Anda di halaman 1dari 32

PEMERINTAH KABUPATEN SIAK

DINAS PEKERJAAN UMUM, TATA RUANG, PERUMAHAN RAKYAT


DAN KAWASAN PERMUKIMAN

KABUPATEN SIAK
Alamat : Komplek Perkantoran Pemda Kabupaten Siak – Tanjung Agung

SPESIFIKASI TEKNIS

KEGIATAN :
PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR PADA PERMUKIMAN
DIKAWASAN STRATEGIS DAERAH KABUPATEN/KOTA

SUB KEGIATAN :
PENINGKATAN SALURAN DRAINASE LINGKUNGAN

PEKERJAAN :
PEMBANGUNAN DRAINASE JL. BUNGA TANJUNG DAN JL.
PUSAKA KEL. KAMPUNG REMPAK KEC. SIAK

BIDANG PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

TAHUN ANGGARAN 2023


SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN DRAINASE JL. BUNGA TANJUNG DAN JL. PUSAKA KEL. KAMPUNG
REMPAK KEC. SIAK

1.URAIAN A. PEKERJAAN PERSIAPAN


PEKERJAAN B. PEKERJAAN DRAINASE
C. PEKERJAAN BOX CULVERT

2.LATAR Siak Sri Indrapura sebagai salah satu Kabupaten yang sangat potensial
BELAKANG baik dari sumber daya alam yang dimiliki maupun kemampuan dalam
mengelola daerahnya sangat tinggi, saat ini sudah mulai bergerak aktif
dalam pembangunan infrastruktur maupun sarana dan prasarana
lainnya.

Seiring dengan perkembangan penduduk,tentunya diiringi pula dengan


tersedianya sarana dan prasarana yang baik, dalam hal ini sarana
prasarana yang dimaksud adalah drainase.

Penataan drainase yang baik dan terencana diharapkan dapat


mengurangi permasalahan banjir yang kerap terjadi bila hujan turun.
Penataan yang baik harus berbasis pada hidrologis atau lainnya,
sehingga pengaturan aliran permukaan akan jelas mulai dari hulu sampai
ke hilirnya. Kejadian akhir akhir ini sering terjadi banjir/genangan pada
jalan-jalan protokol atau wilayah strategis kota atau permukiman
masyarakat. Kondisi ini selain disebabkan karena dimensi saluran yang
tidak dapat menampung aliran air yang datang, juga karena saluran telah
penuh oleh sampah dan sedimen serta belum adanya saluran
pembuangan. Selain itu juga hampir di banyak tempat saluran air tidak
mempunyai outlet yang menuju ke saluran drainase akhir sehingga
saluran drainase tersebut hanya berfungsi sebagai penampungan air
hujan. Jika air yang masuk sudah melebihi kapasitas tampungnya, maka
air akan meluap menggenangi jalan atau pemukiman di sekitar saluran
tersebut. Hal semacam ini dapat menimbulkan kerugian bagi masyarakat
pada umumnya, karena tidak saja mengakibatkan cepat rusaknya
fasilitas umum, menimbulkan kemacetan, kecelakaan, juga permasalahan
lingkungan lainnya.

3. MAKSUD DAN
TUJUAN a. Maksud :
Maksud dari tujuan ini adalah untuk mengatasi permasalahan banjir
atau genangan yang terjadi di sebagian wilayah kota atau
permukiman.

b. Tujuan :
Melalui upaya pembangunan drainase ini diharapkan akan
memberikan manfaat langsung atau tidak langsung terhadap lingkungan
disekitarnya, seperti mengatasi banjir.

4. JENIS
PEKERJAAN Konstruksi Beton
Nama Organisasi yang menyelenggarakan / melaksanakan pengadaan
pekerjaan konstruksi :

5. NAMA Instansi : Pemerintah Kabupaten Siak


ORGANISASI OPD : Dinas Pekerjaan Umum Tata Ruang Perumahan Rakyat dan Kawasan
PELAKSANA Permukiman
KEGIATAN Kuasa : KHAIDIR FITRI, ST
Pengguna
Anggaran

a. Sumber dana yang diperlukan untuk membiayai pengadaan


pekerjaan konstruksi adalah APBD Kabupaten Siak Tahun Anggaran
2023.
6. SUMBER
DANA DAN b. Besar Pagu Dana adalah Rp. 892.960.000,-
PAGU DANA

a. Ruang Lingkup Pekerjaan


Program : Program Pengelolaan dan Pengembangan Sistem
Drainase
Kegiatan : Pengelolaan dan Pengembangan
7. RUANG Sistem Drainase yang Terhubung Langsung dengan Sungai dalam
LINGKUP Daerah Kabupaten/Kota
DAN Sub Kegiatan : Peningkatan Saluran Drainase Lingkungan
LOKASI b. Nama Pekerjaan : :
Pembangunan Drainase Jl. Bunga
PEKERJA
Tanjung dan Jl. Pusaka Kel. Kampung
AN
Rempak Kec. Siak
c. Lokasi Pekerjaan : Kecamatan Siak
8. RUANG LINGKUP a. Ruang lingkup pekerjaan ini sudah memperhitungkan Laporan
PEKERJAAN Keselamatan Kerja Konstruksi (K3)
b. Setiap proses/kegiatan harus dilengkapi dengan prosedur kerja, sistem
perlindungan terhadap pekerja, perlengkapan pengaman, dan rambu-
rambu peringatan dan kewajiban pekerja menggunakan alat pelindung
diri (APD) yang sesuai dengan potensi bahaya pada proses tersebut
c. Setiap proses/kegiatan yang berbahaya harus melalui prosedur izin kerja
lebih dulu dari penanggung-jawab proses
d. Setiap proses dan kegiatan pekerjaan hanya boleh dilakukan oleh tenaga
kerja dan/atau operator yang telah terlatih dan telah mempunyai
kompetensi untuk melaksanakan jenis pekerjaan/tugasnya, termasuk
kompetensi melaksanakan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja
yang sesuai pada jenis pekerjaan/tugasnya tersebut
e. Pekerjaan harus diserahkan oleh Pemborong dalam keadaan selesai,
termasuk menyingkirkan bahan-bahan bekas/sisa pekerjaan dan
sebagainya atau hal lain atas petunjuk dan perundingan Direksi
(Pengawas)
f. Penyedia bertanggung jawab atas fasilitas-fasilitas yang berkepentingan
untuk pekerjaan ini seperti jalan-jalan diproyek, tempat penumpukan
bahan material, galian pada setiap titik, perlindungan terhadap fasilitas-
fasilitas yang telah ada seperti pipa air, kabel tilpon, kabel listrik, pipa
gas, saluran-saluran umum dan fasilitas-fasilitas lainnya baik yang
berada dilokasi proyek maupun dilokasi yang bersebelahan dengan
proyek
g. Sasaran Pekerjaan Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan pemborong
harus menyediakan :
1. Tenaga Kerja yang cukup dan terampil untuk setiap bagian pekerjaan
2. Peralatan yang baik dan Cukup untuk melaksanakan pekerjaan Bahan
– bahan yang digunakan baik mutunya, cukup jumlahnya dan
terjamin pendistribusiannya.
h. Cara Pelaksanaan
Pekerjaan dilaksanakan sesuai ketentuan – ketentuan dalam Spesifikasi
Teknis.
9. SASARAN KERJA Penyedia wajib memasukan jadwal kerja, Penyedia juga wajib
memasukan identifikasi dari tempat kerja, nama, jabatan dan
keahlian masing-masing anggota pelaksana pekerjaan, serta
inventarisir peralatan yang digunakan dalam melaksanakan
pekerjaan ini. Penyedia wajib menyediakan tempat
penyimpanan bahan/material dilokasi yang aman dari segala
kerusakan, kehilangan dan hal-hal yang dapat menggangu
pekerjaan lain. Semua sarana persyaratan kerja, sehingga
kelancaran dan memudahkan kerja dilokasi dapat tercapai
10. KETERANGAN Keterangan Gambar untuk pekerjaan ini adalah
GAMBAR sebagai berikut :
1. Site Exist
( Terlampir ) 2. Site Plan
3. Potongan A-A
4. Potongan B-B
5. Potongan C-C
6. Potongan D-D
7. Potongan E-E
8. Detail Balok Melintang
9. Detail Sloof
10. Detail Box Culvert
11. GAMBAR a. Dalam hal terjadi perbedaan dan atau pertentangan dalam
DOKUMEN gambar – gambar yang ada (Struktur) dalam Uraian Spesifikasi
Pekerjaan ini, maupun pekerjaan yang terjadi akibat keadaan
dilokasi, Penyedia diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada
Perencana/pengawas secara tertulis untuk mendapatkan
keputusan pelaksanaan di lokasi setelah Pengawas berunding
terlebih dahulu dengan Perencana, Ketentuan tersebut diatas
tidak dapat dijadikan alasan oleh Penyedia untuk
memperpanjang waktu pelaksanaan
b. Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi
dalam keadaan selesai/terpasang
c. Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, Penyedia
diwajibkan memperhatikan dan meneliti terlebih dahulu semua
ukuran yang tercantum seperti peil-peil, ketinggian, lebar,
ketebalan, luas penampang dan lain-lainnya sebelum memulai
pekerjaan. Bila ada keraguan mengenai ukuran mana yang akan
dipakai dan dijadikan pegangan Penyedia wajib berkonsultasi
terlebih dahulu dengan Perencana
d. Penyedia tidak dibenarkan mengubah dan atau mengganti
ukuran-ukuran yang tercantum didalam gambar pelaksanaan
tanpa sepengetahuan pengawas. Bila hal tersebut terjadi segala
akibat yang akan ada menjadi tanggung jawab Penyedia baik
dari segi biaya maupun waktu
e. Penyedia harus menyediakan dengan lengkap masing-masing
dua salinan, segala gambar-gambar spesifikasi teknis. agenda,
berita acara perubahan dan gambar – gambar pelaksanaan yang
telah disetujui ditempat pekerjaan. Dokumen-dokumen ini harus
dapat dilihat Konsultan Pengawas dan Direksi setiap saat
sampai dengan serah terima kesatu, Setelah serah terima kesatu,
dokumen – dokumen tersebut akan didokumentasikan oleh
Pemberi tugas.
12. GAMBAR a. Gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) adalah gambar-
PELAKSANAAN DAN gambar, diagram. Ilustrasi, jadwal brosur atau data yang
SAMPEL disiapkan Penyedia, Supplier atau Produsen yang menjelaskan
bahan-bahan atau sebagian pekerjaan
b. Sampel Bahan adalah benda-benda yang disediakan Penyedia
untuk menunjukan bahan, kelengkapan dan kualitas kerja. Ini
akan dipakai oleh konsultan pengawas untuk menilai dahulu
c. Penyedia akan memeriksa, menandatangani persetujuan dan
menyerahkan dengan segera semua gambar-gambar
pelaksanaan dan sampel-sampel yang diisyaratkan dalam
Dokumen Kontrak atau oleh Konsultan pengawas
d. Dengan menyetujui dan menyerahkan gambar-gambar
pelaksanaan atau sampel-sampel dianggap Penyedia telah
meneliti dan menyesuaikan setiap gambar atau sampel tersebut
dengan Dokumen Kontrak
e. Konsultan Pengawas dan Perencana akan memeriksa dan
menolak atau menyetujui gambar-gambar pelaksanaan atau
sampel-sampel dalam waktu sesingkat-singkatnya, sehingga
tidak menggangu jalannya pekerjaan
f. Penyedia akan melakukan perbaikan-perbaikan yang diminta
Konsultan pengawas dan menyerahkan kembali segala gambar-
gambar pelaksanaan dan sampel-sampel sampai disetujui.
g. Semua pekerjaan yang memerlukan gambar-gambar
pelaksanaan atau sampel-sampel yang harus disetujui Konsultan
Pengawas tidak boleh dilaksanakan sebelum ada persetujuan
tertulis dari Konsultan pengawas
h. Gambar-gambar pelaksanaan atau sampel-sampel harus
dikirimkan Pengawas kepada Konsultan Pengawas dalam dua
salinan, Konsultan Pengawas akan memeriksa dan
mencantumkan tanda-tanda “Telah diperiksa tanpa Perubahan“
atau “ Telah Diperika dengan Perubahan” Atau “Ditolak”.
i. Sampel-sampel yang disebutkan dalam Spesifikasi Teknis harus
dikirimkan kepada Konsultan pengawas dan di biayai oleh
Penyedia
j. Biaya pengiriman gambar-gambar pelaksanaan, contoh-contoh
katalog-katalog kepada Konsultan pengawas dan perencana
menjadi tanggungan Penyedia
13. BAHAN Kecuali ditetapkan lain secara khusus, maka semua bahan yang
BARU/BEKAS dipergunakan dalam / untuk pekerjaan ini harus merupakan
bahan yang baru, penggunaan bahan bekas hanya bisa
diperkenankan dengan izin tertulis dari Wakil Direksi
Lapangan/Konsultan Pengawas atas persetujuan Direksi
Lapangan/Konsultan Pengawas
14. PERSETUJUAN a. Untuk menghindarkan penolakan bahan dilapangan, dianjurkan
BAHAN dengan sangat agar sebelum sesuatu bahan/ produk akan dibeli
/ dipesan/ diproduksi, terlebih dahulu dimintakan persetujuan
Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas atas kesesuaiakan dari
bahan / produk tersebut pada persyaratan teknis, akan
diberikan dalam bentuk tertulis yang dilampirkan contoh /
brosur dari bahan / produk yang bersangkutan untuk
diserahkan pada Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas di
Lapangan
b. Penolakan bahan dialapngan karena diabaikan procedure diatas
sepenuhnya merupakan tanggung jawab Penyedia Jasa /
Supplier, atas nama tidak dapat diberikan pertimbangan
keringanan apapun.
c. Adanya persetujuan tertulis dengan disertai contoh / brosur
seperti tersebut diatas tidak melepaskan tanggung jawab
Penyedia Jasa / Supplyer dari kewajibannya dalam perjanjian
kerja ini untuk mengadakan bahan / produk yang sesuai dengan
persyaratan serta tidak merupakan jaminan akan diterima /
disetujuinya seluruh bahan / produk tersebut dilapangan,
sejauh tidak dapat dibuktikan bahwa seluruh bahan / produk
tersebut adalah sesuai dengan contoh / brosur yang telah
disetujui
15. PENYIAPAN a. Persetujuan atas sesuatu bahan/ produk harus dimengerti
BAHAN sebagai perizinan untuk memasukkan bahan/ produk tersebut
kedalam lapangan dan penggunaan bahan / produk tersebut
dalam pekerjaan sejauh bahwa keadaannya tidak berubah dari
kondisi waktu persetujuan diberikan
b. Bahan/produk yang telah dimasukkan ke lapangan harus segera
disimpan :

 Ditempat
 Dalam susunan / tumpukan dan dengan pengkondisian
lingkungan
 Dan dengan accessibilities yang baik, sesuai dengan
ketentuan untuk masing-masing bahan/produk dalam
persyaratan yang ditetapkan atau dalam hal dimana
persyaratan ini tidak jelas, sesuai dengan petunjuk Direksi
Lapangan/Konsultan Pengawas
c. Penyusunan bahan sejenis selama penyimpanan harus diatur
sedemikian rupa, sehingga bahan yang terlebih dahulu masuk
akan pula terlebih dahulu dikeluarkan untuk dipakai dalam
pekerjaan seperti :
 Semen
Semen harus ditempatkan dalam gudang tertutup, kering, tidak
mudah rusak dan tidak bercampur dengan bahan-bahan lain
 Agregat
Tempat Agregat kasar dan agregat halus harus dipisah. Jika
tempat dasar selalu basah, maka penempatan agregat halus
dialas atau ditinggikan dari permukaan tanah
 Baja Tulangan
Baja Tulangan tidak boleh ditumpuk langsung ditanah, tapi
harus ditinggikan dengan menggunakan balok atau ganjalan.
Penumpukan ditempat terbuka untuk dalam jangka waktu
yang lama tidak diperbolehkan
 Bahan – bahan Lainnya
Untuk menyiapkan bahan-bahan lain yang tidak tahan cuaca atau
mudah pecah ditempatkan dalam gudang tertutup
16. JENIS DAN MUTUa. Jenis dan Mutu Bahan yang dipakai harus mengutamakan
BAHAN Produksi dalam Negeri sesuai dengan Keputusan SNI/SK-
SNI/SKB/SII yang berlaku dan merupakan Edisi terakhir
b. Untuk bahan yang mutunya belum diatur dalam standar harus
mendapat persetujuan Direksi sebelum dipergunakan
c. Apabila diminta oleh Direksi, Pemborong harus dapat
menunjukkan sertifikat dari agen/distributor yang menjual atau
dari pabrik yang memproduksi bahan tersebut
d. Sebelum dikirim keloaksi pekerjaan Penyedia harus
menunjukkan sampel dari semua bahan yang dipesan kepada
Direksi untuk diperiksa dan diteliti mengenai Jenis, Mutu dan
Sifat penting lain dari bahan tersebut
17. MATERIAL DANa. Seluruh, peralatan, material yang dipergunakan dalam
TENAGA KERJA pekerjaan ini harus baru
b. Seluruh peralatan harus dilaksanakan dengan cara yang benar
dan setiap pekerja harus mempunyai keterampilan yang
memuaskan dimana latihan khusus bagi pekerjan sangat
diperlukan dan Penyedia harus melaksanakannya
18. JAMINAN PEKERJA Penyedia harus menyerahkan pernyataan tertulis kepada
Engineer untuk menunjukkan bahwa pekerja yang akan terlibat
dalam pekerjaan ini berpengalaman untuk pekerjaan demikian
19. PERUBAHAN DAN Setiap perintah perubahan harus mendapat persetujuan tertulis
PENAMBAHAN dari Engineer
20. PENYERAHAN a. Gambar Kerja
b. Penyedia harus membuat dan menyerahkan gambar kerja,
metoda konstruksi, jadwal kerja dan daftar perlengkapan
kepada Engineer untuk mendapat persetujuan
21. KLAUSAL Apabila dalam Dokumen ini ada klausal-klausal yang disebutkan
DISEBUTKAN kembali pada butir lain, maka ini bukan berarti menghilangkan
KEMBALI butir tersebut tetapi dengan pengertian lebih menegaskan
masalahnya. Jika terjadi hal yang saling bertentangan antara
gambar atau terhadap spesifikasi teknis maka diambil sebagai
patokan adalah yang mempunyai bobot teknis dan atau yang
mempunyai bobot biaya yang paling tinggi. Pemilik proyek
dibebaskan dari hak petent dan lain-lain untuk segala “claim” atau
tuntutan terhadap hak-hak khusus

22. PERLINDUNGAN a. Perlindungan terhadap milik umum


TERHADAP ORANG, Penyedia harus menjaga jalan umum, jalan kecil dan jalan
HARTA BENDA dan bersih dari alat-alat mesin, bahan-bahan bangunan dan
PEKERJAAN sebagainya serta memelihara kelancaran lalu lintas, baik bagi
kendaraan maupun pejalan kaki selama kontrak berlangsung
b. Perlindungan terhadap bangunan yang ada
Selama masa-masa pelaksanaan kontrak, Penyedia
bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan bangunan
yang ada, utilitas, jalan – jalan, saluran – saluran pembuangan
dan sebagainya ditempat pekerjaan, dan kerusakan –
kerusakan sejenis yang disebabkan operasi – operasi Penyedia
dalam arti kata yang luas itu semua harus diperbaiki oleh
Penyedia hingga dapat diterima Pemberi Tugas
c. Penjagaan dan Perlindungan pekerjaan
Penyedia bertanggung jawab atas penjagaan, penerangan dan
perlindungan terhadap pekerjaan yang dianggap penting
selama pelaksanaan Kontrak, Siang dan malam. Pemberi tugas
tidak bertanggung jawab terhadap Penyedia, atas kehilangan
atau kerusakan bahan-bahan bangunan atau peralatan atau
pekerjaan yang sedang dalam pelaksanaan
d. Kesejahteraan, Keamanan dan Pertolongan Pertama
Penyedia harus mengadakan dan memelihara fasilitas
kesejahteraan dan Tindakan pengamanan yang layak untuk
melindungi para pekerjan dan tamu yang akan datang ke
lokasi. Fasilitas dan tindakan pengamanan seperti ini
diisyaratkan harus memuaskan Pemberi Tugas dan Juga harus
menurut (memenuhi) ketentuan undang-undang yang berlaku
pada waktu itu. Dilokasi Pekerjaan Penyedia wajib
mengadakan perlengkapan yang cukup untuk pertolongan
pertama yang mudah dicapai
e. Gangguan pada tetangga
Segala pekerjaan yang menurut Pemberi Tugas mungkin akan
menyebabkan adanya gangguan pada penduduk yang
berdekatan, hendaknya dilaksanakan pada waktu-waktu
sebagainya Pemberi Tugas akan menentukannya dan tidak akan
ada tambahan penggantian uang yang akan diberikan kepada
Penyedia sebagai tambahan yang mungkin ia keluarkan

23. PERATURAN a. Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain


TEKNIS dalam Rencana Kerja dan syarat - syarat (RKS) ini, berlaku dan
PEMBANGUNAN mengikat ketentuan-ketentuan dibawah ini termasuk segala
YANG DI KERJAKAN perubahan dan tambahannya :
1. Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia
(PUBI 1982)
2. Peraturan Perencanaan Perhitungan Beton
(PERMEN PUPR NO. 28 Tahun 2016).
3. Peraturan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3)(Undang-Undang No. 1Tahun 1970).
4. Peraturan Pembuatan Campuran Beton Normal
(PERMEN PUPR NO. 28 Tahun 2016).
5. Peraturan Baja Tulang Beton (SII 01236-84).
6. Peraturan Kawat Pengikat Beton (SNI 0040-87-A).
7. Peraturan sambungan Pipa PVC untuk air kotor (SNI 0178-
1987-A).
8. Peraturan Portland Cement (SII 0021-81).

24. GAMBAR a. Harus selalu dibuat gambar pelaksanaan dari semua komponen
PELAKSANAAN struktur berdasarkan disain yang ada dan harus dimintakan
(SHOP DRAWING) persetujuan tertulis dari Pengawas
b. Gambar pelaksanaan ini harus memberikan semua data-data
yang diperlukan termasuk keterangan produk bahan,
keterangan pemasangan, data-data tertulis, dan hal-hal lain
yang diperlukan
c. Penyedia bertanggung jawab terhadap semua kesalahan-
kesalahan detailing fabrikasi dan ketepatan
penyetelan/pemasangan semua bagian konstruksi baja
d. Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambahan di lapangan
pada waktu pemasangan yang diakibatkan oleh kurang teliti
atau kelelaian Penyedia, harus dilakukan atas biaya Penyedia
e. Penyedia diwajibkan untuk membuat gambar-gambar “As Built
Drawing “ sesuai dengan pekerjaan yang telah dilakukan
dilapangan secara kenyataan, untuk kebutuhan pemeriksaan di
kemudian hari. Gambar-gambar tersebut diserahkan kepada
Pengawas

25. AS BUIL a. Penyedia diwajibkan untuk membuat gambar-gambar “As Built


DRAWING Drawing “ sesuai dengan pekerjaan yang telah dilakukan
dilapangan secara kenyataan, untuk kebutuhan pemeriksaan di
kemudian hari
b. Gambar-gambar tersebut diserahkan kepada Pengawas
c. Pembuatan As Built Drawing tersebut berdasarkan hasil
evaluasi dari pihak Direksi terhadap pekerjaan yang terpasang
(ukuran, bentuk, peil dan sebagainya)
d. Semua biaya/pengukuran akibat butir (a) dan (b) diatas
ditanggung oleh pihak Pemborong

26. ADMINISTRASI a. Laporan


LAPANGAN Pemborong diharuskan membuat laporan Harian setiap hari
dan berkala kemajuan pekerjaan untuk setiap satu Minggu
kegiatan dengan mengisi formulir evaluasi kemajuan pekerjaan
yang telah disediakan Direksi. Ringkasan laporan tersebut
harus mencantumkan keadaan cuaca, jumlah pengerahan
tenaga kerja, tenaga pengawas dan pelaksana, alat-alat yang
dipergunakan, jumlah pengiriman bahan-nahan bangunan
kelokasi pekerjaan, kemajuan fisik dari pekerjaan yang telah
selesai, masalah-masalah yang timbul dilapangan serta
pemecahannya, dan rencana kerja mingguan berikutnya.
Laporan juga dilengkapi dengan buku tamu yang berisikan
saran-saran yang tertulis didalamnya sebagai masukan bagi
Direksi dalam pengembangan manajemen proyek
a. Dokumentasi
1. Judul potret, nomor urut dan tanggal serta lokasi
pengambilan harus dicantumkan dikertas potret itu juga
2. Potret-potret harus menunjukkan keadaan medan dilokasi
proyek sebelum pekerjaan dimulai, pada saat pekerjaan
sedang dilaksanakan dan sesudahnya pekerjaan
dinyatakan selesai. Lokasi pengambilan potret pada saat
sebelum pekerjaan dimulai harus sama pada saat
pekerjaan sedang dilaksanakan maupun sesudah pekerjaan
dinyatakan selesai. Jumlah lokasi pengambilan potret
paling sedikit 3 (tiga) tempat
3. file dari potret-potret yang dibuat menjadi milik Pemberi
Tugas dan tiap orang yang ingin mendapatkan cetakan
harus dengan persetujuan Direksi

27. Penyedia diharuskan menghadiri rapat lapangan yang


RAPAT LAPANGAN
diselenggarakan Direksi. Dalam kesempatan ini Pemborong dapat
mengemukakan semua masalah yang dihadapi dilapangan.
Pemecahan persoalan, pembahasan dan jalan keluar yang
diputuskan Bersama akan tercantum dalam notulen rapat dan
isinya bersifat mengikat, (Tempat dan Waktu untuk rapat
Lapangan) akan ditentukan dikemudian oleh Direksi
JANGKA WAKTU
28. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan 120 (Seratus Dua Puluh)
PELAKSANAAN
Hari Kalender terhitung sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK);

JANGKA WAKTUJangka waktu pemeliharaan yaitu 180 (Seratus Delapan Puluh)


29. PEMELIHARAAN Hari Kalender terhitung sejak dikeluarkannya Berita Acara Serah
Terima Pertama Pekerjaan.
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN (TIME SCHEDULE)
KEGIAT AN : PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN SIST EM DRAINASE YANG T ERHUBUNG LANGSUNG DENGAN SUNGAI DALAM DAERAH KABUPAT EN/KOT A
SUB KEGIAT AN : PENINGKAT AN SALURAN DRAINASE LINGKUNGAN
PEKERJAAN : PEMBANGUNAN DRAINASE JL. BUNGA T ANJUNG DAN JL. PUSAKA KEL. KAMPUNG REMPAK KEC. SIAK
LOKASI : KECAMAT AN SIAK
T AHUN ANGGARAN : 2023

BULAN I BULAN II BULAN III BULAN IV


NO URAIAN PEKERJAAN VOLUME BOBOT
Minggu Ke- Minggu Ke- Minggu Ke- Minggu Ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

I PEKERJAAN PERSIAPAN

1 Mobilisasi/Demobilisasi 1,00 0,73 0,51 0,22

2 Pekerjaan Pemasangan Bouwplank 1,00 0,60 0,60

3 Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) 1,00 0,95 0,26 0,22 0,22 0,26

II PEKERJAAN DRAINASE

1 Pekerjaan Pembongkaran Beton 3,30 0,29 0,14 0,14

2 Pekerjaan Galian T anah 241,53 3,22 1,61 1,61

3 Pekerjaan Pemasangan Kayu Cerucuk 1.755,00 5,78 2,89 2,89

4 Pekerjaan Pembesian dengan Besi Polos 3.260,61 9,28 0,71 0,71 0,71 0,71 0,71 0,71 0,71 0,71 0,71 0,71 0,71 0,71 0,71

5 Pekerjaan Anyaman Kawat Yang dilas (Wiremesh) 8.086,57 17,89 1,38 1,38 1,38 1,38 1,38 1,38 1,38 1,38 1,38 1,38 1,38 1,38 1,38

6 Pekerjaan Pemasangan Bekisting 153,36 3,52 0,27 0,27 0,27 0,27 0,27 0,27 0,27 0,27 0,27 0,27 0,27 0,27 0,27

7 Pekerjaan Beton K-175 (Drainase) 151,05 32,17 2,47 2,47 2,47 2,47 2,47 2,47 2,47 2,47 2,47 2,47 2,47 2,47 2,47

8 Pekerjaan T imbunan T anah Hasil Galian 48,31 0,57 0,19 0,19 0,19

9 Pekerjaan T imbunan T anah Didatangkan 316,70 7,57 7,57

10 Pekerjaan Pemasangan Pipa Suling-Suling (Pipa Rembesan) 108,10 0,18 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01

III PEKERJAAN BOX CULVERT

1 Pekerjaan Pembongkaran Beton 3,91 0,34 0,34

2 Pekerjaan Galian T anah 36,84 0,49 0,49

3 Pekerjaan Pemasangan Kayu Cerucuk 504,00 1,66 1,66

4 Pekerjaan Pembesian dengan Besi Polos 3.102,33 8,83 1,10 1,10 1,10 1,10 1,10 1,10 1,10 1,10

5 Pekerjaan Pemasangan Bekisting 27,80 0,64 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09

6 Pekerjaan Beton K-175 (Box Culvert) 24,30 5,17 0,74 0,74 0,74 0,74 0,74 0,74 0,74

7 Pekerjaan T imbunan T anah Didatangkan 4,72 0,11 0,11

100,00

RENCANA MINGGU INI 1,37 - 1,75 9,49 7,74 8,66 6,78 6,78 6,78 6,78 7,00 6,78 6,78 5,15 5,04 5,04 8,05

RENCANA S.D. MINGGU - 1,37 1,37 3,12 12,61 20,35 29,01 35,80 42,58 49,36 56,15 63,15 69,93 76,72 81,87 86,91 91,95 100,00
30. TARGET/SASAR Sasaran yang ingin dicapai dalam pengadaan pekerjaan konstruksi adalah
AN KEGIATAN untuk memudahkan akses masyarakat dilingkungan dan memajukan
perekonomian masyarakat sekitarnya

SPESIFIKASI (Terlampir)
31. TEKNIS

32. DAFTAR Personil Manajerial dalam melaksanakan Pekerjaan ini adalah sebagai
PERSONIL berikut :
MANAJERIAL

PERSONIL MANEJERIAL MINIMAL


Nomor dan
Jabatan Tanggal/Bula
Tgl/bln/thn Pengalaman Jumla h Profesi / Status n/ Tahun
Nama Pendidikan Minimal Dalam
Lahir Kerja (tahun) Keahlian Kepegawa ian Penerbitan
Pekerjaan
Sertifikat Ijazah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
(10.a) (10.b)

1 SKT Pelaksana
1 ……………………… ……………………… SMK (Klompok Pelaksana 2 tahun
Orang Saluran Irigasi
Teknologi dan
Industri)

Ahli K3 1 Ahli K3
2 ……………………… ……………………… S 1 ( Teknik ) 3 Tahun
Konstruksi Orang Konstruksi -
Muda

DAFTAR
12. PERALATAN Peralatan Utama Minimal dalam melaksanakan pekerjaan ini adalah
UTAMA sebagai berikut :
MINIMAL :
DAFTAR PERALATAN UTAMA MINIMAL
Status
Jumlah Alat Merk dan Tahun Lokasi Kepemilikan /
Nama Alat Kapasitas Alat Kondisi Dukungan Bukti Kepemilikan
Minimal Type Pembuatan Sekarang
Sewa
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1 Concrete Mixer 2 Unit 0,3 – 0,5 M3 ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… Invoice

2 Pick Up 1 Unit 1 – 2 Ton ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… STNK & BPKB

3 Concrete Vibrator 1 Unit - ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… Invoice

4 Theodolite 1 Unit - ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… Invoice

70 -100 Ltr /
5 Water Pump 2 Unit ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… Invoice
Menit
34. DAFTAR BAGIAN Daftar Pekerjaan yang disubkontrakan untuk pekerjaan ini adalah :
PEKERJAAN YANG
DI
SUBKONTRAKKAN

DAFTAR BAGIAN PEKERJAAN YANG DISUBKONTRAKTOR

a. Pekerjaan Utama
NO Bagian Pekerjaan yang Nama Sub Alamat Sub Kualifikasi Sub Ket
disubkontrakkan Penyedia Penyedia Penyedia
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 N i h i l
b. Pekerjaan bukan Pekerjaan Utama
NO Bagian Pekerjaan yang Nama Sub Alamat Sub Kualifikasi Sub Ket
disubkontrakkan Penyedia Penyedia Penyedia
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 N i h i l

35. IDENTIFIKASI RESIKO : Identifikasi resiko untuk pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
KERJA
Tabel Identifikasi Resiko Kerja (Resiko Kecil & Sedang)
No. Jenis/ Tipe Pekerjaan Identifikasi Bahaya
1. Beton K-175 Tertimpa Peralatan, Terkena serpihan.
TABEL PENETAPAN TINGKAT RISIKO KERJA

DESKRIPSI RISIKO PENILAIAN TINGKAT RISIKO

PERSYARATAN

Skala Dampak

Tingkat Risiko
Kemungkinan
PENGENDALIAN PENGEND

Nilai Risiko
NO IDENTIFIKASI BAHAYA JENIS BAHAYA PEMENUHAN KET

Skala
URAIAN PEKERJAAN WAKTU ALIAN
(Skenario Bahaya) (Tipe Kecelakaan) PERATURAN
LANJUT

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

I PEKERJAAN PERSIAPAN

1 Mobilisasi/Demobilisasi Kecelakaan Akibat pemindahan molen 4 1 4 Kecil

2 Pekerjaan Pemasangan Bouwplank Kecelakaan terkena paku/Palu 2 1 2 Kecil

3 Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) Kecelakaan lalu lintas 2 1 2 Kecil

II PEKERJAAN DRAINASE

1 Pekerjaan Pembongkaran Beton Kecelakaan terkena Godam 3 1 3 Kecil

2 Pekerjaan Galian Tanah Kecelakaan Akibat Alat 2 1 2 Kecil

3 Pekerjaan Pemasangan Kayu Cerucuk Kecelakaan terkena parang/palu besar 2 1 2 Kecil


4 Pekerjaan Pembesian dengan Besi Polos Kecelakaan terkena besi 3 1 3 Kecil

5 Pekerjaan Anyaman Kawat Yang dilas (Wiremesh) Kecelakaan terkena besi 3 1 3 Kecil

6 Pekerjaan Pemasangan Bekisting Kecelakaan terkena paku 2 1 2 Kecil

7 Pekerjaan Beton K-175 (Drainase) Rusaknya molen dan terpejit 3 2 6 Sedang

8 Pekerjaan Timbunan Tanah Hasil Galian Kecelakaan dalam proses pengangkatan 2 1 2 Kecil

9 Pekerjaan Timbunan Tanah Didatangkan Kecelakaan lalu lintas 2 2 4 Kecil

10 Pekerjaan Pemasangan Pipa Suling-Suling (Pipa Rembesan) Kecelakaan saat memotong pipa 1 1 1 Kecil

III PEKERJAAN BOX CULVERT

1 Pekerjaan Pembongkaran Beton Kecelakaan terkena Godam 3 1 3 Kecil

2 Pekerjaan Galian Tanah Kecelakaan Akibat Alat 2 1 2 Kecil

3 Pekerjaan Pemasangan Kayu Cerucuk Kecelakaan terkena parang/palu besar 2 1 2 Kecil

4 Pekerjaan Pembesian dengan Besi Polos Kecelakaan terkena besi 3 1 3 Kecil

5 Pekerjaan Pemasangan Bekisting Kecelakaan terkena paku 2 1 2 Kecil


6 Pekerjaan Beton K-175 (Box Culvert) Rusaknya molen dan terpejit 3 2 6 Sedang

7 Pekerjaan Timbunan Tanah Didatangkan Kecelakaan lalu lintas 2 2 4 Kecil


36. TINGKAT KOMPONEN : Spesifikasi teknis ini telah menggunakan barang/jasa
DALAM NEGERI yang memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri
(TKDN) yang mengacu pada daftar inventarisasi
barang/jasa produksi dalam negeri, memenuhi
Standar Nasional Indonesia (SNI), produk usaha
mikro dan kecil koperasi dari hasil produksi dalam
negeri, dan produk ramah lingkungan hidup sesuai
dengan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021
tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor
16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah, Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2022
tentang Percepatan Peningkatan Penggunaan Produk
Dalam Negeri dan Produk Usaha Mikro, Usaha Kecil,
dan Koperasi Dalam Rangka Menyukseskan Gerakan
Nasional Bangga Buatan Indonesia pada Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Demikian Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pembangunan Drainase Jl. Bunga Tanjung dan Jl. Pusaka Kel.
Kampung Rempak Kec. Siak ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Siak Sri Indrapura, Januari 2023

Kuasa Pengguna Anggaran


Bidang Perumahan dan Pemukiman
Dinas Pekerjaan Umum Tata Ruang Perumahan Rakyat
dan Kawasan Permukiman
Kabupaten Siak
Selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

KHAIDIR FITRI, ST
NIP. 19721113 200212 1 003
MATA PEMBAYARAN UTAMA
Program :
Kegiatan : Program Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Drainase
Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Drainase yang
Terhubung Langsung dengan Sungai dalam Daerah
Sub Kegiatan : Kabupaten/Kota
Peningkatan Saluran Drainase Lingkungan
Pekerjaan : Pembangunan Drainase Jl. Bunga Tanjung dan Jl. Pusaka Kel. Kampung
Rempak Kec. Siak

Total Harga Nilai Bobot


No. Uraian Pekerjaan SAT Kuantitas Harga Satuan
Kumulatif
1 Pekerjaan Beton K – 175 M3
2 Pekerjaan Anyaman Kawat Yang dilas (Wiremesh) Kg
Lampiran 2

RINCIAN ANGGARAN BIAYA


PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI (SMKK)

PERKIRAAN HARGA JUMLAH


No. URAIAN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA KETERANGAN
(Rp.) (Rp.)
I II III IV V VI VII
1 Penyiapan RKK, RKPPL, dan RMLLP
a Pembuatan dokumen RKK, RKPPL, RMLLP, RMPK Set 1 Dalam satu proyek
Khusus prosedur dan
b Pembuatan prosedur dan instruksi kerja Set 1
instruksi kerja Pekerjaan
c Penyusunan pelaporan penerapan SMKK Set 1 Dalam satu proyek

SUBTOTAL
2 Sosialisasi, Promosi, dan Pelatihan
a Papan Informasi Keselamatan konstruksi Bh 1 Dalam satu proyek

SUBTOTAL
3 Alat Pelindung Kerja dan Alat Pelindung Diri
a Topi pelindung (Safety Helmet) Bh 8 Dalam satu proyek
b Sarung tangan (Safety Gloves) Psg 8 Dalam satu proyek
c Sepatu keselamatan (Safety Shoes, rubber safety shoes and toe cap) Psg 8 Dalam satu proyek
d Rompi keselamatan (Safety Vest) Bh 8 Dalam satu proyek

SUBTOTAL
4 Asuransi dan Perizinan
Asuransi berbentuk All
a Asuransi (Construction All Risk/ CAR) Ls 1
Risk

SUBTOTAL
5 Personel Keselamatan Konstruksi
a Petugas P3K Org 1 Dalam satu proyek

SUBTOTAL
6 Fasilitas Sarana, Prasarana, dan Alat Kesehatan
a Peralatan P3K Set 1 Dalam satu proyek

SUBTOTAL
7 Rambu dan Perlengkapan Lalu Lintas yang Diperlukan atau Manajemen Lalu Lintas
a Rambu peringatan Bh 2 Dalam satu proyek
b Rambu Informasi Bh 1 Dalam satu proyek

SUBTOTAL
8 Konsultasi Dengan Ahli Terkait Keselamatan Konstruksi
a Ahli Struktur OK 1 Sekali awal Bulan

SUBTOTAL
Kegiatan Peralatan Terkait dengan Pengendalian Risiko Keselamatan Konstruksi
9
Termasuk Biaya Pengujian/Pemeriksaan Lingkungan
a Bendera K3 Bh 1 Dalam satu proyek

SUBTOTAL
SPESIFIKASI TEKNIS KONTRUKSI DAN METODE KONTRUKSI

A. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Mobilisasi/Demobilisasi
Uraian kegiatan mobilisasi dan demobilisasi pada pekerjaan persiapan
dimaksud untuk memberi ganti rugi kepada penyedia dalam
melaksanakan pekerjaan, diantaranya untuk keperluan-keperluan sebagai
berikut :
 Mendatangkan tenaga kerja, alat-alat kerja, perlengkapan-
perlengkapan kegiatan di lokasi pelaksanaan pekerjaan.
 Biaya-biaya yang diperlukan untuk pembayaran pengadaan
peralatan termasuk biaya pemindahannya.
2. Perlengkapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Penyedia bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan pekerja
dengan memenuhi aturan dan ketentuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3).
3. Pengukuran Kembali
Pekerjaan pengukuran kembali dimaksud untuk kegiatan-kegiatan
pengukuran dari patok-patok tetap yang terdapat di lapangan untuk
menghasilkan peil- peil atau elevasi pelaksanaan konstruksi yang
akurat, yang merupakan suatu bagian pekerjaan dengan jumlah yang
diperkirakan dan harus dimasukkan dalam rencana anggaran biaya untuk
membayar pekerjaan pengukuran kembali.

4. Pekerjaan Bowplank
Pemasangan bouwplank dimaksud memberi untuk kegiatan pembuatan
bouwplank dan juga skor sementara yang terbuat dari kayu/papan
sebagai acuan dalam pelaksanaan konstruksi yang merupakan suatu
bagian dengan jumlah yang diperkirakan dan harus dimasukkan dalam
rencana anggaran biaya untuk membayar pekerjaan bouwplank.
B. PEKERJAAN UTAMA
1. Pekerjaan Galian Tanah
a. Semua Galian yang akan dilaksanakan disesuaikan dengan profil,
elevasi yang ditunjukkan gambar atau yang ditentukan oleh direksi.
b. Selama berlangsung pekerjaan, mungkin perlu atau diminta oleh
direksi untuk mengubah kemiringan ataupun dimensi galian dengan
menggadakan revisi kemiringan ataupun revisi gambar.
c. Jika galian tidak ditutupi oleh konstruksi, maka galian harus dibuat
dengan dimensi penuh yang diminta dan disempurnakan menurut
profil dan elevasi yang diberikan.
d. Penyedia harus mengontrol kecepatan penambahan dan
penurunan permukaan air terhadap galian sehingga tidak
membahayakan stabilitas lereng, bangunan pondasi atau bangunan
lainnya.
e. Semua galian harus dilaksanakan dengan cara sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu stabilitas jalan-jalan dan konstruksi
lainnya.
f. Kerusakan terhadap pekerjaan milik masyarakat atau pribadi yang
disebabkan pelaksanaan kerja penyedia yang kurang baik, menjadi
tanggung jawab penyedia.
2. Pekerjaan Cerocok Kayu
a. Kayu yang digunakan untuk pekerjaan cerocok ini adalah kayu bulat
dengan ukuran diameter 10 – 15 cm dengan panjang tiap batangnya
1 - 2 m.
b. Jenis kayu yang digunakan adalah kayu kls II yang biasa digunakan
untuk konstruksi terendam air.
c. Kayu harus ditanam sesuai dengan kedalaman yang telah ditetapkan.
3. Pekerjaan Pembesian
Besi Tulangan (Steel Reinforcement)

a. Semua besi tulangan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat:


 Peraturan Beton Indonesia ( NI.02-1971)
 Bebas dari kotoran, lapisan minyak, karat dan tidak cacat
 Mempunyai penampang yang sama rata.
b. Pemakaian besi tulangan dari jenis yang berlainan dari ketentuan-
ketentuan diatas harus mendapat persetujuan dari konsultan
pengawas.
c. Besi tulangan harus berasal dari satu sumber (manufacture) atau
dengan persetujuan pengawas untuk pekerjaan konstruksi. Produksi
yang digunakan setara dengan Krakatau Steel.
d. Penyedia bilamana diminta, harus mengadakan pengujian mutu
besi tulangan yang akan dipakai sesuai dengan petunjuk dari
pengawas. Batang percobaan diambil dibawah kesaksian pengawas.
Percobaan mutu besi beton juga akan dilakukan setiap saat bilamana
dipandang perlu oleh pengawas. Semua biaya-biaya percobaan
tersebut menjadi tanggungan penyedia.
e. Pemasangan besi tulangan dilakukan sesuai dengan gambar yang
ada. Untuk hal itu sebaiknya sebelum mulai pekerjaan harus
terlebih dahulu membuat gambar pembengkokan baja tulangan
(bending schedulle) dan mendapat izin dari pengawas.
Penyambungan besi beton satu dengan lainnya harus menggunakan
kawat beton diikat kuat dan tidak bergeser ketika pengecoran.
Sebelum beton dicor, besi tulangan harus bebas dari minyak,
kotoran, cat, karet atau bahan-bahan lain yang dapat merusak
kualitas beton. Besi beton terpasang dengan baik dan rapi.
f. Penggunaan besi tulangan yang sudah jadi seperti wiremesh atau
lainnya harus berkonsultasi dengan pengawas.
g. Besi tulangan yang tidak memenuhi syarat karena kualitasnya tidak
sesuai dengan spsifikasi (RKS) diatas, harus segera dikeluarkan dari
site setelah menerima instruksi tertulis dari pengawas dalam waktu 2
x 24 jam.
h. Diameter besi yang digunakan harus sesuai dengan gambar kerja
yang telah direncanakan.
i. Pembengkokkan/pembentukan besi tulangan harus tepat menurut
ukuran yang ditunjukkan pada gambar yang telah direncanakan dan
harus dilaksanakan oleh penyedia.
j. Besi tulangan tidak boleh diluruskan atau dibengkokkan kembali
dengan cara yang dapat merusak bahan. Semua batangan harus
dibengkokkan dalam keadaan dingin, pemanasan hanya dapat
dilaksanakan apabila disetujui oleh Direksi.
4. Pekerjaan setara mutu Beton K-175 dan K-250
Sebelum memulai pengecoran, penyedia diwajibkan mengambil contoh
material yang akan dipakai untuk dibawa ke laboratorium beton untuk
mendapatkan komposisi campuran ( mix design) untuk meperoleh mutu
beton yang diinginkan dan penyedia menyerahkan hasil dari mix design
yang dikeluarkan oleh laboratorium tersebut kepada pengawas.
a. Semen
1) Semua semen yang digunakan adalah semen portland Tipe I
Syarat –syarat :
i. Peraturan semen Portland Indonesia (NI.08-1972)
ii. Peraturan Beton Indonesia (NI-02-1971)
iii. Mempunyai sertifikat uji (test certificate)
iv. Mendapat persetujuan dari konsultan pengawas.
2) Semua semen yang akan dipakai harus dari satu merek yang
sama, tidak diperkenankan menggunakan bermacam-macam
jenis/merek. Semen dalam keadaan baru dan asli dengan
kantong-kantong semen yang masih disegel dan tidak pecah.
3) Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan dan
diterima dalam kantong (zak) asli dari pabrik. Dan disimpan pada
area yang terlindung dari hujan dan tidak bersentuhan langsung
dengan tanah.
4) Untuk semen yang diragukan mutunya dapat ditolak
penggunaanya tanpa melalui tes. Bahan tersebut segera
dikeluarkan dari lokasi pekerjaan paling lambat 2 x 24 jam.
b. Agregat
1) Semua pemakaian koral/kerikil, batu pecah dan pasir beton harus
memenuhi syarat-syarat :
i. Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (NI.03-1956)
ii. Peraturan Beton Indonesia (NI. 02-1971)
iii. Tidak mudah hancur (tetap keras), tidak keropos.
iv. Bebas dari tanah/lumpur atau kotoran lain.
2) Kekerasan dari butir-butir agregat kasar diperiksa dengan bejana
penguji dari Rudelaff dengan beban penguji 20 ton, agregat kasar
harus memenuhi syarat sebagai berikut :
i. Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9.5 – 19 mm lebih
dari 24 %.
ii. Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19 – 30 mm lebih
dari 22 % atau dengan mesin pengaus Los Angeles agar tidak
terjadi kehilangan berat lebih dari 50%.
3) Koral/kerikil dan batu pecah yang mempunyai ukuran lebih besar
dari 30mm, untuk penggunaannya harus mendapat persetujuan
dari konsultan pengawas.
4) Gradasi dari agregat-agregat tersebut secara keseluruhan harus
dapat menghasilkan mutu beton yang baik, padat dan
mempunyai daya kerja yang baik jika dicampur dengan semen
dan air.
5) Pengawas dapat meminta kepada penyedia untuk
mengadakan tes kualitas dari agregat-agregat tersebut dari
tempat penimbunan yang ditunjuk oleh pengawas dan biaya
pengetesan menjadi tanggungan penyedia.
6) Dalam hal adanya perubahan sumber agregat tersebut
didatangkan, penyedia wajib mengkonsultasikannya kepada
pengawas terlebih dahulu.
7) Agregat disimpan ditempat yang bersih, yang keras
permukaannya dan tidak bercampur dengan bahan lain seperti
pasir dan batu bata.
c. Air
1) Air yang digunakan untuk semua pekerjaan di lapangan adalah
air yang bersih, tidak berwarna, tidak mengandung zat asam
alkali atau zat organik yang memberikan efek merusak beton atau
mengurangi kualitas dari produk yang dihasilkan.
2) Jika ada keraguan tentang kondisi air tersebut, penyedia berhak
untuk membawa air tersebut ke laboratorium resmi untuk di uji.
d. Admixture
Untuk memperbaiki mutu beton, sifat-sifat pengerjaan, waktu
pengikatan dan pengerasan atau maksud lain dapat digunakan
bahan-bahan admixture yang telah disetujui oleh pengawas.
e. Mutu Beton
1) Adukan beton harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971, NI.2-
1971. Beton harus mempunyai kekuatan karakteristik sesuai
yang ditentukan gambar. Mutu Beton yang dipakai adalah setara
mutu Beton K-175 dan setara beton K-250 untuk Box Culvert.
2) Penyedia diharuskan membuat adukan percobaan (trial mixes)
untuk mengontrol daya kerja sehingga tidak ada kelebihan
pada permukaan atau menyebabkan terjadinya pengendapan
(segregation) dari agregat dan untuk menentukan komposisi
adukan yang akan dipakai pada pekerjaan beton selanjutnya
dan harus mendapat persetujuan pengawas. Percobaan slump
dilakukan menurut syarat-syarat dalam Peraturan Beton Bertulang
Indonesia ( NI. 02-1971 ).
3) Pekerjaan pembuatan adukan percobaab (trial mixes)
harus dilakukan untuk menentukan beton yang baru dimulai.
4) Adukan Beton yang dibuat setempat (site mixing) harus
memenuhi syarat – syarat :
i. Semen diukur menurut volume
ii. Agregat diukur menurut volume
iii. Pasir diukur menurut volume
iv. Adukan beton dibuat menggunakan alat pengaduk mesin
(batch mixer)
v. Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin
pengaduk
vi. Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit, sesudah
semua bahan berada dalam mesin pengaduk
vii. Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit
harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum adukan beton
yang baru akan dimulai.
viii. Adukan beton :
 Adukan beton harus memenuhi syarat PBI 1971 NI. 02.
Beton harus sesuai karakteristik yang diisyaratkan.
 Penyedia harus membuat adukan percobaan (trila
mixes) untuk mengontrol daya kerjanya, sehingga tidak
ada kelebihan pada permukaan ataupun menyebabkan
terjadinya pengendapan (segresi) dari agregat.
Percobaan slump dilakukan menurut syarat dalam
Peraturan Beton Indonesia ( NI.02-1971 )
 Pekerjaan pembuatan adukan percobaan (trial mixes)
tersebut diatas harus dilakukan untuk menentukan
komposisi adukan yang akan dipakai pada pekerjaan
beton selanjutnya dan harus mendapat persetujuan dari
pengawas.
f. Faktor Air Semen
1) Agar dihasilkan suatu konstruksi beban yang sesuai dengan
yang direncanakan maka faktor air semen ditentukan sebagai
berikut :
i. Faktor air semen untuk balok sloof dan poer maksimum 0,60
ii. Faktor air semen untuk kolom, balok, plat, lantai tangga,
dinding beton dan listplank maksimum 0,60
iii. Faktor air semen untuk konstruksi plat atap dan tempat-
tempat basah lainnya maksimum 0,55
2) Untuk lebih mempermudah dalam mengerjakan beton dapat
dihasilkan suatu mutu sesuai dengan yang direncanakan,
maka untuk konstruksi beton dengan faktor air semen
maksimum 0,55 harus memakai plasticizer sebagai bahan
additive. Pemakaian merek dari bahan additive tersebut
harus mendapat persetujuan dari pengawas.
g. Test Kubus Beton (Pengujian Mutu Beton)
1) Pengawas berhak meminta setiap saat kepada penyedia
untuk membuat kubus percobaan dari adukan beton.
2) Cetakan kubus coba harus berbentuk bujur sangkar dalam segala
arah dan memenuhi syarat PBI NI. 02-1971.
3) Kubus coba atau benda uji adalah 15x15x15 cm. Pengambilan
adukan beton, percetakan kubus coba dengan curingnya harus
dibawah pengawasan. Prosedurnya harus memenuhi syarat-syarat
dalam Peraturan Beton Indonesia (NI.02 -1971).
4) Semua biaya untuk pembuatan dan percobaan kubus coba
menjadi tanggung jawab penyedia.
5) Semua kubus coba diuji di laboratorium resmi dan telah
mendapat persetujuan pengawas.
h. Cetakan Beton/Bekisting
1) Bahan Bekisting beton biasa (Non Ekspose)
i. Plywood tebal
ii. Papan
iii. Paku angkur, sekrup-sekrup, ukuran sesuai dengan
keperluan dan cukup kuat untuk menahan bekisting agar
tidak bergerak ketika dilakukan pengecoran.
2) Pelaksanaan Pemasangan Bekisting
i. Tentukan jarak, level dan pusat (lingkaran) sebelum
memulai pekerjaan. Pastikan ukuran-ukurannya sudah sesuai
dengan gambar.
ii. Pasang bekisting dengan tepat dan sudah diperkuat
(bracing) sesuai dengan design dan standar yang telah
ditentukan, sehingga bisa dpastikan akan menghasilkan beton
yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan akan bentuk
keseluruhan dimensi.
iii. Hubungan-hubungan antara papan bekisting harus lurus
dan harus dibuat kedap air untuk mencegah kebocoran
adukan atau kemungkinan depormasi bentuk beton.
Hubungan-hubungan ini harus diusahakan seminimal
mungkin.
iv. Bekisting untuk balok, kolom dan sloof harus dipasang
pada kedua sisinya.
v. Perkuatan pada bukaan dibagian yang struktural yang tidak
diperlihatkan pada gambar harus mendpatkan pemeriksaan
dan persetujuan dari Direksi.
vi. Bekisting harus memenuhi toleransi deviasi maksimal.
vii. Dimana permukaan beton yang akan dilapisi bahan yang
mudah rusak jika terkena bahan pelepas acuan tidak boleh
dipakai.
viii. Sisipan (insert), Rekatan (embedded) dan buka (opening)
a. Sediakan bukaan pada bekisting dimana diperlukan
untuk pipa, conduits, sleeves dan pekerjaan lain yang
akan merakat pada atau melalui beton.
b. Pasang langsung pada bekisting alat-alat atau pekerjaan
lain yang akan dicor langsung pada beton.
c. Koordinasi bagian dari pekerjaan lain yang terlibat ketika
membentuk/menyediakan bukaan, slos, recessed, sleeves,
bolts, angkur dan sisipan-sisipan lainnya. Tidak
diperkenankan melaksanakan pekerjaan tersebut jika tidak
jelas/khusus ditujukan pada gambar yang bersangkutan.
d. Sediakan bukaan sementara pada beton bila diperlukan
guna pembersihan dan inspeksi.
e. Tempatkan bukaan bagian bawah bekisting guna
memungkinkan air pembersih keluar dsari bekisting.
f. Pentupan bukaan sementara ini harus dengan bahan yang
memungkinkan merekat rapat,rata dengan permukaan
dalam bekisting sehingga sambungannya tidak akan
tampak pada permukaan beton ekspose.
3) Kontrol Kualitas
i. Periksa dan kontrol bekisting yang ada jika telah sesuai
dengan bentuk beton yang diinginkan dan perkuatan guna
memastikan bahwa pekerjaan telah sesuai dengan rancangan
bekisting, wedgeeties dan bagian lainnya aman.
ii. Informasikan kepada Direksi Lapangan jika bekisting telah
dilaksanakan dan telah dibersihkan guna pelaksanaan
pembersihan dan minta persetujuan Direksi terhadap
bekisting yang telah dilaksanakan sebelum dilaksanakan
pengecoran beton.
iii. Untuk permukaan beton ekspose pemakaian bekisting kayu
lebih dari 2 kali tidak diperkenankan. Penambahan pada
bekisting juga tidak diperkenankan kecuali pada bukaan-
bukaan sementara yang diperlukan.
iv. Bekisting yang akan dipakai ulang harus mendapatkan
persetujuan dari Direksi Lapangan.
4) Pembersihan
i. Bersihkan bekisting selama pemasangan, buang semua
benda-benda yang tidak perlu.
ii. Buka bekisting secara kontinue dan disesuaikan dengan
standart yang berlaku sehingga tidak menjadi beban kejut
(shock load) atau ketidak seimbangan beban yang terjadi
pada struktur.
iii. Pembukaan bekisting harus dilakukan dengan hati-hati agar
peralatan-peralatan yang dipakai untuk membuka tidak
merusak permukaan beton.
iv. Untuk yang dipakai kembali, bekisting-bekisting yang
telah dibuka harus disimpan dengan cara yang
memungkinkan perlindungan terhadap permukaan yang
akan kontak dengan beton tidak mengalami kerusakan.
v. Jika diperlukan penguat pada komponen-komponen struktur
yang telah dilaksanakan guna memenuhi syarat pembebanan
dan konstruksi sehingga pekrjaan-pekerjaan konstruksi lantai-
lantai diatasnya dapat dilanjutkan. Pembukaan penunjang
bekisting hanya bisa dilakukan setelah beton mempunyai
75% dari kekuatan tekanan 28 hari (28 Days compressive
strength) yang diperlukan.
i. Pengecoran Beton
1) Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian-
bagian utama dari pekerjaan, penyedia harus memberitahukan
kepada pengawas. Jika tidak ada persetujuan, maka penyedia
dapat diperintahkan untuk peyingkiran/membongkar beton yang
sudah dicor tanpa persetujuan atas biaya penyedia sendiri.
2) Adukan beton harus secepatnya dibawa ketempat
pengecoran dengan menggunakan metode yang paling praktis
mungkin, sehingga tidak memungkinkan adanya pengendapan
agregat dan tercampurnya kotoran-kotoran atau bahan dari
luar. Penggunaan alat-alat tesebut didatangkan ketempat
pekerjaan. Semua alat-alat pengangkutan yang digunakan pada
setiap saat harus dibersihkan dari sisa-sisa adukan yang
mengeras.
3) Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum
pemasangan besi beton selesai diperiksa oleh dan mendapat
persetujuan pengawas
4) Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat-tempat yang akan
dicor terlebih dahulu harus dibersihkan dari segala kotoran-
kotoran (potongan-potongan kayu, batu, tanah dan lain-lain)
dan dibasahi dengan air semen.
5) Pengecoran dilakukan selapis demi lapis dan tidak dibenarkan
menuangkan adukan dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian
yang akan menyebabkan pengendapan agregat.
6) Untuk menghindari keropos pada beton maka pada waktu
pengecoran digunakan fibrator.
7) Pengecoran dilakukan secara terus menerus. Adukan yang tidak
dicor (ditinggalkan) dalam waktu lebih dari 15 menit setelah
keluar dari mesin adukan beton dan juga adukan yang tumpah
selama pengangkutan tidak diperkenankan untuk dipakai lagi.
8) Pada penyambungan beton lama dan baru maka permukaan
beton lama terlebih dahulu harus dibersihkan dan dikasarkan.
Apabila perbedaan waktu pengecoran kurang atau sama dengan
1 hari, beton lama disiram dengan air semen dan selanjutnya
seperti pengecoran biasa. Apabila lebih dari 1 hari maka
harus digunakan bahan additive untuk penyambungan
beton lama dan beton baru.
9) Tempat/batas pengecoran yang akan dihentikan harus mendapat
persetujuan dari pengawas.
j. Curing dan Perlindungan Atas Beton
Beton harus dilindungi selama berlangsungnya proses pengerasan
terhadap matahari, pengeringan oleh angin,hujan atau aliran air dan
pengerasan secara mekanis atau pengeringan sebelum waktunya.
k. Pembongkaran Cetakan Beton
1) Pembongkaran dilakukan sesuai dengan PBI 1971 (NI.02-1971),
dimana bagian konstruksi yang dibongkarcetakannya harus
dapat memikul berat beban sendiri dan berat beban
pelaksanaan.
2) Cetakan beton baru dibongkar bila bagian beton tersebut untuk :
i. Sisi balok/kolom setelah berumur 3 hari
ii. Balok/plat setelah berumur 3 minggu
3) Pekerjaan pembongkaran cetakan harus dilaporkan dan disetujui
sebelumnya oleh pengawas.
4) Apabila setelah cetakan dibongkar ternyata tedapat bagian-
bagian beton yang kropos atau cacat lainnya yang akan
memperngaruhi kekuatan konstruksi tersebut, maka penyedia
harus segera memberitahukan kepada pengawas untuk meminta
persetujuan mengenai cara pengisian atau menutupnya. Semua
resiko yang terjadi sebagai akibat pekerjaan tersebut dan biaya-
biaya pengisian atay penutupan bagian tersebut menjadi
tanggung jawab penyedia.
5) Meskipun hasil pengujian kubus-kubus beton memuaskan
pengawas mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi
beton yang cacat seperti berikut :
i. Konstruksi beton sangat kropos
ii. Konstruksi beton yang sesuai dengan bentuk yang
direncanakan atau posisi-posisinya tidak seperti yang ditunjuk
oleh gambar.
iii. Konstruksi yang berisikan kayu atau benda lainnya.
l. Pemasangan Pipa Rembesan
1) Pipa rembesan terdiri dari pipa PVC diameter 3/4” dengan
panjang 15 cm.
2) Pemasangan pipa rembesan harus sesuai dengan gambar
yang telah direncanakan.
5. Timbunan Tanah Hasil Galian (Manual)
a. Pekerjaan timbunan tanah manual dimaksud kegiatan penimbunan
tanah yang berfungsi untuk menutup lobang bekas galian.
b. Apabila timbunan tanah hasil galian tidak mencukupi, maka
kekurangan timbunan tersebut dapat diambil dari tempat lain
yang disetujui oleh direksi.
c. Timbunan tanah yang direncanakan pada gambar atau atas
petunjuk Direksi harus dipadatkan pada suatu garis (lajur) yang
ditunjukkan pada gambar atau yang ditetapkan Direksi.
d. Tidak ada pembayaran tambahan untuk timbunan yang dibuat
penyedia untuk tujuan perbaikan kembali timbunan yang telah
dilaksanakan.
6. Timbunan Tanah Didatangkan
a. Pekerjaan timbunan tanah didatangkan dimaksud untuk
memberi pembayaran kegiatan penimbunan tanah yang berfungsi
untuk menutup sekitar bangunan.
b. Timbunan tanah yang direncanakan pada gambar atau atas
petunjuk Direksi harus dipadatkan pada suatu garis (lajur) yang
ditunjukkan pada gambar atau yang ditetapkan Direksi.
c. Harga Satuan penawaran di dalam Bill of Quantity (BOQ) meliputi
biaya pemakaian semua tenaga kerja, biaya peralatan, biaya
pengangkutan dan biaya lain-lain yang dipergunakan untuk
melaksanakan pekerjaan sesuai spesifikasi teknis.
d. Tidak ada pembayaran tambahan untuk timbunan yang dibuat
penyedia untuk tujuan perbaikan kembali timbunan yang telah
dilaksanakan.
SYARAT – SYARAT KHUSUS
[SPESIFIKASI KHUSUS]

Pasal 1 LINGKUP
PEKERJAAN

Pekerjaan yang dilaksanakan adalah Pembangunan Drainase Jl. Bunga


Tanjung dan Jl. Pusaka Kel. Kampung Rempak Kec. Siak Sub Kegiatan
Peningkatan Saluran Drainase Lingkungan

Pasal 2
PEKERJAAN PENDAHULUAN

(1) Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan,
Penyedia bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan pekerja
dengan memenuhi aturan dan ketentuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3) yang berlaku.
(2) Sebelum memulai pekerjaan diatas, penyedia harus membersihkan lokasi
pekerjaan seluas yang telah ditetapkan dalam site plan dari segala bentuk
kotoran, rumput- rumput, kayu-kayu kecil dan beberapa batang pohon yang
mengganggu dibersihkan dan dibuang keluar lokasi atau dimusnahkan atau
dibakar.
(3) Setelah seluruh lokasi bersih dari segala bentuk kotoran dan lain-lain,
maka dapatlah dilakukan pengukuran dan pemasangan bouwplank untuk
mendapatkan elevasi jalan.
(4) Pemasangan papan bouwplank harus benar-benar rata, lurus dan kokoh
untuk itu bagian atas papan bouwplank harus diketam dan dipasang tiang-
tiang kayu yang terpasang kokoh dan kuat.
(5) Untuk pengambilan level Bouwplank, penyedia terlebih dahulu
mengambail patokan dasar level tanah, pengambilan level menggunakan
pesawat ukur digital (theodolith).
(6) Memasang papan nama proyek.
Pasal 3
PEKERJAAN PEMADATAN TANAH

(1) Setiap material didatangkan kelokasi pekerjaan harus diberitahukan


kepada pengawas guna diperiksa apakah memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan atau tidak.
(2) Metode pelaksanaan penimbunan harus diajukan oleh penyedia kepada
pengawas untuk diminta persetujuannya.
(3) Pemadatan timbunan tanah dilakukan dengan alat pemadat (compector)
dilakukan lapis demi lapis dengan tinggi 20cm.
(4) Tanah untuk timbunan bawah lantai tinggi 40 cm menggunakan tanah urug
yang didatangkan, serta dibersihkan dari potongan-potongan kayu dan
material organic lainnya.
(5) Urugan tanah di bawah lantai untuk mengetest kepadatan materialnya
memenuhi syarat 95% density.
(6) Penyedia sebelum memulai pekerjaan harus terlebih dahulu mengajukan
shop drawing serta request work untuk mendapatkan persetujuan dari
konsultan pengawas tentang jenis material, volume serta alat kerja yang
digunakan.

Pasal 4
PEKERJAAN PENGECORAN

(1) Sebelum pengecoran drainase, terlebih dahulu dasar galian drainase di


bersihkan
(2) Pemasangan bekisting harus baik untuk menghindari kebocoran saat
pengecoran
(3) Tebal drainase dibuat sesuai dengan gambar kerja dan perubahan yang
disetujui direksi
(4) Posisi drainase sesuai dengan gambar
(5) Setelah drainase lalu lakukan pembersihan
Pasal 5
PENUTUP

(1) Demikianlah Rencana Kerja dan Syarat-syarat (Bestek) ini sebagai


pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan dan harus dilaksanakan
dengan sebaik- baiknya dan penuh rasa tanggung jawab sesuai
ketentuan yang berlaku dan apabila ada perbedaan antara satu
sama lainnya, maka akan dikonsultasikan dengan Pengawas
/Direksi dan PPTK.
(2) Semua perubahan yang terjadi di lapangan sebagai akibat
perubahan atau hal lain, akan diatur dalam suatu Addendum
Kontrak sebagai akibatdari pekerjaan tambah/kurang

Anda mungkin juga menyukai