Anda di halaman 1dari 7

SPESIFIKASI UMUM

PASAL 1
Jenis Pekerjaan
1 Pekerjaan :Rehabilitasi Kantor Desa Teluk Bakau Kec. Gunung Kijang

Lokasi

1Keg
: KEC. GUNUNG KIJANG

2. Untuk Kelancaran pelaksanaan pemborong harus menyediakan :


a. Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli yang cukup memadai, sesuai dengan
jenis pekerjaan yang sedang dilaksanakan.
b. Alat-alat Bantu seperti mesin pengaduk beton, pompa air dan alat
pengangkut dan peralatan lain yang diperlukan dalam pelaksanaan.
c. Bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap
pekerjaan mempunyai kualitas yang sesuai dengan dokumen lelang dan
dilaksanakan tepat waktu.

PASAL 2
Syarat Syarat Teknis
STANDAR STANDAR PELAKSANAAN
Apabila tidak ditentukan lain dalam pelaksanaan dalam pekerjaan ini
berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan yang tersebut dibawah ini dan
dianggap rekanan telah mengetahui termasuk apabila ada segala perubahan
dan tambahan sampai saat ini.
SNI 1734- 1989 F

Tata cara perencanaan beton bertulang dan struktur


dinding beton bertulang untuk rumah dan gedung.

SK. SNI . 05-1889

Tata cara penerangan alami siang hari untuk rumah


dan gedung.

SK.BI 4.353.1987

Speksifikasi

kayu

awet

untuk

perumahan

gedung.
SK.SNI 5-04-1989 F

Speksifikasi bahan bangunan A ( bukan Logam ).

-1-

dan

PASAL 3
Persyaratan Bahan Bahan Bangunan
1. Air ( Bahan A SK . SNI S 04-1989 F, 14 )
a. Air yang dipergunakan harus bebas dari bahan- bahan organik atau
minyak, asam, alkali, garam-garam dan bahan-bahan yang bisa merusak
beton
b. Air yang dipakai untuk adukan beton harus sesuai dengan ( SNI . 1971
1990 F )
2. Tanah Timbun / Tanah Urug.
Tanah yang dipergunakan untuk pekerjaan timbun harus tanah humus
atau akar-akar kayu serta rumput, bebas sampah dan bebas bahan
organik.
3. Pasir Agregat halus ( bagian A.SK SNI S-04-1989-F,6.1)
a. Pasir yang dapat digunakan berupa pasir alam atau pasir halus dari
hasil mesin pemecah batu dari alat mekanis.
b. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 %. Apabila
lumpur melampaui 5 % yang dimaksud dengan lumpur adalah bagian
yang dapt melalui ayakan 0.0063 mm . apabila kadar agregat melampaui
5 % agregat harus dicuci.
c. Pasir Laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu
beton kecuali dengan petunjuk-petunjuk dari lembaga pemeriksaan
bahan bahan yang diakui.
4. Kerikil / Agregat Kasar ( Bagian A. SK-04-1989 )
a. Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil alam atau bahan-bahan
yang diperoleh dari pecahan-pecahan batu pada umumnya, yang
dimaksud dengan agregat kasar adalah bahan yang pecahannya 5 mm
b. Agregat Kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak
berpori, agreagat kasar yang pipih diperbolehkan jika butir-butiran
yang pipih tidak lebih dari 20 % dari berat agregat seluruhnya, agregat
kasar harus kokoh, tidak boleh hancur dan bersifat kekal.
c. Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % terhadap
berat kering dan juga bebas dari bahan-bahan yang dapat merusak
seperti zat-zat yang reaktif.
d. Besar butiran agregat maksimum tidak boleh lebih Dari seperlima jarak
terkecil antara bidang samping dari cetakan, sepertiga dari tebal plat
atau berkas-berkas tulangan. Penyimpangan dari perbatasan ini diizink
apabila menurutr pengawas ahli.
5. Batu Bata ( SII 0021-78)

-2-

a. Batu bata yang digunakan harus batu bata yang mempunyai syarat
mutu seperti yang ditentukan dalam SII 0221-78.
b. Batu bata yang digunakan harus batu bata yang sempurna masaknya
atau tidak rapuh bila direndam dalam air, dan batu bata yang digunakan
harus direndam dalam air.
c. Batu bata yang digunakan harus menuhi ukuran dan syarat yang
tercantum dalam PUBI -1980.
6. Semen ( Bagian A .SK SNI S-04-1989-F)
a. Semen yang digunakan harus semen yang bermutu tinggi, serta volume
tidak berkurang dari ketentuan yang tercantum pada kantongnya, dan
semen tidak terjadi pembongkahan atau keras.
b. Semen yang digunakan untuk konstruksi beton harus semen yang
memenuhi persyaratan SII 0013-81.
c. Pemakaian semen untuk setiap campuran dapat ditentukan dengan
ukuran isi / berat. Ukuran semen tidak boleh lebih dari 2,5 %.
7. Baja Tulangan
a. Baja tulangan untuk penulangan beton yang digunakan harus bebas
dari kotoran, lemak, kulit gilingan, karat lepas dan bahan lain yang
dapat mengurangi daya lekat beton terhadap tulangan.
b. Diamater baja tulangan harus sama dengan yang tercantum dalam
gambar rencana atau gambar detail.
c. Jika ternyata dalam pemeriksaaan pengawasan yang digunakan tidak
sesuai dengan diameter baja yang akan dipakai harus dikonsultasikan
terlebih dahulu dengan konsultan
d. Penyimpanagan penggunaan baja tulangan dari ketentuanketentuan
yang berlaku dinyatakan tidak dapat diterima.
8. Cat dan sejenisnya
a. Cat dan sejenisnya adalah yang bekualitas baik yang memenuhi
persyaratan.
b. Cat dan sejenisnya digunakan adalah hasil satu pabrik yang sama dan
produksi dalam negeri.

PASAL 4
Penyimpanan Bahan-Bahan
1. Semen
a. Semen harus ditempatkan dan pada gudang tertutup, tempat kering,
tidak lembab, da tidak mudah tercampur dengan bahan lain.
b. Semen yang tersimpan lama digunakan mutunya akan berkurang, maka
sebelum dipakai harus diperiksa terlebih oleh pengawas.

-3-

2. Agregat
Agregat halus dan kasar penyimpanannya harus terpisah, tempat
penyimpanan dasarnya selalu basah dan lembab maka harus dilapisi
dengan terpal atau papan.
3. Bahan-bahan lain
Untuk penyimpanan bahan yang berupa bahan yang tidak tahan dengan
cuaca sebainya ditempatkan ditempat penyimpanan.

PASAL 5
Persiapan Pekerjaan
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan fisik pemborong harus meyiapkan jalur
jalan menuju lokasi untuk memasukan bahan bahan yang akan
digunakan.
2. Sebelum mulai pekerjaan telebih dahulu areal seluas yang ditentukan oleh
konsultan pengawas dibersihkan dari semak dan pohon yang merusak
kelangsungan kerja.
3. Sebelum pelaksanaan kerja terlebih dahulu dirundingkan dahulu dengan
pengawas dan lokasi, los kerja dan tempat penimbunan bahan dan
penyimpanan bahan bahan.
4. Untuk pelaksanaan ini pemborong harus menyiapkan direksi ket atau
kantor dengan kelengkapanya.
5. Kantor atau gudang dapat dibongkar sertelah pekerjaaan selesai 100% dan
pembongkaranya disetujui oleh pengawas.

PASAL 6
Pemasangan Bouwplank dan Peil Bangunan
1. Pengukuran
a. Letak pondasi dan kedudukan bangunan ditentukan sesuai dengan
gambar rencana, pemasangan bouwplank, harus kuat, water pass dan
siku.
b. Pemborong harus membuat ukuran duga tetap dari luar bangunan dari
bahan beton ukuran 10x10 cm (permanent)
c. Ukuran ketinggian lantai dari titik kurang 0.00 ditentukan dalam
gambar rencana.

-4-

2. Bouwplank
a. Bouwplank terbuat dari papan yang atasnya diserut dan dipakukan
pada kayu persegi 5/7 cm yang tertanam ditanah yang cukup kuat.
b. Bagian atasnya papan bowplank harus waterpass (horizontal dan siku)
c. Pemasangan papan bouwplank dengan jarak 1.5 m dari as bangunan.

PASAL 7
Pekerjaan Campuran
1. Pekerjaan campuran semen, pasir, air yang disebut adukan beton
jumlah semen yang dipakai ditentukan dengan ukuran isi, seperti sebagai
berikut :
a. Adukan 1 : 2 untuk adukan kedap air = 1 zak semen : 2 zak pasir
b. Adukan 1 : 3 untuk afwerking beton = 1 zak semen : 3 zak pasir
c. Adukan 1 : 4 untuk adukan biasa = 1 zak semen : 4 zak
2. Pekerjaan campuran semen, pasir, kerikil dan air yang disebut beton
jumlah semen yang dipakai setiap campuran untuk mutu BO, B1 dan K125
ditentukan dengan ukuran isi, sedangkan jumlah semen yang dipakai
dalam setiap campuran untuk beton mutu k175 dan mutu yang lebih
tinggi ditentukan dengan ukuran yang lebih berat atau direncanakan sbb :
a. Untuk beton mutu BO dengan beton 1 : 3 : 5 = 1 zak semen : 3 zak pasir
: 5 zak kerikil.
b. Untuk beton mutu B1 dan k125 dengan beton 1 : 2 : 3 = 1 zak semen : 2
zak pasir : 3 zak kerikil.
c. Bahan test labor untuk beton mutu 1 : 2 : 3 dipakai perbandingan
ukuran serta ( petunjuk labor )
3. Pengadukan mutu adukan dengan mengunakan mesin pengadukdan beton
mutu BO sedapat mungkin diaduk dengan mesin pengaduk, sedangkan
untuk mutu beton dengan mutu B1 dan yang lebih tinggi harus
menggunakan mesin pengaduk.
4. Penyimpangan terhadap ketentuan ini tidak dapat diterima dan pekerjaaan
ditolak, sedangkan pekerjaan yang dihasilkan harus dibongkar dan
kerugian ditanggung pemborong.

PASAL 8
Pekerjaan Pondasi Batukali
1. Sebelum mulai pekerjaan galian maka semua galian harus dapat
persetujuan dari pengawas mengenai ketepatan ukuran dan bentuknya,

-5-

selama belum mendapat persetujuan dari pengawas maka pelaksanaan


pekerjaan pondasi belum dapat dilakuakan.
2. Apabila dalam galian yang akan dipasang terdapat genangan air, maka
seluruh air tersebut dipompa keluar lobang telebih dahulu dan dialirkan
ketempat yang disetujui oleh pengawas.
3. Dasar galian diurug dengan pasir setebal 5 cm dan dipadatkan.

PASAL 9
Pekerjaan Plasteran
1.

Sebelum memulai pekerjaan plasteran semua pipa untuk instalasi, listrik


atau instalasi air sudah terpasang dengan baik dan benar.

2.

Sebelum diplaster permukaan dinding harus disiram dengan air sampai


benar benar basah.

3.

Dinding fero cement disang hingga ketinggian lebih kurang 0.30 cm


diplaster dengan kedudukan 1 : 2.

4.

Untuk afworking permukaan beton dan plasteran bagian sudut luar


bangunan diplaster dengan mengunakan adukan 1 : 3.

5.

Dinding batu bata sejak


mengunakan adukan 1 : 4.

6.

Pekerjaan plasteran harus rapi dan rata permukaanya, permukaan


plasteran dihaluskan dengan menggunakan campuran air semen.

diatas

lebih

kurang

0.30

cm

diplaster

PASAL 10
Pekerjaan Pengecatan dan Sejenisnya.
1. Pengecatan Tembok
a. Sebelum pengecatan dimulai tembok yang akan dicat harus benar
benar kering.
b. Tembok yang akan dicat terlebih dahulu dihaluskan dengan amplas besi
sampai benar benar halus.
c. Apabila tembok diberi lapisan plamour hingga rata mengenai seluruh
permukaan tembok sampai kering kemudian dihaluskan dengan amplas
besi hingga halus.

-6-

d. Setelah cat dasar mengering dilanjutkan dengan pengecatan kedua dan


setelah ini kering dilanjutkan dengan lapis ketiga.
2. Pengecatan Kayu
a. Sebelum pengecatan dimulai permukaan kayu harus digosok dengan
amplas kayu hingga halus, setelah kayu diamplas hingga halus dicat
dengan cat dasar untuk melindungi kayu dari pelapukan.
b. Setelah cat dasar kering permukaan kayu di plamour hingga rata dan
setelah kering digosok lagi dengan amplas kayu.
c. Setelah plamour dihaluskan, kayu dicat dasar dengan menggunakan cat
minyak, dimana yang akan dipakai harus diencerkan, jika masih
terdapat permukaan kayu yang kasar harus digosok lagi menggunakan
amplas hingga halus.
d. Setelah proses plaksanaan tersebut selesai, kemudian di cat minyak
setelah kering dilanjutkan dengan pengecatan lapis ketiga.

PASAL 11
Pekerjaan Lain-Lain
1. Pemborong harus membersihkan lokasi bangunan yang telah selesai
dikerjakan seluas
ditentukan pada waktu penjelasan pekerjaan
dilapangan.
2. Pemborong harus memperbaiki kerusakan-kerusakan pada jalan jalan,
saluran-saluran, halaman dan lainya yang diakibatkan oleh peklaksanaan
pekerjaan lapangan.
3. Pekerjaan yang belum tercantum pada pekerjaan ini dijelaskan pada
spesifikasi khusus.

-7-

Anda mungkin juga menyukai