LINGKUP PEKERJAAN
Situasi
Kontraktor wajib meneliti situasi lapangan, terutama keadaan tanah, sifat dan
luasan pekerjaan serta hal-hal lain yang dapat mempengaruhi harga penewaran
kontraktor.
Kelalaian atau kekurangan telitian kontraktor dalam hal ini tidak dijadikan alasan
untuk mengajukan tuntutan.
Ukuran
Letak titik duga (titik nol) sebagaimana dinyatakan dalam gambar atau sesuai
kesepakatan dalam peninjauan lokasi.
Titik peil ini harus ditetapkan dengan membuat patok permanen yang selama
dalam pelaksanaan tidak boleh bergesar/berubah.
Untuk selanjutnya patok permanen tersebut harus menjadi dasar bagi setiap
ukuran dan kedalaman.
PEKERJAAN PASANGAN
b. Meliputi pembuatan :
- Dinding pembatas ruangan, dinding parapet dan lain-lain.
- Dinding sisi luar bangunan, pekerjaan dinding lainnya sesuai gambar.
a. Material batu-bata :
Jenis batu bata yang digunakan adalah batu bata merah. Batu bata merah harus
matang pembakarannya, sehingga bila direndam di dalam air akan tetap utuh, tidak
pecah atau hancur.
Ukuran batu bata dapat disesuaikan berdasarkan tebal dinding akhir (finish) yang
disyaratkan dalam gambar (15 cm), yaitu : 5 x 11 x 22 cm
Kontraktor wajib memberikan contoh pada Perencana / Konsultan Manajemen
Konstruksi untuk dimintakan persetujuannya.
Apabila bahan-bahan yang datang dianggap tidak memenuhi syarat atau tidak
sesuai dengan contoh yang disetujui oleh Perencana / Manajemen Konstruksi /
Pemberi Tugas, maka Perencana / Manajemen Konstruksi / Pemberi Tugas berhak
menolak bahan-bahan tersebut dan Kontraktor wajib untuk segera mengeluarkan
dari lokasi pembangunan dan menggantinya dengan bahan-bahan yang telah
disetujui.
c. Pasir Pasang
Pasir yang akan dipakai harus bersih, pasir asli/alami dan bebas dari segala macam
kotoran, bahan-bahan kimia dan tanah liat (lempung) atau sesuai dengan standar
NI-3 pasal 14 ayat 2.
Bilamana pasir yang dipakai tidak memenuhi syarat-syarat diatas, Kontraktor wajib
untuk mencuci pasir tersebut untuk mendapatkan persetujuan Perencana /
Manajemen Konstruksi / Pemberi Tugas.
Khusus untuk plester, harus dipakai pasir yang lebih halus tingkat gradasinya.
d. Jenis adukan
Jenis adukan yang akan dipakai didalam pemasangan batu bata merah adalah semen
dan pasir dengan ketentuan sebagai berikut :
Untuk beton : sesuai dengan ketentuan yang diuraikan di dalam persyaratan
konstruksi.
Untuk pasangan kedap air (trasraam) : 1 PC : 3 Psr.
Untuk pasangan dinding biasa (diatas trasraam) : 1 PC : 5 Psr.
Jenis pasangan :
1). Pasangan kedap air (trasraam) :
Pemasangan ini memakai adukan 1 PC : 3 Psr
Untuk dinding-dinding biasa diatas tanah, pasangan kedap air dimulai dari sloof
sampai 30 cm diatas lantai.
Untuk dinding-dinding toilet (kamar mandi dan WC) dan lain-lain sesuai dengan
gambar, pasangan kedap air dibuat minimum 1,80 m diatas lantai.
Seluruh dinding luar bangunan yang tidak terlindung overstek dibuat dengan
pasangan 1 PC : 3 Psr.
Persyaratan pemasangan :
1). Kontraktor harus mengerjakan pengukuran bangunan (uit-zet) serta letak-letak
dinding bata yang akan dilaksanakan secara teliti dan sesuai dengan gambar.
2). Di dalam satu hari, pasangan batu tidak boleh lebih tinggi dari 2,5 meter dan
pengakhirannya harus dibuat bertangga menurun dan tidak tegak bergigi, untuk
menghindari retak dinding dikemudian hari.
3). Pekerjaan pasangan dilaksanakan waterpas (horizontal) dengan menggunakan
benang dan tiap kali lantai diteliti kerataannya.Pemasangan benang terhadap
pasangan dibawahnya tidak boleh lebih dari 30 cm.
4). Pada semua pasangan setengah batu satu sama lain harus terdapat pengikatan
yang sempurna.
5). Untuk pasangan batu bata merah tidak dibenarkan menggunakan batu bata
pecahan separuh panjang, kecuali sesuai dengan area di sudut. Lapisan yang satu
dengan lapisan yang diatasnya harus dipasang secara zig-zag (berselang-seling
dengan perbedaan separuh panjang).
6). Pada pasangan satu batu dan pasangan yang lebih tebal (kalau ada), maka
pelaksanaan harus sesuai petunjuk / peraturan yang disyaratkan (NI-3).
7). Untuk dinding bata dan kolom harus diberi angkur 10 mm tiap 1 m tinggi. Demikian
juga setiap luas dinding 12 m2 harus diberi penguat kolom praktis dan balok. Khusus
untuk dinding ruang genset, setiap luas dinding 6 m² diberi perkuatan kolom praktis
dan balok. Semua pertemuan tegak lurus harus benar-benar bersudut 90 derajat.
8). Sebelum dimulai pemasangan bata harus direndam lebih dahulu di dalam air dan
permukaan yang akan dipasangpun harus basah.
Tebal siar pasangan batu bata tidak boleh kurang dari 1 cm (10 mm) dan siarnya
harus benar-benar terisi adukan.
9). Gunakan alat roskam (trowel) bergigi yang sesuai dengan ketebalan blok yang
ditentukan pada gambar.
10). Bersihkan permukaan dari debu, minyak atau kotoran lain yang dapat mengurangi
efektifitas perekatan.
11). Bilamana di dalam pasangan ternyata terdapat batu bata yang cacat atau tidak
sempurna, Kontraktor wajib untuk menggantinya.
12). Untuk pekerjaan rangka kayu / kusen, gunakan blok bata tipe Ublok dan diisi oleh
tulangan ringan.
13). Rangka kayu / kusen harus dipasang terlebih dahulu untuk dapat melanjutkan
pekerjaan pasangan.
Rangka kayu/kusen, pemasangannya harus diperkuat dengan angkur besi
berbentuk L, yang ujungnya disekrup kedalam kusen, sedangkan ujung bengkoknya
ditanamkan kedalam pasangan dinding/kolom praktis.
Panjang angkur terpasang tidak lebih dari 22,50 cm. Tiap-tiap angkur dipasang
dengan jarak 60 cm satu sama lainnya.
14). Pekerjaan pemasangan pipa dan / atau alat-alat yang ditanam di dalam dinding,
maka harus dibuat pahatan dengan kedalaman yang cukup pada pasangan dinding
sebelum diplester. Pahatan tersebut setelah dipasangnya pipa/alat-alat, harus
ditutup dengan adukan plesteran yang dilaksanakan secara sempurna, yang
dikerjakan bersama-sama dengan plesteran seluruh dinding.
15). Untuk lebar pahatan lebih dari 7 cm sebelum diplester harus dipasang kawat ayam
yang dipakukan pada dinding hebel, untuk menghindari keretakan dikemudian hari.
16). Sesudah pasangan bata merah selesai dikerjakan dan sudah kering baru pekerjaan
plesteran dimulai.
17). Plesteran menggunakan adukan yang sama dengan adukan untuk pasangan.
18). Untuk pengakhiran sudut plesteran / dinding, hendaknya dibuat dengan sudut
tumpul.
19). Untuk kolom dengan pipa-pipa air hujan, digunakan non shrink concrete.
Perbaikan
Kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak/cacat, sampai dengan perbaikkan
pekerjaan tersebut diterima oleh Konsultan Manajemen Konstruksi/Pemberi
Tugas.Perbaikan dilaksanakan sedemikian rupa hingga tak mengganggu pekerjaan
finishing lainnya.Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
Pengamanan
1. Kontraktor wajib mengadakan perlindungan dan pengamanan terhadap pekerjaan
yang telah dilaksanakan.
2. Sesudah pekerjaan dinding terpasang, permukaan dinding harus dijaga terhadap
kemungkinan-kemungkinan terkena cairan-cairan dan benda-benda lain yang mungkin
bisa menimbulkan cacat, noda-noda dan sebagainya.
3. Apabila hal ini terjadi, Kontraktor harus memperbaiki cacat tersebut hingga pulih
kembali seperti semula, sampai hasil perbaikan tersebut dapat diterima dan disetujui
oleh Konsultan Manajemen Konstruksi. Biaya perbaikan ditanggung oleh Kontraktor.
1.1 UMUM
Pekerjaan dari BAGIAN ini termasuk semua tenaga kerja, material , peralatan dan layanan
yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan pasangan hebel sebagaimana diindikasikan
dalam gambar-gambar, termasuk, tetapi tidak terbatas pada hal berikut :
1. Pasangan hebel untuk dinding.
2. Pekerjaan pasangan lainnya (sebagai bagian yang diintegralkan dari dinding hebel dengan
menggunakan unit-unit hebel yang diproduksi lokal, dan untuk aplikasi non- struktural
lainnya dan yang berhubungan dengan (Beton Elemen Pendukung Pekerjaan Arsitektur).
1.3. ACUAN
A. Data produk: Acuan data produk dari pabrikan untuk setiap tipe unit pasangan,
kelengkapan dari produk yang dihasilkan lainnya, termasuk sertifikasi setiap tipe yang
memenuhi persyaratan yang dispesifikasikan.
B. Gambar-gambar kerja: Acuan gambar-gambar penyetelan dan pemotongan lembaran
batu yang memperlihatkan ukuran, profil dan lokasi setiap unit yang disyaratkan. Jika hal
serupa tidak umum dalam praktek setempat. Dan juga mengirimkan pemasangan
lengkap pendukung beton lainnya untuk dinding hebel yang termasuk posisi, layout dan
penulangan kolom praktis, balok pengikat, ring balok, balok pengaku yang persyaratkan
dengan kualitas dan standar SII
A. Umum : Hebel dipress oleh mesin dengan penekanan (pressure) yang sama dengan
memenuhi standard dan persyaratan lain yang diindikasikan/dinyatakan dibawah untuk
setiap bentuk hebel yang disyaratkan.
1. Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia
2. Standard Industri Indonesia (SII)-0021-78
3. Ukuran : Menyediakan bata yang diproduksi dengan dimensi nyata sebagai berikut :
a. Modul Standard : 100 x 160 x 600 mm.
4. Semua hebel yang akan digunakan pada daerah tahan api harusdilengkapi dengan
sertifikat tahan api yang disyaratkan seperti dinyatakan pada gambar kompartemen
kebakaran.
A. Rencanakan perletakan dinding segera untuk pembuatan spasi yang akurat dari pola ikat
permukaan dengan lebar sambung yang uniform dan penempatan bukaan yang tepat,
sambungan tipe pergerakan, belokan dan pengakhirannya. Hindarkan penggunaan unit-
unit yang kurang dari setengah pada sudut-sudut.
B. Buatlah dinding untuk memenuhi toleransi konstruksi yang dispesifikasikan, dengan bagian-
bagian yang diberi jarak dengan akurat dan dikoordinasikan dengan pekerjaan lain.
PEKERJAAN FINISHING
BAGIAN - 3
PEKERJAAN FINISHING
Pasir
Jenis Plesteran Semen Portand
Pasang
Plesteran kedap air 1 3
Plesteran biasa 1 5
- Pekerjaan plesteran harus dapat dilaksanakan setelah semua nat pasangan bata dikorek
dan dibersihkan dengan sikat kawat. Seluruh permukaan pasangan batako harus
dibasahi dengan air, sebelum adukan plesteran dapat diterapkan dan ditebarkan.
- Pekerjaan plesteran harus dimulai dari sudut sebelah kiri atas dan harus diteruskan ke
sebelah kanan bawah. Selama pemasangan harus dijaga agar tidak terjadi gelombang-
gelombang dan hasilnya harus rata dan uniform.
- Permukaan plesteran yang telah selesai harus diusahakan tetap basah selama 7 (tujuh)
hari terhitung sejak tanggal tanggal selesainya plesteran.
- Adukan untuk pekerjaan plesteran ini harus sama dengan yang dipakai pada pekerjaan
pasangan batu bata.
- Garis Plesteran Pembantu harus dibuat tegak lurus dan ditarik dengan mengguna-kan
kayu telah diketam rata, sedemikian rupa sehingga diperoleh garis plesteran yang rata
dan tegak lurus (lot). Plesteran susungguhnya baru dapat dimulai setelah “Garis
Plesteran Pembantu” cukup kering.
oOo
PASAL 2. PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA
1). Pekerjaan kusen, pintu dan jendela ini meliputi penyediaaan tenaga kerja,
bahan material, peralatan dan alat-lat bantu lainnya sehingga pekerjaan ini
dapat selesai sesuai denga rencana dan hasil yang baik.
2). Seluruh pekerjaan kusen pintu dan jendela yang termasuk di dalam
gambar rencana dan ketentuan teknis yang sudah tersebut lainnya.
1). Alumunium
- Bahan : Dari bahan alumunium framming system buatan ex
Alexindo atau setara dengan Ukuran 4” (4,4x10,2
cm),tebal 1,3 mm.
- Bentuk profil : Sesuai shop drawing yang disetujui Perencana dan
Pengawas untuk kusen, Pintu dan jendela.
- Warna profil : Natural
- Lebar profil : 4” (4,4 x 10,2 cm), (pemakaian lebar bahan sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar)
- Pewarnaan : Natural
- Karet/Gasket : Gasket Neoprene, PVC, Santoprene, EPDM, Kepadatan :
Tahan Terhadap Perubahan Cuaca, Kekerasan : 60-80
Durometer, Jenis Bahan : Extrusion. bahan yang bermutu
baik sesuai dengan ketentuan dari pabrik, pemasangan
disyaratkan hanya 1 sambungan serta harus kedap air.
- Sealent Dinding : Type : Silicon Sealent, Single Komponen
- Screw : Bahan : Steinless Steel
- Angkur & Angkur : Bagian yang berhubungan dengan aluminium dilapisi
Tanam Galvanisasi s/d 18 micron. Bagian lain diberi lapisan anti
karat, Zinc Chromate, Type Alkyd.
- Joint Sealer : Sambungan antara profil horizontal dengan vertical diberi
sealer yang berserat guna menutup celah sambungan
profil tersebut, sehingga mencegah kebocoran udara, air
dan suara.
Bahan = Butyl Sheet.
b) Persyaratan bahan :
Jenis kayu yang dipakai adalah kayu kayu kelas II kering (diawetkan), atau
sekelas digunakan untuk seluruh pekerjaan kayu yang disebut diatas.
Dihindarkan adanya cacat kayu antara lain yang berupa putik kayu, pecah-
pecah, mata kayu, melintang, basah dan lapuk.
Syarat-syarat kelemBAGIANan kayu yang dipakai harus memenuhi syarat
PPKI. Untuk kayu kelas II kering setempat kelemBAGIANan tidak dibenarkan
melebihi 12%.
Jenis kayu yang dipakai harus sesuai dengan pekerjaan kayu yang
disebutkan diatas, terkecuali untuk seluruh jenis kayu lain seperti dinyatakan
dalam gambar.
Daun pintu dengan kanstruksi lapisan teakwood, ukuran disesuaikan dengan
gambar-gambar detail, tidak dipekenankan menggunakan sambungan, ,
tebal rangka kayu daun pintu minimum 3.20 cm.
d) Syarat-Syarat Pelaksanaan :
Semua ukuran kayu yang tertera pada gambar adalah ukuran jadi ( sesudah
diserut dan difinishing) dan harusl urus tanpa cacat,tidak bengkok dan lain-
lain,yang dapat menurunkan kualitas kayu serta kualitas pekerjaan.
Untuk semua kayu seperti diuraikan diatas, dipotong dan diserut dengan
kualitas terbaik,halus dan licin
Pelaksanaan pekerjaan harus ditempat yang baik, ruang yang kering dan
terjaga agar tidak terkena cuaca langsung dan rusak yang diakibatkan oleh
benturan.
Harus diperhatikan semua sambungan, siku/ sudut untuk rangka kayu dan
penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya,dengan
memperhatikan/menjaga kerapian terutama untuk bidang-bidang yang
tampak,tidak ada lobang-lobang atau bekas penyetelan Bahan kayu halus
tidak diperkenankan dipasang dengan cara dipaku.
Permukaan kayu yang terlihat bekas pemakuan harus didempul atau
sejenisnya sehingga permukaan menjadi rata kembali
Daun pintu teakwood yang dipasang pada rangka kayu adalah dengan cara
dilem,permukaannya jika diperlukan harus mempergunakan skrup
galvanized tanpa meninggalkan bekas cacad pada pemukaan yang tampak.
khususnya untuk pintu yang dilapis Formika/ HPL atau tripleks sungkai,
dengan cara merekatkan menggunakan lem pada permukaan bidang daun
pintu dan dipress.
1). Kusen, pintu dan jendela harus difabrikasi di bengkel, baik yang berada di dalam site
maupun yang berada diluar, yang memiliki perangkat peralatan pemrosesan kayu
maksimal yang lengkap. Bilamana Kontraktor tidak memiliki perangkat peralatan
tersebut, maka pekerjaan tersebut harus diborongkan kepada bengkel kayu yang
terkenal baik dan memiliki mesin-mesin yang lengkap. Dalam keadaan ini, maka
sebelum pekerjaan kusen dapat dimulai, Sub-Kontraktor wajib untuk disetujui secara
tertulis.
2).
3). Semua kusen, pintu dan jendela harus difabrikasi sesuai dengan dimensi dan detail
yang ditujukkan dalam gambar, dan dirakit dengan menggunakan sambungan lidah
dan lubang, kemudian dipasak dengan menggunakan pasak kayu, kaku dan baik.
Semua terlihat harus rata, halus dan bebas dari bekas-bekas mesin yang tampak,
serta siap untuk dicat.
4). Sebelum dapat difabrikasi, contoh dari pintu dan jendela harus disiapkan dan
didatangkan ke lapangan, untuk disetujui oleh Direksi/Konsultan Manajemen
Konstruksi untuk melakukan tugas pemeriksaan guna mengetahui perkembangan
pekerjaan tersebut di bengkel.
5). Pemasangan dari pintu dan jendela hanya boleh dilaksanakan, setelah pekerjaan
lantai dan langit-langit selesai dikerjakan.
6). Kusen, pintu dan jendela tidak boleh didatangkan ke lapangan sampai perkembangan
pekerjaan telah siap untuk menerimanya. Kusen, pintu dan jendela yang disimpan,
harus dilindungi dari cuaca, terutama dari panas matahari dan hujan.
oOo
PASAL 3. PEKERJAAN KUNCI DAN ALAT PENGGANTUNG
1). Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan daun
pintu/daun jendela dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga
tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
2). Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh pemasangan
pada daun pintu alluminium, seperti yang ditunjukan/disyaratkan dalam detail gambar.
1). Semua 'hardware' yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam buku Spesifikasi Teknis. Bila terjadi perubahan atau penggantian 'hardware'
akibat dari pemilihan merek, Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut kepada Owner
untuk mendapatkan persetujuan.
2). Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari pelat
aluminium/fiber berukuran 3 x 6 cm dengan tebal 1 mm. Tanda pengenal ini
dihubungkan dengan cincin nikel kesetiap anak kunci.
Perincian type yang dipakai dari merk-merk di atas, lihat pada gambar. Untuk
pintu kamar mandi menggunakan alfa atau setara.
2).
Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu.
Dipasang setinggi 105 cm dari lantai, atau sesuai petunjuk Direksi.
3). Pegangan pintu masuk utama dipakai handle merk Dekkson, atau setara.
B. Pekerjaan Engsel
1). Untuk pintu-pintu panil pada umumnya menggunakan engsel pintu merk Hager
warna brush di pasang sekurang- kurangnya 3 buah untuk setiap daun dengan
menggunakan sekrup kembang dengan warna yang sama dengan warna engsel.
Jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut beban berat daun
pintu, tiap engsel memikul maksimal 20 Kg.
1). Engsel atas dipasang ± 28 cm (as) dari permukaan atas pintu. Engsel bawah dipasang
± 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu. Engsel tengah dipasang di tengah-
tengah antara kedua engsel tersebut.
2). Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang ± 28 cm dari permukaan pintu,
engsel tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
3). Penarik pintu (door pull) dipasang 90 cm (as) dari permukaan lantai. Pemasangan
lockcase, handle dan backplate serta door closer harus rapi, lurus dan sesuai dengan
letak posisi yang telah ditentukan oleh Direksi. Apabila hal tersebut tidak tercapai,
Kontraktor wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya.
4). Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan
pengujian secara kasar dan halus.
5). Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
6). Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan
Gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Di
dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan
termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau detail-detail khusus yang
belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar Dokumen Kontrak, sesuai dengan
Standar Spesifikasi Pabrik.
7). Shop drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh Direksi.
oOo
PASAL 4. PEKERJAAN KACA
1). Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan adan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna.
2). Pekerjaan kaca dan cermin meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan di dalam
detail gambar.
1). Kaca adalah benda yang terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya mempunyai
ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses-
proses tarik, gilas dan pengambangan (Float Glass).
2). Toleransi lebar dan panjang : ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi
seperti yang ditentukan oleh pabrik.
3). Kesikuan : kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut serta tepi
potongan yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maximum yang dapat diperkenankan
adalah 1,5 mm per meter.
1. Bahan kaca dan cermin, harus sesuai SII 0189/78 dan PBVI1982. Digunakan
produk ex Asahimas atau setara.
2. Bahan untuk kaca dan cermin menggunakan : Clear float glass, tebal sesuaikan
dengan gambar (t=5,8,12 mm)
6). Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan,harus igurinda /
dihaluskan, hingga membentuk tembereng.
1). Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan syarat
pekerjaan dalam buku ini.
2). Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian.
3). Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh Direksi.
4). Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan
diberi tanda untuk mudah diketahui, tanda-tanda tidak boleh menggunakan kapur. Tanda-
tanda harus dibuat dari potongan kertas yang direkatkan dengan menggunakan lem aci.
5). Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat-alat pemotong
kaca khusus.
6). Pemotongan kaca harus disesuaikan ukuran rangka, minimal 10 mm masuk ke dalam
alur kaca pada kusen.
7). Pembersih akhir dari kaca harus menggunakan kain katun yang lunak dengan
menggunakan cairan pembersih kaca.
8). Hubungan kaca dengan kaca atau kaca dengan material lain tanpa melalui kusen,
harus diisi dengan lem silikon.Warna transparant cara pemasangan dan persiapan-
persiapan pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan pabrik.
oOo
Pasal 5 PEKERJAAN PASANGAN KERAMIK
oOo
PASAL 6. PEKERJAAN TERALIS PENGAMAN
- Pekerjaan teralis pengaman ini meliputi seluruh pekerjaan teralis di area jendela-jendela
kaca dan plafond ruangan dalam, seperti yang ditunjukkan dalam gambar kerja.
- Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
- Semua material yang akan digunakan harus memenuhi standar SNI, terutama pada hal-
hal kekuatan dan ketahanan terhadap karat
- Frame rangka keliing menggunakan plat besi lebar 2cm dengan ketebalan 5mm
- Bidang wiremesh M-6 dengan grid sengkang 15cm
- Bahan-bahan las harus memenuhi persyaratan dari “American Welding Society” (AWS
D1.0-69 : Code for Welding in Building Construction)
- Sekrup pengikat teralis dengan kusen harus anti karat
- Teralis harus difabrikasi di bengkel, baik yang berada di dalam site maupun berada di luar,
yang memiliki perangkat peralatan yang lengkap.
- Teralis harus difabrikasi sesuai dengan dimensi dan detail yang ditujukkan dalam gambar,
dan dirakit dengan menggunakan sambungan las. Semua terlihat harus rata serta siap untuk
dicat.
- Sebelum dapat difabrikasi, contoh dari teralis harus disiapkan dan didatangkan ke lapangan,
untuk disetujui oleh Direksi/Konsultan Manajemen Konstruksi untuk melakukan tugas
pemeriksaan guna mengetahui perkembangan pekerjaan tersebut di bengkel.
- Pemasangan dari teralis hanya boleh dilaksanakan setelah pekerjaan kusen dan kaca
selesai dikerjakan
- Untuk Teralis pengaman plafond hanya boleh dilaksanakan setelah plafond selesai
terpasang
- Teralis dipasangkan pada kusen dengan menggunakan sekrup pada sisi dalam opening
jendela. Tepat pada tepian kusen.
- Teralis yang dipasangkan diatas plafond menggunakan sekrup pada sisi dinding ruangan.
- Lubang-lubang sekrup dibuat pada rangka plat besi dengan jarak mengikuti acuan pada
gambar kerja atau minimal per 40 cm
oOo
PASAL 7. PEKERJAAN PLAFOND GYPSUM BOARD DAN GRC
Pekerjaan penyelesaian baru dapat dikerjakan setelah semua pekerjaan instalasi yang
harus dipasang diatas langit-langit telah selesai dipasang dan diuji coba (test).
Semua pekerjaan langit-langit harus rata, rapih dan tidak bergelombang.
Semua bahan yang dipasang harus baru, baik, tidak cacat, basah, dan tidak melengkung.
Warna dan tekstur bahan harus sama.
Peil ketinggian plafond harus sesuai gambar rencana.
7.3 Referensi
Untuk area lemBAGIAN digunakan gypsum Moistureshield sesuai dengan standard ASTM
C1396dan dapat dikategorikan sebagai Water Resistant Gypsum Backing Board.
b. Quality Assurance :
Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh perusahaan
yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses dan diterima oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi dan Pemberi Tugas.
c. Kualifikasi Pekerja :
Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian ini selama
pelaksanaan, paham terhadap kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan, material, serta
metode yang dibutuhkan selama pelaksanaan.
Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill yang dibutuhkan.
Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, Manajemen Konstruksi, Pemberi Tugas,
dan Perencana tidak mengijinkan tenaga kerja tanpa atau kurang skill-nya.
7.4 Persyaratan Bahan
c Jarak maks. Metal Furring (tebal 0.5mm) : 400mm (papan gypsum tebal 9mm)
600mm (papan gypsum tebal 12mm)
Jarak maks. C Channel (tebal 1.2mm) : 1200mm
Jarak maks. Threaded Rod (dia. 4.5mm) : 1200mm
d Sekrup pengencang sistem ceiling gypsum plasterboard berupa hubungan rata (flush)
untuk menghasilkan permukaan kontinyu yang halus yang ideal untuk segala bentuk
dekorasi.
e Rangka penggantung harus terdiri dari Metal Furring, C Channel, Saddle Clip dan
pendukung aksesorisnya yang lain sesuai dengan rekomendasi dari pabrik.
f Sekrup untuk pemasang plasterboard harus anti karat.
g Tipe ceiling dan polanya harus sesuai dengan persetujuan Konsultan Manajemen
Konstruksi, Pemberi Tugas, dan Perencana.
Sistem Plafon
Bahan GRC :
a. Finish : cat tembok
b. Ukuran : 1200 x 2400 mm
c. Tebal : 9 mm
d. Fire Rating : 30 menit
e. Material : 100 % natural grc
Rangka Penggantung :
a. Sistem pemasangan : metal furring system sesuai pabrikan yang sama
b. Material : hot dip galvanize dengan tebal lapisan minimum G40
sesuai ASTM A653 tebal 0,45mm –BMT
c. Identifikasi : Embossed Triangle
d. Ukuran : Metal Furring ; 40mmx27mm dan C Channel ; 38mmx12mm
e. Aksesories : Sadle Clip, Suspension Bracket, Threaded Rod, Soffit Cleat
dan Wall Angle
f. Lis Pinggir : W-section atau Wall Angle (shadow line effect)
g. Finishing gap : Jointing Compound, Joint Tape/ Corner Flex Tape
Merk
Panel gypsumboard : Jayaboard atau setara
Rangka plafon harus memakai standar material yang sama dengan panelnya ( satu
system), yang terdiri dari :
- Metal Furring
- C Channel
- Saddle Clip
- Suspension Bracket
- Threaded Rod
- Sofit cleat
- Wall Angle
- Produk : lihat spesifikasi material arsitektur
Pengiriman (Submittals)
Kontraktor harus mengirimkan kepada Pemberi Tugas, Konsultan Manajemen Konstruksi, dan
Perencana hal-hal berikut untuk direview sebelum memulai pekerjaan :
d. Fotocopy lengkap spesifikasi teknik dari pabrik termasuk detail instruksi untuk
pemasangan material.
Pemeriksaan
a. Periksa area yang dijadwalkan akan dipasang unit ceiling penggantung ini untuk
mengetahui ketidakrataan, ketidaksamaan dan lemBAGIAN yang mungkin mempengaruhi
kualitas dan pelaksanaan pekerjaan.
b. Berilah tanda dan perkiraan kemungkinan celah untuk akses dan lokasi yang sulit sebelum
pemasangan.
c. Jangan memasang ceiling mendahului pekerjaan-pekerjaan mekanikal dan elektrikal dan
untuk itu diperlukan pemeriksaan sampai kesiapan menyeluruh telah dilakukan dan
pekerjaan-pekerjaan lain tersebut telah selesai seluruhnya.
d. Kontraktor harus memasang panel gypsum plasterboard dan aksesori-aksesorinya sesuai
dengan petunjuk dari pabrik, shop drawings, dan spesifikasi ini.
e. Bila terdapat rekomendasi dari pabrik memiliki perbedaan berarti dari spesifikasi disini,
harus memakai rekomendasi dari pabrik, kecuali bahwa spesifikasi disini harus
diberlakukan sesuai petunjuk MK dan Pemberi Tugas.
Umum
a. Aplikasikan 3 lapisan (coat) Jointing Compound untuk mendapatkan non-cracking joint
system
b. Gunakan sekrup khusus gypsum (25mm).
c. Jarak pemasangan sekrup
Bagian tepi papan gypsum @150mm
Bagian tengah papan gypsum @230mm
Jarak maksimum dari ujung/tepi papan : 50mm
Pemasangan
Gantilah gypsumboard yang rusak selama pelaksanaan dengan tanpa biaya tambahan
kepada Pemberi Tugas.
Pembersihan
Setelah seluruh pekerjaan selesai, bersihkan panel ceiling dari bekas telapak tangan, kotoran,
lemak, dan benda-benda asing lain. Sekarang telah siap difinish sesuai dengan yang
diinginkan (spesifikasikan).
a. Material harus dikirim dalam pelindung tertutup atau kontainer dari pabrik dengan nama
pabrik, warna, ukuran dan tipe.
b. Material harus dipegang/dijaga dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan sesuai
dengan instruksi dari pabrik.
c. Material harus disimpan dalam ruangan, ditutup, ditumpuk rata, terangkat dari lantai dan
terlindung dari air, yang semuanya sesuai petunjuk pabrik.
Perbaikan
Kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak/cacat, sampai dengan perbaikkan
pekerjaan tersebut diterima oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.Perbaikan dilaksanakan
sedemikian rupa hingga tak mengganggu pekerjaan finishing lainnya.Biaya yang timbul untuk
pekerjaan perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Pengamanan
a. Kontraktor wajib mengadakan perlindungan dan pengamanan terhadap pekerjaan yang
telah dilaksanakan.
b. Sesudah pekerjaan dinding panel kayu & plywood, permukaan dinding harus dijaga
terhadap kemungkinan-kemungkinan terkena cairan-cairan dan benda-benda lain yang
mungkin bisa menimbulkan cacat, noda-noda dan sebagainya.
c. Apabila hal ini terjadi, Kontraktor harus memperbaiki cacat tersebut hingga pulih kembali
seperti semula, sampai hasil perbaikan tersebut dapat diterima dan disetujui oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi. Biaya perbaikan ditanggung oleh Kontraktor.
7.7 Persyaratan Penerimaan
oOo
PASAL 8. PEKERJAAN PENGECATAN
8.2. Referensi
a. Semua bahan merupakan produk kualitas satu dengan jenis sesuai yang tercantum dalam
material skedule dengan warna yang akan ditentukan kemudian.
b. Tabel spesifikasi pengecatan
B. Pekerjaan Plafond
1 Beton / plesteran
a. Interior Acrylic Emulsion Lihat 1 Primer,
spesifikasi 2x finish s/d
material disetujui
Pengawas &
Perencana.
b. Eksterior Wheathershield Lihat 1 primer,
Fungus Resistant spesifikasi 2x finish s/d
material disetujui
Pengawas &
Perencana
C Pekerjaan Metal
1 Cat Duco Oil Base Lihat 1 primer,
spesifikasi 2x finish s/d
material disetujui
Pengawas &
Perencana, hasil
semi gloss
No. Pekerjaan Jenis Cat Merk Keterangan
D Pekerjaan Aluminium
1 Bila disebutkan cat maka PVDF Lihat Di cat secara
harus dilakukan proses spesifikasi fabrikasi, yang
powder coating. material disetujui
Pengawas &
Perencana
d. Extra Stock :
Jumlah : setelah pekerjaan selesai, kontraktor harus mengirim extra stock sebanyak
5% dari tiap-tiap warna, tipe, dan keterangan-keterangan cat yang digunakan dalam
bekerja.
Pengemasan : harus tertutup rapat dan tertera jelas label dengan isi dan lokasi
digunakan.
Tidak ada extra pembayaran terhadap extra stock ini.
Pengiriman (Submittals)
b. Kontraktor harus menyediakan mock up pada dinding, untuk persetujuan warna dari
Konsultan Manajemen Konstruksi, Pemberi Tugas, Perencana.
1. Sebelum pekerjaan pengecatan dimulai yaitu setelah dinding batu bata diplester dan
diaci dengan baik, dinding harus ditunggu sampai betul-betul kering sekurang-
kurangnya 2 (dua) minggu (untuk memperoleh hasil pengecatan yang baik).
2. Setelah dinding bata tersebut kering, dinding lalu dibersihkan dan lubang-lubang pada
dinding diisi dan diratakan seluruhnya dengan plamur / filler.
3. Setelah plamur / filler kering, permukaan dinding lalu diamplas hingga halus, licin dan
rata, kemudian dibersihkan debunya.
5. Pengecatan dilakukan sampai 2 – 3 kali atau sampai kondisi sempurna dan disetujui
oleh konsultan Manajemen Konstruksi, Perencana dan Pemberi Tugas.
6. Apabila terdapat retak-retak pada bidang cat harus diperbaiki dengan plamur,
diamplas kemudian dicat kembali sampai baik.
7. Khusus untuk pemakaian / setara, tata cara pengecatan harus sesuai dengan
prosedur yang ditetapkan oleh produsen cat tersebut.
Semua pekerjaan pengecatan tersebut di atas harus dilakukan oleh sub kontraktor
yang merupakan ahlinya pada pekerjaan ini.
1. Secara kontinyu bersihkan semua permukaan sampai benar-benar bebas dari debu,
oli, dan lemak dengan memakai power cleaning (mechanical and rinse).
Pengecatan
a. Semua cat, pernis, harus diterapkan dengan metode yang benar dan dengan campuran
yang baik selama pengecatan. Pengecatan harus memberikan bagian yang rata. Interval
masa 4 hari harus diberikan diantara aplikasi pengecatan atau sesuai petunjuk tertulis dari
pabrik.
b. Lembaran pembersih dengan jumlah yang cukup harus selalu ada di tangan selama
proses pengecatan.
c. Tidak boleh ada cat yang diterapkan dan menjadi terkondensasi atau lemBAGIAN secara
struktural pada permukaan, debu atau bahan-bahan lain sebelum aplikasi pengecatan.
d. Tidak boleh ada bagian eksterior atau cat yang terekspose terbawa oleh kondisi cuaca
yang merugikan seperti temperatur yang ekstrem, hujan, angin, dan lain-lain.
Metode Pengecatan
c. Pekerjaan metal.
Berikan lapisan dasar pada metal lapisan primer, lakukan 2 lapisan dasar dan 2 lapisan
finish pada cat yang tahan gores, bila tidak disebutkan khusus.
Untuk pengecatan pekerjaan signage bila tidak disebutkan khusus, dapat memakai
metode ini (cat Fluorescent / Spotlight).
d. Plaster
1. Permukaan plaster di dalam (termasuk untuk plat beton Fair Face Finish). Siapkan dan
lakukan 1 lapisan sealer dan minimum 3 lapisan cat internal grade emulsion yang
disetujui.
Harus diperhatikan agar plat beton betul-betul kering dan siap untuk diplester/diaci.
Plesteran tidak boleh berombak, terlalu tebal (max. 2 cm) dan harus halus dan rata.
e. Permukaan ceiling
Siapkan dan lakukan 1 lapisan Plaster Cement Base untuk sambungan-sambungan dan finishing
cat minimum 3 lapisan.
Sebelum pengecatan dimulai permukaan sambungan-sambungan, kepala-kepala
paku, sisi-sisi dan pojok-pojok harus diberi plaster base cement sehingga menjadi rata
dan halus.
Setelah itu berilah paper tape pada tengah-tengah sambungan sehingga menutup
bagian base cement tadi.
Biarkan base cement mengering paling tidak dalam 1 jam sebelum dilakukan
pengecatan.
Lakukan pengecatan dan bila masih belum rata permukaannya lakukan cara-cara
diatas sampai 3 kali.
Testing
Kontraktor harus menyediakan sample pada mock-up sedikitnya seluas 2 m2 baik untuk
pengecatan interior maupun eksterior segera pada pelaksanaan, untuk tujuan-tujuan testing.
Sample harus disimpan dalam kondisi aman dan utuh.
Perbaikan
Kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak/cacat, sampai dengan perbaikkan
pekerjaan tersebut diterima oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.Perbaikan dilaksanakan
sedemikian rupa hingga tak mengganggu pekerjaan finishing lainnya.Biaya yang timbul untuk
pekerjaan perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Pengamanan
d. Kontraktor wajib mengadakan perlindungan dan pengamanan terhadap pekerjaan yang
telah dilaksanakan.
e. Sesudah pekerjaan pengecatan, permukaan yang dicat harus dijaga terhadap
kemungkinan-kemungkinan terkena cairan-cairan dan benda-benda lain yang mungkin
bisa menimbulkan cacat, noda-noda dan sebagainya.
f. Apabila hal ini terjadi, Kontraktor harus memperbaiki cacat tersebut hingga pulih kembali
seperti semula, sampai hasil perbaikan tersebut dapat diterima dan disetujui oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi. Biaya perbaikan ditanggung oleh Kontraktor.
oOo
PASAL 9 PEKERJAAN ATAP RANGKA BAJA
1. UMUM
1.3 STANDAR
a. BAHAN STRUKTUR/KONSTRUKSI
Kecuali kalau diatur secara tersendiri, bentuk profil, pelat dan kisi-kisi untuk tujuan
semua konstruksi dinuat atau di las harus baja karbon yang memenuhi persyaratan
A.S.T.M. A36 atau yang setara dan harus mendapat persetujuan MK.
Kecuali kalau diatur secara tersendiri pipa-pipa untuk konstruksi dengan las harus dari
baja karbon yang memenuhi A.S.T.M. A53 type E atau S.
Spesifikasi Bahan:
a. Rangka Atap Utama
- Balok Utama: WF 200x100x5,5x8
- Rangka Truss Utama: ½ WF 200x100x5,5x8
- Rangka Teritisan: ½ WF 150x75x5x7
- Bracing : Besi siku 50x50x5
- Gording: CNP 150x65x20x2,3
- Trekstang: Besi beton diameter 12mm
- Ikatan angin besi beton ∅19mm + turn buckle
- Spesifikasi lain mengikuti detail gambar kerja struktur
b. Rangka Kanopi
c. Rangka Fasia
b. PENGIKAT-PENGIKAT :
Ring-ring bulat untuk baut biasa harus memenuhi A.N.S.I. B27, type A.
c. BAHAN-BAHAN LAS :
bahan-bahan las harus memenuhi persyaratan dari "American Welding Society" (AWS
D1.0-69 : Code for Welding in Building Construction).
Baut angkur dan sekrup-sekrup/mur-mur harus memenuhi persyaratan ASTM A36 atau
A325.
Lapisan seng : baja terlapis seng harus memenuhi ASTM A123. Lapisan seng untuk
produksi uliran sekrup harus memenuhi ASTM A153.
Baut dan mur yang tidak terlapis (unfinished) harus memenuhi ASTM A307 dan harus
biasanya type segi enam (hexagon-bolt type).
Semua bahan baja yang dipergunakan harus merupakan bahan baru, yaitu bahan
yang belum pernah dipergunakan untuk konstruksi lain sebelumnya dan harus
disertai sertifikat dari pabrik.
e. CONTOH BAHAN
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh-contoh
material, baja profil, kawat las, cat dasar/akhir dan lain-lain untuk mendapat
persetujuan MK.
Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak
bercacat. Beberapa bahan tertentu harus masih didalam kotak/kemasan aslinya yang
masih bersegel dan berlebel pabriknya.
Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup, kering, tidak
lemBAGIAN dan bersih, sesuai dengan persyaratan pabrik.
Tempat penyimpanan bahan harus cukup dan bahan ditempatkan dan dilindungi
sesuai jenisnya.
a. Gambar kerja.
Sebelum pekerjaan di pabrik dimulai, Kontraktor harus menyiapkan gambar-
gambar kerja yang menunjukkan detail-detail lengkap dari semua komponen,
panjang serta ukuran las, jumlah, ukuran serta tempat baut-baut serta detail-detail lain
yang lazimnya diperlukan untuk fabrikasi.
b. Ukuran-ukuran.
Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua
ukuran yang tercantum pada gambar kerja.
c. Kelurusan.
Toleransi dari keseluruhan tidak lebih dari L/1000 untuk semua komponen.
1.6 PELAKSANAAN
1. Pengelasan
1.1 Pengelasan konstruksi baja harus sesuai dengan gambar konstruksi, dan harus
mengikuti prosedur yang berlaku seperti AWS atau AISC Spesification.
1.3 Penyambungan bagian-bagian konstruksi baja harus dilakukan dengan las listrik
serta tukang lasnya sudah melalui ujian (test) dan harus memiliki ijazah yang
menetapkan kualifikasi serta jenis pengelasan yang diperkenankan kepadanya.
1.4 Bagian konstruksi yang segera akan di las harus dibersihkan dari bekas-bekas cat,
karat, lemak dan kotoran-kotoran lainnya.
1.5 Pengelasan konstruksi baja, hanya boleh dilakukan setelah dipersiksa bahwa
hubungan-hubungan yang akan dilas sudah sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
berlaku untuk konstruksi itu.
1.6 Kedudukan konstruksi baja yang segera akan di las harus menjamin situasi yang
paling aman bagi pengelas dan kualitas hasil pengelasan yang dilakukan.
1.7 Pada pekerjaan las, maka sebelum mengadakan las ulangan, baik bekas lapisan
pertama, maupun bidang2 benda kerja harus dibersihkan dari kerak (slag) dan
kotoran lainnya.
1.8 Pada pekerjaan, dimana akan terjadi banyak lapisan las, maka lapisan yang
terdahulu harus dibersihkan dari kerak (slag) dan percikan-percikan logam sebelum
memulai dengan lapisan las yang baru. Lapisan las yang berpori-pori, rusak atau retak
harus dibuang sama sekali.
1.9 Tempat pengelasan dan juga bidang konstruksi yang di las, harus terlindung dari hujan
dan angin kencang.
2. Lubang-lubang baut
2.1 Lubang baut untuk baut harus dilaksanakan dengan bor. Lubang baut harus lebih besar
2.0 mm dari pada diameter luar baut.
2.2 Pembuatan lubang baut harus dilaksanakan di pabrik dan harus dikerjakan dengan alat
bor.
3. Sambungan
Untuk sambungan komponen konstruksi baja yang tidak dapat dihindarkan berlaku
ketentuan sebagai berikut :
b. Semua penyambung profil baja harus dilaksanakan dengan las tumpul/full penetration butt
weld.
Bila dipandang perlu oleh MK, Kontraktor wajib melaksanakan pemasangan percobaan
dari sebagian atau seluruh pekerjaan konstruksi. Komponen yang tidak cocok atau yang
tidak sesuai dengan gambar dan spesifikasi dapat ditolak oleh MK dan pemasangan
percobaan tidak boleh dibongkar tanpa persetujuan MK.
5. Pengecatan
5.2 Cat dasar adalah cat zink chromate buatan Danapaints atau setara, dan
pengecatan dilakukan satu kali di pabrik dan satu kali di lapangan. Baja
yang akan ditanam di dalam beton tidak boleh di cat.
5.3 Untuk lubang baut kekuatan tinggi/high strenghbolt permukaan baja tidak boleh di cat.
5.4 Cat akhir adalah enamel paint buatan Danapaint atau setara dan pengecatan dilakukan 2
kali di lapangan, kecuali bila dinyatakan lain dalam gambar atau spesifikasi arsitektur.
5.5 Dibagian bawah dari base plate dan/atau seperti yang tertera pada gambar harus di grout
dengan bahan setara "Master Flow 713 Grout", dengan tebal minimum 2,5 cm. Cara
pemakaian harus sesuai spesifikasi pabrik.
6.1 Alat-alat untuk pemasangan harus sesuai untuk pekerjaannya dan harus dalam
keadaan baik. Bila dijumpai bagian-bagian konstruksi yang tidak dapat dipasang
atau ditempatkan sebagaimana mestinya sebagai akibat dari kesalahan pabrikasi
atau perubahan bentuk yang diseBAGIANkan penanganan, maka keadaan itu
harus segera dilaporkan kepada MK disertai usulan cara perbaikannya. Cara
perbaikan
tersebut harus mendapat persetujuan dari MK sebelum dimulainya pekerjaan tersebut.
Perbaikan harus dilakukan dihadapan MK.
6.2 Biaya tambahan yang timbul akibat pekerjaan perbaikan tersebut adalah menjadi
tanggungan kontraktor.
6.3 Meluruskan pelat dan besi siku atas bentuk lainnya harus dilaksanakan dengan cara
yang disetujui. Pekerjaan baja harus kering sebagaimana mestinya, kantong air pada
konstruksi yang tidak terlindung dari cuaca harus diisi dengan bahan
"Waterproofing" yang disetujui. Sabuk pengaman dan tali-tali harus digunakan oleh
para pekerja pada saat bekerja ditempat yang tinggi, disamping pengaman yang berupa
"piatfrom" atau jaringan ("net").
6.4 Setiap komponen diberi kode/marking sesuai dengan gambar pemasangan sedemikian
rupa sehingga memudahkan pemasangan.
6.5 Bagian profil baja harus diangkat dengan baik dan ikatan-ikatan sementara harus digunakan
untuk mencegah tegangan-tegangan yang melewati tegangan izin.
6.6 Ikatan-ikatan itu dibiarkan sampai konstruksi selesai. Sambungan-sambungan sementara
dari baut harus diberikan kepada bagian konstruksi untuk menanhan beban mati, angin
dan tegangan-tegangan selama pembangunan.
6.7 Baut-baut, baut angkar, baut hitam, baut kekuatan tinggi dan lain-lain harus
disediakan dan harus dipasang sebagaimana mestinya sesuai dengan gambar detail.
6.8 Baut kekuatan tinggi harus dikencangkan dengan kunci momen (torque wrench).
6.9 Pelat dasar kolom untuk kolom penunjang dan pelat perletakan untuk balok,
balok penunjang dan yang sejenis harus dipasang dengan luas perletakan penuh
setelah bagian pendukung ditempatkan secara baik dan tegak. Daerah dibawah pelat
harus diberi adukan lamBAGIAN/kerung yang tidak susut dan disetujui
konsultan/MK.
6.10 Toleransi
Penyimpanan kolom dari sumbu vertikal tidak boleh lebih dari 1/1500 dari tinggi vertikal
kolom.
7. Pengujian Mutu Pekerjaan
7.2. Bila tidak ada "Certificate test", maka Kontraktor harus melakukan pengujian atas baja profil,
baut, kawat las di laboratorium.
7.3. Pengujian contoh harus disiapkan untuk tiap type dari pengelasan dan tiap type dari
bahan yang akan di las. Pengujian bersifat merusak contoh dari prosedur dan kualifikasi
pengelasan harus diadakan sesuai dengan persyaratan ASTM A370.
7.6. Khusus untuk las tumpul bila dianggap perlu oleh MK/ Konsultan harus dilakukan test
ultrasonic atau radiographic.
(1) Pengujian secara "Radiographic" harus sesuai dengan lampiran B dari AWS Pengelasan
dan operator pengelasan harus memberi tanda pengenal pada baja seperti ditentukan
dengan tanda-tanda yang lengkap dan sempurna.
Fasilitas
Kontraktor sebaiknya menyediakan fasilitas untuk pelaksanaan pengujian secara
"Radiographic" termasuk sumber tenaga dan utilitas lainnya tanpa adanya tambahan biaya
pada Pemberi Tugas.
Perbaikan bagian las yang rusak : Daerah las yang diketahui rusak
melebihi standar yang ditentukan pada "AWS D 1.0" dinyatakan oleh "Radiographic"
harus diperbaiki dibawah pengawasan MK dan tambahan
"Radiographic" dari daerah yang diperbaiki harus dibuat atas biaya Kontraktor.
(2) Pemeriksaan dengan "Ultrasonic" untuk las dan teknik serta standar yang dipakai harus
sesuai dengan lampiran C dari AWA D 1.0 atau - 75 : Ultrasonic
contact Examination or Weldments : E273-68: Ultrasonic Inspection of Langitudinal and
Spiral Welds or welded Pipe and Tubing (1974)
(3) Cara pemeriksaan dengan "Partikel Magnetic" harus sesuai dengan ASTM
(4) Cara pemeriksaan dengan "Liquid penetrant" harus sesuai dengan E109.
Jumlah pengujian : jumlah pengujian yang akan dilaksanakan oleh Kontraktor harus
seperti yang ditentukan di lapangan oleh MK.
Pemeriksaan visuil pengelasan harus dilakukan ketika operator membuat las dan
setelah pekerjaan diselesaikan. Setelah pengelasan diselesaikan, las harus disikat
dengan sikat kawat dan dibersihkan merata sebelum MK membuat pemeriksaannya.
Konsultan/MK akan memberikan perhatian khusus pada permukaan yang pecah-
pecah, permukaan yang porous, masuknya kerak-kerak las pada permukaan,
potongan bawah, lewatan/everlap, kantong udara dan ukuran lasnya. Pengelasan
yang rusak harus diperbaiki sesuai dengan persyaratan AWS D 1.0.
Hasil pengujian dari laboratorium/lapangan diserahkan pada MK secepatnya.
Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan/las dan sebagainya,
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Baja yang sudah terpasang dilindungi dari kemungkinan cacat/rusak yang diakibatkan oleh
pekerjaan-pekerjaan lain.
oOo
PASAL 10. PEKERJAAN PENUTUP ATAP UPVC
1). Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan serta peralatan
yang diperlukan dalam pekerjaan ini sehingga akan menghasilkan pekerjaan yang
baik.
2). Pekerjaan atap metal ini meliputi seluruh atap bangunan yang sesuai dengan
gambar rencana yang telah disepakati oleh tim teknis.
1). Bahan penutup atap ini harus mulus dan tidak rusak, atau terrores permukaannya
atau CACAT dan lain sebagainya.
2). Penyediaan bahan ini harus lengkap dengan penutup nok flasing dengan arah
memanjang dan arah melintang/listplank tepi.
3). Kaitan untuk baja profil , sekerup dengan hak, sealent dan aksesories lainnya
sesuai dengan spesifikasi pabrik pembuat.
4). Adapun spesifikasi penutup atap ini ádalah sebagai berikut :
Merk/type. : Alderon 830, Twinwall Corrugated atau yang setara.
Bahan : UPVC
Mutu : Terbaik (kw.1)
Warna : Ditentukan kemudian
5). Kontraktor harus menyerahkan semua contoh bahan kepada direksi dan
konsultan pengawas sebelum dlaksanakan pemasangan.
1). Kuda kuda baja, gording, serta reng harus sudah terpasang dengan kokoh pada
tempatnya sesuai dengan gambar kerja dan telah disetujui oleh konsultan
pengawas.
2). Sebelum pemasangan rangka listplank dan semua material sudah disetujui oleh
konsultan pengawas serta direksi.
3). Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, kontraktor harus menempatkan tenaga ahli dari
pabrik pembuat dengan biaya ditanggung oleh kontraktor.
4). Pemasangan penutup atap disusun rapi dengan bertumpu pada reng.
5). Apabila menggunakan penutup atap metal atau bahan metal lainnya dipakukan
pada rangka atap/langsung pada reng atau gording dengan menggunakan paku
genteng (paku khusus untuk atap metal) atau paku seng.
6). Tiap sambungan diberi tindisan sesuai dengan spesifikasi pabrik. Minimal tindisan
antara satu lembaran dengan lembaran lainnya 2,5 alur. Alur harus dipasang
merata (tidak bolak balik), sehingga hasil akhir pasangan akan rapi.
7). Pemasangan di mulai dari sudut tepi bawah, diselesaikan dulu satu baris ke arah
atas kemudian satu baris ke arah camping, selanjutnya ke arah atas dan
seterusnya ingá seluruh atap tertutup dengan sempurna.
8). Arah tumpang tindih (overlap) ke samping yaitu lembaran atas menutup lembaran
bawahnya , sama dengan arah angin.
9). Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat sehingga tidak berakibat
bocor. Apabila terjadi kebocoran setelah pemasangannya, maka bagian yang
bocor tersebut harus dibongkar dan dipasang baru.Untuk selanjutnya sesuai
dengan spesifikasi pabrik pembuat.
10). Pekerjaan ini dianggap selesai apabila sudah mendapat persetujuan dari
consultan pengawas dan direksi.
oOo
PASAL 11. PEKERJAAN PAVING BLOK DAN KANSTIN
- Pekerjaan paving block ini meliputi seluruh pekerjaan paving block seperti yang
ditunjukkan dalam gambar kerja.
- Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga
diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
- Pekerjaan ini termasuk pengadaan dan pelaksanaan pekerjaan “sub grade” dan
lantai kerja sesuai dengan seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam
gambar.
- Kemiringan lantai dibuat ke arah pembuangan air seperti yang ditunjukkan dalam
gambar
- Semua material yang akan digunakan harus memenuhi standar SII, terutama pada
hal-hal kekuatan, ukuran, perubahan warna.
- Material paving blok yang digunakan setara dengan merek Conblock Indonesia
atau lainnya
- ditentukan dengan test laboratorium atau sertifikat.
2. Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan di atas, tetapi dibutuhkan
untuk penyelesaian / penggantian dalam pekerjaan ini, harus baru, kualitas terbaik
dari jenisnya dan harus disetujui Konsultan Pengawas / Pemberi Tugas.
3. Untuk pasangan paving blok yang langsung di atas tanah, maka lapisan pasir urug
sub grade dan lantai kerja di bawahnya harus sudah dikerjakan dengan sempurna
(telah dipadatkan sesuai persyaratan) dan memiliki kemiringan permukaan 2,5 %
dan telah mempunyai daya dukung maksimal sesuai yang ditujukkan dalam
gambar dan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas / Pemberi Tugas.
6. Jarak antara unit-unit pemasangan paving block yang terpasang (lebar siar-siar),
harus sama lebar maksimum 5 mm, atau sesuai detail gambar serta petunjuk
Konsultan Pengawas / Pemberi Tugas, yang membentuk garis-garis sejajar dan
lurus yang sama lebarnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk
sudut siku dan saling berpotongan tegak lurus sesamanya.
7. Pertemuan unit paving block dengan curb, trotoir harus menggunakan key block
dan pemotongan harus menggunakan alat pemotong khusus sesuai persyaratan
dari pabrik yang bersangkutan.
8. Areal pemasangan paving block harus dipadatkan dengan plate vibrator ukuran
plate 0,3 - 0,5 m2 dan mempunyai tekanan sentrifugal 1,6 – 2,0 ton. Pemadatan
dilakukan 3 kali sebelum siar-siar di isi pasir, setelah itu dipadatkan dan diratakan
beberapa kali dengan roller 3 ton.
9. Area paving block tidak boleh digunakan sebelum seluruh area selesai dan
terkunci.
10. Untuk setiap paving block, toleransi deviasi tidak lebih dari 6 mm dan perbedaaan
ketinggian
11. setiap blok tidak lebih dari 2 mm.
12. Seluruh pekerjaan paving block harus bebas dari kotoran semen maupun oli.
13. Selama pemasangan dan setidaknya 3 hari setelah selesainya pekerjaan, seluruh
area paving block harus tertutup dari lalu lintas dan pekerjaan lainnya.
1. Keterangan Umum
Pekerjaan Kanstin Beton pada batas antara trotoir dengan jalan harus dilaksanakan
oleh Kontraktor sesuai dengan ketentuan yang tercantum pada pasal ini.
3. Persyaratan Bahan
a. Semen
Semen yang dipakai untuk pekerjaan kanstin beton ini harus sesuai dengan yang
tercantum pada BAGIAN IV ayat 3.1. RKS ini.
b. Agregat
Semua agregat yang akan dipakai untuk pekerjaan kanstin beton harus mengikuti
ketentuan yang tercantum pada BAGIAN IV ayat 3.2. RKS ini.
c. A i r
Air yang dipakai untuk pekerjaan kanstin beton harus mengikuti ketentuan yang
tercantum pada BAGIAN IV ayat 3.4 RKS ini.
4. Penyelenggaraan Pekerjaan
- Kanstin beton harus dilaksanakan dengan menggunakan cetakan yang terbuat dari
besi atau kayu bayan, untuk memperoleh hasil cetakan yang bermutu baik. Cetakan
harus dibuat/dirakit rapih, sehingga akan diperoleh mutu kanstin yang lurus, rata
dan tidak keropos. Gambar dari rencana cetakan kanstin ini harus diajukan kepada
Direksi/Konsultan Manajemen Konstruksi untuk disetujui.
- Dalam gambar tersebut tercantum keterangan lengkap tentang ukuran cetakan,
bahan, detail cetakan dan cara perakitannya dilapangan.
- Pencampurannya harus dilaksanakan secara mekanis untuk memperoleh mutu
yang homogen. Pengecorannya harus dilaksanakan pada tempat yang khusus,
dengan faktor kebersihan yang selalu dapat dijaga dan tempat tersebut harus
sedemikian rupa sehingga memudah-kan pekerjaan.
- Pemasangan di tempat hanya diperkenankan setelah beton kanstinnya cukup keras
dan atas persetujuan Direksi/Konsultan Manajemen Konstruksi. Nat antar kanstin
sedemikian rupa agar tidak lebih dari 0,5 cm dan lurus.
oOo
PASAL 12. PEKERJAAN PLUMBING DAN SANITASI
1). Yang dimaksud disini dengan pekerjaan plumbing adalah pengadaan dan
pemasangan peralatan-peralatan, bahan-bahan utama, bahan-bahan pembantu dan
lain-lainnya sesuai dengan gambar rencana dan/atau seperti yang dispesifikasikan
disini, sehingga diperoleh instalasi plumbing yang lengkap dan bekerja baik siap untuk
dipergunakan.
12.2 Referensi:
Semua material yang akan digunakan/dipasang adalah dari jenis material berkwalitas baik,
dalam keadaan baru (tidak dalam keadaan rusak atau diafkirafgekeurd) sesuai dengan
mutu dan standart yang berlaku atau standart internasional seperti BS, JIS, ASA, DIN, SIÉ
dan yang setaraf.
2). Semua bahan, peralatan, atau fixtures yang akan digunakan dan tidak disebutkan
dalam spesifikasi ini hanya diperbolehkan, apabila telah disetujui secara tertulis oleh
Konsultan Pengawas dan biaya pengujian bahan/ peralatan/ fixtures tersebut (apabila
diminta oleh pemilik) ditanggung oleh Kontraktor. Apabila diperlukan pengujian atau
bahan peralatan/fixtures harus dilakukan oleh badanbadan atau lembaga-lembaga
yang ditentukan oleh pemilik dan dengan cara-cara standart yang berlaku. Apabila
cara-cara standart tidak ada, pemilik berhak menentukan prosedur pengujian.
3). Setiap bahan pipa (satu panjang utuh), fitting, fixtures dan peralatan-peralatan yang
akan dipasang pada instalasi ini, harus mempunyai tanda-tanda merk yang jelas dari
pabrik pembuatnya. Fitting dan fixtures yang tidak memiliki tanda-tanda tersebut harus
diganti atas tanggung jawab Kontraktor.
12.4 Syarat-syarat Bahan :
1). Alat-alat sanitair.
Ketentuan pemakaian bahan-bahan sesuai dengan spesifikasi Arsitek setara :
Closed Jongkok : Ex. TOTO
Kran dinding : Ex. TOTO
Floor drain : Stainles
1). Semua pipa harus dipasang lurus sejajar dengan dinding/bagian dari bangunan pada
area horizontal maupun vertikal.
2). Sudut belokan yang diperbolehkan ialah 90 dan 45 derajat.
3). Sebelum pipa dipasang, support harus dipasang untuk dalam keadaan sempurna.
4). Sebelum dipasang support harus dicat dengann ICI zinkcromate primer paint.
5). Semua pemasangan harus rapi dan sebaik mungkin.
6). Semua pipa harus bertumpu dengan baik pada supports.
7). Pada waktu pemasangan, ujung pipa yang belum disambung harus ditutup dengan
plug atau dop.
8). Pipa dan fitting harus bebas tegangan yang di akibatkan dari bahan yang
dipaksakan.
9). Semua pemasangan yang berhubungan dengan menggantung / menembus pada
konstruksi bangunan, kontraktor ini harus menghubungi Konsultan Pengawas untuk
minta persetujuan.
10). Pipa air kotor bekas secara umum harus mempunyai kemiringan 1 % kearah aliran
atau seperti yang ditentukan pada gambar.
11). Pipa air kotor dari bangunan menuju septick tank mempunyai kemiringan tidak lebih
dari 1% kearah aliran.
12). Pemasangan alat-alat sanitair termaksud diatas dilakukan seperti lazimnya
memperhatikan pedoman-pedoman yang dianjurkan oleh pabriknya.
13). Klos-klos kayu harus kayu yang sudah tua dan kering serta dimeni, baut-baut serta
murmurnya seyogyanya dari bahan logam yang tidak berkarat.
14). Dempul karet (seal) dengan kwalitas baik agar digunakan untuk mencegah
kebocoran dan perembesan.
1.2 Pada prinsipnya pengetesan dilakukan dengan cara bagian demi bagian dari
panjang pipa maximum 100 meter. Biaya pengetesan serta alat-alat yang
diperlukan adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor / Kontraktor.
1.3 Pengetesan pipa harus dilaksanakan dengan disaksikan oleh Pengawas atau
Direksi Lapangan, selanjutnya apabila telah diterima/memenuhi syarat akan
dibuatkan Berita Acaranya.
3). Pembilasan
Setelah seluruh pengujian kebocoran telah selesai maka perlu diadakan pembilasan
atau seluruh jaringan pipa dengan cara menjalankan sistim distribusi dan
mengeluarkan air dari tiap titik air masingmasing selama 5 menit.
5). Disinfeksi
Kontraktor harus melaksanakan pembilasan dan disinfeksi dari seluruh instalasi air
sebelum diserahkan kepada pemilik. Disinfeksi dilakukan dengan pemasukan larutan
"Clorine” kedalam sistim pipa, dengan cara methoda yang disetujui oleh pemilik.
Dosis clorine adalah sebesar 50 ppí (paro permillion). Setelah 16 jam seluruh sistim
pipa tersebut harus dibilas dengann air bersih sehingga kadar clorine menjadi tidak
lebih dari 0,2 ppm. Semua katup dalam sistim pipa yang sedang mengalami proses
disinfeksi tersebut harus dibuka dan ditutup beberapa kali selama jangka waktu 16
jam tersebut diatas.