TERM OF REFERENCE
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Mempertahankan kondisi jalan mantap sesuai dengan tingkat pelayanan dan kemampuannya,
pada saat jalan tersebut selesai dibangun dan dioperasikan sampai dengan tercapainya umur
rencana yang telah ditentukan. Bertitik tolak dari kondisi mantap tersebut, pemeliharaan jalan
perlu dilakukan secara terus-menerus/rutin dan berkesinambungan khususnya pada jenis
konstruksi jalan yang menggunakan sistem perkerasan lentur (flexible pavement).
Penanganan pemeliharaan jalan dapat dilakukan secara rutin maupun berkala. Pemeliharaan
jalan secara rutin dilakukan secara terus-menerus sepanjang tahun dan dilakukan sesegera
mungkin ketika kerusakan yang terjadi belum meluas. Perawatan dan perbaikan dilakukan
pada tahap kerusakan masih ringan dan setempat. Pemeliharaan jalan secara berkala
dilakukan secara berkala dengan melakukan pula peremajaan terhadap bahan perkerasan
maupun bahan lainnya. Selain itu pula dilakukan perataan kembali terhadap permukaan jalan
berlubang.
Tingkat kerusakan jalan yang lebih berat akan membutuhkan penyediaan sumber daya yang
lebih banyak dan waktu pengerjaan yang lebih lama. Kerusakan jalan yang lebih berat dan
banyak, berpengaruh terhadap menurunnya tingkat layanan jalan dan kapasitas jalan yang
ada sehingga kelancaran arus lalulintas jalan terganggu, dan pada gilirannya akan
menyebabkan terhambatnya arus pergerakan manusia dan barang yang menyebabkan
melemahnya perekonomian makro. Penanganan kerusakan jalan yang masih ringan, selain
metode/cara perbaikannya lebih mudah/sederhana, biaya yang dibutuhkan rendah dan waktu
yang digunakan untuk melakukan perbaikan jauh lebih singkat.
Kota Batu merupakan kota yang sedang berkembang dan kota destinasi wisata internasional,
sehingga sarana dan prasarana khusunya infrastruktur/jalan juga harus ditingkatkan.
Peningkatan kelas jalan telah dilakukan selama kurun waktu 10 tahun terakhir dengan
melakukan perkerasan jalan. Melihat perkembangan Kota Batu yang sangat cepat,
peningkatan arus lalulintas dan jumlah kendaraan berdampak pada beban jalan, yang
mengakibatkan kerusakan jalan mulai tingkat ringan, sedang dan berat.
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Batu melalui Bidang Bina Marga secara
kontinyu melakukan pemeliharaan berkala jalan untuk terus menjaga dan mempertahankan
kondisi jalan mantap sesuai dengan tingkat pelayanan dan kemampuannya pada
saat jalan tersebut selesai dibangun dan dioperasikan sampai dengan tercapainya umur
rencana yang telah ditentukan.
B. Rekomendasi Hukum
1. Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. Undang – undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaan Negara yang bersih
dan bebas dari korupsi, kolusi, dan mepotisme;
3. Undang – undang Nomor 11 Tahun 2004 tentang Pembentukan Kota Batu;
4. Undang – undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
5. Undang – undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
6. Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 Tentang Jalan;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 Perubahan atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah;
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 19/PRT/M/2011
Tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13/PRT/M/2011 tentang Pemeliharaan
dan Penilikan Jalan
10. Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 33 Tahun 2003 tentang Kewenangan Pemerintah
Daerah Kota Batu.
11. Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 1 Tahun 2012 tentang Anggaran Pembangunan
Belanja Daerah Kota Batu Tahun Anggran 2012
12. DPA Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang tahun 2023.
E. Teknis Pekerjaan
1. Data Dasar
Data Dasar adalah data yang memuat informasi dasar mengenai lokasi yang akan
dilaksanakan yang diberikan oleh pemberi tugas.
2. Standart Teknis
Standart Teknis Pekerjaan yang akan dilaksanakan seperti yang dimaksud pada KAK ini
harus memperhatikan kriteria umum teknis jalan yang disesuaikan berdasarkan fungsi,
yaitu :
1) Dalam Manual Kapasitas Jalan Indonesia dijelaskan bahwa dalam setiap kegiatan
Pelebaran jembatan harus melalui suatu pemilihan metode yang efektif untuk
perancangan dan perencanaan agar didapat nilai terbaik bagi suatu pembiayaan
dengan mempertimbangkan biaya langsung maupun keselamatan dan dampak
lingkungan.
2) Standar teknis jalan dan kriteria perencanaan teknis jalan (Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum No. 19/PRT/M/2011) yang bertujuan untuk mewujudkan :
Tertib penyelenggaraan jalan yang meliputi pengaturan, pembinaan, Peningkatan
dan pengawasan jalan.
Tersedianya jalan yang mewujudkan keselamatan, keamanan, kelancaran,
ekonomis, kenyamanan dan ramah lingkungan.
3. Gambar Teknis
a) Pelaksanaan kegiatan ini mengacu pada gambar rencana yang telah ditetapkan.
b) Segala hal yang berkaitan dengan perubahan kondisi lapangan yang mengakibatkan
adanya perubahan gambar rencana harus ditetapkan dalam Berita Acara Perubahan
dan disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen setelah melalui kajian dan
pengamatan lapangan yang mendalam oleh Konsultan Pengawas bersama Tim
Pelaksana Kegiatan yang ditunjuk.
4. Spesifikasi Teknis
Segala hal yang berkaitan dengan teknis pelaksanaan pekerjaan yang meliputi kualitas
material/bahan, tenaga kerja, alat dan jaminan mutu hasil pekerjaan sebagaimana diatur
dalam spesifikasi teknis yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari dokumen tender dan
bersifat mengikat dalam pelaksanaan untuk masing-masing jenis pekerjaan.
b) Pelaksanaan
(1) Umum.
(a) Sebelum melaksanakan kegiatan, penyedia jasa konstruksi wajib
memberitahukan jadwal mulai pelaksanaan kegiatan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen dengan tembusan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), Tim
Pelaksana Kegiatan (Staf Teknis/Pengawas Lapangan), Konsultan Pengawas
dan Camat/Lurah setempat.
(b) Pelaksanaan konstruksi dilakukan berdasarkan dokumen pelelangan yang
telah disusun oleh perencana konstruksi (gambar teknis dan spesifikasi
teknis), dengan segala tambahan dan perubahannya pada saat penjelasan
pekerjaan/aanwijzing pelelangan, serta ketentuan teknis (pedoman dan
standar teknis yang dipersyaratkan) dan hasil uitzet/pengukuran lapangan
yang dituangkan dalam Berita Acara Uitzet/Pengukuran (MC.0) berserta
segala perubahannya (bila ada).
(c) Penyedia Jasa Konstruksi selama pelaksanaan kegiatan wajib mengikuti
segala ketentuan yang diatur dalam ketentuan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K-3).
(d) Penyedia Jasa konstruksi bertanggung jawab secara profesional atas jasa
pelaksanaan konstruksi yang dilakukan sesuai ketentuan dan kode etik tata
laku profesi yang telah ditetapkan.
(2) Pelaporan.
Selama masa pelaksanaan konstruksi, penyedia jasa konstruksi wajib :
(a) Membuat laporan kemajuan fisik pekerjaan berupa laporan harian, laporan
mingguan dan laporan bulanan sesuai dengan format laporan yang telah
ditentukan disertai dengan dokumen foto pelaksanaan untuk setiap masing-
masing item pekerjaan minimal 3 (tiga) titik pengambilan obyek foto.
(b) Pelaporan kemajuan fisik pekerjaan (laporan mingguan) diserahkan paling
lambat pada setiap awal minggu berikutnya, sedangkan untuk laporan bulanan
diserahkan pada setiap awal bulan berikutnya.
c) Akhir
(1) Menjelang berakhirnya kegiatan, penyedia jasa konstruksi harus mengajukan surat
permohonan pemeriksaan hasil pekerjaan kepada Pejabat Pembuat Komitmen
dengan dilampiri bobot realisasi kemajuan fisik pekerjaan yang telah disetujui
oleh konsultan pengawas dan tim pelaksana kegiatan.
(2) Pada akhir kegiatan, penyedia jasa konstruksi wajib menyerahkan dokumen hasil
pelaksanaan kegiatan 1 (satu) asli dan 4 (empat) copy, meliputi :
Gambar teknis yang sesuai dengan hasil pelaksanaan kegiatan (As Built
Drawing).
Berita acara perubahan pekerjaan, pekerjaan tambah/kurang, berita acara hasil
pemeriksaan pekerjaan, berita acara serah terima pekerjaan, dan dokumen-
dokumen lain yang berkaitan dengan pelaksanaan konstruksi.
Laporan harian, laporan mingguan dan laporan bulanan yang dibuat selama
pelaksanaan konstruksi fisik oleh pelaksana konstruksi.
Foto-foto dokumentasi yang diambil pada setiap tahapan kemajuan
pelaksanaan konstruksi fisik
2. Peralatan, Material, Personil dan Fasilitas dari Pejabat Pembuat Komitmen
(a) Standard teknis pelaksanaan pekerjaan.
(b) Pengguna Jasa akan mengangkat petugas atau wakilnya yang bertindak
sebagai direksi pekerjaan.
(c) Laporan-laporan studi terdahulu yang telah dilaksanakan
Syarat Teknis:
Memperoleh paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai penyedia pekerjaan konstruksi
dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir baik di lingkungan pemerintah maupun
swasta termasuk pengalaman subkontrak, kecuali bagi penyedia barang/jasa yang baru
berdiri kurang dari 3(tiga) tahun
4. Kewenangan
Dalam Kegiatan Pelebaran jembatan ini Penyedia Jasa berwenang :
- Melakukan koordinasi dengan konsultan pengawas mengenai kondisi dan
perkembangan pekerjaan
- Memutuskan bentuk penanganan permasalahan yang terjadi dengan terlebih dahulu
meminta persetujuan dari Konsultan Pengawas dan sepengetahuan pemberi
pekerjaaan.
- Memberikan masukan kepada pemberi pekerjaan atas ketidaksesuaian kontrak dengan
kondisi lapangan untuk selanjutnya diputuskan bersama perihal penanganannya.
5. Keluaran Penyedia
a. Keluaran yang dihasilkan oleh Penyedia Jasa berdasarkan Kerangka Acuan Kerja ini
adalah lebih lanjut akan diatur dalam surat perjanjian.
b. Tersedianya sarana infrastruktur jalan yang telah sesuai dengan kaidah-kaidah
konstruksi serta sesuai dengan apa yang telah disepakati dalam surat perjanjian
kontrak kerja.