Anda di halaman 1dari 17

SPESIFIKASI TEKNIS

A. DATA PENGADAAN
1. Nama Paket Pekerjaan : Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Sawangan Karegesan
2. Lokasi Pekerjaan : Kecamatan Kauditan
3. Tahun Anggaran : 2022
4. Nama PPK : Pejabat Pembuat Komitmen Bidang Sumber Daya Air
5. Uraian Singkat Pekerjaan : Rehabilitasi Jaringan Irigasi
6. Jangka Waktu Pelaksanaan : 150 (seratus lima puluh) hari kalender
7. Jenis Kontrak : Gabungan Lumsum dan Harga Satuan
8. Pagu : Rp. 520.220.210,-
9. Daftar Personil Inti : 1. Tenaga Teknis / Tenaga Terampil,
Min. memiliki sertifikat ketrampilan kerja yang berkaitan
dengan pelaksana saluran irigasi (TS 031) dengan
Pengalaman Minimal 2 Tahun.
2. Tenaga Petugas K3 Konstruksi,
10. Daftar Peralatan Utama Minimal : 1. Dump truck, kapasitas min. 4 M3, min. 1 buah.
2. Alat Theodolit, Min. 1 buah.
3. Alat Pompa Air Irigasi, Tenaga Mesin 5,5 HP, Min 1 buah.
11. Masa Laku Jaminan Pelaksanaan : 228 (dua ratus dua puluh delapan) hari kalender
12. Persyaratan Kualifikasi : 1. Memiliki TDP/NIB
2. Memiliki Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi Klasifikasi
Bangunan Sipil atau Klasifikasi Konstruksi Jaringan Irigasi
(42211)
3. Sertifikat Badan Usaha (SBU) Klasifikasi Bangunan
Sipil Sub- Klasifikasi Jasa Pelaksana Konstruksi Saluran Air,
Pelabuhan, Dam, dan Prasarana Sumber Daya Air (SI00I)
4. Pengalaman pada bidang yang sama dalam kurun waktu 4
tahun terakhir, kecuali penyedia yang baru berdiri kurang
dari 3 tahun
5. Memiliki status valid keterangan wajib pajak berdasarkan
hasil konfirmasi status wajib pajak

B. BAHAN-BAHAN
Apabila dibutuhkan pada pekerjaan ini, spesifikasi bahan-bahannya adalah sebagai berikut :
1. Batu Kali / Batu Belah
- Batu harus berasal dari batuan yang baik (granit, andesit, basalt) dan tidak mengandung retakan.
- Bidang permukaan batu harus bersih dari lumpur atau kotoran-kotoran
- Batu untuk pasangan batu harus lebih besar dari 100 mm dan kurang dari 300 mm.
- Material ini harus diperiksakan kepada Direksi Teknis dan harus mendapat persetujuan sebelum
digunakan.
2. Pasir
- Pasir terdiri dari butiran tajam dan keras, tidak mudah pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.
- Kandungan lumpur sangat kecil dan tidak tercampur rumput-rumput, daun-daunan, ranting-
ranting dan lain-lain.
- Pasir yang digunakan tidak mengandung garam mineral atau zat-zat organik lainnya.
- Untuk pekerjaan plesteran dan siaran, pasir tidak banyak mengandung butiran kasar (diayak).
- Material ini harus diperiksakan kepada Direksi Teknis dan harus mendapat persetujuan sebelum
digunakan.
3. Semen Portland
- Semen yang digunakan adalah semen yang masih ada dalam kantong plastik asli dari pabrik,
dalam keadaan utuh dan tidak membatu.
- Semen yang kantongnya terbuka atau pecah tidak dapat diterima.
- Penyimpanan semen harus dalam gudang yang terlindung dari pengaruh cuaca.
- Material ini harus diperiksakan kepada Direksi Teknis dan harus mendapat persetujuan sebelum
digunakan.
4. Air
- Air untuk pekerjaan adalah air tawar, bebas dari garam, mineral dan lain-lain yang dapat
merusak / menurunkan kualitas pasangan.
- Penyedia jasa wajib mengusahakan sendiri air untuk pekerjaan dengan cara mendatangkan atau
mengambil dari sumber air yang memenuhi syarat untuk dipakai pada pekerjaan ini.
- Air harus diambil dari sumber yang sudah mendapat persetujuan dari Direksi Teknis.

Pekerjaan Mengangkut Material :


- Pekerjaan Mengangkut Material dapat menggunakan Analisa Harga Satuan Pekerjaan Permen
PUPR No. 01 tahun 2022 (Angkutan material dan/atau hasil galian).
- Yang dimaksud pekerjaan mengangkut material adalah angkutan lokal di lokasi yang sudah tidak
bisa di angkut dengan kendaraan roda empat dan untuk progres kemajuan pekerjaan hanya
dihitung material yang terpasang.

C. PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan sesuai ukuran / dimensi yang tertera dalam gambar
dan/atau sesuai dengan kuantitas yang tertera dalam kontrakdan/atau sesuai dengan arahan
Direksi Teknis.
2. Semua bahan dan mutu pekerjaan harus mempergunakan dan sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dari Standar Nasional Indonesia dari edisi / revisi terakhir atau standar internasional
yang secara substansial setara atau lebih tinggi dari standar nasional yang disyaratkan.
3. Semua bahan dan mutu pekerjaan yang tidak sepenuhnya diperinci di sini atau dicakup oleh
Standar Nasional Indonesia, haruslah bahan dan mutu pekerjaan kelas utama.
4. Biaya untuk pekerjaan persiapan dan pekerjaan lain-lain sudah termasuk dalam biaya umum.
5. Apabila ada perbedaan substansi antara Daftar Kuantitas dan Harga, Gambar, dan spesifikasi
teknis, maka yang mengikat/digunakan adalah sesuai urutan : Daftar Kuantitas dan Harga,
Gambar, spesifikasi teknis.
a. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan adalah semua kegiatan yang perlu dilaksanakan selama berlangsungnya kontrak. Kerusakan
yang terjadi akibat pelaksanaan pekerjaan dari penyedia jasa yang merusak / merugikan masyarakat atau
pemerintah harus diperbaiki atau diganti dengan biaya penyedia jasa. Item pekerjaan yang termasuk dalam
pekerjaan persiapan ini secara detail berikut ini :
1. Mobilisasi dan Demobilisasi
Yang dimaksud dengan mobilisasi dan demobilisasi adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan
transportasi tenaga kerja, material dan peralatan yang akan digunakan dalam melaksanakan paket
pekerjaan.
2. Papan Tanda Proyek
Penyedia jasa harus membuat, memasang dan memelihara papan tanda pengenal proyek yang dipasang di
lokasi proyek.
3. Pembuatan jalan sementara dan pemeliharaan jalan desa.
Untuk memperlancar kegiatan pelaksanaan konstruksi maka perlu dibuat jalan yang sifatnya sementara
selama pelaksanaan proyek. Penyedia Jasa harus sudah bisa membuat rencana jalan sementara sesuai
dengan kondisi lapangan. Di samping itu, jalan-jalan yang sudah ada baik berupa jalan desa yang akan
dipergunakan oleh penyedia jasa selama pelaksanaan kontrak, terlebih dahulu harus mendapat izin
penggunaan dari aparat / pemilik jalan tersebut.
4. Pekerjaan survey dan pengukuran
Sebelum melakukan pekerjaan pengukuran, maka pihak penyedia jasa diminta untuk mengajukan
permintaan kepada Direksi Teknis untuk pekerjaan pengukuran ini dengan menggunakan Alat theodolit.
Penarikan / penentuan titik-titik elevasi dilakukan dari patok elevasi yang telah disetujui / ditentukan oleh
Direksi Lapangan / Direksi Teknis. Jika tidak ada patok elevasi yang dapat dipakai, digunakan elevasi lokal
yang dipindahkan ke Patok Bantu Elevasi (PBE), dengan persetujuan Direksi Teknis. Semua Alat ukur
topografi yang digunakan harus dikalibrasi dan disetujui oleh Direksi Teknis. Semua pemasangan Patok
Bantu Elevasi (PBE) harus diikatkan pada titik atau diletakkan pada bangunan yang sifatnya tetap / tidak
berubah.

- PEKERJAAN BANGUNAN SADAP

a Pekerjaan Pembersihan dan Galian Tanah


1. Lingkup dari pekerjaan tanah meliputi semua pekerjaan yang berkaitan adalah sebagai berikut :
- Pembersihan
- Penggalian
- Pekerjaan lain yang mungkin diarahkan oleh Direksi Teknis.
2. Semua daerah di sekitar jalur pekerjaan ini harus dibersihkan seperti ditentukan Direksi Teknis dan hasil
pembersihan harus dibuang, kecuali ditentukan lain oleh Direksi Teknis.
3. Apabila ada genangan Air dilokasi pekerjaan, maka dilakukan pengeringan genangan air dengan
menggunakan pompa air irigasi seperti ditentukan Direksi Teknis.
4. Semua pekerjaan tanah dari beberapa bagian harus dilaksanakan menurut ukuran ketinggian yang
ditunjukkan dalam gambar, atau menurut ukuran dan ketinggian lain yang mungkin akan diperintahkan
oleh Direksi Teknis. Ukuran yang berdasarkan atau berhubungan dengan ketinggian tanah, atau jarak
terusan harus ditunjukkan kepada Direksi Teknis lebih dahulu, sebelum memulai pekerjaan tanah pada
setiap tempat. Yang dimaksud dengan "ketinggian tanah" adalah tinggi permukaan tanah sesudah
pembersihan lapangan sebelum pekerjaan tanah dimulai.
5. Jenis-jenis pekerjaan tanah :
A. Penggalian
- Penggalian dimaksud adalah galian tanah untuk pasangan batu atau galian untuk saluran dan lain
sebagainya. Setelah jalur galian dibersihkan, penyedia jasa wajib memasang patok-patok sebagai
dasar pekerjaan galian sesuai dengan rencana gambar atau petunjuk dari direksi teknis. Pemasangan
patok ini harus mendapat persetujuan dari Direksi Teknis.
- Pekerjaan galian ini harus memenuhi ketentuan dimensi yang meliputi elevasi dasar galian,
kemiringan rencana, kemiringan talud dan lebar dasar. Pekerjaan galian tanah harus memenuhi luas
galian minimum menurut ketentuan pada gambar bestek yang ditandai pada patok-patok dengan
kedalaman yang sesuai dengan elevasi galian rencana sesuai instruksi Direksi Teknis.
- Tanah hasil galian jika menurut direksi teknis dipandang tidak memenuhi syarat untuk digunakan
sebagai bahan timbunan, harus ditempatkan pada lokasi yang ditentukan oleh Direksi Teknis atau
dibuang pada tempat yang sudah disetujui oleh Direksi Teknis.
- Tanah-tanah yang berada pada tebing-tebing serta material-material yang mungkin longsor ke daerah
galian, di sepanjang garis galian, harus dipindahkan oleh penyedia jasa menurut cara yang disetujui
oleh Direksi Teknis dan tebing tersebut harus diperbaiki menurut garis rencana.
- Penyedia jasa mungkin juga diminta untuk menggali daerah-daerah yang mungkin akan longsor di
luar batas penggalian untuk mencegah kerusakan pekerjaan.
- Pekerjaan galian harus memperhatikan keselamatan pekerja, keselamatan bangunan yang
berdekatan, atau yang membahayakan atau merugikan pihak lain. Apabila hal ini tidak diperhatikan,
maka segala kerugian yang diakibatkan adalah menajadi tanggung jawab penyedia jasa.
- Tanah hasil galian harus dirapihkan
- Sebelum memulai pekerjaan ini, penyedia jasa wajib mengajukan izin pelaksanaan pekerjaan terlebih
dahulu kepada Direksi Teknis dan harus mendapat persetujuan.

b. Pekerjaan Pasangan
1. Yang termasuk pekerjaan pasangan meliputi : pasangan batu, pekerjaan siaran, pekerjaan plesteran.
2. Lakukan dan periksa persiapan yang meliputi penyediaan batu, pasir dan air di lokasi kerja, kelengkapan
peralatan dan alat bantu seperti kotak penampung adukan, penampung air, plastik pelindung hujan,
tukang batu, buruh pembantu, tenaga dan sarana pengangkutan adukan.
3. Material yang akan segera digunakan untuk pekerjaan pasangan disiapkan terpisah di tempat kering.
4. Pengadukan dilakukan sedekat mungkin dengan lokasi konstruksi yang akan dibangun. Pasir dan Semen
disiapkan terpisah di tempat kering (lebih tinggi dari tanah sekitarnya).
4. Lokasi pembuatan adukan perlu diatur sedemikian rupa agar dapat menjamin kelancaran pekerjaan.
Memudahkan pula bagi pengawas untuk mengawasi dan menjamin tercapainya mutu adukan yang baik
dan terlindung.
5. Kotak pengaduk dipasang di tempat datar di lokasi yang memudahkan bagi petugas pengaduk dan
pengangkutan adukan ke lokasi bangunan.
6. Drum air ditempatkan di dekat kotak pengaduk. Kotak takaran disiapkan secukupnya di lokasi timbunan
pasir dan semen.
7. Jenis-jenis dari pekerjaan pasangan adalah seperti dibawah ini, dan dikerjakan apabila tercantum dalam
daftar kuantitas dan/atau sesuai petunjuk gambar dan/atau petunjuk dari direksi teknis.
A. Pasangan batu dengan Mortar Tipe N (setara campuran 1 PC : 4 PP) secara manual
- Pasangan batu menggunakan adukan campuran semen (PC) dan Pasir dengan perbandingan 1PC :
4Pasir.
- Pencampuran spesi harus diaduk sampai benar-benar homogen.
- Adukan (spesi) harus digunakan selambat-lambatnya 30 menit setelah dicampur dengan air.
- Adukan (spesi) yang telah mengering tidak boleh digunakan lagi.
- Sebelum dipasang, batu harus dibersihkan dari lumpur atau tanah yang melekat serta dibasahi
dengan air agar ikatan dengan adukan menjadi kuat.
- Pemasangan lapis batu pertama, diawali dengan menghampar adukan setebal 3 - 5 cm, kemudian
menyusun batu di atas hamparan dengan jarak 2-3 cm (tidak bersinggungan), pukul atau ketok-ketok
batu tersebut agar terikat kuat dengan adukan.
- Isi rongga di antara batu-batu dengan adukan sampai penuh / mampat dengan menggunakan sendok
adukan.
- Apabila hujan atau setelah selesai, pasangan ditutup plastik agar pasangan yang masih baru tersebut
tidak rusak karena air hujan.
- Tebal dari landasan adukan harus pada rentang 2 cm sampai 5 cm dan merupakan kebutuhan
minimal untuk menjamin bahwa seluruh rongga antara batu yang dipasang terisi penuh.
- Banyaknya adukan untuk landasan yang ditempatkan pada suatu waktu haruslah dibatasi sehingga
batu hanya dipasang pada adukan baru yang belum mengeras.
- Jika batu menjadi longgar atau lepas setelah adukan mencapai pengerasan awal, maka batu tersebut
harus dibongkar, dan adukannya dibersihkan dan batu tersebut dipasang lagi dengan adukan yang
baru.
- Pelaksanaan pasangan batu tidak boleh seperti timbunan batu yang ditutupi spesi.
- Permukaan pasangan harus rata.
- Sebelum memulai pekerjaan ini, penyedia jasa wajib mengajukan izin pelaksanaan pekerjaan dahulu
kepada Direksi Teknis dan harus mendapat persetujuan.

B. Plesteran tebal 1.0 cm dengan Mortar Tipe S (setara campuran 1 PC : 3 PP)


- Pekerjaan plesteran dilaksanakan pada bagian dari pasangan batu atau pasangan bertulang sesuai
dengan gambar dan/atau sesuai dengan Daftar Kuantitas dan/atau sesuai dengan petunjuk dari
Direksi Teknis.
- Sebelum melaksanakan pekerjaan plesteran ini, permukaan bangunan yang akan diplester harus
terlebih dahulu dibersihkan dari macam kotoran kemudian disiram dengan air.
- Plesteran dikerjakan dengan campuran Semen (PC) dan Pasir dengan perbandingan 1PC : 3Pasir.
- Plesteran ini dipasang pada bagian atas dari dinding, lantai, ujung-ujung saluran pasangan, dan untuk
10 cm di bawah tepi atasdan/atau sesuai dengan yang tertera pada gambar, dan/atau sesuai dengan
petunjuk PPTK atau direksi Teknis.
- Sebelum plesteran dipasang, di antara batu-batu harus dikorek sampai kedalaman 1 - 2 cm di bawah
permukaan batu. Kemudian permukaan pasangan dibersihkan dan disiram air agar terjadi ikatan yang
kuat antara pasangan dan plesteran.
- Bentuk permukaan plesteran dibuat rata atau sesuai petunjuk gambar dan/atau direksi teknis.
- Plesteran yang belum mengeras harus dilindungi dari hujan.
- Sebelum memulai pekerjaan ini, penyedia jasa wajib mengajukan izin pelaksanaan pekerjaan dahulu
kepada Direksi Teknis dan harus mendapat persetujuan.
C. Siaran dengan Mortar Tipe M (setara campuran 1 PC : 2 PP)
- Pekerjaan siaran dilaksanakan pada bagian dari pasangan batu sesuai dengan gambar dan/atau sesuai
dengan Daftar Kuantitas dan/atau petunjuk dari Direksi Teknis.
- Siaran dikerjakan dengan campuran Semen (PC) dan Pasir dengan perbandingan 1PC : 2Pasir.
- Jenis siaran harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan dari Direksi Teknis.
- Sebelum siaran dipasang, adukan pasangan di antara batu-batu harus dikorek sampai kedalaman 1-2
cm di bawah permukaan batu untuk jenis siar rata dan siar timbul, dan 2-3cm untuk jenis siar
tenggelam, kemudian pasangan dibersihkan dan disiram air agar terjadi ikatan yang kuat antara
pasangan siaran.
- Siaran yang belum mengeras harus dilindungi dari air hujan atau air.
- Sebelum memulai pekerjaan ini, penyedia jasa wajib mengajukan izin pelaksanaan pekerjaan dahulu
kepada Direksi Teknis dan harus mendapat persetujuan.

c. Pekerjaan Pintu
- Pekerjaan Pemasangan pintu akan disesuaikan dengan gambar dan/atau mengikuti prosedur yang
ditentukan dalam ‘YANG DISETUJUI’ “Petunjuk Pemasangan, Operasi dan Pemeliharaan” yang
disiapkan oleh Pabrik Pembuat Pintu.
- Kontraktor Utama harus bertanggung jawab atas Pengangkutan dan Pemasangan pintuyang
memungkinkan pintu dapat dibawa ketempat bahkan semua alat dan bahan yang memungkinkan
pintu dibangun jadi.
- Pabrik pembuat pintu harus bertanggung jawab menyediakan perlengkapan dan alat khusus untuk
pemasangan pintu dan pengawasan tenaga kerja dari Kontraktor Utama.
- Pintu harus diangkut kelapangan oleh pabrik pembuat pintu. Pintu yang ukurannya memungkinkan
dirakit dahulu dipabrik pintu sampai siap agar dapat langsung dipasang pada bangunan. Apabila hal
ini tidak mungkin, pintu dirakit dilapangan dan dicat seperlunya sebelum pemasangan.
- Untuk menjamin bahwa bagian rangka benar-benar saling tegak lurus maka dalam pra-rakit dan
perakitan penuh dilapangan, dipergunakan penguat dan penopang sementara.
- Penopang-penopang sementara ini dibautkan pada bagian rangka dengan baut yang dapat dilepas,
untuk memegang rangka pada siku yang benar selama seluruh pekerjaan pemasangan berlangsung.
Apabila pemasangan telah selesai penopang sementara dilepas.
- Pintu dipasang dalam coakan yang sudah disiapkan pada bangunan mempergunakan alat pengangkat
yang disediakan oleh Kontraktor Utama. Pintu harus terlindung secara baik dari kerusakan akibat
pemindahan.
- Dipergunakan pemegang sementara dari kayu untuk menjamin kerataan ambang bawah dan baji
kayu untuk menjamin ketegakan dan kekuatan sementara selama pemasangan pintu.
- Pintu harus dikontrol dengan unting-unting dan penyipat datar untuk penempatan dalam coakan
bangunan.
- Pintu harus dioperasikan dalam siklus penuh dari keadaan tertutup rapat ke terbuka penuh ke
tertutup rapat.
- Pintu harus selalu dipasang pada kedudukan tertutup. Apabila Direksi dapat menerima bahwa pintu
memuaskan maka pintu dapat dicor beton pada kedudukannya

- PEKERJAAN PINTU
Pekerjaan Pintu
- Pekerjaan Pemasangan pintu akan disesuaikan dengan gambar dan/atau mengikuti prosedur yang
ditentukan dalam ‘YANG DISETUJUI’ “Petunjuk Pemasangan, Operasi dan Pemeliharaan” yang
disiapkan oleh Pabrik Pembuat Pintu.
- Kontraktor Utama harus bertanggung jawab atas Pengangkutan dan Pemasangan pintuyang
memungkinkan pintu dapat dibawa ketempat bahkan semua alat dan bahan yang memungkinkan
pintu dibangun jadi.
- Pabrik pembuat pintu harus bertanggung jawab menyediakan perlengkapan dan alat khusus untuk
pemasangan pintu dan pengawasan tenaga kerja dari Kontraktor Utama.
- Pintu harus diangkut kelapangan oleh pabrik pembuat pintu. Pintu yang ukurannya memungkinkan
dirakit dahulu dipabrik pintu sampai siap agar dapat langsung dipasang pada bangunan. Apabila hal
ini tidak mungkin, pintu dirakit dilapangan dan dicat seperlunya sebelum pemasangan.
- Untuk menjamin bahwa bagian rangka benar-benar saling tegak lurus maka dalam pra-rakit dan
perakitan penuh dilapangan, dipergunakan penguat dan penopang sementara.
- Penopang-penopang sementara ini dibautkan pada bagian rangka dengan baut yang dapat dilepas,
untuk memegang rangka pada siku yang benar selama seluruh pekerjaan pemasangan berlangsung.
Apabila pemasangan telah selesai penopang sementara dilepas.
- Pintu dipasang dalam coakan yang sudah disiapkan pada bangunan mempergunakan alat pengangkat
yang disediakan oleh Kontraktor Utama. Pintu harus terlindung secara baik dari kerusakan akibat
pemindahan.
- Dipergunakan pemegang sementara dari kayu untuk menjamin kerataan ambang bawah dan baji
kayu untuk menjamin ketegakan dan kekuatan sementara selama pemasangan pintu.
- Pintu harus dikontrol dengan unting-unting dan penyipat datar untuk penempatan dalam coakan
bangunan.
- Pintu harus dioperasikan dalam siklus penuh dari keadaan tertutup rapat ke terbuka penuh ke
tertutup rapat.
- Pintu harus selalu dipasang pada kedudukan tertutup. Apabila Direksi dapat menerima bahwa pintu
memuaskan maka pintu dapat dicor beton pada kedudukannya

- PEKERJAAN PINTU BANGUNAN SADAP


Pekerjaan Pintu
- Pekerjaan Pemasangan pintu akan disesuaikan dengan gambar dan/atau mengikuti prosedur yang
ditentukan dalam ‘YANG DISETUJUI’ “Petunjuk Pemasangan, Operasi dan Pemeliharaan” yang
disiapkan oleh Pabrik Pembuat Pintu.
- Kontraktor Utama harus bertanggung jawab atas Pengangkutan dan Pemasangan pintuyang
memungkinkan pintu dapat dibawa ketempat bahkan semua alat dan bahan yang memungkinkan
pintu dibangun jadi.
- Pabrik pembuat pintu harus bertanggung jawab menyediakan perlengkapan dan alat khusus untuk
pemasangan pintu dan pengawasan tenaga kerja dari Kontraktor Utama.
- Pintu harus diangkut kelapangan oleh pabrik pembuat pintu. Pintu yang ukurannya memungkinkan
dirakit dahulu dipabrik pintu sampai siap agar dapat langsung dipasang pada bangunan. Apabila hal
ini tidak mungkin, pintu dirakit dilapangan dan dicat seperlunya sebelum pemasangan.
- Untuk menjamin bahwa bagian rangka benar-benar saling tegak lurus maka dalam pra-rakit dan
perakitan penuh dilapangan, dipergunakan penguat dan penopang sementara.
- Penopang-penopang sementara ini dibautkan pada bagian rangka dengan baut yang dapat dilepas,
untuk memegang rangka pada siku yang benar selama seluruh pekerjaan pemasangan berlangsung.
Apabila pemasangan telah selesai penopang sementara dilepas.
- Pintu dipasang dalam coakan yang sudah disiapkan pada bangunan mempergunakan alat pengangkat
yang disediakan oleh Kontraktor Utama. Pintu harus terlindung secara baik dari kerusakan akibat
pemindahan.
- Dipergunakan pemegang sementara dari kayu untuk menjamin kerataan ambang bawah dan baji
kayu untuk menjamin ketegakan dan kekuatan sementara selama pemasangan pintu.
- Pintu harus dikontrol dengan unting-unting dan penyipat datar untuk penempatan dalam coakan
bangunan.
- Pintu harus dioperasikan dalam siklus penuh dari keadaan tertutup rapat ke terbuka penuh ke
tertutup rapat.
- Pintu harus selalu dipasang pada kedudukan tertutup. Apabila Direksi dapat menerima bahwa pintu
memuaskan maka pintu dapat dicor beton pada kedudukannya

- BANGUNAN TERJUN
a Pekerjaan Pembersihan dan Galian Tanah
1. Lingkup dari pekerjaan tanah meliputi semua pekerjaan yang berkaitan adalah sebagai berikut :
- Pembersihan
- Penggalian
- Pekerjaan lain yang mungkin diarahkan oleh Direksi Teknis.
2. Semua daerah di sekitar jalur pekerjaan ini harus dibersihkan seperti ditentukan Direksi Teknis dan hasil
pembersihan harus dibuang, kecuali ditentukan lain oleh Direksi Teknis.
3. Apabila ada genangan Air dilokasi pekerjaan, maka dilakukan pengeringan genangan air dengan
menggunakan pompa air irigasi seperti ditentukan Direksi Teknis.
4. Semua pekerjaan tanah dari beberapa bagian harus dilaksanakan menurut ukuran ketinggian yang
ditunjukkan dalam gambar, atau menurut ukuran dan ketinggian lain yang mungkin akan diperintahkan
oleh Direksi Teknis. Ukuran yang berdasarkan atau berhubungan dengan ketinggian tanah, atau jarak
terusan harus ditunjukkan kepada Direksi Teknis lebih dahulu, sebelum memulai pekerjaan tanah pada
setiap tempat. Yang dimaksud dengan "ketinggian tanah" adalah tinggi permukaan tanah sesudah
pembersihan lapangan sebelum pekerjaan tanah dimulai.
5. Jenis-jenis pekerjaan tanah :
A. Penggalian
- Penggalian dimaksud adalah galian tanah untuk pasangan batu atau galian untuk saluran dan lain
sebagainya. Setelah jalur galian dibersihkan, penyedia jasa wajib memasang patok-patok sebagai
dasar pekerjaan galian sesuai dengan rencana gambar atau petunjuk dari direksi teknis. Pemasangan
patok ini harus mendapat persetujuan dari Direksi Teknis.
- Pekerjaan galian ini harus memenuhi ketentuan dimensi yang meliputi elevasi dasar galian,
kemiringan rencana, kemiringan talud dan lebar dasar. Pekerjaan galian tanah harus memenuhi luas
galian minimum menurut ketentuan pada gambar bestek yang ditandai pada patok-patok dengan
kedalaman yang sesuai dengan elevasi galian rencana sesuai instruksi Direksi Teknis.
- Tanah hasil galian jika menurut direksi teknis dipandang tidak memenuhi syarat untuk digunakan
sebagai bahan timbunan, harus ditempatkan pada lokasi yang ditentukan oleh Direksi Teknis atau
dibuang pada tempat yang sudah disetujui oleh Direksi Teknis.
- Tanah-tanah yang berada pada tebing-tebing serta material-material yang mungkin longsor ke daerah
galian, di sepanjang garis galian, harus dipindahkan oleh penyedia jasa menurut cara yang disetujui
oleh Direksi Teknis dan tebing tersebut harus diperbaiki menurut garis rencana.
- Penyedia jasa mungkin juga diminta untuk menggali daerah-daerah yang mungkin akan longsor di
luar batas penggalian untuk mencegah kerusakan pekerjaan.
- Pekerjaan galian harus memperhatikan keselamatan pekerja, keselamatan bangunan yang
berdekatan, atau yang membahayakan atau merugikan pihak lain. Apabila hal ini tidak diperhatikan,
maka segala kerugian yang diakibatkan adalah menajadi tanggung jawab penyedia jasa.
- Tanah hasil galian harus dirapihkan
- Sebelum memulai pekerjaan ini, penyedia jasa wajib mengajukan izin pelaksanaan pekerjaan terlebih
dahulu kepada Direksi Teknis dan harus mendapat persetujuan.

b. Pekerjaan Pasangan
1. Yang termasuk pekerjaan pasangan meliputi : pasangan batu, pekerjaan siaran, pekerjaan plesteran.
2. Lakukan dan periksa persiapan yang meliputi penyediaan batu, pasir dan air di lokasi kerja, kelengkapan
peralatan dan alat bantu seperti kotak penampung adukan, penampung air, plastik pelindung hujan,
tukang batu, buruh pembantu, tenaga dan sarana pengangkutan adukan.
3. Material yang akan segera digunakan untuk pekerjaan pasangan disiapkan terpisah di tempat kering.
4. Pengadukan dilakukan sedekat mungkin dengan lokasi konstruksi yang akan dibangun. Pasir dan Semen
disiapkan terpisah di tempat kering (lebih tinggi dari tanah sekitarnya).
4. Lokasi pembuatan adukan perlu diatur sedemikian rupa agar dapat menjamin kelancaran pekerjaan.
Memudahkan pula bagi pengawas untuk mengawasi dan menjamin tercapainya mutu adukan yang baik
dan terlindung.
5. Kotak pengaduk dipasang di tempat datar di lokasi yang memudahkan bagi petugas pengaduk dan
pengangkutan adukan ke lokasi bangunan.
6. Drum air ditempatkan di dekat kotak pengaduk. Kotak takaran disiapkan secukupnya di lokasi timbunan
pasir dan semen.
7. Jenis-jenis dari pekerjaan pasangan adalah seperti dibawah ini, dan dikerjakan apabila tercantum dalam
daftar kuantitas dan/atau sesuai petunjuk gambar dan/atau petunjuk dari direksi teknis.
A. Pasangan batu dengan Mortar Tipe N (setara campuran 1 PC : 4 PP) secara manual
- Pasangan batu menggunakan adukan campuran semen (PC) dan Pasir dengan perbandingan 1PC :
4Pasir
- Pencampuran spesi harus diaduk sampai benar-benar homogen.
- Adukan (spesi) harus digunakan selambat-lambatnya 30 menit setelah dicampur dengan air.
- Adukan (spesi) yang telah mengering tidak boleh digunakan lagi.
- Sebelum dipasang, batu harus dibersihkan dari lumpur atau tanah yang melekat serta dibasahi
dengan air agar ikatan dengan adukan menjadi kuat.
- Pemasangan lapis batu pertama, diawali dengan menghampar adukan setebal 3 - 5 cm, kemudian
menyusun batu di atas hamparan dengan jarak 2-3 cm (tidak bersinggungan), pukul atau ketok-ketok
batu tersebut agar terikat kuat dengan adukan.
- Isi rongga di antara batu-batu dengan adukan sampai penuh / mampat dengan menggunakan sendok
adukan.
- Apabila hujan atau setelah selesai, pasangan ditutup plastik agar pasangan yang masih baru tersebut
tidak rusak karena air hujan.
- Tebal dari landasan adukan harus pada rentang 2 cm sampai 5 cm dan merupakan kebutuhan
minimal untuk menjamin bahwa seluruh rongga antara batu yang dipasang terisi penuh.
- Banyaknya adukan untuk landasan yang ditempatkan pada suatu waktu haruslah dibatasi sehingga
batu hanya dipasang pada adukan baru yang belum mengeras.
- Jika batu menjadi longgar atau lepas setelah adukan mencapai pengerasan awal, maka batu tersebut
harus dibongkar, dan adukannya dibersihkan dan batu tersebut dipasang lagi dengan adukan yang
baru.
- Pelaksanaan pasangan batu tidak boleh seperti timbunan batu yang ditutupi spesi.
- Permukaan pasangan harus rata.
- Sebelum memulai pekerjaan ini, penyedia jasa wajib mengajukan izin pelaksanaan pekerjaan dahulu
kepada Direksi Teknis dan harus mendapat persetujuan.

B. Plesteran tebal 1.0 cm dengan Mortar Tipe S (setara campuran 1 PC : 3 PP)


- Pekerjaan plesteran dilaksanakan pada bagian dari pasangan batu atau pasangan bertulang sesuai
dengan gambar dan/atau sesuai dengan Daftar Kuantitas dan/atau sesuai dengan petunjuk dari
Direksi Teknis.
- Sebelum melaksanakan pekerjaan plesteran ini, permukaan bangunan yang akan diplester harus
terlebih dahulu dibersihkan dari macam kotoran kemudian disiram dengan air.
- Plesteran dikerjakan dengan campuran Semen (PC) dan Pasir dengan perbandingan 1PC : 3Pasir.
- Plesteran ini dipasang pada bagian atas dari dinding, lantai, ujung-ujung saluran pasangan, dan untuk
10 cm di bawah tepi atasdan/atau sesuai dengan yang tertera pada gambar, dan/atau sesuai dengan
petunjuk PPTK atau direksi Teknis.
- Sebelum plesteran dipasang, di antara batu-batu harus dikorek sampai kedalaman 1 - 2 cm di bawah
permukaan batu. Kemudian permukaan pasangan dibersihkan dan disiram air agar terjadi ikatan yang
kuat antara pasangan dan plesteran.
- Bentuk permukaan plesteran dibuat rata atau sesuai petunjuk gambar dan/atau direksi teknis.
- Plesteran yang belum mengeras harus dilindungi dari hujan.
- Sebelum memulai pekerjaan ini, penyedia jasa wajib mengajukan izin pelaksanaan pekerjaan dahulu
kepada Direksi Teknis dan harus mendapat persetujuan.
C. Siaran dengan Mortar Tipe M (setara campuran 1 PC : 2 PP)
- Pekerjaan siaran dilaksanakan pada bagian dari pasangan batu sesuai dengan gambar dan/atau sesuai
dengan Daftar Kuantitas dan/atau petunjuk dari Direksi Teknis.
- Siaran dikerjakan dengan campuran Semen (PC) dan Pasir dengan perbandingan 1PC : 2Pasir.
- Jenis siaran harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan dari Direksi Teknis.
- Sebelum siaran dipasang, adukan pasangan di antara batu-batu harus dikorek sampai kedalaman 1-2
cm di bawah permukaan batu untuk jenis siar rata dan siar timbul, dan 2-3cm untuk jenis siar
tenggelam, kemudian pasangan dibersihkan dan disiram air agar terjadi ikatan yang kuat antara
pasangan siaran.
- Siaran yang belum mengeras harus dilindungi dari air hujan atau air.
- Sebelum memulai pekerjaan ini, penyedia jasa wajib mengajukan izin pelaksanaan pekerjaan dahulu
kepada Direksi Teknis dan harus mendapat persetujuan.

- PEKERJAAN SALURAN
a Pekerjaan Pembersihan dan Galian Tanah
1. Lingkup dari pekerjaan tanah meliputi semua pekerjaan yang berkaitan adalah sebagai berikut :
- Pembersihan
- Penggalian
- Pekerjaan lain yang mungkin diarahkan oleh Direksi Teknis.
2. Semua daerah di sekitar jalur pekerjaan ini harus dibersihkan seperti ditentukan Direksi Teknis dan hasil
pembersihan harus dibuang, kecuali ditentukan lain oleh Direksi Teknis.
3. Apabila ada genangan Air dilokasi pekerjaan, maka dilakukan pengeringan genangan air dengan
menggunakan pompa air irigasi seperti ditentukan Direksi Teknis.
4. Semua pekerjaan tanah dari beberapa bagian harus dilaksanakan menurut ukuran ketinggian yang
ditunjukkan dalam gambar, atau menurut ukuran dan ketinggian lain yang mungkin akan diperintahkan
oleh Direksi Teknis. Ukuran yang berdasarkan atau berhubungan dengan ketinggian tanah, atau jarak
terusan harus ditunjukkan kepada Direksi Teknis lebih dahulu, sebelum memulai pekerjaan tanah pada
setiap tempat. Yang dimaksud dengan "ketinggian tanah" adalah tinggi permukaan tanah sesudah
pembersihan lapangan sebelum pekerjaan tanah dimulai.
5. Jenis-jenis pekerjaan tanah :
A. Penggalian
- Penggalian dimaksud adalah galian tanah untuk pasangan batu atau galian untuk saluran dan lain
sebagainya. Setelah jalur galian dibersihkan, penyedia jasa wajib memasang patok-patok sebagai
dasar pekerjaan galian sesuai dengan rencana gambar atau petunjuk dari direksi teknis. Pemasangan
patok ini harus mendapat persetujuan dari Direksi Teknis.
- Pekerjaan galian ini harus memenuhi ketentuan dimensi yang meliputi elevasi dasar galian,
kemiringan rencana, kemiringan talud dan lebar dasar. Pekerjaan galian tanah harus memenuhi luas
galian minimum menurut ketentuan pada gambar bestek yang ditandai pada patok-patok dengan
kedalaman yang sesuai dengan elevasi galian rencana sesuai instruksi Direksi Teknis.
- Tanah hasil galian jika menurut direksi teknis dipandang tidak memenuhi syarat untuk digunakan
sebagai bahan timbunan, harus ditempatkan pada lokasi yang ditentukan oleh Direksi Teknis atau
dibuang pada tempat yang sudah disetujui oleh Direksi Teknis.
- Tanah-tanah yang berada pada tebing-tebing serta material-material yang mungkin longsor ke daerah
galian, di sepanjang garis galian, harus dipindahkan oleh penyedia jasa menurut cara yang disetujui
oleh Direksi Teknis dan tebing tersebut harus diperbaiki menurut garis rencana.
- Penyedia jasa mungkin juga diminta untuk menggali daerah-daerah yang mungkin akan longsor di
luar batas penggalian untuk mencegah kerusakan pekerjaan.
- Pekerjaan galian harus memperhatikan keselamatan pekerja, keselamatan bangunan yang
berdekatan, atau yang membahayakan atau merugikan pihak lain. Apabila hal ini tidak diperhatikan,
maka segala kerugian yang diakibatkan adalah menajadi tanggung jawab penyedia jasa.
- Tanah hasil galian harus dirapihkan
- Sebelum memulai pekerjaan ini, penyedia jasa wajib mengajukan izin pelaksanaan pekerjaan terlebih
dahulu kepada Direksi Teknis dan harus mendapat persetujuan.

b. Pekerjaan Pasangan
1. Yang termasuk pekerjaan pasangan meliputi : pasangan batu, pekerjaan siaran, pekerjaan plesteran.
2. Lakukan dan periksa persiapan yang meliputi penyediaan batu, pasir dan air di lokasi kerja, kelengkapan
peralatan dan alat bantu seperti kotak penampung adukan, penampung air, plastik pelindung hujan,
tukang batu, buruh pembantu, tenaga dan sarana pengangkutan adukan.
3. Material yang akan segera digunakan untuk pekerjaan pasangan disiapkan terpisah di tempat kering.
4. Pengadukan dilakukan sedekat mungkin dengan lokasi konstruksi yang akan dibangun. Pasir dan Semen
disiapkan terpisah di tempat kering (lebih tinggi dari tanah sekitarnya).
4. Lokasi pembuatan adukan perlu diatur sedemikian rupa agar dapat menjamin kelancaran pekerjaan.
Memudahkan pula bagi pengawas untuk mengawasi dan menjamin tercapainya mutu adukan yang baik
dan terlindung.
5. Kotak pengaduk dipasang di tempat datar di lokasi yang memudahkan bagi petugas pengaduk dan
pengangkutan adukan ke lokasi bangunan.
6. Drum air ditempatkan di dekat kotak pengaduk. Kotak takaran disiapkan secukupnya di lokasi timbunan
pasir dan semen.
7. Jenis-jenis dari pekerjaan pasangan adalah seperti dibawah ini, dan dikerjakan apabila tercantum dalam
daftar kuantitas dan/atau sesuai petunjuk gambar dan/atau petunjuk dari direksi teknis.
A. Pasangan batu dengan Mortar Tipe N (setara campuran 1 PC : 4 PP) secara manual
- Pasangan batu menggunakan adukan campuran semen (PC) dan Pasir dengan perbandingan 1PC :
4Pasir
- Pencampuran spesi harus diaduk sampai benar-benar homogen.
- Adukan (spesi) harus digunakan selambat-lambatnya 30 menit setelah dicampur dengan air.
- Adukan (spesi) yang telah mengering tidak boleh digunakan lagi.
- Sebelum dipasang, batu harus dibersihkan dari lumpur atau tanah yang melekat serta dibasahi
dengan air agar ikatan dengan adukan menjadi kuat.
- Pemasangan lapis batu pertama, diawali dengan menghampar adukan setebal 3 - 5 cm, kemudian
menyusun batu di atas hamparan dengan jarak 2-3 cm (tidak bersinggungan), pukul atau ketok-ketok
batu tersebut agar terikat kuat dengan adukan.
- Isi rongga di antara batu-batu dengan adukan sampai penuh / mampat dengan menggunakan sendok
adukan.
- Apabila hujan atau setelah selesai, pasangan ditutup plastik agar pasangan yang masih baru tersebut
tidak rusak karena air hujan.
- Tebal dari landasan adukan harus pada rentang 2 cm sampai 5 cm dan merupakan kebutuhan
minimal untuk menjamin bahwa seluruh rongga antara batu yang dipasang terisi penuh.
- Banyaknya adukan untuk landasan yang ditempatkan pada suatu waktu haruslah dibatasi sehingga
batu hanya dipasang pada adukan baru yang belum mengeras.
- Jika batu menjadi longgar atau lepas setelah adukan mencapai pengerasan awal, maka batu tersebut
harus dibongkar, dan adukannya dibersihkan dan batu tersebut dipasang lagi dengan adukan yang
baru.
- Pelaksanaan pasangan batu tidak boleh seperti timbunan batu yang ditutupi spesi.
- Permukaan pasangan harus rata.
- Sebelum memulai pekerjaan ini, penyedia jasa wajib mengajukan izin pelaksanaan pekerjaan dahulu
kepada Direksi Teknis dan harus mendapat persetujuan.

B. Pemasangan Pipa HDPE


- Pipa dan accessories yang terpasang digambar dalam As Built Drawing (Gambar Pelaksanaan).
Gambar pelaksanaan disusun oleh Kontraktor, diperiksa oleh Konsultan Supervisi/Direksi pelaksanaan
dan disetujui oleh PPK

C. Plesteran tebal 1.0 cm dengan Mortar Tipe S (setara campuran 1 PC : 3 PP)


- Pekerjaan plesteran dilaksanakan pada bagian dari pasangan batu atau pasangan bertulang sesuai
dengan gambar dan/atau sesuai dengan Daftar Kuantitas dan/atau sesuai dengan petunjuk dari
Direksi Teknis.
- Sebelum melaksanakan pekerjaan plesteran ini, permukaan bangunan yang akan diplester harus
terlebih dahulu dibersihkan dari macam kotoran kemudian disiram dengan air.
- Plesteran dikerjakan dengan campuran Semen (PC) dan Pasir dengan perbandingan 1PC : 3Pasir.
- Plesteran ini dipasang pada bagian atas dari dinding, lantai, ujung-ujung saluran pasangan, dan untuk
10 cm di bawah tepi atasdan/atau sesuai dengan yang tertera pada gambar, dan/atau sesuai dengan
petunjuk PPTK atau direksi Teknis.
- Sebelum plesteran dipasang, di antara batu-batu harus dikorek sampai kedalaman 1 - 2 cm di bawah
permukaan batu. Kemudian permukaan pasangan dibersihkan dan disiram air agar terjadi ikatan yang
kuat antara pasangan dan plesteran.
- Bentuk permukaan plesteran dibuat rata atau sesuai petunjuk gambar dan/atau direksi teknis.
- Plesteran yang belum mengeras harus dilindungi dari hujan.
- Sebelum memulai pekerjaan ini, penyedia jasa wajib mengajukan izin pelaksanaan pekerjaan dahulu
kepada Direksi Teknis dan harus mendapat persetujuan.
D. Siaran dengan Mortar Tipe M (setara campuran 1 PC : 2 PP)
- Pekerjaan siaran dilaksanakan pada bagian dari pasangan batu sesuai dengan gambar dan/atau sesuai
dengan Daftar Kuantitas dan/atau petunjuk dari Direksi Teknis.
- Siaran dikerjakan dengan campuran Semen (PC) dan Pasir dengan perbandingan 1PC : 2Pasir.
- Jenis siaran harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan dari Direksi Teknis.
- Sebelum siaran dipasang, adukan pasangan di antara batu-batu harus dikorek sampai kedalaman 1-2
cm di bawah permukaan batu untuk jenis siar rata dan siar timbul, dan 2-3cm untuk jenis siar
tenggelam, kemudian pasangan dibersihkan dan disiram air agar terjadi ikatan yang kuat antara
pasangan siaran.
- Siaran yang belum mengeras harus dilindungi dari air hujan atau air.
- Sebelum memulai pekerjaan ini, penyedia jasa wajib mengajukan izin pelaksanaan pekerjaan dahulu
kepada Direksi Teknis dan harus mendapat persetujuan.
e. Pekerjaan Lain-lain
1. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)
Penyedia harus menyiapkan K3 dengan rincian sebagai berikut:
- Pembuatan Manual, Prosedur, Instruksi Kerja, dan Ijin Kerja
- Poster K3
- Papan informasi K3
- APD safety helmet
- APD masker
- APD safety shoes
- APD safety vest
- Rambu Peringatan
- Peralatan P3K (Kotak P3K, obat luka, perban, dll)
2. Laporan Pelaksanaan dan Kemajuan Pekerjaan
Penyedia Jasa harus menyerahkan laporan kemajuan pekerjaan kepada Direksi Teknis berupa Laporan
Harian, Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan. Laporan ini menggambarkan secara detail kegiatan-
kegiatan yang dilaksanakan dan dapat menjelaskan kemajuan pekerjaan untuk periode mingguan dan
bulanan.
* Laporan Harian sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut :
- Uraian pekerjaan yang dilaksanakan setiap hari kerja.
- Volume pekerjaan yang dihasilkan
- Jumlah Tenaga Kerja yang digunakan
- Jumlah Peralatan yang digunakan
- Jumlah Bahan yang digunakan
- Laporan penggunaan produksi dalam negeri/TKDN
- Keterangan-keterangan lain yang perlu dilaporkan seperti cuaca, kendala-kendala di lapangan dan lain
sebagainya.
* Laporan Mingguan dan Bulanan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut :
- Prosentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang dicapai pada periode mingguan / bulanan
tersebut.
- Prosentase kemajuan pekerjaan yang dicapai sampai pada periode mingguan / bulanan sebelumnya.
- Prosentase kemajuan pekerjaan yang dicapai sampai pada periode mingguan / bulanan tersebut.
3. Rapat bersama untuk membicarakan kemajuan pekerjaan (progress meeting).
Rapat tetap antara Direksi Teknis dan Penyedia Jasa diadakan minimal seminggu sekali pada waktu yang
telah disetujui oleh kedua belah pihak. Maksud dari rapat ini membicarakan kemajuan pekerjaan yang
sedang dilakukan, pekerjaan yang diusulkan untuk minggu selanjutnya dan membahas permasalahan yang
timbul agar dapat segera diselesaikan.
4. Dokumentasi
Semua kegiatan di lapangan harus didokumentasikan dengan lengkap dan dibuatkan album foto serta
keterangan yang menjelaskan foto tersebut. Untuk setiap dokumentasi bagian tertentu dari pekerjaan
yang diperintahkan oleh Direksi Teknis, minimal dibuat 3 seri foto yaitu sebelum pelaksanaan (0%), pada
saat pelaksanaan, dan setelah selesai dilaksanakan (100%), dimana pada setiap tahap pengambilan
gambar untuk tiap lokasi, pengambilan harus dari titik dan arah yang sama sesuai dengan yang sudah
ditentukan sebelumnya. Dokumentasi ini harus bisa menjelaskan dengan baik proses pekerjaan di
lapangan. Selain album foto, juga dimasukkan dalam bentuk softcopy (diisi di flashdisk).
Bilamana mungkin, maka pada latar belakang supaya diusahakan adanya suatu tanda khusus untuk
memudahkan mengenali lokasi tersebut dan memperkirakan dimensi obyek yang akan difoto.

C. ASPEK-ASPEK YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PELAKSANAAN PEKERJAAN


1. Aspek Keselamatan Kerja
Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi harus memperhatikan ketentuan kesehatan dan keselamatan kerja
dari personil yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan. Ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan
keselamatan kerja harus diadopsi secara menyeluruh oleh pelaksana pekerjaan mulai dari tahap pekerjaan
persiapan hingga pemeliharaan setelah penyerahan pekerjaan. Adapun jenis dan identifikasi Bahaya dan
resiko yang terjadi selama pekerjaan sebagai berikut;

No Jenis / Tipe Pekerjaan Identifikasi Jenis Bahaya dan Resiko

PEKERJAAN BANGUNAN SALURAN, SADAP ,BAGI


* Tertimpa Material Batu
,TERJUN DAN SALURAN

2. Aspek Administrasi
Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi harus memiliki prosedur dan tata cara administrasi yang baku dalam
bentuk surat-menyurat, untuk menunjang seluruh kegiatan pekerjaan. Seluruh dokumen pekerjaan mulai
dari pekerjaan persiapan, pelaksanaan, serah terima dan pemeliharaan harus didokumentasikan secara
sistematis sesuai dengan kelompok pekerjaan, urutan waktu, atau kategori lain yang dianggap penting.
Dokumentasi ini diperlukan guna menunjang laporan proyek (Laporan Harian, Mingguan dan Bulanan).
3. Aspek Ekonomis
Penyedia Jasa pekerjaan wajib memperhatikan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan. Termasuk dalam hal
ini aspek SDM, peralatan, dan pengadaan bahan. SDM yang digunakan harus secara efektif dapat
memenuhi kebutuhan jadwal dan kualitas pekerjaan. Jumlah dan jenis peralatan-peralatan pendukung
pekerjaan harus diperhitungkan dengan seksama sesuai jadwal pekerjaan terutama bila peralatan-
peralatan tersebut diadakan dengan sewa. Pengadaan bahan/material harus diupayakan efektif sesuai
pekerjaan yang dijadwalkan.
4. Aspek Sosial Budaya
Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi berkewajiban memperhatikan kondisi sosial dan budaya masyarakat di
lokasi pekerjaan. Hal-hal yang cukup sensitif seperti gangguan kebisingan pada waktu ibadah, waktu
istirahat, hal-hal yang ditabukan, atau lokasi-lokasi yang dianggap suci oleh masyarakat setempat sedapat
mungkin dihindarkan dari gangguan pekerjaan atau personil yang terlibat dalam pekerjaan.

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


BIDANG SUMBER DAYA AIR,

INGKAN J. M. PINONTOAN, ST
NIP. 19770706 200903 2 001
SCHEDULE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pekerjaan : Rehabilitasi Jaringan Irigasi Sawangan Karegesan


Lokasi : Kec. Kauditan
Tahun Anggaran : 2022
Jangka Waktu Pelaksanaan : 150 Hari = 5,00
- 1,00 2,00 3,00 4,00

BULAN I BULAN II BULAN III BULAN IV BULAN V


Uraian
No. I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

A PEKERJAAN BENDUNG BSK.I.0


(Angkutan Material dengan Menaikan Beda Tinggi > 0 s.d 1 m)
1 Pasangan batu dengan Mortar Tipe N (setara campuran 1 PC : 4 PP) secara manual 11,99 11,99 11,99 11,99

2 Siaran dengan Mortar Tipe M (setara campuran 1 PC : 2 PP) 11,95 11,95 11,95

3 Plesteran tebal 1.0 cm dengan Mortar Tipe S (setara campuran 1 PC : 3 PP) 22,40 22,40

B PEKERJAAN BENDUNG BSK.II.0


(Angkutan Material dengan Menurunkan Beda Tinggi > 1 s.d 2 m)
1 Pasangan batu dengan Mortar Tipe N (setara campuran 1 PC : 4 PP) secara manual 6,63 6,63 6,63 6,63 6,63 6,63

2 Siaran dengan Mortar Tipe M (setara campuran 1 PC : 2 PP) 3,54 3,54 3,54 3,54 3,54 3,54

3 Plesteran tebal 1.0 cm dengan Mortar Tipe S (setara campuran 1 PC : 3 PP) 10,69 10,69 10,69 10,69 10,69 10,69 10,69

4 Pintu Penguras pintu sorong baja (satu draad) stang b=0,6 h=1,00 1,00

5 Pintu intake pintu sorong baja (satu draad) stang b=0,6, h = 0,5 1,00

C PEKERJAAN SALURAN BSK.II.0-BSK.II.1


(Angkutan Material dengan Menurunkan Beda Tinggi > 1 s.d 2 m)
1 Pembersihan Lapangan 39,46 39,46

2 Galian Tanah Biasa 10,88 10,88 10,88

3 Pasangan batu dengan Mortar Tipe N (setara campuran 1 PC : 4 PP) secara manual 8,91 8,91 8,91 8,91 8,91 8,91 8,91 8,91 8,91 8,91 8,91 8,91

4 Siaran dengan Mortar Tipe M (setara campuran 1 PC : 2 PP) 16,20 16,20 16,20 16,20 16,20 16,20 16,20 16,20 16,20 16,20 16,20

5 Plesteran tebal 1.0 cm dengan Mortar Tipe S (setara campuran 1 PC : 3 PP) 8,48 8,48 8,48 8,48 8,48 8,48 8,48 8,48 8,48 8,48 8,48 8,48

D PEKERJAAN BANGUNAN SADAP BSK.I.1 & BSK.II.1


2 Pintu sorong Baja (satu draad) stang b=0,30. h=0,50 2,00

E PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA BSK I.1- BSK I.2


(Angkutan Material dengan Menurunkan Beda Tinggi > 1 s.d 2 m)
1 Pemasangan 1 m Pipa HDPE Ø 6' 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 18,00

2 Pasangan batu dengan Mortar Tipe N (setara campuran 1 PC : 4 PP) secara manual 1,20 1,20

4 Plesteran tebal 1.0 cm dengan Mortar Tipe S (setara campuran 1 PC : 3 PP) 3,20

5 Membuat 1 m3 Beton Mutu f’c = 14,5 Mpa (K175) 0,25

6 Gate valve 6" 2,00

7 Flange Steel 6" 2,00

8 Pemasangan 1 m Pipa GIP Ø 6' 2,00

9 Kawat Ram 2,40

F PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA BSK II.0-BSK.II.1


(Angkutan Material dengan Menurunkan Beda Tinggi > 1 s.d 2 m)
1 Pemasangan 1 m Pipa HDPE Ø 6' 18,00 18,00 18,00 18,00 18,00 18,00 18,00 18,00 18,00 18,00 18,00 18,00

2 Pasangan batu dengan Mortar Tipe N (setara campuran 1 PC : 4 PP) secara manual 1,20 1,20

3 Siaran dengan Mortar Tipe M (setara campuran 1 PC : 2 PP) 2,80

4 Plesteran tebal 1.0 cm dengan Mortar Tipe S (setara campuran 1 PC : 3 PP) 3,20

5 Membuat 1 m3 Beton Mutu f’c = 14,5 Mpa (K175) 0,25

6 Gate valve 6" 2,00

7 Flange Steel 6" 2,00

8 Pemasangan 1 m Pipa GIP Ø 6' 2,00

9 Kawat Ram 2,40

E KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05

DIKETAHUI OLEH :
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
BIDANG SUMBER DAYA AIR

INGKAN J. M. PINONTOAN, ST
NIP. 19770706 200903 2 001

Anda mungkin juga menyukai