Spesifikasi Teknis Pembangunan Rumah Dinas Type 36 adalah karakteristik total dari barang/jasa, yang dapat
memenuhi kebutuhan dan keinginan pengguna barang/jasa yang dinyatakan secara tertulis, Atau uraian
terperinci mengenai persyaratan kinerja barang/jasa atau pekerjaan atau suatu uraian terperinci mengenai
persyaratan kualitas material, metode kerja dan standar kualitas pekerjaan (workmanship) yang harus diberikan
oleh penyedia jasa (konsultan, kontraktor, dll).
DONASI
Rss Facebook
PASAL 1
UMUM
LinkedIn Twitter
Kontraktor sebelum memulai melaksanakan pekerjaan diharuskan mengadakan survey, penelitian dan
pemahaman mengenai :
Instagram YouTube
1. Dasar pelaksanaan pekerjaan
Survey kondisi lapangan serta penelitian bahanbahan bangunan yang akan dipergunakan yang tersedia di SURAT PERMOHONAN DOKUMEN PENAWARAN
pasaran dengan merujuk pada rekomendasi produsen untuk barangbarang pabrikan. PROPOSAL SURAT PERNYATAAN DOKUMEN TEKNIS
Pemahaman gambar situasi, denah, Arsitektur bentuk bangunan dan gambargambar detail konstruksi, serta SURAT PERJANJIAN BERITA ACARA
melakukan analisa kebutuhan bahan dan menyusun rencana kerja
LAPORAN KONSULTAN SEPUTAR EXCEL
Rangkaian pekerjaan yang harus diselesaikan dalam pelaksanaan pembangunan ini mencakup : SURAT KUASA WINDOWS
I. PEKERJAAN PENDAHULUAN
membuat ajuan gambar pelaksanaan sebagai hasil sinkronisasi gambar rencana dengan kondisi dilapangan
saat akan mulai pekerjaan.
1. Lokasi proyek
2. Titik duga
Digunakan Bench Mark local dari hasil pengukuran lapangan yang merujuk pada koordinat local yang
terdapat di kawasan proyek ( By Approval ).
Ukuranukuran pada denah dan ukuranukuran tinggi telah ditetapkan dalam gambar dengan catatan :
a. Jika terdapat perbedaan ukuran antar gambar, maka yang menentukan adalah ukuran pada gambar
dengan ukuran skala yang lebih besar dan dikonsultasikan dengan Direksi
b. Jika terdapat ketidak sesuaian antara gambar dan RKS, harus segera dikonsultasikan dengan Direksi
c. Pengambilan dan pemakaian ukuran yang keliru sebelum selama dan sesudah pekerjaan dilaksanakan
menjadi tanggung jawab kontraktor sepenuhnya.
d. Menetapkan ukuran dan sudutsudut siku agar tetap dijaga dan perhatikan ketelitiannya.
e. Kotraktor harus bertanggung jawab atas tepatnya pekerjaan menurut ukuran yang tercantum dalam
gambar dan bestek
PASAL 3
PERKERJAAN PERSIAPAN
Kontraktor harus mempersiapkan suatu rencana kerja pra pelaksanaan baik yang menyangkut kegiatan
administrasi, teknis dikantor maupun beberapa pekerjaan penyiapan secara fisik dilapangan.
Tempat pekerjaan diserahkan kepada kontraktor dalam keadaan seperti pada waktu pemberian penjelasan
pekerjaan ( Aanwijzing lapangan )
2. Pembersihan lapangan
Pembersihan lapangan dilakukan sedemikian rupa dan puingpuing sisa bongkaran bangunan lama harus
dibuang kesuatu tempat yang telah ditentukan oleh Direksi/pengawas sehingga lapangan bersih dari sisasisa
bangunan lama dan puingpuing yang akan mengganggu jalannya pelaksanaan pembangunan.
3. Jalan proyek
Jalan proyek merupakan jalan yang digunakan untuk pengangkutan material proyek. Kerusakan jalan masuk
menuju lokasi dan tempat pekerjaan disebabkan oleh pelaksanaan pembangunan ini menjadi tanggung
jawab kontraktor, dan kontraktor wajib memlihara kondisi jalan selama masa pelaksanaan pekerjaan serta
memperbaiki sampai baik kembali pada saat akhir masa pelaksanaan pekerjaan.
4. Air proyek
Kontraktor harus menyediakan air bersih untuk proyek, pengadaan air bersih tersebut dapat dari PAM bilamana
mungkin atau dengan membuat sumur gali atau sumur bor atau dari sumber lain yang berdekatan, dengan
syarat air tersebut harus membuhi persyaratan untuk pembangunan seperti persyaratan yang tercantum dalam
SK. SNI. S041989F.
5. Bouwplank
Piketpiket bouplank guna menentukan as, titik duga dan lainlain sebagainya dilaksanakan dengan cara
melakukan pengecatan pada bangunan yang telah ada sebelumnya. Beberapa ketentuan lain berkaitan
dengan pemasangan bouplank :
Papan nama proyek dibuat dengan ukuran 1 x 1,5 meter, dan dipasang dilokasi proyek, 1 ( satu ) minggu
setelah kontraktor menerima Surat Perintah Mulai Kerja ( SPMK ) serta dijaga keberadaannya selama proyek
berlangsung. Papan nama proyek dibuat dari papan yang ditempel spanduk/ofsset dan tiang kayu kualitas
baik, atau dibuat sesuai petunjuk Direksi/pengawas .
Bentuk dan cara penulisan papan nama proyek mengikuti normalisasi Pemerintah Daerah Setempat, atas
biaya kontraktor sendiri, bila diharuskan oleh pihak proyek kontraktor boleh memasang papan nama proyek
tersebut sesuai normalisasi dari pemerintah daerah setempat pada awal masa pelaksanaan pekerjaan.
Sesuai dengan daftar kuatitas dan harga merupakan bangunan non permanen dengan dinding multiplek
beratapkan seng BJLS dan berlantai beton rabat, dan dipasang dilokasi proyek, 1 ( satu ) minggu setelah
kontraktor menerima Surat Perintah Mulai Kerja ( SPMK ) serta dijaga kebersihanya selama proyek berlangsung.
Letak dan posisi Direksi keet, Gudang Material dan MCK sementara harus mendapatkan persetujuan dari
Konsultan dan Pengguna Jasa ( by Approval)
8. Papan Reklame
Kontraktor tidak diperkenankan menempatkan papan reklame dalam bentuk apapun dalam lingkungan
halaman atau pada pagar halaman kecuali dengan ijin pemberi tugas.
b. Untuk keperntingan keamanan dan penjagaan perlu diadakan penerangan/lampu pada tempat tertentu.
c. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas bahan dan alatalat lain yang diseimpan dalam gudang
dan halaman pekerjaan apabila terjadi kebakaran dan pencurian, kontraktor harus segera mendatangkan
gantinya untuk kelancaran pekerjaan.
d. Kontraktor harus menjaga jangan sampai terjadi kebakaran atau sabotase ditempat pekerjaan, alatalat
pemadam kebakaran atau alat Bantu lainnya untuk keperluan yang sama harus selalu berada di tempat
pekerjaan..
e. Segala resiko dan kemungkinan kebakaran menimbulkan kerugian dalam pelaksanaan pekerjaan dan
bahanbahan material juga gudang dan lainlain sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor.
a. Bila mana terjadi kecelakaan kerja, Kontraktor harus segera mengambil tindakan dan memberitahukan
kepad Direksi untuk disampaikan pada pimpinan proyek
b. Kontraktor harus memenuhi / mentaati peraturanperaturan tentang perawatan korban dan keluarganya.
c. Kontraktor harus menyediakan obatobatan yang tersusun menurut syaratsyarat Palang Merah Indonesia dan
setiap kali sehabis digunakan harus dilengkapi lagi.
PASAL 4
BAHAN BANGUNAN
Dalam pelaksanaan fisik sebelum memulai bagian pekerjaan, kontraktor harus mengajukan semacam lembar
request atau lembar persetujuan yang disertai juga dengan beberapa contoh material bahan material bahan
bangunan yang akan digunakan baik dalam bentuk contoh barang atau brosur dan surat rekomendasi
pabrikan. Pekerjaan baru dapat dimulai setelah request memperoleh persetujuan Direksi.
1. Bahan bangunan
Yang disebut bahan bangunan adalah semua bahan yang digunakan dalam pelaksanaan sebagai tertera
dalam uraian pekerjaan dan persyaratan pelaksanaan ini serta gambar kerja. Semua bahan bangunan harus
berkualitas baik dan sesuai dengan syarat yang tercantum dalam PUBB, PBI’71, SNI T15199903, AV, PTC, AUWI,
AVE dan PKKI.
2. Barang pabrikan
Penggunaan barang pabrikan harus disertai dengan contoh barang yang didukung surat rekomendasi dari
pabrik mengenai proses produksi hingga kualitas barang dan kemampuan penyediaannya.
3. Basecamp
Juga diperlukan pekerjaan yang memerlukan tempat kerja selain tempat kerja yang ada dilapangan atau
fabrikasi ditempat lain ( basecamp ), maka kontraktor wajib memberitahu kepada direksi lapangan, agar
kualitas bahan maupun kualitas pekerjaan sebelum dikirimkan ker lapangan Direksi bisa dan berhak untuk
merekomendasikan apakah layak untuk dikirim / pasang.
a. Untuk pembangunan haruslah digunakan air tawar yang bersih dan bebas mineral, zat organic, tanah
lumpur, larutan alkalin dan lainlain
b. Jika air diambil sari saluran air minum atau sumber air lain yang ada tidak mencukupi maka kontraktor harus
mengadakan air dengan mendatangkan atau mengadakan air sendiri yang memenuhi syarat.
6. Pasir Beton
7. Kerikil Beton
8. Besi Beton
9. Kawat Pengikat
Selain untuk mendapatkan elevasi muka tanah rencana, pekerjaan galian tanah juga banyak dilakukan untuk
pemasangan pondasi bangunan yang tentunya harus diikuti dengan pelaksanaan urugan kembali setelah
pondasi bangunan terpasang.
1. Lingkup pekerjaan
2. Langkah pelaksanaan
a. Pekerjaan persiapan pembuatan pondasi harus sesuai gambar, lereng galian harus sedemikian rupa
sehingga tidak mudah longsor
b. Kontraktor diharuskan melapor kepada Direksi dan dimintakan persetujuan sebelum mulai dengan pekerjaan
penggalian untuk pondasi terutama yang berkenaan dengan titik lokasi penggalian
c. Setelah penggalian mencapai peil atau elevasi yang diinginkan, kontraktor harus memintakan persetujuan
Direksi untuk memulai pekerjaan konstruksi
d. Sisasisa/bekasbekas pekerjaan penyiapan pondasi harus dibuang keluar lokasi sehingga air hujan lekas
dapat mengalir ke saluran pembuang. Tanah antara tepi galian dan bouwplank harus selalu rata, dan bersih
dari timbunan
e. Bekas paritparit, lobanglobang tanah galian didalam pekerjaan harus ditimbun dengan pasir dan dibasahi
sampai padat, sehingga menutup lobang galian sampai permukaan atas pondasi. Untuk lobang-lobang bekas
galian diluar bangunan penimbunannya dapat menggunakan tanah dari luar lokasi, penimbunan tanah
dikerjakan secara berlapis dan sampai mendapat ketinggian yang diinginkan dan dipadatkan.
f. Urugan tanah guna mencapai peil yang ditentukan diambil/didatangkan dari luar lokasi. Kecuali atas
kebijaksanaan lain dari Direksi yang dsetujui pemimpin proyek. Urugan tersebut dipadatkan lapis demi lapis, tiap
lapis 20 cm sehingga mendapatkan kepadatan yang diinginkan.
PASAL 6
PEKERJAAN PONDASI
1. Lingkup pekerjaan
2. Langkah pelaksanaan
Terdiri dari satu kondisi pondasi dan satu kondisi pengurugan tanah kembali pada sisa lobang setelah pondasi
terpasang.
Semua tanah galian pondasi diletakan minimal 1,00 m dari jarak lobang galian tanah pondasi, agar tanah hasil
galian tidak longsor dan masuk lagi kedalam galian tanah.
a. Kedalaman galian tanah untuk pondasi harus sesuai gambar, dan mendapat persetujuan dari Direksi.
b. Hasil galian tanah pondasi boleh digunakan sebagai tanah urug setelah terlebih dahulu dibuang humusnya
dan akarakar pohon yang ada disekitarnya
c. Untuk menghindari genangan air dalam lokasi pekerjaan agar dibuatkan paritparit sementara untuk
mengalirkan air.
a. Sebelum pasangan pondasi telapak dimulai, terlebih dahulu kedalaman dan lebar galian dikontrol apakah
sudah sesuai yang diharapkan
b. Jika terjadi galian tanah terlalu dalam, tidak diperkenankan mengurug menggunakan tanah bekas galian
agar kedalamannya sesuai peil yang diinginkan ( sesuai gambar ), harus menggunakan pasir.
c. Setelah kedalaman tanah tidak ada masalah ( sesuai gambar ), baru diurug dengan pasir. Ketebalan urugan
pasir dibuat sesuai gambar.
d. Untuk mencapai kepadatan urugan pasir harus disiram dengan air secukupnya.
Setalah urugan pasir, dihamparkan adukan beteton campuran 1:4:6 yang difungsikan sebagai lantai kerja
e. Pemasangan tulangan dengan baja mutu U32 dilakukan dengan tingkat presisi yang tinggi mengingat
perannya sebagai as bangunan.
g. Pengecoran plat pondasi menggunakan asukan beton dengan mutu beton CAMP 1:2:3
h. Pengecoran dilakukan sampai pada batas kolom paling bawah atau sesuai dengan petunjuk Direksi.
i. Perawatan beton setelah pengecoran dilakukan sampai beton mengeras, selama perawatan galian tidak
boleh ditimbun
j. Pengecoran pondasi dilanjutkan untuk kolom agak sampai batas diatas muka tanah atau pada sisi bawah
balok sloof, atau sesuai dengan petunjuk Direksi.
k. Setelah selesai bekisting untuk pondasi dibongkar, lobang bekas galian diizinkan untuk ditimbun.
a. Pengurugan kembali lobang sisa galian dilakukan setelah mendapat izin Direksi.
b. Urugan kembali dapat menggunakan tanah bekas galian
c. Pemadatan urugan kembali dilakukan untuk memperoleh kepadatan mendekati
d. kepadatan tanah asli
PASAL 7
PEKERJAAN BETON
1. Lingkup Pekerjaan
1. Pengadaan dan penyediaan semua bahan bangunan untuk pembuatan beton bertulang maupun tidak
2. Pengadaan dan penyediaan semua alatalat untuk pembuatan beton seperti mesin mengaduk beton
(molen) dan mesin penggetar (Vibrator).
4. Menggunakan Beton camp 1:2:3 untuk Struktur utama dan pendukung Beton camp 1:3:5
2. Bahan
1. Semen Porland (PC)
a. Semen portland type 1 dan memenuhi persyaratan SII 001381
b. Penyimpanan semen didalam gudang harus pada tempat yang kering tinggi lantai papan minimum 30 cm
dari permukaan tanah.
c. Lama penyimpanan tidak boleh dari 30 hari sejak keluar dari pabrik
d. Semen harus didalam keadaan baik dan tidak lembab, apabila semen sudah lembab dan menunjukan
gejala membatu maka semen tidak boleh dipakai.
2. Pasir Beton
a. Memenuhi persyaratan PBI 1971 dan SK S 0
41989F.
3. Kerikil Beton
a. Memenuhi persyaratan PBI1971 dan SKS0
41989F.
b. Terdiri dari butirbutir yang keras, tidak berpori dan bersifat kekal
c. Kadar lumpur maksimum 1% apabila kada lumpur melebihi ketentuan maka kerikil harus dicuci.
d. Mempunyai butir yang beraneka ragam besarnya antara lain 4 mm 31,5 mm.
4. Besi Beton
a. Mempunyai persyaratan PBI1971 dan SII 013684.
b. dari baja U 24 dengan tegangan leleh 2400 kg/cm dan tegangan maksimum 3600kg/m.
c. Bebas dari kotoran, karat dan bahan lainnya yang mengurangi daya lekat beton terhadap besi.
d. Diameter besi ditentukan dengan alat ukur yang tepat (jangka sorong).
5. Ka wat Pengikat
a. Terbuat dari baja lunak yang telah dipijarkan terlebih dahulu.
2. Sebelum pelaksanaan pembuatan beton, maka perlu diadakan pemeriksaan terhadap bahanbahan
pembuatan campuran beton, takaran pembuatan campuran campuran dan alatalat yang akan digunakan
untuk pembuatan beton.
3. Pembuatan beton dengan mutu B0 dipakai campuran nominal semen , pasir dan kerikil dalam
perbandingan isi 1 pc: 3 ps : 5 krl.
4. Pembuatan beton dengan mutu B1 dan K175 dan harus dipakai campuran nominal semen , pasir dan kerikil
dalam perbandingan isi 1 pc: 2 ps : 3 krl atau
1 pc : 2 ps : 2,5 krl.
5. Pembuatan beton dengan mutu K 175 dan mutu mutu lainnya yang lebih tinggi, harus dipakai campuran
beton yang direncanakan ( By Approval)
6. Pembuatan beton dengan campuran yang direncanakan, jumlah semen minimum dan nilai faktor air semen
maksimum yang dipakai harus disesuaikan dengan keadaan sekelilingnya.
4. Pengadukan Beton
1. Pengadukan beton untuk semua mutu beton harus dilakukan dengan mesin pengaduk beton (molen).
2. Waktu pengadukan disesuaikan dengan kapasitas drum pengaduk, banyaknya aduka, jenis/susunan butir
dari agregat yang dipakai dari slump dari betonya lama pengadukan paling sedikit 1,5 menit.
3. Adukan beton yang tidak memenuhi syarat minimal seperti antara lain :
Terlalu encer
Sudah mengeras
Tercampur bahan yang dapat merusak beton tidak boleh dan harus disingkirkan dari tempat pelaksanaan.
5. Pengecoran
1. Sebelum pengecoran beton dilaksanakan, maka tulangan harus sudah terpasang dengan baik sehingga
sebelum dan sesudah pengecoran tidak berubah tempatnya.
2. Sebelum pengecoran beton dilaksanakan, maka cetakan beton harus sudah terpasang dengan baik dan
kuat sehingga pada waktu pengecoran dilaksanakan tidak terjadi kebocoran dan pembengkakan pada
cetakan beton.
3. Sebelum pengecoran beton dilaksanakan, maka ruangruang yang akan diisi dengan beton harus
dibersihkan dari segala macam kotoran, kemudian cetakancetakan dan pasangan-pasangan dinding yang
berhubungan dengan beton harus dibasahi sampai jenuh.
4. Pengecoran beton harus dilakukan sedekatdekatnya dengan tujuan terakhir agar tidak terjadi pemisahan
bahanbahan akibat pemindahan adukan didalam cetakan.
5. Untuk mencegah terjadinya ronggarongga dan sarangsarang kerikil, maka adukan beton harus dipadatkan
dengan menumbuknumbuk adukan atau memukulmukul cetakan atau menggunakan alat pemadat mekanis
(vibrator)/alat pemadat lainya.
6. Pengecoran beton harus berkelanjutan sampai batas yang direncanakan tanpa berhenti dan putus.
7. Untuk mencegah pengeringan bidangbidang beton, selama paling sedikit dua minggu, permukaan beton
harus dibasahi terus menerus. Pada plat-plat atap pemabasahan terus menerus dilakukan dengan cara
menggenangi air pada permukaan beton.
8. Batangbatang tulangan, jangkarjangkar dan platplat yang berfungsi menjamin kontinutas tulangan dengan
bagian bagian perluasan konstruksi dikemudian hari, tidak boleh dibiarkan keluar dari permukaanpermukaan
beton tanpa dilindungi terhadap pengaratan.
PASAL 8
PEKERJAAN PASANGAN DINDING
1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengadaan bahan dan alat bantunya, serta alat bantunya, serta melaksanakan pekerjaan pasangan
dinding ½ bata dengan material Batako Press padat camp 1:4 dan keperluan lainnya sesuai dengan gambar
rencana.
2. Bahan
1. Bata Batako Press harus berkualitas baik memenuhi persyaratan. Direksi/pengawas berhak menolak Bata
Batako Press yang dianggap tidak memenuhi syarat.
2. Semen/porland cement (PC) yang digunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan SII 001381.
Semen yang datang dipekerjaan dan yang menunggu pemakaian harus disimpan didalam gudang yang
lantainya kering dan minimum 30 cm lebih tinggi dari permukaan tanah sekitarnya .
Umur dalam penyimpanan tidak boleh lebih dari 30 hari sejak keluar dari pabrik. Bila mana pada setiap
pembukaan kantong ternyata semennya sudah lembab dan menunjukan membatu, maka semen tersebut
tidak boleh dipergunakan dan harus disingkirkan keluar dari lokasi pekerjaan.
3. Pasir pasang yang digunakan untuk pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan SK SNI041989F. Pasir harus
bersih, asli dan bebas dari segala macam kotoran dan bahanbahan kimia, kadar lumpu maksimum 5%,
bilamana pasir yang dipakai tidak memenuhi syarat ini, maka pasir tersebut harus dicuci.
3. Adukan
1. Jenis adukan yang akan dipakai pada pekerjaan pasangan Bata Batako Press adalah sebagai berikut : untuk
pasangan Bata Batako Press tahan air (kedap air) dipakai 1 pc : 2 psr, sedangkan untuk adukan biasa dipakai 1
pc :
2. Pelaksanaan pembuatan adukan harus dilaksanakan secara hati-hati ditampung didalam bahk kayu yang
besarnya memenuhi syarat ini, maka pasir tersebut harus dicuci.
4. Jenis Pasangan
1. Pasangan tahan air memakai adukan 1 pc : 2 psr, pasangan Bata Batako Press adalah sebagai berikut :
untuk pasangan Bata Batako Press tahan air (kedap air ) dipakai adukan 1 pc : 2 psr, sedangkan untuk adukan
biasa dipakai 1 pc : 4 psr.
2. Pasangan biasa memakai adukan 1 pc : 4 psr, pasangan dapat dilaksanakan langsung diatas pasangan
tahan air (kedap air).
2. Pasangan dinding Bata Batako Press padatsatu harinya tidak boleh melebihi tinggi 1 meter. Pengakiran
pasangan tidak boleh tegak, harus dibuat bertangga menurun, hal ini guna menghindari retak dinding
dikemudian hari. Pasangan mendatar Bata Batako Press padatharus waterpass dan pasangan dinding Bata
Batako Press yang berbentuk harus rata tidak boleh cekung dan cembung.
3. Pasangan Bata Batako Press padatsatu dengan lainnya harus terdapat pengikat yang sempurna. Tidak
dibenarkan menggunakan Bata Batako Press padatyang pecah yang panjangnya kurang dari setengah,
kecuali untuk pangan tepi. Pasangan lapisan yang satu dengan lapisan atasnya harus berselang seling dengan
perbedaan setengah panjang Bata Batako Press.
PASAL 9
PEKERJAAN PINTU, JENDELA DAN BOUVENLIGHT ALLUMINIUM
1. Lingkup pekerjaan
1. Pembuatan kusen-kusen dan bouvenlight yang terbuat dari aluminium dengan ketebalan ukuran 1,5 x 3 inchi,
tebal 1,2 – 1,3 mm.
2. Pemasangan daun/panel pintu terbuat dari rangka kayu double triplek 6 mm lapis HPL untuk type Pj1, Pj2, P1
4. Pemasangan daun/panel jendela terbuat dari Alumnium kaca 5 mm RAYBAND untuk type Pj1, Pj2,J1 Dan BV
6. Perlengkapan daun pintu / jendela seperti engsel, kunci, handel, dan lain-lain sesuai gambar rencana
7. Penyetelan pekerjaan kusen-kusen dan daun pintu / jendela menurut persyaratan teknik pemasangan
alluminium
8. Pemasangan kaca dan lain-lain
2. Jenis Material
1. Warna Kusen jendela dan pintu aluminium warna coklat
3. Semua aksesoris kunci tanam pada daun pintu rangka kayu double triplek alapis HPL menggunakan ex
Sapphire/setara type P.990.39 SNCP B13/DRM/HP /setara ( By Approval)
4. Semua pintu panel kayu menggunakan pintu rangka kayu double tripllek 6 mm lapis HPL dengan warna
sesuai persetujuan direksi ( By Approval)
3. Langkah pekerjaan
a. Semua pekerjaan menggunakan rangka frame alluminium dengan kualitas baik dan spesifikasi sesuai
dengan rencana dan baik / sesuai menurut penilaian Direksi
c. Bagianbagian yang tertanam atau berhubungan langsung dengan pasangan bahan lain, seperti dinding
harus dibuat rata agar siku antara kusen dengan pasangan dinding
d. Semua frame/kusen baik untuk dinding, jendela dan pintu dikerjakan secara fabrikasi dengan teliti sesuai
dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.
e. Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup, rivet, stap dan harus cocok dan
rapi untuk memperoleh kualitas dan bentuk yang sesuai dengan gambar.
f. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti karat/stainless steel, sedemikian rupa
sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar
1.000 kg/cm. Celah antara kaca dan sistem kusen aluminium harus ditutup oleh sealant.
PASAL 10
PEKERJAAN PLESTERAN
1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi penyediaan bahan plesteran, penyiapan dinding/tempat yang akan diplester, serta pelaksanaan
pekerjaan plesteran itu sendiri pada dinding dinding yang akan diselesaikan dengan cat satu dan lain hal
sesuai dengan yang tertera dalam gambar denah dan notasi penyelesaian dinding.
2. Bahan
1. Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan SII001381.
2. Pasir yang dipergunakan untuk pekerjaan ini harus halus dengan warna asli, satu dan lain hal sesuai dengan
persyaratan SK SNI S 041989F.
3. Air yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan SK SNI S041989F.
3. Jenis Plesteran
3. Plesteran biasa untuk menutup dinding selain tahan air dan beton digunakan adukan 1 pc : 4 psr.
2. Semua permukaan yang akan diplester harus dibersihkan dan disiram dengan air bersih sebelum bahan
plester ditempelkan (permukaan dinding Bata Batako Press pada waktu diplester harus basah).
3. Bidang yang akan diplester harus dikasarkan terlebih dahulu supaya plesteran lebih merekat/mengikat.
4. Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama lebih kurang seminggu sejak selesai
diplester, setelah itu baru diadakan pengacian.
5. Hasil Pekerjaan Plesteran.
1. Rapi, rata,horizontal dan vertikal.
2. Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak, maka bidang tersebut harus diperbaiki.
PASAL 11
PEKERJAAN LANTAI
1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi penyediaan bahanbahan yang diperlukan untuk pekerjaan lantai dan melaksanakan pekerjaan lantai
bangunan sesuai dengan yang ditentukan dalam perencanaan/gambar kerja
a. Untuk lantai Ruang utama menggunakan keramik 40x40 polish ex mulia /setara ( By Approval)
c. Untuk dinding KMC/WC dan pantry menggunakan keramik 20x25 polish ex mulia /setara ( By Approval)
e. Untuk lantai meja dapur/pantry menguunakan keramik 60x60 polish ex mulia/setara (By Approval)
2. Bahan
1. Tanah timbun yang digunakan untuk pekerjaan ini harus bersih dari humus tanah, kotorankotoran, akar karu,
rumput, sampahsampah dan bahan organis lainnya.
2. Pasir uruk yang digunakan untuk pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan dan cara uji dalam SII 007875.
Bebas dari kotoran kotoran, sampah, akar kayu, rumput dan bahan organis lainnya, kadar lumpur maksimum
5%.
3. Pasir cor yang digunakan untuk pekerjaan lantai harus memenuhi persyaratan SK SNI S041989F. Bebas dari
kotoran k
otoran, sampah,akar kayu, rumput dan bahan organis lainnya, kadar lumpur maksimum 5%.
4. Kerikil yang digunakan untuk pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan SK SNI S041989F. Bebas dari kotoran-
kotoran, sampahsampah dan kotorankotoran lainnya.
5. Semen/portland cement (PC) yang digunakan untuk pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan SII 001381.
3. Pelaksanaan Pekerjaan
3.1 Persiapan permukaan
1. Semua jenis dan warna keramik harus terlbih dahulu mendapatkan persetujuan dari sireksi sebelum dilakukan
pemasangan.
2. Sebelum penimbunan dilaksanakan, tempat yang akan ditimbun harus dibersihkan dari kotorankotoran,
sampah, dan kotoran lainnya yang merusak dan membusukan tanah timbun.
3. Penimbunan dengan tanah uruk dilakukan lapis demi lapis, setebal 20 cm dan dipadatkan dengan alat
pemadat mekanik (stamper). Penimbunan dilaksanakan hingga tinggi yang telah ditentukan.
4. Diatas tanah timbun diberi lapisan pasir setebal 5 cm, pasir dipadatkan dengan alat pemadat.
5. Hasil akhir permukaan lantai harus datar dan waterpass dan bersih. Pemasangan ubin harus rapi dan rata, sisi
ubin satu dengan yang lainnya harus sama tinggi , siar ubin maksimum 1 mm.
6. Rabat keliling bangunan dibuat lantai beton tumbuk 1 pc : 2 krk : 3 psr, permukaanya dihaluskan.
1. Sebelum pemasangan dimulai, plesteran dasar dan ubin harus dibasahi. Pakai benang untuk menentukan lay
out ubin, yang telah ditentukan dan pasang sebaris ubin guna jadi patokan untuk pemasangan selanjutnya.
2. Kecuali ditentukan lain pemasangan ubin harus dimulai dari bawah dan dilanjutkan ke bagian atas.
3. Pada pemasangan keramik, tempelkan dibagian belakang keramik adukan dan ratakan, kemudian ubin
yang telah diberi adukan ini ditekankan ke plesteran dasar. Kemudian permukaan ubin dipukul perlahanlahan
hingga mortar perekat menutupi penuh bagian belakang ubin dan sebagian adukan tertekan keluar dari tepi
ubin.
4. Tiap hari pemasangan, tidak diperkenankan memasang tile dengan ketinggian lebih dari ketentuan berikut :
Jika tile sudah terpasang, mortar yang berada di nat (joint) harus dibuang / dikeluarkan dengan sikat atau cara
lain yang tidak merusakkan permukaan tile. Mortar yang mengotori permukaan tile harus dibuang dengan kain
lap basah. Pemasangan tile grant (pengisian nat) harus sesuai dengan ketentuan pabrik.
2. Pada pemasangan di area yang luas, harus dilaksanakan secara kontiniu. Dan harus disediakan ‘Kepalaan’
(guide line course) pada interval 2,0 m – 2,5 m. Pemasangan tile lainnya berpedoman pada guide line ini.
3. Kikis semua mortar yang menempel pada nat dan bersihkan ketika proses pemasangan tile berlangsung.
Pasangan tile tidak boleh diinjak dalam waktu 24 jam setelah pemasangan.
4. Natnat pada pemasangan tile harus diisi dengan bahan tile grout berwarna dan kondisi pemasangan harus
sesuai dengan rekomendasi pabrik.
PASAL 12
PEKERJAAN PENGECATAN
1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi penyediaan bahan pengecatan seperti :
a. Melakukan pembersihan bidang tembok terhadap kotoran
c. Melakukan pengecatan dinding eksterior dengan cat merek vinilex / setara warna ( By Aprroval ) dan untuk
cat interior dengan vinilex/setara warna ( By Aprroval )
d. Cat Listplank dan besi dengan cat minyak /besi merek Paton
2. Bahan
Cat tembok emulsi yang digunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan dan cara uji
sebagaimana yang disyaratkan dalm SII 125385 tentang “cat tembok emulsi”. Waktu mengering (Suhu 2830
derajat C) dapat kering keras maksimum satu jam.
Keadaan kaleng, sewaktu kaleng baru dibuka, cat tidak mengandung banyak endapan, mengumpal,
mengeras, mengulit, berbau busuk, adanya pemisahan warna dan bahan asing lainnya, serta mudah diaduk
menjadi campuran serba sama.
Sifatnya pengulasan dan lapisan cat siap pakai, harus mudah diulaskan dengan kuas dengan lempeng asbes.
Lapisan cat kering harus halus, tidak berkerut dan tidak turun.
3. Pelaksanaan Pekerjaan
1. Pengecatan Tembok
a. Persiapan Bahan Cat tembok emulsi untuk permukaan kasar diencerkan dengan air bersih secukupnya
antara 30 50%.
Cat tembok emulsi untuk permukaan halus harus diencerkan dengan air bersih secukupnya kira kira 20%,
Pengecatan dinding tembok dicat dengan cat dasar atau cat diencerkan dari cet yang akan dipaku.
Setelah mengering dilanjutkan dengan pengecatan lapis ketiga, Lapisan pengecatan dinding dalam terdiri
dari 1 (satu) lapis alkali resistance sealer atau cat primer untuk exterior yang dilanjutkan dengan 3 (tiga) lapis
emulsion dengan kekentalan cat sebagai berikut :
Lapis II kental
b. Semua jenis dan warna cat harus terlbih dahulu mendapatkan persetujuan dari sireksi sebelum dilakukan
pekerjaan.
c. Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh, rata, licin, tidak ada bagian
yang belang dan bidang dinding dijaga terhadap pengotoranpengotoran
PASAL 13
PEKERJAAN PLAFOND
1. Lingkup Pekerjaan
e. Melakukan pendempulan dengan compound dan pengecatan dengan cat tembok setara Nefobox, atau
Nefolux
2. Bahan
1. Rangka eka puring (persetujuan direksi)
1. Plafond gypsum tebal 9 mm, ukuran sesuai gambar. Kemampuannya tahan api, kedap suara dan bebas
asbestor.
2. Rangka eka puring disusun sejajar dengan bidang calcium silicate /gypsum yang akan dipasang, dengan
jarak mak. 60 cm, dipasang menerus, tidak terputus.
3. Rangka eka puring pada arah tegak lurus disusun sejajar, jarak max.120 cm.
4. Seluruh sisi bagian bawah rangka langitlangit harus diratakan, pola pemasangan rangka/penggantung harus
disesuaikan dengan detail gambar serta hasil pemasangan harus rata/tidak melendut.
6. Pada Pekerjaan langitlangit ini perlu diperhatikan pekerjaan elektrikal dan perlengkapan instalasi lain yang
teletak di atas langit-langit. Untuk detail pemasangan harus konsultansi dengan Supervisi.
7. Bidang pemasangan
langitlangit harus rata/waterpass, jarak pemasangan naad dibuat 0,5 cm atau sesuai dengan detail
gambar.Naad harus lurus dan sama lebar, pada pertemuan harus saling berpotongan tegak lurus satu sama
lain.
PASAL 14
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan instalasi listrik meliputi pengadaan dan pemasangan seluruh instansi penerangan titik api sehingga
diperoleh instalsi yang lengkap dan baik, setelah diuji dengan seksama dan siap digunakan. Pekerjaan
pengadaan instalasi meliputi :
1. Pengadaan dan pemasangan instalsi penerangan dan titik api berikut ardenya.
2. Pengadaan dan pemasangan hubungan tanah
3. Pengadaan gambar kerja, pemasangan instalsi listrik penerangan dan stop kontak
4. Melakukan pengetasan terhadap instalasi yang telah terpasang, pengetasan dilakukan bersamsama pihak
yang berwenang (PLN) disaksikan oleh pemberi tugas/direksi. ( by Approval)
a. Memiliki pas PLN serta suratsurat izin yang harus ada dari instansiinstansi sesuai dengan peraturan pemerintah
daerah setempat, maupun surat izin lain yang diminta oleh pemberi tugas/direksi.
b. Dalam pekerjaan pelaksanaan, harus memenuhi ketentuan yang telah digariskan dalam gambar rencana
baik segi ukuran, kualitas bahan dan jumlahnya.
c. Sehubungan dengan adanya pekerjaan ini, instalatur harus menghubungi PLN terlebih dahulu, untuk
kelancaran pembangunan sampai dengan pada hari penyerahan dengan hasil tes akhir yang memuaskan.
d. Sebelum memulai pekerjaan, intalatur hendanya membuat rencana kerja,uang disesuaikan dengan disiplin
lain. Juga disertakan jumlah tenaga pelaksana dan tenaga ahlinya.
3. Syarat Pelaksanaan
1. Pemasangan instalasi harus memenuhi semua peraturan yang tercantum dalam PUIL serta aturanaturan
tambahannya.
2. Peralatan kerja harus lengkap, hal ini digunakan mendapatkan hasil kerja dengan mutu baik serta tidak
merusak material dan instalasi
4. Gambar rencana merupakan gambar untuk keperluan lelang, instalatur hendaknya terlebih dahulu disetujui
oleh direksi pelaksana sebelum pekerjaan dimulai.
5. Setelah pekerjaan instalasi selesai , instalatur harus membuat gambar revisi (as built drawing), gambar ini
kelak akan digunakan bagi keperluan pemeliharaan instalasi dan kemudiaan diserahkan kepada pemberi
tugas.
6. Surat keur dari PLN harus memperoleh secara prosedur yang benar, biayabiaya yang dikeluarkan menjadi
tanggungan pemborong.
4. Bahan Instalasi.
1. Semua bahan yang akan dipasang dalam keadaan baru dan baik sertasebelumnya harus mendapat
persetujuan dari pengawas lapangan.
2. Bahanbahan harus sesuai dengan kondisi alam tropis dan memenuhi pasal-pasal dalam PUIL,SPLN,VDE.
3. Wiring dikerangka plafond menggunakan pipa conduit hight impact, menggunakan kabel NYA 2,5 mm untuk
penerangan dan stop kontak, Kabel merupakan produk terbaik dalam negeri. Merk SUPREME, KABELINDO,
METAL atau setara.
Pemasangannya diklem dengan pipa PVC khusus untuk pipa conduit hight impact.
b. Kabel dalam dinding harus dimasukan dalam pipa PVC pipa conduit hight impact yang diklem kuat sebelum
ditutup plesteran.
c. Penyambungan kabel diarmatur lampu harus dengan stop kontak skrup dan kabel harus dilebihkan sedikit
panjangnya.
d. Lampu- lampu hendaknya dipasang dari type sejenis, mudah dalam pemeliharaan dan tahan lama.
4. Balast, fitting dan tubing dari lampu TL bulat harus yang berkualitas tinggi.
Umum
Pekerjaan sistem kotak kontak dan saklar meliputi pengadaan semua bahan, peralatan dan tenaga kerja,
pemasangan instalasi, pengujian perbaikan selama masa pemeliharaan dan pelatihan bagi calon operator.
Sehingga seluruh sistem kotak kontak dapat beroperasi dengan baik dan benar.
1. Lingkup Pekerjaan
Pengadaan, pemasangan, penyambungan dan pengujian sistem kotak kontak dan saklar sesuai dengan
gambar perancangan yaitu :
b. Kotak kontak industrial yang dipakai adalah kotak kontak industrial 1 fasa dengan 3 pin, untuk pemasangan
pada lantai untuk stop kontak tipe floor dan dipasang 40 cm dari lantai untuk tipe wall Kotak Kontak Industrial, 3
fasa + N + E
c. Isolating switches harus dipasang pada panel dan dilengkapi dengan lampu indikator.
d. Rating isolating switch harus Iebih tinggi dari rating MCB / MCCB pada feeder di panelnya.
Kotak harus dari bahan baja atau moulded plastic dengan kedalaman tidak kurang dari 35 mm. Kotak dari
metal harus mempunyai terminal pembumian, saklar atau kotak kontak dinding terpasang pada kotaknya
harus menggunakan baud, pemasangan dengan cara yang mengembang tidak diperbolehkan.
Stop Kontak dan Saklar dipasang ditanam didinding (inbow) yang penempatannya ditunjukkan dalam gambar
rencana. Saklar dipasang pada jarak 150 cm dari lantai jadi ex clipsal/visalux/setara Stop Kontak power
dipasang +0.40 dari Lantai jadi ( 6A ) ex clipsal/visalux/setara
4. Kabel Instalasi
Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi kotak kontak harus kabel inti tembaga dengan insulasi
PVC, satu inti atau lebih (NYA, NYM, NYY). Kabel harus mempunyai penampang minimal dari 2,5 mm2 kode
warna insulasi kabel harus mengikuti ketentuan PUIL 2000 sebagai berikut :
fasa R : merah
fasa S : kuning
fasa T : hitam
netral : biru
pembumian : hijau
Pipa instalasi pelindung kabel feeder yang dipakai adalah konduit uPVC high impact. Pipa, elbow, socket,
kotak sambung, clamp dan accessoriesIainnya harus sesuai yang satu dengan Iainnya, yaitu tidak kurang dari
diameter 19 - 25 mm.
Pipa flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak sambung (TJunction box) Sedangkan pipa
untuk instalasi penerangan dan kotak kontak dengan pipa konduit uPVC, high impact conduitheavy gauge,
sekurangkurangnya diameter 19 25 mm. Rak kabel yang dipakai untuk distribusi kabel listrik digunakan jenis
cable tray yang terbuat dari plat mild steel dengan ketebalan sekurangkurangnya 2,0 mm, dan difinish hot dip
galvanis dilapisi oleh zinchromate harus tahan terhadap bahan kimia dan gas kimia.
Demikian pula untuk rak kabel yang berfungsi sebagai jalur kabel NYM untuk penerangan dan kotak kontak,
yang terbuat dari sheet steel dengan ketebalan sekurangkurangnya 2,0 mm dengan difinish hot dip galvanized.
Pengujian
Pengujian dilakukan dengan disaksikan oleh Konsultan Pengawas/MK dan disahkan oleh lembaga yang
berwenang meliputi :
a. Pengujian tahanan isolasi
d. Pengujian kontinyuitas.
PASAL 16
PEKERJAAN PEK. KM/WC DAN INST. AIR BERSIH, BEKAS DAN KOTOR
1. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan sanitasi dan instalasi meliputi pengadaan dan pembuatan sanitasi dan perlengkapannya sehingga
diperoleh sistem sanitasi yang lengkap dan baik serta memenuhi persyaratan kesehatan. Pekerjaan sanitasi dan
instalasi meliputi :
1. Pengadaan dan pemasangan barang sanitair
a. Pipa air bersih PVC Kelas AW dia 15 atau 1/2 inch
b. Pipa Air Kotor dia 4 Inch/dia 100 PVC Kelas AW dari ( WC/Closet ) Kelas
AW menuju Septictank
2. Bahan
1. Barangbarang sanitair dan perlengkapannya harus yang berkualitas baik dan mendapatkan persetujuan dari
Pihak Direksi.
2. Pipa untuk saluran air bersih dipakai pipa PVC klas AW dsan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan
dalam SII 0161 77 dan SNI 0039 87A. Pipa harus memenuhi persyaratan kuat tarik dan harus tahan terhadap
tekanan air sebesar 10 kg/cm. Pipa tidak boleh mengandung bahanbahan yang membahayakan kesehatan.
Diameter lubang nominal, diameter luar, tebal pipa harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam
standart.
3. Pipa paralon PVC klas AW dipakai untuk instalasi air kotor harus dengan tebal minimum 4 mm dan memenuhi
persyaratan yang tercantum dalam SNI 016287A. Penyambungan pipa PVC klas AW harus memenuhi
persyaratan yang tercantum dalam SNI 0178A.
4. Pipa PVC klas AW yang dipakai untuk instalasi air bersih harus pipa PVC yang tebal dan memenuhi
persyaratan yang tercantum salam SNI.
5. Kran air yang dipakai harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam SNI012287A.
6. Tangki sepik dibuat dari pasangan Bata Batako Press kedap air dan harus memenuhi persyaratan yang
tercantum dalam SK SNI0789F.
7. Bidang peresapan yang dibuat harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam SK SNI0789F.
2. Pemasangan dan penyambungan pipa air bersih harus kuat dan baik, sehingga tidak terjadi kebocoran-
kebocoran yang disebabkan tekanan air pada waktu mengalir.
3. Pemasangan kran harus kuat dan baik, sehingga tidak terjadi kebocoran kebocoran yang disebabkan pada
waktu air mengalir.
4. Pemasangan barang barang sanitair dan perlengkapannya harus kuat dan baik sehingga tidak terjadi
kerusakan kerusakan seperti kebocoran, kemacetan dan gannguan dalam pemakaiannya.
5. Pipa untuk mengalirkan air kotor dipasang dengan kemiringan 2%, sambungan pipa paralon harus
menggunakan soket yang sejenis dengan pipanya, sambungan diperkuat dengan menggunakan lem yang
baik. Pasangan pipa harus kuat dan baik, sehingga tidak terjadi kebocoran pada waktu air mengalir.
6. Pembuatan tangki septictank harus memenuhi persyaratan SK SNI 0789F, mengenai bahan bangunan
pembuatan tangki septiktank, bentuk dan ukuran serta perlengkapan dari tangki septic.
a. Bahan bangunan harus kuat terhadap gaya yang mungkin timbul, tahan terhadap keasaman dan kedap
air.
b. Bentuk dan ukuran tangki septic harus sesuai gambar kerja Tangki septic berbentuk empat persegi panjang
dengan perbandingan
5. Saluran air kotor dipakai pipa PVC klas AW diameter 4” dengan ketebalan 4 mm.
PASAL 17
PEKERJAAN ATAP
1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi penyediaan bahan atap dan konstruksinya sesuai dengan bahan yang akan dipakai untuk bangunan
yang dikerjakan seperti :
baja ringan, penutup atap spandek, rabung dan flasing dari bahan Spandek dan lain sebagainya.
Melaksanakan pekerjaan atap dan perlengkapannya seperti scrup, paku atap spandek, talang atap dan
lainnya.
2. Bahan
1. Baja Ringan yang dipakai dengan spec H=7,5 cm L=3,5 cm Thk=0,75 mm mat. Zink Calumn dan Ber- SNI
4. Seng perabung, untuk rabung/bubungan atap menggunakan spandek tanpa motif dengan tebal 0.38 mm,
warna maroon. ( by approval )
5. Seng talang, untuk talang atap menggunakan spandek tanpa motif dengan tebal 0.38 mm, warna maroon. (
by approval )
1. Pemasangan atap harus memenuhi persyaratan sidelap dan overlap darimsetiap jenis atap.
2. Pekerjaan perakitan bahan baja ringan ringan dilakukan dilapangan dengan mengacu kepada ukuran-
ukuran dan dimensi sesuai rencana dan gambar kerja serta disesuaikan dengan kondisi lapangan/ media yang
ada.
3. Hasil pemasangan atap baik vertikal maupun horizontal harus merupakan garis lurus.
4. Permukaan bidang atap secara keseluruhan harus merupakan bidang yang rata.
5. Perabung untuk atap secara keseluruhan harus merupakan bidang yang rata.
PASAL 18
LAIN-LAIN
1.Untuk semua material/ produk yang dipakai harus terlebih dahulu mendapatkan persetujan dari direksi
2.Pihak direksi berhak menolak material/produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang tertuang dalam
kontrak/addendum kontrak
3.Kontraktor pelaksana harus melampirkan bukti dari agen/distributor material/produk yang dipakai dalam
bangunan apabila memang tidak ada dipasaran dan sangat mendesak untuk dikerjakan dengan terlebih
dahulu mendapatkan persetujuan dari pihak direksi.
Demikianlah Speksifikasi Teknis untuk Pekerjaan Pembangunan Rumah Dinas Type 36 ini hanya sebagai referensi
untuk sobat - sobat yang bekerja sebagai Konsultan Perencanaan, dari pada ngetik dari awalkan lumayan
banyak, setidaknya bisa di ambil bagian yang di perlukan.
Artikel Terkait
Facebook Twitter