Anda di halaman 1dari 97

SPESIFIKASI TEKNIS

SPESIFIKASI TEKNIS
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK


PERKANTORAN BINDA ACEH

LOKASI

KABUPATEN ACEH BESAR

TAHUN ANGGARAN
2021

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 1


SPESIFIKASI TEKNIS

DAFTAR ISI
BAB I PEKERJAAN UMUM .................................................................................................. 3
A. PERSYARATAN UMUM ............................................................................................... 3
B. PEKERJAAN SARANA TAPAK..................................................................................... 4
C. PEKERJAAN PERSIAPAN ........................................................................................... 4
D. KANTOR DIREKSI LAPANGAN ................................................................................... 6
BAB II PEKERJAAN STRUKTUR ........................................................................................... 8
A. KETERANGAN UMUM ................................................................................................ 8
B. PEKERJAAN PEMASANGAN LANTAI RABAT BETON .................................................. 8
C. PEKERJAAN GALIAN PONDASI .................................................................................. 9
D. PEKERJAAN URUGAN PASIR PADAT ....................................................................... 10
E. PEKERJAAN URUGAN TANAH DAN PEMADATAN ..................................................... 10
F. PEKERJAAN PONDASI ............................................................................................. 12
G. PEKERJAAN KONSTRUKSI BETON .......................................................................... 13
H. TULANGAN BETON / BESI BETON ............................................................................ 22
I. SELIMUT BETON ..................................................................................................... 25
J. BEKISTING .............................................................................................................. 25
K. `PEKERJAAN RANGKA ATAP ................................................................................... 27
L. PEKERJAAN PENUTUP ATAP ALUMUNIUM .............................................................. 30
BAB III PEKERJAAN ARSITEKTUR ..................................................................................... 32
A. PEKERJAAN PASANGAN ......................................................................................... 32
B. P EKERJAAN P ASANGAN B ATU B ATA .............................................................................. 33
C. P EKERJAAN P LESTERAN .............................................................................................. 35
D. PEKERJAAN WATERPROOFING .............................................................................. 37
E. PEKERJAAN PLAFOND ............................................................................................ 40
F. PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA ............................................................. 42
G. PEKERJAAN KACA ................................................................................................... 53
H. ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI ...................... E RROR ! B OOKMARK NOT DEFINED .
I. PEKERJAAN PENGECATAN ..................................................................................... 56
J. PEKERJAAN BESI NON STRUKTURAL ..................................................................... 60
K. PEKERJAAN PENUTUP LANTAI DAN DINDING ......................................................... 61
L. PEKERJAAN GRANIT ............................................................................................... 63
M. AKSESORIES KAMAR MANDI DAN DAERAH BASAH ................................................. 65
N. PEKERJAAN RAILING LANTAI DAN VIDE ................................................................. 70
O. PEKERJAAN PENIMBUNAN DAN PEMADATAN LAHAN ............................................. 71
P. PEKERJAAN GLASSFIBRE REINFORCED CEMENT (GRC) ........................................ 75
Q. PEKERJAAN BATU ALAM ......................................................................................... 78
R. PEKERJAAN BATU KACANG / KORAL/ SIKAT ........................................................... 79
S. PEKERJAAN ALLUMUNIUM COMPOSITE PANEL (ACP) ............................................ 81
BAB IV PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL .......................................................... 83
A. P EKERJAAN P LAMBING ............................................................................................... 83
B. R EFERENSI P RODUK ................................................................................................... 87
BAB V PEKERJAAN ELEKTRIKAL ...................................................................................... 90
A. PEKERJAAN ELEKTRIKAL ........................................................................................... 90
BAB VI PENUTUP ............................................................................................................. 97

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 2


SPESIFIKASI TEKNIS

BAB I PEKERJAAN UMUM

A. PERSYARATAN UMUM
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh pemborong adalah :
a. Melaksanakan pekerjaan pembersihan lokasi, perataan tanah eksisting, bongkaran
bangunan lama, bongkaran instalasi listrik, bongkaran instalasi sanitasi, pekerjaan
arsitektur, struktur, mekanikal dan elektrikal sesuai yang tertera dalam gambar teknis dan
bill of quantity.
b. Pengadaan, pengamanan dan pengawasan segala macam alat dan bahan yang digunakan
dalam pelaksanaan.
c. Pemasangan, pengetesan dan pemeliharaan semua bahan dan peralatan sesuai batas
waktu yang telah ditentukan.
d. Pengerahan tenaga kerja sesuai kebutuhan, keahlian dan keterampilannya.
e. Bersedia kerja lembur apabila kondisi pekerjaan menuntut untuk itu.
2. Ukuran dan Notasi
a. Semua ukuran dalam gambar arsitektur, struktur, mekanikal dan elektrikal adalah ukuran
jadi / finishing, kecuali ada ketentuan lain yang akan dijelaskan kemudian.
b. Apabila ada perbedaan atau penyimpangan ukuran dan notasi, maka harus
dikonfirmasikan kepada konsultan perencana, atau cukup hanya dengan
memperbandingkan dengan skala gambar.
3. Gambar-gambar
a. Seluruh gambar-gambar pelaksanaan secara lengkap (arsitektur, struktur, mekanikal dan
elektrikal, serta spesifikasi teknis) dapat diperoleh melalui pengawas lapangan atas
sepengetahuan pemberi kerja.
b. Pemborong wajib meneliti dan memahami seluruh proses dan teknis pekerjaan ini
sehingga dapat menyesuaikan program dan bekerja secara integral dan simultan.
c. Pemborong wajib membuat gambar kerja pelaksanaan (shop drawing) dibuat dalam
rangkap 3 (tiga); 1 (satu) set untuk pemborong, 1 (satu) set untuk pengguna jasa dan 1
(satu) set untuk pengawas lapangan.
d. Selama pelaksanaan pekerjaan, pemborong wajib membubuhkan tanda dengan warna
tertentu pada gambar atas bagian-bagian bangunan yang sudah dilaksanakan, termasuk
apabila ada perubahan dari gambar semula.
e. Sebelum setiap bagian pekerjaan dilaksanakan, pemborong wajib mengajukan shop
drawing dan harus mendapatkan persetujuan pengguna jasa dibantu oleh konsultan
pengawas.

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 3


SPESIFIKASI TEKNIS

f. Apabila ada perbedaan antara gambar kerja dan syarat-syarat teknis/spesifikasi, maka
yang berlaku adalah syarat-syarat teknis dan spesifikasi, kecuali ditentukan lain oleh
Pengguna Jasa/Konsultan Perencana/Pengawas lapangan.
g. Apabila ada keraguan-raguan gambar, maka pemborong harus menyampaikan kepada
pengguna jasa/pengawas lapangan paling lambat 1 (satu) minggu sebelum dilaksanakan.
h. Perbedaan tersebut tidak dapat dijadikan alasan oleh pemborong untuk mengadakan claim
atas waktu pelaksanaan.

B. PEKERJAAN SARANA TAPAK


1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi :
a. Penyediaan air dan daya listrik untuk bekerja.
b. Air untuk bekerja harus disediakan penyedia jasa dengan membuat sumur pompa di tapak
proyek atau disuplai dari luar.
c. Air harus bersih, bebas dari bau, lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya yang merusak.
d. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Pengguna Jasa.
e. Penggunaan diesel pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan sementara atas
persetujuan Pengguna Jasa.
f. Pekerjaan penyediaan alat pemadam kebakaran.
2. Drainase Tapak
Penyedia jasa wajib membuat saluran sementara yang berfungsi untuk pembuangan air yang ada.
pembuatan saluran sementara harus sesuai petunjuk/persetujuan Pengguna Jasa.

C. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
a. Pekerjaan pembersihan sebelum pelaksanaan
b. Pekerjaan perlindungan instalasi eksisting
c. Pekerjaan pembuatan Tugu Patok Dasar (Bench Mark)
d. Pekerjaan penentuan peil P  0.00
e. Pengukuran tapak
f. Dan/atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja
2. Persyaratan Pelaksanaan
a. Pekerjaan pembersihan sebelum pelaksanaan

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 4


SPESIFIKASI TEKNIS

Pekerjaan ini meliputi pembersihan area proyek dari semua kotoran dan sampah baik
sampah organik maupun anorganik yang nantinya akan mengganggu dan atau
menurunkan kualitas pekerjaan diatasnya.
b. Pekerjaan perlindungan terhadap instalasi eksisting
1) Pekerjaan ini meliputi perlindungan instalasi eksisting yang berada di dalam Tapak
Proyek dan dinyatakan oleh Pengguna Jasa/Perencana masih berfungsi. Dalam hal
ini Penyedia Jasa harus menjaga dan memeliharanya dari gangguan/cacat.
2) Apabila jalur instalasi eksisting yang masih berfungsi harus dipindahkan, maka
Penyedia jasa harus melakukan pekerjaan ini sesuai dengan putusan tertulis dari
Pengguna Jasa/Perencana.
c. Pembuatan Tugu Patok Dasar (Bench Mark)
1). Letak tugu patok dasar ditentukan oleh Pengguna Jasa.
2). Tugu Patok Dasar dibuat dari bahan beton bertulang berpenampang 20 x 20 cm,
tertancap kuat ke dalam tanah sedalam 1,00 m dengan bagian yang muncul di atas
muka tanah secukupnya untuk memudahkan pengukuran selanjutnya.
3). Tugu Patok dasar dibuat permanen, tidak dapat diubah, diberi tanda yang jelas dan
dijaga keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari Pengguna Jasa untuk
membongkarnya.
3. Pekerjaan Penentuan Peil Dasar Bangunan atau P  0.00
a. P  0.00 finishing Arsitektur adalah peil lantai ruang utama dengan acuan bench mark
yang telah dibuat oleh konsultan perencana pada tahap pengukuran tapak.
b. Papan patok ukur/bouwplank dibuat dari kayu Borneo dengan ukuran tebal 3 cm dan lebar
15 cm, lurus dan diserut rata pada sisi atasnya. Papan patok ukur dipasang pada patok
kayu Borneo 5/7 yang jarak satu sama lain adalah 1.50 m tertancap di tanah sehingga tidak
dapat digerakkan atau diubah.
c. Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama dengan lainnya dan/atau rata waterpass,
kecuali dikehendaki lain oleh Pengguna Jasa/ Perencana.
d. Setelah selesai pemasangan papan patok ukur, Penyedia jasa harus melaporkan kepada
Pengguna Jasa untuk mendapatkan persetujuan.
4. Pengukuran Tapak
a. Penyedia jasa diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi
pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian tanah,
letak bangunan yang ada, letak batas-batas tanah dengan menggunakan alat optik dan
sudah ditera kebenarannya oleh pihak yang terkait.
b. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan di lapangan yang
sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan untuk
dimintakan keputusannya.

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 5


SPESIFIKASI TEKNIS

c. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat


waterpass/theodolit tipe T2.
d. Penyedia jasa harus menyediakan Theodolit tipe T2/Waterpass beserta petugas yang
melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan.
e. Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga phytagoras
hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang telah disetujui oleh Pengguna
Jasa/Pengawas Lapangan.
f. Instalasi yang sudah ada dan masih berfungsi harus diberi tanda yang jelas dan dilindungi
dari kerusakan-kerusakan yang mungkin terjadi akibat pekerjaan proyek ini, untuk itu harus
dicantumkan dalam gambar pengukuran.
g. Penyedia jasa bertanggungjawab atas segala kerusakan akibat pekerjaan yang sudah
dilaksanakannya.
h. Gambar pengukuran tapak rumah dinas harus mendapat persetujuan/pengesahan
Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan antara lain memuat :
1) Sistem koordinat, sesuai ketentuan gambar.
2) Peil setiap titik simpul koordinat dan transisi dengan interval ketinggian 25 cm.
3) Rencana lokasi Barak Kerja, tempat menyimpan bahan terbuka, tempat menyimpan
bahan tertutup, sumber air, dan MCK.

D. KANTOR DIREKSI LAPANGAN


1. Lingkup Pekerjaan
a. Kantor Direksi Lapangan cukup representatif untuk bekerja dan aman untuk menyimpan
dokumen proyek selama pelaksanaan proyek.
b. Luas dan peralatan yang harus disediakan untuk Direksi Lapangan minimal harus
memenuhi persyaratan administrasi.
2. Kantor Penyedia Jasa dan Los Kerja
a. Ukuran luas kantor Penyedia jasa dan los kerja serta tempat menyimpan bahan bakar,
terserah kepada Penyedia jasa dengan tidak mengabaikan keamanan dan kebersihan dan
bahaya kebakaran, serta memperhatikan tempat yang tersedia sehingga tidak menganggu
kelancaran pekerjaan.
b. Khusus untuk tempat menyimpan bahan-bahan seperti pasir, kerikil harus dibuatkan kotak
simpan, dipagar dengan dinding papan, sehingga masing-masing bahan tidak tercampur
dengan lainnya.
c. Penyedia jasa tidak diperkenankan menyimpan alat/bahan bangunan di luar pagar proyek,
dan menyimpan bahan-bahan yang ditolak Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan karena
tidak memenuhi syarat.

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 6


SPESIFIKASI TEKNIS

3. Pagar Proyek
a. Pagar Proyek didirikan pada batas-batas yang mengelilingi tapak proyek seperti yang
ditentukan dengan tinggi 2 m.
b. Pagar proyek terbuat dari seng gelombang BJLS 30, dipasang pada tiang rangka kayu klas
II, dan diperkuat dengan beton setempat dan penyokong kayu. Pada tempat-tempat yang
ditentukan dalam gambar dibuat pintu masuk untuk kendaraan angkutan dan pintu masuk
orang dengan persetujuan Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan.
c. Pagar proyek harus dipelihara keutuhannya selama pembangunan proyek ini dan
dibongkar hanya atas persetujuan Pengguna Jasa /Pengawas Lapangan.

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 7


SPESIFIKASI TEKNIS

BAB II PEKERJAAN STRUKTUR

A. KETERANGAN UMUM
1. Rencana kerja dan syarat-syarat pekerjaan struktur (spesifikasi struktur) untuk proyek ni, dibuat
dengan maksud agar Konstruksi Struktur yang akan dikerjakan memenuhi kualitas/persyaratan-
persyaratan yang tertuang dalam spesifikasi struktur ini, sebagaimana yang
direncanakan/dikehendaki oleh Perencana Struktur.
2. Kontraktor berkewajiban untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan struktur sesuai dengan
spesifikasi struktur ini dan gambar-gambar struktur terlampir.
3. Di lain pihak, Pengguna Jasa/Pengawas lapangan berkewajiban untuk mengawasi pekerjaan-
pekerjaan Kontraktor agar sesuai dengan spesifikasi struktur ini dan gambar-gambar struktur
terlampir.
4. Apabila terdapat hal-hal yang tidak kurang jelas baik mengenai spesifikasi struktur ini maupun
gambar-gambar struktur terlampir, maka Kontraktor maupun Pengawas lapangan berkewajiban
untuk menanyakan penjelasannya kepada Perencana Struktur.
5. Perubahan-perubahan terhadap spesifikasi struktur maupun gambar-gambar struktur tanpa
persetujuan Perencana Struktur sama sekali tidak diperkenankan.

B. PEKERJAAN PEMASANGAN LANTAI RABAT BETON


1. Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu untuk melaksanakan
pekerjaan ini sehingga didapat hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan sub lantai ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukan dalam Gambar
Kerja sebagai alas lantai finishing.
2. Persyaratan Bahan
a. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan PBI-1972 NI-2, NI-8.
b. Bahan yang dipakai sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-contohnya
kepada pengawas lapangan untuk disetujui.
3. Pesyaratan Pelaksanaan
a. Untuk pasangan yang langsung di atas tanah, tanah yang akan dipasang sub lantai harus
dipadatkan untuk mendapatkan permukaan yang rata dan padat sehingga diperoleh daya
dukung tanah yang maksimum, pemadatan dipergunakan alat timbres.
b. Pasir urug bawah lantai yang disyaratkan harus merupakan permukaan yang keras, bersih
dan bebas alkali, asam maupun bahan organik lainnya yang dapat mengurangi mutu

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 8


SPESIFIKASI TEKNIS

pasangan. Tebal lapisan pasir urug yang disyaratkan minimum 10 cm atau sesuai Gambar
Kerja.
c. Di atas pasir urug dilakukan pekerjaan sub lantai setebal 5 cm atau sesuai yang
ditunjukkan dalam Gambar Detail dengan campuran 1 PC : 3 Pasir : 5 Koral.
d. Untuk pasangan di atas plat beton (lantai atas), plat beton diberi lapisan plester (screed)
campuran 1 PC : 3 Pasir setebal minimal 3 cm dengan memperhatikan kemiringan lantai,
terutama di daerah basah dan teras.
e. Sub lantai beton tumbuk di atas lantai dasar permukaannya harus dibuat benar-benar rata,
dengan memperhatikan kemiringan lantai di daerah basah dan teras.

C. PEKERJAAN GALIAN PONDASI


1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan/ peralatan-peralatan dan alat-
alat bantu yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan galian pondasi untuk pekerjaan sub struktur,
seperti yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan petunjuk pengguna
jasa/pengawas lapangan, termasuk di dalamnya adalah pekerjaan galian untuk septictank,
saluran-saluran dan pekerjaan-pekerjaan lain sesuai gambar.
2. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Galian tanah untuk septictank, saluran air, pondasi dan galian-galian lainnya harus sesuai
dengan peil-peil yang tercantum di dalam gambar.
b. Semua bekas-bekas pondasi bangunan lama, batu, jaringan jalan/aspal, akar dan pohon-
pohon yang terdapat di bagian pondasi yang akan dilaksanakan harus dibongkar dan
dibuang. Bekas-bekas pipa saluran yang tidak terpakai harus disumbat.
c. Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon, dan lain-lain yang
masih digunakan, maka Kontraktor harus secepatnya memberitahukan kepada pengguna
jasa/pengawas lapangan atau kepada pengusaha/instansi yang berwenang untuk
mendapatkan petunjuk-petunjuk seperlunya. Kontraktor bertanggung jawab atas segala
kerusakan-kerusakan sebagai akibat dari pekerjaan galian tersebut.
d. Apabila ternyata pengalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan, maka kontraktor
harus mengisi/mengurug kembali daerah tersebut dengan bahan yang sejenis untuk
daerah ybs.
e. Kontraktor harus menjaga agar lubang-lubang galian pondasi tersebut bebas dari
longsoran-longsoran tanah di kiri-kanannya (bila perlu dilindungi oleh alat-alat penahan
tanah dan bebas dari genangan air) sehingga pekerjaan pondasi dapat dilakukan dengan

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 9


SPESIFIKASI TEKNIS

baik sesuai dengan spesifikasi struktur. Pemompaan, bila dianggap perlu harus dilakukan
dengan hati-hati agar tidak mengganggu struktur bangunan yang sudah ada.
f. Pengurugan/pengisian kembali bekas galian, dilakukan selapis demi selapis, dan ditumbuk
sampai padat sesuai dengan yang disyaratkan pada "Pekerjaan Urugan Kembali dan
Pemadatan"

D. PEKERJAAN URUGAN PASIR PADAT


1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini untuk memperoleh hasil pekerjaan yang baik.
2. Persyaratan Bahan Pasir
a. Pasir yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan keras, bebas dari
lumpur, tanah lempung dan lain sebagainya, serta konsisten terhadap NI-3 (PUBI tahun
1982) pasal 14 ayat 3.
b. Untuk air siraman digunakan air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam
alkali dan bahan-bahan organis lainnya, serta memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
dalam NI-3 pasal 10. Apabila dipandang perlu, pengguna jasa/pengawas lapangan dapat
minta kepada Kontraktor, supaya air yang dipakai untuk keperluan ini diperiksa di
laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah, atas biaya Kontraktor.
c. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan di atas
dan harus dengan persetujuan pengguna jasa/pengawas lapangan.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Lapisan pasir urug dilakukan lapis demi lapis maksimum setiap lapis 5 cm hingga mencapai
tebal padat yang disyaratkan dalam gambar.
b. Setiap lapis pasir urug harus diratakan, disiram air dan/atau dipadatkan dengan alat
pemadat yang disetujui pengguna jasa/pengawas lapangan. Pemadatan dilakukan hingga
mencapai tidak kurang dari 95 % dari kepadatan optimum hasil laboratorium.
c. Tebal pasir urug minimum 10 cm padat atau sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
Ukuran tebal dalam gambar adalah ukuran tebal padat.
d. Lapisan pekerjaan di atasnya, dapat dikerjakan bilamana sudah mendapat persetujuan
pihak Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan.

E. PEKERJAAN URUGAN TANAH DAN PEMADATAN


1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, dan alat-alat bantu
lainnya yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik. Pekerjaan ini meliputi

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 10


SPESIFIKASI TEKNIS

semua pekerjaan urugan kembali untuk pekerjaan substruktur yang ditunjukkan dalam gambar atau
sesuai petunjuk pengguna jasa/pengawas lapangan.
2. Persyaratan Bahan-bahan
Bahan untuk urugan tersebut menggunakan material bekas galian atau dengan mendatangkan
dari lokasi lain dan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Jenis tanah adalah Silty Clay
b. Tanah harus bersih dan tidak mengandung akar, kotoran dan bahan organis lainnya.
c. Tidak mengandung batuan yang lebih besar dari 10 cm.
d. Puing-puing bekas bongkaran dinding bata, beton sama sekali tidak diperbolehkan digunakan
untuk urugan.
Pengguna jasa/pengawas lapangan berhak menolak material yang tidak memenuhi persyaratan
tersebut di atas.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Pengurugan harus diperiksa sebelum disetujui oleh pengawas lapangan. Pelaksanaan
pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal max tiap-tiap lapisan 20 cm dan
dipadatkan sampai mencapai Kepadatan Optimum, dan mencapai peil permukaan tanah yang
direncanakan.
b. Pada lokasi yang diurug harus diberi patok-patok, ketinggian sesuai dengan ketinggian
rencana.
c. Untuk daerah-daerah dengan ketinggian tertentu, dibuat patok dengan warna tertentu pula.
Pada daerah yang basah/ada genangan air, Kontraktor harus membuat saluran-saluran
sementara untuk mengeringkan lokasi-lokasi tersebut, misalnya dengan bantuan pompa air.
d. Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur atau kotoran, sampah dan sebagainya. Jika
tidak ada persetujuan sebelumnya dari pengguna jasa/pengawas lapangan maka pemadatan
tidak boleh dengan dibasahi air. Pemadatan urugan dilakukan dengan memakai alat stamper/
compactor yang disetujui oleh pengguna jasa/pengawas lapangan.
e. Bahan galian dapat dipergunakan kembali untuk mengurug bila memenuhi syarat sebagai
tanah urugan dan bila perlu dapat dilakukan penyelidikan laboratorium mekanika tanah yang
disetujui oleh Pengawas Lapangan. Segala biaya-biaya penyelidikan tersebut menjadi
tanggung jawab kontraktor. Penggalian yang melebihi batas yang ditentukan, harus diurug
kembali sehingga mencapai perataan yang ditetapkan dengan bahan urugan yang dipadatkan,
kecuali untuk daerah galian pondasi harus mengikuti C.1. mengenai "Pekerjaan Galian
Pondasi".
f. Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian dan pengurugan adalah  50 mm
terhadap kerataan yang ditentukan. Semua drainase darurat harus disetujui oleh pengguna
jasa/pengawas lapangan cara kerja yang dilakukan Kontraktor harus disetujui oleh Pengguna
jasa/pengawas lapangan.

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 11


SPESIFIKASI TEKNIS

g. Bagian permukaan yang telah dinyatakan padat harus dipertahankan dan dijaga jangan
sampai rusak akibat pengaruh luar misalnya basah oleh air hujan dan sebagainya. Pekerjaan
pemadatan dianggap cukup, setelah mendapat persetujuan tertulis pengguna jasa/pengawas
lapangan.
h. Bilamana bahan tersebut tidak mencapai kepadatan yang dikehendaki, lapisan tersebut harus
diulangi kembali pekerjaannya atau diganti, dengan cara-cara pelaksanaan yang telah
ditentukan, guna mendapatkan kepadatan yang dibutuhkan. Jadwal pengujian akan
ditentukan/ditetapkan oleh perencana/pengguna jasa/pengawas lapangan.
i. Setelah pemadatan selesai, urugan tanah yang kelebihan harus dipindahkan ke tempat yang
ditentukan oleh pengawas lapangan. Ketinggian (peil) disesuaikan dengan gambar.
j. Sarana-sarana Darurat : Kontraktor harus mengadakan drainase yang sempurna setiap saat.
Ia harus membangun saluran-saluran memasang parit-parit, memompa dan atau
mengeringkan drainase.

F. PEKERJAAN PONDASI

Persyaratan Bahan

1. Pondasi Tapak Menerus dibuat sesuai dengan gambar rencana dimana poer-nya merupakan beton
bertulang yang pekerjaannya dijelaskan lebih lanjut pada uraian Pekerjaan Beton Bertulang.

2. Untuk pekerjaan pondasi Batu gunung, digunakan campuran 1 Pc : 4 Ps untuk mengikat batu
kali/gunung/belah sehingga tidak ada lagi rongga diantara sambungan batu kali/gunung/belah.

Pedoman Pelaksanaan

1. Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran-pengukuran untuk as-as pondasi
sesuai dengan gambar konstruksi dan dimintakan persetujuan Direksi tentang kesempurnaan galian.
2. Sebelum pondasi tapak menerus dikerjakan, Kontraktor Pelaksana harus memastikan galian pondasi
sudah selesai 100%.
3. Kontraktor harus membuang semua air tanah yang ada dalam galian pondasi sebelum memulai
pekerjaan pondasi tapak menerus.
4. Pekerjaan pengecoran pondasi tapak, tidak boleh dikerjakan dalam kondisi galian pondasi tergenang
air. Pada bagian paling dasar pondasi dilapisi dengan lantai kerja dengan ketebalan minimal 10 cm -
100 cm dari campuran 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr, dan lapisan pasir urug dengan ketebalan minimal 10 cm.
Pekerjaan lantai kerja tidak boleh dilakukan dalam kondisi galian pondasi tergenang air. Untuk
pengecoran bore pile menggunakan casing temporary untuk menjaga pengecoran pile dari
reruntuhan tanah serta dapat berjalan dengan baik.
5. Kontraktor Pelaksana harus menjamin bahwa galian pondasi tidak akan tergenang air tanah atau air
hujan sampai semua pekerjaan struktur pondasi selesai dikerjakan.

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 12


SPESIFIKASI TEKNIS

6. Semua bagian pondasi tapak menerus dibuat dari beton bertulang dengan mutu K-250 untuk
bangunan 2-3 Lantai.
7. Untuk pekerjaan pondasi dikerjakan sesuai dengan ketentuan pekerjaan beton bertulang.
8. Setelah pondasi tapak menerus selesai, pekerjaan pondasi batu gunung dapat dilakukan sebelum
pemasangan sloof bangunan. Di atas pasangan batu gunung dipasang angker besi minimal diameter
12” dengan jarak minimal 1,5 – 2 m sebagai pengikat sloof.
9. Hasil pekerjaan pondasi harus disetujui oleh Konsultan supervisi.

G. PEKERJAAN KONSTRUKSI BETON


1. Umum
a. Beton adalah campuran antara semen, pasir, split dan air secukupnya dimana akan
didapatkan pemakaian semen yang sedikit mungkin pada penyelesaian pekerjaan. Beton
yang dihasilkan haruslah bermutu baik, padat, tahan lama serta mempunyai kekuatan
sesuai dengan ketentuan dan mempunyai ciri-ciri khusus lain seperti yang disyaratkan.
b. Perbandingan antara pasir dan split tergantung dari pada gradasi (tingkatan) bahan itu
sendiri, tetapi hasil akhir yang harus dicapai adalah bahwa pasir harus selalu dalam jumlah
sesedikit mungkin sehingga apabila dicampur atau diaduk dengan semen akan
menghasilkan adukan yang cukup untuk mengisi kekosongan yang terdapat dan ada
diantara batuan kasar (split), serta masih ada sedikit kelebihan untuk penyelesaian akhir
daripada beton tersebut.
c. Untuk menjaga agar supaya didapatkan kekuatan beton yang optimal dan ketahanan
daripada beton tersebut, jumlah pemakaian air yang dipakai didalam adukan beton tersebut
haruslah dalam jumlah yang sesedikit mungkin dimana akan memberikan hasil yang
memuaskan di dalam pelaksanaan dan mudah untuk dikerjakan.
d. Semua bahan-bahan, pemeriksaan beton dan lain-lain yang termasuk di dalam spesifikasi
ini akan selalu didasarkan pada P.B.I. tahun 1971.
e. Campuran beton yang dihasilkan oleh perusahaan pencampur beton (ready mixed) yang
memenuhi persyaratan dan sesuai dengan spesifikasi ini dapat pula diterima dengan
adanya persetujuan terlebih dahulu dari Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan.

2. Ketentuan Umum dari Bahan-bahan Beton


a. Semua bahan beton yang akan dipergunakan haruslah bahan-bahan yang benar-benar
mempunyai mutu terbaik diantara semua bahan beton yang tersedia, serta harus selalu
memenuhi persyaratan P.B.I. 1971.

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 13


SPESIFIKASI TEKNIS

b. Sebelum memulai pekerjaan beton, terlebih dahulu kontraktor harus memberikan contoh
dari bahan-bahan beton yang akan dipakai untuk mendapatkan persetujuan terlebih dahulu
dari pengguna jasa/pengawas lapangan.
c. Kontraktor dilarang dan tidak diperbolehkan memesan bahan-bahan beton atau
mendatangkan bahan-bahan beton dalam jumlah besar sebelum pengguna jasa/pengawas
memberikan persetujuan terlebih dahulu untuk setiap macam atau jenis bahan yang akan
dipakai.
d. Pengguna jasa/pengawas lapangan akan menyimpan contoh-contoh bahan beton yang
telah disetujui sebagai standar (patokan), dimana contoh tersebut akan digunakan sebagai
bahan pemeriksa pada saat adanya penerimaan bahan-bahan beton.
e. Kontraktor dilarang untuk mengadakan penyimpangan dari pengiriman bahan yang tidak
sesuai dengan contoh yang telah disetujui tersebut, kecuali telah ada persetujuan terlebih
dahulu dari pihak pengguna jasa/pengawas lapangan.
f. Setiap macam bahan beton yang tidak disetujui dan tidak diterima oleh pengguna
jasa/pengawas lapangan, dengan segera kontraktor harus mengeluarkan atau
memindahkan bahan beton tersebut dari lokasi proyek atas beban atau biaya kontraktor
sendiri.
3. Semen
a. Yang dimaksud dari semen adalah portland cement seperti yang disebutkan pada P.B.I.
1971.
b. Semen yang akan dipergunakan harus diperoleh dari pabrik yang telah disetujui oleh
pengguna jasa/pengawas lapangan, serta harus dikirim pengawas lapangan ke lokasi
proyek dengan cara pembungkusan yang baik, atau dalam kantong yang masih benar-
benar tertutup rapat, atau dapat pula dikirimkan dengan menggunakan container dari pabrik
yang telah disetujui oleh pengguna jasa/pengawas lapangan.
c. Apabila dikehendaki oleh pengguna jasa/pengawas lapangan, Kontraktor agar mengirimkan
kepada pengguna jasa/pengawas lapangan tembusan dari konsinyasi semen yang
menyatakan nama pabrik dari semen tersebut, sertifikat hasil test dari pabrik yang
menyatakan bahwa konsinyasi tersebut telah diadakan testing serta dianalisa dan sesuai
dengan segala sesuatu yang telah disebutkan dalam standarisasi.
d. Semen harus disimpan di dalam tempat yang tertutup bebas dari kemungkinan kebocoran
air, dan dilindungi dari kelembaban sampai waktu penggunaan. Segala sesuatu yang
menyebabkan rusaknya semen seperti menjadi padat atau menggumpal atau rusaknya
kantong semen, maka semen tersebut tidak bisa diterima dan tidak boleh dipergunakan
lagi.
e. Semen akan dikenakan pula terhadap pemeriksaan tambahan yang sesuai dengan
standarisasi yang diperkirakan/dipandang perlu oleh Pengguna Jasa/ pengawas lapangan,

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 14


SPESIFIKASI TEKNIS

dan Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan mempunyai hak untuk menolak atau tidak
menggunakan semen yang tidak memenuhi syarat dengan mengabaikan sertifikat yang
diberikan oleh pabrik pembuat.
f. Semua semen yang ditolak atau tidak boleh dipergunakan harus dikeluarkan dari lokasi
proyek dengan segera atas biaya Kontraktor tanpa adanya alasan apapun.
g. Kontraktor harus mengirim hasil test serta mengadakan yang dikehendaki oleh Pengguna
Jasa/Pengawas Lapangan dalam hal yang berhubungan dengan hasil pemeriksaan.
h. Setiap waktu Kontraktor harus menjaga persediaan semen di lokasi kerja, atau dengan kata
lain persediaan semen harus selalu cukup sesuai dengan kebutuhan dan mengijinkan untuk
diadakan pemeriksaan pada saat diperlukan.
i. Kontraktor harus melengkapi serta mendirikan tempat yang sesuai untuk tempat
penyimpanan semen, yang benar-benar harus kering, mempunyai ventilasi yang baik,
terlindung dari pengaruh cuaca serta cukup untuk menyimpan dan menimbun semen dalam
jumlah yang besar. Lantai dari gudang penyimpanan semen paling sedikit harus 30 cm
diatas tanah, atau setidak-tidaknya diatas genangan air yang mungkin akan terjadi diatas
tanah tersebut. Pengangkutan semen ke lokasi proyek dengan lori atau kendaraan lainnya
harus benar-benar dilindungi dengan terpal atau bahan penutup yang tahan air lainnya.
j. Semen harus dipergunakan secepat mungkin setelah pengiriman, dan apabila terdapat
semen yang sudah lembab atau menggumpal, yang menurut Pengguna Jasa/Pengawas
Lapangan sudah tidak bisa dipakai lagi dikarenakan pengaruh kelembaban udara atau hal
lain, akan ditolak dan harus dikeluarkan dari lokasi proyek atas biaya Kontraktor.
4. Split/Batu Pecah
a. Split atau batu pecah yang dipakai harus sesuai dengan PBI 1971. Koral tidak
diperkenankan untuk dipakai.
b. Untuk struktur atas atau pembetonan yang mempunyai volume besar, split yang dipakai
harus ukuran 5 mm sampai dengan 30 mm. Penggunaan batuan lain yang sifatnya
campuran tidak diperkenankan.
5. Air
Kontraktor harus merencanakan untuk pengiriman/pengadaan air kerja dalam jumlah yang cukup
untuk segala macam keperluan dari pada pekerjaan, dan air ini harus sesuai dengan PBI 1971.
6. Bahan-bahan Tambahan
Bahan-bahan tambahan apapun yang akan dicampurkan pada adukan beton tidak diperkenankan,
kecuali telah ada ketentuan atau keputusan tertulis dari Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan untuk
setiap macam bahan tambahan dan dalam hal yang tertentu pula.
7. Mutu Beton
Kecuali disebutkan lain, mutu beton adalah sebagai berikut :

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 15


SPESIFIKASI TEKNIS

a. Pada umur 28 hari, kekuatan karakteristik beton adalah K-250 berlaku untuk pondasi tapak, K-
250 untuk sloof, kolom, balok, plat lantai, ring balok pada struktural bangunan dua dan tiga
lantai. Beton dengan kuat tekan K-250 setara dengan F¹C = 21.7 Mpa (K-250) Slump (12±2)
cm, W/c = 0,56. Sedangkan untuk beton non struktural dengan mutu K-175 dan K-100.
b. Untuk lantai kerja yang ketebalannya ditunjukkan dalam gambar maka perbandingan
campurannya adalah 1 : 3 : 5 setara dengan mutu K-100 setara F¹C = 7.4 Mpa (K-100) Slump
(3-6) cm, W/c = 0,87, atau disebutkan lain dalam gambar kerja.
8. Penetapan/Keputusan daripada Perbandingan Campuran Beton
a. Perbandingan daripada campuran beton yang diberikan diatas adalah berdasarkan
perkiraan, dimana setelah 28 hari sesudah pengecoran, beton mempunyai kekuatan yang
diinginkan, kwalitas yang baik serta kontrol yang baik.
b. Beton akan dijelaskan dalam daftar volume serta daftar rencana anggaran biaya sesuai
dengan mutu beton masing-masing struktur, bilamana mutu betonnya berbeda-beda.
c. Apabila kekuatan beton yang dibutuhkan ternyata tidak dipenuhi atau tidak memenuhi
syarat, Pengawas Lapangan akan mengadakan atau memberikan syarat tertentu tentang
proporsi (perbandingan) campuran beton atas biaya Kontraktor sendiri, yang mana
perencanaan dan kekuatan beton tersebut akan dicapai.
d. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal pada beton mutu rendah campuran beton dapat
dilakukan dengan menggunakan concreate mixer dan untuk pemadatannya menggunakan
alat concreat vibrator
9. Perencanaan dari pada Campuran Beton
a. Paling tidak atau kurang lebih dalam waktu lima minggu sebelum mengadakan pekerjaan
pengecoran beton yang pertama kali, atas biaya sendiri Penyedia Jasa harus mengadakan
beberapa perencanaan daripada tatacara kerja dan pemeriksaan/test pendahuluan yang
diperlukan untuk menetapkan dari masing-masing tingkatan beton dengan perbandingan
yang sangat sesuai antara semen, pasir, split dan air untuk setiap mutu beton, serta ukuran
daripada batuan yang telah ditetapkan.
b. Akan diberikan waktu yang cukup untuk mendapatkan hasil daripada pemeriksaan beton
dari campuran-campuran yang diusulkan, dan hasil-hasil pemeriksaan beton tersebut harus
didapat sebelum pekerjaan pembetonan dimulai. Batching Plant yang dipakai pada saat
campuran percobaan haruslah batching plant yang nantinya akan dipakai selama Kontrak,
dan campuran beton tersebut harus dikerjakan secara keseluruhan dari bathcing plant yang
dipergunakan.
c. Tidak diperkenankan untuk mengadakan pengecoran sampai dengan hasil pemeriksaan
kubus mencapai umur 28 hari yang dibuat dari campuran percobaan telah didapatkan hasil
yang memuaskan, serta campuran tersebut dibuat dari susunan yang telah disetujui oleh
Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan.

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 16


SPESIFIKASI TEKNIS

d. Untuk Memenuhi Kebutuhan Air Sebagai Salah Satu Bahan Campuran Beton Penyedia
Harus Menyediakan Alat Berupa Water Pump agar supply air pada lokasi kerja terpenuhi
secara maksimal
10. Campuran-campuran Percobaan
a. Campuran percobaan beton harus dibuat dari tiga campuran yang sama, dan dari setiap
campuran akan diambil 6 (enam) buah kubus beton. 3 (tiga) buah diantaranya akan ditest
pada umur 7 (tujuh) hari, dan 3 (tiga) selebihnya pada umum 28 hari.
b. Maksudnya adalah test 7 hari akan dipergunakan untuk menentukan kekuatan beton
diantara umur 7 hari sampai 28 hari untuk memastikan kemungkinan daripada beton yang
telah dikerjakan. Faktor pemadatan dan slump dari masing-masing ketiga campuran
tersebut akan dipakai pula sebagai pembanding.
c. Target kekuatan kubus untuk umur 28 hari yang dibuat dari campuran percobaan, yang
dibuat untuk mutu beton tertentu harus mencapai 1.45 dari kekuatan beton karakteristik.
Rata-rata dari hasil ketiga kubus yang berumur 28 hari dari masing-masing campuran tidak
boleh kecil dari 1.15 dari kekuatan beton karakteristik.
d. Apabila campuran-campuran percobaan memberikan hasil yang sangat minimum sekali,
Kontraktor sehubungan dengan hal tersebut diatas harus memberikan keterangan-
keterangan yang lengkap, termasuk dari hasil kekuatan beton, tingkatan dari masing-
masing jenis batuan, tingkatan yang dicampur, slump dan faktor pemadatan kepada
Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
e. Kontraktor disyaratkan membuat perencanaan mengenai pengawetan dan pemeriksaan
kubus percobaan biaya sendiri.
f. Apabila ada perubahan mengenai jenis semen atau jenis batuan yang dipakai, atau apabila
karena sesuatu sebab, terpaksa diusulkan adanya perubahan daripada campuran atau
komposisi beton, pemeriksaan pendahuluan daripada kubus-kubus harus diulangi lagi, dan
harus mendapatkan keputusan serta persetujuan dari pada Pengawas Lapangan sebelum
campuran/komposisi beton yang baru itu dipergunakan.
11. Pemeriksaan Beton dan Bahan-bahan Beton
a. Kontraktor harus menyediakan pula pekerja-pekerja dan pelayanan-pelayanan untuk semua
test atau pemeriksaan-pemeriksaan mengenai beton dan bahan-bahan beton yang diminta
atau dikehendaki oleh Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan.
b. Selama pelaksanaan daripada kontrak atau pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus
menyediakan pula alat-alat dan perlengkapan yang tersebut dibawah ini : slump test tempat
pemeriksaan beton (laboratorium pemeriksaan beton) cetakan pembuat kubus test yang
cukup mengingat persyaratan PBI.1971 dimana setiap 5 m3 beton dibuat 1 kubus test.

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 17


SPESIFIKASI TEKNIS

c. Kontraktor harus pula menyediakan alat untuk memeriksa kelembaban yang terkandung
dalam bahan batuan halus (pasir), skala penimbang, pengukur silinder serta perlengkapan
dan peralatan lain yang diperlukan dalam hal-hal pemeriksaan yang akan ditentukan.
d. Semua peralatan pemeriksaan dan pekerja-pekerja atau usaha usaha untuk semua
pemeriksaan menjadi tanggungan Kontraktor dan harus seijin pengguna jasa/pengawas
lapangan.
e. Kontraktor harus menanggung biaya untuk perawatan dan trans-portasi daripada semua
contoh-contoh yang akan dilakukan pe-meriksaan sampai ketempat
pemeriksaan/laboratorium, yang telah disetujui oleh Pengguna Jasa/pengawas lapangan
untuk mengadakan pemeriksaan kekuatan kubus pada umur 7 dan 28 hari.
f. Setiap kubus yang akan diperiksa di laboratorium harus diberi kode-kode tertentu yang jelas
dan permanen, seperti nomor-nomor kubus, tanggal pengecoran beserta tanda atau kode
lokasi pekerjaan tersebut. Sistim daripada ukuran pemberian tanda pada kubus dan
sebagainya akan ditentukan kemudian oleh pengguna jasa/pengawas lapangan.
g. Kontraktor harus mengirimkan semua contoh-contoh daripada bahan-bahan dan memikul
semua ongkos/biaya yang berkenaan dengan pemeriksaan atau testing yang berhubungan
dengan spesifikasi ini, kecuali ada ketentuan lain.
h. Catatan yang lengkap daripada semua hasil-hasil pemeriksaan/ testing harus disimpan pula
oleh Kontraktor, apabila sewaktu-waktu diinginkan untuk memenuhi kepentingan pengguna
jasa/pengawas lapangan.
i. Pengecoran beton tidak akan diijinkan sebelum semua hal-hal yang dibutuhkan dalam Bab
ini dipenuhi. (Pengecoran beton tidak akan diijinkan/tidak akan berjalan maju sampai
dengan pengaturan-pengaturan yang memuaskan dibuat untuk memenuhi kebutuhan Bab
ini).
12. Kontrol/ Pemeriksaan Kualitas Beton di Lapangan
a. Penyedia Jasa harus bertanggungjawab penuh untuk bisa membuat mutu beton yang
sama, yang dimaksud adalah yang mempunyai kekuatan beton seperti yang telah
ditentukan atau sifat-sifat yang lain. Untuk ini kontraktor harus menanggung segala biaya
untuk melengkapi dan mempergunakan timbangan yang teliti/tepat dari instalasi campuran
(batching plant), ukuran yang tepat untuk mengukur volume air, penempatan yang sesuai
dari alat-alat, dan semua pemeriksaan yang dibutuhkan atau dianggap perlu dan fasilitas-
fasilitas seperti yang diperintahkan/diminta oleh Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan.
Semen dan semua bahan batuan harus diukur dan ditimbang sesuai dengan
perbandingannya. Pengadukan dengan mempergunakan selain semen yang dibungkus
dalam kantong semen tidak diperkenankan.
b. Dalam segi umur, kekentalan daripada beton harus diperiksa dengan "slump test" untuk
semua tingkatan daripada beton. Slump atau pemeriksaan penurunan beton tersebut harus

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 18


SPESIFIKASI TEKNIS

dilakukan setiap saat pengecoran, serta beberapa tambahan percobaan yang harus
dilakukan apabila ini dianggap perlu oleh Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan.
c. Sepanjang pelaksanaan dari kontrak ini, maka pemeriksaan kubus beton harus selalu
dibuat seperti dan kapan saja dikehendaki atau diperintahkan oleh Pengguna
Jasa/Pengawas Lapangan.
d. Kubus beton harus disediakan dan dipelihara sesuai dengan ketentuan P.B.I 1971 kecuali :
suhu selama dua minggu pertama daripada pemeliharaan perendaman setiap saat berkisar
antara 24 dan 29 derajat.
e. Enam buah kubus yang akan dipakai untuk bahan pemeriksaan bisa diambil dari
pengecoran yang mana saja, tiga buah harus diperiksa pada umur 7 (tujuh) hari dan
selebihnya pada umur 28 (dua puluh delapan) hari.
f. Penerimaan daripada pekerjaan beton hanya akan didasarkan pada test pemeriksaan 28
(dua puluh delapan) hari, yang mana dimaksudkan bahwa kekuatan rata-rata dari umur
kubus 28 (dua puluh delapan) hari tidak boleh lebih kecil daripada ketentuan minimum
dalam butir 7, dan tidak satupun dari kesemuanya mempunyai kekuatan kurang dari 90%
daripada kekuatan minimum yang disyaratkan. Kalau rata-rata kekuatan kubus pada umur 7
(tujuh) hari dari waktu pengecoran ternyata dibawah ketentuan yang disebutkan dalam
campuran percobaan Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan mempunyai wewenang untuk
memberhentikan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan hal diatas, sampai
didapatkannya/diketahui hasil test kubus beton setelah 28 (dua puluh delapan) hari.

13. Penolakan Beton


a. Apabila kuat tekan yang dihasilkan dari beberapa kelompok kubus ternyata tidak mencapai
standard atau ketentuan yang disyaratkan diatas maka Pengguna Jasa/Pengawas
Lapangan berhak untuk memerintahkan untuk menolak atau membongkar semua pekerjaan
beton dimana kubus-kubus tersebut diambil.
b. Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan berwenang pula untuk menolak atau memerintahkan
untuk membongkar pekerjaan beton, apabila ternyata seperti sarang lebah, berlobang-
lobang halus, ataupun kurang baik permukaan yang dihasilkan, dan setiap sebab dari
penolakan tersebut, Kontraktor atas biaya sendiri membongkar serta membuang beton
yang ditolak dan menggantikannya dengan apa yang baru seperti yang disyaratkan oleh
Perencana Struktur serta memenuhi keinginan Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan.
14. Penakaran Dari Pada Bahan-bahan Beton
a. Semua bahan-bahan daripada beton haruslah diukur dengan timbangan, kecuali air yang
diukur dengan volume. Setiap takaran daripada batuan halus atau kasar akan diukur
tersendiri dengan mesin penimbang yang telah disetujui, mempunyai ketepatan yang baik

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 19


SPESIFIKASI TEKNIS

dengan koefisien kurang dari 1 % (satu persen). Volume daripada penakaran diperbolehkan
setelah ada persetujuan dari Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan.
b. Alat-alat yang dipergunakan untuk menimbang semua bahan-bahan dan mengukur
tambahan air, serta metoda daripada penetapan atau keputusan kelembaban yang
dikandung harus disetujui terlebih dahulu oleh Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan
sebelum adukan beton tersebut dicor pada satu tempat.
c. Ketetapan daripada penimbang yang dipergunakan harus diperiksa atau diteliti seminggu
atau seperti yang disyaratkan/diperintahkan oleh Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan
untuk dikalibrasi. Pemeriksaan tersebut harus diketahui oleh Pengguna Jasa/Pengawas
Lapangan.
d. Alat tersebut harus selalu disediakan oleh Kontraktor dan harus selalu tersedia di lokasi
kerja selama proyek berjalan.
e. Suatu zak semen yang diketahui beratnya dapat dijadikan dasar pengukuran di dalam
keseimbangan campuran. Ukuran harus diseimbangkan dengan dasar satu atau lebih zak
semen yang baik.
f. Jumlah air yang harus ditambahkan di dalam campuran harus disesuaikan dengan air yang
terkandung dalam masing-masing jenis batuan.
15. Mencampur Beton
a. Beton harus dicampur sedekat mungkin dengan tempat penimbunan didalam type dan
kapasitas mesin pencampur yang telah disetujui oleh Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan,
serta dipakai menurut kecepatan yang disarankan pabrik pembuatnya.
b. Penyelenggaraan daripada pengadaan transportasi penakaran dan pencampuran daripada
bahan-bahan beton harus mendapatkan persetujuan dari Pengguna Jasa/Pengawas
Lapangan terlebih dahulu dan apabila atau dimana mungkin pelaksanaan dari
keseluruhannya hanya akan diperiksa dan diawasi oleh seorang pengawas.
c. Pencampuran beton yang dilakukan dengan tangan sama sekali tidak diperbolehkan,
kecuali sebelumnya Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan memberikan persetujuan terlebih
dahulu, dan hanya dalam gradasi beton untuk lantai kerja 1 : 3 : 5.
d. Pencampuran tersebut akan menentukan kesamaan distribusi dari bahan-bahan menjamin
kepadatannya, setiap butir akan dilapisi dengan spasi atau adukan, dan harus mampu
menghasilkan beton yang homogen dan padat tanpa kelebihan air.
e. Mesin pencampur atau pengaduk tersebut harus dilengkapi dengan alat pemindah dan
penuang air, dan sebuah bak penampungan air yang cukup serta sebuah alat untuk
mengukur secara tepat dan secara otomatis mengontrol jumlah air yang dipergunakan pada
sebuah alat penakar.
f. Alat ini harus mampu untuk memberikan jumlah air yang dibutuhkan dengan koefisien
kurang dari 1 % dengan pengiriman yang sama, dan alat tersebut harus mampu

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 20


SPESIFIKASI TEKNIS

menyesuaikan secara cepat disebabkan dengan adanya kandungan air yang ada didalam
setiap jenis batuan atau untuk membetulkan variasi daripada slump beton.
g. Pengisian pada mesin pencampur harus pula diatur, bahwa semua unsur termasuk air akan
memasuki mesin tersebut sesuai dengan perbandingannya dan tidak ada salah satupun
yang terpisah.
h. Campuran pertama dari bahan-bahan beton yang dimasukkan kedalam mesin pencampur
akan terdiri dari semen, pasir, split dan air dimana hal tersebut dimaksudkan untuk pelapis
pertama daripada bagian dalam mesin pengaduk, sehingga tidak akan mengurangi jumlah
adukan atau spasi yang ada didalam campuran beton nantinya.
i. Semua mesin pencampur harus dijaga benar-benar keadaannya selama periode
pelaksanaan dari pada kontrak, dan apabila ada diantaranya yang mengalami kerusakan
atau tidak bisa digunakan sama sekali agar secepatnya dikeluarkan dari lokasi.
j. Mesin-mesin pencampur tersebut harus benar-benar kosong semuanya sebelum menerima
bahan-bahan campuran beton agar campuran beton mendapatkan hasil yang baik. dan
apabila mesin pencampur tersebut tidak dipergunakan lagi lebih dari 30 menit, atau telah
berpekerjaan, atau sehabisnya waktu kerja, harus pula dibersihkan dan dicuci.
k. Pengangkut, penakar dan pencampur beton harus dibersihkan benar-benar sebelum
pencampuran beton kwalitas atau mutu lainnya dikerjakan.
l. Pencampuran harus dilakukan terus menerus dalam waktu kurang dari 2 menit setelah
semua bahan-bahan termasuk air dimasukkan kedalam mesin pengaduk sebelum adukan
campuran tersebut dikeluarkan.
m. Mencampur atau mengaduk kembali beton atau spasi/adukan yang telah mengeras
sebagian atau seluruhnya tidak diperkenan-kan sama sekali. Dimana disebabkan karena
adanya penundaan diluar mesin penduduk, maka adukan tersebut lebih baik masih tetap
berada didalam mesin pencampur serta pengadukan diteruskan sampai batas maksimum
10 menit.
16. Pengiriman Serta Pengecoran Beton
a. Pengecoran dari beton belum diperbolehkan untuk dimulai, sebelum adanya pemeriksaan
dan persetujuan dari Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan mengenai bekisting,
penulangan, pegang keran dan sebagainya, dimana beton tersebut akan dituangkan.
b. Adukan/campuran beton yang ada didalam mesin pengaduk harus dikeluarkan terus-
menerus, dan diangkut ketempat pengecoran tanpa memisah-misahkan unsur-unsurnya.
c. Beton tersebut harus diangkut dengan alat pengangkut yang bersih dan tidak bocor, atau
dengan gerobak dorong. Metoda atau cara pengangkutan lain dari beton tersebut hanya
bisa dilakukan, apabila sudah ada persetujuan dari Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan.
Tempat untuk mengangkut dan menampung beton harus dibersihkan dan dicuci pada akhir

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 21


SPESIFIKASI TEKNIS

pekerjaan atau sehabis waktu kerja, dan bilamana pengecoran tertunda/terputus untuk lebih
30 menit lamanya.
d. Untuk campuran beton yang diaduk dilapangan, semua campuran/ adukan beton harus
sudah dicor ditempatnya dalam waktu maximum 30 menit setelah adukan selesai.
e. Beton tidak boleh dituangkan dari ketinggian lebih dari 1,50 meter, tetapi dalam posisi
tertentu yang dibutuhkan di dalam pekerjaannya, beton harus diratakan dari timbunan
tertinggi, dan itu harus dikerjakan untuk mencegah terpisahnya unsur-unsur beton serta
untuk meyakinkan tidak adanya arus dari pada beton yang terputus. Keseluruhan sistem
pekerjaan tersebut harus mendapat persetujuan Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan
terlebih dahulu.
f. Pengecoran beton pada suatu bagian atau unit pekerjaan harus dikerjakan secara terus-
menerus atau setelah tercapainya bagian struktural yang diperkenankan.
g. Beton, bekisting atau penulangan yang ada tidak boleh diganggu dengan cara apapun,
kurang lebih selama 48 jam setelah pengecoran dilakukan, tanpa izin dari Pengguna
Jasa/Pengawas Lapangan.
h. Pengecoran beton harus dilakukan siang hari, dan pengecoran daripada sebagian
pekerjaan tidak boleh dimulai apabila tidak dapat diselesaikan pada waktu siang hari
terkecuali izin untuk bekerja malam (lembur) telah diizinkan oleh Pengguna Jasa/Pengawas
Lapangan. Dan izin seperti itu tidak akan diberikan kalau Kontraktor tidak atau belum
menyediakan sistem penerangan yang mencukupi yang telah disetujui oleh Pengguna
Jasa/Pengawas Lapangan.
i. Catatan lengkap yang terperinci mengenai tanggal, jam dan keadaan daripada pengecoran
setiap bagian pekerjaan harus dibuat dan ditandatangani oleh Pengguna Jasa/Pengawas
Lapangan dan disimpan, dan ini harus selalu tersedia sewaktu-waktu ada pemeriksaan dari
Pengguna Jasa.

H. TULANGAN BETON / BESI BETON


1. Umum
a. Semua besi beton harus bebas dan bersih dari karat harus sesuai dengan ukuran pabrik,
harus bersih pula dari oli, gemuk, cat dan lain sebagainya, atau hal lain yang dapat
menyebabkan berkurangnya daya ikat besi beton terhadap beton. Apabila diinginkan atau
dipandang perlu, maka Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan akan memerintahkan untuk
menyikat dengan sikat kawat untuk membersihkan besi beton tersebut sebelum
dipergunakan.
b. Sama sekali tidak diperkenankan mengadakan pengecoran beton sebelum besi yang
terpasang telah diperiksa dan disetujui oleh Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 22


SPESIFIKASI TEKNIS

c. Semua besi beton yang dipergunakan harus mempunyai mutu sebagai berikut:
Material baja tulangan dengan  12 mm digunakan baja ulir (deform bar) BJTD 40
dengan tegangan leleh fy = 400 Mpa. Sedangkan untuk baja tulangan   12 mm
digunakan baja tulangan polos (plain bar) BJTP 24 dengan tegangan leleh, fy=240 MPa.
Besi beton yang ada di lapangan harus disimpan atau ditaruh di bawah penutup yang kedap air
(waterproof), dan harus terangkat dari permukaan tanah atau genangan air tanah yang ada serta
harus dilindungi dari segala terjadinya karat.
3. Penekukan Besi Beton
a. Semua besi beton yang akan dipakai harus ditekuk atau dibentuk sesuai seperti bentuk dan
ukuran yang tertera pada gambar, serta diletakkan dan diikat dengan tepat pada posisi yang
ditunjukkan pada gambar, sehingga selimut beton yang telah ditetapkan pada spesifikasi
atau yang telah ditunjukkan dalam gambar akan selalu tetap terpelihara dan terpenuhi.
b. Besi beton tersebut dapat ditekuk dan dibentuk dengan mesin penekuk yang telah disetujui
oleh Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan Besi beton tidak boleh ditekuk atau diluruskan
kembali untuk kedua kalinya, dimana hal tersebut akan mengakibatkan rusaknya besi beton
tersebut. Adapun besi beton yang terbelit atau ditekuk dan tidak sesuai dengan gambar
tidak diperkenankan untuk dipakai.
c. Harus benar-benar diperhatikan didalam pembentukan besi beton dengan beberapa
tekukan, bahwa jumlah panjang yang dibutuhkan setelah dilakukan penekukan harus benar-
benar tepat sesuai seperti yang tertera pada gambar, dan setelah besi beton tersebut
terpasang pada posisinya tidak akan ada atau terjadinya tekukan, bengkokkan ataupun
terlilitnya besi beton yang dimaksud.
d. Dimana dibutuhkan adanya tekukan yang berbentuk lengkungan atau belokan, maka hal
tersebut dapat dibentuk dengan cara memakai pen-pen keliling, dan pen-pen tersebut harus
mempunyai diameter 4 (empat) kali diameter besi beton yang dibentuk atau ditekuk
tersebut.

4. Pemasangan Besi Beton


a. Besi beton yang telah dibentuk tersebut harus dipasang tepat pada posisinya seperti tertera
sesuai dengan yang ditunjukkan pada gambar, sama sekali lepas atau tidak menempel pada
bekisting dengan cara mengganjal dengan pengganjal beton yang dibuat sesuai dengan
tebal selimut beton yang diinginkan, atau dengan mempergunakan penggantung besi
apabila dibutuhkan dengan cara mengikatkan satu dengan yang lainnya pada persilangan
diameter tidak kurang dari 1,6 mm, serta dengan menekukan akhiran dari kawat pengikat
baja tersebut kearah dalam badan beton. Besi begel atau sengkang untuk balok atau kolom
harus diletakkan tepat pada posisinya dengan cara dilas atau dengan cara mengikat dengan
kawat baja pada tulangan utama, pengelasan tersebut harus disaksikan oleh wakil dari

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 23


SPESIFIKASI TEKNIS

Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan. Besi beton pengganjal yang dipakai tidak


diperkenankan diganjal dengan pengganjal besi, yang akan keluar dari permukaan beton
nantinya, tidak diperkenankan diganjal dengan kayu, ataupun batu pecahan dari batu
gunung atau koral.
b. Blok beton pengganjal yang dipakai untuk mendapatkan selimut beton yang dikehendaki
terhadap besi beton, harus paling tidak mempunyai kekuatan yang sama dengan mutu
beton yang akan dicor pada daerah tersebut, serta dibuat sekecil mungkin sehingga praktis
untuk dipergunakan pada semua tempat. Blok beton pengganjal tersebut harus diikatkan
dengan kuat pada besi tulangan beton sehingga apabila dilakukan pengecoran dengan
penggetaran beton blok tersebut tidak mudah untuk terlepas. Sebelum digunakan, maka
blok beton pengganjal tersebut harus direndam air untuk waktu yang cukup lama.
c. Sebelum dan selama dilakukannya pengecoran beton, maka pemasang atau tukang besi
beton yang berwenang harus hadir pada saat tersebut untuk memeriksa dan membetulkan
bagian-bagian besi beton yang masih perlu diperbaiki.
d. Besi-besi tulangan beton yang sebagian ada dibagian luar atau keluar dari permukaan
beton, yang dimaksudkan sebagai besi stek atau sambungan konstruksi tidak
diperkenankan untuk ditekuk atau diubah posisinya pada saat pengecoran beton sedang
berlangsung, kecuali sudah ada ijin dari Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan
e. Sebelum diadakan atau dilakukan pengecoran, maka besi-besi tulangan beton yang akan
dicor harus dibersihkan terlebih dahulu dari semua atau sebagian beton yang terdahulu atau
sebelumnya.
f. Sebelum dilakukan pengecoran, maka Kontraktor wajib memberitahukan kepada Pengguna
Jasa/Pengawas Lapangan untuk mengadakan pemeriksaan pembesian. Kontraktor tidak
diperkenankan untuk melakukan pengecoran beton sebelum ada persetujuan dan ijin tertulis
dari Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan, bahwa besi tulangan yang terpasang sesuai
dengan gambar serta memenuhi persyaratan spesifikasi.

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 24


SPESIFIKASI TEKNIS

I. SELIMUT BETON
Yang dimaksud dengan selimut beton adalah jarak minimum yang terdapat antara permukaan dari setiap
besi beton termasuk begel terhadap permukaan beton yang terkecil atau terdekat spesifikasi untuk setiap
bagian dari masing-masing pekerjaan beton. Pada situasi dan kondisi tertentu maka Pengguna
Jasa/pengawas berhak untuk merubah ketebalan dari selimut beton yang ada. Adapun ketebalan selimut
beton minimum yang disyaratkan pada Tabel 2.1 adalah :
KONDISI MINIMAL (mm)
1. Seluruh beton yang berhubungan langsung dengan tanah 50
2. Balok pondasi, pelat, pondasi, poer 50
3. Balok, kolom yang berhubungan atau terkena langsung dengan cuaca 50
4. Balok, kolom yang tidak berhubungan atau tidak terkena langsung 40
dengan cuaca
5. Pelat, dinding beton/wall yang berhubungan/terkena langsung dengan 40
cuaca
6. Pelat, dinding beton/wall yang tidak berhubungan atau tidak terkena 25
langsung dengan cuaca

J. BEKISTING
1. Umum
a. Semua bagian dari bekisting atau acuan atau cetakan pembentuk beton harus
direncanakan dan dilaksanakan sebaik mungkin dan sesuai dengan ketentuan dari
Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan. Kontraktor harus memberikan contoh terlebih dahulu
untuk mendapatkan persetujuan Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan dalam waktu yang
cukup longgar sebelum dilaksanakannya pekerjaan pengecoran.
b. Semua bagian dari bekisting, atau cetakan pembentuk beton harus benar-benar kuat dan
kukuh, serta harus dilengkapi pula dengan ikatan-ikatan silang dan penguat lainnya. Hal
tersebut dimaksudkan agar supaya tidak terjadi adanya perubahan bentuk sewaktu
dilakukannya pekerjaan pengecoran, pemadatan dan penggetaran beton. Bekisting yang
dibuat dari kayu atau plywood harus benar-benar dibuat sebaik mungkin serta dari kayu
yang tahan cuaca.
c. Semua sambungan harus benar-benar cukup terikat dan rapat untuk menghindari adanya
kebocoran beton. Untuk menghindari melekatnya beton pada bekisting, maka lapisan
minyak yang tipis sekali atau bahan lainnya yang telah disetujui Pengguna Jasa/Pengawas
Lapangan bisa dipergunakan untuk disapukan pada permukaan bagian dalam dari
bekisting sebelum bekisting tersebut dipasang dan dilakukan pekerjaan pengecoran.

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 25


SPESIFIKASI TEKNIS

d. Dalam hal ini harus dijaga pula, bahwa besi tulangan beton tidak boleh sama sekali terkena
lapisan minyak tadi, ataupun lapisan penutup lainnya yang dapat mempengaruhi daya lekat
beton terhadap besi.
e. Diperbolehkan pula untuk mempergunakan pengikat besi atau besi pengisi sela pada
bagian dalam dari beton, tetapi hal tersebut harus mendapat persetujuan terlebih dahulu
dari Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan. Setiap bagian dari pengikat besi atau besi
pengisi celah tersebut yang nantinya akan tertanam pada beton, paling sedikit harus 50 mm
dari muka luar beton. Setiap lobang pada permukaan beton yang disebabkan karena hal
tersebut harus diisi segera dengan baik dan bersih pada saat pembongkaran bekisting,
dengan spasi semen atau hasil adukan yang sama dengan adukan yang ada.
2. Pembongkaran Bekisting
a. Pembongkaran bekisting atau cetak pembentuk beton bisa dilakukan bahwa sebegitu jauh
hal tersebut tidak akan mengakibatkan dan menimbulkan kerusakan pada beton yang ada.
b. Paling sedikit dibutuhkan waktu 3 (tiga) hari setelah pengecoran dapat dilakukan
pembongkaran bekisting, tetapi hal ini tidak di-haruskan. Kontraktor dapat melakukan
penundaan pembongkaran bekisting sampai mencapai kekuatan beton mencukupi. Dalam
hal ini Kontraktor harus bertanggung jawab penuh apabila sampai terjadi adanya kerusakan
atau cacat beton yang disebabkan oleh adanya pembongkaran bekisting sewaktu beton
masih belum cukup umur, ataupun pembongkaran bekisting terlalu cepat sebelum
waktunya.
c. Bekisting atau cetakan pembentuk beton yang dipakai pada lantai beton tergantung harus
dibiarkan pada tempatnya paling sedikit dalam waktu 14 hari setelah waktu pengecoran.
Lantai beton yang tergantung harus disangga penuh paling sedikit dalam waktu 14 hari
setelah pengecoran lantai beton diatas lantai yang sedang disangga tersebut.
d. Apabila terjadi ataupun terdapat adanya lobang seperti keropos ataupun hal-hal lain pada
beton setelah dibongkarnya bekisting, maka Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan harus
segera diberitahukan lebih dahulu akan hal tersebut. Tidak diperbolehkan untuk
memperbaiki atau melakukan hal-hal lainnya kecuali telah mendapat persetujuan dan ijin
dari Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan terlebih dahulu.
e. Setelah terselesaikannya semua pekerjaan struktur, maka semua bekisting atau cetakan
pembentuk beton serta penyangga-penyangga lainnya harus dibongkar semuanya dengan
mengingat semua persyaratan yang telah ditentukan sebelumnya. Akan tetapi hal tersebut
harus mendapatkan pengarahan, serta persetujuan dari Pengguna Jasa/Pengawas
Lapangan terlebih dahulu.

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 26


SPESIFIKASI TEKNIS

K. `PEKERJAAN RANGKA ATAP


1. Lingkup Pekerjaan
 Rangka atap menggunakan rangka baja ringan zincalume (pabrikasi).

2. Rangka Atap Bangunan


Pekerjaan ini meliputi pengiriman material ke site dan ereksi termasuk penggunaan penopang
sementara dan seluruh pekerjaan pemasangan baja ringan (Truss) seperti tercantum dalam gambar
kerja meliputi :
a. Pekerjaan rangka atap
b. Pekerjaan reng (batten)

Persyaratan Design
a. Design rangka atap harus didukung analisis perhitungan yang akurat serta memenuhi kaidah-
kaidah teknik yang benar dalam perancangan standard batas desain struktur baja ringan (truss).
b. Kontraktor wajib menyerahkan mill certificate (sertifikat pabrik) dari material baja ringan yang akan
digunakan.

Persyaratan Bahan

Material struktur rangka atap :


a. Properti mekanis baja (Steel Mechanical Properties) :
a. Baja Mutu Tinggi G550 Fe E3206
b. Tegangan Leleh Minimum (Minimum Yield Strength) : 320 Mpa
c. Modulus Elastisitas : 2,1 x 105 MPa
d. Modulus Geser : 8 x 104 MPa
b. Lapisan pelindung terhadap korosi (Protective Coating) :
Lapisan pelindung seng dan aluminium (Zincalume/AZ) dengan komposisi sebagai berikut:
a. 55 % Aluminium (Al)
b. 43,5 % Seng (Zinc)
c. 1,5 % Silicon Alloy (Si)
d. Ketebalan Pelapisan 50 gr/m2 dan 150 gr/m2 (AZ 50 – AZ 150)
c. Profil Material :
Rangka Atap
Profil yang digunakan untuk rangka atap adalah profil lip-channel aluzinc.
a. C75.100 (tinggi profil 75 mm dan ketebalan dasar baja 1.00 mm)
b. C75.75 (tinggi profil 75 mm dan ketebalan dasar baja 0.75 mm)
c. C100.100 (tinggi profil 102 mm dan ketebalan dasar baja 1.00 mm)
PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 27
SPESIFIKASI TEKNIS

Reng
Profil yang digunakan untuk reng adalah profil top hat ( U terbalik).
a. TS. 41.055 (tinggi profil 41 mm dan ketebalan dasar baja 0.55 mm)
b. TS. 61.100 (tinggi profil 61 mm dan ketebalan dasar baja 1.00 mm)
Untuk ukuran panjang rangka atap baja ringan tersebut dapat disesuaikan berdasarkan order. Ukuran
dan dimensi rangka atap di atas dapat sebagai acuan atau disebutkan lain dalam gambar kerja.

Persyaratan Pra-Konstruksi
a. Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang
tercantum dalam gambar Kerja. Pada prinsipnya ukuran pada gambar kerja adalah ukuran jadi /
finish.
b. Setiap bagian yang tidak memenuhi persyaratan yang tertulis disini yang diakibatkan oleh kurang
teliti dan kelalaian kontraktor akan ditolak dan harus diganti kewajiban yang sama juga berlaku
untuk ketidakcocokan kesalahan maupun kekurangan lain akibat Kontraktor tidak teliti dan cermat
dalam koordinasi dengan gambar pelengkap dari Arsitek, Struktur, Mekanikal, dan Elektrikal.
Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambah dalam hal ini harus dikerjakan atas biaya Kontraktor
tidak dapat diklaim sebagai biaya tambah.
c. Perubahan bahan/detail karena alasan tertentu harus diajukan ke Konsultan Pengawas / Konsultan
Perencana untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis. Semua perubahan yang disetujui dapat
dilaksanakan tanpa adanya biaya tambahan yang mempengaruhi kontrak, kecuali untuk perubahan
yang mengakibatkan pekerjaan kurang akan diperhitungkan sebagai pekerjaan tambah kurang.
d. Sebaiknya sebanyak mungkin bahan untuk konstruksi baja dipabrikasi di workshop, baik workshop
permanen atau workshop sementara. Kontraktor bertanggung jawab atas semua kesalahan detail,
pabrikasi dan ketetapan pemasangan semua komponen struktur konstruksi baja.

Persyaratan Konstruksi
a. Sambungan
Alat penyambung antar elemen rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi dan instalasi adalah
baut menakik sendiri (self drilling screw) dengan spesifikasi sebagai berikut :
1. Kelas Ketahanan Korosi Minimum : Class 2
(Minimum Corrosion Rating)
2. Ukuran baut untuk elemen struktur rangka atap adalah 12-14x20, dengan ketentuan sebagai
berikut:
1. Diameter kepala : 12 mm
2. Jumlah ulir per inchi (Threads per inch/TPI) : 14
3. Panjang : 20 mm

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 28


SPESIFIKASI TEKNIS

4. Material : AISI 1022 Heat treated carbon steel


5. Kuat geser rata-rata (Shear, Average) : 8.8 kN
6. Kuat tarik minimum (Tensile, min) : 15.3 kN
7. Kuat torsi minimum (Torque, min) : 13.2 kNm
3. Ukuran baut untuk elemen struktur lainnya adalah 10-16x16, dengan ketentuan sebagai
berikut:
a) Diameter kepala : 10 mm
b) Jumlah ulir per inchi (Threads per inch/TPI) : 16
c) Panjang : 16 mm
d) Material : AISI 1022 Heat treated carbon steel
e) Kuat geser rata-rata (Shear, Average) : 6.8 kN
f) Kuat tarik minimum (Tensile, min) : 11.9 kN
g) Kuat torsi minimum (Torque, min) : 8.4 kNm
4. Pemasangan baut harus sesuai dengan detail sambungan pada gambar kerja.
5. Pemasangan baut harus menggunakan alat bor listrik 560 watt dengan kemampuan putaran
alat minimal 2000 rpm.

b. Pemotongan Material
1. Pekerjaan pemotongan material baja ringan harus menggunakan peralatan yang sesuai, alat
potong listrik dan gunting, dan telah ditentukan oleh pabrik.
2. Alat potong harus dalam kondisi baik.
3. Pemotongan material harus mengikuti gambar kerja.
4. Bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus dan bersih.
c. Jenis material
1. Material utama rangka atap adalah dari bahan baja ringan (baja zincalume steel) dengan
merek SMART TRUSS atau Produk serta Merk lain yang setara dengannya baik dari segi mutu
maupun harga.
2. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan contoh material dan brosur minimal untuk dua produk
yang berbeda kepada Konsultan Supervisi agar dapat disetujui.
3. Ukuran dan dimensi baja ringan sesuai dengan Spesifikasi Teknis yang dikeluarkan oleh
Pabrik.
4. Ukuran dan dimensi baja ringan harus disesuaikan dengan beberapa hal berikut ini :
 Bentuk konstruksi kuda-kuda;
 Jarak antara kuda-kuda;
 Bentang kuda-kuda;
 Jarak gording / reng;

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 29


SPESIFIKASI TEKNIS

 Material atap; dan


 Beban-beban yang akan diterima oleh kuda-kuda.
5. Material baja ringan harus mempunyai garansi resmi pabrik dalam hal kekuatan dan keawetan
material.
6. Material baja ringan juga harus dilengkapi dengan hitungan atau analisis kekuatan struktur
konstruksinya berdasarkan bentuk kuda-kuda yang ditawarkan.

Pemasangan Rangka Atap


a. Pemasangan rangka atap/kuda-kuda harus dilakukan oleh tukang-tukang ahli yang disarankan
oleh Pabrik atau Distributor yang ditunjuk resmi oleh pabrik di daerah lokasi pekerjaan.
b. Pemasangan rangka atap/kuda-kuda harus mengikuti cara-cara pemasangan yang dianjurkan oleh
pabrik.

L. PEKERJAAN PENUTUP ATAP ALUMUNIUM

3. Lingkup Pekerjaan
 Atap yang digunakan secara umum menggunakan atap Alumunium Gelombang (Spandek) warna
pabrikasi dengan ketebalan 0,30 mm.
 Spandek yang digunakan merupakan produk Setara Prima, Kencana, Mega Baja atau produk lain
dengan kualitas yang setara dan baik.

2. Penutup Atap Bangunan


a. Pekerjaan ini harus dilaksanakan seperti yang tertera di dalam gambar rencana.
b. Hasil pekerjaan memasang atap ini harus mendapat persetujuan dari Direksi/Pengawas.
c. Bahan utama pekerjaan ini adalah bahan Alumunium Gelombang dengan ketebalan 0.30 mm,
dengan mutu dari kualitas terbaik. Kontraktor diwajibkan memberikan contoh-contoh untuk
mendapat persetujuan Direksi/Pengawas. Penggunaan alat Bantu dan teknis pelaksanaan
pemasangan agar sesuai dengan petunjuk dari pabrik atau agennya.
d. Sebelum penutup atap dipasang, terlebih dahulu dipastikan rangka kuda-kuda dan gording rangka
baja ringan pada atap sudah terpasang dengan baik.
e. Kontraktor diwajibkan memberikan contoh-contoh untuk mendapat persetujuan Direksi/Pengawas.
Penggunaan alat Bantu dan teknis pelaksanaan pemasangan agar sesuai dengan petunjuk dari
pabrik atau agennya.
f. Cara pemasangan penutup atap Alumunium Gelombang untuk pekerjaan atap ini diserahkan
kepada Kontraktor dengan mendapatkan persetujuan dari Direksi/Pengawas. Pemasangan ini
harus mengikuti petunjuk pabrik dan yang terdapat di dalam gambar rencana.

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 30


SPESIFIKASI TEKNIS

2. Pemasangan Penutup Atap Bangunan

 Pemasangan Atap Alumunium Gelombang mengikuti semua petunjuk dan persyaratan dari pabrik
pembuat dan sesuai dengan gambar kerja.
 Semua lubang-lubang untuk pemasangan paku/ sekrup atau pengikat lainnya harus di bor tangan
atau mesin agar tidak mengakibatkan rusak.
 Pemasangan penutup atap dipakukan/disekrup langsung pada gording baja ringan dengan
menggunakan paku/sekrup khusus untuk Atap Alumunium Gelombang.

 Tiap sambungan diberi tindisan sesuai dengan spesifikasi pabrik.

 Bubungan ditutup dengan bubungan Plat Nok Alumunium. Tindisan antara satu lembaran
bubungan dengan lembaran bubungan lainnya harus sesuai dengan persyaratan pabrik minimal 10
cm.

 Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat sehingga tidak mengakibatkan kebocoran.
 Apabila terjadi kebocoran setelah pemasangannya, maka bagian yang bocor tersebut harus
dibongkar dan dipasang baru.
 Perhatikan untuk jarak tumpangan akhir (overlapping) dan sudut kemiringan atap sesuai dengan
petunjuk dari pabrik pembuat dan gambar kerja.
 Pemborong harus mempertimbangkan pemasangan jaringan penangkal petir tentang sistem / cara
pemasangan batang-batang penangkal petir agar tidak menyebabkan kebocoran terhadap penutup
atap sehubungan dengan garansi yang harus diberikan.
 Garansi harus diberikan oleh Pemborong dengan jaminan tertulis yang menyatakan bahwa kualitas
bahan dan cara pemasangan adalah yang terbaik sehingga tidak akan mengalami kebocoran /
kerusakan.
 Jaminan tertulis yang diberikan kontraktor harus berlaku 5 tahun setelah penyerahan pekerjaan
pertama, dan apabila mengalami kebocoran/kerusakan, maka Pemborong harus
memperbaiki/mengganti bahan pada bagian yang rusak tersebut, dan biaya perbaikan/
penggantian pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pemborong.

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 31


SPESIFIKASI TEKNIS

BAB III PEKERJAAN ARSITEKTUR

A. PEKERJAAN PASANGAN
A.1. Pekerjaan Pasangan Batu Gunung
1. Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu untuk melaksanakan
pekerjaan ini sehingga didapat hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan pokok dan perekatnya, menyiapkan
tempat yang akan dipasang pasangan batu gunung, serta pelaksanaan pekerjaan batu
gunung sendiri di tempat, satu dan lain hal sesuai dengan gambar-gambar serta potongan.
2. Spesifikasi Bahan
a. Batu kali/gunung/belah yang keras, ukurannya rata sama, satu dan lain hal sesuai dengan
NI-3 pasal 19.
b. Semen yang dapat dipergunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan yang
tersebut dalam NI-8 satu dan lain hal sama dengan yang disyaratkan untuk pekerjaan
beton dengan pasangan bata.
c. Pasir yang digunakan dalam pekerjaan ini jenis pasir pasang, yang memenuhi syarat-
syarat yang ditentukan dalam NI-3 pasal 14 ayat 2. Satu dan lain hal sama dengan yang
disyaratkan untuk pekerjaan beton.
d. Air untuk mengaduk semen pasir tersebut di atas harus bersih, satu dan lain hal sesuai
dengan NI-3 pasal 10.
3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan pemasangan, harus dibuat profil-profil / bentuk pondasi
dari bambu atau kayu pada setiap ujung yang bentuk dan ukurannya sesuai dengan
Gambar Kerja dan telah mendapat persetujuan dari Pengguna Jasa/Pengawas
Lapangan/Perencana.
b. Dasar Galian harus diurug pasir urug setebal 5 cm, disiram sampai jenuh, diratakan dan
dipadatkan sampai benar-benar padat.
c. Di atas lapisan pasir tersebut diberi pasangan batu kosong tebal 10 cm atau sesuai
Gambar Kerja.
d. Pasangan batu gunung untuk pondasi menggunakan adukan dengan campuran 1 PC dan
4 Pasir, terkecuali disyaratkan kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja. Untuk
kepala pondasi digunakan aduk kedap air dengan campuran 1 PC : 2 Pasir setinggi 20 cm
dihitung dari permukaan atas pondasi ke bawah.
e. Adukan harus membungkus batu gunung sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian dari
pondasi yang berongga atau tidak padat khususnya pada bagian tengah.

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 32


SPESIFIKASI TEKNIS

f. Apabila di atas pasangan batu gunung akan dipasang dinding bata, maka setiap jarak 100
cm as-as harus ditanam minimal stek 12 mm untuk sloof dan dinding pasangan yang
tercantum dalam Gambar Kerja.
g. Pada perletakan kolom beton atau kolom praktis harus ditanam stek-stek tulangan kolom
dengan diameter dan jumlah besi sama dengan tulangan pokok pada kolom beton atau
kolom praktis tersebut.
h. Stek-stek harus tertanam dengan baik dalam pondasi sedalam minimal 40 kali diameter
tulangan pokok atau sesuai dengan ukuran dalam Gambar Kerja. Demikian pula dengan
bagian stek yang tidak tertanam atau mencuat ke atas sepanjang 40 kali diameter tulangan
pokok atau sesuai dengan ukuran dalam Gambar Kerja. Jarak antara stek-stek ini adalah
setiap 3.00 m dan / atau seperti yang tercantum dalam Gambar Kerja.

B. Pekerjaan Pasangan Batu Bata


1. Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu untuk melaksanakan
pekerjaan ini sehingga didapat hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan untuk pekerjaan pasangan bata,
penyediaan tempat yang akan didirikan dinding dan melaksanakan pekerjaan pemasangan
batu bata untuk pembuatan dinding atau lainnya, satu dan lain hal sesuai dengan yang
tertera dalam gambar denah dan potongan. Penyedia Jasa wajib melengkapi sendiri
lingkup pekerjaan ini.
2. Spesifikasi Bahan
a. Batu Bata
Harus matang pembakarannya, bila direndam dalam air akan tetap utuh, tidak pecah atau
hancur. Ukuran batu bata 200 x 100 x 50 mm atau disesuaikan dengan ketentuan tebal
dinding yang disyaratkan dalam Gambar Kerja. Karena itu Penyedia Jasa harus
memberikan contoh pada Pengawas Lapangan sebelumnya untuk diperiksa kualitasnya.
Apabila bahan-bahan yang datang, oleh Pengawas Lapangan dianggap tidak memenuhi
syarat, Pengawas Lapangan berhak menolak bahan-bahan tersebut dan Penyedia Jasa
wajib mengangkutnya ke luar lokasi pembangunan.
b. Semen / Portland Cement (PC)
Bahan semen yang digunakan sama dengan semen / PC untuk konstruksi beton. Semen
yang datang di lokasi pekerjaan dan menunggu pemakaiannya, harus disimpan di dalam
gudang yang lantainya kering dan 30 cm lebih tinggi dari permukaan tanah di sekitarnya.
Bilamana pada setiap pembukaan kantong, ternyata semennya sudah membatu, maka
semen tersebut harus disingkirkan keluar lokasi pembangunan dan tidak boleh
dipergunakan. Supplier / pedagang yang mengirimkan semen untuk pekerjaan ini

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 33


SPESIFIKASI TEKNIS

hendaknya dapat menunjukan sertifikasi dari pabriknya. Semen yang sudah lembab atau
menunjukkan gejala membatu akan ditolak. Secepatnya semen yang ditolak harus
dikeluarkan dari lokasi pembangunan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
c. Pasir Pasang
Bahan yang digunakan sama dengan pasir yang digunakan untuk konstruksi beton. Pasir
yang dimaksud harus bersih, pasir asli yang bebas dari segala macam kotoran dan bahan-
bahan kimia, satu dan lain hal sesuai dengan NI-3 pasal 14 ayat 2. Bilamana pasir yang
dipakai tidak memenuhi syarat-syarat tersebut di atas, Pengawas Lapangan berhak
memerintahkan untuk mencuci pasirnya, melihat hasilnya sampai didapat persetujuan.
Khusus untuk plester, harus dicarikan pasir yang lebih halus.
d. Pasangan Kedap Air
Untuk dinding-dinding biasa yang di atas tanah, pasangan kedap air dengan perbandingan
1 (satu) semen PC dan 2 (dua) pasir dimulai dari sloof sampai 30 cm di atas lantai. Untuk
dinding dapur, pantry, kamar mandi, pasangan kedap air minimum sampai setinggi
keramik ( 175 cm dari lantai), satu dan lain hal sesuai gambar Denah dan Potongan.
Pasangan biasa dengan adukan 1 (satu) semen PC dan 4 (empat) pasir, berada di atas
pasangan kedap air tersebut. Tebal tembok jadi adalah 13-15 cm, satu dan lain hal sesuai
dengan gambar Denah dan Potongan.
3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Sebelum dimulai pemasangan, maka batu batanya harus direndam lebih dahulu di dalam
air selama setengah jam atau sampai jenuh dan permukaan yang akan dipasang harus
juga basah.
b. Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk di dalam bak kayu yang besarnya
memenuhi syarat. Dalam mencampur semen dan pasir harus di dalam keadaan kering
yang kemudian diberi air sampai didapat campuran plastis. Adukan yang sudah mengering
/kering tidak boleh dicampur dengan adukan yang baru.
c. Dalam satu hari pasangan tidak boleh lebih tinggi dari 1 (satu meter). Dari pengakhiran
pasangan satu hari tersebut harus dibuat bertangga menurun dan tidak tegak berdiri untuk
menghindari retak dikemudian hari. Tebalnya siar batu bata tidak boleh kurang dari 1 (satu)
cm atau 10 mm dan siarnya harus benar-benar pada adukannya.
d. Semua pasangan baru dijaga jangan sampai terkena sinar matahari langsung dengan
menutupnya memakai karung basah.
e. Tempat yang harus dibuat lubang harus dipersiapkan dulu dengan menyumbatnya
memakai batang pisang untuk diameter besar, sedangkan untuk diameter lebih kecil
dipakai potongan bambu.
f. Semua pasangan bata harus rata (horizontal) dan tiap-tiap kali diukur dari lantai, dengan
menggunakan benang. Pemasangan benang tidak boleh lebih dari 30 cm di atas pasangan

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 34


SPESIFIKASI TEKNIS

di bawahnya. Pada semua pasangan bata setengah batu satu sama lain harus terdapat
pengikat yang sempurna. Tidak dibenarkan menggunakan batu bata pecahan separuh
panjang, kecuali sesuai peraturannya (di sudut). Lapisan yang satu dengan lapisan yang di
atasnya harus berbeda setengah panjang bata. Pada pasangan satu batu dan
pasangannya lebih tebal harus disusun sesuai dengan petunjuk/peraturan seharusnya.
g. Pada tiap-tiap pertemuan dinding pasangan bata tegak lurus, di atas setiap lubang pintu
dan jendela atau lubang lain serta dimana luas dinding tidak lebih dari 12 m2, baik
tergambar maupun tidak, dipasang kolom/balok beton praktis yang merupakan bingkai,
kecuali satu dan lain hal disesuaikan dengan gambar. Ukuran untuk balok/kolom praktis
tersebut setebal dinding bata dengan pembesian 4 Ø10 sengkang Ø8 - 150. Semua
pertemuan tegak lurus harus benar-benar bersudut 90º.
h. Sebagai persiapan untuk plesteran, maka siarnya harus diketok sedalam 0.5 cm sehingga
adukannya akan cukup mengikat plesteran yang akan dipasang.
i. Bilamana di dalam pemasangan ternyata terdapat batu bata yang cacat atau tidak
sempurna, maka batu bata ini harus diganti dengan yang kondisinya baik atas biaya
kontraktor.
j. Di tempat yang akan terdapat pintu, jendela, lubang ventilasi dan lain-lain, pasangan bata
hendaknya ditinggalkan sampai rangka kusen selesai dan dipasang ditempat yang tepat.
k. Lubang untuk alat-alat listrik :
a). Dimana akan dipasang pipa-pipa dan atau alat-alat yang ditanam dalam dinding,
maka harus dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata sebelum diplester.
b). Pahatan tersebut setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup dengan adukan plesteran
yang dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan bersama-sama dengan plesteran
seluruhnya di bidang tembok.

C. Pekerjaan Plesteran
1. Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu untuk melaksanakan
pekerjaan ini sehingga didapat hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan plesteran, penyiapan dinding/tempat yang
akan diplester, serta pelaksanaan pekerjaan plesteran itu sendiri pada dinding yang akan
diselesaikan dengan cat, satu dan lain hal sesuai dengan yang tertera dalam gambar
denah dan notasi penyelesaian dinding.

2. Spesifikasi Bahan

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 35


SPESIFIKASI TEKNIS

a. Semen yang dapat dipergunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan seperti
pada semen untuk konstruksi beton, satu dan lain hal sesuai dengan NI-8. Merk/hasil
produksi pabrik dari semen untuk pekerjaan ini akan ditentukan kemudian.
b. Pasir yang harus digunakan ini harus halus dengan warna asli. Satu dan lain hal sesuai
dengan persyaratan yang tersebut dalam NI-3 pasal 14 dan setelah mendapatkan
persetujuan dari Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan.
c. Air untuk mengaduk kedua bahan tersebut di atas satu dan lain hal dengan pasal 10 dari
NI-3.
3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam volume. Cara pembuatannya
menggunakan Mixer selama 3 menit.
b. Beraben adalah plesteran kasar dengan campuran adukan kedap air yaitu 1 PC : 2 Pasir.
Dipakai untuk menutup permukaan dinding pasangan batu bata yang tertanam dalam tanah
hingga ke permukaan tanah dan/atau lantai.
c. Plesteran biasa adalah campuran 1 PC : 4 Pasir. Adukan plesteran ini untuk menutup
semua permukaan dinding pasangan batu bata bagian dalam bangunan terkecuali
dinyatakan kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
d. Plesteran kedap air adalah campuran 1 PC : 2 Pasir. Adukan plesteran ini untuk menutup
semua permukaan dinding pasangan batu bata bagian luar / tepi bangunan, semua bagian
dan keseluruhan permukaan dinding pasangan batu bata seperti tercantum dalam Gambar
Kerja.
e. Plesteran halus/aci halus adalah campuran PC dengan air yang dibuat sedemikian rupa
sehingga mendapatkan campuran yang homogen. Plesteran halus ini adalah pekerjaan
finishing yang dilaksanakan setelah aduk plesteran sebagai lapisan dasar berumur 7 (tujuh)
hari/sudah kering benar.
f. Semua jenis aduk plesteran tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga
selalu segar, belum mengering pada waktu pelaksanaan pemasangan.
g. Terkecuali untuk beraben, permukaan semua aduk plesteran harus diratakan. Permukaan
plesteran tersebut, khususnya plesteran halus, harus rata, tidak bergelombang, penuh dan
padat, tidak berongga serta berlubang, tidak mengandung kerikil ataupun benda-benda lain
yang membuat cacat.
h. Sebelum pelaksanaan plesteran pada permukaan pasangan batu bata dan beton,
permukaan beton harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting kemudian diketrek / scratched.
Semua lubang-lubang bekas pengikat bekisting atau formtie harus tertutup adukan
plesteran.
i. Pekerjaan plesteran halus adalah untuk semua permukaan pasangan batu bata dan beton
yang akan di-finishing dengan cat.

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 36


SPESIFIKASI TEKNIS

j. Semua permukaan yang akan menerima bahan finishing, misalnya ubin keramik dan
lainnya, maka permukaan plesterannya harus diberi alur-alur garis horizontal untuk
memberi ikatan yang lebih baik terhadap bahan/material finishing tersebut. Pekerjaan ini
tidak berlaku apabila bahan finishing tersebut cat.
k. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom/lantai yang
dinyatakan dalam Gambar Kerja dan/atau sesuai peil-peil yang diminta dalam Gambar
Kerja. Tebal plesteran minimal 10 mm, maksimal 25 mm. Jika ketebalan melebihi 30 mm,
maka diharuskan menggunakan kawat strimin yang diikatkan ke pemukaan pasangan batu
bata atau beton yang bersangkutan untuk memperkuat daya lekat plesteran.
l. Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau pencembungan bidang
tidak boleh melebihi 2 mm untuk setiap jarak 2 m.
m. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung dengan wajar,
tidak secara tiba-tiba. Hal ini dilaksanakan dengan membasahi permukaan plesteran setiap
kali terlihat kering dan melindunginya dari terik matahari langsung dengan bahan penutup
yang dapat mencegah penguapan air secara cepat. Pembasahan tersebut adalah selama 7
(tujuh) hari setelah pengacian selesai, Penyedia Jasa harus selalu menyiram dengan air
sekurang-kurangnya 2 (dua) kali sehari sampai jenuh. Jika terjadi keretakan, Penyedia
Jasa harus membongkar dan memperbaiki sampai hasilnya dinyatakan diterima Pengguna
Jasa/Pengawas Lapangan.
n. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan plesteran dilakukan sebelum plesteran
berumur lebih dari 2 (dua) minggu.

D. PEKERJAAN WATERPROOFING
4. Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu untuk melaksanakan
pekerjaan ini sehingga didapat hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjaan pemasangan waterprofing pada treatment,
plat lantai atap, daerah basah, trench serta bagian-bagian lain yang dinyatakan dalam
gambar.
5. Persyaratan Bahan
a. Bahan harus sesuai dengan standar yang ditentukan oleh pabrik dan standar lainnya,
seperti NI-3, ASTM D, ASTM E, UNI, UEAtc.
b. Bahan adalah waterproofing type membrane yang terbuat dari Acrylic, Zat Pewarna dan
Filler Komposisi pemakaian adalah 0,6 – 1,0 Kg bahan untuk 1 m2.
c. Jenis bahan yang digunakan produk CRONFLEX, FOSROC, SIKA, atau setara lainnya.
d. Perlindungan terhadap waterproofing menggunakan screed (perbandingan 1 Pc : 3 Psr).
e. Dak beton atap dan topi plat beton menggunakan waterprofing type membrane.

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 37


SPESIFIKASI TEKNIS

f. Waterproofing yang digunakan harus bergaransi 5 tahun, dengan kualitas yang baik, tahan
lama dan tidak bocor.

6. Persyaratan Pelaksanaan
a. Persiapan Permukaan
a) Permukan plat beton yang akan diberi lapisan waterproofing harus benar-benar
bersih, bebas dari minyak, debu serta tonjolan-tonjolan tajam yang permanen dari
tumpahan atau cipratan adukan dan dalam kondisi kering (baik dalam arti kata
kering leveling screed maupun kering permukaan).
b) Semua pertemuan 90° atau sudut yang lebih tajam harus dibuat tumpul, yaitu
penutup sepanjang sudut tersebut dengan aduk kedap air 1 Pc : 3 Psr atau seperti
tercantum dalam gambar kerja.
c) Dalam leveling screed digunakan campuran kedap air 1 Pc : 3 Psr, dibentuk
menggunakan benang waterpass arah kemiringannya (arah kemiringan menuju ke
lubang-lubang talang dan floordrain ± 1%)
d) Khusus lapisan screed pada bagian atap dan talang beton harus menggunakan
tulangan susut wire mesh yang terpasang di tengah ketebalan screed dan sebelum
dipasang harus didatarkan dulu sehingga tidak melengkung.
e) Screed dipasang mengikuti pola-pola yang sudah ditentukan dan diratakan
permukaannya (dihaluskan) dengan menggunakan raskam, digosok sedemikian
rupa dengan raskam tadi sehingga gelembung-gelembung udara yang terperangkap
di dalam adukan screed dapat keluar.
f) Dalam kondisi setengah kering, screed tadi langsung ditaburi semen sambil digosok
lagi dengan roskam besi sehingga merata. Setelah lapisan screed kering tidak boleh
diaci.
g) Setelah kering udara ±24 jam, screed baru ini harus dilindungi dari kemungkinan
pecah-pecah rambut dengan jalan menutupi permukaan atasnya dengan karung
goni yang sudah dibasahi air terlebih dahulu dan dijaga kondisi basahnya.
h) Waktu yang diperlukan untuk keringnya screed ini minimal 7 (tujuh) hari dalam
kondisi cuaca cerah. Untuk cuaca buruk (hujan) tidak termasuk dalam perhitungan
waktu pengeringan screed.
b. Lapisan Waterprofing
a) Permukaan beton yang akan dipasang waterproofing harus dalam keadaan kering,
bebas dari kotoran dan debu.
b) Perkerjaan undercoat (coating I) sebagai lapisan pertama dengan komposisi 0,2
Kg/m2,

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 38


SPESIFIKASI TEKNIS

c) Pekerjaan coating yang ke dua dilakukan setelah tenggang waktu ± 1 (satu) jam dari
pekerjaan pertama dengan komposisi 0,3 Kg / m2.
d) Pekerjaan coating yang ke tiga dilakukan setelah tenggang waktu ± 1 (satu) jam dari
pekerjaan ke dua dengan komposisi 0,3 Kg / m2.
e) Pelaksanaan waterproofing pada daerah talang (roof drain) masuk ke dalam talang
sepanjang ± 10 cm.
f) Pada pelaksanaan waterproofing ini, harus dilindungi dari sengatan matahari
dengan menggunakan tenda-tenda.
g) Waterproofing yang sudah terpasang tidak boleh terinjak-injak apalagi oleh sepatu
atau alas kaki yang tajam. Penyedia Jasa harus melindungi dan melokalisir daerah
yang sudah terpasang waterproofing ini. Pada daerah listplank beton, waterproofing
harus dipasang mengikuti bentuk lisplang.
h) Penyedia Jasa harus menghentikan pekerjaan apabila terjadi hujan dan melanjutkan
kembali setelah lokasi benar-benar kering.
c. Lapisan Pelindung
a) Setelah waterproofing terpasang, maka di atas permukaannya diberi lapisan
perlindungan screed (perbandingan 1 Pc dan 3 Pasir), setebal 3 cm dengan
menggunakan tulangan susut wiremesh yang terletak di tengah-tengah adukan
screed.
b) Untuk mengatur jarak/ketebalan screed, harus digunakan beton decking setebal 1,5
cm tiap jarak 0.5 m.
c) Permukaan screed ini dihaluskan dengan roskam pada saat kondisi screed
setengah kering dengan jalan menaburkan semen dan menggosoknya hingga licin.
d) Setelah semua pemasangan lapisan waterproofing dan sebelum palaksanaan
lapisan pelindung, Penyedia Jasa harus melaksanakan pengujian kebocoran
terutama untuk permukaan horizontal plat atap. Cara pengujian adalah dengan
menuangkan air ke area yang tertutup lapisan waterproofing hingga ketinggian air
minimum 50 mm dan dibiarkan selama 3 x 24 jam. Beri tanda bagian-bagian yang
tidak sempurna atau bocor. Untuk plat atap yang miring harus dibagi menjadi
beberapa segmen agar genangan air tidak perlu tinggi di titik plat terendah.
e) Penyedia Jasa wajib mengadakan pengamanan dan perlindungan terhadap
pemasangan yang telah dilakukan, terhadap kemungkinan pergeseran, lecet
permukaan atau kerusakan lainnya. Apabila terdapat kerusakan yang disebabkan
oleh kelalaian Penyedia Jasa baik pada waktu pekerjaan ini dilakukan/ dilaksanakan
maupun pada saat pekerjaan telah selesai, maka Penyedia Jasa harus
memperbaiki/mengganti bagian yang rusak tersebut sampai dinyatakan dapat

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 39


SPESIFIKASI TEKNIS

diterima oleh Pengguna Jasa/ Perencana. Biaya yang timbul untuk pekerjaan
perbaikan ini adalah tanggung jawab Penyedia Jasa.

E. PEKERJAAN PLAFOND
a). PLAFOND GYPSUMBOARD
1. Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu untuk melaksanakan
pekerjaan ini sehingga didapat hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjan pemasangan plafond Gypsumboard atau seperti
yang ditunjukkan dalam gambar.
2. Persyaratan Bahan
a. Spesifikasi gypsumboard
a) Jenis : Gypsumboard
b) Tebal : 9 mm dan 12 mm
c) Ukuran : 122 x 244 cm
d) Fire rating : 2 jam
e) Berat : 7,5 Kg/M2
f) Merk : Jayaboard atau setara
b. Rangka plafon dari bahan besi hollow yang anti karat, dengan modul rangka 60x60 cm dan
60x120 cm.
3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Sebelum memulai pelaksanaan pemasangan, Penyedia jasa agar meneliti gambar-gambar
dan kondisi/keadaan di lapangan, dan diwajibkan kepada Penyedia jasa untuk membuat
shop drawing menggambarkan mengenai sistem pemasangan dan juga pola pemasangan
plafon.
b. Pada pekerjaan langit-langit dan partisi ini perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain yang
dalam pelaksanaannya sangat berkaitan.
c. Sebelum dilaksanakan pemasangan langit-langit dan partisi, pekerjan lain yang terletak
pada langit-langit dan partisi tersebut harus sudah terpasang dengan sempurna antara lain
elektrikal, AC, sound system, fire alarm/fire detector, sprinkler, saklar, stop kontak, dan
instalasi lain yang diperlukan.
d. Untuk detail pemasangan, Penyedia jasa harus berkonsultasi dengan Pengguna
Jasa/Pengawas Lapangan/Perencana dan distributor material.
Langit-langit harus sesuai dengan pola gambar kerja dan wajib diperhatikan terhadap peil
rencana, untuk partisi harus dipasang rata dan tidak bergelombang. Rangka yang datar
harus rata air.
b). PLAFON PVC

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 40


SPESIFIKASI TEKNIS

1. Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu untuk melaksanakan
pekerjaan ini sehingga didapat hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjan pemasangan plafond PVC atau seperti yang
ditunjukkan dalam gambar.
2. Persyaratan Bahan
a. Spesifikasi Plafond PVC
a) Jenis : PVC (Polyvinyl Chloride)
b) Tebal : 8 mm
c) Lebar : 20 - 25 cm
d) Panjang : 300 – 500 cm
e) Keunggulan : Tahan air, anti rayap, tanpa finshing, ringan, dan tidak menjadi
sumber api
f) Merk : Shun Da Plafond atau setara
b. Rangka plafon dari bahan besi hollow yang anti karat.
3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Sebelum memulai pelaksanaan pemasangan, Penyedia jasa agar meneliti gambar-gambar
dan kondisi/keadaan di lapangan, dan diwajibkan kepada Penyedia jasa untuk membuat shop
drawing menggambarkan mengenai sistem pemasangan dan juga pola pemasangan plafon.
b. Pada pekerjaan langit-langit ini perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain yang dalam
pelaksanaannya sangat berkaitan.
c. Sebelum dilaksanakan pemasangan langit-langit, pekerjan lain yang terletak di atas langit-
langit tersebut harus sudah terpasang dengan sempurna antara lain elektrikal, AC, sound
system, fire alarm/fire detector, sprinkler dan perlengkapan instalasi lain yang diperlukan.
d. Apabila pekerjaan-pekerjaan tersebut di atas tidak tercantum dalam gambar rencana plafond,
maka harus diteliti terlebih dahulu pada gambar instalasi yang lain. Untuk detail pemasangan,
Penyedia jasa harus berkonsultasi dengan Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan/Perencana.
Langit-langit harus sesuai dengan pola gambar kerja dan wajib diperhatikan terhadap peil
rencana. Rangka yang datar harus rata air.
4. Penggunaan Plafond PVC

PVC Plafond merupakan plafon yang terbuat dari bahan berkualitas dan unggul. PVC Plafond
adalah jenis plafon yang sekarang banyak digunakan dalam sebuah bangunan. Keunggulan PVC
Plafon dapat dilihat dari segi pemasangannya. PVC Plafond ini merupakan jenis plafon yang
mudah dipasang dan mudah pula dibongkar karena pembuatannya menggunakan system knock
down.

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 41


SPESIFIKASI TEKNIS

PVC plafon yang dibuat dengan mesin teknologi tinggi ini juga merupakan sebuah plafon yang
mudah dibawa kemana – mana karena bebannya yang sangat ringan dan anti air. Selain itu PVC
plafon ini mempunyai kemampuan untuk meredam panas dan dapat turut serta dalam
pengurangan pemanasan global. PVC plafon ini juga lebih menghemat waktu dan juga biaya
karena dengan kemudahan pemasa ngan, waktu yang dibutuhkan untuk pemasangan pun tidak
terlalu lama, dan pemasangannya pun cukup mudah.

Hal yang utama dari PVC plafond ini adalah dapat meredam kesalahan arus listrik misalnya ketika
terjadi arus pendek listrik, maka PVC plafond dapat meredam api yang timbul dari kesalahan arus
listrik pendek tersebut.

5. Cara Pemasangan Plafond PVC


b. Pasang rangka metal furring baja ringan sesuai ukuran ruangan.
c. Memotong list menjadi sudut 45º, kemudian ditempatkan pada sisi-sisi dinding.
d. Kencangkan list dengan sekrup pada rangka metal furring.
e. Potong plafon sesuai ukuran dengan pisau cutter/gergaji.
f. Pasang plafon sesuai urutan.
g. Kancing / kunci plafon menggunakan sekrup.

F. PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA


1. Kusen dan Daun Pintu Jendela Kayu
a. Lingkup Pekerjaan
Uraian ini mencakup persyaratan teknis untuk pelaksanaan pekerjaan kusen, dan daun
pintu.
Pekerjaan sehubungan yang diuraikan terpisah, yaitu:
1) Persyaratan teknis pelaksanaan pekerjaan kaca.
2) Persyaratan teknis pelaksanaan pekerjaan cat.
3) Persyaratan teknis pelaksanaan pekerjaan kunci dan penggantung untuk pintu.
b. Ketentuan
1) Pengeringan
 Kayu dikeringkan dengan proses dry-clean (oven) di pabrik yang khusus
mempunyai instalasi pengeringan dengan proses dry-clean (oven).
 Kusen dan daun pintu harus merupakan suatu produk jadi dari bengkel kerja
yang mempunyai tenaga ahli/kerja dan peralatan yang lengkap untuk
pelaksanaan pekerjaan ini.
 Bengkel kerja yang akan dipakai telah mendapat penelitian/pengujian dan
persetujuan dari Pengawas lapangan.

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 42


SPESIFIKASI TEKNIS

2) Finishing
 Finishing permukaan kusen dan daun pintu kayu dengan Cat vernis atau cat
mengkilat dari Produk Propan atau setara, yang ketentuan pelaksanaannya
diuraikan tersendiri.
 Hal-hal yang harus diserahkan sebelum mulai pelaksanaan
 Contoh bahan-bahan yang akan digunakan.
 Contoh kerja pembuatan pintu/jendela.
 Apabila ditentukan lain Finishing cat kayu adalah dari produk ICI GLOSS
atau setara seperti diuraikan pada pembahasan tentang pengecatan.
c. Perlindungan
Segala kerusakan yang terjadi menjadi beban dan tanggung jawab sepenuhnya Pelaksana
Pekerjaan untuk memperbaiki atau menggantinya.
d. Material Kayu
1) Kayu kualitas terbaik kelas kuat I, kelas awet I serta mutu A menurut NI-5 PKKI
1961, telah dikeringkan dengan proses dry-clean (oven) dan telah diawetkan,
diproduksi dengan mesin serta dalam keadaan lurus dipakai untuk rangka dan
kusen pintu ukuran 5/13, pemakaiannya sesuai ketentuan di dalam gambar
rencana.
2) Kaca yang digunakan adalah jenis float glass produk Asahimas atau setara, dengan
ketentuan ukuran dan jenis berwarna atau jernih sesuai dengan gambar rencana.
e. Pelaksanaan
1) Kusen dan daun pintu difabrikasi di lapangan atau di bengkel, dilaksanakan menurut
ukuran dan bentuk yang tertera di dalam gambar rencana, dengan hasil pengerjaan
kayu harus membentuk permukaan yang halus, rata dan lurus serta sambungan
yang rapi, kokoh dan kuat.
2) Sambungan kayu dilaksanakan sesuai dengan aturan umum yang berlaku
pasangan kusen pada dinding/kolom harus menggunakan angker besi sebagai
penguatnya, dengan ketentuan jumlah dan posisi pemasangan sesuai peraturan
teknis yang umum berlaku (Peraturan Bangunan Nasional).
3) Dalam hal pertemuan kusen pada kolom/dinding beton belum tersedia angker besi,
dapat digunakan angker sistem ramset dengan jumlah dan posisi seperti pasangan
angker pada umumnya.
4) Angker-angker arah ke samping, jarak maximumnya 50 cm (rata-rata 3 atau 4 buah
angker setiap sisi). Angker dibuat dari besi bulat diameter 12 mm.
5) Pasangan kusen terhadap dinding/tembok harus selalu ada alur/celah pemasangan
selebar 8 mm, dalamnya 10 mm serta terpasang pada permukaan lantai tanpa
sepatu.
PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 43
SPESIFIKASI TEKNIS

6) Pemasangan alat-alat penggantung dan pengunci harus dilakukan oleh tukang pintu
yang berpengalaman dan ahli dalam bidang ini serta dengan aturan dan peralatan
yang sesuai dan direkomendir oleh pabrik pembuat kunci.
7) Tiap-tiap pemasangan daun pintu pada tempat kedudukkannya harus menggunakan
3 (tiga) buah engsel ukuran 4” dan 1 (satu ) set kunci.
8) Khusus untuk daun pintu ganda, pada sebuah daun pintunya dilengkapi dengan 2
(dua) set espagnolet yang dipasang 1 di atas dan 1 di bawah.
9) Pemasangan kaca, kunci, penggantung dan pengecatan, persyaratan teknis
pelaksanaannya diuraikan tersendiri/terpisah pada bagian lain.

2. Pekerjaan Kusen dan Daun Pintu Jendela Bahan Unplasticized Poly Vinyl Chloride (UPVC)

1. Lingkup Pekerjaan
a. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan, hingga dicapai
hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan kusen dan daun jendela UPVC dipasang pada jendela-jendela di bagian
sisi luar bangunan serta seluruh detail seperti yang dinyatakan/ditunjukkan dalam
gambar.

2. Persyaratan Bahan
a. UPVC yang merupakan singkatan dari Unplasticized Poly Vinyl Chloride, thermolplastic
yang diperoleh dari garam dan minyak mentah. UPVC adalah salah satu bentuk dari
plastic yang menawarkan kekuatan dan keamanan. UPVC tidak mempunyai kandungan
elemen plasticizers di dalamnya membuat UPVC lebih bersifat rigid dan memiliki daya
tahan suhu yang lebih baik dengan kandungan thermally stabilizers didalamnya. Material
ini merupakan pengolahan dari plastik yang mengalami proses tertentu sehingga sifat
lentur/plastisnya dihilangkan. Hasil akhir material ini menjadi keras, lebih kuat daripada
PVC. Material UPVC selalu diperkuat dengan besi (steel reinforcement), sehingga lebih
kokoh.
b. Merk yang bisa digunakan setara dengan Conch, Bosca, Aton, Rehau, Broco, Fenster.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Profil UPVC diperkuat dengan rangka besi lapis galvanis yang berguna untuk :
Menguatkan agar lebih rigid, berguna untuk instalasi ke tembok, untuk instalasi hardware.
b. Karet yang digunakan oleh Pintu dan Jendela UPVC :

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 44


SPESIFIKASI TEKNIS

Menggunakan karet berbahan campuran antara karet dan plastik menjadikan lebih tahan
getas.
c. Locking System & Hardware yang digunakan :
Multipoint locking, rambuncis, casement, engsel kupu-kupu, support arms, flush bolt, floor
hinge.
d. Jendela dan Pintu UPVC menggunakan teknik penyambungan welding system :
UPVC dipanaskan s/d 250° C pada titik penyambungan menjadikan las
titik sambungan akan lebih keras dibanding dengan bagian yang tidak di las.
e. Pintu & Jendela UPVC dilengkapi dengan drainage :
Menggunakan drainage agar air tidak tergenang.

4. Penggunaan UPVC
a. Penggunaan daun jendela yang overlap dengan kusen sehingga akan didapatkan isolasi
yang lebih baik dibandingkan sistem material lain.
b. Meminimalkan kebocoran energi, misalnya pada ruangan ber AC. Bahan UPVC
memiliki tingkat insulasi yang sangat tinggi. UPVC yang tebal dan rancangan
struktur UPVC dengan pola multi rongga telah dibuktikan dapat menjaga
temperatur dan suhu dalam ruangan tetap konstan. Sebagai hasilnya proses
perpindahan panas ataupun dingin sangatlah rendah.
c. Kemampuannya dalam menahan tembusnya suara ke dalam ruangan, sehingga
membuat lebih kedap suara dibandingkan material lain. Kusen UPVC dirancang
khusus sehingga dapat mengurangi kebisingan dan tentunya suasana rumah
Anda menjadi semakin nyaman. Dengan Profil UPVC tingkat kebisingan bisa
dikurangi hingga 70% dibandingkan dengan Aluminium.
d. Sifat materialnya yang kurang merambatkan suara dibandingkan logam.
Disamping itu karet profilnya mempunyai tempat khusus sehingga tidak kendor
seperti yang terjadi di alumunium dan terdapat pada kusen maupun di daunnya.
Hal ini diperkuat dengan sistem yang overlapping antara keduanya.
e. Kusen UPVC akan memberikan perlindungan maksimal dalam hal keamanan
karena kusen UPVC dirancang dan dibuat sesuai dengan standart Eropa. Titik
penguncian di berbagai tempat (Multi Point Lock) akan menjaga rumah Anda tetap
aman.
f. Kusen UPVC dibuat dengan menggunakan formula yang mengandung bahan
Titanium Dioxide yang dapat memberikan kekuatan untuk jangka panjang serta
memberikan perlindungan terhadap sinar UV dan juga elemen-elemen yang dapat
PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 45
SPESIFIKASI TEKNIS

mengakibatkan korosi. Jadi Kusen UPVC sangat layak untuk dipakai disegala
jenis cuaca maupun lingkungan. u-PVC dapat menahan terpaan hujan lebat dan
angin kencang, serta dapat menahan suhu cuaca sampai pada ketinggian 65˚C.
g. Bahan UPVC tidak menimbulkan api apabila dibakar karena UPVC adalah
Unplasticide Polyvinyl Chloride, Apabila terjadi kebakaran bahan UPVC dapat
memperlambat proses pembakaran pada struktur permukaannya.
h. Bahan UPVC tidak memerlukan perawatan dan bebas rayap untuk seumur hidup
i. UPVC merupakan profil yang bisa didaur ulang sehingga tidak menimbulkan
polusi dan pencemaran terhadap lingkungan.
j. Merupakan turunan dari plastik yaitu unplasticized poly vinyl chloride (UPVC).
Material ini diproses dengan proses tertentu sehingga sifat plastisnya minimal.
k. UPVC tahan rayap, tidak muai susut, mudah perawatannya hanya butuh
perawatan yang minimal dengan mengelapnya secara rutin, kedap suara dan
tahan bocor.
l. Pemesanan ukuran pintu jendela disesuaikan dengan ukuran lapangan, jadi tidak
menyediakan produk berukuran standar.

5. Cara Pemasangan
a. Kusen pintu dengan sepatu ialah teknik pemasangan kusen pintu yang mana kedua
ujung kaki kusen tidak menyentuh keramik/lantai alias dibuatkan sepatu berupa lapisan
bata atau campuran semen/beton setinggi 5-10 sentimeter dari level lantai, setelah
terlebih dahulu ditancapkan besi atau paku di bagian bawah untuk penguat. Mungkin
kalau kusen jendela sedikit berbeda.
b. Tujuan pembuatan sepatu ialah supaya kusen pintu (khususnya kamar mandi) tidak cepat
rusak akibat terkena air sewaktu mengepel dan mencuci lantai. Ini adalah cara lama yang
tidak artistik dan mengurangi nilai keindahan kusen itu sendiri. Kalau pintu UPVC memiliki
perbedaan dengan jendela UPVC karena posisi jendela agak lebih tinggi.
c. Kusen pintu terjepit, yaitu teknik pemasangan dengan kedua kaki kusen yang tertanam di
lantai sedalam beberapa sentimeter dan mendapat jepitan dari ubin (keramik) lantai yang
terpasang di sekelilingnya. Cara ini yang lebih mementingkan keindahan dan banyak
dipergunakan saat ini. Misalnya saja pintu UPVC, dsb.
d. Kusen pintu sistem fischer merupakan teknik yang praktis. Teknik ini mengandalkan
kekuatan sekrup fischer yang diborkan dan ditanam bersama kusen merapat ke tembok
sekeliling kusen pintu yang sudah diplester rapi dan sangat akurat ukuran dan sudut siku-
sikunya. Untuk teknik pemasangan ini, ketebalan kusen bukan masalah; sebaliknya

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 46


SPESIFIKASI TEKNIS

kusen pintu yang tebal justru mengurangi keindahan. Beberapa kusen UPVC termasuk
jendela UPVC bisa dijadikan sebagai bentuk kusen keindahan.
e. Selain teknis pemasangan, kini kusen pintu dapat tampil lebih kreatif dengan tempelan lis
profil yang berukiran manis dan menawan. Cukup dengan mengoleskan lem kayu pada
kusen atau lis profil serta diperkuat dengan paku kecil, jadilah kusen pintu yang artistik.

3. Kusen dan Daun Pintu Jendela Alumunium


a. Lingkup Pekerjaan
Semua pekerjaan kosen, dan daun pintu atau jendela alumunium dengan alat perlengkapannya yang
diperlukan sesuai penjelasan dalam gambar-gambar.

b. Pengendalian Pekerjaan
Semua pekerjaan yang disebutkan dalam hal ini harus dikerjakan menurut instruksi pabrik / produsen dan
standar-standar antara lain :
- The Alumunium Association (AA)
- Architectural Alumunium Manufactures Association (AAMA)
- America Standars for Testing Materials (ASTM)

c. Bahan-bahan
1. Kosen dan Plat Aluminium
Untuk kosen dan plat alumunium yang akan digunakan adalah produksi ALCAN/YKK, Superex,
Alexindo, atau yang setara.
a. Kadar Campur
Architectural Billet 45 (AB45) atau setaraf dengan karakteristik kekuatan sebagai berikut :
Ultimate Strength 28.000 p.s.i
Yield Strength 22.000 p.s.i
Shear Strength 17.000 p.s.i
b. Anodizing
Ketebalan lapisan diseluruh permukaan alumunium adalah 18 mikron dengan warna hitam.
c. Hardware (Perlengkapan)
Lihat Bab Perlengkapan Pintu / Pekerjaan Penggantung.
d. Accessories
Lihat Bab Perlengkapan Pintu / Pekerjaan Penggantung.
e. Jaminan
Harus diberikan jaminan tertulis selama 5 (lima) tahun dari tipe campuran (“alloy”).

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 47


SPESIFIKASI TEKNIS

2. Sealant
“Sealant”, sesuai dengan Bab Sealant, digunakan untuk jendela alumunium dan kaca yang
berhubungan langsung dengan udara luar.

3. Joint
Backer : Polyurethane foam, tidak menyerap air, kepadatan 65-95 kg/m3
4. Neoprene
Jenis extrusion, tahan terhadap matahari, oksidasi dengan kekerasan 60-0 Durometer.
5. Angkur dan Angkur Tanam
Bagian yang berhubungan dengan alumunium diberi lapisan galvanished dan bagian lain diberi lapisan
anti karat, Zinc chromate, tipe alkyd.

PELAKSANAAN
1. Pengerjaan
a. Semua pengerjaan harus dilaksanakan oleh tukang-tukang terbaik dengan standar pengerjaan
yang disetujui Pengawas.
b. Pemasangan sambungan harus tepat tanpa cela sedikitpun.
c. Semua detail pertemuan harus runcing (adu manis), halus dan rata, bersih dari goresan-goresan
serta cacat-cacat yang mempengaruhi permukaan alumunium.
d. Pemasangan harus sesuai dengan gambar-gambar dan Persyaratan Teknis ini.
e. Setiap sambungan dengan dinding atau benda yang berlainan sifatnya harus diberi “Sealant”.
f. Tanda-tanda dan cacat akibat proses anodizing, yaitu “Rack” atau “Gripper” yang timbul di
permukaan alumunium harus dihilangkan.
2. Toleransi Fabrikasi
- Sudut / siku
Pergeseran terhadap titik tangkap dari sisi horisontal atau vertikal sejauh 3 m, tidak boleh melebihi
3 mm.
- Gap / celah
Sambungan : maksimum 0,5 mm.
- Perbedaan tinggi
Perbedaan tinggi untuk sisi vertikal dan horisontal maksimum 1,5 mm (plus minus)
- Pengelasan
Tidak terlihat pada bagian yang akan terlihat mata langsung
- Sealant
Tidak terlihat pada bagian yang akan terlihat mata langsung

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 48


SPESIFIKASI TEKNIS

3. Perlindungan
a. Semua alumunium harus dilindungi dengan “Lacquer Film”, atau bahan yang lain yang disetujui
Pengawas ketika dibawa ke lapangan.
b. Pelindung tersebut harus dibuka pada bagian-bagian tertentu dimana diperlukan, ketika alumunium
akan dikerjakan dan ditutup kembali setelah pengerjaan selesai.

c. Kosen harus dilindungi dengan plastic tape atau (zinc chromate primer permis transparant) ketika
pengerjaan plester dilaksanakan.
Bagian-bagian lain dapat tetap dilindungi dengan “Lacquer Film” sampai pekerjaan selesai.
d. Penggunaan pernis pada permukaan yang akan diberikan caulking atau sealant tidak
diperkenankan.

4. Weather Seal
Pemasangan kosen harus dilengkapi dengan weather seal jenis polyurenthene sealant dan backing
strip dari busa di dalam dan di luar sebagai lapisan pengisi sebelum sealant dipasang.

DESKRIPSI SISTEM
a. Umum
Pekerjaan alumunium untuk eksterior dan interior termasuk pekerjaan yang berkaitan, sperti : angkur yang
ditanam, struktur penguat dan komponen pelengkap yang lainnya.

b. Kriteria Perencanaan
1. Faktor Keamanan
Kecuali disebutkan lain, bagian-bagian alumunium termasuk ketahan kaca, memenuhi faktor keamanan
tidak kurang dari 1,5 x maksimum tekanan angin yang disyaratkan.
2. Modifikasi
Dapat dimungkinkan tanpa merubah profil atau merubah penampilan, kekuatan atau tahan dari material
dan harus tetap memenuhi kriteria perencanaan.
3. Pergerakan Karena Temperatur
Akibat pemuaian dari material yang berhubungan tidak boleh menimbulkan suara maupun terjadi
patahan atau sambungan yang terbuka, kaca pecah, sealant yang tidak merekat, dan hal-hal lain.
Sambungan kedap air harus mampu menampung pergerakan ini.

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 49


SPESIFIKASI TEKNIS

TEKANAN ANGIN
Tekanan angin (Design Wind Load) ditentukan oleh perletakan, bentuk dan ketinggian bangunan, bila tidak
ditentukan maka tekanan angina minimum yang harus di penuhi adalah sebesar 850 Pa dengan factor
keamanan sbb ;

1. Positif : 1x
2. Negatif : 1,5 x

PERSYARATAN STRUKTUR
a. Defleksi
1. AAMA = Yang dizinkan maksimum L/175 atau 2 cm
2. JIS = Defleksi yang diizinkan maksimum L/150 atau 2 cm.
3. SII = Yang diizinkan maksimum L/175 untuk double dan L/125 untuk single glazed.
4. SS = Yang diizinkan maksimum L/175 untuk double glazed dan L/125 untuk single glazed.
b. Beban Hidup
Pada bagian-bagian yang menerima beban hidup terutama pada waktu perawatan, seperti : meja
(stool) dan cladding diharuskan disediakan penguat dan angkur dengan kemampuan 62 kg dengan
beban terpusat, horizontal dan tanpa terjadi kerusakan.

KEKEDAPAN UDARA
Faktor pengurangan kebisingan suara (Sound Transmission) sebesar 22,5 dB pada frekwensi 124 – 4000 Hz
(hanya berlaku untuk produk-produk khusus).
a. Angkur & Angkur Tanam
Bagian yang berhubungan dengan alumunium dilapisi Galvanisasi s/d 18 micron. Bagian lain diberi
lapisan anti karat, Zinc Chromate, Type Alkyd.
b. Billet Yang Dipakai
Dari billet utama (primery) dengan standard A-6063 S-T5 dengan komponen (%) :
Mg : 0.45 – 0.9
Si : 0.2 – 0.6
Ti : 0.1 max
Mn : 0.1 max
Zn : 0.1 max
Fe : 0.35 max
Cu : 0.1 max
Cr : 0.1 max
Aluminium : Sisanya

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 50


SPESIFIKASI TEKNIS

c. Kaca
Kaca tebal minimal 5 mm – 8 mm produk Asahima atau yang setaranya dengan warna clear.
d. Back – UP Material
1. Bahan : polyurenthane Foam
2. Sifat material : Tidak menyerap air
3. Kepadatan : 65 – 96 kg/m3
4. Ukuran Penampang : 25% - 50 -% lebih besar dari celah yang terjadi
e. Gasket
1. Bahan : PVC, Neoprene, Santoprene, EPDM
2. Kepadatan : Tahan terhadap perubahan cuaca
3. Kekerasan : 60 – 80 Durometer.
4. Jenis bahan : Extrusion
f. Setting Block Untuk Kaca
1. Bahan : EPDM
2. Kekerasan : 80 – 90 Durometer

g. Sealant Dinding
1. Single Komponen
2. Type : Silicon Sealant

h. Screw
1. Bahan : Stainless Steel

i. Angkur & Angkur Tanam


Bagian yang berhubungan dengan alumunium dilapisi Galvanisasi s/d 18 micron. Bagian lain diberi
lapisan anti karat, Zinc Chromate, Type Alkyd.

j. Joint Sealer
Sambungan antara profil horizontal dengan vertical diberi sealer yang berserat guna menutup celah
sambungan profil tersebut, sehingga mencegah kebocoran udara, air dan suara.
Bahan = Butyl Sheet.

WARNA ALUMUNIUM
Warna semua material alumunium adalah Silver kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Perencana dan Owner
pada masa pelaksanaan.

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 51


SPESIFIKASI TEKNIS

DATA PELENGKAP
a. Gambar Kerja (Shop Drawing)
Kontraktor Pelaksana harus membuat Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing) dan disetujui oleh
Konsultan Supervisi jika dalam Gambar Bestek tidak diberikan oleh Konsultan Perencana, yang
menjelaskan
1. Tipe dan tampak setiap jenis jendela dan pintu alumunium / curtain wall.
2. Detail sambungan baik exterior maupun interior.
3. Detail pemasangan.
4. Detail pertemuan aluminium dengan komponen-komponen lain yang berhubungan.
5. Kelengkapan ukuran-ukuran.

b. Perhitungan struktur sesuai dengan criteria design yang ada (kalau diperlukan).

PABRIKASI DAN ASSEMBLING


1. Semua jenis jendela dan pintu alumunium difabrikasi di Work Shop / Pabrik.
2. Semua sambungan dikerjakan dengan mesin sehingga rapi, kokoh dan dengan bentuk sambungan yang
sesuai standard toleransi. Untuk sambungan yang tahan air harus diberi sealant dari bagian yang tidak
terlihat mata.
3. Perakitan jendela maupun pintu alumunium dilaksanakan di Work Shop/Pabrik sehingga selain kwalitas
perakitan sesuai standard yang disyaratkan juga mempercepat proses pemasangan di lapangan.
4. Proses fabrikasi dan assembling harus berdasarkan data di Shop Drawing yang sudah disetujui oleh
Konsultan Supervisi.
5. Hardware yang dipasang menggunakan back plate.
6. Standar toleransi assembling dijelaskan dalam table berikut :

STANDARD TOLERANSI ASSEMBLING

No. Keterangan Toleransi ( mm)

1. Bergesernya pemasangan kunci/engsel dan hardware lain dari + / -3


tempat yang ditentukan
2. Gap (celah) antar sambungan rangka aluminium (vertikal dan < 0,5
horizontal)
3. Gap (celah) antar sambungan bahan tahan air (Gasket) <3

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 52


SPESIFIKASI TEKNIS

4. Perbedaan ukuran dalam, dari rangka aluminium dan daun jendela + / - 1,5
aluminium, baik untuk tinggi maupun lebar.
5. Perbedaan ukuran dalam, dari jendela yang bersebelahan. <2
6. Sambungan las Tidak terlihat pada bagian
yang terlihat mata langsung

7. Sealant Sesuai ukuran di Shop


Drawing

PENGIRIMAN DAN PENYIMPANAN DI SITE


1. Semua profil dilapisi PVC plastic atau polythilene film.
2. Pengiriman barang-barang harus hati-hati dan tidak boleh terjadi kerusakan.
3. Setiap unit pintu, jendela maupun curtain wall yang dikirim ke lapangan harus ada tanda / bukti sudah
diperiksa kwalitasnya oleh QC pabrik.
4. Material yang disimpan di lapangan (site) harus diatur sedemikian rupa agar tidak terjadi kerusakan / cacat.

PEMASANGAN PADA STRUKTUR BANGUNAN


1. Semua unit alumunium harus terpasang dengan hubungan siku-siku, tegak lurus dan mengikuti patokan
(bench mark) dari Kontraktor Pelaksana.
2. Sebelum diadakan pemasangan maka perlu adanya pengukuran di lapangan dan koordinasi dengan
pekerjaan lain, sehingga ukuran lubang (opening) sesuai dengan Shop Drawing.

G. PEKERJAAN KACA
1. Lingkup Pekerjaan
Uraian ini mencakup persyaratan teknis untuk pelaksanaan pekerjaan pemasangan kaca pada
rangka pintu dan jendela, serta pengerjaan dan pemasangan untuk berbagai macam pekerjaan
kaca.
2. Uraian pekerjaan lain yang termasuk/dipakai di dalam pekerjaan ini adalah ; Persyaratan teknis
pelaksanaan pekerjaan pintu dan jendela.
3. Ketentuan:
a. Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga ahli yang telah berpengalaman di dalam
pelaksanaan pekerjaan kaca.
b. Pemotongan, pengangkatan dan penyetelan kaca harus menggunakan peralatan yang
khusus digunakan untuk maksud itu, antara lain peralatan potong khusus kaca, kop untuk

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 53


SPESIFIKASI TEKNIS

alat pengangkat lembaran kaca dll, peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan.
c. Ketentuan tipe material lihat pada gambar kerja.
4. Material
a. Kaca
Semua kaca yang dipergunakan di dalam pelaksanaan pekerjaan ini secara umum harus
bebas dari cacat distorsi atau cacat-cacat fisik lainnya. Kaca yang digunakan minimal
dengan ketebalan 5 mm atau sesuai dengan gambar kerja.
b. Peralatan Pelengkap Pemasangan Kaca
Semua peralatan pelengkap untuk pemasangan kaca harus sesuai dengan rangka tempat
kedudukannya, tepat ukuran serta dari mutu terbaik serta harus mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
5. Pelaksanaan
a. Pemeriksaan Keadaan Pekerjaan
Sebelum mulai pemasangan, Pelaksana Pekerjaan diminta untuk memeriksa keadaan
lokasi pemasangan, baik dalam hal kesiapan maupun ketelitian dan kecermatan
pelaksanaan pekerjaan pendahulunya.
b. Penyimpangan
Dalam hal terjadi penyimpangan pada pelaksanaan pekerjaan pendahulunya, Pelaksana
Pekerjaan diminta untuk segera melaporkan keadaan tersebut guna penyelesaian
permasalahannya.
c. Pemotongan, Pengangkatan dan Pemasangan Kaca
Pemotongan kaca harus lurus, rapi dan halus, tepat ukuran, selanjutnya dipasang pada
lokasinya dengan jepitan yang sesuai, terpasang kuat serta tepat dalam posisinya, baik
dalam hal ketegakan ataupun kemiringan sesuai dengan gambar rancana.
d. Pembersihan
Pada penyelesaian, pekerjaan harus dalam keadaan bersih dan terpasang sesuai dengan
mutu kerja yang disyaratkan.

1. Lingkup Pekerjaan.
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang
baik.
b. Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh pemasangan pada
daun pintu, dan daun jendela, seperti yang ditunjukkan/diisyaratkan dalam detail gambar.

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 54


SPESIFIKASI TEKNIS

2. Persyaratan Bahan.
Semua “hardware” yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam buku
Spesifikasi Teknis. Bila terjadi perubahan atau pergantian hardware akibat pemilihan merk,
Pelaksana Pekerjaan wajib melaporkan hal tersebut pada Pengawas Lapangan untuk
mendapatkan persetujuan.
3. Perlengkapan Pintu dan Jendela.
a. Pekerjaan Kunci dan Pegangan Pintu
1) Semua pintu menggunakan peralatan kunci dari merk Dekkson, Dorma atau CISA
atau yang setara dengan segala perlengkapannya antara lain : Lock case, Handle,
Back Plate, Anak Kunci dan perlengkapan lain yang diperlukan.
2) Untuk panel-panel listrik, pintu shaft dan lain-lain, kunci yang dipakai merk Dekkson,
Dorma atau CISA.
3) Untuk daun jendela kaca dipakai handle pengunci merk Dekkson, Dorma atau CISA.
4) Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu.
Dipasang setinggi 90 Cm dari lantai, atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.
5) Pegangan pintu masuk utama dipakai handle merk Dekkson, Dorma atau CISA
dengan jenis yang ditentukan oleh Pengawas Lapangan atas contoh – contoh yang
sampaikan.
6) Untuk jenis handle dari tipe solid tube, dengan anak kunci minimal 5 pin.
b. Pekerjaan Engsel
1) Untuk pintu-pintu panel pada umumnya menggunakan engsel pintu merk Dekkson,
Dorma atau CISA atau yang setara jenis solid brass hinges atau stainless steel dan
dipasang sekurang-kurangnya 3 buah untuk setiap daun dengan menggunakan
sekrup dengan warna yang sama dengan warna engsel. Jumlah engsel yang
dipasang harus diperhitungkan menurut beban berat daun pintu, ukuran engsel yang
digunakan adalah 4”x3”x20 mm with 2 Ball Bearing (untuk berat maksimum 35
Kg/daun) untuk pintu UPVC, kayu dan 4.5”x4”x3,0 mm with 2 Ball Bearing untuk
berat 40-75 Kg/daun) untuk pintu besi.
2) Untuk jendela digunakan engsel Sidehung Friction Stays Dekkson, Dorma atau
CISA.
4. Persyaratan Pelaksanaan
a. Engsel atas dipasang + 28 Cm (as) dari permukaan atas pintu.
Engsel bawah dipasang + 32 Cm (as) dari permukaan bawah pintu.
Engsel tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
b. Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang + 28 Cm dari permukaan pintu, engsel
yang dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
c. Penarik pintu (door full) dipasang 90 Cm (as) dari permukaan lantai.

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 55


SPESIFIKASI TEKNIS

d. Pemasangan lock case, handle, back plate, serta door closer harus rapi, lurus dan sesuai
dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Apabila hal tersebut
tidak tercapai, Pelaksana Pekerjaan wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya.
e. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan pengujian
secara kasar dan halus.
f. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
g. Pelaksana Pekerjaan wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan di
lapangan. Di dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan
termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau detail-detail khusus yang belum
tercakup secara lengkap di dalam Gambar Dokumen Kontrak sesuai dengan Standar
Spesifikasi Pabrik.
h. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui oleh Pengawas Lapangan.

H. PEKERJAAN PENGECATAN
1. Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu untuk melaksanakan
pekerjaan ini sehingga didapat hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan yang dimaksud meliputi:
1) Pekerjaan pengecatan dinding/permukaan pasangan batu bata, permukaan beton.
2) Pekerjaan pengecatan kilat pada permukaan listplank.
3) Pekerjaan pengecatan besi, dan alumunium.
4) Dan/atau seperti tercantum dalam gambar kerja.
2. Persyaratan Umum
a. Seluruh pelaksanaan dan bahan untuk pekerjaan ini harus sesuai dengan standar dan/atau
spesifikasi pabrik.
b. Pabrik dan kontraktor harus memberi jaminan minimal selama 5 (lima) tahun terhitung
waktu penyerahan atas semua pekerjaan ini terhadap kemungkinan cacat, warna yang
berubah dan kerusakan cat lainnya.
c. Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Pengguna Jasa harus diulang dan diganti. Penyedia
Jasa harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar atau cat finish yang kurang
menutupi atau lepas sebagaimana ditunjukkan oleh Pengguna Jasa.
d. Selama pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa harus diawasi Tenaga Ahli / Supervisi dari
pabrik pembuat.
e. Bahan didatangkan langsung dari pabrik, tiba di Site Konstruksi harus masih tersegel baik
dalam kemasannya dan tidak cacat. Penyedia Jasa wajib membuktikan keaslian cat dari
produk tersebut mengenai kemurnian cat yang akan dipergunakan. Pembuktian berupa

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 56


SPESIFIKASI TEKNIS

segel kaleng, test BD, test Laboratorium dan hasil akhir pengecatan. Biaya untuk
pembuktian ini dibebankan kepada Kontraktor. Hasil test kemurnian harus mendapat
rekomendasi tertulis dari produsen dan diserahkan kepada Pengguna Jasa untuk
persetujuan pelaksanaan.
3. Persyaratan Teknis
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa wajib melakukan percobaan pengecatan
(mock up). Biaya percobaan ini ditanggung Penyedia Jasa. Hasil percobaan tersebut harus
diserahkan kepada Pengguna Jasa untuk mendapatkan persetujuan bagi pelaksanaan
pekerjaan.
b. Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas yang
menunjukkan tanda sapuan, roller maupun semprotan. Tebal minimum dari tiap lapisan
jadi/finish minimum sama dengan syarat yang dispesifikasikan pabrik.
c. Apabila dari cat yang dipakai ada mengandung bahan dasar beracun atau membahayakan
keselamatan manusia, maka Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan pelindung
misalnya masker, sarung tangan dan sebagainya yang harus dipakai pada waktu
pelaksanaan pekerjaan.
d. Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini dalam keadaan cuaca yang
lembab/hujan, berdebu. Terutama untuk pelaksanaan di dalam ruangan bagi cat dengan
bahan dasar beracun atau membahayakan manusia, maka ruangan tersebut harus
mempunyai ventilasi yang cukup atau pergantian udara berlangsung lancar. Di dalam
keadaan tertentu, misalnya untuk ruangan tertutup, Penyedia Jasa harus memakai kipas
angin/fan untuk memperlancar pergantian/aliran udara.
e. Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, pompa udara tekan/vacuum cleaner,
semprotan dan sebagainya harus tersedia dari kualitas/ mutu terbaik.
f. Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan kuas. Penyemprotan hanya boleh
dilakukan apabila disetujui Pengguna Jasa.
g. Pemakaian amplas, pencucian dengan air maupun pembersihan dengan kain kering
terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Pengguna Jasa terkecuali
disyaratkan lain dalam pesifikasi ini.
h. Pelaksanaan pekerjaan ini khususnya pengecatan dasar untuk komponen bahan/material
metal, harus dilakukan sebelum komponen tersebut terpasang.
4. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Pekerjaan Pengecatan Dinding Bata, dan Permukaan Beton.
1) Pekerjaan persiapan Sebelum Pengecatan
Sebelum pelaksanaan, seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu, lemak,
kotoran atau noda lain, bekas-bekas cat yang terkelupas bagi permukaan yang
pernah dicat dan dalam kondisi kering.

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 57


SPESIFIKASI TEKNIS

 Pemakaian kuas hanya untuk permukaan dimana tidak mungkin


menggunakan roller.
 Pekerjaan pengecatan semua dinding/permukaan pasangan bata dan
permukaan beton yang tampak/ekspos seperti tercantum dalam Gambar
Kerja.
2) Permukaan Interior dan Exterior

Lapisan Pertama

 Alkalli siller acrylic ex ICI Dulux .


 Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas/rol.
 Ketebalan lapisan 25 – 150 micron atau daya sebar 10 m2/liter.
 Tunggu selama minimum 24 jam sebelum pelaksanaan pelapisan berikutnya.
Lapisan berikut sampai didapatkan permukaan rata
 Cat jenis Vinyl Acrylic Emulsion untuk interior, sedangkan exterior dari jenis
weathershield dengan merk setara Dulux.
 Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
 Ketebalan lapisan 25 – 40 micron atau daya sebar 11 – 17 m2/liter per
lapis.
 Tenggang waktu antara pelapisan minimum 12 jam.
 Warna ditentukan kemudian.

b. Pekerjaan Pengecatan Permukaan Listplank.


1) Lingkup Pekerjaan
a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat – alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan hingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Meliputi pengecatan permukaan listplank yang tampak sesuai yang
ditentukan/ditunjukkan dalam detail gambar.
2) Persyaratan Bahan
a. Untuk pengecatan permukaan listplank GRC atau Kalsiboard digunakan bahan
finishing cat minyak buatan dalam negeri dari mutu terbaik produk ICI , Bee Brand,
atau produk lain yang setara dan disetujui Direksi Pengawas.
b. Seluruh permukaan sebelum dilapisi cat awal dan cat akhir, harus dilicinkan
dengan mesin amplas listrik sampai halus dan licin.
c. Bahan yang digunakan harus memenuhi syarat – syarat yang ditentukan dalam
NI-4 serta sesuai ketentuan – ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.
d. Warna cat akhir akan ditentukan kemudian.

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 58


SPESIFIKASI TEKNIS

3) Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Bahan sebelum digunakan, terlebih dahulu harus diserahkan contoh-contohnya
kepada Direksi Pengawas, minimal 2 (dua) jenis hasil produk yang berlainan,
untuk mendapat persetujuan Direksi Pengawas.
b. Contoh – contoh yang diserahkan harus disertai brosur dari pabrik yang
bersangkutan.
c. Kontraktor harus membuat contoh jadi dari pekerjaan pengecatan dalam beberapa
macam warna, untuk diserahkan kepada Direksi Pengawas.
d. Penukaran/penggantian bahan harus dari mutu sesuai contoh yang disetujui serta
harus dengan persetujuan pihak Direksi Pengawas, penukaran dan penggantian
bahan menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya tanpa adanya tambahan
biaya.
e. Bidang permukaan pengecatan harus diratakan/dihaluskan dengan bahan/alat
mesin amplas elektrik yang bermutu baik, sampai merupakan bidang permukaan
pengecatan telah memenuhi persyaratan dengan baik dan telah disetujui Direksi
Pengawas.
f. Bidang permukaan pengecatan dibersihkan dari debu, serbuk gergaji, benar-benar
bebas dari minyak, dan sebagainya serta kering betul.
g. Adukan dengan sempurna sebelum pemakaian bahan dilakukan.
h. Pengecatan dilakukan minimal 2 (dua ) lapis atau hingga dicapai hasil pengecatan
yang tebal, rata dan sama warnanya. Lapis pengulangan dilaksanakan setelah 2
hari dari pengecatan awal.
i. Pengecatan harus dilakukan sejauh mungkin dari pengaruh pekerjaan lain serta
jauh dari tumbuh-tumbuhan.

c. Pekerjaan Pengecatan Metal/Besi


1) Pekerjaan Persiapan Metal Sebelum Pengecatan
 Bersihkan permukaan dari kulit giling (kerak/mill), karat, minyak, lemak serta
kotoran lain secara teliti dan menyeluruh sehingga permukaan yang
dimaksud menampilkan tampak metal yang halus dan mengkilap.
Pekerjaan ini dilaksanakan dengan sikat kawat mekanik. Akhirnya
permukaan dibersihkan dengan vacuum cleaner atau sikat yang bersih.
 Semua metal seperti yang tercantum dalam gambar kerja dengan ketentuan
sebagai berikut :
o Semua bagian/permukaan yang tampak/expose dicat sampai cat
finish.

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 59


SPESIFIKASI TEKNIS

o Semua bagian/permukaan yang tidak ditampakkan/ un-exposed,


menempel pada material lain, tertutup oleh material lain, dicat hanya
sampai dengan cat anti karat atau cat dasar primer.
 Pekerjaan ini tidak berlaku untuk baja stainless steel.
2) Pekerjaan Cat Baja/Besi
Lapisan Pertama.
 Cat primer jenis QD Metal Primer Red Lead setara ICI Dulux QD Universal
Primer Green.
 Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas. Ketebalan 45 micron atau daya sebar
9 - 12 m2/liter.
 Tunggu selama minimum 6 jam sebelum pelaksanaan pelapisan berikutnya.
Lapisan Kedua
 Cat dasar jenis Undercoat setara ICI Dulux Undercoat.
 Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas. Ketebalan 35 micron atau daya sebar
17 m2/liter.
 Tunggu selama minimum 6 jam sebelum pelaksanaan pelapisan berikutnya.
Lapisan Ke Tiga
 Cat akhir/finish jenis syntetic Super Gloss, setara ICI Dulux Super Gloss.
 Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas. Ketebalan 30 micron atau daya sebar
11–14 m2/liter.
 Tenggang waktu antara pelapisan minimum 16 jam. Warna ditentukan
kemudian.

I. PEKERJAAN BESI NON STRUKTURAL


1. Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu untuk melaksanakan
pekerjaan ini sehingga didapat hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
1) Pekerjaan Arsitektural.
2) Dan atau semua pekerjaan logam non struktural sesuai yang ditunjukkan dalam
gambar kerja.
2. Persyaratan Bahan
a. Bahan besi hollow dengan ukuran yang disebutkan pada gambar dengan tebal min. 2 mm
atau produk lain yang disetujui Pengguna Jasa Lapangan/Pengawas Lapangan.
b. Pengelasan sambungan besi memenuhi persyaratan ASTM A53 type E atau type S.

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 60


SPESIFIKASI TEKNIS

c. Besi aksesoris arsitektural adalah besi dengan bentuk dan ukuran sesuai yang tertera
dalam gambar.
3. Persyaratan Teknis pekerjaan Besi
a. Sebelum memulai pemasangan, Penyedia Jasa agar meneliti gambar dan kondisi di
lapangan.
b. Penyedia Jasa agar terlebih dahulu membuat shop drawing lengkap dengan petunjuk dari
Pengguna Jasa/Pengawas yang meliputi gambar denah lokasi, contoh bahan, ukuran,
bentuk dan kualitas untuk mendapatkan persetujuan dari Pengguna Jasa/Pengawas
Lapangan.
c. Penyambungan dengan las harus dilaksanakan dengan kelipatan dan keahlian yang tinggi.
Pengelasan dengan las listrik. Pekerjaan pengelasan harus dikerjakan dengan rapi, tanpa
menimbulkan kerusakan pada bahan bajanya. Pengelasan harus menjamin pengakhiran
yang rata dari cairan elektroda tersebut. Permukaan dari daerah yang akan dilas harus
bersih dan bebas dari kotoran, cat minyak dan karat.
d. Pemberhentian pengelasan harus pada tempat yang ditentukan dan dijamin tidak akan
berputar atau membengkok.
e. Setelah selesai pengelasan, sisa-sisa kerak las harus dibersihkan dengan baik.

J. PEKERJAAN PENUTUP LANTAI DAN DINDING


1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang
dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
b. Pekerjaan keramik ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukan dalam gambar
atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.
2. Persyaratan Bahan
Ada beberapa macam keramik yang dipakai di proyek ini yaitu:
a. Keramik
1) Jenis : Keramik
2) Finishing Permukaan : polish/unpolish (sesuai gambar detail)
3) Produksi:
 Uk. 40x40 (Polish) merk setara Platinum, Ikad.
 Uk. 30x30 , 30 x 60 (Polish / unpolish) merk setara Platinum, Ikad (Lantai dan
Dinding)
4) Ketebalan : Minimum 12 mm / Standar
5) Bahan Pengisi Air : Drymix, AM grout
6) Bahan Perekat : Adukan 1 Pc : 2 Pasir
7) Warna/ texture : ditentukan kemudian

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 61


SPESIFIKASI TEKNIS

b. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan ASTM,


Peraturan Keramik Indonesia (NI-19), PVBB 1970 dan PVBI 1982.
c. Bahan-bahan yang dipakai sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas Lapangan.
d. Pelaksana Pekerjaan harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan persyaratan teknis
operatif dari pabrik sebagai informasi bagi Pengawas Lapangan.
e. Material lain yang tidak terdapat pada daftar tersebut tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini harus kualitas terbaik dari jenisnya
dan harus disetujui Pengawas Lapangan.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan pada Dinding
a. Pada permukaan plesteran dinding/beton yang ada, keramik dapat langsung diletakan
dengan menggunakan 1 PC : 3 Ps, diaduk.
b. Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, warna, motif tiap keramik
harus sama tidak boleh retak, gompal atau cacat lainnya.
c. Pemotongan Keramik harus menggunakan alat potong khusus, sesuai dengan petunjuk
pabrik.
d. Sebelum Keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus direndam air sampai jenuh.
e. Pola Keramik harus memperhatikan ukuran/letak dan semua peralatan yang akan
terpasang di dinding : exhaust fan, panel, stop kontak, saklar, lemari gantung dan lain-lain
yang tertera dalam gambar.
f. Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan dengan gambar.
g. Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran harus ditentukan serta
harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Pengawas Lapangan sebelum pekerjaan
pemasangan dimulai.
h. Bidang Keramik harus benar-benar rata, garis-garis siar harus benar-benar lurus. Siar arah
horizontal pada dinding yang berbeda ketinggian peil lantainya harus merupakan satu garis
lurus.
4. Pekerjaan Penutup Lantai
a. Sebelum dimulai pekerjaan, pelaksana pekerjaan diwajibkan membuat shop drawing
mengenai pola lantai.
b. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat dan bernoda.
c. Adukan pasangan/pengikat dengan adukan 1 Pc : 3 Psr pasang atau menggunakan bahan
perekat dari Drymix, mortar utama atau setara.
d. Bahan Keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih (tidak mengandung
asam alkali) sampai jenuh.
e. Hasil pemasangan lantai Keramik harus merupakan bidang permukaan yang benar-benar
rata, tidak bergelombang, dengan memperhatikan kemiringan di daerah basah dan teras.

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 62


SPESIFIKASI TEKNIS

f. Pola, arah dan awal pemasangan lantai Keramik harus sesuai gambar detail atau sesuai
petunjuk Pengawas Lapangan. Perhatikan lubang instalasi dan drainase/bak kontrol
sebelum dimulai.
g. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik satu sama lain (siar-siar), harus sama lebar
dan sama dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk sudut siku yang
saling berpotongan tegak lurus sesamanya.
h. Siar-siar diisi dengan bahan pengisi siar yang bermutu baik, dari bahan seperti yang telah
disyaratkan di atas. Warnanya disesuaikan dengan warna keramik yang dipasang.
i. Pemotongan unit-unit Keramik harus menggunakan alat pemotong keramik khusus sesuai
dengan persyaratan pabrik.
j. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda pada
permukaan Keramik hingga betul-betul bersih.
k. Keramik yang terpasang harus dibersihkan dari sentuhan / beban selama 3 x 24 jam dan
dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lain.
l. Keramik plint terpasang siku terhadap lantai dengan memperhatikan siar-siarnya bertemu
siku dengan siar lantai dan dengan ketebalan siar yang sama pula.

K. PEKERJAAN GRANIT
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang
dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
b. Pekerjaan Lantai Granit meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukan dalam gambar
atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas. Seperti pada ruang penerima, hal, ruang tamu.
2. Persyaratan Bahan
a. Jenis Produk Granit : Granito, Granite Ex Cina atau setara.
b. Ukuran : 60/60; 60/120 dan 10/60 atau ditentukan lain pada
gambar detail.
c. Ketebalan : Minimum 18 mm atau sesuai dalam gambar
d. Daya resap :1%
e. Kekerasan : Minimum 6 skala Mohs
f. Kekuatan tekan : Minimum 900 kb per cm2
g. Daya tahan lengkung : Minimum 350 kg/m2
h. Warna : akan ditentukan kemudian
i. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan ASTM,
peraturan keramik Indonesia (NI-19), PVBB 1970 dan PVBI 1982.
j. Semen Portland harus memenuhi NI-8, pasir dan air harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam PVBB 1970 (NI-3), PVBI 1982.

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 63


SPESIFIKASI TEKNIS

k. Adukan bahan perekat harus mengikuti pasal 04060.


l. Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contoh kepada Konsultan Pengawas.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan Granit
a. Granit yang dipasang adalah granit yang sudah dipoles halus dan telah diseleksi dengan
baik, baik bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, baik siku, warna serta pola. Granit
jangan ada yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas.
b. Potongan Granit menurut ukuran dan detail harus dilakukan dengan mesin pemotongan
gergaji putar dan dihaluskan dengan penggosok Carborundum.
c. Untuk sistem pemasangan basah Granit dipasang dengan menggunakan adukan 1 PC : 3
Ps, naad 2 mm dan diberi pengait-pengait baja tahan karat yang dipaku kuat kepada
dinding.
d. Untuk sistem pemasangan kering, Granit dipasang dengan menggunakan rangka
penyambung/bracket konstruksi baja yang terpasang dengan kuat padu penyangganya.
Rentang harus membuat mock up pemasangan, untuk diperiksa Konsultan Pengawas,
setelah mock up disetujui, maka Pelaksana Pekerjaan baru dapat melaksanakan pekerjaan
selanjutnya.
e. Setelah Granit terpasang, jarak antara masing-masing unit Granit harus sama dan
membentuk garis lurus bidang permukaan dinding harus rata waterpass dan tidak ada
bagian yang bergelombang dan lubang-lubang antara masing masing diisi dengan sealant
konstruksi untuk pasangan granit kering sedang untuk pasangan granit basah dengan epoxy
resin sesuai dengan warna petunjuk dari Konsultan Pengawas.
f. Pemotongan Granit harus dilakukan dengan baik dan rapih dan harus diratakan dengan
baik. Bahan-bahan lain yang dapat mengakibatkan noda-noda pada lantai seperti minyak,
residu, teak oil dan lain-lain harus dijauhkan dari dekat bidang kerja
g. Setelah terpasang dan adukan mengeras, granit harus dibersihkan.
4. Syarat-syarat Pelaksanaan Granit Lantai / Dinding
a. Sebelum dimulai pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan diwajibkan membuat shop drawing
mengenai Granit.
b. Granit yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat dan bernoda.
c. Adukan pasangan/pengikat dengan adukan campuran 1 Pc : 3 Psr pasang atau dapat pula
digunakan acian PC murni dan ditambah bahan perekat.
d. Bahan Granit sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih (tidak mengandung asam
alkali sampai jenuh).
e. Hasil pemasangan dinding lapis Granit harus merupakan bidang permukaan yang benar-
benar rata, tidak bergelombang dengan memperhatikan ukuran lebar dan tinggi dinding.

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 64


SPESIFIKASI TEKNIS

f. Pola, arah dan awal pemasangan Granit harus sesuai gambar detail atau sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas. Perhatikan lubang instalasi saklar lampu sebelum dimulainya
pekerjaan.
g. Jarak antara unit-unit pemasangan Granit satu sama lain (siar-siar), harus sama lebar dan
sama dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk sudut siku yang saling
berpotongan tegak lurus sesamanya.
h. Siar-siar diisi dengan bahan pengisi siar yang bermutu baik, dari bahan seperti yang telah
disyaratkan di atas. Warnanya disesuaikan dengan warna Granit yang dipasang.
i. Pemotongan unit-unit Granit harus menggunakan alat pemotong granit khusus sesuai
dengan persyaratan pabrik.
j. Granit yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda pada permukaan
Granit hingga betul-betul bersih.
k. Granit yang terpasang harus dibersihkan dari sentuhan / beban selama 3 x 24 jam dan
dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lain.
l. Setelah pekerjaan pemasangan granit selesai dan mengeras maka dilakukan pemolesan
dan pembersihan.
m. Untuk menunjang Pekerjaan Pemasangan Granit dibutuh kan Generator Set agar suplyy
listrik terpenuhi.

L. AKSESORIES KAMAR MANDI DAN DAERAH BASAH


1. Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pekerjaan ini hingga
tercapainya hasil pekerjaan yang bermutu dan sempurna dalam pemakaiannya/
operasinya.
b. Pekerjaan pemasangan sanitair ini sesuai yang dinyatakan/ ditunjukkan dalam detail
gambar, uraian dan syarat-syarat dalam buku ini.
2. Pekerjaan Bahan
a. Semua material harus memenuhi ukuran, standar dan mudah didapatkan di pasaran,
kecuali bila ditentukan lain.
b. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya sesuai dengan
yang telah disediakan oleh pabrik untuk masing-masing type yang dipilih.
c. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah diisyaratkan dalam uraian dan syarat-
syarat dalam buku.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 65


SPESIFIKASI TEKNIS

a. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Pengawas Lapangan beserta
persyaratan/ ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak disetujui
harus diganti tanpa biaya tambahan.
b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/ penggantian bahan, pengganti harus disetujui
Pengawas Lapangan berdasarkan contoh yang diajukan Kontraktor.
c. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada dan
kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, pemasangan
sparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
d. Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan spesifikasi dan sebagainya,
maka Kontraktor harus segera melaporkan kepada Pengawas Lapangan.
e. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disatu tempat bila ada kelainan/perbedaan
di tempat itu sebelum kelainan tersebut terselesaikan.
f. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk kesempurnaan
hasil pekerjaan dan fungsinya.
g. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang terjadi
selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor, selama kerusakan
bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik.
4. Syarat pemasangan
a. Contoh Bahan
1) Sebelum mulai pemasangan pekerjaan sanitair, Kontraktor terlebih dahulu harus
menyerahkan contoh-contoh perlengkapan sanitair yang akan dipasang lengkap
dengan sertifikat/surat pernyataan dari produsennya yang menjelaskan bahwa
kwalitas produk tersebut benar-benar sesuai dengan persyaratan di atas.
2) Contoh-contoh tersebut apabila oleh Pengawas Lapangan dianggap perlu, harus
ditest di Laboratorium yang disetujui Pengawas Lapangan, biaya pengujian di
Laboratorium ini menjadi tanggungan Kontraktor.
b. Tenaga
Pemasangan pekerjaan sanitair harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang
berpengalaman dan terampil dalam pekerjaannya dengan menunjukkan Surat Keterangan
yang pernah dikerjakan.
c. Persiapan
1) Sebelum mulai pemasangan pekerjaan sanitair, Kontraktor terlebih dahulu harus
memeriksa semua pekerjaan yang nantinya akan ditutup oleh pasangan pekerjaan
ini.
2) Pekerjaan yang harus diperiksa diantaranya adalah :
 Pekerjaan pemasangan instalasi-instalasi
 Pekerjaan waterproofing

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 66


SPESIFIKASI TEKNIS

 Dan lain-lain yang dianggap perlu


3) Sebelum pemasangan pekerjaan sanitair, alas permukaannya harus dibuat rata dan
halus terlebih dahulu.
4) Sesudah pekerjaan-pekerjaan tersebut selesai diperiksa , Kontraktor harus meminta
persetujuan Pengawas Lapangan untuk melanjutkan pekerjaannya.
5) Kontraktor wajib membuat gambar-gambar kerja (shop drawing) untuk pelaksanaan
yang dibuat berdasarkan gambar rencana. Ukuran-ukuran berdasarkan dengan
kondisi lapangan.
6) Gambar kerja ini terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Pengawas Lapangan.
d. Pelaksanaan
1) Setiap pemasangan pekerjaan sanitair pada dinding harus diperkuat dengan
angkur-angkur dan perlengkapan / accessories lainnya yang diisyaratkan oleh
pabrik pembuatnya.
2) Setiap pemasangan pekerjaan sanitair harus dilaksanakan dengan teliti, tepat pada
posisi pipa sanitasinya.
5. Syarat Pemeliharaan
a. Perbaikan
1) Setiap pasangan pekerjaan sanitair yang rusak harus diperbaiki dengan cara-cara
yang dianjurkan oleh pabriknya.
2) Perbaikan harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
pekerjaan finishing lainnya.
3) Apabila ada pekerjaan finishing yang rusak akibat perbaikan pekerjaan lantai
keramik tersebut, maka kerusakan-kerusakan pekerjaan, finishing tersebut harus
segera diperbaiki atas biaya Kontraktor.
b. Pengamanan
1) Selama 3 x 24 sesudah pekerjaan sanitair selesai terpasang, harus dibiarkan
mengering dan selama itu tidak boleh dipergunakan.
2) Sesudah pekerjaan sanitair terpasang harus dijaga terhadap kemungkinan-
kemungkinan terkena cairan-cairan dan benda-enda lain yang mungkin bisa
menimbulkan cacat, noda-noda dan sebagainya. Apabila hal ini terjadi Kontraktor
harus memperbaiki cacat tersebut hingga pulih kembali seperti semula atas biaya
Kontraktor.
6. Syarat Penerimaan
a. Setiap pekerjaan sanitair yang dipasang harus teliti pada posisinya dan rapat, tidak bocor
dan terjamin hubungan kerapihannya.
b. Setiap pekerjaan sanitair harus dipasang dengan accessories-nya dan dapat berfungsi
dengan sempurna, tanpa cacat.

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 67


SPESIFIKASI TEKNIS

7. Alat-alat Sanitair
a. Pekerjaan Washtafel
1) Washtafel digunakan adalah merk TOTO atau setara, lengkap dengan segala
accessoriesnya seperti tercantum dalam brosurnya. Type-type yang dipakai adalah
untuk : Washtafel meja merk TOTO type LW 521 V1A dan LW533J dengan kran tipe
TX109LD.
2) Khusus di ruang pantry service sink merk TEKA dengan kran Kitchen sink tipe T30
AR 13 V7N.
3) Washtafel dan perlengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi baik
tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui
oleh Pengawas Lapangan.
4) Ketinggian dan konstruksi pemasangan harus disesuaikan gambar untuk itu serta
petunjuk-petunjuk dari produsennya dalam brosur. Pemasangan harus baik, rapi,
waterpass dan dibersihkan dari semua kotoran dan noda dan penyambungan
instalasi plumbingnya tidak boleh ada kebocoran-kebocoran.

b. Pekerjaan Urinal
1) Urinal berikut kelengkapannya yang digunakan adalah merk TOTO atau setara.
Type yang dipakai adalah Moslem type Wall Hung Urinal dengan fitting ( U 57 M )
dan partisi urinal merk TOTO type A 100.
2) Urinal yang dipasang adalah urinal yang telah diseleksi dengan baik, tidak ada
bagian-bagian yang gompal, retak dan cacat lainnya dan telah disetujui Pengawas
Lapangan.
3) Pemasangan urinal pada tembok menggunakan baut fischer stainless steel dengan
ukuran yang cukup menahan beban seberat 20 Kg tiap baut.
4) Setelah urinal terpasang, letak dan ketinggian pemasangan harus sesuai gambar
untuk itu harus baik waterpassnya. Semua celah-celah yang mungkin ada, antar
dinding dengan urinal, ditutup dengan semen berwarna sama dengan urinal
sempurna. Sambungan instalasi plumbingnya harus baik tidak ada kebocoran-
kebocoran air.

c. Pekerjaan kloset
1) Kloset duduk berikut segala kelengkapannya yang dipakai adalah merk TOTO atau
setara, warna akan ditentukan kemudian type untuk kloset duduk Type
CW660J/SW660J dan CW868J, sedangkan untuk kloset jongkok CE 6.
2) Untuk kelengkapan Jet washer menggunakan merk TOTO type TB19C5NN5.

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 68


SPESIFIKASI TEKNIS

3) Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan
baik, tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah
disetujui Pengawas Lapangan.
4) Kloset harus terpasang dengan kokoh letak dan ketinggian sesuai gambar,
waterpass. Semua noda-noda harus dibersihkan, sambungan-sambungan pipa tidak
ada kebocoran-kebocoran.

d. Perlengkapan Toilet
1) Di toilet-toilet publik, dimana ditunjukkan dalam gambar dipasang perlengkapan-
perlengkapan kran dinding merk TOTO type T23B13V7N, tempat sabun (SN6),
tempat kertas rol (S20.T3), dan Gantungan Baju merk TOTO type TS118WS, Hand
dryer dengan tipe TX47SES dan lain-lain seperti yang ditunjukkan pada gambar.
2) Perlengkapan-perlengkapan tersebut harus dalam keadaan baik tanpa ada cacat-
cacat, sudah mendapat persetujuan Pengawas Lapangan. Letak pemasangan
disesuaikan gambar-gambar untuk itu dan cara-cara pemasangan mengikuti
petunjuk-petunjuk dari produsen seperti diterangkan dalam brosur-brosur yang
bersangkutan.

e. Pekerjaan Kran
1) Ukuran disesuaikan keperluan masing-masing sesuai dengan gambar plumbing
brosur alat-alat sanitary.
2) Kran-kran tembok dipakai yang berleher panjang dan mempunyai ring dudukan
yang dipasang menempel pada dinding type yang sama. Kran-kran yang dipasang
di halaman harus mempunyai ulixsink diruang saji dan dapur disambung dengan
pipa leher angsa (extension).
3) Kran-kran harus sesuai dan dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku ,
penempatannya harus sesuai dengan gambar-gambar.

f. Floor Drain dan Clean Out


1) Floor drain dan cleanout yang digunakan adalah floor drain merk TOTO (TX1 BN)
Standard dilengkapi dengan siphon dan penutup berengsel untuk floor drain dan
doperchroom dengan draad untuk clean out.
2) Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai dengan gambar.
3) Floor drain yang dipasang telah diseleksi baik, tanpa cacat dan disetujui
Management Konstruksi.
4) Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain, penutup lantai harus dilubangi
denga rapih, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran, sesuai ukuran
floor drain tersebut.
5) Hubungan pipa meta dengan beton/ lantai menggunakan perekat beton kedap air.
6) Setelah floor drain dan clean out terpasang, pasangan harus rapih waterpass,
dibersihkan dari noda-noda semen dan tidak ada kebocoran.

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 69


SPESIFIKASI TEKNIS

M. PEKERJAAN RAILING LANTAI DAN VIDE


1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga pekerjaan ini dikerjakan dengan
yang baik dan bermutu.
b. Lingkup pekerjaan termasuk seluruh detail yang ada pada gambar railing lantai dan
mendapatkan persetujuan dari Pengawas Lapangan.

2. Ketentuan
a. Tenaga Ahli, Pelaksanaan pekerjaan pagar harus dengan tenaga ahli yang
berpengalaman dan dikerjakan dengan rapi dan baik.
b. Peralatan, Untuk melaksanakan pekerjaan railing lantai rangka hollow diperlukan peralatan
yang memadai seperti alat potong besi, alat las khusus besi dan lain sebagainya. Sebelum
pengadaan bahan secara menyeluruh, Kontraktor diminta mengajukan contoh dan katalog
serta persyaratan teknis lainnya.
c. Material yang digunakan sesuai dengan gambar detail, besi rangka hollow, besi ataupun
dengan material kayu.
3. Persyaratan Bahan
a. Bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-contohnya
untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas Lapangan.
b. Kontraktor harus menyerahkan 2(dua) copy ketentuan dan persyaratan teknis operatif
sebagai informasi bagi Pengawas Lapangan.
c. Material lain yang tidak terdapat dalam daftar tetapi bahan itu dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan, atau sebagai bahan pengganti, harus benar-benar baru dan
berkualitas dari jenisnya dan disetujui Pengawas Lapangan.
d. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus disesuaikan dengan peraturan-peraturan dalam
RKS ini.
e. Sebelum memulai pekerjaan Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing yang dapat
menunjukkan desain, produksi, dan system pemasangannya, serta telah menyesuaikan
dengan kondisi di site / lapangan.
4. Pelaksanaan
a. Besi dipotong-potong sesuai panjang yang dibutuhkan dan dikerjakan di luar proyek (work
shop). Pelaksanaan di lokasi hanya merakit dan memasang pada dudukannya.
b. Besi harus dibuat sesuai bentuk dan ukuran seperti yang tertera dalam gambar detail.

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 70


SPESIFIKASI TEKNIS

c. Pengelasan sambungan besi harus baik dan rapi, serta memenuhi persyaratan AWS D10-
69, Sedang penyambungan dengan bolts, nuts screws, dan rings harus menggunakan
bahan yang sama serta memenuhi standar ASTM A307.
d. Bila dianggap perlu, Kontraktor wajib mengadakan test terhadap bahan-bahan pada
laboratorium yang ditunjuk Pengawas Lapangan.
e. Railing yang telah terpasang harus dilindungi selama 3 x 24 jam. Sesudah pekerjaan ini
selesai dilaksanakan, Kontraktor harus menjaga dari kemungkinan tumbukan/benturan dari
benda-benda keras, dari pekerjaan lain. Bila terjadi kerusakan Kontraktor diwajibkan
memperbaikinya atau mengganti.
f. Dudukan railing besi pada dinding/lantai dengan cara difisher /disekrup dan dyna bolt.

N. PEKERJAAN PENIMBUNAN DAN PEMADATAN LAHAN


1. Lingkup Pekerjaan
Dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penimbunan dan pemadatan lahan, lingkup pekerjaan yang harus
dilaksanakan oleh kontraktor antara lain sebagai berikut :
1. Pekerjaan persiapan dan mobilisasi
2. Pekerjaan pematangan lahan
3. Pekerjaan pembersihan, pembongkaran, perapian dan demobilisasi
4. Pekerjaan pemeliharaan

Setiap pekerjaan tersebut di atas harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan apa yang
tercantum dalam perjanjian kontrak, kecuali kalau ada addendum susulan yang menyangkut masalah
tersebut.

1.1 Pekerjaan Persiapan


1.1.1 Perizinan
Kontraktor harus sudah menyelesaikan perizinan-perizinan yang menyangkut pekerjaan ini, baik
perizinan pada lingkungan, pemerintah daerah dan instansi-instansi lain yang berhubungan dengan
pekerjaan ini. Segala biaya yang menyangkut perizinan ini adalah menjadi beban dan tanggung jawab
kontraktor serta dianggap telah termasuk dalam harga penawaran, kecuali ditetapkan lain dalam berita
acara penjelasan pekerjaan.

1.1.2 Pembuatan Rencana Kerja dan Gambar Kerja


Sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus membuat rencana kerja secara rinci,
meliputi jadwal pengerahan personil, jadwal mobilisasi alat-alat berat, jadwal lengkap dari setiap jenis
pekerjaan.

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 71


SPESIFIKASI TEKNIS

Mobilisasi personil dan alat-alat berat hanya boleh dilakukan setelah data personil maupun alat berat
yang diajukan oleh kontraktor telah disetujui oleh Konsultan Pengawas (Supervisi). Kontraktor juga harus
mengajukan gambar-gambar rencana pada dokumen tender yang sudah diplot (setting out) dan disesuaikan
dengan kondisi lapangan (jika perlu), serta dilengkapi dengan peil, ukuran dan detail. Gambar kerja tersebut
juga harus mencakup metode kerja yang akan diterapkan (terutama untuk pekerjaan –pekerjaan yang
memerlukan penanganan khusus).
Pekerjaan hanya boleh dimulai setelah gambar-gambar kerja yang dibuat oleh kontraktor selesai
deperiksa dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.

1.1.3 Mobilisasi Alat-Alat Berat


Dalam penawarannya kontraktor harus memasukkan usulan alat-alat berat yang akan dipakai serta
usulan jadwal pakainya, sesuai dengan jenis dan lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan. Biaya untuk
alat-alat berat ini dianggap sudah diperhitungkan dalam harga penawaran pekerjaan.
Mobilisasi alat-alat berat ini harus terlebih dahulu mendapat persetujuan Konsultan Pengawas, Contoh
alat berat yang bisa dipakai antara lain:
a. Bulldozer
b. Excavator
c. Dumptruck
d. Motor grader
e. Vibratory rollers
f. Vibratory compactor/tamper
g. Water tanker & sprinklers
h. Generator
i. Air compressor
j. Pneumatic rollers/Tired Roler
k. Steel whell rollers
l. Alat ukur TO/Theodolit atau TO/waterpas dan rambu-rambunya.
m. Concrete Mixer
n. Concrete vibrator
Atau alat-alat lain yang diusulkan oleh kontraktor dan disetujui oleh Pemberi Tugas.

1.1.4 Keamanan proyek


Kontraktor harus menempatkan petugas keamanan untuk menjaga keamanan proyek yang sedang
dilaksanakan, baik barang-barang milik kontraktor maupun Pemberi Tugas. Biaya untuk keamanan
ini dianggap sudah termasuk dalam harga penawaran, kecuali ditentukan lain dalam berita acara
penjelasan.

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 72


SPESIFIKASI TEKNIS

2. Uraian Umum Mengenai Pekerjaan Penimbunan dan Pemadatan Tanah


Pelaksanaan pekerjaan ini secara teknis dan prosedural harus sesuai dengan apa yang dimaksud dalam
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-syarat), gambar-gambar perencanaan, berita acara rapat penjelasan
pekerjaan serta addendum yang disampaikan selama pekerjaan.
Apabila ternyata pada lokasi tersebut terdapat jaringan utilitas seperti pipa air, kabel-kabel listrik, jalur pipa
gas dan sebagainya yang masih dipergunakan maka secepatnya diberitahukan kepada Konsultan
Pengawas dan instansi yang berwenang untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk seperlunya. Kontraktor
bertanggungjawab penuh atas ganti rugi untuk segala kerusakan-kerusakan jaringan utilitas atau prasarana
umum lainnya sebagai akibat dari pekerjaan tersebut.

2.1.1 Pematokan dan Pengukuran


a. Pematokan
1. Patok konstruksi dibuat dari kayu berukuran minimal (5 x 7)cm 2 atau dibuat dari kayu
berukuran minimal 5 cm. Ujung atas dicat dengan warna-warna tertentu sesuai dengan
fungsi masing-masing patok. Patok-patok tersebut diberi tanda dan nomor urut serta
dibedakan dari patok poligon. Patok-patok konstruksi dipasang pada titik penting sesuai
dengan pengarahan Konsultan Pengawas.
2. Patok konstruksi harus menunjukkan garis dan kemiringan lahan, sesuai dengan
penampang melintang standar yang diberikan dalam gambar rencana dan harus
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas sebelum memulai konstruksi.
3. Jika menurut pendapat Konsultan Pengawas diperlukan perubahan dari garis dan
kemiringan, baik sebelum maupun sesudah penentuan patok, Konsultan Pengawas akan
mengeluarkan instruksi terperinci kepada kontraktor untuk perubahan tersebut dan
kontraktor harus mengubah penentuan patok untuk persetujuan lebih lanjut.
4. Posisi patok tidak boleh berubah selama pelaksanaan konstruksi. Sebelum pekerjaan fisik
dimulai posisi-posisi patok tersebut harus diperiksa dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
b. Ketelitian Pengukuran
Pengukuran poligon dan sifat datar untuk keperluan pematokan rencana lahan harus terikat
sempurna (terikat di kedua ujungnya)
referensi pengukuran menggunakan Bench Mark yang sudah ada dan akan ditentukan oleh
Konsultan Pengawas.

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 73


SPESIFIKASI TEKNIS

Ketelitian pengukuran sifat datar adalah 10 akar d mm, ketelitian pengukuran sudut poligon 10
akar n detik dan kesalahan linier pengukuran poligon 1/5000, dimana d adalah jarak
pengukuran sipat datar dalam km, n adalah jumlah titik poligon.
c. Alat ukur semua alat ukur beserta perlengkapannya yang diperlukan untuk proyek ini harus
selalu siap di lapangan selama pelaksanaan berlangsung, dan setiap akan dipergunakan
semua alat ukur harus diperiksa akurasinya.
Alat ukuran yang bisa digunakan antara lain:
- Theodolit Wild TI atau setara beserta perlengkapannya sebanyak 1 (satu) set.
- Waterpass NAK- 2 atau yang setara beserta perlengkapannya.
- Mistar ukur baja 100 meter.

2.1.2. Pembersihan, Pembongkaran dan Pemotongan


Semua tumbuh - tumbuhan seperti pohon – pohonan dan alang - alang yang ada harus dipotong
dan dicabut hingga ke akar-akarnya serta dibersihkan dari lokasi proyek. Semua bangunan yang
ada pada site yang tidak berfungsi harus dibongkar dan material bekas bongkaran dikumpulkan dan
dibawa ke tempat yang telah ditentukan bersama. Material buangan hasil pekerjaan pembersihan
tumbuh-tumbuhan harus dibuang ke tempat tertentu yang akan ditentukan kemudian oleh Konsultan
Pengawas. Pada Pekerjaan Pembersihan Pembongkaran dan Pemotongan material bekas
bongkaran dibuang dengan menggunakan Dump Truck.

2.1.3. Pekerjaan Penimbunan dan Pemadatan Tanah


Pekerjaan penimbunan dilakukan dengan prosedur pelaksanaan sebagai berikut:
a. Jika peil tanah asli setelah dilakukan pembersihan
b. tumbuh-tumbuhan masih lebih tinggi dari peil rencana, maka tanah asli tersebut harus dipotong
hingga sesuai dengan peil rencana.
c. Jika peil tanah asli setelah dilakukan pembersihan tumbuh-tumbuhan lebih rendah dari peil
rencana, maka harus dilakukan pengurugan. Sebelum dilaksanakan pekerjaan urugan tanah,
tanah asli harus dalam kondisi kering.
d. Gumpalan-gumpalan tanah harus digemburkan terlebih dahulu sebelum dipadatkan dan
material tersebut harus diaduk dengan cara menggaruk atau cara sejenisnya sehingga
diperoleh lapisan yang kepadatannya sama.
e. Pengurugan dilakukan lapis demi lapis dengan tiap lapisan setebal 20-30 cm pada kondisi
gembur (sebelum dipadatkan) hingga mencapai peil rencana pada saat serah terima pertama.
Setiap lapis dipadatkan dengan roller 10 -12 ton hingga dicapai kepadatan maximum > 95%
yang dapat dicapai pada keadaan air optimum yang ditentukan dengan standard proctor.
Pemadatan dilakukan minimal 10 kali lintasan untuk setiap lapisan yang kemudian dilakukan

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 74


SPESIFIKASI TEKNIS

test kepadatan oleh Konsultan Pengawas. Test kepadatan dilakukan hingga kedalaman sama
dengan ketebalan setiap lapisan.
f. Pengurugan lapisan berikutnya baru dapat dilaksanakan setelah lapisan sebelumnya ditest dan
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
g. Jika lapisan tanah urugan yang sudah dipadatkan tergenang oleh air banjir hingga kondisi
tanah tersebut menjadi lunak, maka kontraktor harus memadatkan kembali sesuai dengan
syarat kepadatan yang ditentukan dan biaya ditanggung oleh kontraktor.

2.1.4 Test Kepadatan


a. Test kepadatan akan dilaksanakan tiap lapis secara bersamaan (kontraktor, Konsultan
Pengawas dan Pemberi Tugas). Mengenai pembiayaannya menjadi tanggungjawab kontraktor.
b. Test kepadatan untuk tiap lapis dilakukan sebanyak 1 (satu) titik setiap 2500 m2, yang mana
titik tersebut akan ditunjuk/ditetapkan oleh Konsultan Pengawas.
c. Peralatan yang digunakan untuk test kepadatan adalah dengan menggunakan sand cone dan
atau DPC atau sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.
d. Apabila di suatu lapisan, hasil test kepadatan tidak memenuhi syarat yang telah ditentukan
maka pada lapisan tersebut harus diulangi proses pemadatannya, hingga persyaratannya
tercapai.
e. Titik lokasi dan jadwal test kepadatan akan ditetapkan oleh Konsultan Pengawas.

2.1.5 Kesalahan pelaksanaan


Kegagalan - kegagalan / kesalahan - kesalahan pelaksanaan sebagai akibat dari kelalaian dari
kontraktor di lapangan, kontraktor bertanggung jawab penuh untuk membetulkan pekerjaan
tersebut atas biaya kontraktor.
Toleransi kesalahan pelaksanaan yang dapat diterima untuk pekerjaan tanah adalah maksimum 50
mm terhadap peil rencana.

O. PEKERJAAN GLASSFIBRE REINFORCED CEMENT (GRC)


1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan dan alat-alat bantu
lainnya, untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
Pekerjaan ini meliputi profil-profil tambahan diluar maupun di dalam gedung, atau juga elemen-elemen
khusus sesuai gambar arsitektur.
2. Persyaratan Bahan
a. Perhitungan Beban
Dalam perhitungan desain harus dipertimbangkan :
 Beban angin, dihitung menurut BS CP3 chapter V, Part 2 : 1973 Wind Lods, atau ketentuan lain
PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 75
SPESIFIKASI TEKNIS

seperti Peraturan Bangunan Nasional (Indonesia).


 Beban karena adanya kerangka jendela atau lainnya.
 Beban karena berat komponen GRC itu sendiri, baik sesudah dipasang, sewaktu membuka dari
cetakan dan selama pengangkutan serta pemesanan.
 Tegangan yang diakibatkan oleh perbedaan suku dan kelembaban, sebagai akibat dari bentuk
komponen GRC sendiri.
b. Kemungkinan Gerak

Sistem pemasangan komponen GRC harus memperhitungkan kemungkinan gerakan perbedaan


suhu atau kelembaban. Harus diperhitungkan agar komponen GRC bisa bergerak dengan bebas
dan gerak dari bangunan sendiri tidak berpengaruh.
Penyusunan GRC pada awal bisa diambil 0,5 %, sedang gerak sebaliknya bisa basah karena
kelembaban 0,15 %.
Kontraktor harus mengajukan contoh finishing GRC untuk mendapat persetujuan dari
Dereksi/Konsultan.
c. Penyerapan Air

Pada permukaan komponen GRC tidak timbul rembesan air yang bisa mengakibatkan permukaan
dalam menjadi basah.
Untuk itu dilakukan Initial Surface Absortion Test (ISAT) menurut BSI 881 : Part V : 1970, dimana
nilai maksimum - 0,25 ml/m2 detik selama 10 menit.

Atau cara lain yang sederhana, sebuah silindir berdiameter 100 mm diletakkan diatas lembaran
GRC berukuran 150 mm x 150 mm dan dibuat kedap air dengan sealant. Silinder diisi air setinggi
50 mm dan dibiarkan selama 24 jam.
Bagian bawah lembar diperiksa tingkat kebasahannya atau tetesan air.
d. Sifat Terhadap Api

Menurut BS 476 : Part 4 : 1970 - tidak bisa terbakar/non combustible.


BS 476 : Part 5 : 1970 - Tidak mungkin dinyalakan/not easily ingnitable
BS 476 : Part 7 : 1970 - Tergolong "class 1"
Untuk ketahanan terhadap api, lihat : BS 476 : Part B : 1972
e. Defleksi

Defleksi maksimum yang diperkenalkan, dalam keadaan bagaimanapun dan sebagai akibat apapun,
tidak boleh melebihi L/300, dimana L adalah ukuran komponen GRC pada arah manapun.
f. Bahan

Bahan GRC yang dipergunakan harus memiliki MOR (Modulus of Rupture) sekitar 21,0 N/mm2.
Prosedur test : Specification for Grades/GRCA S0101/0380 App. A2.

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 76


SPESIFIKASI TEKNIS

Bahan merupakan campuran dari glassfibal dengan adukan semen/pasir sehingga menghasilkan
bahan mirip beton.

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 77


SPESIFIKASI TEKNIS

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Kerangka dan Pelengkap Pemasangan

Kerangka untuk pemasangan maupun kelengkapan bantu lainnya, seperti bracket, harus
memperhatikan beberapa faktor sebagai berikut :
 Konstruksi berat atau ringan
 Ukuran kerangka yang mungkin dibuat (tempat)
 Ketahanan terhadap api yang disyaratkan
 Ketahanan terhadap lingkungan (korosi, bahan kimia dan sebagainya)

Faktor keamanan sampai 5 terhadap beban dalam disain diperlukan untuk pull-out. Kerangka
pemasangan harus bisa menahan semua gaya horizontal maupun vertikal yang di akibatkan oleh
berat sendiri dari seluruh konstruksi maupun beban angin.

Kerangka beserta pelengkap pemasangannya harus pula bisa menampung gerakan-gerakan


komponen GRC yang disebabkan perbedaan suhu atau kelembaban.

Umumnya untuk kerangka beserta pelengkap pemasangannya dipergunakan baja dilapis anti karat :
cat zinchromate atau galvanis celup (hot dip galvanis).

Penggunaan bahan untuk penutup celah harus memperhitungkan segala toleransi dalam
pembuatan komponen GRC sekaligus kemungkinan perubahan/gerak pada konstruksi gedung
sebagai suatu ketentuan menyeluruh.
b. Toleransi
Toleransi ukuran komponen GRC yang di cetak maupun jarak dalam pemasangan diatur menurut
British Standart CP 297 : 1972 "Precast Concrete Clading" (non load bearing), dengan tambahan
untuk komponen berkulit tunggal/single skin.
c. Pemasangan

 Pemasangan harus dilaksanakan oleh tenaga ahli dari pabrik dimana bahan ini diproduksi
 Pemasangan harus mengikuti aturan/ketentuan/persyaratan dari pabrik.

P. PEKERJAAN BATU ALAM


1. Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, pekerjaan alat–alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar rencana dengan hasil yang baik dan
sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi pengadaan, penyetelan dan pemasangan penutup lantai dan dinding batu
alam yang dinyatakan dalam gambar.
2. Persyaratan Bahan

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 78


SPESIFIKASI TEKNIS

a. Bahan batu alam jenis Paras Yogya dan Andesit Bakar, sebelum pemasangan contoh material
agar diberikan ke Pengawas untuk mendapat persetujuan.
b. Ukuran
Paras Yogya : 20 x 40 cm, tebal 1,8 cm
Andesit Bakar : 20 x 20 cm, tebal 1,2 cm
c. Finnishing material dengan coating natural anti lumut produk Mowilex
d. Bahan perekat dengan semen Mortar khusus untuk pemasangan keramik dinding tipe MU-470
White Tile Adhesive
3. Syarat Pelaksanaan
a. Sebelum pelaksanaan dimulai, Kontraktor diwajibkan memeriksa gambar-gambar pelaksanaan
termasuk lapisan-lapisan isolasi seperti yang dinyatakan dalam gambar, serta melakukan
pengukuran-pengukuran setempat.
b. Berdasarkan gambar pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan menyediakan shop drawing yang
memperlihatkan sambungan antara bahan yang satu dengan yang lain, pengakihiran-
pengakhiran dan lain-lainnya yang belum/tidak tercakup dalam gambar namun memenuhi
persyaratan dari finishing pelaksanaan.
c. Sebelum dimulai pemasangan penutup dinding, maka semua permukaan dinding diperiksa
terlebih dahulu apakah sudah berada satu bidang yang rata (tidak bergelombang), dan dibuat
kepala tile sebagai patokan kelurusan dan kerataan dengan alat bantu benang ukur.
d. Pemasangan harus lurus dan ditimbang dengan waterpas /slang timbang dengan perekat white
tile adhesive MU-470 (adukan disesuaikan standar referensi pabrik) dan tanpa nat.
e. Pemasangan dengan motif pasangan bata (zig-zag)
f. Finnishing akhir beri coating natural setelah pemasangan benar-benar selesai dan permukaan
batu dibersihkan dahulu dari segala kotoran dan sisa adukan yang mungkin masih tersisa.
g. Terakhir dilakukan pembersihan hasil pekerjaan dari segala kotoran dan debu akibat
pelaksanaan pekerjaan dengan cara dilap dengan kain lap jenis katun dan air bersih.

Q. PEKERJAAN BATU KACANG / KORAL/ SIKAT


1. Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, pekerjaan alat–alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar rencana dengan hasil yang baik dan
sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi pengadaan, penyetelan dan pemasangan penutup lantai dan dinding batu
alam yang dinyatakan dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 79


SPESIFIKASI TEKNIS

 Batu kacang (sikat) atau lebih dikenal dengan sebutan batu ampyang memang sangat ideal
sebagai penghias lantai. Kelebihan batu sikat atau batu ampyang adalah; tidak licin, pola dapat
disesuaikan sesuai selera, perawatan cukup mudah, bahan terbuat asli dari alam (tidak ada
unsur kimia, pewarna sehingga warna batu dapat bertahan selamanya asalkan batu tersebut
tidak dibongkar) dan memberikan kesan alami yang akan membawa lingkungan sekitar menjadi
indah.
 Batu kacang merupakan hasil alam yang ditambang dari pesisir pantai. Seperti halnya pasir
pantai, batu pun juga terdapat di pantai. Itulah sebabnya, penamaan batu kacang atau koral
diambil berdasarkan nama daerah dimana batu itu ditambang. Seperti misalnya Kupang, Irian,
Alor, Ambon, Lampung dan Bengkulu. Ukurannya bermacam-macam, biasanya berkisar antara
1-5 cm, dengan warna yang beraneka pula. Ada warna putih, merah hati, hijau, dan hitam.
 Terdapat beberapa aplikasi batu kacang atau koral. Diantaranya, batu kacang atau koral bisa
digunakan sebagai batu sikat yang dibentuk dengan pola-pola tertentu sesuai keinginan. Bisa
berbentuk bunga, binatang atau bentuk-bentuk geometris. Sebagai batu sikat, batu kacang atau
koral dipasang dengan campuran pasir,air dan semen. Biasanya ornamen batu sikat
ditempatkan di teras, carport atau elemen estetis di ruang eksterior maupun interior. Batu sikat
juga bisa dibentuk sebagai stepping stones (batu pijakan) dalam aneka bentuk seperti persegi
atau lingkaran.

3. Cara Pemasangan
 Cara pemasangan batu kacang atau koral sikat adalah dengan disebar.
 Setelah adukan diratakan di atas bidang pasang, koral sikat kemudian di sebarkan di atas
adukan.
 Setelah koral sikat tersebar rata, ratakan sedemikian rupa dengan sendok aduk hingga seluruh
permukaan tertanam dalam adukan.
 Setelah adukannya setengah kering (jangan tunggu kering), sikat permukaan koral sikat yang
masih tertanam adukan itu memakai sikat kawat tembaga yang tidak terlalu kasar sampai koral
sikatnya tampak.
 Sikat kembali dengan menggunakan sikat ijuk untuk semakin membersihkan adukan dari
permukaan koral sikat.
 Pada proses penyikatan ini dapat lebih di optimalkan dengan menaburkan semen dan pasir
kering di atas permukaan koral sikat dengan tujuan agar adukan basah dapat tergerus dan
menempel pada semen dan pasir yang kering tadi, adapun semen dan pasir sisa dapat di
jadikan adukan untuk bidang yang lain.
 Gunakan juga spon/busa basah untuk finishingnya, usapkan pada seluruh permukaan koral sikat
untuk hasil lebih baik.

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 80


SPESIFIKASI TEKNIS

R. PEKERJAAN ALLUMUNIUM COMPOSITE PANEL (ACP)

1. Lingkup Pekerjaan
 Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan pelayanan yang diperlukan untuk
melaksanakan membuat konstruksi rangka dan pemasangan panel composit sesuai ketentuan
perencanaan, dan pemasangannya di lapangan.
 Semua pekerjaan dan tukang yang bekerja untuk melakukan pekerjaan harus ahli dan yang
berpengalaman serta professional.
 Pemborong harus mempersiapkan dan membuat gambar kerja yang lengkap, daftar material, dan
sambungan dari komponen-komponen, yang sebelum dilaksanakan harus diperiksa dan disetujui oleh
pengawas.
 Pekerjaan panel composit harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang tertera pada gambar
kerja, dan dilaksanakan untuk pemasangan curtain wall.

2. Persyaratan Bahan
a. Semua bahan yang disebutkan pada bab ini harus dikerjakan sesuai dengan standard dan spesifikasi
dari pabrik.
b. Bahan komposit harus dalam keadaan rata.
c. Bahan-bahan yang digunakan untuk pengerjaan curtain wall harus memenuhi standar-standar antara
lain :
 (AA) The Aluminium Association
 (ASTM) E84 American Standart for Testing Materials
 ISO9001 Quality Management System Certification

3. Spesifikasi Bahan
a. Aluminium composit
 Merk setara ALUCOBOND/SEVEN / ALUCOMP(GEASINDO) dengan uk : 1220mm x 2440mm x
4mm
 Tebal 3 – 4 mm, dengan alu skin 0,30 mm
 Warna mengikuti gambar kerja
 Bending strength : 132 Mpa
 Sound insulation : 0 – 3 dB
 Finished : PVdF coating
b. Sun Screen Aluminium
c. Profil aluminium horizontal
d. Profil aluminium vertikal
e. Besi siku uk : 40mm x 40mm x 5mm
f. Profil aluminium uk : 38mm x 38mm
g. Selang air ø ½ Inch
h. Sealant merk MARKS warna aluminium grey
i. Dinabolt ø 10 mm
j. Paku keling

4. Pelaksanaan
a. Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang khusus dalam pekerjaan ini dengan menunjukkan surat
keterangan referensi pekerjaan-pekerjaan yang pernah dikerjakan kepada Direksi Lapangan untuk
mendapatkan persetujuan.
b. Aluminium Composite panel yang digunakan untuk seluruh proyek harus dari satu macam saja.

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 81


SPESIFIKASI TEKNIS

c. Pelaksanaan pemasangan harus lengkap dengan peralatan bantu untuk mempermudah serta
mempercepat pemasangan dengan hasil pemasangan yang akurat , teliti dan tepat pada posisinya.
d. Untuk pemasangan rangka, pasang dahulu besi siku nya dengan posisi seperti pada gambar kerja
sebagai dasar rangka panel.
e. Untuk mengikat besi siku dengan dinding, digunakan dinabolt ø 10mm yang sebelumnya sudah di bor.
Jarak antar dinabolt bisa dilihat pada gambar kerja.
f. Setelah itu, pasang rangka aluminium 38x38 untuk landasan panel composit di setelah rangka besi
siku.
g. Posisi dan jarak rangka aluminium 38x38 di sesuaikan dengan gambar kerja.
h. Lalu untuk mengikat rangka aluminium dengan besi siku, digunakan dinabolt ø10mm yang sebelumnya
di bor dahulu.
i. Rangka-rangka untuk panel composit harus diperiksa dengan teliti, harus tegak lurus, dan terpasang
pada posisinya.
j. Setelah semua rangka sudah benar pemasangan maupun posisinya, siapkan panel composit yang
sudah diukur dan dipotong sesuai ukuran pada gambar kerja.
k. Sebelum dipasang harus di perhatikan ketelitian, juga ukurannya agar tidak terjadi kesalahan.
l. Metode pemasangannya yaitu tepi panel composit di tekuk tepiannya 2 x seperti huruf S lebih jelasnya
bisa dilihat pada gambar kerja, sebagai tempat menempelnya panel dengan rangka aluminium.
m. Untuk penyambungannya menggunakan rivet pada sisi depan rangka aluminium.
n. Untuk pengisi celah antar sambungan panel agar padat, di beri selang ø ½ Inch sepanjang celah tadi.
o. Setelah itu, celah tadi di tutup dengan sealant dengan rapat dan jangan sampai air bisa masuk.
p. Untuk pemasangan curtain wall, rangka profil aluminium horizontal dan vertical dipasang setelah rangka
besi siku.
q. Setelah itu dipasang pada rangka – rangka yang sudah disediakan.
r. Setelah itu, sambungan pada celah-celah diberi sealant.
s. Pembersihan panel dan curtain wall setelah pekerjaan selesai dapat dilaksanakan dengan air dan
spons atau sikat lembut. Apabila pengotoran lebih berat bisa ditambahkan deterjen netral.
t. Kontraktor harus melindungi pekerjaan yang telah selesai dari hal-hal yang dapat menimbulkan
kerusakan. Bila hal itu terjadi, Kontraktor harus memperbaiki tanpa biaya tambahan.
u. Hasil pemasangan pekerjaan Aluminium Composite Panel harus merupakan hasil pekerjaan yang rapi
dan tidak bergelombang.

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 82


SPESIFIKASI TEKNIS

BAB IV PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL

A. Pekerjaan Plambing

Umum
1.1.1. Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh Dokumen
Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada pekerjaan.
1.1.2. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
1.1.3. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor
untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada
pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.

Lingkup Pekerjaan
1.2.1. Meliputi penyediaan air bersih, air panas beserta instalasinya, pengelolaan air kotor dan
drainasi air hujan termasuk: Pemilihan, pengadaan, pemasangan serta pengujian material
maupun sistem keseluruhan sehingga sistem plambing dapat berjalan dan beroperasi
dengan baik dan benar sesuai gambar rencana dan persyaratan ini.
1.2.2. Semua perijinan yang diperlukan untuk melaksanakan instalasi plambing.
1.2.3. Pengukuran terhadap ketinggian site terutama untuk kemiringan saluran dan peil banjir.
1.2.4. Sistem dan unit-unitnya meliputi :
- Jaringan pipa air bersih untuk di luar dan di dalam bangunan.
- Jaringan pipa-pipa air kotor dan bekas di dalam dan di luar bangunan.
- Jaringan pipa-pipa vent untuk sistem pembuangan air kotor dan air bekas.
- Jaringan pipa-pipa dan saluran pembuangan halaman (drainase site) dan disalurkan
menuju drainasi kota.
- Pompa-pompa untuk menjalankan sistem air bersih lengkap dengan panel kontrolnya.
- Pengadaan dan Pemasangan Water heater.
- Instalasi air panas.
- Sumur Dalam (Deep Well) terdiri dari pompa deep well, screen, casing, pipa sumur
dalam, panel kontrol dan pengkabelannya termasuk didalamnya perijinan-perijinan
yang diperlukan.
- Unit pengolahan air kotor/limbah, Sewage Treatment Plant (STP).
- Reservoir bawah (ground reservoir) dari beton bertulang lengkap dengan pipa-pipa
pengisi, overflow yang disalurkan secara gravitasi melalui pipa kesaluran luar/kota,
elektroda pengontrol muka air, manhole, pelampung, tangga dan reservoir bawah
harus tertutup, dan dapat dibuka.

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 83


SPESIFIKASI TEKNIS

Penjelasan Sistem

Air Bersih
1.3.1.1. Untuk memenuhi kebutuhan ini, air disupplai dari PDAM dan Deep Well.

1.3.1.2. Air dari PDAM dan Deep Weel terlebih dahulu di tampung ke dalam bak bawah (Ground
reservoir). Selanjutnya air dipompakan dengan pompa transfer ke roof tank kemudian dari
roof tank air didistribusikan secara gravitasi ke masing-masing fixture unit. Untuk lantai 3
ke atas direncanakan menggunakan pompa booster packged untuk mendistribusikan air
bersih ke fixture unit.

Air Buangan
1.3.2.1. Air buangan mencakup air bekas dan air kotor.

1.3.2.2. Air bekas adalah air buangan tidak tercemar dari bak cuci tangan, kamar mandi,
pengering lantai dan kitchen sink.

1.3.2.3. Air kotor adalah untuk jenis air buangan dari urinal dan water closet

1.3.2.4. Pada proyek ini sistem untuk pengelolaan air buangan ini adalah :
Air bekas dan air kotor disalurkan secara gravitasi dengan pipa menuju Bak Pengumpul
kemudian disalurkan ke septictank.

Air Hujan dan Drainase


Air Hujan yang jatuh di atap bangunan disalurkan melalui pipa-pipa tegak menuju ke
dalam saluran air hujan halaman/drainase site secara gravitasi menuju saluran kota.

Pipa–pipa
1.4.6.1. Untuk jaringan air bersih digunakan pipa PVC Class AW Standard JIS K 6741/2 10
kg/cm2.

1.4.6.2. Untuk pipa air buangan dan air kotor digunakan pipa PVC Class AW Standard JIS K
6741/2 10 kg/cm2.

1.4.6.3. Untuk pipa-pipa vent digunakan pipa PVC kelas D (5 kg/cm²) dengan sambungan solvent
cement atau yang sesuai dengan jenis pipanya.

1.4.6.4. Sambungan antara pipa yang berlainan jenis dilakukan dengan menggunakan adaptor
atau coupling.

1.4.6.5. Sebelum pemasangan/penyambungan dilakukan, pipa-pipa harus dalam keadaan bersih


dari kotoran baik pada bagian yang akan disambung ataupun di dalam pipa itu sendiri.

1.4.6.6. Semua jenis sambungan, pemasangannya tidak diperbolehkan berada dalam


beton/dinding.

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 84


SPESIFIKASI TEKNIS

Katup-katup (Valve)

Floating Valve
Body material yang dipakai adalah bronze grade CAC 430 dengan Pressure Balanced
type Float Valve.

Strainer
Strainer dengan ukuran 2½” dan lebih besar mempunyai type Y pattern, cast iron body
(untuk 16 bar) dengan SS screen 3 mm perforations. Ductile iron body untuk 20 bar.

Gate Valve (Rising dan Non Rising Stem)


 Gate valve dengan ukuran 2½” dan lebih besar dari cast iron body dilengkapi dengan open/shut
indicator untuk Non Rising Stem.
 Untuk 2” dan ke bawah, body material terbuat dari Dzr/bronze body sesuai standar BS 5154 series B,
screw ends BS 21 N.R.S, working pressure : 10 bar.

Check Valve :
 Material : bronze body swing type Y pattern screwed cup metal disk screwed end untuk valve sampai
dengan diameter 50 mm.
 Tipe : swing silent type dengan stainless steel disk dengan body material cast iron untuk tekanan 10
bar dan carbon steel untuk tekanan 16 bar.

Rubber Flexible/Expansion Joint (Flange Connection)


 Adalah spherical shape ball design, single/double sphere, terbuat dari neoprene rubber dengan nylon
reinforcement (cloth reinforcement tidak dapat diterima).
 Untuk ukuran 2½” dan lebih besar dilengkapi dengan galvanized steel flange end. Working pressure :
16 bar.
 Untuk 20/25 bar, Rubber flexible/enpansion joint harus dilengkapi control plates, control nuts dan
control rods dan single sphere.

Rubber Flexible/Expansion Joint (Screw Connection)


 Adalah spherical shape ball design, twin sphere, terbuat dari neoprene rubber dengan nylon
reinforcement (cloth reinforced tidak dapat diterima).
 Rubber flexible/expansion joint untuk ukuran ¾” dan lebih besar harus complete dengan malleable
iron threaded BS21 union end connection. Semua rubber flexible/expansion joints harus mempunyai
working pressure : 16 bar.
 Untuk working pressure 20 bar, rubber flexible joint ukuran ¾” dan lebih besar harus dengan A 105
forged steel threaded (NPT) union ends connection.

FLOOR DRAIN
1.4.8.1. Floor drain yang dipergunakan di sini harus jenis Bucket Trap, Water Prooved type
dengan 50mm Water Seal dan dilengkapi dengan U trap.

1.4.8.2. Floor Drain terdiri dari:


- Chromium plated bronze cover and ring
- PVC neck

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 85


SPESIFIKASI TEKNIS

- Bitumen coated cast iron body screw outlet connection and with flange for water
prooving

1.4.8.3. Floor Drain harus mempunyai ukuran utama sbb.:


Outlet diameter Cover diameter
2" 4"
3" 6"
4" 8"

FLOOR CLEAN OUT


1.4.9.1. Floor Clean Out yang dipergunakan di sini adalah Surface Opening Waterprooved Type.

1.4.9.2. Floor Clean Out terdiri dari :


- Chromium plated bronze cover and ring heavy duty type
- PVC neck
- Bitumen coated cast iron body, screw outlet connection with flange for waterprooving

1.4.9.3. Cover and ring harus dengan sambungan ulir dilengkapi perapat karet sehingga mudah
dibuka dan ditutup.

ROOF DRAIN
1.4.10.1. Roof Drain yang dipergunakan harus dibuat dari Cast Iron dengan konstruksi waterproof.

1.4.10.2. Luas laluan air pada tutup roof drain ialah sebesar dua kali luas penampang pipa
bangunan.

1.4.10.3. Roof Drain harus terdiri atas 3 bagian sebagai berikut :


- Bitumen Coated Cast Iron Body dengan water prooved flange
- Bitumen Coated Neck for adjustable fixing
- Bitumen Coated cover dome type

P" TRAP
1.4.11.1. P" TRAP yang digunakan di sini harus jenis single inlet.

1.4.11.2. Tinggi Air minimum pada Trap 8 cm.

1.4.11.3. Material P" TRAP yang digunakan harus mengacu pada pipa air kotor/bekas yang
digunakan.

1.4.11.4. Pemasangan P” TRAP pada setiap FD kamar mandi dan pada jalur utama pipa buangan
air limbah yang menuju bak sewage.

Grease Trap
1.4.12.1. Grease Trap terbuat dari bahan stainless steel.

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 86


SPESIFIKASI TEKNIS

1.4.12.2. Type grease trap adalah portable.

1.4.12.3. Kapasitas sesuai dengan gambar perencanaan.

Alat-alat Plambing
1.4.13.1. Alat-alat peturasan/urinal dari type flush valve.

1.4.13.2. Water closet yang dipakai harus dari kualitas terbaik.

1.4.13.3. Produk sanitary fixtures yang digunakan sesuai spesifikasi Arsitek.

Alat-Alat Bantu (Accesories)


Alat bantu untuk semua pipa harus digunakan dari bahan-bahan sejenis sesuai dengan
bahan pipanya.

B. Referensi Produk
1.10.1. Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor
dimungkinkan untuk mengajukan alternative lain yang setaraf dan Kontraktor baru dapat
menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari Konsultan Manajemen
Konstruksi dan Pemberi Tugas.

1.10.2. Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut :

No Uraian Spesifikasi Teknis Merk/Produk


13 Pipa air bersih & fitting - Pipa PVC Class AW Standard JIS K Wavin, Rucika, Pralon
6741/2, 10 kg/cm2
15 Pipa air kotor dan bekas - Pipa PVC Class AW Standard JIS K Wavin, Rucika, Pralon
6741/2, 10 kg/cm2
16 Pipa Vent PVC kelas D 5 kg/cm2 Wavin, Rucika, Pralon
17 Fitting PVC Class 10 kg/cm² TSK, Rucika, SSS
18 Hanger rod Galvanized Ex Lokal
19 Clamp Galvanized Ex Lokal
20 Clean out Toto, SAN EI
21 Floor drain Toto, SAN EI
22 Pipa air hujan Pipa PVC Class AW 10 kg/cm² Wavin, Rucika, Pralon

8. Pekerjaan Septic Tank dan Peresapan

8.1. Septic Tank


Ruang Lingkup
Spesifikasi Septictank ini adalah merupakan persyaratan minimal bagi Septictank yang digunakan dalam
pekerjaan mekanikal proyek ini.
Persyaratan
1. Septictank hanya diperuntukan untuk tampungan limbah padat yang berasal dari Kloset pada bangunan
KM/WC.

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 87


SPESIFIKASI TEKNIS

2. Konstruksi utama Septictank adalah pasangan batu bata 1 bata campuran 1 Pc : 2 Ps sebagai dinding
utama dan pasangan batu bata ½ bata campuran 1 Pc : 2 Ps sebagai dinding pembagi ruangan. Sudut-
sudut dinding harus diperkuat dengan kolom praktis ukuran 13/13.
3. Dinding pasangan batu bata ½ bata campuran 1 Pc : 2 Ps sebagai pembagi ruangan septictank dipasang
diatas balok ring ukuran 13/15 cm yang bertumpu pada dinding pasangan batu bata 1 bata campuran 1 Pc :
2 Ps.
4. Plat dasar septictank terbuat dari beton cor K-175 dengan ketebalan minimal 20 cm.
5. Plat atas septictank terbuat dari plat beton bertulang dengan 2 lapis tulangan diameter 10 mm dengan jarak
minimal 100 mm dan tebal 120 mm.
6. Pada bagian atas permukaan septictank harus diberi lubang control ukuran 30 x 30 cm untuk keperluan
penyedotan limbah dan pipa pelepas hawa dari besi diameter 2” yang dicat dengan baik agar tidak
berkarat.
7. Kedalaman, dimensi dan posisi posisi septictank sesuai dengan Gambar Bestek kecuali ditentukan lain
oleh Konsultan Supervisi karena alasan seperti keterbatasan lahan penempatan dan alasan teknis lainnya.
8. Kontraktor Pelaksana harus menjamin bahwa bangunan septictank benar-benar kedap air dan hal ini harus
dibuktikan dengan Test Rendam Air selama 24 jam.
9. Jika air dalam septictank berkurang setelah 24 jam maka dipastikan bahwa ada kebocoran pada bangunan
tersebut dan Kontraktor Pelaksana dengan biaya sendiri berkewajiban untuk memperbaikinya.

8.2. Peresapan
Ruang Lingkup
Spesifikasi Saluran Resapan ini adalah merupakan persyaratan minimal bagi Saluran Resapan yang digunakan
dalam pekerjaan mekanikal proyek ini.

Persyaratan
1. Bangunan saluran resapan dipergunakan sebagai media serapan air kotor cair yang berasal dari
septictank.
2. Kedalaman, dimensi dan posisi posisi saluran resapan sesuai dengan Gambar Bestek kecuali ditentukan
lain oleh Konsultan Supervisi dengan persetujuan Konsultan Perencana karena alasan seperti keterbatasan
lahan penempatan dan alasan teknis lainnya.
3. Tidak boleh mendirikan dan membangunan bangunan lain diatas saluran resapan tanpa persetujuan
Konsultan Supervisi dan Konsultan Perencana.
4. Kontraktor Pelaksana harus menjamin dan bahwa bangunan saluran resapan dapat bekerja dengan baik
ketika dialiri air dan air dapat meresap dengan sempurna kedalam tanah.
5. Hal ini harus dibuktikan dengan cara mengisi septictank dengan air melebihi kapasitas tampungannya dan
selama 24 jam diamati apakah volume air yang tidak tertampung dalam septictank dapat diserap oleh
saluran resapan atau tidak.

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 88


SPESIFIKASI TEKNIS

6. Jika setelah 24 jam air diisi kembali kedalam kloset jongkok dan air tidak dapat mengalir dengan sempurna
dalam kloset jongkok maka dipastikan saluran resapan tidak bekerja dengan baik (tidak dapat menyerap
air). Untuk itu Kontraktor Pelaksana dengan biaya sendiri berkewajiban untuk memperbaikinya.
7. Kontraktor Pelaksana dibolehkan mengajukan metode pembuktian lain yang dapat dipercaya secara teknis
untuk membuktikan bahwa Saluran Resapan bekerja dengan baik.

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 89


SPESIFIKASI TEKNIS

BAB V PEKERJAAN ELEKTRIKAL

A. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
1.1 Umum
a. Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh Dokumen
Kontrak dengan teliti untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada pekerjaan ini.
b. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi
ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan yang
digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
c. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk
mengganti bahan atau peralatan tersebut, sehingga sesuai dengan ketentuan pada Spesifikasi
Teknis ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.

1.2 Lingkup Pekerjaan


a. Pengadaan dan pemasangan:
 Panel-panel penerangan dan stop kontak dan panel untuk supply AC Split secara
lengkap,
 Sistem penerangan secara lengkap termasuk di dalamnya pengkawatan dan konduit,
titik nyala lampu, armature, saklar, serta AC Split.
 Kabel feeder untuk panel tenaga dan panel-panel penerangan,
 Pekerjaan pentanahan/grounding
b. Penyambungan Daya PLN termasuk ijin dan UJL.
c. Pengecekan ulang atas design, baik yang telah disebutkan dalam gambar/Rencana Kerja dan
Syarat-syarat maupun yang tidak disebutkan namun secara umum/teknis diperlukan untuk
memperoleh suatu sistem yang sempurna, aman, siap pakai dan handal,
d. Menyelenggarakan pemeriksaan, pengujian, dan pengesahan seluruh instalasi listrik yang
terpasang.
e. Menyerahkan gambar instalasi yang terpasang.

1.3 Ketentuan Bahan dan Peralatan


1.3.1. Panel Tenaga (PP) dan Panel Penerangan (LP)
a. Panel-panel tenaga dan penerangan lengkap dengan semua komponen yang harus ada
seperti yang ditunjukkan pada gambar. Panel-panel yang dimaksud untuk beroperasi pada

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 90


SPESIFIKASI TEKNIS

220/380V, 3 phasa, 4 kawat, 50 Hz dan solidly grounded dan harus dibuat mengikuti
standard PUIL, IEC, VDE/DIN, BS, NEMA dan sebagainya.
b. Untuk Pemakaian komponen harus diusahakan menggunakan satu produk/merk saja yaitu
Schneider atau setara.
c. Panel-panel harus dibuat dari plat besi setebal 2 mm dengan rangka besi dan seluruhnya
harus di zinchromate dan diduco 2 kali dan harus dicat dengan cat bakar, warna dan cat
akan ditentukan kemudian oleh pihak Owner. Pintu panel-panel harus dilengkapi dengan
master key.
d. Konstruksi dalam panel-panel serta letak dari komponen-komponen dan sebagainya harus
diatur sedemikian rupa sehingga perbaikan-perbaikan, penyambungan-penyambungan
pada komponen dapat mudah dilaksanakan tanpa mengganggu komponen-komponen
lainnya.
e. Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan keperluannya dan
telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dan direksi. Spare space harus disediakan sesuai
gambar.
f. Body/badan panel harus ditanahkan secara sempurna.
g. Komponen panel :
Accessories
Busbar, terminal-terminal, isolator switch dan perlengkapan lainnya harus buatan pabrik
dan berkualitas dan dipasang di dalam panel dengan kuat dan tidak boleh ada bagian
yang bergetar.
Busbar
 Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar phase R-S-T, 1
busbar netral dan 1 busbar untuk grounding. Besarnya busbar harus diperhitungkan
dengan besar arus yang mengalir dalam busbar tersebut tanpa menyebabkan
kenaikkan suhu lebih besar dari 65° C. Untuk itu penampang busbar harus sesuai
ketentuan dalam PUIL.
 Setiap busbar copper harus diberi warna sesuai peraturan PLN, dimana lapisan
warna busbar tersebut harus tahan terhadap panas yang timbul.
Phasa : Merah, Kuning dan Hitam
Netral : Biru
Ground : Hijau/Kuning
 Busbar adalah batang tembaga murni dengan minimum conduktivitas 98%, rating
amper sesuai gambar.

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 91


SPESIFIKASI TEKNIS

Circuit breaker
 Circuit breaker untuk penerangan boleh menggunakan MCB dengan breaking capacity
minimal 4.5 kA simetris atau sesuai dengan gambar perencanaan.
 Rating arus untuk circuit breaker minimal adalah 10 A. Rating tegangan 240/415 VAC.
 Circuit Breaker yang digunakan minimal 1 pole untuk 1 phasa dan 3 pole untuk 3
phasa.
 Circuit breaker lainnya seperti, MCCB, sesuai dengan yang diberikan pada gambar
rencana dengan breaking capacity MCCB minimal 10 kA simetris,
 Circuit breaker harus dari tipe automatic trip dengan kombinasi thermal dan
instantaneouse magnetic unit.

1.3.2. Kabel Tegangan Rendah

a. Kabel tegangan rendah yang digunakan adalah pruduk/merk Supreme, Kabelindo, Kabel
Metal, Eterna, golden leaf dan Tranka.
b. Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas.
c. Untuk kabel feeder/power dari jenis NYY, kabel penerangan, stop kontak dan AC
dipergunakan kabel NYA sedangkan untuk kabel grounding dari jenis NYA atau BCC.
d. Penampang kabel minimum yang dapat dipakai 2,5 mm²

1.3.4 Lighting Fixtures


Lighting fixtures yang digunakan adalah produk/merk Artolite atau setara sebagai berikut:

 Lampu LED Down Light


 Lampu SL HE
 Lampu lain sesuai rencana

1.3.5 Kotak-Kontak dan Saklar

a. Kotak kontak dan saklar yang digunakan adalah produk/merk Panasonic atau setara,
b. Kotak-kontak dan saklar yang akan dipasang pada dinding tembok bata adalah tipe
pemasangan masuk/inbow (flush mounting).
c. Saklar yang dipasang mempunyai rating minimal 10 A
d. Kotak-kontak biasa (inbow) yang dipasang mempunyai rating 16 A

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 92


SPESIFIKASI TEKNIS

e. Flush-box (inbow doos) untuk tempat saklar, kotak-kontak dinding dan push button harus
dipakai dari jenis bahan blakely atau metal.

1.3.6 Konduit

a. Konduit yang digunakan adalah produk/merk Clipsal atau setara.


b. Konduit instalasi penerangan yang dipakai adalah dari jenis PVC High Impact.
c. Factor pengisian konduit harus mengikuti ketentuan pada PUIL.

1.3.7 Cable Ladder (Rak tangga kabel)

a. Rak kabel terbuat dari plat galvanis dan buatan pabrik, ukurannya disesuaikan dengan
kebutuhan.

1.3.8 Perlengkapan Instalasi

a. Perlengkapan instalasi yang dimaksud adalah material-material untuk melengkapi instalasi


agar diperoleh hasil yang memenuhi persyaratan, handal dan mudah perawatan.
b. Seluruh klem kabel yang digunakan harus buatan pabrik.
c. Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam junction box/doos, warna kabel harus
sama.
d. Juction box/doos yang digunakan harus cukup besar dan dilengkapi tutup pengaman.

1.4 Persyaratan Teknis Pemasangan

1.4.1 Panel-panel

a. Sebelum pemesanan/pembuatan panel, harus mengajukan gambar kerja untuk


mendapatkan persetujuan perencana dan Konsultan Pengawas.
b. Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuat dan harus rata
(horizontal).
c. Letak panel seperti yang ditunjukan dalam gambar, dapat disesuaikan dengan kondisi
setempat.
d. Untuk panel yang dipasang tertanam (inbow) kabel-kabel dari/ke terminal panel harus
dilindungi pipa PVC High Impact yang tertanam dalam tembok secara kuat dan teratur
rapi. Sedangkan untuk panel yang dipasang menempel tembok (outbow), kabel-kabel
dari/ke terminal panel harus melalui tangga kabel.

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 93


SPESIFIKASI TEKNIS

e. Penyambungan kabel ke terminal harus menggunakan sepatu kabel (cable lug) yang
sesuai.
f. Ketinggian panel yang dipasang pada dinding (wall-mounted) = 1,600 mm dari lantai
terhadap as panel.
g. Setiap kabel yang masuk/keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland dari karet atau
penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.
h. Semua panel harus ditanahkan.

1.4.2 Kabel–Kabel

a. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk mengidentifikasikan
phasenya sesuai dengan ketentuan PUIL.
b. Kabel daya yang dipasang horizontal/vertical harus dipasang pada tangga kabel, diklem
dan disusun rapi.
c. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada T-doos untuk
instalasi penerangan.
d. Untuk kabel dengan diameter 16 mm² atau lebih harus dilengkapi dengan sepatu kabel
untuk terminasinya.
e. Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus dibuatkan sleeve
dari pipa galvanis dengan penampang minimum 2 ½ kali penampang kabel.
f. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak harus di dalam kotak terminal
yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan konduitnya dan dilengkapi dengan
sekrup untuk tutupnya dimana tebal kotak terminal tadi minimum 4 cm. Penyambungan
kabel menggunakan las doop.
g. Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m disetiap
ujungnya.
h. Penyusunan konduit harus rapih dan tidak saling menyilang.
i. Kabel tegangan rendah yang akan dipasang harus mempunyai serifikat lulus uji dari PLN
yang terutama menjamin bahan isolasi kabel sudah memenuhi persyaratan.
j. Pengujian dengan Megger harus tetap dilaksanakan dengan nilai tahanan isolasi minimum
500 kilo ohm.

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 94


SPESIFIKASI TEKNIS

1.4.3 Armatur Lampu

a. Pemasangan lampu penerangan harus disesuaikan dengan rencana plafond dari Arsitek
dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
b. Lampu tidak diperkenankan memberikan beban kepada rangka plafond, dimana lampu
yang terpasang harus mempunyai gantungan sendiri.
c. Instalasi kabel penerangan yang berhubungan langsung dengan lampu yang
bersangkutan harus dilengkapi dengan flexible conduit.

1.4.4 Kotak–Kontak dan Saklar

a. Kotak-kontak dipasang pada ketinggian 500 mm dari level lantai terhadap titik tengah stop
kontak, sedangkan stop kontak AC pada ketinggian 2800 mm.
b. Saklar-saklar dipasang pada ketinggian 1500 mm dari level lantai terhadap titik tengah
saklar.
c. Kotak-kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang lembab/basah harus dari tipe
water dicht (bila ada).
d. Kotak-kontak yang khusus dipasang pada kolom beton harus terlebih dahulu dipersiapkan
sparing untuk pengkabelannya disamping metal doos tang harus terpasang pada saat
pengecoran kolom tersebut

1.4.5 Pentanahan (Grounding)

a. Sistem pentanahan harus memenuhi peraturan yang berlaku dan persyaratan yang
ditunjukan dalam gambar dan spesifikasi teknis.
b. Seluruh panel dan peralatan harus ditanahkan. Penghantar pentanahan pada panel-panel
menggunakan BCC atau NYA dengan ukuran minimal 6 mm² dan maksimal 95 mm²,
penyambungan ke panel harus menggunakan sepatu kabel (cable lug).
c. Dalamnya pentanahan dibuat sedemikian sehingga ujung elektroda pentanahan harus
mencapai permukaan air tanah, agar dicapai harga tahanan tanah (ground resistance)
dibawah 2 (dua) ohm.
d. Pengukuran Pentanahan tanah dilaksanakan oleh Kontraktor setelah mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas dan Direksi. Pengukuran ini harus disaksikan oleh
Direksi Lapangan.

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 95


SPESIFIKASI TEKNIS

1.5 Pengujian
Sebelum semua peralatan utama dari system dipasang, harus diadakan pengujian secara
individual. Peralatan tersebut baru dapat dipasang setelah dilengkapi dengan sertifikat pengujian
yang baik dari pabrik pembuat dan LMK/PLN serta instansi lainnya yang berwenang untuk itu.
Setelah peralatan tersebut dipasang, harus diadakan pengujian secara menyeluruh dari system
untuk menjamin bahwa system berfungsi dengan baik. Semua biaya yang timbul dari
pelaksanakan pengujian menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Test meliputi :

 Test Beban Kosong (No Load Test)

 Test Beban Penuh (Full Load Test)

1.5.1 No Load Test

a. Test ini dilakukan tanpa beban artinya peralatan ditest satu per satu seperti misal pengujian
Instalasi 0,6/1 KV (Kabel Tegangan Rendah):
 Pengukuran tahanan isolasi dengan megger 1,000 Volt
 Pengukuran tahanan instalasi dengan megger 1,000 Volt
 Pengukuran tahanan pentanahan
b. Harus diberikan hasil test berupa Laporan Pengetesan/hasil pengujian pemeriksaan. Apabila
hasil pengujian dinyatakan baik, maka test berikutnya harus dilaksanakan secara keseluruhan
(Full Load Test).

1.5.2 Full Load Test (Test Beban Penuh)

a. Test beban penuh ini harus dilaksanakan Kontraktor sebelum penyerahan pertama
pekerjaan. Test ini meliputi :
 Test nyala lampu-lampu dengan nyala semuanya.
 Test peralatan (beban) lainnya.
b. Lamanya test ini harus dilakukan 3 x 24 jam non stop dengan beban penuh, dan semua
biaya dan tanggung jawab teknik sepenuhnya menjadi beban Kontraktor, dengan
schedule/pengaturan waktu oleh Konsultan Pengawas.
c. Hasil test harus mendapat pengesahan dari seluruh Direksi Lapangan. Selesai test 3 x 24
jam harus dibuatkan Berita Acara test jam untuk lampiran penyerahan pertama pekerjaan.

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 96


SPESIFIKASI TEKNIS

BAB VI PENUTUP

Semua hal yang tidak ditentukan dalam spesifikasi ini akan ditentukan kemudian oleh Konsultan Supervisi dengan
persetujuan Owner dan menjadi suatu ketentuan yang mengikat serta harus dilaksanakan oleh Kontraktor
Pelaksana. Hal-hal yang ditentukan kemudian tersebut harus didasarkan pada Kontrak Kerja dan Bill of Quantity.

Banda Aceh , Juli 2021


Kuasa Pengguna Anggaran Program Penataan
Bangunan Wilayah Banda Aceh-1
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Aceh

Dina Feriana, ST. M. Eng. Sc


Pembina (IV/a)
NIP. 19741214 200112 2 002

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN PRASARANA KOMPLEK PERKANTORAN BINDA ACEH 97

Anda mungkin juga menyukai