SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN:
PENGELOLAAN SDA DAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI
KEGIATAN
PADA WILAYAH SUNGAI (WS) DALAM 1 (SATU) DAERAH
KABUPATEN/KOTA
SUB KEGIATAN:
PENINGKATAN TANGGUL SUNGAI
PEKERJAAN:
Perencanaan Teknis Sumber Daya Air SDA
Paket 2
LOKASI :
BANJARBARU
Tahun Anggaran
2022
SPESIFIKASI TEKNIS
PETUNJUK UNTUK PESERTA
Peserta Pengadaan Jasa Konstruksi harus membaca dan mempelajari seluruh gambar kerja,
rencana kerja dan syarat-syarat ini dengan seksama untuk memahami benar-benar maksud dan isi
dokumen ini secara keseluruhan maupun setiap bagian. Tidak ada gugatan yang akan
dipertimbangkan jika gugatan itu disebabkan karena peserta tidak membaca, tidak memahami,
tidak memenuhi petunjuk, ketentuan dalam gambar atau pernyataan kesalahpahaman apapun
mengenai arti dari isi dokumen ini.
1. UMUM
1.1. Pekerjaan Perencanaan Teknis Sumber Daya Air SDA Paket 2 pada Kegiatan
PENGELOLAAN SDA DAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI PADA WILAYAH SUNGAI
(WS) DALAM 1 (SATU) DAERAH KABUPATEN/KOTA Tahun Anggaran 2022,
dilaksanakan dengan metode Pelelangan Umum sesuai dengan :
1.1.1. Gambar-gambar pelaksanaan konstruksi dan detail terlampir.
1.1.2. Uraian dan syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan.
1.1.3. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwidjzing).
1.1.4. Petunjuk dari Direksi/Direksi Lapangan.
1.2. Pekerjaan dilaksanakan harus mengikuti segala peraturan yang berlaku pada saat ini
seperti : AV 1941, PUBI-NI-3-1970, PBI-1971, PKKI-1971, PNI1980, PUBB-1982, PKBI-
1984, PUIL-1977, Peraturan Menteri PUPR No. 07 Tahun 2015 tentang Pengaman
Pantai.
1.3. Kontraktor harus mengambil dokumentasi foto baik sebelum pekerjaan dimulai (kondisi
nol persen), pada saat pelaksanaan pekerjaan sampai akhir pelaksanaan selesai (kondisi
seratus persen).
1.4. Kontraktor harus membuat laporan harian, mingguan dan bulanan berikut progress
kemajuan pekerjaan dan dilampiri dengan foto pelaksanaan.
1.5. Pekerjaan Peningkatan Sungai Guntung Paikat (Paket 2) selama 6 Bulan atau 180
(Seratus Delapan Puluh) hari Kalender
2.2.3 Air
Air yang dipakai untuk mencuci agregat atau untuk mencampur haruslah air yang
baik, bebas dari minyak, zat asam, alkohol zat organik dan lain-lain zat yang dapat
meragukan pekerjaan atas pertimbangan direksi maka contoh air harus diuji
dengan cara membandingkan dengan air suling/ PAM sesuai dengan aturan PBI
1971 atau SKSNI T.15-1991.
2.3 Penyimpanan Bahan
2.3.1 Persetujuan atas sesuatu bahan/produk harus dimengerti sebagai perijinan untuk
memasukan bahan/produk tersebut kedalam lapangan dan penggunaan
bahan/produk tersebut kedalam pekerjaan sejauh bahwa keadaannya tidak
berubah dari kondisi ketika persetujuan diberikan.
2.3.2 Bahan/produk yang telah dimasukan kelapangan harus segera disimpan :
- Ditempat
- Dengan cara manual / peralatan
- Dalam susunan / tumpukan dan dengan pengkondisian lingkungan
- Dengan Pengamanan
- Dengan Accessibilitas
2.3.3 Pemborong yang akan memakai bahan/produk, bertanggung jawab bahwa selama
dalam penyimpanan bahan / produk tersebut tetap berada dalam kondisi layak
untuk dipakai.
Apabila selama waktu itu tenyata bahwa bahan/produk menjadi tidak lagi layak
untuk dipakai dalam pekerjaan, direksi berhak untuk memerintahkan agar :
- Bahan/produk tersebut segera diperbaiki sehingga kembali menjadi layak
untuk dipakai, atau
- Dalam hal dimana perbaikan tidak lagi mungkin supaya bahan/produk
tersebut segera dikeluarkan dari lapangan untuk diganti dengan yang
memenuhi persyaratan.
2.3.4 Penyusunan bahan sejenis selama penyimpanan harus diatur sedemikian rupa,
sehingga bahan yang terlebih dahulu masuk, lebih dahulu pula dipegunakan
dalam pekerjaan.
2.4 Material / peralatan yang didatangkan kelokasi oleh kontraktor harus dilaporkan
kepada pengawas dan selama masa konstruksi / pelaksanaan material/peralatan
tersebut menjadi tanggung jawab kontraktor.
2.5 Material/peralatan yang dibawa keluar dari lokasi harus mendapat ijin dahulu dari
pihak direksi.
4. FASILITAS SEMENTARA
4.1 Kontraktor atas biaya sendiri harus menyediakan fasilitas sementara, meliputi :
4.1.1 Kantor dan direksikeet dilokasi atau sekitar lokasi pekerjaan.
4.1.2 Gudang/tempat penyimpanan material dan peralatan.
4.1.3 Tempat tinggal pekerja selama proses pelaksanaan pekerjaan
4.2 Kontraktor harus meminta persetujuan kepada direksi untuk fasilitas sementara di
lokasi.
4.3 Setelah pekerjaan selesai, seluruh fasilitas sementara harus dihilangkan dan
dipindahkan keluar dari lokasi proyek atas biaya kontraktor.
4.4 Jika tidak disediakan lokasi untuk penampungan/gudang, maka kontraktor harus
memperhitungkan biaya penampungan diluar untuk material/peralatan
5. KEBERSIHAN
5.1. Kontraktor bertanggung jawab untuk menjaga kebersihan lokasi
5.2. Seluruh material yang dibawa ke lokasi harus ditempatkan ditempat yang telah
ditentukan sesuai dengan ketentuan yang ada.
5.3. Seluruh sampah/limbah/buangan dari kontraktor harus ditempatkan ditempat yang
telah ditentukan dilokasi. Minimum 1 (satu) minggu sekali pengambilan sampah di
lakukan dibawah kordinasi dari direksi, sehingga lokasi terjaga kebersihannya.
5.4. Dalam memelihara fasilitas jalan umum bebas dari kotoran dan tanah, kontraktor
bertanggung jawab untuk membersihkan kendaraan yang digunakan sebelum
meninggalkan lokasi.
5.5. Jika kontraktor tidak mentaati kondisi tersebut diatas maka direksi berhak
menginstruksikan atau menunjuk pihak lain untuk melaksanakan pekerjaan atas biaya
kontraktor.
Sebagai tambahan atas tenaga kerja pembersih kontraktor harus menyediakan tenaga
pembersih dibawah koordinasi direksi selama berlangsungnya proyek.
4.4. Semua pasir yang digunakan untuk pekerjaan diwajibkan harus pasir
sungai bukan pasir gunung.
4.5. Adukan mortar untuk pasangan batu gunung dan plesteran menggunakan
alat (molen)
Persyaratan Pengujian
1. Jumlah Contoh
Ikhwal yang dipersyaratkan, sebagai berikut :
1) Jumlah contoh semen Portland yang diperlukan untuk
pengujian kekuatan tekan mortarditetapkan berdasarkan
ketentuan yang berlaku;
2) Jika suatu pekerjaan akan menggunakan lebih dari satu tipe
semen, maka untuk setiap tipesemen yang digunakan harus
dilakukan pengujian kekuatan tekan mortar;
3) Pengambilan contoh – contoh untuk setiap tipe semen
dilakukan secara acak berdasarkanketentuan yang
berlaku;Berat volume setiap contoh ditetapkan sesuai dengan
jumlah benda uji;
4) Jumlah benda uji yang harus dibuat ditentukan sesuai dengan
umur benda uji;
2. Pengelolaan contoh
Pengelolaan contoh harus mengikuti peraturan, sebagai berikut;
1) Setiap contoh harus diberi label yang lebih jelas, sehingga
contoh dapat diketahui denganjelas;
2) Label contoh harus memuat :
(1) Contoh nomor;
(2) Tipe semen;
(3) Asal pabrik;
(4) Jumlah contoh;
(5) Nama teknisis yang mengambil contoh;
(6) Tanggal pengambilan contoh;
3) Benda uji setiap contoh juga harus diberi label yang jelas,
meliputi :
(1) Nomor contoh dan nomor benda uji;
(2) Tanggal pembuatan benda uji;
4) Contoh semen harus disimpan di tempat yang kering,
sehingga dapat dihindarikemungkinan terjadinya perubahan
kondisi dan sifat semen.
3. Sistem Pengujian
Ikhwal pengujian, yaitu
1) Pengujian kekuatan tekan mortar semen Portland dilakukan
secara ganda (duplo);
2) Umur benda uji ditetapkan berdasarkan ketentuan yang
berlaku; jika tidak ada ketentuanlain, benda dapat di uji
setelah mencapai umur 3, 7, 14, 21 dan 28 hari;
3) Pencatatan data pengujian harus menggunakan formulir
laboratorium yang memuat :
(1) Identitas benda uji dan contoh;
(2) Tanggal pengujian;
(3) Penanggung jawab penguji;
(4) Pencatatan data pengujian;
(5) Nama laboratorium dan identitas penguji.
4) Hasil pengujian harus ditanda tangani oleh penanggung jawab
pengujian.
Ketentuan-ketentuan
1. Benda Uji
Benda uji memenuhi ketentuan – ketentuan, di bawah ini :
1) Benda uji berbentuk kubus dengan ukuran sisi 5 cm dibuat
dan mortar campuran semenPortland, pasir kwarsa, dan air
suling dengan komposisi tertentu;
2) Untuk pembuatan 6 benda uji diperlukan bahan sebagai
berikut :
Semen Portland 500 gram;
Pasir kwarsa 1.375 gram;
Air suling 242 ml.
3) Pasir kwarsa yang digunakan harus memenuhi pesyaratan
standar pasir Ottawa ASTM No.: C 190;
4) Radar air optinium mortar yang digunakan untuk membuat
benda uji ditetapkan berdasarkan hasil pengujian meja leleh.
2. Peralatan
Peralatan untuk pengujin kekuatan tekan mortar, terdiri dari :
1) Mesin pengaduk Standar ASTM C 305 yang kecepatan
perputarannya dapat diatur,dilengkapi dengan pengaduk
kapasitas 2500 cc, lihat gambar 1.
2) Meja leleh lengkap Standar ASTM C-230 dengan cincin leleh
dibuat dari baja 55 HRB, lihat gambar 2.
3. Perhitungan
Rumus – rumus yang dugunakan untuk perhitungan adalah
1) Kekuatan tekan mortar dihitung dengan rumus :
Dimana
σm = kekuatan tekan mortar, MPA
Pmaks = gaya tekan maksimum, N
A = luas penampang benda uji, nm2
Untuk benda uji kubus dengan panjang sisi 50 mm, maka A = 2500
mm2
Dimana :
γm = berat isi mortar, kg/ml
Bm = berat benda uji, kg
V = volume benda uji, ml
Untuk benda uji kubus dengan panjang sisi 50 mm, maka V-125 ml.
4. Cara Uji
Pengujian kekuatan tekan mortar semen Portland dilakukan melalui
tahap pekerjaan, sebagaiberikut :
1) Tuangkan 242 cc air suling ke dalam mengkok pengaduk,
kemudian masukan pula perlahan – lahan contoh semen
sebanyak 500 gram, biarkan kedua baan dalam mangkok
pengaduk selama 30 detik;
2) Aduklah campuran air suling dan semen dengan
menggunakan mesin pengaduk selama 30 detik; kecepatan
putaran mesin pengaduk adalah 140±5 putaran per menit;
3) Siapkan pasir kwarsa sebanyak 1375 gram; masukan sedikit
demi sedikit ke dalam mangkok yang berisi campuran semen-
air suling sambil diaduk dengan kecepatan yang sama dalam 30
detik; setelah itu pengadukan diteruskan selama 30 detik
dengan kecepatan pengadukan 285±10 putaran per menit;
4) Pengadukan dihentikan, bersihkan motornya yang menempel di
bibir dan bagian atas mangkok pengaduk selama 15 detik,
selanjutnya mortar dibiarkan selama 75 detik dalam mangkok
pengaduk yang ditutup;
5) Ulang kembali pengadukan selama 60 detik dengan kecepatan
pengadukan 258±10 putaran per menit;
6) Lakukan percobaan leleh dengan cara, sebagai berikut :
(1) Letakan cincin leleh di atas meja leleh, lalu diisi dengan
mortar sampai penuh; pengisian dilakukan dalam 2 lapis,
setiap lapis harus didapatkan 20 kali dengan alat pemadat;
(2) Ratakan permukaan atas mortar dalam cincin leleh dan
bersihkan mortar yang menempel di bagian luar cincin
leleh;
(3) Angkatlah cincin leleh perlahan – lahan, sehingga di atas
meja leleh terbentuk mortar berbentuk kerucut
terpancung;
(4) Getarkan meja leleh sebanyak 25 kali selama 15 detik,
dengan tinggi jatuh ½ in (12,7 mm)
(5) Ukurlah diameter mortar diatas meja leleh minimal pada
4 tempat yang berlainan, lain hitung diameter rata – rata
(d) mortar tersebut;
7) Ulangi pekerjaan 1) sampai dengan 6) dengan mortar baru &
beberapa variasi kadar air, sehingga diperoleh diameter rata –
rata dr sama dengan 1,00 – 1,15 kali diameter semula ds;
8) Setelah tercapai dr = 1,00 – 1,15 kali ds, pekerjaan selanjutnya
dilanjutkan dengan mencetak benda uji dengan urutan sebagai
berikut :
(1) Aduk kembali mortar di dalam mangkok pengaduk dengan
kecepatan pegadukan 285±10 putaran per menit selama 15
detik;
(2) Masukan mortar kedalam cetakan kubus; pengisian cetakan
dilakukan sebanyak 2 lapis dan setiap lapis harus dipadatkan
32 kali dengan 4 kali putaran dalam 10 detik; konfigurasi
pemadatan seperti tercantum pada GAMBAR 4; pekerjaan
pencetakan benda uji, harus sudah dimulai dalam waktu
paling lama 2 ½ menit setelah pengadukan semula (butir 5);
B. Dasar Pembayaran
Kuantitas, ditentukan sebagaimana diuraikan di atas, harus dibayar
dengan Harga Kontrak per satuan dari pengukuran untuk Mata
Pembayaran yang terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut harus
merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan
semua bahan, untuk galian yang diperlukan dan penyiapan seluruh
formasi atau pondasi, untuk pembuatan lubang sulingan dan sambungan
konstruksi, untuk pemompaan air, untuk penimbunan kembali sampai
elevasi tanah asli dan pekerjaan akhir dan untuk semua pekerjaan
lainnya atau biaya lain yang diperlukan atau lazim untuk penyelesaian
yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam bagian
ini.
No Uraian Satuan Pengukuran
5.2.6. Ketentuan dan Persyaratan bahan untk campuran beton dapat dilihat
pada no.2 Material dan Peralatan
5.2.7. Perawatan Beton
a. Perawatan dengan Pembasahan
Segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari
pengeringan dini, temperatur yang terlalu panas, dan gangguan
mekanis. Beton harus dijaga agar kehilangan kadar air yang
terjadi seminimal mungkin dan diperoleh temperatur yang
relatif tetap dalam waktu yang ditentukan untuk menjamin
hidrasi yang sebagaimana mestinya pada semen dan
pengerasan beton.
Pekerjaan perawatan harus segera dimulai setelah beton mulai
mengeras (sebelum terjadi retak susut basah) dengan
menyelimutinya dengan bahan yang dapat menyerap air.
Lembaran bahan penyerap air ini yang harus dibuat jenuh
dalam waktu paling sedikit 7 hari. Semua bahan perawatan
atau lembaran bahan penyerap air harus menempel pada
permukaan yang dirawat.
Jika bekisting tidak dibongkar maka bekisting tersebut harus
dipertahankan dalam kondisi basah sampai bekisting
dibongkar, untuk mencegah terbukanya sambungan-
sambungan dan pengeringan beton. Beton semen yang
mempunyai sifat kekuatan awal yang tinggi, harus dibasahi
sampai kuat tekannya mencapai 70% dari kekuatan rancangan
beton berumur 28 hari.
b. Perawatan dengan Cara Lain
Membran cair
Perawatan membran dilakukan ketika seluruh permukaan beton
segerasesudah air meningggalkan permukaan (kering), terlebih
dahulu setelah beton dibuka cetakannya dan finishing dilakukan.
Jika seandainya hujan turun maka harus dibuat pelindung
sebelum lapisan membran cukup kering, atau seandainya lapisan
membran rusak makaharus dilakukan pelapisanulang lagi.
Selimut kedap air
Metode ini dilakukan dengan menyelimuti permukaan beton
dengan bahan lembaran kedap air yang bertujuan mencegah
kehilangan kelembaban air permukaan beton. Beton harus basah
pada saat lembaran kedap air ini dipasang. Lembaran bahan ini
aman untuk tidak terbang/pindah tertiupangin dan apabila ada
kerusakan/sobek harus segera diperbaiki selama periode
perawatan berlangsung.
Form-In-Place
Perawatan yang dilakukan dengan tetap mempertahankan
cetakan sebagai dinding penahan pada tempatnya selama waktu
yang diperlukan beton dalam masa perawatan.
c. Pengukuran dan pembayaran pekerjaan perawatan beton sudah
termasuk dalam harga satuan pekerjaan beton.