METODE PELAKSANAAN
(2). Kontraktor harus menyediakan layanan seorang Pelaksana Lapangan yang mampu dan
berpengalaman untuk mengendalikan pekerjaan lapangan dalam kontrak termasuk
pengawasan lapangan, kualitas dan kecakapan kerja sesuai dengan syarat-syarat kontrak.
BIMTEK
METODE PELAKSANAAN
harus diserahkan kepada Direksi/ Pengawas Lapangan untuk mendapatkan persetujuan dan
tanda-tangan, serta untuk suatu pengesahan yang diperlukan. Yang asli dan satu copi akan
ditahan oleh Direksi/ Pengawas Lapangan dan dua copi yang sudah ditanda-tangani
dikembalikan kepada Kontraktor.
(5). Jika dikehendaki oleh Direksi/ Pengawas Lapangan, Kontraktor harus menyediakan semua
instrumen yang diperlukan, personil, tenaga dan bahan yang diminta untuk pemeriksaan
pematokan di lapangan atau pekerjaan yang relevan.
(2). Penyerahan
a. Sebelum mengeluarkan satu pesanan atau sebelum perubahan satu daerah galian untuk
suatu bahan, Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi/ Pengawas Lapangan
contoh-contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan. Contoh tersebut harus disertai
informasi mengenai sumber, lokasi sumber dan setiap klarifikasi lain yang diperlukan
oleh Direksi/ Pengawas Lapangan untuk memenuhi persyaratan-persyaratan spesifikasi.
b. Kontraktor harus menyelenggarakan, menempatkan, memperoleh dan memproses bahan-
bahan alam yang sesuai dengan spesifikasi-spesifikasi ini serta harus memberitahu
Direksi/ Pengawas Lapangan paling sedikit 30 hari sebelumnya atau suatu jangka waktu
lain yang dinyatakan oleh Direksi/ Pengawas Lapangan secara tertulis bahwa bahan
tersebut dapat digunakan dalam pekerjaan. Laporan ini berisi semua informasi yang
diperlukan. Persetujuan sebuah sumber tidak berarti bahwa semua bahan-bahan dalam
sumber tersebut disetujui.
c. Dalam kasus bahan-bahan aspal, semen, baja dan kayu strukturtural serta bahan-bahan
buatan pabrik lainnya, sertifikat uji pabrik pembuat diperlukan sebelum persetujuan dari
Direksi/ Pengawas Lapangan memberikan persetujuan ini secara tertulis.
Sumber bahan-bahan
(1). Sumber-sumber
a. Lokasi sumber bahan yang mungkin dapat digunakan yang diperlihatkan dalam
Dokumen-dokumen atau yang diberikan oleh Direksi/ Pengawas Lapangan, disediakan
sebagai satu petunjuk saja. Jadi, ini adalah tanggungjawab Kontraktor untuk
mengadakan identifikasi dan memeriksa kecocokan semua sumber-sumber bahan yang
diperlukan untuk pelaksanakan pekerjaan dan untuk mendapatkan persetujuan Direksi/
Pengawas Lapangan.
b. Sumber bahan tidak boleh dipilih dari sumber alam dilindungi, hutan lindung atau dalam
daerah yang mudah terjadi longsoran atau erosi.
c. Kontraktor akan menentukan berapa banyak peralatan dan pekerjaan yang diperlukan
untuk memproduksi bahan-bahan tersebut memenuhi spesifikasi ini. Direksi/ Pengawas
Lapangan akan menolak atau menerima bahan-bahan dari sumber-sumber bahan atas
dasar persyaratan kualitas yang ditentukan dalam kontrak.
d. Tidak boleh ada kegiatan pada lokasi sumber bahan yang akan menimbulkan erosi atau
longsoran tanah, hilangnya tanah produktif atau secara lain berpengaruh negatif daerah
sekelilingnya.
(2). Persetujuan
a. Pemesanan bahan-bahan akan dilakukan jika Direksi/ Pengawas Lapangan telah
memberikan persetujuan untuk menggunakannya. Bahan-bahan tidak boleh digunakan
untuk bermaksud lain daripada yang telah disetujui oleh Direksi/ Pengawas Lapangan .
BIMTEK
METODE PELAKSANAAN
b. Jika kualitas atau gradasi bahan tersebut tidak sesuai dengan kualitas yang telah disetujui
Direksi/ Pengawas Lapangan, maka Direksi/ Pengawas Lapangan dapat menolak bahan
tersebut dan minta diganti.
Penyimpanan Bahan
(1). Umum
a. Bahan-bahan harus disimpan dalam cara sedemikian rupa sehingga bahan-bahan tersebut
tidak rusak dan kualitasnya dilindungi, sehingga bahan tersebut selalu siap digunakan
serta dengan mudah dapat diperiksa oleh Direksi/ Pengawas Lapangan.
b. Penyimpanan di atas hak milik pribadi hanya akan diizinkan jika telah diperbolehkan
secara tertulis oleh pemilik atau penyewa yang diberi kuasa.
c. Tempat penyimpanan harus bersih dari sampah dan air, bebas pengaliran air dan kalau
perlu ditinggikan. Bahan-bahan tidak boleh bercampur dengan tanah dasar, dan bila
diperlukan satu lapisan atas dasar pelindung harus disediakan.
d. Tempat penyimpanan berisi semen, kapur dan bahan-bahan sejenis harus dilindungi
sepantasnya dari hujan dan banjir.
(2). Penumpukan agregat
a. Aggregat batu harus ditumpuk dalam satu cara sedemikian rupa yang disetujui, sehingga
tidak ada segregasi serta menjamin gradasi yang memadai.
b. Tinggi tumpukan maksimum 5 (lima) meter.
c. Masing-masing jenis berbagai aggregate harus ditumpuk secara terpisah atau dipisahkan
dengan partisi kayu.
BIMTEK
METODE PELAKSANAAN
diselesaikan harus dimasukkan dalam harga satuan, dan tidak ada pembayaran terpisah
bagi pekerjaan ini.
1. PEKERJAAN MOBILISASI
BIMTEK
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN TANAH
1. GALIAN TANAH
(1). Uraian
a. Pekerjaan ini terdiri dari penggalian,penanganan, pembuangan atau penumpukan tanah
atau batu ataupun bahan-bahan lainnya dari jalan kendaraan dan sekitarnya yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan kontrak yang memuaskan.
b. Pekerjaan ini biasanya diperlukan untuk pembuatan jalan air dan selokan-selokan,
pembuatan parit, saluran-saluran atau bangunan-bangunan lainnya, untuk pembuangan
bahan-bahan yang tidak cocok dan tanah selimut (bagian atas), untuk pekerjaan
stabilisasi dan pembuangan tanah longsoran, untuk galian bahan konstruksi ataupun
pembuangan bahan-bahan buangan dan pada umumnya pembentukan kembali daerah
jalan sesuai dengan spesifikasi ini dan dalam pemenuhan yang sangat bertanggungjawab
terhadap garis batas, kelandaian dan potongan melintang yang ditunjukan pada gambar
rencana atau seperti diperintahkan oleh Direksi/ Pengawas Lapangan.
c. Terkecuali untuk tujuan pembayaran, persyaratan Bab ini berlaku untuk semua pekerjaan
galian yang dilaksanakan dalam hubungan dengan kontrak, termasuk pekerjaan-pekerjaan
yang berkaitan dalam Bab-bab lain, dan semua galian diklasifikasikan dalam satu atau
dua kategori: Galian Biasa & Galian Batu.
(2). Definisi
a. Galian batu terdiri dari penggalian batu-batu besar dengan volume setengah meter kubik
atau lebih besar atau macam-macam bahan padat yang menyatu dan keras yang dalam
pendapat Direksi/ Pengawas Lapangan tidak praktis untuk digali tanpa menggunakan
perlatan kerja pneumatic, bor atau peledak. Ini tidak termasuk bahan batuan yang dalam
pendapat Direksi/ Pengawas Lapangan dapat dibuat lepas dan dipecah-pecah oleh
penggrauk Hidrolis yang ditarik atau Buldozer.
b. Semua penggalian lain akan dianggap sebagai galian biasa.
BIMTEK
METODE PELAKSANAAN
a. Semua bahan-bahan yang cocok yang digali didalam batas-batas dan lingkup kerja
proyek, dimana mungkin akan digunakan dengan cara yang paling efektif, untuk
pembuatan formasi badan jalan atau untuk urugan kembali.
b. Bahan-bahan galian yang berisikan tanah0tanah sangat organis, gambut, berisikan akar-
akar atau barang-barang tumbuhan yang banyak dan juga tanah yang mudah
mengembang yang menurut pendapat Direksi/ Pengawas Lapangan akan menghalangi
pemadatan bahan lapisan di atasnya atau dapat menimbulkan suatu penurunan yang tidak
dikehendaki atau kehancuran akan diklasifikasikan sebagai tidak cocok digunakan
sebagai urugan dalam pekerjaan permanen.
c. Setiap bahan galian yang melebihi kebutuhan untuk timbunan atau setiap bahan yang
tidak disetujui Direksi/ Pengawas Lapangan menjadi bahan urugan yang cocok, harus
dibuang dan diratakan dalam lapisan-lapisan tipis oleh kontraktor diliuar Daerah Milik
Jalan seperti yang diperintahkan oleh Direksi/ Pengawas Lapangan.
d. Kontraktor akan bertanggungjawab untuk semua penyelenggaraan dan biaya-biaya bagi
pembuangan bahan-bahan lebihan atau bahan tidak cocok, termasuk pengangkutannya
adan mendapatkan izin dari pemilik atau penyewa lahan dimana buangan tersebut
dilakukan (ditempatkan).
c. Bendungan sementara dinding pemotong aliran rembesan (cut off) atau sarana-sarana lain
yang mengeluarkan air dari galian, harus didisain secara baik dan cukup kuat untuk
menjamin tidak terjadinya roboh mendadak, dimungkinkan mampu mengalitkan secara
cepat bahaya banjir pada struktur.
d. Semua galian terbuka harus dipasang penghalang yang memadai untuk menghindari
tenaga kerja atau lain-lainnya jatuh dengan tidak sengaja kedalam galian dan setiap
galian terbuka didalam daerah badan jalan atau bahu jalan sebagai tambahan harus diberi
marka/ tanda peringatan pada malam hari dengan drum dicat putih (atau semacamnya)
dengan lampu merah, sehingga memuaskan Direksi/ Pengawas Lapangan.
e. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengadakan perlindungan bagi setiap pipa
bawah tanah yang berfungsi, kabel-kabel, conduit atau struktur lainnya dibawah
permukaan tanah yang ditemukan dan harus bertanggungjawab untuk biaya perbaikan
setiap kerusakan yang disebabkan oleh operasinya.
Pelaksanaan Pekerjaan
(1). Prosedur Umum
a. Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan sekecil mungkin terjadi gangguan terhadap
bahan-bahan dibawah dan diluar batas galian yang ditentukan sebelumnya.
BIMTEK
METODE PELAKSANAAN
b. Jika bahan yang terdapat pada permukaan garis formasi atau tanah dasar atau pondasi
adalah lepas-lepas atau lunak atau secara lain tidak cocok menurut pendapat Direksi/
Pengawas Lapangan, bahan itu secara keseluruhan harus dipadatkan atau dibuang
seluruhnya dan diganti dengan urugan yang cocok, seperti diperintahkan Direksi/
Pengawas Lapangan.
c. Dimana batu, lapisan keras atau bahan tidak dapat dihancurkan masih ditemukan berada
diatas garis formasi untuk saluran yang dilapisi atau pada ketinggian permukaan untuk
perkerasan dan bahu jalan atau diatas bagian dasar parit pipaatau galian pondasi struktur,
bahan tersebut harus digali sedalam 20 cm sampai satu permukaan yang merata dan
halus. Tidak ada runcingan-runcingan batu akan ditinggalkan menonjol dari permukaan
dan semua bahan-bahan yang lepas-lepas harus dibuang. Profil galian yang telah
ditetapkan harus dikembalikan dengan pengurugan kembali dan dipadatkan dengan bahan
pilihan yang disetujui oleh Direksi/ Pengawas Lapangan.
d. Sejauh mungkin dan seperti diperintahkan oleh Direksi/ Pengawas Lapangan, kontraktor
harus menjaga galian tersebut bebas air dan harus melengkapi dengan pompa-pompa.
Peralatan dan tenaga kerja serta membuat tempat air mengumpul, saluran sementara atau
tanggul sementara seperlunya untuk mengeluarkan atau membuang air dari daerah-daerah
disekitar galian.
2. URUGAN PASIR
Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari mendapatkan, mengangkut, penempatan dan memadatkan lahan atau
bahan berbutir yang disetujui untuk pengurugan kembali parir-parit atau galian disekelilingnya
atau struktur serta pengurugan sampai kepada garis batas kemiringan dan ketinggian penampang
melintang yang ditentukan atau disetujui. Urugan yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah
urugan pasir untuk badan jalan dan urugan pasir bawah lantai saluran.
Urugan Pasir Badan Jalan dengan ketebalan 10 cm
BIMTEK
METODE PELAKSANAAN
Urugan pasir untuk badan jalan dengan ketebalan 10 cm atau persetujuan direksi pengawas
digunakan untuk kondisi tanah yang sudah rata dan keras, pekerjaan ini dilakukan untuk dapat
dilakukan selanjutnya dapat dikerjakan penghamburan batu agregat. Ketinggian dan
kemiringan akhir pengurugan pasir pada badan jalan, semua permukaan akhir urugan yang
nampak keluar harus cukup halus dan seragam dan mempunyai kemiringan yang cukup
menjamin impasan air permukaan yang bebas.Permukaan akhir tidak boleh berbeda dari garis
profile yang ditentukan lebih dari 10 sentimeter.
Urugan Pasir Bawah Lantai Saluran dengan ketebalan 5 cm
Urugan pasir bawah lantai saluran dengan ketebalan 5 cm atau sesuai dengan persetujuan direksi
pengawas. Urugan pasir bawah saluran ini dilakukan untuk meratakan setelah pekerjaan galian
tanah untuk saluran dilakukan dan dalam keadaan bersih agar genangan air tidak tersumbat dan
dapat mengalir.
2. PEKERJAAN BETON
Beton Badan Jalan
(1). Uraian
a. Beton terdiri dari suatu campuran yang sebanding (proposional) antara semen, air dan
agregat bergradasi. Campuran beton akan mengendap dan mengeras menururt bentuk
yang diminta/disyaratkan dan membentuk satu bahan yang padat, keras dan tahan lama
(awet), yang memiliki karakteristik tertentu.
b. Agregat meliputi baik yang bergradasi kasar maupun yang bergradasi halus, tetapi
jumlah agregat halus akan dipertahankan sampai jumlah minimum yang diperlukan,
yang apabila dicampur dengan semen akan cukup untuk mengisi rongga-rongga antara
agregat kasar serta menmberikan suatu permukaan akhir yang halus.
c. Untuk mencapai beton yang kuat dengan keawetan yang optimum, volume air yang
dimasukkan kedalam campuran harus dipertahankan sampai jumlah minimum yang
diperlukan untuk memudahkan pengerjaan selama pencampuran.
d. Bahan tambahan kepada campuran beton seperti memasukkan udara (air
entraining)atau bahan kimia untuk memperlambat atau mempercepat waktu
pengerasan, tidak diperbolehkan, kecuali diminta demikian didalam persyaratan
Kontrak Khusus
BIMTEK
METODE PELAKSANAAN
K-125 Struktural Beton masa tanpa tulang untuk pondasi dasar,
penutup pipa-pipa
K-175 Struktural Beton dengan penulangan ringan di gunakan untuk
pondasi pelat, dinding-dinding Kaison, Kereb, dan
II
jalan setapak.
K-225 Kontruksi beton bertulang termasuk gelagar-gelagar,
kolom-kolom lantai/pelat lantai /dinding penahan,
hgorong-gorong pipa, gorong-gorong kotak persegi
K-250 s/d Struktural Beton bertulang mutu tinggi untuk lantai jembatan,
K-350 dan bagian-bagian kontruksi utama lainnya.
III
Bagian-bagian Kontruksi beton pretekan dan tiang-
K-400 Struktural
tiang beton precetak
Catatan : Kelas khusus K 225 digunakan untuk beton didalam air
(5). Penyerahan-penyerahan
a. Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh semua bahan-bahan yang digunakan untuk
pekerjaan beton bersama-sama dengan data-data pengujian yang menunjukkan kecocokan
dengan persyaratan mutu spesifikasi ini.
b. Apabila disyaratkan demikian oleh Direksi/ Pengawas Lapangan, Kontraktor harus
menyerahkan gambar-gambar rinci semua pekerjaan acuan yang digunakan pada pekerjaan
untuk mendapatkan persetujuan.
c. Kontraktor harus melapor kepada Direksi/ Pengawas Lapangan paling sedikit 24 jam
sebelum pencampuran atau pengecoran beton.
BIMTEK
METODE PELAKSANAAN
Bahan-bahan
Semen
a. Semen yang digunakan untuk Pekerjaan Beton harus dipilih berasal dari salah satu jenis
Portland Cement (PC) berikut ini, yang memenuhi Spesifikasi AASHTO M85 :
Tipe I : Pemakaian umum - tanpa sifat - sifat khusus
Tipe II : Pemakaian umum dengan ketahanan terhadap sulfat yang moderat
(sedang)
Tipe III : Digunakan jika diperlukan pencapaian kekuatan awal yang tinggi
Tipe IV : Digunakan jika diperlikan panas hidrasi yang rendah
Tipe V : Digunakan jika diperlukan ketahanan (resistensi) terhadap sulfat yangtinggi
b. Kecuali diizinkan secara lain oleh Direksi/ Pengawas Lapangan, semen yang digunakan pada
pekerjaan harus diperoleh dari satu sumber pabrik.
(2). Air
Air yang digunakan untuk pencampuran dan perawatan beton harus bersih dan bebas dari bahan-
bahan yang berbahaya seperti oli, garam, asam, alkali, gula atau bahan-bahan organik. Direksi/
Pengawas Lapangan dapat meminta Kontraktor untuk mengadakan pengujian air yang berasal
dari suatu sumber yang dipertimbangkan mutunya meragukan (Rujukan Pengujian AASHTO
T26).
(3). Agregat
a. Persyaratan Umum
- Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari campuran agregat kasar dan halus,
berisi batu pecah yang bersih, keras dan awet atau kerikil sungai alam atau kerikil dan
pasir dari sumber yang disaring, semua agregat alam harus dicuci.
- Agregat tersebut harus memenuhi persyaratan gradasi yang diberikan pada Tabel 8.2.1
dan dengan keadaan mutu (Sifat) yang diberikan pada Tabel 8.1.3.
- Ukuran maksimum agregat kasar tidak boleh lebih besar dari tiga perempat ruang bebas
minimun diantara batang-batang tulangan atau antara batang-batang batng tulangan dan
cetakan (acuan)
- Agregat halus harus bergradasi baik dari kasar sampai halus dengan hampir seluruh
partikel lolos saringan 4,75 mm.
Semua agregat halus, harus bebas dari jumlah cacat kotoran organik, dan jika
dimintakan demikian oleh Direksi/ Pengawas Lapangan harus diadakan pengujian
kandungan organik menggunakan pengujian colorimetric AASHTO T21. Setiap
agregat yang gagal pada test warna, harus ditolak.
Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton kontruksi.
b. Gradasi Agregat
Gradasi agregat kasar dan agregat halus harus memenuhi persyaratan Tabel 8.1.2 berikut
inin, namun bahan-bahan yang tidak memenuhi persyaratan gradasi ini tidak perlu ditolak,
apabila Kontraktor dapat menunjukkan (berdasarkan campuran percobaan dan pengujian
bahwa dapat dihasilakan beton yang memenuhi persyaratan sifat-sifat campuran yang
diuraikan.
37 1½ 95 – 100 100
25 1 - 95 – 100 100
19 3/4 35 – 70 - 90 – 100 100
13 1/2 - 25 – 60 - 90 – 100
9,5 3/8 100 10 – 30 - 20 – 55 40 – 70
4,75 #4 95 – 100 0–5 0 – 10 0 – 10 0 – 15
BIMTEK
METODE PELAKSANAAN
2,36 #8 - - 0–5 0–5 0–5
1,18 # 16 45 – 80 - - -
0,3 # 50 10 – 30
0,15 # 100 2 – 10
UKURAN AGREGAT
PERBANDINGAN
MAX. YANG
AIR/SEMEN OPTIMUM
KELAS BERAT SEMEN DISARANKAN (mm)
BETON TOTAL Kg/m3 DNG.
PERBANDINGAN
KELAS A KELAS B BERAT
(RATIO)
Kg/m2
K 400 > 425 25.0 19.0 0.35 150
K 350 425 25.0 19.0 0.42 180
K 275 400 25.0 19.0 0.42 170
K 225 350 37.5 25.0 0.46 160
K 175 300 37.5 25.0 0.50 150
K 125 250 50.0 25.0 0.52 130
B I/O 225 50.0 37.5 0.60 135
K 225 400 37.5 25.0 or 19.0 0.53 210
(didalam air)
Catatan : Berat semen total yang diperlukan untuk K 400 harus ditentukan oleh persyaratan kekuatan
yang ditetapkan
BIMTEK
METODE PELAKSANAAN
c. Jika pasir diukur berdasarkan volume, harus diperhitungan volume tambahan pasir
mengembangkan karena kadar air.
- Pasir basah biasanya akan mengembang kurang lebih 25% berdasarkan volume dan untuk
pkerjaan yang kecil, nilai-nilai berikut ini dapat diambil untuk kadar air.
- Jika diperlukan demikian oleh Direksi/ Pengawas Lapangan, pengujian lapangan harus
dilakukan untuk menentukan besarnya pengembangan.
d. Air untuk pencampuran harus diukur secara teliti dalam sebuah tempat yang sesuai.
e. Penakaran beton berdasarkan volume, akan dipilih dari salah satu campuran berikut yang
diberikan pada Tabel 8.1.4.
BIMTEK
METODE PELAKSANAAN
Catatan : Untuk pengujian kekuatan tekan yang dilakukan dengan contoh uji silinder, persyaratan kekuatan harus
diturunkan menjadi sekitar 83 % dari kekuatan kubus
b. Beton untuk pekerjaan-pekerjaan kecil yang ditakar berdasarkan volume sesuai dengan
Tabel 8.1.4, harus memenuhi persyaratan kekuatan tekan dan slump minimum yang
diberikan pada Tabel 8.1.6.
c. Beton yang tidak memenuhi persyaratan slump, pada umumnya akan dianggap dibawah
standar dan tidak boleh digunakan dalam pekerjaan, terkecuali Direksi/ Pengawas Lapangan
dapat menyetujui penggunaan terbatas beton tersebut untuk pekerjaan dengan kelas rendah.
BIMTEK
METODE PELAKSANAAN
d. Bilamana hasil-hasil pengujian 7 hari memberikan kekuatan dibawah yang ditentukan,
Kontraktor tidak boleh mengecor setiap beton berikutnya, sampai masalah hasil-hasil
kekuatan dibawah ketentuan tersebut diketahui dan Kontraktor telah mengambil langkah-
langkah demukian yang akan meyakinkan bahwa produksi beton memenuhi persyaratan
spesifikasi sehingga memuaskan Direksi/ Pengawas Lapangan.
e. Beton yang tidak memenuhi kekuatan tekan 28 hari yang ditetapkan, yang diberikan pada
Tabel 7.1.6 dan 7.1.7 akan dianggap tidak memuaskan dan pekerjaan-pekerjaan tersebut
harus diperbaiki seperti yang ditetapkan pada Bab 7.1.1 (8).
f. Direksi/ Pengawas Lapangan akan memperhitungkan kemungkinan cacat-cacat karena
kesalahan pengambilan contoh bahan, perbedaan-perbedaan dalam statistik, persiapan
contoh uji yang buruk, dan dapat meminta pengujian-pengujian lebih lanjut untuk
dilaksanakan sebelum mengambil putusan akhir.
Pembesian`
(1). Umum
Pekerjaan ini terdiri dari pengadaan, pemotongan, pembengkokan dan pemasangan batang baja
tulangan dan pengelasan anyaman batang baja untuk penulangan beton, sesuai dengan spesifikasi
dan gambar atau yang diperintahkan olek Direksi/ Pengawas Lapangan.
(2). Toleransi
a. Fabrikasi
Pembengkokan batang baja dan Fabrikasi harus dilaksanakan betul-betul sesuai dengan
persyaratan FBI 1971 (N-2).
b. Kelonggaran Penempatan
- Jarak antara penulangan yang sejajar tidak boleh kurang dari diameter batang atau ukuran
maksimum agregat kasar ditambah 1 cm, dengan minimum 3, cm, yang mana lebih besar.
- Apabila penulangan dalam balok terdiri dari lebih satu lapis batang penulangan lapis atas
diletakkan tepat diatas lapis bawah penulangan dengan ruang bebas/ jarak vertikal
minimum 2,5 cm.
BIMTEK
METODE PELAKSANAAN
c. Selimut Beton (terhadap tulangan)
- Batang tulangan baja harus diletakkan sedemikian sehingga selimut beton minimum
menutupi pinggir luar penulangan, diberikan pada Tabel 8.2.1 untuk beberapa macam
kondisi yang didapat.
- Untuk beton bertulang dibawah muka air yang tidak dapat dijangkau (dilihat) atau beton
yang akan digunakan untuk penyaluran kotoran atau cairan yang membuat karat, penutup
minimum harus ditambah menjadi 7,5 cm.
BIMTEK
METODE PELAKSANAAN
a. Batang baja penulangan adalah polos atau batang ulir sesuai dengan persyaratan PBI 1971
(NI – 2). Kecuali dinyatakan lain mutu baja yang digunakan untuk beton bertulang harus
mutu U 24 dengan tegangan leleh 2400 kg/cm2.
Catatan: Untuk baja yang lebih tinggi akan digunakan hanya apabila dinyatakan secara
khusus dalam Daftar Penawaran.
b. baja penulangan harus didapat daripabrik pembuat yang disetujui dan harus disertai dengan
sertifikat pengujian yang memastikan kecocokan mutu. Jika mutu baja diragukan, Direksi/
Pengawas Lapangan dapat meminta baja tersebut untuk diuji.
c. Baja penulangan harus desidiakan bersih dan bebas dari debu, lumpur, minyak, gemuk, atau
karat.
(2). Penulangan Anyaman Baja
Anyaman baja untuk penggunaan sebagai penulangan beton harus kawat baja dilas pabrik sesuai
dengan AASHTO M 55 dan harus diadakan dalam lembar rata atau gulungan seperti yang
disyaratkan oleh Direksi/ Pengawas Lapangan.
(3). Penopang (ganjal) Penulangan
Penopang (ganjal) yang digunakan untuk menahan penulangan ditempatnya, harus terbuat dari
batang kawat ringan atau dengan menggunakan blok beton pracetak (3x3 cm) dibuat dari adukan
semen (1 : 2).
Tidak ada jenis lain penopang akan diizinkan kecuali Direksi/ Pengawas Lapangan.
(4). Kawat Pengikat Penulangan
Kawat ikat yang digunakan untuk pengikatan dan pengamanan batang tulangan baja, harus kawat
baja sesuai dengan PBI 1971 (NI-2) dan disetujui Direksi/ Pengawas Lapangan.
Dibuat Oleh ;
PT. BENGALON JAYA LESTARI
WAHYUDIYANTO
Direktur
BIMTEK