Anda di halaman 1dari 9

Metode Pelaksanaan Jalan (Penetrasi)

METODE PELAKSANAAN DAN ANALISA TEKNIS


1. Nama Pekerjaan Peningkatan Jalan
2. Lokasi Pekerjaan
3. Ruang Lingkup Pekerjaan Spesifikasi teknis dalam dokumen ini adalah untuk pekerjaan :
Galian tanah
 untuk saluran air dan drainase
Galian tanah biasa
Lapis Pondasi Aggregat Klas C
Lapis Penetrasi Macadam

- Hampar Pasir Alas
- Hampar Batu Dasar
- Hampar Batu Pecah uk. 3-5 Cm
- Pengaspalan I @ 3,2 Kg/M2
- Hampar Batu Pecah uk. 1-3 Cm
- Pengaspalan II @ 2 Kg/M2

Maksud utama pelaksanaan pekerjaan ini adalah untuk memperlancar transportasi dan
menghubungkan pemukiman penduduk dan fasilitas pemerintah yang ada.
4. Tenaga Pelaksanaan
Tenaga Pelaksanaan untuk mengerjakan pekerjaan ini adalah :
1. Tenaga Pelaksana FULL TIME dari Kontraktor serendah-rendahnya mempunyai
pendidikan sbb :
a). Sarjana Sipil/Sarjana Muda Sipil yang berpengalaman dalam Bidang Sipil
b). STM Sipil yang berpengalaman dalam Bidangnya.Tenaga tersebut harus mampu
dan bertanggung jawab atas hasil akhir pekerjaan.
2. Tenaga Tukang yang dipergunakan oleh Kontraktor harus Ahli dan cukup
berpengalaman dalam bidangnya.
3. Tenaga yang di maksud butir 1 terlebih dahulu dimintakan persetujuan tertulis dari
Pimpinan Proyek sebelum pekerjaan dimulai,
4. Kontraktor harus menjamin keselamatan kerja semua orang yang telibat dalam
pelaksanaan pekerjaan, dengan peralatan dan perlengkapan keselamatan kerja,
prosedur kerja dan mengikut sertakan dalam asuransi tenaga kerja (Astek).
5. P e r a l a t a n.
Peralatan yang dipakai pada pekerjaan ini adalah :
1. Excavator (minimal 1 unit)
2. Dump truck (minimal 4 unit kapasitas 4 m3 ).
3. Motor Grader (minimal 1 unit)
4. Vibro Compactor (minimal 1 unit)
5. Three Wheel Loader (Minimal 1 unit)
Semua alat yg dipergunakan masih berada dalam kondisi operasi yang baik.Semua peralatan
yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus disediakan oleh Kontraktor dalam
penggunaannya.Alat yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, tidak boleh di pergunakan
dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut.
6. Bahan – bahan
1. B a t u
1. Batu yang dipakai pada pekerjaaan yang ditunjukan dalam gambar- gambar haruslah :
a. Batu harus dari bebatua yang baik serta yang homogen dan tidak mengandung bidang
retakan.
b. Bidang permukaan bersih terhadap lumpur atau kotoran-kotoran yang menempel pada
permukaan batu tersebut.
6.1.2. Ukuran batu diameter 10 – 15/ 15 – 30 Cm, untuk pekerjaan pasangan batu
6.1.3. Batu yang akan dipakai harus sesuai dengan ketentuan dalam persyaratan teknik,
tidak terdapat batu-batuan yang gepeng dan pipih.
6.1.4. Sebelum batu tersebut dipasang harus mendapat persetujuan dari Direksi.
6.1.5. Batu tersebut harus diambil dari sumber yang disetujui oleh Direksi.
2. Pasir
6.2.1. Pasir harus diambil dari sungai atau tambang pasir dan harus memenuhi Standar
Nasional Indonesia N1-2 serta PUBI.
6.2.2. Untuk pekerjaan beton cor dan beton bertulang maka pasir, bersih, tajam, keras
tidak terlalu halus dan dengan ukuran maksimum 2 mm.
6.2.3. Pasir tidak boleh terlalu terlalu banyak mengandung butiran kasar, tanah/unsur
dan tidak boleh mengandung garam serta harus memenuhi pasal 3.3. PBI 1971.
6.2.4. Sebelum pemakaian pasir tesebut, harus lebih dahulu mendapat persetujuan dari
Direksi/Pengawas Lapangan.
3. Aggregat Kasar / Aggregat Halus
6.3.1. Agregat kasar untuk beton dapat memakai batu kerikil, atau batu pecah (Splits) dan
harus mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
6.3.2. Batu Kerikil/batu pecah (Splits) harus bergradasi baik dengan ukuran 20 mm – 31,5
mm dan tidak berpori dan harus memenuhi seluruh pasal 3.4. PBI 1971.
6.3.3. Harus berasal dari batuan yang baik, keras, padat, bersih tidak keropos, serta ridak
bercampur dengan batu apung.
6.3.4. Tidak boleh banyak mengandung butiran-butiran yang pipih (Gepeng).
6.3.5. Bila Kerikil (Splits) tersebut mengandung tanah atau lumpur, maka sebelum
digunakan harus dicuci terlebih dahulu.
6.3.6. Sebelum kerikil/batu pecah tersebut digunakan harus terlebih dahulu mendapat
persetujuan dari Direksi/Pengawas Lapangan.
4. Aspal
6.3.1. Aspal yang digunakan aspal pen 60/70 atau 80/100, atau sesuai petunjuk Direksi
Pekerjan
2. harus memenuhi seluruh pasal . PBI 1971

7. Hasil Pekerjaan

Hasil kemajuan fisik yang diperhitungkan harus memenuhi ketentuan – ketentuan sebagai
berikut :

1. Sesuai ketentuan-ketentuan dalam RKS dan Gambar Bestek.


2. Hasil pekerjaan atas dasar perubahan Gambar Design yang disetujui oleh Pemberi Tugas.
3. Ternyata tidak melebihi hasil maksimum hasil yang telah dicapai atau ketentuan yang
diatur dalam Kontrak.
4. Hasil pekerjaan sesuai kualitas dan kuantitas telah dicapai.
5. Perubahan-perubahan yang ditetapkan oleh Pemberi Tugas pada waktu penunjukan
pekerjaan dan selama pekerjaan sedang berjalan.

Hasil Pekerajaan Akhir (Penyerahan Pertama) dapat diterima Pemberi Tugas apabila telah
memenuhi syarat sebagai berikut :

PIHAK KONTRAKTOR telah mengajukan permohonan tertulis 2 (dua) minggu sebelum


tanggal ditetapkannya penyerahan I (PERTAMA) pekerjaan pemberi tugas, untuk diadakan
pemeriksaan Hasil Akhir yang telah dicapai yang terdiri dari :

1. Semua pekerjaan yang telah diperintahkan baik melalui Kontrak maupun perubahan-
perubahannya sudah dilaksanakan sempurna.

2. Pembersihan/Perbaikan pekerjaan sudah dilaksanakan secara sempurna.

3. Gudang sudah dibersihkan dari tempatnya.

Sudah diadakan perhitungan kembali (Amandemen Kontrak) pekerjaan tambah kurang


sesuai hasil pekerjaan di lapangan menurut harga satuan yang di dalam Kontrak.

Apabila jangka waktu masa pemeliharaan pekerjaan sudah berakhir, pekerjaan akan
diterima apabila sudah memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut :

1. Pihak Kontraktor sudah melaksanakan perbaikan-perbaikan terhadap kerusakan/cacat-


cacat dari kategori bencana alam, dan hasil perbaikan oleh pemborong tersebut sudah
dapat diterima oleh Pemberi Pekerjaan dalam kualitas/kuantitas sesuai dengan syarat-syarat
teknis.
2. PIHAK KONTRAKTOR sudah mengajukan permohonan tertulis 2 (dua) minggu sebelum
tanggal ditetapkan penyerahan II (KEDUA) pekerjaan kepada Pemberi Tugas, untuk diadakan
pemeriksaan terhadap hasil perintah tertulis atau dan pada buku harian sewaktu
penyerahan (PERTAMA) pekerjaan.
3. Loos kerja/gudang bila tidak ditentukan lain oleh Pemberi Tugas sudah dibersihkan sesuai
petunjuk Pengawas Lapangan.

Apabila Pihak Kontraktor tidak melaksanakan ketentuan-ketentuan yang diberi pada saat
Penyerahan I (PERTAMA), maka biaya jaminan 5 % (lima persen) tidak dapat diterima dan
dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku, selanjutnya pekerjaan dilaksanakan
oleh Pemborong lain dengan dana tersebut.

4. Kontraktor harus membuat dokumentasi pekerjaan mulai tahap 0 %, 50 % dan 100 %


dengan pengambilan gambar pada sudut pandang yang sama, termasuk tahapan pekerjaan
yang penting. Dokumentsi ini dibuat 3 (tiga) set dan disusun rapi pada album sesuai urutan
dan jenis pekerjaan.

5. As Built Drawing (gambar bangunan terpasang/jadi) harus dipersiapkan pada saat


penyrahan pertama pekerjaan untuk keperluan pemeriksaan dan harus sudah diserahkan
pada Direksi pada saat penyerahan kedua, sebanyak 3 rangkap (1 asli + 2 salinan), semuanya
atas biaya Kontraktor.

6. Kontraktor wajib membuat Surat Perjanjian (Kontrak) lengkap dengan gambar bestek,
perubahan Kontrak (Amandemen) lengkap dengan Gambar Perubahan, serta Penggandaan
sebanyak yang diperlukan dan semua menjadi tanggungan Kontraktor.

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Persiapan Lapangan
1. Uitzet, bouwplank profil dan pembersihan lapangan adalah kewajiban Kontraktor

2. Kontraktor wajib membuat loods kerja, kantor Direksi dan tempat tinggal bagi Pelaksana
dan Staf Kontraktor dan Pengawas Lapangan, ukuran/bahan sesuai kebutuhan dan menjadi
milik Kontraktor.

3. Kontraktor harus menyediakan Gudang tempat penyimpanan bahan-bahan yang aman


dan memenuhi syarat. Besarnya Ukuran ditetapkan kemudian dan tetap menjadi milik
Kontraktor.

4. Biaya-biaya yang berhubungan dengan hal tersebut diatas sudah diperhitungkan dalam
harga satuan pekerjaan.

2. Observasi Lapangan
1. Kontraktor sebelum melaksanakan pekerjaan wajib menunjuk Tenaga Pelaksana “FULL
TIME” untuk pekerjaan ini yang bertanggung jawab dan diberi wewenang penuh dalam
tugasnya dan diminta izin secara tertulis kepada Pemimpin Proyek, disertai alamat rumah
yang bersangkutan.

2. Tenaga Pelaksana Kontraktor wajib memimpin pelaksanaan pekerjaan observasi sesuai


ruang lingkup pekerjaan yang tercantum dalam kontrak ini harus segera dilaporkan secara
tertulis kepada Pemimpin Proyek meliputi :
1. Keadaan kecocokan lokasi pekerjaan dengan gambar rencana tentang ukuran, dimensi,
sasaran, dan fungsi.
2. Titik tetap yang digunakan untuk dasar pelaksanaan pekerjaan.
3. Kesimpulan/Saran.

3. Sebelum dimulai pelaksanaan Pihak Kontraktor bersama Pengawas Lapangan perlu


mengadakan Pra Paper Kerja membahas program kerja meliputi :

1. Hubungan dengan masyarakat dan Pemerintah setempat sehingga mengadakan


dukungan terhadap pelaksanaan pekerjaan.
2. Penyusunan waktu kegiatan pada bagian-bagian pekerjaan dalam bentuk Barchart
Rencana yang diplot warna merah.
3. Penyusunan waktu pengadaan bahan serta peralatan sesuai jumlah yang diperlukan
sebelum pekerjaan dimulai agar diplot dalam barchart.
4. Penyusunan waktu penyerahan tenaga kerja sesuai kebutuhan dan sifat pekerjaan yang
diplot dalam bartchart.
5. Hal-Hal yang dimaksud butir 2.3.2. s/d 2.3.4.menjadi dasar monitoring pelaksanaan dan
segala perubahan dari rencana pelaksanaan yang telah disusun, Pihak Kontraktor harus
mengajuka alasan secara tertulis untuk menjadi bahan pertimbangan Pemberi Tugas.

4. Berdasarkan ayat 3 diatas, Pihak Pemberi Tugas bersama Pihak Kontraktor melaksanakan
rumusan ketetapan Program Kerja pada tempat yang ditentukan dan ditetapkan ini bersifat
mengikat untuk dipatuhi selama pelaksanaan pekerjaan.
3. Pengukuran Kembali (Uitzet)

1. Pihak Kontraktor wajib melaksanakan pengukuran kembali berpedoman pada titik tetap
yang ditentukan oleh Direksi Lapangan, sebagai dasar Mutual Check Awal I.
2. Kontraktor wajib memasang patok tetap/pembantu pada lokasi-lokasi sebagai berikut :
1. Memasang kembali unit beton bila titik ikat menurun, gambar bestek sudah hilang dan
elevasi unit beton harus cocok dengan gambar rencana/revisi, ukuran pelaksanaan
pembuatan patok ditentukan oleh Pengawas Lapangan.
2. Memasang patok pembantu dari patok kayu untuk petunjuk as bangunan yang akan
dikerjakan.
3. Pemasangan bouwplank dan profil dibuat dari bahan kayu atau bambu yang memenuhi
syarat, ukuran berdasarkan gambar design/revisi rencana yang ditentukan setelah hasil
Uitzet.
4. Dokumentasi yang wajib diadakan dan diserahkan kepada Pemberi Tugas yaitu :
1. Buku ukur yang telah diperiksa dan disetujui.
2. Gambar hasil Uitzet yang asli.
3. Gambar design berdasarkan hasil Uitzet yang terakhir menjadi dasar perhitungan volume
(Uitzet) pada pekerjaan, yang pelaksanaannya diatur/ditetapkan oleh Pemberi Tugas,
sebagai dasar dibuat Mutual Check Awal dan Akhir.

4. Pembersihan Lapangan
1. Daerah Proyek yang keadaan lapangan pada tempat-tempat lokasi pekerjaan masih
berupa belukar maka sebelum pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan, telebih dahulu pohon-
pohon/ tanaman-tanaman harus dibersihkan dari tempat itu bersama akar-akarnya atas
biaya Pemborong, termasuk ganti rugi tanaman sebelum dimulai pelaksanaan ( apabila ada
ganti rugi tanaman ).
2. Daerah Proyek yang keadaan lapangan terdiri dari tegalan/rumput-rumput, maka tempat-
tempat/lokasi pekerjaan harus bebas dari rerumputan tersebut.

5. Pekerjaan Galian Biasa

1. Pekerjaan galian Tanah menggunakan alat berat (Excavator) dan dilaksanakan sesuai
ukuran dan ketinggian yang ditunjukan dalam gambar rencana atau menurut ukuran dan
ketinggian lain sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.
2. Ukuran yang berdasarkan atau menurut ketinggian tanah atau jarak pekerjaan harus
ditunjukan kepada Direksi lebih dahulu sebelum memulai pekerjaan galian pada setiap
tempat.
3. Yang dimaksud ketinggian tanah dalam perincian adalah permukaan tanah sesudah
pembersihan lapangan dan sebelum pekerjaan tanah dimulai.
4. Sebelum penggalian pada tanah tersebut permukaannya harus dikupas sampai kedalaman
minimal 15 cm, untuk sementara tanah kupasan ditimbun dan ditempatkan di sekitar areal
pekerjaan.
6. Tidak akan diadakan pembayaran pada galian yang lebih dalam dari yang telah ditentukan
atau kelebihan pekerjaan penggalian.
7. Kontraktor harus membuang semua pekerjaan galian yang lepas dan menambah dengan
material yang berbutir kasar yang dipadatkan dan dibentuk sedemikian rupa agar
permukaannya sesuai kembali dengan gambar rencana, atau dengan petunjuk Direksi.

6. Pekerjaan Galian Drainase Untuk Saluran Air

1. Galian Tanah Saluran menggunakan tenaga manusia, dilaksanakan sesuai gambar dan
petunjuk Direksi Lapangan.
2. Kemiringan saluran diperhatikan, jangan sampai air tidak mengalir atau tergenang,
memakai waterpass untuk menentukan kemiringan saluran air.
3. Tanah hasil galian dihampar pada sisi jalan untuk pembentukan bahu jalan dan yang lebih
dibuang dari lokasi pekerjaan, jangan dibiarkan menumpuk dibahu jalan.

7. Pekerjaan Lapis Pondasi Aggregat A dan Aggregat C

1. Lapis aggregate ini adalah pekerjaan perkerasan berbutir sebagai pekerjaan perbaikan
pondasi jalan
2. Sebelum dihampar terlebih dahulu badan jalan dibentuk sesuai profil yang diinginkan
dengan menimbun dan menggali permukaan jalan yang tidak rata.
3. Ketebalan hamparan sesuai dengan kebutuhan lapangan.

10. Pekerjaan Lapis Penetrasi Macadam


1. Pekerjaan ini adalah akhir dari pekerjaan konstruksi perkerasan aspal, lapis penetrasi
macadam dengan ketebalan 5 cm
2. Tahapan dalam pelaksanaan ini adalah hampar batu pecah 3-5 cm, disiram aspal, hampar
batu pecah 2-3 disiram aspal sebagai pengunci dan hamparan pasir sebagai penutup
3. Setiap hamparan aggregate dipadatkan dengan alat pemadat.
 
UNITED NATIONS DEVELOPMENT PROGRAMME
Emergency Response and Transitional Recovery Aceh and Nias Rencana
Kerja dan Syarat 
1
APPENDIX III B
SPESIFIKASI UMUM DAN TEKNISA. SPESIFIKASI UMUM 4 . 1
URAIAN PEKERJAAN
1. Nama PekerjaanPekerjaan yang akan dilaksanakan adalah pekerjaan
pembangunan jalan 160 m danlahan parkir dilingkungan kantor baru di Kantor
Bupati Nias Selatan.2. Lingkup PekerjaanPekerjaan yang akan dilaksanakan
meliputi pekerjaan persiapan, pembersihanlokasi pekerjaan, pembentukan
badan jalan dan lahan parkir, pemadatan tanah,pemasangan Lapisan
Pondasi Bawah (Telford), pekerjaan Lapisan Pondasi AtasKelas B, dan
Penetrasi Macadam (lapen).3. Sarana KerjaUntuk kelancaran pelaksanaan
pekerjaan harus tersedia :a.
 
Tenaga kerja terampil dan tenaga ahli yang cukup memadai dengan jenis
danvolume pekerjaan yang akan dilaksanakan.b.
 
Alat-alat bantu seperti seperti compactor, grader, excavator, bulldozer,
ceretpenyiraman manual, pengukur elevasi, atau peralatan lainnya yang
benar-benar diperlukan dan dipergunakan dalam pelaksanaan.4. Cara
PelaksanaanSemua jenis pekerjaan harus dilaksanakan/mengikuti ketentuan-
ketntuan dalamRencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), Gambar Bestek,
Berita Acara Aanwijzingdan petunjuk-petunjuk pelaksanaan dari Konsultan
Pengawas.5. Jenis dan Mutu BahanJenis dan mutu bahan yang dipakai
diutamakan produksi dalam negeri, sesuaidengan Keputusan MENPAN
Nomor : 472/KPB/XII/1980, Nomor : 813/MENPAN/1980tanggal 23 Desember
1980.

 
UNITED NATIONS DEVELOPMENT PROGRAMME
Emergency Response and Transitional Recovery Aceh and Nias Rencana
Kerja dan Syarat 
2
B. SPESIFIKASI TEKNIS4 . 2 P E K E R J A A N P E R S I A P A N
4.2.1
 
Lingkup Pekerjaan 
1.
 
Pekerjaan ini meliputi penyediaan, pendayagunaan tenaga kerja, bahan-
bahan,peralatan dan alat-alat bantunya yang dibutuhkan dalam
melaksanakanpembangunan pada proyek ini.2.
 
Bagian ini meliputi pembersihan lokasi, pembuatan Direksi Keet dan
GudangMaterial, penyediaan air kerja dan penerangan kerja, serta mobilisasi
dandemobilisasi.
4.2.2 
 
Pembuatan Papan Nama Proyek 
Papan nama proyek diletakkan pada tempat yang mudah dilihat umum.
Papannama proyek memuat :1.
 
Nama Proyek2.
 
Pemilik Proyek3.
 
Lokasi Proyek4.
 
Jumlah Biaya (Kontrak)5.
 
Sumber Dana6.
 
Nama Pelaksana (Kontraktor)7.
 
Proyek dimulai bulan, tanggal dan tahun
4.2.3 
 
Pembongkaran Konstruksi Lama dan Pembersihan Lokasi  
Pembongkaran konstruksi lama dilaksanakan dengan tidak mengganggu/
merusakbangunan lain yang telah ada. Sebelum memulai pekerjaan,
Pemborong wajibmembersihkan lokasi dari puing-puing, tumbuh-tumbuhan,
batu-batuan sertabenda lainnya yang dianggap dapat mengganggu
pelaksanaan pekerjaan.
4.2.4 
 
Peralatan Kerja dan Mobilisasi 
1.
 
Pemborong harus mempersiapkan dan mengadakan peralatan-peralatan
kerjadan perlatan bantu yang akan digunakan di lokasi proyek sesuai dengan
lingkuppekerjaan serta memperhitungkan segala biaya pengangkutan.2.
 
Pemborong harus menjaga ketertiban dan kelancaran selama perjalanan alat-
alat berat yang menggunakan jalanan umum agar tidak mengganggu lalu-
lintas.
 
UNITED NATIONS DEVELOPMENT PROGRAMME
Emergency Response and Transitional Recovery Aceh and Nias Rencana
Kerja dan Syarat 
3
3.
 
Pengawas atau pemberi tugas berhak memerintahkan untuk
menambahperalatan atau menolak peralatan yang tidak sesuai atau tidak
memenuhipersyaratan.4.
 
Bila pekerjaan telah selesai, pemborong diwajibkan untuk
segeramenyingkirkan alat-alat tersebut, memperbaiki kerusakan yang
diakibatkannyadan membersihkan bekas-bekasnya.5.
 
Disamping untuk menyediakan alat-alat yang diperlukan seperti
dimaksudkanpada ayat (1), pemborong harus menyediakan alat-alat bantu
sehingga dapatbekerja pada kondisi apapun, seperti : tenda-tenda untuk
bekerja pada waktuhari hujan, perancah (scafolding) pada sisi luar bangunan
atau tempat lainyang memerlukan, serta peralatan lainnya.
4.2.5 Pengukuran 
1.
 
Pemborong harus sudah memperhitungkan biaya untuk
pengukuran.Pengukuran harus dilakukan oleh tenaga ahli dalam bidangnya
danberpengalaman.2.
 
Hasil pengukuran harus dilaporkan kepada pengawas agar dapat
ditentukansebagai pedoman atau referensi dalam melaksanakan pekerjaan
sesuai dengangambar rencana dan persyaratan teknis.3.
 
Pengukuran harus diketahui dan disetujui oleh Direksi teknis.4.
 
Jika pada saat pengukuran terjadi keraguan, maka hal ini harus
ditanyakankepada Pengawas.
4.2.6 Sarana Air Kerja dan Penerangan  
1. Untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan selama proyek
berlangsung,pemborong harus memperhitungkan biaya penyediaan air bersih
gunakeperluan air kerja, air minum untuk pekerja dan air kamar mandi.2. Air
yang dimaksud adalah bersih, baik yang berasal dari PAM atau sumber
air,serta pengadaan dan pemasangan pipa distribusi air tersebut bagi
keperluanpelaksanaan pekerjaan dan untuk keperluan direksi keet, kantor
pemborong,kamar mandi/WC atau tempat-tempat lain yang dianggap
perlu.Air harusmemenuhi syarat yang tercantum dalam PBI NI-2.
3.
 
Pemborong juga harus menyediakan sumber tenaga listrik untuk
keperluanpelaksanaan pekerjaan, kebutuhan direksi keet dan penerangan
proyek padamalam hari sebagai keamanan selama proyek berlangsung
selama 24 jam penuhdalam sehari.
 

Anda mungkin juga menyukai