1.1. Bangunan ini akan dibangun dilokasi/tanah yang telah disediakan sesuai dengan rencana
yaitu Pekerjaan Pembangunan Kandang Kambing Komunal
1.2. Pekerjaan yang dilaksanakan adalah pekerjaan atau pembangunan yang terdapat pada
ketentuan-ketentuan umum pasal 1 (1.1.)
1.2.1. Gambar Bestek, Konstruksi dan detail terlampir
1.2.2. Uraian dan syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan
1.2.3. Berita acara penjelasan pekerjaan
1.2.4. Petunjuk dari direksi lapangan
1.3. Pekerjaan dilaksanakan harus mengikuti segala peraturan yang berlaku saat ini
1.4. Bila ternyata ada perbedaan antara kontrak dengan bestek-bestek dengan gambar
bestek, dan gambar-gambar detail pemborongan harus segera lapor kepada direksi
Pasal 2
Bahan-bahan dan Alat-alat
2.1. Penyediaan
a. Pemborongan harus menyediakan semua bahan yang diperlukan untuk
pembangunan, penyelesaian dan pemeliharaan pekerjaan
b. Bahan yang digunakan harus merupakan bahan baru kecuali ditetapkan lain secara
khusus
c. Penggunaan bahan yang dicatat untuk pekerjaan-pekerjaan permanen tidak
diperbolehkan tanpa persetujuan dari direksi. Semua bahan harus berkualitas tinggi
serta harus memenuhi persyaratan PUBB atau SNI 1735-1989-F 0255-1978-D, PKKI
atau SNI-1927-1989-F(SKBI-1355-1987), AV dan standard lain yang cocok
sebagaimana yang ditentukan oleh direksi.
2.3.3. Air
Air yang dipakai untuk mencuci agregat atau untuk mencampur haruslah air
yang baik, bebas minyak, zat asam, zat organic, alcohol, zat organic dan lain-lain
zat yang dapat meragukan pekerjaan atas pertimbangan direksi maka contoh air
harus diuji dengan cara membandingkan dengan air suling/PAM sesuai dengan
aturan PBI 1971 atau SKSNI T.15-1991
2.4.4. Penyusunan bahan sejenis selama penyimpanan harus diatur sedemikian rupa,
sehingga bahan yang terlebih dahulu masuk, lebih dahulu pula dipergunakan
dalam pekerjaan
Pasal 3
Penyediaan Sarana Pekerjaan
3.2. Persiapan dan Pembersihan Daerah kerja selama dan setelah proyek selesai
Pemborong harus sudah memperhitungkan setiap kemungkinan diadakan pekerjaan-
pekerjaan persiapan yang diharuskan direksi, pengaturan daerah kerja sehingga tidak
mengganggu dan menjamin kelancaran pekerjaan yang akan dilaksanakan sebelum
pekerjaan yang akan dilaksanakan dimulai, daerah kerja harus dibersihkan, kemudian
memelihara/melaksanakan pembersihan selama dan setelah proyek berlangsung dari
sisa-sisa pekerjaan, yang tidak digunakan lagi
3.4.2. pemborong juga harus membuat bangunan untuk tempat tidur pekerja, los kerja
dan pos jaga
3.4.3. bangunan untuk tempat tidur pekerja, harus baik, memberikan perlindungan
bagi para pekerja dari panas terik matahari serta memenuhi syarat-syarat
kesehatan dan keamanan
3.8.2 Air yang dimaksud adalah air bersih (air tawar), baik yang berasal dari PDAM
atau sumur/pompa serta pengadaan dan pemasangan pipa-pipa distribusi untuk
suplai air yang memenuhi syarat bagi keperluan pelaksanaan pekerjaan
Pasal 4
Kualitas dan Kuantitas Pekerjaan
4.1 Kualitas dan kuantitas dari pekerjaan yang termasuk dalam harga kontrak harus
dianggap seperti apa yang tertera dalam gambar-gambar kontrak atau diuraikan dalam
uraian dan syarat-syarat. kontraktor tidak boleh menolak, merubah ataupun
mempengaruhi pengetrapan atau interpretasi dari apa yang tercantum dalam syarat-
syarat ini.
4.2. Kekeliruan dalam uraian pekerjaan atau kualitas atau pengurangan bagian-bagian dari
gambar dan uraian serta syarat-syarat tidak boleh merusak (membatalkan) kontrak ini,
tetapi hendaknya diperbaiki dan dianggap suatu perubahan yang dikehendaki oleh
pemberi tugas
4.3. Harga kontrak tidak boleh disesuaikan atau dirubah secara bagaimanapun selain
menurut ketetapan-ketetapan yang tepat dari syarat-syarat ini dan segala kekeliruan
baik mengenai hitungan atau bukan perhitungan harga kontrak harus dianggap telah
diterima oleh kedua pihak yang bersangkutan
Pasal 5
Gambar-gambar Pekerjaan
5.1. Gambar-gambar rencana pekerjaan yang terdiri dari gamber bestek, gambar detail
konstruksi, gambar situasi dan sebagainya yang telah disampaikan kepada rekanan
beserta dokumen yang lain, rekanan tidak boleh merubah dan menambah tanpa dapat
persetujuan tertulis dari Direksi
Pasal 6
Penjelasan RKS dan Gambar
6.1. Bila terdapat perbedaan gambar detail dengan gambar rencana maka gambar detail
yang diikuti
6.2. Bila terdapat skala gambar dan ukuran yang tidak sesuai maka ukuran dengan angka
dalam gambar yang diikuti
6.3. Bila pemborong meragukan tentang perbedaan antara gambar-gambar yang ada, baik
nmengenai mutu bahan yang dipakai maupun konstruksi dengan RKS, pemborong
berkewajiban untuk menanyakan kepada Direksi atau pengawas secara tertulis.
6.4. Pemborong berkewajiban untuk mengadakan penelitian tentang hal-hal tersebut diatas
setelah pemborong menerima dokumen yang ada untuk disesuaikan dengan berita
acara rapat penjelasan
Pasal 7
Pekerjaan Pendahuluan
7.1. Sebelum pekerjaan dimulai, terlebih dahulu dilakukan pembersihan untuk seluruh
lokasi berdasarkan gambar site plan dengan menggunakan alat berat (greder) atau
manual.
7.2. Lokasi harus dibersihkan dari kotoran-kotoran yang mengganggu pekerjaan ,
menghilangkan humus-humus sebelum dilakukan pengurugan pada batas bangunan.
7.2. Untuk semua pekerjaan pondasi harus diadakan pengukuran terlebih dahulu oleh
pemborong bagi bangunan yang tertera dalam gambar dasar dengan memakai papan
bangunan (Bouwplank) yang kuat. Papan bangunan tersebut harus dijelaskan
semua garis tengah (sumbu) dinding-dinding tembok tersebut, dengan memakai
tanda yang tidak boleh berubah-ubah.
7.3. Hasil pengukuran ini sebelum galian tanah dimulai harus disetujui oleh direksi, lapisan
tanah teratas/humusslag dan lapisan yang berada diseluruh permukaan tanah yang
akan dipergunakan harus diangkut dari tanah halaman bangunan.
7.4. Pembersihan dan penebangan pohon-pohon
pemborongan tidak boleh membasmi, menebang atau merusak pohon-pohon atau
pagar, kecuali bila telah ditentukan lain atau sebelumnya diberi tanda pada gambar-
gambar yang menandakan bahwa pohon-pohon dan pagar harus disinghklirkan. Jika ada
sesuatu hal lain yang mengharuskan pemborong untuk melakukan penebangan, maka ia
harus mendapatkan ijin dari direksi/pengawas lapangan.
Pasal 8
Penentuan Peil
8.1. Sebagai peil + 0.00 lantai diambil peil lantai ruangan bagian dalam
8.3. Pekerjaan uitzet harus dilakukan dengan cermat dan teliti dengan menggunakan alat-
alat ukur seperti waterpas dalam hal ini supaya menghubungi Direksi Teknis.
8.4 Satu dan lain hal yang menyimpang dari hal-hal tersebut diatas akan ditentukan oleh
direksi
Pasal 9
Pekerjaan Tanah
9.1 Tanah yang digunakan untuk urugan dibawah lantai harus bersih dari humus dan
kotoran lainnya
Pasal 10
Pekerjaan Urugan Pasir
10.2. Urugan pasir harus disiram air untuk mendapatkan kepadatan maksimal dan dipakai
pasir urug yang berdegrasi baik dan butiran yang tidak sama besarnya
Pasal 11
Pekerjaan Beton Bertulang
11.1 Pekerjaan beton bertulang meliputi pekerjaan Plat pondasi, sloof, kolom, balok dan ring
balk, ukuran beton dari masing-masing tulangannya perhatikan gambar,
11.2. Tulangan untuk beton harus memakai besi/tulangan yang baru, bersih dari segala
kotoran-kotoran termasuk karat-karat yang da harus dibersihkan terlebih dahulu.
Untuk mutu baja U 24 dan lain-lain perhatikan gambar, Toleransi ukuran besi 0,02.
11.3. Pengecoran dilakukan sekaligus tidak putus-putus, pemberhentian pengecoran pada
bagian tertentu yang tidak mengurangi daya konstruksi, untuk penyembungan dari
pemberhentian, terlebih dahulu beton lama disiram dengan trikosal/ air semen
11.4. Penghentian pengecoran balok, sloof dan ring balk,harus dimuka titik tumpuan (kolom)
yang sudah dicor dan maksimal 0,15 bentang balok.
11.6. Semua pekerjaan beton harus dilaksanakan sesuai dengan keterangan gambar
detail/konstruksi dan peraturan beton bertulang Indonesia tahun 1971 (PBI 1971).
Mutu beton yang dipergunakan K 175, mutu baja U 24.
11.7. Untuk beton struktural yang berhubungan dengan air tanah/air hujan, dipakai jenis
mutu beton K-175 dengan campuran perbandingan bahan 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil
(volume).
PELAKSANAAN
§ Bahan kerikil harus bermutu baik, bentuk besarnya tidak lebih dari dai. 2-3 cm dan tidak
mengandung kadar lumpur dan kotoran lainnya
§ Bahan pasir harus bermutu baik, bergradasi dan kelembutannya sama serta tidak
mengandung kadar lumpur dan kotoran lainnya
§ Untuk mendapatkan perbandingan campuran harus menngunakan takaran yang tidak
berubah dan telah disesuaikan dengan tepat pada salah satu jenis bahan
§ Adukan campuran harus dengan lat mesin mollen, kadar air disesuaikan.
§ Pencampuran adukan dalam bekisting harus menggunakan alat mesin penggetar
(vibrator)
BEKISTING
§ Untuk pekerjaan bekisting digunakan kayu klas II, yang berkualitas baik tebal 2 cm dan
tidak boleh dipergunakan untuk 2 (dua) kali pekerjaan bekisting
§ Bekisting harus menghasilkan suatu struktur akhir yang mempunyai bentuk, garis dan
dimensi komponen yang sesuai dengan yang ditunjukan dalam gambar rencana serta
uraian dan syarat-syarat teknis pelaksanaan. Bekisting harus cukup kokoh sehingga
mampu mencegah kebocoran adukan dan gaya tekan akibat beban-beban yang bekerja
pada bekisting
§ Staggerd (penopang) harus kuat menahan beban yang ada diatasnya, oleh karena itu
bahan yang digunakan adalah kayu meranti 5/7 cm dengan kualitas baik, dipasang pada
interval 60 cm untuk menghindari lendutan
§ Pada ujung-ujung kaki straggerd harus diberi pengikat yang menghubungkan antara kaki
yang satu dengan lainnya agar tidak terjadi pergeseran yang dapat mengakibatkan
terjadinya lendutan pada bekisting .
§ Celah-celah antara papan bekisting supaya ditutup dengan plastik yang cukup tebal agar
adukan tidak sampai keluar
§ Sebelum mulai pengecoran, sebelah dalam dari bekisting disiram air/dibersihkan dari
segala kotoran.
SELIMUT BETON
Untuk penutup beton minimum (selimut beton) yang berhubungan dengan :
- Air adalah 2,5 cm.
- Untuk pelat 1,5 cm, untuk balok 2 cm dan kolom 2,5 cm.
SARANG KERIKIL
Sarang kerikil yang terdapat pada beton harus diperbaiki segera setelah dibuka, sesuai
dengan ketentuan PBI 1971, beton sekitar sarang kerikil dipahat kasar, kemudian permukaan
lubang dibersihkan dan disiram air semen, kemudian dicor dengan campuran yang sama
Pasal 12
Pekerjaan Dinding
12.1. Dinding pada bagian sisi bangunan dibuat semi-permanen dengan dilaksanakan
menggunakan material kayu lanan.
12.2. Buat mal dari kaso yang sudah diserut, kedudukannya agar tegak lurus, rentangkan
benang dengan jarak 3 lapis bata.
Pasal 13
Pekerjaan Lantai
13.1 Tongkat menggunakan kayu ulin 5/10 dengan tinggi 2M dan lain-lainnya sesuaikan
Gambar.
13.2 Susuk Kayu menggunakan Kayu Ulin; Susuk kayu ulin untuk kandang, selasar
dan untuk wadah kotoran, lainnya sesuaikan gambar.
13.3 Papan Lantai menggunakan Kayu Lanan; Kayu Lanan untuk kandang, selasar dan
tangga, lainnya seusaikan gambar.
Pasal 14
Pekerjaan Penutup Atap
14.1. Konstruksi kuda-kuda bangunan ini memakai rangka baja ringan (truss) yang memenuhi
syarat SNI07-2053/SNI 07-0132.
14.3. Sebelum lembaran-lembaran atap dipasang, terlebih dahulu diperiksa ulang kedudukan
kasau dan reng yang sudah terpasang, sehingga susunan lembaran atap dapat
sempurna dan rapat.
14.4. Pemasangan atap Atap menggunakan paku khusus yang cukup, pemasangan
dilaksanakan dengan sempurna.
14.5. Warna penutup atap, akan ditentukan kemudian dan dikonsultasikan dengan pemberi
tugas
Pasal 15
Utilitas
15.2. Pengetesan seluruh pekerjaan instalasi listrik sampai dinyatakan baik oleh instansi
listrik sampai dinyatakan baik oleh instansi setempat (PLN) secara tertulis dan diterima
dengan baik oleh Pengawas/Pemilik proyek.
Pasal 17
Penutup
Semua persyaratan – persyaratan dalam Rencana Kerja dan Syarat (RKS) dan gambar –
gambar pelaksanaan ini adalah mengikat tidak boleh dirubah tanpa persetujuan dari Dinas
Perkebunan dan Peternakan.
Syarat – syarat yang tidak tertera dalam Spesifikasi Teknis, tetapi tertera pada bagian lain
didalam Dokumen ini, Kontraktor berkewajiban untuk melaksanakannya.