SPESIFIKASI TEKNIS
NAMA PEKERJAAN : Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Mesjid Sabilal Muhtadin
LOKASI : Kota Banjarmasin
Keterangan :
Spesifikasi teknis berdasarkan jenis pekerjaan yang akan dilelangkan, dengan ketentuan :
1. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional ;
2. Metode pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan ;
3. Jadual waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metode pelaksanaan ;
4. Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan ;
5. Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ;
6. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk ;
7. Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan ;
8. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.
1.
PEKERJAAN STRUKTUR
SPESIFIKASI TEKNIS 1
Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Mesjid Sabilal Muhtadin
2 PEKERJAAN ELEKTRIKAL
2.1 Lighting Kubah dan Teras Utama
Lampu LED Flood Light 500 W, Panasonic, Philips, Osram
40˚5000 K
Flood Light 60 W AC100-
305 V, 4000K, 30˚
LED Outline Light 10 W,
DC 24V RGB
BAB 2
PERSYARATAN TEKNIS UMUM
1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. PEKERJAAN PENDAHULUAN
1.2. PEKERJAAN KUBAH UTAMA DAN MENARA
1.3. PEKERJAAN REHAB JEMBATAN BARAT DAN PINTU PAGAR
1.4. PEKERJAAN PAPAN NAMA MESJID 2 BUAH
SPESIFIKASI TEKNIS 2
Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Mesjid Sabilal Muhtadin
1.2. Disamping itu ketentuan lain mengenai tambahan atau
pengurangan yang timbul dalam pelaksanaan akan diatur dan
dilaksanakan sesuai petunjuk Pemilik Pekerjaan atau Pengawas
baik sebelum maupun selama pekerjaan berlangsung.
1.3. Bila karena satu dan lain hal terdapat kekurangan, perbedaan,
ketidakjelasan, ketidaksesuaian baik ukuran maupun item-item
pekerjaan yang lainnya yaitu:
1. Pada gambar kerja dengan detail gambarnya, maka yang
mengikat adalah gambar yang sekalanya lebih kecil.
2. Antara gambar kerja dengan Spesifikasi Teknis, maka yang
berlaku adalah Spesifikasi Teknis.
3. Bila pada gambar kerja tertulis, sedang dalam kerja Spesifikasi
Teknis tidak disebutkan, maka gambar kerja yang mengikat.
4. Bila dalam Spesifikasi Teknis disebutkan, sedang dalam
Gambar Kerja tidak dituliskan, maka yang yang mengikat adalah
Spesifikasi Teknis.
5. Penentuan bagian yang mengikat/ berlaku diatas harus
mendapatkan persetujuan Pengawas/ Pemilik Pekerjaan
sebelum dilaksanakan.
2.3 Jika pada suatu waktu selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung timbul
kesalahan - kesalahan pada letak, ukuran dan ketinggian permukaan suatu
pekerjaan, maka Rekanan / Kontraktor dengan biaya sendiri harus
memperbaiki kesalahan sesuai dengan dokumen kontrak.
SPESIFIKASI TEKNIS 3
Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Mesjid Sabilal Muhtadin
2.4 Pencocokan Pematokan di lapangan oleh Pengawas bagaimanapun juga
tidak melepaskan Rekanan/Kontraktor dari tanggung jawab atas ketepatan
pematokan tersebut dan Rekanan/Kontraktor harus melindungi dan
menjaga dengan hati-hati semua patok tetap, patok sementara dan benda-
benda yang lain yang dipergunkan dalam pematokan.
3.2 Membuat satu papan nama proyek dan ditempatkan pada tempat yang
dianggap tepat dan dan dapat dilihat dari jalan yang dapat dikonsultasikan
dengan Pengawas/Pemilik Pekerjaan
SPESIFIKASI TEKNIS 4
Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Mesjid Sabilal Muhtadin
c. Galian batu terdiri dari galian material yang umumnya menurut direksi
perlu menggunakan bor dan atau bahan peledak atau alat-alat khusus
lainnya.
SPESIFIKASI TEKNIS 5
Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Mesjid Sabilal Muhtadin
4.1.5. Pemeriksaan Penggalian dan Pengisian
Penggalian dan pengisian harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi dan
kalau perlu oleh pengawas setempat sebelum dimulainya tahap
konstruksi. Direksi akan segera memberitahukan kalau pengisian selesai
sehingga ia dapat bersiap-siap untuk mengetes secara tepat
kepadatannya.
Setelah penggalian disetujui, penyedia barang/jasa harus segera mulai
dengan tahap konstruksi berikutnya dan tidak boleh membiarkan parit
penggalian ditinggal terbuka dalam jangka waktu lama untuk hal-hal yang
tidak perlu.
SPESIFIKASI TEKNIS 6
Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Mesjid Sabilal Muhtadin
4.2.1.5. Lain-lain
Pengurugan dengan bahan-bahan lain, misalnya dengan gravel, pecahan
batu merah, dan sebagainya harus dilaksanakan menurut gambar
rencana. Bahan-bahan tersebut harus bersih, bebas dari kotoran-kotoran,
serta mempunyai gradasi yang sesuai dengan yang diperuntukan.
PASAL 5 5.1. Untuk kantor Direksi, pemborong harus membuat Keet ukuran 4 x 6 m2, 1
PEKERJAAN DIREKSI KEET buah pelengkap lavatory dari bahan sederhana tetapi kuat, lantai diplester,
dinding dari triplek dan atap dari seng gelombang. Tiang dari Kayu ukuran
10 x 10 cm pondasi dari batu kali setempat (pada tiap-tiap tiang saja)
pelaksanaan sesuaikan dengan lokasi. Kebersihan maupun perawatan
bangunan menjadi tanggung jawab pemborong.
SPESIFIKASI TEKNIS 7
Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Mesjid Sabilal Muhtadin
beton yang baik, padat dan tahan lama serta memiliki kekuatan dan sifat-
sifat lain sebagaimana disyaratkan.
Perbandingan antara agregat halus dan agregat kasar tergantung dari
gradasi bahannya, tetapi jumlah agregat halus selalu minimal dengan
ketentuan bahwa bila dicampur dengan semen akan menghasilkan
adukan yang cukup untuk mengisi ruang-ruang rongga-rongga di antara
agregat kasar dan terdapat sedikit sisa untuk finishing.
Untuk menjamin kekuatan dan ketahanan beton yang optimal, jumlah air
yang dipakai dalam adukan harus minimal sehingga menghasilkan
kemudahan untuk dikerjakan dan konsistensi yang sesuai dengan kondisi
dan cara pengecoran beton.
Semua bahan, pengujian lain-lain yang diuraikan dalam spesifikasi ini
mengikuti Acuan Normatif Indonesia yang telah diterapkan dengan tujuan
menerapkan suatu Acuan Normatif yang dapat diterima. Acuan Normatif
lokal atau Acuan Normatif lainnya dapat pula diterapkan asal sudah
disetujui oleh direksi sebagai setara.
6.1.3. Semen
Semen harus berupa semen portland (PC) biasa yang sesuai dengan
Acuan Normatif SNI 15-2049-1994.
Semua semen yang berasal dari pabrikan yang sudah disetujui oleh
Direksi dan harus dikirim ke lapangan dalam kantong yang tertutup atau
dalam tempat lain dari pabrikan yang sudah disetujui.
Bilamana dikehendaki oleh Direksi, Penyedia barang/jasa harus
memberikan pada Direksi, satu faktur untuk tiap pengiriman semen,
dimana tertera nama pabrikan, jenis dan jumlah semen yang dikirim,
bersama dengan sertifikat pengujian dari pabrikan yang menyatakan
bahwa semen yang dikirim sudah diuji dan dianalisa dalam segala hal
sesuai dengan Acuan Normatif.
Semua semen harus diangkut dan disimpan dalam tempat yang tidak
tembus air serta dilindungi dari kelembaban sampai saat pemakaian,
semen yang membatu atau menggumpal atau yang rusak kantongnya
akan ditolak.
Semen harus menjalani pengujian tambahan yang sesuai dengan Acuan
Normatif bila dianggap perlu oleh Direksi. Direksi berhak untuk menolak
SPESIFIKASI TEKNIS 8
Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Mesjid Sabilal Muhtadin
semen yang tidak memuaskan, sekalipun sudah terdapat sertifikasi dari
pabrikan.
Semua semen yang ditolak harus segera disingkirkan dari lapangan atas
biaya penyedia barang/jasa. Penyedia barang/jasa harus menyediakan
semua contoh pengujian dan memberikan bantuan yang mungkin
diperlukan oleh Direksi untuk melakukan pengujian.
Penyedia barang/jasa harus menjamin agar setiap saat terdapat
persediaan semen dalam jumlah yang cukup dilapangan sehingga
kemajuan kerja tidak terganggu dan memberikan waktu yang cukup untuk
pelaksanaan pengujian.
Penyedia barang/jasa harus menyediakan dan mendirikan gudang-
gudang di tempat yang sesuai untuk menyimpan dan menangani semen,
gudang-gudang tersebut harus benar-benar kering, berventilasi baik,
tidak tembus air dan berkapasitas cukup. Lantai gudang minimal harus
30 cm di atas tanah atau di atas air yang mungkin tergenang dilantai.
Ketika diangkut ke lapangan dengan lori/gerobak, semen harus ditutup
dengan terpal atau bahan penutup lain yang tidak tembus air, semen
harus sesegera mungkin digunakan setelah dikirim dan setiap semen
yang menurut pendapat Direksi sudah rusak atau tidak sesuai lagi akibat
penyerapan air dari udara atau dari manapun, harus ditolak dan
disingkirkan dari lapangan atas biaya Penyedia barang/jasa.
Semen-semen yang berlainan jenis harus disimpan dalam gudang
terpisah, semen-semen harus disimpan menurut pengiriman sedemikian
sehingga yang dikirim dahulu dapat dipakai lebih dahulu.
6.1.4. Agregat
Agregat harus sesuai dalam segala hal dengan SNI 03-1965-1990.
Agregat kasar adalah agregat yang tertahan pada saringan 5 mm dan
agregat halus adalah agreghat yang lolos saringan 5 mm.
Untuk struktur atas dan beton tumbuk, agregat kasarnya harus bergradasi
dari 25 mm sampai 5 mm. Pemakaian agregat all – in (semua gradasi)
tidak diperbolehkan.
Untuk beton kurus harus bergradasi dari 38 mm – 5 mm sebelum
pembetonan dimulai, sejumlah contoh tiap ukuran dan jenis agregat
harus diserahkan kepada direksi untuk disetujui. Dari jumlah tiap tersebut
penyedia barang/jasa harus mengambil dua contoh yang representatif
dan mengadakan analisa gradasi serta pengujian lain sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi. Semuanya harus sesuai dengan British
standard No. 812 : 1968 atau yang setara.
Bila agregat yang disetujui oleh Direksi sudah terpilih, penyedia
barang/jasa harus mengusahakan agar seluruh pemasukan untuk tiap
bahan berasal dari satu sumber yang disetujui untuk menjaga agar mutu
gradasi dapat dipertahankan pada seluruh pekerjaan.
Pengujian lebih lanjut untuk menentukan variasi kemurnian atas gradasi
bahan harus dilakukan sekurang-kurangnya satu kali untuk tiap 25 ton
yang dipasok.
Harus disediakan kapasitas penyimpanan yang mencukupi, baik
disumber pemasokan atau dilapangan untuk agregat halus dan kasar yang
mutu serta gradasinya sudah disetujui guna menjaga kesinambungan
kerja.
SPESIFIKASI TEKNIS 9
Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Mesjid Sabilal Muhtadin
6.1.5. Unsur-Unsur Tambahan / Additif
Pada umumnya pemakaian aditif dalam beton diperbolehkan asalkan
sudah memperoleh persetujuan tertulis dari Direksi.
Untuk beton kelas K 225 dianjurkan pemakain super plasticizer, pada
dasarnya untuk mengurangi rasio semen air guna membatasi penyusutan.
Penyedia barang/jasa harus memenuhi bahwa waktu pengadukan yang
sangat tepat sangat penting dan jika dipakai aditif ini, penyedia
barang/jasa harus memberikan usulan secara terinci.
SPESIFIKASI TEKNIS 10
Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Mesjid Sabilal Muhtadin
Perbandingan campuran yang diberikan di atas telah diperkirakan guna
mencapai kekuatan yang disyaratkan pada umur 28 hari setelah
pengecoran, dengan ketentuan bahwa yang dipakai bermutu baik dan
pengawasan dilakukan dengan baik.
Beton dinilai dengan pengertian bahwa kekuatan yang disyaratkan untuk
kelas tertentu lebih menentukan dari pada perbandingan campuran yang
diperlihatkan.
Jika ternyata persyaratan kekuatan tidak terpenuhi, Direksi berwenang
untuk memperbaiki perbandingan campuran atas biaya penyedia
barang/jasa untuk mencapai kekuatan rencana.
SPESIFIKASI TEKNIS 11
Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Mesjid Sabilal Muhtadin
6.1.8..5 Pekerjaan Struktur ( Pile Cap, Sloof )
a. U m u m
Peraturan umum yang digunakan adalah Tata cara Perhitungan Struktur
Beton Untuk Bangunan Gedung dan untuk hal-hal yang belum terjangkau
dapat digunakan peraturan-peraturan, seperti ASTM, ACI dan peraturan
lainnya yang relevan.
Pekerjaan Pile cap dan sloof masing-masing type harus sesuai dengan
rencana gambar, baik bentuk dan ukuran dan cara pelaksanaan.
b. Besi Beton (Steel Reinforcement)
1. Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat :
Pada SKSNI T-15-1991-03
Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan lemak, minyak, karat dan tidak
cacat (retak-retak, mengelupas, luka dan sebagainya).
Mempunyai penampang yang sama rata.
Disesuaikan dengan gambar-gambar.
2. Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan-
ketentuan di atas harus mendapat persetujuan Direksi.
3. Besi beton yang digunakan adalah dengan fy = 240 Mpa untuk
diameter < 12 mm dengan tegangan leleh minimum 2400 kg/cm2
dan dengan fy = 320 Mpa untuk diameter 16 mm dengan tegangan
leleh minimum 3200 kg/cm2.
4. Besi beton harus berasal dari satu sumber (manufacture) dan tidak
dibenarkan untuk mencampur adukan bermacam-macam sumber
besi beton tersebut untuk pekerjaan konstruksi.
5. Penyedia Barang/Jasa diharuskan mengadakan pengujian mutu besi
beton yang akan dipakai sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari
Direksi. Batang percobaan diambil di bawah kesaksian Direksi
berjumlah minimum 3 (tiga) batang untuk tiap-tiap jenis percobaan
yang diameternya sama, dengan panjangnya tidak kurang dari 100
cm.
6. Percobaan mutu besi beton juga akan dilakukan setiap saat bilamana
dipandang perlu oleh Direksi. Semua biaya-biaya percobaan
tersebut sepenuhnya menjadi tanggungjawab Penyedia Barang/Jasa.
7. Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar-gambar
dan mendapat persetujuan Direksi. Hubungan antara besi beton satu
dengan lainnya harus menggunakan kawat besi beton, diikat dengan
teguh, tidak menggeser selama pengecoran beton dan bebas dari
tanah.
8. Besi beton yang tidak memenuhi syarat-syarat kualitas, tidak sesuai
dengan spesifikasi harus segera dikeluarkan dari site. Setelah
menerima instruksi tertulis dari Direksi, dalam waktu 2 x 24 jam.
c. Beton
1. U m u m
Kekuatan beton untuk pondasi plat dan Sloof adalah dengan f’c =
17,5 MPa menurut SNI-03-2458-1991 dengan deviasi standard
sebesar 40 kg/cm2. Beton harus merupakan bahan yang kuat dan
tahan terhadap bahan – bahan berbahaya (seperti asam dan garam)
karena terletak di dalam tanah.
Pengecoran beton harus dilakukan dalam keadaan lokasi tidak berair.
Selama pengecoran dan pengeringan beton air tanah yang ada harus
SPESIFIKASI TEKNIS 12
Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Mesjid Sabilal Muhtadin
terus dipompa untuk mencegah rusaknya adukan beton akibat air dari
luar.
Adukan (adonan) beton harus memenuhi syarat-syarat SNI T-15-
1991-03.
Panjang stek untuk penyambungan kolom atau untuk penyambungan
batang-batang tulangan minimal 50 kali diameter tulangan (50 d).
2. Pengecoran beton
Adukan beton harus secepatnya dibawa ketempat pengecoran
dengan menggunakan cara (metode) yang sepraktis mungkin,
sehingga tidak memungkinkan adanya pengendapan agregat dan
tercampurnya kotoran-kotoran atau bahan lain dari luar.
Pemakaian beton ready mix harus mendapat persetujuan Direksi,
baik mengenai nama perusahaan, alamat maupun kemampuan alat-
alatnya.
Penggunaan alat-alat pengangkut mesin haruslah mendapat
persetujuan Pengawas, sebelum alat-alat tersebut didatangkan
ketempat pekerjaan.
Semua alat-alat pengangkut yang digunakan pada setiap waktu harus
dibersihkan dari sisa-sisa adukan yang mengeras.
Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum
pemasangan besi beton selesai diperiksa oleh dan mendapat
persetujuan tertulis pengawas.
Pengecoran harus dilakukan secara kontinyu tanpa berhenti untuk
keseluruhan dari seluruh 1 (satu tiang) dan diberi tanda maupun
tanggal pengecorannya.
Pengecoran dilakukan lapis demi lapis dan tidak dibenarkan
menuangkan adukan dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian yang
akan menyebabkan pengendapan agregat.
Beton dipadatkan dengan menggunakan suatu vibrator selama
pengecoran berlangsung dan dilakukan sedemikian rupa sehingga
tidak merusak acuan maupun posisi tulangan.
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan vibrator-vibrator untuk
menjamin efisiensinya tanpa adanya penundaan.
Pemadatan beton secara berlebih-lebihan sehingga menyebabkan
kebocoran-kebocoran melalui acuan dan lain-lain harus dihindarkan.
3. Curing dan perlindungan atas beton
Beton harus dilindungi selama berlangsungnya proses pengerasan
terhadap matahari, pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan
perusakan secara mekanis atau pengeringan sebelum waktunya.
Semua permukaan beton yang terbuka dijaga tetap basah selama 10
hari dengan menyemprotkan air atau menggenangi dengan air pada
permukaan beton tersebut.
Terutama pada pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing
dan perlindungan atas beton harus diperhatikan. Penyedia
Barang/Jasa harus bertanggung jawab atas retaknya beton karena
kelalaian ini.
SPESIFIKASI TEKNIS 13
Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Mesjid Sabilal Muhtadin
6.1.9. Pekerjaan Beton Struktur Atas
6.1.9.1. Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah :
Semua pekerjaan beton struktur yang ada dalam masing-masing
jenis pekerjaan yang tercantum dalam pasal-pasal buku RKS ini
antara lain yang dikerjakan :
Struktur beton bertulang.
b. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja
serta peleksanaan beton sesuai dengan RKS dan gambar-gambar
pelaksanaan yang telah disediakan untuk proyek ini.
b. Aggregates
Aggregates yang digunakan harus sesuai dengan syarat-syarat dalam
SKSNI T-15-1991-03, terdiri dari :
1. Pasir beton (aggregat halus). Kadar lumpur tidak boleh melebihi 4%
berat pasir beton.
2. Koral atau crushed stone (aggregat kasar) :
Harus mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat
kekasaranya dan padat (tidak porous). Dimensi maksimum 2,5 cm,
dan tidak lebih seperempat dimensi beton yang terkecil dari bagian
kontruksi yang bersangkutan.
Khusus untuk pekerjaan beton, di luar lapis pembesian yang berat
batas maksimum tersebut 3 cm dengan gradasi baik.
Pada bagian dimana pembesian cukup berat (cukup ruwet)
digunakan split pecah/giling mesin.
SPESIFIKASI TEKNIS 14
Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Mesjid Sabilal Muhtadin
c. Besi Beton
Besi beton yang digunakan : besi beton ulir mutu fy = 320 MPa mutu
SII, untuk diameter lebih besar atau sama dengan 16 mm dan fy = 240
MPa untuk diameter lebih kecil dari 13 mm.
Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka
disamping adanya certificate untuk setiap jenis diameter dari pabrik, juga
harus dimintakan certificate dari laboratorium baik pada saat pendatangan
secara periodik minimal 2 contoh percobaan tarik (stress-strain) dan atau
untuk setiap 20 ton besi. Untuk pemotong tulangan tidak boleh
mempergunakan alat pemanas (las), pemotongan dengan alat gunting
atau besi cutter atau gergaji besi.
d. Admixture
Pemakaian bahan tambahan untuk perbaikan mutu beton dari merk setara
Super Plastet SR (kedap air) dan Plastet no. 2 untuk beton biasa. Namun
sebelumnya Penyedia Barang/Jasa diwajibkan mengajukan analysis
kimia serta test, dan juga bukti penggunaan selama 5 tahun di Indonesia.
Penggunaan harus sesuai dengan petunjuk pabrik.
SPESIFIKASI TEKNIS 15
Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Mesjid Sabilal Muhtadin
c. Semua bekisting harus diberi penguat datar dan silangan sehingga
kemungkinan bergeraknya bekisting selama dalam pelaksanaan
dapat dihindarkan, juga harus cukup rapat unuk menghindarkan
keluarnya adukan (mortar leakage).
d. Susunan bekisting dengan penunjang-penunjang harus teratur
sehingga pengawasan atas kekurangannya dapat mudah dilakukan.
e. Penyusunan bekisting harus sedemikian rupa sehingga pada waktu
pembongkarannya tidak akan merusak dinding, balok atau kolom
beton yang bersangkutan.
f. Pada bagian terendah pada setiap phase pengecoran dari bekisting
kolom atau dinding, harus ada bagian yang mudah dibuka untuk
inspeksi dan pembersihan.
g. Kayu bekisting harus bersih dan dibasahi terleih dahulu sebelum
pengecoran.
h. Air pembasahan tersebut harus diusahakan agar mengalir
sedemikian rupa agar tidak menggenangi sisi bawah dari bekisting.
i. Pemilihan dari susunan dan ukuran yang tepat dari penyangga-
penyangga atau silangan-silangan bekisting menjadi tanggungjawab
Penyedia Barang/Jasa.
j. Pembongkaran Bekisting :
Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai kekuatan
khusus yang cukup untuk memikul 2 x beban sendiri.
Bila akibat pembukaan cetakan, pada bagian konstruksi akan bekerja
beban-beban yang lebih tinggi daripada beban rencana, maka
cetakan tidak boleh dibongkar selama keadaan tesebut berlangsung.
Perlu ditentukan bahwa tanggungjawab atas keamanan konstruksi
beton seluruhnya terletak pada Penyedia Barang/Jasa, dan perhatian
Penyedia Barang/Jasa mengenai pembongkaran cetakan ditujukan
ke SKSNI T-15-1991-03 dalam pasal yang bersangkutan.
Pembongkaran harus memberi tahu Pemberi Tugas / Arsitek bila
mana ia bermaksud akan membongkar cetakan pada bagian-bagian
konstruksi yang utama dan minta persetujuannya, tapi dengan
adanya persetujuan itu tidak berarti Penyedia Barang/Jasa terlepas
dari tanggungjawab.
SPESIFIKASI TEKNIS 16
Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Mesjid Sabilal Muhtadin
cepat dapat diperoleh 20 benda uji yang pertama. Pengambilan
benda uji harus dengan periode antara yang disesuaikan dengan
kecepatan pembetonan.
e. Penyedia Barang/Jasa harus membuat laporan tertulis atas data-data
kwalitas beton yang dibuat, laporan tersebut harus disyahkan oleh
Pengawas Lapangan laporan tersebut harus dilengkapi dengan harga
karakteristiknya.
f. Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, minimum 7,5 cm
maximum 12,5 cm. Cara pengujian slump test adalah sebagai
berikut :
1. Beton diambil tepat sebelum dituangkan kedalam cetakan (beton)
(bekesting).
2. Cetakan slum dibasahi dan diletakkan diatas kayu rata atau plat
beton.
3. Cetakan di isi sampai kurang lebih 1/3 nya kali dengan besi dia. 16
mm panjang 30 cm dengan ujungnya yang bu;at ( seperti peluru ).
4. Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan
berikutnya. Setiap lapis ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan
harus masuk dalam satu lapis dibawahnya.
5. Setelah atasnya diratakan, segera cetakan diangkat perlahan-lahan,
dan diukur penurunannya ( slumpnya ).
g. Pengujian kubus atau silinder percobaan harus dilakukan di
laboratorium yang disetujui oleh Pengawas Lapangan .
h. Perawatan kubus atau silinder percobaan tersebut adalah dalam pasir
basah tapi tidak tergenang air, selama 7 ( tujuh ) hari dan selanjutnya
dalam udara terbuka.
i. Jika dianggap perlu, maka Penyedia Barang/Jasa harus mengadakan
percobaan silinder umur 7 (tujuh) hari dengan ketentuan-ketentuan
hasilnya tidak boleh kurang 65 % kekuatan yang diminta pada umur
28 hari. Jika kuat tekan benda-benda uji tidak memberikan angka
kekuatan yang diminta, maka harus dilakukan pengujian beton
ditempat dengan cara yang ditentukan dalam SKSNI-15-1991-03
dengan biaya ditanggung Penyedia Barang/Jasa .
j. Pemadatan beton harus menggunakan vibrator.
SPESIFIKASI TEKNIS 17
Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Mesjid Sabilal Muhtadin
ini diberitahukan kepada Penyedia Barang/Jasa untuk sekedar
informasi.
2. Jika hal tersebut diatas akan dimintakan Penyedia Barang/Jasa
sebagai kerja tambah, maka penambahan tersebut hanya dapat
dilakukan setelah ada persetujuan tertulis dari Perencana dan
disetujui Pemberi Tugas.
3. Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian maka perubahan
tersebut dapat dijalankan hanya dengan persetujuan tertulis dari
perencana. Mengajukan usul dalam rangka kejadian tersebut diatas
adalah juga merupakan kewajiban bagi Penyedia Barang/Jasa.
c. Jika Penyedia Barang/Jasa tidak dapat mendapatkan diameter besi
yang sesuai yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan
penukaran diameter besi dengan diameter terdekat dengan syarat :
1. Harus ada persetujuan dari Pengawas Lapangan.
2. Jumlah luas besi tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam
gambar.
3. Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan
pembesian ditempat tersebut atau didaerah overlepping yang dapat
menyulitkan pembetonan atau penyampaian penggetar.
Toleransi Besi :
e. Toleransi Besi :
SPESIFIKASI TEKNIS 18
Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Mesjid Sabilal Muhtadin
digariskan diatas atau yang telah tertera dalam gambar, maka
ketentuan tersebut menjadi tanggungjawab Pengawas Lapangan,
ketentuan tambahan ini harus dibuat secara tertulis.
c. Kualitas/Mutu Beton harus sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditentukan dalam RKS/RAB. Apabila setelah dilakukan pengujian,
Mutu Beton tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan maka
volume beton tidak diterima dan pihak penyedia tidak dapat
menuntut volume yang telah terpasang.
SPESIFIKASI TEKNIS 19
Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Mesjid Sabilal Muhtadin
pengecatan dan dikoreksi, semua material tersebut harus disetujui oleh
Direksi.
SPESIFIKASI TEKNIS 20
Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Mesjid Sabilal Muhtadin
PASAL 11 11.1 11.1.1 LINGKUP PEKERJAAN
PEKERJAAN ELEKTRIKAL Kalau ditentukan lain maka pekerjaan Elektrikal meliputi penyediaan
material peralatan serta tenaga untuk keperluan pemasangannya
SPESIFIKASI TEKNIS 21
Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Mesjid Sabilal Muhtadin
11.1.3.5. Saluran/Pipa Kabel
Semua saluran kabel harus dibuat sesuai dengan gambar rencana kalau
tidak ditentukan pada gambar maka bisa dibuat dari pipa PVC dengan
diameter minimal 100 mm dengan tebal 2.2 mm atau seperti yang
ditentukan oleh Direksi. Kalau saluran kabel dibuat dari pipa PVC maka di
sekeliling pipa tersebut harus diisi dengan pasir halus tumbuk sampai 15
cm di bawah atau disekeliling pipa. Semua kabel harus dipasang dan
ditarik melewati saluran dengan tangan. Semua pemasangan kabel harus
rapi dan dipasang oleh tukang yang berpengalaman dan persilangan
sedapat mungkin dihindari.
11.3.7. Gambar-gambar
Penyedia barang/jasa harus memelihara catatan-catatan kabel dan
menyiapkan gambar-gambar untuk memberikan detil secara teliti, layout
seluruh kabel ditambah potongan melintang dan lokasi kabel. Catatan-
catatan asli dibuat satu copynya serta gambar-gambarnya diajukan
Direksi untuk disetujui.
SPESIFIKASI TEKNIS 22
Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Mesjid Sabilal Muhtadin
11.3.10. Pemasangan Pipa di Dalam Tanah
Pipa harus dipasang lurus dan pada kedalaman yang tepat sesuai dengan
gambar rencana, dasar parit harus dibentuk sedemikian rupa agar
memberi penopangan keliling yang merata dan kuat bagi bagian bawah
setiap pipa. Pipa tidak boleh dipasang bila menurut anggapan
Direksi/Tenaga Ahli keadaan parit tidak memenuhi syarat.
Penyedia barang/jasa harus menyediakan fasilitas yang memadai dan
layak untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik. Semua pipa dan alat
bantu harus diperiksa dengan teliti untuk mengetahui bila ada keretakan
sesaat sebelum dipasang pada posisi akhir. Semua pipa dan alat bantu
harus diturunkan ke dalam saluran secara hati-hati, batang demi batang
dengan memakai derek, tambang atau peralatan lain yang sesuai
sehingga tidak timbul kerusakan pada cat atau lapisan pelindung. Material
sama sekali tidak boleh dijatuhkan atau dihempaskan ke dalam saluran.
SPESIFIKASI TEKNIS 23
Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Mesjid Sabilal Muhtadin
harus menjaga keamanan bahan/material, barang maupun
bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah terima.
3) Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat pengamanan
terhadap barang / material yang terpasang dari kerusakan-
kerusakan untuk meminimalkan pekerjaan perbaikan.
SPESIFIKASI TEKNIS 24
Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Mesjid Sabilal Muhtadin