Anda di halaman 1dari 14

RENCANA KERJA DAN SYARAT

( RKS )

SKPD : DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PERTANIAN


KOTA SAMARINDA

KEGIATAN : PEMBANGUNAN PAGAR DAN KANDANG

NAMA PAKET : PEMBANGUNAN PAGAR DAN KANDANG RUSA

TAHUN ANGGARAN 2023


RENCANA KERJA DAN SYARAT ( RKS )
Pasal 1
Penjelasan Umum

1.1. Bangunan ini akan dibangun dilokasi/tanah yang telah disediakan sesuai dengan rencana
yaitu Pekerjaan Pembangunan Kandang Kambing Komunal

1.2. Pekerjaan yang dilaksanakan adalah pekerjaan atau pembangunan yang terdapat pada
ketentuan-ketentuan umum pasal 1 (1.1.)
1.2.1. Gambar Bestek, Konstruksi dan detail terlampir
1.2.2. Uraian dan syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan
1.2.3. Berita acara penjelasan pekerjaan
1.2.4. Petunjuk dari direksi lapangan

1.3. Pekerjaan dilaksanakan harus mengikuti segala peraturan yang berlaku saat ini

1.4. Bila ternyata ada perbedaan antara kontrak dengan bestek-bestek dengan gambar
bestek, dan gambar-gambar detail pemborongan harus segera lapor kepada direksi

1.5. Pekerjaan harus diselesaikan dengan baik, dengan ketentuan-ketentuan :


- Lokasi harus bersih dari sisa-sisa kotoran/puing-puing pada waktu diserahkan
- Pekerjaan segera diserahterimakan dengan kualitas hasil pekerjaan yang terbaik

Pasal 2
Bahan-bahan dan Alat-alat

Untuk kelancaran pekerjaan pemborong diwajibkan

2.1. Penyediaan
a. Pemborongan harus menyediakan semua bahan yang diperlukan untuk
pembangunan, penyelesaian dan pemeliharaan pekerjaan
b. Bahan yang digunakan harus merupakan bahan baru kecuali ditetapkan lain secara
khusus
c. Penggunaan bahan yang dicatat untuk pekerjaan-pekerjaan permanen tidak
diperbolehkan tanpa persetujuan dari direksi. Semua bahan harus berkualitas tinggi
serta harus memenuhi persyaratan PUBB atau SNI 1735-1989-F 0255-1978-D, PKKI
atau SNI-1927-1989-F(SKBI-1355-1987), AV dan standard lain yang cocok
sebagaimana yang ditentukan oleh direksi.

2.2. Pemeriksaan, pengambilan contoh dan pengujian bahan


- Semua bahan-bahan yang disediakan oleh pemborong harus diperiksa dan di uji.
Contoh bahan yang akan dipakai untuk bangunan-bangunan permanen harus
diserahkan kepada direksi untuk disetujui oleh direksi secara tertulis
- Direksi berhak menolak bahan-bahan yang dikirim ketempat pekerjaan yang tidak
sesuai dengan contoh yang telah disetujui oleh direksi
- Dari contoh yang diserahkan kepada direksi, atas contoh yang telah memperoleh
persetujuan, oleh direksi harus dibuat suatu keterangan tertulis mengenai
persetujuannya dan disamping itu oleh direksi harus dipasangkan tanda pengenal
persetujuannya pada 2 (dua) buah contoh, yang semuanya akan dipegang oleh
direksi. Bila dikehendaki, pemborong/supplair dapat memintakan sejumlah set
tambahan dari contoh berikut. Tanda pengenal persetujuan untuk kepentingan
dokumentasinya sendiri. Dalam hal yang demikian, jumlah contoh yang harus
diserahkan kepada direksi harus ditambah seperlunya sesuai dengan kebutuhan
tambahan tersebut.
- Untuk bahan/produk yang bersifat peralatan/perlengkapan ataupun produk jadi,
permintaan persetujuan bisa diajukan berdasarkan brosur dari produk tersebut,
yang mana harus dilengkapi dengan :
a. Spesifikasi teknis lengkap yang dikeluarkan oleh pabrik/produsen
b. Surat-surat seperlunya dari Agen/Importir sesuai petunjuk direksi, seperti ;
Surat ke agenan, surat jaminan suku cadang dan jasa purna penjualan (after
sales service), dll.
c. Katalog untuk warna, pekerjaan penyelesaian (finishing), dll
d. Sertifikat-sertifikat pengujian/penetapan kelas dan lain-lain dan dokumen-
dokumen lain sesuai petunjuk direksi
e. Apabila setelah melewati waktu yang ditetapkan di atas, keputusan atas contoh
dari bahan/produk yang diajukan belum diperoleh tanpa pemberitahuan tertulis
apabila dari direksi, maka dengan sendirinya dianggap bahwa contoh yang
diajukan telah disetujui oleh direksi

2.3. Syarat-syarat bahan yang ditentukan


2.3.1. Semen Portland
§ Semen portland yang dipakai harus sudah termasuk Standar Industri
Indonesia dan secara tertulis disetujui direksi untuk pemakaian
§ Semen tersebut harus terbungkus dalam zak yang kuat serta nama, cap
pabrik, type semen, berat harus tertulis jelas pada masing-masing zak
semen.
§ Semen tersebut harus disimpan ditempat kering, rapat dan berventilasi yang
baik dengan perlindungan yang cukup untuk peresapan kelembaban tempat
tersebut
§ Penyimpanan semen dengan cara menumpuk harus tidak boleh lebih dari 13
zak dan apabila penyimpanan lebih dari 1 bulan pada waktu musim hujan
dan 3 bulan pada musim kemarau tidak boleh dipakai. Direksi berhak
memerintahkan untuk menguji semen sesuai dengan standard yang sudah
ditetapkan selma dalam pengiriman dan penyimpanan. Direksi berhak
menolak segala kerusakan semen tersebutdiatas dan menyingkirkan dari
tempat penumpukan untuk diganti semen lain yang disetujui

2.3.2. Agregat Beton (mutu beton 25 Mpa)


Semua garegat beton harus diperoleh dari tempat asal yang disetujui oleh
Direksi, bahan tersebut harus tidak mengandung tanah/tanah liat, lempung,
kapur, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda organik serta campuran lainnya dan
harus memenuhi persyaratan-persyaratan
a. Agregat Kasar
Partikel agregat kasar pada umumnya harus berbetuk bola dan kubus,
agregat kasar tersebut harus tercampur dengan baik menurut batas-batas
yang telah ditentukan dan memenuhi ketentuan sesuai campuran tersebut
atau spesifikasi bahan yang tercampur dalam PBI 1971 atau SKSNI-T.15-
1991
b. Agregat Halus
Partikel agregat halus pada umumnya, harus berbentuk bola dan kubus,
sususnan agregat halus harus memenuhi ketentuan berikut atau spesifikasi
bahan yang tercantum pada PBI 1971 atau SKSNI-T.15-1991
c. Penyimpanan agregat
Agregat kasar dan halus disimpan ditempat terpisah untuk agregat kasar
harus diadakan penyimpanan terpisah untuk masing-masing ukuran.
Apabila agregat dibawa kealat pencampuran, harus mempunyai kelembaban
yang merata dan stabil seperti disyaratkan oleh direksi

2.3.3. Air
Air yang dipakai untuk mencuci agregat atau untuk mencampur haruslah air
yang baik, bebas minyak, zat asam, zat organic, alcohol, zat organic dan lain-lain
zat yang dapat meragukan pekerjaan atas pertimbangan direksi maka contoh air
harus diuji dengan cara membandingkan dengan air suling/PAM sesuai dengan
aturan PBI 1971 atau SKSNI T.15-1991

2.3.4. Baja Tulangan


- Semua baja tulangan yang dipakai berbentuk polos dan ulir dengan baja U –
24 dan U – 32, sesuai dengan Standard PBI 1971 atau SKSNI T – 15-1991-
03.
- Sebelum baja tulangan didatangkan kelokasi proyek, maka kontraktor
harus menyerahkan dahulu contoh-contoh baja tulangan yang dipakai
kepada Pengawas Lapangan. Contoh baja tulangan pada masing- masing
diameter sebanyak 3 batang dengan panjang 0.50 meter.
- Baja tulangan yang dibengkokkan sama dengan atau lebih dari 90 derajat,
hanya diperkenankan sekali pembengkokkan.
- Baja tulangan harus bersih dari karat yang mengganggu kekuatan beton
bertulang. Hal ini disesuaikan dengan PBI 1971 atau SKSNI T-15-1991-03.
- Baja tulangan tidak boleh ditempat yang langsung berhubungan dengan
tanah atau tempat terbuka dan harus dilindungi dari genangan air/air
hujan.
- Diameter tulangan yang dipakai harus memenuhi standar (sesuai gambar
detail).
- Baja tersebut harus mempunyai tegangan tarik 37-53 Kg/mm2 dan
tegangan ijin 14 kg/mm2
- Penampang melintang untuk batangan yang akan dikirim harus mempunyai
bentuk yang tepat dan batangan tersebut berdiameter seperti yang telah
ditentukan dan tidak boleh berkarat, berminyak dan tidak cacat

2.4 Penyimpanan Bahan


2.4.1. Persetujuan atas sesuatu bahan/produk harus dimengerti sebagai perijinan
untuk memasukan bahan/produk tersebut kedalam lapangan dan penggunaan
bahan/produk tersebut kedalam pekerjaan sejauh bahwa keadaannya tidak
berubah dari kondisi ketika persetujuan diberikan

2.4.2 . Bahan/produk yang telah dimasukkan kelapangan harus segera disimpan :


§ Ditempat
§ Dengan cara/peralatan
§ Dalam susunan/tumpukan dan dengan pengkondisian lapangan
§ Dengan pengamanan
§ Dengan accessibilitas
2.4.3. Pemborong yang akan memakai bahan/produk, bertanggung jawab bahwa
selama dalam penyimpanan bahan/produk tersebut tetap berada dalam kondisi
layak untuk dipakai
apabila selama waktu itu ternyata bahwa bahan/produk menjadi tidak layak
untuk dipakai dalam pekerjaan, direksi berhak untuk memerintahkan agar :
a. Bahan/produk tersebut segera diperbaiki sehingga kembali menjadi layak
untuk dipakai, atau
b. Dalam hal dimana perbaikan tidak lagi mungkin supaya bahan/produk
tersebut segera dikeluarkan dari lapangan untuk diganti dengan yang
memenuhi syarat

2.4.4. Penyusunan bahan sejenis selama penyimpanan harus diatur sedemikian rupa,
sehingga bahan yang terlebih dahulu masuk, lebih dahulu pula dipergunakan
dalam pekerjaan

Pasal 3
Penyediaan Sarana Pekerjaan

3.1. Mobilisasi Peralatan


Pemborong harus mempersiapkan semua peralatan yang akan digunakan ditempat
kerja untuk melaksanakan pekerjaannya dan memperhitungkan biaya
pengangkutannya, baik peralatan milik pemborong maupun yang didapat dengan cara
sewa.

3.2. Persiapan dan Pembersihan Daerah kerja selama dan setelah proyek selesai
Pemborong harus sudah memperhitungkan setiap kemungkinan diadakan pekerjaan-
pekerjaan persiapan yang diharuskan direksi, pengaturan daerah kerja sehingga tidak
mengganggu dan menjamin kelancaran pekerjaan yang akan dilaksanakan sebelum
pekerjaan yang akan dilaksanakan dimulai, daerah kerja harus dibersihkan, kemudian
memelihara/melaksanakan pembersihan selama dan setelah proyek berlangsung dari
sisa-sisa pekerjaan, yang tidak digunakan lagi

3.3. Direksi keet dan Perlengkapannya


Pemborong harus membuat dan memelihara bagunan Direksi keet lengkap dengan
perabotannya berikut fasilitas air dan penerangan selama proyek berlangsung.

3.4. Kantor dan Gudang


3.4.1. Pemborong harus membuat kantor dimana wakil dan seluruh stafnya bekerja
juga membuat gudang yang diperlukan untuk melindung material-material dan
peralatan-peralatan dari gangguan cuaca (hujan, dll) dan terjamin keamanannya
dari pencurian

3.4.2. pemborong juga harus membuat bangunan untuk tempat tidur pekerja, los kerja
dan pos jaga

3.4.3. bangunan untuk tempat tidur pekerja, harus baik, memberikan perlindungan
bagi para pekerja dari panas terik matahari serta memenuhi syarat-syarat
kesehatan dan keamanan

3.5. Kemanaan proyek dan tanda pengenal pekerja pemborong


3.5.1. Pemborong harus menjamin keamanan proyek, baik untuk barang-barang milik
pemborong maupun pemberi tugas, pengelola proyek dan konsultan pengawas
yang ada di daerah kerja.

3.6. Asuransi pekerjaan


Pemborong harus mengasuransikan semua pekerjaan yang dilaksanakan terhadap
segala kemungkinan yang tidak terduga (Contractor All Risks Insurace)

3.7. Jaminan sosial pekerja/keselamatan kerja (peraturan perburuhan)


3.7.1. Pemborong harus mengadakan jaminan social untuk semua pekerja proyek
dengan menyelenggarakan program Astek sesuai dengan peraturan perburuhan

3.7.2. Pemborong harus menjemin keselamatan kerja pekerja-pekerjanya sesuai


dengan peraturan perburuhan/persyaratan-persyaratan yang diweajibkan
untuk masing-masing bidang pekerjaan

3.7.3. Untuk pertolangan pertama pada kecelakaan, pemborong harus menyediakan


peralatan-peralatan dan obat-obatan yang diperlukan dalam kotak obat-obatan

3.8. Fasilitas Pengadaan Air Kerja


3.8.1 Pemborong harus menyediakan air kerja selama proyek berlangsung

3.8.2 Air yang dimaksud adalah air bersih (air tawar), baik yang berasal dari PDAM
atau sumur/pompa serta pengadaan dan pemasangan pipa-pipa distribusi untuk
suplai air yang memenuhi syarat bagi keperluan pelaksanaan pekerjaan

3.9 Fasilitas Pengadaan Listrik Kerja


Pemborong harus menyediakan listrik kerja selama proyek berlangsung sampai selesai
masa pemeliharaan, baik untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan maupun untuk
kepentingan lain-lain yang dilakukan untuk menunjang kelancaran pekerjaaan, kerja
malam dan sebaginya

3.10. Drainase Kerja Berikut Pemeliharaannya


untuk menghindari mengalirkan, menampung limpahan genangan-genangan air dari
saluran-saluran yang sudah ada,pemborong harus membuat drainase berupa galian
tanah dengan tanggul-tanggul sementara penahan tanah pada sisi-sisi saluran tersebut.

Pasal 4
Kualitas dan Kuantitas Pekerjaan

4.1 Kualitas dan kuantitas dari pekerjaan yang termasuk dalam harga kontrak harus
dianggap seperti apa yang tertera dalam gambar-gambar kontrak atau diuraikan dalam
uraian dan syarat-syarat. kontraktor tidak boleh menolak, merubah ataupun
mempengaruhi pengetrapan atau interpretasi dari apa yang tercantum dalam syarat-
syarat ini.

4.2. Kekeliruan dalam uraian pekerjaan atau kualitas atau pengurangan bagian-bagian dari
gambar dan uraian serta syarat-syarat tidak boleh merusak (membatalkan) kontrak ini,
tetapi hendaknya diperbaiki dan dianggap suatu perubahan yang dikehendaki oleh
pemberi tugas

4.3. Harga kontrak tidak boleh disesuaikan atau dirubah secara bagaimanapun selain
menurut ketetapan-ketetapan yang tepat dari syarat-syarat ini dan segala kekeliruan
baik mengenai hitungan atau bukan perhitungan harga kontrak harus dianggap telah
diterima oleh kedua pihak yang bersangkutan

Pasal 5
Gambar-gambar Pekerjaan

5.1. Gambar-gambar rencana pekerjaan yang terdiri dari gamber bestek, gambar detail
konstruksi, gambar situasi dan sebagainya yang telah disampaikan kepada rekanan
beserta dokumen yang lain, rekanan tidak boleh merubah dan menambah tanpa dapat
persetujuan tertulis dari Direksi

5.2. Gambar-gambar tambahan


As built drawing (gambar yang sesuai sebagaimana dilaksanakan) untuk semua
pekerjaan yang belum terdapat dalam gambar-gambar baik penyimpangan atas
perintah pemberi tugas atau tidak, pemborong harus membuat gambar-gambar yang
telah dilaksanakan (as built drawing) yang jelas memperhatikan perbedaan antara
gambar-gambar kontrak dan pekerjaan yang dilaksanakan
Gambar-gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 4 (empat) dan semua biaya
pembuatannya ditanggung oleh pemborong

Pasal 6
Penjelasan RKS dan Gambar

6.1. Bila terdapat perbedaan gambar detail dengan gambar rencana maka gambar detail
yang diikuti

6.2. Bila terdapat skala gambar dan ukuran yang tidak sesuai maka ukuran dengan angka
dalam gambar yang diikuti

6.3. Bila pemborong meragukan tentang perbedaan antara gambar-gambar yang ada, baik
nmengenai mutu bahan yang dipakai maupun konstruksi dengan RKS, pemborong
berkewajiban untuk menanyakan kepada Direksi atau pengawas secara tertulis.

6.4. Pemborong berkewajiban untuk mengadakan penelitian tentang hal-hal tersebut diatas
setelah pemborong menerima dokumen yang ada untuk disesuaikan dengan berita
acara rapat penjelasan

6.5. Sebelum melaksanakan pekerjaan, pemborong diharuskan meneliti kembali semua


dokumen yang ada untuk disesuaikan dengan berita acara rapat penjelasan pekerjaan

Pasal 7
Pekerjaan Pendahuluan

7.1. Sebelum pekerjaan dimulai, terlebih dahulu dilakukan pembersihan untuk seluruh
lokasi berdasarkan gambar site plan dengan menggunakan alat berat (greder) atau
manual.
7.2. Lokasi harus dibersihkan dari kotoran-kotoran yang mengganggu pekerjaan ,
menghilangkan humus-humus sebelum dilakukan pengurugan pada batas bangunan.

7.2. Untuk semua pekerjaan pondasi harus diadakan pengukuran terlebih dahulu oleh
pemborong bagi bangunan yang tertera dalam gambar dasar dengan memakai papan
bangunan (Bouwplank) yang kuat. Papan bangunan tersebut harus dijelaskan
semua garis tengah (sumbu) dinding-dinding tembok tersebut, dengan memakai
tanda yang tidak boleh berubah-ubah.

7.3. Hasil pengukuran ini sebelum galian tanah dimulai harus disetujui oleh direksi, lapisan
tanah teratas/humusslag dan lapisan yang berada diseluruh permukaan tanah yang
akan dipergunakan harus diangkut dari tanah halaman bangunan.
7.4. Pembersihan dan penebangan pohon-pohon
pemborongan tidak boleh membasmi, menebang atau merusak pohon-pohon atau
pagar, kecuali bila telah ditentukan lain atau sebelumnya diberi tanda pada gambar-
gambar yang menandakan bahwa pohon-pohon dan pagar harus disinghklirkan. Jika ada
sesuatu hal lain yang mengharuskan pemborong untuk melakukan penebangan, maka ia
harus mendapatkan ijin dari direksi/pengawas lapangan.

7.5 Pencegahan pelanggaran wilayah


Pemborong harus membatasi daerah operasinya disekitar tempat pekerjaan dan harus
mencegah sedemikian rupa supaya para pekerjanya tidak melanggar wilayah bangunan-
bangunan lain yang berdekatan, dan pemborong harus melarang siapapun yang tidak
berkepentingan memasuki tempat pekerjaan.

Pasal 8
Penentuan Peil

8.1. Sebagai peil + 0.00 lantai diambil peil lantai ruangan bagian dalam

8.2. Ukuran-ukuran tinggi lainnya berpedoman pada pasal 8.1. diatas.

8.3. Pekerjaan uitzet harus dilakukan dengan cermat dan teliti dengan menggunakan alat-
alat ukur seperti waterpas dalam hal ini supaya menghubungi Direksi Teknis.
8.4 Satu dan lain hal yang menyimpang dari hal-hal tersebut diatas akan ditentukan oleh
direksi

Pasal 9
Pekerjaan Tanah

9.1 Tanah yang digunakan untuk urugan dibawah lantai harus bersih dari humus dan
kotoran lainnya

Pasal 10
Pekerjaan Urugan Pasir

10.2. Urugan pasir harus disiram air untuk mendapatkan kepadatan maksimal dan dipakai
pasir urug yang berdegrasi baik dan butiran yang tidak sama besarnya

Pasal 11
Pekerjaan Beton Bertulang

11.1 Pekerjaan beton bertulang meliputi pekerjaan Plat pondasi, sloof, kolom, balok dan ring
balk, ukuran beton dari masing-masing tulangannya perhatikan gambar,

11.2. Tulangan untuk beton harus memakai besi/tulangan yang baru, bersih dari segala
kotoran-kotoran termasuk karat-karat yang da harus dibersihkan terlebih dahulu.
Untuk mutu baja U 24 dan lain-lain perhatikan gambar, Toleransi ukuran besi 0,02.
11.3. Pengecoran dilakukan sekaligus tidak putus-putus, pemberhentian pengecoran pada
bagian tertentu yang tidak mengurangi daya konstruksi, untuk penyembungan dari
pemberhentian, terlebih dahulu beton lama disiram dengan trikosal/ air semen

11.4. Penghentian pengecoran balok, sloof dan ring balk,harus dimuka titik tumpuan (kolom)
yang sudah dicor dan maksimal 0,15 bentang balok.

11.5. Pekerjaan beton yang akan diplester dikasarkan terlebih dahulu

11.6. Semua pekerjaan beton harus dilaksanakan sesuai dengan keterangan gambar
detail/konstruksi dan peraturan beton bertulang Indonesia tahun 1971 (PBI 1971).
Mutu beton yang dipergunakan K 175, mutu baja U 24.

11.7. Untuk beton struktural yang berhubungan dengan air tanah/air hujan, dipakai jenis
mutu beton K-175 dengan campuran perbandingan bahan 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil
(volume).

11.8. Sebelum pengecoran massal dimulai :


- Kontraktor diharuskan melakukan test mix-design di laboratorium beton
terhadap kuat tekan beton, sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam PBI
71 – NI – 2/SKSNI T – 15 – 1991 – 03 (bila diperlukan/disyaratkan ).

- Laporan hasil test mix-design di atas merupakan pedoman kontraktor dalam


meleksanakan pencampuran beton di lapangan .

- Pelaksanan Kontraktor dan Konsultan Pengawas Lapangan harus mengadakan


percobaan slump tentang jumlah air yang dipakai untuk campuran beton,
sehingga memenuhi syarat kekentalan beton yang sesuai dengan PBI.71./SKSNI
T- 15-1991-03.

- Bekisting harus dibersihkan jadi potongan-potongan kayu, potongan-potongan


kawat, pengikat dan bahan-bahan lain yang merusak mutu beton.

- Sebelum pelaksanaan pengecoran, bekisting harus disiram air terlebih dahulu.

- Lubang-lubang yang terdapat pada bekisting supaya ditutup sedemikian rupa,


sehingga air semen tidak dapat keluar.

- Untuk pekerjaan ini harus dilaksanakan pekerjaan test kubus beton 15 x 15


cetakan dibuat dari besi plat. Pengujian setiap 5 m3 beton dibuatkan 1 buah
kubus, dilaksanakan di laboratorium dengan umur beton test 7 hr, 14 hr, dan 28
hr.

PELAKSANAAN
§ Bahan kerikil harus bermutu baik, bentuk besarnya tidak lebih dari dai. 2-3 cm dan tidak
mengandung kadar lumpur dan kotoran lainnya
§ Bahan pasir harus bermutu baik, bergradasi dan kelembutannya sama serta tidak
mengandung kadar lumpur dan kotoran lainnya
§ Untuk mendapatkan perbandingan campuran harus menngunakan takaran yang tidak
berubah dan telah disesuaikan dengan tepat pada salah satu jenis bahan
§ Adukan campuran harus dengan lat mesin mollen, kadar air disesuaikan.
§ Pencampuran adukan dalam bekisting harus menggunakan alat mesin penggetar
(vibrator)

BEKISTING
§ Untuk pekerjaan bekisting digunakan kayu klas II, yang berkualitas baik tebal 2 cm dan
tidak boleh dipergunakan untuk 2 (dua) kali pekerjaan bekisting
§ Bekisting harus menghasilkan suatu struktur akhir yang mempunyai bentuk, garis dan
dimensi komponen yang sesuai dengan yang ditunjukan dalam gambar rencana serta
uraian dan syarat-syarat teknis pelaksanaan. Bekisting harus cukup kokoh sehingga
mampu mencegah kebocoran adukan dan gaya tekan akibat beban-beban yang bekerja
pada bekisting
§ Staggerd (penopang) harus kuat menahan beban yang ada diatasnya, oleh karena itu
bahan yang digunakan adalah kayu meranti 5/7 cm dengan kualitas baik, dipasang pada
interval 60 cm untuk menghindari lendutan
§ Pada ujung-ujung kaki straggerd harus diberi pengikat yang menghubungkan antara kaki
yang satu dengan lainnya agar tidak terjadi pergeseran yang dapat mengakibatkan
terjadinya lendutan pada bekisting .
§ Celah-celah antara papan bekisting supaya ditutup dengan plastik yang cukup tebal agar
adukan tidak sampai keluar
§ Sebelum mulai pengecoran, sebelah dalam dari bekisting disiram air/dibersihkan dari
segala kotoran.

SELIMUT BETON
Untuk penutup beton minimum (selimut beton) yang berhubungan dengan :
- Air adalah 2,5 cm.
- Untuk pelat 1,5 cm, untuk balok 2 cm dan kolom 2,5 cm.

SARANG KERIKIL
Sarang kerikil yang terdapat pada beton harus diperbaiki segera setelah dibuka, sesuai
dengan ketentuan PBI 1971, beton sekitar sarang kerikil dipahat kasar, kemudian permukaan
lubang dibersihkan dan disiram air semen, kemudian dicor dengan campuran yang sama

Pasal 12
Pekerjaan Dinding

12.1. Dinding pada bagian sisi bangunan dibuat semi-permanen dengan dilaksanakan
menggunakan material kayu lanan.

12.2. Buat mal dari kaso yang sudah diserut, kedudukannya agar tegak lurus, rentangkan
benang dengan jarak 3 lapis bata.

Pasal 13
Pekerjaan Lantai

13.1 Tongkat menggunakan kayu ulin 5/10 dengan tinggi 2M dan lain-lainnya sesuaikan
Gambar.

13.2 Susuk Kayu menggunakan Kayu Ulin; Susuk kayu ulin untuk kandang, selasar
dan untuk wadah kotoran, lainnya sesuaikan gambar.

13.3 Papan Lantai menggunakan Kayu Lanan; Kayu Lanan untuk kandang, selasar dan
tangga, lainnya seusaikan gambar.
Pasal 14
Pekerjaan Penutup Atap

14.1. Konstruksi kuda-kuda bangunan ini memakai rangka baja ringan (truss) yang memenuhi
syarat SNI07-2053/SNI 07-0132.

14.2. Penutup atap menggunakan atap Metal kualitas baik.

14.3. Sebelum lembaran-lembaran atap dipasang, terlebih dahulu diperiksa ulang kedudukan
kasau dan reng yang sudah terpasang, sehingga susunan lembaran atap dapat
sempurna dan rapat.

14.4. Pemasangan atap Atap menggunakan paku khusus yang cukup, pemasangan
dilaksanakan dengan sempurna.

14.5. Warna penutup atap, akan ditentukan kemudian dan dikonsultasikan dengan pemberi
tugas

Pasal 15
Utilitas

15.1. Pengadaan dan Pemasangan Instalasi

a. Kotak kontak (socket outlet) 1 phase


b. Semua instalasi penerangan dan kotak kontak
c. Semua instalasi grounding untuk panel listrik lengkap dengan pipa pelindung ke semua
peralatan
d. Semua material Penunjang (Penggantung, penumpu, klem )
e. Pengurusan ijin Pasang baru daya listrik

15.2. Pengetesan seluruh pekerjaan instalasi listrik sampai dinyatakan baik oleh instansi
listrik sampai dinyatakan baik oleh instansi setempat (PLN) secara tertulis dan diterima
dengan baik oleh Pengawas/Pemilik proyek.

15.3. Pemasangan Jaringan Kabel Power dari Meteran Ke Panel Box


1. Macam Kabel
a. Kabel yang digunakan untuk jaringan instalasi baru yaitu jenis NYYGBY,NYM dengan
dimensi sesuai gambar
b. Kabel yang digunakan harus mempunyai rekomendasi dari LMK dengan standar merek
SUPREME, KABELINDO, KABELMETAL atau yang sederajat
c. Kabel harus dalam keadaan baru,tanpa cacat
2. Pemasangan dan Teknis Pelaksanaan
a. Setiap ujung saluran harus diberi kelebihan panjang / sling secukupnya untuk
mengantisipasi adanya kemungkinan perubahan tempat /pergeseran peralatan/panel
b. Pengurusan ijin instalasi listrik kepada instalasi yang berwenang (PLN) merupakan
pekerjaan dan tanggung jawab dari Kontraktor.
3. Pengetesan
a. Setiap saluran kabel harus dites tahanan isolasinya dengan menggunakan
alat MEGGER 1000 Volt
b. Pengetesan dilakukan antara masing-masing inti kabelnya dengan pelindungnya phasa-
phasa, phasa-netral,phasa-ground dan netral- ground
c. Hasil pengetesan tahanan isolasi yang diminta adalah minimum 5 M-ohm.
4. Penyambungan/Termination
a. Kontraktor diwajibkan memasang sepatu kabel pada ujung kabel yang akan disambung
panel/peralatan, kecuali dipersyaratkan lain, misalnya disambungkan baut tanpa sepatu
kabel
b. Sepatu kabel yang digunakan adalah yang berkualitas baik, standar merek GAE atau
sederajat
c. Pemasangan sepatu kabel harus menggunakan tang pres atau secara hidrolis.
d. Penyambungan kabel ke terminal panel/peralatan di semua bangunan adalah tanggung
jawab Kontraktor.
e. Sambungan harus dilaksanakan dengan baik,cukup kuat/erat sesuai dengan model
terminal peralatan yang terpasang.
5. Pemasangan Kabel Dan Saluran Kabel di dalam Bangunan
a. Semua kabel tegangan rendah yang digunakan adalah kabel yang sudah
direkomendasikan oleh LMK merek: Kabelindo, kabel metal,suprime atau sederajat;
§ Kelas : 600/1000 V
§ Inti : Tembaga
§ Isolasi : PCV
§ Ukuran : minimum 2,5 mm kecuali untuk kabel kontrol dan motor kecil digunakan
ukuran 1,5 mm, lainnya menyesuaikan gambar.
b. Kode warna harus mengikuti ketentuan PUIL 2000 :
§ Phase R/Ll : merah
§ Phase S/L2 : kuning
§ Phase T/L3 : hitam
§ Phase N : biru
§ Grounding : kuning - hijau
Warna kabel yang mengikat (harus ada) adalah biru (untuk netral) dan kuning / hijau
(untuk ground). Bila warna tersebut tidak ada maka pada ujung kabel harus diberi isolasi
dengan warna yang bersesuaian seperti butir 3 b.
c. Kabel NYY digunakan untuk instalasi dari panel meteran ke pembagi.
d. Kabel NYA dalam pipa PVC EGA, CLIPSAL digunakan untuk instalasi dari panel ke beban
penerangan atau peralatan / kotak kontak.
e. Pipa PVC merek EGA, CLIPSAL yang digunakan diisyaratkan yang sudah
direkomendasikan oleh LMK, bila diperlukan kontraktor harus dapat menunjukkan bukti
rekomendasi tersebut.
f. Untuk penyambungan ke beban penerangan digunakan kabel NYA dalam pipa PVC
Flexibel EGA/CLIPSAL
g. Pasangan kabel NYA dalam pipa PVC pada jarak maksimum 100 cm harus diberi klem.
h. Klem dibuat dari bahan plat logam digalvanis atau aluminium,pemasangan pada tembok
harus menggunakan vicher dan sekrup, pemasangan dengan menggunakan paku tidak
dibenarkan.
i. Semua penyambungan kabel pada kontak sambung menggunakan sambungan puntir
(dengan lasdop), merek EGA, Clipsal, Le grand.
j. Ujung kabel dipasang pada terminal kabel harus diberi pelindung (sealing end).
k. Kabel tray yang digunakan harus digalvanis dengan ketebalan minimal 2 mm Standar
interack atau sederajat.
6. Sakelar Dan Kotak Kontak
a. Sakelar yang digunakan pada instalasi ini standar merek National,Broco,Clipsal atau yang
sederajat dengan kemampuan minimum 10 A.
b. Sakelar dipasang setinggi 150 cm dari lantai dengan pasangan terpendam (in- bouw) rata
dengan permukaan plesteran dinding.
c. Kotak tempat sakelar dan kotak kontak dengan standar merek National, Broco,Clipsal
atau yang sederajat.
d. Kotak kontak yang digunakan pada instalasi ini berstandar merek National, Broco,Clipsal
atau yang sederajat dengan kemampuan minimum 16A.
e. Kotak kontak dipasang setinggi 30 cm dari lantai dengan pasangan terpendam atau in-
bouw rata dengan permukaan plester dinding sesuai petunjuk pengawas.
f. Untuk kotak kontak yang dipasang pada daerah basah dan lantai harus memakai tipe
tertutup (water proof type).
7. Lampu
a. Lampu LED 15 Watt
8. Pemeriksaan dan Tes Instalasi
a. Pekerjaan instalasi dan pemasangan armatur harus dites oleh kontraktor dengan
menggunakan alat tes yang sesuai. Macam tes yang dilakukan :
b. Pemeriksaan kerapian
c. Tes ketahanan / kekuatan mekanis
d. Tes tahanan isolasi
e. Tes beban, dinyalakan berturut-turut selama tiga malam
f. Pengetesan harus dilakukan bersama pengawas dan hasil tes harus mendapat
persetujuan / rekomendasi dari instansi yang berwenang (PLN)
9. Testing dan Commisioning
a. Sebelum melaksanakan pengujian Kontraktor harus merencanakan jadwal pemeriksaan
dan pengujian untuk mendapat persetujuan dari pengawas. Macam pemeriksaan dan
pengujian :
b. Pemeriksaan Visual
c. Pemeriksaan sambungan listrik maupun mekanis
d. Pengukuran tahanan isolasi
e. Pengujian dalam keadaan beban
f. Seluruh sistem dan pekerjaan instalasi harus diperiksa, diteliti dan diuji dengan baik
sebelum diserahkan dan pelaksanaannya harus menyertakan Pengawas dan bila perlu
dengan petugas dari instansi yang bersangkutan.
g. Sesudah seluruh instalasi terpasang seluruhnya harus diadakan pengujian dan
pemeriksaan instalasi secara keseluruhan.
10. Jaminan
Jaminan instalasi & material instalasi menjadi tanggung jawab kontraktor
11. Masa Pemeliharaan
a. Masa pemeliharaan untuk seluruh pekerjaan instalasi listrik ditetapkan selama 6 bulan
setelah barang diserahkan kepada Pemilik/Pengawas.
b. Dalam masa pemeliharaan apabila ditemukan instalasi yang rusak atau berfungsi kurang
baik maka Pemborong harus segera memperbaiki atau mengganti peralatan tersebut
sampai dapat berfungsi dengan baik.
12. Lain–Lain
a. Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan, walaupun tidak digambarkan atau
disebutkan dalam spesifikasi ini harus disediakan oleh Kontraktor, sehingga instalasi dapat
bekerja dengan baik dan dapat dipertanggungjawabkan tanpa tambahan biaya
b. Kontraktor harus memintakan ijin-ijin yang mungkin diperlukan untuk menjalankan
instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi ini atas tanggungan sendiri kepada instansi
berwenang yang terkait dengan pekerjaan ini (PLN, DEPNAKER).
Pasal 16
Aksesoris dan Finishing

16.1. Cat Kayu menggunakan cat kayu yang berkualitas baik.


16.2. Pelaksaan harus disesuakian dengan peraturan pabrik cat.
16.3. Ketentuan mengenai warna pada pekerjaan ini, akan ditentukan kemudian oleh Direksi
16.4. Tempat makan kayu
16.5. Ember untuk tempat minum
16.6. Jaring Paranet untuk tempat kotoran ukuran tercantum pada RAB.
16.7. Pipa Paralon tempat kotoran ukuran tercantum pada RAB.

Pasal 17
Penutup

Semua persyaratan – persyaratan dalam Rencana Kerja dan Syarat (RKS) dan gambar –
gambar pelaksanaan ini adalah mengikat tidak boleh dirubah tanpa persetujuan dari Dinas
Perkebunan dan Peternakan.
Syarat – syarat yang tidak tertera dalam Spesifikasi Teknis, tetapi tertera pada bagian lain
didalam Dokumen ini, Kontraktor berkewajiban untuk melaksanakannya.

Anda mungkin juga menyukai