BAB 1
Uraian Umum
1.1 Umum
Penyedia Jasa/Kontraktor berkewajiban menyediakan sarana yang diperlukan
untuk pekerjaan pembangunan, seperti direksi keet, gudang peralatan dan
material, mess pekerja (apabila mendatangkan pekerja dari luar daerah),
koordinasi dengan pemerintah/masyarakat setempat, mengatur penempatan
material agar tidak mengganggu jalan operasional maupun kegiatan lain di sekitar
pekerjaan, peralatan P3K, penyediaan air dan penerangan. Penyedia
jasa/Kontraktor juga berkewajiban melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
gambar rencana, peraturan, syarat-syarat penjelasan pekerjaan, syarat tambahan
yang telah ditetapkan pengguna jasa, membuat gambar pelaksanaan (shop
drawing), perhitungan MC 0, laporan kuantitas dan kualitas, dan menyediakan alat
keselamatan kerja,
1
BAB 2
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Sipil
2.1 Umum
Pekerjaan sipil terdiri dari Pekerjaan Bongkaran, Pembesian, Bekisting,
Pengecoran beton, pasangan batu, pasangan bata, Kusen jendela, Rangka atap
dan penutup atap, pada pekerjaan bongkaran, bongkaran harus dilakukan dengan
hati-hati dan menyesuaikan rencana pada gambar, bongkaran segera dikeluarkan
dari lokasi proyek dan tidak boleh digunakan lagi kecuali dengan persetujuam
konsultan supervise/pengawas/direksi pekerjaan, pada pekerjaan beton, material
yang diperlukan seperti semen, air, pasir dan agregat harus sudah memenuhi
syarat peraturan umum pemeriksaan bahan bangunan (SNI.3-1956),
2
Direksi/Pengawas lapangan yang ahli dengan cara memeriksa slump yang
dijadikan petunjuk apakah jumlah air pencampur yang dimasukkan kedalam drum
pengaduk cukup tepat atau perlu dikoreksi berkaitan dengan faktor air semen yang
diinginkan, pemakaian bahan campuran (add mixture) harus mendapat
persetujuan dari Direksi/Pengawas Lapangan.
Pada pekerjaan besi beton, Semua besi beton yang dipergunakan harus bebas
dari kotoran-kotoran, lapisan lemak/minyak, karat, tidak cacat (retak-retak,
mengelupas, luka dsb), mempunyai penampang yang sama rata, pemakaian besi
beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan harus mendapat persetujuan dari
Direksi/Pengawas Lapangan.
Adukan Beton yang dibuat setempat ( site mixing ), dengan langkah sebagai
berikut, Semen diukur menurut beratnya perkantong, Aggregat diukur menurut
beratnya, Pasir diukur menurut beratnya. Adukan beton dibuat dengan
menggunakan alat pengaduk mesin (bach mixer), type dan kapasitasnya harus
mendapat persetujuan dari Direksi/Pengawas lapangan, kecepatan mengaduk
sesuai dengan rekomendasi dari pembuat mesin tersebut, jumlah adukan beton
tidak boleh melebihi kapasitas mesin pengaduk, lama pengadukan tidak kurang
dari 2 menit sesudah semua bahan berada dalam mesin pengaduk, mesin
pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan dahulu.
4
2.5 Pemeriksaan, Testing, Persetujuan
Penyedia Jasa harus melakukan test beton sesuai prosedur yang disyaratkan, bila
pengecoran beton untuk bangunan permanen kontraktor harus melakukan "slump
test " pada waktu menuangkan beton, dan dilaksanakan sesuai prosedur standar,
kecuali diperintahkan lain slump harus lebih dari 50 mm dan tidak boleh lebih dari
100 mm, pengambilan benda uji beton dilakukan untuk mengetahui apakah
pelaksanaan mutu beton telah sesuai dengan perencanaan. Benda uji beton harus
diambil dari beton keras, umur minimal 14 hari, tidak cacat. Beton uji yang ada
tulangnya, tidak digunakan untuk uji kuat tarik belah, ukuran benda uji beton untuk
uji kuat tekan panjang 200 mm (L) diameter (D) =100 mm, diameter beton untuk
uji ketebalan harus minimal 100 mm dengan ketelitian 1 mm.
BAB 3
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Tanah
3.1 Umum
Galian tanah harus dilaksanakan sesuai dengan Gambar dan spesifikasi teknis
atau sesuai petunjuk konsultan supervisi/ pengawas /direksi pekerjaan.
Jalur pipa yang telah siap kemudian digali. Metoda pelaksanaan galian disatu
lokasi dengan lokasi lain ada kalanya tidak sama. Terdapat beberapa hal penting
yang menjadi faktor utama dalam menentukan pelaksanaan penggalian, yaitu jenis
tanah, elevasi muka air tanah, dan kepadatan lalu lintas.
Secara umum jenis tanah yang dikategorikan tanah yang tidak runtuh (butiran
padat) dan tanah yang yang tidak runtuh (butiran lepas). Penggalian tanpa turap
pada umumnya dilaksanakan untuk pemasangan pipa dengan diameter kecil,
galian tidak terlalu dalam, dan kondisi tanah yang stabil. Untuk tanah yang mudah
runtuh, maka penggunaan turap sangat diperlukan untk memastikan galian tetap
pada kondisi yang diharapkan. Jenis turap yang digunakan antara lain turap kayu,
sheeting plate, shet pile.
5
Berdasarkan elevasi muka air tanah, pekerjaan galian harus disertai dengan usaha
membuang air (dewatering) bila elevasi air tanah lebih dangkal dari dasar galian.
Artinya tanah galian terendam air sehingga mengganggu proses penggalian dan
pemasangan pipa. Pada galian tanah yang dalam. Dengan muka air tanah tinggi,
juga mudah terhanyutkan oleh aliran air bawah tanah, maka galian harus
diamankan dengan penggunaan turap yang kedap air (sheet pile). Air dipompa ke
saluran terdekat atau dengan menggunkan tempat penampungan.
Bahan urugan harus bersih dari unsur-unsur perusak dan harus di setujui
Konsultan Supervisi/ Direksi /Pengawas. Bilamana perlu dapat dilakukan
penyelidikan laboratorium mekanika tanah yang disetujui oleh Konsultan
Supervisi/ Direksi /Pengawas dimana segala biaya penyelidikan tersebut menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa / Kontraktor.
Bahan urugan harus dipadatkan lapis demi lapis, pemadatan dilakukan dengan
stamper atau alat pemadat lain yang disetujui oleh Konsultan Supervisi/ Direksi
/Pengawas.
3.2 Peralatan
Peralatan yang digunakan harus sesuai standart dan sudah disetujui oleh
Direksi/Pengawas Lapangan perihal kelayakan dan usia pakai alat, dimana pada
alat untuk galian tanah terdiri peratalan gali manual, (cangkul, sekop, linggis,
gerobak dorong dan alat bantu lainnya), peralatan galian mekanis (excavator dan
lainnya). Dalam hal galian yang mengguakan alat berat, operator alat berat wajib
memiliki sertifikat untuk mengoperasikan alat berat tersebut.
7
semua lubang-lubang galian yang dianggap berbahaya harus diberi pagar atau
tutup pengaman yang kuat, kebersihan dan kerapihan di tempat kerja harus dijaga
sehingga bahan-bahan yang berserakan, bahan bahan bangunan, peralatan dan
alat-alat kerja tidak merintangi atau menimbulkan kecelakaan.
8
BAB 4
Spesifikasi Teknis Pekerjaan IPLT
4.1 Umum
Pekerjaan Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) terdiri dari
bangunan-bangunan Kolam, Bak Kontrol, Perpipaan antar kolam, dan bangunan
pendukung seperti kantor, hanggar, pos jaga, sumur pantau dan lainnya, sehingga
pekerjaan utama pada IPLT adalah pembuatan beton bertulang yang kedap air
untuk kolam-kolam IPLT dan pekerjaan perpipaan antar kolam yang level
hidrolisnya harus sesuai dengan gambar rencana.
4.2 Beton
Dalam pekerjaan Beton, pasir yang digunakan
9
6. ASTM - Amerian Society for Testing and Material
7. JIS - Japanese Industrial Standard
8. AS - Australian Standard
9. BS - British Standard
10. Lainnya yang berhubungan dengan pekerjaan ini.
Bila suatu persyaratan disebutkan secara khusus didalam persyaratan ini, maka
ketentuan itu harus diutamakan, dan dianggap perlu untuk melengkapi standar-
standar, persyaratan-persyaratan dan gambar.
PASAL 5
Penggunaan Persyaratan Teknis.
PASAL 6
Penjelasan Spesifikasi Teknis dan Gambar
10
B. Bila gambar tidak sesuai dengan Spesifikasi Teknis, maka yang
mengikat/berlaku adalah Spesifikasi Teknis, bila suatu gambar tidak cocok
dengan gambar lain, maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar
yang berlaku, begitu pula apabila dalam Spesifikasi Teknis tidak
dicantumkan sedangkan hal tersebut tercantum pada gambar, maka diambil
pedoman pada gambar.
PASAL 7
Metode Pemasangan Pipa Clean Construction
D. Dilengkapi pagar pengaman dan rambu lalu lintas yang memadai. Untuk
pekerjaan pada malam hari dilengkapi dengan lampu penerangan/
pengaman.
PASAL 8
Pekerjaan Persiapan
11
B. Pembersihan meliputi pembersihan lokasi pekerjaan terhadap akar-akar dan
lainnya yang dapat mengganggu kelancaran kerja;
F. Barang yang ada pada Pasal 8, Ayat 8.5, Sub 1, Sub. a s/d h dan Pasal 8
Ayat 8.5, Sub 1, Sub. a s/d c tetap menjadi pemilik Penyedia Jasa/
Kontraktor, kecuali Pasal 8 Ayat 8.5, Sub 1, perihal buku-buku harian,
12
laporan-laporan buku-buku catatan lainnya harus diserahkan kepada
Kepala Satuan Kerja melalui direksi lapangan ;
H. Membuat Papan Nama Proyek dari kayu kamper tebal 1,5 cm, tiang 5/7 cm
dipasang berdiri sendiri dengan ukuran 75 x 150 cm 2 (dua) buah (seperti
contoh);
13
M. Pengukuran Dan Pematokan (Uitzet)
Sebelum memulai pekerjaan penyedia jasa/kontraktor harus mengadakan
pengukuran dan pematokan yang telah ditentukan sesuai dengan gambar.
Pengukuran dan pematokan serta pemasangan profil dengan jarak yang
sudah ditentukan dan harus menggunakan pesawat penyipat datar
(waterpast instrument) serta oleh personil yang ahli.
Pekerjaan yang terkait dengan Uitzet yaitu Survey topografi, survey ini
merupakan bagian dari pekerjaan persiapan yang mengawali seluruh
rangkaian pekerjaan. meliputi :
1. Pengecekan ulang elevasi rencana.
Pengecekan ulang elevasi rencana perlu dilakukan untuk mengatisipasi
perubahan-perubahan yang terjadi dalam rentang waktu antara
perencanaan dengan pelaksanaan sekaligus mengecek
kebenaran/akurasi survey perencanaan. Dalam pelaksanaannya
digunakan titik acuan yang ditentukan oleh perencana dan
menggunakan elevasi jaringan exciting (sebelumnya).
14
Lapangan. Ukuran membuat patok-patok dan kayu minimal 4/6 cm,
yang ditanam kuat-kuat.
Hasil pengukuran uitzet ini, berupa data dan gambar sket hasil pengukuran,
harus diserahkan kepada Direksi. Oleh Direksi, hasil ini akan diperiksa.
Dan apabila terdapat kesalahan, baik itu pada pengukuran, perhitungan,
maupun penggambaran, maka kontraktor harus memperbaikinya dan
mendapat persetujuan direksi.
N. Sarana Proyek.
Penyedia Jasa/Kontraktor harus memperhitungkan sarana kegiatan berupa
fasilitas penerangan dan penyediaan air bersih yang cukup pada saat
pelaksanaan pekerjaan.
O. Ijin Bangunan.
Penyedia Jasa/Kontraktor selama pelaksanaan harus mengurus Ijin
Mendirikan Bangunan (IMB) atau ijin-ijin lain sehubungan dengan proyek
ini sampai selesai, atas biaya Penyedia Jasa/Kontraktor dan tanpa
mengganggu schedule pelaksanaan proyek.
P. PPPK (P3K).
Penyedia Jasa/Kontraktor selama pelaksanaan harus menyediakan kotak
obat-obatan untuk P3K.
Q. Keamanan Proyek.
Penyedia Jasa/Kontraktor harus menempatkan petugas keamanan untuk
menjaga keamanan proyek, baik barang-barang milik Penyedia Jasa/
Kontraktor maupun milik pengguna jasa dan barang-barang yang menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa / Kontraktor.
R. Pemeliharaan Bangunan.
Penyedia Jasa/Kontraktor harus memperhitungkan biaya pemeliharaan,
kebersihan dan tanggung jawab atas kerusakan-kerusakan akibat
kesalahan teknis selama waktu pemeliharaan.
15
S. Kontrol Kualitas Bahan.
Kecuali ditentukan lain Penyedia Jasa/Kontraktor harus sudah
mempertimbangkan semua biaya sehubungan dengan kontrol kualitas
bahan kepada pihak ketiga. Penyedia Jasa/Kontraktor harus menyediakan
alat-alat praktis untuk memeriksa bahan tersebut.
PASAL 9
Pekerjaan Pengamanan Lapangan dan Pengadaan Sarana.
D. Air Kerja
Air untuk keperluan pekerjaan harus diadakan apabila mungkin didapat dari
sumber yang sudah ada di setiap lokasi proyek.
16
E. Jalan Masuk
Tempat pekerjaan dan jalan sementara / jalan masuk ketempat pekerjaan
dan jalan sementara lalu lintas orang maupun kendaraan harus diadakan
oleh Penyedia Jasa/Kontraktor bilamana diperlukan atau disesuaikan
dengan kebutuhan dan kepentingan lokasi proyek tersebut. Selama
pekerjaan Penyedia Jasa/Kontraktor harus memelihara seluruh jalan- jalan
sementara dan sebagainya yang diperlukan untuk memasuki bagian
pekerjaan dan menyingkirkan / membersihkan kembali pada waktu
penyelesaian pekerjaan dan atau memperbaiki segala kerusakan yang
diakibatkan.
17
I. Perlindungan Terhadap Bangunan yang Ada
Selama masa-masa pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa/Kontraktor
bertanggungjawab penuh atas segala kerusakan, utilitas, jalan, saluran
pembuangan, jaringan telepon, jaringan air minum, jaringan listrik, jaringan
air limbah dan sebagainya di lokasi pekerjaan, dan kerusakan- kerusakan
sejenis yang disebabkan karena aktifitas operasional Penyedia
Jasa/Kontraktor dalam arti kata yang luas, semuanya harus diperbaiki oleh
Penyedia Jasa/Kontraktor hingga dapat diterima oleh pengguna jasa.
K. Perlindungan Pekerjaan
Penyedia Jasa/Kontraktor bertanggung jawab atas keamanaan seluruh
pekerjaan termasuk bahan-bahan bangunan dan perlengkapan instalasi
ditempat pekerjaan, hingga kontrak selesai dan di terima oleh pengguna
jasa.
18
M. Pelaksanaan Pekerjaan di Luar Jam Kerja Normal
Penyedia Jasa/Kontraktor akan mendapat izin tertulis dari Direksi/
Supervisi/Kepala wilayah setempat untuk melaksanakan pekerjaan yang
tertera dalam Kontrak ini diluar jam-jam kerja biasa (malam hari).
BAB 2
PEKERJAAN KONSTRUKSI
PASAL 1
Penentuan Tinggi Peil (Level) dan Ukuran
A. Sebagai patokan tinggi peil (level) bangunan adalah peil diambil sesuai
gambar lokasi pekerjaan setempat dan Penyedia Jasa/Kontraktor harus
mengukur ulang sesuai petunjuk konsultan supervisi/direksi pekerjaan.
B. Bilamana terdapat perbedaan ukuran-ukuran harus segera melaporkan
kepada Direksi/Supervisi sebelum dilaksanakan. Pemakaian ukuran-
ukuran yang keliru sebelum dan selama pelaksanaan pekerjaan, menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa/Kontraktor.
C. Penyedia Jasa/Kontraktor diharuskan menggunakan alat-alat (instrument)
yang perlu untuk mendapatkan ukuran, sudut-sudut dan ukuran tegak
secara tepat dan dapat dipertanggung jawabkan untuk itu dihindari cara-
cara pengukuran dengan perasaan, penglihatan dan secara kira-kira.
PASAL 2
Pekerjaan Bongkaran
19
dikeluarkan dari lokasi proyek dan tidak boleh digunakan lagi kecuali
dengan persetujuan konsultan supervisi/ pengawas /direksi pekerjaan.
PASAL 3
Pekerjaan Tanah ( Galian dan Urugan Tanah )
A. Galian Tanah
Galian tanah harus dilaksanakan sesuai dengan Gambar dan spesifikasi
teknis atau sesuai petunjuk konsultan supervisi/ pengawas /direksi
pekerjaan.
Jalur pipa yang telah siap kemudian digali. Metoda pelaksanaan galian
disatu lokasi dengan lokasi lain ada kalanya tidak sama. Terdapat
beberapa hal penting yang menjadi faktor utama dalam menentukan
pelaksanaan penggalian, Yaitu :
1. Pemasangan Turap
Berdasarkan jenis karakteristik tanah, metoda pelaksanaan terbagi
menjadi 2 yaitu galian dengan turap dan tanpa turap. Secara umum jenis
tanah yang dikategorikan tanah yang tidak runtuh (butiran padat) dan
tanah yang yang tidak runtuh (butiran lepas). Penggalian tanpa turap
pada umumnya dilaksanakan untuk pemasangan pipa dengan diameter
kecil, galian tidak terlalu dalam, dan kondisi tanah yang
20
stabil. Untuk tanah yang mudah runtuh, maka penggunaan turap sangat
diperlukan untk memastikan galian tetap pada kondisi yang diharapkan.
Jenis turap yang digunakan antara lain turap kayu, sheeting plate, shet
pile.
2. Dewatering
Berdasarkan elevasi muka air tanah, pekerjaan galian harus disertai
dengan usaha membuang air (dewatering) bila elevasi air tanah lebih
dangkal dari dasar galian. Artinya tanah galian terendam air sehingga
mengganggu proses penggalian dan pemasangan pipa. Pada galian
tanah yang dalam. Dengan muka air tanah tinggi, juga mudah
terhanyutkan oleh aliran air bawah tanah, maka galian harus diamankan
dengan penggunaan turap yang kedap air (sheet pile). Air dipompa ke
saluran terdekat atau dengan menggunkan tempat penampungan.
B. Urugan Tanah
Bahan urugan harus bersih dari unsur-unsur perusak dan harus di setujui
Konsultan Supervisi/ Direksi /Pengawas. Bilamana perlu dapat dilakukan
penyelidikan laboratorium mekanika tanah yang disetujui oleh Konsultan
Supervisi/ Direksi /Pengawas dimana segala biaya penyelidikan tersebut
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa / Kontraktor.
C. Pemadatan
Bahan urugan harus dipadatkan lapis demi lapis, pemadatan dilakukan
dengan stamper atau alat pemadat lain yang disetujui oleh Konsultan
Supervisi/ Direksi /Pengawas.
21
PASAL 4
Pekerjaan Urugan Pasir
A. Urugan Pasir
Urug pasir setebal yang di syaratkan dipadatkan pada dasar galian
sebelum pemasangan pipa.
B. Setiap tanah gembur harus dibuang dan diisi dengan pasir. Pasir yang
digunakan untuk pengurugan harus berkualitas dengan kadar Lumpur tidak
lebih dari 10 %.
PASAL 5
Pekerjaan Pemasangan Pipa Beton Dan Manhole
Mutu
Mutu Tegang Tegangan Crac Ultimate
Diameter Beton
Beton an leleh tarik baja k Load
setelah
baja Loa
spanning
d
(mm (Min) (Kg/cm2) (Kg/cm2) (kN/m) (kN/m)
)
22
D. Untuk pengadaan dan pemasangan pipa penggelontor jaringan pipa air
limbah menggunakan pipa jenis PVC Class S12,5 dia. 200 mm. Dengan
sistem sambungan menggunakan Rubber Rings Joint (RRC) atau Solven
Cement Joint (SCJ)
F. Pipa harus memiliki permukaan dalam yang halus tanpa lubang dan cacat;
23
J. Penumpukan (Stocking) Pipa Air Limbah
1. Pipa dapat ditumpuk saat diangkut di atas truk maupun di lokasi stok,
tumpukan yang diijinkan maksimum disesuaikan dengan diameter dan
kelas pembebanan pipa.
2. Landasan bawah harus dibuat rata dan daya dukung tanah harus
mencukupi untuk menerima beban tumpukan pipa.
3. Lapis pipa paling bawah harus duduk di atas balok kayu dan bagian
ujung harus diganjal, untuk menghindari agar bagian soket tidak pecah.
Apabila tidak ada kayu buatlah parit sepanjang bagian soket.
24
untuk pipa dan Australian Standard AS -1646 Rubber Joint Rings
untuk penggunaan saluran air limbah.
3. Sambungan pipa harus didesain/dibentuk agar dapat mengakomodir
pergerakan arah horisontal dan vertikal dan dapat menahan tekanan
air dalam sebesar 0.9 bar.
25
setelah dipasang, adalah tanda bahwa karet tersebut terpelintir atau
karet tidak terkompresi merata.
6. Peringatan
Penggunaan alat untuk mendorong pipa dengan gaya terlalu besar
akibat posisi pipa tidak center dapat menyebabkan bagian soket pecah,
karena bagian soket akan menerima gaya tarik/geser yang besar.
26
10. Pekerjaan Timbunan
Setelah semua komponen Manhole terpasang, maka pekerjaan urugan
dapat segera dikerjakan. Pemadatan tanah timbunan hendaknya
dilakukan secara lapis per lapis, dan dilakukan secara hati-hati agar
tidak merusak komponen Manhole dan pipa yang sudah terpasang.
2. Spacer Ring
Diameter bersih adalah sesuai dari produk yang ditawarkan, Tinggi
bervariasi, sebagai komponen untuk menambah tinggi agar sesuai
dengan level desain.
Kedua komponen ini disambung cukup dengan menggunakan mortar
semen Komponen Adapter / Intermediate
27
menerus dari atas ke bawah, ukuran tinggi ± 620 mm. komponen ini
sudah termasuk 2 buah anak tangga.
28
Ulangi ketiga langkah tersebut hingga komponen intermediate.
Untuk komponen atas sambungan dapat diisi dengan mortar semen.
Dan untuk menyesuaikan elevasi desain rencana, tebal mortar dapat
dibuat sampai dengan ± 25 mm.
Q. Barang-barang yang ditawarkan berasal dari produk dalam negeri dan atau
produk luar negeri yang mempunyai perwakilan resmi di NKRI sebagai
distributor/keagenan dari negara asal pembuat barang-barang tersebut
serta dibuktikan dengan surat dari DEPERINDAG/Instansi yang berwenang
sebagai Agen Tunggal;
T. Harus dilampirkan brosur yang lengkap dari seluruh jenis barang yang
ditawarkan, dan brosur harus asli berhuruf latin dapat dibaca dan
dimengerti dengan mudah (kalau diperlukan penyedia barang/jasa harus
dapat menjelaskan);
29
PASAL 6
Pekerjaan Pasangan Batu Bata
B. Material batu bata yang digunakan harus baru, keras, terbuat dari tanah liat
pilihan serta memenuhi persyaratan PUBI 1970. Sebelum dipasang batu
bata harus di rendam dalam air hingga gelembung udara habis.
PASAL 7
Pekerjaan Pasangan Batu Kali
PASAL 8
Pekerjaan Konstruksi Beton
30
dan asli, dikirim dalam kantong-kantong semen yang masih disegel
dan tidak pecah.
Semua semen disimpan di dalam gudang yang tertutup dan terlindung
dari kerusakan-kerusakan.
a. Air.
Air yang digunakan pada campuran beton harus bersih dan bebas dari
bahan-bahan lainnya yang merugikan terhadap beton atau tulangan.
Air bersih, tidak berwarna, tidak mengandung bahan-bahan kimia
(asam, alkali) dan tidak mengandung bahan minyak atau lemak.
Pemilihan proporsi campuran beton harus didasarkan pada campuran
beton yang menggunakan air dari sumber yang sama dan memenuhi
syarat-syarat SNI.
31
b. Adukan dan Campuran.
Penyedia Jasa/Kontraktor harus membuat mix design untuk
mendapatkan mutu beton yang dipersyaratkan. Mix design harus
mendapat persetujuan dari Konsultan supervisi/Direksi/Pengawas
lapangan.
Selanjutnya Mix design tersebut dapat dipergunakan sebagai takaran
untuk berbagai campuran, untuk pasangan, plesteran dll. Penyedia
Jasa/Kontraktor bertanggung jawab penuh atas terlaksananya
proporsi adukan dan campuran tersebut.
Sebelum pengadukan berlangsung, kekentalan adukan beton harus
diawasi oleh Direksi/Pengawas lapangan yang ahli dengan cara
memeriksa slump yang dijadikan petunjuk apakah jumlah air
pencampur yang dimasukkan kedalam drum pengaduk cukup tepat
atau perlu dikoreksi berkaitan dengan faktor air semen yang
diinginkan.
B. Pekerjaan Beton.
a. Besi Beton ( Steel Reinforcement ).
Semua besi beton yang dipergunakan harus memenuhi syarat- syarat.
1. Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan lemak/minyak, karat dan tidak
cacat ( retak-retak mengelupas, luka dsb ).
2. Jenis baja mild-steel dengan tegangan leleh minimum 2400
kg/cm² (U24).
3. Mempunyai penampang yang sama rata.
Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan-
ketentuan di atas, harus mendapat persetujuan dari
Direksi/Pengawas Lapangan.
32
b. Adukan ( Adonan ) Beton.
Adukan ( Adonan ) beton harus memenuhi syarat-syarat SNI 03- 2847-
2002. Penyedia Jasa/Kontraktor harus membuat adukan (adonan)
beton menurut komposisi adukan dan proporsi antara split, semen dan
air, dan bertanggung jawab penuh atas kekuatan beton yang
dipersyaratkan.
Penggunaan air harus sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan
beton yang dapat memberikan daya lekat yang baik dengan besi
beton.
d. Pengecoran Beton.
Adukan beton harus secepatnya dibawa ke tempat pengecoran
dengan menggunakan cara (metode yang sepraktis mungkin),
sehingga tidak memungkinkan adanya pengendapan aggregate dan
tercampurnya kotoran-kotoran atau bahan-bahan lain dari luar.
33
tersebut didatangkan ke lokasi Proyek. Semua alat-alat pengangkut
yang akan dipergunakan sebelumnya harus dibersihkan terlebih
dahulu dari segala kotoran-kotoran (potongan-potongan kayu, batu
tanah dll) dan dibasahi dengan air semen serta sudah disetujui oleh
Direksi/Pengawas lapangan.
e. Pemadatan Beton.
Beton dipadatkan dengan menggunakan suatu alat yang dinamakan
vibrator atau penggetar adukan selama pelaksanaan pengecoran
dilangsungkan dan dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak merusak
acuan maupun posisi tulangan.
Penyedia Jasa/Kontraktor harus menyediakan vibrator untuk
menjaminbvefisiensi tanpa daya penundaaan pelaksanaan
pengecoran.
34
f. Pembengkokan dan penyetelan Besi Beton.
Pembengkokan besi beton harus dilakukan secara hati-hati dan teliti,
serta tepat pada ukuran posisi dan tidak lokasi pembengkokan sesuai
dengan Gambar Kerja dan tidak menyimpang dari SNI 03- 2847-2002.
g. Selimut Beton
Untuk beton pracetak (dibuat dengan mengikuti proses pengawasan
pabrik), tebal minimum selimut beton berikut harus disediakan untuk
tulangan (SNI 03-2847- 2002) :
35
h. Penyedia Jasa / Kontraktor harus melakukan test beton sesuai
prosedur yang disyaratkan ;
36
k. Penyedia Jasa / Kontraktor harus membuat catatan-catatan untuk
setiap pengujian yang memberikan keterangan secukupnya, adapun
bentuk catatan harus mendapatkan persetujuan direksi dan
menyerahkan kepada direksi tidak lebih dari 3 (tiga) hari setelah setiap
percobaan dilaksanakan.
l. Cetakan Beton
1. Cetakan harus sesuai dengan berbagai bentuk, bidang-bidang,
batas-batas dan ukuran dari beton yang diinginkan sebagaimana
gambar-gambar atau seperti yang ditetapkan direksi/pengawas
lapangan ;
2. Cetakan untuk mencetak beton dan membuat menurut model harus
digunakan bilamana perlu ;
3. Cetakan dapat dibuat dari logam, lembaran plywood, papan kayu
yang di press atau dari papan yang diketam halus, dalam keadaan
baik sebagaimana dikehendaki untuk menghasilkan permukaan
yang sempurna seperti terinci disini ;
4. Semua cetakan yang dibangun harus benar-benar kuat dan aman
pada kedudukannya sehingga dapat dicegah pengembangan dan
gerakan lain pada waktu pengecoran beton;
5. Penyangga cetakan/perancah harus bersandar pada fondasi yang
baik sehingga tidak ada kemungkinan cetakan selama pelaksanaan
;
6. Waktu dan cara pembukaan cetakan beton harus dikerjakan
dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan pada permukaan
beton, bila terjadi kerusakan atau ketidak sempurnaan pada waktu
proses pengecoran harus segera diperbaiki sampai disetujui direksi
;
7. Umumnya diperlukan minimum 2 hari untuk membuka cetakan
dinding-dinding yang tidak bermuatan, 7 hari untuk dinding- dinding
pemikul dan saluran dan 14 hari untuk dek-dek jembatan dan atau
telah disetujui direksi ;
37
PASAL 9
Pekerjaan Plesteran
38
D. Agregat Jalan
Bahan yang digunakan terdiri dari filler dan aspal keras, aspal cair emulsi.
Agregat yang digunakan sebagai campuran, dapat dibedakan atas 2 (dua)
macam yaitu agregat kasar dan agregat halus.
39
c. Agregat kasar untuk Laton Atas (ATB)
Bahan untuk laston atas berupa sirtu hasil pemecahan melalui mesin
pemecah agregat ( crushed stone ) dan aspal keras.
1. Agregat yang digunakan sesuai bahan campuran harus bersih
dari kotoran, bahan-bahan organik, bahan lain yang tidak
dikehendaki serta harus diperiksa kualitasnya menurut Buku
Petunjuk Pemeriksaan Bahan Jalan, sesuai tabel berikut :
12.6. Air
1. Air yang digunakan untuk campuran beton, spesi/mortel, plesteran
dan pasangan lainnya disesuaikan PBI-1971.
2. Air untuk membasahi adukan/spesi digunakan air tawar.
3. Harus bersih dari segala macam kotoran, mineral yang bersifat
merusak seperti minyak, asam alkali, garam-garam dan bahan organik.
40
meminta kepada Penyedia Barang/Jasa untuk memeriksa bahan-bahan
yang dipergunakan ke laboratorium lain yang terakreditasi dan disetujui
oleh pengguna jasa dengan biaya dibebankan kepada Penyedia
Barang/Jasa.
12.8. Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat dan dinyatakan tidak baik oleh
Direksi, harus segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan dalam waktu 2 x
24 jam. Jika dalam waktu tersebut tidak dilaksanakan, Direksi berhak
mengeluarkan dari tempat pekerjaan atas biaya yang dibebankan kepada
Penyedia Barang/Jasa.
12.10. Jenis pipa PVC terkait dengan pekerjaan ini adalah pipa PVC Class AW
atau Class S 12,5 dengan panjang efektif 4 meter atau 6 meter
(menyesuaikan RAB).
PASAL 11
Pengujian Jaringan Pipa
13.2. Pengujian untuk sambungan pipa dilakukan secepat mungkin setelah pipa
yang akan diuji selesai dipasang, sampai ketinggian dan kemiringan
memadai dan mencapai keluaran yang cukup.
13.3. Sambungan pada pipa yang akan diuji tidak diperkenankan diurug,
dibiarkan terbuka sampai pengujian selesai dilaksanakan.
41
PASAL 12
Pekerjaan Akhir dan Lain-lain
PASAL 13
Pekerjaan Acian
15.1 Acian merupakan campuran semen dan air yang berfungsi untuk menutup
pori pori yang terdapat didinding yang baru di plester agar terlihat lebih
halus, memperkokoh dinding dan mencegah rembesan air.
PASAL 14
Penyelesaian Pekerjaan
42
PASAL 15
Metode Pekerjaan
A. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan meliputi mobilisasi peralatan, material, personil proyek,
pembuatan papan nama proyek, direksi keet, gudang material, jalan operasional,
penyediaan air dan listrik, perlengkapan K3 serta survey lapangan pendahuluan.
B. Pekerjaan Tanah
Pekerjaan tanah mencakup galian, pembuangan tanah atau material lain, galin
tanah lunak, galian tanah keras, galian tanah dengan alat berat, urugan tanah
kembali, dimana pada pekerjaan dilaksanakan hingga garis ketinggian dan elevasi
yang ditentukan dalam gambar atau ditunjukkan oleh Direksi / Pengawas dan harus
mencakup pembuangan seluruh material dalam bentuk apapun yang dijumpai,
termasuk tanah, lumpur, padas, batu bata, batu, beton dan lain-lain. Pekerjaan
galian dilakukan dengan seminimal mungkin gangguan terhadap material dibawah
dan diluar batas galian. Penggunaan dan Pembuangan Material Galian Seluruh
material yang dapat dipakai yang digali dalam batas-batas dan cakupan proyek
dimana memungkinkan harus digunakan secara efektif untuk formasi timbunan atau
urugan kembali, maupun line treatment. Setiap material galian yang berlebih untuk
kebutuhan timbunan, atau setiap material yang tidak disetujui oleh Direksi /
Pengawas Teknik sebagai bahan timbunan harus dibuang dan diratakan dalam lapis
yang tipis oleh Kontraktor di luar tempat kerja sesuai petunjuk Direksi / Pengawas,
pada pekerjaan galian tanah keras, Kedalaman dan lebar galian mengikuti
ketentuan sebagaimana yang diperlihatkan dalam gambar standar agar
memberikan dukungan yang menerus dan seragam. Bagian dasar tanah yang digali
melampaui kedalaman yang ditentukan akan diurug kembali secara merata
sebagaimana diperintahkan oleh direksi sampai pada kedalaman yang ditetapkan
dengan pasir atau bahan lain yang telah disetujui serta dipadatkan. Muka akhir
lapisan ini dilaksanakan dengan tepat dengan memakai peralatan tangan (manual).
Bongkahan batu dan batu besar, bilamana ditemukan disingkirkan Galian tanah
lebih dari 1 meter akan ditopang dan diturap sehingga galian tidak gugur/runtuh,
agar pekerja dapat bekerja secara aman dan menjaga permukaan jalan dan
bangunan lainnya sebagaimana ditunjukkan dalam gambar kondisi tanah, lalu lintas
atau yang diperintahkan oleh direksi.
43
C. Pekerjaan Pasangan
Pekerjaan pasangan terdiri dari pasangan bata, plesteran, acian, dan pekerjaan
siar, dimana pada pekerjaan pasangan bata Seluruh dinding dari pasangan batu
bata/bata merah, dengan aduk campuran 1: 6 pasir pasang, kecuali pasangan batu
bata semen trasram/rapat air. Untuk dinding semen trasram/rapat air dengan
adukan campuran 1 PC : 3 pasir pasang, yakni pada dinding dari atas permukaan
sloof/balok/pondasi sampai minimum 20 cm diatas permukaan lantai setempat,
dan sampai setinggi minimal 200 cm untuk daerah shower dan minimal 180 cm
untuk daerah yang lain di atas permukaan lantai setempat dan untuk sekeliling
dinding ruang-ruang basah (pantry, kamar mandi, WC) serta pasangan batu bata
dibawah permukaan tanah jika ada. Sebelum digunakan batu bata harus direndam
air dalam bak atau drum hingga jenuh, Setelah bata terpasang, naad/siar-siar
harusdikerok sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan setelah kering
permukaan pasangan disiram air. Dinding batu bata yang akan diplester harus
dibasahi dengan air terlebih dahulu dan siar-siar dibersihPelubangan akibat
pembuatan perancah pada pasangan bata merah sama sekali tidak
diperkenankan. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian
pekerjaan beton harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 10 mm jarak
75 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton
dan bagian yang tertanam dalam pasangan bata sekurang- kurangnya 30 cm,
kecuali bila satu dan lain hal ditentukan lain oleh Direksi / Pengawas.
D. Pekerjaan Beton
Pekerjaan beton meliputi pekerjaan pembesian, pekerjaan bekisting, perawatan
beton dan bongkaran beton, dimana pada pekerjaan beton, Pengecoran beton
dapat dilaksanakan bila pemasangan tulangan dan papan bekesting sudah
mendapat persetujuan tertulis dari Direksi. Beton harus dicor sedekat mungkin
pada posisi akhirnya untuk menghindari terjadinya segregasi akibat penanganan
kembali atau segregasi akibat pengaliran. Pengecoran beton harus dilakukan
dengan kecepatan sedemikian sehingga beton selama pengecoran tersebut tetap
dalam keadaan plastis dan dengan mudah dapat mengisi ruang diantara tulangan.
Beton yang telah mengeras sebagian atau beton yang telah terkontaminasi oleh
bahan lain tidak boleh digunakan untuk pengecoran. Beton yang ditambah air lagi
atau beton yang telah dicampur ulang setelah pengikatan awal tidak boleh
digunakan, kecuali bila disetujui oleh pengawas lapangan. Setelah dimulainya
pengecoran, maka pengecoran tersebut harus dilakukan secara menerus hingga
mengisi secara penuh panel atau penampang sampai batasnya, atau sambungan
yang ditetapkan sebagaimana yang diijinkan atau dilarang pada ketentuan siar
pelaksanaan. Semua beton harus dipadatkan secara menyeluruh dengan
44
menggunakan peralatan yang sesuai selama pengecoran dan harus diupayakan
mengisi sekeliling tulangan dan seluruh celah dan masuk ke semua sudut cetakan.
Apabila konstruksi beton bertulang langsung terletak diatas tanah, maka
sebelumnya harus dibuat lantai kerja yang rata dengan ketebalan minimal 5 cm.
E. Pekerjaan Atap
Pekerjaan atap meliputi pekerjaan angka hollow, rangka baja ringan, pekerjaan
plafond dan gypsum, pekerjaan penutup atap, dalam pekerjaan rangka hollow,
setelah rangka hollow terpasang dengan benar, rata dan kuat serta instalasi ME
sudah terpasang semua, maka lembaran gypsum dan GRC dapat mulai dipasang.
Untuk gypsum dan GRC, pertemuan diatur secara menyilang. Sebelum
pemasangan sekrup pastikan bor sekrup disesuaikan benar, sehingga kepala
sekrup hanya masuk sedikit kedalam permukaan lembaran gypsum dan GRC.
Tekan ujung sekrup perlahan ke dalam permukaan lembaran gypsum dan GRC
sebelum menjalankan mesin bor untuk memasukkan sekrup. Sekrup berfungsi
sebagai titik perkuatan dipasang pada jarak maksimal 30 cm. Setelah lembaran
gypsum dan GRC terpasang semua, cek leveling permukaan plafond. Untuk
gypsum dan GRC, sambungan antara pertemuan diberi textile tape dan di
compound kemudian digosok dengan ampelas untuk mendapatkan permukaan
yang rata/flat. Tutup semua kepala sekrup dengan compound lalu gosok dengan
ampelas halus. Setelah plafond selesai terpasang, dilanjutkan dengan pemasangan
list plafond gypsum. Untuk List plafond gypsum dipasang pada pertemuan antara
dinding dan plafond dengan perkuatan menggunakan compound jenis casting + lem.
45
block (las-lasan), potong paving block dengan menggunakan alat pemotong paving
block / paving block cutter. Setelah lahan 100% sudah terpasang paving block,
selanjutnya kita lakukan pengisian antar naat paving block tersebut (pengisian joint
filler) dengan menggunakan abu batu. Padatkan paving block yang telah terpasang
dengan menggunakan baby roller agar timmbul gaya saling mengunci antar paving
block Bersihkan area lahan yang telah terpasang pasing block dari sisa-sisa
pekerjaan, Bila paving block harus dipotong, pemotongan harus menggunakan
mesin potong untuk menyesuaikan antara penghalang, tepi paving dan lainnya.
PASAL 16
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
46
5 Kecelakaan saat kendaraan Pasang tali pengaman
keluar masuk lokasi proyek Buat rambu peringatan, keluar masuk
kendaraan proyek
6 Orang/pekerja kejatuhan suatu Gunakan topi/helm pelindung
benda Pasang jarring pengaman
Pasang Papan Peringatan
7 Tangan Terluka Ketika Menggunakan Sarung Tangan Pelindung
Memotong Besi Hollow dan
material lain menggunakan alat
8 Paparan radiasi sinar pada Menggunakan kacamata las dan masker hidung
saat pekerjaan pengelasan
dan terpapas asap gas pada
las.
PASAL 17
Penutup
Segala sesuatu yang belum tercantum didalam spesifikasi teknis ini akan
disusulkan kemudian dalam Pemberian Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).
Demikian spesifikasi teknis dibuat agar dapat diperhatikan, dan merupakan satu
kesatuan yang tak terpisahkan dari Dokumen Pelelangan.
47