Anda di halaman 1dari 31

SPESIFIKASI TEKNIS

PROGRAM
PROGRAM PENGELOLAAN PENDIDIKAN

KEGIATAN :
PENGELOLAAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

SUB KEGIATAN :
PENAMBAHAN RUANG KELAS BARU

LOKASI
SMP NEGERI 3 GEMOLONG
KECAMATAN GEMOLONG

SUMBER DANA
APBD KABUPATEN SRAGEN

TAHUN ANGGARAN
2023
PENJELASAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
(SPESIFIKASI TEKNIS)
Keterangan:
Spesifikasi teknis disusun oleh Perencana berdasar jenis pekerjaan yang akan di lelangkan,
dengan ketentuan :
1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan
digunakannya produksi dalam negeri;
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional;
3. Metoda pelaksanaan logis, realistik dan dapat dilaksanakan;
4. Jadwal waktu pelaksanaan sesuai dengan metoda pelaksanaan;
5. Mencantumkan macam, jenis barang, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
6. Mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan;
7. Mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;
8. Mencantumkan tata cara pengukuran.
9. Mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan;
A. SYARAT-SYARAT TEKNIS BAHAN BANGUNAN

Pasal 01
SYARAT-SYARAT UMUM

1. Yang dimaksud dengan bahan-bahan bangunan adalah semua bahan-bahan yang


dipergunakan dalam pelaksanaan sebagai tertera dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini
serta gambar-gambarnya.
2. Semua bahan bangunan harus dari kualitas yang baik sesuai dengan syarat-syarat dalam
peraturan yang dikeluarkan oleh Dewan Normalisasi Indonesia, A.V.W.I, PUBI 1982, bila
ada penyimpangan-penyimpangan dari apa yang tercantum dalam peraturan-peraturan yang
disebut terdahulu.
3. Setiap tahap pekerjaan, sebelum memulai tahap pelaksanaan pekerjaan Pelaksana
pembangunan diharuskan mengirimkan contoh-contoh bahan bangunan yang akan dipakai
dalam melaksanakan pekerjaan kepada Pengawas terlebih dahulu, untuk diperiksa dan
dimintakan persetujuannya, contoh-contoh mana haruslah sesuai dengan keadaan bahan-
bahan yang dimaksud.
4. Bahan-bahan yang disyaratkan untuk ditest/diperiksa, dan bahan yang disangsikan
kualitasnya, harus ditest/diperiksa terlebih dahulu di laboratorium bahan bangunan yang
ditunjuk/disepakati sebelum dilaksanakan atas biaya Pelaksana pembangunan/Pelaksana
pembangunan.
5. Untuk bahan-bahan bangunan yang diafkir/ditolak, harus secepatnya dikeluarkan dari lokasi
pekerjaan untuk mencegah kemungkinan dipakainya bahan-bahan tersebut secara sengaja
ataupun tidak disengaja.
6. Bahan-bahan bangunan yang sudah ada/disetujui oleh Pengawas dilokasi pekerjaan tidak
boleh dikeluarkan lagi dari dalam lokasi pekerjaan tanpa seijin dari Pengawas.
7. Pengerjaan dan penyimpangan bahan-bahan di lapangan harus memenuhi ketentuan teknis
perlindungan terhadap cuaca, kelembaban, kebakaran, serangga dan keamanan.

Pasal 02
AIR KERJA
1. Bahan pokok :
Air tawar, bersih, tidak berbau, tidak berasam, bebas dari bahan-bahan yang merusak atau
campuran-campuran yang mempengaruhi daya lekat semen.
2. Uraian pelaksanaan :
Air untuk keperluan pekerjaan harus disediakan dan bilamana mungkin didapatkan dari
sumber air yang sudah ada didalam lokasi proyek tersebut. Apabila air didapat dari sumber
lain, maka segala biaya penyambungan, pemakai air dan pembongkarannya kembali adalah
menjadi beban Pelaksana pembangunan.

Pasal 03
PASIR URUG

1. Terdiri dari pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami dari batu-batuan.
2. Pasir terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, kadar Lumpur maksimum 10 %, bebas dari
bahan organis & sebagainya.
3. Sedikit ada batu-batuan kecil

Pasal 04
PASIR PASANG
1. Terdiri dari pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami dari batu-batuan.
2. Pasir terdiri dari butir-butir halus, tidak mengandung lumpur, tidak mengandung bahan-
bahan organis dan lainnya.
3. Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai pasir pasang.

Pasal 05
PASIR BETON

1. Pasir beton terdiri dari pasir dengan batu-batu yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organis, Lumpur dan sejenisnya dan juga memenuhi komposisi butir-butir serta kekerasan
sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam PBI 1971. Secara terinci spesifikasinya
sebagai berikut :
- berbutir mineral keras yang mempunyai bentuk mendekati bulat dan ukuran butirnya
sebagian besar terletak antara 0,075 – 5 mm dan kadar Lumpur/bagiannya yang
ukurannya lebih kecil dari 0,063 mm tidak lebih dari 5 %.
- pasir beton harus bersih, bila diuji memakai larutan pencuci khusus, tinggi endapan pasir
yang kelihatan dibandingkan dengan tinggi seluruh endapan tidak kurang dari 70 %.
- pasir tidak boleh mengandung zat-zat organic yang dapat mengurangi mutu beton, untuk
itu bila direndam dalam larutan 3 % NaOH, cairan diatas endapan tidak boleh lebih gelap
dari warna larutan pembanding.
2. Pasir beton yang digunakan Pandan simping/Kaliworo/ Kali Gondel.

Pasal 06
KRIKIL BETON

1. Kerikil alam atau batu pecah adalah butiran mineral keras yang sebagian besar butirnya
berukuran 20 – 30 mm (2-3 cm). Besar butir maksimal yang diijinkan tergantung pada
maksud pemakaiannya (kecuali untuk bagian yang tipis dengan krikil jagung).
2. Syarat-syarat teknis yang harus dipenuhi :
- kekerasan yang ditentukan dengan bejana Redellof tidak boleh mengandung bagian hancur
yang tembus ayakan 2 mm, lebih dari 32 %.
- kadar Lumpur, maksimal 1 % berat.
- bagian butir yang panjang dan dipipih, maksimal 20 %.
- krikil beton menggunakan krikil pecah tangan.
3. Selain tersebut diatas, juga harus memenuhi syarat-syarat seperti apa yang tercantum
dalam PBI 1971, Bab 3, Psl 3.6
Pasal 07
BATU BATA

1. Batu bata yang dipergunakan adalah kualitas baik , yang dibuat dari tanah liat, yang dibakar
pada suhu yang cukup tinggi hingga tidak hancur lagi bila direndam dalam air.
2. Persyaratan teknis :
- berwarna merah setelah dibakar
- mempunyai suara nyaring bila diketok
- mempunyai kekuatan tekan 25 kg/cm2

Pasal 08
SEMEN PORTLAND

1. Digunakan PC Jenis I menurut N.I. 8-1965 atau type I menurut ASTM C 150 dan memenuhi
S 4000 menurut standart semen Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia
(N.I. 8-172).
2. Semen yang telah mengeras tidak diperkenankan/dilarang untuk dipakai sebagai bahan
campuran.

Pasal 09
BESI TULANGAN

1. Bahan-bahan yang diperlukan untuk keperluan besi baja dan besi tulangan ini terdiri dari:
a. Besi baja beton/tulangan
2. Syarat bahan :
▪ Bahan besi baja ini harus memenuhi standard SNI.
▪ Bahan besi baja ini, kecuali ditunjukkan atau dipersyaratkan lain, harus sesuai dengan
NI.3-1970
▪ Kualitas besi tulangan untuk polos (semua tulangan diameter 12 ke bawah) menggunakan
U 24
▪ Bahan-bahan tersebut harus dalam keadaan baru, tanpa cacat-cacat.
▪ Penyimpangan bahan sebelum terpasang, harus ditempat yang terlindung dan berada
diatas tanah.
B. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN PEKERJAAN
PASAL 01
URAIAN UMUM

1. Lokasi Pekerjaan ini berada di lokasi yang telah ditentukan dan nantinya dalam aanwijzing
lapangan akan ditunjukkan oleh Panitia Pengadaan.
2. Kerusakan bangunan ataupun Prasarana lain yang diakibatkan oleh pelaksanaan
pembangunan ini menjadi tanggung jawab Pelaksana pembangunan dan harus diperbaiki
seperti semula
3. Pekerjaan/Kegiatan yang harus dilaksanakan oleh Pelaksana adalah Penambahan Ruang
Kelas Baru SMP Negeri 3 Gemolong, Tahun 2023 dengan Perincian sebagai berikut :

I PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Administrasi & Dokumentasi
2 Pembersihan Lokasi Dan Penebangan Pohon
3 Papan nama Proyek
4 Penyediaan Air Kerja
5 Persiapan Dan Pembuatan Direksikit
6 Pengukuran dan Pemasangan bowplank
7 Mobilisasi
8 Penyelengaraan K3
1. Penyiapan RKK
1.1 Pembuatan Prosedur dan intruksi kerja
2. Sosialisasi ,promosi ,Dan Pelatihan
2.1 Papan MMT Pengarahan K3
2.2 Papan MMT Waspada COVID
2.3 Papan MMT Informasi Dan Promosi K3
3. Alat pelindung kerja dan Alat Pelindung Diri
3.1 Alat pelindung Diri
a. Sarung Tangan
b. Helem
c. Rompi
d. Masker Kesehatan (Covid)
4. Asuransi Dan Perijinan BPJS
5. Personil Keselamatan Kontruksi
6. Fasilitas Sarana,Prasarana dan Alat Kesehatan
6.1 P3K ( Tempat Obat +Obat -Obatan )
7. Rambu rambu yang diperlukan

8. Kegiatan dan peralatan terkait dengan pengendalian Resiko Keselamatan Keja

II PEKERJAAN TANAH DAN PASANGAN PONDASI


1 Galian tanah kedalaman 1 m
2 Urug Tanah Peninggian'
3 Urug Tanah kembali
4 Pemadatan Tanah, tiap 30 cm dengan vibratory roller 8 ton
5 Urug Pasir bawah lantai
6 Urug Pasir bawah pondasi
7 Pasang Batu kosong
8 Pasang Pondasi Batu Kali 1: 8

III PEKERJAAN PONDASI, BETON


1 Membuat beton dengan mutu f'c = 14,5 Mpa Fp 70x70 cm
2 Kolom Praktis 15/15 Membuat beton dengan mutu f'c = 14,5 Mpa
3 Kolom Utama 20/25 Membuat beton dengan mutu f'c = 14,5 Mpa
4 Kolom Selasar 20/20 Membuat beton dengan mutu f'c = 14,5 Mpa
5 Sloof 20/25 Dan 15/20 Membuat beton dengan mutu f'c = 14,5 Mpa
6 Ring Balk 15/20 Membuat beton dengan mutu f'c = 14,5 Mpa
7 Ring Konsul Depan Dan Belakang 12/15 Membuat beton dengan mutu f'c = 14,5 Mpa
8 Shopi-shopi 12/20 Membuat beton dengan mutu f'c = 14,5 Mpa
9 Ring gunungan 12/12 Membuat beton dengan mutu f'c = 14,5 Mpa
10 Besi Beton
11 Begesting Beton 2x Pakai
12 Rabat Beton T= 10 CM dengan mutu f'c = 7,4 MPa untuk lantai kerja

IV PEKERJAAN DINDING DAN KERAMIK


1 Pasangan batu bata Tebal 1/2 Batu Camp 1:3
2 Pasangan batu bata Tebal 1/2 Batu Camp 1:8
3 Pekerjaan Plester 1:8
4 Pekerjaan Acian
5 Pekerjaan Sponengan
Pasang dinding keramik 20/40 , KLS 1 keramik(
6 Asia )
7 Pas. List Keramik 8/20 Cm ( Asia )
7 Pasangan lantai Keramik 40x40 KLS I (Asia )

V PEKERJAAN PINTU JENDELA KAYU


1 Pek. Pas Kusen 6/12 Pintu P1 Dan P2 Jalusi Kayu Jati Lokal
2 Pas. Daun Pintu P1 dan P2 (panil) Kayu Jati Lokal
3 Pas. Daun Jendela Kayu Jati Lokal
4 Jendela Kaca Mati 5 mm
5 Pas. Kait Angin
6 Pas. Engsel Daun Pintu
7 Pas. Engsel Daun Jendela
8 Pas. Handle
9 Pas. Kunci Tanam Biasa
10 Pas.Grendel

VI PEKERJAAN KAYU DAN ATAP


1 Pasang Kuda-kuda 8/12 + Balok Sekor Kayu Bankirai
2 Gording 8/12 ,Nok 8/12,Murplat 8/12 Kayu Bangkirai
3 Pekerjaan Usuk 5/7 Kayu Bangkirai 100% Jarak 40 CM Dan Reng 2/4
4 Pasang Genteng Magas Kebumen
5 Pasang Kerpus
6 Pasang Lisplang Kalisplank Wood Plank L= 20 Cm
7 Papan reuiter 2/20
8 Pasang Tiang Ramp Divabel Besi Stenlis 1,5"

VII PEKERJAAN PLAFON


1 Pasang Plafond PVC
2 Pek. Rangka hollow 4x4 dan 2x4
3 Pasang list profil PVC lebar 5 cm

VII
I PEKERJAAN CAT
1 Pek.Cat Eksterior Weathershield ( Jotun )
2 Cat kayu ( Avian )

IX PEKERJAAN LISTRIK
1 MCB 25 Ampere.
2 Box MCB 1 Grop .
3 Titik Lampu
4 Titik Stop Kontak
5 Saklar Ganda ( Broco/Philips)
6 Saklar Tunggal ( Broco/Philips)
7 Stop Kontak ( Broco/Philips)
8 Pasang Lampu LED 11 W Feteng Downlight 4"

X PEKERJAAN DRAINASE
1 Saluran U Bangunan
2 Bak Kontrol

XI MEBELER
1 Meja Guru Kayu Jati Lokal
2 Meja Siswa Tungal Kayu Jati Lokal
3 Kursi Siswa Kayu Jati Lokal
4 Kursi Kerja Kayu Jati Lokal
5 Lemari Buku Kayu Jati Lokal
6 Papan Tulis Gantung Witebord Rangka Kayu Jati Lokal
7 Kotak Sampah

PASAL 02
KETENTUAN UKURAN

1. Pelaksanaan Kegiatan berdasarkan gambar kerja dan syarat-syarat yang diuraikan dalam
RKS ini, serta perubahan-perubahan dalam Berita Acara Aanwijzing, sesuai pengarahan
Pengguna Anggaran pada waktu atau sebelum berlangsungnya pekerjaan. Termasuk hal ini
adalah pekerjaan-pekerjaan tambahan / kurang yang timbul dalam pelaksanaan.
2. Perbedaan Ukuran
a. Bila terdapat perbedaan ukuran atau ketidaksesuaian antara gambar rencana dan detail,
maka yang mengikat adalah gambar yang skalanya lebih besar.
b. Bilamana terjadi perbedaan antara gambar dengan Bestek / Spesifikasi teknis harus
dilaporkan kepada Pengguna Anggaran untuk mendapatkan persetujuan sebelum
dilaksanakan.
c. Pengambilan dan pemakaian ukuran yang keliru sebelum / selama dan sesudah Kegiatan
dilaksanakan menjadi tanggung jawab Pelaksana pembangunansepenuhnya.

PASAL 03
PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Sebelum pelaksanaan kegiatan, Pelaksana pembangunan harus berkonsultasi dengan


Pengawas Lapangan, Pejabat yang berwenang atau Pengguna Anggaran, dan mendata
bersama-sama/mengidentifikasi kondisi di lapangan.
2. Pelaksana pembangunan bertanggung jawab atas penyediaan pengangkutan, peralatan-
peralatan, kendaraan-kendaraan/alat - alat besar yang menunjang pelaksanaan kegiatan baik
yang menyewa maupun milik perusahaan.
3. Pelaksana pembangunan diharuskan membuat papan nama proyek dengan redaksi sesuai
dengan normalisasi dari proyek.
4. Pelaksana pembangunan harus memperhitungkan sarana kegiatan berupa fasilitas
penerangan dan penyediaan air bersih yang cukup pada saat pelaksanaan pekerjaan, serta
membuat jalan masuk kedalam lokasi dimana kekuatan struktur jalan tersebut mampu
menerima beban masuknya angkutan - angkutan material.
5. Pelaksana pembangunan selama pelaksanaan harus menyediakan kotak obat-obatan untuk
P.P.P.K.
6. Pelaksana pembangunan harus menempatkan petugas keamanan untuk menjaga keamanan
kegiatan, baik barang-barang milik perusahaan maupun direksi.
7. Pelaksana pembangunan harus menjaga agar jalan umum, dan hak memakai jalan, bersih
dari alat- alat, mesin, bahan bangunan dan sebagainya serta memelihara kelancaran lalu
lintas, baik bagi kendaraan umum maupun pejalan kaki, selama pekerjaan berlangsung.
8. Selama pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana pembangunan bertanggung jawab terhadap segala
kerusakan, utilitas, jalan, saluran pembuangan dan sebagainya di tempat pekerjaan, dan
kerusakan-kerusakan sejenis yang disebabkan karena kegiatan Pelaksana pembangunan
dalam arti kata yang luas.
PASAL 04
RENCANA KERJA

1. Pelaksana pembangunan wajib meneliti semua Gambar dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat
termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan ( Aanwijzing ).
2. Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat - syarat ( RKS ), maka yang
rnengikat adalah RKS, bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain, maka
gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang berlaku, begitupula apabila dalam RKS
tidak dicantumkan sedangkan gambar ada, maka gambarlah yang mengikat.
3. Apabila gambar dan RKS sama-sama tidak menyebutkan, sedangkan hal yang dimaksud
adalah vital/perlu, maka Pelaksana pembangunan wajib melaksanakan hal tersebut dan
sebelumnya dikonsultasikan dengan pihak - pihak yang berkompeten.
4. Bila perbedaan–perbedaan ini menimbulkan keragu-raguan sehingga dalam pelaksanaan
menimbulkan kesalahan, Pelaksana pembangunan wajib berkonsultasi kepada Panitia
Pembangunan & Perencana.
5. Paling lambat 1 (satu) minggu setelah menerima Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
Pelaksana pembangunan harus membuat rencana kerja yang terdiri dari :
a. Bagan dari bobot masing-masing pekerjaan terhadap harga kontrak disesuaikan dengan
rencana kerja.
b. Time Schedule yang dilengkapi Curva S, Schedule bahan dan Schedule tenaga dan
peralatan.
6. Pelaksana pembangunan sebelum melaksanakan kegiatan/tahapan-tahapan kegiatan
diharuskan membuat Request sebagai permohonan ijin Kegiatan yang diajukan kepada
Panitia Pembangunan/ Koordinator Pengawas dan mengetahui Pengguna Anggaran.
7. Apabila Pelaksana pembangunan melaksanakan pekerjaan di luar lokasi pekerjaan supaya
memberitahukan kepada Panitia Pembangunan atau Pengawas Pembangunan untuk diadakan
pemeriksaan.
PASAL 05
BAHAN DAN CONTOH BAHAN

1. Sebelum mendatangkan bahan-bahan di lapangan Pelaksana pembangunan terlebih dahulu


mengajukan 3 (tiga) contoh bahan-bahan/brosur kepada Pengawas dan Perencana untuk
mendapatkan persetujuan dengan mengetahui panitia pembangunan yang akan disesuaikan
dengan syarat- syarat teknis.
2. Contoh bahan - bahan yang telah disetujui harus selalu ada di lapangan (brak kerja). Semua
bahan yang dikirim ke lapangan dan tidak sesuai dengan contoh bahan-bahan yang disetujui,
harus segera dikeluarkan dari lapangan atas biaya Pelaksana pembangunan dalam waktu
2x24 jam.

PASAL 06
PENENTUAN TINGGI PEIL (LEVEL) DAN UKURAN

1. Sebagai patokan tinggi peil (level) atau titik duga ( ± 0,00 ) permukaan lantai bangunan
adalah peil diambil rata-rata sesuai petunjuk sewaktu penjelasan pekerjaan/menyesuaikan
bangunan yang sudah ada.
2. Pelaksana pembangunan diharuskan menggunakan alat-alat yang teliti untuk mendapatkan
ukuran, sudut-sudut dan ukuran tegak secara tepat dan dapat dipertanggung jawabkan, untuk
itu dihindari cara-cara pengukuran dengan perasaan, penglihatan dan kira- kira.
3. Penentuan hasil uitzet di lapangan harus dituangkan dengan Berita Acara yang
ditandatangani oleh Pelaksana pembangunan, Panitia Pembangunandan Perencana.

PASAL 07
ADMINNITRASI DAN DOKUMENTASI
Pemborong harus menyiapkan adminitrasi pelaksanaan pekerjaan antara lain : Request, Gambar
shop drawing, lapiran harian pelaksanaan, laporan mingguan, prestasi fisik pekerjaan, time
schedule pekerjaan dan foto-foto kemajuan pekerjaan, sekurang-kurangnya pada saat dilakukan
opname kemajuan pekerjaan. Yeng termasuk pekerjaan persiapan akan tetapi pemborong wajib
menyiapkan dan menyediakan adalah :
1. Kantor direksi
Kantor direksi dengan luas sekitar 9 m2 (atau disesuaikan dengan kondisi yang
memungkinkan di lapangan) untuk kegiayan atau ruang kerja Direksi Teknis atau Pengawas,
rapat-rapat rutin lapangan dan lain-lain. Kantor direksi harus terang, aman, dan nyaman, serta
selalu terjaga kebersihannya. Penempatan atau lokasi dari direksi harus mendapat persetujuan
dari Pengawas. dengan perlengkapan sebagai berikut :
a. Meja rapat lengkap dengan kursi
b. Almari atau rak penyimpanan alat-alat kantor atau pengawas
c. Sepatu karet dan helem
d. Kotak P3K beserta isinya
2. Lampu penerangan
Lampu penerangan jika diperlikan untuk pekerjaan pada malam hari
3. Pembersihan
Kantor direksi, kantor pemborong setelah selesai pekerjaan adalah milik pemborong dan harus
segera di bersihkan dari tempat pekerjaan.

PASAL 08
PAPAN NAMA PROYEK
Papan nama kegiatan dipasang pada patok kayu yang kuat, ditanam dalam tanah dengan
ketingian 2 meter. Ukuran papan nama proyek adalah 80 x 120 cm, terbuat dari bahan MMT,
tulisan warna hitam, besar huruf disesuaikan. Letak pemasangan pada lokasi proyek dan Redaksi
papan nama agar dibuat sebagai berikut :
1. Kop Pemkot Setempat Pada Bagian Paling Kiri Atas
2. Judul Kegiatan
3. Nilai Kegiatan
4. No.Kontrak
5. Masa Kontrak
6. Sumber Biaya
7. Pelaksana
8. Konsultan Pengawas
PASAL 09
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

1. Penyedia jasa harus menjamin keselamatan para pekerja sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan dalam Peraturan Perubahan atau syarat-syarat yang diwajibkan untuk setiap bidang
pekerjaan.
2. Kecelakaan yang terjadi selama pelaksanaan pekerjaan dan menimpa pekerja maupun orang
yang terlibat dalam pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
3. Penyedia Jasa diharuskan untuk menyediakan alat kesehatan atau kotak P3K ( Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan ) yang berisi obat-obatan yang sesuai dengan kebutuhan, lengkap
dengan petugas yang mengerti dalam soal-soal penyelamatan pertama dan kesehatan.
4. Guna mendukung agar program Keselamatan Kerja dapat berjalan sebagaimana yang telah
ditentukan, maka disediakan alat peralatan untuk keselamatan kerja yang harus dikenakan
oleh para tanaga kerja selama malaksanakan pekerjaan atau siapapun yang malaksanakan
kegiatan dilapangan. Adapun alat peralatan keselamatan kerja tersebut antara lain topi keras
(helem) untuk lapangan, sarung tangan dan sepatu lapangan.
5. Untuk mencegah persebaran Covid-19 maka disediakan sarana mencuci tangan dengan
(air,sabun dan hand sanitazer), tisu, masker dikantor dan lapangan dan juga mewajibkan
pengunaan masker kepada siapapun yang berada pada proyek. Selain itu juga disediakan juga
APD Covid-19 seperti pelindung mata, pelindung wajah, gaun madis/hasmad, sarung tangan
medis, sepatu pelindung.
6. Pelaksanaan pencegahan Covid-19 dilapangan :
a. Penyedia Jasa memasang poster (flyers) baik digital maupun fisik tentang himbauan /
anjuran pencegahan Covid-19 untuk disebarluaskan atau dipasang di tempat-tempat
strategis di lokasi proyek.
b. Penyedia Jasa bersama petugas medis menyampaikan penjelasan, anjuran, kampanye,
promosi teknik pencegahan Covid-19 dalam setiap kegiatan penyuluhan K3 pagi hari
(safty morning talk).
c. Petugas medis bersama para satuan pengaman (security staff) malaksanakan pengukuran
suhu tubuh kepada seluruh pekerja, dan karyawan setiap pagi, siang, dan sore.
d. Penyedia Jasa melarang orang(seluruh pekerja dan tamu) yang terindikasi memiliki suhu
tubuh 38 derajad celcius datang ke lokasi pekerjaan.
e. Apabila ditemukan pekerja dilapangan sebagai pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-
19, pekerjaan harus diberhentikan sementara paling sedikit 14 hari kerja.
f. Petugas medis dibantu satuan pengaman (security staff) melakukan evakuasi dan
penyemprotan disinfektan pada seluruh tempat fasilitas dan peralatankerja.
g. Pengehentian sementara pelaksanaan pemeriksaan kesehatan dan isolasi tenaga kerja
yang pernah melakukan kontak fisik dengan tenaga kerja yang terpapar telah selesai

7. Penyedia Jasa diwajibkan menyediakan alat-alat pemadam kebakaran jenis ABC ( untuk
segala jenis api ), pasir dalam bak, galah-galah dan alat-alat penyelamat kebakaran yang lain.
8. Sejauh tidak disebutkan dalam RKS ini, maka Penyedia Jasa harus mengikuti semua
ketentuan umum yang berlaku dan dikeluarkan oleh Instansi Pemerintah terutama
Undang-undang Keselamatan Kerja termasuk segala kelengkapan dan perubahannya.
PASAL 10
PEKERJAAN TANAH
1. Likup Pekerjaan
a. Pekerjaan yang membutuhkan penggalian, yaitu :
1) Pembuatan segala macam pondasi.
2) Pengurukan tanah.
3) Pembuatan saluran-saluran terbuka dan tertutup dengan perlengkapanya.
4) Pengangkutan tanah galian ketampat penimbunan yang telah ditentukan.
5) Semua pekerjaan tanah yang tercantum dalam gambar.
b. Pekerjaan urugan kembali dan dipadatkan meliputi :
1) Semua pekerjaan yang membutuhkan penimbunan, pemadatan dan perataan kembali
baik tanah, maupun dengan pasir sampai dengan mencapai peil yang ditentukan.
2) Pengurugan kembali lubang-lubang galian lainya.
3) Urugan tanah, pasir/sirtu untuk dibawah pondasi, dibawah lantai/rabat beton dan
lainya yang membutuhkan urugan tanah, pasir/sirtu.
4) Dan lainya yang tercantum dalam gambar.
2. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Pekerjaan galian tanah.
1) Pekerjaan untuk semua lubang baru boleh dilaksanakan setelah papan bowplank
dengan penandaan sumbu kesumbu selesai diperiksa dan disetujui oleh pengawas
lapangan/MK/Direksi.
2) Kedalaman galian untuk lubang pondasi harus mencapai tanah keras dan sekurang-
kurangnya sesuai dengan gambar kerja. Untuk hal tersebut diadakan pemeriksaan
setempat oleh Pengawas Lapangan.
3) Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti sesuai dengan ukuran gambar kerja, datar
dan dibersihkan dari segala kotoran. Penggalian harus dilakukan sedemikian rupa,
sehingga tidak menimbulkan bahaya bagi bangunan atau keadaan sekitarnya dan
diperhitungkan dengan ruang kerja secukupnya.
4) Bilamana penyedia jasa melakukan penggalian yang melebihi dari yang ditentukan,
Penyedia Jasa harus menutup kelebihan tersebut dengan Urugan pasir yang
dipadatkan dan disiram air tiap ketebalan 20 cm, lapis demi lapis sampai mencapai
peil yeng dibutuhkan. Semua biaya tambahan tersebut ditanggung oleh Penyedia
Jasa.
5) Kelebihan tanah bekas galian harus disingkirkan keluar tempat lokasi pekerjaan
sehingga tidak menggangu pelaksanaan pekerjaan. Semua tanah dari pekerjaan galian
harus disingkirkan dari tempat pekerjaan dan dilaksanakan sebelum pekerjaan
pondasi dimulai. Dan tanah hasil galian tersebut harus diratakan dan dimiringkan 1 :
1 menurut petunjuk Pengawas Lapangan.
6) Pengerukan/pengalian tanah lumpur (wallet) dari dalam tlogo mencapai tanah yang
keras atau sesuai gambar.
b. Pekerjaan urugan tanah.
1) Bahan urugan dengan material bekas galian atau dengan mendatangkan dari lokasi
lain harus bersih dan tidak mengandung akar, kotoran dan bahan organik.
2) Urugan tanah kembali untuk menutup sisa-sisa bekas galian pondasi
dilaksanakan setelah pemasangan pondasi dan harus mendapat ijin Pengawas
Lapangan/MK/Direksi.
3) Urugan tanah untuk permukaan tanah yang direncanakan lebih tinggi dari permukaan
tanah asli, sebagaimana tertera dalam gambar rencana.
4) Urugan tanah mendatangkan dilaksanakan sesuai dengan gambar ( dalam keadaan
padat ), baru boleh dilaksanakan setelah disetujui oleh Pengawas
Lapangan/MK/Direksi.
5) Pengawas Lapangan/MK/Direksi berhak menolak material yang tidak memenuhi
persyaratan.
6) Penimbunan/pengurugan harus dilaksanakan dari satu arah dan diusahakan dapat
mendorong genangan-genangan air keluar melalui alur-alur alam yang ada.
7) Pada daerah timbunan yang basah, Penyedia Jasa harus membuat saluran-saluran
sementara untuk melindungi lokasi dari pengaruh air.
8) Lokasi yang diurug harus bebas dari lumpur,kotoran sampah dan sebagainya.
9) Urugan/timbunan dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan 20 cm untuk masing-
masing lapis dipadatkan sampai permukaan tanah yang direncanakan.
c. Pekerjaan pemadatan.
1) Yang dimaksud pekerjaan pemadatan adalah pekerjaan pemadatan pada lapisan
permukaan tanah rencana, baik tanah dasar, galian ataupun urugan/timbunan, agar
permukaan jadi padat dan dapat mendukung lapisan bangunan di atasnya.
2) Setiap pekerjaan urugan harus disertai pekerjaan pemadatan, hal ini
dimaksudkan untuk
3) mengubah sifat tanah urug yang lepas / ”loose” menjadi padat/”dense”.
4) Alat-alat yang dapat dipergunakan dengan memperhatikan kebutuhan, antara
lain adalah tandem roller dan alat pelengkapnya.
5) Pelaksanaan pekerjaan harus memperhatikan :
Pemadatan untuk tanah urugan/ timbunan dilakukan lapis demi lapis maksimum
tebal 20 cm dan permukaan harus tetap rata.
Bagian permukaan yang telah dinyatakan padat harus dipertahankan dan dijaga
jangan sampai rusak akibat pengaruh luar.

PASAL 11
PEKERJAAN PAS.BATU KALI BELAH
1. Syarat-syarat bahan
a. Dipergunakan PC jenis I menurut N.I.8-1995 atau Type menurut ASTM C 150 dan
memenuhi .S 4000 menurut standart Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen
Indonesia (N.I.8-172).
b. Pasir pasang
Pasir pasang yang digunakan untuk pekerjaan pasangan batu bata harus memenuhi
persyaratan;
- Berupa pasir alam sebagai hasil disintegrasi dari batu-batuan.
- Pasir yang digunakan harus berbutir tajam dan keras, bersih dari campuran kotoran
dengan kadar lumpur maksimum 5%.
- Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai pasir pasang.
- Pasir untuk pasangan dari Klaten Pandan simping/Kali Progo, Pasir Gendol atau
pasir lokal yang memenuhi ketentuan sebagaimana tersebut diatas.
c. Batu belah yang dipergunakan berasal dari daerah setempat yang memenuhi syarat kadar
kekerasannya.
2. Syarat-syarat pelaksanaan
a. Sebelum pondasi dipasang jika parit – parit tergenang air maka air tersebut harus dikuras
/ dipompa keluar dahulu sehingga kering. Sebelum pekerjaan pondasi dilaksanakan,
terlebih dahulu dasar galian harus diberi pasir setebal 10 cm dan dibasahi serta ditumbuk
sampai padat , dan terlebih dahulu harus dibuat profil-profil dari kayu / bambu setinggi
patok galian yang bentuk dan ukurannya sesuai gambar.
b. Pondasi dibuat dari batu kali belah maksimum 20 cm dengan adukan speci 1 pc : 8 Ps dan
diberaben dengan adukan yang sama, adukan harus membungkus batu belah sedemikian
rupa sehingga tidak ada bagian yang keropos.

PASAL 12
PEKERJAAN RABAT BETON ( BETON LANTAI KERJA )

1. Syarat-syarat bahan
a. Semen portland (PC)
- Dipergunakan PC jenis I menurut N.I.8-1995 atau Type menurut ASTM C 150 dan
memenuhi .S 4000 menurut standart Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen
Indonesia (N.I.8-172).
- Semen harus sampai lokasi pekerjaan dalam keadaan baik dan asli dari pabrik.
- Semua semen yang akan dipakai harus dari satu merk yang sama Grobogan, Tiga
Roda.
- Penggantian merk dapat dilakukan atas ijin Panitia Pembangunan dalam situasi tidak
ada stok dipasaran merk tersebut dan penggantian dengan kualitas yang .
- Semua semen disimpan didalam gudang yang tertutup dan terlindungi dari kerusakan
– kerusakan.
- Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang lembab agar
semen tidak sempat mengeras. Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm
dan tumpukan paling tinggi 2 m.
- Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari semen yang telah ada agar
pemakaian semen dapat dilakukan menurut urutan pengiriman
b. Pasir beton
- Berbutir mineral keras yang mempunyai bentuk mendekati bulat, tidak porous,
mempunyai sudut yang tajam dan ukuran butirnya sebagian besar terletak antara
0,075-5 mm dan kadar lumpur/bagiannya yang ukurannya lebih kecil dari 0,063 mm
tidak boleh lebih dari 5%.
- Pasir beton harus bersih, apabila diuji memakai larutan pencuci khusus, tinggi
endapan pasir yang kelihatan dibandingkan dengan tinggi seluruh endapan tidak
kurang dari 70%.
- Pasir tidak boleh mengandung zat-zat organik yang dapat mengurangi mutu beton,
untuk itu bila direndam dalam larutan 3% NaOH, cairan diatas endapan tidak boleh
lebih gelap dari warna larutan pembanding.
- Pasir laut tidak boleh digunakan.
- Pasir beton yang digunakan pandansimping / Kali Gendol/ Kaliprogo atau yang
memenuhi persyaratan tersebut di atas.
c. Batu pecah beton
- Batu pecah beton adalah butiran mineral keras yang sebagian besar butirnya
berukuran 20-30 mm (2-3 cm) atau hasil dari mesin pecahan batu/stone cruser.
- Kerikil dan batu pecah harus keras, bersih serta sesuai besar butirannya dan
gradasinya bergantung pada penggunaannya.
- Kadar lumpur maksimal 1 % berat.
- Bagian butir yang panjang dan pipih maksimal 20%.
d. Air
- Air tawar, bersih, tidak berbau, tidak berasam, bebas dari bahan-bahan yang termasuk
atau campuran-campuran yang mempengaruhi daya lekat semen.
- Air untuk adukan beton harus bersih dan bebas dari minyak, asam alkali atau bahan
organik yang merusak beton dan baja tulangan.
2. Syarat-syarat pelaksanaan
a. Lantai kerja dan rabat beton lantai tebal 8 cm, rabat beton tritis tebal 8 cm menggunakan
campuran 1Pc:3Ps:5Kr, dengan diratakan dan dirapikan pada bidang permukaanya.
b. Sebelum mengadakan pengecoran, lokasi dibersihkan dari kotoran.
c. Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin yang type dan
kapasitasnya harus mendapat persetujuan dari pengawas lapangan.
d. Komposisi bahan harus sesuai dengan mix design yang telah disetujui.
e. Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan berada dalam mesin
pengaduk dengan kecepatan mengaduk sesuai dengan rekomendasi dari pembuat mesin
tersebut.
f. Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin pengaduk.
g. Warna adukan seragam/rata dan adukan harus sudah dituang dalam cetakan sebelum
waktu 10 menit.
h. Adukan beton harus secepatnya dibawa ketempat pengecoran dengan menggunakan
cara/metode yang sepraktis mungkin sehingga tidak memungkinkan adanya pengendapan
agregat dan tercampurnya kotoran-kotoran atau bahan-bahan lain dari luar.
i. Penggunaan alat-alat pengangkut mesin haruslah mendapat persetujuan dari pengawas
lapangan. Semua alat-alat pengangkut yang akan dipergunakan sebelumnya harus
dibersihkan terlebih dahulu dari segala kotoran-kotoran.
j. Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak dibenarkan menuangkan adukan
dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian yang akan menyebabkan segregasi.
Pengecoran dilakukan terus menerus (kontinue / tanpa berhenti).
k. Pada pengecoran baru (sambungan antara beton lama dan beton baru), maka permukaan
beton lama terlebih dahulu harus dibersihkan dan dikasarkan dengan rnenyikat
rnenggunakan sikat kawat baja sampai agregat kasar tampak, kemudian disiram dengan
bonding agent (perekat beton). Tempat dimana pengecoran akan dihentikan harus
mendapat persetujuan dari pengawas lapangan.
l. Beton dipadatkan dengan menggunakan vibrator selama pelaksanaan pengecoran
dilangsungkan dan dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak merusak acuan maupun
posisi tulangan.
m. Pemadatan beton secara berlebihan sehingga menyebabkan pengendapan agregat,
kebocoran-kebocoran melalui acuan dan lain-1ain harus dihindarkan.
n. Bekisting balok dan plat lantai tidak boleh dibongkar sebelum beton berumur 21 hari
kecuali ada perubahan khusus dan mendapat ijin dari Panitia Pembangunandan untuk
bekisting kolom dapat dibongkar 3 hari setelah pengecoran dan mendapat persetujuan
dari pengawas lapangan.
o. Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak terlalu cepat kehilangan kelembaban
minimum 14 hari dengan cara :
- Pembasahan terus menerus dilakukan dengan cara merendam air.
- Pada permukaan beton kolom dipergunakan karung yang yang senantiasa basah.
- Cara-cara perbaikan lainnya harus senantiasa diketahui dan disetujui pengawas
lapangan.

PASAL 13
PEKERJAAN BETON BERTULANG

1. Syarat-syarat bahan
a. Pekerjaan beton bertulang meliputi Kolom, Balok Lantai, Ring Balk dll sesuai dengan
gambar.
b. Adukan / campuran yang dipakai untuk beton bertulang Beton struktur K 125 dengan
mutu beton Fc = 14,5 Mpa dan beton praktis Camp. 1Pc:2Ps:3Kr, dengan pembesian
sesuai dengan ketentuan.
c. Tulangan
1) Pembengkokan tulangan harus sesuai dengan SKSNI T-15-1991 tulangan s/d Ǿ 12
mm menggunakan tulangan polos U-24 sedang tulangan Ǿ 13 mm ke atas
menggunakan Deform ( U-30 ).
2) Tulangan harus bebas dari kotoran, karat dan bahan lain yang mengurangi daya lekat.
3) Diameter / ketepatan ukuran dan banyaknya tulangan harus sesuai dengan gambar.
4) Pemasangan tulangan harus sedemikian rupa, sehingga sebelum dan selama
pengecoran posisi tulangan tidak berubah kedudukannya dan tidak boleh menempel
pada cetakan.
5) Selama proses pengerasan / pengikatan beton tidak boleh terganggu atau dibebani.
d. Bahan - bahan
1) Semen
Semen yang dipakai harus portland dari jenis yang disetujui dan yang dalam segala
hal memenuhi syarat yang ditetapkan dalam Peraturan Semen Indonesia. Semen
harus bersifat kekal bersih, tidak mengandung bahan - bahan yang merusak
kualitasnya, dan mempengaruhi kekuatan dan kelas konstruksi beton pada setiap
umur, termasuk daya tahannya terhadap karat dari baja tulangan.
2) Pasir
Pasir yang digunakan harus keras, butirannya kasar dan tajam, bebas lumpur dan
bebas bahan organik dan bahan-bahan yang merusak beton. Pasir laut tidak boleh
dipakai untuk semua mutu beton.
3) Kerikil / Split
Kerikil / Split yang digunakan adalah batu pecah tangan, harus keras dan tidak
berpori, ukuran butirannya 2 - 3 cm.
4) Air
Air untuk adukan beton harus bersih dan bebas dari minyak, asam alkali atau bahan
organik yang merusak beton dan baja tulangan. Sebaiknya air yang digunakan adalah
air bersih tidak berwarna yang dapat diminum oleh manusia.
2. Syarat-syarat pelaksanaan
a. Persiapan pengecoran
1) Sebelum mengadakan pengecoran, semua cetakan dibersihkan dari kotoran.
2) Cetakan harus kuat sehingga bentuk dan kedudukannya selalu tetap pada waktu dan
setelah pengecoran dan mudah di bongkar.
3) Tulangan dicek kembali sebelum dilaksanakan pengecoran, diketahui oleh Direksi /
Pengawas Lapangan.
b. Pengecoran
1) Pengecoran harus mendapat ijin dari Direksi dan Pengawas Lapangan.
2) Campuran beton harus sesuai dengan yang disyaratkan dalam spesifikasi teknis.
3) Pengaduan beton minimal 5 (lima) menit, setelah semua bahan masuk ke alat
pengaduk (bila memakai mesin), warna adukan seragam / rata dan adukan harus
sudah dituang dalam cetakan sebelum waktu 10 menit.
4) Penggunaan bahan - bahan kimia / pembantu mempercepat pengeras beton harus
terlebih dahulu dikonsultasikan dan disetujui oleh Pengguna Anggaran
5) Pembongkaran cetakan beton harus sesuai dengan spesifikasi teknis dan ketentuan
yang berlaku.

PASAL 14
PEKERJAAN PAS.BATU BATA 1:6
1. Syarat-syarat bahan
a. Semen portland (PC)
Semen yang digunakan merk Grobogan, Tiga Roda untuk pekerjaan pasangan batu bata
harus memenuhi persyaratan yang sama digunakan untuk pembuatan pondasi dan beton.
b. Pasir pasang
Pasir pasang yang digunakan untuk pekerjaan pasangan batu bata harus memenuhi
persyaratan;
- Berupa pasir alam sebagai hasil disintegrasi dari batu-batuan.
- Pasir yang digunakan harus berbutir tajam dan keras, bersih dari campuran kotoran
dengan kadar lumpur maksimum 5%.
- Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai pasir pasang.
- Pasir untuk pasangan dari Klaten Pandan simping, Kulon Progo, Kali Gendol atau
pasir lokal yang memenuhi ketentuan sebagaimana tersebut diatas.
c. Batu bat
1) Bermutu, matang, keras, ukuran-ukuran sama rata dan saling tegak lurus, tidak retak-
retak, tidak mengandung batu dan tidak berlubang- lubang.
2) Berwarna merah setelah dibakar.
3) Mempunyai kekuatan tekan 25 kg/cm2.
4) Ukuran :
Panjang : 22 cm
Lebar : 11 cm atau disesuaikan
Tebal : 5 cm
5) Batu bata merah yang digunakan mempunyai tolerensi ukuran maksimal 0.5 cm
sedang bagian yang pecah tidak lebih dari 10%
2. Syarat-syarat pelaksanaan
a. Pasangan batu bata merah untuk dinding menggunakan pasangan 1/2 bata dengan
campuran 1 pc : 6 ps
b. Batu bata yang akan dipasang harus direndam dalam air sehingga benar- benar jenuh air
dan sebelum dipasang harus dibersihkan dari kotoran yang melekat. Cara dan
perlengkapan untuk pengangkutan batu bata atau adukan harus sedemikian rupa sehingga
tidak merusak bata atau menunda pemakaian beton.
c. Setelah permukaan pondasi dan sloof disiapkan dengan baik, batu bata dipasang diatas
adukan setebal 1,5 - 2,5 cm.
d. Tinggi pasangan bata trasram dari permukaan atas sloof :
- 25 cm atau 20 cm dari permukaan lantai ± 0.00 untuk dinding non kamar mandi
- 175 cm untuk dinding kamar mandi.
e. Bata harus dipasang dengan baik, rata, horisontal, dikerjakan dengan alat-alat pengukur
data ataupun tegak, sambungan sama rata, sudut persegi, naad tegak tidak segaris
permukaan baik dan rata, "bergigi" (tiap sambungan saling rnenutup).
f. Pada hubungan-hubungan dengan tiang-tiang beton harus dipasang stek besi dan pada
ujung pasangan harus bergerigi.
g. Pasangan batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap sampai setinggi 1,00 m dan diikuti
dengan cor kolom praktis, ditunggu sampai kuat betul minimal 1 ( satu ) hari untuk
pasangan berikutnya.
h. Jika setelah pekerjaan pemasangan ternyata ada bata yang menonjol atau tidak rata, maka
bagian-bagian ini harus dibongkar dan diperbaiki kernbali atas biaya Penyedia Jasa
kecuali bila pengawas mengijinkan penambalan.
i. Pasangan batu bata seluas maksimum 12 m 2 harus diperkuat dengan kolom praktis 15 x
15 cm dengan tulangan 4 Ø 10 cm dan beugel 6 Ø – 20 cm, kecuali sudah ada perkuatan
yang lain.
j. Pasangan batu bata diatas pintu jendela harus dipasang dulu dengan balok latai 15 x 15
cm dengan tulangan 4 Ø 1o cm dan beugel 6 Ø – 20 cm.
k. Pemasangan bata yang telah selesai dan berdiri harus dirawat/disiram dengan air selama
14 ( Empat Belas ) hari sesuai dengan persetujuan pengawas lapangan.
l. Bata yang pecah dengan ukuran kurang dari setengah tidak dibenarkan untuk dipakai.
Untuk yang patah dua tidak boleh melebibi dari 5%.
m. Jika setelah selesai pekerjaan pasangan batu bata terdapat retak – retak, penyedia jasa
harus memperbaiki pekerjaan tersebut dan apabila diperlukan penambahan – penambahan
perkuatan konstruksi penyedia jasa wajib melaksanakan atas persetujuan Pengawas
Lapangan dan seijin Pengelola teknis Kegiatan
Sernua pasangan harus terikat kuat dengan kolom, dinding-dinding beton, balok atau plat
beton dan bagian-bagian struktur lainnya.

PASAL 15
PEKERJAAN PLESTERAN, ACIAN DAN SPONENGAN

1. Syarat-syarat bahan
a. Semen portland
Semen yang digunakan untuk pekerjaan plesteran harus memenuhi persyaratan yang
sama digunakan untuk pembuatan beton.
b. Pasir pasang
1. Berupa pasir alam sebagai hasil disintegrasi dari batu-batuan.
2. Pasir yang digunakan harus berbutir tajam dan keras, bersih dari campuran kotoran
dengan kadar lumpur maksimum 5%.
3. Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai pasir pasang.
4. Pasir untuk pasangan dari Klaten Pandansimping, Kulon Progo , Kali Gendol atau
pasir lokal yang memenuhi ketentuan sebagaimana tersebut diatas.
2. Syarat-syarat pelaksanaan
a. Plesteran untuk dinding menggunakan campuran 1 pc : 6 ps.
b. Sedang untuk ruang yang basah / lembab seperti KM / WC, Septictank, trasram,
pekerjaan beton yang nampak, sponengan digunakan campuran 1 Pc : 3 Psr
c. Begitu selesai memasang bata, siar-siar harus dikeruk sedalam  1 cm dengan tujuan
supaya plesteran dapat lebih kokoh menempel pada pasangan.
d. Semua pasangan yang akan dimulai diplester harus disiram air sampai basah dan bersih
dari kotoran – kotoran.
e. Tebal plesteran tidak boleh kurang dari 1 cm dan tidak lebih 2 cm (rata-rata 1,5 cm).
f. Pekerjaan plesteran akhir harus betul - betul lurus, rata, dan tegak lurus pada bagian
sudut.
g. Untuk plesteran acian baru boleh dilaksanakan setelah plesteran benar-benar
kering,sehingga retak-retak yang ada,dengan diplester maka dapat tertutup dengan acian.
h. Acian menggunakan bahan semen
i. Sponengan tidak boleh bersudut, baik luar maupun dalam dibuat melengkung atau
seperempat lingkaran dengan jari-jari 3 cm

PASAL 16
PEKERJAAN KRAMIK DAN PELAPIS
1. Syarat-syarat bahan
a. Ubin keramik lantai yang dipakai harus merupakan ubin keramik lokal yang terbaik
produk Asia Tile KW. I dengan ukuran 40 x 40 cm.
b. Keramik dinding yang dipakai harus merupakan ubin keramik lokal yang terbaik seperti
produk Asia Tile KW. I. dengan ukuran 20 x 25 cm
c. Sambungan dinding pada bagian dalam bangunan dengan lantai harus dipasang keramik
plint ukuran 10 x 40 cm dengan tekstur disesuaikan dengan keramik lantai.
d. Sebelum material keramik dapat dikirim ke tempat pekerjaan, Penyedia Jasa harus
mempersiapkan dan mengajukan contoh material yang akan dipakai, secara tertulis
kepada Pengawas untuk disetujui, yang harus dilengkapi dengan keterangan tentang nama
pabrik asalnya, serta keterangan lainnya yang mungkin dibutuhkan oleh Pengawas.
e. Semua keramik harus didatangkan ke tempat pekerjaan dikemas dalam dos aslinya, yang
masih dilengkapi dengan keterangan tentang nama pabriknya, type/nomor produksi, dan
keterangan lainnya. Ubin yang dipakai harus bebas dari cacat dan harus merupakan ubin
keramik kwalitas I.
2. Syarat-syarat pelaksanaan
a. Pasangan ubin keramik harus dilaksanakan oleh tukang keramik yang berpengalaman.
Sebelum ubin keramik dapat dipasang, Kontraktor harus memeriksa kerataan dari beton
tumbuk yang diatasnya akan dipasang ubin keramik.
b. Pemasangan ubin keramik untuk lantai harus dilaksanakan dengan menggunakan adukan
1 pc : 6 ps. Selama pemasangan, daerah yang sedang dipasang harus dibebaskan dari lalu-
lintas. Ubin harus dipasang sedemikian rupa sehingga diperoleh nat yang seragam dan
lurus, dengan besar nat tidak lebih dari 3 mm. Nat harus diisi dengan menggunakan
campuran semen putih dan zat warna dengan perbandingan 1 : 1.
c. Keramik dinding harus dipasang dengan menggunakan adukan 1 pc : 3 ps pasang, nat
antar keramik harus disesuaikan dengan ayat diatas.
d. Keramik dinding dapat dipasang setelah dinding diplester rate lebih dahulu menggunakan
adukan 1 pc : 3 ps.
e. Pemotongan keramik harus dilaksanakan denan menggunakan mesin potong keramik
yang disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi. Ubin yang cacat tidak boleh
dipasang dan akan ditolak oleh Konsultan Pengawas.
f. Semua ubin yang tidak memenuhi persyaratan yang tercantum dalam RKS ini, baik
kualitas bahannya maupun cara pelaksanaan-nya harus dibongkar dan diganti tanpa
tambahan biaya dari Pemberi tugas.
g. Beberapa jenis pelapis dinding dan lantai, seperti yang tertuang dalam daftar pekerjaan/
BQ, kontraktor diwajibkan untuk mencermati masing-masing bahan yang digunakan dan
lokasi penggunaannya
PASAL 17
PEKERJAAN PINTU JENDELA
1. Syarat-syarat bahan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan dan peralatan yang digunakan
untuk melaksanakan pembuatan dan pemasangan pekerjaan pintu rangka kayu seperti
yang ditunjukan dalam gambar rencana.
b. Pekerjaan ini di laksanakan pada seluruh pintu-pintu rangka kayu seperti yang tertera
dalam gambar-gambar dan atas petunjuk pengawas.
c. Pekerjaan ini dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan standard persyaratan teknis ini
dan gambar-gambar
d. Rangka mengunakan kayu Jati KLS II yang sudah dikeringkan.
e. Kayu yang diapakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan rata, bebas dari
cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat lainya.
f. Semua permukaan rangka kayu harus diserut rata, lurus dan siku
g. Bahan High-pressured Laminate bermutu baik, sebagai bahan pelapis kedap air pada
permukaan sesuai dengan ganbar.
h. Finishing panil dicat sesuai dengan Bab PEKERJAAN CAT, juga harus memiliki daya
tahan terhadap bahaya kebakaran minimal 60 menit.
2. Syarat-syarat pelaksanaan
b. Sebelum memulai pekerjaan, pemborong harus menyerahkan gambar rencana pembuatan
(shop drawing) kepada pengawas untuk mendapat persetujuan.
c. Pemborong harus melakukan pengukuran seteliti mungkin ditempat pemasangan dan
melaporkan kelainan-kalainan yang terjadi kepada pengawas agar mendapat persetujuan
sebelum pemasangan.
d. Semua sambungan siku untuk rangka pintu harus tetap terjamin kekuatanya kerapihanya
dan tidak ada bekas cacat.
e. Rangka pintu setelah dipasang harus rata tidak bergelombang dan semua peralatandapat
berfungsi dengan baik.
f. Bila rangka pintu diperlukan finishing dengan cat, maka pengecatan rangka pintu harus
dilakukan dengan cat semprot seperti yang diuraikan dalam persyaratan teknis ini.
g. Bila terjadi pekerjaan kayu tersebut menjadi mengkerut atau bengkok atau kelihatan ada
cacat-cacat lainya pada pekerjaan kayu halus dan kasar sebelum masa pemeliharaan
berahir, maka pekerjaan yang cacat tersebut harus dibongkar dan diganti, dan pekerjaan-
pekerjaan lainya yang terganggu akibat pembongkaran tersebut harus dibetulkan atas
biaya kontraktor.
h. Semua bekas pekerjaan kayu, puntung-puntung kayu dan kayu-kayu bekas dari semua
bahan bangunan harus disingkirkan sampai bersih.

PASAL 18
PEKERJAAN PENGUNCI
1. Syarat-syarat bahan
a. Engsel
- Engsel pintu kayu maupun almunium harus dari type “Full Mortise Butt Hinge”
stainless steel yang dilengkapi dengan ring plastik produk. Muler, Gomeo. Panjang
engsel harus 4” x 3” x 2 mm, untuk tiap daun pintu harus dipasang 3 (tiga) buah
engsel, kecuali untuk pintu yang lebarnya lebih besar dari 1 meter, harus dipasang 4
(empat) buah engsel tiap daun pintunya.
- Engsel daun jendela kayu harus dari type “Full Mortise Butt Hinge” stainless steel
yang dilengkapi dengan ring plastik produk jendela harus dipasang 2 (tiga) buah
engsel pada sisi atas.
b. Hendle Pintu
- Semua handle pintu swing 1 (satu) daun menggunakan tipe lever handle stainless
steel produk. Muler, Gomeo selain sesuai dengan daun pintu kayu juga harus sesuai
dengan pintu almunium.
- Handle pintu swing 2 (dua) daun menggunakan tipe pull handle 30 cm stainless steel
produk. Muler, Gomeo.
c. Grendel
Grendel stainless steel dipasang pada pintu dan jendela produk. Muler, Gomeo.
d. Kait Angin
Kait angin stainless steel di pasang pada daun jendela produk. Muler, Gomeo.
3. Syarat-syarat pelaksanaan
a. Pelaksanaan Pemasangan penggantung/pengunci dengan menggunakan paku sekrup,
harus dikuatkan dengan alat pemutar (obeng) dan tidak diperkenankan menggunakan alat
pemukul/palu untuk memasukkan paku sekrup seluruhnya.
b. Pemasangan penggantung/pengunci sedemikian sehingga tidak menimbulkan kerusakan
lain pada permukaan kayu maupun almunium.
c. Penyedia Barang/Jasa harus menyerahkan contoh lebih dahulu kepada Direksi minimal 1
(satu) minggu sebelum pemasangan, dan baru dipasang setelah mendapatkan ijin dari
Direksi
PASAL 19
PEKERJAAN KAYU DAN ATAP
A. Rangka Atap
1. Syarat-syarat bahan
a. Pekerjaan ini meliputi menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, dan alat-
alat bantu lainya untuk melaksanakan seluruh pekerjaan kayu seperti dinyatakan
pada gambar atau atas petunjuk Konsultan Pengawas.
b. Lingkup pekerjaan ini ialah kuda-kuda/rangka atap, rangka plafond, rangka pertisi,
lisplank, usuk, reng dan bahan kayu lainya sesuai dalam ganbar-gambar atau
petunjuk Konsultan Pengawas.
c. Kayu yang digunakan harus bener-bener kayu mutu terbaik dari jenisnya masing-
masing.
d. Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain berupa putih kayu, pecah-pecah,
melengkung, melintir, urat kapur, basah dan lapuk.
e. Syarat-syarat kelembapan kayu dipakai harus memenuhi syarat. Dengan kadar air
maksimal 24% (clean and dry).
f. Semua kayu yang dipasang/dipakai ialah kayu kalimantan (Bangkirai) atau yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
g. Ukuran kayu :
- Kaki kuda-kuda 8/12 cm
- Pengerat 8/12
- Ander 8/12 cm
- Skoor 8/12 cm
- Nok 8/12 cm
- Pengapit 2 x 6/12
- Gording 8/12 cm
- Konsul 8/12 cm
- Usuk 5/7 cm
- Reng 2/4 cm
- Listplank 8/20 cm
h. Penimbunan kayu ditempat pekerjaan sebelum pemasangan, harus diletakan
tempat/runag yang kering dengan sirkulasi udara yang baik. Tidak terkena cuaca
langsung dan harus dilindungi dari kerusakan.
i. Listplank mengunakan material GRC merk Nusa, Calistplank
j. Seluruh kayu harus dilapisi anti rayap.
2. Sayarat-syarat pelaksanaan
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-
gambar yang ada dengan kondisi dilapangan (ukuran dan lubang) termasuk
mempelajari bentuk, pola layout/ penempatan, cara pemasangan , mekanisme dan
detal-detal.
b. Kontraktor wajib untuk membuat shop drawing secara lengkap yang mengacu pada
gambar tender dengan memperlihatkan seluruh type, ddetail, angkur, perkuatan
juga sambungan-sambungan, bukaan dan kelengkapan lain yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan sesuai ukuran/bentuk/mekanisme kerja yang telah
ditentukan.
c. Pekerjaan pemasangan ini di lakukan secara berurutan yang dimulai dari
pemasangan kuda-kuda, gording, usuk dan yang terahir reng.
d. Pemasangan usuk dan reng hendaknya dipasang pada jarak sesuai kebutuhan.
e. Masing-masing jenis penutup atap memiliki ukuran yang berbeda sehingga
pengunaan kayu, baik untuk kuda-kuda, nok, dan gording serta jarak usuk dan reng
harus di sesuaikan.
f. Sambungan kayu harus dibuat dengan rapi/presisi .

B. Penutup Atap
1. Syarat-syarat bahan
a) Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan dan peralatan yang digunakan
untuk melaksanakan pekerjaan penutup atap seperti yang ditunjukan dalam gambar
rencana.
b) Pekerjaan ini di laksanakan pada seluruh penutup atap seperti yang tertera dalam
gambar-gambar dan atas petunjuk pengawas.
c) Pekerjaan ini dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan standard persyaratan teknis
ini dan gambar-gambar
d) Penutup atap mengunakan bahan genteng Magas kebumen dan atas petunjuk
pengawas.
e) Material yang digunakan aharus dalam kadaan baru.
2. Syarat-syarat pelaksanaan
a) Pemasangan penutup atap dapat dilakukan secara bertahap setelah reng terpasang
(untuk penutup atap genteng).
b) Pemasangan penutup atap disusun rapi dengan bertumpu pada reng.
c) Bumbungan ditutup dengan bahan yang sama den disusun rapi.
d) Apabila mengunakan penutup atap metal atau bahan metal lainya dipakukan pada
rangka atap/langsung pada reng atau gording dengan mengunakan paku genteng
(paku khusus untuk atap metal) atau paku seng.
e) Tiap sambungan diberi tindisan sesuai dengan spesifikasi pabrik. Minimal tindisan
antara satu lebarana dengan lembaran lainya 2,5 alur. Alur harus dipasang metara
(tidak boleh balik), sehingga hasil ahir pasangan akan rapi.
f) Bumbungan ditutup dengan bahan yang sama. Tindisan antar satu lebaran
bumbungan dengan lembaran bumbungan lainya harus sesuai dengan persyaratan
pabrik.
g) Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat sehingga tidak berakibat bocor.
h) Apabila terjadi kebocoran setelah pemasangan, maka bagian yang bocor tersebut
harus di bongkar dan dipasang baru atas biaya kontraktor.

PASAL 20
PEKERJAAN LANGIT - LANGIT
1. Syarat-syarat bahan
a. Bahan yang dipakai adalah papan PVC tebal 7mm yang bebas dari retak, pecah atau
cacat-cacat lainnya yang dapat merusak penampilannya.
b. Plapond yang digunakan merupakan papan flat 7 mm.
c. PVC yang dipakai adalah ukuran 60x120cm produk Kencana atau Kang Bang.
d. Rangka plafon mengunakan Hollow dengan ukuran 4/4cm dan 2/4cm.

2. Syarat-syarat pelaksanaan
d. Pemasangan harus dilaksanakan oleh tukang yang berpengalaman dalam melaksanakan
pekerjaan ini.
e. PVC datar boleh dipasang setelah seluruh rangka untuk langit-langit tersebut sudah
terpasang sesuai yang tertera dalam gambar dan diterima oleh Konsultan Pengawas.
e. Rangka langit-langit plafon PVC dibuat dari rangka kayu kruing dengan bentuk, ukuran
dan pola pemasangan sesuai dengan gambar. Rangka langit-langit PVC dibuat dari
rangka Hollow dengan ukuran 4/4cm dan 2/4cm.
f. Rangka dinding partisi PVC dibuat dari rangka kayu kruing jarak 60 cm dengan bentuk,
ukuran dan pola pemasangan sesuai dengan gambar.
g. Batang-batang profil menggunakan asesoris lengkap sehingga ada keterjaminan kekuatan,
pemasangan dengan baik, lurus, rata, tidak ada bagian yang bengkok atau melengkung,
atau cacat-cacat lainnya, dan tidak disetujui oleh Tim Pengawas.
h. Seluruh rangka langit-langit digantungkan pada rangka atap atau plat beton, diatur
ketinggiannya dan dibuat sedemikian rupa sehingga seluruh rangka dapat melekat dengan
baik dan kuat tidak dapat berubah-ubah bentuk lagi.
i. Setelah seluruh rangka langit-langit terpasang seluruh permukaan rangka harus rata, lurus
dan waterpass, tidak ada bagian yang bergelombang, dan batang-batang rangka harus
saling tegak lurus.
PASAL 21
PEKERJAAN PENGECATAN
1. Syarat-syarat bahan
a. Plamur tembok harus merupakan plamur acylis emulsion yang berkualitas baik
b. Cat tembok yang dipakai untuk pengecatan tembok dan langit-langit harus merupakan cat
emulsi yang baik, kelas II seperti produk Catylac, Jotun. Untuk cat terior harus
menggunakan cat kelas I Weather Shield / Weather Coad dari produk Dulux, Jotun,
c. Pengecatan kusen dan daun pintu mengunakan Cat Plitur yang berkualitas baik
produk.Avian, Envi, Mowil .
d. Cat yang akan digunakan harus masih dalam kaleng yang tersegel, tidak cacat dan tidak
bocor, serta telah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
e. Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat pada bidang-
bidang transparan ukuran 30 x 30 cm2. Dan pada bidang-bidang tersebut harus dicamkan
dengan jelas warna, formula cat, jumlah lapisan dan jenis (dari dasar s/d lapisan akhir).
f. Standart Pengerjaan (Mock Up) :
- Sebelum pengecatan keseluruhan yang dimulai, kontraktor harus melakukan
pengecatan pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis yang diperlukan.
- Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, t ture, material dan
cara pengerjaan. Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai mock up ini akan
ditentukan oleh konsultan Pengawas.
- Jika masing-masing bidang telah disetujui olej Konsultan Pengawas dan bidang-
bidang ini akan dipakai sebagai satndart minimal bagi keseluruhan pekerjaan
pengecatan.
g. Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Pengawas. Jika contoh-contoh
tersebut telah disetujui secara tertulis Konsultan Manajemen Konstruksi, Kontraktor
melanjutkan dengan pembuatan mock up seperti tercantum diatas.
h. Untuk lapisan plamur dipakai sesuai produk pabrik yang ditentukan, pada bagian-bagian
dimana banyak reaksi alkali dan rembesan air harus diberi lapisan wall sealer.
Daya tutup minimum : 4 m2/kg (warna muda)
: 6 m2/kg (warna tua)
Waktu pengeringan max : 6 Jam, Kering muka
Padatan tital : 40% X berat
Ketahanan cuaca minimal : 4 Bulan
2. Syarat-syarat pelaksanaan
a. Semua dinding dan plafond yang akan dicat dengan cat emulsi harus dibersihkan terlebih
dahulu, dan sebelum dicat permukaan dinding dan plafond harus diplamur dengan plamur
yang telah disebutkan diatas sampai permukaannya menjadi rata, kemudian diamplas.
Pengecatan dengan cat emulsi harus dilaksanakan sekurang-kurangnya dalam 3 lapisan,
sampai diperoleh warna cat yang merata.
b. Cat enamel harus dilaksanakan dengan cara penyemprotan atau pelaburan. Sebelum
pengecatan dilaksanakan, seluruh permukaan besi atau kayu harus dimeni terlebih dahulu
dengan meni besi (untuk bahan besi) atau meni kayu (untuk bahan kayu), kemudian
diamplas sampai rata.
c. Selama pengecatan semua bagian-bagian bangunan yang tidak dicat, seperti lantai, list,
allumunium, plafond, fan coil, kosen dan lain sebagainya, harus dilindungi dari
kemungkinan kena cat.
d. Bilamana dalam pengecatan, bagian-bagian tersebut terlebur atau tertetesi cairan cat,
maka ia harus segera dibersihkan dengan menggunakan kain lain yang bersih. Pekerjaan
cat ini harus dilaksanakan sampai diterima oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
e. Meskipun demikian, bilamana selama pekerjaan atau masa pemeliharaan bidang-bidang
yang sudah dicat dan diterima oleh Konsultan Manajemen Konstruksi, ternyata terkotori
atau cacat akibat pekerjaan atau orang-orang yang berada dibawah tanggung jawab
Kontraktor, maka bidang tersebut harus dicat kembali sampai diterima oleh Konsultan
Pengawas.
PASAL 22
PEKERJAAN KELISTRIKAN
1. Syarat-syarat pelaksanaan
a. Semua komponen harus memenuhi persyaratan dari AVE peraturan umum dari PLN
setempat dan peraturan keselamanatn kerja serta lain-lain peraturan umum.
b. Penggunaan bahan jenis dan sebagainya sesuai dengan peraturan – peraturan yang
tercantum dalam AVE, peraturan umum AVE dan persyaratan keselamatan kerja.
c. Pengurasan untuk memperoleh ijin yang memungkinkan diperlukan dan instalasi ini
dibebankan Kepada Penyedia Jasa.
d. Pekerjaan Instalasi listrik pelaksanaanya disahkan oleh Penyedia Jasa.
e. Dalam pekerjaan ini instalatur harus menempatkan seseorang pelaksana harian dan
pengawas yang berpengalaman dalam bidang keahliannya.
f. Gambar instalasi:
1) Gambar instalasi adalah petunjuk secara umum, Penyedia Jasa sebelumnya harus
membuat gambar kerja termasuk gambar detail dari pipa listrik yang tersebut
menembus bagian beton / tembok dan lain – lainnya, gambar tersebut harus disetujui
terlebih dahulu oleh Pengelola Teknis Kegiatan / Pengawas Lapangan.
Diagram dari instalasi listrik ditunjukkan dalam gambar kontrak. Diagram – diagram
ini hanya menunjukkan pekerjaan instalasi yang akan dipasang untuk tempat –
tempat material listrik. Instalasinya harap dilihat gambar – gambar dan disiplin
lainnya.
Aliran, penyaluran saluran – saluran kawat – kaeat kedudukan switch, stop kontak,
panel – panel dan sebagainnya dalam garis besarnya harus seperti yang ditunjukkan,
dapat dirubah jika dikehendaki untuk disesuaikan dengan keadaan bangunan, tetapi
tergantung pada persetujuan seorang ahli/Pengelola Teknis Kegiatan / Pengawas
Lapangan.
2) Penyedia jasa harus menyerahkan gambar kerja ( Shop Drawing ) tentang panel
board dan gambar – gambar instalasi untuk bangunan sesuai dengan yang terpasang (
As Instalated Drawing ).
g. Spesifikasi Komponen Pekerjaan.
1) Penyediaan dan pemasangan instalasi penerangan dan stop kontak.
2) Pemasangan dan penyediaan fixtures ( lampu ) semua lampu LED 11 W Feteng
Downlight 4".
3) Penyediaan dan pemasangan kabel – kabel distribusi dari panel induk dan panel –
panel setempat sesuai dengan pekerjaan ( tahap pengerjaan ).
4) Penyediaan dan pemasangan kabel – kabel distribusi dari sub panel setempat sesuai
dengan pekerjaan ( tahap Pekerjaan ).
Dalam hal ini pemasangan pada peralatan listrik yang menghendaki pembongkaran
dari bagian – bagian bangunan, Penyedia Jasa Listrik wajib memperbaiki bongkaran
tersebut sesuai dengan kondisi yang telah disetujui / atas petunjuk ahli / Pengawas
Lapangan / Pengelola Teknis Kegiatan.
Biaya pembongkaran / pemasangan kembali menjadi beban dan tanggung jawab
Penyedia Jasa Listrik.
Pengetesan / keuring seluruh instalasi harus diperhitungkan didalam penawaran,
pelaksanaan oleh PLN atas biaya Penyedia Jasa.

5) Saluran – saluran
Semua kabel yang diatas plafon ( ceiling ) dibentangkan dalam pipa PVC dan berada
didalam lantai ( beton ) maupun dinding tembok harus didalam pipa. Setiap jarak 3
m’ panjang ( lurus ) dan belokan harus dilengkapi dengan kotak sambung serta
jumlah kabel dalam pipa harus sesuai.

6) Kabel / Kawat.
Sambungan kabel harus baru dan dikirimkan ketempat pekerjaan harus dalam
bungkus aslinya dan dengan jelas ditandai mengenai ukurannya, jelas isolasi, nomor
dan jenis platnya serta merk dagangannya.
Penampang kabel min 2.5 mm dan daya isolasinya tidak kurang dari 1 KV.
Jenis kabel yang digunakan :
Untuk instalasi penerangan dan kabel distribusi digunakan jenis kabel NYY atau
sesuai gambar kerja.

7) Saklar dan Stop Kontak.


Saklar – saklar harus jenis tumbles dengan wadah berkekuatan 10 Ampere dan 500
volt, digunakan produk ETERNA, PHILIPS, BROCO dengan warna putih.Saklar
dipasang in bow pada ketinggian + 150 cm diatas lantai jasi, bingkainya harus rata
dengan tembok.
Saklar tersebut harus dipasang dalam kotak – kotak dan ring dengan stelan standar (
lengkap ) sambungan – sambungan hanya diperbolehkan antara kotak – kotak yang
berdekatan ( kotak sambung ).
Stop kontak harus berkekuatan 10 Ampere atau 15 Ampere dan 500 Volt, yang dapat
memenuhi kebutuhan proyek sesuai dengan PUIL dan harus diberi saluran ke tanah (
Grand Wirw ), stop kontak pada ruang – ruang kantor pada ketinggian + 30 cm dari
lantai.
8) Fitting – fitting penerangan.
Semua Fitting harus mempunyai syarat – syarat sebagai berikut :
Harus lurus, bentuknya betul dan dibuat dari bahan karasi ( karet ) atau plat baja (
skeet stel ) yang cukup terlindung.
Semua fitting yang sejenis harus diperoleh dari satu pabrik dan bentuk / rupa sama.

9) Semua bagian instalasi yang penting untuk bekerjanya instalasi harus diberi tanda (
tulisan ) yang dapat dibaca dan tidak mudah dihapus.

10) Finishing / Pengecatan.


Semua Peralatan harus dilindungi dari karat dan peralatan – peralatan yang
memerlukan pengecatan harus dicat sesuai dengan situasi setempat.

11) Pengujian.
Saluran instalasi setelah selesai harus diuji, untuk menentukan apakah kerjanya
sempurna, dalam segala hal memenuhi syarat – syarat dan peraturan– peraturan yang
ditentukan. Pengujian dilakukan oleh PLN setempat atas biaya Penyedia Jasa.

12) Jenis bahan atau material yang di gunakan :


- Armature Lampu Philips. Komponen Lampu Philips.
- Kabel kualitas masuk 10 besar. ETERNA, SUPREME, KABELINDO. Sakelar atau
stop kontak ETERNA, CLIPSAL, PHILIPS, BROCO dengan warna putih.
- Pipa pelindung PVC pipa yang ditanam pada plat lantai ( dak ) menggunakan “
Clipsal” dan yang dipasang pada tembok menggunakan “ MASPION”.
- MCB produk “ Sniderr”.

13) Prinsip semua komponen dalam keadaan baru dan tanpa cacat, serta baik menurut
Penelitian / Penilaian ahli / Pengawas Lapangan / Pengelola Teknis.

14) Koordinasi.
Penyedia Jasa Listrik harus mengkoordinir pekerjaannya dengan pekerjaan dan
pelaksanaan dari penyedia jasa – penyadia jasa lain dalam proyek ini. Pekerjaan harus
dikoordinir sebelum pemasangan yang sebenarnya atas Petunjuk Ahli / Pengawas
Lapangan / Pengelola Teknik.
Penyedia jasa harus memudahkan pekerjaanya untuk menghindari gangguan dan
konflik, yang semuanya tidak diharapkan terjadi.

PASAL 23
PEKERJAAN DRAINASE
1. Syarat-syarat bahan
a. Lingkup pekerjaan ini adalah pemasangan dan pengadaan saluran-saluran drainase
horizontal. Dan pemasangan bak-bak kontrol pada pembelokan saluran.
b. Pipa beton yang di pakai harus bermutu baik, minimal mengunakan beton K100.
2. Syarat-syarat pelaksanaan
a. Sebelum mulai pekerjaan, kontraktor harus menyerahkan shop drawing kepada Konsultan
Pengawas. Shop Drawing tersebut harus memperhatikan dengan lengkap ukuran dimensi
lokasi, elevasi, kemiringan dari saluran dan bak-bak kontrol, gambar-gambar tersebut
harus dibuat dengan skala yang cukup besar sehingga memudahkan pemeriksaan dan
pelaksanaan.
b. Galian tanah dibuat dengan kemiringan yang cukup, disesuaikan dengan keadaan
/kondisi setempat, dalam hubungan untuk menghindarkan keruntuhan, terutama waktu
musim hujan.
c. Ukuran dan kedalaman galian denga pengarahan Konsultan Pengawas, jika ada
perubahan.
d. Sebelum saluran dipasang, dasar galian harus diurug dengan pasir setebal 15 cm.
e. Saluran dibuat miring dengan gradasi kemiringan yang onstan sepanjang saluran sesuai
dengan yang tertera pada gambar.
PASAL 24
PEKERJAAN MEBELER
1. Syarat-syarat bahan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan dan peralatan yang digunakan
untuk melaksanakan pembuatan dan pemasangan pekerjaan meja dan kursi seperti yang
ditunjukan dalam gambar rencana.
b. Pekerjaan ini di laksanakan seperti yang tertera dalam gambar-gambar dan atas petunjuk
pengawas.
c. Pekerjaan ini dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan standard persyaratan teknis ini
dan gambar-gambar
d. Rangka mengunakan kayu Jati KLS II yang sudah dikeringkan.
e. Kayu yang diapakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan rata, bebas dari
cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat lainya.
f. Semua permukaan rangka kayu harus diserut rata, lurus dan siku
g. Bahan High-pressured Laminate bermutu baik, sebagai bahan pelapis kedap air pada
permukaan sesuai dengan ganbar
h. Bahan yang di datangkan harus dalam keadaan baru tanpa cacat.
2. Syarat-syarat pelaksanaan
a. Meja siswa
1) Konstruksi
o Kerangka mengunakan sambungan pen dan lubang diperkuat dengan pasak atau
lem kayu.
o Lebar laci cukup untuk menempatkan buku atau tas.
o Bagian depan meja diberi penutup dari papan penutup dari papan atau
multipleks.
o Daun meja multipleks diberi list dari kayu keras.
o Sebelum pelaksanaan pengadaan Penyedia Jasa harus mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas tentang bentuk, ukuran dan lainya.
o Ukuran meja :
- Meja siswa (tunggal)
P = 60 cm, L = 55 cm, T = 70 cm, Dan tinggi rak dari permukaan meja
kebawah adalah = 30 cm
- Tidak mengikat Atau dapat di luhat pada gambar

2) Bahan
- Seluruh rangka, permukaan dan sisi samping, depan dan lainya mengunakan
kayu kelas II dan Jenis kayunya .kayu jati.
- Meja siswa bagian rak (penutup depan) mengunakan jenis bahan yang sama
dengan rangka dan lainya. Kemudian tepi rok bagian dalam bawah diberi bis
yang menyatu ke rangka.
- Seluruh meja harus di dempul, dicat rapi, politur atau melamin agar bersih.

b. Kursi Siswa
1) Konstruksi
o Kerangka mengunakan sambungan pen dan lubang diperkuat dengan pasak atau
lem kayu.
o Sandaran dibentuk bagian belakang rata, bagian depan dibuat melengkung.
o Dudukan dari kayu yang dibentuk, terdiri dari dua bagian di beri celah dan
bagian belakang diberi coakan.
o Sebelum pelaksanaan pengadaan Penyedia Jasa harus mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas tentang bentuk, ukuran dan lainya.
o Ukuran kursi :
- Kursi siswa (tunggal)
P = 38 cm, L = 38 cm, T = 45 cm, Dan tinggi sandaran adalah = 35 cm
- Tidak mengikat Atau dapat di lihat pada gambar

2) Bahan
- Seluruh rangka, permukaan dan sisi samping, depan dan lainya mengunakan
kayu kelas II dan Jenis kayunya .kayu jati.
- Seluruh kursi harus di dempul, dicat rapi, politer agar bersih..

c. Meja Kerja/ Meja Guru


1) Konstruksi
o Kerangka mengunakan sambungan pen dan lubang diperkuat dengan pasak atau
lem kayu.
o Semua tepi panil dilindungi lis kayu keras.
o Laci sistem gantung daun laci sebagai tarikan.
o Laci dipasang sebagai kunci sentral
o Sebelum pelaksanaan pengadaan Penyedia Jasa harus mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas tentang bentuk, ukuran dan lainya.
o Ukuran meja:
- Meja Guru (tunggal)
P = 120 cm, L = 60 cm, T = 75 cm
- Tidak mengikat Atau dapat di luhat pada gambar

2) Bahan
- Seluruh rangka, permukaan dan sisi samping, depan dan lainya mengunakan
kayu kelas II dan Jenis kayunya .kayu jati.
- Seluruh bagian meja harus di dempul, cat rapi dan politer agar bersih
- Untuk meja guru seluruhnya mengunakan kayu kelas II dengan jenis kayu jati.
- Besi penarik laci dan kunci laci meja harus mengunakan bahan yang kualitas
(diatas standar) .
- Seluruh meja harus di dempul, dicat rapi, politur atau melamine tipis agar bersih.

d. Kursi Kerja/ Kursi Guru


1) Konstruksi
o Rangka terbuat dari kayu dengan sandaran dari kayu jati yang dibentuk, diskrup
pada kupingan belakang, mampat, rapi tidak goyang.
o Dudukan rangka kayu ditutup kayu jati berlubang 1 dilapis karet busa,
dibungkus pinil tanpa jahitan.
o Kaki kursi diberi alas/sepatu dari kayu dipasang mampat, tidak goyang
kedudukanya dan rapi.
o Sebelum pelaksanaan pengadaan Penyedia Jasa harus mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas tentang bentuk, ukuran dan lainya.
o Ukuran meja dan kursi :
- Kursi Guru (tunggal)
P = 47 cm, L = 40 cm, T = 85 cm
- Tidak mengikat Atau dapat di lihat pada gambar

2) Bahan
- Rangka kayu persegi 4x6 atau kayu jati.
- Untuk rangka terbuat dari kayu mengunakan sambungan paku/pen kayu dan lem.
- Pinil kualitas baik, multiplek tebal 6mm sekrup kepala ceper (bahan tidak
mengikat).
- Bila mengunakan bahan multiplek bagian tepi keliling harus berupa kayu solid
dengan lebar ± 5 cm.
- Seluruh kursi harus di dempul, dicat rapi, politur buram/melamine agar bersih.

e. Almari
1) Konstruksi
- Lemari diberi pintu yang berkunci
- Sebelum pelaksanaan pengadaan Penyedia Jasa harus mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas tentang bentuk, ukuran dan lainya.
- Ukuran almari :
P = 120 cm, T = 180 cm, L = 60 cm
- Tidak mengikat Atau dapat di lihat pada gambar

1) Bahan
- Seluruh rangka, permukaan dan sisi samping, depan dan lainya mengunakan
kayu kelas II dan Jenis kayunya .kayu jati.
- Kedua danun pintu diberi bis dari kayu untuk kuatan, kerapian serta keindahan
- Seluruh bagian almari (bagian luar) harus di dempol, dicat bersih dan plitur agar
kelihatan rapi. Untuk ense pintu, tarikan pembuka pintu serta kunci pintu harus
mengunakan bahan yang berkualitas (diatas standar).
- Seluruh Almari harus di dempul, dicat rapi, politer agar bersih.
f. Papan Tulis
- Lingkup pekerjaan yang di laksanakan adalah pengadaan papan tulis dengan jumlah
sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya.
- Pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan/mengikuti ketentuan-ketentuan gambar,
dan petunjuk pelaksanaan dari Konsultan Pengawas.
- Jenis dan mutu bahan yang dipakai diutamakan produksi dalam negri, dan
memaksimalkan pengunaan Standar nasional Indonesia (SNI).
- Papan tulis dibuat dari multipleks 16 mm dilapisi dengan bahan White board di lem
pada permukanya.
- Papan diperkuat dengan rangka alumunium 1,6x2.
- Tepi pada setiap papan tulis (bagian atas, bagian samping kanan, kiri dan bawah)
diberi lis dari almunium sehingga menutup dasar bahan papan tulis.
- Papan dilengkapi dengan tempat kapur dari alumunium ukuran 6cmx2,5cmx244cm.
- Papan dipasang pasa dinding dengan pengantung tanam sebanyak 4 buah.

g. Kotak Sampah
- Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah pengedaan srasarana dan sarana
persampahan, yang berbentuk Tong Sampah organik dan Non Organik dengan
jumlah sesuai dengan rencana anggaran biaya
- Pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan/mengikuti ketentuan-ketentuan gambar,
dan petunjuk pelaksanaan dari Konsultan Pengawas.
- Jenis dan mutu bahan yang dipakai diutamakan produksi dalam negri, dan
memaksimalkan pengunaan Standar nasional Indonesia (SNI).
- Ukuran dan bentuk tong sampah di konsultasikan kepada Konsultan Pengawas
- Tong sampah yang direncanakan terbuat dari bahan plastik yang memiliki sifat
mudah dibentuk, tidak mudah pecah dan cukup tahan terhadap cuaca , dengan
kapasitas dapat menampung sampah kurang lebih 0,8 m3
- Untuk tong sampah yang penempatanya di dalam ruangan minimal berkapasitas 10
liter, dengan sistem pembuka injakan.
- Sebelum malakukan pemasangan, terlebih dahulu malakukan kordinasi kepada
konsultan Pengawas, dengan menyerahkan approval dan brosur-brosur pendukung
lainya, dan jika diperlukan dilakukan presentasi terhadap material/barang.
- Pemasangan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
- Barang harus dipasang rapi sesuai dengan gambar kerja.
- Jika dalam pemasangan terdapat ketidak sempurnaan penyedia jasa wajib
memperbaiki dengan biaya ditanggung sepenuhnya oleh penyedia jasa.
PASAL 25
LAIN - LAIN

1. Semua bahan yang akan dipergunakan dan didatangkan harus sesuai dengan Bestek serta
harus mendapatkan ijin Pengawas/panitia pembangunan.
2. Penggunaan bahan - bahan yang tidak sesuai dengan syarat - syarat yang tercantum dalam
dokumen ini akan ditolak atau dikeluarkan dari lokasi atas perintah Pengguna Anggaran /
Pengawas Lapangan.
3. Apabila terjadi keraguan akan mutu bahan yang didatangkan kemudian Panitia Pembangunan
minta pemeriksaan pada Laboratorium bahan bangunan, maka biaya yang timbul menjadi
tanggung jawab Pelaksana pembangunan.
4. Apabila ada perbedaan antara Spesifikasi teknis dan Gambar, antara skala kecil dengan skala
besar maka akan diselesaikan bersama dalam rapat.
5. Apabila ada kekurangan atau kelengkapan maka diselesaikan bersama dalam rapat berkala.
6. Pelaksana pembangunan harus menyerahkan kepada pemilik pekerjaan (suatu pernyataan
tertulis) bahwa pekerjaan telah selesai dan system akan berjalan dengan baik.
7. Pelaksana pembangunanharus menyerahkan 1 set ‘As Built drawing’ yang dibuat atas biaya
Pelaksana pembangunan konstruksi.
PASAL 26
PERATURAN PENUTUP

1. Penyedia barang / jasa Pelaksana pembangunanan harus selalu menjaga ketertiban dalam
lokasi pekerjaan
2. Penyedia barang / jasa Pelaksana pembangunanan harus menjaga kerusakan – kerusakan dari
fasilitas yang ada, apabila memperbaiki atas biaya dan tanggungan Pelaksana
pembangunanPelaksana pembangunanan
3. Untuk air kerja, Pelaksana pembangunanPelaksana pembangunanan mengusahakan sendiri
pengadaan air kerja tersebut
4. Pelaksana pembangunanPelaksana pembangunanan harus membersihkan sisa-sisa bahan
material dan sisa bongkaran, sehingga lokasi kegiatan betul – betul bersih dan tertib
5. Apabila rencana kerja dan syarat – syarat ( RKS ) masih terdapat kekurangan akan dibuat
Berita Acara Penjelasan Pekerjaan ( aanwijzing )
6. Segala sesuatau yang belum tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat – Syarat ( RKS ),
ini akan diselesaikan bersama dalam rapat berkala .

Sragen, 2023
Menyetujui, Disusun oleh :
KEPALA BIDANG PEMBINAAN SMP Konsultan Perencana
SELAKU PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN CV. TRIMASSA ARKHEPLANA

SUKISNO, S.Pd,.M.Si G. MUNARWAN., ST.


NIP. 19710526 199802 1 004 Direktur

Anda mungkin juga menyukai