Anda di halaman 1dari 16

PEMERINTAH KABUPATEN KONAWE UTARA

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


ALAMAT : KOMPLEKS PERKANTORAN WANGGUDU NO. TELEPON... .. KODE POS 93533

KERANGKA ACUAN KERJA


( KAK )
PEKERJAAN KONSTRUKSI

PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI

LOKASI PEKERJAAN :

Desa Landawe
Kecamatan Oheo
Kabupaten Konawe Utara

SUMBER PENDANAAN :
Dana Alokasi Khusus ( DAK )
Tahun Anggaran 2022
KERANGKA ACUAN KERJA
(KAK)
PEKERJAAN KONSTRUKSI

PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI

1. LATAR BELAKANG

Dalam rangka meningkatkan produksi pertanian tanaman pangan, terutama padi dan palawija dengan
pola swasembada, serta penunjang program pemerintah saat ini yaitu program ketahanan pangan, maka Pemerintah
Indonesia berupaya terus sejak Pelita I hingga sekarang melakukan pembangunan berbagai prasarana pengairan,
baik berupa sistim irigasi teknis maupun semi-teknis. Tentunya pembangunan prasarana tersebut harus melalui sistem
perencanaan yang matang, pelaksanaan yang baik serta perbaikan/rehabilitasi yang rusak-rusak guna untuk
mendapatkan hasil yang tepat, efisien dan efektif.
Mengingat kondisi jaringan saat ini banyak mengalami penurunan fungsi jaringan, maka diperlukan
rehabilitasi sekaligus peningkatan prasarana dan sarana jaringan irigasi agar lahan produksi pertanian dapat
meningkat dan pendapatan masyarakat akan lebih baik.
Untuk itu maka Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Bidang Sumber Daya Air akan melaksanakan
pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi untuk mengoptimalkan irigasi yang ada, baik sarana dan prasarana
irigasi terutama pada Daerah Irigasi Landawe.

2. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud pekerjaaan ini adalah melaksanakan pekerjaan konstruksi Rehabilitasi Bangunan Irigasi agar dapat
meningkatkan pelayanan jaringan irigasi di Daerah Irigasi tersebut. Adapun tujuan dari pekerjaan ini adalah
untuk mengoptimalisasi jaringan irigasi yang ada.
3. TARGET / SASARAN

Target atau Sasaran ingin yang dicapai dari pekerjaan ini adalah :
3.1. Tercapainya peningkatan Rehabilitasi dan Peningkatan Jaringan Irigasi
3.2. Tercapainya sarana dan prasarana irigasi khususnya dibidang pertanian.
3.3. Tercapainya layanan Jaringan Irigasi yang optimal guna tersedianya air untuk pertanian
pada sistem irigasi yang sudah ada.

4. NAMA ORGANISASI PENGADAAN KONSTRUKSI

Nama organisasi yang menyelanggarakan / melaksanakan pekerjaan pengadaan konstruksi


a. SKPD : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Konawe Utara
b. Bidang : Sumber Daya Air
c. Alamat : Kompleks Perkantoran Pemerintah Kabupaten Konawe Utara
Kelurahan Wanggudu Kec. Asera Kabupaten Konawe Utara

5. SUMBER DANA DAN PERKIRAAN BIAYA

Sumber dana untuk pelaksanaan kegiatan ini bersumber dari Dana Alokasi Khusus Tahun Anggaran 2022
dengan total perkiraan biaya sebagai berikut :
a. Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Larobende, dengan perkiraan biaya yang dibutuhkan sebesar
Rp. 920.000.000,00

6. RUANG LINGKUP, LOKASI PEKERJAAN, FASILITAS PENUNJANG

Ruang Lingkup Kegiatan meliputi :


- Pekerjaan Persiapan
- Mobilisasi
- Pekerjaan Dewatering
- Pekerjaan Tanah
- Pekerjaan Pasangan

- Pekerjaan Lain - lain


Lokasi pekerjaan meliputi :
- D.I Larobende di Desa Landawe Kecamatan Oheo Kab. Konawe Utara

7. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Keseluruhan jadwal waktu pelaksanaan Pekerjaan Rehabilitasi Jaringan Irigasi adalah 120 Hari
Kalender terhitung sejak dikeluarkan Surat Perintah Mulai Pekerjaan.

8. KLASIFIKASI BIDANG USAHA

Klasifikasi Bidang Usaha meliputi Bangunan Sipil Subkualifikasi Jasa Pelaksana Konstruksi Saluran Air,
Pelabuhan, Dam dan Prasarana Sumber Daya Air lainnya.

9. TENAGA AHLI

Tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pengadaan pekerjaan konstruksi


a. Site Engineer (SE)
Jumlah : 1 orang
Pendidikan : Minimal S1 Teknik Pengairan
Sertifikat : SKA Sumber Daya Air/Ahli Teknik Irigasi.
Pengalaman : Minimal 5 (Lima) tahun
b. Pelaksana Lapangan
Jumlah : 1 orang
Pendidikan : Minimal S1 Teknik Sipil

Sertifikat : SKT, Pelaksana Saluran Irigasi / bangunan air.

Pengalaman : Minimal 3 (Tiga) tahun


c. Administrasi
Jumlah : 1 orang
Pendidikan : Minimal SMA / SMK

Sertifikat : Ijazah

Pengalaman : Minimal 3 (Tiga) tahun


9. PERSYARATAN PERALATAN YANG DIBUTUHKAN

Peralatan yang diperlukan :


- Alat Ukur
- Theodolit
- Waterpas
- Pompa air
- Stamper
- Molen
- Dump Truck
- Excavator
- Buldozer
- Jack hammer

11. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN KONSTRUKSI

Spesifikasi teknis pekerjaan konstruksi, meliputi :

11.1. Ketentuan penggunaan bahan / material yang diperlukan :

a. Semen
Mutu semen yang dipergunakan harus setara dengan Semen Portland Type 1 atau type lain
yang disetujui Direksi. Semen harus produksi dalam negeri dan sesuai dengan SKSNI T15-
1991-03 atau standar lain yang setara atau lebih tinggi.
Kontraktor harus membangunfasilitas yang akan melindungi Semen dari kondisi basah, lembab dan
pengaruh matahari yang bias mengurangi mutu dari semen yang akan dipergunakan.
Semen harus diletakkan minimum 30 cm di atas lantai dan penataannya tidak boleh melebihi 15 zak
semen pada arah vertical yang dapat mengakibatkan pengerasan semen. Penyimpanan semen di
lapangan tidak boleh lebih dari 90 hari, kecuali melalui pengujian terlebih dahulu. Pemakaian semen
diatur sesuai urutan waktu kedatangan, masuk pertama keluar pertama. Semen yang telah mengeras
tidak boleh dipergunakan.
b. Batu
Batu yang dipakai pada pekerjaan yang ditunjukkan dalam Gambar seperti pasangan batu
atau lapisan lindung batu, haruslah batu yang bersih dan keras, tahan lama dan sejenis menurut
persetujuan Direksi dan bersih dari campuran besi, noda-noda, lubang-lubang, pasir, cacat atau tidak
sempurna lainnya. Batu tersebut harus diambil dari sumber yang disetujui PPTK.
batu terdiri dari batu sungai dan atau batu gunung dan setiap batu harus mem-punyai berat
antara 6 kg sampai 25 kg, akan tetapi batu yang lebih kecil dapat dipakai atas persetujuan
Direksi. Ukuran maksimum harus memperhatikan tebal dinding, tetapi harus memperhatikan
batasan berat seperti tercantum diatas. Sebagai contoh : sebuah batu berukuran 0.20 x 0.20 x
0.25 m3 akan mempunyai berat kira-kira 25 kg.
c. Pasir
Pasir haruslah mempunyai gradasi yang baik dan kekasaran yang memungkinkan untuk
menghasilkan adukan yang baik.
d. Kerikil
Kerikil isian harus terdiri dari batu pecah atau kerikil, berukuran dari 5 mm, bergradasi baik
sampai debu dan tidak mengandung bahan tanah lempung. Bahan ini disebar diatas lapis
makadam, disiram air dan digilas sampai padat.
e. Besi Beton
Untuk Besi Beton Menggunakan Besi Sesuai dengan Petunjuk Direksi atau yang telah memiliki
Standar Nasional Indonesia (SNI) dan untuk ukuran mengikuti gambar kerja

11.2. Metode kerja / prosedur pelaksanaan pekerjaan

a). Pekerjaan Galian tanah


Pekerjaan Galian Tanah Dibedakan Menjadi 2 (Dua) Kelompok
Pembayaran Sebagi Berikut :
Galian Tanah Biasa
Galian Tanah Lumpur
Hal yang membedakan jenis galian tersebut diatas adalah tingkat kekerasan material yang harus digali
yang berimplikasi terhadap jenis peralatan yang dipakai dan produktifitas peralatan terhadap
volume galian
Pekerjaan galian tanah adalah pekerjaan galian untuk konstruksi saluran maupun bangunan sadap atau
pelengkap yang dilaksanakan dengan menggunakan tenaga manusia atau menggunakan alat berat,
Penggalian dilaksanakan hingga kedalaman dan lebar sebagaimana elevasi dan ukuran
dimensi seperti terlihat pada gambar rencana. Hasil galian jika memenuhi syarat akan digunakan
sebagai bahan timbunan tanah atau urugan tanah kembali.
b). Pekerjaan Timbunan Tanah Kembali (m)
Pekerjaan timbunan tanah kembali adalah pekerjaan timbunan yang menggunakan tanah hasil galian
tanah biasa yang memenuhi syarat, yang pelaksanaannya dikerjakan lapis demi lapis
dihampar, diratakan dengan tenga manusia menggunakan pacul atau skop setebal 0,20m, serta harus
memenuhi standar proctor yang disyaratkan dan dibentuk sesuai ukuran dimensi dan elevasi seperti
terlihat pada gambar rencana.
c). Pasangan Batu 1 : 4
Pekerjaan Pasangan Batu dilaksanakan untuk konstruksi suatu bangunan atau saluran yang terdiri dari
pondasi/koperan, talud/dinding dan lantai yang pengerjaannya diawali dari pemasangan pada bagian
pondasi/koperan, dilanjutkan bagian talud/dinding kemudian lantai dari suatu konstruksi
bangunan atau saluran.
Pemasangan dilakukan dengan cara pasir dan semen diaduk dengan menggunakan beton mollen diberi
air secukupnya, kemudian batu disusun sedemikian rupa dengan terlebih dahulu diberi alas mortar
setebal 3 cm selanjutnya rongga antara batu yang disusun, satu dengan lainnya harus diisi dengan
mortar sebagai pengikat dengan adukan mortal 1 pc : 4 ps.
d). Siaran
Adukan untuk siaran harus campuran 1 PC : 2 Psr, kecuali ditentukan lain oleh Direksi. Sebelum
pekerjaan siaran dimulai semua bidang sambungan diantara batu muka harus dikorek
sebelum adukan mengeras (atau dibetel untuk pasangan lama). Pekerjaan siar dapat dibagi atas :
- Siar tenggelam (masuk kedalam + 1 cm dari permukaan batu).
- Siar rata (rata dengan permukaan batu).
- Siar timbul (timbul 1 cm, lebar tidak kurang 2 cm) Kecuali ditentukan lain semua
pekerjaan siar harus siar rata.
e). Plesteran
Apabila dipermukaan dinding dan lantai dari pasangan batu kali yang ada maupun yang baru harus
diplester dengan adukan 1 PC : 3 Psr. Pekerjaan plasteran dikerjakan secara 2 lapis sampai ketebalan 2
cm. Apabila tidak diperintahkan lain pasangan harus diplester pada bagian atas dari dinding, ujung-
ujung saluran pasangan, dan untuk 0.10 m dibawah tepi atas atau sesuai dengan yang tertera pada
Gambar.
Pertemuan pasangan (Plesteran sudut) selebar 8 - 10 cm untuk bangunan kecil dan 15 cm untuk
bangunan yang besar sedang pada samping rangka pintu sorong, diplester tegak selebar 10 cm.
Plesteran juga dilakukan pada alur skot balk.
Sebelum pekerjaan plesteran dilakukan maka bidang dasar harus dibuat kasar dan bersih.
Pekerjaan plesteran harus rata, lurus dan halus.Setelah pekerjaan plesteran cukup kering, kemudian harus
dipelihara dengan siraman air secara rutin.
f). Beton K 175
Material beton harus dicampur secara menyeluruh dalam mixer hingga semua agregat tercampur
dengan sempurna. Contoh beton (sample) yang diambil di awal dan akhir penuangan harus sesuai
dengan ketentuan sebagai berikut :
Pemeriksaan dari kedua contoh tidak boleh berbeda lebih dari 25 mm
Kandungan udara dari kedua contoh tidak boleh berbeda lebih dari 1.
Berat jenis dari kandungan udara adukan dari kedua contoh tidak boleh berbeda lebih dari
1.0 % dari berat rata - rata dua contoh
Berat jenis dari agregat kasar dari kedua contoh, setiap 50 liter dalam volume, tidak boleh
berbeda lebih dari 8 % dari berat rata - rata dua contoh.
Alat campur beton manual (molen) tidak boleh dipergunakan kecuali untuk struktur
sementara dan harus sepengetahuan dan disetujui Direksi. Kecuali ditentukan lain oleh
Direksi, pencampuran harus terus menerus dalam waktu seperti ketentuan di bawah ini.
Kapasitas Mixer (meter kubik) Waktu Campuran

(menit)
2 s/d 3 2

1,5 s/d 2

Semua tahapan pengecoran harus melalui Persetujuan Direksi, persetujuan direksi


terhadap campuran yang diusulkan tidak akan diberikan sebelum kontraktor mengadakan
percobaan campuran (trial mix) dengan pengujiannya untuk tiap kelas beton dan telah
menyerahkan keterangan llengkap hasil percobaannya tentang mutu pekerjaan (factor
kepadatan dan slump), kekuatan dan berat jenis kepada Direksi untuk persetujuannya.
Kontraktor tidak boleh memulai pekerjaan pembetonan sebelum usul campuran tersebut disetujui.
Kontraktor harus membuat campuran percobaan untuk setiap kelas beton dengan memakai alat
alat yang sama yang akan dipakai di lapangan.
Campuran percobaan akan diijinkan, apabila kekuatan tekan dari Uji Silinder yang diambil dari tiap kelas
beton memenuhi syarat - syarat spesifikasi untuk masing - masing kelas beton. Silinder harus dibuat
dalam cetakan dengan diameter Ø 15 cm, tinggi 30 cm seperti disyaratkan dalam SKSNI T-
15-1991-03 atau standar lain yang setara atau lebih tinggi.

Paling tidak 60 hari sebelum pelaksanaan pekerjaan beton permanen, kontaktor harus
melaksanakan uji campuran untuk setiap masing - masing kelas beton yang disyaratkan
dibawah pengawasan dari Direksi, penyiapan penggunaan agregat, campuran dan alat
pencampur beton untuk pelaksanaan pekerjaan. Uji beton akan dilaksanakan secara menerus
sampai beton memenuhi spesifikasi teknik.
Tidak ada pembayaran secara terpisah untuk contoh material yang akan dilaksanakan tes.
Bagaimanapun biaya untuk operasi dan perawatan dari laboratorium lapangan dan untuk semua tes beton
dan material beton sudah termasuk dalam harga lumpsum
g). Bekesting

Acuan Bekisting dipergunakan untuk permukaan beton yang tampak dari luar.
Permukaan beton yang dihasilkan harus cukup halus. Acuan dapat dibuat dari bahan
multipleks 12 milimeter, diperkuat dengan rangka balok-balok kayu 5/7 sesuai dengan kebutuhan.
Acuan tegak diikat dengan besi tarik (plastic cone) secukupnya sehingga mampu menahan beban
horizontal dari adonan beton.
Acuan harus dibuat tetap kaku selama pengecoran dan proses pengerasan beton, untuk
memperoleh bentuk permukaan sesuai Gambar. Kontraktor harus menyerahkan rencana dan
penjelasan tentang acuan dan harus membuat contoh-contoh acuan untuk mendapat pengesahan
Direksi.
Acuan harus dipasang dengan sempurna, sesuai dengan bentuk- bentuk dan ukuran yang benar
seperti ditunjukkan dalam Gambar. Cara pendukungan yang akan menghasilkan lubang-
lubang atau tali-tali kawat yang membentang pada seluruh lebar dari permukaan beton tidak
dibenarkan. Acuan dibuat pada permukaan beton dengan kemiringan lebih curam dari
1 : 3.
Acuan untuk permukaan beton harus sedemikian rupa untuk mencegah hilangnya bahan- bahan dari
beton dan bisa menghasilkan permukaan beton yang padat. Jika dibutuhkan oleh Direksi
acuan untuk permukaan beton yang kelihatan harus sedemikian rupa sehingga menghasilkan
permukaan yang halus tanpa adanya garis atau kelihatan terputus.
Tiap kali sebelum pembetonan dimulai, acuan harus diperiksa dengan teliti dan
dibersihkan. Pembetonan hanya boleh dimulai apabila Direksi sudah memeriksa dan memberi
persetujuan terhadap acuan yang telah dipasang.
Untuk pembetonan di cuaca panas atau kering, Kontraktor harus membuat rencana acuan yang
mudah dibuka sehingga permukaan- permukaan beton dapat terlihat untuk dimulai perawatan
sesegera mungkin.
h). Pembesian
Sebelum pembesian beton di lokasi pengecoran, semua permukaan dari areal kerja dan
pondasi dimana beton akan dituang harus bersih dari minyak, lumpur, bahan
organik, serpihan kayu, bahan lain yang tidak diijinkan, puing, serpihan batu atau material yang
mudah hancur lainnya dengan menggunakan air bertekanan atau cara lain yang lebih efektif
yang di setujui oleh Direksi.
Seluruh permukaan dari acuan dan material yang menempel dan telah menjadi kerak
seperti adukan kering dari penuangan beton sebelumnya harus dibersihkan seperti semua adukan
disekitar atau berbatasan dengan beton yang akan dituang.
Permukaan pondasi batuan harus dalam kondisi lembab seluruhnya sebelum
penuangan beton dan apabila terdapat genangan air harus dikeringkan. Permukaan pondasi dari
tanah atau pasir dan kerikil dimana beton akan dituang harus bersih dari aliran air, serpihan kayu
atau bahan lain yang tidak diijinkan seperti dijelaskan diatas. Untuk pondasi tanah atau
pasir dan kerikil, pondasi harus dalam kondisi lembab sebelum penulangan beton.
i). Bongkaran Pasangan Batu
Pelaksanaan bongkaran harus dilakukan seteliti mungkin dengan memperhatikan kondisi dan
bagian yang mempunyai keterkaitan dengan bagian yang dibongkar.
Harus dijaga faktor kebisingan atau gangguan lainnya, sehingga tidak mengganggu situasi kerja
rutin pada bangunan yang bersangkutan. Pembongkaran harus menjamin keamanan dan
keselamatan, baik untuk pekerja, pengguna bangunan, peralatan maupun bangunan sendiri.
Pemborong bertanggung jawab atas kerusakan pada bagin-bagian lain yang nyata-nyata
diakibatkan oleh adanya pekerjaan pembongkaran. Bekas bongkaran yang tidak akan digunakan
lagi harus secepatnya disingkirkan dan dibersihkan dari lapangan, sehingga tidak menggaggu lalu
lintas pandangan.
Pemborong bertanggung jawab atas keamanan barang-barang bongkaran yang akan
digunakan lagi
11.3. Ketentuan Gambar Kerja

Kontraktor harus menggunakan Gambar Kontrak/Desain sebagai dasar untuk memper-siapkan


Gambar Pelaksanaan/Kerja. Gambar Pelaksanaan disiapkan dalam ukuran A3 dengan memperlihatkan
detail bangunan, potongan-potongan bangunan secara lengkap, termasuk tata-letak pembesian,
rencana pembengkokan, daftar pembesian, tipe beton yang digunakan dan ukuran-ukuran bagian-
bagian bangunan secara tepat. Gambar Pelaksanaan yang telah disetujui dan disahkan oleh PPK harus
diserahkan kepada PPK sebanyak 5 (Lima) set dan Konsultan 1 (satu) set.Pelaksanaan pekerjaan harus
sesuai dengan Gambar Pelaksanaan yang telah disetujui dan disahkan oleh PPK. Setiap perubahan dari
Gambar Pelaksanaan terlebih dahulu harus dimintakan persetujuan kembali kepada PPK. Resiko yang
timbul akibat pekerjaan yang dilaksanakan tanpa persetujuan PPK, sepenuhnya menjadi tanggungjawab
Kontraktor

11.4. Ketentuan pembuatan laporan dan dokumentasi


a) Laporan
Kontraktor harus menyiapkan Program Kegiatan sesuai dengan Jadual Pelaksanaan (Master
Schedules) yang telah disetujui KPA. Program tersebut harus dibuat dalam dua bentuk yaitu Barchart dan
Network planning yang dilengkapi dengan bagan yang mem-perlihatkan “kegiatan- kegiatan kritis“, serta
jadual pelaksanaan dari masing-masing kegiatan :
- Waktu yang diperlukan untuk tiap-tiap kegiatan,
- Tanggal kegiatan paling awal,
- Tanggal kegiatan paling lambat,
- Kelonggaran waktu,
- Jumlah tenaga kerja, peralatan dan bahan yang diperlukan
Program kegiatan harus dirancang sesuai dengan waktu efektif dalam periode Kontrak dengan
mempertimbangkan kondisi cuaca, waktu yang diperlukan untuk persiapan, persetujuan gambar-
gambar, kendala-kendala yang mungkin dijumpai di lapangan, adanya hari libur umum maupum
keagamaan.
b) Laporan Kemajuan Pekerjaan Bulanan

Paling lambat tanggal 10 (sepuluh) tiap bulan atau pada suatu waktu yang ditentukan Direksi,
Kontraktor harus menyerahkan 5 (lima) buah Laporan Kemajuan Bulanan yang menggambarkan secara
detail kemajuan pekerjaan selama bulan-bulan sebelumnya. Laporan ini merupakan rekap dari Laporan
Mingguan.
Laporan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut:
- Prosentase kemajuan pekerjaan sesuai dengan hasil Pemeriksaan bersama (opname).
- Program Kerja dan Rencana kegiatan dalam waktu 2 (dua) bulan ke depan
disertai rencana tanggal permulaan dan penyelesaiannya.

- Daftar personil dan jumlah tenaga kerja.


- Volume bahan yang terpakai dan sisa bahan (stock) yang ada di lapangan.
- Progress per item pekerjaan untuk tiap-tiap bangunan atau bagian- bagian konstruksi,
antara lain :
1. Volume Pekerjaan Persiapan
2. Volume Mobilisasi
3. Volume Pekerjaan Dewatering
4. Volume Pekerjaan Tanah
5. Volume Pekerjaan Pasangan
6. Volume Pekerjaan Lain - lain
7. Daftar bangunan yang sedang dan telah selesai dikerjakan
- Progress pembayaran dan rencana tagihan pembayaran bulan berikutnya.
- Hasil pengujian lapangan dan laboratorium
- Permasalahan yang dijumpai di lapangan dan Risalah rapat-rapat pelaksanaan.

c) Laporan Harian dan Mingguan

Progress pekerjaan per hari harus dilaporkan, diperiksa dan disetujui oleh PPK. Laporan harian
mencakup progress volume tiap-tiap item pekerjaan untuk tiap-tiap bagunan disertai catatan volume bahan
yang terpakai, peralatan yang digunakan dan jumlah tenaga kerjanya. Laporan harian dibuat
dalam 5 (Lima) rangkap dan diserahkan kepada PPK pada hari itu juga dalam 2 (dua) rangkap.
Laporan harian ini kemudian direkap menjadi Laporan Mingguan yang diserahkan kepada pengawas pada
saat Rapat Mingguan.
d) Laporan Pengujian Laboratorium

Untuk laporan pengujian ini meliputi :


- Laporan Uji Rencana Campuran (Trial Mix Design)
- Laporan Uji Slump Test

e) Dokumentasi

Semua kegiatan dilapangan harus didokumentasikan dengan lengkap dan dibuatkan Album Foto
berikut keterangan berupa tanggal pengambilan foto, lokasi dan penjelasan foto. Untuk setiap lokasi
pekerjaan minimal dibuat 3 seri foto pada kondisi sebelum pelaksanaan (0%), pada saat
pelaksanaan (50%) dan setelah selesai dilaksanakan (100%). Titik sudut pengambilan foto untuk
tahap-tahap kegiatan diusahakan dari posisi yang sama. Oleh karena itu, sebelum pengambilan foto perlu
dibuat rencana/denah yang menunjukan lokasi, posisi dari kamera juga arah bidikan yang
kemudian diserahkan kepada Direksi untuk disetujui.
Tiap foto berukuran 3R dan diberi catatan sebagai berikut:
Nama dan lokasi Bangunan
Tanggal pengambilan
Tahap pelaksanaan
Berita Acara Pembayaran dan Laporan Bulanan harus dilampiri dengan beberapa foto-foto
pelaksanaan pada periode tersebut. Pada akhir pelaksanaan Kontrak, Kontraktor harus menyerahkan
Album foto pelaksanaan pekerjaan kepada Direksi untuk tiap-tiap bagunan atau bagian konstruksi pada
kondisi awal (0 %), 50 % dan selesai 100 % dalam satu halaman.

Penyerahan dilakukan sebanyak 6 (enam) ganda bersama 1 (satu) set album negatifnya. Tiap
album diberi daftar yang berisi keterangan atau tanda untuk memudahkan mengidentifikasi negatif dan
cetakannya.

11.5. Ketentuan mengenai penerapan / manajemen K3 konstruksi


Fasilitas Kesehatan
Sebelum Pelaksanaan Pekerjaan dimulai Kontraktor harus menyediadan fasilitas kesehatan untuk
kepentingan karyawan dan tenaga kerja di lapangan. Kontraktor harus mengusahakan lapangan kerja
dalam keadaan bersih dan sehat.
Asuransi
Semua peralatan dan terutama tenaga kerja yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan ini agar
diasuransikan.

12. HARGA PERKIRAAN SENDIRI


Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Landawe, Harga perkiraan sendiri sebesar Rp. 920.000.000,00

13. BILL OF QUANTITY


Daftar Kuantitas Dan Harga (Bill Of Quantity) Terlampir;

14. Gambar DED (Detail Engenering Desain)


Gambar Detail Engenering Desain Terlampir;

15. KELUARAN / OUTPUT


Keluaran/ produk yang dihasilkan dari pelaksanaan pengadaan pekerjaan konstruksi
Pekerjaan Konstruksi saluran Irigasi
Gambar pelaksanaan
Dokumentasi Pekerjaan
Laporan Kemajuan Pekerjaan

Wanggudu, Maret 2022


Dibuat Oleh

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)

Ir. ISMET ABDUHAYAT, ST


NIP. 198005202009031003

Anda mungkin juga menyukai