BAGIAN I
SPESIFIKASI UMUM
PASAL 1
JENIS PEKERJAAN
PASAL 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
2. Pekerjaan Yang Dikerjakan
" PEMBANGUNAN RUMAH LAYAK HUNI DESA MENGKIRAU "
2.1 Pekerjaan harus diserahkan oleh pemborong dalam keadaan selesai
termasuk menyingkirkan bahan-bahan bekas bongkaran, runtuhan dan
sebagainya dan lain hal atas petunjuk dan perundingan Pelaksana Kegiatan
Poyek.
a. Sarana Pekerjaan
Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus
menyediakan.:
• Tenaga kerja (Labour) yang ahli dan terampil untuk setiap bagian
pekerjaan
• Peralatan (Equipment) yang memadai dan baik untuk melaksanakan
pekerjaan
• Bahan-bahan (material) yang digunakan baik mutunya (sesuai
stndarisasinya), cukup jumlahnya dan terjamin pendistribusiannya
b. Cara Pelaksanaan
Pekerjaan dilaksanakan sesuai ketentuan-ketentuan dalam spesifikasi
Teknis
3. Untuk Kelancaran Pelaksanaan, Pemborong Harus Menyediakan
3.1 Jenis dan mutu bahan yang dipakai harus mengutamakan produksi dalam
negeri, kecuali yang telah diatur dalam spesifikasi teknis
3.2 Untuk bahan-bahan yang mutunya belum diatur dalam standart, harus
mendapat persetujuan Pelaksana Kegiatan Proyek sebelum digunakan
3.3 Apabila diminta oleh Pelaksana Kegiatan Proyek, Kontraktor harus dapat
menunjukan sertifikat agen/distributor yang menjual atau dari pabrik yang
memproduksi bahan tersebut.
3.4 Sebelum dikirim ke lokasi pekerjaan Kontraktor harus menunjukan contoh dari
semua bahan yang dipesan kepada Pelaksana Kegiatan Proyek untuk diperiksa
dan diteliti mengenai jenis mutu, dan sifat penting lain dari bahan tersebut.
PASAL 3
STANDART-STANDART PELAKSANAAN
PASAL 4
PERSYARATAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN
1. A i r.
a. Air yang dipergunakan tidak boleh mengandung minyak, asam alkali,
garam-garam, bahan organis lainnya yang dapat merusak beton.
b. Air yang dipergunakan untuk adukan beton konstruksi harus menurut,
sesuai dengan PBI-1971 ( bab 3 ayat 4 ).
5. Semen.
a. Semen yang dipergunakan harus semen yang bermurtu tinggi
( Semen Type I ) berat dan volumenya tidak kurang dari ketentuan yang
tercantum pada zak semen. Pada umumnya tidak terjadi pembatuan atau
bongkahan-bongkahan kecil.
b. Semen untuk Konstruksi bertulang dipakai jenis-jenis semen yang
memenuhi ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang di tentukan dalam
NI.8.
c. Pemakaian semen untuk setiap campuran dapat ditentukan dengan ukuran
isi atau berat Ukuran semen tidak boleh mempunyai kesalahan lebih dari
2,5%.
6. Baja Tulangan.
a. Baja tulangan untuk penulangan beton yang digunakan harus bebas dari
kotoran-kotoran, lemak, kulit giling, karat lepas dan bahan-bahan lain yang
dapat mengurangi daya lekat beton terhadap baja tulangan.
b. Diameter baja tulangan yag dipakai harus sesuai dengan diameter yang
ditentukan dalam gambar-gambar rencana atau gambar detail.
c. Jika dalam pemeriksaan pengawas, diameter hasil dimaksudkan tidak
sesuai dengan diameter besi yang akan dipakai, maka pemakaiannya
harus dikonsultasikan dahulu dengan Konsultan Pengawas.
d. Penyimpangan penggunaan baja tulangan dari ketentuan-ketentuan yang
berlaku dinyatakan tidak dapat diterima.
7. Kayu.
a. Kayu yang digunakan harus kayu yang memenuhi syarat seperti yang
tercantum dalam Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia ( PPKI-1973 NI.5 ).
b. Kayu yang dipergunakan harus kayu yang berkualitas baik, tidak
mempunyai cacat-cacat seperti mata kayu, celah-celah susut pinggir dan
cacat lainnya, tidak boleh menggunakan hati kayu.
c. Jenis dan ukuran kayu yang digunakan antara lain :
▪ Untuk Bouwplank digunakan papan kayu meranti ukuran 2/20cm.
▪ Untuk Patok digunakan balok meranti ukuran 5/7 cm.
▪ Untuk Mal beton digunakan papan kayu meranti ukuran 2,5/20cm.
▪ Untuk Pengunci digunakan papan kayu meranti 5/7 cm.
8. Bahan-bahan lain.
a. Semua bahan-bahan bangunan yang akan dipakai dan belum disebutkan
disini akan ditentukan pada waktu penjelasan pekerjaan atau pada waktu
pelaksanaan pekerjaan.
b. Semua bahan-bahan yang dimasukkan untuk dipakai harus di tunjukan
terlebih dahulu kepada Pengawas untuk diperiksa guna mendapatkan izin
pemakaiannya.
c. Semua bahan-bahan bangunan yang tidak ditunjukan kepada Pengawas
atau ditolak oleh Pengawas, tidak dibenarkan pemakaiannya dan harus
dibawa keluar lokasi segera mungkin.
d. Pemakaian bahan-bahan yang tidak sesuai dengan yang ditentukan harus
dibongkar dan kerugian yang ditimbulkannya sepenuhnya menjadi tanggung
jawab pemborong.
e. Tidak tersedianya bahan-bahan bangunan yang akan dipakai di pasaran
dengan dinyatakan tidak dapat sebagai alasan terhentinya / tertundanya
pelaksanaan pekerjaan.
PASAL 5
PENYIMPANAN BAHAN
PASAL 6
PERSIAPAN PEKERJAAN
6.1 Sebelum memulai pekerjaan , terlebih dahulu dilakukan pengupasan tanah
humus dan dibuang ke tempat yang ditentukan pengawas .
6.2 Untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus meyediakan dengan
biaya sendiri kantor di lapangan dengan perlengkapannya , gudang
penyimpanan bahan dan peralatan kerja serta los kerja untuk pengerjaan
bahan-bahan.
6.3 Kontraktor harus memasang papan nama proyek sesuai ketentuan.
6.4 Pengurusan IMB merupakan tanggung jawab Kontraktor dan seluruh biaya
pengurusan merupakan tanggungan Kontraktor.
6.5 Menyusun program kerja, yang meliputi jadwal waktu pelaksanaan pen gadaan
bahan jadwal penggunaan tenaga kerja dan jadwal penggunaan peralatan berat.
PASAL 7
PEMASANGAN BOUWPLANK DAN PEIL BANGUNAN
PASAL 8
GALIAN TANAH
8.1 Sebelum memulai pekerjaan galian tanah , maka tempat masing - masing tapak
bangunan diratakan sesuai dengan ukuran seperti dalam gambar.
8.2 Lebar dalam dan bentuk galian tanah dikerjakan menurut ukuran yang
tercantum dalam gambar rencana dan gambar detail.
8.3 Bila galian tanah cukup dalam, maka harus diperhatikan kemiringan gahan
sehingga tidak terjadi keruntuhan yang akan mengganggu pekerjaan tersebut.
8.4 Pekerjaan galian ini dilakukan untuk pekerjaan pondasi , saluran , septictank ,
peresapan dan lain -lain.
8.5 Tanah sisa galian ini digunakan atas persetujuan Pengawas , selebihnya harus
dibuang pada tempat yang ditentukan Pengawas Lapangan.
PASAL 9
PEKERJAAN CAMPURAN
9.1 Pekerjaan campuran semen, pasir dan air yang disebut mortar (adukan)
dilaksanakan sesuai ketentuan. Perbandingan campuran yang digunakan
sesuai dengan keperluan sbb :
- Adukan 1: 2 dipakai untuk bagian yang memerlukan kedap
air.
- Adukan 1: 3 dipakai untuk afwerking beton.
- Adukan 1: 3 dipakai untuk adukan biasa.
- Adukan 1: 4 dipakai untuk pasangan lantai dan dinding.
- Adukan 1: 3 : 5 dipakai untuk lantai kerja
- Adukan 1: 2 : 3 atau K -225 dipakai untuk cor beton bertulang.
9.2 Pekerjaan campuran semen, pasir dan air yang disebut beton ditentukan
dengan cara sebagai berikut :
- Untuk mutu beton Bo, B1 dan K 125 dilaksanakan dengan suatu ukuran isi,
pencampuran sedapat mungkin diusahakan menggunakan mesin
pengaduk.
- Untuk beton K 225 keatas ditentukan dengan suatu ukuran berat yang
dibuktikan dengan percobaan labor (mix design) , pencampuran adukan
harus menggunakan mesin pengaduk.
9.3 Penyimpangan terhadap ketentuan ini tidak dapat diterima dan hasil pekerjaan
dinyatakan ditolak dan harus dibongkar Segala biaya yang ditimbulkan
sepenuhnya menjadi baban kontraktor .
PASAL 10
PEKERJAAN PASANGAN BATU
10.1 Batu bata yang dipergunakan dalam pekerjaan ini ialah batu bata yang
memenuhi ketentuan dalam NI 10 ukuran 5 x 11 x 23 cm batu bata harus
sempurna pembuatan rusuk - rusuknya tajam serta ukurannya sama besar.
10.2 Sebelum pengiriman batu bata, kontraktor harus memberikan contoh batu
bata untuk mendapat persetujuan Direksi . Bilamana pada pengirirnan batu
bata tidak sama dengan contohnya / terdapat penyimpangan, maka batu bata
akan ditolak.
10.3 Sebelum batu bata dipasang harus direndam terlebih dahulu sampai
gelembung udara tidak terlihat lagi. Batu bata yang dipasang harus utuh,
kecuali untuk las-lasan.
10.4 Untuk semua dinding mulai dari permukaan sloof sampai setinggi 20 cm
diatas permukaan lantai dalam ruangan digunakan adukan 1 pc : 2 pasir .
Demkikian juga untuk dinding yang selalu berhubungan dengan air seperti
kamar mandi & WC mulai permukaan sloof sampai setinggi 1,5 m digunakan
adukan 1 pc : 2 pasir . Adukan untuk pasangan lain 1 pc : 4 pasir.
10.5 Kontraktor akan mengerjakan pengukuran bangunan (uitzet) secara teliti dan
sesuai gambar setelah dinding dipasang. Dalam satu hari pemasangan batu
bata tidak boleh lebih tinggi dari 1 (satu) meter dan pengakhiran pemasangan
pada satu hari harus dibuat bertangga menurun dan tidak tegak bergigi untuk
menghindari retaknya dinding dikemudian hari,semua pemasangan harus rata
(horizontal) dan tiap-tiap kali diukur rata lantai dengan menggunakan benang
tidak boleh lebih dari 30 cm diatas pasangan bawahnya.
10.6 Pada semua pasangan ½ dan 1 batu bata, satu sama lain harus dapat
mengikat dengan sempurna , tidak dibenarkan menggunakan batu pecahan
kecuali untuk las-lasan dibawah sudut / tepi.
10.7 Pada pasangan bata satu batu dan pasangan yang lebih tebal harus disusun
sesuai dengan petunjuk atau peraturan yang seharusnya.
10.8 Pada tiap pertemuan tegak lurus terdapat ikatan pemasangan yang sempurna
kecuali ditiap-tiap pertemuan dimana ada tiang-tiang beton merupakan
bingkai.
10.9 Pemasangan dinding bata dilaksanakan bertahap setiap harinya diikuti
dengan cor kolom praktis .
10.10 Bidang dinding bata ½ dan 1 batu yang luasnya lebih dari 8 m2 harus
ditambahkan kolom dan balok penguat (kolom praktis dengan ukuran 13x13
cm dan 20x20 cm dengan tulangan sesuai gambar.
10.11 Semua pasangan baru , harus dijaga jangan terkena sinar matahari
langsung dan kontraktor berkewajiban menyediakan karung-karung yang
digunakan untuk menutup serta keadaannya harus basah , selain karung
goni juga dapat digunakan karung bagir atau lainnya untuk menutup
pasangan tersebut.
10.12 Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap pekerjaan
bagian beton (kolom , balok , listplank , beton dan lain-lain) harus diberi
stek-stek besi beton diameter 8 mm , 12 cm , yang terlebih dahulu
ditanam dengan baik /dicor bersaman pengecoran beton dan bagian yang
tertanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 20 cm kecuali
ditentukan lain
10.13 Bilamana dibutuhkan adanya pasangan terbuka ( telanjang ) maka siarnya
harus dikerok sedalam 12 cm sehingga adukan akan cukup mengikat
plesteran yang dipasang .
10.14 Lubang-lubang untuk listrik / pipa :
a. Dimana diperlukan pasangan pipa / alat-alat yang ditanam pada
dinding , maka harus dibuat pahatan secukupnya.
b. Pemasangan pipa listik / air dilakukan sebelum dinding diplaster.
PASAL 11
PEKERJAAN PLESTERAN
11.5 Profil plasteran (Relief) pada dinding dan sopi-sopi harus dikerjakan rapi dan
baik oleh orang yang berpengalaman dengan memperlihatkan segi kekuatan
dan menghindari kemungkinan retak.
Pasal 12
PERCOBAAN BAHAN DAN CAMPURAN BETON
12.1 Umum.
Test bahan : sebelum membuat campuran, test laboratorium harus dilakukan
untuk test berikut , sehubungan dengan prosedur-prosedur ditujukan
kestandard referensi untuk menjamin pemenuhan spesifikasi proyek untuk
membuat campuran yang diperlukan.
12.3 Agregat analisa tapis , berat jenis , persentasi dari void (kekosongan)
penyerapan dan kelembaban dari agregat kasar dan halus . Berat kering
dari agregat kasar dan halus . Berat kering dari agregat kasar . Modulus
terhalus dari agregat halus .
PASAL 13
PEKERJAAN BETON
Pelaksanaan pekerjaan beton harus berpedoman pada persyaratan-persyaratan dan
semua ketentuan yang tercantum dalam Standart Konstruksi Beton (SKB-92) dan (PBI-71)
13.1 Umum
a. Lingkup Pekerjaan
Pemborong harus menyediakan semua bahan untuk pekerjaan beton dan
harus membuat bekisting mengaduk beton. Mengecor beton, memeiihara,
memperbaiki menyelesaikan dan mengerjakan semua pekerjaan tambahan
dari seluruh pekerjaan beton.
b. Standart Pekerjaan
Semua bahan dan Konstruksi jika tidak ditentukan secara khusus, harus
memenuhi standart yang umum dipakai di Indonesia , Jika persyaratan
tersebut diatas tidak dapat dipenuhi, maka konstruksi harus disesuaikan
dengan standart yang disetujui Pelaksana Kegiatan Proyek. Mutu beton
tersebut harus dibuktikan oleh pemborong dengan membuktikan mengambil
benda-benda uji berupa beton/ slinder beton yang pembuatannya, harus
disaksikan oleh Direksi Proyek dan diperiksa dilaboratorium konstruksi beton
yang disetujui Pelaksana Kegiatan Proyek. Jumlah yang diuji sesuai dengan
ketentuan dalam PBI 1971
13.7 Bahan
a. Mutu Bahan
Portland Cement (PC)
Semua merk PC yang digunakan harus Portlant Cement merk standart
yang telah disetujui oleh badan yang berwenang dan memenuhi
persyaratan Portland Cement klass I-2475 (PBI 1971, Ni- Seluruh
pekerjaan harus menggunakan I (satu) merk PC
Koral dan Pasir (Agregat)
Koral dan pasir harus keras, tahan lama dan bersih serta tidak mengandung
bahan dalam bentuk apapun dengan jumlah yang cukup banyak yang akan dapat
merusak dan memperlemah kekuatan beton pada setiap umur, termasuk daya
tahannya terhadap karat dan baja tulangan.
Air yang dipakai untuk pekerjaan pembetonan tidak boleh mengandung
mulyak asam, alkali, garam,bahan-bahan organic atau bahan-bahan lain yang
dapat merusak beton/baja tulangan dan tidak mempengaruhi daya lekat semen
13.9 Penulangan
a. Penulangan harus sesuai dengan gambar, dibuat sedemikian sehingga tidak
berubah pada saat pengecoran
b. Untuk menjamin tulangan berada didalam beton, maka pada bagian tertentu
diberi penahan antara tulangan dengan mal . Penahan tulangan ini dibuat
dari campuran pasir dan semen diikat kuat sehingga letaknya tidak berubah
saat pengecoran.
PASAL 14
MUTU MATERIAL BAJA
14.1 Mutu Baja Tulangan
Pada umumnya setiap pabrik baja mempunyai standart mutu dan jenis baja,
sesuai dengan yang berlaku dinegara yang bersangkutan. Namun demikian
pada umumnya baja tulangan yang terdapat dipasaran Indonesia dapat
dibagi dalam mutu-mutu yang tercantum dibawah ini.
a. Mutu Baja U - 222 Baja lunak tegangan karakteristik yang memeberikan
tegangan tetap 02 % (00.2) (kg/cm2) sebesar 2.200
b. Mutu Baja U - 24 Baja lunak tegangan karaktrisitknya 2.400
c. Mutu Baja U - 32 Baja sedang tegangan karakteristiknya 3.200
d. Mutu Baja U - 39 Baja keras tegangan karakteristiknya 3.900
e. Mutu Baja U - 48 Baja keras tegangan karakteristiknya 4.800
SPESIFIKASI KHUSUS
BAGIAN II
SPESIFIKASI KHUSUS
Pasal 1
PEKERJAAN TANAH
1.1 Pekerjaan pemotongan dan pembuangan tanah humus
a. Pada umumnya tempat-tempat untuk bangunan dibersihkan. Penebasan/
pembabatan harus dilaksanakan terhadap semua ex bangunan lama yang
tidak bermanfaat lagi, belukar, sampah yang tertanam material lainnya yang
tidak diinginkan berada dalam tanah daerah yang dikerjakan harus
dihilangkan. Semua sisa-sisa tanaman seperti akar-akar, rumput-rumput
dan sebagainya harus dihilangkan.
b. Semua galian/ pemotongan tanah harus dilaksanakan sesuai dengan
gambar dan syarat-syarat yang ditentukan Spesifikasi Teknis dan atau
petunjuk pemilik proyek.
c. Semua hasil galian pemotongan setelah mencapai jumlah tertentu harus
disingkirkan dan dibuang pada tempat yang aman sesuai dengan petunjuk
Pemilik Proyek
Pasal 2
PEK. URUGAN PASIR
2.1 Pekerjaan urugan pasir dilaksanakan di bawah pondasi pasangan bata, di
bawah lantai kerja, dan di bawah lantai dengan ketebalan 5 cm.
2.2 Sebelum dilaksanakan pekerjaan selanjutnya urugan pasir harus diratakan
dan dipadatkan.
Pasal 3
PEKERJAAN PASANGAN
3.1 Pekerjaan pasangan batu bata 1 batu dikerjakan pada kerjaan pondasi batu
bata dengan campuran spesi 1 semen : 4 pasir dengan perbandingan volume.
Sedangkan dinding bata menggunakan pasangan batu bata ½ batu dengan
campuran spesi 1 semen : 2 pasir dengan perbandingan volume sampai dengan
ketinggian 30 cm diatas sloof.
3.2 Tebal spesi antar pasanga bata setebal 15-20 mm. Semua rongga antar
pasangan bata harus terisi penuh dengan spesi.
3.3 Pada sambungan vertikal antara pasangan bata denga kolom beton dipasang
besi angker dia 8 mm dengan panjang 25 cm dengan jarak vertikal 50 cm yang
tertanam pada dinding sepanjang 15 cm dan kolom beton dengan panjang 10 cm.
3.4 Pasangan bata diatas kusen dan pasangan pondasi bata bagian atas
menggunakan pasangan rolaag.
3.5 Bata yang di pakai dalam pekerjaan pasangan adalah bata dengan ukuran 5
cm x 10 cm x 20 cm atau yang mendekati ukuran tersebut dari produksi lokal
dengan mutu baik, matang pembakarannya, utuh dan tid ak cacat.
Pasal 4
PEKERJAAN BETON
4.1 Semen yang dipakai untuk pekerjaan ini adalah Semen type I seperti Semen
Padang atau Tiga Roda
4.2 Mutu beton untuk semua bangunan adalah perbandingan campuran 1 : 2 : 3
yang sesuai dengan hasil percobaan beton yang telah dilaksanakan (apabila
ada).
Pasal 5
PENYELESAIAN PERMUKAAN BETON
5.1 Penyelesaian Permukaan
Semua permukaan atau permukaan yang dicetak harus dikerjakan secara
cermat sesuai dengan bentuk garis kemiringan dan potongan sebagaimana
tercantum dalam gambar atau ditentukan oleh Pelaksana Kegiatan Proyek
Permukaan bagian atas beton yang tidak dibentuk harus dijadikan permukaan
yang seragam, kecuali bila ditentukan lain. Selama beton masih plastik tidak
diizinkan adanya benjolan yang berlebihan pada permukaan. Semua permukaan
harus dicor secara monolitis dengan beton dasar.
5.2 Perbaikan cacat permukaan harus dilakukan segera setelah cetakan dilepas
semua permukaan " EXPOSED" (terbuka) harus dibuka secara teliti, bagian
yang tidak rata harus segera digosok atau diisi secara baik agar diperoleh suatu
permukaan yang licin seragam dan merata
Perbaikan hanya boleh dikerjakan setelah ada pemeriksaan dari pemilik proyek.
Pekerjaan perbaikan tersebut harus betul-betul mengikuti petunjuk Pelaksana
Kegiatan Proyek. Semua perbaikan dan penggantian sebagaimana diuraikan
disini harus dilaksanakan secepatnya oleh kontraktor atas biaya sendiri. Beton
yang menunjukan adanya rongga-rongga lubang keropos atau cacat sejenis
lainnya harus dibongkar dan diganti lubang bekas kerucut batang pengikat harus
dihaluskan sedemikian rupa, sehingga permukaan lubang menjadi bersih dan
kasar. Kemudian lubang ini harus diperbaiki dengan suatu cara yang dapat
disetujui dengan menggunakan "aduk kering"
Pasal 6
PEKERJAAN PEMBESIAN
6.1 Besi yang dipakai besi polos dengan mutu baja U24 untuk besi tulangan utama
dengan jumlah yang sesuai gambar rencana dan sengkang/ beugel besi
diameter 8 mm yang dirangkai dengan besi tulangan dan diikat dengan kawat
beton diameter 1mm dengan penutup / selimut beton setebal 2,5 - 3 cm.
6.2 Tulangan pondasi dipakai besi polos dengan mutu baja U24, yang dirangkai
dengan kawat beton menjadi satu kesatuan.
6.3 Syarat-syarat sambungan bengkokan dan lain-lain harus mengikuti PBI -1971
Pasal 7
PEKERJAAN PLESTERAN
7.1 Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, semua pipa-pipa instalasi ruang akan
dipasang tertanam dalam dinding harus sudah tertanam dengan baik.
7.2 Sebelum memulai pekerjaan plesteran, permukaan dinding harus bersih dan
disiram dengan air sampai benar-benar basah.
7.3 Untuk mendapatkan ketebalan dan kerataan plesteran terlebih dahulu dibuat
kepalaan dengan jarak masing-masing 2 m.
7.4 Plesteran dinding pada pasangan bata hingga ketinggian 30 cm diatas sloof dan
pada pasangan dinding di sekeliling KM/WC sampai ketinggian 150 cm
menggunakan adukan campuran 1:2/kedap air.
7.5 Untuk Afwerking beton dan plesteran pada sudut-sudut luar bangunan
menggunakan plesteran campuran 1:3.
7.6 Plesteran pasangan bata selain poin diatas menggunakan adukan 1:4.
7.7 Plesteran harus rapi dan rata permukaannya.
7.8 Acian pada permukaan plesteran menggunakan campuran air semen,
dilaksanakan setelah plesteran keras/mengering, minimum 1 hari setelah
pekerjaan plesteran dilaksanakan.
Pasal 8
PEKERJAAN RANGKA DAN PENUTUP ATAP
8.1 Untuk bangunan ini, sebelum pemasangan atap terlebih dulu rangka kayu
8.2 Pemasangan atap dimulai dari arah bawah disusun secara horizontal untuk penutup
samping pada bagian atap tertentu digunakan list tepi atap seng gelombang. Atap
Seng Gelombang,
8.3 Perabung atap seng.
8.4 Pemasangan atap, nok atau perabung dan list tepi atap disesuaikan dengan petunjuk
teknis pemasangan yang dikeluarkan oleh pabrik.
8.5 Pemasangan atap dimulai dari arah bawah disusun secara horizontal untuk penutup
samping pada bagian atap tertentu digunakan list tepi atap seng.
8.6 Perabung atap atau nok atap seng.
8.7 Pemasangan atap, nok atau perabung dan list tepi atap disesuaikan dengan petunjuk
teknis pemasangan yang dikeluarkan oleh pabrik.
Pasal 9
PEKERJAAN KUSEN KAYU, PINTU DAN JENDELA
9.1 Kusen pintu dan jendela dari kayu mutu Klas I ( Kulim, laban dan sejenisnya )
dengan ukuran jadi tebal 5 cm dan lebar 13 cm.
9.2 Pada permukaan kusen diketam halus dan rata, siku pada setiap sudutnya.
9.3 Tidak diperbolehkan adanya cacat, retak, dan mata kayu.
9.4 Pada sisi bidang permukaan yang berhubungan langsung dengan pasangan
dinding dicat dengan cat menie, dan dipasang angker dari besi dia 8 mm
sepanjang 10 cm.
9.5 Pada bagian bawah kusen yang langsung berhubungan langsung dengan
pantai dipasang neut kusen dari beton camp 1 : 3 :5 setinggi 10 cm.
9.6 Kunci Tanam 2 x slag untuk masing-masing unit pintu panil.
9.7 Engsel dipasang 3 buah untuk setiap daun pintu panil dan 2 buah untuk daun
jendela panil.
9.8 Grendel dipasang 2 buah untuk setiap daun pintu panil dan 1 buah untuk 1
daun jedela panil berikut hak anginnya.
9.9 Bahan yang digunakan untuk bidang pintu panel dan jendela dari kayu Klas I
( tembusu / sejenis ).
Pasal 10
PEKERJAAN PLAFOND
10.1 Plafond bagian dalam bangunan dan teras (entarnce) menggunakan plafond
triplek tebal 3 mm. Pada pertemuan plafond dengan dinding dipasang list/profil.
Sedangkan palfond bagian luar bangunan menggunakan plafond piri-piri dari
papan 2/10 diketam 4 sisi
10.3 Kerangka plafond dari kayu meranti kelas 2, kerangka induk 5/10 dan pembagi 5/7.
Pasal 11
PEKERJAAN PENGECATAN
11.1 Komponen-komponen bangunan yang dicat minyak : Kozen, dan daun pintu,
jendela, Lisplank, piri-piri dan List plafond.
11.2 Pada bidang-bidang permukaan kayu yang akan dicat digosok dengan kertas
gosok sampai halus dan didompol untuk menutupi pori-pori kayu dan digosok
sampai halus.
11.3 Pengecatan dilakukan sebanyak 3 kali sapuan atau sampai tekstur permukaan
kayu tidak terlihat.
11.4 Direksi pengawas menentukan warna pilihannya, kontraktor menyiapkan bahan
dan contoh atas biaya kontraktor.
11.5 Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh plasteran
bangunan dan / atau bagian yang ditentukan gambar.
11.6 Untuk dinding luar bangunan menggunakan cat air khusus tembok luar
Wallsealer dari bahan Acrylic Emulsion dan dinding dalam bangunan
menggunakan cat air merk Catylac atau setara dengan pilihan warna ditentukan
oleh Direksi Pengawas.
11.7 Pekerjaan cat langit-langit / plafond dari cat air sebanyak 3 kali sapuan / sampai
tekstur plafond tidak terlihat.
Pasal 12
PEKERJAAN LANTAI
12.1 Lantai bangunan adalah plat beton bertulang 1 : 2 : 3 tebal 10 cm.
12.2 Selama pengerasan 3 x 24 jam setelah bahan lantai dipasang, bidang lantai
boleh dipergunakan, diinjak atau diberi beban apapun.
12.3 Bahan-bahan yang dapat merusak unit lantai seperti : minyak residu, teak oil
dan lain-lain harus dijauhkan dari permukaan lantai.
Pasal 13
PEKERJAAN PELAPIS LANTAI DAN DINDING
13.1 Lantai bangunan cor beton tebal 7cm.
Pasal 14
PEKERJAAN SANITARY
14.1 Pemborong harus menyerahkan contoh - contoh dari seluruh material untuk
mendapatkan persetujuan sebelumnya, seluruh biaya ditanggung oleh
pemborong.
14.2 Barang/Alat sanitary merk American Standar dan Fiber (local Manufacture)
14.3 Pipa air bersih PCV dia1/2 - 3/4
14.4 Air Kotor KM/WC (floor drain) dibuang ke saluran yang ada dengan mengguna-
kan pipa PVC dia. 2".
14.5 Air Kotor KM/WC (Closet) dibuang menuju septictank dan peresapan mengguna-
kan pipa PVC dia. 3".
14.6 Pemasangan closed jongkok
14.7 Barang/Alat Sanitary harus diuji fungsinya seperti kebocoran maupun rusak
sebelum dilakukan serah terima pekerjaan dari pemborong.
Pasal 15
PEKERJAAN LISTRIK
Lingkup pekerjaan adalah :
Pengadaan dan pemasangan material dan peralatan dan pemeliharaan, testing,
pemasangan system listrik yang lengkap sesusi dengan gambar perencanaan/shop drawing
dan dokumen pelaksanaan.
Pengadaan dan pemasangan kabel distribusi tegangan rendah (TR) dari panel utama
(LVMDP/MDP) ke pabel-panel penerangan, peralatan (SDP)
Melaksanakan testing commitioning dan pemeliharaan untuk seluruh peralatan instalasi
sesuai dengan RKS dan standarisasi lainnya.
Semua material yang disuplay dan dipasang oleh pemborong harus baru dan material
tersebut harus cocok untuk dipasang didaerah tropis. Material-material haruslah dari
produk dengan kualitas baik dan produksi terbaru. Untuk material-material yang disebut
baik dan baru adalah dengan menunjukan surat order pengiriman dari dealer/agen
(pabrik).
Peralatan panel ; switch, circuit breaker, relay-relay dan konduktor
Peralatan lampu ; armature, bola lampu, ballast dan kapasitor
Peralatan instalasi ; stop kontak dan saklar
Kabel dan peralatan listrik lainnya.
Pemborong harus memberikan fotocopy dari pemesanan material yang diimport pada
keagenan ataupun importir lainnya, yang menyatakan bahwa material-material tersebut
telah dipesan (order import)
Pemborong harus menyerahkan contoh-contoh seluruh material untuk mendapatkan
persetujuan sebelumnya. Material dan peralatan yang mengalami kerusakan sebagai
akibat pemasangan dan proteksi tidak memadai tidak dapat diterima untuk instalasi
pada proyek.
Pemborong harus menyerahkan kepada pengawas daftar lengkap dari suku cadang
(spare parts) dan tambahannya.
Penghantar yang digunakan adalah kabel standar PLN dan disyahkan LMK (Prima,
Pulung atau sederajad). Semua kawat penampang 16 mm2 keatas haruslah terbuat
secara terpilin (stranded)
Tidak diperkenankan adanya sambungan (splice) baik dalam feeder maupun cabang-
cabang kecuali pada outlet. Sambungan kabel pada circuit cabang harus dibuat secara
mekanis dan harus teguh secara electric dengan cara-cara “solderless connector”.
Dalam membuat splice connector harus disambungkan pada sambung, tidak ada
kabel-kabel telanjang yang kelihatan dan tidak dapat lepas karena adanya getaran.
Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet, PVC, asbes,
gleas, tape sintetis, resin, splice compocition dan lain-lain harus dari type yang disetujui
untuk penggunaan, lokasi, tegangan dan lain-lain tertentu harus dipasang memakai
cara yang disetujui menurut perwakilan pemerintah atau manufacture.
Setiap saluran kabel dalam bangunan diperguankan pipa conduit minimum 5/8”
diameternya. Setiap percabangan atau pengambilan keluar harus mengunakan
junction box yang sesuai dengan sambungan yang lebih dari satu harus menggunakan
terminal strip didalam junction box kualitas MK, tenby atau setaraf.
Saklar-saklar dengan rating 10A/13A, 250 V pada umumnya dipasang inbow kecuali
disebutkan laian pada gmbar. Jika tidak ditentukan lain, saklar-saklar tersebut dipasang
poada tembok dengan ketinggian adalah 150 cm dari muka lantai 0,0. Stop kontak
dengan type memakai earthing contact dengan rating 13A, 250V AC. Semua pasangan
stop kontak dengan tegangan 250 AC harus dipasang rata dengan permukaan dinding
dengan ketinggian 150 cm dari muka lantai 0,0.
Setiap pemutus daya (circuit breaker) harus dilengkapi dengan plang nama pada pintu
pemutusan dan dapat dilihat dengan mudah. Cara-cara pemberian nama harus
menunjukkan dengan jelas rangkaian dari pemutusan daya atau alat-alat yang
disambung padanya.
Bus bar (rel) minimal harus dari bahan tembaga, dengan ukuran sesuai dengan
kemampuan 150 % dari arus beban terpasang yang ukurannya disesuaikan dengan
PUIL (daftar no 630 – DI – D4/PUIL 1987). Semua bus bar harus dicat dengan bahan
yang tahan lama dan sampai 75 C, dipegang oleh beban isolator dengan kuat dan
baik ke rangka panel. Bus bar disusun dan dipegang oleh isolator dengan baik untuk
system 3 phase 4 kawat seperti ditunjuk dalam gambar.Setiap panel harus mempunyai
bus netral yang diisolir terhadap tanah, dan sebuah bus pembumian selanjutnya diklem
dengan kuat pada frame dan panel serta dilengkapi dengan klem utnuk pembumian
(grounding) dari peralatan yang perlu dibumukan ( 5 ohm RT, 0.5 ohm
Telekomunikasi,0.2 ohm alat medis kesehatan).
Trafo arus adalah dari type kering dalam ruangan type jendela dengan perbandingan
kumparan-kumparan yang sesuai dengan ketelitian 0.3 (standar VDE). Pada waktu
terjadi hubungan singkat 100 KA, trafo arus untuk ampere meter juga boleh
dipergunakan bersamaan dengan KWJ meter asalkan ketelitiannya masih baik.
Peralatan listrik
Sakelar ; system rating 10 A, 220 volt AC type switch and two way switch,
push-push, flush, segi empat. Bentuk modul-white, merk clipsal/MK/legrand atau
setara
Kotak kontak type dinding (flush type) ; terminal 1 p+e, 220 volt AC, 15 A.
Bentuk persegi/ modul white merk Clipsal atau setara
Kotak kontak type dinding (flush type) ; terminal 2 p+e, 220 volt AC, 32 A.
Bentuk persegi/ modul white merk Clipsal,
Kotak kontak type dinding (flush type) ; terminal 3 p+e, 220 volt AC, 30 A.
Bentuk persegi/ modul white Merk Clipsal atau setara
Armature dan lampu/fixture TL 1x36 W, Down Light 1x18 W dan Pijar 1x25 W
Housing : bahan plat besi 0.8 mm, pembuatan harus dengan mesin dan
peralatan lampu built in.
Reflector ; bahan plat besi 0.8 mm
Semua komponen listrik bebas dalam rumahan/housing (built in) lengkap
dengan reflector.
Memakai twin lamp holder yang merupakan kesatuan dari 2 buah lampu TL
Lampu TL 2x36 watt dan Lampu Pijar 25 watt Merk National atau setara
Ballast
Ballast harus leak proof, mempunyai tempratur kerja rendah, noise less,
ballast dengan rumahan dari bahan polyester. Untuk lampu TL dengan 2 lampu
disusun/digunakan “twin lamp ballast” duc ballast (anti stroboscopic). Rated
tegangan 220 volt
Ballast harus dilengkapi dengan connection terminal merk Philips, ATCO atau
setara.
Lamp Holder dan starter Holder (sochets)
Lamp holder dan starter dari material white plastic. Dapat proteksi,
Unobtrusive dan touchproof. Lamp holder dan starter holder anti vobrator contact.
Rating lock lamp holder type dengan atau tanpa starter. Rating starter disesuaikan
dengan lampu TL, merk philps atau setara.
Instalasi Hubungan pembumian (grounding)
Cara penyelenggaran instalasi hubungan pembumian harus disesuaikan dengan
peraturan PLN yang ada (PUIL) yaitu
Grounding/arde Rumah tangga dan bangunan standar adalah 5 ohm
Box Hagger harus baru dengan merk Clipsal atau setara
Pasal 16
PEKERJAAN PEMBERSIHAN DAN SYARAT PENYERAHAN PEKERJAAN
15.1 Lokasi pekerjaan harus dibersihkan dari sisa-sisa bahan yang tidak terpakai.
Bangunan dan halaman harus sudah dalam keadaan siap dipaki, baru
penyerahan bangunan kepada pemilik dapat dilaksanakan :
15.2 Seluruh bangunan pagar selesai assesories sudah terpasang pada tempatnya
lantai dan kaca-kaca, atap dan pekerjaan lain harus sudah dibersihkan. Instalasi
listrik telah diuji dan siap disambung. Pintu dan jendela sudah terpasang dan
dapat dipergunakan dengan baik.
15.3 Apabila penyerahan pertama dapat dilaksanakan, maka dibuat suatu Berita Acara
Serah Terima Pertama Pekerjaan dilengkapi dengan tanda terima untuk :
Setengah Set Kunci Pintu
Surat Kir Instalasi Listrik
IMB ( Izin Mendirikan Bangunan )
15.4 Serah Terima Pekerjaan Kedua (terakhir) dapat dilaksanakan dengan syarat :
Semua pekerjaan, penyempurnaan, pembersihan dan perapian
Pekerjaan telah dilaksanakan dengan baik dan sempurna.
Sisa setengah set kunci diserahkan kepada Direksi
Buku Direksi dan buku tamu diserahkan Direks
Pasal 17
PENUTUP
Meskipun bestek ini sudah diusahakan selengkap mungkin namun bila persyaratan lain
tercantum dalam SNI atau memperkuat konstruksi, maka pekerjaan tersebut harus tetap
dikerjakan oleh kontraktor dan bukan merupakan pekerjaan tambah.
Semua pekerjaan yang tercantum didalam bestek, rencana anggaran biaya gambar-
gamba.r dan risalah-risalah adalah satu kesatuan pekerjaan yang wajib ditawar dan
dilaksanakan dengan baik sempurna oleh kontraktor/pemborong