Anda di halaman 1dari 21

SPESIFIKASI TEKNIS UMUM

PEKERJAAN : PEMB. PAGAR UPT SDN 014 DELI MAKMUR KEC. KAMPA
LOKASI : UPT SDN 014 DELI MAKMUR KEC. KAMPA KAB. KAMPAR

Spesifikasi Teknis Umum meliputi petunjuk umum dan spesifikasi umum dari pekerjaan.
Hal-hal lain yang belum termasuk dalam persyaratan umum kerja atau spesifikasi ini akan
disesuaikan dengan gambar rencana dan Rencana Anggaran Biaya (RAB).

Acuan normatif dari pekerjaan sipil adalah sebagai berikut :


▪ Peraturan Umum Bahan Bangunan
▪ Standar SK.SNI-T-1728-1989 Pelaksanaan Mendirikan Bangunan Gedung
▪ Standar SK.SNI-T-1734-1989 Perencanaan Beton Bertulang dan Struktur Dinding
Bertulang Untuk Rumah dan Gedung
▪ Standar SK.SNI-T-5-04-1989 Spesifikasi Bahan Bangunan (Bukan Logam)
▪ Standar SK.SNI-T-15-1990-03 Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal
▪ Standar SK.SNI-T-18-1990-03 Spesifikasi Bahan Tambah untuk Beton
▪ Standar SK.SNI-T-15-1990-03 Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal
▪ Standar-standar Nasional Indonesia lainnya
▪ SNI 07-0076-1987 Tali kawat baja
▪ SNI 03-0349-1989 Bata beton untuk pasangan dinding
▪ SNI 03-1972-1990 Metode pengujian slump beton
▪ SNI 03-1974-1990 Metode pengujian kuat tekan beton
▪ SNI 03-6796-2002 Metode pengujian untuk menentukan daya dukung tanah dengan
beban statis pada pondasi dangkal
▪ SNI 03-6817-2002 Metode pengujian mutu air untuk digunakan dalam beton
▪ SNI 03-6820-2002 Spesifikasi agregat halus untuk pekerjaan adukan dan plesteran
dengan bahan dasar semen

PERIZINAN
Setelah Kontraktor ditunjuk, bila pekerjaan ini memerlukan ijin dari instansi lain yang
berwenang, maka Kontraktor yang bersangkutan harus menyelesaikan perijinan
tersebut. Direksi, dalam batas-batas kewenangannya, akan membantu untuk
menyiapkan surat-surat resminya, tetapi segala biaya yang diperlukan untuk perijinan
tersebut merupakaan tanggungjawab Kontraktor. Pekerjaan di lapangan tidak
diperkenankan dimulai apabila perijinan yang diperlukan belum diperoleh. Apabila pada
saat melaksanakan pekerjaan terdapat suatu bangunan atau material yang menghalangi
pekerjaan, jika harus membongkar bangunan/material tersebut akan memerlukan
perijinan dan biaya tambahan, maka hal tersebut terlebih dahulu harus didiskusikan
dengan direksi untuk mencari jalan keluarnya.
PENYEDIAAN AIR, TENAGA LISTRIK DAN LAMPU PENERANGAN
Alat yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh Kontraktor,
termasuk peyediaan peralatan dan perpipaan sementara untuk mengangkut air ke lokasi
pekerjaan, sehingga tidak akan mempengaruhi kelancaran pekerjaan. Biaya untuk
keperluan tersebut tanggung jawab Kontraktor. Kualitas air yang diisyaratkan ditentukan
pada bagian lain dari spesifikasi teknis ini. Tenaga listrik yang diperlukan bagi
pelaksanaan pekerjaan harus disediakan sendiri oleh Kontraktor dengan jenis dan
kapasitas sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan dan harus ada persetujuan
dari direksi. Penyediaan tanaga listrik tersebut termasuk pula kabel-kabel, alat-alat
pengukur serta fasilitas pengaman yang diperlukan dan lampu-lampu penerangan untuk
menjamin lancarnya pelaksanaan pekerjaan.

GAMBAR RENCANA
Gambar rencana untuk pekerjaan ini akan diberikan kepada Kontraktor dan merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari dokumen kontrak. Gambar-gambar tersebut adalah
gambar-gambar yang paling akhir setelah diadakan perubahan-perubahan dan
merupakan patokan bagi pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor wajib melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan gambar atau perbedaan ketentuan antar gambar rencana dan
spesifikasi yang berhubungan dengan hal tersebut.

Tidak dibenarkan untuk menarik keuntungan dari kesalahan-kesalahan, kekurangan-


kekurangan pada gambar atau perbedaan ketentuan antar gambar rencana dan
spesifikasi teknis. Apabila ternyata terdapat kesalahan, kekurangan, perbedaan dan hal-
hal lain yang meragukan, Kontraktor harus mengajukannya kepada direksi secara
tertulis, dan direksi akan mengoreksi atau menjelaskan gambar-gambar tersebut untuk
kelengkapan yang telah disebutkan dalam spesifikasi teknis. Koreksi akibat
penyimpangan keadaan lapangan terhadap gambar rencana akan ditentukan oleh direksi
dan disampaikan secara tertulis kepada Kontraktor.

Paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus


menyerahkan gambar kerja (shop drawing) kepada pihak direksi sebanyak 3 (tiga)
rangkap, termasuk perhitungan-perhitungan yang berhubungan dengan gambar
tersebut.

Gambar kerja untuk semua pekerjaan harus senantiasa disimpan di lapangan. Gambar-
gambar tersebut harus berada dalam kondisi baik, dapat dibaca dan merupakan hasil
revisi terakhir. Kontraktor juga harus menyiapkan gambar-gambar yang menunjukan
perbedaan antara gambar rencana dan gambar kerja. Semua biaya untuk itu menjadi
tanggung jawab penyedia barangf/asa.

UKURAN-UKURAN
Ukuran-ukuran yang tertera pada gambar adalah ukuran sebenarnya dan gambar
tersebut adalah gambar berskala. Jika terdapat perbedaaan antara ukuran dan
gambarnya, maka Kontraktor harus segera meminta pertimbangan dari para ahli untuk
menetapkan mana yang benar.
PERALATAN
Semua peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini harus disediakan oleh
Kontraktor. Sebelum suatu tahapan pekerjaan dimulai. Kontraktor harus mempersiapkan
seluruh peralatan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan tahap pekerjaan tersebut.
Penyediaan peralatan di tempat pekerjaan, dan persiapan peralatan pekerjaan harus
terlebih dahulu mendapat penelitian dan persetujuan dari direksi. Tanpa persetujuan
direksi, Kontraktor tidak diperbolehkan untuk memindahkan peralatan yang diperlukan
dari lokasi pekerjaan. Kerusakan yang timbul pada sebagian atau keseluruhan peralatan
yang mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan harus segera atau diganti hingga
direksi menganggap pekerjaan dapat dimulai.

PENYEDIAAN MATERIAL
Kontraktor harus menyediakan sendiri semua material seperti disebutkan dalam daftar
kuantitas (daftar rencana anggaran biaya) kecuali ditentukan lain di dalam dokumen
kontrak. Untuk material yang disediakan oleh direksi, Kontraktor harus mengusahakan
transportasi dari gudang yang ditentukan ke lokasi pekerjaan. Kontraktor harus
memeriksa dahulu material-material tersebut, dan harus bertanggung jawab atas
pengangkutan sampai di lokasi pekerjaan. Kontraktor harus mengganti material yang
rusak atau akibat oleh cara pengangkutan yang salah atau hilang akibat kelalaian
Kontraktor.

Seluruh material yang disediakan dan pekerjaan yang dilaksanakan harus sesuai dengan
spesifikasi teknis yang ditentukan dalam dokumen kotrak. Nama produsen material dan
peralatan yang digunakan, termasuk cara kerja, kemampuan, laporan pengujian dan
informasi penting mengenai hal ini harus disediakan bila diminta untuk dipertimbangkan
oleh direksi. Bila menurut pendapat direksi hal-hal tersebut tidak memuaskan atau tidak
sesuai dengan spesifikasi teknis yang dtentukan dalam dokumen kontrak, maka harus
diganti oleh Kontraktor tanpa biaya tambahan.

Seluruh material harus disuplai dengan urutan dan waktu sedemikian rupa sehingga
dapat menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan dengan memperhitungkan jadwal
untuk pekerjaan lainnya.

Contoh-contoh material harus segera ditentukan dan diambil dengan cara pengambilan
contoh menurut Acuan Normatif yang disetujui direksi. Contoh-contoh harus
menggambarkan secara nyata kualitas material yang akan dipakai pada pelaksanaan
pekerjaan. Contoh-contoh yang telah disetujui direksi harus disimpan terpisah dan tidak
tercampur atau terkotori hal yang dapat mengurangi kualitas material tersebut
Penawaran Kontraktor harus sudah termasuk biaya yang diperlukan untuk pengujian
material.

Jika dalam spesifikasi teknis ini tidak disebutkan harus menggunakan material-material
dari jenis atau merk tertentu, maka Kontraktor harus meminta petunjuk direksi untuk
menentukan jenis atau merk material yang baik dan dapat diperbolehkan untuk
digunakan dalam pelaksanaan pelaksanaan ini yang sekurang-kurangnya mempunyai
kualitas yang sama dengan kualitas yang ditentukan oleh direksi.
PERSYARATAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

1. Air
a. Air yang dipergunakan tidak boleh mengandung minyak, asam alkali, garam-
garam. Bahan organis atau lainnya yang dapat merusak beton.
b. Air yang dipergunakan untuk adukan beton konstruksi harus menurut, sesuai
dengan PBI-1971 ( bab 3 ayat 4 ).
2. Pasir / Agregat Halus
a. Pasir yang dipergunakan dapat berupa pasir alam hasil dari desintegrasi alami
batuan atau dapat berupa hasil dari pemecahan batu dari alat mekanis.
b. Agregat halus harus terdiri dari butir–butir yang tajam dan keras. Butir-butir
agregat halus harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur boleh
pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan.
c. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan
terhadap berat kering) yang di artikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang
dapat melalui ayakan 0,063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui 5% maka
agregat halus harus dicuci.
d. Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton,
kecuali dengan petunjuk–petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang
diakui.
3. Kerikil / Agregat Kasar
a. Agregat kasar untuk beton berupa kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari
batuan-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu.
Pada umumnya yang dimaksud dengan agregat kasar adalah agregat besar butir
lebih dari 5 mm.
b. Besar butir agregat maksimum tidak boleh lebih dari pada seperlima jarak terkecil
antara bidang-bidang samping dari cetakan, sepertiga dari tebal pelat atau tiga
perempat dari jarak bersih minimum diantara batang–batang atau bekas-bekas
tulangan. Penyimpangan dari pembatasan ini diizinkan apabila menurut penilaian
pengawas ahli cara-cara pengecoran beton adalah sedemikian rupa sehingga
menjamin tidak terjadinya sarang–sarang kerikil.
4. Semen
a. Semen yang digunakan harus semen yang bermutu tinggi ( Semen Type I ) berat
dan volumenya tidak kurang dari ketentuan yang tercantum pada zak semen.
Pada umumnya tidak terjadi pembatuan atau bongkah-bongkah kecil .
b. Semen untuk konstruksi beton bertulang dipakai jenis-jenis semen yang
memenuhi ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang ditentukan dalam NI.8.
c. Pemakaian semen untuk setiap campuran dapat ditentukan dengan ukuran isi
atau berat. Ukuran semen tidak boleh mempunyai kesalahan lebih dari 2,5%.
5. Baja Tulangan
a. Baja Tulangan untuk penulangan beton yang digunakan harus bebas dari
kotoran-kotoran, lemak, kulit giling, karat lepas dan bahan-bahan lain yang dapat
mengurangi daya lekat beton terhadap baja tulangan.
b. Diameter baja tulangan yang digunakan harus sesuai dengan diameter yang
ditentukan dalam gambar-gambar rencana atau gambar detail.
6. Kayu
a. Kayu yang digunakan harus kayu yang memenuhi persyaratan seperti yang
tercantum dalam Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia ( PKKI-1973 NI.5 ).
b. Kayu yang digunakan harus kayu yang berkualitas baik, tidak mempunyai cacat-
cacat seperti mata kayu, celah–celah susut pinggir dan cacat lainnya, tidak boleh
menggunakan hati kayu.
7. Bahan-bahan lain
a. Semua bahan-bahan bangunan yang akan dipakai dan belum disebutkan disini
akan ditentukan pada waktu penjelasan pekerjaan atau pada waktu pelaksanaan
pekerjaan.
b. Semua bahan-bahan yang dimasukkan untuk dipakai harus ditunjukkan terlebih
dahulu kepada pengawas untuk diperiksa guna mendapatkan izin
pemakaiannya.

PENYIMPANAN BAHAN-BAHAN

1. Semen
a. Semen harus ditempatkan/disimpan dalam gudang tertutup, di tempat yang
kering tidak menjadi lembab, tidak mudah rusak dan tidak mudah bercampur
dengan bahan-bahan lain.
b. Semen yang sudah tersimpan lama diragukan mutunya, maka sebelum dipakai
harus diperiksa terlebih dahulu kepada Pengawas.
2. Agregat
Antara agregat halus dan agregat kasar penyimpanan dilakukan terpisah. Jika
tempat dasar selalu basah pada musim hujan, maka sebaiknya penempatannya
harus didasari alas tepas/papan.
3. Baja Tulangan
Baja tulangan tidak boleh disimpan/ditumpuk langsung di atas tanah, tetapi diberi
alas/ganjal berupa balok-balok. Penumpukan ditempat terbuka dalam waktu lama
dihindarkan.
4. Bahan-bahan lain
Untuk penyimpanan bahan-bahan lain berupa bahan-bahan yang tidak tahan cuaca
sebaiknya di tempatkan di gudang penyimpanan.

PERLINDUNGAN TERHADAP CUACA


Kontraktor dengan tanggungan sendiri dan dengan persetujuan direksi terlebih dahulu
harus mengusahakan langkah-langkah dan peralatan yang diperlukan untuk melindungi
pekerjaan dan bahanbahan serta peralatan yang digunakan agar tidak rusak atau
berkurang mutunya karena pengaruh cuaca.

PROGAM KERJA
Penyedia barang/jasa harus menyiapkan rencana kerja secara detail dan diserahkan
kepada direksi paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan suatu tahapan
pekerjaan dimulai.
Rencana kerja tersebut harus mencakup :
a. Usulan waktu untuk pengadaan, pembuatan dan suplai berbagai bagian pekerjaan.
b. Usulan waktu untuk pengadaan dan pengangkutan bagian-bagian lain ke lapangan.
c. Usulan waktu dimulainya serta rencana selesainya setiap bagian pekerjaan dan/atau
pemasangan.
d. berbagai bagian pekerjaan termasuk pengujiannya.
e. Usulan jumlah jam kerja bagi tenaga-tenaga yang disediakan oleh penyedia
barang/jasa.
f. Jumlah tenaga kerja yang dipakai pada setiap tahapan pekerjaan dengan disertai
latar belakang
g. pendidikan, pengalaman serta penugasannya.
h. Jenis serta jumlah mesin-mesin dan peralatan yang akan dipakai pada pelaksanaan
pekerjaan.
i. Cara pelaksanaan pekerjaan.
j. Program kerja tersebut antara lain dituangkan dalam bentuk Kurva-S beserta
lampiran penjelasan.

PEMBERITAHUAN UNTUK MEMULAI PEKERJAAN


Kontraktor diharuskan untuk memberikan penjelasan tertulis selengkapnya apabila
direksi memerlukan penjelasan tentang tempat-tempat asal mula material yang
didatangkan untuk suatu tahap pekerjaan sebelum mulai pelaksanaan tahapan tersebut.

Dalam keadaan apapun, Kontraktor tidak dibenarkan untuk memulai pekerjaan yang
sifatnya permanen tanpa mendapat persetujuan terlebih dahulu dari direksi.
Pemberitahuan yang jelas dan lengkap harus terlebih dahulu disampaikan direksi
sebelum memulai pekerjaan, agar direksi mempunyai waktu yang cukup untuk
mempertimbangkan persetujuannya.

Pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang menurut direksi penting, harus dan diawasi


langsung oleh direksi atau wakilnya. Pemberitahuan yang akan dilaksanakannya
pekerjaan-pekerjaan tersebut harus sudah diterima oleh direksi selambat-lambatnya 2
(dua) hari sebelum pekerjaan dilaksanakan.

RAPAT-RAPAT
Apabila dipandang perlu, direksi dan/atau Kontraktor dapat mengadakan rapat-rapat
dengan mengundang Kontraktor dan konsultan serta pihak-pihak tertentu yang berkaitan
dengan pembahasan dan permasalahan pelaksanaan pekerjaan. Semua hasil / risalah
rapat merupakan ketentuan yang bersifat mengikat bagi Kontraktor

PRESTASI KEMAJUAN PEKERJAAN


Prestasi kemajuan pekerjaan ditentukan dengan jumlah prosentasi pekerjaan yang telah
diselesaikan Kontraktor dan disetujui oleh direksi. Persentase pekerjaan ini dihitung
dengan membandingkan nilai kontrak keseluruhan. Pembayaran akan dilakukan sesuai
dengan prestasi kemajuan pekerjaan berdasarkan harga yang tercantum dalam Kontrak.
PENYELESAIAN KERJA
Pekerjaan harus mencakup seluruh elemen yang diperlukan walaupun tidak diuraikan
secara khusus dalam spesifikasi teknis dan gambar-gambar, namun tetap diperlukan
agar hasil pelaksanaan pekerjaan dapat berfungsi dengan baik secara keseluruhan
sesuai dengan kontrak.

Penyedia barang/jasa harus menguji hasil pekerjaan setiap tahap dan/atau secara
keseluruhan sesuai dengan ketentuan spesifikasi teknisnya. Apabila dari hasil pengujian
terdapat bagian pekerjaan yang tidak memenuhi syarat, penyedia barang/jasa dengan
biaya sendiri harus melaksanakan perbaikan sampai dengan hasil pengujian ulang
berhasil dan dapat diterima oleh direksi.

LAPORAN-LAPORAN
Selama periode pekerjaan di lapangan, penyedia barang/jasa harus membuat laporan
harian dan laporan mingguan yang menggambarkan kemajuan pekerjaan. Laporan
tersebut memuat sekurangkurangnya informasi yang mencakup :
a. Uraian mengenai kemajuan kerja yang sesungguhnya dicapai menjelang akhir
minggu.
b. Jumlah personil yang bertugas selama minggu tersebut.
c. Material dan barang peralatan yang disediakan
d. Kondisi cuaca

PEKERJAAN CAMPURAN
1. Pekerjaan campuran semen, pasir kerikil dan air yang disebut “beton” jumlah semen
yang dipakai dalam setiap campuran untuk beton ditentukan dengan ukuran isi.
Sedangkan jumlah semen yang dipakai dalam setiap campuran untuk beton mutu
dan mutu yang lebih tinggi ditentukan dengan ukuran berat atau direncanakan.
2. Pengadukan mutu adukan mutu fc’ = 7,4 Mpa dan beton mutu B0 sedapatnya
diadukkan dengan mesin pengaduk, sedangkan untuk beton mutu BI hingga mutu
yang lebih tinggi harus menggunakan mesin pengaduk.
3. Penyimpangan terhadap ketentuan ini tidak dapat diterima dan pekerjaan dinyatakan
ditolak, sedangkan pekerjaan yang dihasilkannya harus dibongkar dan kerugian yang
diakibatkannya sepenuhnya menjadi resiko Kontraktor.

PEKERJAAN BETON BERTULANG DAN DINDING


Semua beton pagar yang disebut dalam kontrak ini dan untuk semua bangunan yang
berhubungan dan sebagai mana di minta oleh direksi harus terdiri dari bahan yang di
campur dengan ketentuan yang disebut disini.

Peraturan peraturan dan ketentuan-ketentuan yang di sebutkan disini akan


berlaku,kecuali bila secara khusus diubah oleh direksi. Bagaimana juga perubahan yang
ditunjukkan direksi tidak membebaskan Kontraktor termasuk dari tanggung jawab nya
terhadap ketentuan dan mutu bangunan sebagai mana yang tidak termasuk disini harus
sesuai dengan peraturan beton Indonesia (PBI –71 / NI – 2).
Semen
Semen yang akan di pakai harus memenuhi persyaratan Spesifikasi Teknis ini. Dalam
pengakuan semen harus terlindung dari hujan dan diterima dalam zak (kantong) asli dari
pabrikinya dalam keadaan tertutup rapat dan harus di simpan di gudang yang cukup
ventilasi dan tidak kena air, di tempatkan pada tempat yang di tiggikkan paling sedikit 30
cm dari lantai.

Agregat
Agregat yang akan di pakai harus memenuhi persyaratan sesuai dengan yang
disebutkan pada Spesifikasi Teknis ini. Sehubungan dengan ketentuan tersebut, maka
kontraktor di wajib kan menyediakan saringan sehingga agregat campuran dihasilkan
oleh saringan sesuai dengan peraturan petunjuk selanjutnya akan di berikan pada saat
pelaksanaan,

Air
Air yang akan di pakai harus memenuhi persyaratan sesuai dengan yang disebutkan
pada Spesifikasi Teknis ini. Apabila terdapat keragu-raguan mengenai kualitas air,
Kontraktor diharuskan untuk mengirimkan contoh air itu kelaboratorim sampai seberapa
jauh air itu mengandung zat-zat yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam
hal yang demikian pekerjaan beton harus di hentikan sampai dapat keputusan yang pasti
mengenai air yang dapat di pakai untuk kontruksi, dan bagaimanapun juga pekerjaan ini
membebaskan kontraktor dari waktu pelaksanaan seluruh pekerjaan yang telah di
tetapkan.

Tulangan Baja
Cara pembengkokan besi tukangan harus menurut PBI 1971, kecuali ditunjukkan lain
pada gambar. Anyaman besi harus kokoh sehingga tidak berubah tempat selama
pengecoran. Selimut beton harus cukup tebal, dan untuk itu harus di buat ganjal-ganjal
(tahu beton) dari semen pasir campuran 1:2 dengan ukuran-ukuran tertentu yang
diinginkan dan sesuai dengan petunjuk direksi. Besi tulangan harus disatukan satu sama
lain dengan kawat kecuali jika Direksi mengintruksikan menggunakan las. Sebelum
pengecoran beton dilaksanakan baja tulangan harus bebas dari minyak, kotoran, cat,
karat, atau bahan lain yang merusak.

Semua tulangan harus di pasang dengan posisi yang tidak berubah atau bergeser pada
waktu pengecoran di tumbuk atau di padatkan. Baja tulangan dan penutup beton
tingginya harus sama dan teratur untuk maksud mana pemakaian jarak beton yang telah
disetujui dapat dipakai.

Cetakan Beton
Semua cetakan beton yang dibangun harus kokoh dan cukup rapat / tidak bocor. Semua
cetakan harus betul-betul teliti dan aman pada kedudukan sehingga dicegah
pengambangan atau lain-lain selama penulangan beton. Cetakan harus dibuat dan
disanggah sedemikian rupa sehingga dapat dicegah dari kerusakan-kerusakan yang
dapat mempermudah penumbukan pada waktu pemadatan adukan mortal tanpa merusk
konstruksi.
Cetakan harus sesuai dengan bentuk, bidang-bidang batas dan ukuran dari hasil beton
yang diinginkan sebagaimana yang ditetapkan dalam gambar atau ditetapkan oleh
Direksi. Rencana cetakan harus memdapat persetujuan dari Direksi sebelum cetakan
dimulai, tetapi persetujuan yang demikian tidak akan mengurangi tanggung jawab
Kontraktor terhadap keserasiannya bentuk maupun terhadap perlunya perbaikan
kerusakan-kerusakan, yang mungkin dapat timbul pada waktu pemakaian. Sewaktu-
waktu Direksi dapat menolak suatu bagian bentuk yang tidak dapat diterima dan dalam
segi apapun Kontraktor harus dengan segera membongkar bentuk yang ditolak dan
untuk menggantinya atas bebannya sendiri. Untuk mempermudah pada waktu
pembongkaran cetakan hendaknya digunakan pelepas catakan dari merk yang sudah
disetujui oleh pelumas beton. Bila dinginkan suatu permukaan yang baik dan halus
Kontraktor boleh membuat lapisan rata dengan diberi plester semen.

Adukan Beton
Kontraktor harus menyedikan peralatan yang mempunyai cukup untuk menetapkan dan
mengawasi jumlah dari masing -masing bahan pembentukan beton. Perlengkapan
tersebut dan cara pengerjaannya selalu mendapatkan persetujuan dari Direksi.

Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir, kerikil / batu pecah air yang di tentukan
sebelumnya, semua di campur dalam perbandingan yang serasi dan di olah sebaik-
baiknya sampai pada ketentuan yang baik/tepat.

Untuk beton mutu ’B0” campuran yang biasa untuk pekerjaan non strukrural dengan
perbandingan semen portland terhadap jumlah pasir dan agregat tidak boleh kurang dari
1:8 banyak semen untuk tiap-tiap M3 beton sedikitnya harus 22,5 Kg. Untuk beton mutu
fc’ = 7,4 Mpa campuran nominal dari semen portland pasir dan kerikil / batu pecahan
harus digunakan dengan perbandingan volume 1:3:5 atau 1:2:3 atau 1:1, 5:2,5.
Banyaknya semen untuk tiap-tiap M3 beton harus paling kurang 300 kg.

Perbandingan antara bahan-bahan pembentukan beton yang dipakai untuk berbagai


pekerjaan (sesuai kelas mutu) harus dari waktu selama berjalanya pekerjaan, demikian
juga terhadap pemeriksaan agregat dan beton yang dihasilkan, perbandingan campuran
dan tata air yang tepat, kekedapan dan kekuatan yang dikehendaki,tata air semen dari
beton (tidak terhitung oleh air yang dihisap oleh agregat) tidak boleh melampui 0,60 dari
beratnya.

Pengujian dari beton akan dilakukan oleh Direksi dan perbandingan-perbandingan


campuran baru diubah jika perlu mencapai kepadatan, kekedapan awet kekuatan yang
dikehendaki dan kontraktor tidak berhak atas penambahan kompensasi disebabkan
peribahan yang demikian. Jika uji tekan gagal, maka perbaikan harus dilakukan dengan
mengikuti prosedur PBI 1971 untuk perbaikan .

Dari masing masing adukan beton yang dipakai pada pekerjaan ini harus diberi agregat
kasar dan agregat halus yang banyaknya menurut tabel yang tercantum di bawah ini
untuk tiap 50 kg portland semen.

Agregat kasar berukuran nominal yang di sebutkan dalam tabel di bawah ini :
Jenis Adukan Adukan Agregat Halus Agregat Kasar Ukuran Nominal
C1 1:3 : 6 0,12 m3 0,24 m3 38 mm
C2 1 :2 : 3 0,08 m3 0,12 m3 30 mm
C3 1;2:3 0.08 m3 0,12 m3 20 mm
C4 1 : 1,5 : 2,5 0,06 m3 0,10 m3 10 mm

Untuk jenis kekuatan dari pada jenis-jenis campuran di atas dan ketentuan-ketentuan
khusus mengenai kabus uji, penggunaan dari pada jenis-jenis adukan yang tertera pada
adukan adalah :

Adukan C1 : Beton lantai kerja tebal 5 cm, boton bertulang tidak di cor dalam ke dalam
cetakan
Adukan C2 : Semua beton bertulang yang titentukan secara khusus
Adukan C3 : Kolom atau Balok beton bertulang yang mempunyai ukuran 15 cm atau
kurang
Adukan C4 : Ukuran beton pra cetak, plat lantai, dinding atap dan kolom, atap dan
bagian yang rapat air.

Komposisi campuran adukan beton harus diawasi secara seksama baik volume maupun
berat masing-masing bahan campuran. Bahan-bahan dan ketentuan yang tidak
memenuhi syarat teknis harus disingkirkan jauh dari tempat pekerjaan. Proporsi semen
yang di tentukan dalam pasal ini adalah ukuran nominal jadi tidak di ujikan untuk di
kurangi.

Kekentalan Adukan Dan Slump Test


Pada pekerjaan betom untuk bangunan -bangunan yang sturuktural dimana mutu /
kualitas beton harus memenuhi syarat dalam pekerjaan yang di atur dalam spesifikasi ini,
maka tahap penyelesaian pekerjaan beton dan pengujian-pengujian sesudahnya harus
mengikuti aturan-aturan seperti yang di uraikan di sini.

Kekentalan adukan harus sedemikian rupa sehingga memenuhi persyaratan. Slump test
harus sering diadakan selama pekerjaan beton untuk menjamin agar nilai air semen tetap
sesuai dengan beton yang telah disyaratkan pada tabel di bawah ini, kecuali di tetapkan
oleh direksi dengan mengikat cuaca pada waktu pelaksanaan pengecoran, cara
transportasi dan sebagainya.

Slump
Jenis pekerjaan
Maksimum Minimum

Dinding pelat pondasi, dan pondasi Tapak Bertulang 12,5 5,0


Pondasi telapak tidak bertulang casion &kontruksi bawah tanah 9,0 2,5
Pelat ,balok,kolom dan dinding 15,0 7,5
Pengerasan jalan 7,5 5,0
Pembetonan masal 7,5 2,5

Pemadatan Beton
1. Umum
Selama proses pengecoran berlangsung, maka beton harus dipadatkan dengan alat
mekanis (internal atau external Vibrator), kecuali jika Direksi mengijinkan pemadatan
dengan tenaga manusia.
2. External Vibrator.
Alat mekanis yang digunakan harus memberi getaran paling tidak 5000
getaran/menit dari berat efektif sebesar 0,25 kg. External Vibrarotor harus diletakan
sedemikian rupa pada acuan, sehingga menghasilkan getaran-getaran yang
mendatar. Bila tidak lebih satu alat yang digunakan, jaraknya harus diatur sedemikian
rupa sehingga tidak menyebabkan peredaman alat getar lainnya. Pada beton
precast, dapat dibuat satu meja getar dari konstruksi yang disetujui oleh Direksi dan
dipakai alat penggetar yang memberikan paling tidak 5000 getaran/menit.
3. Internal Vibrator
Internal Vibrator digunakan dengan cara memasukan alat-alat pulsator atau
penggerak mekanis kedalam adukan beton yang baru dicor.
Alat tersebut harus paling tidak 5000 getaran/menit bila dimasukan kedalam adukan
beton yang mempunnyai diameter 2,5 cm. Alat tersebut harus dimasukan kedalam
adukan beton searah dengan arah memanjangnya. Kemudian ditarik keluar secara
perlahan-lahan, dimasukan lagi pada posisi selanjutnya. Alat itu tidak boleh dibiarkan
disuatu tempat lama dari 30 detik,Penakan jarum ini tidak boleh dilakukan terlalu
cepat, agar rongga pada jarum dapat diisi penuh lagi dengan adukan. Vibrator tidak
boleh mengenai beton yang sudah mulai mengeras.

4. Jumlah Vibrator
Jumlah minimum banyaknya internal vibrator suntuk memadatkan beton akan
diberikan pada tabel.
Kecepatan Mengejar beton Jumlah Alat

4 m3 perjam 2
8 m3 perjam 3
12 m3 perjam 4
16 m3 perjam 5
20 m3 perjam 6

Dianjurkan untuk menyediakan alat Vibrator secukupnya, agar bila terjadi kerusakan alat,
pekerjaan tidak tertunda. Bila digunakan alat lain, maka cara dan jumlahnya ditentukan
oleh Direksi.

Perawatan Beton
1. Pembongkaran cetakan
Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan harus seperti petunjuk dari
Direksi dan pekerjaan ini harus dikerjakan dengan hati-hati untuk menghindari
kerusakan pada beton yang masih muda dan tidak diijikan untuk dibebani. Cetakan
tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai kekuatan yang cukup untuk memikul
2 kali beban sendiri. Pada bagian-bagian kontruksi yang akan menahan beton
sementara yang lebih tinggi dari beban rencana, maka cetakan tidak boleh dibongkar
selama keadaan ini berlangsung. Segera sesudah catakan-cetakan dibuang,
permukaan beton harus diperiksa dengan hati-hati, dan permukaan-permukaan yang
tidak beraturan harus segera diperbaiki sampai disetujui oleh Direksi. Kontraktor
harus melindungi semua dari kerusakan sebelum penerimaan terakhir dari Direksi.
Permukaan beton harus dilindungi dari sinar matahari yang langsung paling sedikit 3
hari sesudah pengecora. Perlindungan macam ini harus dibuat efektif secepat
mungkin dan dilaksanakan sesudah pengecoran beton tanpa cetakan atau sesudah
pembukaan cetakan-cetakan. Tanggung jawab atas keamanan konstruksi beton
seluruhnya terletak pada Kontraktor, dan perhatian kontraktor mengenai
pembongkaran cetakan cetakan ditujukan PBI 1971 dalam pasal yang bersangkutan.
Kontraktor memberi tahu memberi tugas bila bermaksud akan membongkar cetakan
pada bagian kontruksi untuk mendapat persetujuan-persetujuannya.

2. Cacat Pada Beton


Meskipun hasil pengujian kubus memuaskan, Direksi mempunyai wewenang untuk
menolak kontruksi beton yang cacat, seperti berikut :
- Kontruksi beton yang keropos
- Kontruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan, atau profil
– profil seperti yang ditunjuk pada gambar.
- Kontruksi beton yang berisikan kayu atau benda lain.

Penyempurnaan permukaan beton yang diperhatikan Direksi harus dilaksanakan oleh


tukang yang ahli dan disaksikan oleh Direksi. Permukaan-permukaan beton akan
diuji/ditest oleh Direksi dimana perlu untuk menentukan apakah ketidakteraturan
permukaan berada dalam batas– batas yang ditentukan disini, Jika menurut pendapat
Direksi penyelesaikan tidak memenuhi syarat, maka Kontraktor wajib memperbaiki atau
membongkar kembali sesuai petunjuk Direksi.

Bila sesudah pembukaan cetakan-cetakan ada beton yang tidak tercetak menurut
gambar rencana atau ternyata ada permukaan yang rusak, maka hal ini dianggap tidak
sesuai dengan spesifikasi ini dan harus dibongkar serta diganti oleh kontraktor atas
bebannya sendiri kecuali bila Direksi memberikan ijinnya untuk menambal tempat yang
rusak, dalam hal penambahan harus dikerjakan seperti yang telah tercamtum dibawah
ini.

Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang terdiri dari
sarang kerikil, kerusakan karena cetakan, lubang karena keropos, lubang- lubang laut,
ketidakrataan oleh sambungan-sambungan cetakan dan bergeraknya cetakan,
ketidakrataan dan bengkak harus dibuang dengan pemahatan atau dengan alat lain dan
seterusnya digosok dengan batu gerinda. Sarang kerikil dan beton rusak lainnya harus
dipahat, lubang- lubang lainnya harus diberi pinggiran yang tajam dan dicor lagi
sedemikian hingga pengisian akan terikat / terkunci ditempat. Semua lobang harus
dibasahi sebelum dicor dan seterusnya disempurnakan.
Cacat lubang-lubang baut angker dan tempat kucilan dari sarang kerikil yang akan
diperbaiki harus diisi dengan pasta tambahan yang kering yang disusun daru satu bagian
semen portland dengan dua bagian pasir beton bersama dengan bahan pengisi yang
tidak susut, yang disetujui Direksi.
Pelaksanaan dan Jenis Pekerjaan-pekerjaan Beton :

a. Kecuali disebut lain maka semua pekerjaan beton harus mengikuti ketentuan-
ketentuan seperti yang tertera dalam :
- NI - 2 SII - 0051 - 82
- NI - 3 SII - 0236 - 80
- NI - 5 SII - 0013 - 81
- NI – 8

b. Pekerjaan Beton untuk Pondasi setempat, dan Sloof :


- Ukuran harus sesuai dengan yang tercantum pada gambar detail sloof.
- Diameter besi dan bentuk penulangan harus sesuai dengan gambar detail sloof.
- Campuran untuk pengecoran dilaksanakan dengan mutu atau campuran sesuai
dengan gambar rencana.

c. Pekerjaan beton untuk kolom :


- Ukuran harus sesuai dengan yang tercantum pada gambar detail kolom.
- Untuk kolom konstruksi yang berhubungan dengan bata diberi stek-stek besiyang
tertanam dengan baik sejak pengecoran beton, guna untuk mengikat pasangan
dinding bata, sedangkan kolom konstruksi yang berhubungan dengan kayu kozen,
jendela diberi klos yang tertanam dengan baik pada waktu pengecoran kolom,
guna untuk pemasangan pengikat kozen, jendela terhadap kolom.
- Diameter besi dan bentuk penulangan harus sesuai dengan gambar detail kolom.
- Campuran untuk pengecoran dilaksanakan dengan mutu atau campuran sesuai
dengan gambar rencana.

PELAKSANAAN PEKERJAAN DALAM KEADAAN TIDAK KERING


Apabila pada keadaan tertentu Direksi memandang perlu untuk melaksanakan pekerjaan
pada kondisi tanah yang tidak kering, maka Kontraktor membuat bangunan atau tanggul
sementara dan menyediakan pompa air berkapasitas cukup beserta alat bantu dan
pelengkap untuk menjamin agar dasar galian, dasar pondasi dan permukaan tanah
lainnya tetap kering selama pekerjaan berlangsung.

Kondisi muka air yang tinggi dan jenis tanah kurang kedap air dapat menyebabkan
derasnya rembesan air tanah kedalam galian. Dalam hal ini pelaksanaan pekerjaan
menuntut kemajuan pekerjaan yang cepat dan Direksi dapat mengintruksikan untuk
menambah pompa-pompa agar dasar galian tetap dalam keadaan kering.
Kelalaian Kontraktor dalam menyediakan pompa dan bangunan sementara lainnya yang
dapat mengakibatkan rusaknya kontruksi yang telah dibuat adalah tanggung jawab
Kontraktor sepenuhnya. Dalam hal ini semua biaya perbaikan ditanggung Kontraktor. Air
hujan yang mengalir kedalam dinding galian yang mengakibatkan kerusakan konstruksi
yang masih dalam pelaksanaan termasuk resiko Kontraktor. Hujan lebat mengakibatkan
genangan pada galian tidak dianggap Force Majeure, dan perbaikan atas kerusakan
yang terjadi adalah beban Kontraktor. Direksi dapat mengintruksikan Kontraktor untuk
membuat saluran atau sedotan sementara untuk mengalirkan air hujan agar pekerjaan
dapat tetap dilaksanakan dalam keadaan kering. Apabila pekerjaan telah selesai, maka
Kontraktor harus menimbun kembali saluran dan sedotan sementara seperti keadaan
semula.

WILAYAH KERJA
Secara umum Kontraktor dilarang menimbun atau menempatkan bahan-bahan
bangunan ditepi jalan umum karena jalan umum tidak termasuk wilayah kerja Kontraktor
Apabila tidak terdapat tempat kosong yang sesuai untuk penimbunan atau menyimpan
bahan-bahan bangunan disekitar lokasi proyek, maka bahan bangunan harus
didatangkan dari Gudang Kontraktor atau leveransir setiap hari dengan jumlah yang
cukup untuk pekerjaan perhari.

PEKERJAAN LAIN-LAIN

1. Kontraktor harus membersihkan lokasi pekerjaan yang telah selesai dikerjakan


seluas yang ditentukan pada waktu pekerjaan di lapangan.
2. Kontraktor harus memperbaiki kerusakan-kerusakan pada daerah-daerah yang
dilalui dimana kerusakan yang diakibatkan saat pelaksanaan pekerjaan.
3. Pekerjaan yang belum tercantum pada Spesifikasi Teknis Umum ini secara terperinci
dan khusus akan dibuat dalam Spesifikasi Teknis Khusus.

SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS

PEKERJAAN : PEMBANGUNAN PAGAR SDN 028 DESA KUBANG JAYA


LOKASI : DESA KUBANG JAYA KEC. SIAK HULU KAB. KAMPAR
PENDAHULUAN
Spesifikasi teknis ini merupakan ketentuan yang harus dibaca bersama-sama dengan
gambar-gambar yang keduanya menguraikan pekerjaan harus dilaksanakan. Istilah
pekerjaan mencakup suplai dan instalasi seluruh peralatan dan material yang harus
dipadukan dalam konstruksi-konstruksi, yang diperlukan menurut dokumen kontrak, serta
semua tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memasang dan menjalankan peralatan dan
material tersebut. Spesifikasi untuk pekerjaan yang harus dilaksanakan dan material
yang harus disepakati, harus diterapkan baik pada bagian dimana spesifikasi tersebut
ditemukan maupun bagian-bagian lain dari pekerjaan dimana pekerjaan atau material
tersebut dijumpai.

LOKASI PEKERJAAN
Lokasi pekerjaan pekerjaan Pembangunan Pagar Sdn 028 Kubang Jaya Kec. Siak
Hulu ditunjukan pada peta lokasi pekerjaan gambar perencanaa dengan kondisi
lapangan pekerjaan merupakan lahan gambut dengan permukaan air tanah sama
dengan pemukaan tanah dilapangan.

RUANG LINGKUP PEKERJAAN


Lingkup Pekerjaan adalah pasangan pagar bata beserta pasangan tiang kolom beton
seperti yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga serta gambar perencanaan
yang memenuhi persyaratan teknis seperti yang diminta dalam spesifikasi teknis.

PEKERJAAN PERSIAPAN

PEMBERSIHAN LOKASI
Sebelum memulai pekerjaan lokasi pekerjaan harus dibersihkan dari sampah, pohon dan
rumput lalang untuk mempermudah pekerjaan yang akan dilaksanakan. Untuk keperluan
pelaksanaan pekerjaan di lokasi, maka Kontraktor dengan biaya sendiri harus menyediakan
gudang tempat penyimpanan bahan-bahan dan alat-alat pekerjaan serta los kerja tempat
mengerjakan bahan-bahan.

PAPAN NAMA PROYEK


1. Papan nama proyek harus dipasang pada patok kayu yang nyata dan kuat tertancap
ditanah dengan cor beton setempat sehingga tidak dapat digerak-gerakkan.
2. Papan nama proyek harus dipasang dari kayu meranti, dilapisi dengan seng plat dan
dicat, isi tulisan papan nama proyek sesuai dengan standar.
3. Pada bagian bawah dibuat Nama Perusahaan Kontraktor, Konsultan Perencana dan
Pengawas.

PEKERJAAN PAGAR

PENGUKURAN DAN PEMASANGAN BOWPLANK


Kontraktor harus mengerjakan pematokan untuk menentukan kedudukan dan peil
bangunan sesuai dengan gambar rencana. Pekerjaan ini seluruhnya harus mendapat
persetujuan direksi terlebih dahulu sebelum memulai pekerjaan selanjutnya. Direksi
dapat melakukan revisi pemasangan patok tersebut bila dipandang perlu. Kontraktor
harus mengerjakan revisi tersebut sesuai dengan petunjuk direksi. Sebelum memulai
pekerjaan pemasangan patok, Kontraktor harus memberitahukan kepada direksi
sekurang-kurangnya 2 (dua) hari sebelumnya, sehingga direksi dapat mempersiapkan
hal-hal untuk melakukan pengawasan.

Pekerjaan pematokan yang telah selesai, diukur oleh Kontraktor untuk mendapat
persetujuan direksi. Hanya hasil pengukuran yang telah di setujui direksi yang dapat
digunakan sebagai dasar untuk pembayaran pekerjaan.

Kontraktor wajib menyediakan alat-alat ukur dengan,perlengkapannya, juru ukur serta


pekerjaan lain yang diperlukan oleh direksi untuk melakukan pemeriksaan untuk
melakukan pemeriksaan/pengujian hasil pengukuran. Semua tanda-tanda dilapangan
yang diberikan oleh direksi atau dipasang sendiri oleh Kontraktor harus tetap dipelihara
dan dijaga dengan baik oleh Kontraktor. Apabila ada yang rusak harus segera diganti
dengan yang baru dan meminta kembali persetujuan dari direksi. Bila terdapat
penyimpangan dari gambar rencana, Kontraktor harus mengajukan 3 (tiga) rangkap
gambar penampang dari daerah yang dipatok tersebut. Direksi akan membubuhkan
tanda tangan persetujuan dari pendapat/revisi pada satu copy gambar tersebut dan
mengembalikannya kepada Kontraktor. Setelah diperbaiki, Kontraktor harus mengajukan
kembali gambar hasil revisinya.

Semua gambar-gambar yang telah disetujui harus diserahkan kepada direksi dalam
kalkir asli dan 2 (dua) copy hasil reproduksinya. Ukuran dan huruf yang digunakan pada
gambar tersebut harus sesuai dengan ketentuan direksi.

1. Pengukuran
a. Letak pondasi dan kedudukan bangunan disesuaikan dengan gambar kerja,
pemasangan papan bouwplank harus benar-benar kuat, waterpass dan siku.
b. Kontraktor harus membuat ukuran duga tetap diluar bangunan dari bahan beton
berukuran 10 x 10 cm (permanen).
c. Ukuran-ukuran ketinggian lantai dari titik lebih kurang 0,00 ditentukan dalam
gambar.
d. Pengukuran dilakukan mempergunakan alat ukur apabila lokasi pekerjaan telah
bersih.
e. Sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor harus sudah menguasai situasi lapangan
baik mengenai luas, tinggi rendah permukaan tanah dan sebagainya yang
berhubungan dengan pembangunan

2. Bouwplank.
a. Bouwplank terbuat dan papan yang bagian atasnya diserut dan dipakukan pada
patok- patok kayu persegi 5/7 cm yang tertanam dalam tanah cukup kuat.
b. Bagian atasnya dari papan bouwplank harus waterpass (horizontal dan siku).
c. Pemasangan papan bouwplank dilaksanakan pada jarak 1,5 m dari as (bagian
tengah) bangunan.

PEKERJAAN GALIAN TANAH PONDASI


1. Sebelum pekerjaan konstruksi dimulai, permukaan tanah pondasi harus ditinjau
Direksi untuk dimintakan persetujuan.
2. Lebar, dalam dan bentuk galian tanah harus dikerjakan sesuai menurut ukuran yang
tercantum dalam gambar rencana.
3. Galian tanah untuk pondasi harus mencapai kedalaman sesuai dalam gambar
rencana. Apabila ternyata lapisan tanah pada kedalaman rencana sangat lunak,
maka atas perintah Direksi Kontraktor harus menggali sampai tanah keras.
4. Semua sisa-sisa akar, humus, bahan organis dan kotoran lainnya harus dikeluarkan
dan disingkirkan.
5. Tanah hasil galian tanah yang tidak dapat dipergunakan untuk menimbun kembali
dan harus dibuang pada tempat yang ditentukan pengawas lapangan.
6. Pemakaian bekas tanah galian untuk penimbunan kembali harus mendapatkan
persetujuan tertulis dahulu dari Pengawas Lapangan.
7. Permukaan tanah pondasi harus kering.

PEKERJAAN GALIAN SLOOF


1. Galian tanah untuk Sloof sesuai dengan ukuran gambar rencana.
2. Semua sisa-sisa akar, humus, bahan organis dan kotoran lainnya harus dikeluarkan
dan disingkirkan.
3. Sebelum pekerjaan konstruksi dimulai, permukaan tanah sloof harus ditinjau Direksi
untuk dimintakan persetujuan.
4. Permukaan tanah sloof harus kering.

PEKERJAAN URUGAN PASIR BAWAH PONDASI


1. Urugan pasir dilakukan selapis demi selapis dan pemadatannya juga dilakukan
selapis demi selapis dimana tebal lapisan maksimum 5 cm.
2. Setiap urugan pasir disiram disiram dengan air hingga padat
3. Setiap tanah gembur yang dibuang diisi kembali dengan pasir hingga rata dan padat.
4. Atas petunjuk Direksi dan Kontraktor harus menyediakan pasir yang digunakan untuk
pengurugan berkualitas pada lumpur tidak boleh lebih dari 10%, tidak terkotori oleh
benda-benda organik. Petunjuk ini tidak mengurangi tanggung jawab kontraktor atas
semua hasi pengurugan yang dilakukan. Kelebihan pasir urug setelah pengurugan
selesai harus diangkut dari tempat-tempat pekerjaan, dengan segala biaya
ditanggung Kontraktor.

PEKERJAAN LANTAI KERJA


Beton tidak boleh diletakkan langsung dipermukaan tanah kecuali jika ditetapkan lain,
maka harus dibuat lantai kerja minimal 5 cm (1:3:5) diatas tanah sebelum tulangan beton
ditetapkan. Lantai Kerja Menggunakan Beton fc’ = 7,4 Mpa.

PEKERJAAN BETON PONDASI TAPAK, KOLOM, DAN SLOOF


Pondasi Tapaka, Kolom, dan Sloof menggunakan Beton fc’ = 7,4 Mpa. Beton terdiri dari
campuran semen, pasir, kerikil dan air. Material lain tidak diperbolehkan kecuali atas izin
Direksi. Pengukuran semen tidak boleh mempunyai kesalahan lebih kurang 2,5 %. dan
atau memakai perencanaan campuran berdasarkan SK SNI T-15-1991-03.

1. Kekentalan adukan beton


a. Kekentalan (konsistensi) adukan harus disesuaikan dengan cara transport, cara
pemadatan, jenis konstruksi yang bersangkutan dan kerapatan tulangan.
b. Jumlah semen minimum dan nilai faktor air semen maximum harus
memperhatikan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dari Peraturan Beton
Bertulang Indonesia (PBBI -1971) dan atau SK SNI T-15-1991-03.

2. Bekisting
a. Cetakan dan acuan harus kokoh dan cukup rapat sehingga tidak terjadi
kebocoran-kebocoran yang dituangkan dalam cetakan
b. Cetakan harus dibuat dari bahan-bahan yang baik dan tidak mudah meresap air
dan dipasang sedemikian rupa sehingga pada waktu pembongkaran cetakan
tidak terjadi kerusakan pada beton.

3. Pemasangan Tulangan
a. Tulangan harus dipasang sedemikian rupa hingga sebelum dan selama
pengecoran tidak berubah tempatnya
b. Untuk ketepatan tebal penutup beton, tulangan harus dipasang dengan penahan
jarak yang terbuat dari beton (deking segi empat) dengan mutu beton yang sama
dengan mutu beton yang akan dicor.

4. Pengecoran dan Pemadatan


a. Selama pengadukan berlangsung kekentalan adukan beton harus diawasi.
b. Untuk mencegah timbulnya rongga-rongga kosong dan sarang kerikil adukan
beton harus dipadatkan selama pengecoran.
c. Apabila karena sesuatu hal pengadukan beton tidak memenuhi syarat minimal
seperti terlalu encer karena kesalahan pemberian jumlah air pencampur, sudah
mengeras sebagian atau tercampur dengan bahan-bahan asing maka adukan
ini tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan dari tempat pelaksanaannya.
d. Pemadatan dapat dilakukan dengan menumbuk-numbuk atau dengan memukul-
mukul cetakan atau dengan menggunakan alat / vibrator dengan mengikuti
ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Peraturan Beton Bertulang
Indonesia (PBI-1971)

PEKERJAAN BESI HOLLOW


1. Melakukan pengukuran lebar dan tinggi pada lokasi yang dipasang besi hollow
dengan meteran.
2. Pastikan area kerja Anda bersih dan bebas dari penghalang atau sampah yang
dapat mengganggu proses pembuatan.
3. Ketika ukuran sudah didapatkan, memulai proses pemotongan besi hollow 40x60
dan 20x40 tebal 2 mm menjadi beberapa bagian, sesuai dengan ukuran dan
gambar kerja. Kemudian merangkai besi hollow yang sebelumnya sudah
dipotong tadi, menjadi rangkaian pagar besi hollow sesuai dengan gambar
rencana.
4. Setelah potongan-potongan besi hollow tersusun rapi, besi hollow di las
menggunakan alat las. Sehingga terbentuk pagar besi hollow sesuai dengan
gambar rencana.
5. Sebelum pemasangan besi hollow terlebih dahulu melakukan pengeboran pada
tembok sampai menembus besi kolom, selanjutnya melakukan penyambungan
besi hollow dengan besi kolom dengan dilas untuk menyatukan pagar besi
hollow sehingga pagar kaku dan kuat.
6. Perapihan hasil pekerjaan dari sisa material pintu besi.

PEKERJAAN PAS DINDING ½ BATA DAN 1 BATA 1 : 4


Bahan-bahan
1. Batu bata yang akan dipakai sebagai bahan konstruksi untuk lapisan pondasi,
dinding pasangan dan lain-lain harus jenis bermutu baik.
2. Pasir pasang yang digunakan untuk bahan adukan harus terdiri dari butir-butir yang
bersih dari segala jenis kotoran, tidak mengandung lempung atau unsur organis
lainnya.
3. Pasir urug atau lapisan dasar pondasi harus memenuhi ketentuan yang berlaku dan
dipadatkan sesuai perintah Direksi.
4. Semen yang dipergunakan adalah Portland Cemen (PC) produk dalam negeri yang
memenuhi persyaratan yang berlaku di Indonesia. Semen tidak boleh disimpan
terlalu lama dan yang telah menggumpal atau membatu tidak boleh dipakai dan harus
disingkirkan
5. Adukan untuk pekerjaan pasangan terdiri dari semen dan pasir didasarkan
perbandingan volume, air yang dipergunakan untuk campuran harus bersih dari
endapan lumpur dan unsur-unsur lain yang dapat mempengaruhi warna dan baunya.
Air yang mangandung garam akibat pasang surut air laut tidak boleh dipakai. Adukan
harus dibuat dalam jumlah terbatas dan hanya untuk dipergunakan langsung.
Adukan yang telah 30 (tiga puluh) menit dibuat belum dipergunakan harus
disingkirkan dan tidak boleh dipakai lagi. Dalam hal ini pengadukan ulang
diperkenankan.
6. Untuk pekerjaan yang sifatnya tergenang air, maka dipergunakan adukan lengkap
dengan menggunakan aditif atau adukan kering untuk mempercepat proses
pembekuan.

Pekerjaan Pasang Batu


1. Sebelum pekerjaan pasangan dimulai, batu bata yang akan dipasang harus bersih
dari segala jenis kotoran dan lumpur serta dibasahi secukupnya.
2. Agar bentuk dan ukuran sesuai dengan yang tercantum dalam gambar.
3. Batu bata harus dipasang diatas adukan yang cukup dan disusun sepadat mungkin
agar tidak terdapat rongga yang besar sehingga terjadi sifat saling mengikat yang
baik.
4. Semua sudut dalam bidang permukaan yang terlihat harus dipasang sesuai dengan
garis elevasi yang ditunjukkan dalam gambar.
5. Apabila bidang permukaan harus diplester, maka perbandingan adukan disesuaikan
dengan gambar rencana.
6. Apabila bidang permukaan harus diplester, maka celah-celah yang terlihat pada
bidang permukaan harus diisi dengan adukan seperti butir (3) diatas.

PEKERJAAN PLESTERAN DINDING 1:4

Lingkup Pekerjaan
Meliputi penyediaan bahan plesteran, penyiapan dinding/tempat yang akan diplester
serta pelaksanaan pekerjaan plesteran itu sendiri pada dinding yang akan diselesaikan
dengan cat, satu dan lain hal sesuai dengan yang tertera dalam gambar denah dan notasi
penyelesaian dinding.

Bahan
1. Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan SII
0013- 18. Pasir yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus halus dengan warna
asli, satu dan lain hal sesuai dengan persyaratan SK SNI S-04-1989-F.
2. Air yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan SK SNI S-
04- 1989-F.

Keadaan Dinding yang akan Diplester :


1. Semua siar dipermukaan batu bata hendaknya dirapikan terlebih dahulu agar
supaya bahan plesteran dapat melekat dengan baik.
2. Semua permukaaan yang akan diplester harus dibersihkan dan disiram dengan air
bersih sebelum bahan plesteran ditempelkan (permukaan dinding batu bata pada
waktu plester harus basah).
3. Bidang beton yang akan diplester harus dikasarkan terlebih dahulu supaya plesteran
dapat lebih mengikat.

Hasil Pekerjaan Plesteran :


1. Rapi, rata, horizontal dan vertikal.
2. Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak maka bidang tersebut harus
diperbaiki.

PEKERJAAN PENGECATAN
1. Sebelum pengecatan dilaksanakan bidang dinding dan kolom yang akan dicat
terlebih dahulu dibersihkan, lobang-lobang dan yang retak-retak harus didempul
sampai rata dan diamplas hingga benar-benar cukup rata dan bersih, baru
dilaksanakan pekerjaan pengecatan menggunakan cat air.
2. Sebelum pengecatan dilaksanakan bidang besi holow yang akan dicat terlebih
dahulu dibersihkan, lobang-lobang dan yang retak-retak harus didempul sampai rata
dan diamplas hingga benar-benar cukup rata dan bersih, baru dilaksanakan
pekerjaan pengecatan menggunakan cat minyak .
PEKERJAAN FINISHING

PEMBERSIHAN AKHIR
Setelah seluruh bagian bangunan telah selesai dikerjakan dan sisa-sisa bahan material
yang masih terdapat di lokasi pekerjaan harus dipindahkan dari pagar yg sudah selesai
tersebut dan harus tetap menghitung sendiri. Apabila dalam perhitungan perencanaan
Bill of Quantity dirasakan kurang maka Kontraktor supaya mengajukan perubahan pada
waktu aanwijizing dan apabila ada perubahan, maka akan dimuat pada risalah
aanwijizing dalam hal ini yang mengikat adalah Gambar dan bestek. Pekerjaan yang
nyata-nyata menjadi bagian dari pekerjaan ini yang tidak teruraikan dan termuat dalam
bestek ini, tetapi harus diselenggarakan dan diselesaikan oleh kontraktor, harus
dianggap pekerjaan itu telah diuraikan/ dimuat dalam bestek ini untuk menuju
Penyerahan pekerjaan yang lengkap dan sempurna, sesuai menurut pertimbangan
Direksi.

PENUTUP
Walaupun dalam syarat-syarat teknis ini tidak merinci secara lengkap baik mengenai cara
penyajian dan pemeriksaan bahan bangunan yang dipergunakan, namun Kontraktor
wajib menyelesaikan pekerjaan ini dengan sebaik-baiknya dan dapat dipertanggung
jawabkan secara teknis.

Demikianlah Spesifikasi Teknis Kami buat sebagai pedoman dalam pelaksanaan


pekerjaan nantinya.

Dibuat Oleh :
Konsultan Perencana
CV. Aulia Rancang Atur Buana

ISMED MURIA, ST
Direktur

Anda mungkin juga menyukai