SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN KONSTRUKSI
1. LATAR BELAKANG Drainase merupakan salah satu infrastruktur yang sama pentingnya dengan
keberadaan infrastruktur jalan untuk menangani air limbah dan air kotor.
Drainase memegang peranan penting dalam pengaturan air limpasan hujan
yang berpotensi menjadi genangan air dan banjir. Keberadaan sarana drainase
yang terdiri dari sistem drainase merupakan sarana yang fungsi dan
keberadaannya haruslah selalu dijaga dan dipelihara untuk menjamin
keselamatan dan keamanan manusia dari bahaya banjir sebagai akibat tidak
difungsikannya saluran dengan benar. Seiring dengan pertumbuhan
penduduk, perluasan dan pertambahan penggunaan lahan, seyogyanya
koreksi atas fungsi dan keberlakuan saluran drainase harus dilakukan
melalui upaya pembangunan infrastruktur drainase yang optimal.
b. Tujuan
2. Pekerjaan Tanah
3. Pekerjaan Saluran
7. JANGKA WAKTU Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan konstruksi adalah 90 (sembilan puluh)
PELAKSANAAN hari kalender, terhitung sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK).
No. Pekerjaan
1 Pekerjaan Persiapan
2 Pekerjaan Tanah
3 Pekerjaan Saluran
PENGENDALIAN PELAKSANAAN
B. Dokumen Pelaksanaan
f. Segera setelah dikeluarkan SPK (Surat Perintah Kerja) Pihak Pelaksana / Ketua
Tim Pembangunan harus sudah memiliki 3 (tiga) set “Dokumen Pelaksanaan”.
E. Kepala Proyek
G. Pengendalian Karyawan
H. Kesejahteraan Karyawan
b. Bila dari hasil test pengujian ternyata bahan dan peralatan tersebut
tidak memenuhi syarat, maka Pihak Pelaksana/Ketua Tim Pembangunan
harus membatalkan pesanan atas bahan/peralatan tersebut dan segera
menggantinya dengan merek/jenis yang lain.
L. Laporan Harian
❖ Pekerjaan tambah/kurang
M. Rapat Berkala
b. Hasil rapat dituangkan dalam risalah rapat yang disahkan oleh semua pihak
yang hadir. Hasilnya akan menjadi bagian dari Dokumen Pelaksanaan.
N. Photo Dokumentasi
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
• Pihak Pelaksana harus menjaga agar seluruh galian tanah tidak digenangi air yang
timbul dari hujan, parit serta mata air lain.
• Pihak Pelaksana harus segera membuang tanah bekas galian yang tidak
diperlukan keluar bangunan.
• Pihak Pelaksana harus mengganti bila terdapat bahan urungan yang tidak baik.
• Kepadatan timbunan pada lapisan terbawah akan mencapai 95% dari standar
proctor laboratorium pads kadar air optimum dengan pemeriksaan
kepadatan standar.
• Pasir Urug hanya dipergunakan untuk urugan dan timbunan serta alas
pekerjaan- Lantai kerja Beton ( Line Concrete ).
• Pasir Urug tidak untuk digunakan pada pekerjaan beton struktural dan beton
non struktural
• Pasir Urug terdiri dari butiran-butiran yang keras dan bersifat kekal.
3.1 Bahan.
• Batu Gunung.
1. Batu gunung yang dipergunakan adalah dari kualitas baik dari jenis yang
keras (batu granit), tidak berlubang dan forius.
2. Batu gunung tidak boleh mengandung atau menempel tanah dan ukuran
minimal 25 cm sedangkan ukuran maksimal 30 cm.
Batu gunung yang dipakai harus bermutu tinggi, kuat, bersih, bersudut (tidak
bulat), tanpa retak – retak, dan tidak ada cacat mempengaruhi mutunya. Kwalitas
yang diperlukan adalah agar merata dengan kerapatan penuh (padat), dan harus
begitu kuatnya serta ketahanan sehingga bisa dipakai untuk setiap
maksud yang ditentukan, batu itu hendaknya mempunyai berat jenis tidak
kurang dari 2,6%. Batu
• Pasir pasangan.
Pasir pasangan yang dipakai harus berupa pasir keras, bersih dan sebelum
diaduk dengan semen harus dalam keadaan kering. Pasir yang digunakan
harus disetujui Direksi Pengawas.
• Semen.
Semen yang dipakai adalah porland cement type I dan II (sesuai kebutuhan mutu
beton yang dihasilkan), dan mendapat persetujuan direksi pengawas.
Rekanan hanya diperbolehkan memakai dari satu jenis PC untuk seluruh
pekerjaan.
• Air.
Air yang dipakai untuk mengaduk spesie harus tawar yang bebas dari
larutan – larutan lain yang membahayakan konstruksi. Air yang
dipergunakan harus mendapat persetujuan Direksi Pengawas.
• Campuran Adukan.
Campuran adukan spesie batu gunung atau kali adalah 1 pc : 4 pasir.
• Syarat Pengadukan.
a. Kalau pengadukan mempergunakan mixer (mesin pencampur)
pencampurannya harus mendapat persetujuan Direksi Pengawas dan
waktu pencampuran setelah semua bahan – bahan masuk kedalam mixer,
minimum 1,5 menit.
c. Pada lapisan paling dasar diberi lapisan pasir urug setebal minimal 5 cm
atau sesuai dengan Gambar Bestek. Lapisan pasir urug akan dipadatkan
dengan kepadatan yang cukup.
Dalam lingkup pekerjaan ini mutu beton yang digunakan kelas II dengan mutu
beton K175 (14.5 MPA) untuk pekerjaan beton dengan tulangan. Khusus untuk
pekerjaan beton structural dengan tulangan pada konstruksi jembatan menggunakan
mutu beton K250 (21,7 MPA)
• Semen.
Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI-8 tahun 1972 dan memenuhi S-
400 menurut standard Cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen
Indonesia (NI-8 tahun 1972). Semen yang telah mengeras sebagian maupun
seluruhnya dalam satu zak semen, tidak diperkenankan memakaianya sebagai
bahan campuran. Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari
• Kerikil.
Kerikil yang digunakan harus bersih, baik, serta mempunyai gradasi yang
baik sesuai dengan syarat yang tercantum dalam PBI 1971.
• Pasir.
Pasir beton harus berupa butir – butiran tajam dan keras, bebas dari bahan –
bahan organik, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta
kekerasan sesuai dengan syarat – syarat yang tercantum dalam PBI 1971.
• Air.
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkalin,
garam, bahan – bahan organik lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan.
Dalam hal ini sebaiknya diambil air bersih yang dapat diminum. Air tawar
yang jernih tidak berbau dan berlumpur.
• Semen
1. Merek semen yang dipergunakan adalah Semen Type I
2. Semen yang telah mengeras sebagian tidak diperkenankan
pengunaannya untuk dipakai.
• Besi Beton.
1. Besi dari baja untuk <10 mengunakan U = 24 2400 kg/cm2.
2. Harus bersih dari minyak dan bahan lainnya yang dapat mengurangi
daya lekat antara besi dengan beton.
a. Cetakan (bekesting).
Bekesting harus dibuat kuat dan kokoh, tahan terhadap getaran
vibrator dari luar manapun dari dalam, bekesting tidak mengalami
perubahan bentuk, baik sebelum maupun sesudah diadakan
pengecoran, harus kedap air dan menutup semua celah – celah
bekesting.
• Pembersihan cetakan.
Permukaan cetakan dan pemasangan dinding yang akan berhubungan
dengan beton harus dibersihkan dari kotoran dan dibasahi dengan air
bersih sebelum dicor.
• Pengecoran.
Sebelum melaksanakan pengecoran beton pada bagian utama dari
kontruksi, Pihak Pelaksana harus memberitahukan pemberi tugas untuk
mendapat persetujuan. Jika tidak ada pemberitahuan atau persiapan
pengecoran tidak diketahui pemberi tugas maka Pihak Pelaksana dapat
diperintahkan untuk membongkar dan menyingkirkan beton yang atas biaya
Pihak Pelaksana.
• Kolom Praktis.
Pada bagian dinding batas luas 9.00 s/d 12.00 m2 dan pada sudut
pertemuan dinding yang tidak ada kolom penyangga harus dipasang kolom praktis.
• Perawatan.
Semua cetakan dan beton setelah pengecoran harus terus dibasahi
bersama cetakan sebelum dibongkar, terutama 14 hari pertama secara kontinyu
guna untuk mendapat pengerasan beton yang baik.
V. PEKERJAAN FINISHING
Lingkup pekerjaan pada bagian ini adalah meliputi pengadaan bahan dan
tenaga kerja untuk pelaksanaan pekerjaan perlindungan terhadap kebocoran,
peningkatan arsitektur, estetika, finishing, beton expose dan pekerjaan pelengkap
lainnya :
1. Syarat–syarat.
Seluruh pekerjaan harus dikerjakan dengan kualitas baik, rapi dan memenuhi
persyaratan.
2. Bahan–bahan.
Bahan yang diperlukan harus berkualitas baik dan memenuhi ketentuan–ketentuan
dalam peraturan umum bahan bangunan.
3. Tata Cara Kerja.
Seluruh pekerjaan harus dierjakan dengan baik memenuhi persyaratan yang
telah ditentukan sesuai dengan pasal demi pasal pada RKS ini.
PERALATAN
1. Dump Truck
Dump Truck biasa digunakan untuk mengangkut material alam atau hasil galian
dari lokasi quary ke lokasi proyek seperti tanah, pasir, batu split, dan juga material
olahan seperti beton kering pada proyek konstruksi. Umumnya material yang dimuat
pada dump truck oleh alat pemuat seperti excavator backhoe atau loader.
Truck kecil
5. Jika salah satu truck dalam unit angkut tidak bekerja, tidak ada masalah terhadap
produksi.
1. Untuk kapasitas yang sama dengan truck kecil, jumlah unit truck besar lebih
sedikit.
4. Pemuatan dari backhoe lebih mudah sehingga waktu yang diperlukan lebih
sedikit.
5. Waktu yang dibutuhkan dump truk untuk mengambil posisi dimuat kembali (TW),
dimana bisa dipekirakan dan ini tergantung dari lokasi pemuatan.
Concrete mixer Merupakan sebuah alat untuk memproduksi beton ready mix,
dengan volume yang kecil akan tetapi dari segi kualitas beton tetap seragam dan sesuai
proporsi material yang telah ditentukan dalam desain mix.
Secara Umum Sebuah Concrete mixer Merupakan alat yang menggabungkan semen
secara agregat seperti pasir atau kerikil, dan air untuk membentuk beton. Sebuah
Concrete mixer menggunakan drum berputar untuk mencampur komponen. Untuk
volume yang lebih kecil biasa menggunakan mixer beton portabel sehingga beton
dapat dibuat di lokasi konstruksi.
3. Concrete Vibrator
Concrete Vibrator Merupakan sebuah alat untuk Pemadatan beton dengan system
pengetaran sehingga adukan beton yang dituangkan pada cetakan merata untuk mencapai
mutu beton yang maksiumal. Kapasitas yang digunakan yaitu 5,5 Hp
PERSONEL MANAJERIAL
Personel Manajerial adalah tenaga ahli atau tenaga teknis yang ditempatkan sesuai
penugasan pada organisasi pelaksanaan pekerjaan. Personel manajerial merupakan
salah satu persyaratan teknis pada tender pekerjaan konstruksi yang harus dipenuhi.
Sertifikat Keterampilan Kerja (SKT) TS 031 Pelaksana Saluran Irigasi adalah salah
satu bidang dari Sertifikat Keterampilan (SKT). Sertifikat Keterampilan (SKT) itu
sendiri adalah sertifikat yang diterbitkan LPJK dan diberikan kepada tenaga
terampil konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan
disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keterampilan tertentu.
irigasi.
PETUGAS P3K
Petugas P3K di tempat kerja adalah pekerja/buruh yang ditunjuk oleh perusahaan
dan diserahi tugas tambahan untuk melaksanakan P3K di tempat kerja.
Fasilitas P3K di tempat kerja adalah semua peralatan, perlengkapan, dan bahan yang
digunakan dalam pelaksanaan P3K di tempat kerja.
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di tempat kerja selanjutnya disebut dengan P3K
di tempat kerja adalah upaya memberikan pertolongan pertama secara tepat kepada
pekerja dana tau orang lain yang berada di tempat kerja, yang mengalami sakit/cidera
di tempat kerja.