Anda di halaman 1dari 11

SPESIFIKASI BAHAN

SUB KEGIATAN PENINGKATAN SALURAN DRAINASE PERKOTAAN


BELANJA MODAL BANGUNAN PEMBAWA PASANG SURUT
PEKERJAAN PENINGKATAN SALURAN KAWASAN GG. SUKA MAJU DALAM
(PESANTREN AL. JIHAD)
KOTA PONTIANAK TAHUN ANGGARAN 2022

Pasal 1
UMUM

1.1. Syarat-Syarat Pemeriksaan Bahan / Material


1.1.1. Semua bahan material yang didatangkan harus memenuhi syarat-syarat yang
telah ditentukan.
1.1.2. Pengawas Lapangan berwenang menanyakan asal bahan dan Kontraktor wajib
memberitahukan.
1.1.3. Kontraktor wajib memperlihatkan contoh bahan sebelum digunakan. Contoh-
contoh itu harus mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan.
1.1.4. Bahan bangunan yang telah didatangkan Kontraktor di lapangan pekerjaan,
tetapi ditolak pemakaiannya oleh Pengawas, harus segera dikeluarkan dan
selanjutnya dibongkar atas biaya Kontraktor dalam waktu 2 x 24 jam, terhitung
dari jam penolakan.
1.1.5. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan Kontraktor tetapi ditolak
oleh Pengawas, maka pekerjaan tersebut harus segera dihentikan dan selanjutnya
dibongkar atas biaya kontraktor dalam waktu yang telah ditetapkan oleh
Pengawas Lapangan.
1.1.6. Saluran didatangkan dari Pabrik yang mendapat persetujuan dari PPTK dan
Pengawas Lapangan sesuai dengan ukuran dan spesifikasi yang telah ditentukan
di Kontrak Kerja.
1.1.7. Pada pembuatan Saluran Kontraktor wajib mengundang PPTK dan Pengawas
Lapangan untuk melakukan inspeksi ke pabrik terhadap spesifikasi seperti
ukuran dan pembesian yang sesuai dengan gambar rencana.
1.1.8. Kerusakan material harus dikembalikan dan ditukar dengan yang baik.
1.1.9. Kontraktor wajib menunjukkan mutu Job Mix atau beton Saluran dan Saluran
dari pabrikan. Jika PPTK dan Pengawas Lapangan merasa ragu dengan kualitas
betonnya maka dapat meminta Kontraktor untuk melakukan pemeriksaan tes
kuat tekan (Hammer Test) atas biaya Kontraktor. Jika tes tersebut tidak
memenuhi persyaratan maka Saluran dan Saluran wajib dikembalikan.

1.2. Pemeriksaan Pekerjaan


1.2.1. Sebelum memulai pekerjaan lanjutannya yang apabila pekerjaan ini telah selesai,
akan tetapi belum diperiksa oleh Pengawas, Kontraktor wajib meminta
persetujuan kepada Pengawas. Baru apabila Pengawas telah menyetujui bagian
pekerjaan tersebut, Kontraktor dapat meneruskan pekerjaan.
1.2.2. Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24 jam (dihitung dari
diterima Surat Permohonan Pemeriksaan, tidak dihitung hari raya / libur) tidak
dipenuhi oleh Pengawas, Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian
yang seharusnya diperiksa dianggap telah setuju Pengawas minta perpanjangan
waktu.

SPESIFIKASI BAHAN 1
1.2.3. Bila Kontraktor melanggar ayat 1 pasal ini, Pengawas berhak menyuruh
membongkar bagian pekerjaan sebagaian atau seluruhnya untuk diperbaiki.
Biaya pembongkaran dan pemasangan kembali menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

1.3. Pemeriksaan Pekerjaan


1.3.1. Tugas mengerjakan pekerjaan tambah/kurang diberitahukan dengan tertulis
dalam buku harian oleh Pengawas serta persetujuan Pemberi Tugas.
1.3.2. Pekerjaan tambah/kurang hanya berlaku bila memang nyata-nyata ada perintah
tertulis dari Pengawas atau atas persetujuan Pemberi Tugas.
1.3.3. Biaya pekerjaan tambah/kurang akan diperhitungkan menurut daftar Harga
Satuan Pekerjaan, yang dimasukkan oleh Kontraktor yang pembayarannya
diperhitungkan bersama dengan angsuran terakhir.
1.3.4. Untuk pekerjaan tambah yang harga satuannya tidak tercantum dalam harga
satuan yang dimaksudkan dalam penawaran harga satuannya akan ditentukan
lebih lanjut oleh Pengawas Lapangan bersama-sama Kontraktor dengan
persetujuan Pemberi Tugas.
1.3.5. Adanya pekerjaan tambah tidak dapat dijadikan alasan penyebab kelambatan
penyerahan pekerjaan, tetapi PPTK/ Pengawas Lapangan dapat
mempertimbangkan perpanjangan waktu karena adanya pekerjaan tambah
tersebut.

SPESIFIKASI BAHAN 2
Pasal 2
BAHAN – BAHAN
2. 1. Semen Portland
2.1.1. Persyaratan
Semua semen harus semen portland yang disesuaikan dengan persyaratan dalam
Standart Nasional Indonesia.
2.1.2. Pemeriksaan dan Pengujian
• Contoh pemeriksaan dan pengujian dari semua semen harus dilaksanakan
oleh pihak proyek dan harus sesuai dengan SNI. Pihak Proyek berhak
memeriksa bahan-bahanyang berupa pemeriksaan analisa oleh laboratorium,
pemeriksaan yang diadakan ditempat penimbunan semen dengan
mengambil contoh-contoh dari semen. Kontraktor harus bersedia
memberikan bantuan yang dibutuhkan bagi pihak proyek untuk mengambil
contoh-contoh.
• Pihak proyek dapat memeriksa semen dalam gudang pada setiap waktu
sebelum dipergunakan. Semen yang tidak bisa diterima oleh pihak proyek,
tidak boleh dipergunakan atau dianggap afkir. Jika semen yang dinyatakan
tidak memuaskan dan telah dipergunakan untuk beton, spesi atau spesi
injeksi, maka hasil pekerjaan tersebut harus dibongkar kembali dan diganti
dengan bangunan yang memakai semen yang telah disetujui oleh pihak
proyek, semua biaya yang timbul akibat penggantian tersebut menjadi
tanggung jawab kontraktor pelaksana.
• Silinder-silinder atau kubus-kubus untuk memeriksa dari beton atau adukan
yang dipakai dalam pekerjaan sewaktu-waktu dapat dibuat oleh pihak
proyek untuk tujuan pemeriksaan. Kontraktor harus menyediakan semua
semen dan beton yang dibutuhkan untuk pemeriksaan tanpa pembebanan
biaya pada pemberi proyek (pihak proyek)
2. 2. Pasir, Batu, Kerikil dan Bahan-bahan Bangunan
2.2.1. Scope Pekerjaan
Semua bahan pasir, kerikil dan bahan-bahan yang dipakai untuk semua pekerjaan
termasuk dalam dokumen kontrak, dan dirinci sesuai dengan berkas permintaan
yang diberikan oleh pihak proyek.
2.2.2. Pengangkutan dan Penyimpanan
• Kontraktor harus mengangkut, membongkar dan menimbun semua pasir,
kerikil dan bahan-bahan bangunan lainnya sebagaimana diminta untuk
melaksanakan pekerjaan bangunan drainase. Untuk proses pengangkutan
khususnya untuk bahan beton ready mix dari jalan utama menuju lokasi
menggunakan kendaraan berupa mobil Pick Up dengan kapasitas minimal
1,4 m3 sampai 1,5 m3. Jika lokasi tidak memungkinkan untuk dilalui oleh
mobil kendaraan pick up maka untuk proses pengangkutan bahan bangunan
tersebut dapat menggunakan Gerobak Roda 2 dengan kapasitas 0,5 m3.
• Tempat dan pengaturan dari daerah penimbunan harus mendapat
persetujuan dari pihak proyek. Kontraktor harus membersihkan bahkan
membuat / memperbaiki saluran pembuangan air, pada semua tempat untuk

SPESIFIKASI BAHAN 3
penimbunan bahan bangunan. Kontraktor harus mengatur semua pekerjaan
penimbunan bahan bangunan.
• Kontraktor harus mengatur semua pekerjaan penimbunan pasir, kerikil atau
batu belah, sehingga tidak mengganggu kegiatan lain dan tidak terganggu
oleh timbunan hasil galian saluran atau tidak saling bercampur dengan
bahan bangunan.
• Kontraktor diminta untuk mengatur sendiri segala biaya untuk pengelolaan
kembali pasir, kerikil atau pasangan batu, yang terpisah ataupun kotor
karena timbunan yang tidak sempurna dan lain-lain dalam pencegahan yang
cukup.
• Kontraktor harus mengatur semua pekerjaan penimbunan dengan cara yang
sedemikian dengan meletakkan semua bahan dan langsung ditimbun di atas
bahan terakhir dan dengan lapisan tidak lebih dari 1,25 meter.
• Pasir, kerikil dan bahan batu tidak boleh dipindahkan dari timbunan, kecuali
bila dipakai dan diperlukan untuk meratakan jalan yang dapat dilalui oleh
truck, untuk menempatkan lapisan-lapisan berikutnya,
• Pengangkutan bahan jangan sampai menimbulkan dampak negatif terhadap
arus lalu lintas , kontraktor harus mengatur arus pengangkutan barang pada
waktu-waktu arus lalu lintas lengang. Kontraktor agar menghubungi polisi
lalu lintas atau DLAJ setempat untuk mengatur arus lalu lintas supaya tidak
menimbulkan dampak negatif yaitu kemacetan lalu lintas.
2.2.3. Pasir
• “Pasir Buatan” pasir yang dihasilkan oleh mesin pemecah batu
• Pasir alam adalah pasir yang disediakan oleh kontraktor dari sungai atau
pasir alam lain yang didapat dengan persetujuan pihak proyek.
• Pasir paduan adalah paduan dari pasir buatan dan pasir alam dengan
perbandingan campuran sehingga dicapai gradasi.
• Semua pasir alam yang dibutuhkan untuk pekerjaan pembangunan harus
disediakan oleh kontraktor dan dapat diperoleh dari sungai atau dari sumber
alam lainnya yang diajukan oleh kontraktor dan disetujui oleh pihak proyek
atau lokasi penambangan yang telah disetujui oleh pihak proyek.
• Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada antara 50
mm sampai 70 mm, atau sampai dalam ukuran dalam batas-batas
sebagaimana dirinci untuk pekerjaan-pekerjaan khusus. Agregat kasar harus
mempunyai modulus kehalusan butir antara 6,0 sampai 7,5 atau bila
diselidiki dengan saringan standart harus sesuai dengan Syarat Umum.
• Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi ini dan jika diperiksa oleh
pihak proyek ternyata tidak sesuai dengan ketentuan gradasi maka
kontraktor harus menyaring kembali atau mengolah kembali bahannya atas
beban sendiri, untuk menghasilkan agregat untuk disetujui oleh pihak
proyek.

SPESIFIKASI BAHAN 4
2.2.4. Harga Satuan Bahan yang diajukan
Harga satuan yang ditawarkan dalam Bill of Quantities untuk jenis
pekerjaan, dimana pasir, kerikil, batu tersangkut harus mengikuti harga
pembelian, pengolahan (processing), pengangkutan, penimbunan / penyimpanan,
penyaringan dan mencuci kembali bila dikehendaki dan ditempatkan pada
tempat-tempat dan pemakaian-pemakaian terkahir.
Semua biaya penyediaan pasir, kerikil dan bahan-bahan pasangan harus
dirumuskan dalam harga satuan, yang diajukan dalam daftar penawaran untuk
jenis-jenis pekerjaan yang dikehendaki, dimana bahan-bahan itu digunakan.
2. 3. Bahan – bahan lain
2.3.1. Kayu atau Kayu Bangunan
Kayu yang dipakai untuk cetakan beton, rambu-rambu lalu lintas, jembatan
sementara masuk ke rumah penduduk dan bedeng kerja di lapangan.
• Kayu untuk cetakan beton bisa dipakai kayu klas III, kayu untuk jembatan
sementara bisa menggunakan kayu klas II atau jenis lainnya yang disetujui
oleh pihak proyek.
• Kayu untuk alas sebagai ganti pasir pada pekerjaan saluran menggunakan
kayu papan kelas III.
• Kayu bangunan harus dari kualitas yang baik, lurus, dan sebelum dipakai
untuk cetakan beton harus diratakan dulu.

Pasal 3
PEKERJAAN SALURAN BETON BERTULANG

3. 1. UMUM
3.1.1. Scope Pekerjaan
Semua Pekerjaan saluran dari Beton Bertulang Precast dan Tutup Saluran
yang akan dibangun menurut spesfikasi ini dan seluruh maksud yang bertalian
dengan pekerjaan ini akan ditentukan dan diperincikan disini, dan sesuai
dengan petunjuk pihak pihak proyek.
Syarat-syarat dan ketentuan khusus yang dinyatakan disini akan berlaku untuk
semua jenis pekerjaan saluran Beton Bertulang, kecuali kalau syarat-syarat dan
ketentuan seperti diubah oleh pihak proyek untuk suatu pekerjaan tertentu.
3.1.2. B a t u
Semua batu untuk pekerjaan beton bertulang harus sesuai dengan syarat-syarat
dan ketentuan – ketentuan yang dinyatakan untuk batu.
3.1.3. Semen, Pasir dan Air
• Semua semen untuk adukan beton bertulang harus sesuai dengan syarat-
syarat ketentuan yang dinyatakan untuk semen portland.

SPESIFIKASI BAHAN 5
• Pasir untuk spesi/adukan yang dipakai untuk seluruh konstruksi
pekerjaan beton yang diperlukan menurut spesifikasi ini harus disediakan
oleh kontraktor pelaksana menurut ketentuan dan sesuai dengan syarat-
syarat dan ketentuan untuk pasir.
• Air yang digunakan untuk adukan harus bebas dari bahan-bahan lumpur,
bahan-bahan organik, alkali, garam, dan kotoran-kotoran lain dan harus
dites dan disetujui oleh pihak proyek.
3. 2. BETON READY MIX (Beton Siap Curah)
3.2.1. Penggunaan Beton Ready Mix
Dalam penggunan beton ready mix kontraktor pelaksana harus menyerahkan
hasil job mix disain terhadap semua mutu beton yang menggunakan beton
ready mix,sebelum pekerjaan dimulai.
3.2.2. Kualitas Beton Ready mix
Kualitas beton yang dihasilkan oleh supplier beton ready mix tetap menjadi
tanggung jawab kontraktor pelaksana
3.2.3. Pengujian Adukan Beton/ Tes Kubus Beton
Adukan untuk pekerjaan saluran beton bertulang harus diambil sampelnya
untuk diuji kuat tekannya. Sampel yang diambil sebanyak 10 sampel kubus
berukuran 15 x 15 x 15 cm. Sampel tersebut harus diuji kuat tekan di lab uji.
Hasil uji terebut harus memenuhi sarat kuat tekan yaitu minimal 250 kg/cm2
untuk beton K-250. Biaya tes kubus beton ini seluruhnya dibebankan kepada
kontraktor.

3. 3. PEMBUATAN SALURAN BETON BERTULANG PRECAST


Untuk pekerjaan peningkatan saluran ini dibagi menjadi 3 segmen, yang terdiri dari
2 tipe saluran Beton Bertulang Precast dan 3 tipe tutup saluran serta 2 titik pekerjaan
koker, yang terdiri dari :
- Untuk segmen Pertama, jenis saluran Precast (Uk. 0,80 x 0,70 m) dengan tutup
dua tipe yaitu untuk tipe I (Uk. 1,10 x 0,50 x 0,12 m dengan pembesian
diameter 10 mm ) sedangkan tipe III (Uk. 1,10 x 0,50 x 0,12 m dengan
pembesian diameter 10 mm dan 12 mm) sesuai gambar terlampir.
- Untuk segmen Kedua, jenis saluran Precast (Uk. 1,20 x 0,70 m) dengan tutup
tipe II (Uk. 1,50 x 0,50 x 0,12 m pembesian diameter 10 mm) sesuai gambar
terlampir.
- Untuk segmen Ketiga, jenis saluran Precast (Uk. 0,80 x 0,70 m) dengan tutup
tipe I (Uk. 1,10 x 0,50 x 0,12 m pembesian diameter 10 mm) sesuai gambar
terlampir.
- Untuk pekerjaan Koker/Box Culvert terdapat dua titik dengan Konstruksi yang
sama pada setiap titik panjangnya 4 m dengan (Uk. 0,70 x 0,70 m dengan
pembesian diameter 12 mm ) sesuai gambar terlampir.

SPESIFIKASI BAHAN 6
3. 4. PEKERJAAN TANAH
Semua penggalian dan pekerjaan tanah yang diperlukan harus dilaksanakan menurut
dokumen kontrak dan semua hal-hal yang bersangkutan harus dilaksanakan sesuai
dengan syarat-syarat dan petunjuk-petunjuk yang diberikan, kecuali bilamana syarat
dan petunjuk tersebut diubah secara tertulis oleh pihak proyek untuk bagian-bagian
pekerjaan tertentu.
3.4.1. Pekerjaan Pembersihan
• Semua daerah disekitar jalur yang perlu dibersihkan seperti yang
ditentukan oleh pihak proyek, harus dibersihkan dari segala pohon-
pohon, sampah, barau lama buatan masyarakat, saluran yang akan
diganti dan bahan lain yang mengganggu. Bahan-bahan tersebut harus
segera dibuang di tempat pembuangan yang diajukan oleh kontraktor
dan harus mendapat ijin tertulis dari pemilik tanah tersebut. Kontraktor
diminta untuk memulai pembersihan jauh sebelum pekerjaan
pembersihan dimulai.
• Daerah yang perlu dibersihkan sekitar saluran dengan lebar total saluran
ditambah 0,50 m dikedua sisinya.

3.4.2. Penggalian
• Semua penggalian harus dikerjakan menurut syarat-syarat dalam bab
ini. Garis-garis serta tingkatan-tingkatan yang ditunjukkan pada gambar
atau ditentukan oleh pihak proyek.
• Selama pekerjaan berjalan mungkin perlu atau diinginkan adanya
perubahan oleh pihak proyek mengenai lereng-lereng atau dimensi-
dimensi penggalian sebagai perbaikan atau perubahan sesuai dengan
spesifikasi ini.
• Jika penggalian tidak akan ditutupi oleh bangunan atau konstruksi lain
yang diperlukan, maka harus sepenuhnya dibuat menurut dimensi yang
dimaksud dan harus diselesaikan menurut garis-garis dan tingkatan
yang telah ditentukan.
• Penjagaan perlu dilaksanakan terhadap bahan-bahan yang berada di atas
atau di bawah garis penggalian agar keadaannya tetap baik. Semua
maksud selain yang ditunjukan disini harus ditutup kembali oleh
kontraktor atas biaya sendiri, jika diperlukan untuk penyelesaian
pekerjaan.
3.4.3. Tanah – Tanah Longsoran
Tanah-tanah yang tidak dapat bertahan pada lereng-lereng seperti ditunjukkan
dalam gambar atau yang ditentukan oleh pihak proyek dan material yang
mungkin longsor kedaerah galian, disepanjang garis galian, harus dipindahkan
oleh kontraktor menurut cara yang disetujui, dan lereng-lereng harus
diselesaikan kembali menurut garis dan tingkat yang ditetapkan oleh pihak
proyek dan menggunakan penahan longsoran tanah yang terbuat dari kayu.

SPESIFIKASI BAHAN 7
3.4.4. Bahan – Bahan Hasil Galian
• Seluruh bahan hasil galian sementara harus ditimbun dipinggir saluran
kearah jalan sampai jarak 25 % lebar jalan. Akibat penyempitan jalan
oleh timbunan, kontraktor harus kerkoordinasi dengan pihak polisi lalu
lintas dan DLAJ setempat untuk mengatur arus lalu lintas guna
mengurangi kemacetan.
• Seluruh tanah hasil galian harus diangkut ke luar lokasi atau ke lokasi
lain di sepanjang jalur pekerjaan, dimana tempat penimbunanya
diajukan oleh kontraktor dan harus mendapat persetujuan dari pihak
proyek dan ijin tertulis dari pemilik tanah.
• Segala kegiatan keluar masuk kendaraan proyek akan mengakibatkan
kemacetan lalu lintas, maka kontraktor harus mengatur jadwal
pengangkutan tersebut pada waktu dimana jalan sedang lengang.

• Bahan hasil galian yang masih diperlukan harus disimpan dengan baik
dan tidak tergilas oleh kendaraan. Bahan galian ini akan dipakai
mengurug bagian yang tidak terisi setelah pembuatan saluran
dilaksanakan.
• Kontraktor harus menyediakan jalan masuk ke rumah penduduk yang
berada di pinggir jalan dan jangan sampai terhalang oleh timbunan
bekas tanah galian yang tergilas kendaraan dan mengakibatkan
banyaknya debu. Penjagaan daerah kerja bisa dengan rambu-rambu
batas kerja di pinggir jalan dan tanah harus dijaga kelembabannya
supaya tidak menimbulkan debu yang beterbangan yang akan
menimbulkan dampak negatif.

3. 5. PEKERJAAN CERUCUK
3.5.1. Bahan
Bahan kayu yang digunakan adalah kayu cerucuk  8 – 2,00 m (sesuai gambar
terlampir), cerucuk yang digunakan harus lurus dan tidak ada bagian yang
lapuk, sebelum dipancang bahan harus disetujui oleh pihak proyek.
3.5.2. Pelaksanaan Pekerjaan
Sebelum dipancang salah satu ujung cerucuk diruncing pada semua sisi.
Pemancangan dilakukan dengan palu apabila dirasa perlu digunakan tripod
yang dilengkapi dengan hammer besar. Kedalaman pemancangan dan titik
pemancangan harus sesuai dengan perhitungan teknis dan atau gambar. Bila
masih ada bagian atas kayu yang tersisa, kayu tidak boleh dipotong dan dalam
hal ini harus segera dilaporkan kepada pihak proyek. Permukaan cerucuk
secara keseluruhan harus datar, sehingga dapat berfungsi dengan maksimal
pada saat pekerjaan pemasangan lantai kerja dan pekerjaan pengecoran
dilakukan di atasnya.

SPESIFIKASI BAHAN 8
3. 6. PEKERJAAN BEKISTING
3.6.1. Bahan
Bahan untuk bekisting menggunakan Triplek 12 mm seperti gambar terlampir.

3.6.2. Pelaksanaan Pekerjaan


Setelah pemancangan kayu cerucuk selesai dilaksanakan dilanjutkan dengan
pemasangan kayu klas II ukuran 4/6 sebagai gelegar lantai kerja, kemudian
lantai kerja dipasang sesuai dengan gambar terlampir.
Bekisting dipasang setelah pemasangan lantai kerja dilaksanakan, yaitu
dipasang pada kiri dan kanan lantai kerja yang digunakan untuk menahan
pengecoran pada waktu pelaksanaan.

3. 7. PEKERJAAN PEMBESIAN
3.7.1. Pemasangan
• Cara dan perlengkapan untuk pekerjaan pembesian sedemikian rupa
sehingga memudahkan untuk pekerjaan tersebut dengan mendapatkan
hasil yang maksimal.
• Besi yang dipasang harus sesuai dengan ukuran yang tertera pada
gambar dan bentuk lengkungan dibuat sedemikian rupa sesuai dengan
gambar serta setiap pertemuan atau sambungan besi diikat dengan
kawat binrat dan harus kuat sehingga tidak bisa bergerak untuk
mendapatkan mutu yang baik.
3. 8. PEKERJAAN PENGECORAN
3.8.1. Komposisi Adukan K-250 (Beton Ready Mix)
Adukan atau mutu untuk pekerjaan saluran beton bertulang dan tutup saluran
mengunakan beton ready mix yang mana sebelumnya telah diajukan melalui
job mix disain.
3.8.2. Pengaduk Spesi / Adukan
• Cara dan perlengkapan yang dipakai dalam pengiriman beton ready mix
sesuai dengan syarat dari supplier beton ready mix.
3.8.3. Pengecoran
• Untuk mendapatkan mutu beton yang baik, sebaiknya pada saat
campuran beton dimasukan dalam bekisting agar dipadatkan dengan
menggunakan vibrator dengan kapasitas 5HP, dengan cara bertahap
setiap lapisan.
3. 9. PEKERJAAN PLESTERAN
3.9.1. B a h a n
Bahan plesteran terdiri dari campuran pasir dan portland cement dengan
perbandingan 1 portlant cement : 3 pasir. Pasir harus dibersihkan dari kotoran-
kotoran, air yang digunakan harus sesuai standar.

SPESIFIKASI BAHAN 9
3.9.2. A d u k a n
Cara dan perlengkapan yang dipakai untuk mengaduk campuran adalah
sedemikian rupa sehingga mudah untuk memastikan dengan tepat dan
mengontrol banyaknya tiap-tiap bagian yang dimasukan ke dalam campuran
dan harus disetujui pihak proyek.
Adaukan akan dicampur hanya jika bahan-bahan cukup untuk segera dipakai,
dan jika adukan tidak dipakai dalam waktu 30 menit setelah penambahan air,
adukan harus dibuang. Pencampuran ulang adukan harus dibersihkan dan
harus dicuci setiap akhir kerja untuk setiap hari.
3. 10. PEKERJAAN DAN PENYEMPURNAAN
Semua pekerjaan pengecoran harus dilaksanakan dengan baik dan pada bagian
mukanya rata, pengecoran batu yang diisi adukan harus saling mengisi kekosongan
dan saling mengikat, garis-garis vertical lurus permukaan yang baik, kecuali bila
ditunjukan lain dari gambar atau atas petunjuk pihak proyek.

3. 11. PERAWATAN (CURING)


3.11.1. Semua pekerjaan batu yang memakai spesi / adukan harus dirawat dengan
air (water curring) atau cara-cara lain yang dapat diterima. Semua cara dan
pelaksanaan untuk perwatan-perawatan bagian-bagian dari pekerjaan harus
disetujui oleh pihak proyek.
3.11.2. Jika perawatan dilakukan dengan air, pekerjaan pengecoran harus tetap
basah paling tidak selama 14 (empat belas) hari terkecuali ditentukan dilain
bagian dari spesifikasi ini dengan diutupi menggunakan bahan yang
menyerap air.

3.12. PENEMPATAN SALURAN BETON PRECAST


3.12.1. Pemasangan bowplank pada galian untuk pengecekan kelurusan maupun
elevasi dengan jarak maksimum 20 m untuk menghindari lendutan benang
acuan. Untuk kelurusan pemasangan saluran, benang dipasang pada as saluran
dan sisi luar saluran precast.
3.12.2. Pemasangan cerucuk arah vertikal maupun arah memanjang merupak alas
sebagai landasan saluran precast harus dalam rata sebelum saluran precast
dipasang.
3.12.3. Sebelum proses pemasangan beton precast dilakukan, maka air tanah maupun
air saluran yang menggenangi lokasi pemasangan harus dibuang terlebih
dahulu. Proses pembuangan air tersebut dapat dilakukan dengan cara manual
ataupun dengan menggunakan Pompa Air berkapasitas 2 '' .
3.12.4. Pemasangan saluran precast harus segera dilaksanakan apabila seluruh proses
di atas telah dikerjakan. Dengan bantuan peralatan (untuk mengangkat dan
penyetelan dapat digunakan Tripod+Chain hook dengan kapasitas 1-3 Ton)
satu per satu saluran precast dipasang mengikuti jalur galian yang dibuat dan
sebaiknya dari arah hilir ke hulu.
3.12.5. Saluran beton precast harus ditempatkan dengan hati-hati dan cermat sehingga

SPESIFIKASI BAHAN 10
didapatkan saluran yang lurus, sesuai dengan elevasinya dan rapat pada sisi
sambungan.
3.12.6. Pemasangan Tutup saluran precast segera dilaksanakan apabila seluruh proses
di atas telah dikerjakan. Dengan bantuan peralatan (untuk mengangkat dan
penyetelan dapat digunakan Tripod+Chain hook) satu per satu tutup saluran
precast dipasang mengikuti jalur saluran precast.

PASAL 4
PEKERJAAN LAIN – LAIN

4.1. Pekerjaan Pembongkaran Rabat Beton


4.1.1. Bongkar aspal dan rabat beton warga dikerjakan, dikarenakan terkena jalur
saluran.

PASAL 5
PENUTUP
5.1. Semua ketentuan yang belum tercantum di dalam persyaratan ini akan dijelaskan
kemudian
5.2. Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik sesuai dengan persyaratan.
5.3. Semua sisa-sisa bahan bangunan/alat-alat bantu harus dikeluarkan dari kompleks /
lokasi pekerjaan segera setelah pekerjaan selesai atas biaya Kontraktor

Demikian persyaratan teknis/bestek pekerjaan ini dibuat untuk diketahui dan dilaksanakan
sebagaimana mestinya dengan penuh rasa tanggung jawab.

Pontianak, Juni 2022


Dibuat oleh :

Dibuat oleh :
Kepala Bidang Sumber Daya Air
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kota Pontianak
Selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

2013 ERLANDO KORANDA, AS, ST


NIP. 19690412 20 0312 1 008

SPESIFIKASI BAHAN 11

Anda mungkin juga menyukai