Anda di halaman 1dari 23

RKS DAN SPESIFIKASI TEKNIS

DINAS PENDIDIKAN , PEMUDA


DAN OLAHRAGA
KABUPATEN KAIMANA

Pembangunan Gedung
Pertemuan Dan UKS
SD Inpres 2 Kaimana
SPESIFIKASI TEKNIS
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

PEMBANGUNAN GEDUNG PERTEMUAN DAN UKS SD INPRES 2 KAIMANA


Keterangan :
Spesifikasi Teknis disusun oleh Konsultan Perencana berdasar jenis pekerjaan dengan ketentuan :

1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan digunakannya


produksi dalam negeri;
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional;
3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistic dan dapat dilaksanakan;
4. Jadwal waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan;
5. Mencantuman macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal yang diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan;
6. Mencantumkan syarat – syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan;
7. Mencantumkan syarat – syarat pengujian bahan dan hasil produk;
8. Mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan;
9. Mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.

A. UMUM

Kegiatan : Penginkatan Sarana dan Prasarana Dinas Pendidikan,Pemuda dan


Olahraga.
Pekerjaan : Pembangunan Gedung Pertemuan dan UKS SD Inpres 2 Kaimana
Lokasi Pekerjaan :Distrik Kaimana, Kabupaten Kaimana, Provinsi Papua Barat

1. Kontraktor harus melindungi Pemilik Pekerjaan dari tuntutan atas paten, lisensi, serta hak
cipta yang melekat pada barang, bahan dan jasa yang digunakan atau disediakan Kontraktor
untuk pelaksanaan Pekerjaan.
2. Apabila ada perbedaan antara standar yang disyaratkan dengan standar yang diajukan oleh
Kontraktor, Kontraktor harus menjelaskan secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan,
sekurang-kurangnya 28 hari sebelum Direksi Pekerjaan menetapkan setuju atau tidak.

Spesifikasi Teknis | 1
3. Dalam hal direksi pekerjaan menetapkan bahwa standar yang diajukan kontraktor tidak
menjamin secara subtansial sama atau lebih tinggi dari standar yang disyaratkan, maka
kontraktor harus tetap memenuhi ketentuan standar yang disyaratkan dalam Dokumen
Kontrak.
4. Satu perangkat spesifikasi yang tepat dan jelas merupakan kebutuhan awal bagi Calon
Penawar untuk dapat menyusun Penawaran yang realistis dan kompetitif, sesuai dengan
kebutuhan Pemilik tanpa catatan atau persyaratan lain dalam Penawaran mereka.
5. Kecuali ditentukan lain dalam kotrak, spesifikasi harus mensyaratkan bahwa semua barang
dan bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan adalah baru, belum digunakan, dari
tipe/model yang terakhir diproduksi/dikeluarkan, dan temasuk semua penyempurnaan yang
berlaku terhadap desain dan bahan yang digunakan.
6. Dalam spesifikasi agar menggunakan sebanyak mungkin Standar Nasional Indonesia (SNI,
SII, SKSNI, dsb) untuk barang, bahan dan jasa/pengerjaan/ fabrikasi dari edisi atau revisi
terakhir, atau standar internasional (ISO, dsb) atau standar negara asing (ASTM, dsb) yang
padanannya (equivalen) yang secara subtantive sama atau lebih tinggi dari Standar Nasional
yang disyaratkan. Apabila Standar Nasional untuk barang, bahan dan
pengerjaan/jasa/fabrikasi tertentu belum ada, dapat digunakan standar internasional atau
standar negara asing.
7. Standar satuan ukuran yang digunakan pada dasarnya adalah MKS, sedangkan penggunaan
standar satuan ukuran lain dapat digunakan sepanjang hal tersebut tidak dapat dielakkan.
8. Spesifikasi dapat terdiri dari, tetapi tidak terbatas pada :
8.1. Lingkup Pekerjaan, termasuk ketentuan angka 5 diatas
8.2. Pekerjaan yang tidak termasuk kontrak
8.3. Spesifikasi Umum :
a. Peraturan Perundang-undangan terkait, misalnya :
 UU tentang Lingkungan
 UU tentang Keselamatan Kerja
 UU/PP/SK bersama/KPTS tentang Tenaga Kerja
 UU/PP yang berlaku saat ini : A.V.(Algemene Voor Warden) ,PBI (NI 2 Th
1971), A.V.E PKKI 1971, DPTI-1970, NI3 PUBB-1966, PMI NI-18 1969, AVWI
dan AVE
 Perda terkait, dsb.
b. Dokumen Acuan (berupa standar-standar) dengan meperhatikan ketentuan
tersebut pada angka 6 dan 7 di atas.
c. Survey
d. Hari kerja dan jam kerja

Spesifikasi Teknis | 2
e. Gangguan dan keadaan darurat
f. Penyingkiran material.
8.4. Spesifikasi Khusus :
a. Lapangan
b. Bangunan/Desain/Pengerjaan Spesifik
c. Bangunan-bangunan umum dan fasilitas-fasilitas publik
d. Perancah
e. Pengedalian Lingkungan

B. SPESIFIKASI UNTUK BAHAN BANGUNAN KONSTRUKSI


1. Portland Cement
- Persyaratan
 Semen yang digunakan dari Portland Cement jenis II N.I.8 type I menurut A.S.T.M.
“memenuhi S 400” dan standar dari Assosiasi Cement Indonesia atau memenuhi
standar mutu dalam SNI. Penggunaan semen abu-abu/bosowa/tiga roda/conch atau
sejenis dan memiliki kualitas yang sama/serupa disarankan untuk dipergunakan dalam
pekerjaan ini.
 Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhya dalam satu Zak Semen, tidak
diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan campuran.
- Penyimpanan
 Semen harus disimpan dalam gudang yang kedap air dan berventilasi baik, diatas
lantai 30 cm. Kantong – kantong berisi semen tidak boleh ditumpuk lebih dari 10
lapis, atau ditumpk langsung diatas lantai. Penyimpanan semen harus selalu terpisah
untuk setiap pengiriman.
 Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhidar dari tempat yang lembab agar
semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan sement harus ditinggikan 30 cm
dan tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan
dari sement yang telah ada agar pemaian semen dapat dilakukan menurut urutan
pengiriman.
- Pemeriksaan
 Kontraktor harus memberitahukan kepada Konsultan Pengawas kapan dan dimana
semen itu dihasilkan. Konsultan Pengawas mengadakan pemeriksaan di tempat
penimbunan dan mengambil contoh – contoh semen timbunan tersebut untuk
keperluan pemeriksaan di Laboratorium, jika kualitasnya diragukan. Semen yang
dinyatakan afkir oleh Konsultan Pengawas, tidak boleh dipergunaan dan harus
disingkir keluar proyek. Apabila Kontraktor masih mempergunakan semen yang
diafkir tersebut untuk pekerjaan beton maka kepada Kontraktor , dapat

Spesifikasi Teknis | 3
diperintahkan untuk membongkar beton tersebut dan harus menggantinya dengan
semen yang disetujui atas biaya Kontraktor.
 Untuk mencegah semen dalam zak disimpan terlalu lama sesudah penerimaan,
kontraktor hendaknya memakai semen menurut urutan kronologis yang diterima
dalam gudang penyimpanan.

2. Kerikil
- Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan
kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam PBI 1971.
- Untuk Beton mutu fc’ = 14.5 Mpa (K-175) menggunakan material kerikil beton batu
pecah (Split).
- Penumpukan material kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis material
tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan beton dengan komposisi material yang
tepat.
- Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian – bagian yang halus, muda pecah,
keropos, tipis atau panjang – panjang, bebas dari bahan – bahan organic atau dari
substansi yang merusak.
3. Pasir
- Pasir yang digunakan adalah pasir beton, mempunyai karakter fisik keras dan tajam,
kandungan lumpur tidak lebih dari 5%.Ukuran butir pasir Pekerjaan yang memerlukan
adukan semen pasir yang bersifat kasar, ukuran butir pasir maksimum 5mm. Untuk
plester halus di atas plester kasar, ukuran butir pasir maksimum 1mm.
- Untuk bahan agregat (halus dan kasar) dapat dipakai agregat alami atau buatan asal
memenuhi syarat menurut PBI – 1971
- Bila dianggap perlu, dapat dilakukan pengujian butiran dengan memperhatikan
persyaratan PUBI – 1982.
- Agregat halus harus bersih, keras dan berbutir tajam, bebas dari lumpur, gumpalan
tanah/lumpur, bahan organic lainnya yang dapat mengurangi atau merusak mutu beton
4. Air
- Air yang dapat dipakai untuk pelaksanaan pekerjaan Adukan Semen Pasir adalah .Air
bebas dari bahan-bahan: organis, asam alkali, garam, atau bahan-bahan lain yang dapat
mempengaruhi daya ikatan maupun mutu kekuatan adukan.
- Ph = 7 Lot 2 Technical Spesification 15
- Kadar SO4 maksimum 5g/l d. Kadar CL maksimum 15g/l e. Daya oksidasi terhadap
bahan organis dengan memakai larutan KMnO4 tidak boleh lebih dari 1mg/l.

Spesifikasi Teknis | 4
5. Batu Belah
- Batu kali yang digunakan adalah batu belah, tidak berpori serta mempunyai kekerasan
sesuai dengan syarat – syarat dalam SK.SNI 1991. Ukuran Batu Kali maksimal 20 cm.
6. Kayu yang Akan digunakan sebagai Bekisting
- Kayu tidak mengalami defotmasi, kayu harus cukup tebal
- Kedap air; dengan menutup semua celah dengan tape
- Tahan terhadap getaran vibrator dari luar maupun dari dalam bekisting
- Semua ukuran cetakan harus tepat sesuai dengan gambar dan sama disemua tempat untuk
bentuk dan ukuran yang dikehendaki.
- Staiger cetakan beton harus dari kayu dolken diameter 8 cm atau pipa –pipa baja dan
tidak diperkenankan mempergunakan bamboo.
7. Besi Beton
- Besi Beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu U – 32 tegangan leleh
karakteristik minimum 3200 kg/cm2.
- Untuk besi Diameter diatas 12 mm (Besi Ulir) (BJTD) U-24 tegangan Leleh Karakteristik
minimum 2400 kg/cm2
- Untuk besi Diameter 8 mm s/d Diameter 16 mm (besi ulir) (BJTD) Daya Lekat baja
tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan bahan lainnya.
- Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan
diudara terbuka dalam jangka waktu panjang. Membengkon dan meluruskan tulangan
harus dilakukan dalam keadaan batan dingin.
- Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta persetujuan
Direksi terlebih dahulu. Jika pemborong tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai
denga ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran dengan diameter yang
terdekat dengan catatan:
 Harus ada persetujuan Direksi
 Jumlah Besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempatkan tersebut tidak boleh
kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksud adalah
jumlah luas). Biaya tambahan yang diakibatkan oleh penukaran diameter besi
menjadi tanggung jawab pemborong.
8. Selimut Beton
Penepatan besi beton didalam cetakan tidak boleh menyinggung dinding atau dasar cetakan,
serta harus mempunyai jarak tetap untuk setiap bagian – bagian konstruksi, apabila tidak
ditentukan di dalam gambar rencana, maka tebal selimut beton untuk satu sisi pada masing –
masing konstruksi adalah sebagai berikut :
- Kepada tiang (poer)
- Balok Sloof 4 cm

Spesifikasi Teknis | 5
- Balok 3 cm
- Kolom 4 cm
- Pelat beton 1.5 cm
9. Mutu Beton
Mutu beton yang digunakan untuk pekerjaan struktur adalah, fc’ = 14.5 (K-175). Sebelum
dilaksanakannya pekerjaan beton harus ada perhitungan mix desain untuk komposisi
campuran mutu beton yang akan dipakai sebagai pedoman untuk peekrjaan beton tersebut.
10. Dan Lain – Lain
Pada bagian beton yang ada pekerjaan lanjutan harus dibuatkan stek besi sepanjang 1m’ atau
menurut petunjuk direksi (pengawas lapangan).
11. Bata
Bentuk Standar bataku adalah prisma empat persegi panjang, bersudut siku –siku dan tajam,
permukaanya rata dan tidak menampakkan adanya retak – retak yang merugikan. Bata merah
dibuat dari tanah liat dengan atau campuran bahan lainnya, yang dibakar pada suhu cukup
tinggi hingga tida hacur bila direndam.
C. SPESIFIKASI UNTUK MASING – MASING PEKERJAAN
a. Pekerjaan Persiapan
1. Pembersihan Lokasi
2. Pengukuran & Pasang Bowplank
3. Bangsal Kerja dan Gudang Bahan
4. Papan Nama Proyek
- Untuk Direksi Keet, Gudang dan Bangsal Kerja Rangka Kayu Dinding Papan dan atap seng
BJLS 30
- Untuk papan nama proyek digunakan tiang dan kayu meranti dan tripleks atau plat seng.
 Pedoman Pelaksanan
- Pembuatan papan nama proyek dengan menggunakan papan dipalisi seng dengan ukuran
200 x 100 cm. didirikan tegak diatas kayu 5/7 cm setinggi 240 cm. diletakkan pada
tempat yang mudah dilihat umum. Dimana papan nama proyek memuat ;
a) Nama proyek
b) Pemilik proyek
c) Lokasi proyek
d) Jumlah biaya (Kontrak)
e) Nama Konsultan Perencana
f) Nama Konsultan Pengawas
g) Nama Pelaksana (Kontraktor)
h) Proyek dimulai tanggal,bulan,tahun

Spesifikasi Teknis | 6
- Sebelum pekerjaan dimulai kontraktor harus melakukan pemebrsihan, pengukuran dari
existing yang ada dan membuat patok-patok dan pemasangan bouwplank
 Pengukuran Hasil Kerja
Pekerjaan ini dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dipasang sesuai
dengan gambar dan spesifikasi ini serta telah disyahkan oleh Direksi/Pengawas Lapangan.
b. Pekerjaan Tanah dan Pondasi
1. Pek. Galian Tanah Pondasi
2. Pek. Timbun Kembali Hasil Galian
3. Pek.Urugan Peninggian Lantai
4. Pek.Urug Pasir Alas Bawah Pondasi/Lantai
5. Pek.Batu Kosong
6. Pek.Pondasi Batu Kali 1 : 4
 Pelaksanaan Pekerjaan
1) Pek. Galian Tanah Pondasi
- Galian tanah yang sifatnya sementara seperti pekerjaan sodetan dikerjakan sesuai
pedoman direksi. Penimbunan kembali pada saat pekerjaan dinyatakan selesai harus
dengan petunjuk pada pasal pekerjaan timbunan tanah.
- Galian tanah yang sifatnya tetap atau permanen harus dilakukan sesuai dengan garis
kemiringan yang tercantum dalam gambar rencana atau sesuai dengan petunjuk direksi.
- Pekerjaan galian tanah harus dilakukan sedemikian rupa agar keamanan disekitarnya
terjamin.
- Kelebihan galian tanah yang menyimpang dari gambar rencana akibat kelalaian dan cara
kerja yang salah harus ditimbun kembali dengan batu sehingga padat dan biaya pekerjaan
tersebut menjadi beban kontraktor.
- Apabila direksi memandang perlu, selama pekerjaan berlangsung kontraktor dapat
diperintahkan untuk merubah bentuk, kemiringan lereng, kedalaman maupun perintah
lainnya atas izin atau persetujuan tertulis dari direksi, kontraktor tidak dibenarkan
melaksanakan galian tanah yang tidak sesuai atau menyimpang dari gambar rencana.
- Apabila direksi memerintahkan untuk mengubah jalur galian dari rencana semula, maka
pekerjaan pembersihan untuk jalur baru tetap berpedoman pada pasal 1 Pekerjaan
Persiapan
- Apabila lokasi kerja tidak mengalami surut sempurna maka metode yang digunakan oleh
kontraktor harus menggunakan bantuan terpal dan alkon
- Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan galian tanah disesuaikan dengan situasi dan
kondisi di lapangan seperti : Scovel, backhoe, dragline, trackdoser, clam shell, pacul,
sekop, pakuan, linggis atau sesuai petunjuk direksi.

Spesifikasi Teknis | 7
2) Pek.Timbun Kembali Hasil Galian
- Bahan urugan harus bebas dari akar tumbuhan, kotoran sampah, bahan – bahan organik
dan kotoran – kotoran lainnya
- Bila dalam pelaksanaannya, kontraktor menggunakan bahan urugan yang tidak
memenuhi persyaratan, Direksi/Konsultan pengawas berhak unutk menghentikan
pekerjaan pengurungan dan mewajibkan kontraktor untuk menggali kembali urugan
dengan bahan yang tidak memenuhi syarat dan kontraktor harus menggantinya dengan
bahan urugan yang memenuhi syarat atas biaya sendiri
3) Pek.Urungan Tanah Pilihan (Leveling Halaman)
- Melakukan rekomendasi material dan pekerjaan kepada direksi, konsultan dan pengawas.
- Memuat material timbunan pilihan dari hasil galian pada lokasi pekerjaan dengan dum
truk. Dan ditumpuk dengan jarak tertentu pada lokasi pekerjaan.
- Timbunan pilihan dihampar , yang kemudian disiram dan dipadatkan dengan stamper
sampai mencapai ketebalan dan kepadatan sesuai ketentuan dari Direksi.
- Perapihan hasil pekerjaan, setiap material sisa diangkut untuk dibuang pada area yang
telah ditentukan.
4) Pek. Urug Pasir Bawah Pondasi/Lantai
- Melakukan rekomendasi material dan pekerjaan kepada direksi, konsultan dan pengawas.
- Pasir di hampar, kemudian di siram dan di padatakan manual sesuai ketebalan pada
gambar.
5) Pek.Batu Kosong dan Pek.Pondasi Batu Kali 1 : 4
 Persyaratan Bahan
- Untuk pekerjaan batu kali/belah digunakan Batu kali/belah yang berukuran maksimum
10 cm – 15 cm, berwarna abu-abu hitam dan tidak berpori.
 Pedoman Pelaksanaan
- Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran- pengukuran untuk
as-as pondasi sesuai dengan gambar konstruksi. Setiap pentahapan pekerjaan
Pondasi ini kontraktor harus membuat Shop Drawing dan Direksi/Pengawas
Lapangan. Pemborong wajib melaporkan kepada Direksi bila ada perbedaan gambar
konstruksi dengan gambar arsitektur atau bila ada hal-hal yang kurang jelas. Dibawah
dasar pondasi didasari dengan pasir pasang setebal ±5 cm dan dipadatkan.
- Pondasi pasangan batu kali/batu belah
- Sebagai lantai kerja untuk pasangan pondasi ini dipasang aanstampang, terdiri dari
batu kali dan pasir pasang (pasangan batu kosong). Lapisan ini juga harus dipadatkan,
dengan menyiram air diatasnya, sehingga pasir akan mengisi rongga-rongga
batu kali tersebut.

Spesifikasi Teknis | 8
c. Pekerjaan Beton
a) Pek.Lantai I
1. Pek.Floot Plat
2. Pek.Pedestal Kolom
3. Pek. Sloof beton 25/45
4. Pek.Sloof Beton 20/30
5. Pek Kolom Beton 40/40
6. Pek. Kolom Beton 30/30
7. Pek.Kolom Beton 20/20
8. Pek.Kolom Praktis
9. Pek.Tangga Beton
b) Pek.Lantai II
1. Pek. Balok Beton 25/45
2. Pek.Balok Beton 20/30
3. Pek.Plat Lantai Beton
4. Pek.Kolom Beton 30/30
5. Pek.Kolom Praktis
6. Pek.Ring Balok Beton 12/20
Pekerjaan Halaman
1. Pek.Rabat Beton Keliling Bangunan t = 8 cm
2. Pek.Cian Lantai Rabat 1 : 3
 Bahan dan syarat pelaksanaannya
- Mutu beton yang dipakai K-175 dan baja tulangan yang dipakai BJTD 320
MPa dan BJTP 240 MPa untuk pekerjaan sloof,kolom dan balok seperti dijelaskan
pada pasal mengena pekerjaan beton.
- Bekisting harus dipasang dengan kuat dan tepat pada posisi sesuai dengan
gambar rencana. Dibawah beton sloof harus dibuat lantai kerja dari beton tumbuk
tebal 5 cm.
- Stek-stek kolom, harus distek setepat-tepatnya sebelum pengecoran beton
dilaksanakan.
- Harus diperhatikan selebum memasang bekisting dan tulangan sloof,
pipa-pipa pembuangan air-kotor dan supply air bersih yang lewat dibawah sloof
harus sudah terpasang pada posisi yang tepat.
- Penyediaan dan pemasangan bahan lapisan kedap air pada daerah basah, serta
penyediaan dan pemasangan talang-talang air dari pipa PVC berikut klem-
klemnya

Spesifikasi Teknis | 9
- Beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini harus
mempunyai mutu karakteristik minimal K-175 .
- Baja yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini harus mempunyai
mutu baja minimal BJTP 240 MPa dan BJTD 320 MPa.
- Bahan-bahan lainnya dan syarat-syarat pelaksanaannya sama dengan
syarat-syarat seperti dijelaskan pada Pasal-Pasal RKS ini.
- Bahan Beton dan Syarat-syarat pelaksanaannya
 Bahan – Bahan
a) Portland Cement
b) Pasir
c) Kerikil
d) Air
- Syarat – Syarat Pelaksanaan
 Shop Drawing
Perhitungan Konstruksi sebelum melaksanak pekerjaan beton, kontraktor diharuskan
membuat:
- Membuat shop drawing untuk mendapatkan persetujuan konsultan pengawas.
- Memeriksa gambar yang dibuat oleh Konsultan Perencana, jika terdapat kesalahan yang
membahayakan, kontraktor harus melaporkan kepada konsultan Pengawas yang
selanjutnya akan meneruskan kepada Konsultan Perencana. Sebelum ada kepastian
mengenai Kebenaran gambar tersebut, kontraktor tidak diijinkan melaksanakan bagian
pekerjaan tersebut.
 Penulangan
- Baja tulangan sebelum dipasang harus dibersihkan dari kotoran, karat lepas, serpih-
serpih, minyak gemuk dan lapisan lainnya yang akan merusak atau mengurangi daya
lekat pada beton.
- Baja tulangan harus dipotong dan dibentuk dengan teliti sesuai dengan bentuk dan
ukuran yang tertetra dalam gambar. Baja tulangan tidak boleh diluruskan atau
dibengkokkan kembali dengan cara yang dapat merusak bahannya.
- Baja tulangan harus dipasang pada posisi yang tepat sesuai gambar rencana/ harus
diusahakan, agar posisinya tidak berubah atau bergeser pada saat beton dipadatkan.
- Pada umumnya pengujian besi tulangan dilakukan sesuai PBI-1971 yaiitu mempunyai
kekuatan leleh minimum 3600 kg/cm2 . Jika besi tulangan tersebut tidak memenuhi
kekuatan yang disyaratkan, maka kelompok yang tidak memenuhi syarat tersebut harus
disingkirkan dan tidak boleh digunakan.

Spesifikasi Teknis | 10
 Pengecoran
- Sebelum dilakukan pengecoran, kontraktor harus mempersiapkan dengan sebaik –
baiknya segala sesuatu yang berhubungan dengna pengecoran antara lain; meneliti
kembali tulangan yang telah dikerjakan dan menyesuaikan dengan gambar apabila
terdapat kesalahan/ tulangan yang bengkok, ikatan – ikatan yang lepas atau berobha
posisinya harus dibetulkan. Meneliti semua instalasi yang akan tertanam dalam beton,
apakah sudah tertanam dengan baik. Memberitahukan dahulu kepada Konsultan
Pengawas tentang pengecoran yang akan dilakukan/ jika tidak ada pemberitahuan
tertulis atau persiapan pengecoran tidak disetujui, maka kontraktor beton dapat
diperintahkan untuk menyingkitkan beton yang akan dicorkan tersebut.
- Beton harus dicorkan sedekat – dekatnya ke tujuan. Untuk pengecoran suatu unit atau
bagian pekerjaan harus dilanjutkan tanpa berhenti, dan tidak boleh terputus tanpa
persetujuan dari konsultan pengawas.
- Pengecoran harus diselesaikan sebelum adukan mulai mengental yang dalam keadaan
normal biasanya dalam waktu 30 menit. Tidak diijinkan mengecor pada waktu hujan
turun, kecuali Kontraktor mengambil tindakan yang yang bisa mencegah kerusakan
beton dan telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
- Adukan beton harus dipadatkan secara seksama, dengan menggunakan alat penggetar.
Penggetaran harus dimulai pada saat adukan dituangkan dan dilanjutkan sampai adukan
berikutnya.
- Untuk melindungi beton yang baru dicor dari cahaya matahari, hujan dan angina sampai
beton tersebut mengeras dengan baik dan untuk mencegah pegneringan yang terlalu
cepat, harus dilakukan perawatan beton sebagai berikut :
- Semua cetakan yang sudah diisi adukan beton, dibasahi sampai cetakan tersebut
dibongkar.
- Membasahi selama 14 hari terus menerus sampai permukaan beton cukup mengeras.
 Campuran Beton
- Dibuat dengan perbandingan volume sebagai berikut:
Campuran Penggunaan
B1 1:1 Untuk semua beton bertulang kedap air spt. plat atap,
luifel dan bak-bak
air.
B2 1:2:3 Untuk semua beton bertulang spt. Sloof, beton per,
plat lantai,
kolom balok-balok, dll.

Spesifikasi Teknis | 11
B3 1:3:5 Untuk semua beton tak bertulang, rabat, neut, beton
angker dan batu
tepi.

- Beton dibentuk dari campuran Portland Cement, Pasir Beton, Kerikil dan Air seperti
ditentukan sebelumnya dengan perbandingan yang serasi dan diolah sebaik – bainya
sampai pada kekentalan yang tepat.
- Penakaran Semen dan Agregat (halus dan kasar), harus dengan kotak – kotak takaran
yang sama volumenya. Banyaya air untuk campuran beton ditentukan sedemikian rupa,
sehigga mudah dikerjakan sesuai penggunannya dan akan menghasilkan kepadatan
beton yang tepat, kekedapan serta kekuatan yang dikehendaki.
- Semua pengadukan jenis beton harus menggunakan mesin pengaduk (beton moleh) yang
berkapasitas tidak kurang dari 350 Liter. Pengaduk harus rata, sehingga warna dan
kekentalanya sama setiap kali membuat adukan.
 Perawatan Beton
- Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban untuk paling
sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan cara sebagai
berikut:
- Dipergunakan karung-karung yang senantiasa basah sebagai penutup beton.
- Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan tidak
mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya pembesian pada
permukaan beton, dan lain-lain yang tidak memenuhi syarat, harus
dibongkar kembali sebagian atau seluruhnya menurut perintah Direksi. Untuk
selanjutnya diganti atau diperbaiki segera atas resiko pemborong.
 Pengukuran Hasil Kerja
Pekerjaan ini dapat di nilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai
dipasang sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta telah disyahkan
oleh Direksi/Pengawas Lapangan.

d. Pekerjaan Tembok dan Lantai


1. Pek. Tembok Biasa 1 :5
2. Pek.Plesteran Tembok Biasa 1 :4
3. Pek.Lapisan Rabat Alas Lantai 1:3:5
4. Pek.Plesteran Beton 1:3
5. Pek.Plesteran Pondasi Bagian Luar 1 :4
6. Pek.Lantai Keramik 40x40 untuk Tangga
7. Pek.Lantai Keramik 40/40

Spesifikasi Teknis | 12
 Pedoman Pelaksanaan
1. Pek.Tembok Biasa 1 : 5
- Pemasangan dinding batako setebal ½ bata dilakukan untuk seluruh ruangan yang tertera
dalam gambar dan dijelaskan dalam gambar detail.
 Bahan
- Bata
- Pasir
- Semen dan Air
 Pekerjaan Dinding Mempunyai dua macam pasangan yaitu :
- Pasang keda air (1 Pc : 2 Ps)
- Semua pasangan bata dimulai di atas sloof sampai setinggi 30 cm diatas lantai
- Pasangan dinding seluruh keliling bangunan
- Pasangan dinding WC setinggi 150 cm diatas permukaan lantai
- Pasangan dinding septictank, pasangan adukan 1 Pc : 4 Ps berada di atas padangan kedap
air tersebut.
 Persyaratan Adukan
Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk didalam bak kayu yang
memenuhi syarat. Mencampur semen dengan pasir harus dalam keadaan kering
yang kemudian diberi air sampai didapat campuran yang plastis. Adukan
yang telah mengering akibat tidak habis digunakan sebelumnya, tidak boleh
dicampur lagi dengan adukan yang baru.
 Pengukuran (Uit-set) harus dilakukan oleh Kontraktor secara teliti dan sesuai gambar dengan
syarat – syarat :
- Semua pasangan dinding harus rata (horixontal), dan pengukuran harus dilakukan dengan
benang.
- Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan benang tidak boleh melebihi
30cm, dari pasangan bata yang telah selesai.
 Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbeda setengah panjang bata.
Bata setengah tidak dibenarkan digunakan ditengah pasangan bata, kecuali pasangan pada
sudut.
 Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bertangga menurun dan
tidak tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian hari. Pada tempat-tempat tertentu
sesuai gambar diberi kolom-kolom praktis yang ukurannya disesuaikan dengan tebal
dinding.
 Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam didalam dinding, harus
dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester). Pahatan

Spesifikasi Teknis | 13
tersebut setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup dengan adukan plesteran yang
dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan bersama- sama dengan plesteran seluruh
bidang tembok.Lingkup Pekerjaan

2. Pekerjaan plesteran
 Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh pasangan bata, atau yang tertera dalam gambar
bestek
 Persyaratan Bahan
- Bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah digariskan dalam pasal
beton bertulang.
 Pedoman Pelaksanaan
- sebelum plesteran dilakukan, maka :
1) Dinding dibersihkan batu bata dikorek sedalam 0.5 cm
2) Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan plesteran dapat
merekat dengan baik.
3) Dinding Harus dilot.
4) Adukan plesteran pasangan bata kedap air dipakai campuran 1 PC : 2
PS, sedangkan plesteran bata lainnya dipergunakan campuran 1 PC : 4 PS
5) Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama
tebalnya dan tidak diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis dan terlalu tebal
6) Ketebalan yang diperbolehkan berkisar antara 1,00 cm sampai 1,50 cm. Untuk
mencapai tebal plesteran yang rata sebaiknya diadakan pemeriksaan secara
silang dengan menggunakan mistar kayu panjang yang digerakkan secara
horizontal dan vertikal.
7) Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus diusahakan
memperbaikinya secara keseluruhan. Bidang-bidang yang harus diperbaiki
hendaknya dibongkar secara teratur (dibuat bongkaran berbentuk segi empat)
dan plesteran baru harus rata dengan sekitarnya.
8) Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama
seminggu sejak permulaan plesteran.
9) Pekerjaan plesteran baru boleh dilaksanaka setelah pekerjaan penutup atap
selesai dipasang
10) dari semua kotoran
11) Dinding dibasahi dengan air
12) Semua siar permukaan dinding

Spesifikasi Teknis | 14
3. Pemasangan lantai
Pemasangan lantai dibuat untuk semua bagian lantai ruangan, dan dinyatakan dalam
gambar bestek. Finishing lantai dipakai Keramik yang ukuran disesuai kan
dengan gambar bestek atau ditentukan lain oleh direksi/pengawas lapangan.
 Bahan yang digunakan
1. Pasir Urug
2. Coran dasar lantai dengan mutu beton K-175 setebal 7 cm
3. Pek.Lantai Kermaik 20/20 Untuk KM/WC
4. Pek. Dinding Keramik 20/25 Untuk KM/WC
5. Pek.Lantai Keramik 40x40 untuk Tangga
6.Pek.Lantai Keramik 40/40
* Untuk penempatan/pemasangan material tersebut diatas disesuaikan dengan
gambar bestek serta petunjuk direksi dan pengawas lapangan.
 Pedoman Pelaksanaan
- Pada lantai baru dihampar Pasir urug setebal 5 cm disiram dengan air dan dipadatkan
pakai stamper pemadat.
- Pemeriksaan
- Sebelum lantai dipasang, Kontraktor harus memeriksa semua pasangan pipa-
pipa, saluran-saluran dan lain sebagainya yang harus sudah terpasang dengan baik
sebelum pemasangan lantai dimulai.
- Aduka,
1) Untuk perataan lantai lantai Dicor dengan beton mutu K-175 setebal 7 cm.
2) Adukan untuk Granit 1 PC : 3 Ps
3) Adukan untuk pemasangan Granit yaitu semen dicampur air, sehingga
didapat campuran yang plastis.
 Pemasangan
- Adukan perekat untuk Granit harus betul-betul padat/penuh agar tidak
terdapat rongga-rongga dibawah keramik/granit tersebut yang dapat
melemahkan konstruksi. Sambungan antara keramik/granit dengan
keramik lainnya harus sama lebarnya, lurus dan harus diisi dengan air semen
(tepung AFA) yang warnanya disesuaikan dengan warna keramik atau
ditentukan kemudian oleh direksi teknis. Hasil pasangan akhir harus rata dan
waterpass dan tidak bergelombang
- Pekerjaan yang telah selesai tidak boleh ada retak, noda dan cacat-cacat lainnya.
Apabila terjadi cacat pada lantai, maka bagian cacat tersebut harus dibongkar
sampai berbetuk bujur sangkar dan pasangan baru harus rata dengan
sekitarnya.

Spesifikasi Teknis | 15
- Permukaan pasangan keramik harus datar dan waterpass.
 Pengukuran Hasil Kerja
Pekerjaan ini dapat di nilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai
dipasang sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta telah disyahkan oleh
Direksi/Pengawas Lapangan

e. Pekerjaan Kosen dan Kayu Halus


1. Pek.Kosen Pintu dan Jendela Kayu Besi
2. Pek.Pintu Papan panil Klas I
3. Pas.Jendela Bingkai Kaca 5 mm
4. Pas.Jalusi Kayu Besi
5. Pas.Jendela Kaca Mati 5 mm
 Persyaratan Bahan
- Untuk semua kusen pintu dan jendela, daun pintu, jendela dan ventilasi kayu besi
gambar dengan ukuran tertera pada gambar.
- Ukuran kayu yang tertera dalam gambar merupakan ukuran terpasang
- Julusi pintu dan jendela terbuat dari kayu kelas I/Kelas II
- Kaca dipakai yaitu kaca polos T = 5 mm

 Pekerjaan Kusen Kayu


- Pembuatan Kusen Kayu harus mengikuti ketentuan dalam spesifikasi ini atu
spesifikasi lainnya dan menurut petunjuk konsultan pengawas.
- Dinding atau beton yang akan berhubungan dengan kusen kayu harus terlebih
dahulu diberi alpisan clear mathacylate lewuar atau dempul alastis agar kedap air.
- Profil kayu yang berdekatan dengan tembok dan selesai dipasang agar diberi lapisan
pelindung yang disetujui konsultan pengawas untuk melindungi permukaan kayu
agar tidak terkena percikan adukan tau benda lain dan mudah untuk dibersihkan
dan tidak akan merusak bentuk asli permukaan aluminium tersebut.
- Profil kayu yan digunakan harus dari profil yang dipilih dan tidka bengkon serta
cacat lain yang merugikan.
- Pekerjaan pemasangan ini harus dilakukan oleh tukan yang ahli dalam bidangnya
dan terlatih sehingga semua detail dan pertemuan runcing, halus, rata, bersih dari
goresan – goresan, bidang permukaan rangka tersebut rata, lurus waterpasss dan
betul – betul tegak (vertical).
- Seluruh rangka dapat merkat dengan baik pada dinding, dengan menggunakan
sekrup dan fisher yang sesuai dengan menurut petunjuk konsultan pengawas.
- Pemasangan jalusi kayu maupun kaca harus mengikuti petunjuk Konsultan.

Spesifikasi Teknis | 16
- Kaca Polos T = 5 mm, ukutan type dan ketebalan kaca penempatannya harus sesuai
dengan gambar bestek.
 Rangka Kusen Kayu harus sesuai Pedoman Pelaksanaan Pengawas.
- Celah/alur untuk memasang kaca harus diberi sealant/ karet agar kedap air
sesudah kaca dipasang.
 Pengukuran Hasil Kerja
Pekerjaan ini dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dipasang sesuai
dengam gambar rencana dan spesifikasi ini serta telah disahkan oleh Direksi/Pengawas
Lapangan.

f. Pekerjaan Kuda – Kuda dan Atap


1. Pek.Kuda – Kuda Kayu Kls I
2. Pek.Gording kayu Klas II
3. Pek.Pas.Atap Galvalum 0.3 mm
4. Pek.Nok Atap
5. Pek.Listplank Papan Kayu Klas I
6. Alat Bantu Angker
- Kontraktor harus menyediakan material, peralatan dan tenaga yang cakap untuk
dapat menjamin kelancara keamanan dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Alat
pengangkat, katrol atau sejenisnya yang akan digunakan harus disetujui Konsultan
Pengawas.
 Bahan yang digunakan
Persyaratan Umum
- Semua peraturan – peraturan/normalisasi – normalisasi harus yang berlaku di
Indonesia.
- Pekerjaan Kuda – Kuda ini menggunakan kayu kelas I/Kayu besi dan untuk gording
menggunakan kayu kelas II.
- Semua pekerjaan harus dilakukan oleh pekerjaan yang professional dalam
pengerjaan kuda – kuda kayu.
- Semua pekerjaan baut (bolt) harus memenuhi syarat AISC, Spesification for
Strukturan Joint Bolt.
 Pedoman Pelaksanaan
- Sebelum melaksanakan pekerjaan rangka atap (parikasi), Kontraktor harus
membuat shop drawing terlebih dahulu yang mencakup tentang dimensi batang,
ukuran batang, elevasi, detail dudukkan lengkap dengan anker, detail sambungan
antar komponen lainnya seperti penutup atap maupun detail dan informasi lainnya
untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.

Spesifikasi Teknis | 17
- Pemasangan atal langsung pada reng dengan menggunakan baut dan paku.
- Tiap sambungan pemasangan atap diberi tindisan sesuai dengan spesifikasi atau
petunjuk pengawas dan direksi, sehingga hasil akhir pasangan akan rapi dan tidak
bocor.
- Pemasangan harus rapid an memenuhi syarat – syarat sehingga tidak
mengakibatkan kebocoran.
Apabila terjadi kebocoran setelah pemasangannya, maka bagian yang bocor tersebut
harus dibongkar dan dipasang baru.
 Pengukuran Hasil Kerja
Pekerjaan ini dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dipsang sesuai
dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta telah disyahkan Gambar Rencana dan
Spesifikasi ini serta telah disyahkan oleh Direksi/Pegawas Lapangan.

g. Pekerjaan Plafond dan Rangka


1. Pek. Plafond Tripleks t = 4 mm + rangka
2. Pek.List Profil Antar Tembok dan Listplank
3. Alat Bantu dan Perancah
 Persyaratan Bahan
- Untuk Rangka dan gantungan plafond di pakai balok 5/5 kelas II
- Untuk Penutup Plafond dipakai:
Tripleks T.4 mm
List Profil Plafond Tripleks engan kualitas terbaik pedoman.
 Pedoman Pelaksananan
- Rangka plafond induk menggunakan kayu dipasang dengan urutan pertama,
dipakukan pada dinding dan pada kuda – kuda. Untuk rangka pembagai
menggunakan balok kayu 5/5 channel. Gantungan plafon diletatkan/dipau
langsung pada kuda – kuda. Jarak gantungan plafond setiap jarak 60 cm.
- Pemasangan rangka ini harus rapi dan waterpass. Kontraktor bertanggung jawab
atas kerapian pemasangan rangka in.
- Penutup plafod tripleks dipasang pada rangka ini, dengan menggunakan paku
tripleks. Hasil akhir harus siku dan waterpass.
- Pada bagian plafond yang berhubungan dengan dinding diberi list profil kayu.
 Pengukuran Hasil Kerja
Pekerjaan ini dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dipasang
sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta telah disyahakn oleh
Direksi/Pengawas Lapangan

Spesifikasi Teknis | 18
h. Pekerjaan Kunci dan Penggantung
1. Pas.Kunci 2 Slaag
2. Pas.Grendel Pintu Tanam
3. Pas.Engsel Pintu
4. Pas.Engsel Jendela
5. Pas.Grendel Jendela
6. Pas.Hak Angin
 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pengunci dan penggantung dipasang pada semua daun pintu dan jendela, s e-
lanjutnya pada jendela dipasang grendel dan hak angin.
 Persyaratan Bahan
 Engsel-engsel dari Kuningan H – 777, POMEL 4” atau 5”
 Kunci pintu dipasang merek Yale, Union 2 (dua) slaag (dua kali putar) atau yang setara.
 Grendel (sloot), tarikan jendela dan hak angin berkwalitas baik.
 Grensel panjang merek alpha atau setara
 Pedoman Pelaksanaan
 Setiap daun pintu dipasang kunci tanam 2 (dua) slaag merk yale, yang berkwalitas baik.
 Engsel pintu dipasang 3 (tiga) buah setiap lembaran daun pintu. Pemasangan di l-
akukan dengan mur khusus untuk pintu, tidak dibenarkan melengketkan engsel ke pintu
dan kozen dengan menggunakan paku. Penguncian mur harus dilakukandengan
memutarnya dengan obeng, sehingga seluruh batang masuk dan menempel kuat ke kayu
yang dipasang.
 Untuk alat-alat tersebut diatas sebelum dipasang, Kontraktor wajib memperlihatkan
contoh terlebih dahulu untuk dimintakan persetujuan Konsultan pengawas.
 Apabila pada waktu pemasangan alat-alat tersebut tidak sesuai dengan yang dis-
yaratkan, maka Konsultan pengawas berhak untuk menyuruh bongkar kembali dan
diganti dengan alat-alat yang disyaratkan atas biaya Kontraktor.
 Grendel dan hak angin dipasang 2 (dua) buah untuk setiap daun jen dela. Pasangan
harus rapi dan dapat bekerja dengan baik. Untuk melengketkan alat tersebut ke daun
jendela harus menggunakan mur..
 Grendel panjang dipasang pada daun pintu buka dua (dua lembar daun pintu pada satu
pintu.

Spesifikasi Teknis | 19
i. Pekerjaan Cat dan Finishing
1. Pek.Acian Dinding
2. Pek.Cat Tembok
3. Pek.Cat Plafond Plywood
4. Pek.Dempul dan Menggosok
5. Pek. Cat Kayu
 Bahan – Bahan yang digunakan harus berkualitas baik, seperti :
- Meni kayu dan besi
- Plamur
- Cat bagian luar dinding bata
- Cat tembok
- Residu kualitas baik tidak luntur

 Pedoman pelaksanaan
- Pekerjaan pengecatan dilaksanakan setelah pemasanan plafond.
- Pekerjaan meni, residu harus betul – betul rata, berwarna sama, pengecatan
minimal 2 (dua) kali.
- Pekerjaan cat kayu harus dilakukan lapis demi lapis dengan memperhtikan waktu
pengeringan jenis bahan yang digunakan.
- Pengecatan dinding harus dilakukan menurut proses sebagai berikut :
1) Pengosokan dinding dengan batu gosok sampai rata dan halus, setelah itu dilap
dengan kain basah hingga bersih.
2) Melapis dinding dengan plamur tembok, dipoles sampai rata. Setelah betul –
betul kering digosok dengan amplas halus dan dilap dengan kain kering yang
bersih.
3) Pengecatan dengan cat tembok emulsion sampai rata, minimal 2 (dua) kali.
4) Pekerjan ca tembok harus menghasilkan warna merata dan sama
- Pengecatan plafond harus dilakukan menurut proses berikut :
1) Membersihkan bidan plafond yang akan dicat.
2) Mengecat plafond 2 (dua) kali, sehingga menghasilkan bidang pengecatan yang
merata sama dan tidak terdapat belang – belang atau noda – noda mengelupas.
- Warna yang digunakan
Ditentukan oleh pemberi tugas atau pemilik dari bangunan tersebut
 Pengukuran Hasil Kerja
Pekerjana ini dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dipasang sesuai
dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta telah disahkan oleh Direksi/Pengawas
Lapangan.

Spesifikasi Teknis | 20
j. Pekerjaan Instalasi Penerangan
Instalasi Penerangan dan Stop Kontak Lengkap dengan Stop Kabel NYM 2 x .5 mm
1. Instalasi Penerangan
2. Instalasi Stop Kontak
3. Lampu SE 18 Watt (Philips)
4. Lampu SE 9 Watt (Philips)
5. Saklar Ganda
6. Saklar Tunggal
7. Fush Box/Limit
 Pekerjaan Instalasi Listrik
- Pemasangan Instalasi Listrik harus sesuai dengan gambar rencana instalasi yang
dibuat oleh Instalateur yang sesuai menurut kebutuhan yang telah direncanakan
oleh Perencana instalasi tersebut dan disyahkan oleh PLN.
- Perlengkapan seperti fitting, stop kontak, kabel isolator dan sebagainya harus
bermutu baik dan telah disetujui oleh Direksi.
- Pipa union harus dipasang dalam dinding tembok/beton dan diatas langit – langit
sakelar, stop kontak, panel BOX MCB, harus dipasang pada dinding tembok/beton.
- Kabel yang dipergunakan sebagai hantaran untuk instalasi ke lampu – lampu dan
stop kontak dipakai kabel NYM yang mempunyai penampangan 3.5 mm dengan
system pemasangan di klemkan pada rangka loteng.
- Untuk pemasangan stop kontrak dilengkapi kabel arde (kabel 3 x 2.5 mm)
- Untuk sambungan dipasang Kotak Penyambung (Juntion Box)
- Banyaknya pemasangan serta jenis Bola Lampu yang dipakai sesuai dengan gambar
dan RAB.
- Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh instalator yang ahli dan tetap mendapat
pengakuan dari PLN serta disetujui oleh Direksi.
- Pemasangan Pipa dilakukan sebelum pekerjaan plestera dan pengecoran plat lantai
serta atap.

k. Pekerjaan Akhir
1. Pembersihan Akhir
2. Foto
a. Pembersihan Akhir
Pekerjaan akhir yang berupa pembersihan akhir, dilaksanakan setelah seluruh pelaksanaan
pekerjaan konstruksi fisik selesai. Kontraktor diwajibkan membuang semua sisa-sisa bahan
bangunan yang tidak terpakai dari lokasi proyek, yang diakibatkan oleh adanya pelaksanaan

Spesifikasi Teknis | 21
konstruksi fisik. Pelaksanaan pembersihan meliputi seluruh bangunan serta halamannya
sejauh lebih kuran 5 m dari masing-masing bangunan.
b. Foto Dokumentasi
 Pengambilan foto-foto proyek untuk dokumentasi terdiri dari beberapa arahyang
diatur oleh Pengawas Lapangan / Direksi.
 Semua klise (negative) foto dari proyek tersebut harus dikumpulkan dandikirim
kekantor Dinas yang bersangkutan sebagai dokumen.
 Foto-foto dalam keadaan 0 % harus diambil sebelum pekerjaan dimulaibeserta ada
papan pengenal proyek.
 Foto fisik untuk setiap pengambilan termin.
Bahan-bahan atau laporan harian/mingguan dan bulanan setiap kalipengambilan
termin harus disampaikankekantor Dinas yang bersangkutan

Konsultan Perencana
CV. MBAHAM TEKNIK KONSULTAN

SYAMSUDIN KABES
DIREKTUR

Spesifikasi Teknis | 22

Anda mungkin juga menyukai