Anda di halaman 1dari 26

SPESIFIKASI TEKNIS

A. KETENTUAN UMUM
1. Nama Kegiatan ini adalah :
Program : Program Peningkatan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum (PSU)
Kegiatan : Urusan Penyelenggaraan PSU Permukiman
Sub Kegiatan : Penyediaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum di Permukiman untuk
Menunjang Fungsi Permukiman
Pekerjaan : Pembangunan/Peningkatan Drainase Lingkungan Permukiman Kel.
Rimba Sekampung Kec. Bengkalis Kab. Bengkalis
Lokasi : Jl. Cik Masayu Rt.05 Rw.02 Kel. Rimba Sekampung

2. Pelaksana harus melaksanakan pula sarana penunjang seperti :


a. Saluran-saluran air hujan dan air kotor.
b. Instalasi listrik dan armatur-armaturnya.
c. Dan segala sesuatu yang nyata-nyata termasuk dalam Dokumen Pelaksanaan dan
Gambar Rencana.

3. Untuk kelancaran pelaksanaan, pelaksana harus menyediakan :


a. Tenaga kerja/tenaga ahli yang cukup memadai dengan jenis pekerjaan yang
dilaksanakan.
b. Alat-alat bantu seperti alat-alat pengangkut dan peralatan lain yang diperlukan dalam
pelaksanaan.
c. Bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap pekerjaan yang akan
dilaksanakan tepat pada waktunya.

B. LATAR BELAKANG
Penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman dalam pelaksanaan Rumah
Bersubsidi merupakan aktualisasi pandangan bangsa Indonesia dalam memposisikan nilai
strategis rumah yang layak dan terjangkau didukung dengan prasarana, sarana, dan utilitas
umum yang memadai. Ketersediaan rumah yang layak huni baik dalam bentuk rumah
tunggal, rumah deret, maupun rumah susun merupakan sarana pendidikan dan
pengembangan kepribadian yang lebih responsif yang dapat meningkatkan kewibawaan
bangsa dalam pergaulan dunia. Dalam rangka menjamin penyelenggaraan perumahan dan
kawasan permukiman yang efektif dan efisien perlu didukung oleh Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah sesuai kewenangannya melalui pembinaan penyelenggaraan perumahan
dan kawasan permukiman. Pembangunan Drainase merupakan suatu sarana dalam
meningkatkan infrastruktur permukiman.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Pemerintah Provinsi Riau melalui Bidang
Perumahan dan Kawasan Permukiman akan melaksanakan upaya pembangunan ataupun
peningkatan serta pemeliharaan prasarana umum yang diharapkan nantinya dapat
mendukung geliat dan mobiliasi perekonomian masyarakat serta meningkatnya fungsi
hunian suatu permukiman, dan akan dibiayai melalui Dana APBD Provinsi Riau Tahun
Anggaran 2023.

C. MAKSUD DAN TUJUAN

• MAKSUD
Maksud dari kegiatan ini adalah untuk mewujudkan pembangunan Urusan
Penyelenggaraan PSU Permukiman yang sesuai dengan persyaratan dan kaidah-kaidah
teknis berkualitas serta dapat diselesaikan tepat waktu.

• TUJUAN
Tujuan pekerjaan Pembangunan/Peningkatan Drainase Lingkungan Permukiman
ini adalah agar memperlancar dan mempermudah aliran air drainase sebagai
pendukung dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembangunan perumahan
dan kawasan pemukiman sehingga meningkatnya fungsi hunian.

• WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pelaksanaan Pembangunan/Peningkatan Drainase Lingkungan Permukiman Desa


Pinggir Kec. Pinggir Kab. Bengkalis memerlukan waktu pelaksanaan pekerjaan
adalah 45 (Empat Puluh Lima) hari kalender dan jangka waktu pemeliharaan
adalah 180 (Seratus Delapan Puluh) hari kalender dimulai semenjak diterbitkannya
Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).

• LOKASI KEGIATAN
Lokasi Kegiatan Pembangunan/Peningkatan Drainase Lingkungan
Permukiman Kel. Rimba Sekampung Kec. Bengkalis Kab. Bengkalis
• SUMBER PENDANAAN
Pekerjaan Pembangunan/Peningkatan Drainase Lingkungan Permukiman Desa
Pinggir Kec. Pinggir Kab. Bengkalis ini yang dilaksanakan oleh Bidang Perumahan dan
Kawasan Permukiman Dinas Pekerjaan, Penataan Ruang, Perumahan Kawasan
Permukiman dan Pertanahan Provinsi Riau ini menggunakan sumber pendanaan dari
Dana APBD Provinsi Riau Tahun Anggaran 2023 dengan Nilai Pagu Rp. 171.120.000,-
berdasarkan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-
SKPD) Kegiatan Urusan Penyelenggaraan PSU Permukiman dengan Nilai HPS sebesar
Rp 170.307.000,-.

Standar-Standar Pelaksanaan
Apabila tidak ditentukan lain, dalam pelaksanaan pekerjaan ini berlaku dan mengikat
ketentuan-ketentuan yang tersebut dibawah ini dan dianggap Rekanan telah mengetahui
dan memahaminya termasuk (apabila ada) segala perubahan dan tambahannya sampai
saat ini yaitu:
1. Keppres Tahun 2003 berikut lampiran-lampirannya.
2. Peraturan Keselamatan kerja konstruksi (SNI 0231-1967-E).
3. Peraturan Portland Cement (SK SNI S-04-1989 F).
4. Peraturan tentang Spesifikasi Agregat halus/Pasir (SK SNI S-04 1989 F6.1)
5. Peraturan tentang Spesifikasi Agregat kasar/kerikil (SK SNI S-04 1989)
6. Inspeksi dan Pemelihraan Drainase Jalan (Pd T-14-2005
7. Peraturan Perencanaan Perhitungan Beton Struktur (SNI T-15-1991-03).
8. Peraturan Pembuatan Campuran beton normal (SNI T-15-1990-03).
9. Peraturan Baja tulang beton (SII 01236-84).
10. Peraturan Kawat Pengikat beton (SNI 0040-87-A).
11. Peraturan tentang Tata Cara Pengecatan dinding/tembok (SK SNI T-11-1990-F).
12. Peraturan: Setelah pekerjaan ini selesai, pelaksana harus menjelaskan gambar
terpasang (As Built Drawing) dan diserahkan kepada pemberi tugas.

D. SPESIFIKASI UMUM
1. U M U M
Ruang lingkup pekerjaan dalam spesifikasi teknis ini, antara lain :
a. Pekerjaan Pendahuluan, meliputi :

✓ Pengukuran dan Pemasangan Patok


b. Pekerjaan Utama, meliputi :
✓ Pekerjaan Galian Tanah
✓ Pekerjaan Urugan Pasir
✓ Pekerjaan Lantai Kerja
✓ Pekerjaan Pembesian Drainase
✓ Pekerjaan Pemasangan Bekisting
✓ Pekerjaan Pengecoran Beton
✓ Pekerjaan Pengurugan Kembali Galian Tanah

c. Pekerjaan Akhir meliputi :


✓ Pekerjaan Pembersihan Lokasi Akhir

2. PERALATAN
Peralatan yang dibutuhkan atau yang akan digunakan untuk pelaksanakan pekerjaan
harus disiapkan oleh kontraktor. Daftar peralatan tersebut harus disetujui oleh direksi,
kontraktor wajib mendatangkan alat alat tersebut tepat pada waktunya. Kontraktor dalam
keadaan apapun tidak dibenarkan memindahkan alat-alat tersebut sebagian atau seluruhnya
tanpa persetujuan direksi.

Pekerjaan persiapan ini termasuk juga menyediakan kantor lapangan untuk


Kontraktor dan Direksi, barak untuk tempat tinggal karyawan Kontraktor, lapangan untuk
persiapan (work-yards), pengadukan beton (batch plant), bengkel, depot dan gudang.
Kegiatan ini juga termasuk pekerjaan asembling dan pemuatan untuk transportasi peralatan
di gudang pusat Kontraktor atau tempat dimana peralatan tersebut berada, pengangkutan
dan pengiriman peralatan maupun material dan suku cadang ke lokasi pekerjaan,
pembongkaran, pemasangan sehingga siap pakai semua peralatan, material dan suku
cadang ke lokasi pekerjaan, termasuk segala sesuatu yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan.

3. PERSYARATAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN


3.1. Air
a. Air yang dipergunakan tidak boleh mengandung minyak, asam alkali, garam-garam,
lumpur,bahan organik, atau lainnya yang dapat merusak beton.
b. Air yang dipergunakan untuk adukan beton konstruksi harus sesuai.
3.2. Pasir/agregat halus
a. Pasir yang digunakan dapat berupa pasir alami hasil dari disentralisasi alami batuan
atau dapat berupa hasil dari pemecahan batu dari alat mekanis.
b. Agregat harus terdiri butir-butir keras. Butir-butir agregat halus harus bersifat kekal,
artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh terik matahari dan hujan.
c. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% terhadap berit kering,
yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan 0.065
mm, apabila kadar lumpur melampui 5 % maka agregat halus harus dicuci.
d. Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton kecuali
petunjuk-petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui.

3.3. Kerikil/Agregat kasar


a. Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil sebagai hasil disentralisasi alami dari
batuan-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecah batu-batu pada
umumnya, yang dimaksud dengan agregat kasar adalah agregat yang besar butirnya
lebih dari 5 mm.
b. Agregat kasar harus dari butir-butir yang keras dan tidak berpori. Agregat yang
mengandung butir-buitr pipih hanya dapat dipakai apabila jumlahnya tidak melampui
20% dari berat agregat keseluruhan. Buitr-butir agregat kasar harus bersifat kekal,
artinya tidak pecah dan hancur akibat pengaruh cuaca seperti sinar matahari dan hujan.
c. Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% (ditentukan terhadap
berat kering), yang diartikan dengan lumpur adalah bagian- bagian yang dapat melalui
ayakan 0.063 mm, apabila kadar lumpur melampui dari 1% maka agregat harus dicuci.
d. Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton, seperti zat-
zat reaktif alkali.
e. Besar butir agragat maksimum tidak boleh lebih dari dari seperlima jarak terkecil
antara bidang-bidang samping dari cetakan, sepertiga dari tebal plat atau tiga per
empat dari jarak bersih minimum diantara batang-batang atau berkas berkas tulangan.
Penyimpangan dari pembatas ini diizinkan apabila menurut penilaian pengawas ahli
cara-cara pengecoran beton adalah sedemikian rupa sehingga menjamin tidak terjadi
sarang-sarang kerikil.
3.4. Semen (bagian A, SK SNI S- 04-1989-F)
a. Semen yang digunakan harus semen yang bermutu tinggi, berat dan volumenya tidak
kurang dari ketentuan-ketentuan yang tercantum pada kantongnya, semen tidak
terjadi pembatuan atau bongkahan-bongkahan kecil.
b. Semen untuk konstruksi beton bertulang dipakai jenis semen yang memenuhi ketentuan
dan syarat-syarat yang ditentukan dalam SII 0013-81.
c. Pemakaian semen untuk setiap campuran dapat ditentukan dengan ukuran isi atau
berat. Ukuran semen tidak boleh mempunyai kesalahan lebih dari 2.5%.

3.5. Kayu
a. Kayu yang digunakan harus kayu yang memenuhi persyaratan seperti yang tercantum
dalam spesifikasi ukuran kayu untuk bangunan.
b. Kayu yang digunakan harus kayu yang berkwalitas baik, tidak mempunyai cacat yang
dinyatakan tidak dapat diterima seperti mata kayu, celah-celah susut pinggir dan cacat
lainnya, tidak boleh digunakan hati kayu.

3.6. Besi
Mutu besi tulangan beton untuk diamater batang polos adalah BJ. Tp 24 (fy = 240 Mpa).
Simbol “Ø” (menunjukkan Baja tulangan polos).
a. Semua besi yang dipakai harus mempunyai sertifikat dari produsen/pabrik. Ketentuan
toleransi ukuran besi disesuaikan dengan standar SII atau SNI.
b. Jika besi yang di datangkan ke lokasi tidak sesuai dengan yang tercantum dalam
sertifikat/diragukan, Direksi pekerjaan berhak memerintahkan kontraktor untuk
melakukan pengujian fisik terhadap besi tersebut. Semua biaya hasil pengujian menjadi
tanggungan kontraktor. Bila hasil pengujian tidak sesuai dengan yang tercantum dalam
sertifikat, maka Direksi berhak menolak semua besi tersebut. Berita acara hasil
pengujian besi di laboratorium harus sah dan ditanda tangani oleh pejabat laboratorium.
c. Membengkokkan dan meluruskan besi beton harus dalam keadaan dingin, sesuai
dengan aturan yang berlaku. Panjang penyaluran besi beton dan panjang pengangkeran
pada bagian-bagian konstruksi disesuaikan dengan gambar kerja atau menurut aturan
dalam SKSNI-1991.
d. Bebas dari kotoran, karat dan bahan lainnya yang dapat mengurangi daya lekat
beton terhadap besi.
e. Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan di
alam terbuka untuk jangka waktu yang panjang
f. Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak dan tidak disepuh sen,
diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi
beton/rangka harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI - 2 ( PBI tahun
1971 ).

3.7. Bahan-bahan lain


a. Semua bahan-bahan bangunan yang akan dipakai dan belum disebutkan disini akan
ditentukan pada waktu penjelasan pekerjaan atau pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
b. Semua bahan-bahan yang dimasukkan untuk dipakai harus ditunjukkan terlebih
dahulu kepada pengawas untuk diperiksa guna mendapatkan izin pemakaiannya.
c. Semua bahan yang tidak ditunjukkan pada pengawas atau ditolak oleh pengawas
tidak dibenarkan pemakaiannya.
d. Pemakaian bahan-bahan yang tidak sesuai dengan yang ditentukan, harus dibongkar
dan kerugian yang ditimbulkan sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor.
e. Tidak tersedianya bahan-bahan bangunan yang akan dipakai dipasaran dengan ini
dinyatakan tidak dapat sebagai alasan terhentinya/tertundanya pelaksanaan pekerjaan.

4. PENYIMPANAN BAHAN
Bahan-bahan harus disimpan dalam cara sedemikan rupa sehingga bahan-bahan
tersebut tidak rusak dan kualitasnya dilindungi, dan demikian hingga bahan tersebut selalu
siap digunakan serta dengan mudah dapat diperiksa oleh direksi teknik. Penyimpanan
diatas hak milik pribadi hanya akan diizinkan jika diperbolehkan secara tertulis oleh
pemilik atau penyewa yang diberikan kuasa.
Tempat penyimpanan harus bersih dan bebas dari sampah dan bahan air, bebas
pengaliran air kalau perlu tinggikan, bahan-bahan tidak boleh dicampur dengan tanah
dasar, bila diperlukan satu lapisan alas pelindung harus disediakan.
Tempat penyimpanan berisi semen, kapur dan bahan-bahan sejenis harus dilindungi
terhadap hujan dan banjir.

1. Semen
Semen harus ditempatkan/disimpan dalam gudang tertutup, ditempat yang kering tidak
menjadi lembab tidak mudah rusak dan tidak mudah tercampur dengan bahan-bahan
lain.
Semen yang sudah tersimpan lama digunakan mutunya, akan berkurang maka sebelum
dipakai harus diperiksakan dahulu ke pelaksana.
2. Penumpukan Agregat:
a. Agregat batu harus ditumpukkan dalam satu cara yang disetujui sedemikian
sehingga tidak ada degresi serta untuk menjamin gradasi yang memadai. Tinggi
tumpukan maksimum adalah lima meter.
b. Masing-masing jenis berbagai agregat harus ditumpukkan secara terpisah, atau
dipisahkan dengan parti kayu.
c. Penempatan tumpukan material dan peralatan, harus ditempat-tempat yang
memadai dan tidak boleh menimbulkan kemacetan lalu lintas dan bendungan
lintasan air.
3. Bahan-bahan lain.
Untuk penyimpanan bahan-bahan lain berupa bahan-bahan yang tidak tahan cuaca
sebaiknya ditempatkan di gudang penyimpanan.
4. Pemberitahuan Untuk Memulai Pekerjaan
Apabila direksi memerlukan, kontraktor harus memberikan penjelasan tertulis
selengkapnya mengenai tempat asal bahan yang didatangkan untuk suatu tahap
pekerjaan yang akan dimulai pelaksanaannya.
Dalam keadaan apapun kontraktor tidak dibenarkan untuk memulai pekerjaan yang
sifatnya permanen tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan direksi.
Pemberitahuan yang lengkap dan jelas terlebih dahulu disampaikan kepada direksi dan
dalam waktu yang cukup sebelum dimulainya pekerjaan itu, agar direksi mempunyai
cukup waktu mempertimbangkan perlu tidaknya mengadakan pengujian terlebih
dahulu atas persiapan pekerjaan tersebut.
5. Persiapan Pekerjaan
1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana harus mempersiapkan jalur jalan ke
lokasi proyek untuk mempermudah pemasukan bahan penggunaan ke lokasi
proyek.
2. Sebelum dimulai pekerjaan fisik, terlebih dahulu area lokasi seluas yang ditentukan
oleh Pengawas harus dibersihkan dari semak-semak dan pohon-pohon yang akan
mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
3. Sebelum pelaksanaan pekerjaan maka pelaksana harus terlebih dahulu
merundingkannya dengan Pengawas mengenai pembagian halaman kerja untuk
tempat mendirikan penimbunan bahan-bahan dan lain sebagainya.
4. Untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan dilokasi, harus menyediakan gudang
tempat penyimpanan bahan-bahan dan alat-alat pekerjaan serta los kerja tempat
mengerjakan bahan-bahan.
BAB II LINGKUP
PEKERJAAN

1. Pekerjaan meliputi dan tidak terbatas pada :


• Pengadaan barang / material pekerjaan jalan
• Peralatan-peralatan perlengkapan pekerjaan jalan
• Tenaga Kerja ahli sesuai jenis pekerjaan
• Sarana dan Prasarana Kerja
• Penyediaan Gudang Material
• Pembuatan foto-foto proyek (sesuai dengan tahapan pelaporan progress pekerjaan)
• Penyelenggaraan keamanan proyek, dalam hal ini Pelaksana harus berkoordinasi dengan
keamanan setempat.
• Referensi-referensi khusus dan lain-lain.
Ketentuan-ketentuan yang dipersyaratkan untuk pembangunan proyek ini sesuai dengan
pengarahan Pelaksana.
2. Sebelum setiap pekerjaan pembangunan dan pemasangan bahan / material dimulai Pelaksana
wajib dan harus menyerahkan :
a. Spesifikasi,brosur dan sample dari pabrik pembuatnya.
b. Gambar pelaksanaan (shop drawing) untuk persetujuan Konsultan Perencana.
c. Schedule Pelaksanaan dengan jangka waktu yang telah disepakati dalam kontrak.
3. Izin pelaksanaan dari untuk diteliti dan disetujui oleh PPTK, jika tidak memenuhi syarat akan
ditolak dan harus diganti sampai memenuhi persyaratan yang diminta atas biaya dan tanggung
jawab Pelaksana.
4. Marking (tanda-tanda)
Pelaksana harus membuat semua marking (tanda-tanda) yg diperlukan antara lain : Centre
Line (CL) pada jalan yang akan di bangun, Elevasi jalan (peil) dan ukuran luar serta diberi
tanda-tanda yang jelas. Pelaksana harus membuat marking pada tempat-tempat tertentu
bilamana dianggap perlu oleh Pelaksana tanpa biaya tambahan.
5. Dalam penawaran Pelaksana harus mencantumkan merk serta brosur dari bahan bangunan
yang ditawarkan.
BAB III
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

1. Umum
Dalam melaksanakan pekerjaan tersebut Pelaksana wajib memenuhi/mematuhi dan
melaksanakan segala hal-hal yang telah dituangkan didalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Teknis ini serta Risalah Penjelasan (Aanwijzing) sangat mengikat dalam pelaksanaan kecuali
adanya permintaan/peraturan tertulis dari pihak proyek dalam hal ini disebut Pimpinan
Kegiatan.

2. Pemeriksaan dan Penyediaan bahan


a. Bila didalam Spesifikasi teknis ini disebutkan nama dan pabrik suatu bahan atau produk,
ini dimaksudkan hanya menunjukkan sumber minimal dari mutu bahan yang digunakan.
b. Contoh bahan/produk yang akan digunakan dalam pekerjaan ini Pelaksana harus
menyampaikan kepada Pemberi tugas guna untuk mendapatkan persetujuan.
c. Tentang usulan pemakaian bahan nama produk/pabrik harus mendapatkan rekomendasi
dari Pemberi tugas berdasarkan ketentuan didalam Spesifikasi Teknis serta Risalah
Penjelasan Pekerjaan.

3. Ukuran
Semua ukuran yang dipakai adalah ukuran jadi/bersih kecuali ada ketentuan lain yang
disepakati dan diperkuat dengan Berita Acara Perubahan.

4. Gambar-Gambar
a. Seluruh gambar-gambar rencana Struktur dapat diperoleh melalaui pemberi tugas,
pelaksana wajib mengetahui seluruh pelaksanaan bangunan ini sehingga dapat
menyesuaikan program pekerjaannya secara baik dan benar.
b. Pelaksana harus membuat gambar pelaksanaan untuk bagian yang dianggap perlu (shop
Drawing) gambar ini harus diketahui dan disetujui oleh Pemberi tugas.
c. Setelah pekerjaan ini selesai, pelaksana harus menjelaskan gambar terpasang (Asbuilt
Drawing) di atas kertas untuk dapat dicetak dan diserahkan kepada Pemberi tugas.

5. Perbedaan Gambar dan Hal-hal yang Kurang Jelas.


a. Pada dasarnya bila ada perbedaan/pertentangan antara gambar dan Spesifikasi Teknis,
maka yang berlaku adalah Spesifikasi Teknis, kecuali bilamana ada ketentuan lain dari
Pemberi tugas dan Perencana.
b. Apabiala ada ketidaksesuaian/keragu-raguan antara gambar dan Spesifikasi Teknis yang
tidak bisa diatasi, maka sebelum melaksanakan pekerjaan tersebut pelaksana wajib
melaporkan secara terrtulis kepada Pemberi tugas untuk mendapatkan keputusan selambat-
lambatnya 1 (satu) minggu sebelum masalah tersebut telihat dalam pelaksanaan.
c. Perbedaan tersebut tidak bisa dijadikan alasan bagi pelaksana untuk mengadakan Claim.

6. Lapangan Kerja
a. Pelaksana harus menyediakan gudang, ditempatkan pada lokasi lapangan yang tidak
menganggu kegiatan pelaksanaan pekerjaan.
b. Selama pekerjaan berlansung pelaksana wajib menyediakan fasilitas-fasilitas keamanan
serta keselamatan kerja antara lain: obatan-obatan dan peralatan pemadam kebakaran, P3K
serta menempatkan tenaga kerja yang bertanggung jawab atas keamanan lokasi kerja.

A. SPESIFIKASI PEKERJAAN
2.1. PEKERJAAN PEMBERSIHAN LOKASI
Yang dimaksud dengan pembersihan lokasi antara lain :
a. Rumput – rumput disekitar lokasi perbaikan drainase maka terlebih dahulu
distriping/bersihkan. Sisa rumput yang di Striping/dicangkul sekitaran lokasi di angkut
ketempat titik pembuangan tumpukan sampah sesuai yang telah disepakati bersama
RT pada lokasi tersebut.
b. Kayu – kayu bekas tebangan serta rumput – rumput bekas tebasan di lokasi perbaikan
drainase disingkirkan keluar lokasi, apabila memungkinkan dilaksanakan pembakaran
didalam lokasi, maka pelaksanaan pembakaran kayu tersebut supaya diperkirakan
tidak pada posisi lahan tempat perbaikan yang akan didirikan.
c. Sebelum melaksanakan pekerjaan tebang tersebut pelaksana terlebih dahulu
memberitahukan kepada Pemberi Tugas, guna untuk memperoleh petunjuk apabila ada
dari pohon-pohon kayu tersebut tidak perlu ditebang/dipertahankan sebagai pohon
pelindung, jika ada hal tersebut tidak merobah/berpengaruh terhadap nilai kontrak.
d. Pada drainase eksisting terlebih dahulu di lakukan pembersihan lumpur/galian lumpur.

2.2. PENGUKURAN DAN PEMASANGAN PATOK


Pengukuran dan Pemasangan Patok
a. Yang dimaksud dengan pengukuran adalah pemeriksaan as – as konstruksi
pembangunan, perletakkan posisi bangunan sesuai dengan Gambar Rencana dan
penentuan elevasi-elevasi, Patok dengan kayu ukuran (disesuaikan RAB) ditanam
kedalam tanah di beri ukuran tanda STA, pada peil atas di cat merah di dijaga sampai
pekerjaan selesai.
b. Setelah pengukuran (uitzetten) selesai dan disetujui oleh Direksi, maka pemborong
dapat memenuhi pekerjaan selanjutnya.
c. Dalam pelaksanaan pengukuran Pemborong bersama dengan Direksi/Pengawas
supaya memperhatikan untuk menetapkan sumbu (As) serta ukurannya.
d. Bahan yang digunakan adalah kayu balok ukuran 5/7 cm.

2.3. PEKERJAAN GALIAN TANAH


a. Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, pembuangan tanah atau material lain
(Lumpur) yang ada dan terdapat didalam area saluran.
b. Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk membersihkan dan memelihara kembali
saluran yang akan ditingkatkan.
c. Elevasi galian Drainase yang digali tidak boleh berbeda dari yang direncanakan sesuai
dengan gambar spek yang ada.
d. Pekerjaan galian drainase yang tidak memenuhi toleransi yang diberikan, harus
diperbaiki oleh Kontraktor dengan cara menggali lagi sampai elevasi dan volume
galian yang digali terpenuhi.
e. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi, sebelum memulai pekerjaan, gambar
perincian potongan melintang atau memanjang yang menunjukkan kondisi awal
daripada saluran sebelum operasi penggalian dan pengerukan dilakukan untuk setiap
seksi pekerjaan galian.
f. Penggalian harus dilaksanakan hingga garis ketinggian dan elevasi yang ditentukan
dalam gambar atau ditunjukkan oleh Direksi dan harus mencakup pembuangan seluruh
material dalam bentuk apapun yang dijumpai.

2.4. PEKERJAAN CERUCUK

a. Pemancangan cerucuk kayu menggunakan tenaga manusia, alat pancang cerucuk


b. Lantai kerja, dengan muka air cukup tinggi, maka lokasi pemancangan cerucuk dapat
diurug terlebih dahulu dengan material setempat. Bila menggunakan alat pancang
cerucuk harus diberi landasan dari balok
c. Diatas pondasi cerucuk kayu yang diberi kepala tiang yang selanjutnya dibentuk
timbunan badan jalan sesuai dengan spesifikasi bahan timbunan yang diuraikan
d. Pemasangan Cerucuk mengunakan sistem paku dengan kepala cerucuk di beri
bantalan sebelum di pasang.
e. Kedalaman pesangan cerucuk 1 m dengan jarak 0,5 m dengan sistem zigzag.
2.5. PEKERJAAN URUGAN PASIR
a. Pasir urug harus pasir yang bersih dari akar-akar, kotoran-kotoran, tidak mengandung
tanah dan tidak mengandung bahan kimia yang dapat merusak bahan bangunan
lainnya.
b. Lapisan urugan pasir harus disiram dengan air sehingga menjadi padat dan dipadatkan
sampai terbentuk lapisan pasir setebal 5 cm.

2.6. PEKERJAAN PEMBESIAN DRAINASE


a. Memenuhi persyaratan PBI-1971 dan SII 01236-84.
b. Besi baja U 24 dengan tegangan leleh 2400 Kg/cm² dan tegangan maksimum 3600
Kg/cm²
c. Besi yang digunakan untuk pembesian drainase yaitu besi polos Ø 8, dan untuk
pembesian skor menggunakan besi polos Ø 8 dan Ø 6.
d. Panjang penyambungan besi sebesar 40 x diameter besi
e. Pada posisi penyambungan diikat dengan menggunakan kawat beton.
f. Bebas dari kotoran, karat dan bahan lainnya yang dapat mengurangi daya lekat
beton terhadap besi.
g. Sebelum pengecoran besi beton harus diberikan beton tahu untuk menjaga
posisi dari besi tersebut.

2.7. PEKERJAAN PEMASANGAN BEKISTING


• Papan bekisting harus dipersiapkan dengan matang cara pemasangannya sehingga bisa
digunakan untuk tiga kali pemakaian.
• Papan bekisting terlebih dahulu diberi minyak bekisting untuk menghindari beton
menempel pada bekisting.
• Bahan yang digunakan pada pekerjaan bekisting adalah kayu papan ukuran 2/20 cm,
kayu balok ukuran 5/7 cm, paku, minyak bekisting.
• Alat yang digunakan adalah palu, meteran, benang, waterpass.

2.8. PEKERJAAN PENGECORAN BETON 1PC : 2PS : 3KR


1) UMUM
a) Pekerjaan yang disyaratkan dalam seksi ini harus mencakup pembuatan beton sesuai
dengan persyaratan dan sesuai dengan tebal, lebar, dan panjang sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi.
b) Pekerjaan ini harus meliputi pula penyiapan tempat kerja dimana pekerjaan beton
akan ditempatkan, termasuk pembongkaran dari setiap beton yang harus dibongkar dan
tindakan lain untuk mempertahankan agar beton tetap kering, dan urugan kembali
disekeliling struktur dengan urugan tanah yang dipadatkan.
c) Syarat dari PBI NI 2 1971 harus diterapkan sepenuhnya pada semua pekerjaan beton
yangdilaksanakan dalam kontrak ini, kecuali bila terdapat pertentangan dengan syarat
dalam Spesifikasi ini, dalam hal ini syarat dari Spesifikasi harus dipakai.
d) Kontraktor harus mengirim contoh dari seluruh material yang hendak digunakan untuk
mendapatkan persetujuan pemakaian dari direksi teknik, disertai dengan permohonan
tertulis.

2) BAHAN - BAHAN
a) Semen
• Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton haruslah semen portlant type I,
yang memenuhi persyaratan dan yang sesuai berada di pasaran.
• Terkecuali diizinkan oleh direksi teknik, hanya satu produk merk yang dapat
digunakan dalam proyek ini.
b) Air
Air yang digunakan dalam campuran dan perawatan atau pemakaian diwajibkan air
yang bersih dan bebas dari benda yang mengandung seperti minyak, garam, lumpur dan
lain-lain.
c) Kerikil dan Pasir
Kerikil dan pasir yang digunakan harus bersih dari unsur-unsur organik, seperti sampah,
kayu-kayu, lumpur serta bahan organik lainnya.
3) PENCAMPURAN
a) Beton harus dicampur dalam mesin yang dioperasikan secara mekanik dari type dan
ukuran yang disetujui dan menjamin distribusi merata dari material.
b) Pencampuran harus dilengkapi dengan penampungan air yang cukup dan peralatan
untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan secara teliti dalam
masing-masing penakaran.
c) Disediakan suatu alat takar (dolak) untuk pencampuran beton 1:2:3 dengan ukuran 40 x
30 x 20 cm dengan volume 0,0024 m3.

d) Alat pencampur pertama-tama harus diisi dengan agregat dan semen yang telah ditakar
dan selanjutnya pencampuran dimulai sebelum air ditambah.
e) Waktu pencampuran harus diukur pada saat air mulai dimasukkan kedalam campuran
meterial kering. Seluruh air pencampuran harus dimasukkan sebelum seperempat waktu
pencampuran telah berlalu. Waktu pencampuran untuk mesin dengan kapasitas 0,75
m3 atau kurang haruslah 15 menit, untuk mesin yang lebih besar, waktu harus
ditingkatkan 15 detik untuk tiap tambahan 0,5 m3 dalam ukuran.

4) PENGECORAN
a) Pengecoran baru dapat dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari direksi teknik.
b) Pengecoran beton harus dilanjukan tanpa berhenti sampai sambungan konstruksi yang
telah disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai.
c) Beton harus dicor sedemikian rupa agar terhindar dari segregasi (pemisahan)
partikel kasar dan halus dari campuran.
d) Beton tidak boleh jatuh bebas kedalam cetakan dari ketinggin 1,5 m atau lebih
e) Permukaan beton yang akan disambung dengan beton baru harus dikasarkan, harus
bebas dari material lepas dan harus dibasahi dengan air sebelum beton baru
dituangkan. Sebelum beton baru dituangkan, permukaan bidang kontak tersebut harus
diberi adukan semen cair atau bahan aditif tertentu yang disetujui direksi teknis.
f) Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, sehingga tidak terjadi penguapan cepat.
Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan harus diperhatikan.

5) BETON
a) Beton yang digunakan beton campuran 1PC : 2PS : 3KR atau 1 Portland Cement : 2
Pasir Cor : 3 Kerikil.
b) Pekerjaan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam PBI-1971. Pengecoran
baru dapat dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari direksi teknik.
c) Pengecoran beton harus dilanjukan tanpa berhenti sampai sambungan konstruksi yang
telah disetujui bersama atau sampai pekerjaan selesai.
d) Permukaan beton yang selesai dicor harus dilakukan trowel finish (disapu) untuk
mencegah permukaan yang di beton licin ketika kering dan untuk memperkuat ikatan
sosotan aspal diatasnya.
• Kekentalan adukan beton.
Kekentalan (konsistensi) adukan harus disesuaikan dengan cara transport, cara
pemadatan, jenis konstruksi yang bersangkutan dan kerapatan tulangan.
Jumlah semen minimum dan nilai faktor air semen maksimum harus memperhatikan
syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan .
• Cetakan dan Acuan.
✓ Cetakan dan acuan harus kokoh dan cukup rapat sehingga tidak terjadi kebocoran-
kebocoran yang dituangkan kedalam cetakan.
✓ Cetakan harus diberi ikatan-ikatan secukupnya, sehingga dapat terjamin
kedudukan dan bentuk yang kuat serta tetap.
✓ Cetakan harus dibuat dari bahan-bahan yang baik dan tidak mudah meresap air
dan dipasang sedemikian rupa, sehingga pada waktu pembongkaran cetakan tidak
terjadi kerusakan pada beton.
• Pengecoran dan pemadatan
Untuk mencegah timbulnya rongga-rongga kosong dan sarang kerikil, adukan beton harus
dipadatkan selama pengecoran. Pemadatan dapat dilakukan dengan menumbuk- numbuk
atau dengan memukul-mukul cetakan atau dengan menggunakan alat pemadat mekanis/
penggetar.
Pengecoran dinding drainese dan balok sengkang harus dilakukan bersamaan
sehingga didapat beton yang senyawa.
• Apabila pemadatan dilakukan dengan menggunakan alat pemadat
mekanis/penggetar/vibrator harus mengikuti ketentuan-ketentuan yang tercantum
dalam Spesifikasi Teknis.
• Perawatan beton.
Untuk mencegah pengeringan beton terlalu cepat, paling sedikit beton selama dua
minggu beton harus disiram terus menerus.
• Pembongkaran cetakan beton.
a. Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai kekuatan yang cukup
untuk memikul berat dan beban-beban pelaksanaan lain yang bekerja padanya.
b. Pada bagian-bagian konstruksi dimana akibat pembongkaran cetakan akan bekerja
beban yang lebih tinggi dari pada beban rencana dan akan terjadi keadaan yang
lebih berbahaya dari keadaan yang diperhitungkan, maka cetakan tidak boleh
dibongkar selama keadaan tersebut tetap berlangsung.

6) PEKERJAAN LAIN-LAIN
a) Contoh Bahan :
• Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material (besi, kerikil, pasir dan semen
Portland) kepada Direksi, untuk mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan
dilakukan.
• Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Perencana/owner, akan dipakai sebagai
standar/pedoman untuk memeriksa/menerima material yang dikirim oleh Kontraktor ke
site.
• Bahan-bahan yang digunakan harus tersimpan dalam tempat penyimpanan yang
aman, sehingga mutu bahan dan mutu pekerjaan tetap terjamin sesuai persyaratan.
b) Syarat-syarat Pengiriman dan Penyimpanan Bahan :
• Bahan baru didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak bercacat.
• Beberapa bahan tersebut harus masih di dalam kotak/kemasan aslinya yang masih
bersegel dan berlabel pabriknya.
• Bahan harus disimpan ditempat yang berlindung dan tertutup, kering, tidak lembab
dan bersih sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan pabrik.
• Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan
jenisnya.
• Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan
penyimpanan. Bila ada kerusakan, Kontraktor wajib mengganti atas beban
Kontraktor.
c) Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan.
• Beton dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan-
pekerjaan lain.
• Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak
mengurangi mutu pekerjaan.

2.9. PEKERJAAN PENGURUGAN KEMBALI GALIAN TANAH


Urugan tanah kembali dilakukan setelah pekerjaan drainase selesai dikerjakan. Semua
urugan kembali di bawah atau di sekitar bangunan harus sesuai dengan gambar rencana.

2.10. PEKERJAAN PEMBERSIHAN LOKASI AKHIR


a. Samping kiri dan kanan sepanjang pekerjaan harus dibersihkan dari semua
kotoran, bekas-bekas bahan bangunan.
b. Pekerjaan ini juga melaksanakan pembersihan terhadap sampah, kotoran, sisa
material lainnya dibawa keluar lokasi pekerjaan oleh kontraktor.

B. ANALISA K3
Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah kegiatan untuk menjamin dan melindungi
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja (PP no 50 Tahun 2012 ).
IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN RESIKO K3
Identifikasi Jenis Pengendalian
No Jenis/Type Pekerjaan
Bahaya dan Resiko K3 Resiko K3
I Pek. Pendahuluan
- Pek. Pengukuran dan Terjatuh, Terluka, a. Menggunakan sepatu safety
1 Pemasangan Patok Lecet shoes
b. Menggunakan sarung tangan
c. Pembuatan rambu-rambu dan
pekerja pengatur lalu lintas
II Pek. Utama
- Pekerjaan Galian Terjatuh, Terluka, a. Menggunakan sepatu safety
1 Tanah Lecet shoes
b. Menggunakan sarung tangan
c. Pembuatan rambu-rambu dan
pekerja pengatur lalu lintas

- Pekerjaan Urugan Terjatuh, Terluka, a. Menggunakan sepatu safety


2 Pasir Lecet shoes
b. Menggunakan sarung tangan
c. Pembuatan rambu-rambu dan
pekerja pengatur lalu lintas
- Pekerjaan Pembesian Terjatuh, Terluka, a. Menggunakan sepatu safety
3 Drainase Lecet shoes
b. Menggunakan sarung tangan
c. Pembuatan rambu-rambu dan
pekerja pengatur lalu lintas
- Pekerjaan
Pemasangan Terjatuh, Tertimpa,
4 Bekisting Terkelupas, Terjepit a. Menggunakan sarung tangan
b. Menggunakan helm untuk
kepala
a. Menggunakan sepatu safety
5 - Pekerjaan Pengecoran Terjatuh, Tertimpa,
shoes
Beton Tergores, Terjepit b. Menggunakan sarung tangan
c. Pembuatan rambu-rambu dan
pekerja pengatur lalu lintas
- Pekerjaan Pengurugan
Kembali Galian Terjatuh, Terluka, a. Menggunakan sepatu safety
6 Tanah Lecet shoes
b. Menggunakan sarung tangan
c. Pembuatan rambu-rambu dan
pekerja pengatur lalu lintas

IIII
I Pek. Akhir
- Pekerjaan Plat
Drainase (akses rumah Terjatuh, Tertimpa, a. Menggunakan sepatu safety
1 warga) Tergores, Terjepit shoes
b. Menggunakan sarung tangan
c. Pembuatan rambu-rambu dan
pekerja pengatur lalu lintas
- Pekerjaan
Pembersihan Lokasi Terjatuh, Terluka, a. Menggunakan sepatu safety
2 Akhir Lecet shoes
b. Menggunakan sarung tangan
c. Pembuatan rambu-rambu dan
pekerja pengatur lalu lintas

C. KUALIFIKASI BADAN USAHA


NO KLBI Sub Kualifikasi Kode
1 42201 Kontruksi Jaringan Irigasi dan Drainase / Jasa BS 004/SI001
Pelaksanaan untuk Kontruksi Saluran Air, Pelabuan,
Dam, dan Prasarana Sumber Daya Air lainya.

D. KEBUTUHAN PERSONIL DAN PERALATAN


Kebutuhan Personil/Tenaga Terampil Dalam Pekerjaan
Tenaga terampil yang diperlukan dalam Pekerjaan Pembangunan/Peningkatan
Drainase Lingkungan adalah sebagai berikut :
NO JABATAN PENDIDIKAN /SERTIFIKAT JUMLAH PENGALAMAN

1 Pelaksana SKT Pelaksana Lapangan Pekerjaan 1 Orang 2 tahun


Lapangan Jarigan Irigasi (TS 030) atau SKT
Pelaksana Saluran Irigasi (TS 031)
2 Petugas K3 Sertifikat Petugas Keselamatan 1 Orang 0 tahun
Konstruksi Konstruksi (KK)

Peralatan Utama
Peralatan utama untuk pelaksanaan Pembangunan/Peningkatan Drainase adalah:

No. JENIS PERALATAN JUMLAH STATUS KEPEMILIKAN


1 Concrate Mixer 2 Unit Milik Sendiri/Sewa

E. MATA PEMBAYARAN UTAMA


Pada pekerjaan ini mata pembayaran utama Pekerjaan Cor Beton Manual Campuran
1pc:2ps:3kr dan Pembesian Parit

F. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN


Standar –Standar Pelaksanaan
Apabila tidak ditentukan lain, dalam pelaksanaan pekerjaan ini berlaku dan mengikat
ketentuan – ketentuan yang tersebut dibawah ini dan dianggap pemborong telah
mengetahui dan memahaminya termasuk (apabila ada) segala perubahan dan tambahannya
sampai saat ini :
1. Peraturan Perencanaan Perhitungan Beton (SNI T-15-1991-03)
2. Peraturan Pembuatan Campuran Beton (SNI –T-15-1991-03)
3. Peraturan Baja Tulang Beton (SII 01236-84)
4. Peraturan Ukuran Kayu Bangunan (SKSNI S-05-1990-F)
5. Peraturan Portland Cement (SSI 0013-81)
6. Peraturan Umum Bahan Bangunan (PUBB-N.3)
7. Peraturan Beton Indonesia (PBI-NI.2 Tahun 1971)
8. Peraturan Pabrik untuk bahan – bahan yang belum ada ketentuan – ketentuannya.
9. Peraturan Agregat Kasar dan Pasir (SKSNI S-04-1989-F)
10. Permen PUPR No.1 Tahun 2022 Tentang Pedoman Penyusunan Perkiraan
Biaya Pekerjaan Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Untuk Kelancaran Pelaksanaan, Kontraktor harus menyediakan :


1. Tenaga Kerja yang cukup memadai dengan jenis pekerjaan yang dilaksanakan.
2. Gudang untuk penyimpanan material dan bahan, dengan ketentuan Kontraktor harus
membuat gudang, los kerja pada lokasi lapangan yang tidak menganggu kegiatan
pelaksanaan pekerjaan.
3. Alat – alat kerja (peralatan utama minimal) dan mesin pengaduk beton, alat – alat
pengangkut dan peralatan lain yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
4. Bahan – bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap pekerjaan yang
dilaksanakan.
5. Lampu penerangan yang memadai untuk mengantisipasi apabila pekerjaan
dilaksanaan hingga malam hari.
6. Selama pekerjaan berlangsung Pemborong wajib menyediakan fasilitas – fasilitas
keamanan serta keselamatan kerja antara lain : obat-obatan dan peralatan pemadam
kebakaran serta menempatkan tenaga kerja yang bertanggung jawab atas keamanan
lokasi kerja
7. Kontraktor harus menyediakan air bersih untuk proyek, pengadaan air bersih tersebut
dapat dari PAM bilamana mungkin atau dengan membuat sumur gali atau sumur bor
atau dari sumber lain yang berdekatan, dengan syarat air tersebut harus memenuhi
persyaratan untuk pembangunan seperti persyaratan yang tercantum dalam SK SNI S-
S04-1989-F

Pemeriksaan dan Penyediaan Bahan dan Barang


1. Bila dalam Spesifikasi Teknis disebutkan nama pabrik pembuatan dari suatu barang,
maka hal ini dimaksudkan untuk menunjukkan tingkat mutu, bahan dan barang yang
digunakan.
2. Setiap penggantian nama dan pabrik pembuat dari suatu bahan dan barang harus
disetujui oleh Pengawas/Pemberi Tugas dan bila tidak ditentukan dalam Spesifikasi
Teknis serta gambar kerja maka bahan dan barang tersebut diusahakan dan
disediakan oleh pemborong yang harus mendapat persetujuan dari Pengawas atau
Pemberi Tugas.
3. Contoh bahan dan barang yang dipergunakan dalam pekerjaan harus segera
disediakan atas biaya Pemborong, setelah disetujui Pengawas atau Direksi, harus
dianggap bahwa bahan dan barang tersebut yang akan dipakai dalam pelaksanaan
pekerjaan.
4. Contoh bahan dan barang tersebut, disimpan oleh Pengawas atau Direksi untuk
dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan dan barang yang dipakai tidak sesuai
kwalitasnya maupun sifatnya.

G. KETENTUAN LAINNYA
Perizinan
1. Pemborong harus mengurus dan memperhitungkan biaya untuk pembuatan izin-izin
yang diperlukan dan berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan antara lain :
• Izin penebangan, pengambilan material, izin jalan, izin pembuangan, izin
pengurugan, izin trayek dan pemakaian jalan, izin penggunaan bangunan serta
izin- izin lain yang diperlukan sesuai dengan ketentuan/peraturan daerah setempat.
2. Izin penggunaan tenaga kerja dari luar daerah/Propinsi.
3. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang diakibatkan oleh hal tersebut dalam ayat
1 diatas menjadi tanggungjawab kontraktor.

Papan Nama Kegiatan


Pemborong harus membuat suatu Papan Nama Kegiatan, adapun besar, ukuran dan
pemasangannya harus menurut Direksi.

Pelaporan
Penyedia Barang / jasa harus membuat laporan pekerjaan antara lain :
1. Laporan Harian
2. Laporan Mingguan
3. Laporan Bulanan

Dokumentasi
Selama Penyedia Barang/Jasa Pekerjaan sampai dengan selesai pekerjaan, Penyedia
Barang/Jasa harus mengadakan Foto Dokumentasi dengan Ketentuan :
- Penyedia Barang/Jasa harus memperhitungkan biaya pembuatan dokumentasi serta
pengirimannya ke pemberi tugas serta pihak –pihak lain yang diperlukan.
- Yang dimaksud dalam pekerjaan dokumentasi adalah : foto – foto pekerjaan,
berwarna minimal ukuran postcard, pelaksanaan pengambilan foto dimaksud yaitu
dimulai dari pekerjaan 0%, 50%, dan 100%

- Untuk pengambilan foto 0%, 50%, dan 100% diambil pada setiap 25 meter, 50 meter
dan selanjutnya. Hal ini dapat berubah jika ada permintaan dari Direksi.
- Untuk posisi pengambilan foto di harapkan pada titik yang sama, hal ini guna
melihat progress pada pekerjaan dan keaslian foto.
- Penyedia Barang/Jasa harus mengambil foto pada setiap kegiatan yang akan
dilaksanakan. Untuk urutan penyusunan sesuai dengan item kerja yang ada.

Kontrak/ SPK
- Penyedia yang ditunjuk berkewajiban untuk menyelesaikan pekerjaan dalam jangka
waktu yang ditentukan sesuai dengan volume, gambar, spesifikasi teknis dan harga
yang tercantum dalam SPK.
- Dokumen-dokumen yang terdapat dalam dokumen kontrak yang memiliki urutan
sebagai berikut :
a. adendum Surat Perintah Kerja/SPK (apabila ada);
b. Surat Perintah Kerja;
c. Daftar Kuantitas dan Harga hasil negosiasi dan koreksi aritmatik;
d. Surat Penawaran;
e. Syarat-Syarat Umum SPK;
f. spesifikasi teknis;
g. gambar-gambar; dan
h. dokumen lainnya seperti: Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa, Jadwal
Pelaksanaan Pekerjaan, jaminan-jaminan, Berita Acara Rapat Persiapan
Pelaksanaan Kontrak.

Pemeliharaan Hasil Pekerjaan


- Penyedia wajib memelihara hasil pekerjaan selama Masa Pemeliharaan sehingga
kondisi tetap seperti pada saat penyerahan pertama pekerjaan.
- Lamanya Masa Pemeliharaan ditetapkan dalam SPK;
- Setelah Masa Pemeliharaan berakhir, Penyedia mengajukan permintaan secara tertulis
kepada Pengguna Jasa untuk penyerahan akhir pekerjaan;
- Apabila dalam pemeriksaan hasil pekerjaan, Penyedia telah melaksanakan semua
kewajibannya selama Masa Pemeliharaan dengan baik dan telah sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam SPK maka Pengguna Jasa dan Penyedia
menandatangani Berita Acara Serah Terima Akhir Pekerjaan
- Apabila Penyedia tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan sebagaimana
mestinya, maka SPK dapat diputuskan sepihak oleh Pengguna Jasa dan Penyedia
dikenakan sanksi sesuai ketentuan peraturan perundangan.

H. KELUARAN ( OUTPUT )
Keluaran atau output dari Pekerjaan Pembangunan Urusan Penyelenggaraan PSU
Permukiman ini adalah agar memperlancar dan mempermudah arus transportasi barang/jasa
ataupun aliran air (drainase) sebagai pendukung dalam meningkatkan efektifitas dan
efisiensi pembangunan perumahan dan kawasan pemukiman sehingga meningkatnya
fungsi hunian.

I. GAMBAR – GAMBAR
Gambar-gambar untuk pelaksanaan pekerjaan secara terinci, lengkap dan jelas, antara lain :
1. Peta Lokasi.
2. Site Plan
3. Lay out.
4. Potongan memanjang.
5. Potongan melintang.
6. Detail-detail konstruksi

J. PETA LOKASI PEKERJAAN (GOOGLE MAPS)


Peta Lokasi Pembangunan/Peningkatan Drainase Lingkungan
K. PENUTUP
Meskipun dalam Spesifikasi Teknis ini, uraian pekerjaan dan bahan- bahan tidak
dinyatakan kata demi kata yang dibuat dan dilaksanakan/ disediakan kontraktor.
pekerjaan dianggap tercantum/dibuat dalam Rencana Kerja dan Spesifikasi Teknis ini,
dan bukan sebagai pekerjaan tambahan.

Pekanbaru, 2023

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


BIDANG PERUMAHAN DAN KAWASAN
PERMUKIMAN

KHAIRUL RIZAL,ST,M.Si
NIP. 19780424 200801 1 013

Anda mungkin juga menyukai