Anda di halaman 1dari 47

SPESIFIKASI TEKNIS

PEMBANGUNAN IPLT KABUPATEN TAPIN (LANJUTAN)

BAB 1
Uraian Umum

1.1 Umum
Penyedia Jasa/Kontraktor berkewajiban menyediakan sarana yang diperlukan
untuk pekerjaan pembangunan, seperti direksi keet, gudang peralatan dan
material, mess pekerja (apabila mendatangkan pekerja dari luar daerah),
koordinasi dengan pemerintah/masyarakat setempat, mengatur penempatan
material agar tidak mengganggu jalan operasional maupun kegiatan lain di sekitar
pekerjaan, peralatan P3K, penyediaan air dan penerangan. Penyedia
jasa/Kontraktor juga berkewajiban melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
gambar rencana, peraturan, syarat-syarat penjelasan pekerjaan, syarat tambahan
yang telah ditetapkan pengguna jasa, membuat gambar pelaksanaan (shop
drawing), perhitungan MC 0, laporan kuantitas dan kualitas, dan menyediakan alat
keselamatan kerja,

1.2 Pekerjaan Persiapan


Pekerjaan persiapan terdiri dari mobilisasi Material, Peralatan dan Personil,
pembangunan direksi keet yang menyediakan fasilitas meja kerja, kursi,
penerangan, tempat arsip, buku-buku harian dan buku-buku catatan yang
diperlukan, jadwa pelaksanaan, gambar-gambar kerja dan kotak P3K,
pemasangan papan nama, pekerjaan bouwplank, pengukuran dan pematokan
(Uitzet) yang terdiri dari pengecekan ulang elevasi rencana, penyebaran titik-titik
panduan dan koordinat, levelling tiap-tiap bangunan dan hidrolis perpipaan serta
pembersihan lokasi pekerjaan.

1
BAB 2
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Sipil

2.1 Umum
Pekerjaan sipil terdiri dari Pekerjaan Bongkaran, Pembesian, Bekisting,
Pengecoran beton, pasangan batu, pasangan bata, Kusen jendela, Rangka atap
dan penutup atap, pada pekerjaan bongkaran, bongkaran harus dilakukan dengan
hati-hati dan menyesuaikan rencana pada gambar, bongkaran segera dikeluarkan
dari lokasi proyek dan tidak boleh digunakan lagi kecuali dengan persetujuam
konsultan supervise/pengawas/direksi pekerjaan, pada pekerjaan beton, material
yang diperlukan seperti semen, air, pasir dan agregat harus sudah memenuhi
syarat peraturan umum pemeriksaan bahan bangunan (SNI.3-1956),

2.2 Sumber Penggunaan Material


Segala material yang digunakan pada pekerjaan ini harus diterima dan disetujui
oleh Pengawas/Direksi Pekerjaan, dimana semen yang digunakan harus dari satu
merk yang sama, dalam keadaan baru dan asli, dikirim dalam kantong-kantong
semen yang masih disegel dan tidak pecah, semua semen disimpan dalam
gudang yang tertutup dan terlindung dari kerusakan-kerusakan, agregat kerikil
pecah/split harus harus kerasm tidak berpori dan mempunyai sudut yang tajam,
bebas dari tanah liat/lumpur, jika diameternya lebih besar dari 38mm untuk
penggunaannya harus mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan, untuk air yang
digunakan pada campuran beton harus bersih dan bebas dari bahan-bahan
lainnya yang merugikan beton maupun tulangan, tidak berwarna, tidak
mengandung bahan minyak atau lemak, berasal dari sumber yang sama, Penyedia
Jasa/Kontraktor harus membuat mix design untuk mendapatkan mutu beton yang
dipersyaratkan. Mix design harus mendapat persetujuan dari Konsultan
supervisi/Direksi/Pengawas lapangan.

Selanjutnya Mix design tersebut dapat dipergunakan sebagai takaran untuk


berbagai campuran, untuk pasangan, plesteran dll. Penyedia Jasa/Kontraktor
bertanggung jawab penuh atas terlaksananya proporsi adukan dan campuran
tersebut.

Sebelum pengadukan berlangsung, kekentalan adukan beton harus diawasi oleh

2
Direksi/Pengawas lapangan yang ahli dengan cara memeriksa slump yang
dijadikan petunjuk apakah jumlah air pencampur yang dimasukkan kedalam drum
pengaduk cukup tepat atau perlu dikoreksi berkaitan dengan faktor air semen yang
diinginkan, pemakaian bahan campuran (add mixture) harus mendapat
persetujuan dari Direksi/Pengawas Lapangan.

Pada pekerjaan besi beton, Semua besi beton yang dipergunakan harus bebas
dari kotoran-kotoran, lapisan lemak/minyak, karat, tidak cacat (retak-retak,
mengelupas, luka dsb), mempunyai penampang yang sama rata, pemakaian besi
beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan harus mendapat persetujuan dari
Direksi/Pengawas Lapangan.

2.3 Metode Pelaksanaan


Penyedia Jasa/Kontraktor harus membuat mix design untuk mendapatkan mutu
beton yang dipersyaratkan. Mix design harus mendapat persetujuan dari
Konsultan supervisi/Direksi/Pengawas lapangan. Selanjutnya Mix design tersebut
dapat dipergunakan sebagai takaran untuk berbagai campuran, untuk pasangan,
plesteran dll. Penyedia Jasa/Kontraktor bertanggung jawab penuh atas
terlaksananya proporsi adukan dan campuran tersebut.

Sebelum pengadukan berlangsung, kekentalan adukan beton harus diawasi oleh


Direksi/Pengawas lapangan yang ahli dengan cara memeriksa slump yang
dijadikan petunjuk apakah jumlah air pencampur yang dimasukkan kedalam drum
pengaduk cukup tepat atau perlu dikoreksi berkaitan dengan faktor air semen yang
diinginkan.

Adukan Beton yang dibuat setempat ( site mixing ), dengan langkah sebagai
berikut, Semen diukur menurut beratnya perkantong, Aggregat diukur menurut
beratnya, Pasir diukur menurut beratnya. Adukan beton dibuat dengan
menggunakan alat pengaduk mesin (bach mixer), type dan kapasitasnya harus
mendapat persetujuan dari Direksi/Pengawas lapangan, kecepatan mengaduk
sesuai dengan rekomendasi dari pembuat mesin tersebut, jumlah adukan beton
tidak boleh melebihi kapasitas mesin pengaduk, lama pengadukan tidak kurang
dari 2 menit sesudah semua bahan berada dalam mesin pengaduk, mesin
pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan dahulu.

Adukan beton harus secepatnya dibawa ke tempat pengecoran dengan


menggunakan cara (metode yang sepraktis mungkin), sehingga tidak
3
memungkinkan adanya pengendapan aggregate dan tercampurnya kotoran-
kotoran atau bahan-bahan lain dari luar.

Penggunaan alat-alat pengangkut mesin haruslah mendapat persetujuan dari


Direksi/Pengawas lapangan, sebelum alat-alat tersebut didatangkan ke lokasi
Proyek. Semua alat-alat pengangkut yang akan dipergunakan sebelumnya harus
dibersihkan terlebih dahulu dari segala kotoran-kotoran (potongan-potongan kayu,
batu tanah dll) dan dibasahi dengan air semen serta sudah disetujui oleh
Direksi/Pengawas lapangan.

2.4 Cara Pengujian Mutu/Pengendalian


Pengendalian mutu dalam sebuah proyek terdiri dari tiga langkah utama yakni
perencanaan mutu, pengendalian mutu, dan peningkatan kualitas. Pada langkah
perencanaan mutu dilakukan identifikasi terhadap kebutuhan konsumen,
kemudian dibuatlah rancangan proyek yang sesuai kebutuhan konsumen dan
rancangan proses pembuatan proyek sesuai dengan rancangan proyek. Pada
langkah pengendalian mutu, dilakukan identifikasi faktor-faktor yang harus
diperhatikan, mengembangkan metode pengukuran mutu, mengembangkan
standar, dan mengembangkan alat pengendalian mutu. Pada langkah peningkatan
kualitas, dilakukan tindakan yang diperlukan bila terjadi ketidaksesuaian antara
kondisi standar dan kondisi aktual di lapangan. Tindakan ini bisa berupa
penyesuaian ataupun perbaikan.

Pengendalian Kualitas di lapangan dilakukan dengan pengawasan terhadap


material yang didatangkan ke lokasi pekerjaan, dimana material yang didatangkan
harus sesuai dan disetujui oleh Direksi pekerjaan/Pengawas pekerjaan, pengujian
kualitas material diperlukan untuk material besi yang digunakan harus berlogo SNI
atau telah dilakukan uji tarik pada laboratorium dengan hasil sesuai standart,
sebelum melakukan pekerjaan beton terlebih dahulu diperlukan mix design formula
agar volume material untuk campuran beton sesuai ketentuan untuk mencapai
mutu yang diinginkan, pada pengujian mutu diperlukan untuk beton yang telah
dikerjakan dengan pengambilan sampel uji tekan yang diuji disaksikan bersama
pada laboratorium uji yang telah ditentukan bersama.

4
2.5 Pemeriksaan, Testing, Persetujuan
Penyedia Jasa harus melakukan test beton sesuai prosedur yang disyaratkan, bila
pengecoran beton untuk bangunan permanen kontraktor harus melakukan "slump
test " pada waktu menuangkan beton, dan dilaksanakan sesuai prosedur standar,
kecuali diperintahkan lain slump harus lebih dari 50 mm dan tidak boleh lebih dari
100 mm, pengambilan benda uji beton dilakukan untuk mengetahui apakah
pelaksanaan mutu beton telah sesuai dengan perencanaan. Benda uji beton harus
diambil dari beton keras, umur minimal 14 hari, tidak cacat. Beton uji yang ada
tulangnya, tidak digunakan untuk uji kuat tarik belah, ukuran benda uji beton untuk
uji kuat tekan panjang 200 mm (L) diameter (D) =100 mm, diameter beton untuk
uji ketebalan harus minimal 100 mm dengan ketelitian 1 mm.

Penyedia Jasa / Kontraktor harus membuat catatan-catatan untuk setiap pengujian


yang memberikan keterangan secukupnya, adapun bentuk catatan harus
mendapatkan persetujuan direksi dan menyerahkan kepada direksi tidak lebih dari
3 (tiga) hari setelah setiap percobaan dilaksanakan.

BAB 3
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Tanah

3.1 Umum
Galian tanah harus dilaksanakan sesuai dengan Gambar dan spesifikasi teknis
atau sesuai petunjuk konsultan supervisi/ pengawas /direksi pekerjaan.

Jalur pipa yang telah siap kemudian digali. Metoda pelaksanaan galian disatu
lokasi dengan lokasi lain ada kalanya tidak sama. Terdapat beberapa hal penting
yang menjadi faktor utama dalam menentukan pelaksanaan penggalian, yaitu jenis
tanah, elevasi muka air tanah, dan kepadatan lalu lintas.

Secara umum jenis tanah yang dikategorikan tanah yang tidak runtuh (butiran
padat) dan tanah yang yang tidak runtuh (butiran lepas). Penggalian tanpa turap
pada umumnya dilaksanakan untuk pemasangan pipa dengan diameter kecil,
galian tidak terlalu dalam, dan kondisi tanah yang stabil. Untuk tanah yang mudah
runtuh, maka penggunaan turap sangat diperlukan untk memastikan galian tetap
pada kondisi yang diharapkan. Jenis turap yang digunakan antara lain turap kayu,
sheeting plate, shet pile.

5
Berdasarkan elevasi muka air tanah, pekerjaan galian harus disertai dengan usaha
membuang air (dewatering) bila elevasi air tanah lebih dangkal dari dasar galian.
Artinya tanah galian terendam air sehingga mengganggu proses penggalian dan
pemasangan pipa. Pada galian tanah yang dalam. Dengan muka air tanah tinggi,
juga mudah terhanyutkan oleh aliran air bawah tanah, maka galian harus
diamankan dengan penggunaan turap yang kedap air (sheet pile). Air dipompa ke
saluran terdekat atau dengan menggunkan tempat penampungan.

Penggalian melebihi batas yang ditentukan harus diurug kembali sehingga


mencapai kerataan yang ditetapkan dengan bahan urugan yang dipadatkan.
Bahan galian dari daerah pembangunan dapat dipergunakan, bila memadai untuk
urugan. Sisa galian tanah yang tidak terpakai harus dibuang keluar proyek.

Bahan urugan harus bersih dari unsur-unsur perusak dan harus di setujui
Konsultan Supervisi/ Direksi /Pengawas. Bilamana perlu dapat dilakukan
penyelidikan laboratorium mekanika tanah yang disetujui oleh Konsultan
Supervisi/ Direksi /Pengawas dimana segala biaya penyelidikan tersebut menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa / Kontraktor.

Bahan urugan harus dipadatkan lapis demi lapis, pemadatan dilakukan dengan
stamper atau alat pemadat lain yang disetujui oleh Konsultan Supervisi/ Direksi
/Pengawas.

3.2 Peralatan
Peralatan yang digunakan harus sesuai standart dan sudah disetujui oleh
Direksi/Pengawas Lapangan perihal kelayakan dan usia pakai alat, dimana pada
alat untuk galian tanah terdiri peratalan gali manual, (cangkul, sekop, linggis,
gerobak dorong dan alat bantu lainnya), peralatan galian mekanis (excavator dan
lainnya). Dalam hal galian yang mengguakan alat berat, operator alat berat wajib
memiliki sertifikat untuk mengoperasikan alat berat tersebut.

3.3 Toleransi Dimensi


Untuk galian biasa, galian batu dan galianstrukturKelandaian akhir, garis dan
formasi sesudah galian tidak boleh lebih dari 2 cm dari yang ditentukan dalam
Gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan pada setiaptitik. Untuk
galian perkerasanberaspalKelandaian akhir, garis dan formasi sesudah galian
tidak boleh lebih dari 2 cm dari yang dipersyaratkan. Untuk galian biasa, galian
6
batu Jika galian telah selesai dan terbuka terhadap aliran air, permukaan harus
cukup rata dan harus memiliki cukup kemiringan untuk menjamin
pengaliran air yang bebas dari permukaan itu tanpa terjadi genangan.

3.4 Pelaporan dan Pencatatan


Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi
Pekerjaan gambar detil penampang melintang yang menunjukkan elevasi tanah
asli sebelum operasi pembersihan, memasang patok batas galian, dan penggalian
yang akan dilaksanakan, Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi
Pekerjaan suatu catatan tertulis tentang lokasi, kondisi dan kuantitas tanah yang
akan dikupas atau digali, pencatatan dan pengukuran harus dilakukan setelah
seluruh tanah telah digali.

3.5 Jaminan Keselamatan Pekerjaan Galian


Penyedia jasa harus memikul semua tanggung jawab dalam menjamin
keselamatan pekerja, yang melaksanakan pekerjaan galian, penduduk dan
bangunan yang ada di sekitar pekerjaan galian, dan wajib mengikutkan seluruh
pekerja pada BPJS Ketenagakerjaan.

3.6 Jadwal Kerja


Penyedia Jasa harus melakukan penjadwalan pada tiap-tiap urutan pekerjaan agar
tiap-tiap item pekerjaan selesai sesuai waktunya dan pekerjaan galian tidak
berbenturan atau mengganggu pekerjaan lainnya. Penyedia jasa harus
mengajukan request pekerjaan yang harus disetujui oleh direksi pekerjaan apabila
melakukan pekerjaan lembur, perluasan setiap galian terbuka pada setiap operasi
harus dibatasi sepadan dengan pemeliharaan permukaan galian agar tetap dalam
kondisi yang mulus dengan mempertimbangkan akibat dari pengeringan,
perendaman akibat hujan dan gangguan dari operasi pekerjaan berikutnya.

3.7 Kondisi Tempat Kerja


Tempat kerja untuk pekerjaan galian harus aman dari longsoran maupun
melindungi pekerja dari manuver alat berat, untuk pekerjaan pada tanah yang
rawan longsor, penyedia jasa harus membuat turap agar galian tidak longsor dan
membahayakan pekerja, pekerja wajib memakai alat pelindung diri dalam bekerja,

7
semua lubang-lubang galian yang dianggap berbahaya harus diberi pagar atau
tutup pengaman yang kuat, kebersihan dan kerapihan di tempat kerja harus dijaga
sehingga bahan-bahan yang berserakan, bahan bahan bangunan, peralatan dan
alat-alat kerja tidak merintangi atau menimbulkan kecelakaan.

3.8 Perbaikan Pekerjaan Galian yang Tidak Memuaskan


Pekerjaan galian yang tidak memenuhi toleransi yang diberikan maka sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa dan harus diperbaiki oleh Penyedia Jasa,
jika lokasi galian dengan garis ketinggian akhir yang melebihi garis dan ketinggian
yang ditunjukkan dalam gambar atau sebagaimana yang diperintahkan direksi
pekerjaan harus digali lebih lanjut sampai memenuhi toleransi yang disyaratkan,
lokasi dengan penggalian yang melebihi garis dan ketinggian yang ditunjukkan
dalam gmabar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi pekerjaan, atau
lokasi yang mengalami kerusakan atau menjadi lembek, harus ditimbun kembali
dengan bahan timbunan pilihan atau lapis pondasi agregat sebagaimana yang
diperintahkan direksi pekerjaan, galian pada perkerasan lama dengan dimensi dan
kedalaman melebihi yang telah ditetapkan, harus diisi kembali dengan
menggunakan bahan yang sama dengan perkerasan lama sampai dimensi dan
kedalaman yang ditetapkan.

3.9 Pengukuran dan Pembayaran


Dasar perhitungan kuantitas halian adalah gambar penampang melintang profil
tanah asli sebelum digali yang telah disetujui dan gambar pekerjaan galian akhir
dengan garis, kelandaian, elevasi yang disyaratkan atau diterima, metode
perhitungan haruslah metode luas ujung rata-rata, menggunakan penampang
nelintang pekerjaan secara umum dengan jarak tidak lebih dari 25 meter atau
dengan jarak 50 meter untuk medan yang datar. Galian tidak diukur kedalam
pembayaran apabila di luar garis yang ditunjukkan dalam profil dan penampang
melintang yang disetujui,

8
BAB 4
Spesifikasi Teknis Pekerjaan IPLT

4.1 Umum
Pekerjaan Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) terdiri dari
bangunan-bangunan Kolam, Bak Kontrol, Perpipaan antar kolam, dan bangunan
pendukung seperti kantor, hanggar, pos jaga, sumur pantau dan lainnya, sehingga
pekerjaan utama pada IPLT adalah pembuatan beton bertulang yang kedap air
untuk kolam-kolam IPLT dan pekerjaan perpipaan antar kolam yang level
hidrolisnya harus sesuai dengan gambar rencana.

4.2 Beton
Dalam pekerjaan Beton, pasir yang digunakan

9
6. ASTM - Amerian Society for Testing and Material
7. JIS - Japanese Industrial Standard
8. AS - Australian Standard
9. BS - British Standard
10. Lainnya yang berhubungan dengan pekerjaan ini.

Bila suatu persyaratan disebutkan secara khusus didalam persyaratan ini, maka
ketentuan itu harus diutamakan, dan dianggap perlu untuk melengkapi standar-
standar, persyaratan-persyaratan dan gambar.

PASAL 5
Penggunaan Persyaratan Teknis.

Persyaratan teknis ini disiapkan untuk menjadi pedoman dalam pelaksanaan


pekerjaan. Syarat seluruh bangunan-bangunan dan pekerjaan-pekerjaan lainnya
sebagai kesatuan yang tidak dapat terpisahkan, kecuali disebutkan lain. Maka
setiap bab dalam persyaratan ini, disesuaikan dengan yang dinyatakan dalam
gambar-gambar kerja. Keterangan-keterangan tambahan tertulis dan perintah dari
Konsultan supervisi/Direksi/Pengawas lapangan/Perencana ataupun Pengguna
jasa.

Standar-standar yang dipakai terutama adalah standar-standar yang berlaku,


sedangkan untuk pekerjaan-pekerjaan yang standarnya belum dibuat dan
diberlakukan di NKRI, maka harus digunakan standar-standar internasional yang
berlaku atau setidak-tidaknya standar dari negara-negara produsen bahan yang
menyangkut pekerjaan tersebut.

PASAL 6
Penjelasan Spesifikasi Teknis dan Gambar

A. Penyedia Jasa/Kontraktor wajib meneliti semua Gambar dan Spesifikasi


Teknis termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam
Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).

10
B. Bila gambar tidak sesuai dengan Spesifikasi Teknis, maka yang
mengikat/berlaku adalah Spesifikasi Teknis, bila suatu gambar tidak cocok
dengan gambar lain, maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar
yang berlaku, begitu pula apabila dalam Spesifikasi Teknis tidak
dicantumkan sedangkan hal tersebut tercantum pada gambar, maka diambil
pedoman pada gambar.

C. Bila perbedaan-perbedaan ini menimbulkan keragu-raguan sehingga dalam


pelaksanaan menimbulkan kesalahan, Penyedia Jasa / Kontraktor wajib
menanyakan kepada konsultan supervisi dan Penyedia Jasa / Kontraktor
mengikuti keputusannya.

PASAL 7
Metode Pemasangan Pipa Clean Construction

Metoda pelaksanaan yang digunakan menggunakan metoda pemasangan pipa


clean construction yang artinya prinsip kerja pemasangan pipa yang bersih, rapi,
dan tertib sehingga dapat mengurangi gangguan terhadap lingkungan sekitarnya.

A. Penggalian dan pemasangan pipa per segmen 50 m,

B. Tanah galian langsung diangkut dengan dump truck ke tempat


pembuangan sementara untuk yang akan digunakan kembali,

C. Tidak diperkenankan menaruh material di jalan/trotoar kecuali dalam area


di tempat kerja,

D. Dilengkapi pagar pengaman dan rambu lalu lintas yang memadai. Untuk
pekerjaan pada malam hari dilengkapi dengan lampu penerangan/
pengaman.

PASAL 8
Pekerjaan Persiapan

A. Penyediaan los kerja/brak, bahan sesuai dengan ketentuan;

11
B. Pembersihan meliputi pembersihan lokasi pekerjaan terhadap akar-akar dan
lainnya yang dapat mengganggu kelancaran kerja;

C. Mendatangkan dan menyediakan tenaga ahli yang berpengalaman dalam


bidang konstruksi sipil dan atau konstruksi beton dan atau konstruksi pipa
limbah;

D. Untuk penggunaan fasilitas di lingkungan penduduk setempat agar


mengajukan permohonan ijin kepada pemilik lingkungan/penduduk yang
bersangkutan;

E. Menyediakan peralatan kerja dan fasilitasnya untuk ;


1. Ruang Koordinasi
a. Meja tulis, minimal terbuat dari kayu lengkap dengan perabotan,
alat-alat pendukung;
b. Kursi, sejumlah sesuai dengan personil inti proyek yang terlibat
dalam kegiatan koordinasi/rapat mingguan, bulanan;
c. Tempat arsip satu buah;
d. Meja tamu beserta kursinya;
e. Buku-buku harian dan buku-buku catatan yang diperlukan;
f. Penanggalan yang masih berlaku;
g. Membuat jadwal pelaksanaan (time scedule) dan disahkan oleh
Konsultan Supervisi atau PPK;
h. Gambar-gambar kerja pada dinding ruang koordinasi;
i. Kotak PPPK lengkap dengan obatnya;

2. Ruang Kerja pelaksanaan berikut para stafnya;


a. Meja kursi sesuai dengan kebutuhannya;
b. Almari arsip satu buah;
c. Buku pencatat (buku harian, buku direksi, buku tamu, buku
kegiatan) yang diperlukan;

F. Barang yang ada pada Pasal 8, Ayat 8.5, Sub 1, Sub. a s/d h dan Pasal 8
Ayat 8.5, Sub 1, Sub. a s/d c tetap menjadi pemilik Penyedia Jasa/
Kontraktor, kecuali Pasal 8 Ayat 8.5, Sub 1, perihal buku-buku harian,

12
laporan-laporan buku-buku catatan lainnya harus diserahkan kepada
Kepala Satuan Kerja melalui direksi lapangan ;

G. Penyedia Jasa/ Kontraktor harus memberikan penerangan yang layak dan


memadai pada malam hari dan menjaga keamanan selama
berlangsungnya pekerjaan ini sampai penyerahan kedua ;

H. Membuat Papan Nama Proyek dari kayu kamper tebal 1,5 cm, tiang 5/7 cm
dipasang berdiri sendiri dengan ukuran 75 x 150 cm 2 (dua) buah (seperti
contoh);

I. Pengaturan Lalu lintas (Management Traffic)


Penyedia Jasa/Kontraktor harus melakukan pengaturan lalu lintas meliputi
perijinan kepada kepolisian, Dinas Perhubungan, dan DLLAJ, pengaturan
jalur/arus kendaraan, menyediakan rambu-rambu kerja,
tanda/papan/lampu peringatan dan segala sesuatu yang berhubungan
dengan pekerjaan ini dengan berpedoman pada standar peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan sudah harus diperhitungkan dalam
penawaran.

J. Sosialisasi ke media massa/masyarakat.


Sebelum melaksanakan pekerjaan/kegiatan, Penyedia Jasa / Kontraktor
harus memberikan informasi kepada masyarakat, pemerintah setempat
(RW, Kelurahan, dan Kecamatan), dinas /instansi /lembaga terkait lainnya
mengenai pelaksanaan pekerjaan.

K. Mobilisasi dan demobilisasi di lapangan.


Pekerjaan ini meliputi mobilisasi bahan, material, dan peralatan yang
digunakan dilapangan. Penyediaan pengangkutan, peralatan-peralatan,
kendaraan-kendaraan, alat-alat berat dan pendukung yang menunjang
pelaksanaan kegiatan baik yang menyewa maupun milik perusahaan dan
pengembalian segala peralatan yang digunakan.

L. Penentuan rencana penempatan bahan material dan alat kerja


(meminimalkan gangguan arus lalu lintas).

13
M. Pengukuran Dan Pematokan (Uitzet)
Sebelum memulai pekerjaan penyedia jasa/kontraktor harus mengadakan
pengukuran dan pematokan yang telah ditentukan sesuai dengan gambar.
Pengukuran dan pematokan serta pemasangan profil dengan jarak yang
sudah ditentukan dan harus menggunakan pesawat penyipat datar
(waterpast instrument) serta oleh personil yang ahli.
Pekerjaan yang terkait dengan Uitzet yaitu Survey topografi, survey ini
merupakan bagian dari pekerjaan persiapan yang mengawali seluruh
rangkaian pekerjaan. meliputi :
1. Pengecekan ulang elevasi rencana.
Pengecekan ulang elevasi rencana perlu dilakukan untuk mengatisipasi
perubahan-perubahan yang terjadi dalam rentang waktu antara
perencanaan dengan pelaksanaan sekaligus mengecek
kebenaran/akurasi survey perencanaan. Dalam pelaksanaannya
digunakan titik acuan yang ditentukan oleh perencana dan
menggunakan elevasi jaringan exciting (sebelumnya).

2. Menyebarkan titik-titik panduan diseluruh wilayah kerja dan


menentukan titik (koordinat) posisi Manhole.
Tujuan dari penyebaran titik-titik panduan bantuan ini adalah bila
disuatu lokasi hendak dilakukan pemasangan pipa, maka titik panduan
bantuan tersebut dapat dipergunakan sebagai acuan dalam
menentukan elevasi invert jaringan. Titik lokasi Manhole dan titik
panduan bantuan tersebut harus dilengkapi informasi mengenai nomor,
koordinat, elevasi invert, dan elevasi permukaan jalan.

3. Menentukan titik-titik (koordinat) posisi Manhole.


Penyedia Jasa/Kontraktor harus membuat patok-patok tetap dengan
letak ditentukan oleh direksi. Patok-patok dan papan bouwplank harus
dibuat dari kayu-kayu yang lurus dan kering, harus dengan kayu tahun
yang baik, serta satu sisi diketam halus sebagai dasar muka yang
ditentukan yang dimaksud harus disetujui oleh Pengawas

14
Lapangan. Ukuran membuat patok-patok dan kayu minimal 4/6 cm,
yang ditanam kuat-kuat.

Hasil pengukuran uitzet ini, berupa data dan gambar sket hasil pengukuran,
harus diserahkan kepada Direksi. Oleh Direksi, hasil ini akan diperiksa.
Dan apabila terdapat kesalahan, baik itu pada pengukuran, perhitungan,
maupun penggambaran, maka kontraktor harus memperbaikinya dan
mendapat persetujuan direksi.

N. Sarana Proyek.
Penyedia Jasa/Kontraktor harus memperhitungkan sarana kegiatan berupa
fasilitas penerangan dan penyediaan air bersih yang cukup pada saat
pelaksanaan pekerjaan.

O. Ijin Bangunan.
Penyedia Jasa/Kontraktor selama pelaksanaan harus mengurus Ijin
Mendirikan Bangunan (IMB) atau ijin-ijin lain sehubungan dengan proyek
ini sampai selesai, atas biaya Penyedia Jasa/Kontraktor dan tanpa
mengganggu schedule pelaksanaan proyek.

P. PPPK (P3K).
Penyedia Jasa/Kontraktor selama pelaksanaan harus menyediakan kotak
obat-obatan untuk P3K.

Q. Keamanan Proyek.
Penyedia Jasa/Kontraktor harus menempatkan petugas keamanan untuk
menjaga keamanan proyek, baik barang-barang milik Penyedia Jasa/
Kontraktor maupun milik pengguna jasa dan barang-barang yang menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa / Kontraktor.

R. Pemeliharaan Bangunan.
Penyedia Jasa/Kontraktor harus memperhitungkan biaya pemeliharaan,
kebersihan dan tanggung jawab atas kerusakan-kerusakan akibat
kesalahan teknis selama waktu pemeliharaan.

15
S. Kontrol Kualitas Bahan.
Kecuali ditentukan lain Penyedia Jasa/Kontraktor harus sudah
mempertimbangkan semua biaya sehubungan dengan kontrol kualitas
bahan kepada pihak ketiga. Penyedia Jasa/Kontraktor harus menyediakan
alat-alat praktis untuk memeriksa bahan tersebut.

PASAL 9
Pekerjaan Pengamanan Lapangan dan Pengadaan Sarana.

A. Bouwkeet (bangunan sementara).


Penyedia Jasa/Kontraktor harus menyediakan dan mendirikan semua
bangunan sementara (bouwkeet) untuk digunakan sebagai gudang
penyimpanan dan perlindungan bahan bangunan. Setelah berakhirnya
pekerjaan Penyedia Jasa/Kontraktor wajib membongkar dan
menyingkirkan bangunan sementara tersebut dari lokasi, dan semua beban
biaya menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa/Kontraktor.

B. Jika diperlukan pemindahan bangunan/fasilitas lain yang telah ada, maka


penyedia jasa/kontraktor agar menghubungi Instansi/pihak yang
menguasai bangunan/fasifitas tersebut untuk mendapat ijin dan petunjuk
pemindahannya;

C. Pembangkit Tenaga Sementara.


Setiap Pembangkit tenaga sementara atau penerangan buatan yang
dipergunakan untuk pekerjaan harus disediakan oleh Penyedia Jasa/
Kontraktor, termasuk pemasangan sementara kabel-kabel, meteran, dan
sebagainya. Setelah pekerjaan selesai Penyedia Jasa/Kontraktor wajib
menyingkirkan semua barang tersebut dari lokasi pekerjaan, dan semua
beban biaya menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa/Kontraktor.

D. Air Kerja
Air untuk keperluan pekerjaan harus diadakan apabila mungkin didapat dari
sumber yang sudah ada di setiap lokasi proyek.

16
E. Jalan Masuk
Tempat pekerjaan dan jalan sementara / jalan masuk ketempat pekerjaan
dan jalan sementara lalu lintas orang maupun kendaraan harus diadakan
oleh Penyedia Jasa/Kontraktor bilamana diperlukan atau disesuaikan
dengan kebutuhan dan kepentingan lokasi proyek tersebut. Selama
pekerjaan Penyedia Jasa/Kontraktor harus memelihara seluruh jalan- jalan
sementara dan sebagainya yang diperlukan untuk memasuki bagian
pekerjaan dan menyingkirkan / membersihkan kembali pada waktu
penyelesaian pekerjaan dan atau memperbaiki segala kerusakan yang
diakibatkan.

F. Pencegahan Pelanggaran Wilayah


Penyedia Jasa/Kontraktor diharuskan memagari/mengamankan daerah
operasinya di sekitar tempat pekerjaan.

G. Pihak yang Tidak Berkepentingan


Penyedia Jasa/Kontraktor harus melarang siapapun yang tidak
berkepentingan memasuki tempat pekerjaan dan dengan tegas
memberikan perintah demikian kepada staf pelaksana yang bertugas dan
para penjaga.

H. Perlindungan Terhadap Milik Umum


Penyedia Jasa/Kontraktor harus menjaga agar jalan umum, dan hak
memakai jalan, bersih dari alat-alat mesin, bahan-bahan bangunan dan
sebagainya serta memelihara kelancaran lalu-lintas, baik bagi kendaraan
umum maupun pejalan kaki, selama kontrak berlangsung, diharapkan
Penyedia Jasa / Kontraktor berkoordinasi dengan instansi terkait seperti
Kepolisian, Dinas Perhubungan, Bina Marga dan lainnya.
Segala biaya yang timbul akibat kegiatan tersebut di atas sudah harus
diperhitungkan di dalam penawaran oleh Penyedia Jasa / Kontraktor.

Penyedia Jasa/Kontraktor harus bertanggungjawab atas gangguan dan


pemindahan yang terjadi atas utilitas (perlengkapan umum) seperti saluran
air, telepon, listrik dan sebagainya yang disebabkan oleh operasi- operasi
Penyedia Jasa / Kontraktor.

17
I. Perlindungan Terhadap Bangunan yang Ada
Selama masa-masa pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa/Kontraktor
bertanggungjawab penuh atas segala kerusakan, utilitas, jalan, saluran
pembuangan, jaringan telepon, jaringan air minum, jaringan listrik, jaringan
air limbah dan sebagainya di lokasi pekerjaan, dan kerusakan- kerusakan
sejenis yang disebabkan karena aktifitas operasional Penyedia
Jasa/Kontraktor dalam arti kata yang luas, semuanya harus diperbaiki oleh
Penyedia Jasa/Kontraktor hingga dapat diterima oleh pengguna jasa.

J. Penjagaan dan Pemagaran Sementara


Penyedia Jasa/Kontraktor bertanggungjawab atas penjagaan, penerangan
dan perlindungan terhadap pekerjaan yang dianggap penting selama
pelaksanaan kontrak, siang malam. Pengguna jasa tidak
bertanggungjawab terhadap Penyedia Jasa/Kontraktor, dan sub Penyedia
Jasa /Kontraktor, atas kehilangan dan kerusakan bahan-bahan bangunan
atau peralatan atau pekerjaan yang sedang dalam pelaksanaan.

Penyedia Jasa/Kontraktor wajib mengadakan, mendirikan dan memelihara


pagar sementara yang mungkin diperlukan untuk pengamanan dan
perlindungan terhadap pekerjaan dan umum.

K. Perlindungan Pekerjaan
Penyedia Jasa/Kontraktor bertanggung jawab atas keamanaan seluruh
pekerjaan termasuk bahan-bahan bangunan dan perlengkapan instalasi
ditempat pekerjaan, hingga kontrak selesai dan di terima oleh pengguna
jasa.

L. Gangguan Pada Masyarakat


Segala pekerjaan yang menurut pengguna jasa mungkin akan
menyebabkan gangguan pada masyarakat yang berdekatan, hendaknya
dilaksanakan sesuai arahan Konsultan Supervisi /Direksi/Pengguna jasa,
dan semua resiko akibat gangguan ini menjadi beban Penyedia
Jasa/Kontraktor.

18
M. Pelaksanaan Pekerjaan di Luar Jam Kerja Normal
Penyedia Jasa/Kontraktor akan mendapat izin tertulis dari Direksi/
Supervisi/Kepala wilayah setempat untuk melaksanakan pekerjaan yang
tertera dalam Kontrak ini diluar jam-jam kerja biasa (malam hari).

BAB 2
PEKERJAAN KONSTRUKSI

PASAL 1
Penentuan Tinggi Peil (Level) dan Ukuran

A. Sebagai patokan tinggi peil (level) bangunan adalah peil diambil sesuai
gambar lokasi pekerjaan setempat dan Penyedia Jasa/Kontraktor harus
mengukur ulang sesuai petunjuk konsultan supervisi/direksi pekerjaan.
B. Bilamana terdapat perbedaan ukuran-ukuran harus segera melaporkan
kepada Direksi/Supervisi sebelum dilaksanakan. Pemakaian ukuran-
ukuran yang keliru sebelum dan selama pelaksanaan pekerjaan, menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa/Kontraktor.
C. Penyedia Jasa/Kontraktor diharuskan menggunakan alat-alat (instrument)
yang perlu untuk mendapatkan ukuran, sudut-sudut dan ukuran tegak
secara tepat dan dapat dipertanggung jawabkan untuk itu dihindari cara-
cara pengukuran dengan perasaan, penglihatan dan secara kira-kira.

PASAL 2
Pekerjaan Bongkaran

A. Bongkaran Aspal, Paving Block


Membongkar konstruksi jalan aspal, paving agar dilakukan dengan hati-
hati. Bongkaran segera dikeluarkan dari lokasi proyek dan tidak boleh
digunakan lagi kecuali dengan persetujuan pengawas.

B. Bongkaran Pasangan Batu


Membongkar konstruksi pasangan batu dilakukan dengan hati-hati
menyesuaikan elevasi rencana pada gambar. Bongkaran segera

19
dikeluarkan dari lokasi proyek dan tidak boleh digunakan lagi kecuali
dengan persetujuan konsultan supervisi/ pengawas /direksi pekerjaan.

PASAL 3
Pekerjaan Tanah ( Galian dan Urugan Tanah )

A. Galian Tanah
Galian tanah harus dilaksanakan sesuai dengan Gambar dan spesifikasi
teknis atau sesuai petunjuk konsultan supervisi/ pengawas /direksi
pekerjaan.

Jalur pipa yang telah siap kemudian digali. Metoda pelaksanaan galian
disatu lokasi dengan lokasi lain ada kalanya tidak sama. Terdapat
beberapa hal penting yang menjadi faktor utama dalam menentukan
pelaksanaan penggalian, Yaitu :

a. Lebar daerah milik jalan (Damija), galian


b. Jenis tanah
c. Elevasi muka air tanah dan
d. Kepadatan lalu lintas.

Berdasarkan lebar Damija, metode pelaksanaan terbagi menjadi 2 yaitu


secara manual (tenaga manusia) dan dengan mesin gali (excavator).
Bahan galian langsung diangkut ke tempat pembuangan. Di lokasi – lokasi
tertentu penggalian dilakukan dengan mesin dan manual. Bagian atas,
dilakukan secara manual untuk menghindari kerusakan utilitas, dan
selanjutnya dengan excavator. Setelah dilakukan galian tanah, dipasang
turap dan jalan bantuan.

1. Pemasangan Turap
Berdasarkan jenis karakteristik tanah, metoda pelaksanaan terbagi
menjadi 2 yaitu galian dengan turap dan tanpa turap. Secara umum jenis
tanah yang dikategorikan tanah yang tidak runtuh (butiran padat) dan
tanah yang yang tidak runtuh (butiran lepas). Penggalian tanpa turap
pada umumnya dilaksanakan untuk pemasangan pipa dengan diameter
kecil, galian tidak terlalu dalam, dan kondisi tanah yang

20
stabil. Untuk tanah yang mudah runtuh, maka penggunaan turap sangat
diperlukan untk memastikan galian tetap pada kondisi yang diharapkan.
Jenis turap yang digunakan antara lain turap kayu, sheeting plate, shet
pile.

2. Dewatering
Berdasarkan elevasi muka air tanah, pekerjaan galian harus disertai
dengan usaha membuang air (dewatering) bila elevasi air tanah lebih
dangkal dari dasar galian. Artinya tanah galian terendam air sehingga
mengganggu proses penggalian dan pemasangan pipa. Pada galian
tanah yang dalam. Dengan muka air tanah tinggi, juga mudah
terhanyutkan oleh aliran air bawah tanah, maka galian harus diamankan
dengan penggunaan turap yang kedap air (sheet pile). Air dipompa ke
saluran terdekat atau dengan menggunkan tempat penampungan.

Penggalian melebihi batas yang ditentukan harus diurug kembali


sehingga mencapai kerataan yang ditetapkan dengan bahan urugan
yang dipadatkan. Bahan galian dari daerah pembangunan dapat
dipergunakan, bila memadai untuk urugan. Sisa galian tanah yang tidak
terpakai harus dibuang keluar proyek.

B. Urugan Tanah
Bahan urugan harus bersih dari unsur-unsur perusak dan harus di setujui
Konsultan Supervisi/ Direksi /Pengawas. Bilamana perlu dapat dilakukan
penyelidikan laboratorium mekanika tanah yang disetujui oleh Konsultan
Supervisi/ Direksi /Pengawas dimana segala biaya penyelidikan tersebut
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa / Kontraktor.

C. Pemadatan
Bahan urugan harus dipadatkan lapis demi lapis, pemadatan dilakukan
dengan stamper atau alat pemadat lain yang disetujui oleh Konsultan
Supervisi/ Direksi /Pengawas.

21
PASAL 4
Pekerjaan Urugan Pasir

A. Urugan Pasir
Urug pasir setebal yang di syaratkan dipadatkan pada dasar galian
sebelum pemasangan pipa.

B. Setiap tanah gembur harus dibuang dan diisi dengan pasir. Pasir yang
digunakan untuk pengurugan harus berkualitas dengan kadar Lumpur tidak
lebih dari 10 %.

PASAL 5
Pekerjaan Pemasangan Pipa Beton Dan Manhole

A. Bahan pipa dari beton bertulang pracetak (pabrikasi) dan aksesorisnya


(rubber ring), dan bahan pipa harus mempunyai crack load dan ultimate
load yang sesuai dalam peraturan AS 4058 :1992, Load Class3. Dengan
mutu besi yaitu U-50, dan jenis semen tipe 5 yaitu semen yang tahan
terhadap sulfat.

Mutu
Mutu Tegang Tegangan Crac Ultimate
Diameter Beton
Beton an leleh tarik baja k Load
setelah
baja Loa
spanning
d
(mm (Min) (Kg/cm2) (Kg/cm2) (kN/m) (kN/m)
)

300 K-350 K-500 4500 5000 23 34

B. Standar proses pabrikasi komponen pipa beton harus sesuai dengan


standar pipa beton bertulang yaitu AS – 4058:1992, ASTM – C 76, BS 591,
atau JIS A – 5372;
C. Standar mutu beton untuk komponen Manhole yang digunakan adalah
minimal K-250, mutu besi U-50 (Hard Drawn Wire) dan menggunakan
portland cement tipe 5 high resisting sulfate cement.

22
D. Untuk pengadaan dan pemasangan pipa penggelontor jaringan pipa air
limbah menggunakan pipa jenis PVC Class S12,5 dia. 200 mm. Dengan
sistem sambungan menggunakan Rubber Rings Joint (RRC) atau Solven
Cement Joint (SCJ)

E. Pipa harus dibuat / diproduksi dengan menggunakan gaya sentrifugal,


untuk menjamin ketahanan/keawetan agar pipa dapat digunakan untuk
saluran air limbah;

F. Pipa harus memiliki permukaan dalam yang halus tanpa lubang dan cacat;

G. Barang-barang yang ditawarkan harus buatan pabrik (pabrikasi) dalam


keadaan baik dan dijamin 100% (seratus persen) baru;

H. Pengangkatan dan Pemindahan (Handling) Pipa Beton Air Limbah


1. Pada prinsipnya pipa beton tidak boleh dipindahkan dengan cara
diseret atau digulirkan kecuali pada rel yang telah didesain khusus.
2. Untuk mengangkat / memindahkan pipa dapat digunakan alat berat
seperti Forklift, Mobil Crane atau Back Hoe. Apabila digunakan Forklift,
Garpu Forklift hendaknya dilapisi sepatu agar garpu menjadi lebih
panjang > 2m. apabila digunakan mobil crane atau backhoe harus
dilengkapi tali sling atau tali nilon yang disesuaikan dengan berat pipa.
3. Tali sling tidak boleh dimasukkan ke dalam lubang pipa, harus
dilingkarkan ke badan pipa kecuali digunakan tali nilon.

I. Pengangkatan dan Pemindahan (Handling) Komponen Manhole


1. Setiap komponen Manhole dilengkapi dengan angkur khusus yang
disebut lifting eyes (angkur), masing-masing kapasitas angkat ±1300
kg.
2. Untuk mengangkat atau memindahkan komponen Manhole, digunakan
alat khusus swift lift yang merupakan pasangan angkur, alat ini
dilengkapi dengan tali sling dan beam baja profil.

23
J. Penumpukan (Stocking) Pipa Air Limbah
1. Pipa dapat ditumpuk saat diangkut di atas truk maupun di lokasi stok,
tumpukan yang diijinkan maksimum disesuaikan dengan diameter dan
kelas pembebanan pipa.
2. Landasan bawah harus dibuat rata dan daya dukung tanah harus
mencukupi untuk menerima beban tumpukan pipa.
3. Lapis pipa paling bawah harus duduk di atas balok kayu dan bagian
ujung harus diganjal, untuk menghindari agar bagian soket tidak pecah.
Apabila tidak ada kayu buatlah parit sepanjang bagian soket.

K. Penumpukan (Stocking) Komponen Manhole


1. Komponen Manhole dapat ditumpuk seperti pipa dalam posisi tidur
(maksimum 3 lapis) akan tetapi paling efektif adalah ditumpuk berdiri.
2. Landasan bawah harus dibuat rata dan hendaknya komponen
Manhole tidak beridiri di atas tanah tetapi di atas balok kayu.

L. Transportasi Pipa Air Limbah


1. Pipa harus ditumpuk sedemikian rupa sehingga pada bagian ujung-
ujungnya (soket-spigot) tidak mengalami benturan saat transportasi.
2. Tumpukan harus diikat kuat, dan lapisan paling bawah harus diberi
balok kayu dan diganjal dengan baik.
3. Pengangkutan dapat digunakan truk terbuka, ataupun bak tertutup.

M. Transportasi Komponen Manhole


1. Bagian ujung-ujung komponen Manhole tidak perlu dilindungi dengan
karung goni kecuali penumpukan di atas truk dalam posisi tidur.
2. Tumpukan harus diikat kuat, dan lapisan paling bawah harus diberi
balok kayu dan diganjal dengan baik.

N. Jenis dan Standar Sambungan Pipa


1. Tipe sambungan lentur spigot dan socket yaitu dengan menggunakan
Rubber ring dengan jenis/tipe geser.
2. Untuk sambungan jenis material yang harus digunakan harus
memenuhi British Standar BS – 2494 untuk Elastomeric Joint Rings

24
untuk pipa dan Australian Standard AS -1646 Rubber Joint Rings
untuk penggunaan saluran air limbah.
3. Sambungan pipa harus didesain/dibentuk agar dapat mengakomodir
pergerakan arah horisontal dan vertikal dan dapat menahan tekanan
air dalam sebesar 0.9 bar.

O. Pemasangan dan Penyambungan Pipa


1. Bersihkan Permukaan
Bersihkan bagian sambungan (soket-spigot) dari debu, tanah atau
material lainnya. Bersihkan pula karet penyambung sebelum dipasang.
2. Pasang Karet Penyambung (Rubber Ring)
Pasang karet penyambung pada dudukan di bagian spigot. Pasang dari
bawah lalu tarik ke atas, kemudian renggangkan karet secara merata
sepanjang keliling karet tersebut.
3. Periksa Karet Yang Terpasang
Sangat penting untuk memeriksa karet setelah terpasang, untuk
memastikan agar karet tidak terpelintir dan teregang secara merata.
Dilakukan dengan cara menarik ke arah luar lingkaran pipa pada
beberapa tempat dan biarkan karet tersebut mengerut kembali pada
dudukan spigot.
4. Buat Galian Pada Bagian Soket
Landasan pasir di bawah soket harus digali sepanjang 2 x panjang
soket agar saat mendorong pipa untuk disambung, pipa dapat bergerak
bebas. Spesifikasi untuk landasan pasir lebih detail disesuaikan
dengan persyaratan yang telah ditentukan atau dapat ditanyakan
kepada Konsultan Supervisi/ Direksi /Pengawas.

5. Mendorong Untuk Menyambung Pipa


Pada saat mendorong pipa untuk disambungkan pastikan bahwa
antara spigot dan soket sudah benar-benar lurus (center) sehingga
karet tidak terpelintir saat disambung dan terkompresi secara merata.
Apabila saat didorong terasa berat dan ada gerakan balik (membal)

25
setelah dipasang, adalah tanda bahwa karet tersebut terpelintir atau
karet tidak terkompresi merata.

6. Peringatan
Penggunaan alat untuk mendorong pipa dengan gaya terlalu besar
akibat posisi pipa tidak center dapat menyebabkan bagian soket pecah,
karena bagian soket akan menerima gaya tarik/geser yang besar.

7. Penggunaan Alat Ungkit


Untuk pipa kecil sampai dengan Ø 600 mm, biasanya untuk mendorong
pipa dapat dilakukan oleh 2 orang atau dengan alat bantu pengungkit
kayu. Perlu diperhatikan bahwa kedua posisi pipa yang akan
disambung harus benar-benar lurus. Untuk memudahkan pekerjaan ini,
pipa yang didorong sebaiknya digantung pada bagian badan pipa.

8. Penggunaan Alat Bantu Lainnya


Untuk diameter yang lebih besar harus digunakan alat penarik (takel)
yang kapasitasnya disesuaikan dengan berat pipa tersebut. Untuk pipa
> Ø 1500 mm, pipa yang akan disambung dapat digantung dengan alat
bantu Hair Pin Beam daripada hanya menggunakan sling yang
dilingkarkan pada badan pipa. Dengan alat tersebut posisi pipa yang
akan disambung lebih mudah diarahkan.

9. Memastikan Pipa Sudah Tersambung Baik


Apabila spigot bergerak kembali melawan dorongan setelah terpasang,
adalah indikasi bahwa karet tidak berputar/menggelinding dengan rata
(melintir) atau karet tidak terkompresi merata (untuk sliding ring). Pipa
yang terpasang harus dibongkar kembali dan pekerjaan
penyambungan pipa harus diulang. Untuk memeriksa, apakah karet
tidak melintir colokkan feeler gauge pada sekeliling sambungan untuk
memastikan bahwa posisi karet sama.

26
10. Pekerjaan Timbunan
Setelah semua komponen Manhole terpasang, maka pekerjaan urugan
dapat segera dikerjakan. Pemadatan tanah timbunan hendaknya
dilakukan secara lapis per lapis, dan dilakukan secara hati-hati agar
tidak merusak komponen Manhole dan pipa yang sudah terpasang.

P. Pemasangan Komponen Manhole


Sistem Manhole beton pracetak didesain berupa komponen-komponen
dengan tinggi bervariasi sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Sistem
sambungan menggunakan mastic sealant strip atau sejenisnya, untuk
membuat sambungan kedap air dan cukup fleksibel sehingga deformasi
pada derajat tertentu masih diijinkan tanpa mengurangi kekedapannya.

Sistem Manhole terdiri atas:


Komponen Atas
1. Cast Iron Cover - Concrete Surround atau R.C Surround – R.C Cover
Heavy
Tutup Manhole yang dimaksud adalah dari bahan cast iron atau dari
bahan beton dan dudukannya dari beton.
Diameter bersih adalah bervariasi sesuai dari produk pabrik yang
ditawarkan, dapat dibebani langsung oleh kendaraan berat maupun
ringan.

2. Spacer Ring
Diameter bersih adalah sesuai dari produk yang ditawarkan, Tinggi
bervariasi, sebagai komponen untuk menambah tinggi agar sesuai
dengan level desain.
Kedua komponen ini disambung cukup dengan menggunakan mortar
semen Komponen Adapter / Intermediate

3. Straight Back Taper


Diameter atas ± 620 mm dan diameter bawah ± 1000 mm, satu sisi
miring dan sisi lainnya lurus, sehingga diameter bertambah secara

27
menerus dari atas ke bawah, ukuran tinggi ± 620 mm. komponen ini
sudah termasuk 2 buah anak tangga.

4. R.C Conversation Slab


Diameter ± 1170mm dan diameter bawah ± 620 mm, dan memiliki tinggi
± 180 mm.

5. Chamber Section (Manhole Shaft)


Diameter dalam ± 1000 mm, tinggi bervariasi, sudah termasuk anak
tangga. Jarak anak tangga satu dengan yang lain ±300mm.

6. Manhole Base/Dasar Manhole


Terdiri dari 2 komponen, Base Chamber dan Base Slab. Komponen ini
merupakan bagian dasar dari Manhole dan merupakan tempat dimana
pipa masuk ke Manhole. Dasar Manhole juga dapat bibuat sendiri
dengan beton tumbuk 1Pc : 3Ps : 5Kr dengan ketebalan bervariasi
menyesuaikan kebutuhan di lapangan.

Komponen Adapter dan Komponen Bawah disambung dengan Mastic


Sealant Strip atau sejenisnya.

Adapun langkah-langkah untuk memasang Manhole adalah sebagai


berikut :
 Bersihkan permukaan bagian sambungan, dan berikan coating dari
bahan bitumen.
 Pasang Mastic Sealant Strip atau sejenis pada bagian sisi miring
(pada bagian atas atau bawah) dan dengan ibu jari tekan mastic
tersebut secara merata.
 Luruskan komponen atas dengan komponen bawah yang akan
disambung, dan kemudian turunkan komponen tersebut dengan
hati-hati dan jaga agar tetap lurus. Akibat gaya berat / gravitasi,
komponen atas akan menekan mastic, dan kedua komponen akan
tersambung dengan rapat. Tidak diperkenankan untuk menekan
komponen atas dengan alat berat.

28
 Ulangi ketiga langkah tersebut hingga komponen intermediate.
Untuk komponen atas sambungan dapat diisi dengan mortar semen.
Dan untuk menyesuaikan elevasi desain rencana, tebal mortar dapat
dibuat sampai dengan ± 25 mm.

Q. Barang-barang yang ditawarkan berasal dari produk dalam negeri dan atau
produk luar negeri yang mempunyai perwakilan resmi di NKRI sebagai
distributor/keagenan dari negara asal pembuat barang-barang tersebut
serta dibuktikan dengan surat dari DEPERINDAG/Instansi yang berwenang
sebagai Agen Tunggal;

R. Harus ada penjelasan spesifikasi teknis mengenai jenis barang yang


ditawarkan seperti jenis, bahan, ukuran, kekuatan, proses produksi dan lain
sebagainya sesuai dengan apa yang dipersyaratkan dalam spesifikasi
teknis ini;

S. Penyedia barang/jasa harus menyebutkan secara jelas mengenai merk,


tipe/model sesuai barang yang ditawarkan, dan yang tidak bertentangan
dari apa yang dipersyaratkan dalam spesifikasi teknis ini;

T. Harus dilampirkan brosur yang lengkap dari seluruh jenis barang yang
ditawarkan, dan brosur harus asli berhuruf latin dapat dibaca dan
dimengerti dengan mudah (kalau diperlukan penyedia barang/jasa harus
dapat menjelaskan);

U. Untuk barang-barang yang ditawarkan harus ada surat dukungan pabrik


(POA) asli yang mencantumkan jangka waktu pengiriman ,
ketersediaan barang sesuai jenis, ukuran yang ditawarkan ; Pabrik
atau Perusahaan yang memberikan POA harus mempunyai dan
melampirkan sertifikat menejemen mutu SNI 19-9001 : 2001 ( ISO 9001 -
2000 ).

29
PASAL 6
Pekerjaan Pasangan Batu Bata

A. Pemasangan batu bata sesuai dengan ukuran, bentuk, kemiringan dan


kedudukan seperti yang tercantum pada gambar rencana. Pemasangan
batu bata harus tegak dan rata, pada setiap lajur naik, bata harus putus
sambungan dengan lajur di bawahnya. Campuran spesi yang digunakan
harus sesuai gambar rencana.

B. Material batu bata yang digunakan harus baru, keras, terbuat dari tanah liat
pilihan serta memenuhi persyaratan PUBI 1970. Sebelum dipasang batu
bata harus di rendam dalam air hingga gelembung udara habis.

PASAL 7
Pekerjaan Pasangan Batu Kali

Bahan batu kali harus memenuhi syarat-syarat :


a. Bahan batu adalah sejenis batu kali hitam yang keras, berat, porous dan
mempunyai muka lebih dari 3 sisi
b. Bahan asal adalah batu besar yang kemudian dipecah menjadi ukuran
normal menurut tata cara pekerjaan yang bersangkutan
c. Memenuhi Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (NI-3-1970)

PASAL 8
Pekerjaan Konstruksi Beton

A. Bahan Konstruksi Beton


a. Semen.
1. Peraturan Semen Portland Indonesia (NI.-72).
2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia SNI 03 – 2847 - 2002.
Semua semen yang akan dipakai harus dari satu merk yang sama (tidak
diperkenankan menggunakan bermacam-macam jenis/merk semen
untuk suatu kontruksi/struktur yang sama), dalam kedaan baru

30
dan asli, dikirim dalam kantong-kantong semen yang masih disegel
dan tidak pecah.
Semua semen disimpan di dalam gudang yang tertutup dan terlindung
dari kerusakan-kerusakan.

b. Aggregat (Aggregate) Kerikil pecah/split.


Semua pemakaian batu pecah dan pasir beton harus memenuhi
syarat-syarat :
1. Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (NI.3- 1956)
2. Tata cara perencanaan struktur beton (SNI 03 – 2847 - 2002).
3. Tidak mudah hancur (tetap keras), tidak porous, dan mempunyai
sudut yang tajam.
4. Bebas dari tanah/tanah liat (tidak bercampur dengan kotoran-
kotoran).
Kerikil pecah/split yang mempunyai ukuran lebih besar dari 38 mm,
untuk penggunaannya harus mendapat persetujuan Direksi
/Pengawas lapangan.
Gradasi dari aggregat tersebut secara keseluruhan harus dapat
menghasilkan mutu beton yang baik, padatan mempunyai daya
kerja yang baik dengan semen dan air, dalam proporsi campuran
yang akan dipakai.
Direksi /Pengawas lapangan dapat meminta kepada Penyedia Jasa
/ Kontraktor untuk mengadakan test kualitas dari aggregat tersebut
dari tempat penimbunan.

a. Air.
Air yang digunakan pada campuran beton harus bersih dan bebas dari
bahan-bahan lainnya yang merugikan terhadap beton atau tulangan.
Air bersih, tidak berwarna, tidak mengandung bahan-bahan kimia
(asam, alkali) dan tidak mengandung bahan minyak atau lemak.
Pemilihan proporsi campuran beton harus didasarkan pada campuran
beton yang menggunakan air dari sumber yang sama dan memenuhi
syarat-syarat SNI.

31
b. Adukan dan Campuran.
Penyedia Jasa/Kontraktor harus membuat mix design untuk
mendapatkan mutu beton yang dipersyaratkan. Mix design harus
mendapat persetujuan dari Konsultan supervisi/Direksi/Pengawas
lapangan.
Selanjutnya Mix design tersebut dapat dipergunakan sebagai takaran
untuk berbagai campuran, untuk pasangan, plesteran dll. Penyedia
Jasa/Kontraktor bertanggung jawab penuh atas terlaksananya
proporsi adukan dan campuran tersebut.
Sebelum pengadukan berlangsung, kekentalan adukan beton harus
diawasi oleh Direksi/Pengawas lapangan yang ahli dengan cara
memeriksa slump yang dijadikan petunjuk apakah jumlah air
pencampur yang dimasukkan kedalam drum pengaduk cukup tepat
atau perlu dikoreksi berkaitan dengan faktor air semen yang
diinginkan.

c. Bahan campuran Tambahan ( Add mixture ).


Pemakaian bahan-bahan campuran tambahan (add mixture) harus
mendapat persetujuan dari Direksi/Pengawas Lapangan.

B. Pekerjaan Beton.
a. Besi Beton ( Steel Reinforcement ).
Semua besi beton yang dipergunakan harus memenuhi syarat- syarat.
1. Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan lemak/minyak, karat dan tidak
cacat ( retak-retak mengelupas, luka dsb ).
2. Jenis baja mild-steel dengan tegangan leleh minimum 2400
kg/cm² (U24).
3. Mempunyai penampang yang sama rata.
Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan-
ketentuan di atas, harus mendapat persetujuan dari
Direksi/Pengawas Lapangan.

32
b. Adukan ( Adonan ) Beton.
Adukan ( Adonan ) beton harus memenuhi syarat-syarat SNI 03- 2847-
2002. Penyedia Jasa/Kontraktor harus membuat adukan (adonan)
beton menurut komposisi adukan dan proporsi antara split, semen dan
air, dan bertanggung jawab penuh atas kekuatan beton yang
dipersyaratkan.
Penggunaan air harus sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan
beton yang dapat memberikan daya lekat yang baik dengan besi
beton.

c. Adukan Beton yang dibuat setempat ( site mixing ), dengan langkah


sebagai berikut :
1. Semen diukur menurut beratnya perkantong.
2. Aggregat diukur menurut beratnya.
3. Pasir diukur menurut beratnya.
4. Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk
mesin (bach mixer), type dan kapasitasnya harus mendapat
persetujuan dari Direksi/Pengawas lapangan.
5. Kecepatan mengaduk sesuai dengan rekomendasi dari
pembuat mesin tersebut.
6. Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin
pengaduk.
7. Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua
bahan berada dalam mesin pengaduk.
8. Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus
dibersihkan dahulu.

d. Pengecoran Beton.
Adukan beton harus secepatnya dibawa ke tempat pengecoran
dengan menggunakan cara (metode yang sepraktis mungkin),
sehingga tidak memungkinkan adanya pengendapan aggregate dan
tercampurnya kotoran-kotoran atau bahan-bahan lain dari luar.

Penggunaan alat-alat pengangkut mesin haruslah mendapat


persetujuan dari Direksi/Pengawas lapangan, sebelum alat-alat

33
tersebut didatangkan ke lokasi Proyek. Semua alat-alat pengangkut
yang akan dipergunakan sebelumnya harus dibersihkan terlebih
dahulu dari segala kotoran-kotoran (potongan-potongan kayu, batu
tanah dll) dan dibasahi dengan air semen serta sudah disetujui oleh
Direksi/Pengawas lapangan.

Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak dibenarkan


menuangkan adukan dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian yang
akan menyebabkan pengendapan aggregat. Pengecoran dilakukan
secara terus menerus ( kontinyu/tanpa berhenti).
Adukan yang tidak dicor (ditinggalkan) dalam waktu lebih dari 15 menit
setelah keluar dari mesin adukan yang tumpah selama pengangkutan
tidak diperkenankan untuk dipakai sebagai bahan pengecoran.

Pada pengecoran baru (sambungan antara beton lama dan beton


baru), maka permukaan beton lama terlebih dahulu harus dibersihkan
dan dikasarkan dengan menyikat menggunakan sikat kawat baja
sampai aggregate kasar tampak, kemudian disiram dengan calbon dan
selanjutnya seperti yang telah dijalankan sebelumnya. Tempat dimana
pengecoran akan dihentikan harus mendapat persetujuan dari
Direksi/Pengawas lapangan.

e. Pemadatan Beton.
Beton dipadatkan dengan menggunakan suatu alat yang dinamakan
vibrator atau penggetar adukan selama pelaksanaan pengecoran
dilangsungkan dan dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak merusak
acuan maupun posisi tulangan.
Penyedia Jasa/Kontraktor harus menyediakan vibrator untuk
menjaminbvefisiensi tanpa daya penundaaan pelaksanaan
pengecoran.

Pemadatan beton secara berlebih sehingga menyebabkan


pengendapan aggregate, kebocoran-kebocoran melalui acuan dan
lain-lain harus dihindarkan.

34
f. Pembengkokan dan penyetelan Besi Beton.
Pembengkokan besi beton harus dilakukan secara hati-hati dan teliti,
serta tepat pada ukuran posisi dan tidak lokasi pembengkokan sesuai
dengan Gambar Kerja dan tidak menyimpang dari SNI 03- 2847-2002.

Pembengkokan tersebut dilakukan oleh tenaga yang ahli, untuk itu


dengan menggunakan alat-alat sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan keretakan, cacat-cacat, patahan, dan lain sebagainya.

Penyedia Jasa/Kontraktor harus membuat rencana Kerja pemotongan


dan pembengkokan baja tulangan (bending schedule), yang
sebelumnya harus diserahkan kepada Direksi/Pengawas lapangan
untuk mendapat persetujuannya.

Pemasangan dan penyetelan berdasarkan peil-peil sesuai dengan


Gambar kerja.

g. Selimut Beton
Untuk beton pracetak (dibuat dengan mengikuti proses pengawasan
pabrik), tebal minimum selimut beton berikut harus disediakan untuk
tulangan (SNI 03-2847- 2002) :

35
h. Penyedia Jasa / Kontraktor harus melakukan test beton sesuai
prosedur yang disyaratkan ;

i. Bila pengecoran beton untuk bangunan permanen kontraktor harus


melakukan "slump test " pada waktu menuangkan beton, dan
dilaksanakan sesuai prosedur standar, kecuali diperintahkan lain
slump harus lebih dari 50 mm dan tidak boleh lebih dari 100 mm ;

j. Metode Pengambilan Benda Uji Beton Inti (SNI 03-2492-20)


Yang dimaksud dengan pengambilan benda uji beton adalah
serangkaian pekerjaan yang terdiri atas pengeboran beton inti,
pengambilan, pemeriksaan beton inti, pengukuran, penandaan dan
pengiriman ke laboratorium. Benda uji beton inti adalah pengujian
untuk mengetahui apakah pelaksanaan mutu beton telah sesuai
dengan perencanaan. Benda uji beton harus diambil dari beton keras,
umur minimal 14 hari, tidak cacat. Beton uji yang ada tulangnya, tidak
digunakan untuk uji kuat tarik belah, ukuran benda uji beton untuk uji
kuat tekan panjang 200 mm (L) diameter (D) =100 mm, diameter beton
untuk uji ketebalan harus minimal 100 mm dengan ketelitian 1 mm.

36
k. Penyedia Jasa / Kontraktor harus membuat catatan-catatan untuk
setiap pengujian yang memberikan keterangan secukupnya, adapun
bentuk catatan harus mendapatkan persetujuan direksi dan
menyerahkan kepada direksi tidak lebih dari 3 (tiga) hari setelah setiap
percobaan dilaksanakan.

l. Cetakan Beton
1. Cetakan harus sesuai dengan berbagai bentuk, bidang-bidang,
batas-batas dan ukuran dari beton yang diinginkan sebagaimana
gambar-gambar atau seperti yang ditetapkan direksi/pengawas
lapangan ;
2. Cetakan untuk mencetak beton dan membuat menurut model harus
digunakan bilamana perlu ;
3. Cetakan dapat dibuat dari logam, lembaran plywood, papan kayu
yang di press atau dari papan yang diketam halus, dalam keadaan
baik sebagaimana dikehendaki untuk menghasilkan permukaan
yang sempurna seperti terinci disini ;
4. Semua cetakan yang dibangun harus benar-benar kuat dan aman
pada kedudukannya sehingga dapat dicegah pengembangan dan
gerakan lain pada waktu pengecoran beton;
5. Penyangga cetakan/perancah harus bersandar pada fondasi yang
baik sehingga tidak ada kemungkinan cetakan selama pelaksanaan
;
6. Waktu dan cara pembukaan cetakan beton harus dikerjakan
dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan pada permukaan
beton, bila terjadi kerusakan atau ketidak sempurnaan pada waktu
proses pengecoran harus segera diperbaiki sampai disetujui direksi
;
7. Umumnya diperlukan minimum 2 hari untuk membuka cetakan
dinding-dinding yang tidak bermuatan, 7 hari untuk dinding- dinding
pemikul dan saluran dan 14 hari untuk dek-dek jembatan dan atau
telah disetujui direksi ;

37
PASAL 9
Pekerjaan Plesteran

A. Plesteran bagian dinding dan dasar Manhole/bak kontrol dengan camp.


1Pc : 4Ps.
B. Sudut-sudut pada bak kontrol disponeng.
C. Plesteran harus rata, rapih dan lurus
D. Sebelum dilakukan penimbunan tanah dinding luar bak kontrol harus
dibrab en terlebih dahulu.
PASAL 10
Syarat-syarat Bahan

A. Portland Cement (PC).


1. Semen harus memenuhi syarat-syarat mutu seperti tercantum dalam
standar Indonesia (N.I.8 ) atau memenuhi standar mutu dan cara uji
semen Portland (SII 0013-81)
2. Kualitas semen harus baik, tidak lebih dari 3 (tiga) bulan dalam
penimbunan di gudang.
B. Pasir.
1. Pasir pasang yang digunakan adalah pasir yang mengkristal dengan
kadar Lumpur tidak lebih dari 5 %
2. Butiran pasir keras dan tajam
3. Syarat gradasi sesuai PBI 1971 atau standar Tata Cara Pembuatan
Beton Normal (SK SNI T-15- 1990- 03).
4. Bahan tersebut dapat diterima oleh pengawas.

C. Agregat Kasar (batu pecah/split)


1. Kebersihan agregat sesuai dengan SII – 0052 -80.
2. Bagian aus ( Abrans Test )
3. Bagian yang lonjong dan pipih serta tekstur / permukaan.
4. Batu kali/hitam untuk pasangan harus keras, tidak porous, tidak bulat,
tidak pipih, berukuran 15/20 cm dan sedikitnya mempunyai 3 bidang
pecah.

38
D. Agregat Jalan
Bahan yang digunakan terdiri dari filler dan aspal keras, aspal cair emulsi.
Agregat yang digunakan sebagai campuran, dapat dibedakan atas 2 (dua)
macam yaitu agregat kasar dan agregat halus.

a. Agregat kasar untuk Lataston (HRS)


Agregat kasar yang digunakan bisa batu pecah atau kerikil dengan
persyaratan sebagai berikut :
1. Gradasi sebagaimana tertera di bawah ini :
Ukuran saringan (Inch/mm) Persen lolos (%)
¾ “ ( 19,10 100
)
85 –
½ “ ( 12,70 100
)
0 – 95
3/8 “ ( 9,52
0 – 60
)
No. 3 (
6,35 )

2. Keausan agregat bila diperiksa dengan mesin Los Angeles


pada putaran 500 (PB-0206-76),maksimum 40 %
3. Kelekatan terhadap aspal (PB-0206-76) lebih besar 95 %.

b. Agregat halus untuk Lataston (HRS)


Agregat yang digunakan bisa pasir, screening (hasil pemecahan
batu) atau campuran dari keduanya yang harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
1. Gradasi sebagaimana tertera di bawah ini :
Ukuran saringan (Inch/mm) Persen lolos (%)
4 ( 4,76 ) 100
8 ( 2,38 ) 95 –
100
30 ( 0,59 )
75 –
80 ( 0,177)
100
200 (
13 – 50
0,074)
0–5

39
c. Agregat kasar untuk Laton Atas (ATB)
Bahan untuk laston atas berupa sirtu hasil pemecahan melalui mesin
pemecah agregat ( crushed stone ) dan aspal keras.
1. Agregat yang digunakan sesuai bahan campuran harus bersih
dari kotoran, bahan-bahan organik, bahan lain yang tidak
dikehendaki serta harus diperiksa kualitasnya menurut Buku
Petunjuk Pemeriksaan Bahan Jalan, sesuai tabel berikut :

Persyaratan Kualitas Agregat


No Jenis Pemeriksaan Cara Persyaratan Satuan
Pemeriksaan
1 Kehilangan berat PB.0206-1976 40 % mak
akibat abrasi
dengan mesin Los
Angeles
2 Kelekatan PB.0206-1976 95 % min
agrega
t
terhadap aspal
2. Pasir halus non plastis dan bebas dari kotoran-kotoran, bahan-
bahan organis dan bahan lain yang tidak di kehendaki serta
mempunyai sand equivalent 50 %.

d. Bahan Pengisi (Filler)


Sebagai filler dapat dipergunakan debu batu kapur, debu dolomite
atau semen Portland. Perlu diperhatikan agar bahan tersebut tidak
tercampur dengan kotoran atau bahan lain yang tidak dikehendaki
dan dalam keadaan kering ( kadar air minimum 1 % ).

12.6. Air
1. Air yang digunakan untuk campuran beton, spesi/mortel, plesteran
dan pasangan lainnya disesuaikan PBI-1971.
2. Air untuk membasahi adukan/spesi digunakan air tawar.
3. Harus bersih dari segala macam kotoran, mineral yang bersifat
merusak seperti minyak, asam alkali, garam-garam dan bahan organik.

12.7. Jika terjadi perselisihan mengenai kualitas bahan, Direksi berhak

40
meminta kepada Penyedia Barang/Jasa untuk memeriksa bahan-bahan
yang dipergunakan ke laboratorium lain yang terakreditasi dan disetujui
oleh pengguna jasa dengan biaya dibebankan kepada Penyedia
Barang/Jasa.

12.8. Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat dan dinyatakan tidak baik oleh
Direksi, harus segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan dalam waktu 2 x
24 jam. Jika dalam waktu tersebut tidak dilaksanakan, Direksi berhak
mengeluarkan dari tempat pekerjaan atas biaya yang dibebankan kepada
Penyedia Barang/Jasa.

12.9. Penyetoran bahan-bahan/penempatan bahan-bahan harus sedemikian


rupa sehingga tidak mengganggu lalu lintas.

12.10. Jenis pipa PVC terkait dengan pekerjaan ini adalah pipa PVC Class AW
atau Class S 12,5 dengan panjang efektif 4 meter atau 6 meter
(menyesuaikan RAB).

PASAL 11
Pengujian Jaringan Pipa

13.1. Pengujian dilakukan terhadap kebocoran pipa dan kelancaran aliran


didalam pipa.

13.2. Pengujian untuk sambungan pipa dilakukan secepat mungkin setelah pipa
yang akan diuji selesai dipasang, sampai ketinggian dan kemiringan
memadai dan mencapai keluaran yang cukup.

13.3. Sambungan pada pipa yang akan diuji tidak diperkenankan diurug,
dibiarkan terbuka sampai pengujian selesai dilaksanakan.

13.4. Pengujian pipa hanya dilakukan setelah mendapat persetujuan dari


Direksi/pengawas.

41
PASAL 12
Pekerjaan Akhir dan Lain-lain

14.1. Setelah pekerjaan selesai, berkas-berkas dan sisa-sisa bahan material,


gundukan tanah dan kotoran lain harus dibersihkan atau dikeluarkan dari
lokasi pekerjaan.
14.2. Semua penggunaan fasilitas di lingkungan penduduk setempat agar
mengajukan permohonan ijin pemilik lingkungan/penduduk yang
bersangkutan.
14.3. Semua kerusakan (lingkungan/ fasilitas lain) yang ada yang diakibatkan
oleh pelaksanaan pekerjaan, maka Penyedia Barang / Jasa wajib
memperbaikinya.

PASAL 13
Pekerjaan Acian

15.1 Acian merupakan campuran semen dan air yang berfungsi untuk menutup
pori pori yang terdapat didinding yang baru di plester agar terlihat lebih
halus, memperkokoh dinding dan mencegah rembesan air.

15.2 Pekerjaan acian dilakukan setelah plesteran dan sebelum pengecatan.

PASAL 14
Penyelesaian Pekerjaan

Pekerjaan ini diselesaikan / dilaksanakan menurut uraian dan spesifikasi teknis


ini;
16.1 Gambar kerja yang dilampirkan pada spesifikasi teknis ini dan di peraturan
lain yang disyaratkan;

16.2 Petunjuk-petunjuk/perubahan yang terjadi sewaktu diadakan penjelasan;

16.3 Petunjuk dari direksi;

16.4 Menurut peraturan pemerintah yang berlaku;

42
PASAL 15
Metode Pekerjaan
A. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan meliputi mobilisasi peralatan, material, personil proyek,
pembuatan papan nama proyek, direksi keet, gudang material, jalan operasional,
penyediaan air dan listrik, perlengkapan K3 serta survey lapangan pendahuluan.

B. Pekerjaan Tanah
Pekerjaan tanah mencakup galian, pembuangan tanah atau material lain, galin
tanah lunak, galian tanah keras, galian tanah dengan alat berat, urugan tanah
kembali, dimana pada pekerjaan dilaksanakan hingga garis ketinggian dan elevasi
yang ditentukan dalam gambar atau ditunjukkan oleh Direksi / Pengawas dan harus
mencakup pembuangan seluruh material dalam bentuk apapun yang dijumpai,
termasuk tanah, lumpur, padas, batu bata, batu, beton dan lain-lain. Pekerjaan
galian dilakukan dengan seminimal mungkin gangguan terhadap material dibawah
dan diluar batas galian. Penggunaan dan Pembuangan Material Galian Seluruh
material yang dapat dipakai yang digali dalam batas-batas dan cakupan proyek
dimana memungkinkan harus digunakan secara efektif untuk formasi timbunan atau
urugan kembali, maupun line treatment. Setiap material galian yang berlebih untuk
kebutuhan timbunan, atau setiap material yang tidak disetujui oleh Direksi /
Pengawas Teknik sebagai bahan timbunan harus dibuang dan diratakan dalam lapis
yang tipis oleh Kontraktor di luar tempat kerja sesuai petunjuk Direksi / Pengawas,
pada pekerjaan galian tanah keras, Kedalaman dan lebar galian mengikuti
ketentuan sebagaimana yang diperlihatkan dalam gambar standar agar
memberikan dukungan yang menerus dan seragam. Bagian dasar tanah yang digali
melampaui kedalaman yang ditentukan akan diurug kembali secara merata
sebagaimana diperintahkan oleh direksi sampai pada kedalaman yang ditetapkan
dengan pasir atau bahan lain yang telah disetujui serta dipadatkan. Muka akhir
lapisan ini dilaksanakan dengan tepat dengan memakai peralatan tangan (manual).
Bongkahan batu dan batu besar, bilamana ditemukan disingkirkan Galian tanah
lebih dari 1 meter akan ditopang dan diturap sehingga galian tidak gugur/runtuh,
agar pekerja dapat bekerja secara aman dan menjaga permukaan jalan dan
bangunan lainnya sebagaimana ditunjukkan dalam gambar kondisi tanah, lalu lintas
atau yang diperintahkan oleh direksi.

43
C. Pekerjaan Pasangan
Pekerjaan pasangan terdiri dari pasangan bata, plesteran, acian, dan pekerjaan
siar, dimana pada pekerjaan pasangan bata Seluruh dinding dari pasangan batu
bata/bata merah, dengan aduk campuran 1: 6 pasir pasang, kecuali pasangan batu
bata semen trasram/rapat air. Untuk dinding semen trasram/rapat air dengan
adukan campuran 1 PC : 3 pasir pasang, yakni pada dinding dari atas permukaan
sloof/balok/pondasi sampai minimum 20 cm diatas permukaan lantai setempat,
dan sampai setinggi minimal 200 cm untuk daerah shower dan minimal 180 cm
untuk daerah yang lain di atas permukaan lantai setempat dan untuk sekeliling
dinding ruang-ruang basah (pantry, kamar mandi, WC) serta pasangan batu bata
dibawah permukaan tanah jika ada. Sebelum digunakan batu bata harus direndam
air dalam bak atau drum hingga jenuh, Setelah bata terpasang, naad/siar-siar
harusdikerok sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan setelah kering
permukaan pasangan disiram air. Dinding batu bata yang akan diplester harus
dibasahi dengan air terlebih dahulu dan siar-siar dibersihPelubangan akibat
pembuatan perancah pada pasangan bata merah sama sekali tidak
diperkenankan. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian
pekerjaan beton harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 10 mm jarak
75 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton
dan bagian yang tertanam dalam pasangan bata sekurang- kurangnya 30 cm,
kecuali bila satu dan lain hal ditentukan lain oleh Direksi / Pengawas.

D. Pekerjaan Beton
Pekerjaan beton meliputi pekerjaan pembesian, pekerjaan bekisting, perawatan
beton dan bongkaran beton, dimana pada pekerjaan beton, Pengecoran beton
dapat dilaksanakan bila pemasangan tulangan dan papan bekesting sudah
mendapat persetujuan tertulis dari Direksi. Beton harus dicor sedekat mungkin
pada posisi akhirnya untuk menghindari terjadinya segregasi akibat penanganan
kembali atau segregasi akibat pengaliran. Pengecoran beton harus dilakukan
dengan kecepatan sedemikian sehingga beton selama pengecoran tersebut tetap
dalam keadaan plastis dan dengan mudah dapat mengisi ruang diantara tulangan.
Beton yang telah mengeras sebagian atau beton yang telah terkontaminasi oleh
bahan lain tidak boleh digunakan untuk pengecoran. Beton yang ditambah air lagi
atau beton yang telah dicampur ulang setelah pengikatan awal tidak boleh
digunakan, kecuali bila disetujui oleh pengawas lapangan. Setelah dimulainya
pengecoran, maka pengecoran tersebut harus dilakukan secara menerus hingga
mengisi secara penuh panel atau penampang sampai batasnya, atau sambungan
yang ditetapkan sebagaimana yang diijinkan atau dilarang pada ketentuan siar
pelaksanaan. Semua beton harus dipadatkan secara menyeluruh dengan

44
menggunakan peralatan yang sesuai selama pengecoran dan harus diupayakan
mengisi sekeliling tulangan dan seluruh celah dan masuk ke semua sudut cetakan.
Apabila konstruksi beton bertulang langsung terletak diatas tanah, maka
sebelumnya harus dibuat lantai kerja yang rata dengan ketebalan minimal 5 cm.

E. Pekerjaan Atap
Pekerjaan atap meliputi pekerjaan angka hollow, rangka baja ringan, pekerjaan
plafond dan gypsum, pekerjaan penutup atap, dalam pekerjaan rangka hollow,
setelah rangka hollow terpasang dengan benar, rata dan kuat serta instalasi ME
sudah terpasang semua, maka lembaran gypsum dan GRC dapat mulai dipasang.
Untuk gypsum dan GRC, pertemuan diatur secara menyilang. Sebelum
pemasangan sekrup pastikan bor sekrup disesuaikan benar, sehingga kepala
sekrup hanya masuk sedikit kedalam permukaan lembaran gypsum dan GRC.
Tekan ujung sekrup perlahan ke dalam permukaan lembaran gypsum dan GRC
sebelum menjalankan mesin bor untuk memasukkan sekrup. Sekrup berfungsi
sebagai titik perkuatan dipasang pada jarak maksimal 30 cm. Setelah lembaran
gypsum dan GRC terpasang semua, cek leveling permukaan plafond. Untuk
gypsum dan GRC, sambungan antara pertemuan diberi textile tape dan di
compound kemudian digosok dengan ampelas untuk mendapatkan permukaan
yang rata/flat. Tutup semua kepala sekrup dengan compound lalu gosok dengan
ampelas halus. Setelah plafond selesai terpasang, dilanjutkan dengan pemasangan
list plafond gypsum. Untuk List plafond gypsum dipasang pada pertemuan antara
dinding dan plafond dengan perkuatan menggunakan compound jenis casting + lem.

F. Pekerjaan Pintu, Kusen dan Jendela


Pekerjaan pintu, kusen dan jendela dilakukan dengan menyiapkan alat dan bahan
secukupnya di tempat yang aman dan mudah dijangkau. Rentangkan benang
berjarak separuh dari tebal kusen terhadap as bouwplank untuk menentukan
kedudukan kusen. Pasang angker pada kusen secukupnya. Dirikan kusen dan
tentukan tinggi kedudukan kusen pintu yaitu 2 meter dari tinggi bouwplank. Setel
kedudukan kusen pintu sehingga berdiri tegak dengan menggunakan unting- unting.
Pasang skur sehingga kedudukannya stabil dan kokoh. Pasang patok untuk diikat
bersama dengan skur sehingga kedudukan menjadi kokoh. Cek kembali kedudukan
kusen pintu, apakah sudah sesuai pada tempatnya, ketinggian dan ketegakan dari
kusen.

G. Pekerjaan Paving dan Kanstin


Pekerjaan Paving dan Kanstin dilakukan dengan memastikan permukaan lahan
yang akan di paving dalam kondisi rata/ sudah level. Pasang Kanstin beton sebagai
pengunci paving block, agar paving block yang sudah terpasang tidak bergeser.
Gelar abu batu mengikuti kemiringan yang telah ditentukan kemudian diratakan
dengan menggunakan jidar kayu. Lakukan pemasangan paving block dengan cara
maju kedepan, sementara pekerja pemasang paving berada diatas paving yang
telah terpasang. Untuk tepian lahan/ sudut-sudut yang belum terpasang paving

45
block (las-lasan), potong paving block dengan menggunakan alat pemotong paving
block / paving block cutter. Setelah lahan 100% sudah terpasang paving block,
selanjutnya kita lakukan pengisian antar naat paving block tersebut (pengisian joint
filler) dengan menggunakan abu batu. Padatkan paving block yang telah terpasang
dengan menggunakan baby roller agar timmbul gaya saling mengunci antar paving
block Bersihkan area lahan yang telah terpasang pasing block dari sisa-sisa
pekerjaan, Bila paving block harus dipotong, pemotongan harus menggunakan
mesin potong untuk menyesuaikan antara penghalang, tepi paving dan lainnya.

PASAL 16
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Pelaksaan Sistem Manajemen K3 (SMK3) dilakukan untuk Menjamin agar pada


pelaksanaan kegiatan pekerjaan tidak terjadi kecelakaan dan penyakit akibat
kecelakaan kerja, mencegah/menghindari maut, bila bahaya mengancam jiwa
korban, sebagai upaya menenteramkan penderita sehingga tidak gelisah dan sedapat
mungkin berusaha menghilangkan atau mengurangi rasa takut dan sakitnya, serta
menjamin produktifitas tidak terganggu dan menuju kondisi Nol Kecelakaan (Zero
Accident).

Dalam mengantisipasi resiko kecelakaan pekeriaan, maka untuk menghindari


terjadinya kecelakaan dan cara untuk pelaksanaan, proyek akan menekankan
pengendalian pengamanan. Kontraktor akan menugaskan staffnya untuk hal tersebut
selama pelaksanaan pekerjaan.
Resiko Kecelakaan dengan Pengendaliannya :
No. Resiko Kecelakaan Pengendalian
1 Lokasi Pekerjaan Buat saluran/parit buat lobang tampungan air,
Terendam pompa air keluar lokasi.

2 Longsoran galian Buat kemiringan galian yang aman.


Melaksanakan galian dengan benar.

3 Terperosok dalam galian Pasang tali pengaman


Buattangga untuk turun ke bawah lokasi galian
Buat pagar pengaman pada galian pondasi.
Beri tanda / rambu-rambu 'Ada Galian"
4 Jalan ke lokasi pekeriaan becek Di timbun dengan sirtu dan dipadatkan.
dan berlumpur Buat saluran /parit dipinggir jalan.

46
5 Kecelakaan saat kendaraan Pasang tali pengaman
keluar masuk lokasi proyek Buat rambu peringatan, keluar masuk
kendaraan proyek
6 Orang/pekerja kejatuhan suatu Gunakan topi/helm pelindung
benda Pasang jarring pengaman
Pasang Papan Peringatan
7 Tangan Terluka Ketika Menggunakan Sarung Tangan Pelindung
Memotong Besi Hollow dan
material lain menggunakan alat
8 Paparan radiasi sinar pada Menggunakan kacamata las dan masker hidung
saat pekerjaan pengelasan
dan terpapas asap gas pada
las.

PASAL 17
Penutup

Segala sesuatu yang belum tercantum didalam spesifikasi teknis ini akan
disusulkan kemudian dalam Pemberian Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).
Demikian spesifikasi teknis dibuat agar dapat diperhatikan, dan merupakan satu
kesatuan yang tak terpisahkan dari Dokumen Pelelangan.

PPK Pengembangan PLP

Neiklen Rifen Kasongkahe, ST., MT


NIP. 197510112002121003

47

Anda mungkin juga menyukai