PEKERJAAN : REHAB GEDUNG LAPAS KLS III SAROLANGUN KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA
TAHUN ANGGARAN
2023
1.5. M a t e r i a l
a. S e m e n
Semen yang diapakai adalah Portland Composit Cement (PCC) berkualitas sesuai dengan Standart
Industri Indonesia (SII). Semen yang digunakan harus semen yang baru dan tidak ada bagian
membatu, semen yang membatu dalam kantong baik sebagian maupun seluruhnya sama sekali
tidak boleh digunakan.
Apabila Direksi menganggap atau meragukan mutu semen tersebut tidak baik harus segera
dikeluarkan dari lokasi, dan dilakukan pengadaan semen kembali sesuai dengan ketentuan SNI dan
atas persetujuan pihak direksi.
b. B a t u
Batu untuk pasangan berasal dari batu kali, keras, padat dan bersih dari segala kotoran. Batu
diperoleh dari tempat pengambilan yang telah disetujui Direksi.
Apabila pihak direksi menganggap material yang ada kurang baik maka kontraktor wajib mengganti
dengan matrial yag baik atas persetujuan direksi pekerjaan.
d. P a s i r
Pasir pasangan harus berbutir tajam, keras dan bersih serta tidak mengandung debu, Lumpur atau
kotoran sesuai dengan PBI 7.
Tidak diperkenankan memakai pasir urug untuk pekerjaan pasangan.
Pasir dengan kadar garam tinggi (berasal dari laut) untuk adukan tidak diperkenankan sama sekali.
Apabila pihak direksi menganggap material Koral/krikil (agregat kasar) kurang baik maka kontraktor
wajib mengganti dengan matrial yang baik atas persetujuan direksi pekerjaan.
f. Kawat Beton
Kawat pengikat besi beton harus terbuat dari baja lunak dengan diameter 1 mm.
Kawat harus bersih dari karat dan kotoran.
g. A i r
Pemborong wajib menyediakan air kerja untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan.
Air yang digunakan untuk pekerjaan adukan harus bebas dari Lumpur dan tidak mengandung bahan
organik, akali, garam maupun hal-hal yang tidak baik, jika meragukan Direksi berhak memerintahkan
untuk memeriksa air yang dipakai kelaboratorium.
Dan apabila air tidak memenuhi standar kontraktor wajib mengganti bahan air sebagai bahan adukan
atas perintah pihak direksi.
h. Penggunaan bahan-bahan yang tidak tercantum dalam persyaratan ini harus mendapat persetujuan
dari Direksi.
2.2 T i m b u n a n
a. Sebelum Kontraktor Melakukan Pekerjaan Di atas Lahan yang telah di tentukan, kontraktor harus
menimbun lokasi pekerjaan sesuai dengan rencana.
b. Timbunan dilaksanakan semua pada bekas lubang galian, semua bagian yang harus ditinggikan
dengan jalan menimbun, urugan tanah dilaksanakan menurut gambar serta peil-peil yang ditetapkan,
juga termasuk pertanaman dan penyelesaian tanah halaman dan sekitarnya.
c. Semua bahan timbunan (didatangkan) harus disetujui oleh Direksi yang dihamparkan dalam lapisan-
lapisan dengan ukuran per lapis 15 cm dan dipadatkan dalam keadaan cukup basah (kalau perlu
diberi air secukupnya), Pemadatan dilakukan dengan pemberat yang ditentukan oleh Direksi.
d. Bahan-bahan timbunan yang berisikan tumbuh-tumbuhan lapuk, bahan-bahan organik serta galian
yang dapat membusuk lainnya, atau batu-batu besar yang berdiameter lebih dari 100 mm tidak boleh
digunakan untuk timbunan.
e. Bilamana timbunan lokal yang sesuai tidak tersedia cukup, maka kekurangan harus ditambah
dengan timbunan yang didatangkan dengan bahan yang disetujui Direksi yang harus diusahakan
kontraktor dan dibawa kelokasi.
3. PEKERJAAN PASANGAN
3.1 Pasangan Batu Kali
a. Sebelum melakukan pasangan batu kali, galian yang sudah disiapkan dan telah disetujui direksi,
ditimbun dengan pasir urug, kemudian batu kosong disusun terlebih dahulu sepanjang galian
dengan dimensi batu 15 cm s/d 25 cm.
3.2 Plasteran
a. Sebelum melakukan plasteran, permukaan pasangan harus disiram pakai air
b. Gunakan benang per 1 m’ agar permukaan terkontrol ketebalan dan kerataan permukaanya.
c. Bahan yang digunakan harus bersih, dan harus melalui persetujuan direksi.
d. Plasteran Harus diperhitungkan Benar benar rata, Tidak boleh menggelombang
e. Seluruh permukaan pasangan Yang terlihat Harus Diplester dan diaci
f. Plasteran yang dianjurkan pada pekerjaan ini adalan plasteran dengan tebal 1.5 cm
Bahan bahan yang digunakan pada pekerjaan pasangan harus bermutu baik dan bersih
diantaranya:
1. Semen
Semen yang digunakan untuk pekerjaan pasangan harus mempunyai kualitas yang sama
dengan pekerjaan beton. Semen yang digunakan adalah setara dengan semen padang.
2. Pasir
Pasir untuk pekerjaan pasangan harus memenuhi persyaratan P.P.B.B-N.I.3
Pasir harus bersih dari segala jenis kotoran seperti ranting kayu, daun-daunan.
Butiran pasir harus padat dan tajam seperti kualitas pasir untuk pekerjaan beton.
3. Air
Air yang digunakan sama seperti untuk pekerjaan beton
Tidak diperkenankan dari sumber air laut dan rawa yang pekat (banyak mengandung
asam)
4. Batu kali
Batu kali yang dipakai harus mempunyai permukaan kasar/tidak licin, isinya padat/keras
dan tidak retak serta mempunyai berat maksimal.
Batu kali harus berukuran antara 15 s/d 25 cm.
5. Batu Bata
Batu bata yang digunakan adalah batu bata tanah liat biasa, produksi lokal dengan
ukuran standar sesuai persetujuan direksi.
Pembakaran bata harus sempurna, sisi bata harus mulus tanpa retak dan tanpa bercak
campuran kotoran
Ukurannya harus seragam,tidak boleh bervariasi dan
4. PEKERJAAN BETON
Beton harus merupakan campuran dari semen, pasir, agregat kasar dan air,Dengan perbandingan adukanya
sesuai dengan mutu beton yang ditetapkan. Dalam spesifikasi ini beton yang digunakan adalah :
4.1 Beton yang dipakai dalam spesifikasi ini adalah :
1. Beton Mutu fc 7,4 MPa (K100) adalah dari semen, pasir, agregat kasar dan air dengan ketentuan
per M3 betonnya adalah :
4.1. Semen : 247 kg 247/50 = 5 zak semen
4.2. Pasir Beton : 869 kg 869/1400 = 0.621 m3
4.3. Agregat Kasar : 999 kg 999/1350 = 0.74 m3
4.4. Air : 215 liter
Catatan :
a. Berat isi Pasir : 1400 kg/m3
b. Berat Isi agregat : 1350 kg/m3
c. Bacling factor pasir : 20 %
2. Beton mutu fc 19,3 MPa (K225) adalah dari semen, pasir, agregat kasar dan air dengan ketentuan
per M3 betonnya adalah :
a. Semen : 371 kg 276/50 = 5.5 zak semen
b. Pasir Beton : 698 kg 698/1400 = 0.499 m3
c. Agregat Kasar : 1047 kg 1012/1350 = 0.776 m3
d. Air : 215 liter
Catatan :
a. Berat isi Pasir : 1400 kg/m3
b. Berat Isi agregat : 1350 kg/m3
c. Bacling factor pasir : 20 %
Hasil akhir pekerjaan harus berupa beton yang baik, padat dan tahan lama serta memiliki kekuatan dan
sifat-sifat lain sebagaimana yang dipersyaratkan.
Apabila bahan ditemukan belum memenuhi persyaratan maka kontraktor wajib mengganti bahan
tersebut dengan persetujuan direksi.
2. Pengadukan Beton
Beton harus ditempatkan yang sedekat mungkin dengan pengecoran, agar cepat untuk
melakukan penuangan supaya beton tidak kadaluarsa.
Pengadukan harus memakai mesin pengaduk campuran beton (mollen).
Pengatur, penganggutan, pengukuran dan pengadukan bahan beton harus mendapat
persetujuan Direksi. dan bila mungkin harus diatur sedemikian rupa sehingga seluruh operasi
dapat dilihat dari satu titik dan diawasi, dicek oleh seorang pengawas.
4. Pemadatan Beton
Beton harus dipadatkan seluruhnya dengan memakai Vibrator Mekanis.
5. Lantai Kerja
Beton bertulang tidak boleh diletakkan langsung diatas permukaan tanah kecuali jika
ditetapkan lain, maka harus dibuat lantai kerja berupa beton tumbuk 1:3:5 tebal 10 cm, yang
sebelumnya harus disiram dengan pasir urug, agar seluruh pekerjaan beton tidak langsung
mengenai permukaan tanah yang mengandung kelembapan cukup tinggi.
7. Bekisting
Semua bekisting harus dirancang dan dibuat sehingga dinilai memuaskan oleh Direksi, dan
diperkuat dengan balok kecil yang harus kuat serta cukup jumlahnya untuk menjaga agar
tidak terjadi distorsi ketika beton dicorkan, dipadatkan dan mengeras.
Bekisting dari kayu dan triplek yang dibuat sambungan harus sudah tersambung dengan
rapat dan kuat, agar setelah memulai pekerjaan pengecoran tidak terjadi kebocoran.
Bekisting pada permukaan beton yang bakal kelihatan harus distel sedemikian rupa
menggunakan triplek agar permukaan rata.
Setelah bekisting siap untuk dituangi cor maka permukaan mal bagian dalam di lumuri
dengan menggunakan minyak bekisting.
Takaran lumuran minyak bekisting harus persetujuan pihak direksi.
Stek-stek beton kolom sloof dan gantungan plafon harus sudah posisi siap dan sesuai
dengan petunjuk direksi teknis.
8. Pembukaan Bekisting
Pembukaan bekisting harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan
kerusakan pada beton.
9. Penulangan
Semua baja tulangan harus dalam keadaan baru bebas dari kotoran karat, minyak, gemuk
dan lapisan yang akan merusak atau mengurangi mutu dan zat lainnya yang dapat
menggangu perekatan yang sesungguhnya antara tulangan dan beton.
Penulangan dilaksanakan dengan jarak cincin 15 cm.
Dimensi struktur tulangan harus sesuai dengan gambar rencana
Apabila dalam gambar penulangan beton terdapat ketidak serasian maka kontraktor wajib
mengkoordinasikannya kepada pihak direksi secepatnya.
10. Pembengkokan
Tulangan yang dibengkokkan atau dibentuk dengan tepat menurut ukuran yang
ditunjukkan pada gambar-gambar yang dilakukan agar konstruksi harus diselesaikan oleh
kontraktor.
Tulangan jangan dibengkokkan atau diluruskan kembali dengan cara yang merusak
bahan.
Bengkokan untuk cincin sekurang kurangnya harus 45º dengan panjang sekurang-
kurangnya 5 cm
Bengkokan untuk overstek harus dengan perlakuan 40 X diameter besi yang dipakai, dan
dengan bengkokan kuku sama dengan pembengkokan cincin.
11. Pemasangan
Tulangan harus dipasang dengan tepat pada posisi yang diperlihatkan pada gambar dan
harus ditahan jaraknya dari bekisting dengan memakai beton cetak yang disediakan atau
gantungan logam menurut kebutuhan, dan pada persilangan-persilangan diikat dengan
kawat baja, sebelum pengecoran seluruh tulangan harus dibersihkan dengan teliti dan
beton yang sudah mengering sebagian yang mungkin menempel dari pengecoran
sebelumnya. Sebelum pengecoran, tulangan yang sudah dipasang pada tiap bagian
pekerjaan harus disetujui oleh Direksi.
5.2. Pelaksanaan
1. Kontraktor wajib mengecek kembali keadaan fisik Besi dan alumunium yang telah dipesan
2. Apabila mengalami cacat harus dikembalikan atas persetujuan direksi
3. Kontraktor wajib menyediakan alat-alat yang diperlukan dalam pekerjaan yang akan dilaksanakan
dengan bahan Besi dan alumunium
4. Bentuk dan ukuran Besi Pagar yang akan menggunakan bahan Besi dan alumunium harus
disesuaikan dengan gambar rencana.
5. Dalam pengerjaan Besi Pagar dengan menggunakan besi Hollow, kontraktor harus melindungi
permukaan bahan Besi dan alumunium jangan sampai terkena goresan yang akan membuat cacat
Pada Bahan.
6. Pemotongan-pemotongan yang dilakukan harus hati hati agar rata dan lurus suku.
7. Asesoris yang digunakan untuk Besi Pagar dan merek Nama kantor serta lambang kantor BPN
harus terbuat dari bahan Besi dan Plat besi yang dcetak timbul dan dicat seluruhnya sesuai dengan
gambar rencana.
5.3. Perbaikan
1. Semua yang terbuat dari bahan besi dan besi plat untuk lambang kantor BPN sesuai dengan warna
pada gambar rencana (shop drawing) dan harus mendapat persetujuan dari direksi pekerjaan dan
harus dapat berfungsi dengan maksimal.
2. Apabila terjadi pembengkokan dan keretakan atau cacat pada batang Besi dan alumunium dan
sambungan sebelum masa pemeliharaan, maka pemborong wajib membongkar dan memperbaiki
semua kerusakan atas biaya sendiri.
5.4. Pembersihan
1. Sisa-sisa seperti potongan Bahan Besi dan alumunium dan serbuk halus yang dihasilkan dari bahan
besi dan alumunium, pecahan dan lain-lain sebagainya harus dibersihkan secara periodik dan
setelah pekerjaan selesai semua sisa ini harus diangkut atau dimusnahkan.
2. Seluruh pekerjaan yang telah selesai harus rapi dan bersih tidak ada noda cat ataupun dari bahan
kotoran lainya.
6. PEKERJAAN CAT
6.1. PEKERJAAN CAT
Bahan Serta Syarat Umum
Semua bahan cat harus dari penyalur yang disetujui oleh direksi.
Penggunaan cat dinding dalam dan luar menggunakan cat setara metrolite.
7. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
7.1. Peraturan Pemasangan
1. Petunjuk dari pabrik pembuat pelataran
2. Peraturan dari instansi yang terkait sesuai dengan kebutuhan
7.2. Gambar-gambar
1. Gambar-gambar rencana dan spesifikasi ini merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi
dan sama mengikatnya
2. Gambar-gambar system ini menunjukan secara umum tata letak dari peralatan, sedang
pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada
3. sebelum pekerjaan dimulai, pemborong harus mengajukan gambar kerja dan detail kepada direksi
untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu
8. PEKERJAAN LAIN-LAIN
8.1. Ketika pekerjaan menurut kontrak telah diselesaikan, kontraktor harus memindahkan semua fasilitas
alat kerja dan perlengkapan dari tempat kerja yang tidak menjadi bagian dari pekerjaan-pekerjaan
permanen, bahan-bahan yang tidak digunakan dan segala macam fasilitas.
8.2. Seluruh bangunan harus dalam keadaan bersih, rapi dan seluruh fasilitas yang dibuat berfungsi secara
optimal.
8.3. Apabila terjadi kekurangan-kekurangan kontraktor harus menanggulanginya sebelum penyerahan
pekerjaan dilakukan.
8.4. Hasil pembongkaran seperti gudang, barak pekerja, direksi keet, dan papan-papan bekisting.
9. PENUTUP
Ketentuan ketentuan lain yang tidak terdapat dalam spesifikasi teknis ini dapat dilakukan dengan pertimbangan
teknis dan atas persetujuan dari pihak direksi.
Demikianlah Spesifikasi teknis ini dibuat agar dapat sebagai pedoman ketentuan dalam pelaksanaan pekerjaan
REHABILITASI GEDUNG LAPAS KELAS III SAROLANGUN.
Dibuat Oleh :
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Lapas Kelas III Sarolangun
Kabupaten Musi Rawas Utara
MURMAN,SH.
NIP. 19681205 199003 1 001