Anda di halaman 1dari 18

METODE PEKERJAAN

I. RUANG LINGKUP PEKERJAAN


a. Dalam maksud memberi pembayaran untuk kegiatan-kegiatan pada permulaan
pelaksanaan konstruksi, suatu bagian pekerjaan dengan jumlah yang pasti harus
dimasukan ke dalam rencana anggaran biaya untuk membayar mobilisasi dan
pekerjaan – pekerjaan persiapan. Uraian dalam mobilisasi dan pekerjaan persiapan
dimaksudkan untuk memberi ganti rugi pada kontraktor dalam melaksanakan
pekerjaan, termasuk (tetapi tidak mutlak) keperluan-keperluan untuk:
✓ Mendatangkan tenaga kerja, alat-alat kerja, perlengkapan – perlengkapan dan
kegiatan kegiatan ditempat pekerjaan.
✓ Mendirikan kantor-kantor, bangunan-bangunan, gudang-gudang dan fasilitas
lain ditempat pekerjaan.
✓ Biaya-biaya yang diperlukan unyuk pembayaran peralatan termasuk biaya
pembelian dan biaya pemindahannya.
✓ Biaya yang diperlukan untuk pembayaran setiap pekerjaan lain yang diperlukan
untuk pembayaran setiap pekerjaan lain yang harus dilakukan atau pekerjaan-
pekerjaan yang tidak terduga pada permulaan pelaksanaan pekerjaan diproyek
yang mana pembayarannya tidak disebutkan dalam kontrak.
✓ Pembersihan tempat kerja pada akhir pekerjaan serta pemulangan tenaga kerja
dan peralatan lainnya.
✓ Biaya K3 seperti penyiapan Rencana Keselamatan Kerja (RKK), papan informasi
K3, APD, asuransi tenaga kerja, fasilitas sarana kesehatan dan rambu rambu yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan.
b. Semua fasilitas, alat kerja dan peralatan yang dibuat atau dibawa ke tempat-tempat
kerja, harus dianggap sebagai subjek untuk melengkapi paragraph ini, jika direksi
tidak memberikan secara khusus dan tertulis, cara-cara lain untuk suatu bagian-
bagian pekerjaan atau bagian khusus pekerjaan. Kontraktor harus bertanggung
jawab sendiri atas kelengkapan, efisiensi, penggunaan, perlindungan, pemeliharaan,
perbaikan dan pengamanan semua fasilitas alat kerja dan peralatan-peralatan
lainnya. Fasilitas, alat kerja dan peralatan-peralatan yang termasuk dalam paragraph
ini tidak boleh dibongkar atau dipindahkan dari tempat kerja terutama yang digunakan
untuk menyelesaikan pekerjaan dalam kontrak, tanpa izin tertulis dari ketua direksi.
c. Semua fasilitas, alat kerja dan peralatan-peralatan dalam tempat kerja juga harus
menjadi subjek sesuai hak Employer untuk memiliki dan membuat fasilitas-fasilitas
dalam maksud menyelesaikan pekerjaan selama kontrak. Kontraktor setuju dan
memberikan pernyataan yang diterima ketua direksi.

II. BAHAN-BAHAN
A. PORTLAND CEMENT
1) Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan harus Portland Cement, produksi
dalam negeri dan sesuai dengan PBI – 1971, NI – 2. Kontraktor harus
menyediakan contoh semen apabila diminta oleh Direks, keduanya yaitu contoh
dari Gudang Kontraktor di lapangan dan dari pabrik, atau Kontraktor harus menguji
semennya menurut PBI 1971 (NI-2).
2) Portland cement yang disimpan dalam Gudang lapangan harus memenuhi
persyaratan teknis penyimpanan, bilamana Portland Cement telah mengeras,
maka tidak boleh dipakai untuk campuran.
3) Semen boleh saja tidak dipakai sebagai kebijaksanaan dari direksi, seandainya
tidak memenuhi syarat-syarat yang dibutuhkan.
4) Pengukuran Dan Pembayaran
Harga satuan penawaran pada daftar harga penawaran untuk setiap uraian
pekerjaan yang mencakup semen, sudah harus termasuk dari harga pembelian
semen, tranportasinya, dan biaya pengirimannya, penanganan, penyimpananan
METODE PEKERJAAN
di gudang dan penempatan sampai menjadi beton, adukan, pasangan, atau
pekerjaan lainnya. Tidak ada pembayaran ekstra/tambahan untuk semen yang
tersisa, terbuang, rusak pada waktu muat/ mengangkut/ menyimpan atau
semen yang di pakai untuk pekerjaan-pekerjaan yang harus dibongkar atau
diganti karena tidak memenuhi syarat atau karena kesalahan kontraktor dalam
memperhitungkan jumlah semen yang dibutuhkan dalam suatu campuran. Semua
biaya pemakaian semen telah termasuk dalam harga satuan yang ada dalam
penawaran untuk uraian-urain pekerjaan yang memakai semen.
B. PASIR, AGREGAT DAN BAHAN-BAHAN PERKUATAN
1. Umum
Semua pasir, agregat dan bahan perkuatan yang akan di pakai untuk semua
struktur pekerjaan harus atas dasar dokumen kontrak dan untuk semua hal yang
ada hubungannya. Hal yang mungkin diminta/diperlukan oleh direksi terdiri dari
material diperinci dan harus sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan yang telah
ditetapkan. Segala ketentuan-ketentuan dan kebutuhan-kebutuhan harus
dilaksanakan kecuali segala ketentuan dan kebutuhan yang telah dirubah oleh
direksi untuk/bagi setiap pekerjaan tertentu.
HANDLING DAN STOCKPILING
a. Kontraktor harus mengangkut, membongkar dan menumpuk semua pasir,
agregat dan bahan perkuatan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan
konstruksi dan bangunan- bangunan. Semua cara-cara yang dikerjakan oleh
kontraktor seperti membongkar, memuat dan menumpuk pasir, agregat dan
bahan perkuatan setiap waktu harus disetuhui oleh direksi.
b. Lokasi dan pengaturan semua daerah stockpiling (penimbunan) disetujui oleh
direksi. Kontraktor harus membersihkan dan mengatur semua drainage semua
tempat yang dipersiapkan untuk stockpiling dan harus mengatur stockpiling
pasir, agregat dan bahan perkuatan sehingga adanya kerusakan ataupun
pemisahan/ hilang dapat di kurangi seminimal mungkin dan stockpiled
material tidak akan berkontaminasi dengan tanah ataupun dengan bahan-
bahan lain sehubungan dengan permukaan air banjir dan air tanah.
c. Kontraktor menyediakan biaya untuk pemprosesan kembali pasir, agregat
atau bahan perkuatan yang mungkin akan menjadi rusak atau berkonta minasi
sehubungan dengan stockpiling yang tidak memadai dan perlindungan yang
kurang. Kontraktor juga harus melakukan semua pelaksanaan stockpiling
dengan cara menyimpan langsung semua material pada stockpiles secara
berlapis. Pasir, agregat dan bahan penguatan jangan dipindahkan dari suatu
tempat ketempat stockpiles yang lain, kecuali pada keadaan tertentu yang
memerlukan penyediaan jalan untuk truck dalam penempatan material secara
berlapis yang cukup. Kontraktor harus dapat berbuat sesuatu untuk
menghindari adanya kerusakan-kerusakan dari agregat dan bahan perkuatan
yang mungkin terjadi karena operasi truck yang melewati stockpiles.

2. Pasir (sand)
a. Sesuai dengan ketentuan-ketentuan, variasi type dan jenis pasir yang
dibutuhkan dalam pekerjaan konstruksi sebagai berikut:
✓ Pasir buatan : (manufactured sand) pasir yang dihasilkan dari batuan
✓ Pasir alam : (natural sand) Pasir yang diambil dari sungai-sungai
ataupun pasir alam yang didapat dari lain sumber dan dan ini semua
harus telah disetujui.
✓ Pasir campuran: (blended sand) campuran antara pasir alam dan pasir
buatan yang dibuat dengan ukuran yang tepat.
b. Semua pasir alam yang diperlukan dalam pekerjaan konstruksi, kontraktor
harus mengusahakan dan mendapatkannya dari sungai ataupun dari sumber
alam lainnya yang telah disetujui.
c. Kalau pasir itu diperoleh dari sumber-sumber yang tidak dikuasai oleh
pemerintah, maka kontraktor harus membuat suatu pengaturan/pembicaraan
khusus dengan pemilik usaha pasir tersebut dan kontraktor harus membayar
METODE PEKERJAAN
semua biaya-biayanya.
d. Persetujuan tentang pasir yang diperoleh dari sumber-sumber alam, jangan
ditafsirkan sebagai suatu persetujuan yang sah untuk semua material yang
diperoleh dari sumber- sumber alam lainnya, kontraktor harus bertanggung
jawab penuh atas semua kualitas dari semua material yang dipergunakan
dalam pekerjaan. Kontraktor harus menyerahkan kepada direksi, persiapan
dan persetujuan test dari direksi dengan contoh sebanyak 15 kg sebagai
sample dari pasir alam tersebut, dan selambat-lambatnya 14 hari sebelum
pemakaian, bahan-bahan tersebut sudah diperiksa.
e. Deposit pasir alam harus dibersihkan dari vegetasi, bahan-bahan lain yang
mengotori dan yang dapat menimbulkan pasir menjadi tidak baik. Deposit
harus sedemikian rupa sehingga mutu tidak mengurangi. Material-material
tersebut harus disaring (screened) dan dicuci bila perlu untuk memperoleh
pasir sesuai dengan kebutuhan.
f. Pasir atau agregat halus (fine agregate) harus benar-benar bersih dan bebas
dari clay lumps, soft, dan flaky particle, schale, alkali, organic matter, loam,
mica, dan injurious amounts yang menimbulkan pasir tidak menjadi sesuai.
Jumlah persentasi dari semua material tersebut beratnya tidak akan melebihi
5%. Agregat yang baik adalah agregat yang berbentuk tajam (sharp), cubical,
keras, tebal dan tahan lama.
g. Semua pasir yang digunakan untuk pekerjaan beton seperti yang telah
ditentukan harus berupa pasir alam dan apabila perlu harus dari pasir
campuran dalam perbandingan yang sesuai.\
Pasir-pasir tersebut harus mempunyai modulus yang baik (fineness modulus)
antara 2-3,2 atau pengetesan dengan saringan sesuai dengan standard
Indonesia. Untuk beton PBI 1971 atau seperti berikut:
No. saringan Persentase bagian yang
(screen no.) tertinggal dalam berat
4 0 - 5
8 6 - 15
16 10 - 25
30 10 - 30
50 15 - 35
100 12 - 20
PAN 3 - 7

Kalau persentase yang tinggal (tertahan) dari saringan no. 16 sebesar 20


% atau kurang, maka batas maksimum untuk persentase yang tertahan
dari saringan No. 8 boleh naik menjadi 20 %.
h. Pasir yang digunakan untuk adukan bagi pekerjaan pasangan batu atau
tubuh pekerjaan, harus berupa pasir alam dan bila ditest harus memenuhi
standard sebagai berikut:

Screen no. Percent by weight passing screen


8 100
100 15 (max)

Dengan nilai tersebut diatas harus dengan gradasi baik (well graded) sehingga
sesuai dengan pekerjaan adukan yang diperlukan.
i. Pasir-pasir alam dan pasir-pasir campuran dapat diminta untuk ditest oleh
doireksi untuk menentukan apakah pasir-pasir tersebut sesuai dengan apa
yang telah ditentukan dan dibutuhkan. Kontraktor harus menyiapkan dan
melaksanakan pengambilan contoh yang diperintahkan oleh direksi tanpa
pungutan bayaran yang meliputi tanaga, material dan operasinya.
METODE PEKERJAAN
3. Agregat Kasar
a. Coarse agregat harus didapat dari sumber-sumber yang telah disetujui yang
terdiri dari kerikil, batu gunung, quared atau batu-batu pecah (crushed stone)
atau campuran dari semua itu.
b. Coarse agregat harus bersih, bebas dari partikel lunak, satuan yang tebal
dan memanjang, alkali, organic dan bahan lain yang tidak sesuai. Jumlah
persentase dari semua bagian yang tidak sesuai ini tidak lebih dari 3 %. Untuk
kandungan Lumpur, tidak boleh melebihi 1 %.
c. Coarse agregat harus dengan gradasi yang baik dengan ukuran butir antara
5mm – 32 mm atau dengan ukuran yang dibatasi untuk pekerjaan-pekerjaan
khusus seperti yang telah ditentukan. Course agregat mempunyai modulus
yang baik (fineness modules) antara 6-7,5 atau bila dengan pengetesan berarti
sesuai dengan standard Indonesia untuk Concrete PBI 1971.
d. Course agregat harus sesuai dengan spesifikasi yang ada (PBI 1971) dan
bila ditest oleh direksi karena tidak memenuhi spesifikasi, kontraktor harus
mengayak kembali atau memproses material-material tersebut dengan biaya
sendiri, meningkatkan mutu produksi aggregate sehingga memenuhi syarat
seperti yang disetujui direksi.

4. Bahan Batuan
a. Batu diperoleh dari suatu pengambilan yang disetujui. Batu-batu yang
dipakai/dipergunakan adalah Batu Kali, batu gunung atau Batu belah,
mempunyai berat jenis (specific gravity) minimum 2,4. Compression strength
(tegangan kompressi) tidak boleh kurang dari 400 kg/cm².
b. Untuk penggunaan pada pekerjaan pasangan batu, maka batu-batu tersebut
harus keras, kasar, padat dan tahan lama serta bebas dari retak ataupun pecah.
c. Batu untuk pasangan harus dibentuk/dibuat dengan ukuran seperti pada
gambar atau sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh direksi.

5. Air
Air yang dipakai untuk membuat, merawat beton dan membuat adukan harus dari
sumber yang disetujui oleh Direksi dan memenuhi Pasal 9 Standar Nasional
Indonesia.

6. Zat tambahan (Aditif)


Beton atau adukan harus dibuat dari semen, pasir, kerikil dan air sebagaimana
ditentukan tidak boleh ada campuran bahan bahan lain tanpa persetujuan Direksi.
Kontraktor boleh memakai zat pelambat untuk memudahkan persiapan pembuatan
sambungan – sambungan, sebagaimana susunannya zat pelambat dan cara
pemakaiannya harus mendapat persetujuan Direksi.

C. TULANGAN
Tulangan baja untuk beton harus batang baja lunak yang bulat dan polos ataupun
berulir, digilas panas sesuai dengan PBI 1971.

Tulangan pada waktu pengecoran beton harus bersih dan bebas dari kerusakan,
sisik gilingan yang lepas dan karat yang lepas. Batangan – batangan baja yang telah
dibengkokkan tidak boleh diluruskan atau dibengkokkan lagi untuk dipakai di
pekerjaan tanpa persetujuan Direksi.

Semua tulangan beton harus baru dan dari tingkatan dan ukuran yang sesuai
dengan Indonesia standard for concrete, PBI 1971 atau ASTM Designation A.15
dan harus disetujui direksi.
METODE PEKERJAAN
D. CAT TEMBOK
a. Cat yang digunakan adalah cat tembok
b. Tidak ada pembayaran tersendiri untuk cat yang terbuang, hilang atau tidak
diperhitungkan sebagai akibat penanganan yang tidak tepat, atau cat yang
digunakan sebagai pengganti cat yang rusak atau yang digunakan oleh
kontraktor dengan tujuan memudahkan pelaksanaan konstruksinya.
c. Semua biaya penyediaan cat sedemikian rupa harus sudah termasuk kedalam
harga satuan penawaran seperti didalam Bill Of Quantities untuk uraian yang
tepat dimana cat digunakan.

III. GAMBARAN UMUM KEGIATAN


A. PEKERJAAN PERSIAPAN/PENDAHULUAN
1. PEKERJAAN PEMBERSIHAN LAPANGAN
a. Semua tanah dalam batas pembebasan tanah yang perlu diadakan
pembersihan seperti yang ditentukan Direksi, harus dibersihkan dari pohon-
pohon, semak-semak, alang-alang, akar-akar pohon, lainnya dan semua
bahan-bahan yang mengganggu, harus dibuang dari tempat pekerjaan atas
persetujuan Direksi.
b. Pada umumnya hanya pohon-pohon yang akan mengganggu konstruksi yang
dituntutoleh spesifikasi ini untuk dibuang dan pohon-pohon sepanjang batas
pembebasan tanah akan dibiarkan ditempat sampai kemungkinan perluasan
maksimal pohon-pohon yang dicabut harus dikumpulkan dilokasi-lokasi yang
ditunjuk oleh Direksi dan akan tetap merupakan milik Direksi. Pagar-pagar,
dinding-dinding bangunan-bangunan, reruntuhan-reruntuhan (puing- puing)
dari tempat pekerjaan harus dibuang sesuai persetujuan direksi, setelah
semuabahan-bahan dan perlengkapan yang masih dapat digunakan,
diselamatkan dan diserahkan kepada Direksi ditempat pekerjaan.
c. Kontraktor akan diminta untuk melaksanakan pembersihan sebelum
pelaksanaan konstruksi lainnya.
d. Kerusakan tehadap pekerjaan-pekerjaan dan milik masyarakat atau pribadi
yang disebabkan pelaksanaan kontraktor dalam pembersihan, akan diperbaiki
atau diganti atas biaya kontraktor.
e. Jika material hasil pembersihan akan dibakar, kontraktor harus menempatkan
orang untuk mengawasinya dari kemungkinan bahaya kebakaran lingkungan
alam maupun harta benda.
2. PENGUKURAN KEMBALI DAN PEMASANGAN BOWPLANK
Pengukuran Kembali
Pembayaran dihitung berdasarkan dalam satuan Lump sum sesuai proses kegiatan
Titik tetap (bench mark) yang terdapat didekat lokasi pekerjaan adalah titik BM.
Sedangkan titik yang akan diambil ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan, penyedia
jasa boleh menentukan titik tetaptambahan untuk memudahkan pelaksanaan
dan harus sesuai dengan gambar rencana serta harus mendapat persetujuan
dari Direksi.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, penyedia jasa harus melakukan
pengukuran guna penentuan batas-batas daerah kerja, elevasi galian, elevasi
timbunan dan elevasi dasar bangunan.
Tempat kedudukan titik-titik hasil pengukuran harus ditandai dengan kayu atau
beton pada bagian-bagian yang penting, potok tersebut harus mudah ditemukan
kembali atau dikontrol.
Pengukuran dan pembayaran.
Pembayaran pekerjaan pengukuran dihitung berdasarkan dalam satuan Lump sum
sesuai dengan proses kegiatan
Pemasangan Bouwplank
Bouwplank dibuat dari papan Klas III, dengan bagian atas halus dan rata.
Bouwplank ini dipakukan pada tiang-tiang dari kasau yang tertanam dengan kokoh
dengan jarak maksimum 1,50 m, pengukuran/pemasangan bouwplank harus
METODE PEKERJAAN
dilaksanakan dengan menggunakan instrument water pass (Theodolite). Tinggi
peil bouwplank harus ditulis pada papan bouwplank dengan meni, demikian
juga tempat pondasi harus diberi tanda yang jelas pada papan bouwplank.
Bouwplank dipasang keliling pondasi dengan keliling daerah pembersihan
3. PEMBUATAN KISDAM
Pekerjaan kisdam diperlukan untuk penutupan dan pengeringan sementara pada
lokasi pekerjaan konstruksi, pada tempat/lokasi tertentu yang disesuaikan dengan
kondisi lapangan atau sesuai petunjuk direksi berupa pancang kayu dan papan
serta material tanah penutup yang akan dimanfaatkan dari daerah sekitar lokasi,
dilanjutkan dengan pekerjaan dewatering agar lokasi kerja dapat selalu terjaga dari
kondisi berair.
Pembayaran.
Pembayaran pekerjaan Kisdam dihitung dan diukur berdasarkan dalam satuan
Lump sum sesuai dengan proses kegiatan.

B. PEKERJAAN SALURAN
1. PEKERJAAN GALIAN TANAH BIASA
1) Umum
Semua penggalian harus dilaksanakan berdasarkan bentuk dan elevasi yang
tertera pada gambar atau bentuk dan elevasi lain yang diperintahkan oleh
Direksi. Kontraktor wajib melakukan perapihan bentuk dan elevasi pada semua
galian permanen agar mendekati bentuk pada gambar.

Pada saat galian dilaksanakan dan dibentuk rapi Direksi harus diberitahukan
sehingga Direksi dapat melakukan pengecekan/ peninjauan terhadap hasil
galian, dan tidak ada galian yang diisi atau dilapisi oleh beton sampai dengan
selesai pengecekan, dan Kontraktor telah diberikan ijin resmi untuk melanjutkan
pekerjaan.

Galian harus termasuk galian semua jenis material tanah, yang secara efektif
dapat dengan mudah digali oleh tenaga manusia, bulldozer, dan alat alat
konstruksi lainnya yang disetujui Direksi.

Segala tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mempertahankan material di


bagian bawah dan di luar daerha galian dalam kondisi sangat baik. Segala
kerusakan yang terjadi pada pekerjaan selama Kontraktor bekerja, termasuk
kerusakan material di luar batas penggalian, harus diperbaiki dengan
menggunakan biaya pribadi Kontraktor. Semua kelebihan penggalian yang
dilakukan oleh Kontraktor untuk maksud dan tujuan tertentu, kecualli bila
diperintahkan oleh Direksi, baik dikarenakan kesalahan Kontraktor, harus
ditanggung sendiri oleh Kontraktor. Setiap kelebihan galian harus ditimbun
kembali dengan syarat material yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan
untuk menjaga agar kondisi tanah tidak akan menimbulkan kerusakan terhadap
pekerjaan di kemudian hari. Kerusakan kemiringan galian akibat ledakan atau
getaran yang disebabkan oleh pekerjaan Kontraktor harus diperbaiki dengan
biaya sendiri oleh Kontraktor. Oleh sebab itu luas daerah galian harus dilakukan
seminimal mungkin.

2) Galian untuk Bangunan


Galian untuk bangunan harus termasuk galian semua jenis tanah, pasir batu
kerikil/ gravel dan batuan lainnya. Galian untuk bangunan harus dilakukan
dengan cara hati hati baik terhadap garis bentuk dan elevasi yang diperintahkan
METODE PEKERJAAN
oleh Direksi. Kecuali diperintahkan oleh Direksi, kemiringan galian dan dimensi
harus sesuai sebagai berikut.

Kategori Bangunan pada tanah biasa


Kemiringan galian 1 : 0.5
Jarak sisi dari sudu luar pondasi 0.5 m
Lebar berm dengan tinggi 3 m 0.5 m

Dasar dan kemiringan dari galian terhadap pemasangan beton dan pasangan
batu harus dilaksanakan dengan sangat akurat terhadap dimensi yang tertera
pada gambar, atau ditetapkan oleh Direksi. Dan permukaan yang dipersiapkan
harus dibasahi dengan air dan dipadatkan dengan alat yang sesuai atau dengan
peralatan yang bertujuan untuk mengamankan kekuatan pondasi tanah dasar.
Jika pada suatu titik material asli pondasi terganggu selama proses penggalian
berlangsung atau hal lainnya, harus dilakukan pemadatan ulang, atau harus
dibongkar dan ditimbun kembali dengan material alam atau beton yang
memadai dengan biaya sendiri Kontraktor.

Bobot dan pembayaran dari penggalian untuk bangunan harus sesuai dengan
bentuk dan elevasi pada gambar dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Bobot untuk pembayaran dari volume pekerjaan sebenarnya harus dilakukan
berdasarkan gambaran bentuk dan elevasi dari gambar desain, dan tidak ada
pembayaran tambahan terhadap kelebihan atau pembuangan hasil galian di luar
dimensi yang ditetapkan kecuali bila galian dan pembuangan tersebut
berdasarkan perintah Direksi.

3) Tempat Penyimpanan dan Pembuangan untuk Hasil Galian


Sejauh dapat dilaksanakan, bila disetujui oleh Direksi semua material yang
memungkinkan dari hasil galian saluran, drainase dan bangunan penunjang
harus digunakan untuk konstruksi permanen yang dibutuhkan pada Spesifikasi
sebagai timbunan tanah hasil galian dan timbunan kembali.

Apabila memungkinkan material yang sesuai untuk timbunan dan timbunan


kembali harus digali terpisah dari material yang akan dibuang dan material yang
dipakai harus dipisahkan berdasarkan beban selama pelaksanaan penggalian
dan ditempatkan langsung pada lokasi yang sudah direncanakan atau pada
tempat penyimpanan dan kemudian ditempatkan pada lokasi rencana yang
disetujui oleh Direksi.

Material galian yang sesuai untuk timbunan dan timbunan kembali setelah
pengeringan tetapi masih terlalu basah untuk dipadatkan langsung, terlebih
dahulu harus ditempatkan pada tempat penyimpanan yang s=disetujui oleh
Direksi. Apabila kadar airnya sudah menurun sesuai yang diijinkan untuk
ditempatkan sebagai timbunan, atau dengan persetujuan terinci oleh Direksi
baru dapat ditempatkan sebagai timbunan atau timbunan kembali.

Material galian yang tidak sesuai untuk digunakan kembali harus ditempatkan
pada daerha pembuangan yang disetujui oleh Direksi seperti yang tertera pada
Gambar atau yang ditunjuk oleh Direksi. Kontraktor harus merapikan dan
mengatur tanah kelebihan galian dengan ketinggian maksimum 2 (dua) meter
dan meratakannya sesuai persetujuan Direksi. Kontraktor juga harus menjaga
agar timbunan sisa galian tidak mengganggu jalur air yang ada pada lokasi
METODE PEKERJAAN
pembuangan dan harus menyelidiki setiap pengaturan yang berhubungan
dengan lapangan, baik terhadap yang dianjurkan Direksi ataupun badan yang
berwenang mengenai hal tersebut di atas.

4) Bobot dan Pembayaran


Pembobotan untuk pembayaran dari penggalian harus dibuat berdasarkan
jumlah dalam meter kubik (m3) hasil galian tanah dari pengupasan permukaan
tanah atau dari tanah dasar ke garis berat dan tingkatan – tingkatan yang tertera
pada gambar atau yang diperintahkan Direksi.

Pembayaran untuk galian saluran, drainase dan bangunan berdasarkan harga


satuan dalam meter kubik (m3).

Harga nilai satuan sudah termasuk buruh, material, alat alat konstruksi yang
diperlukan, merapikan sisi miring galian, pencegahan keruntuhan atau
longsoran, perataan tanah, sejumlah kecil timbunan pada bahu penggalian dan
sejumlah kecil penimbunan kembali yang mungkin dianjurkan oleh Direksi,
pengangkutan dari lokasi galian ke lokasi pembuangan, tempat penyimpanan
sementara atau lokasi galian ke lokasi kelebihan tanah galian, tempat
penumpukan sementara, pembuangan bahan yang tidak diperlukan kecuali
beberapa hal lain yang dibayarkan terpisah seperti pengalihan ari, pembuatan
dan pemeliharaan daerha penampungan air pembuangan pada saat
pelaksanaan konstruksi.

2. PEKERJAAN SALURAN
1. PASANGAN BATU BELAH SPESI 1 : 4
1) Umum
Pekerjan yang termasuk dalam bagian ini terdiri dari semua penyediaan
pekerja, material dan alat alat konstruksi, dan keperluan yang diperlukan
untuk semua pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan pasangan
batu.
2) Batu untuk Pasangan Batu
Batu yang digunakan harus berbentuk bersiku – siku, yang dapat diambil
dari sungai atau tempat penggalian yang telah disetujui Direksi. Berat batu
untuk pasangan antara 8 – 25 kg per buah.
Semua tempat penyimpanan batu untuk pasangan batu harus dirawat
dengan cara yang baik sehingga kondisinya selalu dalam keadaan sedikit
basah pada saat akan digunakan. Batu yang akan digunakan pada setiap
bagian harus mempunyai bentuk yang hamper sama untuk menghindari
adanya rongga yang terlalu besar antara batu. Ukuran maksimum dari batu
untuk pasangan batu harus 2:3 dari ketebalan dinding. Penggunaan batu
bulat dapat diijinkan untuk beberapa kombinasi dengan batu persegi dan
tidak boleh digunakan pada dinding yang memiliki ketebalan kurang dari
30 cm.
3) Adukan Semen untuk Pengikat
Perbandingan adukan antara semen PC dan pasir adalah satu banding
empat (1:4) yang akan digunakan sebagai pengikat untuk setiap pekerjaan
pasangan batu pada klausul ini. Adukan semen yang digunakan untuk
pasangan batu keseluruhannya harus sesuai dengan ketentuan yang
berlaku pada klausul Adukan semen/ mortar
4) Pemasangan
Sebelum pemasangan batu, batu harus cukup basah. Batu untuk pasangan
batu harus diletakkan dengan tangan yang mana setiap batu harus
sepenuhnya dikelilingi dengan adukan semen. Adukan semen yang
dikategorikan disini adalah adukan semen untuk pengikat. Batu harus
METODE PEKERJAAN
diletakkan pas pada tempatnya dengan cara adukan semen harus
menempel utuh dengan adukan lainnya pada setiap pertemuan. Batu
tersebut harus dipaksa masuk dan menjadi tergabung dengan
menggunakan palu besi dan batu yang terpecah harus diangkat dan
dibersihkan kemudian digunakan kembali dengan adukan yang baru. Batu
tidak boleh dipasang pada waktu hujan lebat yang dapat mengikis adukan
dari pasangan batu. Adukan yang telah dipasang dan menjadi encer
karena kehujanan harus dibongkar dan diganti sebelum melanjutkan
pekerjaan.
5) Pembobotan dan Pembayaran
Pembobotan untuk pembayaran dari pasangan batu dilakukan berdasarkan
harga satuan per-meter kubik. Harga satuan tersebut sudah meliputi biaya
pekerja, material dan alat konstruksi untuk pelaksanaan pekerjaan
pasangan batu, termasuk peralatan tambahan dan transportasi batu,
semen, pasir, pengadukan mortar, pemasangan dan penyelesaian akhir
dari pekerjaan tersebut.

2. PLESTERAN Campuran 1 : 3 tebal 15 mm dan PLESTERAN ACIAN


a) Pemasangan
Sebelum melakukan plesteran, permukaan pasangan batu harus bersih
dan dipakai air. Susunan adukan adalah 1 Pc : 3 Ps dalam perbandingan
volume. Untuk pekerjaan bendung, plesteran dibuat setebal 3 cm,
sedangkan untuk bangunan-bangunan biasa setebal 1,5 cm. Pekerjaan
plesteran dibuat pada lokasi yang ditunjukkan pada gambar atau atas
petunjuk Direksi.
b) Pembobotan dan Pembayaran
Pembobotan untuk pembayaran dari plesteran + acian dilakukan
berdasarkan harga satuan per-meter persegi. Harga satuan tersebut sudah
meliputi biaya pekerja, material dan alat konstruksi untuk pelaksanaan
pekerjaan plesteran dan acian, termasuk peralatan tambahan dan
transportasi semen, pasir, pengadukan mortar, pemasangan dan
penyelesaian akhir dari pekerjaan tersebut.

3. PEKERJAAN BETON BERTULANG - Plat


a) COR BETON CAMP. 1:2:3
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Semua beton yang akan digunakan untuk semua bagian konstruksi sesuai
spesifikasi dan yang berhubungan pekerjaan beton dan yang diminta oleh
direksi, harus terdari dari bahan yang telah ditentukan dan harus secara
propersi, campuran, bentuk dan pemasangan sesuai dengan yang
ditentukan menurut kebutuhan. Ketentuan-ketentuan dan kebutuhan-
kebutuhan seperti tersebut diatas dilaksanakan kecuali bila mana ada
ketentuan dan kebutuhan lain yang dirubah oleh direksi untuk setiap
pekerjaan khusus. Semua ketentuan-ketentuan dan kebutuhan-
kebutuhan yang tidak diperinci disini harus sesuai dengan standard beton
diindonesia NI.2 PBI 1971
MUTU BETON
Mutu beton harus disesuaikan dengan standard Indonesia untuk beton NI-
2 PBI. 1971 seperti tersusun dibawah ini:
Tabel Standard Mutu Beton Menurut PBI-71

Kate
σ'b σ'bm gor
Control
Class k With y of Supervision
Crushing
Grade (kg/c S=46 str Agregate Quality
Strength
m2) (kg/cm2) uct
ure
METODE PEKERJAAN
Non
I B - - stuctural Visual inspection No test
II BI - - Struktural Strict Inspection No test
K 125
K 125 125 200 Struktural Detailed Examination No test
By Gradation
K 175 175 250 Struktural Detailed Examination Test to be
By Gradation carried out
K 225 225 300 Struktural Detailed Examination Test to be
By Gradation carried out

Dimana:
σ'bk adalah Karakteristik “Crusing Strength” dan didapat dari hasil beberapa
percobaan sampele Crushing, hanya 5% dibolehkan dibawah harga yang
disyaratkan σ'bm Adalah nilai “Crushing Strength”(average)
Jika tidak ditentukan lain (Crushing strength) selalu Compressive/crushing
strength dari kubus sample dengan 15 (+ 0,06) cm per sisi diuji pada umur
28 hari.

KRITERIA
Secara umum USBR dapat diterima dengan ketentuan bahwa strength
80% dari hasil test pacemen harus lebih besar dari design strength.
Design strength klasifikasinya seperti:
Class I = 160 kg/cm2 oleh uji silinder 15 x 30 cm selama 28 hari.
Class II = 200 kg/cm2 dengan uji silinder 15x30 cm selama 28 hari.
Class III = 225 kg/cm2 dengan uji silinder 15x30 cm selama 28 hari

CAMPURAN BETON
a. Beton terdiri dari semen Portland, pasir, agregat kasar, air seperti
yang telah dispesifikasi. Semua dicampur secara baik dan konsistensi
yang layak.
b. Grout akan disusun oleh sement Portland, pasir, air dan bahan
pengering yang telah disetujui oleh direksi. Semua perbandingan dan
campuran pada konsistensi disetujui oleh direksi.
c. Untuk beton grade “B” campuran biasanya untuk non structural work,
digunakan dengan kondisi bahwa proporsi semen Portland, pasir, dan
agregat tidak kurang dari 1 : 8. Jumlah semen untuk tiap-tiap meter
kubik beton harus sedikitnya 225 kg.
d. Untuk beton B1 dan K125, campuran normal semen Portland,pasir
dan kerikil batu pecah akan berlaku proporsi 1:2:3 atau 1:1, 5:2, 5.
Jumlah semen untuk tiap-tiap meter kubik beton harus diantara 300
sampai 325 kg.
e. Untuk mutu K175 dan mutu yang lebih tinggi, harus digunakan
“design mix”.Design mix harus dari hasil pengujian campuran
untuk memperoleh ketentuan-ketentuan dan karakteristik kekuatan.
Jumlah semen untuk setiap meter kubik beton sekurang-kurangnya
325 kg.
f. Ukuran maksimum agregat dalam beton untuk beberapa bagian
pekerjaan adalah yang paling besar dari ukuran yang telah ditentukan
dan penggunaannya mulai dari pengadukan, pemasangan hingga
memuaskan.
g. Proporsi dimana bermacam-macam bahan digunakan untuk tempat
yang berbeda, harus seperti yang didapatkan dari hasil percobaan test,
dari waktu akan ditentukan dari beton yang sudah diproduksi dan
mempunyai density yang cocok, impermeabilitas, ketahanan, dan
tegangan yang dibutuhkan tanpa menggunakan semen dengan jumlah
yang berlebihan. Perbandingan air semen dari beton (tidak termasuk
METODE PEKERJAAN
air dalam atau diaborsi oleh agregat), tidak akan lebih dari 0,55 dari
berat untuk klas III dan tidak lebih 0,60 dari berat untuk kelas- kelas
lainnya. Pengujian beton dibuat oleh direksi dan proporsi campuran
akan diganti bila mana diperlukan untuk dimaksud pengukuran
kebutuhan ekonomis, kemampuan kerja, density, impermeability,
ketahanan atau kekuatan dan kontraktor harus menyanggupi bahwa
tidak ada konpensasi tambahan karena pertukaran yang demikian.

PENGUJIAN KONSISTENSI BETON DAN SAMPLE BETON


a. Jumlah air yang digunakan dalam beton harus diatur sesuai dengan
kebutuhan untuk menjamin konsistensi beton yang sebenarnya dan
untuk pengaturan dalam berbagai variasi dalam kandungan kadar air
atau gradasi dari agregat sebagai mana dimasukkan kedalam mixer.
Penambahan air untuk mengganti kekakuan dari hasil beton yang telah
diaduk yang melampaui batas atau dapat dipakai karena terlalu kering
sebelum penempatan tidak diperbolehkan. Keseragaman dalam
konsistensi beton dari bagian kebagian mutlak diperlukan. Slump dari
beton sesudah beton dicor tapi sebelum penurunan, tidak lebih dari 5
cm untuk beton yang mengandung ukuran agregat maksimum 7,5 cm.
Untuk beton lantai jembatan pada puncak-puncak dinding, pilar, tepi
trotoar dan plat yang horizontal atau mendekati horizontal dan tidak
akan lebih dari 7,5 cm untuk semua beton. Seluruh pengujian (test)
disesuaikan dengan standard Indonesia NI. 2, PBI 1971. Direksi
menyatakan kebenaran tentang keperluan lesser slump, bilamana
sesuatu “lasser slump” demikian dapat dipraktekan dan akan
menghasilkan beton dengan kualitas yanglebih baik dan ekonomis.
b. Compressive strength dari pada beton akan didapatkan direksi melalui
pengujian sedang pada silinder dengan diameter 15 cm tinggi 30 cm
atau kubus 15 cm x 15 cm atau kubus design 20 cm x 20 cm dibuat
dan diuji sesuai dengan NI.2, PBI 1971, atau designation 29 sampai 33,
termasuk edisi terakhir dari USBR concrete manual, kecuali untuk
semua sample beton sylidris yang dicetak. Butir denganukuran yang
besar dari 3,2 cm harus dipisahkan dengan ayakan. Slump test akan
dibuat oleh direksi sesuai dengan NI.2, PBI 1971 atau designation 22
USBR concrete manual. Kontraktor harus menyediakan fasilitas
yangdibutuhkan untuk memperoleh dan mendapatkantest sample yang
memadai.
c. Frekwensi test akan ditentukan oleh direksi dengandasar “placement
rate” pada bangunan, tetapi tidak lebih sering dari yang diperlukan
untuk menjamin bahwa beton yang dipasang sesuai dengan spesifikasi
dan kebutuhan-kebutuhan design.

PERALATAN
Kontraktor harus melengkapi beberapa hal dan perlengkapan sebagai
mana dibutuhkan untuk dapat mengecek dengan teliti jumlah masing-
masing bahan terpisah sampai menjadi beton. Beberapa hal dan
perlengkapan dan cara operasinya berlangsung pada setiap waktu harus
disetujui oleh direksi.

PENGADUKAN
Hand Mixing Beton
a. Karena kekuatan beton yang sangat tergantung pada kesempurnaan
pengadukan, maka pekerjaan ini harus dijaga dan dilaksanakan serta
dicoba.
b. Box pengukuran agregat, saringan agregat dan pengadukan beton
dengan bentuk datar harus dilengkapi dengan ukuran yang cukup untuk
meningkatkan dan mempercepat pengadukan sekurang-kurangnya dua
batching pada waktu yang sama. Tiap-tiap batch tidak akan lebih dari
METODE PEKERJAAN
1,5 m3.
c. Dalam box-box pengadukan, pasir disebar terlebih dahulu, kemudian
semen harus disebar diatas pasir dan pasir serta semen secara
sempurna dicampur hingga warna seragam, kemudian penambahan
air yang membuat lapisan mortar. Setelah campuran dibentuk dengan
lengkap sebagai mortar, kemudian agregat disebarkan diatas
permukaan dan keseluruhannya disodok dan dibalik atau dicangkul
sampai adukan tercampur sempurna dan semua agregat ditutup
dengan mortar. Hal ini mungkin membutuhkan adukan dibalik dan
disodok sekurang- kurangnya empat kali.
d. Hand mixing tidak diizinkan untuk beton bendung, jembatan dan
bangunan-bangunan besar.

TEMPERATUR
Temperatur beton ketika dipasang tidak lebih dari 32 C dan tidak kurang
dari 4,5 C. Temperatur beton normal waktu bekerja mungkin 27 C dan 32
C. Beton harus dicampur pada job site dan dicor kedalam pekerjaan
dengan segera setelah pengadukan selesai. Jika beton dicor dalam
keadaan cuaca dengan temperatur beton lebih dari 32 C, seperti yang
didapatkan oleh direksi, maka pencampuran air pada malam hari perlu
untuk mempertahankan temperatur beton terpasang dibawah 32 C.
PELAKSANAAN PEMASANGAN
a. Tidak diperbolehkan untuk pemasangan beton sebelum semua
perancah, cetakan, instalasi bagian-bagian yang ditanam, rangka
cetakan, dan persiapan-persiapan lainnya yang berhubungan dengan
pemasangan disetujui oleh direksi. Tidak diperbolehkan memasang
beton didalam air tanpa izin tertulis dari direksi, dan metode
pengecoran beton harus disetujui. Tidak dibolehkan memasukkan
beton didalam air yang mengalir dan tidak diperbolehkan mengalirkan
air sampai beton telah cukup mengeras.Semua kerak-kerak beton,
mortar, grout yang melekat pada permukaan cetakan harus dibersihkan
sebelum pengecoran boton.
b. Diperbolehkan mengadakan pengecoran setelah 24 jam.
c. Permukaan beton Sesaat sebelum pengecoran beton, semua
permukaan yang akan diisi beton harus bersih dan bebas dari genangan
air, Lumpur, kotoran atau loose material. Permukaan dari bahan-bahan
yang akan meyerap beton harus dibasahi sehingga kadar air dari
beton tidak terserap.
d. Bagian permukaan yang akan ditutup dengan beton dan dirasa perlu
untuk menyediakan penggetar (vibrator) beton didalam pengerasan
dan pondasi seperti ditentukan oleh direksi, kontraktor harus
memasang beton klas B atau kepingan beton yang terdiri dari
ketebalan 5 cm sebagai lantai kerja.Kepingan kasar harus tersebar
secara merata diseluruh pondasi yang akan dilindungi dan baru yang
telah mengeras yang akan dilapisi dengan beton baru, tidak boleh dicor
begitu saja, harus dilaksanakan sebagai penyambungan konstruksi
(contruction joints). Permukaan sambungan konstruksi harus bersih dan
basah bila ditutup fdengan beton baru atau mortar. Pembersihan harus
menghilangkan semua beton yang lepas atau yang rusak, lapisan atau
bahan yang tidak diinginkan. Permukaan sambungan konstruksi
harus dibersihkan dengan sand-blasting basah atau dengan metode
lain yang disetujui dan kemudian dicuci dengan baik dengan jet air
udara yang bertekanan tinggi segera sebelum pemasangan beton yang
baru. Sand-blasting dan pencucian harus dilakukan pada kesempatan
terakhir sebelum pengecoran beton. Semua penggenangan air harus
dihilangkan dari permukaan sambungan konstruksi sebelum beton yang
baru dipasang.
e. Permukaan dari semua sambungan konstruksi atau expansion joints
METODE PEKERJAAN
seperti ditunjukkan pada gambar, harus dibersihkan dengan baik dari
tempelan beton atau bahan-bahan yang tidak diinginkan lainnya dengan
menggaruk, stripping, atau cara lain yang disetujui direksi.

PENEMPATAN
a. Metode dari perlengkapan yang digunakan untuk mengangkut beton
sedemikian rupa, sehingga beton mempunyai komposisi dan
konsistensi yang dibutuhkan akan dialihkan pada pekerjaan tanpa
pemisahan atau kehilangan slump yang merugikan.
b. Beton boleh dicor apabila direksi atau wakilnya yang dikuasakan sudah
hadir. Setelah permukaan disiapkan secara memuaskan, permukaan
sambungan konstruksi dimana beton baru akan dicor, harus ditutupi
dengan lapisan mortar kira-kira 2cm tebalnya. Mortar harus mempunyai
proporsi semen dan pasir yang sama dengan campuran beton yang
telah diatur, kecuali bila diarahkan dengan cara lain. Ratio air semen
dari pada mortar tidak melebihi ratio beton yang akan dipasang
diatasnya dan konsistensi dari pada mortar harus sesuai dengan
pengecoran dan pekerjaan dengan cara yang ditetapkan. Mortar harus
menyebar secara seragam dan harus dikerjakan dengan teliti. Beton
harus ditempatkan segera pada mertar yang baru. Dalam penempatan
beton pada sambungan-sambungan konstruksi yang dibentuk,
tindakan-tindakan pencegahan khusus harus diambil untuk menjamin
bahwa beton baru dimasukkan kedalam kontrak yang erat dengan
permukaan sambungan secara hati-hati dengan alat-alat yang cocok.
c. Beton harus ditempatkan dalam semua hal, sedapat mungkin dapat
dilaksanakan secara langsung dalam posisi akhir dantidak akan
mengalir dengan suatu cara hingga membiarkan atau menyebabkan
pemisahan. Pemisahan yang berlebihan dari pada agregat kasar dalam
beton, yang disebabkan karena membiarkan beton jatuh dengan keras
dari ketinggian yang terlalu tinggi, atau pada sudut vertical yang terlalu
besar,atau yang akan merusak cetakan dan tulangan baja, tidak
dibolehkan. Dan bila mana pemisahan-pemisahan terjadi, kontraktor
harus menyediakan jeram-jeram penjatuhan yang cocok dan baffle
untuk membatasi dan mengontrol beton yang jatuh.
d. Kecuali karena dihalangi oleh sambungan-sambungan, semua beton
yang terbentuk harus ditempatkan didalam lapisan-lapisan horizontal
yang menerus, yang ketebalannya tidak melebihi 50 cm. Direksi berhak
memerintahkan ketebalan lapisan kurang dari 50 cm, bila mana
ketebalan 50 cm tidak dapat dilaksanakan sesuai dengan tuntutan
spesifikasi. Semua intersaksi dari pada sambungan-sambungan
konstruksi dengan permukaan harus dibuat lurus datar dan tegak.
e. Dalam menempatkan beton kedalam daerah-daerah yang diekspose
dengan ketebalan yang besar, kontraktor harus menjaga daerah yang
diekspose dari beton baru dengan syarat- syarat yang praktis
minimum, dengan mula-mula membentuk beton sampai leber
bangunan sampai ketinggian yang cukup diatas daerah yang dibatasi
pada suatu ujung bangunan dan kemudian dilanjutkan dalam tahap-
tahap progresif yang serupa terhadap daerah bangunan. Lereng yang
dibentuk pada ujung mendaki yang tidak terbatas dari lapisan-lapisan
beton yangsudah baik, harus dijaga securam mungkin,beton pada sisi
ujung-ujung ini tidak boleh digetarkan sampai beton yang berbatasan
dengan lapisan yang akan dipasangkan bila harus digetarkan segera
dan kondisi-kondisinya sedemikian rupa sehingga beton akan
mengeras, dimana getaran berikutnya tidak akan sepenuhnya
mengkonsolidasikan dan mengintegrasikannyadengan beton baru yang
ditempatkan pada penyambungan. Kelompok-kelompok agregat yang
besar harus disebar sebelum beton yang baru dipasang diatasnya.
Masing-masing deposit beton harus digetarkan sebelum deposit
METODE PEKERJAAN
beton berikutnya ditempatkan diatasnya.
f. Beton tidak boleh dicor selama turun hujan lebat atau panjang,
hingga menghanyutkan mortar dari agregat kasar pada lereng-lereng
penempatan. Selama hujan yang demikian, mortar tidak boleh
disebarkan pada sambungan konstruksi dan mortar yang telah
disebarkan harus dibuang dan diganti sebelum melanjutkan pekerjaan.
Sekali pengecoran beton telah dimulaididalam suatu bangunan,
pengecoran tidak boleh diganggu (terhenti).
g. Ember-ember beton yang digunakan harus dapat dengan cepat
mengeluarkan slump yang rendah, campuran-campuran beton yang
ditemtukan dan mekanisme dumping harus dirancang sedemikian rupa,
sehingga pengisian sebanyak 0,35 m3 bagian muatan disuatu tempat.
Ember-ember harus cocok untuk pengikatan dan pemekaian dari pada
drop- chute (jeram) yang dibutuhkan dilokasi-lokasi terbatas.
h. Sambungan konstruksi harus mendekati horizontal kecuali bila
ditentukan lain dalam gambar- gambar atau diperintahkan oleh Direksi.
Semua interseksi pada sambungan-sambungan konstroksi dengan
permukaan beton yang akan diekspose kepada pandangan akan dibuat
lurus dan datar atau tegak.
i. Bila beton ditempatkan secara monolithis sekitar lubang-lubang yang
mempunyai dimensi vertical yang lebih besar dari 60 cm, beton dalam
deck (geladak) dasar lantai, balok gelagar atau bagian-bagian
bangunan yang serupa ditempatkan secara monolithis dengan beton
yang menopangnya. Intruksi-intruksi berikutnya harus diteliti baik-baik:
- Penempatan beton harus ditunda dari satu atau tiga jam pada
bagian atas lubang dan pada dasar bevel dibawah deck, lantai
dasar, gelagar atau bagian serupa daripada bangunan-bangunan
sewaktu bevel ditentukan atau tidak ditentukan. Tetapi dalam hal
penempatan ditunda sedemikian lamanya sehingga unit yang
bergetar tidak akan siap untuk penetrasi secara berat sendiri
beton yang ditempatkan sebelum penundaan. Ketika
mengkonsolidasikan konkrit yang ditempatkan setelah
penundaan, unit yang bergetar harus/ menyerap dan
menggetarkan beton yang ditempatkan sebelun penundaan 60 cm
terakhir atau lebih dari beton yang ditempatkan segera sebelum
penundaan harus ditempatkan dengan slump sepraktis mungkin
dan perhatian khusus harus dicurahkan agar konsolidasi beton
yang diteliti akan terlaksana.
- Beton yang ditempatkan atas lubang-lubang dan didalam deck-
deck, lantai-lantai, balok, gelagar dan bagian-bagian bangunan
serupa lainnya harus ditempatkan dengan slump yang serendah
mungkin dan perhatian khusus harus dicurahkan untuk
menghasilkan konsolidasi teliti dari pada beton.
j. Tiap-tiap lapisan beton harus konsolidasi sampai kepadatan yang
semaksimal mungkin, sehingga bebas dari kantong-kantong agregat
dan menutupi semua permukaan bentuk dan bahan-bahan yang
ditanamkan.

WAKTU DAN METODE PEMBONGKARAN PERANCAH / CETAKAN


a. Waktu dan metode pembongkaran dan pemindahan perancah/
cetakan harus seperti yang telah ditetapkan oleh direksi, dan pekerjaan
ini harus dilakukan dengan teliti untuk menghindari kerusakan terhadap
beton.
b. Penunjang dan penopang perancah tidak boleh dibongkar dari balok-
balok beton tulang, lantai-lantai dan dinding-dinding sebelum mencapai
kekuatan yang cukup untuk memikul beban berat sendiri plus suatu
muatan yang diperkirakan diatasnya.
c. Tidak dibolehkan adanya muatan pada beton yang belum mengeras.
METODE PEKERJAAN
Segera setelah perancah dilepas, permukaan beton harus diperiksa
dengan teliti dan setiap permukaan-permukaan yang tidak teratur
harus segera diperbaiki seperti yang disyaratkan.
d. Pada umumnya waktu minimum sebelum melepaskan perancah,
haruslah 2 hari untuk dinding- dinding yang tidak dimuati, 7 hari untuk
dinding-dinding penopang dan dinding induk, serta 21 hari untuk
lantai jembatan. Tabel dibawah ini menunjukkan syarat kekuatan
minimumbeton untuk pembongkaran cetakan.
Tabel Kekuatan Minimum Beton Untuk Pembongkaran Cetakan

Kekuatan minimum Usia dengan


yang dituntut kondisi
Klasifikasi structural
perbaikan
Kg/cm2 psi yang baik
1. Beton yang tidak mengalami tekukan
yang berarti, atau tekanan langsung, 35 500 24 jam
atauy tidak perlu tiang perancah
untuk bantuan vertical, atau tidak perlu
dikhawatirkan setelah pembongkaran
perancah dan operasi aktivitas-aktivitas
lain selama konstruksi.
2. Beton yang dipengaruhi tekukan yang 53 750 36 jam
diizinkan dan/atau tekanan langsung
dan sebagian memerlukan tiang perancah
yang vertical subjek terhadap muatan mati
saja.
3. Beton yang mengalami gaya yang besar 140 2000 7 hari
hampir semuanya memerlukan perancah
untuk bantuan vertikal.

PERAWATAN (CURING)
a. Semua beton dibasahi dengan air siraman/ rendaman sesuai dengan
yang ditentukan. Direksi berhak untuk menentukan metode apa yang
akan digunakan dalam bagian-bagian pekerjaan yang berlainan.
b. Beton yang dirawat dengan air harus tetap basah sekurang-kurangnya
selama 14 hari berturut-turut setelah pengecoran. Perawatan harus
segera dimulai setelah beton cukup mengeras untuk mencegah
kerusakan. Curing harus dengan penutup bahan yang basah suatu
sistim dengan pipa-pipa yang berlubang, sprinkler, mekanis,
penyiraman yang poreus atau dengan metode lain yang disetujui yang
akan tetap menjaga agar semua permukaan yang dirawat secara
kontinyu tetap basah (tidak periodic). Air yang digunakan untuk curing
harus memenuhi ketentuan-ketentuan spesifikasi air yang digunakan
untuk mengaduk beton

PERLINDUNGAN
Kotraktor harus melindungi semua beton dari gangguan sampai akhirnya
diterima oleh direksi. Semua permukaan beton yang akan kelihatan, kecuali
permukaan beton yang dilapisi dengan campuran penutup berpigmen putih,
harus dilindungi dari sinar mata hari yang langsung selama kurang lebih
tiga hari pertama setelah pengecoran. Setiap perlindungan harus efektif
dan sepraktis mungkin setelah pengecoran beton yang tidak
berperancah atau setelah perancah beton dibongkar.

PERAPIHAN (FINISHING)
a. Perapihan dari permukaan beton harus dilakukan oleh pekerja-pekerja
yang terampil dengan kehadiran Direksi. Permukaan beton akan ditest
oleh Direksi bila perlu untuk menentukan apakah keadaan
permukaan yang tidak teratur masih dalam batas-batas yang
ditentukan. Keadaan permukaan yang tidak teratur akan digolongkan
METODE PEKERJAAN
atas ketidak- teraturannya. Pembetulan yang disebabkan karena
pemindahan atau pemasangan yang salah pada cetakan atau lining dari
penampang cetakan, pengancingan cetakan yang lepas atau
kerusakan cetakan, akan dianggap sebagai bentuk yang tidak teratur
(abrupt) dan akan ditest dengan pengukuran langsung. Semua keadaan
tidak teratur lainnya akan dianggap bagian yang tidak teratur yang
berangsur (gradually) dan akan ditest dengan menggunakan template
yang terdiri dari ujung lurus atau yang disamakan untuk permukaan
yang berlekuk.
b. Perhatian khusus harus dilaksanakan terhadap pengisian setiap
lubang sehingga seluruh lubang akan terisi dengan mortar yang
dipadatkan.
c. Bilamana beton akan bertampang mortar harus dibuat dengan
menyesuaikan warna beton dengan bahan pengganti adalah semen
Portland putih dalam jumlah yang diperlukan. Expansion joints yang
sudah terpasang harus kedap air, rapi dan baik hingga diterima oleh
direksi.

PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


Semua beton dan grout yang dibutuhkan dalam pekerjaan dalam
spesifikasi ini, harus dimasukkan kedalam harga satuan penawaran
didalam rencana anggaran biaya untuk item-item yang berhubungan. Harga
satuan pekerjaan penewaran untuk pekerjaan sedemikian meliputi tetapi
tidak terbatas pada air, pasir dan agregat, campuran tambahan, campuran
yang tidak menyusut, cetakan-cetakan, minyak cetakan atau campuran-
campuran perbaikan, pengisi sambungan elastis, waterstop dan
sambungan pelekatan neoprene dan asbestos sheet packing dan juga
meliputi semua pekerjaan, tetapi tidak terbatas pada pengolahan,
pencampuran, pengontrolan temperatur, transportasi, persiapan untuk
penempatan, penempatan, pelepasan cetakan-cetakan, perbaikan
perlindungan, finishing dan perbaikan permukaan beton dan semua
pekerjaan lainnya, prosedur-prosedur, penetapan-penetapan dan syarat-
syarat yang diajukan.

b) PEKERJAAN PEMBESIAN
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Spesifikasi ini meliputi penyediaan bahan, pengangkutan, dan
pemasangan semua pekerjaan besi dilapangan untuk konstruksi plat beton
penyeberangan.
PEMASANGAN
a. Tulangan harus ditempatkan secara tepat dan dijamin terhadap
penggeseran dengan menggunakan ikatan kawat besi yang sesuai dan
harus diganjal dengan kepingan beton atau logam sesuai dengan
keperluan konstruksi. Dalam semua hal pengganjal yang cukup untuk
tulangan mendatar harus digunakan sehingga takkan ada pelenturan
dari pada batang atau ikatan.
b. Tulangan plat beton diatas tanah harus ditopang dengan kepingan
beton yang dicor sebelumnya. Kepingan beton harus mempunyai
permukaan datar dengan ukuran 5-7,5 cm x 5-7,5 cm. Tulangan
didalam semua ukuran plat lainnya dan di dalam balok harus
ditopang dengan logam.
c. Jarak minimum antara batang yang sejajar dalam satu lapis harus
sama dengan diameter batang terbesar, tetapi jarak bersih antara
batang tidak kurang dari 1,3 kali diameter maksimum dari pada
agregat kasar. Pada permukaan pondasi, plat, dinding dan konstruksi
lainnya dimana beton dicor secara langsung terhadap dasar,
tulangan harus mempunyai lapisan penutup beton minimum 7,5 cm.
METODE PEKERJAAN
SAMBUNGAN
Bila diperlukan menyambung tulangan pada suatu titik selain dari yang
ditunjukkan pada gambar, ciri sambungan harus ditentukan oleh direksi.
Panjang penyaluran dalam dinding vertical dan kolom harus minimum 30
kali diameter tulangan dan harus sudah disetujui oleh direksi.
PENGUKURAN PEMBAYARAN
Ukuran pembayaran untuk pekerjaan besi yang diperlukan dalam
spesifikasi ini akan dibuat dengan harga satuan lelang dalam daftar volume
pekerjaan untuk jenis pekerjaan yang bersangkutan meliputi harga bahan,
pembuatan, pengangkutan, dan pemasangan dan semua pekerjaan
prosedur lainnya yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan sesuai
dengan spesifikasi ini.

c) PEKERJAAN BEKISTING
Bekisting harus dipergunakan apabila diperlukan, untuk menjaga agar beton
dan bentuknya sesuai dengan yang diinginkan. Bekisting terbuat dari kayu,
besi, atau bahan material yang memadai dan telah disetujui yang mana
harus cukup kuat, dan dapat memenuhi syarat bentuk garis dan dimensi
yang sesuai dengan gambar. Bentuk bekisting harus memiliki penguat dan
penopang agar dapat menahan tekanan yang dihasilkan akibat pemasangan
dan pengadukan beton, beban konstruksi, angin dan gaya lainnya tanpa
mengalami deformasi/ melendut.
Permukaan bekisting yang akan bersentuhan dengan beton harus bebas
dari bahan luar yang menempel, paku dan sejenisnya, alur, batu-batuan kecil
dan bahan gangguan lainnya. Pertemuan pada bekisting harus disambung
dengan hati – hati dan diatur sehingga dapat mengembang dan
menyesuaikan apabila terjadi pengembangan pada beton tanpa
menyebabkan deformasi. Celah pada bekisting harus diisi dengan dempul
kaca dan bekisting harus tidak tembus air untuk menjaga agar tidak
keluarnya air dari beton. Tetapi penggunaan aluminium foil tidak diijinkan.
Pekerjaan bekisting ini sudah termasuk dalam pekerjaan ini, semua biaya
untuk pekerjaan perancah harus terhitung dalam pekerjaan Bekisting

4. PEKERJAAN PENGECATAN (FINISHING)


1) Ruang Lingkup Pekerjaan
Spesifikasi ini meliputi bahan dan prosedur pengecatan pada pinggir kepala
pasangan.
2) Pemasangan
Pengecatan dengan memakai kuas harus mengikuti petunjuk sebagai
berikut:
a. Bentuk dan kwalitasnya harus baik sehingga dapat dipakai untuk
mengecat dengan sempurna.
b. Mengoleskan catnya harus dilakukan sedemikian rupa, sehingga
dihasilkan lapisan per m ukaan yang halus dan tebalnya sama.
c. Sedapat mungkin catnya harus mengenai semua celah dan sudut.
d. Semua lubang dan lekukan harus diolesi cat dengan kwas.
e. Sekurang-kurangnya harus ada bekas olesan kwas pada tempat yang
dicat.
f. Pengecatan harus dilakukan dengan lapisan yang merata, pada bagian
ujung pengecatan saling meliputi.
3) Pembobotan dan Pembayaran
Pembayaran untuk pekerjaan pengecatan tercantum dalam harga satuan
lelang dalam daftar volume pekerjaan untuk masing-masing jenis pekerjaan
pengecatan sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam satuan m2.
Pembayaran pekerjaan pengecatan tidak dilakukan secara terpisah
METODE PEKERJAAN
menurut persyaratan yang telah ditentukan, melainkan akan dilakukan
secara menyeluruh meliputi bahan, pekerjaan persiapan permukaan,
penyiapan bahan, pemakaian bahan,perlindungan terhadap permukaan
yang dicat atau pengecatan pada permukaan yang telah diperbaiki karena
rusak.

Anda mungkin juga menyukai