2. Dasar pelaksanaan ini merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari
Surat Perintah Kerja ini dan dalam hal terdapat ketidaksesuaian antara
ketentuan-ketentuan dalam SPK ini dengan ketentuan-ketentuan dalam
dokumen dasar pelaksanaan Pekerjaan tersebut di atas, maka kedua belah
pihak sepakat bahwa yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam SPK ini.
1. Rincian Pekerjaan :
NO PEKERJAAN JUMLAH HARGA (Rp) TKDN JUMLAH NILAI KDN (Rp)
PEMBULATAN Rp 390,000,000.00
I . PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pembersihan Lokasi
Tahap Pertama yang dilakukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah
membersihkan areal pekerjaan sesuai dengan volume yang ada dengan cara
membersihkan tanaman semak belukar yang ada disekitar lokasi agar dalam
pelaksanaan pekerjaan nantinya tidak ada kendala.
2. Pembongkaran
Pekerjaan pembongkaran dapat dilakukan bila mana gambar dan pekerjaan
sudah siaap dilaksanakan sesuai dengan acuan dan bestek yang berlaku. Pekerjaan
dilakukan pembongkaran agar dapat di pasangnya material yang baru sesuai
rencana. Selanjutnya dilakukan penyisihan material yang sudah terbongkar agar
semua sisa-sisa dari bongkaran material tidak mengganggu pekerjaan selanjutnya.
Dalam pekerjaan bongkaran harus mengacu pada gambar bestek. Pembongkaran
ini meliputi :
- Pembersihan Akhir
- Pemindahan Awal dan Akhir Furniture dan Alat Kerja
- Pembongkaran Listrik dan CCTV + Pemasangan Kembali CCTV
- Pembongkaran AC dan Pemasangan Kembali
- Pembongkaran TV dan Pemasangan Kembali
- Pembongkaran Plafond Gypsum Rangka Baja Ringan
- Pembongkaran Kusen dan Pintu
- Pembongkaran Keramik
- Pembongkaran Dinding Partisi
IV . PEKERJAAN PLAFOND
A. Adapun lingkup pekerjaan ini adalah:
1. Pemasangan Rangka Plafond Baja Ringan (Zincalume), Modul 60x60 cm
2. Pemasangan Langit-langit Plafond Gypsum, Tebal 9 m
V . PEKERJAAN PENGECATAN
A. Adapun lingkup pekerjaan ini adalah:
1. Pekerjaan Pengecatan Plafond Interior
2. Pekerjaan Pengecatan Dinding Partisi Gypsum dan tembok Interior
Note :
Selama masa pemeliharaan Kontraktor Pelaksana berkewajiban untuk mengganti
material yang tidak berfungsi dengan baik dan bertanggung jawab atas semua
kekurangan dari item pekerja yang telah dikerjakan.
2. Tenaga Ahli
Lingkup Posisi Uraian
Nama Personil
Keahlian Pekerjaan
- Mempelajari dan memahami gambar kerja dan spesifikasi teknis yang antara lain adalah
memahami menterjemahkan gambar.
- Membuat kantor dan bedeng kerja serta pagar pengaman proyek yang antara lain adalah
membuat rencana kantor bedeng pekerja dan fasilitasnya gudang, workshop peralatan serta pagar
pengaman.
- Menghitung kuantitas pekerjaan, kebutuhan peralatan dan jumlah material yang diperlukan untuk
proyek yang antara lain adalah menghitung kuantitas pekerjaan lapangan berdasarkan gambar kerja
dan spesifikasi teknis.
Pelaksana Pekerjaan - Membuat program kerja harian dan mingguan yang antara lain adalah menyusun jadwal (schedule(
Jullio Andre, S.Ars S1 - Teknik Arsitektur
Gedung penggunaan bahan.
- Mengadakan bimbingan teknis pada mitra kerja yang antara lain adalah menyiapkan materi
bimbingan teknis sesuai dengan lingkup pekerjaan.
- Melaksanakan dan mengawasi pekerjaan gedung berdasarkan spesifikasi teknis, metode kerja,
instruksi kerja dan gambar kerja. Yang antara lain adalah menguasai metode kerja pelaksanaan dan
gambar kerja (shop drawing).
- Membuat laporan harian dan mingguan pelaksanaan pekerjaan yang antara lain adalah membuat
laporan harian dan mingguan penggunaan bahan, alat dan tenaga kerja.
5. Jaminan Hasil :
V. BIAYA PEKERJAAN :
1. Biaya pekerjaan ini menggunakan harga lumsum.
2. Biaya pekerjaan sebesar Rp. 390.000.00,- (tiga ratus sembilan puluh juta
rupiah) termasuk Ppn 11 %.
VI. PROGRAM JASA KONSTRUKSI:
VIII. PENUTUP :
2. Surat Perintah Kerja ini dibuat dalam 3 (tiga) rangkap, 2 (dua) rangkap
diantaranya bermeterai cukup dan berlaku sebagai asli serta mempunyai
kekuatan hukum yang sama, masing – masing pihak mendapat 1 (satu)
rangkap sedangkan 1 (satu) rangkap lainnya sebagai copy untuk kepentingan
administrasi.
PENYEDIA PEMBERI KERJA
CV Al Baari Jaya Utama BPJS Ketenagakerjaan
AN/AG/HK 01.02
LAMPIRAN
SYARAT DAN KETENTUAN
SURAT PERINTAH KERJA
NOMOR : SPK/9/082023
1. Lingkup Pekerjaan :
PENYEDIA yang ditunjuk berkewajiban untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai
ruang lingkup dan selama jangka waktu yang ditentukan dalam SPK ini.
3. Biaya Pekerjaan :
a. Biaya pekerjaan dalam SPK ini merupakan biaya atas keseluruhan kuantitas
yang diperhitungkan dalam Bill Of Quantity.
b. Jika penyedia lalai untuk mencantumkan biaya atas suatu pekerjaan yang
telah tercantum dalam Bill Of Quantity, maka pekerjaan tersebut dianggap
telah diperhitungkan dan termasuk dalam biaya pekerjaan sebagaimana
tercantum dalam SPK ini.
4. Perpajakan :
PENYEDIA berkewajiban untuk membayar semua pajak, bea, retribusi, dan
pungutan lain yang sah yang dibebankan oleh hukum yang berlaku atas
pelaksanaan SPK. Semua pengeluaran perpajakan ini dianggap telah termasuk
dalam Biaya Pekerjaan.
7. Jadwal
a. SPK ini berlaku efektif pada tanggal SPK.
b. PENYEDIA harus menyelesaikan pekerjaan sesuai Jangka waktu SPK.
c. Apabila PENYEDIA berpendapat tidak dapat menyelesaikan pekerjaan
sesuai jadwal karena keadaan diluar pengendaliannya dan PENYEDIA telah
melaporkan kejadian tersebut kepada Pengawas Pekerjaan, maka PEMBERI
KERJA atas usulan dan persetujuan Pengawas Pekerjaan dapat melakukan
penjadwalan kembali pelaksanaan tugas PENYEDIA dengan addendum
SPK.
8. Personil/Tenaga Ahli :
a. Apabila dipersyaratkan, PENYEDIA wajib menyediakan personil/tenaga
ahli sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan.
b. Dalam hal PENYEDIA akan melakukan penggantian personil/tenaga ahli,
maka sebelum dilakukan penggantian personil/tenaga ahli, PENYEDIA
wajib meminta persetujuan secara tertulis kepada Pengawas Pekerjaan.
c. Pengawas Pekerjaan berhak menolak atau menyetujui atas usulan
personil/tenaga ahli yang diajukan oleh PENYEDIA.
10. Kerahasiaan:
a. Isi dari Surat Perintah Kerja berikut seluruh informasi dan/atau
keterangan data yang diperoleh atau diketahui dari PEMBERI KERJA
kepada PENYEDIA atau sebaliknya sebagai pelaksanaan dari Surat
Perintah Kerja ini baik yang diberikan atau disampaikan secara lisan,
tertulis, grafik atau yang disampaikan melalui media elektronik atau
informasi dalam bentuk lainnya selama berlangsungnya pembicaraan
atau selama pelaksanaan pekerjaan berdasarkan Surat Perintah Kerja ini
(“Informasi Rahasia”) adalah bersifat rahasia.
b. PENYEDIA setuju dan mengikat diri bahwa seluruh informasi
sebagaimana dimaksud huruf a, PENYEDIA, karyawan, manajemen dan
pihak afiliasinya wajib untuk menjaga kerahasiaannya dan dilarang untuk
memberikannya baik sebagian atau seluruhnya kepada pihak lain
manapun dengan cara apapun tanpa persetujuan tertulis PEMBERI
KERJA.
c. Kewajiban untuk menyimpan Informasi Rahasia sebagaimana dimaksud
dalam Huruf a dan b tersebut di atas menjadi tidak berlaku, apabila :
1) Telah disetujui secara tertulis oleh PEMBERI KERJA;
2) Informasi tersebut menjadi atau tersedia untuk masyarakat umum ;
dan/atau
3) Informasi tersebut diperintahkan dibuka untuk memenuhi perintah
pengadilan atau badan pemerintahan lain yang berwenang sesuai
ketentuan / peraturan yang berlaku.
d. Apabila terbukti PENYEDIA, karyawan, manajemen dan/atau pihak
afiliasinya melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam huruf b,
maka PENYEDIA bersedia bertanggungjawab terhadap kerugian yang
ditimbulkan dan diderita oleh PEMBERI KERJA, maka dalam hal ini
PENYEDIA akan dikenakan sanksi sesuai Angka 20.
e. Ketentuan kerahasiaan tetap berlaku walaupun Surat Perintah Kerja ini
telah berakhir.
18. Korespodensi :
a. Seluruh pemberitahuan atau komunikasi lainnya berkenaan dengan SPK
ini harus dilakukan secara tertulis dan dikirimkan melalui surat yang
dikirimkan secara langsung (jasa kurir / diserahkan langsung) atau (email)
dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Diserahkan langsung maka dianggap telah diterima sesuai tanggal pada
bukti/ tanda terima;
2) Dikirim melalui jasa pengiriman maka dianggap telah diterima sejak
tanggal penerimaan pada resi / komfirmasi pihak penerima; atau
3) Dianggap telah diterima pada hari kedua email terkirim.
PENYEDIA
CV Al Baari Jaya Utama
Jl. Manjuhan Palangka Raya
20. Sanksi-sanksi :
a. Perbuatan atau tindakan Penyedia yang dikenakan sanksi adalah
1. Perbuatan yang menyebabkan terjadinya pengakhiran sepihak oleh
PEMBERI KERJA sebagaimana dimaksud angka 19 huruf d;
2. Menyerahkan jaminan yang tidak dapat dicairkan;
3. Melakukan kesalahan dalam perhitungan volume hasil
Pekerjaan berdasarkan hasil audit;
4. Menyerahkan hasil pekerjaan yang kualitasnya tidak sesuai
dengan ketentuan perjanjian ini berdasarkan hasil audit;
5. Menyebabkan kegagalan bangunan (untuk pekerjaan konstruksi);
6. Terlambat menyelesaikan Pekerjaan.
7. Pelanggaran ketentuan pinalti (jika ada).
b. Perbuatan atau tindakan Penyedia sebagaimana huruf a, dikenakan sanksi
sebagai berikut :
1 ) Perbuatan sebagaimana dimaksud huruf a poin 1) dikenakan Sanksi:
a) Daftar hitam;
b) Denda keterlambatan sebesar lamanya waktu pemberian
kesempatan pada jangka waktu instalasi;
c) Jaminan Pelaksanaan dicairkan oleh PEMBERI KERJA atau
pembayaran atas sisa biaya Pekerjaan yang telah dilaksanakan
oleh PENYEDIA dipotong PEMBERI KERJA sebesar nilai Jaminan
Pelaksanaan (apabila ada);
d) PENYEDIA melunasi Uang muka atau jaminan uang muka dicairkan
menjadi milik PEMBERI KERJA (apabila ada); dan
e) Jaminan Pemeliharaan dicairkan oleh PEMBERI KERJA atau
Retensi tidak dibayarkan (apabila ada).
2 ) Perbuatan sebagaimana dimaksud huruf a poin 2) sampai dengan poin
5) dikenakan sanksi ganti kerugian sebesar nilai kerugian yang
ditimbulkan;
3 ) Perbuatan sebagaimana dimaksud huruf a poin 6) dikenakan sanksi
denda keterlambatan dengan besaran 1‰ (satu permil) perhari dari total
biaya pekerjaan (untuk kontrak lumsum) atau bagian biaya pekerjaan
yang belum diselesaikan (untuk kontrak satuan) dengan batas maksimal
9% (sembilan persen); atau
4 ) Perbuatan sebagaimana dimaksud huruf a poin 7) dikenakan sanksi
penalti sesuai ketentuan penalti dalam SPK ini.
c. Pembayaran Denda tidak mengurangi tanggung jawab kontraktual
PENYEDIA.
d. PEMBERI KERJA mengenakan denda atau penalti dengan memotong
langsung dari pembayaran biaya Pekerjaan.
21. Keadaan Kahar (Force Majeure) :
a. PARA PIHAK dapat menunda pelaksanaan kewajiban masing-masing
apabila terjadi hal-hal diluar kekuasaan manusia/ keadaan kahar dan harus
memberitahukan kepada PIHAK lainnya secara tertulis selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari kalender setelah terjadinya keadaan kahar disertai
bukti yang layak adanya keadaan kahar dan akibat-akibatnya terhadap
pelaksanaan kewajiban masing-masing kecuali bencana nasional yang
ditetapkan oleh Pemerintah.
b. Keterlambatan memberitahukan terjadinya keadaan kahar sebagaimana
dimaksud huruf a akan mengakibatkan hapusnya hak masing-masing
PIHAK untuk mengajukan alasan Keadaan kahar kecuali bencana nasional
yang ditetapkan oleh Pemerintah.
c. Hal-hal yang dapat digolongkan sebagai Keadaan kahar antara lain:
1) Bencana Alam/ Non Alam yang berlarut-larut pada lokasi pekerjaan
sehingga secara nyata menghambat pelaksanaan pekerjaan yang
dinyatakan pemerintah oleh pemerintah setempat ;
2) Kebakaran pada lokasi pekerjaan yang bukan disebabkan karena
kelalaian PENYEDIA atau pegawainya;
3) Huru-hara tindak terorisme yang secara nyata menggangu kegiatan
pekerjaan pada lokasi pekerjaan;
4) Peraturan Pemerintah atau Pemerintah daerah setempat yang secara
langsung dapat mempengaruhi kewajiban PARA PIHAK ;
5) Peperangan pada negara yang menjadi lokasi pekerjaan;
6) Kondisi-kondisi lain yang mempengaruhi terjadinya keadaan kahar;
d. Semua risiko kerugian biaya yang diderita oleh masing – masing PIHAK
sebagai akibat terjadinya peristiwa Keadaan kahar tetap menjadi
tanggung jawab masing – masing PIHAK yang mengalami kerugian.
e. Para Pihak dapat melakukan perpanjangan jangka waktu pelaksanaan
SPK jika terjadi Keadaan kahar yang dituangkan dalam addendum SPK.
f. Perpanjangan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan sebagaimana
dimaksud huruf e dapat dilakukan selama jangka waktu SPK belum
berakhir.