan secara gundukan kecil di daerah lokasi pemasangan
agar sewaktu menarik jidar tidak terlalu berat dan dapat memudahkan pelaksanaan;
 Pasir alas yang sudah dirataakan dijaga agar tidak terganggu seperti terinjak atau
dipakai menumpuk bahan;
 Setiap tahap, luas maksimim adalah 30 m2 dengan demikian pada sore hari dapat

88
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis

tertutup seluruhnya oleh paving blok;


 Untuk pekerjaan yang akan dilanjutkan maka pasir alas disisakan 1 m dari baris
terakhir paving blok;
 Pasir alas yang belum sempat ditutup oleh paving blok, keesokan harinya agar
digemburkan dan diratakan kembali;
 volume pasir yang diperlukan sebagai pasir alas setebal 50 mm adalah ± 5 m3 setiap
100 m2 paving blok. Pemasangan PolaPemasangan baris pertama harus dijaga dengan
hati-hati. Untuk membentuk pola yang baik, unit paving blok harus mengikuti benang
pembantu dengan sudut yang tepat terhadap beton pembatas. Lubang-lubang pinggir
kemudian diisi dengan pemadatan. Bila pemasangan dari dua arah tidak dapat
dihindarkan atau karena pola harus dipertahankanpada tikungan, terutama pada
penggunaan pola tulang ikan, maka sudut pada pola pertemuan atau perubahan sudut
diberi pembatas dengan pola susun bata melintang.Pola Pemasangan Paving
BlockPola pemasangan paving block disesuaikan dengan tujuan penggunannya. Pola
yang umum dipergunakan ialah susun bata (strecher), anyaman tikar (basket wave),
tulang ikan (herring bone), untuk perkerasan jalan diutamakan penggunaan pola
tulang ikan karena mempunyai daya penguncian yang lebih baik.

Pasal 11
PEKERJAAN BATU SIKAT

1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja bahan-bahan, peralatan, pengangkutan
dan pelaksanaan pekerjaan Batu sikat pada area plaza dan pada lokasi-lokasi sebagaimana
terlihat pada gambar yang terbuat dari adukan beton.
2. Bahan-Bahan
Batu koral hias beragam ukuran dan warna
3. Pelaksanaan
a. Persiapan
Persiapkan media lantai yang akan dikerjakan. Sebelumnya usahakan permukaan lantai
dilukai (dibuat kasar) terlebih dulu agar semen dan bidang lantai bisa menyatu. Selain itu
bahan-bahannya juga sudah harus siap beserta desain koral sikat yang diinginkan.
b. Membuat Cetakan dan Pembatas
Cetakan ini gunanya agar motif mozaik koral sikat sesuai dengan ukuran permukaan bidang
lantai. Cetakan bisa terbuat dari apa saja, bisa dari kayu atau terbuat dari besi. Penting untuk
diketahui agar cetakan atau pembatas ini dilumuri dengan oli terlebih dahulu. Supaya jika

89
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis

sudah mengering, mudah melepas cetakannya.


c. Adukan Perekat/ Semen
Sebagai bahan perekat koral hias adalah adukan semen dengan perbandingan 1 : 1. Tekstur
adukan akan terlihat seperti plesteran dinding.
d. Penataan koral sikat
Setelah adukan merata dalam bidang cetakannya, koral kemudian ditata berdasarkan desain
yang yang tercantum dalam gambar kerja. Mulailah dari tepi kemudian berlanjut ke tengah.
Jika motif koralnya kecil-kecil bisa langsung ditaburkan kedalam cetakan kemudian diratakan
agar semuanya menempel pada semen. Jika semua koral hias sudah tertempel, tekanlah koral
tadi secara bersamaan agar hasil permukaan koral sikat merata. Anda bisa gunakan triplek
atau papan kayu untuk menekannya.
e. Tunggu setengah kering
Setelah semua tertempel, tunggulah hasil perpaduan koral sikat dan semen tadi setengah
kering atau kurang lebih setengah hari, kemudian sikat dengan sikat kawat agar permukaan
koral sikat bagian atas terlihat jelas dan tidak ada semen yang menutupi batu-batu koral hias
tersebut. Tetapi ingat jangan terlalu keras saat menyikatnya karena akan membuat beberapa
koral hias terlepas. Karena jika terlepas, agak susah mengembalikannya mengingat semen
sudah setengah kering.

f. Bersihkan Permukaan
Setelah semua disikat, kemudian lap dengan lap basah agar warna koral hias kelihatan.
Setelah itu kita tinggal tunggu sampai kering. Biasanya hal ini memakan waktu sekitar 1 hari.
Setelah benar-benar kering bisa dilepaskan dari cetakannya atau pembatasnya.

g. Lakukan Coating

Agar permukaan batu bisa awet dan tahan terhadap lumut serta debu, sapukan dengan cairan
coating dengan perbandingan 1 liter untuk 6 meter permukaan koral sikat. Ada cara lain untuk
membuat koral sikat yaitu mencampurkan langsung antara koral sikat dengan adukan atau
acian semen. Cara ini sangat boros koral sikat dan biasanya hanya di pergunakan untuk
bidang tegak saja.

90

Anda mungkin juga menyukai