Anda di halaman 1dari 24

BAB 1

SPESIFIKASI TEKNIS

NAMA PEKERJAAN : Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Mesjid Sabilal Muhtadin
LOKASI : Kota Banjarmasin

Keterangan :
Spesifikasi teknis berdasarkan jenis pekerjaan yang akan dilelangkan, dengan ketentuan :
1. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional ;
2. Metode pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan ;
3. Jadual waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metode pelaksanaan ;
4. Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan ;
5. Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ;
6. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk ;
7. Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan ;
8. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.

No. Pekerjaan Spesifikasi Material Keterangan

1.
PEKERJAAN STRUKTUR

1.1. Material Utama


Semen Semen / Portland Cement
Ex. Dynamix, Gresik, Tiga Roda
( PC )
Semen Instan (Mortar) Ex. MU, Prime Mortar, Bostik
Pasir Pasir Pasangan Ex. lokal yang disetujui pengawas
Pasir Beton Ex. Lokal,
Sirtu Tanah Urugan Ex. Lokal
bekisting Multipleks 12mm Beton Bertulang Struktural
Multipleks 9mm Beton Bertulang Non Struktural
Rangka kayu meranti

1.2 Pekerjaan beton struktur


Beton Sitemix
Mutu beton K-175
Ex. Krakatau Steel, Hanil Jaya
Besi beton yang berstandart
Besi beton Steel, Master Steel,
SNI

SPESIFIKASI TEKNIS 1
Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Mesjid Sabilal Muhtadin
2 PEKERJAAN ELEKTRIKAL
2.1 Lighting Kubah dan Teras Utama
Lampu LED  Flood Light 500 W, Panasonic, Philips, Osram
40˚5000 K
 Flood Light 60 W AC100-
305 V, 4000K, 30˚
 LED Outline Light 10 W,
DC 24V RGB

2.2 Lighting Menara Besar


Lampu LED  Flood Light 200 W, Panasonic, Philips, Osram
AC100-264 V RGBW 15˚
 Flood Light 20 W DC100-
305 V, 4000K, 30˚
 LED Outline Light 10 W,
DC 24V RGB
2.3 Lighting Menara Kecil
Lampu LED  Flood Light 200 W, Panasonic, Philips, Osram
AC100-264 V RGBW 15˚
 Flood Light 20 W DC100-
305 V, 4000K, 30˚
 LED Outline Light 10 W,
DC 24V RGB

BAB 2
PERSYARATAN TEKNIS UMUM

1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. PEKERJAAN PENDAHULUAN
1.2. PEKERJAAN KUBAH UTAMA DAN MENARA
1.3. PEKERJAAN REHAB JEMBATAN BARAT DAN PINTU PAGAR
1.4. PEKERJAAN PAPAN NAMA MESJID 2 BUAH

PASAL 1 1.1. Tata cara penyelenggaraan pelaksanaan kegiatan pembangunan


KETENTUAN UMUM prasarana dan sarana secara umum harus mengacu syarat-syarat
dalam Spesifikasi Teknis maupun perubahan-perubahan dan atau
tambahan-tambahannya dalam Berita Acara Aanwijzing serta
Gambar Kerja dan atau gambar-gambar perubahan dan tambahan
yang telah disetujui Pengawas/PPK.

SPESIFIKASI TEKNIS 2
Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Mesjid Sabilal Muhtadin
1.2. Disamping itu ketentuan lain mengenai tambahan atau
pengurangan yang timbul dalam pelaksanaan akan diatur dan
dilaksanakan sesuai petunjuk Pemilik Pekerjaan atau Pengawas
baik sebelum maupun selama pekerjaan berlangsung.

1.3. Bila karena satu dan lain hal terdapat kekurangan, perbedaan,
ketidakjelasan, ketidaksesuaian baik ukuran maupun item-item
pekerjaan yang lainnya yaitu:
1. Pada gambar kerja dengan detail gambarnya, maka yang
mengikat adalah gambar yang sekalanya lebih kecil.
2. Antara gambar kerja dengan Spesifikasi Teknis, maka yang
berlaku adalah Spesifikasi Teknis.
3. Bila pada gambar kerja tertulis, sedang dalam kerja Spesifikasi
Teknis tidak disebutkan, maka gambar kerja yang mengikat.
4. Bila dalam Spesifikasi Teknis disebutkan, sedang dalam
Gambar Kerja tidak dituliskan, maka yang yang mengikat adalah
Spesifikasi Teknis.
5. Penentuan bagian yang mengikat/ berlaku diatas harus
mendapatkan persetujuan Pengawas/ Pemilik Pekerjaan
sebelum dilaksanakan.

1.4. Selama berlangsungnya pekerjaan, Rekanan/ Kontraktor harus


dapat menjaga lingkungan agar tidak terganggu oleh jalannya
pekerjaan.

1.5 Kerusakan jalan masuk menuju lokasi dan tempat-tempat


pekerjaaan atau lahan sekitar yang disebabkan oleh pelaksanaan
pekerjaan menjadi tanggung jawab Rekanan/Kontraktor. Untuk itu
sebelum pelaksanaan pekerjaan Rekanan/Kontraktor bisa minta ijin
kepada pemilik yang bersangkutan untuk mendapatkan Dispensasi
pemakaian jalan menuju lokasi ataupun lahan sekitar yang
diperlukan.

1.6 Tempat pekerjaan akan diserahkan kepada Rekanan/ Kontraktor


dalam keadaan seperti pada saat penjelasan (aanwijzing) di
lapangan atau peninjauan lapangan.

1.7 Sebelum dan selama melaksanakan pekerjaan, Rekanan/ Kontraktor


harus konsultasi dengan Pengawas dan Pemilik Pekerjaan.

PASAL 2 2.1 Rekanan / Kontraktor bertanggung jawab atas kebenaran pematokan di


PENGUKURAN GARIS DAN lapangan yang disetujui secara tertulis oleh Pengawas.
KETINGGIAN PERMUKAAN
2.2 Rekanan atau Kontraktor bertanggung jawab untuk menyediakan semua
peralatan, perlengkapan dan tenaga kerja yang diperlukan dalam
hubungannya dengan pematokan tersebut.

2.3 Jika pada suatu waktu selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung timbul
kesalahan - kesalahan pada letak, ukuran dan ketinggian permukaan suatu
pekerjaan, maka Rekanan / Kontraktor dengan biaya sendiri harus
memperbaiki kesalahan sesuai dengan dokumen kontrak.

SPESIFIKASI TEKNIS 3
Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Mesjid Sabilal Muhtadin
2.4 Pencocokan Pematokan di lapangan oleh Pengawas bagaimanapun juga
tidak melepaskan Rekanan/Kontraktor dari tanggung jawab atas ketepatan
pematokan tersebut dan Rekanan/Kontraktor harus melindungi dan
menjaga dengan hati-hati semua patok tetap, patok sementara dan benda-
benda yang lain yang dipergunkan dalam pematokan.

PASAL 3 3.1 Sebelum pekerjaan-pekerjaan dimulai terlebih dahulu masing-masing


PEKERJAAN PERSIAPAN areal pekerjaan harus dipersiapkan dan dibersihkan dari kotoran, humus
tanah, bahan organik dan akar-akar pepohonan, peralatan atau
pengeprasan tanah, pembabatan semak/ rumput, penutupan/penimbunan
lubang dan lain-lain.

3.2 Membuat satu papan nama proyek dan ditempatkan pada tempat yang
dianggap tepat dan dan dapat dilihat dari jalan yang dapat dikonsultasikan
dengan Pengawas/Pemilik Pekerjaan

3.3 Membuat dan memasang rambu-rambu pengaman yang memadai sesuai


kebutuhan untuk keselamatan pemakai jalan dan pekerja proyek disetiap
lokasi pekerjaan yang dianggap perlu. Setiap terjadi kecelakaan yang
ditimbulkan oleh kelalaian rekanan/ Kontraktor baik karena menyangkut
rambu-rambu dan peringatan maupun peletakan alat-alat dan bahan
bangunan yang tidak teratur menjadi tanggung jawab Rekanan/ Kontraktor.

3.4 Membuat dan memasang papan piket (bouwplank) pada lokasi-lokasi


masing-masing pekerjaan sesuai kebutuhan..Semua bouwplank harus
dipasang kuat dengan patok kayu 5X7 cm agar tidak mudah berubah
kedudukannya. Bouwplank dipasang sepanjang seluruh jarak 25 cm dan
pada coussing jalan tidak boleh miring atau rusak.
3.5 Pengukuran ulang lokasi-lokasi pekerjaan sesuai yang dibutuhkan.

3.6 Ukuran yang digunakan dalam pekerjaan yang dinyatakan dalam


centimeter (cm) kecuali untuk ukuran besi beton yang dinyatakan dalam
milimeter (mm).

PASAL 4 4.1 4.1.1 Umum


PEKERJAAN TANAH Galian tanah dilaksanakan pada :
a. Semua bagian dari bangunan yang masuk dalam tanah
b. Semua bagian dari tanah yang harus dibuang
Galian tanah harus dilaksanakan seperti yang tertera dalam gambar, baik
mengenai lebar, panjang, dalam, kemiringan dan sebagainya, dan benar-
benar waterpass. Kalau ternyata akan menimbulkan kesulitan-kesulitan
pelaksanaan kalau dilaksanakan menurut gambar, Penyedia barang/jasa
boleh mengajukan usul kepada Direksi mengenai cara pelaksanaannya.

4.1.2. Klasifikasi Galian


Galian akan diklasifikasikan dalam pengukuran dan pembiayaan sebagai
berikut:
a. Galian tanah biasa
b. Galian tanah sedang, misalnya : pasir, lempung, cadas muda, dan
sebagainya

SPESIFIKASI TEKNIS 4
Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Mesjid Sabilal Muhtadin
c. Galian batu terdiri dari galian material yang umumnya menurut direksi
perlu menggunakan bor dan atau bahan peledak atau alat-alat khusus
lainnya.

4.1.3. Cara Pelaksanaan Pekerjaan


Penyedia barang/jasa harus memberitahukan kepada Direksi sebelum
mulai mengerjakan pekerjaan galian, sehingga penampang, peil, dan
pengukurannya dapat dilakukan pada keadaan tanah yang belum
diganggu. Penyedia barang/jasa harus menyediakan fasilitas yang
diperlukan untuk inspeksi semacam itu, termasuk inspeksi untuk semua
pekerjaan dalam air.
Permukaan tanah yang berdekatan dengan konstruksi ini tidak dibenarkan
untuk diganggu tanpa seijin dari Direksi.
Galian dari pondasi pada batas-batas kemiringan dan peil yang
dicantumkan pada gambar rencana atau atas petunjuk Direksi, galian
tersebut harus mempunyai ukuran yang cukup, agar penempatan
konstruksi atau lantai pondasi dengan dimensi yang sesuai dengan
gambar rencana mudah dilaksanakan.
Peil dasar lantai pondasi seperti yang tercantum pada gambar rencana,
tidak boleh dianggap bersifat pasti. Direksi dapat menentukan perubahan
dimensi peil dari lantai pondasi jika dipandang perlu, agar pondasi
tersebut dapat berfungsi dengan sebaik-baiknya. Batu-batu besar, kayu,
serta rintangan-rintangan lain yang mungkin ditemui dalam galian, harus
dibuang. Sesudah galian selesai, Penyedia barang/jasa harus
memberitahukan Direksi akan hal ini, dan tidak diperkenankan untuk
melaksanakan penaikan tanah dasar pondasi dan melaksanakan lantai
pondasi sebelum Direksi setuju dengan ukuran dan kedalaman galian
material-material pondasi serta konstruksi-konstruksi yang akan dipasang
pada lubang galian tersebut. Semua retakan atau celah-celah yang ada
harus dibersihkan dan diisi dengan spesi (injeksi), serta semua material
lepas, batu-batuan lapuk, lapisan-lapisan yang tipis harus dibuang.

4.1.4. Genangan Air di Dalam Galian


Pada waktu pelaksanaan pekerjaan Penyedia barang/jasa harus menjaga,
agar lubang galian tidak digenangi air yang ditimbulkan oleh air hujan
ataupun yang keluar dari mata air. Kalau lubang galian digenangi air,
maka Penyedia barang/jasa harus mengeluarkan dengan jalan
memompa, menimba, atau mengalirkan lewat parit-parit pembuang. Bila
terjadi keadaan dimana menurut pandangan Direksi adalah tidak mungkin
memompa air tanah yang cepat sekali naik atau karena sebab-sebab lain
sehubungan dengan adanya daya angkat air, maka mungkin diperlukan
suatu lantai pondasi beton seal dengan dimensi cukup, agar penempatan
besi/pengecoran beton untuk pondasi dapat dikerjakan sebagaimana
layaknya.
Usaha pemompaan air ini tidak dari Coffer dam hendaknya dilengkapi dan
dikerjakan sedemikian agar beton muda atau bagian-bagian daripadanya
tidak ikut terbawa dalam proses pemompaan.
Pemompaan tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum lantai beton seal
cukup menjadi keras

SPESIFIKASI TEKNIS 5
Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Mesjid Sabilal Muhtadin
4.1.5. Pemeriksaan Penggalian dan Pengisian
Penggalian dan pengisian harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi dan
kalau perlu oleh pengawas setempat sebelum dimulainya tahap
konstruksi. Direksi akan segera memberitahukan kalau pengisian selesai
sehingga ia dapat bersiap-siap untuk mengetes secara tepat
kepadatannya.
Setelah penggalian disetujui, penyedia barang/jasa harus segera mulai
dengan tahap konstruksi berikutnya dan tidak boleh membiarkan parit
penggalian ditinggal terbuka dalam jangka waktu lama untuk hal-hal yang
tidak perlu.

4.2 4.2.1. Pekerjaan urugan:


4.2.1.1. Umum
Urugan dilaksanakan pada :
a. Semua bekas lubang pondasi
b. Semua bagian yang harus ditinggikan, dengan jalan menimbun
dengan urugan tanah harus dilaksanakan menurut gambar serta peil-
peil yang telah ditetapkan, juga termasuk perataan dan penyelesaian
tanah halaman di sekitarnya.

4.2.1.2. Penggunaan material Bekas Galian


Penyedia barang/jasa harus menjamin bahwa semua material bekas
galian yang akan dipergunakan kembali ditempatkan secara terpisah dan
dilindungi dari segala pengotoran-pengotoran seperti bahan-bahan yang
dapat merusak beton, akar dari pohon, kayu dan sebagainya.
Berbagai jenis material sebaiknya diletakkan terpisah, misalnya material
yang sifatnya keras dipisahkan dari yang sifatnya lembek, seperti
lempung dan sebagainya. Penggunaan jenis-jenis material yang akan
dipakai untuk keperluan penggunaan harus ada persetujuan dari Direksi.

4.2.1.3. Urugan Tanah


Semua pekerjaan pengurugan harus dilaksanakan lapis demi lapis secara
horizontal dan dipadatkan.
Tebal dari tiap lapis diambil 15 cm dan selama proses pemadatan, harus
dibasahi dengan air untuk mendapatkan hasil pemadatan yang
maksimum.
Pemadatan harus dilakukan dengan alat pemadat mekanis (compactor)
dan untuk pekerjaan yang besar sifatnya, dapat dipakai roller dan
sebagainya, dengan kapasitas yang sesuai.
Tanah harus dipisahkan terlebih dahulu dari bahan-bahan yang dapat
membahayakan, misalnya dapat merusak permukaan beton ataupun
lapisan finishing yang lain.
Pengurugan dilaksanakan sampai mencapai peil yang ditetapkan dan
diratakan sampai nantinya tidak akan timbul cacat-cacat seperti turunnya
permukaan, bergelombang, dan sebagainya.

4.2.1.4. Urugan Pasir


Pada prinsipnya, pekerjaan pengurugan dengan pasir dilaksanakan sama
seperti pada pengurugan dengan tanah timbunan

SPESIFIKASI TEKNIS 6
Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Mesjid Sabilal Muhtadin
4.2.1.5. Lain-lain
Pengurugan dengan bahan-bahan lain, misalnya dengan gravel, pecahan
batu merah, dan sebagainya harus dilaksanakan menurut gambar
rencana. Bahan-bahan tersebut harus bersih, bebas dari kotoran-kotoran,
serta mempunyai gradasi yang sesuai dengan yang diperuntukan.

4.2.1.6. Cara Pengukuran Hasil Kerja dan Dasar Pembiayaan


3
Jumlah yang akan dibayar, adalah jumlah kubikasi dalam m dari tanah
galian yang diukur dalam keadaan asli dengan cara luas ujung rata-rata
3
atau kubikasi dalam m dari tanah yang dipadatkan pada pekerjaan
urugan.
Volume tanah atau batu-batuan yang diukur adalah volume dari prisma
yang dibatasi bidang-bidang, sebagai berikut:
a. Bidang atas, adalah bidang horizontal seluas bidang pondasi yang
melewati titik terendah dari pertokoan tanah asli. Di atas bidang
horizontal ini galian tanah diperhitungkan sebagai galian tanah biasa
yang sesuai dengan sifatnya.
b. Bidang bawah, adalah bidang yang sesuai dengan sifatnya
c. Bidang tegak, adalah bidang vertikal keliling Pengukuran volume tidak
diperhitungkan untuk galian yang dilakukan di bawah bidang dasar
pondasi atau di bawah bidang batas bawah yang ditentukan oleh
Direksi. Juga tidak diperhitungkan untuk galian yang diakibatkan oleh
pengembangan tanah, pemancangan, longsor, bergeser, runtuh atau
karena sebab-sebab lain.
d. Kedudukan dasar pondasi yang tercantum pada gambar rencana,
hanya bersifat pendekatan dan perubahan-perubahan sesuai dengan
ketentuan Direksi dapat diadakan tanpa tambahan pembiayaan.
e. Volume galian konstruksi untuk tanah-tanah di bawah muka air tanah,
akan dibayar tersendiri, yaitu untuk volume tanah galian yang terletak
minimum 20 cm di bawah muka air tanah konstan pada lubang galian.
f. Jumlah yang diukur dengan cara seperti tersebut di atas tanpa
mempertimbangkan cara dimana material tersebut akan dibuang,
dibayar menurut harga satuan sesuai dengan mata pembiayaan yang
akan disebut dibawah ini.
g. Harga tersebut harus telah mencakup semua pekerjaan yang perlu dan
hal-hal lain yang umum dikerjakan untuk menyelesaikan pekerjaan
dengan sebaik-baiknya.

PASAL 5 5.1. Untuk kantor Direksi, pemborong harus membuat Keet ukuran 4 x 6 m2, 1
PEKERJAAN DIREKSI KEET buah pelengkap lavatory dari bahan sederhana tetapi kuat, lantai diplester,
dinding dari triplek dan atap dari seng gelombang. Tiang dari Kayu ukuran
10 x 10 cm pondasi dari batu kali setempat (pada tiap-tiap tiang saja)
pelaksanaan sesuaikan dengan lokasi. Kebersihan maupun perawatan
bangunan menjadi tanggung jawab pemborong.

PASAL 6 6.1 6.1.1 Umum


PEKERJAAN BETON Beton harus merupakan campuran dari semen, agregat halus, agregat
BERTULANG kasar dan air, dengan perbandingan sedemikian sehingga dalam beton
yang dihasilkan, jumlah semen yang terdapat di dalamnya minimal sesuai
dengan persyaratan dalam spesifikasi. Hasil akhir pekerjaan harus berupa

SPESIFIKASI TEKNIS 7
Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Mesjid Sabilal Muhtadin
beton yang baik, padat dan tahan lama serta memiliki kekuatan dan sifat-
sifat lain sebagaimana disyaratkan.
Perbandingan antara agregat halus dan agregat kasar tergantung dari
gradasi bahannya, tetapi jumlah agregat halus selalu minimal dengan
ketentuan bahwa bila dicampur dengan semen akan menghasilkan
adukan yang cukup untuk mengisi ruang-ruang rongga-rongga di antara
agregat kasar dan terdapat sedikit sisa untuk finishing.
Untuk menjamin kekuatan dan ketahanan beton yang optimal, jumlah air
yang dipakai dalam adukan harus minimal sehingga menghasilkan
kemudahan untuk dikerjakan dan konsistensi yang sesuai dengan kondisi
dan cara pengecoran beton.
Semua bahan, pengujian lain-lain yang diuraikan dalam spesifikasi ini
mengikuti Acuan Normatif Indonesia yang telah diterapkan dengan tujuan
menerapkan suatu Acuan Normatif yang dapat diterima. Acuan Normatif
lokal atau Acuan Normatif lainnya dapat pula diterapkan asal sudah
disetujui oleh direksi sebagai setara.

6.1.2. Bahan Bangunan Secara Umum


Semua bahan harus merupakan mutu terbaik yang tersedia dan sesuai
dengan ”Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia (NI – 3 )”, British
Standar yang relevan atau yang setara.
Penyedia barang/jasa harus menyediakan contoh dari semua bahan yang
dipakai untuk pekerjaan beton. Untuk memperoleh persetujuan dari
Direksi dan tidak boleh memesan bahan tersebut dalam jumlah besar
sebelum diberikan persetujuan untuk pemakaian bahan. Direksi akan
menahan contoh-contoh bahan yang sudah disetujui sebagai patokan,
pengiriman-pengiriman bahan selanjutnya akan dicek kesesuainnya
dengan contoh tersebut.
Penyedia barang/jasa tidak boleh melakukan penyimpangan yang berarti
terhadap contoh yang sudah disetujui, tanpa persetujuan dari direksi.
Semua bahan yang ditolak oleh direksi harus segera disingkirkan dari
lapangan atas biaya Penyedia barang/jasa.

6.1.3. Semen
Semen harus berupa semen portland (PC) biasa yang sesuai dengan
Acuan Normatif SNI 15-2049-1994.
Semua semen yang berasal dari pabrikan yang sudah disetujui oleh
Direksi dan harus dikirim ke lapangan dalam kantong yang tertutup atau
dalam tempat lain dari pabrikan yang sudah disetujui.
Bilamana dikehendaki oleh Direksi, Penyedia barang/jasa harus
memberikan pada Direksi, satu faktur untuk tiap pengiriman semen,
dimana tertera nama pabrikan, jenis dan jumlah semen yang dikirim,
bersama dengan sertifikat pengujian dari pabrikan yang menyatakan
bahwa semen yang dikirim sudah diuji dan dianalisa dalam segala hal
sesuai dengan Acuan Normatif.
Semua semen harus diangkut dan disimpan dalam tempat yang tidak
tembus air serta dilindungi dari kelembaban sampai saat pemakaian,
semen yang membatu atau menggumpal atau yang rusak kantongnya
akan ditolak.
Semen harus menjalani pengujian tambahan yang sesuai dengan Acuan
Normatif bila dianggap perlu oleh Direksi. Direksi berhak untuk menolak

SPESIFIKASI TEKNIS 8
Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Mesjid Sabilal Muhtadin
semen yang tidak memuaskan, sekalipun sudah terdapat sertifikasi dari
pabrikan.
Semua semen yang ditolak harus segera disingkirkan dari lapangan atas
biaya penyedia barang/jasa. Penyedia barang/jasa harus menyediakan
semua contoh pengujian dan memberikan bantuan yang mungkin
diperlukan oleh Direksi untuk melakukan pengujian.
Penyedia barang/jasa harus menjamin agar setiap saat terdapat
persediaan semen dalam jumlah yang cukup dilapangan sehingga
kemajuan kerja tidak terganggu dan memberikan waktu yang cukup untuk
pelaksanaan pengujian.
Penyedia barang/jasa harus menyediakan dan mendirikan gudang-
gudang di tempat yang sesuai untuk menyimpan dan menangani semen,
gudang-gudang tersebut harus benar-benar kering, berventilasi baik,
tidak tembus air dan berkapasitas cukup. Lantai gudang minimal harus
30 cm di atas tanah atau di atas air yang mungkin tergenang dilantai.
Ketika diangkut ke lapangan dengan lori/gerobak, semen harus ditutup
dengan terpal atau bahan penutup lain yang tidak tembus air, semen
harus sesegera mungkin digunakan setelah dikirim dan setiap semen
yang menurut pendapat Direksi sudah rusak atau tidak sesuai lagi akibat
penyerapan air dari udara atau dari manapun, harus ditolak dan
disingkirkan dari lapangan atas biaya Penyedia barang/jasa.
Semen-semen yang berlainan jenis harus disimpan dalam gudang
terpisah, semen-semen harus disimpan menurut pengiriman sedemikian
sehingga yang dikirim dahulu dapat dipakai lebih dahulu.

6.1.4. Agregat
Agregat harus sesuai dalam segala hal dengan SNI 03-1965-1990.
Agregat kasar adalah agregat yang tertahan pada saringan 5 mm dan
agregat halus adalah agreghat yang lolos saringan 5 mm.
Untuk struktur atas dan beton tumbuk, agregat kasarnya harus bergradasi
dari 25 mm sampai 5 mm. Pemakaian agregat all – in (semua gradasi)
tidak diperbolehkan.
Untuk beton kurus harus bergradasi dari 38 mm – 5 mm sebelum
pembetonan dimulai, sejumlah contoh tiap ukuran dan jenis agregat
harus diserahkan kepada direksi untuk disetujui. Dari jumlah tiap tersebut
penyedia barang/jasa harus mengambil dua contoh yang representatif
dan mengadakan analisa gradasi serta pengujian lain sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi. Semuanya harus sesuai dengan British
standard No. 812 : 1968 atau yang setara.
Bila agregat yang disetujui oleh Direksi sudah terpilih, penyedia
barang/jasa harus mengusahakan agar seluruh pemasukan untuk tiap
bahan berasal dari satu sumber yang disetujui untuk menjaga agar mutu
gradasi dapat dipertahankan pada seluruh pekerjaan.
Pengujian lebih lanjut untuk menentukan variasi kemurnian atas gradasi
bahan harus dilakukan sekurang-kurangnya satu kali untuk tiap 25 ton
yang dipasok.
Harus disediakan kapasitas penyimpanan yang mencukupi, baik
disumber pemasokan atau dilapangan untuk agregat halus dan kasar yang
mutu serta gradasinya sudah disetujui guna menjaga kesinambungan
kerja.

SPESIFIKASI TEKNIS 9
Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Mesjid Sabilal Muhtadin
6.1.5. Unsur-Unsur Tambahan / Additif
Pada umumnya pemakaian aditif dalam beton diperbolehkan asalkan
sudah memperoleh persetujuan tertulis dari Direksi.
Untuk beton kelas K 225 dianjurkan pemakain super plasticizer, pada
dasarnya untuk mengurangi rasio semen air guna membatasi penyusutan.
Penyedia barang/jasa harus memenuhi bahwa waktu pengadukan yang
sangat tepat sangat penting dan jika dipakai aditif ini, penyedia
barang/jasa harus memberikan usulan secara terinci.

6.1.6. Adukan Percobaan


Dari adukan yang diusulkan harus diambil kubus uji sebagai berikut:
a. Untuk tiap kelas beton harus dibuat 6 kubus.
b. Tiga kubus harus diuji pada umur 7 hari dan tiga kubus pada umur
28 hari.
c. Pada tiap umur pengujian kekuatan kubus tidak ada boleh lebih
rendah dari 11/3 kali kekuatan kerja kubus uji yang disyaratkan,
sebelum memulai pekerjaan, detil lengkap mengenai pengujian ini
bersama analisa gradasi dan perhitungan rencana campuran (mix
design) penyedia barang/jasa tidak boleh melakukan mengecoran
bagian manapun sebelum rencana campurannya disetujui oleh
Direksi. Direksi berwenang untuk meminta agar penyedia
barang/jasa menyerahkan hasil pengujian pada tenggang waktu
tertentu dari beton yang di cor dalam pekerjaan penyedia barang/jasa
harus sudah memperhitungkan biayanya dalam nilai penyedia
barang/jasa.
d. Sebelum memulai pekerjaan, penyedia barang/jasa harus
menyediakan 6 kubus beton dari tiap kelas, kubus harus diuji pada
tiap kekuatan 28 hari setelah dibuat. Penyedia barang/jasa harus
menyerahkan pada Direksi detil lengkap mengenai pengujian ini
bersama dengan analisa gradasi dan perhitungan rencana campuran.
Penyedia barang/jasa tidak boleh melakukan pengecoran sebelum
Direksi menyetujui rencana campuran.

6.1.7. Kelas Beton


Mutu Beton Ukuran Agregat Rasio Kadar semen
Maks.(mm) Air/Semen min. (kg/m3 dari
Maks. campuran)
(terhadap
berat)
37 0,45 315
K-350 25 0,45 335
19 0,45 365
37 0,45 300
K-300 25 0,45 320
19 0,45 350
37 0,50 290
K-250 25 0,50 310
19 0,50 340
K-175 - 0,57 300
K-125 - 0,60 250

SPESIFIKASI TEKNIS 10
Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Mesjid Sabilal Muhtadin
Perbandingan campuran yang diberikan di atas telah diperkirakan guna
mencapai kekuatan yang disyaratkan pada umur 28 hari setelah
pengecoran, dengan ketentuan bahwa yang dipakai bermutu baik dan
pengawasan dilakukan dengan baik.
Beton dinilai dengan pengertian bahwa kekuatan yang disyaratkan untuk
kelas tertentu lebih menentukan dari pada perbandingan campuran yang
diperlihatkan.
Jika ternyata persyaratan kekuatan tidak terpenuhi, Direksi berwenang
untuk memperbaiki perbandingan campuran atas biaya penyedia
barang/jasa untuk mencapai kekuatan rencana.

6.1.8. Pekerjaan Struktur Bawah


6.1.8.1 Lingkup Pekerjaan :
a. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pondasi Foot Plate.
b. Pelaksanaan pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan
tenaga kerja serta pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan RKS dan
gambar-gambar pelaksanaan yang disediakan untuk proyek ini.

6.1.8.2. Galian Tanah Pondasi


a. Galian tanah untuk pondasi Foot Plate dan galian-galian lainnya
harus dilakukan menurut ukuran dalam, lebar dan sesuai peil-peil
yang tercantum di dalam gambar. Semua bekas-bekas pondasi
bangunan lama, akar pohon-pohon yang terdapat dibagian pondasi
yang akan dilaksanakan harus dibongkar dan dibuang. Bekas-bekas
pipa saluran yang tidak dipakai harus disumbat.
b. Apabila ternyata terdapat pipa air, gas, pipa-pipa pembuangan,
kabel-kabel listrik, telepon dan lain-lainnya yang masih digunakan
maka secepatnya memberitahukan kepada Pengawas atau
Perencana/Instansi yang berwenang untuk mendapatkan petunjuk-
petunjuk seperlunya.
c. Penyedia Barang/Jasa bertanggung jawab penuh atas segala
kerusakan-kerusakan sebagai akibat dari pekerjaan galian tersebut.
Apabila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah
ditentukan, maka Penyedia Barang/Jasa harus mengisi/mengurangi
daerah tersebut dengan bahan-bahan yang sesuai dengan syarat-
syarat pengisian bahan pondasi yang sesuai dengan spesifikasi
pondasi.
d. Penyedia Barang/Jasa harus menjaga agar lubang-lubang galian
pondasi tersebut bebas dari longsoran-longsoran tanah dikiri dan
kanannya (bila perlu dilindungi oleh alat-alat penahan tanah) dan
bebas dari genangan air (bila perlu dipompa), sehingga pekerjaan
pondasi dapat dilakukan dengan baik.
e. Pengisian kembali dengan tanah bekas galian, dilakukan lapis demi
selapis, sambil disiram air secukupnya dan ditumbuk sampai padat.
Pekerjaan pengisian kembali ini hanya boleh dilakukan setelah
diadakan pemeriksaan dan mendapat persetujuan Pengawas, baik
mengenai kedalaman/lapisan tanahnya maupun jenis tanah bekas
galian tersebut.

SPESIFIKASI TEKNIS 11
Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Mesjid Sabilal Muhtadin
6.1.8..5 Pekerjaan Struktur ( Pile Cap, Sloof )
a. U m u m
Peraturan umum yang digunakan adalah Tata cara Perhitungan Struktur
Beton Untuk Bangunan Gedung dan untuk hal-hal yang belum terjangkau
dapat digunakan peraturan-peraturan, seperti ASTM, ACI dan peraturan
lainnya yang relevan.
Pekerjaan Pile cap dan sloof masing-masing type harus sesuai dengan
rencana gambar, baik bentuk dan ukuran dan cara pelaksanaan.
b. Besi Beton (Steel Reinforcement)
1. Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat :
 Pada SKSNI T-15-1991-03
 Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan lemak, minyak, karat dan tidak
cacat (retak-retak, mengelupas, luka dan sebagainya).
 Mempunyai penampang yang sama rata.
 Disesuaikan dengan gambar-gambar.
2. Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan-
ketentuan di atas harus mendapat persetujuan Direksi.
3. Besi beton yang digunakan adalah dengan fy = 240 Mpa untuk
diameter < 12 mm dengan tegangan leleh minimum 2400 kg/cm2
dan dengan fy = 320 Mpa untuk diameter 16 mm dengan tegangan
leleh minimum 3200 kg/cm2.
4. Besi beton harus berasal dari satu sumber (manufacture) dan tidak
dibenarkan untuk mencampur adukan bermacam-macam sumber
besi beton tersebut untuk pekerjaan konstruksi.
5. Penyedia Barang/Jasa diharuskan mengadakan pengujian mutu besi
beton yang akan dipakai sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari
Direksi. Batang percobaan diambil di bawah kesaksian Direksi
berjumlah minimum 3 (tiga) batang untuk tiap-tiap jenis percobaan
yang diameternya sama, dengan panjangnya tidak kurang dari 100
cm.
6. Percobaan mutu besi beton juga akan dilakukan setiap saat bilamana
dipandang perlu oleh Direksi. Semua biaya-biaya percobaan
tersebut sepenuhnya menjadi tanggungjawab Penyedia Barang/Jasa.
7. Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar-gambar
dan mendapat persetujuan Direksi. Hubungan antara besi beton satu
dengan lainnya harus menggunakan kawat besi beton, diikat dengan
teguh, tidak menggeser selama pengecoran beton dan bebas dari
tanah.
8. Besi beton yang tidak memenuhi syarat-syarat kualitas, tidak sesuai
dengan spesifikasi harus segera dikeluarkan dari site. Setelah
menerima instruksi tertulis dari Direksi, dalam waktu 2 x 24 jam.
c. Beton
1. U m u m
 Kekuatan beton untuk pondasi plat dan Sloof adalah dengan f’c =
17,5 MPa menurut SNI-03-2458-1991 dengan deviasi standard
sebesar 40 kg/cm2. Beton harus merupakan bahan yang kuat dan
tahan terhadap bahan – bahan berbahaya (seperti asam dan garam)
karena terletak di dalam tanah.
 Pengecoran beton harus dilakukan dalam keadaan lokasi tidak berair.
Selama pengecoran dan pengeringan beton air tanah yang ada harus

SPESIFIKASI TEKNIS 12
Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Mesjid Sabilal Muhtadin
terus dipompa untuk mencegah rusaknya adukan beton akibat air dari
luar.
 Adukan (adonan) beton harus memenuhi syarat-syarat SNI T-15-
1991-03.
 Panjang stek untuk penyambungan kolom atau untuk penyambungan
batang-batang tulangan minimal 50 kali diameter tulangan (50 d).
2. Pengecoran beton
 Adukan beton harus secepatnya dibawa ketempat pengecoran
dengan menggunakan cara (metode) yang sepraktis mungkin,
sehingga tidak memungkinkan adanya pengendapan agregat dan
tercampurnya kotoran-kotoran atau bahan lain dari luar.
 Pemakaian beton ready mix harus mendapat persetujuan Direksi,
baik mengenai nama perusahaan, alamat maupun kemampuan alat-
alatnya.
 Penggunaan alat-alat pengangkut mesin haruslah mendapat
persetujuan Pengawas, sebelum alat-alat tersebut didatangkan
ketempat pekerjaan.
 Semua alat-alat pengangkut yang digunakan pada setiap waktu harus
dibersihkan dari sisa-sisa adukan yang mengeras.
 Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum
pemasangan besi beton selesai diperiksa oleh dan mendapat
persetujuan tertulis pengawas.
 Pengecoran harus dilakukan secara kontinyu tanpa berhenti untuk
keseluruhan dari seluruh 1 (satu tiang) dan diberi tanda maupun
tanggal pengecorannya.
 Pengecoran dilakukan lapis demi lapis dan tidak dibenarkan
menuangkan adukan dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian yang
akan menyebabkan pengendapan agregat.
 Beton dipadatkan dengan menggunakan suatu vibrator selama
pengecoran berlangsung dan dilakukan sedemikian rupa sehingga
tidak merusak acuan maupun posisi tulangan.
 Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan vibrator-vibrator untuk
menjamin efisiensinya tanpa adanya penundaan.
 Pemadatan beton secara berlebih-lebihan sehingga menyebabkan
kebocoran-kebocoran melalui acuan dan lain-lain harus dihindarkan.
3. Curing dan perlindungan atas beton
 Beton harus dilindungi selama berlangsungnya proses pengerasan
terhadap matahari, pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan
perusakan secara mekanis atau pengeringan sebelum waktunya.
 Semua permukaan beton yang terbuka dijaga tetap basah selama 10
hari dengan menyemprotkan air atau menggenangi dengan air pada
permukaan beton tersebut.
 Terutama pada pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing
dan perlindungan atas beton harus diperhatikan. Penyedia
Barang/Jasa harus bertanggung jawab atas retaknya beton karena
kelalaian ini.

SPESIFIKASI TEKNIS 13
Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Mesjid Sabilal Muhtadin
6.1.9. Pekerjaan Beton Struktur Atas
6.1.9.1. Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah :
Semua pekerjaan beton struktur yang ada dalam masing-masing
jenis pekerjaan yang tercantum dalam pasal-pasal buku RKS ini
antara lain yang dikerjakan :
Struktur beton bertulang.
b. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja
serta peleksanaan beton sesuai dengan RKS dan gambar-gambar
pelaksanaan yang telah disediakan untuk proyek ini.

6.1.9.2. Pedoman pelaksanaan


Pelaksanaan pekerjaan ini harus mengikuti :
Semua ketentuan dalam SNI T-15-1991-03 terutama yang menyangkut
pekerjaan beton struktur.
6.1.9.3. Bahan-bahan yang digunakan
a. semen
1. Semen yang digunakan untuk proyek ini adalah Portland Cement
jenis II menurut NI 8 atau type I menurut ASTM, memenuhi S.400
menurut Standard Cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi
Cement Indonesia.
2. Merk yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan tanpa
persetujuan Pengawas Lapangan.
3. Persetujuan PC hanya akan diberikan apabila di pasaran tidak
diperoleh semen dari merk yang telah dipilih dan telah digunakan.
4. Merk semen yang diusulkan sebagai pengganti dari merk semen
yang sudah digunakan harus disertai jaminan dari Penyedia
Barang/Jasa yang dilengkapi dengan data teknis yang membuktikan
bahwa mutu semen pengganti setaraf dengan mutu semen yang
digantikannya.
5. Batas-batas pengecoran yang memakai semen berlainan merk harus
disetujui oleh Pengawas Lapangan.

b. Aggregates
Aggregates yang digunakan harus sesuai dengan syarat-syarat dalam
SKSNI T-15-1991-03, terdiri dari :
1. Pasir beton (aggregat halus). Kadar lumpur tidak boleh melebihi 4%
berat pasir beton.
2. Koral atau crushed stone (aggregat kasar) :
 Harus mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat
kekasaranya dan padat (tidak porous). Dimensi maksimum 2,5 cm,
dan tidak lebih seperempat dimensi beton yang terkecil dari bagian
kontruksi yang bersangkutan.
 Khusus untuk pekerjaan beton, di luar lapis pembesian yang berat
batas maksimum tersebut 3 cm dengan gradasi baik.
 Pada bagian dimana pembesian cukup berat (cukup ruwet)
digunakan split pecah/giling mesin.

SPESIFIKASI TEKNIS 14
Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Mesjid Sabilal Muhtadin
c. Besi Beton
Besi beton yang digunakan : besi beton ulir mutu fy = 320 MPa mutu
SII, untuk diameter lebih besar atau sama dengan 16 mm dan fy = 240
MPa untuk diameter lebih kecil dari 13 mm.
Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka
disamping adanya certificate untuk setiap jenis diameter dari pabrik, juga
harus dimintakan certificate dari laboratorium baik pada saat pendatangan
secara periodik minimal 2 contoh percobaan tarik (stress-strain) dan atau
untuk setiap 20 ton besi. Untuk pemotong tulangan tidak boleh
mempergunakan alat pemanas (las), pemotongan dengan alat gunting
atau besi cutter atau gergaji besi.

d. Admixture
Pemakaian bahan tambahan untuk perbaikan mutu beton dari merk setara
Super Plastet SR (kedap air) dan Plastet no. 2 untuk beton biasa. Namun
sebelumnya Penyedia Barang/Jasa diwajibkan mengajukan analysis
kimia serta test, dan juga bukti penggunaan selama 5 tahun di Indonesia.
Penggunaan harus sesuai dengan petunjuk pabrik.

6.1.9.4. Tata Cara Pengiriman Dan Penyimpanan Bahan


a. pengiriman dan penyimpanan bahan pada umumnya harus sesuai
dengan jadwal pelaksanaan.
b. Penyimpanan Semen.
1. semen harus didatangkan dan disimpan dalam kantung/zak yang
utuh. Berat semen harus sama dengan yang tercantum dalam zak.
2. Semen harus disimpan dalam gudang yang kering, terlindung dari
pengaruh cuaca, berventilasi cukup dan lantai bebas dari tanah.
3. Semen harus dalan keadaan belum mulai mengeras jika ada bagian
yang mulai mengeras, bagian tersebut harus dapat ditekan hancur
oleh tangan bebas (tanpa alat) dan jumlah bagian yang mulai
mengeras ini tidak lebih dari 5% berat semen.
4. Pada bagian semen yang mengeras tersebut harus dicampurkan
semen dalam jumlah yang sama dengan syarat bahwa kualitas beton
yang dihasilkan harus sesuai yang diminta perencana.
c. Penyimpanan besi beton
1. besi beton disimpan dengan menggunakan bantalan-bantalan kayu
sehingga bebas dari tanah (minimal 20 cm).
2. Beton harus disimpan bebas dari lumpur, minyak atau zat asing
lainnya.
d. Aggregates harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah
dari satu dan lain jenisnya / gradasinya dan di atas lantai beton
ringan untuk menghindari tercampurnya dengan tanah.

6.1.9.5. Bekisting Yang Digunakan


a. Bekisting harus dibuat dari papan kayu dengan rangka kayu yang kuat
tidak mudah berubah bentuk dan jika perlu menggunakan baja
terutama pada beton expose.
b. Bekisting harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak ada
perubahan bentuk yang nyata dan harus dapat menampung bahan-
bahan sementara sesuai dengan jalannya kecepatan pembetonan.

SPESIFIKASI TEKNIS 15
Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Mesjid Sabilal Muhtadin
c. Semua bekisting harus diberi penguat datar dan silangan sehingga
kemungkinan bergeraknya bekisting selama dalam pelaksanaan
dapat dihindarkan, juga harus cukup rapat unuk menghindarkan
keluarnya adukan (mortar leakage).
d. Susunan bekisting dengan penunjang-penunjang harus teratur
sehingga pengawasan atas kekurangannya dapat mudah dilakukan.
e. Penyusunan bekisting harus sedemikian rupa sehingga pada waktu
pembongkarannya tidak akan merusak dinding, balok atau kolom
beton yang bersangkutan.
f. Pada bagian terendah pada setiap phase pengecoran dari bekisting
kolom atau dinding, harus ada bagian yang mudah dibuka untuk
inspeksi dan pembersihan.
g. Kayu bekisting harus bersih dan dibasahi terleih dahulu sebelum
pengecoran.
h. Air pembasahan tersebut harus diusahakan agar mengalir
sedemikian rupa agar tidak menggenangi sisi bawah dari bekisting.
i. Pemilihan dari susunan dan ukuran yang tepat dari penyangga-
penyangga atau silangan-silangan bekisting menjadi tanggungjawab
Penyedia Barang/Jasa.
j. Pembongkaran Bekisting :
Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai kekuatan
khusus yang cukup untuk memikul 2 x beban sendiri.
Bila akibat pembukaan cetakan, pada bagian konstruksi akan bekerja
beban-beban yang lebih tinggi daripada beban rencana, maka
cetakan tidak boleh dibongkar selama keadaan tesebut berlangsung.
Perlu ditentukan bahwa tanggungjawab atas keamanan konstruksi
beton seluruhnya terletak pada Penyedia Barang/Jasa, dan perhatian
Penyedia Barang/Jasa mengenai pembongkaran cetakan ditujukan
ke SKSNI T-15-1991-03 dalam pasal yang bersangkutan.
Pembongkaran harus memberi tahu Pemberi Tugas / Arsitek bila
mana ia bermaksud akan membongkar cetakan pada bagian-bagian
konstruksi yang utama dan minta persetujuannya, tapi dengan
adanya persetujuan itu tidak berarti Penyedia Barang/Jasa terlepas
dari tanggungjawab.

6.1.9.6. Pemasangan Pipa-pipa


Pemasangan pipa dalam beton tidak boleh merugikan kekuatan
konstruksi.

6.1.9.6. Kwalitas beton


a. Kecuali lain ditentukan dalam gambar, kwalitas mutu beton adalah
dengan f’c = 14,53 Mpa. Evaluasi penentuan karakteristik ini
digunakan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam SKSNI-15-
1991-03.
b. Penyedia Barang/Jasa harus memberikan jaminan atas
kemampuannya untuk memenuhi kwalitas mutu beton ini dengan
memeperlihatkan data-data pelaksanaan dilain tempat atau dengan
Trialmix.
c. Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji menurut
ketentuan yang disebut dalam SKSNI-15-1991-03.
d. Pada masa permulaan pembetonan Penyedia Barang/Jasa harus
membuat minimum satu benda uji per 1,5 m3 beton hingga dengan

SPESIFIKASI TEKNIS 16
Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Mesjid Sabilal Muhtadin
cepat dapat diperoleh 20 benda uji yang pertama. Pengambilan
benda uji harus dengan periode antara yang disesuaikan dengan
kecepatan pembetonan.
e. Penyedia Barang/Jasa harus membuat laporan tertulis atas data-data
kwalitas beton yang dibuat, laporan tersebut harus disyahkan oleh
Pengawas Lapangan laporan tersebut harus dilengkapi dengan harga
karakteristiknya.
f. Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, minimum 7,5 cm
maximum 12,5 cm. Cara pengujian slump test adalah sebagai
berikut :
1. Beton diambil tepat sebelum dituangkan kedalam cetakan (beton)
(bekesting).
2. Cetakan slum dibasahi dan diletakkan diatas kayu rata atau plat
beton.
3. Cetakan di isi sampai kurang lebih 1/3 nya kali dengan besi dia. 16
mm panjang 30 cm dengan ujungnya yang bu;at ( seperti peluru ).
4. Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan
berikutnya. Setiap lapis ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan
harus masuk dalam satu lapis dibawahnya.
5. Setelah atasnya diratakan, segera cetakan diangkat perlahan-lahan,
dan diukur penurunannya ( slumpnya ).
g. Pengujian kubus atau silinder percobaan harus dilakukan di
laboratorium yang disetujui oleh Pengawas Lapangan .
h. Perawatan kubus atau silinder percobaan tersebut adalah dalam pasir
basah tapi tidak tergenang air, selama 7 ( tujuh ) hari dan selanjutnya
dalam udara terbuka.
i. Jika dianggap perlu, maka Penyedia Barang/Jasa harus mengadakan
percobaan silinder umur 7 (tujuh) hari dengan ketentuan-ketentuan
hasilnya tidak boleh kurang 65 % kekuatan yang diminta pada umur
28 hari. Jika kuat tekan benda-benda uji tidak memberikan angka
kekuatan yang diminta, maka harus dilakukan pengujian beton
ditempat dengan cara yang ditentukan dalam SKSNI-15-1991-03
dengan biaya ditanggung Penyedia Barang/Jasa .
j. Pemadatan beton harus menggunakan vibrator.

6.1.9.7. Siar-siar Konstruksi dan Pembongkaran Bekisting


Pembongkaran bekesting dan penempatan siar-siar pelaksanaan,
sepanjang tidak ditentukan lain dalam gambar, harus sesuai dengan
SKSNI-15-1991-03.
Siar-siar tersebut harus dibasahi terlebih dahulu dengan air semen tepat
sebelum pngecoran lanjutan dimulai. Letak siar-siar tersebut harus
disetujui oleh Pengawas Lapangan.

6.1.9.8. Penggantian Besi


a. Penyedia Barang/Jasa harus mengusahakan supaya besi yang sudah
dipasang benar sesuai dengan apa yang ada dalam gambar.
b. Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman Penyedia Barang/Jasa
atau pendapatnya mengalami kekeliruan, kekurangan atau
penyempurnaan pembesian yang ada maka :
1. Penyedia Barang/Jasa harus menambah exstra besi dengan tidak
mengurangi pembesian yang tertera dalam gambar, secepatnya hal

SPESIFIKASI TEKNIS 17
Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Mesjid Sabilal Muhtadin
ini diberitahukan kepada Penyedia Barang/Jasa untuk sekedar
informasi.
2. Jika hal tersebut diatas akan dimintakan Penyedia Barang/Jasa
sebagai kerja tambah, maka penambahan tersebut hanya dapat
dilakukan setelah ada persetujuan tertulis dari Perencana dan
disetujui Pemberi Tugas.
3. Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian maka perubahan
tersebut dapat dijalankan hanya dengan persetujuan tertulis dari
perencana. Mengajukan usul dalam rangka kejadian tersebut diatas
adalah juga merupakan kewajiban bagi Penyedia Barang/Jasa.
c. Jika Penyedia Barang/Jasa tidak dapat mendapatkan diameter besi
yang sesuai yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan
penukaran diameter besi dengan diameter terdekat dengan syarat :
1. Harus ada persetujuan dari Pengawas Lapangan.
2. Jumlah luas besi tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam
gambar.
3. Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan
pembesian ditempat tersebut atau didaerah overlepping yang dapat
menyulitkan pembetonan atau penyampaian penggetar.

Toleransi Besi :
e. Toleransi Besi :

Diameter, ukuran sisi ( atau Variasi berat Toleransi


jarak antara dua permukaan yang diberikan diameter
yang berlawanan)
Dibawah 10 mm 7%  0,4 mm

10 mm sampai dengan 16 mm 5%  0,4 mm


( tapi tidak termasuk  16
mm )
16 mm sampai 28 mm  5% 0,5 mm
29 mm da 32 mm  4% -

6.1.9.9. Perawatan Beton


a. Beton harus dilindungi oleh pengaruh panas, hingga tidak terjadi
penguapan cepat.
b. Persiapan perlindungan atas kemungkina datangnya hujan harus
diperhatikan.
c. Beton harus dibasahi terus menerus selama minimal 10 hari setelah
pengecoran.

6.1.9.10. Tangung Jawab Penyedia Barang/Jasa


a. Penyedia Barang/Jasa bertanggungjawab penuh atas kwalitas
konstruksi sesuai dengan ketentuan-ketentuan diatas sesuai dengan
gambar-gambar konstruksi yang diberikan.
b. Adanya kehadiran Pengawas Lapangan selaku wakil dari Bouwher
atau Perencana yang sejauh melihat/mengawasi atau menegur atau
memberi nasehat tidaklah mengurangi tanggungjawab penuh
tersebut diatas. Jika Pengawas Lapangan memberikan ketentuan-
ketentuan tambahan yang menyimpang dari ketentuan yang telah

SPESIFIKASI TEKNIS 18
Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Mesjid Sabilal Muhtadin
digariskan diatas atau yang telah tertera dalam gambar, maka
ketentuan tersebut menjadi tanggungjawab Pengawas Lapangan,
ketentuan tambahan ini harus dibuat secara tertulis.
c. Kualitas/Mutu Beton harus sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditentukan dalam RKS/RAB. Apabila setelah dilakukan pengujian,
Mutu Beton tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan maka
volume beton tidak diterima dan pihak penyedia tidak dapat
menuntut volume yang telah terpasang.

PASAL 9 9.1 9.1.1. Lantai Kerja


PEKERJAAN LANTAI KERJA Penggalian tanah sampai lapisan sebagai dasar untuk perletakan merata,
lapisan dasar dari beton (plain concrete 1 : 3 : 5) supaya dibuat sebagai
lantai kerja dengan tebal tidak kurang dari 5 cm. Dibawah lantai kerja
diberi lapisan pasir yang dipadatkan setebal tidak kurang dari 10 cm atau
sesuai gambar.

9.1.2. Kwalitas Beton


a. Bahan yang digunakan beton dengan f’c = 14, 53 Mpa untuk plat
lajur menurut SNI 03-1749-1990 dan sebagai tulangan adalah besi
dengan fy = 240 Mpa untuk besi diameter ≤ 12 mm dan fy = 320
Mpa untuk besi diameter 16 mm keatas.
b. Beton yang digunakan harus ditest mutunya dari benda uji dengan
persyaratan sesuai dengan SKSNI T-15-1991-03.
c. Besi beton yang digunakan harus ditest, sesuai ketentuan.
d. Hal-hal lainnya yang tidak disebutkan harus memenuhi persyaratan
yang berlaku.

PASAL 10 10.1 10.1.1. Material, Ketentuan Umum


PEKERJAAN CAT Semua jenis material harus dari merk terkenal baik (sekualitas Jotun atau
sejenisnya yang disetujui oleh Direksi).
Semua cat penggunaannya harus sesuai dengan pedoman yang diberikan
oleh pabrik pembuatnya dengan tenaga ahli yang sesuai dengan
pekerjaan tersebut. Isi daripada cat yang akan dipakai dikeluarkan dan
ditempatkan pada tempat tertentu serta diaduk sampai rata betul baik
mengenai warna serta kekentalannya sebelum dipakai serta pada selang
waktu tertentu pada saat dipakai.
10.1.2. Ketentuan Khusus
Untuk pekerjaan kayu, cat yang digunakan dari jenis synthetic resin. Untuk
pekerjaan besi sebagai dasar digunakan dari jenis red oxide baru. Sedang
untuk finishing digunakan dari jenis synthetic resin dan yang khusus
diperuntukkan bagi jenis pekerjaan besi, untuk pekerjaan-pekerjaan besi
pada reservoir-reservoir air hot deep galvanishing, cat-cat yang
dipergunakan untuk tembok baik untuk sebelah luar atau dalam dari jenis
emulsion paint yang terdiri dari alkyd resin.
10.1.3. Daftar Bahan
Penyedia barang/jasa melaksanakan sesuai dengan kontrak yaitu dua
bulan sebelum pekerjaan pengecatan dimulai mengajukan kepada Direksi
Pekerjaan semua material yang akan digunakan untuk pekerjaan

SPESIFIKASI TEKNIS 19
Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Mesjid Sabilal Muhtadin
pengecatan dan dikoreksi, semua material tersebut harus disetujui oleh
Direksi.

10.1.4. Pemilihan Warna


Semua warna ditentukan bersama-sama antara Direksi dengan Penyedia
barang/jasa dari contoh-contoh yang diberikan supplier.
10.1.5. Persiapan
Sebelum pengecatan dimulai, permukaan yang akan dicat harus
dibersihkan dari kotoran dan debu. Semua permukaan yang akan dicat
harus sudah dihaluskan terlebih dahulu dengan peralatan serta cara yang
lazim dipergunakan.
Persiapan kerja untuk kayu retak celah lubang harus diperbaiki dengan
cara memotong, menambal, atau dengan cara lain yang disetujui.
Lubang-lubang kecil harus diperbaiki dengan dicat atau tempat untuk
menutupnya. Untuk lubang yang lebih besar harus ditutup dulu dengan
kayu yang keras, dipotong dan diratakan dengan permukaan di sekitarnya
sampai halus.
Setelah pekerjaan pembersihan dari baja dilaksanakan, semua
permukaannya harus dicat dua lapis dari jenis red oxide dengan tebal 30-
35 mikron.
Persiapan dari pekerjaan besi yang dicat dengan epoxy-paint segera
setelah pembersihan dari pekerjaan besi, ”Upox calcium Plumbate
Primer” dari merek yang disetujui, tebal dari setiap pengecatan adalah
50 micron dan diberikan dua lapis. Sebelum lapisan dicat tersebut
diberikan, permukaan besi harus diperiksa dan harus bersih dari segala
kotoran dan debu. Pengecatan harus diperiksa setelah 24 jam dari
pengecatan pertama.
Persiapan dari pekerjaan pengecatan tembok adalah harus benar-benar
kering dan pengecatan tidak boleh dilaksanakan sebelum ada persetujuan
dari Direksi. Semua cacat-cacat harus diperbaiki seperti pada bagian
yang menonjol harus diratakan sedangkan bagian yang retak ataupun
berlubang harus ditutup dengan plester dari jenis yang sesuai. Pecah
yang harus diperbaiki dengan memotong sekeliling bagian yang pecah
tersebut dan kemudian memboboknya sampai cacat tersebut tidak
menampakkan bekas.

10.1.6. Pengecatan Akhir


Pengecatan akhir harus terdiri dari:
a. Kayu (dicat) Dua lapis cat dari jenis synthetic resin adalah dasar yang
memberikan permukaan yang mengkilat.
b. Kayu (divernis)
c. Dua lapis pernis dari synthetic resin adalah dasar yang memberikan
permukaan yang mengkilat.
d. Besi yang dilapisi dengan epoxy
e. Dua lapis dari ”Opoxemuel” yang dicampur dulu dengan ”upox
hardener” dengan perbandingan yang seperti diberikan pabrik
pembuatnya dengan masing-masing tebalnya 40 microns.
f. Besi Galvanized
g. Tanpa pengecatan akhir, tembok-tembok kolom dan sebagainya. Dua
lapis cat emulsion untuk sebelah dalam dari gedung dan tiga lapis
untuk permukaan sebelah luar.

SPESIFIKASI TEKNIS 20
Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Mesjid Sabilal Muhtadin
PASAL 11 11.1 11.1.1 LINGKUP PEKERJAAN
PEKERJAAN ELEKTRIKAL Kalau ditentukan lain maka pekerjaan Elektrikal meliputi penyediaan
material peralatan serta tenaga untuk keperluan pemasangannya

11.1.2 KETENTUAN DAN STANDAR


Ketentuan dalam spesifikasi ini hanya bersifat umum sedangkan kalau
diperlukan akan dibuat secara khusus pada buku ini, semua pemasangan
dari instalasi listrik harus memenuhi syarat sebagai berikut;
a. Ketentuan dari perusahaan Listrik Negara
b. Standar-standar lain yang bisa digunakan dan dapat
dipertanggungjawabkan.

11.1.3. KABEL – KABEL


11.1.3.1. Umum
Semua tipe kabel, kemampuannya serta ukurannya harus sesuai dengan
yang diperuntukan, penyimpangan harus memenuhi standar-standar
yang ada.

11.3.2. Sambungan Kabel


Penyedia barang/jasa harus menggunakan tenaga yang terampil/ahli dan
jika perlu tenaga spesialis yang khusus yang didatangkan untuk keperluan
tersebut.
Penyedia barang/jasa harus minta persetujuan dulu untuk memakai
tenaga-tenaga tersebut. Jika sambungan dengan solder yang dipakai,
maka harus dengan panas minimal 185°Celcius yang dipakai untuk
menghasilkan hubungan yang baik. Semua hubungan tersebut kemudian
dilindungi dengan memberikan isolasi-isolasi yang sesuai dengan
keperluan tersebut.

11.1.3.3. Ujung-ujung Kabel


Sesudah dipotong, ujung-ujung kabel sebaiknya dijaga dengan cara
tertentu agar air jangan sampai masuk sampai sambungan yang
permanen selesai dibuat.

11.1.3.4. Kabel-Kabel di dalam Tanah


Kabel-kabel yang ditanam langsung harus dipasang dengan kedalaman
minimal 60 cm lapisan sebelah atas. Semua kabel harus diletakan
sedapat mungkin pada lapisan yang sama. Sebelum kabel-kabel
diletakan, bagian bawah dari parit harus diratakan dan ditutup dengan
lapisan pasir padat dengan tebal 7,5 cm kemudian ditutup dengan tebal
lapisan yang sama setelah kabel-kabel diletakan.

SPESIFIKASI TEKNIS 21
Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Mesjid Sabilal Muhtadin
11.1.3.5. Saluran/Pipa Kabel
Semua saluran kabel harus dibuat sesuai dengan gambar rencana kalau
tidak ditentukan pada gambar maka bisa dibuat dari pipa PVC dengan
diameter minimal 100 mm dengan tebal 2.2 mm atau seperti yang
ditentukan oleh Direksi. Kalau saluran kabel dibuat dari pipa PVC maka di
sekeliling pipa tersebut harus diisi dengan pasir halus tumbuk sampai 15
cm di bawah atau disekeliling pipa. Semua kabel harus dipasang dan
ditarik melewati saluran dengan tangan. Semua pemasangan kabel harus
rapi dan dipasang oleh tukang yang berpengalaman dan persilangan
sedapat mungkin dihindari.

11.1.3.6. Perlindungan Kabel


Kabel yang menembus beton atau yang melalui pinggiran tertentu harus
dilindungi dengan timang atau baja yang disediakan sendiri oleh
Penyedia barang/jasa. Cara pemasangannya harus ada persetujuan dari
Direksi.

11.3.7. Gambar-gambar
Penyedia barang/jasa harus memelihara catatan-catatan kabel dan
menyiapkan gambar-gambar untuk memberikan detil secara teliti, layout
seluruh kabel ditambah potongan melintang dan lokasi kabel. Catatan-
catatan asli dibuat satu copynya serta gambar-gambarnya diajukan
Direksi untuk disetujui.

11.1.3.8. Perlengkapan Sambungan dan Alat-Alat Pengatur


Pemasangan katup, perlengkapan sambungan dan sebagainya harus
mendapatkan pengawasan dan perhatian yang seksama terhadap
kebersihan penopang dan sambungan seperti tersebut di atas mengenai
perpipaan. Katup masuk bawah tanah yang terbuat dari besi yang dapat
ditempa, harus cocok terhadap pipa pada posisi mendatar. Sedangkan
porosnya ditempatkan secara tegak lurus. Kecuali bila arah pipa tidak
mendatar. Katup-katup harus tersedia lengkap dengan susunan katup,
yang terdiri dari poros, pembungkus dan kotak luar, Mur dari katup harus
dapat dioperasikan dengan mudah melalui lubang pembukaan atau
lubang kontrol.

11.1.3.9. Pemasangan Lampu-lampu Penerangan.


Semua pemasangan lampu penerangan harus dilaksanakan sesuai
dengan yang ditunjukkan pada gambar rencana dengan memperhatikan
kode-kode yang ada. Penyedia barang/jasa harus menyediakan peralatan
tersebut sesuai dengan ketentuan seperti pada gambar rencana baik
mengenai model, kapasitas, kualitas, warna dan sebagainya. Bila ada
kekurangan mengenai hal tersebut dan terdapat ketidakjelasan terhadap
apa yang ditunjukkan pada gambar, maka bisa dimintakan persetujuan
Direksi untuk menetapkannya.

SPESIFIKASI TEKNIS 22
Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Mesjid Sabilal Muhtadin
11.3.10. Pemasangan Pipa di Dalam Tanah
Pipa harus dipasang lurus dan pada kedalaman yang tepat sesuai dengan
gambar rencana, dasar parit harus dibentuk sedemikian rupa agar
memberi penopangan keliling yang merata dan kuat bagi bagian bawah
setiap pipa. Pipa tidak boleh dipasang bila menurut anggapan
Direksi/Tenaga Ahli keadaan parit tidak memenuhi syarat.
Penyedia barang/jasa harus menyediakan fasilitas yang memadai dan
layak untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik. Semua pipa dan alat
bantu harus diperiksa dengan teliti untuk mengetahui bila ada keretakan
sesaat sebelum dipasang pada posisi akhir. Semua pipa dan alat bantu
harus diturunkan ke dalam saluran secara hati-hati, batang demi batang
dengan memakai derek, tambang atau peralatan lain yang sesuai
sehingga tidak timbul kerusakan pada cat atau lapisan pelindung. Material
sama sekali tidak boleh dijatuhkan atau dihempaskan ke dalam saluran.

11.1.3.11. Panel Listrik


a. Jumlah dan jenis komponen panel listrik sesuai dengan yang
ditunjukan dalm gambar
b. Tebal pelat yang digunakan minimum 1,0 mm
c. Bentuk panel listrik untuk panel utama dan panel tenaga, sebaiknya
berdiri sendiri dan untuk panel penerangan tebenam di dalam
tembok, kecuali dinyatakan lain dalam gambar.
d. Seluruh terminal untuk penyambungan ke luar harus ada di sisi
sebelah atas panel kecuali stop kontak lantai.
e. Terminal kabel masuk disesuaikan dengan kabel masuk
f. Kabel masuk dilengkapi dengan cable plug yang besarnya
disesuaikan dengan ukuran kabel.

PASAL 2 12.1 Persyaratan Pelaksanaan :


LAIN-LAIN 1) Semua bahan dan alat-alat perlengkapan yang akan diperoleh
atau dipasang pada bangunan ini sebelum dipergunakan harus
diperiksa dan diluluskan oleh Direksi.
2) Apabila diperlukan pemeriksaan bahan, maka biaya
pemeriksaan ditanggung oleh pemborong.
3) Jika ada perbedaan antara gambar dan SPESIFIKASI TEKNIS,
gambar petunjuk dan gambar detail maka segera dilaporkan
untuk diputuskan dengan tetap mengindahkan kepentingan
bangunan itu sendiri.
4) Apabila ada hal yang tidak tercantum dalam gambar maupun
SPESIFIKASI TEKNIS tetapi itu mutlak dibutuhkan, maka hal
tersebut harus dikerjakan/dilaksanakan

12.2 Pekerjaan Pembersihan, Pembongkaran dan Pengamanan Setelah


Pembangunan :
1) Pembersihan tapak konstruksi dan pada semua pekerjaan
yang termasuk dalam lingkup pekerjaan seperti tercantum di
gambar kerja dan terurai dalam buku ini dari semua barang atau
bahan bangunan lainnya yang dinyatakan tidak digunakan lagi
setelah pekerjaan yang menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa Konstruksi bersangkutan selesai.
2) Selama pembangunan berlangsung, Penyedia Jasa Konstruksi

SPESIFIKASI TEKNIS 23
Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Mesjid Sabilal Muhtadin
harus menjaga keamanan bahan/material, barang maupun
bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah terima.
3) Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat pengamanan
terhadap barang / material yang terpasang dari kerusakan-
kerusakan untuk meminimalkan pekerjaan perbaikan.

SPESIFIKASI TEKNIS 24
Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Mesjid Sabilal Muhtadin

Anda mungkin juga menyukai