Anda di halaman 1dari 15

RKS DAN SPESIFIKASI TEKNIS

DINAS PENDIDIKAN , PEMUDA


DAN OLAHRAGA
KABUPATEN KAIMANA

Pembangunan Lapangan
Multifungsi SMPN 4
Kaimana
SPESIFIKASI TEKNIS
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

PEMBANGUNAN LAPANGAN MULTIFUNGSI SMPN 4 KAIMANA


Keterangan :
Spesifikasi Teknis disusun oleh Konsultan Perencana berdasar jenis pekerjaan dengan ketentuan
:

1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan


digunakannya produksi dalam negeri;
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional;
3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistic dan dapat dilaksanakan;
4. Jadwal waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan;
5. Mencantuman macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
6. Mencantumkan syarat – syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan;
7. Mencantumkan syarat – syarat pengujian bahan dan hasil produk;
8. Mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan;
9. Mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.

A. UMUM
Kegiatan : Penginkatan Sarana dan Prasarana Dinas Pendidikan,Pemuda
dan Olahraga.
Pekerjaan : Pembangunan Lapangan Multifungsi SMPN 4 Kaimana
Lokasi Pekerjaan :Distrik Kaimana, Kabupaten Kaimana, Provinsi Papua Barat

1. Kontraktor harus melindungi Pemilik Pekerjaan dari tuntutan atas paten, lisensi, serta
hak cipta yang melekat pada barang, bahan dan jasa yang digunakan atau disediakan
Kontraktor untuk pelaksanaan Pekerjaan.

2. Apabila ada perbedaan antara standar yang disyaratkan dengan standar yang diajukan
oleh Kontraktor, Kontraktor harus menjelaskan secara tertulis kepada Direksi
Pekerjaan, sekurang-kurangnya 28 hari sebelum Direksi Pekerjaan menetapkan setuju
atau tidak.
3. Dalam hal direksi pekerjaan menetapkan bahwa standar yang diajukan kontraktor
tidak menjamin secara subtansial sama atau lebih tinggi dari standar yang
disyaratkan, maka kontraktor harus tetap memenuhi ketentuan standar yang
disyaratkan dalam Dokumen Kontrak.
4. Satu perangkat spesifikasi yang tepat dan jelas merupakan kebutuhan awal bagi Calon
Penawar untuk dapat menyusun Penawaran yang realistis dan kompetitif, sesuai

Spesifikasi Teknis| 1
dengan kebutuhan Pemilik tanpa catatan atau persyaratan lain dalam Penawaran
mereka.
5. Kecuali ditentukan lain dalam kotrak, spesifikasi harus mensyaratkan bahwa semua
barang dan bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan adalah baru, belum
digunakan, dari tipe/model yang terakhir diproduksi/dikeluarkan, dan temasuk
semua penyempurnaan yang berlaku terhadap desain dan bahan yang digunakan.
6. Dalam spesifikasi agar menggunakan sebanyak mungkin Standar Nasional Indonesia
(SNI, SII, SKSNI, dsb) untuk barang, bahan dan jasa/pengerjaan/ fabrikasi dari edisi
atau revisi terakhir, atau standar internasional (ISO, dsb) atau standar negara asing
(ASTM, dsb) yang padanannya (equivalen) yang secara subtantive sama atau lebih
tinggi dari Standar Nasional yang disyaratkan. Apabila Standar Nasional untuk
barang, bahan dan pengerjaan/jasa/fabrikasi tertentu belum ada, dapat digunakan
standar internasional atau standar negara asing.
7. Standar satuan ukuran yang digunakan pada dasarnya adalah MKS, sedangkan
penggunaan standar satuan ukuran lain dapat digunakan sepanjang hal tersebut tidak
dapat dielakkan.
8. Spesifikasi dapat terdiri dari, tetapi tidak terbatas pada :
8.1. Lingkup Pekerjaan, termasuk ketentuan angka 5 diatas
8.2. Pekerjaan yang tidak termasuk kontrak
8.3. Spesifikasi Umum :
a. Peraturan Perundang-undangan terkait, misalnya :
 UU tentang Lingkungan
 UU tentang Keselamatan Kerja
 UU/PP/SK bersama/KPTS tentang Tenaga Kerja
 UU/PP yang berlaku saat ini : A.V.(Algemene Voor Warden) ,PBI (NI 2
Th 1971), A.V.E PKKI 1971, DPTI-1970, NI3 PUBB-1966, PMI NI-18
1969, AVWI dan AVE
 Perda terkait, dsb.
b. Dokumen Acuan (berupa standar-standar) dengan meperhatikan ketentuan
tersebut pada angka 6 dan 7 di atas.
c. Survey
d. Hari kerja dan jam kerja
e. Gangguan dan keadaan darurat
f. Penyingkiran material.
8.4. Spesifikasi Khusus :
a. Lapangan
b. Bangunan/Desain/Pengerjaan Spesifik
c. Bangunan-bangunan umum dan fasilitas-fasilitas publik
d. Perancah
e. Pengedalian Lingkungan

Spesifikasi Teknis| 2
B. SPESIFIKASI UNTUK BAHAN BANGUNAN KONSTRUKSI
1. Portland Cement
- Persyaratan
 Semen yang digunakan dari Portland Cement jenis II N.I.8 type I menurut
A.S.T.M. “memenuhi S 400” dan standar dari Assosiasi Cement Indonesia atau
memenuhi standar mutu dalam SNI. Penggunaan semen abu-abu/bosowa/tiga
roda/conch atau sejenis dan memiliki kualitas yang sama/serupa disarankan
untuk dipergunakan dalam pekerjaan ini.
 Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhya dalam satu Zak Semen,
tidak diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan campuran.
- Penyimpanan
 Semen harus disimpan dalam gudang yang kedap air dan berventilasi baik,
diatas lantai 30 cm. Kantong – kantong berisi semen tidak boleh ditumpuk
lebih dari 10 lapis, atau ditumpk langsung diatas lantai. Penyimpanan semen
harus selalu terpisah untuk setiap pengiriman.
 Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhidar dari tempat yang
lembab agar semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan sement harus
ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang
masuk harus dipisahkan dari sement yang telah ada agar pemaian semen dapat
dilakukan menurut urutan pengiriman.
- Pemeriksaan
 Kontraktor harus memberitahukan kepada Konsultan Pengawas kapan dan
dimana semen itu dihasilkan. Konsultan Pengawas mengadakan pemeriksaan
di tempat penimbunan dan mengambil contoh – contoh semen timbunan
tersebut untuk keperluan pemeriksaan di Laboratorium, jika kualitasnya
diragukan. Semen yang dinyatakan afkir oleh Konsultan Pengawas, tidak boleh
dipergunaan dan harus disingkir keluar proyek. Apabila Kontraktor masih
mempergunakan semen yang diafkir tersebut untuk pekerjaan beton maka
kepada Kontraktor , dapat diperintahkan untuk membongkar beton tersebut
dan harus menggantinya dengan semen yang disetujui atas biaya Kontraktor.
 Untuk mencegah semen dalam zak disimpan terlalu lama sesudah
penerimaan, kontraktor hendaknya memakai semen menurut urutan
kronologis yang diterima dalam gudang penyimpanan.

2. Kerikil
- Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi
dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam PBI 1971.
- Untuk Beton mutu fc’ = 14.5 Mpa (K-175) menggunakan material kerikil beton
batu pecah (Split).

Spesifikasi Teknis| 3
- Penumpukan material kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis
material tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan beton dengan komposisi
material yang tepat.
- Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian – bagian yang halus, muda
pecah, keropos, tipis atau panjang – panjang, bebas dari bahan – bahan organic
atau dari substansi yang merusak.
3. Pasir
- Pasir yang digunakan adalah pasir beton, mempunyai karakter fisik keras dan
tajam, kandungan lumpur tidak lebih dari 5%.Ukuran butir pasir Pekerjaan yang
memerlukan adukan semen pasir yang bersifat kasar, ukuran butir pasir
maksimum 5mm. Untuk plester halus di atas plester kasar, ukuran butir pasir
maksimum 1mm.
- Untuk bahan agregat (halus dan kasar) dapat dipakai agregat alami atau buatan
asal memenuhi syarat menurut PBI – 1971
- Bila dianggap perlu, dapat dilakukan pengujian butiran dengan memperhatikan
persyaratan PUBI – 1982.
- Agregat halus harus bersih, keras dan berbutir tajam, bebas dari lumpur, gumpalan
tanah/lumpur, bahan organic lainnya yang dapat mengurangi atau merusak mutu
beton
4. Air
- Air yang dapat dipakai untuk pelaksanaan pekerjaan Adukan Semen Pasir adalah
.Air bebas dari bahan-bahan: organis, asam alkali, garam, atau bahan-bahan lain
yang dapat mempengaruhi daya ikatan maupun mutu kekuatan adukan.
- Ph = 7 Lot 2 Technical Spesification 15
- Kadar SO4 maksimum 5g/l d. Kadar CL maksimum 15g/l e. Daya oksidasi
terhadap bahan organis dengan memakai larutan KMnO4 tidak boleh lebih dari
1mg/l.
5. Batu Belah
- Batu kali yang digunakan adalah batu belah, tidak berpori serta mempunyai
kekerasan sesuai dengan syarat – syarat dalam SK.SNI 1991. Ukuran Batu Kali
maksimal 20 cm.
6. Kayu yang Akan digunakan sebagai Bekisting
- Kayu tidak mengalami defotmasi, kayu harus cukup tebal
- Kedap air; dengan menutup semua celah dengan tape
- Tahan terhadap getaran vibrator dari luar maupun dari dalam bekisting
- Semua ukuran cetakan harus tepat sesuai dengan gambar dan sama disemua
tempat untuk bentuk dan ukuran yang dikehendaki.
- Staiger cetakan beton harus dari kayu dolken diameter 8 cm atau pipa –pipa baja
dan tidak diperkenankan mempergunakan bamboo.
7. Besi Beton
- Besi Beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu U – 32 tegangan leleh
karakteristik minimum 3200 kg/cm2.
Spesifikasi Teknis| 4
- Untuk besi Diameter diatas 12 mm (Besi Ulir) (BJTD) U-24 tegangan Leleh
Karakteristik minimum 2400 kg/cm2
- Untuk besi Diameter 8 mm s/d Diameter 16 mm (besi ulir) (BJTD) Daya Lekat baja
tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan bahan lainnya.
- Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh
disimpan diudara terbuka dalam jangka waktu panjang. Membengkon dan
meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batan dingin.
- Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta
persetujuan Direksi terlebih dahulu. Jika pemborong tidak berhasil memperoleh
diameter besi sesuai denga ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan
penukaran dengan diameter yang terdekat dengan catatan:
 Harus ada persetujuan Direksi
 Jumlah Besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempatkan tersebut tidak
boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang
dimaksud adalah jumlah luas). Biaya tambahan yang diakibatkan oleh
penukaran diameter besi menjadi tanggung jawab pemborong.
8. Selimut Beton
Penepatan besi beton didalam cetakan tidak boleh menyinggung dinding atau dasar
cetakan, serta harus mempunyai jarak tetap untuk setiap bagian – bagian konstruksi,
apabila tidak ditentukan di dalam gambar rencana, maka tebal selimut beton untuk
satu sisi pada masing – masing konstruksi adalah sebagai berikut :
- Kepada tiang (poer)
- Balok Sloof 4 cm
- Balok 3 cm
- Kolom 4 cm
- Pelat beton 1.5 cm
9. Mutu Beton
Mutu beton yang digunakan untuk pekerjaan struktur adalah, fc’ = 14.5 (K-175).
Sebelum dilaksanakannya pekerjaan beton harus ada perhitungan mix desain untuk
komposisi campuran mutu beton yang akan dipakai sebagai pedoman untuk peekrjaan
beton tersebut.
10. Dan Lain – Lain
Pada bagian beton yang ada pekerjaan lanjutan harus dibuatkan stek besi sepanjang
1m’ atau menurut petunjuk direksi (pengawas lapangan).
11. Bata
Bentuk Standar bataku adalah prisma empat persegi panjang, bersudut siku –siku dan
tajam, permukaanya rata dan tidak menampakkan adanya retak – retak yang
merugikan. Bata merah dibuat dari tanah liat dengan atau campuran bahan lainnya,
yang dibakar pada suhu cukup tinggi hingga tida hacur bila direndam.

Spesifikasi Teknis| 5
C. SPESIFIKASI UNTUK MASING – MASING PEKERJAAN
a. Pekerjaan Persiapan
 Lingkup Pekerjaan
1. Pengukuran dan Pasang Bowplank
2. Bangsal Kerja dan Gudang Bahan
3. Papan Nama Proyek
 Persyaratan Bahan
- Untuk bouwplank menggunakan kayu meranti 5/7 dan papan meranti ukuran
2/20
- Untuk Direksi Keet, Gudang dan Bangsal Kerja Rangka Kayu Dinding Papan dan
atap seng BJLS 30
- Untuk papan nama proyek digunakan tiang dan kayu meranti dan tripleks atau
plat seng.
 Pedoman Pelaksanan
- Pembuatan papan nama proyek dengan menggunakan papan dipalisi seng dengan
ukuran 200 x 100 cm. didirikan tegak diatas kayu 5/7 cm setinggi 240 cm.
diletakkan pada tempat yang mudah dilihat umum. Dimana papan nama proyek
memuat ;
a) Nama proyek
b) Pemilik proyek
c) Lokasi proyek
d) Jumlah biaya (Kontrak)
e) Nama Konsultan Perencana
f) Nama Konsultan Pengawas
g) Nama Pelaksana (Kontraktor)
h) Proyek dimulai tanggal,bulan,tahun
- Sebelum pekerjaan dimulai kontraktor harus melakukan pemebrsihan, pengukuran
dari existing yang ada dan membuat patok-patok dan pemasangan bouwplank
 Pengukuran Hasil Kerja
Pekerjaan ini dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dipasang
sesuai dengan gambar dan spesifikasi ini serta telah disyahkan oleh Direksi/Pengawas
Lapangan.

b. Pekerjaan Tanah dan Pondasi


 Lingkup Pekerjaan
1. Pek.Galian Tanah Pondasi
2. Pek.Timbun Kembali Hasil Galian
3. Pek.Urungan Tanah Pilihan (Leveling Halaman)
4. Pek. Urug Pasir Bawah Pondasi/Lantai
5. Pek.Batu Kosong
6. Pek.Pondasi Batu Kali 1 : 4

Spesifikasi Teknis| 6
 Pelaksanaan Pekerjaan
1) Pek. Galian Tanah Pondasi
- Galian tanah yang sifatnya sementara seperti pekerjaan sodetan dikerjakan sesuai
pedoman direksi. Penimbunan kembali pada saat pekerjaan dinyatakan selesai
harus dengan petunjuk pada pasal pekerjaan timbunan tanah.
- Galian tanah yang sifatnya tetap atau permanen harus dilakukan sesuai dengan
garis kemiringan yang tercantum dalam gambar rencana atau sesuai dengan
petunjuk direksi.
- Pekerjaan galian tanah harus dilakukan sedemikian rupa agar keamanan
disekitarnya terjamin.
- Kelebihan galian tanah yang menyimpang dari gambar rencana akibat kelalaian
dan cara kerja yang salah harus ditimbun kembali dengan batu sehingga padat dan
biaya pekerjaan tersebut menjadi beban kontraktor.
- Apabila direksi memandang perlu, selama pekerjaan berlangsung kontraktor dapat
diperintahkan untuk merubah bentuk, kemiringan lereng, kedalaman maupun
perintah lainnya atas izin atau persetujuan tertulis dari direksi, kontraktor tidak
dibenarkan melaksanakan galian tanah yang tidak sesuai atau menyimpang dari
gambar rencana.
- Apabila direksi memerintahkan untuk mengubah jalur galian dari rencana semula,
maka pekerjaan pembersihan untuk jalur baru tetap berpedoman pada pasal 1
Pekerjaan Persiapan
- Apabila lokasi kerja tidak mengalami surut sempurna maka metode yang
digunakan oleh kontraktor harus menggunakan bantuan terpal dan alkon
- Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan galian tanah disesuaikan dengan situasi
dan kondisi di lapangan seperti : Scovel, backhoe, dragline, trackdoser, clam shell,
pacul, sekop, pakuan, linggis atau sesuai petunjuk direksi.
2) Pek.Timbun Kembali Hasil Galian
- Bahan urugan harus bebas dari akar tumbuhan, kotoran sampah, bahan – bahan
organik dan kotoran – kotoran lainnya
- Bila dalam pelaksanaannya, kontraktor menggunakan bahan urugan yang tidak
memenuhi persyaratan, Direksi/Konsultan pengawas berhak unutk menghentikan
pekerjaan pengurungan dan mewajibkan kontraktor untuk menggali kembali
urugan dengan bahan yang tidak memenuhi syarat dan kontraktor harus
menggantinya dengan bahan urugan yang memenuhi syarat atas biaya sendiri
3) Pek.Urungan Tanah Pilihan (Leveling Halaman)
- Melakukan rekomendasi material dan pekerjaan kepada direksi, konsultan dan
pengawas.
- Memuat material timbunan pilihan dari hasil galian pada lokasi pekerjaan dengan
dum truk. Dan ditumpuk dengan jarak tertentu pada lokasi pekerjaan.
- Timbunan pilihan dihampar , yang kemudian disiram dan dipadatkan dengan
stamper sampai mencapai ketebalan dan kepadatan sesuai ketentuan dari Direksi.
Spesifikasi Teknis| 7
- Perapihan hasil pekerjaan, setiap material sisa diangkut untuk dibuang pada area
yang telah ditentukan.
4) Pek. Urug Pasir Bawah Pondasi/Lantai
- Melakukan rekomendasi material dan pekerjaan kepada direksi, konsultan dan
pengawas.
- Pasir di hampar, kemudian di siram dan di padatakan manual sesuai ketebalan
pada gambar.
5) Pek.Batu Kosong dan Pek.Pondasi Batu Kali 1 : 4
 Persyaratan Bahan
- Untuk pekerjaan batu kali/belah digunakan Batu kali/belah yang berukuran
maksimum 10 cm – 15 cm, berwarna abu-abu hitam dan tidak berpori.
 Pedoman Pelaksanaan
- Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran- pengukuran
untuk as-as pondasi sesuai dengan gambar konstruksi. Setiap pentahapan
pekerjaan Pondasi ini kontraktor harus membuat Shop Drawing dan
Direksi/Pengawas Lapangan. Pemborong wajib melaporkan kepada Direksi bila
ada perbedaan gambar konstruksi dengan gambar arsitektur atau bila ada
hal-hal yang kurang jelas. Dibawah dasar pondasi didasari dengan pasir pasang
setebal ±5 cm dan dipadatkan.
- Pondasi pasangan batu kali/batu belah
- Sebagai lantai kerja untuk pasangan pondasi ini dipasang aanstampang, terdiri
dari batu kali dan pasir pasang (pasangan batu kosong). Lapisan ini juga harus
dipadatkan, dengan menyiram air diatasnya, sehingga pasir akan
mengisi rongga-rongga batu kali tersebut.

c. Pekerjaan Beton
1. Pekerjaan Plat Beton T – 10 cm K225
2. Cor SLoof Beton
 Bahan dan syarat pelaksanaannya
- Mutu beton yang dipakai K-175 dan baja tulangan yang dipakai BJTD
320 MPa dan BJTP 240 MPa untuk pekerjaan sloof,kolom dan balok seperti
dijelaskan pada pasal mengena pekerjaan beton.
- Bekisting harus dipasang dengan kuat dan tepat pada posisi sesuai
dengan gambar rencana. Dibawah beton sloof harus dibuat lantai kerja
dari beton tumbuk tebal 5 cm.
- Stek-stek kolom, harus distek setepat-tepatnya sebelum pengecoran beton
dilaksanakan.
- Harus diperhatikan selebum memasang bekisting dan tulangan sloof,
pipa-pipa pembuangan air-kotor dan supply air bersih yang lewat dibawah
sloof harus sudah terpasang pada posisi yang tepat.

Spesifikasi Teknis| 8
- Penyediaan dan pemasangan bahan lapisan kedap air pada daerah basah,
serta penyediaan dan pemasangan talang-talang air dari pipa PVC berikut
klem-klemnya
- Beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini harus
mempunyai mutu karakteristik minimal K-175 .
- Baja yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini harus
mempunyai mutu baja minimal BJTP 240 MPa dan BJTD 320 MPa.
- Bahan-bahan lainnya dan syarat-syarat pelaksanaannya sama dengan
syarat-syarat seperti dijelaskan pada Pasal-Pasal RKS ini.
- Bahan Beton dan Syarat-syarat pelaksanaannya
 Bahan – Bahan
a) Portland Cement
b) Pasir
c) Kerikil
d) Air
- Syarat – Syarat Pelaksanaan
 Shop Drawing
Perhitungan Konstruksi sebelum melaksanak pekerjaan beton, kontraktor
diharuskan membuat:
- Membuat shop drawing untuk mendapatkan persetujuan konsultan pengawas.
- Memeriksa gambar yang dibuat oleh Konsultan Perencana, jika terdapat kesalahan
yang membahayakan, kontraktor harus melaporkan kepada konsultan Pengawas
yang selanjutnya akan meneruskan kepada Konsultan Perencana. Sebelum ada
kepastian mengenai Kebenaran gambar tersebut, kontraktor tidak diijinkan
melaksanakan bagian pekerjaan tersebut.
 Penulangan
- Baja tulangan sebelum dipasang harus dibersihkan dari kotoran, karat lepas,
serpih-serpih, minyak gemuk dan lapisan lainnya yang akan merusak atau
mengurangi daya lekat pada beton.
- Baja tulangan harus dipotong dan dibentuk dengan teliti sesuai dengan bentuk
dan ukuran yang tertetra dalam gambar. Baja tulangan tidak boleh diluruskan
atau dibengkokkan kembali dengan cara yang dapat merusak bahannya.
- Baja tulangan harus dipasang pada posisi yang tepat sesuai gambar rencana/
harus diusahakan, agar posisinya tidak berubah atau bergeser pada saat beton
dipadatkan.
- Pada umumnya pengujian besi tulangan dilakukan sesuai PBI-1971 yaiitu
mempunyai kekuatan leleh minimum 3600 kg/cm2 . Jika besi tulangan tersebut
tidak memenuhi kekuatan yang disyaratkan, maka kelompok yang tidak
memenuhi syarat tersebut harus disingkirkan dan tidak boleh digunakan.

Spesifikasi Teknis| 9
 Pengecoran
- Sebelum dilakukan pengecoran, kontraktor harus mempersiapkan dengan sebaik –
baiknya segala sesuatu yang berhubungan dengna pengecoran antara lain;
meneliti kembali tulangan yang telah dikerjakan dan menyesuaikan dengan
gambar apabila terdapat kesalahan/ tulangan yang bengkok, ikatan – ikatan yang
lepas atau berobha posisinya harus dibetulkan. Meneliti semua instalasi yang akan
tertanam dalam beton, apakah sudah tertanam dengan baik. Memberitahukan
dahulu kepada Konsultan Pengawas tentang pengecoran yang akan dilakukan/
jika tidak ada pemberitahuan tertulis atau persiapan pengecoran tidak disetujui,
maka kontraktor beton dapat diperintahkan untuk menyingkitkan beton yang
akan dicorkan tersebut.
- Beton harus dicorkan sedekat – dekatnya ke tujuan. Untuk pengecoran suatu unit
atau bagian pekerjaan harus dilanjutkan tanpa berhenti, dan tidak boleh terputus
tanpa persetujuan dari konsultan pengawas.
- Pengecoran harus diselesaikan sebelum adukan mulai mengental yang dalam
keadaan normal biasanya dalam waktu 30 menit. Tidak diijinkan mengecor pada
waktu hujan turun, kecuali Kontraktor mengambil tindakan yang yang bisa
mencegah kerusakan beton dan telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
- Adukan beton harus dipadatkan secara seksama, dengan menggunakan alat
penggetar. Penggetaran harus dimulai pada saat adukan dituangkan dan
dilanjutkan sampai adukan berikutnya.
- Untuk melindungi beton yang baru dicor dari cahaya matahari, hujan dan angina
sampai beton tersebut mengeras dengan baik dan untuk mencegah pegneringan
yang terlalu cepat, harus dilakukan perawatan beton sebagai berikut :
- Semua cetakan yang sudah diisi adukan beton, dibasahi sampai cetakan tersebut
dibongkar.
- Membasahi selama 14 hari terus menerus sampai permukaan beton cukup
mengeras.

 Campuran Beton
- Dibuat dengan perbandingan volume sebagai berikut:
Campuran Penggunaan
B1 1:1 Untuk semua beton bertulang kedap air spt. plat atap,
luifel dan bak-bak
air.
B2 1:2:3 Untuk semua beton bertulang spt. Sloof, beton per,
plat lantai,
kolom balok-balok, dll.
B3 1:3:5 Untuk semua beton tak bertulang, rabat, neut, beton
angker dan batu
tepi.

Spesifikasi Teknis| 10
- Beton dibentuk dari campuran Portland Cement, Pasir Beton, Kerikil dan Air
seperti ditentukan sebelumnya dengan perbandingan yang serasi dan diolah
sebaik – bainya sampai pada kekentalan yang tepat.
- Penakaran Semen dan Agregat (halus dan kasar), harus dengan kotak – kotak
takaran yang sama volumenya. Banyaya air untuk campuran beton ditentukan
sedemikian rupa, sehigga mudah dikerjakan sesuai penggunannya dan akan
menghasilkan kepadatan beton yang tepat, kekedapan serta kekuatan yang
dikehendaki.
- Semua pengadukan jenis beton harus menggunakan mesin pengaduk (beton
moleh) yang berkapasitas tidak kurang dari 350 Liter. Pengaduk harus rata,
sehingga warna dan kekentalanya sama setiap kali membuat adukan.

 Perawatan Beton
- Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban untuk
paling sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan
cara sebagai berikut:
- Dipergunakan karung-karung yang senantiasa basah sebagai penutup
beton.
- Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan tidak
mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya pembesian pada
permukaan beton, dan lain-lain yang tidak memenuhi syarat, harus
dibongkar kembali sebagian atau seluruhnya menurut perintah Direksi.
Untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki segera atas resiko
pemborong.
 Pengukuran Hasil Kerja
Pekerjaan ini dapat di nilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah
selesai dipasang sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta
telah disyahkan oleh Direksi/Pengawas Lapangan.

d. Pekerjaan Lantai
1. Pek.Plesteran Tembok Biasa 1 : 4T-4cm
2. Pek. Cor Rabat Beton
 Persyaratan Bahan
Bahan Pasir, Semen, dan Air mengikuti Persyaratan yang telah digariskan dalam
pasar Spesifikasi Bahan Konstruksi.
 Pedoman Pelaksanaan
- Sebelum plesteran dilakukan, maka :
. Dinding dibersihkan batu bata dikorek sedalam 0.5 cm
. Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan
plesteran dapat merekat dengan baik.

Spesifikasi Teknis| 11
.Dinding Harus dilot.
- Adukan plesteran pasangan bata kedap air dipakai campuran 1 PC :
2 PS, sedangkan plesteran bata lainnya dipergunakan campuran 1 PC : 4 PS
- Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama
tebalnya dan tidak diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis dan terlalu
tebal.
- Ketebalan yang diperbolehkan berkisar antara 1,00 cm sampai 1,50 cm.
Untuk mencapai tebal plesteran yang rata sebaiknya diadakan
pemeriksaan secara silang dengan menggunakan mistar kayu panjang yang
digerakkan secara horizontal dan vertikal.
- Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus
diusahakan memperbaikinya secara keseluruhan. Bidang-bidang yang
harus diperbaiki hendaknya dibongkar secara teratur (dibuat bongkaran
berbentuk segi empat) dan plesteran baru harus rata dengan sekitarnya.
- Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama
seminggu sejak permulaan plesteran.
- Pekerjaan plesteran baru boleh dilaksanaka setelah pekerjaan penutup atap
selesai dipasang dari semua kotoran
- Dinding dibasahi dengan air
- Semua siar permukaan dinding

e. Pek. Tiang Dan Jaring


1. Pek. Tiang dan Jaring
- Ukuran ring permainan bola basket standar internasional atau menurut FIBA,
memiliki lingkar 450 mm dengan ketebalan bibirnya mencapai 20 mm.
- Jaring yang terpasang di ring permainan bola basket harus terpasang pada lingkar
bibir ring, serta terbuat dari bahan yang meredam laju bola ketika melaluinya.
Titik pemasangan jaring pada ring permainan bola basket berjumlah 12 buah,
tidak memiliki sudut tajam, dan tidak mempunyai rongga untuk mencegah jari
pemain tersangkut.
- Selain itu, ring permainan bola basket dilengkapi dengan jaring pada bagian
bawah, dengan panjang sekitar 450 mm. Lebar dari papan di belakang ring
permainan bola basket alias backboard adalah 1.800 mm secara horizontal
dengan tinggi vertikalnya 1.050 mm. Untuk kejuaraan bola basket tingkat atas di
bawah naungan FIBA, backboard berwarna transparan dan terbuat dari bahan
seperti serat kaca dengan permukaan rata. Garis pada bagian tepi backboard
harus berwarna putih dengan lebar 50 mm, begitu juga dengan garis berbentuk
kotak di atas ring.
- Struktur penyangga atau tiang tersebut wajib memiliki lapisan pelindung
(padding) dengan ketinggian minimal 2,15 meter.

Spesifikasi Teknis| 12
f. Pekerjaan Cat dan Finishing
1. Pek. Cat Lantai Lapangan Basket
 Pengecatan dinding harus dilakukan menurut proses sebagai berikut :
1) Pengosokan dinding dengan batu gosok sampai rata dan halus, setelah itu dilap
dengan kain basah hingga bersih.
2) Melapis dinding dengan plamur tembok, dipoles sampai rata. Setelah betul –
betul kering digosok dengan amplas halus dan dilap dengan kain kering yang
bersih.
3) Pengecatan dengan cat tembok emulsion sampai rata, minimal 2 (dua) kali.
4) Pekerjan ca tembok harus menghasilkan warna merata dan sama
- Pengecatan plafond harus dilakukan menurut proses berikut :
1) Membersihkan bidan plafond yang akan dicat.
2) Mengecat plafond 2 (dua) kali, sehingga menghasilkan bidang pengecatan
yang merata sama dan tidak terdapat belang – belang atau noda – noda
mengelupas.
- Warna yang digunakan
Ditentukan oleh pemberi tugas atau pemilik dari bangunan tersebut
 Pengukuran Hasil Kerja
Pekerjana ini dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai
dipasang sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta telah disahkan
oleh Direksi/Pengawas Lapangan.

g. Pekerjaan Akhir
1. Pembersihan Akhir
2. Foto
a. Pembersihan Akhir
Pekerjaan akhir yang berupa pembersihan akhir, dilaksanakan setelah seluruh
pelaksanaan pekerjaan konstruksi fisik selesai. Kontraktor diwajibkan membuang
semua sisa-sisa bahan bangunan yang tidak terpakai dari lokasi proyek, yang
diakibatkan oleh adanya pelaksanaan konstruksi fisik. Pelaksanaan pembersihan
meliputi seluruh bangunan serta halamannya sejauh lebih kuran 5 m dari masing-
masing bangunan.
b. Foto Dokumentasi
 Pengambilan foto-foto proyek untuk dokumentasi terdiri dari beberapa
arahyang diatur oleh Pengawas Lapangan / Direksi.
 Semua klise (negative) foto dari proyek tersebut harus dikumpulkan
dandikirim kekantor Dinas yang bersangkutan sebagai dokumen.
 Foto-foto dalam keadaan 0 % harus diambil sebelum pekerjaan dimulaibeserta
ada papan pengenal proyek.
 Foto fisik untuk setiap pengambilan termin.

Spesifikasi Teknis| 13
 Bahan-bahan atau laporan harian/mingguan dan bulanan setiap
kalipengambilan termin harus disampaikankekantor Dinas yang bersangkutan.

Konsultan Perencana
CV. MBAHAM TEKNIK KONSULTAN

SYAMSUDIN KABES
DIREKTUR

Spesifikasi Teknis| 14

Anda mungkin juga menyukai