PEKERJAAN
Renovasi Gedung Operasional dan Penataan Halaman Unit Siaga Pencarian
dan Pertolongan Tulang Bawang
BAB I
PEKERJAAN SIPIL
PASAL I
GAMBARAN UMUM PELAKSANAAN KERJA
PASAL 2
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Gudang
PASAL 3
SYARAT – SYARAT PELAKSANAAN TEKNIS BAHAN
1. Air.
a. Untuk seluruh pelaksanaan pekerjaan dipakai air tawar bersih dan
tidak mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan
organis atau bahan-bahan lain yang merusak bangunan, memenuhi
syarat-syarat pelaksanaan yang ditentukan dalam PUBI-1970/NI-3
pasal 10.
b. Khusus untuk campuran adukan beton jumlah air yang digunakan
disesuaikan dengan jenis pekerjaan beton, dapat ditentukan dengan
ukuran isi atau ukuran berat serta harus dilakukan dengan tepat.
2. Pasir Urug.
Pasir untuk pengurukan, peninggian, dan lain-lain tujuan, harus bersih
dan keras atau memenuhi syarat-syarat pelaksanaan yang ditentukan
dalam PUBI-1970/NI-3 pasir laut untuk maksud-maksud tersebut
tidak dapat digunakan.
3. Pasir Pasang.
a. Pasir untuk adukan pasangan, adukan plesteran dan beton bitumen,
harus memenuhi syara-syarat pelaksanaan yang ditentukan dalam
PBI-1971/NI-2.
b. Butiran-butiran harus tajam dan keras, tidak dapat dihancurkan
dengan jari.
c. Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5 %.
d. Butiran-butirannya harus dapat melalui ayakan berlubang 3 mm
persegi.
e. Pasir laut tidak boleh digunakan.
5. Pasir Beton.
a. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-
bahan organik lumpur dan sebagainya. Dan harus memenuhi
komposisi butir serta kekerasan yang tercantum dalam PBI 1971/NI-
3.
b. Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5 %.
6. Koral Beton/Split.
a. Digunakan koral yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta
mempunyai gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat
pelaksanaan PBI-1971.
b. Butiran-butiran split harus dapat melalui ayakan berlubang persegi
76 mm dan tertinggal diatas ayakan berlubang 20 mm.
c. Koral/Split hitan mengkilap keabu-abuan.
7. Kayu.
a. Pada umumnya kayu bersifat baik dan sehat dengan
ketentuan, bahwa segala akibat dari kekurangan-kekurangan
yang berhubungan dengan pemakaian tidak akan merusak atau
mengurangi nilai konstruksi, memenuhi syarat-syarat pelaksanaan
yang ditentukan dalam PPKKI-1961.
b. Mutu kayu ada 2 (dua) macam yaitu mutu A dan mutu B.
c. Yang dimaksud kayu mutu A adalah memenuhi syarat-syarat
pelaksanaan sebagai berikut :
1) Harus kering udara (kadar lengas 5 %)
2) Besar mata kayu tidak melebihi 1/6 dari lebar balok dan juga
tidak boleh lebih dari 3,5 cm.
3) Balok tidak boleh mengandung lubang radial kayu yang lebih
besar dari 1/10 dari tinggi balok.
4) Retak dalam arah radial tidak boleh melebihi ¼ tebal kayu, dan
retak-retak menurut lingkaran tidak melebihi 1/5 tebal kayu.
5) Miring arah serat (tangensial) tidak melebihi 1/10.
d. Yang dimaksud dengan kayu mutu B, kayu yang tidak termasuk
dalam mutu A, tetapi memenuhi syarat-syarat pelaksanaan sebagai
berikut :
1) Kadar lengas kayu 30 %.
2) Besar mata kayu tidak melebihi ¼ dari lebar balok dan juga
tidak boleh lebih dari 5 cm.
3) Balok tidak boleh mengandung lubang radial kayu yang lebih
besar 1/10 dari tinggi balok.
4) Retak dalam arah radial tidak boleh melebihi 1/3 tebal kayu, dan
retak-retak menurut lingkaran tidak melebihi ¼ tebal kayu.
5) Miring arah serat (tangensial) tidak melebihi 1/7.
9. Besi Beton.
a. Besi beton yang digunakan mutu U-24, dan seterusnya sesuai yang
ditentukan, yang penting harus dinyatakan oleh test laboratorium
resmi dan sah.
b. Besi harus bersih dan tidak mengandung minyak/lemak, asam, alkali
dan bebas dari cacat seperti serpi-serpi. Penampung besi harus
bulat serta memenuhi persyaratan NI-2(PBI-1971).
c. Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :
1) Peraturan-peraturan/standar setempat yang biasa dipakai.
2) Peraturan-peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971. NI-2.
3) Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961, NI-5.
4) Peraturan Semen Portland Indonesia Daerah setempat.
5) Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat.
6) Umum (AV) No.9.
PASAL 4
PEKERJAAN ACUAN/BEKISTING
1. Lingkup Pekerjaan
2. Persyaratan Bahan
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
4. Pembongkaran
PASAL 5
PEKERJAAN TANAH/PASIR
1. Pekerjaan Pembersihan
C. Pengawasan Kelembaban
Pada saat pemadatan yang dibutuhkan nilai kepadatan
tinggi, bahan urugan dan pengukuran yang akan
menerima bahan urugan harus memiliki kadar air yang
diisyaratkan. tidak diijinkan melakukan pemadatan
sampai dicapai kadar air Tidak sesuai dengan yang
diisyaratkan. Bahan urugan yang terlalu basah harus
dikeringkan sampai dicapai kadar air yang sesuai, bila
perlu dengan bantuan peralatan teknis.
D. Penggilasan
Kontraktor Pelaksana harus melakukan pekerjaan
penggilasan daerah yang dikupas atau dipotong
sesuai petunjuk Konsultan pengawas, yang
memastikan adanya tanah lunak yang ada di lokasi.
Pekerjaan tersebut menggunakan truk bermuatan,
mesin gilas atau peralatan pemadat lainnya yang
disetjui. Jenis urugan dan ukuran dan berat peralatan
harus sesuai petunjuk Konsultan pengawas.
Pelaksa harus menempatkan dan memadatkan
bahan urugan pada tempat rendah. Bila ditemui
tempat basah, Pelaksana harus memberitahukannya
kepada Konsultan pengawas agar dapat ditentukan
perbaikannya. Lokasi yang mendukung
struktur/konstruksi harus diawasi selama pelaksanaan
penggilasan dan harus disetujui Konsultan pengawas
sebelum pekerjaan dilanjutkan.
Dasar jalan 95
Pemadatan saluran 92
PASAL 6
PEKERJAAN BETON BERTULANG
2. Pekerjaan beton.
a. Meliputi pekerjaan beton bertulang dan beton tak bertulang.
b. Pekerjaan beton bertulang meliputi pekerjaan ringbalk praktis, kolom
praktis, dan lain-lain, sedangkan untuk pekerjaan beton tak bertulang
meliputi lantai kerja.
c. Beton bertulang dan beton tak bertulang dicor dilokasi kerja dengan
alat pengaduk/pencampur beton secara mekanikal(mesin), dan
semua pekerjaan beton dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja di
lapangan.
d. Bahan-bahan yang dipergunakan harus mendapat persetujuan
pengguna barang/jasa.
e. Bahan untuk campuran beton tidak bertulang adalah I bagian semen
pc : 3 bagian pasir : 5 bagian kerikil, sedangkan untuk beton
bertulang menggunakan mutu beton minimum dengan karakteristik
K175.
f Agregat harus disimpan bersih dari lumpur tanah liat atau bahan
organis lainnya, dianjurkan untuk menggunakan bak, bahan yang
berlantai untuk mencegah terbawanya tanah bawah pada waktu
pengambilan bahan.
g. Semen yang digunakan hanya dari satu merek pada bagian pekerjaan
struktur yang tidak terpisah.
h. Air yang digunakan untuk pembuatan beton tidak boleh mengandung
alkali, garam, bahan-bahan organis, asam dan airnya harus dapat
diminum sesuai dengan ketentuan PAM, jernih dan tawar.
i. Campuran beton harus homogen sehingga mencapai kekuatan
karakteristik yang disyaratkan.
j. Tata cara pengecoran beton tidak bertulang :
3. Pekerjaan Pembesian.
a. Besi yang dipakal harus lurus dengan jarak sejajar antara besi yang
satu dengan yang lainnya (sesual gambar keria).
b. Sambungan besi harus mempunyai panjang yang cukup minimum
sepanjang yang disyaratkan.
c. Pengikat besi dengan begel harus benar-benar kuat jangan sampai
menimbulkan perubahan pada, waktu pengecoran dan semua
silangan besi utama dengan begel harus diikat kuat-kuat dengan
kawat berukuran minimum diameter 1 mm.
d. Untuk membuat selimut beton, jarak besi dengan bekisting harus
dijaga, jangan sampai menempel, untuk itu perlu dipasang beton
deking sesuai dengan tebal selimut beton yang disyaratkan dalam
SKSNI.
e. Besi stek yang dibuat harus diikat ke tulangan.
f Besi tulangan yang dipakai yaitu mutu baja U-24.
g. Batang-batang tulangan harus disimpan dan tidak menyentuh tanah.
h. Timbunan batang-batang untuk waktu lama di udara terbuka harus
dicegah.
4. Pekerjaan Bekisting.
PASAL 1
PEKERJAAN PASANGAN
2. Persyaratan bahan
Batu bata. :
a. Batu bata yang akan digunakan harus baru, terbuat dari tanah yang
baik sesuai dengan persyaratan-persyaratan dalam SH-0285-84
dengan ukuran 24 x 10 x 4,5 cm, berkualitas baik dan telah
diperiksa/disetujui Direksi.
b. Batu bata harus berkekuatan tekan /compressive strength sebesar 30
kg/cm2, dan bisa menahan gaya horizontal/shear strength sebesar 1,7
kg/cm2.
c. Batu bata harus matang, bila direndam air akan tetap utuh, tidak
pecah atau hancur
d. Batu bata yang pecah/retak tidak dibenarkan digunakan
untuk dipasang, kecuali untuk melengkapi, misalnya sudut.
e. Sebelum dipasang batu bata. harus direndam air hingga jenuh air.
f. Ukuran-ukuran bata harus seragam dan dapat disesuaikan berdasarkan
tebal dinding akhir yang disyaratkan dalam gambar kerja.
Portland Cement
Pasir yang digunakan harus bersih, bebas dari segala macam kotoran, baik
dari bahan organis dan alkalis maupun lumpur, tanah karang, garam./basa
dan sebagainya sesuai dengan syarat-syarat dalam PBI 1971.
Jenis Adukan
4. Pelaksanaan
Pasangan batu bata yang dilaksanakan harus rata, tegak dan lajur
penaikannya diukur tepat dengan tiang lot, setiap pemasangan tidak boleh
lebih dari 1,00 m baru boleh dilanjutkan setelah betul-betul mengeras.
Sebelum dipasang batu bata harus direndam dalam air/direndam terlebih
dahuiu. Pada proses pemasangan dinding bata agar sudah diperhitungkan
adanya fasilitas conduit/sparing yang harus tertanam didalam pasangan
batu bata. Rangka penguat berupa, kolom praktis dan ringbalk dari beton
2
dipasang untuk setiap luas dinding maksimun 6 m dan sesuai persyaratan
pabrik pembuat batu bata atau yang disetujul Direksi.
5. Perlindungan
Sesuai jam kerja, seluruh lajur pasangan batu bata yang belum selesai,
harus ditutup (dilindungi) dengan kertas semen, atau dengan cara-cara
lain yang disetujui oleh Direksl. Untuk dinding-dinding yang sudah kering
(berumur 6 jam keatas) harus disiram dengan air bersih setiap pagi, atau
sesuai dengan persyaratan.
PASAL2
PEKERJAAN PLESTERAN
2. Persyaratan bahan.
Air
a. Air yang digunakan harus bersih dan bebas dari segala macam
campuran atau larutan minyak, asam garam/basa dan bahan organis
lainnya.
b. Air yang digunakan tersebut harus sesuai persyaratan yang sudah
ditentukan.
3. Daerah Plesteran
a. Tebal plesteran harus berkisar setebal I s/d 2 cm, tebal pasangan bata
jadi max. 15 cm.
b. Sebelum pekerjaan plesteran dimulal terlebih dahulu permukaan
pasangan batu bata dan beton dibasahl atau disiram air terlebih
dahulu.
c. Semua siar permukaan dinding batu bata hendaknya dikerok sedalam
kira-kira 1 cm agar plesteran dapat lebih merata.
5. Adukan Plesteran
PASAL 3
PEKERJAAN KUSEN PINTU, JENDELA UPVC DAN KACA
2. UPVC yang akan digunakan adalah produksi yang digunakan harus aslinya
(tidak terbuat dari bahan scrap/sisa).
4. Contoh
Kecuali ditentukan lain, maka semua contoh harus disertakan dan contoh
extrusion tidak kurang dari 30 x 30 cm. Dengan ketebalan seperti yang
ditentukan untuk proyek tersebut. Contoh (Mock up) harus dengan ukuran
1 : 1.
5. Pekerjaan Pelaksanaan
6. Garansi (Jaminan)]
Pemborong wajib memberikan garansi bahan selama. 5 tahun. dan
garansi pemasangan selama 10 tahun, terhitung sejak selesainya masa
perawatan
Garansi bahan sebagai perlindungan kemungkinan terjadinya cacat
pewarnaan akibat dari proses powder coating yang tidak sempurna
dan lain-lain, sedang garansi pemasangan sebagai perlindungan
kemungkinan terjadinya kebocoran udara & air akibat dari aplikasi
yang tidak sempurna.
PASAL4
PEKERJAAN PLAFOND GYPSUM
1. Lingkup pekerjaan
a. Pembatas ketinggian;
b. Penutup segala. macam bentuk yang berada di bawah atap atau plat
beton,
c. Peredam hawa panas.
Bahan:
4. Syarat-syarat pelaksanaan
5. Cara pelaksanaan
PASAL5
PEKERJAAN POLA GRANIT DAN KRAMIK LANTAI
1. Persyaratan Umum
a. Lantai keramik yang dipasang harus, sesual dengan contoh yang sudah
disetujui Direksi.
b. Permukaan lantai harus rata dan tidak bergelombang.
c. Garis-garis siar harus lurus dan saling tegak lurus.
d. Direksi berhak untuk menolak bidang keramik yang telah terpasang
apabila tidak memenuhi persyaratan di atas dan resiko penolakan
adalah menjadi tanggung jawab Pemborong.
PASAL 6
PEKERJAAN KERAMIK DAN GRANIT DINDING
1. PERSIAPAN
a. Mempelajari Gambar
c. Membuat Perhitungan
Denah ruangan
Bukaan dinding ruangan lengkap dengan potongan-potongan yang
menunjukkan letak finish dinding, hubungan. plafond dengan
pasangan keramik dinding, lantai dengan dinding. Dijelaskan juga
mengenai pola keramik, lebar nat, posisi kusen pintu/jendela,
sparing, pipa listrik/alatalatnya, fire/alat-alatnya, sound system,
security system, posisi kaca muka.
f. Persiapan Pelaksanaan
2. PELAKSANAAN
3. PEMANTAUAN (MONITORING)
Catat hasil kerja dan jumlah tenaga. kerja setiap hari, kernudian dievaluasi
untuk perencanaan hari berikutnya sesuai dengan formulir standar.
PASAL 7
PEKERJAAN PERLENGKAPAN SANITASI
1. Lingkup Pekerjaan
2. Bahan-bahan
3. Pekerjaan Persiapan
4. Pekerjaan Pelaksanaan
PASAL 8
PEKERJAAN LOGAM ARSITEKTUR
1. Lingkup Pekerjaan
2. Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan ini harus mengikuti dan sesuai dengan standar sebagai
berikut :
NI - 3 - 1970
SH - 0161 - 77
SIl - 0193 - 78
BS - 1387 - Steel tubes
3. Bahan-bahan
4. Pengerjaan
Pengerjaan harus bertaraf kelas satu Semua bahan yang akan tampak bila
memakai las, harus diratakan dan. difinish sehingga sama dengan
permukaan sekitamya. Semua pengikat-pengikat lain seperti clip keeling
dan lain-lain yang tampak, harus sama dalam finish dan wama dengan
bahan yang diikatnya.Lubang-lubang untuk baut dan sekrup harus dibor
atau dipuch
PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
1. Lingkup Pekerjaan
a. Kunci 2 (dua) slag harus berkotak baja dengan finish akan ditentukan
kemudian, baut-baut dan ungkitnya harus dari kuningan. Tiap kuncl
harus mempunyai 3 anak kunci yang berselaput nikel dijadikan satu
dengan ring dari kawat baja.
b. Type-type kunci harus sesual dengan fungsi ruangannya
c. Engsel dipasang sekurang-kurangnya 3 buah untuk setiap daun pintu
dengan menggunakan sekrup kembang dengan warna yang sama
dengan engselnya, jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan
menurut beban berat daun pintu. Tiap engsel memikul beban
maksimum 20 kg.
3. Jenis Kunci
Normal key dipakai Sierra - Non master key system dipasang pada seluruh
pintu.
4. Pelaksanaan
1. Lingkup pekerjaan
Pengecatan dinding dilakukan. pada bagian luar dan dalam serta pada
seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar.
2. Bahan bahan
a. Semua bahan cat yang digunakan adalah : Produk Lokal Merek Dulux
atau setara.
b. Sifat-sifat umum
c. Cat yang digunakan berada. dalam kaleng yang masih disegel dalam
kemasan 5 kg: atau 25 kg, tidak pecah atau bocor dan mendapat
persetujuan Pemilik Proyek atau Manager Konstruksi. Pengiriman cat
harus disertakan sertifikat dan agen/distributor yang menyatakan
bahwa cat yang dikirim dijamin keasliannya. Pemborong bertanggung
jawab, babwa warna dan bahan cat adalah tidak palsu dan sesual
dengan RKS.
d. Warna
Selambat-lambatnya 2 (dua) mInggu sebelum pekerjaan pengecatan,
pemborong mengajukan daftar bahan pengecatan kepada Manager
Konstruksi.
Pemborong menyiapkan bahan dan bidang pengecatan untuk dijadikan
contoh, atas biaya pemborong. Pencampuran wama atau pemesanan
dan pembuatan warna khusus harus disiapkan dari pabrik dan memiliki
sertifikat laboratorium untuk pembuatan dan pencampurannya.
e. Pekerjaan Persiapan
- Dinding atau bagian yang akan dicat telah selesai dan disetujui
oleh Manager Konstruksi
- Bagian yang retak-retak, pecah atau kotoran-kotoran yang
menempel dibersihkan
- Menunggu keringnya dinding atau baglan yang akan dicat karena
masih basah dan lembab
- Menyiapkan dan mengadakan pengecatan untuk contoh warna
Pemborong harus mengatur waktu sedemikian rupa sehingga. terdapat
urutan-urutan yang tepat mulai dari pekerjaan dasar sampai dengan
pengecatan akhir.
f. Pekerjaan Pengecatan
Pengecatan kayu
PASAL I I
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
A. Material
1. Pekerjaan rangka atap untuk Kuda–kuda menggunakan Balok
Kayu / Baja IWF 200 / Zincalum (Baja Ringan)
2. Untuk seluruh pekerjaan rangka atap (reng dan kaso)
menggunakan kayu Borneo Super, Material penutup atap
adalah genteng sekualitas Tegola. Untuk pelapis isolasi di
bawah penutup atap, menggunakan triplek 3 mm dan
alumunium foil dua muka.
3. Kayu harus berkualitas baik, tua, kering, dan lurus serta
memenuhi persyaratan NI-5 PPKI.
4. Kelembaban kayu yang dipakai untuk semua jenis pekerjaan
kayu maksimal 16%. Selama peleksanaan, mutu dan
kekeringan kayu harus dijaga dengan menyimpannya di
tempat kering, terlindung dari panas dan hujan.
5. Jenis penutup reng dan kaso ialah dengan alumunium foil dari
jenis lembaran dua muka.
6. Jenis penutup atap ialah dari jenis genting glasur warna
bentuk dan ukuran ditentukan kemudian.
7. Untuk kerangka atap Zincalum (Baja Ringan)
menggunakan penutup atap metal, dilengkapi dengan
software perhitungan struktur rangka atap.
Perusahaan/toko/Pabrikasi yang ditunjuk untuk melaksanakan
pekerjaan pemasangan rangka baja ringan harus memiliki
setifikat hasil Uji Laboratorium dari Universitas Indonesia (UI)
atau Institut Teknologi Bandung (ITB) serta sanggup untuk
memberikan Jaminan Pemasangan dan Jaminan Bahan yang
digunakan selama 10 Tahun, dibuktikan dengan Sertifikat
Jaminan yang ditandatangani oleh Pimpinan Toko/Perusahaan
Baja Ringan yang bersangkutan. Serta memiliki tenaga ahli
yang bisa menghitung struktur baja ringan yang dipasang
menggunakan software SAP90 dan menyerahkan print out
hasil perhitungan pihak sekolah.
B. Pemasangan
1. Semua kayu harus diawetkan dengan garam
wollman/difusal/obat sejenis. Pengawetan dengan proses
dingin diperbolehkan.
2. Semua sambungan kayu memanjang harus dimeni. Semua
sambungan kayu memanjang harus diberi baut paling sedikit
5/8” atau sesuai gambar.
3. Pemasangan kayu-kaso di atas gording baja harus
dilaksanakan secara kokoh, rapih, dan kuat, dengan
konstruksi pemasangan sesuai dengan gambar.
4. Untuk pekerjaan penutup atap genteng , harus dilaksanakan
sesuai dengan ukuran, spesifikasi, dan kontruksi yang
dituntut dari petunjuk teknis pabrikan dan Perencana.
5. Alumunium foil dipasang melintang kaso di bawah reng baru
kemudian dipasang genteng, dengan konstruksi sesuai
petunjuk pabrik atau Pengawas.
PASAL I I
PEKERJAAN PAVING BLOK
Pelaksanaan Pekerjaan
Pelaksanaan pemasangan paving blok dibagi dalam beberapa tahap,
seperti dibawah ini :
a. Pekerjaan Persiapan
1. Pemeriksaan Pondasi
Sebelum pelaksanaan pemasangan paving bloak perlu dilakukan
pemeriksaan terhadap pondasi. Hal-hal yang perlu diperhatikan
adalah :
Permukaaan pondasi yang berhubungan dengan pasir alas harus
rata, tidak bergelombang dan rapat; pasir alas tidak boleh digunakan
untuk memperbaiki ketidak-sempurnaan pondasi.
Permukaan pondasi untuk jalan kendaraan harus mempunyai
kemiringan 2,5% untuk trotoar 2%
Lebar pondasi harus cukup sampai dibawah beton pembatas atau
penyokong
3. Benang Pembantu
Agar pemasangan bisa dilaksankan secara baik dan cermat, maka
perlu ada alat pembantu yaitu benang pembantu. Benang pembantu
dapat dipasang setiap jarak 4 m sampai 5 m. Bilamana pada lokasi
pemasangan terdapat lubang saluran, bak bunga atau konstruksi
lain, maka harus ada benang pembantu tambahan agar pola block
terkunci tetap dapat dipertahankan.
BAB III
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
PASAL I
LINGKUP PEKERJAAN
Sistim penerangan
PASAL 2
PERATURAN DAN STANDARD
2. Pada umumnya dan Jika tidak disebutkan lain dalam. spesifikasi ini,
instalasi listrik harus dilaksanakan sesuai dan memenuhi Peraturan Umum
Instalasi Listrik (PUIL) Indonesia edisi terakhlr (1987).
PASAL 3
DOKUMEN DAN INFORMASI
Shop Drawings
Gambar-gambar ini menunjukkan dimensi, diagram, uraian dan data
peralatan,material, komponen dan sistim secara lengkap dan
terperinci, serta sudah disesuaikan dengan kondisi lapangan dan slap
untuk dilaksanakan
Brosur-brosur Teknis
Dokumen ini dicetak oleh pabrik pembuat komponen, peralatan dan
material,yang memperlihatkan dengan tepat mengenal jenis dan
kapasitas barang-barang yang akan diadakan dan dipasang. Dokumen
harus asli, bukan fotocopy
As-Built Drawing
Garnbar-gambar ini memperlihatkan keseluruhan sistim, peralatan,
komponen dan material sesuai dengan yang terpasang di lapangan
Program Pelatihan
Pemborong harus membuat program pelatihan (training) untuk
operator Pemberi Tugas, dimana pelaksanaannya diatur oleh
pengawas. Program ini terutama berisi penjelasan dan/atau peragaan
materi yang disebutkan dalam buku petunjuk operasi dan perawatan.
PASAL 4
BAHAN, PERALATAN DAN TENAGA PELAKSANA
PASAL 5
SPESIFIKASI UMUM PEKERJAAN LISTRIK
SISTEM ELEKTRIKAL
1.1.3. Gambar-gambar
1.1.3.1. Gambar-gambar elektrikal menunjukan secara
khusus teknik pekerkaan listrik yang di dalamnya
dircantumkan besaran-besaran listrik dan mekanis
serta spesifikasi tertentu lainnya.
1.1.3.2. Pengerjaan dan pemasangan peralatan-peralatan
harus disesuaikan dengan kondisi lapangan.
1.1.3.3. Gambar-gambar arsitektur, struktur, mekanikal
elektrikal dan kontrak lainnya haruslah menjadi referensi
untuk koordinasi dalam pekerjaan secara keseluruhan.
1.1.6. Kabel-kabel
Kabel pada instalasi daya dan penerangan bertegangan rendah,
meliputi kabel tegangan rendah, kabel kontrol, accessories,
peralatan-peralatan dan barang-barang lain yang diperlukan untuk
melengkapi dan menyempurnakan pemasangan serta operasi dari
semua dan peralatan.
1.1.6.1. Syarat Kabel Instalasi Tegangan Rendah (sampai 600V).
Kabel daya tegangan rendah yang digunakan harus
memenuhi persyaratan PUIL, IEC, VDE, SPLN dan LMK
untuk penggunaan sebagai kabel instalasidan peralatan
(mesin), kecuali untuk peralatan khusus seperti di
syaratkan atau dianjurkan oleh pabrik pembuatnya.
Semua kabel dengan luas penampang 6 sqmm ke atas
harus berurat banyak dan di pilih (stranded).
Ukuran kabel daya / instalasi kabel yang diijinkan adalah
2,5 sqmm, kecuali untuk pemakaian kontrol pada sistem
remote control yang kurang dari 30 meter panjangnya
bisa menggunakan kabel dengan ukuran 1.5 sqmm.
Kecuali disyaratkan lain, Kabel instalasi didalam
bangunan dari jenis NYM ex SUPREME atau setara (5
besar).
Kabel instalasi di dalam bangunan harus berada di
dalam konduit PVC–high impact heavy duty ex EGA,
clipsal atau setara.
Semua konduit, kabel-kabel dan sambungan elektrikal
untuk instalasi di dalam bangunan harus diadakan
secara lengkap.
Faktor pengisian konduit oleh kabel-kabel maksimum
adalah sebesar 40%.
1.1.6.2. Pemasangan kabel.
Pemasangan di permukaan
Kabel instalasi Daya dan Penerangan di dalam
Bangunan.
Semua kabel Harus dipasang di dalam konduit PVC High
impact-heavy duty, dipasang dipermukaan pelat beton
kolom menuju ke armatur, saklar atau stop kontak
dengan klem pendukung yang sesuai.
Semua kabel harus dipasang lurus / sejajar dengan rapi
dan teratur. Pembelokan kabel harus dilakukan dengan
jari-jari lengkungan tidak boleh kurang dari syarat pabrik
(Minimum 15 Kali diameter kabel).
1.1.7.2. Bahan
Semua conduit PVC yang digunakan harus dari jenis
high impact- heavy duty gauge yang memenuhi standar
BS 4607 dan BS 6099.
1.1.7.3. Pemasangan
Race Way yang Ditanam di
Dinding
Penanaman konduit di dalam dinding beton yang sudah
jadi dilakukan dengan jalan membobok dinding beton
dengan pahat.
Ke dalam dan lebar pembobokan harus dilakukan
secukupnya, sesuai dengan ukuran dan jumlah konduit
yang akan dipasang.
Pentanahan
Setiap peralatan yang beroperasi dengan tegangan labih
besar dari tegangan ekstra rendah (50 VAC) harus
ditanahkan secara efektif.
Bahan-bahan logam/metal dari peralatan-peralatan
listrik yang terbuka, termasuk pelindung kabel
(sheath/armour), konduit, saluran metal, rack, tray
doos, stop kontak, armatur, saklar dengan penutup
metal harus dihubungkan dengan konduktor kontinyu
untuk pentanahan.
Penggunaan konduit metal sebagai satu-satunya
konduktor pentanahan tidak diperbolehkan.
Luas penampang minimum kondukstor pentanahan
adalah 4 sqmm dan dimasukkan kedalam konduit.
Penyambungan konduktor pentanahan harus
menggunakan Penyambung mekanis yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
Lampu Baret
Lampu Baret yang digunakan harus berbentuk persegi,
terbuat dari kaca sesu dengan lampu pijat
(incandescent)
1.1.8.4. Pemasangan
Semua armature penerangan dan perlengkapannya
harus dipasang oleh tukang yang berpengalaman dan
ahli, dengan cara-cara yang disetujui Konsultan
Pengawas. Harus disediakan pengikat, penyangga,
penggantung dan bahan-bahan lain yang perlu agar
diperoleh hasil pemasangan yang baik. Barisan armatur
yang menerus harus dipasang sedemikian rupa sehingga
betul-betul lurus. Armatur yang dipasang merata
terhadap permukaan (surface mounted) tidak boleh
mempunyai sela-sela diantara bagian-bagian fixture dan
permukaan-permukaan disebelahnya.
Setiap badan (rumah) lampu harus ditanahkan
(grounded)
Pada waktu diselesaikannya pemasangan armature
penerangan, peralatan tersebut harus siap untuk bekerja
dengan baik dan berada dalam kondisi sempurna serta
bebas dari semua cacat/kekurangan. Pada waktu
pemeriksaan akhir, semua armatur dan
perlengkapannya harus menyala secara lengkap.
PASAL 6
PANEL TEGANGAN RENDAH
1. Panel tegangan rendah harus mengikuti standar VDE/DIN dan juga harus
menglkuti peraturan IEC dan PUIL
2. Panel-panel harus dibuat dari plat besi tebal 2 mm dengan rangka besi
dan seluruhnya harus dizinchromat dan di duco 2 kali dan harus dipakai
cat dengan cat bakar, warna, dan cat akan ditentukan kemudian oleh
pihak pemberi kerja. Pintu dari panil-panil tersebut harus dilengkapi
dengan master key.
5. Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush mounting dalam
kotak tahan getaran, untuk Amphere meter dan. volt meter dengan
ukuran 96 x 96 mm dengan skala linier dan ketelitian I % dan bebas dari
pengaruh induksi serta ada sertifikat tera dari LMK/PLN (mimimum 1 buah
untuk setiap Jenis alat ukur).
a. MCCB
b. Miniatur Circuit Breaker
a. Current Transformator
b. Ampermeter
c. Voltmeter
d. Frequency meter
PASAL 8
SISTEM PENTANAHAN (GROUNDING)
1.1. Umum
3.1.1. Yang dimaksud dengan sistem penangkal petir dalam pekerjaan ini
ialah semua penyediaan dan pemasangan sistem penangkal petir, termasuk
disini air terminal, penghantar down conductor, electroda pentanahan dan
peralatan lainnya seperti yang ditunjukan dalam gambar rencana.
3.1.4. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan
yang dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini,
merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan
tersebut, sehingga sesuai dengan ketentuan pada RKS ini tanpa adanya
ketentuan tambahan biaya.
3.2.4. Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini
adalah pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan,
material, peralatan dan perlengkapan sistem penangkal petir sesuai dengan
peraturan/standar yang berlaku seperti yang ditunjukkan pada syarat-syarat
umum untuk menunjang bekerjanya sistem/peralatan, walaupun tidak
tercantum pada syarat-syarat teknis khusus atau gambar dokumen.
3.3.1. Air terminal haruslah jenis non radioaktif, self powered dan tidak
mempunyai bagian-bagian yang bergerak, dipasang oleh pelaksana yang
direkomendasi oleh pabrik pembuatnya.
3.3.2. Air terminal harus dari jenis yang mempunyai respon dinamis
terhadap terjadinya down leader dari petir dengan membangkitkan elektron-
elektron bebas dan menyebabkan fotonisasi antar bagian yang ditanahkan
dan bagian yang terisolasi. Arus petir minimum yang bisa mengaktifkan air
terminal adalah 1500 A pada impulse 8/20 mikrodetik dan harus mampu
menyalurkan seluruh level arus petir yang mungkin terjadi.
3.3.6. Air terminal harus tidak mengalami korosi pada atmosfir normal.
Sistem penangkal petir dipasang setinggi 5 (satu) meter dari atap bangunan,
atau sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuatnya, dan harus di sesuaikan
dengan gambar arsitek.
Sambungan pada bak kontrol harus menjamin suatu kontak yang baik antar
penghantar yang disambung dan tidak mudah lepas. Sambungan harus
diusahakan agar dapat dibuka untuk keperluan pemeriksaan atau pengetesan
tahanan tanah (ground resistance).
1.7. PENAMBAT/KLEM
Kabel yang turun kebawah vertikal harus diklem agar kuat, lurus dan rapi dan
ditambatkan pada rangka/dinding bangunan.
1.8. PENTANAHAN
Tahanan tanah harus lebih kecil dari 2 Ohm. Ground rod harus
terbuat dari tembaga seperti gambar rencana, ditanamkan kedalam tanah
secara vertikal sedalam minimal 12 (dua belas) meter dan harus mencapai air
tanah.
Pada setiap ground road harus dibuatkan bak pemeriksaan (bak kontrol).
Sambungan dari Down Conductor ke elektroda Pentanahan harus dapat
dibuka untuk keperluan pemeriksaan tahanan tanah. Bak kontrol banyaknya
sesuai gambar rencana. Sambungan/klem penyambungan harus dari bahan
tembaga.
1.12. PENGUJIAN/PENGETESAN
Untuk mengetahui baik atau tidaknya sistem penangkal petir yang dipasang,
maka harus diadakan pengetesan terhadap instalasinya maupun terhadap
sistem pentanahannya.
PASAL I
PELAKSANAAN KERJA
Lingkup Pekerjaan
1. Plumbing
Termasuk fixture, meter air, valve dan pemipaan, Pemasangan instalasi pipa
air buangan domestik dan instalasi pipa vent, termasuk floor drain, clean out,
serta vent out.
3. Pencegahan Kebakaran
1. Tahap Persiapan
- Peraturan Dasar
- Sarana Kerja
Pemborong diharuskan :
o Mengirim contoh bahan yang akan digunakan
o Menyerahkan daftar peralatan kerja yang digunakan sebelum
dilakukan pemesanan
o Menyediakan peralatan. kerja yang baik untuk pelaksanaan, yang
memenuhi persyaratan keselamatan kerja
- Pemeriksaan Bahan./Material
- Penunjukan Sub-Kontraktor
- Pengujian Sambungan
Sebelum diadakan uji coba, seluruh pipa Jaringan sistim instalasi harus
dibersihkan bagian dalamnya dengan dibilas (flushing). Air bilas harus
cukup bersih, tidak mengandung Lumpur, atau larutan-larutan lain,
yang justru akan menempel pada dinding dalam pipa. Pembilasan
harus dilaksanakan untuk beberapa waktu sehingga semua kotoran
akibat pemasangan pipa dapat dikeluarkan. Pada akhir proses
pembilasan, air bilas yang masih terdapat di dalam pipa harus
dikeluarkan (drained), untuk menghindarkan pengerusakan pipa,
akibat kemungkinan adanya sifat-sifat jelek dari air bilas.
3. Tahap Penyelesaian
- Pemeriksaan./Commissioning
- Serah Terima
- Melatih Operator
- As Built Drawing
PASAL3
INSTALASI PLUMBING
1. Lingkup Pekerjaan
- Pemasangan pipa untuk system air kotor (dari WC), air bekas, sesual
dengan gambar.
2. Bahan/Material
- Bahan
Tanki air atas dibuat dan bahan Fiber Glass Reinforced Plastic (FRP),
dipasang 1 buah dengan kapasitas 5000 It. Type tanki yang digunakan
adalah vertical type, dilengkapi dengan lubang inlet, outlet, drain,
manhole dan ventilasi. Tanki ditempatkan pada dudukan yang kuat,
konstruksi beton besi WF
a. Bahan
Jenis bahan yang dipakai untuk menyalurkan air bekas dan air
limbah manusia dalam bangunan memakai bahan PVC.
Pipa air buangan, air kotor menggunakan PVC klas AW untuk yang
tertanam dalam tanah.
b. Pemasangan
Pada pipa vent, semua ujung pipa atau fitting yang terakhir tidak
dilanjutkan lagi harus ditutup dengan dop atau plug dari bahan
material yang sama.
Test dilakukan dengan cara mengisi sistim, pipa, dengan air dan
salah satu ujungnya. Pada bagian ujung-ujung lainnya ditutup dan
air harus mencapal elevasi yang paling atas. Demikian seterusnya
baglan demi baglan sampai meliputi seluruh system