Anda di halaman 1dari 23

RKS DAN SPESIFIKASI TEKNIS

DINAS PENDIDIKAN , PEMUDA


DAN OLAHRAGA
KABUPATEN KAIMANA

Pembangunan Rumah Guru


Type 42 M2 SD Inpres 2
Kaimana
SPESIFIKASI TEKNIS
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
PEMBANGUNAN RUMAH GURU TYPE 42 M2 2 UNIT SD INPRES 2 KAIMANA
Keterangan :
Spesifikasi Teknis disusun oleh Konsultan Perencana berdasar jenis pekerjaan dengan ketentuan :

1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan


digunakannya produksi dalam negeri;
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional;
3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistic dan dapat dilaksanakan;
4. Jadwal waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan;
5. Mencantuman macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
6. Mencantumkan syarat – syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan;
7. Mencantumkan syarat – syarat pengujian bahan dan hasil produk;
8. Mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan;
9. Mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.

A. UMUM

Kegiatan : Penginkatan Sarana dan Prasarana Dinas Pendidikan,Pemuda dan


Olahraga.
Pekerjaan : Pembangunan Rumah Guru Type 42 M2 2 Unit SD Inpres 2
Kaimana
Lokasi Pekerjaan :Distrik Kaimana, Kabupaten Kaimana, Provinsi Papua Barat

1. Kontraktor harus melindungi Pemilik Pekerjaan dari tuntutan atas paten, lisensi, serta hak
cipta yang melekat pada barang, bahan dan jasa yang digunakan atau disediakan
Kontraktor untuk pelaksanaan Pekerjaan.
2. Apabila ada perbedaan antara standar yang disyaratkan dengan standar yang diajukan
oleh Kontraktor, Kontraktor harus menjelaskan secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan,
sekurang-kurangnya 28 hari sebelum Direksi Pekerjaan menetapkan setuju atau tidak.
3. Dalam hal direksi pekerjaan menetapkan bahwa standar yang diajukan kontraktor tidak
menjamin secara subtansial sama atau lebih tinggi dari standar yang disyaratkan, maka
kontraktor harus tetap memenuhi ketentuan standar yang disyaratkan dalam Dokumen
Kontrak.

Spesifikasi Teknis | 1
4. Satu perangkat spesifikasi yang tepat dan jelas merupakan kebutuhan awal bagi Calon
Penawar untuk dapat menyusun Penawaran yang realistis dan kompetitif, sesuai dengan
kebutuhan Pemilik tanpa catatan atau persyaratan lain dalam Penawaran mereka.
5. Kecuali ditentukan lain dalam kotrak, spesifikasi harus mensyaratkan bahwa semua
barang dan bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan adalah baru, belum digunakan,
dari tipe/model yang terakhir diproduksi/dikeluarkan, dan temasuk semua
penyempurnaan yang berlaku terhadap desain dan bahan yang digunakan.
6. Dalam spesifikasi agar menggunakan sebanyak mungkin Standar Nasional Indonesia
(SNI, SII, SKSNI, dsb) untuk barang, bahan dan jasa/pengerjaan/ fabrikasi dari edisi atau
revisi terakhir, atau standar internasional (ISO, dsb) atau standar negara asing (ASTM,
dsb) yang padanannya (equivalen) yang secara subtantive sama atau lebih tinggi dari
Standar Nasional yang disyaratkan. Apabila Standar Nasional untuk barang, bahan dan
pengerjaan/jasa/fabrikasi tertentu belum ada, dapat digunakan standar internasional
atau standar negara asing.
7. Standar satuan ukuran yang digunakan pada dasarnya adalah MKS, sedangkan
penggunaan standar satuan ukuran lain dapat digunakan sepanjang hal tersebut tidak
dapat dielakkan.
8. Spesifikasi dapat terdiri dari, tetapi tidak terbatas pada :
8.1. Lingkup Pekerjaan, termasuk ketentuan angka 5 diatas
8.2. Pekerjaan yang tidak termasuk kontrak
8.3. Spesifikasi Umum :
a. Peraturan Perundang-undangan terkait, misalnya :
 UU tentang Lingkungan
 UU tentang Keselamatan Kerja
 UU/PP/SK bersama/KPTS tentang Tenaga Kerja
 UU/PP yang berlaku saat ini : A.V.(Algemene Voor Warden) ,PBI (NI 2 Th
1971), A.V.E PKKI 1971, DPTI-1970, NI3 PUBB-1966, PMI NI-18 1969,
AVWI dan AVE
 Perda terkait, dsb.
b. Dokumen Acuan (berupa standar-standar) dengan meperhatikan ketentuan
tersebut pada angka 6 dan 7 di atas.
c. Survey
d. Hari kerja dan jam kerja
e. Gangguan dan keadaan darurat
f. Penyingkiran material.
8.4. Spesifikasi Khusus :
a. Lapangan
b. Bangunan/Desain/Pengerjaan Spesifik
c. Bangunan-bangunan umum dan fasilitas-fasilitas publik

Spesifikasi Teknis | 2
d. Perancah
e. Pengedalian Lingkungan

B. SPESIFIKASI UNTUK BAHAN BANGUNAN KONSTRUKSI


1. Portland Cement
- Persyaratan
 Semen yang digunakan dari Portland Cement jenis II N.I.8 type I menurut A.S.T.M.
“memenuhi S 400” dan standar dari Assosiasi Cement Indonesia atau memenuhi
standar mutu dalam SNI. Penggunaan semen abu-abu/bosowa/tiga roda/conch
atau sejenis dan memiliki kualitas yang sama/serupa disarankan untuk
dipergunakan dalam pekerjaan ini.
 Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhya dalam satu Zak Semen,
tidak diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan campuran.

- Penyimpanan
 Semen harus disimpan dalam gudang yang kedap air dan berventilasi baik, diatas
lantai 30 cm. Kantong – kantong berisi semen tidak boleh ditumpuk lebih dari 10
lapis, atau ditumpk langsung diatas lantai. Penyimpanan semen harus selalu
terpisah untuk setiap pengiriman.
 Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhidar dari tempat yang lembab
agar semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan sement harus ditinggikan
30 cm dan tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk harus
dipisahkan dari sement yang telah ada agar pemaian semen dapat dilakukan
menurut urutan pengiriman.
- Pemeriksaan
 Kontraktor harus memberitahukan kepada Konsultan Pengawas kapan dan
dimana semen itu dihasilkan. Konsultan Pengawas mengadakan pemeriksaan di
tempat penimbunan dan mengambil contoh – contoh semen timbunan tersebut
untuk keperluan pemeriksaan di Laboratorium, jika kualitasnya diragukan.
Semen yang dinyatakan afkir oleh Konsultan Pengawas, tidak boleh dipergunaan
dan harus disingkir keluar proyek. Apabila Kontraktor masih mempergunakan
semen yang diafkir tersebut untuk pekerjaan beton maka kepada Kontraktor ,
dapat diperintahkan untuk membongkar beton tersebut dan harus menggantinya
dengan semen yang disetujui atas biaya Kontraktor.
 Untuk mencegah semen dalam zak disimpan terlalu lama sesudah penerimaan,
kontraktor hendaknya memakai semen menurut urutan kronologis yang diterima
dalam gudang penyimpanan.

Spesifikasi Teknis | 3
2. Kerikil
- Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan
kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam PBI 1971.
- Untuk Beton mutu fc’ = 14.5 Mpa (K-175) menggunakan material kerikil beton batu
pecah (Split).
- Penumpukan material kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis material
tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan beton dengan komposisi material
yang tepat.
- Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian – bagian yang halus, muda pecah,
keropos, tipis atau panjang – panjang, bebas dari bahan – bahan organic atau dari
substansi yang merusak.
3. Pasir
- Pasir yang digunakan adalah pasir beton, mempunyai karakter fisik keras dan tajam,
kandungan lumpur tidak lebih dari 5%.Ukuran butir pasir Pekerjaan yang
memerlukan adukan semen pasir yang bersifat kasar, ukuran butir pasir maksimum
5mm. Untuk plester halus di atas plester kasar, ukuran butir pasir maksimum 1mm.
- Untuk bahan agregat (halus dan kasar) dapat dipakai agregat alami atau buatan asal
memenuhi syarat menurut PBI – 1971
- Bila dianggap perlu, dapat dilakukan pengujian butiran dengan memperhatikan
persyaratan PUBI – 1982.
- Agregat halus harus bersih, keras dan berbutir tajam, bebas dari lumpur, gumpalan
tanah/lumpur, bahan organic lainnya yang dapat mengurangi atau merusak mutu
beton
4. Air
- Air yang dapat dipakai untuk pelaksanaan pekerjaan Adukan Semen Pasir adalah .Air
bebas dari bahan-bahan: organis, asam alkali, garam, atau bahan-bahan lain yang
dapat mempengaruhi daya ikatan maupun mutu kekuatan adukan.
- Ph = 7 Lot 2 Technical Spesification 15
- Kadar SO4 maksimum 5g/l d. Kadar CL maksimum 15g/l e. Daya oksidasi terhadap
bahan organis dengan memakai larutan KMnO4 tidak boleh lebih dari 1mg/l.
5. Batu Belah
- Batu kali yang digunakan adalah batu belah, tidak berpori serta mempunyai kekerasan
sesuai dengan syarat – syarat dalam SK.SNI 1991. Ukuran Batu Kali maksimal 20 cm.
6. Kayu yang Akan digunakan sebagai Bekisting
- Kayu tidak mengalami defotmasi, kayu harus cukup tebal
- Kedap air; dengan menutup semua celah dengan tape
- Tahan terhadap getaran vibrator dari luar maupun dari dalam bekisting
- Semua ukuran cetakan harus tepat sesuai dengan gambar dan sama disemua tempat
untuk bentuk dan ukuran yang dikehendaki.

Spesifikasi Teknis | 4
- Staiger cetakan beton harus dari kayu dolken diameter 8 cm atau pipa –pipa baja dan
tidak diperkenankan mempergunakan bamboo.
7. Besi Beton
- Besi Beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu U – 32 tegangan leleh
karakteristik minimum 3200 kg/cm2.
- Untuk besi Diameter diatas 12 mm (Besi Ulir) (BJTD) U-24 tegangan Leleh
Karakteristik minimum 2400 kg/cm2
- Untuk besi Diameter 8 mm s/d Diameter 16 mm (besi ulir) (BJTD) Daya Lekat baja
tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan bahan lainnya.
- Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan
diudara terbuka dalam jangka waktu panjang. Membengkon dan meluruskan
tulangan harus dilakukan dalam keadaan batan dingin.
- Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta
persetujuan Direksi terlebih dahulu. Jika pemborong tidak berhasil memperoleh
diameter besi sesuai denga ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan
penukaran dengan diameter yang terdekat dengan catatan:
 Harus ada persetujuan Direksi
 Jumlah Besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempatkan tersebut tidak
boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksud
adalah jumlah luas). Biaya tambahan yang diakibatkan oleh penukaran
diameter besi menjadi tanggung jawab pemborong.
8. Selimut Beton
Penepatan besi beton didalam cetakan tidak boleh menyinggung dinding atau dasar
cetakan, serta harus mempunyai jarak tetap untuk setiap bagian – bagian konstruksi,
apabila tidak ditentukan di dalam gambar rencana, maka tebal selimut beton untuk satu
sisi pada masing – masing konstruksi adalah sebagai berikut :
- Kepada tiang (poer)
- Balok Sloof 4 cm
- Balok 3 cm
- Kolom 4 cm
- Pelat beton 1.5 cm
9. Mutu Beton
Mutu beton yang digunakan untuk pekerjaan struktur adalah, fc’ = 14.5 (K-175).
Sebelum dilaksanakannya pekerjaan beton harus ada perhitungan mix desain untuk
komposisi campuran mutu beton yang akan dipakai sebagai pedoman untuk peekrjaan
beton tersebut.
10. Dan Lain – Lain
Pada bagian beton yang ada pekerjaan lanjutan harus dibuatkan stek besi sepanjang 1m’
atau menurut petunjuk direksi (pengawas lapangan).

Spesifikasi Teknis | 5
11. Bata
Bentuk Standar bataku adalah prisma empat persegi panjang, bersudut siku –siku dan
tajam, permukaanya rata dan tidak menampakkan adanya retak – retak yang merugikan.
Bata merah dibuat dari tanah liat dengan atau campuran bahan lainnya, yang dibakar
pada suhu cukup tinggi hingga tida hacur bila direndam.
C. SPESIFIKASI UNTUK MASING – MASING PEKERJAAN
a. Pekerjaan Persiapan
1. Pembersihan Lokasi
2. Pengukuran & Pasang Bowplank
3. Bangsal Kerja dan Gudang Bahan
4. Papan Nama Proyek
- Untuk Direksi Keet, Gudang dan Bangsal Kerja Rangka Kayu Dinding Papan dan atap
seng BJLS 30
- Untuk papan nama proyek digunakan tiang dan kayu meranti dan tripleks atau plat
seng.
 Pedoman Pelaksanan
- Pembuatan papan nama proyek dengan menggunakan papan dipalisi seng dengan
ukuran 200 x 100 cm. didirikan tegak diatas kayu 5/7 cm setinggi 240 cm. diletakkan
pada tempat yang mudah dilihat umum. Dimana papan nama proyek memuat ;
a) Nama proyek
b) Pemilik proyek
c) Lokasi proyek
d) Jumlah biaya (Kontrak)
e) Nama Konsultan Perencana
f) Nama Konsultan Pengawas
g) Nama Pelaksana (Kontraktor)
h) Proyek dimulai tanggal,bulan,tahun
- Sebelum pekerjaan dimulai kontraktor harus melakukan pemebrsihan, pengukuran
dari existing yang ada dan membuat patok-patok dan pemasangan bouwplank
 Pengukuran Hasil Kerja
Pekerjaan ini dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dipasang
sesuai dengan gambar dan spesifikasi ini serta telah disyahkan oleh Direksi/Pengawas
Lapangan.
b. Pekerjaan Tanah dan Pondasi
1. Pek. Galian Tanah Pondasi
2. Pek. Timbun Kembali Hasil Galian
3. Pek.Urugan Peninggian Lantai
4. Pek.Urug Pasir Alas Bawah Pondasi/Lantai
5. Pek.Batu Kosong
6. Pek.Pondasi Batu Kali 1 : 4

Spesifikasi Teknis | 6
 Pelaksanaan Pekerjaan
1) Pek. Galian Tanah Pondasi
- Galian tanah yang sifatnya sementara seperti pekerjaan sodetan dikerjakan sesuai
pedoman direksi. Penimbunan kembali pada saat pekerjaan dinyatakan selesai harus
dengan petunjuk pada pasal pekerjaan timbunan tanah.
- Galian tanah yang sifatnya tetap atau permanen harus dilakukan sesuai dengan garis
kemiringan yang tercantum dalam gambar rencana atau sesuai dengan petunjuk
direksi.
- Pekerjaan galian tanah harus dilakukan sedemikian rupa agar keamanan disekitarnya
terjamin.
- Kelebihan galian tanah yang menyimpang dari gambar rencana akibat kelalaian dan
cara kerja yang salah harus ditimbun kembali dengan batu sehingga padat dan biaya
pekerjaan tersebut menjadi beban kontraktor.
- Apabila direksi memandang perlu, selama pekerjaan berlangsung kontraktor dapat
diperintahkan untuk merubah bentuk, kemiringan lereng, kedalaman maupun
perintah lainnya atas izin atau persetujuan tertulis dari direksi, kontraktor tidak
dibenarkan melaksanakan galian tanah yang tidak sesuai atau menyimpang dari
gambar rencana.
- Apabila direksi memerintahkan untuk mengubah jalur galian dari rencana semula,
maka pekerjaan pembersihan untuk jalur baru tetap berpedoman pada pasal 1
Pekerjaan Persiapan
- Apabila lokasi kerja tidak mengalami surut sempurna maka metode yang digunakan
oleh kontraktor harus menggunakan bantuan terpal dan alkon
- Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan galian tanah disesuaikan dengan situasi
dan kondisi di lapangan seperti : Scovel, backhoe, dragline, trackdoser, clam shell,
pacul, sekop, pakuan, linggis atau sesuai petunjuk direksi.
2) Pek.Timbun Kembali Hasil Galian
- Bahan urugan harus bebas dari akar tumbuhan, kotoran sampah, bahan – bahan
organik dan kotoran – kotoran lainnya
- Bila dalam pelaksanaannya, kontraktor menggunakan bahan urugan yang tidak
memenuhi persyaratan, Direksi/Konsultan pengawas berhak unutk menghentikan
pekerjaan pengurungan dan mewajibkan kontraktor untuk menggali kembali urugan
dengan bahan yang tidak memenuhi syarat dan kontraktor harus menggantinya
dengan bahan urugan yang memenuhi syarat atas biaya sendiri
3) Pek.Urungan Tanah Pilihan (Leveling Halaman)
- Melakukan rekomendasi material dan pekerjaan kepada direksi, konsultan dan
pengawas.
- Memuat material timbunan pilihan dari hasil galian pada lokasi pekerjaan dengan
dum truk. Dan ditumpuk dengan jarak tertentu pada lokasi pekerjaan.

Spesifikasi Teknis | 7
- Timbunan pilihan dihampar , yang kemudian disiram dan dipadatkan dengan stamper
sampai mencapai ketebalan dan kepadatan sesuai ketentuan dari Direksi.
- Perapihan hasil pekerjaan, setiap material sisa diangkut untuk dibuang pada area yang
telah ditentukan.
4) Pek. Urug Pasir Bawah Pondasi/Lantai
- Melakukan rekomendasi material dan pekerjaan kepada direksi, konsultan dan
pengawas.
- Pasir di hampar, kemudian di siram dan di padatakan manual sesuai ketebalan pada
gambar.
5) Pek.Batu Kosong dan Pek.Pondasi Batu Kali 1 : 4
 Persyaratan Bahan
- Untuk pekerjaan batu kali/belah digunakan Batu kali/belah yang berukuran
maksimum 10 cm – 15 cm, berwarna abu-abu hitam dan tidak berpori.
 Pedoman Pelaksanaan
- Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran- pengukuran
untuk as-as pondasi sesuai dengan gambar konstruksi. Setiap pentahapan
pekerjaan Pondasi ini kontraktor harus membuat Shop Drawing dan
Direksi/Pengawas Lapangan. Pemborong wajib melaporkan kepada Direksi bila
ada perbedaan gambar konstruksi dengan gambar arsitektur atau bila ada hal-
hal yang kurang jelas. Dibawah dasar pondasi didasari dengan pasir pasang setebal ±5
cm dan dipadatkan.
- Pondasi pasangan batu kali/batu belah
Sebagai lantai kerja untuk pasangan pondasi ini dipasang aanstampang, terdiri
dari batu kali dan pasir pasang (pasangan batu kosong). Lapisan ini juga harus
dipadatkan, dengan menyiram air diatasnya, sehingga pasir akan
mengisi rongga-rongga batu kali tersebut.

c. Pekerjaan Beton
1. Pek. Sloof beton 15/20
2. Pek Kolom Beton 12/30
3. Pek.Kolom Praktis
4. Pek.Ring Balok Beton 12/20
Pekerjaan Halaman
1. Pek.Rabat Beton Keliling Bangunan t = 8 cm
2. Pek.Cian Lantai Rabat 1 : 3

Spesifikasi Teknis | 8
 Bahan dan syarat pelaksanaannya
- Mutu beton yang dipakai K-175 dan baja tulangan yang dipakai BJTD 320
MPa dan BJTP 240 MPa untuk pekerjaan sloof,kolom dan balok seperti dijelaskan
pada pasal mengena pekerjaan beton.
- Bekisting harus dipasang dengan kuat dan tepat pada posisi sesuai
dengan gambar rencana. Dibawah beton sloof harus dibuat lantai kerja dari
beton tumbuk tebal 5 cm.
- Stek-stek kolom, harus distek setepat-tepatnya sebelum pengecoran beton
dilaksanakan.
- Harus diperhatikan selebum memasang bekisting dan tulangan sloof,
pipa-pipa pembuangan air-kotor dan supply air bersih yang lewat dibawah
sloof harus sudah terpasang pada posisi yang tepat.
- Penyediaan dan pemasangan bahan lapisan kedap air pada daerah basah, serta
penyediaan dan pemasangan talang-talang air dari pipa PVC berikut klem-
klemnya
- Beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini harus
mempunyai mutu karakteristik minimal K-175 .
- Baja yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini harus mempunyai
mutu baja minimal BJTP 240 MPa dan BJTD 320 MPa.
- Bahan-bahan lainnya dan syarat-syarat pelaksanaannya sama dengan
syarat-syarat seperti dijelaskan pada Pasal-Pasal RKS ini.
- Bahan Beton dan Syarat-syarat pelaksanaannya
 Bahan – Bahan
a) Portland Cement
b) Pasir
c) Kerikil
d) Air
- Syarat – Syarat Pelaksanaan
 Shop Drawing
Perhitungan Konstruksi sebelum melaksanak pekerjaan beton, kontraktor
diharuskan membuat:
- Membuat shop drawing untuk mendapatkan persetujuan konsultan pengawas.
- Memeriksa gambar yang dibuat oleh Konsultan Perencana, jika terdapat kesalahan
yang membahayakan, kontraktor harus melaporkan kepada konsultan Pengawas
yang selanjutnya akan meneruskan kepada Konsultan Perencana. Sebelum ada
kepastian mengenai Kebenaran gambar tersebut, kontraktor tidak diijinkan
melaksanakan bagian pekerjaan tersebut.

Spesifikasi Teknis | 9
 Penulangan
- Baja tulangan sebelum dipasang harus dibersihkan dari kotoran, karat lepas, serpih-
serpih, minyak gemuk dan lapisan lainnya yang akan merusak atau mengurangi daya
lekat pada beton.
- Baja tulangan harus dipotong dan dibentuk dengan teliti sesuai dengan bentuk dan
ukuran yang tertetra dalam gambar. Baja tulangan tidak boleh diluruskan atau
dibengkokkan kembali dengan cara yang dapat merusak bahannya.
- Baja tulangan harus dipasang pada posisi yang tepat sesuai gambar rencana/ harus
diusahakan, agar posisinya tidak berubah atau bergeser pada saat beton dipadatkan.
- Pada umumnya pengujian besi tulangan dilakukan sesuai PBI-1971 yaiitu
mempunyai kekuatan leleh minimum 3600 kg/cm2 . Jika besi tulangan tersebut tidak
memenuhi kekuatan yang disyaratkan, maka kelompok yang tidak memenuhi syarat
tersebut harus disingkirkan dan tidak boleh digunakan.
 Pengecoran
- Sebelum dilakukan pengecoran, kontraktor harus mempersiapkan dengan sebaik –
baiknya segala sesuatu yang berhubungan dengna pengecoran antara lain; meneliti
kembali tulangan yang telah dikerjakan dan menyesuaikan dengan gambar apabila
terdapat kesalahan/ tulangan yang bengkok, ikatan – ikatan yang lepas atau berobha
posisinya harus dibetulkan. Meneliti semua instalasi yang akan tertanam dalam
beton, apakah sudah tertanam dengan baik. Memberitahukan dahulu kepada
Konsultan Pengawas tentang pengecoran yang akan dilakukan/ jika tidak ada
pemberitahuan tertulis atau persiapan pengecoran tidak disetujui, maka kontraktor
beton dapat diperintahkan untuk menyingkitkan beton yang akan dicorkan tersebut.
- Beton harus dicorkan sedekat – dekatnya ke tujuan. Untuk pengecoran suatu unit
atau bagian pekerjaan harus dilanjutkan tanpa berhenti, dan tidak boleh terputus
tanpa persetujuan dari konsultan pengawas.
- Pengecoran harus diselesaikan sebelum adukan mulai mengental yang dalam
keadaan normal biasanya dalam waktu 30 menit. Tidak diijinkan mengecor pada
waktu hujan turun, kecuali Kontraktor mengambil tindakan yang yang bisa
mencegah kerusakan beton dan telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
- Adukan beton harus dipadatkan secara seksama, dengan menggunakan alat
penggetar. Penggetaran harus dimulai pada saat adukan dituangkan dan dilanjutkan
sampai adukan berikutnya.
- Untuk melindungi beton yang baru dicor dari cahaya matahari, hujan dan angina
sampai beton tersebut mengeras dengan baik dan untuk mencegah pegneringan yang
terlalu cepat, harus dilakukan perawatan beton sebagai berikut :
- Semua cetakan yang sudah diisi adukan beton, dibasahi sampai cetakan tersebut
dibongkar.
- Membasahi selama 14 hari terus menerus sampai permukaan beton cukup mengeras.

Spesifikasi Teknis | 10
 Campuran Beton
- Dibuat dengan perbandingan volume sebagai berikut:
Campuran Penggunaan
B1 1:1 Untuk semua beton bertulang kedap air spt. plat atap,
luifel dan bak-bak
air.
B2 1:2:3 Untuk semua beton bertulang spt. Sloof, beton per,
plat lantai,
kolom balok-balok, dll.
B3 1:3:5 Untuk semua beton tak bertulang, rabat, neut, beton
angker dan batu
tepi.

- Beton dibentuk dari campuran Portland Cement, Pasir Beton, Kerikil dan Air seperti
ditentukan sebelumnya dengan perbandingan yang serasi dan diolah sebaik – bainya
sampai pada kekentalan yang tepat.
- Penakaran Semen dan Agregat (halus dan kasar), harus dengan kotak – kotak takaran
yang sama volumenya. Banyaya air untuk campuran beton ditentukan sedemikian
rupa, sehigga mudah dikerjakan sesuai penggunannya dan akan menghasilkan
kepadatan beton yang tepat, kekedapan serta kekuatan yang dikehendaki.
- Semua pengadukan jenis beton harus menggunakan mesin pengaduk (beton moleh)
yang berkapasitas tidak kurang dari 350 Liter. Pengaduk harus rata, sehingga warna
dan kekentalanya sama setiap kali membuat adukan.

 Perawatan Beton
- Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban untuk
paling sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan cara
sebagai berikut:
- Dipergunakan karung-karung yang senantiasa basah sebagai penutup
beton.
- Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan tidak
mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya pembesian pada
permukaan beton, dan lain-lain yang tidak memenuhi syarat, harus
dibongkar kembali sebagian atau seluruhnya menurut perintah Direksi. Untuk
selanjutnya diganti atau diperbaiki segera atas resiko pemborong.
 Pengukuran Hasil Kerja
Pekerjaan ini dapat di nilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah
selesai dipasang sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta telah
disyahkan oleh Direksi/Pengawas Lapangan.

Spesifikasi Teknis | 11
d. Pekerjaan Tembok dan Lantai
1. Pek. Tembok Biasa 1 :5
2. Pek.Plesteran Tembok Biasa 1 :4
3. Pek.Lapisan Rabat Alas Lantai 1:3:5
4. Pek.Plesteran Beton 1:3
5. Pek.Plesteran Pondasi Bagian Luar 1 :4
6. Pek.Lantai Keramik 20/20 Untuk KM/WC
7. Pek.Dinding Keramik 20/25 Untuk KM/WC
8. Pek.Lantai Keramik 40/40

 Pedoman Pelaksanaan
1. Pek.Tembok Biasa 1 : 5
- Pemasangan dinding batako setebal ½ bata dilakukan untuk seluruh ruangan yang
tertera dalam gambar dan dijelaskan dalam gambar detail.
 Bahan
- Bata
- Pasir
- Semen dan Air
 Pekerjaan Dinding Mempunyai dua macam pasangan yaitu :
- Pasang keda air (1 Pc : 2 Ps)
- Semua pasangan bata dimulai di atas sloof sampai setinggi 30 cm diatas lantai
- Pasangan dinding seluruh keliling bangunan
- Pasangan dinding WC setinggi 150 cm diatas permukaan lantai
- Pasangan dinding septictank, pasangan adukan 1 Pc : 4 Ps berada di atas padangan
kedap air tersebut.
 Persyaratan Adukan
Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk didalam bak kayu yang
memenuhi syarat. Mencampur semen dengan pasir harus dalam keadaan
kering yang kemudian diberi air sampai didapat campuran yang plastis.
Adukan yang telah mengering akibat tidak habis digunakan sebelumnya,
tidak boleh dicampur lagi dengan adukan yang baru.
 Pengukuran (Uit-set) harus dilakukan oleh Kontraktor secara teliti dan sesuai gambar
dengan syarat – syarat :
- Semua pasangan dinding harus rata (horixontal), dan pengukuran harus dilakukan
dengan benang.
- Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan benang tidak boleh melebihi
30cm, dari pasangan bata yang telah selesai.

Spesifikasi Teknis | 12
 Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbeda setengah panjang
bata. Bata setengah tidak dibenarkan digunakan ditengah pasangan bata, kecuali
pasangan pada sudut.
 Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bertangga menurun
dan tidak tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian hari. Pada tempat-tempat
tertentu sesuai gambar diberi kolom-kolom praktis yang ukurannya disesuaikan
dengan tebal dinding.
 Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam didalam dinding, harus
dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester). Pahatan
tersebut setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup dengan adukan plesteran
yang dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan bersama- sama dengan plesteran
seluruh bidang tembok.Lingkup Pekerjaan

2. Pekerjaan plesteran
 Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh pasangan bata, atau yang tertera dalam
gambar bestek
 Persyaratan Bahan
- Bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah digariskan dalam
pasal beton bertulang.
 Pedoman Pelaksanaan
- sebelum plesteran dilakukan, maka :
1) Dinding dibersihkan batu bata dikorek sedalam 0.5 cm
2) Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan plesteran
dapat merekat dengan baik.
3) Dinding Harus dilot.
4) Adukan plesteran pasangan bata kedap air dipakai campuran 1 PC :
2 PS, sedangkan plesteran bata lainnya dipergunakan campuran 1 PC : 4 PS
5) Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama
tebalnya dan tidak diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis dan terlalu
tebal
6) Ketebalan yang diperbolehkan berkisar antara 1,00 cm sampai 1,50 cm.
Untuk mencapai tebal plesteran yang rata sebaiknya diadakan
pemeriksaan secara silang dengan menggunakan mistar kayu panjang yang
digerakkan secara horizontal dan vertikal.
7) Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus diusahakan
memperbaikinya secara keseluruhan. Bidang-bidang yang harus diperbaiki
hendaknya dibongkar secara teratur (dibuat bongkaran berbentuk segi
empat) dan plesteran baru harus rata dengan sekitarnya.

Spesifikasi Teknis | 13
8) Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama
seminggu sejak permulaan plesteran.
9) Pekerjaan plesteran baru boleh dilaksanaka setelah pekerjaan penutup atap
selesai dipasang
10) dari semua kotoran
11) Dinding dibasahi dengan air
12) Semua siar permukaan dinding

3. Pemasangan lantai
Pemasangan lantai dibuat untuk semua bagian lantai ruangan, dan dinyatakan
dalam gambar bestek. Finishing lantai dipakai Keramik yang ukuran disesuai
kan dengan gambar bestek atau ditentukan lain oleh direksi/pengawas lapangan.
 Bahan yang digunakan
1. Pasir Urug
2. Coran dasar lantai dengan mutu beton K-175 setebal 7 cm
3. Pek.Lantai Kermaik 20/20 Untuk KM/WC
4. Pek. Dinding Keramik 20/25 Untuk KM/WC
5. Pek.Lantai Keramik 40x40 untuk Tangga
6.Pek.Lantai Keramik 40/40
* Untuk penempatan/pemasangan material tersebut diatas disesuaikan dengan
gambar bestek serta petunjuk direksi dan pengawas lapangan.

 Pedoman Pelaksanaan
- Pada lantai baru dihampar Pasir urug setebal 5 cm disiram dengan air dan
dipadatkan pakai stamper pemadat.
- Pemeriksaan
- Sebelum lantai dipasang, Kontraktor harus memeriksa semua pasangan pipa-
pipa, saluran-saluran dan lain sebagainya yang harus sudah terpasang dengan
baik sebelum pemasangan lantai dimulai.
- Aduka,
1) Untuk perataan lantai lantai Dicor dengan beton mutu K-175 setebal 7 cm.
2) Adukan untuk Granit 1 PC : 3 Ps
3) Adukan untuk pemasangan Granit yaitu semen dicampur air, sehingga
didapat campuran yang plastis.
 Pemasangan
- Adukan perekat untuk Granit harus betul-betul padat/penuh agar tidak
terdapat rongga-rongga dibawah keramik/granit tersebut yang dapat
melemahkan konstruksi. Sambungan antara keramik/granit dengan
keramik lainnya harus sama lebarnya, lurus dan harus diisi dengan air semen
(tepung AFA) yang warnanya disesuaikan dengan warna keramik atau

Spesifikasi Teknis | 14
ditentukan kemudian oleh direksi teknis. Hasil pasangan akhir harus rata dan
waterpass dan tidak bergelombang
- Pekerjaan yang telah selesai tidak boleh ada retak, noda dan cacat-cacat
lainnya. Apabila terjadi cacat pada lantai, maka bagian cacat tersebut harus
dibongkar sampai berbetuk bujur sangkar dan pasangan baru harus
rata dengan sekitarnya.
- Permukaan pasangan keramik harus datar dan waterpass.
 Pengukuran Hasil Kerja
Pekerjaan ini dapat di nilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah
selesai dipasang sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta telah
disyahkan oleh Direksi/Pengawas Lapangan

e. Pekerjaan Kosen dan Kayu Halus


1. Pek.Kosen Pintu dan Jendela Kayu Besi
2. Pek.Pintu Papan panil Klas I
3. Pas.Jendela Bingkai Kaca 5 mm
4. Pas.Ventilasi Papan Kayu Besi
5. Pas.Jendela Kaca Mati 5 mm
 Persyaratan Bahan
- Untuk semua kusen pintu dan jendela, daun pintu, jendela dan ventilasi kayu
besi gambar dengan ukuran tertera pada gambar.
- Ukuran kayu yang tertera dalam gambar merupakan ukuran terpasang
- Julusi pintu dan jendela terbuat dari kayu kelas I/Kelas II
- Kaca dipakai yaitu kaca polos T = 5 mm
 Pekerjaan Kusen Kayu
- Pembuatan Kusen Kayu harus mengikuti ketentuan dalam spesifikasi ini atu
spesifikasi lainnya dan menurut petunjuk konsultan pengawas.
- Dinding atau beton yang akan berhubungan dengan kusen kayu harus terlebih
dahulu diberi alpisan clear mathacylate lewuar atau dempul alastis agar kedap
air.
- Profil kayu yang berdekatan dengan tembok dan selesai dipasang agar diberi
lapisan pelindung yang disetujui konsultan pengawas untuk melindungi
permukaan kayu agar tidak terkena percikan adukan tau benda lain dan mudah
untuk dibersihkan dan tidak akan merusak bentuk asli permukaan aluminium
tersebut.
- Profil kayu yan digunakan harus dari profil yang dipilih dan tidka bengkon serta
cacat lain yang merugikan.
- Pekerjaan pemasangan ini harus dilakukan oleh tukan yang ahli dalam
bidangnya dan terlatih sehingga semua detail dan pertemuan runcing, halus,

Spesifikasi Teknis | 15
rata, bersih dari goresan – goresan, bidang permukaan rangka tersebut rata,
lurus waterpasss dan betul – betul tegak (vertical).
- Seluruh rangka dapat merkat dengan baik pada dinding, dengan menggunakan
sekrup dan fisher yang sesuai dengan menurut petunjuk konsultan pengawas.
- Pemasangan jalusi kayu maupun kaca harus mengikuti petunjuk Konsultan.
- Kaca Polos T = 5 mm, ukutan type dan ketebalan kaca penempatannya harus
sesuai dengan gambar bestek.
 Rangka Kusen Kayu harus sesuai Pedoman Pelaksanaan Pengawas.
- Celah/alur untuk memasang kaca harus diberi sealant/ karet agar kedap air
sesudah kaca dipasang.
 Pengukuran Hasil Kerja
Pekerjaan ini dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dipasang
sesuai dengam gambar rencana dan spesifikasi ini serta telah disahkan oleh
Direksi/Pengawas Lapangan

f. Pekerjaan Kuda – Kuda dan Atap


1. Pek.Kuda – Kuda Kayu Kls I
2. Pek.Gording kayu Klas II
3. Pek.Pas.Atap Galvalum 0.3 mm
4. Pek.Nok Atap
5. Pek.Listplank Papan Kayu Klas I
6. Alat Bantu Angker
- Kontraktor harus menyediakan material, peralatan dan tenaga yang cakap untuk
dapat menjamin kelancara keamanan dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Alat
pengangkat, katrol atau sejenisnya yang akan digunakan harus disetujui
Konsultan Pengawas.
 Bahan yang digunakan
Persyaratan Umum
- Semua peraturan – peraturan/normalisasi – normalisasi harus yang berlaku di
Indonesia.
- Pekerjaan Kuda – Kuda ini menggunakan kayu kelas I/Kayu besi dan untuk
gording menggunakan kayu kelas II.
- Semua pekerjaan harus dilakukan oleh pekerjaan yang professional dalam
pengerjaan kuda – kuda kayu.
- Semua pekerjaan baut (bolt) harus memenuhi syarat AISC, Spesification for
Strukturan Joint Bolt.
 Pedoman Pelaksanaan
- Sebelum melaksanakan pekerjaan rangka atap (parikasi), Kontraktor harus
membuat shop drawing terlebih dahulu yang mencakup tentang dimensi batang,

Spesifikasi Teknis | 16
ukuran batang, elevasi, detail dudukkan lengkap dengan anker, detail
sambungan antar komponen lainnya seperti penutup atap maupun detail dan
informasi lainnya untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
- Pemasangan atal langsung pada reng dengan menggunakan baut dan paku.
- Tiap sambungan pemasangan atap diberi tindisan sesuai dengan spesifikasi atau
petunjuk pengawas dan direksi, sehingga hasil akhir pasangan akan rapi dan
tidak bocor.
- Pemasangan harus rapid an memenuhi syarat – syarat sehingga tidak
mengakibatkan kebocoran.
Apabila terjadi kebocoran setelah pemasangannya, maka bagian yang bocor
tersebut harus dibongkar dan dipasang baru.
 Pengukuran Hasil Kerja
Pekerjaan ini dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dipsang
sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta telah disyahkan Gambar
Rencana dan Spesifikasi ini serta telah disyahkan oleh Direksi/Pegawas Lapangan.

g. Pekerjaan Plafond dan Rangka


1. Pek. Plafond Tripleks t = 4 mm + rangka
2. Pek.List Profil Antar Tembok dan Listplank
 Persyaratan Bahan
- Untuk Rangka dan gantungan plafond di pakai balok 5/5 kelas II
- Untuk Penutup Plafond dipakai:
Tripleks T.4 mm
List Profil Plafond Tripleks engan kualitas terbaik pedoman.
 Pedoman Pelaksananan
- Rangka plafond induk menggunakan kayu dipasang dengan urutan pertama,
dipakukan pada dinding dan pada kuda – kuda. Untuk rangka pembagai
menggunakan balok kayu 5/5 channel. Gantungan plafon diletatkan/dipau
langsung pada kuda – kuda. Jarak gantungan plafond setiap jarak 60 cm.
- Pemasangan rangka ini harus rapi dan waterpass. Kontraktor bertanggung
jawab atas kerapian pemasangan rangka in.
- Penutup plafod tripleks dipasang pada rangka ini, dengan menggunakan paku
tripleks. Hasil akhir harus siku dan waterpass.
- Pada bagian plafond yang berhubungan dengan dinding diberi list profil kayu.
 Pengukuran Hasil Kerja
Pekerjaan ini dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dipasang
sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta telah disyahakn oleh
Direksi/Pengawas Lapangan

Spesifikasi Teknis | 17
h. Pekerjaan Kunci dan Penggantung
1. Pas.Kunci 2 Slaag
2. Pas.Engsel Pintu
3. Pas.Engsel Jendela
4. Pas.Grendel Jendela
5. Pas.Hak Angin
 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pengunci dan penggantung dipasang pada semua daun pintu dan jendela, s e-
lanjutnya pada jendela dipasang grendel dan hak angin.
 Persyaratan Bahan
 Engsel-engsel dari Kuningan H – 777, POMEL 4” atau 5”
 Kunci pintu dipasang merek Yale, Union 2 (dua) slaag (dua kali putar) atau yang
setara.
 Grendel (sloot), tarikan jendela dan hak angin berkwalitas baik.
 Grensel panjang merek alpha atau setara
 Pedoman Pelaksanaan
 Setiap daun pintu dipasang kunci tanam 2 (dua) slaag merk yale, yang berkwalitas
baik.
 Engsel pintu dipasang 3 (tiga) buah setiap lembaran daun pintu. Pemasangan di l-
akukan dengan mur khusus untuk pintu, tidak dibenarkan melengketkan engsel ke
pintu dan kozen dengan menggunakan paku. Penguncian mur harus
dilakukandengan memutarnya dengan obeng, sehingga seluruh batang masuk dan
menempel kuat ke kayu yang dipasang.
 Untuk alat-alat tersebut diatas sebelum dipasang, Kontraktor wajib memperlihatkan
contoh terlebih dahulu untuk dimintakan persetujuan Konsultan pengawas.
 Apabila pada waktu pemasangan alat-alat tersebut tidak sesuai dengan yang dis-
yaratkan, maka Konsultan pengawas berhak untuk menyuruh bongkar kembali dan
diganti dengan alat-alat yang disyaratkan atas biaya Kontraktor.
 Grendel dan hak angin dipasang 2 (dua) buah untuk setiap daun jen dela. Pasangan
harus rapi dan dapat bekerja dengan baik. Untuk melengketkan alat tersebut ke daun
jendela harus menggunakan mur..
 Grendel panjang dipasang pada daun pintu buka dua (dua lembar daun pintu pada
satu pintu.

i. Pekerjaan Cat dan Finishing


1. Pek.Acian Dinding
2. Pek.Cat Tembok

Spesifikasi Teknis | 18
3. Pek.Cat Plafond Plywood
4. Pek.Dempul dan Menggosok
5. Pek. Cat Kayu
 Bahan – Bahan yang digunakan harus berkualitas baik, seperti :
- Meni kayu dan besi
- Plamur
- Cat bagian luar dinding bata
- Cat tembok
- Residu kualitas baik tidak luntur

 Pedoman pelaksanaan
- Pekerjaan pengecatan dilaksanakan setelah pemasanan plafond.
- Pekerjaan meni, residu harus betul – betul rata, berwarna sama, pengecatan
minimal 2 (dua) kali.
- Pekerjaan cat kayu harus dilakukan lapis demi lapis dengan memperhtikan
waktu pengeringan jenis bahan yang digunakan.
- Pengecatan dinding harus dilakukan menurut proses sebagai berikut :
1) Pengosokan dinding dengan batu gosok sampai rata dan halus, setelah itu
dilap dengan kain basah hingga bersih.
2) Melapis dinding dengan plamur tembok, dipoles sampai rata. Setelah betul –
betul kering digosok dengan amplas halus dan dilap dengan kain kering
yang bersih.
3) Pengecatan dengan cat tembok emulsion sampai rata, minimal 2 (dua) kali.
4) Pekerjan ca tembok harus menghasilkan warna merata dan sama
- Pengecatan plafond harus dilakukan menurut proses berikut :
1) Membersihkan bidan plafond yang akan dicat.
2) Mengecat plafond 2 (dua) kali, sehingga menghasilkan bidang pengecatan
yang merata sama dan tidak terdapat belang – belang atau noda – noda
mengelupas.
- Warna yang digunakan
Ditentukan oleh pemberi tugas atau pemilik dari bangunan tersebut
 Pengukuran Hasil Kerja
Pekerjana ini dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dipasang
sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta telah disahkan oleh
Direksi/Pengawas Lapangan.

Spesifikasi Teknis | 19
j. Pekerjaan Instalasi Penerangan
Instalasi Penerangan dan Stop Kontak Lengkap dengan Stop Kabel NYM 2 x .5 mm
1. Instalasi Penerangan
2. Instalasi Stop Kontak
3. Lampu SE 18 Watt (Philips)
4. Lampu SE 9 Watt (Philips)
5. Saklar Ganda
6. Saklar Tunggal
7. Fush Box/Limit
 Pekerjaan Instalasi Listrik
- Pemasangan Instalasi Listrik harus sesuai dengan gambar rencana instalasi yang
dibuat oleh Instalateur yang sesuai menurut kebutuhan yang telah direncanakan
oleh Perencana instalasi tersebut dan disyahkan oleh PLN.
- Perlengkapan seperti fitting, stop kontak, kabel isolator dan sebagainya harus
bermutu baik dan telah disetujui oleh Direksi.
- Pipa union harus dipasang dalam dinding tembok/beton dan diatas langit –
langit sakelar, stop kontak, panel BOX MCB, harus dipasang pada dinding
tembok/beton.
- Kabel yang dipergunakan sebagai hantaran untuk instalasi ke lampu – lampu
dan stop kontak dipakai kabel NYM yang mempunyai penampangan 3.5 mm
dengan system pemasangan di klemkan pada rangka loteng.
- Untuk pemasangan stop kontrak dilengkapi kabel arde (kabel 3 x 2.5 mm)
- Untuk sambungan dipasang Kotak Penyambung (Juntion Box)
- Banyaknya pemasangan serta jenis Bola Lampu yang dipakai sesuai dengan
gambar dan RAB.
- Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh instalator yang ahli dan tetap mendapat
pengakuan dari PLN serta disetujui oleh Direksi.
- Pemasangan Pipa dilakukan sebelum pekerjaan plestera dan pengecoran plat
lantai serta atap.
k. Pekerjaan Sanitas
1. Pas.Closet Jongkok
2. Pas.Kran Air
3. Pas.Floor Drain
4. Pas.Pipa Air Bersih dan Alat Sambung
Pas.Pipa PCV ½’’
Pas.Pipa PVC ¾’’
5. Pas.Pipa Air Kotor dan Alat Sambung
Pas.Pipa PVC 2’’
Pas.Pipa PVC 3’’
6. Pek. Septiktank

Spesifikasi Teknis | 20
A. Sanitair
1. KM/WC menggunakan Closet Duduk dan Closet Jongkok yang berkualitas baik setara
dengan Merk KIA/Amerikan Standar, Kran-kran air kamar mandi menggunakan
Stain- less Steel lengkap dengan floor drain/pembuangan pada sisi dalam. Kemudian
pada sisi luar dibungkus dengan pasangan batu bata, sesuai gambar detail.
2. Nat sambungan kramik baik vertikal maupun horizontal memakai ukuran serapat m
ung- kin sekitar 2 MM agar memberi kesan bersih.
3. Washtafel, Urinoir dan tempat sabun, yang berkualitas baik setara dengan Merk
Totoatau KIA/Amerikan Standar warna ditentukan kemudian dan sistim
pemasangannya berdasarkan gambar detail dan petunjuk teknis pemasangan dari
pabrik.
4. Septiktank memakai bahan pasangan batu bata, yang diplester licin dengan campuran
kedap air dan menggunakan perembesan/peresapan sesuai penjelasan pada
gambardetail.
5. Beerfut menggunakan bahan Gorong-gorong beton, bentuk dan ukuran sesuai
gambar.
6. Saluran keliling bangunan yang dilengkapi bak kontrol dengan menggunakan bahan
dari pasangan batu bata campuran 1 Pc : 3 Ps yang diplester licin, bentuk dan uk u-
rannya sesuai gambar kerja.Jika dibutuhkan penutup saluran, maka digunakan pl at
beton cor dengan campuran 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr. tebal 10 CM ketinggian peil
disesuaikan dengan kebutuhan.
B. Instalasi air terdiri dari beberapa jenis sebagai berikut :
1. Air Bersih
a. Semua Instalasi air bersih maupun sambungan-sambungannya menggunakan
Pipa PVC yang berkualitas AW, dan setara dengan produksi Maspion atau
Wavin.
b. Pipa PVC diameter ½ “ untuk daerah KM/WC dan tertanam, Untuk pipa PVC
diam e-ter ¾” dan 1 “ digunakan pada pipa distribusi dan suplay air bersih.
c. Sedangkan untuk pembuangan washtafel, dan air kotor cair menggunakan
pipa PVC diameter 2” dengan sistim sambungan Lem.
d. Penggunaan lem pada sambungan pipa PVC memakai bahan EX Jepang
dalam kaleng.
2. Air Kotor / Air Buangan
Instalasi air kotor terdiri atas 2 (dua) jenis yaitu air Padat dan air buangan cair
dengan uraian sebagai berikut :
a. Instalasi air kotor padat
 Instalasi air kotor padat menggunakan pipa PVC diameter 4” dengan
standar ketebalan “D” dan sambungan menggunakan ketebalan “AW”.
 Penggunaan lem pada sambungan, pemasangannya seperti uraian pada
pipa airbersih (point 1).

Spesifikasi Teknis | 21
b. Instalasi air kotor cair
 Instalasi untuk KM/WC baik vertikal maupun horizontal menggunakan
pipa PVC diameter 2.5” dengan standar ketebalan “D” dan sambungan
menggunakan ketebalan “AW”.
3. Seluruh instalasi tersebut diatas harus ditempatkan pada jalur yang telah ditetapkan
(Shap) dan memperhatikan kemiringan serta arah buangan air tersebut sesuai
petunjuk Direksi/Pengawas.
l. Pekerjaan Akhir
1. Pembersihan Akhir
2. Foto

a. Pembersihan Akhir
Pekerjaan akhir yang berupa pembersihan akhir, dilaksanakan setelah seluruh
pelaksanaan pekerjaan konstruksi fisik selesai. Kontraktor diwajibkan membuang semua
sisa-sisa bahan bangunan yang tidak terpakai dari lokasi proyek, yang diakibatkan oleh
adanya pelaksanaan konstruksi fisik. Pelaksanaan pembersihan meliputi seluruh
bangunan serta halamannya sejauh lebih kuran 5 m dari masing-masing bangunan.
b. Foto Dokumentasi
 Pengambilan foto-foto proyek untuk dokumentasi terdiri dari beberapa arahyang
diatur oleh Pengawas Lapangan / Direksi.
 Semua klise (negative) foto dari proyek tersebut harus dikumpulkan dandikirim
kekantor Dinas yang bersangkutan sebagai dokumen.
 Foto-foto dalam keadaan 0 % harus diambil sebelum pekerjaan dimulaibeserta ada
papan pengenal proyek.
 Foto fisik untuk setiap pengambilan termin.
Bahan-bahan atau laporan harian/mingguan dan bulanan setiap
kalipengambilan termin harus disampaikankekantor Dinas yang bersangkutan

Konsultan Perencana
CV. MBAHAM TEKNIK KONSULTAN

SYAMSUDIN KABES
DIREKTUR

Spesifikasi Teknis | 22

Anda mungkin juga menyukai