Anda di halaman 1dari 19

SURAT PERINTAH KERJA

NOMOR : SPK / 9 / 082023


TANGGAL : 1 Agustus 2023

Yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : Budi Wahyudi


Jabatan : Kepala Kantor Cabang
Alamat : Jalan RTA Milono KM 3,5 Palangka Raya
Dalam jabatannya tersebut di atas bertindak untuk dan atas nama
BPJS Ketenagakerjaan selaku PEMBERI KERJA.

Dengan ini memberikan perintah melaksanakan pekerjaan kepada PENYEDIA :

Nama : Heru Goestomo. ST


Jabatan : Direktur
Perusahaan : CV Al Baari Jaya Utama
Alamat : Jl. Manjuhan VI no 8 Palangka Raya
PEMBERI KERJA dan PENYEDIA menyatakan bahwa orang yang menandatangani
Surat Perintah Kerja ini untuk kepentingan masing-masing adalah secara jelas
berwenang untuk menandatanganinya dan mengikat kedua belah pihak sesuai dengan
ketentuannya.

I. MACAM / JENIS PEKERJAAN :


Pengadaan Kontraktor Pelaksana Implementasi New SBP Ruang Layanan BPJS
Ketenagakerjaan Palangka Raya melalui e-procurement Nomor 202307.R03.00004
selanjutnya disebut Pekerjaan.

II. DASAR PELAKSANAAN PEKERJAAN :


1. Yang menjadi dasar dan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah :
a. Rencana Kerja dan Syarat – Syarat Pengadaan Nomor Pengadaan :
202307.R03.00004 tentang Pengadaan Ruang Pelayanan New SBP Kantor
Cabang Palangka Raya
b. Berita Acara Aanwijzing nomor : BA/22/072023 Tanggal 27 Juli 2023
c. Dokumen penawaran PENYEDIA nomor : 35/CV.AJU/PLK/VII/2023
d. Negosiasi melalui eprocurement nomor : 202307.R03.00004 Dokumen
hasil negosiasi PENYEDIA nomor : 36/CV.AJU/PLK/VII/2023
e. Surat Penunjukan Pemenang Nomor : B/7016/072023

2. Dasar pelaksanaan ini merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari
Surat Perintah Kerja ini dan dalam hal terdapat ketidaksesuaian antara
ketentuan-ketentuan dalam SPK ini dengan ketentuan-ketentuan dalam
dokumen dasar pelaksanaan Pekerjaan tersebut di atas, maka kedua belah
pihak sepakat bahwa yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam SPK ini.

III. RUANG LINGKUP PEKERJAAN :

1. Rincian Pekerjaan :
NO PEKERJAAN JUMLAH HARGA (Rp) TKDN JUMLAH NILAI KDN (Rp)

A. PEKERJAAN FISIK INTERIOR

A.1 PEKERJAAN PERSIAPAN DAN PEMBONGKARAN Rp 27,301,000.89 100.00% Rp 27,301,000.89

A.2 PEKERJAAN INTERIOR Rp 152,731,364.97 99.19% Rp 151,501,226.24

A.3 PEKERJAAN PENUTUP LANTAI DAN DINDING Rp 58,932,600.00 85.94% Rp 50,649,326.83

A.4 PEKERJAAN PLAFOND Rp 34,032,835.72 92.37% Rp 31,434,696.73

A.5 PEKERJAAN PENGECATAN Rp 20,595,109.76 60.73% Rp 12,508,233.39

A.6 PEKERJAAN PINTU Rp 14,310,600.00 100.00% Rp 14,310,600.00

A.7 PEKERJAAN ELEKTRIKAL Rp 43,447,840.02 100.00% Rp 43,447,840.02


TOTAL PEKERJAAN FISIK Rp 351,351,351.35 94.25% Rp 331,152,924.10
PPN 11% Rp 38,648,648.65

TOTAL + PPN Rp 390,000,000.00

PEMBULATAN Rp 390,000,000.00

I . PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pembersihan Lokasi
Tahap Pertama yang dilakukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah
membersihkan areal pekerjaan sesuai dengan volume yang ada dengan cara
membersihkan tanaman semak belukar yang ada disekitar lokasi agar dalam
pelaksanaan pekerjaan nantinya tidak ada kendala.

2. Pembongkaran
Pekerjaan pembongkaran dapat dilakukan bila mana gambar dan pekerjaan
sudah siaap dilaksanakan sesuai dengan acuan dan bestek yang berlaku. Pekerjaan
dilakukan pembongkaran agar dapat di pasangnya material yang baru sesuai
rencana. Selanjutnya dilakukan penyisihan material yang sudah terbongkar agar
semua sisa-sisa dari bongkaran material tidak mengganggu pekerjaan selanjutnya.
Dalam pekerjaan bongkaran harus mengacu pada gambar bestek. Pembongkaran
ini meliputi :
- Pembersihan Akhir
- Pemindahan Awal dan Akhir Furniture dan Alat Kerja
- Pembongkaran Listrik dan CCTV + Pemasangan Kembali CCTV
- Pembongkaran AC dan Pemasangan Kembali
- Pembongkaran TV dan Pemasangan Kembali
- Pembongkaran Plafond Gypsum Rangka Baja Ringan
- Pembongkaran Kusen dan Pintu
- Pembongkaran Keramik
- Pembongkaran Dinding Partisi

II . PEKERJAAN INTERIOR DAN PENGADAAN FURNITURE


A. Adapun lingkup pekerjaan pemasangan partisi ini adalah:
1. Pemasangan Partisi Gypsum Board 12 mm, 1 muka, rangka metal hollow, P1
2. Pemasangan Partisi Gypsum Board 12 mm, 2 muka, rangka metal stud & metal
runner + insulation, P2B
3. Pemasangan Partisi Gypsum & Plywood Board 12 mm, 2 muka, rangka metal
stud & metal runner + insulation, P4

B. Adapun lingkup pekerjaan pemasangan kaca adalah:

1. Pemasangan Kaca 12 mm tempereed H Aluminium channel + Stiker Sandblast,


P3

2. Adapun lingkup pekerjaan interior adalah:


a) Logo BPJS Ketenagakerjaan Uk. 40x52 cm, Akrilik Fin Cat Duco + Led Hidden
Lamp
b) Huruf Timbul BPJS Ketenagakerjaan, Akrilik Fin, Cat Duco
c) Poster Uk. 95x55 cm, plywood Fin. Cat Duco
d) Frontliner Name Uk. 5x20 cm, Aluminium Crome, Font & Logo Stiker Vynil Fin.
Laser Cutting
e) Nomor Meja Tinggi 15 cm, Frame Font Metal, Akrilik Menyala
f) Pemasangan Roller Blind uk. 80x290 cm, type Solar Screen Openess 5%

III . PEKERJAAN PENUTUP LANTAI DAN DINDING


A. Adapun lingkup pekerjaan ini adalah:
1. Pemasangan Homogenous Tile HT Uk. 60x60 Polished Ex. Roman dRhodes
Perla
2. Pemasangan Homogenous Tile HT Uk. 15x90 Polished Ex. Roman dTanimbar
Baige
3. Pemasangan List Inlay Stainless Steel

IV . PEKERJAAN PLAFOND
A. Adapun lingkup pekerjaan ini adalah:
1. Pemasangan Rangka Plafond Baja Ringan (Zincalume), Modul 60x60 cm
2. Pemasangan Langit-langit Plafond Gypsum, Tebal 9 m
V . PEKERJAAN PENGECATAN
A. Adapun lingkup pekerjaan ini adalah:
1. Pekerjaan Pengecatan Plafond Interior
2. Pekerjaan Pengecatan Dinding Partisi Gypsum dan tembok Interior

VI . PEKERJAAN PINTU DAN KACA


A. Adapun lingkup pekerjaan ini adalah:
1. Pemasangan Pintu Solid Panel Uk. 95x285 cm Plywood Lapis HPL+Kusen
kayu Lengkap Aksesoris, D2B
2. Pemasangan Pintu Solid Panel Uk. 95x285 cm Plywood Lapis HPL+Kusen
kayu Lengkap Aksesoris, D3A

VII . PEKERJAAN ELEKTRIKAL


A. Adapun lingkup pekerjaan ini adalah:
1. Instalasi Stok Kontak
2. Instalasi Titik Lampu
3. Pasang Saklar Tunggal
4. Pasang Saklar seri
5. Pasang Stop Kontak
6. Pasang Lampu Downlight LED PDF2 15 Watt, 1300 lm, 4000k ex. Philips
7. Pasang LED Strip, 10 W/m, 1000 lm/m, 4000k
8. Kabel NYM 2x2,5 mm2 untuk Instalasi Penerangan Lengkap Jasa
Pemasangannya
9. Kabel NYM 3x2,5 mm2 untuk Instalasi Stop Kontak Lengkap Jasa
Pemasangannya

Note :
Selama masa pemeliharaan Kontraktor Pelaksana berkewajiban untuk mengganti
material yang tidak berfungsi dengan baik dan bertanggung jawab atas semua
kekurangan dari item pekerja yang telah dikerjakan.
2. Tenaga Ahli
Lingkup Posisi Uraian
Nama Personil
Keahlian Pekerjaan

- Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan terkait K3.


- Mengkaji dokumen kontrak dan metode kerja yang memenuhi prinsip K3.
- Merencanakan dan menyusun program K3 perusahaan.
- Membuat prosedur serta instruksi kerja untuk Menerapkan K3.
Dewi Sri Krisna Kusumawati SMU/Sederajat Petugas K3 - Melakukan sosialisasi, penerapan, serta pengawasan terhadap pelaksanaan program, prosedur,
dan instruksi kerja.
- Mengevaluasi dan menyusun laporan penerapan SMK3 serta pedoman teknisnya.
- Mengusulkan perbaikan metode kerja berbasis K3 jika diperlukan.
- Melakukan penanganan pada kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, serta keadaan darurat.

- Mempelajari dan memahami gambar kerja dan spesifikasi teknis yang antara lain adalah
memahami menterjemahkan gambar.
- Membuat kantor dan bedeng kerja serta pagar pengaman proyek yang antara lain adalah
membuat rencana kantor bedeng pekerja dan fasilitasnya gudang, workshop peralatan serta pagar
pengaman.
- Menghitung kuantitas pekerjaan, kebutuhan peralatan dan jumlah material yang diperlukan untuk
proyek yang antara lain adalah menghitung kuantitas pekerjaan lapangan berdasarkan gambar kerja
dan spesifikasi teknis.
Pelaksana Pekerjaan - Membuat program kerja harian dan mingguan yang antara lain adalah menyusun jadwal (schedule(
Jullio Andre, S.Ars S1 - Teknik Arsitektur
Gedung penggunaan bahan.
- Mengadakan bimbingan teknis pada mitra kerja yang antara lain adalah menyiapkan materi
bimbingan teknis sesuai dengan lingkup pekerjaan.
- Melaksanakan dan mengawasi pekerjaan gedung berdasarkan spesifikasi teknis, metode kerja,
instruksi kerja dan gambar kerja. Yang antara lain adalah menguasai metode kerja pelaksanaan dan
gambar kerja (shop drawing).
- Membuat laporan harian dan mingguan pelaksanaan pekerjaan yang antara lain adalah membuat
laporan harian dan mingguan penggunaan bahan, alat dan tenaga kerja.

- Bertugas untuk meng-input dan merapikan data


- Melakukan perekapan data beserta buktinya (dapat dilakukan dalam bentuk dokumentasi)
- Menjaga dan memelihara inventaris kantor
- Memastikan kembali biaya operasional dan membuat rekapannya
B. Vivi Suryani S1 - Sosial Administrator
- Membuat format dan isi surat jalan
- Membuat dan merekap data absensi, berikut data lembur karyawan
- Membuat laporan berkala (mingguan, bulanan atau periode tertentu)
- Merapikan dan membuat salinan dokumen

3. Akhir pelaksanaan pekerjaan:

Semua hasil pekerjaan Kontraktor Pelaksana harus berdasarkan:


1. Implementasi fisik New SBP sesuai kontrak.
2. Gambar kerja dan as built.
3. RAB
4. Laporan Progres penyelesaian pekerjaan

5. Jaminan Hasil :

PENYEDIA memberikan jaminan terhadap hasil pekerjaan dalam bentuk


pertanggungjawaban hasil pekerjaan ketika masa pelaksanaan pekerjaan sampai
dengan masa pemeliharaan diselesaikan nantinya.

IV. JANGKA WAKTU SPK :


1. Jangka waktu berlakunya SPK ini terhitung sejak tanggal SPK ini
ditandatangani sampai dengan diselesaikannya seluruh hak dan kewajiban
Para pihak.
2. Jangka pelaksanaan pekerjaan selama 45 hari Kalender terhitung sejak tanggal
1 Agustus 2023 sampai dengan tanggal 14 September 2023.
3. Jangka waktu Pemeliharaan adalah 90 (sembilan puluh) hari kalender terhitung
sejak tanggal Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Tahap Pertama (BASTP I).

V. BIAYA PEKERJAAN :
1. Biaya pekerjaan ini menggunakan harga lumsum.
2. Biaya pekerjaan sebesar Rp. 390.000.00,- (tiga ratus sembilan puluh juta
rupiah) termasuk Ppn 11 %.
VI. PROGRAM JASA KONSTRUKSI:

PENYEDIA wajib mengikutsertakan pekerjaan ini ke dalam program jasa


konstruksi yang didapat dari pendaftaran program jasa konstruksi di Kantor BPJS
Ketenagakerjaan.

VII. TATA CARA PEMBAYARAN :

1. Penagihan Pembayaran diajukan kepada PEMBERI KERJA.


2. Pembayaran dilakukan 2 tahap dengan rincian :
a. Tahap I dibayarkan sebesar 95 % dari biaya pekerjaan setelah PENYEDIA
menyelesaikan progress pekerjaan 100%, yang dibuktikan dengan Berita
Acara Serah Terima Pekerjaan I (BASTP I) yang ditandatangani
PENYEDIA dan Pengawas Pekerjaan.
b. Tahap II dibayarkan sebesar 5% dari biaya pekerjaan setelah masa
pemeliharaan selesai, yang dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima
Pekerjaan II (BASTP II) yang ditanda tangani PENYEDIA dan Pengawas
Pekerjaan.
3. Pembayaran atas biaya pekerjaan dilaksanakan paling lambat 14 (empat
belas) hari kerja setelah dokumen penagihan diterima lengkap dan benar oleh
Unit kerja yang menjalankan fungsi keuangan.

4. Dokumen penagihan sebagaimana dimaksud pada angka 3, terdiri dari :


 Surat Pengantar;
 Invoice tagihan ditanda tangani dan distempel perusahaan rangkap 2 (dua);
 Faktur pajak;
 Berita Acara Masing Masing Tahapan Pekerjaan;
 Copy Kuitansi Pembayaran Iuran BPJS Ketenagakerjaan bulan terakhir.
 Copy Pembayaran Iuran Jasa Konstruksi;
 Copy Ijin Usaha Jasa Konstruksi;
 Copy Surat Perintah Kerja.

VIII. PENUTUP :

1. Dengan ditandatangani Surat Perintah Kerja ini, maka PENYEDIA


menyatakan setuju untuk melaksanakan pekerjaan yang diberikan oleh
PEMBERI KERJA sesuai syarat dan ketentuan sebagaimana tercantum
dalam Lampiran SPK ini.

2. Surat Perintah Kerja ini dibuat dalam 3 (tiga) rangkap, 2 (dua) rangkap
diantaranya bermeterai cukup dan berlaku sebagai asli serta mempunyai
kekuatan hukum yang sama, masing – masing pihak mendapat 1 (satu)
rangkap sedangkan 1 (satu) rangkap lainnya sebagai copy untuk kepentingan
administrasi.
PENYEDIA PEMBERI KERJA
CV Al Baari Jaya Utama BPJS Ketenagakerjaan

Heru Goestomo Budi Wahyudi


Direktur Kepala

AN/AG/HK 01.02
LAMPIRAN
SYARAT DAN KETENTUAN
SURAT PERINTAH KERJA
NOMOR : SPK/9/082023

1. Lingkup Pekerjaan :
PENYEDIA yang ditunjuk berkewajiban untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai
ruang lingkup dan selama jangka waktu yang ditentukan dalam SPK ini.

2. Hukum Yang Berlaku :


Keabsahan, interpretasi, dan pelaksanaan SPK ini didasarkan kepada hukum
Republik Indonesia.

3. Biaya Pekerjaan :
a. Biaya pekerjaan dalam SPK ini merupakan biaya atas keseluruhan kuantitas
yang diperhitungkan dalam Bill Of Quantity.
b. Jika penyedia lalai untuk mencantumkan biaya atas suatu pekerjaan yang
telah tercantum dalam Bill Of Quantity, maka pekerjaan tersebut dianggap
telah diperhitungkan dan termasuk dalam biaya pekerjaan sebagaimana
tercantum dalam SPK ini.

4. Perpajakan :
PENYEDIA berkewajiban untuk membayar semua pajak, bea, retribusi, dan
pungutan lain yang sah yang dibebankan oleh hukum yang berlaku atas
pelaksanaan SPK. Semua pengeluaran perpajakan ini dianggap telah termasuk
dalam Biaya Pekerjaan.

5. Pengalihan Dan/Atau Subkontrak :


a. PENYEDIA dilarang untuk mensubkontrakkan pekerjaan, kecuali:
1) kepada bagian pekerjaan tertentu yang telah diizinkan dalam dokumen
pengadaan atau;
2) atas persetujuan Pengawas Pekerjaan dalam Perjanjian ini dengan
memperhatikan spesifikasi dan mutu pekerjaan.
b. PENYEDIA bertanggung jawab atas bagian pekerjaan yang disubkontrak.
c. PENYEDIA dilarang mengalihkan keseluruhan pekerjaan kepada pihak lain.
d. Pengalihan seluruh pekerjaan hanya diperbolehkan dalam hal pergantian
nama PENYEDIA, baik sebagai akibat peleburan (merger), konsolidasi,
pemisahan atau akibat lainnya.
e. Dalam hal pengalihan seluruh pekerjaan sebagaimana dimaksud ayat (4),
maka akan diterbitkan Perjanjian baru untuk melanjutkan sisa pekerjaan
yang belum diselesaikan.
f. Pelanggaran atas pengalihan pekerjaan sebagaimana dimaksud huruf c
dikenakan sanksi sesuai ketentuan angka 20.
6. Jaminan :
a. Apabila dipersyaratkan, PENYEDIA wajib menyerahkan Jaminan
Pelaksanaan, Jaminan Uang Muka dan Jaminan Pemeliharaan yang
dikeluarkan oleh bank atau asuransi yang memiliki program surety bond
dan diakui oleh lembaga keuangan pemerintah RI dengan sifat atau syarat
“unconditional bond” (pencairan tanpa syarat) yang ditujukan kepada
PEMBERI KERJA.
b. Jaminan Pelaksanaan dan Jaminan Uang Muka berlaku selama jangka
waktu pelaksanaan ditambah 60 hari kalender.
c. Jaminan Pemeliharaan berlaku selama jangka waktu pemeliharaan
ditambah 10 hari kalender.
d. PENYEDIA wajib mempertahankan berlakunya jaminan selama pekerjaan
masih berlangsung atau dilakukan perubahan jangka waktu pelaksanaan.
e. Apabila PENYEDIA mengundurkan diri atau terjadi Pengakhiran SPK
sepihak karena kesalahan PENYEDIA setelah menandatangani SPK ini,
maka Jaminan Pelaksanaan dan/atau Jaminan Uang Muka menjadi milik
PEMBERI KERJA.
f. Apabila PENYEDIA tidak memperbaiki kerusakan hasil pekerjaan dalam
jangka waktu pemeliharaan maka Jaminan Pemeliharaan dicairkan oleh
PEMBERI KERJA.
g. Jaminan Pelaksanaan dan Jaminan Uang Muka akan dikembalikan
kepada PENYEDIA setelah pelaksanaan pekerjaan selesai sebesar 100%
(seratus persen) yang dinyatakan dalam Berita Acara yang ditandatangani
oleh PENYEDIA dan Pengawas pekerjaan.
h. Jaminan Pemeliharaan akan dikembalikan kepada PENYEDIA setelah
jangka waktu pemeliharaan selesai dinyatakan dalam Berita Acara yang
ditandatangani oleh PENYEDIA dan Pengawas pekerjaan

7. Jadwal
a. SPK ini berlaku efektif pada tanggal SPK.
b. PENYEDIA harus menyelesaikan pekerjaan sesuai Jangka waktu SPK.
c. Apabila PENYEDIA berpendapat tidak dapat menyelesaikan pekerjaan
sesuai jadwal karena keadaan diluar pengendaliannya dan PENYEDIA telah
melaporkan kejadian tersebut kepada Pengawas Pekerjaan, maka PEMBERI
KERJA atas usulan dan persetujuan Pengawas Pekerjaan dapat melakukan
penjadwalan kembali pelaksanaan tugas PENYEDIA dengan addendum
SPK.

8. Personil/Tenaga Ahli :
a. Apabila dipersyaratkan, PENYEDIA wajib menyediakan personil/tenaga
ahli sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan.
b. Dalam hal PENYEDIA akan melakukan penggantian personil/tenaga ahli,
maka sebelum dilakukan penggantian personil/tenaga ahli, PENYEDIA
wajib meminta persetujuan secara tertulis kepada Pengawas Pekerjaan.
c. Pengawas Pekerjaan berhak menolak atau menyetujui atas usulan
personil/tenaga ahli yang diajukan oleh PENYEDIA.

9. Perlindungan Tenaga Kerja :


a. PENYEDIA dan sub penyedia (jika ada) berkewajiban atas biaya sendiri
untuk mengikutsertakan personelnya pada program jaminan sosial tenaga
kerja (BPJS Ketenagakerjaan) serta melunasi kewajiban pembayarannya,
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan.
b. PENYEDIA berkewajiban untuk mematuhi dan memerintahkan
Personelnya untuk mematuhi ketentuan mengenai keselamatan kerja
sebagaimana diatur peraturan perundang-undangan. Pada waktu
pelaksanaan pekerjaan, PENYEDIA beserta personilnya dianggap telah
membaca dan memahami peraturan keselamatan kerja.
c. Penyedia berkewajiban untuk menyediakan kepada setiap personilnya
(termasuk pesonil sub penyedia jika ada) perlengkapan keselamatan kerja
yang sesuai dan memadai
d. Besarnya Perlindungan bagi penyedia sebagai huruf a, sudah
diperhitungkan dalam penawaran dan termasuk dalam biaya kontrak.

10. Kerahasiaan:
a. Isi dari Surat Perintah Kerja berikut seluruh informasi dan/atau
keterangan data yang diperoleh atau diketahui dari PEMBERI KERJA
kepada PENYEDIA atau sebaliknya sebagai pelaksanaan dari Surat
Perintah Kerja ini baik yang diberikan atau disampaikan secara lisan,
tertulis, grafik atau yang disampaikan melalui media elektronik atau
informasi dalam bentuk lainnya selama berlangsungnya pembicaraan
atau selama pelaksanaan pekerjaan berdasarkan Surat Perintah Kerja ini
(“Informasi Rahasia”) adalah bersifat rahasia.
b. PENYEDIA setuju dan mengikat diri bahwa seluruh informasi
sebagaimana dimaksud huruf a, PENYEDIA, karyawan, manajemen dan
pihak afiliasinya wajib untuk menjaga kerahasiaannya dan dilarang untuk
memberikannya baik sebagian atau seluruhnya kepada pihak lain
manapun dengan cara apapun tanpa persetujuan tertulis PEMBERI
KERJA.
c. Kewajiban untuk menyimpan Informasi Rahasia sebagaimana dimaksud
dalam Huruf a dan b tersebut di atas menjadi tidak berlaku, apabila :
1) Telah disetujui secara tertulis oleh PEMBERI KERJA;
2) Informasi tersebut menjadi atau tersedia untuk masyarakat umum ;
dan/atau
3) Informasi tersebut diperintahkan dibuka untuk memenuhi perintah
pengadilan atau badan pemerintahan lain yang berwenang sesuai
ketentuan / peraturan yang berlaku.
d. Apabila terbukti PENYEDIA, karyawan, manajemen dan/atau pihak
afiliasinya melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam huruf b,
maka PENYEDIA bersedia bertanggungjawab terhadap kerugian yang
ditimbulkan dan diderita oleh PEMBERI KERJA, maka dalam hal ini
PENYEDIA akan dikenakan sanksi sesuai Angka 20.
e. Ketentuan kerahasiaan tetap berlaku walaupun Surat Perintah Kerja ini
telah berakhir.

11. Pengawas Dan Pemeriksaan Pekerjaan :


a. Kantor cabang Ketapang Selaku sebagai Pengawas Pekerjaan yang
berwenang dan wajib melakukan pengawasan, pemeriksaan dan
menerima hasil pekerjaan terhadap pelaksanaan pekerjaan yang
dilaksanakan oleh PENYEDIA.
b. Apabila diperlukan, pengawas pekerjaan dapat dibantu oleh Konsultan
yang ditunjuk untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas semua
pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh PENYEDIA.

12. Serah Terima Pekerjaan :


a. Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus persen) atau sesuai tahapan
pembayaran, PENYEDIA mengajukan kepada Pengawas Pekerjaan untuk
penyerahan hasil pekerjaan sebagaimana diatur dalam ruang lingkup
pekerjaan.
b. Pengawas Pekerjaan melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan yang
telah diselesaikan oleh PENYEDIA sesuai dengan ketentuan SPK.
c. Penyerahan hasil pekerjaan yang telah sesuai dengan ketentuan SPK,
dituangkan dalam Berita Acara yang ditandatangani oleh Pengawas
Pekerjaan dan PENYEDIA.
d. Apabila terdapat kekurangan-kekurangan dan/atau cacat hasil pekerjaan,
PENYEDIA wajib memperbaiki dan/atau menyelesaikannya, atas perintah
Pengawas Pekerjaan dan Berita Acara belum dapat ditandatangani
sampai dengan diselesaikannya kekurangan – kekurangan dan/atau cacat
hasil pekerjaan tersebut.
e. Apabila dipersyaratkan jangka waktu pemeliharaan maka :
1) setelah jangka waktu pemeliharaan selesai PENYEDIA mengajukan
kepada Pengawas Pekerjaan untuk penyerahan hasil akhir pekerjaan.
2) Pengawas Pekerjaan menerima penyerahan akhir pekerjaan setelah
PENYEDIA melaksanakan semua kewajibannya selama masa
pemeliharaan dengan baik yang dituangkan dalam Berita Acara yang
ditandatangani oleh Pengawas Pekerjaan dan PENYEDIA.
3) Apabila PENYEDIA tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan
sebagaimana mestinya, maka pengawas pekerjaan berhak
menggunakan uang retensi atau meminta pemberi kerja mencairkan
jaminan pemeliharaan, untuk membiayai perbaikan.

13. Penundaan Pembayaran :


pemberi kerja berhak menunda pelaksanaan pembayaran yang menjadi hak
PENYEDIA apabila PENYEDIA belum memenuhi dokumen penagihan secara
lengkap dan benar.

14. Perubahan SPK :


a. SPK hanya dapat dilakukan perubahan melalui adendum SPK.
b. Dalam hal terdapat perbedaan antara kondisi lapangan pada saat
pelaksanaan dengan gambar dan/atau spesifikasi teknis atau ketentuan
lain yang ditentukan dalam SPK, PEMBERI KERJA dan PENYEDIA dapat
melakukan perubahan SPK, yang meliputi:
1) Menambah atau mengurangi volume yang tercantum dalam SPK;
2) Menambah dan/atau mengurangi jenis kegiatan;
3) Mengubah spesifikasi teknis sesuai dengan kondisi lapangan;
4) Mengubah jangka waktu SPK; dan/ atau
5) Penyesuaian Klausula Kontrak
c. Untuk pekerjaan berkelanjutan, maka SPK dapat di addendum selama
proses pengadaan belum selesai.
d. Perubahan SPK dapat dilakukan dalam jangka waktu pelaksanaan.
e. Perubahan SPK yang menyebabkan penambahan biaya pekerjaan terlebih
dahulu dilakukan negosiasi.

15. Peristiwa Kompensasi :


a. PEMBERI KERJA dapat memberikan kompensasi berupa penambahan
jangka waktu SPK kepada PENYEDIA dalam hal terjadi peristiwa
kompensasi di luar kuasa dari PENYEDIA sebagai berikut:
1) Pengawas Pekerjaan mengubah jadwal yang dapat mempengaruhi
pelaksanaan pekerjaan;
2) keterlambatan pembayaran kepada PENYEDIA, sesuai SLA yang
berlaku pada kontrak;
3) Pengawas Pekerjaan tidak memberikan gambar-gambar, spesifikasi
dan/atau instruksi sesuai jadwal yang ditentukan dalam kontrak (jika
ada);
4) PENYEDIA belum bisa masuk ke lokasi pekerjaan sesuai jadwal (jika
ada);
5) Pengawas Pekerjaan menginstruksikan kepada pihak PENYEDIA
untuk melakukan pengujian tambahan selain yang dipersyaratkan, dan
setelah dilaksanakan pengujian ternyata tidak ditemukan kerusakan/
kegagalan/ penyimpangan;
6) Pengawas Pekerjaan memerintahkan penundaan pelaksanaan
pekerjaan; atau
7) Pengawas Pekerjaan memerintahkan untuk mengatasi kondisi
tertentu yang tidak dapat diduga sebelumnya dan disebabkan oleh
Pihak Pengawas Pekerjaan.
8) Ketentuan lain yang disepakati dalam dokumen pengadaan.
b. Jika terjadi Peristiwa Kompensasi sehingga penyelesaian pekerjaan akan
melebihi jangka waktu pelaksanaan maka PENYEDIA berhak untuk
mengajukan perpanjangan jangka waktu pelaksanaan sesuai dengan
jangka waktu yang hilang atas terjadinya peristiwa kompensasi dengan
melampirkan dokumen pendukung.
c. Pengajuan perpanjangan jangka waktu pelaksanaan diajukan kepada
Pengawas Pekerjaan sebelum jangka waktu pelaksanaan berakhir.
d. Pengawas Pekerjaan dapat menyetujui perpanjangan waktu pelaksanaan
setelah melakukan verifikasi terhadap usulan tertulis yang diajukan oleh
PENYEDIA.
e. Pengawas pekerjaan berhak untuk mengajukan perpanjangan jangka
waktu pelaksanaan kepada PEMBERI KERJA sesuai dengan jangka
waktu yang hilang atas terjadinya peristiwa kompensasi dengan
melampirkan dokumen pendukung.
f. Perpanjangan jangka waktu pelaksanaan dilakukan melalui addendum
SPK.

16. Pertentangan Kepentingan:


a. Pihak PEMBERI KERJA dan pihak PENYEDIA yang melakukan
penandatangan surat perintah kerja ini adalah bukan:
1) anggota direksi atau anggota dewan komisaris pihak lainnya;
2) karyawan / wati pihak lainnya;
3) saudara, suami, istri, ipar dari karyawan/wati dan/atau direktur dan/atau
dewan komisaris pihak lainnya; atau
4) keadaan lain yang dapat menimbulkan pertentangan kepentingan.
b. ketentuan sebagaimana dimaksud dalam huruf a tidak berlaku untuk
perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki oleh pemberi kerja.
c. jika dikemudian hari diketahui PENYEDIA/PEMBERI KERJA memiliki
pertentangan kepentingan, maka PENYEDIA/PEMBERI KERJA diwajibkan
untuk mengungkapkan kepada pihak lainnya.
d. Dalam hal terjadi sebagaimana huruf c, maka PEMBERI KERJA atau
PENYEDIA dapat menghendaki pengakhiran SPK ini.

17. Larangan Pemberian Hadiah Dan Komisi:


a. PENYEDIA dilarang menawarkan/memberi/setuju untuk memberi hadiah,
komisi, rabat atau bentuk-bentuk lainnya kepada :
1) Anggota Direksi atau Dewan Pengawas PEMBERI KERJA;
2) Karyawan /Karyawati PEMBERI KERJA.
3) Anak, istri, saudara dari Anggota Direksi/Dewan Pengawas/karyawan/
karyawati PEMBERI KERJA.
b. PEMBERI KERJA dilarang meminta atau menerima atau setuju untuk
menerima hadiah, komisi, rabat atau bentuk-bentuk lainnya dari:
1) Anggota Direksi atau Dewan Pengawas PENYEDIA;
2) Karyawan /Karyawati PENYEDIA.
3) Anak, istri, saudara dari Anggota Direksi/Dewan Komisaris/karyawan/
karyawati PENYEDIA.
c. Pelanggaran terhadap ketentuan tersebut diatas dapat mengakibatkan
KEDUA PIHAK dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan PENYEDIA akan dikenakan sanksi
sesuai Angka 20.

18. Korespodensi :
a. Seluruh pemberitahuan atau komunikasi lainnya berkenaan dengan SPK
ini harus dilakukan secara tertulis dan dikirimkan melalui surat yang
dikirimkan secara langsung (jasa kurir / diserahkan langsung) atau (email)
dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Diserahkan langsung maka dianggap telah diterima sesuai tanggal pada
bukti/ tanda terima;
2) Dikirim melalui jasa pengiriman maka dianggap telah diterima sejak
tanggal penerimaan pada resi / komfirmasi pihak penerima; atau
3) Dianggap telah diterima pada hari kedua email terkirim.

b. Ditujukan kepada masing-masing PIHAK dengan alamat sebagaimana


yang tersebut di bawah ini:
PEMBERI KERJA
BPJS Ketenagakerjaan
Jl. RTA Milono KM 3,5
Kontak : Kantor Cabang
Telp : 0536 3235849
Email : kacab.palangkaraya@bpjsketenagakerjaan.go.id

PENYEDIA
CV Al Baari Jaya Utama
Jl. Manjuhan Palangka Raya

c. Pengiriman surat sebagaimana dimaksud dalam huruf a harus dapat


dibuktikan bahwa pengiriman telah dilakukan sebagaimana mestinya.
d. Dalam hal terjadi perubahan alamat tersebut di atas atau alamat terakhir
yang tercatat pada masing-masing PIHAK, maka perubahan tersebut
harus diberitahukan secara tertulis kepada PIHAK lain dalam SPK ini
selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja sebelum perubahan alamat yang
dimaksud. Jika perubahan alamat tersebut tidak diberitahukan, maka surat
menyurat atau pemberitahuan-pemberitahuan berdasarkan SPK ini
dianggap telah diberikan sebagaimana mestinya dengan dikirimkannya
surat atau pemberitahuan-pemberitahuan tersebut sesuai ketentuan Huruf
a.

19. Pengakhiran Surat Perintah Kerja :


a. Surat Perintah kerja ini berakhir karena :
1) Jangka waktu Surat Perintah Kerja berakhir;
2) Dikehendaki oleh salah satu PIHAK ; atau
3) Pengakhiran sepihak oleh PEMBERI KERJA
b. Berakhirnya Perjanjian karena jangka waktu Perjanjian berakhir sebagaimana
dimaksud pada huruf a poin 1) terjadi apabila pekerjaan telah selesai dan hak
dan kewajiban para pihak yang terdapat dalam Surat Perintah Kerja sudah
terpenuhi.
c. Terhadap pengakhiran Surat Perintah Kerja yang dikehendaki oleh salah satu
pihak sebagaimana dimaksud pada huruf a poin 2), berlaku ketentuan
sebagai berikut:
1) Pihak yang menginginkan pengakhiran wajib mengajukan permohonan
secara tertulis kepada pihak lainnya sekurang–kurangnya 30 (tiga
puluh) hari kerja sebelum tanggal pengakhiran dikehendaki;
2) Pihak lain yang menerima permintaan pengakhiran perjanjian wajib
memberikan jawaban terhadap pengajuan selambat-lambatnya 7
(tujuh) hari kerja sejak pengajuan tertulis diterima;
3) Dalam hal pihak yang menerima permintaan pengakhiran tidak
memberikan jawaban dalam waktu sebagaimana dimaksud dalam poin
2), permintaan pengakhiran dianggap disetujui.
d. Pengakhiran sepihak oleh PEMBERI KERJA dilakukan atas kehendak
PEMBERI KERJA dalam hal :
1) PENYEDIA wanprestasi selama jangka waktu Surat Perintah Kerja
dan telah mendapat Surat Peringatan sebanyak 3 (tiga) kali dari
Pengawas Pekerjaan;
2) Berdasarkan rekomendasi Pengawas Pekerjaan diyakini bahwa
PENYEDIA tidak akan mampu menyelesaikan keseluruhan pekerjaan
walaupun diberikan kesempatan sampai dengan 90 (sembilan puluh)
hari kalender sejak berakhirnya jangka waktu pelaksanaan pekerjaan;
3) Setelah diberikan kesempatan menyelesaikan Pekerjaan sampai
dengan 90 (sembilan puluh) hari kalender sejak berakhirnya jangka
waktu pelaksanaan pekerjaan, PENYEDIA tidak dapat menyelesaikan
pekerjaan;
4) PENYEDIA menghentikan atau tidak melaksanakan pekerjaan selama
15 hari berturut-turut dan penghentian ini tanpa persetujuan Pengawas
Pekerjaan;
5) PENYEDIA terbukti melakukan korupsi, kolusi, dan nepotisme,
kecurangan dan/atau pemalsuan dalam proses pengadaan yang
diputuskan oleh instansi yang berwenang;
6) PENYEDIA terbukti melakukan pelanggaran ketentuan kerahasiaan.
7) PENYEDIA terbukti melakukan pelanggaran atas ketentuan Larangan
pemberian hadiah dan komisi.
8) PENYEDIA berada dalam keadaan pailit berdasarkan keputusan
pengadilan;
9) PENYEDIA terbukti dikenakan Sanksi Daftar Hitam BPJS
Ketenagakerjaan sebelum penandatanganan Surat Perintah Kerja;
dan/atau
10) PENYEDIA terbukti melakukan pengalihan keseluruhan pekerjaan
sebagaimana dimaksud dalam Angka 5 huruf C.
e. Pengakhiran sepihak oleh PEMBERI KERJA dilakukan oleh pejabat yang
menandatangani Surat Perintah Kerja setelah mendapatkan permintaan dari
Pengawas Pekerjaan dengan melampirkan dokumen pendukung.
f. Atas pengakhiran Surat Perintah Kerja secara sepihak sebagaimana
dimaksud pada huruf d maka PENYEDIA akan dikenakan denda dan sanksi
sebagaimana dimaksud dalam Angka 20.
g. Pengakhiran Perjanjian ini mengesampingkan ketentuan Pasal 1266 Kitab
Undang – Undang Hukum Perdata.

20. Sanksi-sanksi :
a. Perbuatan atau tindakan Penyedia yang dikenakan sanksi adalah
1. Perbuatan yang menyebabkan terjadinya pengakhiran sepihak oleh
PEMBERI KERJA sebagaimana dimaksud angka 19 huruf d;
2. Menyerahkan jaminan yang tidak dapat dicairkan;
3. Melakukan kesalahan dalam perhitungan volume hasil
Pekerjaan berdasarkan hasil audit;
4. Menyerahkan hasil pekerjaan yang kualitasnya tidak sesuai
dengan ketentuan perjanjian ini berdasarkan hasil audit;
5. Menyebabkan kegagalan bangunan (untuk pekerjaan konstruksi);
6. Terlambat menyelesaikan Pekerjaan.
7. Pelanggaran ketentuan pinalti (jika ada).
b. Perbuatan atau tindakan Penyedia sebagaimana huruf a, dikenakan sanksi
sebagai berikut :
1 ) Perbuatan sebagaimana dimaksud huruf a poin 1) dikenakan Sanksi:
a) Daftar hitam;
b) Denda keterlambatan sebesar lamanya waktu pemberian
kesempatan pada jangka waktu instalasi;
c) Jaminan Pelaksanaan dicairkan oleh PEMBERI KERJA atau
pembayaran atas sisa biaya Pekerjaan yang telah dilaksanakan
oleh PENYEDIA dipotong PEMBERI KERJA sebesar nilai Jaminan
Pelaksanaan (apabila ada);
d) PENYEDIA melunasi Uang muka atau jaminan uang muka dicairkan
menjadi milik PEMBERI KERJA (apabila ada); dan
e) Jaminan Pemeliharaan dicairkan oleh PEMBERI KERJA atau
Retensi tidak dibayarkan (apabila ada).
2 ) Perbuatan sebagaimana dimaksud huruf a poin 2) sampai dengan poin
5) dikenakan sanksi ganti kerugian sebesar nilai kerugian yang
ditimbulkan;
3 ) Perbuatan sebagaimana dimaksud huruf a poin 6) dikenakan sanksi
denda keterlambatan dengan besaran 1‰ (satu permil) perhari dari total
biaya pekerjaan (untuk kontrak lumsum) atau bagian biaya pekerjaan
yang belum diselesaikan (untuk kontrak satuan) dengan batas maksimal
9% (sembilan persen); atau
4 ) Perbuatan sebagaimana dimaksud huruf a poin 7) dikenakan sanksi
penalti sesuai ketentuan penalti dalam SPK ini.
c. Pembayaran Denda tidak mengurangi tanggung jawab kontraktual
PENYEDIA.
d. PEMBERI KERJA mengenakan denda atau penalti dengan memotong
langsung dari pembayaran biaya Pekerjaan.
21. Keadaan Kahar (Force Majeure) :
a. PARA PIHAK dapat menunda pelaksanaan kewajiban masing-masing
apabila terjadi hal-hal diluar kekuasaan manusia/ keadaan kahar dan harus
memberitahukan kepada PIHAK lainnya secara tertulis selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari kalender setelah terjadinya keadaan kahar disertai
bukti yang layak adanya keadaan kahar dan akibat-akibatnya terhadap
pelaksanaan kewajiban masing-masing kecuali bencana nasional yang
ditetapkan oleh Pemerintah.
b. Keterlambatan memberitahukan terjadinya keadaan kahar sebagaimana
dimaksud huruf a akan mengakibatkan hapusnya hak masing-masing
PIHAK untuk mengajukan alasan Keadaan kahar kecuali bencana nasional
yang ditetapkan oleh Pemerintah.
c. Hal-hal yang dapat digolongkan sebagai Keadaan kahar antara lain:
1) Bencana Alam/ Non Alam yang berlarut-larut pada lokasi pekerjaan
sehingga secara nyata menghambat pelaksanaan pekerjaan yang
dinyatakan pemerintah oleh pemerintah setempat ;
2) Kebakaran pada lokasi pekerjaan yang bukan disebabkan karena
kelalaian PENYEDIA atau pegawainya;
3) Huru-hara tindak terorisme yang secara nyata menggangu kegiatan
pekerjaan pada lokasi pekerjaan;
4) Peraturan Pemerintah atau Pemerintah daerah setempat yang secara
langsung dapat mempengaruhi kewajiban PARA PIHAK ;
5) Peperangan pada negara yang menjadi lokasi pekerjaan;
6) Kondisi-kondisi lain yang mempengaruhi terjadinya keadaan kahar;
d. Semua risiko kerugian biaya yang diderita oleh masing – masing PIHAK
sebagai akibat terjadinya peristiwa Keadaan kahar tetap menjadi
tanggung jawab masing – masing PIHAK yang mengalami kerugian.
e. Para Pihak dapat melakukan perpanjangan jangka waktu pelaksanaan
SPK jika terjadi Keadaan kahar yang dituangkan dalam addendum SPK.
f. Perpanjangan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan sebagaimana
dimaksud huruf e dapat dilakukan selama jangka waktu SPK belum
berakhir.

22. Penanggungan Dan Resiko :


a. PENYEDIA berkewajiban untuk melindungi, membebaskan, dan
menanggung tanpa batas PEMBERI KERJA terhadap semua bentuk
tuntutan, tanggung jawab, kewajiban, kehilangan, kerugian, denda,
gugatan atau tuntutan hukum, proses pemeriksaan hukum, dan biaya yang
dikenakan terhadap PEMBERI KERJA (kecuali kerugian yang mendasari
tuntutan tersebut disebabkan kesalahan atau kelalaian berat PEMBERI
KERJA) sehubungan dengan klaim yang timbul dari hal-hal berikut
terhitung sejak Tanggal SPK sampai dengan tanggal penandatanganan
berita acara Serah Terima Pekerjaan:
1) kehilangan atau kerusakan peralatan dan harta benda PENYEDIA dan
Personil PENYEDIA;
2) cidera tubuh, sakit atau kematian Personil PENYEDIA;
3) kehilangan atau kerusakan harta benda, dan cidera tubuh, sakit atau
kematian pihak ketiga;
b. Terhitung sejak tanggal SPK sampai dengan tanggal penandatanganan
berita acara Serah terima Pekerjaan, semua risiko kehilangan atau
kerusakan Hasil Pekerjaan ini, Bahan dan Perlengkapan merupakan risiko
PENYEDIA, kecuali kerugian atau kerusakan tersebut diakibatkan oleh
kesalahan atau kelalaian PEMBERI KERJA .
c. Pertanggungan asuransi yang dimiliki oleh PENYEDIA tidak membatasi
kewajiban penanggungan dalam syarat ini.
d. Kehilangan atau kerusakan terhadap Hasil Pekerjaan atau Bahan yang
menyatu dengan Hasil Pekerjaan selama Tanggal SPK dan batas akhir
Masa Pemeliharaan harus diganti atau diperbaiki oleh PENYEDIA atas
tanggungannya sendiri jika kehilangan atau kerusakan tersebut terjadi
akibat tindakan atau kelalaian PENYEDIA.

23. Penyelesaian Perselisihan Dan Hal – Hal Lainnya :


a. Bilamana terjadi perselisihan antara PEMBERI KERJA dengan
PENYEDIA yang bersumber dari Surat Perintah Kerja ini, akan
diselesaikan dengan cara musyawarah dan mupakat.
b. Dalam hal upaya musyawarah mupakat tidak mencapai kesepakatan maka
salah satu pihak dapat menunjuk instansi tertentu untuk melakukan
mediasi.
c. Apabila upaya penyelesaian secara musyawarah mupakat atau mediasi
tidak tercapai kata sepakat, maka kedua belah pihak setuju untuk
menyelesaikan perselisihan melalui Pengadilan Negeri Palangka Raya

24. Hal-Hal Lainnya:


a. Segala perubahan pada Surat Perintah Kerja ini dapat dituangkan ke dalam
suatu Adendum Surat Perintah Kerja yang dinyatakan secara tertulis,
disetujui, dan ditanda tangani para pihak yang merupakan satu kesatuan
yang tidak terpisahkan dari Surat Perintah Kerja ini.
b. Batas waktu pengajuan Adendum Surat Perintah Kerja tidak melewati
jangka waktu pelaksanaan (kecuali atas keadaan kahar atau khusus
pekerjaan konstruksi).
c. Surat Perintah Kerja ini dibuat dalam 2 (dua) rangkap, masing- masing
rangkap diantaranya bermaterai cukup dan berlaku sebagai asli serta
mempunyai kekuatan hukum yang sama. Masing-masing pihak mendapat 1
(satu) rangkap.

Anda mungkin juga menyukai