Anda di halaman 1dari 5

BAB – 7

PEKERJAAN PASANGAN
Pasal 1: Lingkup Pekerjaan

1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu


lainnya untuk melaksanakan pekerjaan, sehingga dapat mencapai
hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

2. Pekerjaan dinding/pasangan bata, plesteran dan pelapis dinding


meliputi seluruh bangunan termasuk pekerjaan Site Development
sesuai dengan yang dinyatakan/pada tempat-tempat yang tercantum
pada gambar.

Pasal 2: Persyaratan Bahan

1. Semen untuk pekerjaan batu dan plesteran sama dengan yang


digunakan untuk pekerjaan beton.

2. Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir, tajam dan keras.
Kadar lumpur yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih besar
dari 5% dan pasir harus memenuhi persyaratan PUBB NI 1970 atau
NI-3.

3. Air yang digunakan untuk adukan dan plesteran sama dengan untuk
pekerjaan beton (lihat pasal sebelumnya).

4. Batu bata yang dipakai adalah batu bata dengan standard mutu
setaraf Jatiwangi. Bata merah tersebut ukurannya harus memenuhi
persyaratan NI-10 dan PUBB 1970 (NI-3)/lebih kurang 5,5 x 11 x 22
cm.

5. Bahan-bahan tersebut diatas sebelum pengadaan untuk dipasang


Kontraktor Pelaksana terlebih dahulu harus menyerahkan contoh-
contoh untuk mendapat persetujuan dari Konsultan Supervisi.
Persetujuan dari Konsultan Supervisi harus secara tertulis/ditanda
tangani pada contoh-contoh bahan tersebut. Kemudian contoh yang
sudah disetujui tersebut disimpan di ruang sampel Konsultan
Supervisi. Apabila dalam pemasangan tidak sesuai dengan contoh
yang sudah disepakati maka Kontraktor Pelaksana harus
membongkar dan diganti sesuai dengan contoh yang telah disepakati,
semua biaya ditanggung oleh Kontraktor Pelaksana dan tidak menjadi
pekerjaan tambah.

BAB – 7 PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN| HAL 1 / 5


6. Tidak mengandung zat alkali atau zat-zat lain yang dapat merusak
beton.

7. Kerikil yang akan digunakan untuk campuran beton harus melalui


proses penyelidikan di Laboratorium Beton.

8. Semua Peraturan dan Standar yang disyaratkan untuk Kerikil Beton


dalam Peraturan Beton Indonesia (PBI) berlaku juga pada Spesifikasi
Teknis ini.

Pasal 3: Macam Pekerjaan

1. Adukan untuk pasangan dan plesteran dibuat denga macam-


macam ukuran perbandingan campuran seperti tersebut di bawah
ini :
M1 = perbandingan 1PC : 2PS penggunaan untuk semua pekerjaan
pasangan yang kedap air dan M2 = 1PC : 4PS untuk semua
pekerjaan pasangan yang tidak kedap air dan dibolehkan dengan
dinding pelapis seperti keramik.

2. Semua plesteran dinding bata yang tidak kedap air, dimana semua
dinding kamar mandi, WC, setinggi 1.8 m di atas lantai diperbolehkan
dengan adukan macam M2.

3. Pasangan dinding setinggi 20 cm di atas lantai dan 20 cm di bawah


lantai dengan adukan trasraam macam M1, kecuali bila dibawah lantai
ada balok sloof beton bertulang cukup dipasang 20 cm di atas lantai.

Pasal 4: Persyaratan Pelaksanaan

1. Batu bata yang akan dipasang harus direndam dalam air hingga jenuh
dan sebelum dipasang harus bebas dari segala jenis kotoran.

2. Cara pemasangan harus lurus dan batu bata yang pecah tidak boleh
melebihi 10%. Pemasangan dalam satu hari tidak boleh melebihi 1
meter tingginya. Untuk pasangan setengah bata yang luasnya
melebihi 12 m2 harus diberi kerangka penguat dari beton bertulang
dengan pembesian 4 Ø 10 mm dan begel Ø 8 mm – 20 cm. Pasangan
tidak boleh diterobos perancah. Dalam proses pengeringannya harus
selalu dibasahi air minimal 7 hari. Semua campuran adukan harus
dicampur dengan mesin pengaduk. Tempat adukan tidak boleh
langsung di atas tanah, tapi harus pakai alas (kayu dan lain-lain)..

BAB – 7 PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN| HAL 2 / 5


3. Semua sambungan spesi pasangan harus dikorek paling sedikit 0,5
cm agar penyelesaian plesteran dinding dapat melekat dengan baik.

4. Pasangan dinding setinggi 20 cm diatas lantai dan 20 cm dibawah


lantai dengan adukan trasraam macam M1, kecuali bila dibawah lantai
ada balok sloof beton bertulang cukup dipasang 20 cm diatas lantai.

5. Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang


digunakan sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Konsultan
Supervisi, dan persyaratan tertulis dalam Uraian dan Syarat pekerjaan
ini.

6. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan bidang


beton atau pasangan dinding batu bata telah disetujui oleh
Perencana/Pengawas sesuai Uraian dan Persyaratan Pekerjaan yang
tertulis dalam buku ini.

7. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua petunjuk


dalam gambar Arsitektur terutama pada gambar detail dan gambar
potongan mengenai ukuran tebal/tinggi/peil dan bentuk profilnya.

8. Campuran aduk perekat yang dimaksud adalah campuran dalam


volume, cara pembuatannya menggunakan mixer selama 3 menit dan
memenuhi persyaratan untuk bidang kedap air, beton, pasangan
dinding batu bata yang berhubungan dengan udara luar, dan semua
pasangan batu bata di bawah permukaan tanah sampai ketinggian 30
cm dari permukaan lantai dan 150 cm dari permukaan lantai untuk
kamar mandi, WC/toilet dan daerah basah lainnya di pakai aduk
plesteran 1 PC : 4PS. Semua jenis aduk perekat tersebut di atas
harus disiapkan sedemikian rupa sehingga selalu dalam keadaan baik
dan belum mengering. Diusahakan agar jarak waktu pencampuran
aduk perekat tersebut dengan pemasangannya tidak melebihi 30
menit terutama untuk adukan kedap air.

9. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai


pemasangan instalasi pipa listrik dan plumbing untuk seluruh
bangunan.

10. Untuk beton sebelum diplester permukaannya harus dibersihkan dari


sisa-sisa bekisting terlebih dahulu dan semua lubang-lubang bekas
pengikat bekisting harus tertutup aduk plesteran.

11. Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang
akan difinish dengan cat dipakai plesteran halus (acian di atas
permukaan plesterannya).

BAB – 7 PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN| HAL 3 / 5


12. Untuk dinding tertanam di dalam tanah harus diberapen dengan
memakai spesi kedap air.

13. Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada


permukaannya diberi alur-alur garis horizontal atau diketrek (scrath)
untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap bahan finishingnya
kecuali untuk yang menerima air.

14. Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 M, dipasang tegak


dan menggunakan keping-keping plywood setebal 9 mm untuk
patokan kerataan dinding.

15. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan


dinding/kolom yang dinyatakan dalam gambar, atau sesuai peil-peil
yang diminta gambar. Tebal plesteran minimum 2,5 cm, jika ketebalan
melebihi 2,5 cm harus diberi kawat ayam untuk membantu dan
memperkuat daya lekat dari plesterannya pada bagian pekerjaan yang
diizinkan Konsultan Supervisi.

16. Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung


atau cembung bidang tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m. Jika
melebihi, Kontaktor berkewajiban memperbaikinya dengan biaya atas
tanggungan Kontraktor Pelaksana.

17. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan


berlangsung wajar tidak terlalu tiba-tiba, dengan membasahi
permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi dari
terik panas matahari langsung dengan bahan-bahan penutup yang
bisa mencegah penguapan air secara cepat.

18. Jika terjadi keretakan sebagati akibat pengeringan yang tidak baik,
plesteran harus dibongkar kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan
dapat diterima oleh Konsultan Supervisi dengan biaya atas
tanggungan Kontraktor Pelaksana.

19. Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai Kontraktor Pelaksana


harus selalu menyiram dengan air, sampai jenuh sekurang-kurangnya
2 kali setiap hari.

20. Selama pemasangan dinding batu bata/beton bertulang belum


difinish, Kontraktor wajib memelihara dan menjaganya terhadap
kerusakan-kerusakan dan pengotoran bahan lain. Setiap kerusakan
yang terjadi menjadi tanggung jawab kontraktor dan wajib diperbaiki.

21. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum


plesteran berumur lebih dari 2 (dua) minggu.

BAB – 7 PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN| HAL 4 / 5


22. Naad pertemuan kosen dengan dinding, setiap pertemuan kosen
dengan dinding harus diberi naad lebar 0,8 cm naad harus lurus dan
rata.

23. Naad/tali air pada listrik untuk setiap bidang/lisplank yang kena air
hujan supaya diberi naad/tali air untuk memutuskan rambatan air
hujan tersebut.

Pasal 5: Metode Pelaksanaan Acian

1. Setelah pekerjaan plesteran selesai lakukan penyiraman secukupnya


agar tidak terjadi keretakan pada permukaan.

2. Siapkan peralatan acian dan mortar acian yaiutu mixing antara


adukan kering MU-200 dengan air.

3. Sebelum mengaci usapkan air pada permukaan plesteran agar


permukaan plesteran dapat menyerap air semen dengan baik.

4. Lalu laburkan mortar acian di permukaan plesteran usapkan dengan


rata dengan peralatan.

5. Haluskan permukaan acian yang sudah kering dengan mengamplas


menggunakan kertas semen hingga rata dan halus.

BAB – 7 PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN| HAL 5 / 5

Anda mungkin juga menyukai