Anda di halaman 1dari 22

2023

SPESIFIKASI TEKNIS

Pekerjaan :
PEMBANGUNAN STADION MINI
KECAMATAN KOTO GASIB
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN STADION MINI KECAMATAN KOTO GASIB

A. SYARAT UMUM
PASAL 1
JENIS PEKERJAAN

1. Lingkup pekerjaan pembangunan antara lain meliputi :


A. PEKERJAAN LAPANGAN SEPAK BOLA
I. Pekerjaan Persiapan
II. Biaya Sistem Manajeman Keselamatan Konstruksi (Smkk)
III. Pekerjaan Lahan
IV. Pemasangan Top Layer
V. Pemasangan Tiang Bola Dan Garis Lapangan
VI. LintasanAtletik

B. PEKERJAAN DRAINASE KELILING


I. Pekerjaan Persiapan
II. Pekerjaan Utama

2. a. Tenaga kerja/tenaga ahli yang cukup memadai dengan jenis pekerjaan yang
dilaksanakan.
b. Alat-alat bantu seperti alat-alat pengangkut dan peralatan lain yang diperlukan
dalam pelaksanaan.
c. Bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap pekerjaan yang akan
dilaksanakan tepat pada waktunya.

PASAL 2
PERSYARATAN BAHAN - BAHAN

1. Air (Bagian A SK SNI S 04-1989-F, 41)


Air yang dipergunakan tidak boleh mengandung minyak, asam alkali, garam-garam,
bahan organic atau lainnya yang dapat merusak beton.Air yang dipergunakan untuk
adukan beton konstruksi harus sesuai dengan (SNI1971-1990-F).

2. Tanah Timbun / Tanah Urug


Tanah yang dipergunakan untuk pekerjaan timbunan ini harus bersihdari tanah humus
maupun akar-akar kayu serta rumput bebas sampah dan bebas dari bahan-bahan organis.

3. Pasir / Agregathalus (Bagian A, SKSNI S-04-1989-F 6.1)


a. Pasir yang dipergunakan dapat berupa pasir alam hasil dari disintegrasi alami batuan
atau dapat berupa hasil dari pemecahan batu dari alat mekanis.
b. Agregat harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras. Butir-butir agregat halus
harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca,
seperti terik matahari dan hujan.
c. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % (ditentukan terhadap
berat kering) yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat
melalui ayakan 0,063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui 5 %, maka agregat
halus harus dicuci.
d. Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton kecuali
dengan petunjuk-petunjuk dari Lembaga Pemeriksaan bahan-bahan yang diakui.

4. Kerikil / Agregat kasar (Bagian A, SKSNI S-04-1989-F)


a. Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil sebagai hasil yang disentegrasi alami
dari batuan-batuan atau berupa batu pecah yang di peroleh dari pemecahan batu.
Pada umumnya yang dimaksud dengan agregat kasar adalah agregat besar butir
lebih 5 mm.
b. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori. Agregat
yang mengandung butir-butir pipih hanya dapat dipakai, apabila jumlah butir-butir
pipih tersebut tidak melampaui 20 % dari berat agregat seluruhnya. Butir-butir
agregat kasar harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-
pengaruh cuaca seperti terik matahari dan hujan.
c. Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % (ditentukan terhadap
berat kering) yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat
melalui ayakan 0,063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui dari 1 %, maka
agregat kasar harus dicuci.
d. Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton, seperti
zat-zat yang reaktif alkali.
e. Besar butir agregat maksimum tidak boleh lebih dari pada seperlima jarak terkecil
antara bidang-bidang samping dari cetakan, sepertiga dari tebal plat atau
tigaperempat dari jarak bersih minimum diantara batang-batang atau berkas-berkas
tulangan. Penyimpangan dari pembatasan ini diizinkan apabila menurut penilaian
pengawas ahli cara-cara pengecoran beton adalah sedemikian rupa sehingga
menjamin tidak terjadinya sarang-sarang kerikil.

5. S e m e n (Bagian A SKSNI S-04-1989-F)


a. Semen yang digunakan harus semen yang bermutu tinggi, berat dan volumenya
tidak kurang dari ketentuan yang tercantum pada kantongnya. Pada semennya tidak
terjadi pembatuan atau bongkah-bongkah kecil.
b. Semen untuk konstruksi beton bertulang dipakai jenis-jenis semen yang memenuhi
ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang ditentukan dalam SII-0013-81.
c. Pemakaian semen untuk setiap campuran dapat ditentukan dengan ukuran isi atau
berat. Ukuran semen tidak boleh mempunyai kesalahan lebih dari 2,5 %.
6. Baja Tulangan (SII 0136-1984)
a. Baja tulangan untuk penulangan beton yang digunakan harus bebas dari kotoran-
kotoran, lemak, kulit gilingan, karat lepas dan bahan-bahan lain yang dapat
mengurangi daya lekat beton terhadap baja tulangan.
b. Diameter baja tulangan yang digunakan harus sesuai dengan diameter yang
ditentukan dalam gambar-gambar rencana atau gambar detail.
c. Jika ternyata dalam pemeriksaan pengawas, diameter besi dimasukkan tidak sesuai
dengan diameter besi yang akan dipakai, maka pemakaiannya harus dikonsultasikan
terlebih dahulu dengan konsultan pengawas.
d. Penyimpangan penggunaan baja tulangan dari ketentuan-ketentuan yang berlaku
dinyatakan tidak dapat diterima.

7. K a y u (SKSNI S-05-1990-F)
a. Kayu yang digunakan harus kayu yang memenuhi persyaratan seperti yang
tercantum dalam Spesifikasi ukuran kayu untuk bangunan.
b. Kayu yang digunakan harus kayu yang berkualitas baik, tidak mempunyai cacat-
cacat seperti mata kayu, celah-celah susut pinggir dan cacat lainnya, tidak boleh
menggunakan hati kayu.
c. Jenis dan ukuran kayu yang dipergunakan antara lain :
d. Untuk bouwplank digunakan papan kayu kruing ukuran 2/20 cm.
e. Untuk patok digunakan balok kayu kruing ukuran 5/7 cm.
f. Untuk mal beton digunakan papan kayu kruing ukuran 2/20 cm.
g. Untuk pengunci digunakan balok kayu kruing ukuran 5/7 cm.

PASAL 3
PEMERIKSAAN DAN PENYEDIAAN BAHAN DAN BARANG

1. Bila dalam RKS disebutkan nama pabrik pembuatan dari suatu barang, maka hal ini
dimaksudkan untuk menunjukkan tingkat mutu. bahan dan barang yang digunakan.
2. Setiap penggantian nama dan pabrik pembuat dari suatu bahan dan barang harus disetujui
oleh Perencana/Pemberi Tugas dan bila tidak ditentukan dalam RKS serta gambar kerja
maka bahan dan barang tersebut diusahakan dan disediakan oleh pemborong yang harus
mendapat persetujuan dari Pengawas atau Pemberi Tugas.
3. Contoh bahan dan barang yang dipergunakan dalam pekerjaan harus segera disediakan atas
biaya Pemborong, setelah disetujui Pengawas atau Direksi, harus dianggap bahwa bahan
dan barang tersebut yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan.
4. Contoh bahan dan barang tersebut, disimpan oleh Pengawas atau Direksi untuk dijadikan
dasar penolakan bila ternyata bahan dan barang yang dipakai tidak sesuai kwalitas maupun
sifatnya.
PASAL 4
PERBEDAAN DALAM DOKUMEN LAMPIRAN KONTRAK

1. Jika terdapat perbedaan-perbedaan antara gambar kerja dan RKS ini, maka Pemborong
harus menanyakan secara tertulis kepada Perencana/ Pengawas dan Pemborong harus
mentaati keputusan tersebut
Ukuran-ukuran yang terdapat dalam gambar yang terbesar dan terakhirlah yang berlaku dan
ukuran dengan angka adalah yang harus diikuti daripada ukuran dengan skala dari gambar-
gambar, tetapi jika mungkin ukuran ini harus diambil dari pekerjaan yang sudah selesai.
2. Apabila ada hal-hal yang disebutkan pada gambar kerja, RKS, atau dokumen yang berlainan
dan atau bertentangan, maka ini harus diartikan bukan berarti untuk menghilangkan satu
terhadap yang lain tetapi untuk menegaskan masalahnya.
3. Kalau terjadi hal ini maka yang diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot
teknis dan atau yang mempunyai bobot biaya yang tinggi.
4. Apabila terdapat perbedaan :
a. Gambar arsitektur dengan gambar struktur, maka yang dipakai sebagai pegangan dalam
ukuran fungsional adalah gambar arsiektur, sedangkan untuk jenis dan kualitas bahan
dan barang adalah gambar struktur.
b. Gambar arsitektur dengan gambar Mekanikal, maka yang dipakai sebagai pegangan
dalam ukuran kualitas dan jenis sebagai bahan adalah gambar mekanikal.
c. Gambar arsitektur dengan gambar elektrikal, maka yang dipakai adalah sebagai
pegangan dalam ukuran fungsional adalahgambar arsitektur, sedangkan untuk ukuran
kualitas dan bahan adalah gambar elektrikal.

PASAL 5
GAMBAR KERJA (SHOP DRAWING)

1. Jika terdapat kekurangan-kekurangan penjelasan-penjelasan dan gambar kerja, atau


diperlukan gambar tambahan/ gambar detail, atau untuk memungkinkan Pemborong
melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan ketentuan, maka Pemborong
harus membuat gambar tersebut dan dibuat rangkap 3 (tiga) gambar tersebut atas biaya
Pemborong dan dapat dilasanakan setelah mendapat persetujuan dari Pengawas.
2. Gambar kerja hanya berubah apabila diperintahkan secara tertulis oleh Pemberi Tugas,
dengan menikuti penjelasan-penjelasan dan pertimbangan dari Perencana.
3. Gambar tersebut harus diserahkan kepada pengawas untuk disetujui sebelum dilaksanakan.

PASAL 6
GAMBAR SESUAI PELAKSANAAN TEKNIS (AS BUILD DRAWING)

1. Semula yang belum terdapat dalam gambar kerja baik karena penyimpangan, perubahan
atas perintah Direksi, maka Pemborong harus membuat gambar-gambar yang sesuai dengan
apa yang telah dilaksanakan, yang jelas memperlihatkan perbedaan antara gambar kerja dan
pekerjaan yang dilaksanakan.
B. SYARAT KHUSUS
Gambaran umum pekerjaan adalah :
1. Nama pekerjaan : Pembangunan Stadion Mini Kecamatan Koto Gasib

2. Sub Kegiatan : Koordinasi, Sinkronisasi Dan Pelaksanaan Penyediaan


Sarana Dan Prasarana Olahraga Kabupaten/Kota
3. Pagu dana : Rp. 751.000.000,- (Tujuh Ratus Lima Puluh Satu Juta
Rupiah)

4. Sumber dana : APBD Tahun Anggaran 2023

5. Lokasi pekerjaan : Kecamatan Koto Gasib

6. Waktu pelaksanaan -: Pekerjaan fisik = 150 (Seratus Lima Puluh) Hari kalender
terhitung sejak tanggal dikeluarkannya Surat Perintah
Mulai Kerja (SPMK)
- Pemeliharaan = 180 (Seratus Delapan Puluh) Hari
kalender
-
A. Jangka Waktu Pelaksanaan dan Time Schedule Pekerjaan

TIME SCHEDULE
KEGIATAN : PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN OLAHRAGA PENDIDIKAN PADA JENJANG PENDIDIKAN YANG MENJADI KEWENANGAN DAERAH KABUPATEN/KOTA
SUB KEGIATAN : KOORDINASI, SINKRONISASI DAN PELAKSANAAN PENYEDIAAN SARANA DAN PRASARANA OLAHRAGA KABUPATEN/KOTA
PEKERJAAN : PEMBANGUNAN STADION MINI KECAMATAN KOTO GASIB
LOKASI/KECAMATAN : KECAMATAN KOTO GASIB

MASA PELAKSANAAN 150 (SERATUS LIMA PULUH) HARI KALENDER


BOBOT
NO URAIAN PEKERJAAN BOBOT (%) I II III IV V KET
REALISASI (%)
Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Masa Pemeliharaan 180 (Seratus Delapan


A PEKERJAAN LAPANGAN SEPAK BOLA
I PEKERJAAN PERSIAPAN 1,32 0,66 0,66 100
II BIAYA SISTEM MANAJEMAN KESELAMATAN KONSTRUKSI (SMKK) 0,91 0,91
III PEKERJAAN LAHAN 5,37
Puluh) Hari Kalender

5,37
IV PEMASANGAN TOP LAYER 35,04 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50 75
V PEMASANGAN TIANG BOLA DAN GARIS LAPANGAN 1,18 1,18
VI LINTASAN ATLETIK 21,87 5,47 5,47 5,47 5,47
50
B PEKERJAAN DRAINASE KELILING
I PEKERJAAN PERSIAPAN 0,06 0,06
II PEKERJAAN UTAMA 34,25 2,28 2,28 2,28 2,28 2,28 2,28 2,28 2,28 2,28 2,28 2,28 2,28 2,28 2,28 2,28
25
Rencana Bobot Per Minggu 6,94 2,35 2,28 2,28 2,28 2,28 2,28 2,28 5,79 5,79 5,79 5,79 5,79 5,79 5,79 11,26 8,97 8,97 5,47 1,84
100,00
Komulatif Bobot Per Minggu 6,94 9,28 11,57 13,85 16,13 18,41 20,70 22,98 28,77 34,56 40,34 46,13 51,92 57,70 63,49 74,75 83,72 92,69 98,16 100,0 0
B. Layout danGambarEksisting
C. Daftar Personil Manajerial

Personil Manajerial dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut:

Pengala
Jabatan Jumlah Sertifikat
No Pendidikan man
Nama Dalam Personil Kompetensi
. Minimal Kerja
Pekerjaan (Orang) Kerja
(Tahun)
1 2 3 4 5 6 7
Pelaksana
Bangunan
Gedung/Pekerja
an
SMK Gedung/Pelaksa
Kelompok 2 (dua) na Lapangan
1. …………. Pelaksana 1 Orang
Teknologi dan tahun Pekerjaan
Rekayasa Gedung/Pelaksa
na Lapangan
Pekerjaan
Gedung Madya

Ahli K3
Ahli K3
Konstruksi -
Konstruksi/
S.1 (Teknik 3 (tiga) Muda / Ahli
2. ………….. Ahli 1 Orang
Arsitektur/Sipil) tahun Keselamatan
Keselamatan
Konstruksi -
Konstruksi
Muda

D. Daftar Peralatan utama yang dibutuhkan


Peralatan Utama dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut:

Merk Status Bukti


No Jumlah Kondisi
Jenis dan Kapasitas Kepe Kepe Ket.
. Alat Alat
Tipe milikan milikan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
STNKDan
1. Mobil Pick Up …… 1 Unit 1 - 2 Ton ……… ……… ……
BPKB
0,3 - 0,6
2. Concrete Mixer …… 1 Unit ……… ……… Invoice ……
M3
Concrete
3. …… 1 Unit ……… ……… ……… Invoice ……
Vibrator
70 -100
4. Water Pump …… 2 Unit Ltr / ……… ……… Invoice ……
Menit
Theodolite/Tot
5. …… 1 Unit ……… ……… ……… Invoice ……
al Station
100-150
6. Buldozer …… 1 Unit ……… ……… Invoice ……
HP

E. Tabel Penetapan Tingkat Resiko Kerja


TABEL PENETAPAN TINGKAT RESIKO
PEMBANGUNAN STADION MINI KECAMATAN KOTO GASIB

PENILAIAN TINGKAT RESIKO PENILAIAN SISA RESIKO


DESKRIPSI RESIKO

Tingkat Resiko

Tingkat Resiko
Kemungkinan

Kemungkinan
Nilai Resiko

Nilai Resiko
Keparahan

Keparahan
PERSYARATAN PENGENDALI
PENGENDALIAN
NO. PEMENUHAN AN KETERANGAN
AWAL
IDENTIFIKASI BAHAYA JENIS BAHAYA PERATURAN LANJUTAN
URAIAN PEKERJAAN
(Skenario Bahaya) (Tipe Kecelakaan)

(f) (a) (f*a) (TR) (f) (a) (f*a) (TR)


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

A PEKERJAAN LAPANGAN SEPAK BOLA

I PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Mobilisasi dan Demobilisasi Kecelakaan dalam perjalanan 2 2 4 Sedang
2 Papan Nama Proyek Terluka akibat salah cara 2 1 2 Rendah
penggunaan peralatan

II BIAYA SISTEM MANAJEMAN KESELAMATAN KONSTRUKSI (SMKK)


1 Penyiapan RKK
2 Sosialisasi, Promosi dan Pelatihan
3 Alat Pelindung Kerja dan Alat Pelindung Diri
4 Asuransi dan Perizinan
5 Personel Keselamatan Konstruksi
6 Fasilitas, Sarana dan Prasarana Kesehatan
7 Rambu dan Perlengkapan Lalu Lintas yang diperlukan atau Manajemen Lalu Lintas
8 Konsultasi dengan Ahli terkait Keselamatan Konstruksi
9 Kegiatan dan peralatan terkait Pengendalian Risiko Keselamatan Konstruksi

III PEKERJAAN LAHAN


1 Pengupasan tanah, rumput existing dan pembentukan kemiringan elevasi tanah Kecelakaan Alat Berat dalam 2 2 4 Sedang
bekerja
IV PEMASANGAN TOP LAYER
1 Pekerjaan Timbunan Tanah Media Rumput Iritasi Tangan dan Mata 2 1 2 Rendah
2 Pekerjaan Pengadaan Rumput dan Proses Pengembangan Iritasi Tangan dan Mata 2 1 2 Rendah

V PEMASANGAN TIANG BOLA DAN GARIS LAPANGAN


1 Pemasangan Tiang gawang dan jaring Terluka akibat salah cara 2 1 2 Rendah
penggunaan peralatan
Tertimpa alat atau benda kerja
2 Pengecatan Garis Lapangan Iritasi Tangan dan Mata 2 1 2 Rendah

B PEKERJAAN DRAINASE KELILING


I PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Pekerjaan Bouwplank (Jarak Per 25 m) Terluka akibat salah cara 2 1 2 Rendah
penggunaan peralatan
II PEKERJAAN UTAMA
1 Galian Tanah Kecelakaan terkena alat gali 2 1 2 Rendah
2 Pekerjaan Balok Bawah
- Beton K-175 Iritasi Kulit 2 1 2 Rendah
- Pembesian Besi Polos Terjepit Alat Kerja 2 1 2 Rendah
Tertusuk Besi
- Bekisting Beton Terluka akibat salah cara 2 1 2 Rendah
penggunaan peralatan
3 Pekerjaan Lantai
- Beton K-175 Iritasi Kulit 2 1 2 Rendah
- Pembesian Terjepit Alat Kerja 2 1 2 Rendah
Tertusuk Besi
4 Pekerjaan Dinding
- Beton K-175 Iritasi Kulit 2 1 2 Rendah
- Pembesian Terjepit Alat Kerja 2 1 2 Rendah
Tertusuk Besi
- Bekisting Beton Terluka akibat salah cara 2 1 2 Rendah
penggunaan peralatan
5 Pekerjaan Balok Sengkang
- Beton K-175 Iritasi Kulit 2 1 2 Rendah
- Pembesian Besi Polos Terjepit Alat Kerja 2 1 2 Rendah
Tertusuk Besi
- Bekisting Beton Terluka akibat cara 2 1 2 Rendah
penggunaan peralatan salah
6 Pekerjaan Pipa Rembesan Terluka akibat salah cara 2 1 2 Rendah
penggunaan peralatan
7 Pekerjaan Gorong-Gorong Ø 0,5 m Tertimpa alat atau benda kerja 2 1 2 Rendah
8 Timbunan Tanah Kembali Hasil Galian Terluka akibat salah cara 2 1 2 Rendah
penggunaan peralatan

F. Tabel Penetapan Tingkat Resiko Kerja


Tingkat Risiko pada paket pekerjaan ini ditetapkan sebagai tingkat risiko Sedang
Pekerjaan yang paling beresiko adalah pada Pekerjaan Lahan

No UraianPekerjaan Identifikasi Bahaya


A PEKERJAAN LAHAN
1 Pengupasan tanah, rumput existing dan Kecelakaan Alat Berat dalam bekerja
pembentukan kemiringan elevasi tanah
G. Penerapan SMK3
a. Penerapan Umum

Penerapan secara umum SMK3 pada tahap pelaksanaan pekerjaan ini, antara lain :

a. Apabila terjadi kecelakaan kerja, Penyedia Jasa wajib membuat laporan kecelakaan
kerja kepada PPK, paling lambat 1x24 jam.

b. Dokumentasi hasil pelaksanaan K3 dibuat oleh Penyedia Jasa dan dilaporkan kepada
PPK secara berkala, yang menjadi bagian dari pelaporan pelaksanaan pekerjaan.

c. Penyedia Jasa wajib melaksanakan perbaikan dan peningkatan kinerja sesuai hasil
evaluasi K3, dalam rangka menjamin kesesuaian dan efektifitas penerapan K3.

d. Penyedia Jasa bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja, apabila tidak menyelenggarakan K3 sesuai dengan K3.

b. Penerapan pada Pekerja

Setiap pekerja diwajibkan melakukan hal-hal dibawah ini, untuk menunjang penerapan
K3. Hal-hal tersebut, antara lain :

a. Melaksanakan SMK3 disetiap pekerjaan.

b. Memakai alat pelindung diri (APD), berupa :

▪ Pelindung kepala (helm);

▪ Pelindung kaki (safety shoes/boot);

▪ Rompi keselamatan;

▪ Sarung tangan.

c. Penerapan pada Lingkungan kerja

Penyedia Jasa berkewajiban terhadap K3 pada lingkungan kerja yang sedang


berlangsung, penerapan tersebut antara lain :

a. Melakukan safety talk setiap sebelum melakukan pekerjaan, memberitahukan


resiko yang terjadi pada setiap pekerjaan yang dilakukan.
b. Memberikan pengawasan terhadap pekerja terkait penerapan K3 pada pekerjaan
konstruksi.
c. Memberikan rambu-rambu peringatan dan peralatan keselamatan seperti safety
line terhadap bahaya yang timbul akibat pekerjaan tertentu
H. Keluaran/Produk yang dihasilkan
Belanja Modal Bangunan Gedung Tempat Olahraga (Pembangunan Stadion Mini
Kecamatan Koto Gasib)

I. Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)


spesifikasi teknis ini telah menggunakan barang/jasa yang memiliki Tingkat komponen
Dalam Negeri (TKDN) yang mengacu pada daftar inventarisasi barang/jasa produksi
dalam negeri, memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI), produk usaha mikro dan
kecil serta koperasi dari hasil produksi dalam negeri, dan produk ramah lingkungan
hidup. Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan
Atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah, Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2023 tentang Percepatan Peningkatan
Penggunaan Produk Dalam Negeri dan Produk Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan
Koperasi Dalam Rangka Menyukseskan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia
Pada Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
C. SYARAT TEKNIS
a. ACUAN PEDOMAN PEKERJAAN DAN PEMAKAIN BAHAN
Peraturan teknis bangunan yang digunakan adalah peraturan – peraturan tersebut di
bawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya :
1) Peraturan Bangunan Gedung Negara.
2) Tata cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung SNI 03-2847-2002.
3) Tatacara Perhitungan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung SNI 03-1729-2002.
4) Peraturan Perencanaan Kayu Struktur SNI-T-02-2003.
5) Tatacara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk bangunan gedung, SNI 03-1726-
2003.
6) Tatacara Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung,SNI-03-1727-1989.
7) Peraturan Umum Instalasi Lstrik (PUIL) SNI 04-0225-2000.
8) Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari Departemen Tenaga Kerja.
9) Peraturan dan Ketentuan lain yang berlaku di wilayah Indonesia.

b. PELAKSANAAN PEKERJAAN

I. PEKERJAAN PENDAHULUAN

1. Sebelum memulai pekerjaan pemborong harus memberitahu pengawas


lapangan /Direksi Teknis yang telah ditunjuk.
2. Pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik dan rapi sesuai dengan ketentuan
ketentuan dalam spesifikasi ini / syarat-syarat teknis / gambar rencana, serta
mengikuti petunjuk dari Direksi Teknis dan Konsultan Supervisi. Semua ukuran
dan persyaratan bahan yang ditentukan dalam bestek ini harus dipenuhi oleh
Pemborong.
3. Pembersihan Lokasi dilaksanakan sesuai dengan ukuran areal yang ditetapkan
didalam gambar, semua bekas-bekas pembuangan / sampah-sampah harus
dibebaskan dari lokasi pekerjaan.
4. Mobilisasi alat-alat yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan dilapangan
dilaksanakan dengan baik.
5. Pemborong harus menyediakan Direksi Keet serta dilengkapi dengan buku-
buku Direksi / perintah, buku tamu, buku bahan dan Time Schedule.
6. Pekerjaan pasang papan nama proyek.Pemborong harus membuat papan nama
proyek yang ditetapkan pada bagian depan bangunan dan dapat dilihat dengan
jelas. Papan tersebut dipasang pada dua buah tiang kayu ukuran 5/7 cm, yang
ditanam kuat dalam tanah. Dalam melaksanakan pekerjaan tersebut Pemborong
wajib memenuhi/mematuhi dan melaksanakan segala hal-hal yang telah
dituangkan didalam Rencana Kerja Syarat-syarat Teknis ini serta Risalah
Penjelasan (Aanwijzing) sangat mengikat dalam pelaksanaan kecuali adanya
permintaan/peraturan tertulis dari pihak proyek dalam hal ini disebut Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK).
Tulisan yang tercantum adalah sebagai berikut :
 Nama Kegiatan
 Nama Pekerjaan
 Harga Borongan
 Jangka Waktu Pelaksanaan
 Konsultan Pengawas / Direksi
 Kontraktor / Pemborong
 Waktu Mulai Pelaksanaan

7. Pemeriksaan dan Penyediaan Bahan :


a. Bila di dalam RKS ini disebutkan nama dan pabrik suatu bahan atau produk,
ini dimaksudkan hanya menunjukkan sumber minimal dari mutu bahan
yang digunakan.
b. Contohnya bahan/produk yang akan digunakan dalam pekerjaan ini
Kontraktor harus menyampaikan kepada Direksi guna untuk mendapatkan
persetujuan.
c. Tentang usulan pemakaian bahan nama produk/pabrik harus mendapat
rekomendasi dari Direksi berdasarkan ketentuan di dalam RKS serta Risalah
Penjelasan Pekerjaan.

8. Ukuran :
a. Semua ukuran yang dipakai adalah ukuran jadi/bersih, kecuali ada
ketentuan lainyang disepakati dan diperkuat dengan Berita Acara
Perubahan.
b. Sedangkan ukuran untuk Pekerjaan Struktur yaitu kolom, balok dan sloof
sebagaimana yang tertera pada gambar merupakan ukuran dimensi struktur
(beton), bukan merupakan ukuran jadi terhadap struktur tersebut.

9. Gambar-gambar :
a. Seluruh Gambar-gambar Rencana Arsitektur, Struktur dan Elektrikal dapat
diperoleh melalui pemberi tugas, Pemborong wajib mengetahui seluruh
pelaksanaan bangunan ini, sehingga dapat menyesuaikan program
pekerjaannya secara baik dan benar.
b. Selama pelaksanaan, Pemborong harus memberi tanda dengan warna pada
gambar setiap bagian yang telah dilaksanakan termasuk kalau ada
perubahan dari perencanaan semula.
c. Pemborong harus membuat gambar pelaksanaan untuk bagian yang
dianggap perlu (Shop Drawing) gambar ini harus diketahui dan disetujui
oleh Pengawas/Direksi.

II. PEKERJAAN LAHAN

Terdiri dari pekerjaan pembersihan dan pembuangan pohon, semak belukar dan
material lain yang tidak diperlukan. Tanah yang digusur dari pekerjaan jika terdapat
bekas pohon, akar, tunggul - tunggul kayu dan material lain yang tidak berguna,
mengganggu, harus bongkar sampai bersih dan semua lubang-lubang yang terjadi
akibat gusuran harus ditutup dengan bahan/ material lain yang disetujui oleh Pejabat
Pembuat Komitmen, dan dipadatkan lapis-perlapis serta diperoleh kepadatan yang
sama dengan kepadatan tanah sekitarnya. Semua tanah bagian teratas sampai
sedalam yang diperintahkan oleh konsultan pengawas dan Pejabat Pembuat
Komitmen atau sekurang-kurangnya 20 cm harus dibuang dari daerah-daerah yang
akan direncanakan sebagai lapisan teratas. Bila pengupasan topsoil dirasa perlu
dalam perencanaan pekerjaan ini, maka pada waktu pengangkatan stripping, topsoil
agar ditempatkan dilokasi yang disetujui.
Penempatan Tanah Buangan Semua bahan-bahan bongkaran, hasil pembersihan,
pembongkaran dari lapisan teratas harus diatur sedemikian rupa sehingga
penempatannya sesuai dengan petunjuk Pejabat Pembuat Komitmen. Apabila bekas
tanaman-tanaman atau tonggak-tonggak harus dibakar, maka pembakarannya dapat
dilakukan dengan ijin Pejabat Pembuat Komitmen dan diijinkan oleh Hukum atau
Peraturan setempat, apabila diijinkan pembakaran harus dilakukan pengawasan.
Pengukuran Banyaknya pembersihan serta pembongkaran ditentukan dalam meter
persegi, dari hasil pembersihan serta pembongkaran yang sesungguhnya adalah yang
dilaksanakan dalam pekerjaan itu. Banyaknya tanah bagian teratas yang dikupas
ditentukan dalam meter persegi, dan hasil pengupasan sesungguhnya adalah yang
dilaksanakan dalam pekerjaan itu.
Volume dari clearing dan grubbing ditunjukan dengan perencanaan atau permintaan
oleh Pejabat Pembuat Komitmen akan banyaknya m2 untuk pekerjaan tanah clearing
dan grubbing.

III. PEMASANGAN TOP LAYER

Rumput yang di tanam adalah jenis rumput gajah mini. Lahan yang akan ditanami
rumput dipastikan bersih dari gulma yang berisiko menggangu pertumbuhan, namun
demikian pastikan bahwa lahan yang akan di tanami memperoleh cahaya matahari
selama 6-8 jam sehari.
Langkah – langkah penanaman rumput adalah sebagai berikut :
 Pembersihan tanah yang akan di tanami dari sampah, batu dan sisa-sisa
tanaman, serta dari akar-akar tanaman liar yang ada.
 Cangkul dan balik , serta gemburkan tanah yang akan di tanam rumput.
 Campurkan pupuk kandang kurang lebih 1 kg per 1 m2, aduk rata dengan tanah
yang ada.
 Tanam lempengan rumput sambil di tekan kuat-kuat.
 Pemadatan dengan kaki di injak-injak atau di tekan-tekan dengan alat bantu
pemadatan, misalnya dengan papan.
 Siram dua kali sehari dengan tekanan siram yang lembut.

IV. PEMASANGAN TIANG BOLA DAN GARIS LAPANGAN

1. Gawang terdiri dari 2 tiang tegak berjarak sama dari posisi bendera sudut dan
terhubungkan pada bagian atas oleh mistar gawang horisontal.
2. Tiang dan mistar terbuat dari bahan besi berbentuk bulat.
3. Jarak antara tiang bagian dalam yaitu 7,32m, tinggi mistar terbawah ke tanah
yaitu 2,44m dan kedalaman gawang yaitu 2m.
4. Bagian depan gawang menggunakan pipa yaitu diameter 88 mm dan tebal
2mm.
5. Landasan samping dan belakang menggunakan besi hollow 4cm x 8cm.
6. Ukuran tiang pancang belakang gawang yaitu diameter 56mm dan panjang 4m
(tinggi dari tanah 3,5m).
7. Ada 4 bagian pipa yang tertanam dalam tanah (sock), 2 pada posisi depan dan 2
posisi belakang.
8. Ukuran pipa sock depan yaitu diameter 90mm dan kedalaman 53cm.
9. Dan ukuran pipa sock belakang yaitu diameter 60mm dan kedalaman 53cm.
10. Finishing gawang menggunakan cat duko warna putih.
11. Gawang sudah termasuk Jaring Gawang (jaring Hexagonal)

V. LINTASAN ATLETIK
1. Kondisi lahan pada area lintasan atletik sudah bersih dari semak belukar, bekas
pohon, akar, tunggul - tunggul kayu dan material lain yang tidak berguna
2. Pada sisi kiri kanan lintasan dipasang kerb beton pracetak dengan ukuran
50x30x15 cm.
3. Pada area lintasan yang sudah bersih diberikan urugan pasir setinggi 5 cm.

VI. PENGUKURAN DAN PEMASANGAN BOUWPLANK

1. Pemborong harus sudah memperhitungkan biaya untuk pengukuran atau


penelitian ukuran tata letak atau ketinggian bangunan (bauwplank), termasuk
penyediaan“Bench Mark” atau “Line Offset Mark” pada masing-masing lantai
bangunan.
2. Sebelum melaksanakan pengukuran terhadap bangunan terlebih dahulu
Kontraktor mengukur situasi lapangan dengan mempergunakan alat ukur
(waterpass, theodolite) guna untuk mengecek kembali pengukuran yang
dilaksanakan oleh Konsultan Perencana.
3. Apabila terdapat pengukuran terdahulu, maka Kontraktor memberitahukan
terlebih dahulu kepada Direksi Lapangan sebelum melaksanakan pekerjaan
dalam arti yang sebenarnya.
4. Sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor harus sudah menguasai situasi lapangan
baik mengenai luas, tinggi rendah permukaan tanah dan sebagainya.
5. Pelaksana Kontraktor diwajibkan mempelajari gambar rencana dan gambar
detail sehingga waktu meletakkan tapak bangunan tidak ada terdapat kesalahan
antara gambar rencana dengan situasi site.
6. Papan Bouwplank dibuat dari papan kayu kelas III 2 x 20 cm yang akan
dipasang menjadi sisi bagian atas papan bauwplank.
7. Papan bouwplank dipasang pada tiang-tiang kayu ukuran 5/7 cm dengan jarak
pemasangan setiap 2 m, tertancap kuat kedalam tanah. Jarak antara papan
bouwplank dengan galian pondasi minimum 1,50 m.
8. Papan bouwplank harus dijaga keutuhannya, tidak boleh diubah posisinya dan
dijaga jangan sampai tertimbun tanah galian. Tanda pada As dan Peil
ketinggian diberi catwarna merah dan harus dijelaskan sampai papan
bouwplank tersebut tidakdiperlukan lagi.
9. Papan bouwplank dipasang sekeliling bangunan yang akan dilaksanakan pada
tempat-tempat yang dianggap perlu.
10. Hasil pengukuran harus dilaporkan kepada Pengawas agar dapat ditentukan
sebagaipedoman atau referensi dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
gambarrencana dan persyaratan teknis.
VII. PEKERJAAN GALIAN

1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya


untuk melaksanakan pekerjaan seperti yang dinyatakan dalam gambar, dengan
hasil yang baik dan sempurna.
2. Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan galian tanah, seperti yang ditunjukkan
pada gambar.

VIII. PEKERJAAN BETON

A. BAHAN-BAHAN PEMBUATAN BETON.

1. Semen untuk konstruksi beton bertulang dipakai jenis-jenis semen yang


memenuhi persyaratan-persyaratan dan ketentuan-ketentuan yang tercantum
dalam PeraturanBeton bertulang Indonesia (PBI-1971).
2. Pasir beton untuk konstruksi beton bertulang harus terdiri dari butir-butir yang
keras dan tajam, kadar lumpur maksimum 5 % dan tidak boleh terlalu
banyakmengandung bahan-bahan organis dan mempunyai butir yang beraneka
ragam besarnya antara 1 mm sampai 4 mm.
3. Kerikil beton untuk konstruksi beton bertulang terdiri dari butir-butir yang
keras dan tidak berpori, kadar lumpur maksimum 1 % apabila kadar lumpur
melampaui kadar maksimum maka kerikil beton harus dicuci, berukuran antara
1 cm sampai 3 cm.Kerikil tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak
beton seperti zat-zatr eaktif alkali.
4. Batang tulangan yang digunakan harus bebas dari kotoran-kotoran lemak, kulit
giling, karat lepas serta bahan-bahan yang mengurangi daya lekat beton.
5. Air yang digunakan harus bersih, tidak mengandung lumpur, minyak dan
kotorankotoran lainnya, penggunaan air sumur dan air kali harus mendapat izin
daripengawas lapangan.

B. CAMPURAN BETON.

1. Untuk beton mutu K-175 dipakai campuran nominal semen, pasir dan kerikil
dalam perbandingan isi sesuai dengan Job Mix Formula (Untuk semua Struktur
beton bertulang)
2. Pengukuran semen tidak boleh mempunyai kesalahan lebih kurang dari 2,5 %.

C. KEKENTALAN ADUKAN BETON.

1. Kekentalan (konsistensi) adukan harus disesuaikan dengan cara transport, cara


pemadatan, jenis konstruksi yang bersangkutan dan kerapatan tulangan.
2. Jumlah semen minimum dan nilai faktor air semen maksimum harus
memperhatikan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan..
3. Untuk mencegah penggunaan adukan terlalu kental atau terlalu encer, maka
campuran beton harus memperhatikan nilai-nilai slump yang tercantum dalam
SNI1972 - 1990-F.
D. CETAKAN / BEKISTING.

1. Cetakan dan acuan harus kokoh dan cukup rapat sehingga tidak terjadi
kebocorankebocoran yang dituangkan kedalam cetakan.
2. Cetakan harus diberi ikatan-ikatan secukupnya, sehingga dapat
terjaminkedudukan dan bentuk yang kuat serta tetap.
3. Cetakan harus dibuat dari bahan-bahan yang baik dan tidak mudah meresap air
dan dipasang sedemikian rupa, sehingga pada waktu pembongkaran cetakan
tidakterjadi kerusakan pada beton.

E. PEMASANGAN TULANGAN.

1. Tulangan harus dipasang sedemikian rupa hingga sebelum dan selama


pengecoran tidak berubah tempatnya. Kawat ikat yang dipakai mutu SNI 0040-
87-A.
2. Untuk ketepatan tebal penutup beton, tulangan harus dipasang dengan penahan
jarak yang terbuat dari beton dengan mutu yang sama dengan mutu yang
akandicor.

F. PENGADUKAN BETON.

1. Pengadukan beton pada semua mutu beton kecuali beton Klas 1 mutu B0 harus
dilakukan dengan mesin pengaduk atau Ready mix sesuai dengan mutu
betonyang disyaratkan dalam dokumen.
2. Selama pengadukan berlangsung, kekentalan adukan beton harus selalu
diawasi.
3. Apabila karena sesuatu hal adukan beton tidak memenuhi syarat minimal
seperti terlalu encer karena kesalahan pemberian jumlah air pencampur, sudah
mengerassebagian atau tercampur dengan bahan-bahan asing, maka adukan ini
tidak bolehdipakai dan harus disingkirkan dari tempat pelaksanaannya.

G. PENGECORAN DAN PEMADATAN.

1. Untuk mencegah timbulnya rongga-rongga kosong dan sarang kerikil, adukan


beton harus dipadatkan selama pengecoran. Pemadatan dapat dilakukan
denganmenumbuk-numbuk atau dengan memukul-mukul cetakan atau
denganmenggunakan alat pemadat mekanis/ penggetar.
2. Pemadatan dengan menggunakan alat pemadat mekanis/penggetar/vibrator
harusmengikuti ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Peraturan Beton
Bertulang Indonesia (PBI-1971).
H. PENUTUP BETON.

Tebal penutup beton minimum (tidak termasuk plesteran) sesuai dengan


penggunaannya adalah sebagai berikut :

1. Untuk kolom dan balok adalah 2,5 cm.


2. Untuk pondasi atau pekerjaan lainnya yang berhubungan langsung dengan
tanah adalah 5 cm.

I. PERAWATAN BETON.

Untuk mencegah pengeringan beton terlalu cepat, paling sedikit beton selama dua
minggu beton harus disiram terus menerus.

J. PEMBONGKARAN CETAKAN BETON.

1. Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai kekuatan yang cukup
untuk memikul berat dan beban-beban pelaksanaan lain yang bekerja padanya.
2. Pada bagian-bagian konstruksi dimana akibat pembongkaran cetakan akan
bekerja beban yang lebih tinggi dari pada beban rencana dan akan terjadi
keadaan yan glebih berbahaya dari keadaan yang diperhitungkan, maka cetakan
tidak boleh dibongkar selama keadaan tersebut tetap berlangsung.

IX. PEKERJAAN PIPA REMBESAN.

1. Pipa rembesan terdiri dari pipa PVC diameter 3/4” dengan panjang 15 cm
2. Pemasangan pipa rembesan harus sesuai dengan gambar yang telah
direncanakan

X. PEKERJAAN GORONG-GORONG Ø 0,5 M


1. Sebelum dilakukan pekerjaan berupa pemasangan gorong gorong dan drainase
beton lokasinya harus digali terlebih dahulu dan telah selesai ditimbun kembali
sesuai persyaratan.
2. Pipa beton harus dipasang hati hati, lidah sambungan harus diletakkan dihilir
dan dimasukkan kedalam alur sambungan sesuai arah kelandaiannya .
3. Pipa beton harus diselimuti dengan beton sesuai petunjuk gambar pelaksanaan

XI. TIMBUNAN TANAH KEMBALI HASIL GALIAN


1. Pekerjaan timbunan tanah manual dimaksud kegiatan penimbunan tanah yang
berfungsi untuk menutup lobang bekas galian.
2. Apabila timbunan tanah hasil galian tidak mencukupi, maka kekurangan
timbunan tersebut dapat diambil dari tempat lain yang disetujui oleh direksi.
3. Timbunan tanah yang direncanakan pada gambar atau atas petunjuk Direksi
harus dipadatkan pada suatu garis (lajur) yang ditunjukkan pada gambar atau
yang ditetapkan Direksi.
4. Tidak ada pembayaran tambahan untuk timbunan yang dibuat penyedia untuk
tujuan perbaikan kembali timbunan yang telah dilaksanakan.

XII. DOKUMENTASI PROYEK

1. Pengambilan photo rekaman proyek diambil pada saat pertama kali pekerjaan
dimulai hingga pekerjaan selesai.
2. Tahapan pengambilan dokumen rekaman proyek diatur sedemikian rupa
sehinggapoint-point pekerjaan penting tidak terlewatkan.
3. Pengambilan Photo rekaman proyek juga dilakukan setiap bulannya sebagai
lampiran kelengkapan Administrasi pada saat pengajuan MC (Monthly
Certificate) atau SertifikatBulanan.
4. Photo rekaman proyek disusun sedemikian rupa dan dijadikan sebuah album
lengkap dengan keterangannya.
5. Semua file photo atau klise Photo (negatifnya) dari rekaman proyek
tersebutdikumpulkan dan dikirim ke Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten
Pelalawan sebagaidokumen Pemimpin Kegiatan.
6. Photo yang diambil harus mencakup / menggambarkan kegiatan pelaksanaan
pada saat : 0 % , 30 % , 60 % , 80 % , dan 100 %.

XIII. ADMINISTRASI PROYEK

1. Laporan fisik proyek berupa : Laporan Harian, Laporan Mingguan & Laporan
Bulanan dikumpulkan pada setiap akhir bulan.
2. Direksi / Pengawas akan memeriksa kebenaran laporan yang diserahkan.
3. Laporan fisik proyek harus dilampirkan pada saat setiap pengambilan Termin.

XIV. PEMELIHARAAN DAN PEMBERSIHAN

1. Selama pekerjaan berlangsung, kontraktor harus memelihara kebersihan baik


lingkungan proyek atau jalan dari hal-hal yang mengganggu kelancaran arus
lalu lintas jalan atau ketertiban umum.
2. Pada penyerahan pertama pekerjaan, keadaan bangunan harus bersih dan rapi.

XV. PENYERAHAN PEKERJAAN

1. Pekerjaan seluruhnya harus sudah diserahkan secara lengkap dan baik kepada
Direksi Pekerjaan sebagaimana tercantum didalam surat perjanjian pekerjaan
ini.
2. Penyerahan pertama pekerjaan (Fisik Proyek telah mencapai 100 %) harus
melewati pemeriksaan/penelitian dari Team PHO yang telah ditunjuk dari Dinas
Kepemudaan dan Olahraga Kab. Siak
3. Penyerahan kedua pekerjaan dilakukan setelah masa pemeliharaan proyek,
harus melewati pemeriksaan / penelitian dari Team FHO yang telah ditunjuk
dari Dinas Kepemudaan dan Olahraga Kab. Siak
4. Penyerahan pertama dan kedua pekerjaan dapat diterima setelah semua
prosedur Persyaratan Teknis dan Administrasi telah memenuhi ketentuan-
ketentuan yang berlaku didalam kontrak dan bestek.

XVI. PENUTUP

1. Semua syarat-syarat yang tercantum didalam bestek ini harus dilaksanakan


dengan baik dan benar oleh kontraktor serta mengikuti petunjuk-petunjuk
Teknis dari Direksi Teknis / Pengawas Lapangan.
2. Semua ketentuan–ketentuan yang belum tertuang dalam bestek ini akan diatur
pada waktu Aanweijzing, Petunjuk Teknis lainnya yang dianggap perlu, akan
dijelaskan oleh Pengawas / Direksi Teknis pada saat mulai pelaksanaan dan
sedang berlangsung kegiatan pekerjaan.
3. Walaupun Bestek ini tidak lengkap dicantumkan satu persatu mengenai bahan
dan lain-lain, tapi tercantum dalam Aanweijzing, maka pekerjaan tersebut harus
dikerjakan dan bukan merupakan pekerjaan tambahan.

Siak Sri Indrapura, ……………2023Januari


2021Ditetapkan oleh
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)
DINAS KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA
KABUPATEN SIAK

SYAFRIZAL, S.Sos
NIP. 19691202 199002 1 001
MATA UANG PEMBAYARAN UTAMA (MPU)

KEGIATAN : PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN OLAHRAGA PENDIDIKAN PADA JENJANG


PENDIDIKAN YANG MENJADI KEWENANGAN DAERAH KABUPATEN/KOTA
SUB KEGIATAN : KOORDINASI, SINKRONISASI DAN PELAKSANAAN PENYEDIAAN SARANA DAN
PRASARANA OLAHRAGA KABUPATEN/KOTA
PEKERJAAN : PEMBANGUNAN STADION MINI KECAMATAN KOTO GASIB

LOKASI/KECAMATAN : KECAMATAN KOTO GASIB


TAHUN ANGGARAN : 2023

% TERHADAP
JUMLAH HARGA
NO URAIAN PEKERJAAN SATUAN JUMLAH HARGA
(Rp)
PEKERJAAN
1 2 3 4 5

1 Pekerjaan Pengadaan Rumput dan Proses Pengembangan M2


2 Pemasangan Kerb Pracetak Jenis 1 (Peninggi/Mountable) M'
3 Beton K-175 ~ Pekerjaan Dinding M3
4 Pekerjaan Timbunan Tanah Media Rumput M3
5 Pekerjaan Urugan Pasir M3
6 Bekisting Beton ~ Pekerjaan Dinding M2
7
Pengupasan tanah, rumput existing dan pembentukan
M2
kemiringan elevasi tanah
8
Pembesian Anyaman Kawat Yang dilas (Wiremesh)~
Kg
Pekerjaan Dinding

JUMLAH
MATA PEMBAYARAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN
KONSTRUKSI (SMKK)
KEGIATAN : PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN OLAHRAGA PENDIDIKAN PADA JENJANG PENDIDIKAN YANG MENJADI
KEWENANGAN DAERAH KABUPATEN/KOTA
SUB KEGIATAN : KOORDINASI, SINKRONISASI DAN PELAKSANAAN PENYEDIAAN SARANA DAN PRASARANA OLAHRAGA
KABUPATEN/KOTA
PEKERJAAN :
PEMBANGUNAN STADION MINI KECAMATAN KOTO GASIB
LOKASI : KECAMATAN KOTO GASIB
TAHUN ANGGARAN : 2023

Satuan Harga Satuan Jumlah Harga


No. Uraian Pekerjaan Kuantitas Ket.
Ukuran (Rp.) (Rp.)

1 Penyiapan RKK
a. Pembuatan dokumen SMKK Set 1,00 -
(RKK, RMPK, RKPPL, RMLLP)
Sub Jumlah 1 -

2 Sosialisasi, Promosi dan Pelatihan


a. Spanduk (Banner) Lb 1,00 -
b. Poster Lb 1,00 -
Sub Jumlah 2 -

3 Alat Pelindung Kerja dan Alat Pelindung Diri


a. Pengarahan Keselamatan Konstruksi (Safety Briefing)
1. Topi Pelindung (Safety Helmet) Bh 5,00 -
2. Sarung Tangan (Safety Gloves) Psg 5,00 -
3. Sepatu Keselamatan (Safety Shoes) Psg 5,00 -
4. Rompi Keselamatan (Safety Vest) Bh 5,00 -
Sub Jumlah 3 -

4 Asuransi dan Perizinan


a. BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan Kerja Ls 1,00 -
Sub Jumlah 4 -

5 Personel Keselamatan Konstruksi


a. Petugas Keselamatan Konstruksi OB 1,00 -
Sub Jumlah 5 -

6 Fasilitas, Sarana dan Prasarana Kesehatan


a. Peralatan P3K (Kotak P3K tipe C) Set 1,00 -
Sub Jumlah 6 -

7 Rambu dan Perlengkapan Lalu Lintas yang diperlukan atau


Manajemen Lalu Lintas
a. Rambu Peringatan Bh 1,00 -
b. Rambu Informasi Bh 1,00 -
Sub Jumlah 7 -

8 Konsultasi dengan Ahli terkait Keselamatan Konstruksi


a. Ahli Teknik Sipil OJ 1,00 -
Sub Jumlah 8 -

9 Kegiatan dan peralatan terkait Pengendalian Risiko


Keselamatan Konstruksi
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR) Bh 1,00 -
b. Bendera K3 Bh 1,00 -
Sub Jumlah 9 -

Anda mungkin juga menyukai