Anda di halaman 1dari 62

SPESIFIKASI TEKNIS

( SPEKTEK )

PEKERJAAN
PEMBANGUNAN SISTEM
LAYANAN AIR BERSIH (SLAB)
KOTA DOMPU

TAHUN ANGGARAN 2019


I. SPESIFIKASI TEKNIS UMUM

1. Pendahuluan
Spesifikasi teknis ini merupakan ketentuan yang harus dibaca bersama-sama dengan
gambar-gambar yang keduanya bersama-sama menguraikan pekerjaan yang harus
dilaksanakan. Istilah pekerjaan mencakup suplai dan instalasi seluruh peralatan dan
material yang harus dipadukan dalam konstruksi-konstruksi, yang diperlukan menurut
dokumen-dokumen kontrak, serta semua tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memasang
dan menjalankan peralatan dan material tersebut. Spesifikasi untuk pekerjaan yang harus
dilaksanakan dan material yang harus dipakai, harus diterapkan baik pada bagian dimana
spesifikasi tersebut ditemukan maupun bagian-bagian lain dari pekerjaan dimana
pekerjaan atau material tersebut dijumpai.

2. Penyerahan Lapangan
Sebelum memulai kegiatan, Penyedia Barang/Jasa harus sudah menerima surat/berita
acara penyerahan lapangan dari Pengguna Barang/Jasa.

3. Perijinan
Bila ada sebagian atau seluruhnya pekerjaan yang harus memerlukan perijinan dari
instansi yang berwenang, maka Penyedia Barang/Jasa harus sudah memiliki perijinan
yang dimaksud sebelum memulai bagian dari pekerjaan tersebut. Penyedia Barang/Jasa
tidak diperkenankan memulai kegiatan sebelum memegang perijinan yang dimaksud.
Segala biaya yang dikeluarkan untuk mengurus perijinan menjadi tanggung jawab
Penyedia Barang/Jasa.

4. Pekerjaan Pekerjaan Sementara


Jalan masuk ke lokasi, termasuk pada sarana pelengkap lain seperti jembatan darurat dan
sebagainya, yang bersifat sementara harus disiapkan oleh kontraktor. Jika diperlukan
jembatan-jembatan darurat maka kontraktor harus merencanakannya dari kayu yang
cukup kuat untuk menahan muatan atau dengan perencanaan yang disetujui oleh pihak
direksi. Kontraktor wajib memelihara sarana tersebut dan semua biaya yang dikeluarkan
untuk pemeliharaan tersebut menjadi tanggungan kontraktor. Pada akhir pekerjaan, atas
perintah direksi, segala sarana tersebut kalau tidak dipergunakan lagi harus dibongkar,
dirapihkan kembali seperti keadaan semula atau seperti yang disyaratkan oleh direksi.
Kontraktor harus membuat saluran-saluran untuk pembuangan semua air bekas dan sisa
buangan dari pekerjaan-pekerjaan, termasuk pekerjaan sementara, yang ditimbulkan
dimana saja. Cara pembuangan harus tidak merusak lingkungan setempat dan tidak
mengganggu pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap tanah atau saluran /
anak sungai dimana air bekas dan sisa buangan akan dibuang.

5. Penyediaan Air, Tenaga Listrik dan Lampu Penerangan


Alat yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh kontraktor,
termasuk penyediaan peralatan dan perpipaan sementara untuk mengangkut air ke lokasi
pekerjaan, sehingga tidak mempengaruhi lancarnya pekerjaan. Biaya untuk keperluan
tersebut menjadi tanggungan kontraktor. Kualitas air yang disyaratkan ditentukan pada
bagian lain dari spesifikasi teknis ini.

ST - 2
Tenaga listrik yang diperlukan bagi pelaksanaan pekerjaan harus disediakan sendiri oleh
kontraktor dengan jenis dan kapasitas yang sesuai dengan pekerjaan yang akan
dilaksanakan dan harus ada persetujuan dari direksi. Penyediaan tenaga listrik tersebut
termasuk pula kabel-kabel, alat-alat pengukur serta fasilitas pengaman yang diperlukan
dan lampu-lampu penerangan untuk menjamin lancarnya pelaksanaan pekerjaan.

6. Gambar Gambar Kerja


Gambar-gambar rencana untuk pekerjaan ini akan diberikan kepada kontraktor dan
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari dokumen kontrak. Gambar-gambar tersebut
adalah gambar-gambar yang paling akhir setelah diadakan perubahan-perubahan dan
merupakan patokan bagi pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor wajib melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi yang berhubungan dengan hal
tersebut.
Tidak dibenarnya untuk menarik keuntungan dari kesalahan-kesalahan, kekurangan-
kekurangan pada gambar atau perbedaan ketentuan antar gambar rencana dan spesifikasi
teknis. Apabila ternyata terdapat kesalahan, kekurangan, perbedaan dan hal-hal lain yang
meragukan, kontraktor harus mengajukannya kepada direksi secara tertulis, dan direksi
akan mengoreksi atau menjelaskan gambar-gambar tersebut untuk kelengkapan yang telah
disebutkan dalam spesifikasi teknis. Koreksi akibat penyimpangan keadaan lapangan
terhadap gambar rencana akan ditentukan oleh direksi dan disampaikan secara tertulis
kepada kontraktor.
Paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus
menyerahkan gambar kerja (shop drawing) kepada pihak direksi sebanya 3 (tiga) rangkap,
termasuk perhitungan-perhitungan yang berhubungan dengan gambar tersebut.
Gambar kerja untuk semua pekerjaan harus senantiasa disimpan di lapangan. Gambar-
gambar tersebut harus berada dalam kondisi baik, dapat dibaca dan merupakan hasil revisi
terakhir. Kontraktor juga harus menyiapkan gambar-gambar yang menunjukan perbedaan
antara gambar rencana dan gambar kerja. Semua biaya untuk itu menjadi tanggungan
kontraktor.

7. Ukuran - Ukuran
Pada dasarnya semua ukuran yang berlaku adalah seperti yang tertera pada gambar
rencana. Ukuran-ukuran dalam gambar rencana pada dasarnya adalah ukuran jadi, seperti
keadaan selesai. Kontraktor tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran-ukuran
yang tercantum didalam gambar rencana dan pelaksanaan/dokumen kontrak tanpa
sepengetahuan Pengawas/Pemberi Tugas.

8. Peralatan
Semua peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini harus disediakan oleh
kontraktor. Sebelum suatu tahapan pekerjaan dimulai, kontraktor harus mempersiapkan
seluruh peralatan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan tahap pekerjaan tersebut.
Penyediaan peralatan ditempat pekerjaan, dan persiapan peralatan pekerjaan harus terlebih
dahulu mendapat penelitian dan persetujuan dari direksi. Tanpa persetujuan direksi,
kontraktor tidak diperbolehkan untuk memindahkan peralatan yang diperlukan dari lokasi
pekerjaan.
Kerusakan yang timbul pada sebagian atau keseluruhan peralatan yang akan mengganggu
kelancaran pelaksanaan pekerjaan harus segera diperbaiki atau diganti hingga direksi
menganggap pekerjaan dapat dimulai.

ST - 3
9. Penyediaan Material
Kontraktor harus menyediakan sendiri semua material seperti yang disebutkan dalam
daftar kuantitas (daftar rencana anggaran biaya) kecuali ditentukan lain didalam dokumen
kontrak.
Untuk material-material yang disediakan oleh direksi, kontraktor harus mengusahakan
transportasi dari gudang yang ditentukan ke lokasi pekerjaan. Kontraktor harus memeriksa
dahulu material-material tersebut dan harus bertanggung jawab atas pengangkutan sampai
di lokasi pekerjaan. Kontraktor harus mengganti meterial yang rusak atau kurang akibat
oleh cara pengangkutan yang salah atau hilang akibat kelalaian kontraktor.
Semua peralatan dan material yang disediakan dan pekerjaan yang dilaksanakan harus
sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditentukan dalam dokumen kontrak. Nama produsen
material dan peralatan yang digunakan, termasuk cara kerja, kemampuan, laporan
pengujian dan informasi penting lainnya mengenai hal ini harus disediakan bila diminta
untuk dipertimbangkan oleh direksi. Bila menurut pendapat direksi hal-hal tersebut tidak
memuaskan atau tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditentukan dalam dokumen
kontrak, maka harus diganti oleh kontraktor tanpa biaya tambahan.
Semua peralatan dan material harus disuplai dengan urutan dan waktu sedemikian rupa
sehingga dapat menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan dengan memperhitungkan
jadwal waktu untuk pekerjaan lainnya.

10. Syarat Bahan/Material


Semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus dalam keadaan baik tidak cacat
sesuai dengan spesifikasi yang diminta dan bebas dari noda lainnya yang dapat
mengganggu kualitas maupun penampilan
Contoh-contoh material harus segera ditentukan dan diambil dengan cara pengambilan
contoh menurut standar yang disetujui direksi. Contoh-contoh tersebut harus
menggambarkan secara nyata kualitas material yang akan dipakai pada pelaksanaan
pekerjaan.
Contoh-contoh yang telah disetujui direksi harus disimpan terpisah dan tidak tercampur
atau terkotori yang dapat mengurangi kualitas material tersebut. Penawaran kontraktor
harus sudah termasuk biaya yang diperlukan untuk pengujian material.
Jika dalam spesifikasi teknis ini tidak disebutkan harus menggunakan material-material
dari jenis atau merk tertentu, maka kontraktor harus meminta petunjuk direksi untuk
menentukan jenis atau merk material yang baik dan diperbolehkan untuk digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini. Kontraktor dapat mengganti dengan produk atau merk lain
yang sekurang-kurangnya mempunyai kualitas yang sama dengan kualitas yang
ditentukan oleh direksi.
Bahan/material dan komponen jadi keluaran pabrik, dalam pelaksanaannya harus dibawah
pengawasan/supervisi Tenaga Akhli yang ditunjuk. Semua bahan sebelum dipasang harus
disetujui secara tertulis oleh Pengawas/Pemberi Tugas. Contoh bahan yang akan
digunakan harus diserahkan kepada Pengawas/Direksi.
Bila dianggap perlu, Pengawas/Pemberi Tugas berhak memerintahkan kepada kontraktor
untuk membuat komponen jadi (mock up) pada detail-detail hubungan tertentu yang harus
diperlihatkan kepada Pengawas/Pemberi Tugas untuk mendapat persetujuan. Semua bahan
untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan di uji sesuai dengan standard yang berlaku baik
pada pembuatan, maupun pada pelaksanaan dilapangan oleh Kontraktor.

ST - 4
11. Perlindungan Terhadap Cuaca
Kontraktor, atas tanggungan sendiri dan dengan persetujuan direksi terlebih dahulu, harus
mengusahakan langkah-langkah dan peralatan yang diperlukan untuk melindungi
pekerjaan dan bahan-bahan serta peralatan yang digunakan agar tidak rusak atau
berkurang mutunya karena pengaruh cuaca.

12. Lingkup Pekerjaan Persiapan


Pekerjaan persiapan meliputi :
- Mobilisasi dan demobilisasi seluruh pekerjaan
- Pembuatan Los Kerja dan gudang bahan
- Pekerjaan pengukuran, pemasangan patok dan penentuan peil dasar (titik referensi)
- Pekerjaan pembongkaran dan pembersihan lahan sebelum pelaksanaan
- Pekerjaan perlindungan terhadap konstruksi existing
- Penyiapan jalan masuk
- Papan Nama Proyek dan rambu-rambu
- Gambar-gambar Pelaksanaan (as Built Drawing)
- Dokumentasi

13. Mobilisasi dan Demobilisasi


Yang dimaksud dengan pekerjaan ini adalah berupa penyedian/pemasukan semua
peralatan, tenaga dan perlengkapan proyek yang akan diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan (dengan jumlah yang minimum) sampai di proyek. Setelah pekerjaan selesai,
kontraktor harus mengeluarkan kembali semua peralatan dan perlengkapan tersebut dari
lokasi pekerjaan

14. Pembuatan Los Kerja dan Gudang Bahan


Kontraktor harus membuat Los Kerja dan Gudang Bahan. Los Kerja diberi pintu dan
jendela kaca dan dilengkapi dengan satu stel meja tulis dilengkapi dengan buku tamu dan
buku instruksi serta satu lemari untuk penyimpanan berkas-berkas yang diperlukan.
Gudang dibuat sedemikian rupa sehingga keamanan barang-barang terjamin
keamanannya. Penyimpanan bahan PC harus sedemikian rupa agar PC tidak
mudah/lekas mengeras. Kontraktor harus memelihara kebersihan didalam bangunan-
bangunan tersebut. Bila tidak dianjurkan lain oleh Direksi/Pengawas pada saat selesai
pekerjaan, semua bangunan-bangunan tersebut diatas harus disingkirkan dan dibersihkan
dari lokasi pekerjaan atas biaya Kontraktor dan bangunan-bangunan tersebut menjadi
milik Pemberi Tugas.

15. Pengukuran dan Pematokan


Kontraktor harus mengerjakan pematokan untuk menentukan kedudukan dan peil
bangunan sesuai dengan gambar rencana. Titik ini selanjutnya harus dipindahkan ke
salah satu patok yang akan dijadikan titik referensi selanjutnya, yang nantinya
akan digunakan untuk mengukur kedalaman galian, peil timbunan, dasar
timbunan, dasar pondasi dan lain-lain. Titik referensi/patok ini harus kuat dan tidak
boleh berubah / terganggu selama masa pelaksanaan pekerjaan belangsung.
Pekerjaan ini seluruhnya harus mendapat persetujuan direksi terlebih dahulu sebelum
memulai pekerjaan selanjutnya. Direksi dapat melakukan revisi pemasangan patok
tersebut bila dipandang perlu. Kontraktor harus mengerjakan revisi tersebut sesuai dengan
petunjuk direksi.

ST - 5
Sebelum memulai pekerjaan pemasangan patok, kontaktor harus memberitahukan kepada
direksi sekurang-kurangnya 2 (dua) hari sebelumnya, sehingga direksi dapat
mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk melakukan pengawasan.
Pekerjaan pematokan yang telah selesai, diukur oleh kontraktor untuk mendapat
persetujuan direksi. Hanya hasil pengukuran yang telah disetujui direksi yang dapat
digunakan sebagai dasar untuk pembayaran pekerjaan. Kontraktor wajib menyediakan
alat-alat ukur dengan perlengkapannya, juru ukur serta pekerja lain yang diperlukan oleh
direksi untuk melakukan pemeriksaan/pengajuan hasil pengukuran.
Semua tanda-tanda di lapangan yang diberikan oleh direksi atau dipasang sendiri oleh
kontraktor harus tetap dipelihara dan dijaga dengan baik oleh kontraktor. Apabila ada
yang rusak harus segera diganti dengan yang baru dan meminta kembali persetujuan dari
direksi. Bila terdapat penyimpangan dari gambar rencana, kontraktor harus mengajukan 3
(tiga) rangkap gambar penampang dari daerah yang dipatok tersebut. Direksi akan
membubuhkan tanda tangan persetujuan dan pendapat/revisi pada satu copy gambar
tersebut dan mengembalikannya kepada kontraktor. Setelah diperbaiki, kontaktor harus
mengajukan kembali gambar hasil revisinya. Gambar-gambar tersebut harus dibuat pada
kertas ukuran A3 agar mudah dibaca. Semua gambar-gambar yang telah disetujui harus
diserahkan kepada direksi asli dan 2 copy hasil reproduksinya. Ukuran dan huruf yang
digunakan pada gambar tersebut harus sesuai dengan ketentuan direksi.

16. Pembongkaran dan Pembersihan sebelum Pelaksanaan


Pada prinsipnya, Kontraktor harus melaksanakan pembersihan dan perataan dilokasi
pekerjaan disekitar area yang diperlukan. Lokasi pekerjaan harus bebas dari gangguan-
gangguan yang ada seperti pohon-pohon liar, semak/belukar dan material lain yang
mengganggu termasuk permukaan tanah yang tidak beraturan.
Apabila dilokasi pekerjaan terdapat sarana utilitas seperti tiang listrik/telepon, drainase
dan lain-lain yang masih berfungsi. Kontraktor diwajibkan uantuk menjaga/melindungi
sarana tersebut dari kerusakan selama pekerjaan berlangsung.
Seandainya diantara tersebut ada yang menggaggu pekerjaan sehingga diperluka
pembongkaran/pemindahan sementara, maka hal ini harus didiskusikan terlebih dahulu
oleh Kontraktor kepada Pengawas/Pemberi Tugas dan pihak instansi yang terkait, untuk
mendapatkan persetujuan.
Segala biaya yang timbul untuk pelaksanaan pembongkaran/pemindahan sarana tersebut
menjadi tanggungan Kontraktor. Pada waktu pengajuan penawaran, Kontraktor harus
sudah memperhitungkan hal ini.
Hasil bongkaran akan dipilah-pilah oleh Direksi/Pengawas untuk menentukan bagian
mana yang harus dipasang kembali, yang harus dipindahkan ketempat yang
telah ditentukan atau yang harus dibuang keluar lokasi proyek.
17. Perlindungan terhadap Konstruksi Eksisting
Kontraktor harus mengamankan, melindungi dan menjaga semua konstruksi eksisting
yang ada disekitar tapak pekerjaan.
Dalam hal dimana ditemukan persoalan dengan jariangan utilitas eksisting, Kontraktor
diwajibkan memberitahukan kepada Pengawas dan atas sepengetahuan Pengawas,
Kontraktor menghubungi Instansi yang terkait (pemilik jaringan utilitas tersebut) untuk
mencari solusi penanganannya.

ST - 6
18. Penyiapan Jalan Masuk
Jika diperlukan pembuatan jalan masuk sementara ke lokasi proyek selama pekerjaan
berlangsung, maka hal ini harus dibicarakan sebelumnya oleh Kontraktor kepada
Direksi/Pemberi Tugas.

19. Tanda-tanda/Rambu dan papan nama proyek


Ditempat-tempat yang dipandang perlu, kontraktor harus menyediakan tanda-tanda untuk
keperluan kelancaran lalu lintas. Tanda-tanda tersebut harus cukup jelas untuk menjamin
keselamatan lalu lintas. Apabila pekerjaan harus memotong/menyeberangi jalan dengan
lalu lintas padat, kontraktor harus melaksanakan pekerjaan secara bertahap atau apabila
dipandang perlu dilaksanakan pada malam hari. Segala biaya untuk keperluan tersebut
harus sudah termasuk di dalam penawaran kontraktor.
Kontraktor wajib membuat papan nama proyek yang bertuliskan/berisikan keterangan
mengenai pekerjaan yang sedang dilaksanakan (pemberi tugas, nama kontraktor, dsb)
sesuai gambar rencana.

20. Dokumentasi
Kontraktor wajib membuat dokumentasi/foto pelaksanaan pekerjaan mulai dari kondisi
eksisting (0%), 50 % dan kondisi 100 %. Hasil dokumentasi diserahkan kepada Direksi
sebanyak 2 (dua) set/album beserta negatifnya (file digital). Pendokumentasian
diusahakan diambil pada titik yang sama agar dapat memperlihatkan proses pelaksanaan
pekerjaan.

21. Program Kerja


Kontraktor harus menyiapkan rencana kerja secara detail dan harus diserahkan kepada
direksi paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan suatu tahapan pekerjaan dimulai.
Rencana kerja tersebut harus mencakup :
a. Usulan waktu untuk pengadaan, pembuatan dan suplai berbagai bagian pekerjaan.
b. Usulan waktu untuk pengadaan dan pengangkutan bagian-bagian lain ke lapangan.
c. Usulan waktu dimulainya serta rencana selesainya setiap bagian pekerjaan dan/atau
pemasangan berbagai bagian pekerjaan termasuk pengujiannya.
d. Usulan jumlah jam kerja bagi tenaga-tenaga yang disediakan oleh kontraktor.
e. Jumlah tenaga kerja yang dipakai pada setiap tahapan pekerjaan dengan disertai latar
belakan pendidikan, pengalaman serta penugasannya.
f. Jenis serta jumlah mesin-mesin dan peralatan yang akan dipakai pada pelaksanaan
pekerjaan.
g. Cara pelaksanaan pekerjaan.
Program kerja tersebut antara lain dituangkan dalam bentuk Kurva-S beserta lampiran
penjelasannya.

22. Pemberitahuan Untuk Memulai Pekerjaan


Kontraktor diharuskan untuk memberikan penjelasan tertulis selengkapnya apabila direksi
memerlukan penjelasan tentang tempat-tempat asal mula material yang didatangkan untuk
suatu tahap pekerjaan sebelum mulai pelaksanaan tahapan tersebut. Dalam keadaan
apapun, kontraktor tidak dibenarkan untuk memulai pekerjaan yang sifatnya permanen
tanapa mendapat persetujuan terlebih dahulu dari direksi.

ST - 7
Pemberitahuan yang jelas dan lengkap harus terlebih dahulu disampaikan kepada direksi
sebelum memulai pekerjaan, agar direksi mempunyai waktu yang cukup untuk
mempertimbangkan persetujuannya.
Pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang menurut direksi penting, harus dihadiri dan
diawasi langsung oleh direksi atau wakilnya. Pemberitahuan tentang akan
dilaksanakannya pekerjaan-pekerjaan tersebut harus sudah diterima oleh direksi selambat-
lambatnya 2 (dua) hari sebelum pekerjaan dilaksanakan.

23. Rapat-rapat
Apabila dipandang perlu, direksi dan/atau kontraktor dapat mengadakan rapat-rapat
dengan mengundang kontraktor dan konsultan serta pihak-pihak tertentu yang berkaitan
dengan pembahasan dan permasalahan pelaksanaan pekerjaan. Semua hasil/risalah rapat
merupakan ketentuan yang bersifat mengikat bagi kontraktor.

24. Prestasi Kemajuan Pekerjaan


Prestasi kemajuan pekerjaan ditentukan dengan jumlah prosentasi pekerjaan yang telah
diselesaikan kontraktor dan disetujui oleh direksi. Prosentase pekerjaan ini dihitung
dengan membandingkan nilai volume pekerjaan yang telah diselesaikan terhadap nilai
kontrak keseluruhan. Pembayaran akan dilakukan sesuai dengan prestasi kemajuan
pekerjaan berdasarkan harga satuan yang tercantum dalam kontrak.

25. Penyelesaian Pekerjaan


Pekerjaan harus mencakup seluruh elemen yang diperlukan walaupun tidak diuraikan
secara khusus dalam spesifikasi teknis dan gambar-gambar, namun tetap diperlukan agar
hasil pelaksanaan pekerjaan dapat berfungsi dengan baik secara keseluruhan sesuai
dengan kontrak.
Kontraktor harus menguji hasil pekerjaan setiap tahap dan/atau secara keseluruhan sesuai
dengan ketentuan spesifikasi teknisnya. Apabila dari hasil pengujian terdapat bagian
pekerjaan yang tidak memenuhi syarat, kontraktor dengan biaya sendiri harus
melaksanakan perbaikan sampai dengan hasil pengujian ulang berhasil dan dapat diterima
oleh direksi.

26. Laporan-laporan
Selama periode pekerjaan di lapangan, kontraktor harus membuat laporan harian dan
laporan mingguan yang menggambarkan kemajuan pekerjaan. Laporan tersebut harus
memuat sekurang-kurangnya informasi yang mencakup :
a. Uraian mengenai kemajuan pekerjaan yang dicapai menjelang akhir minggu.
b. Pekerjaan yang diselenggarakan pada hari itu.
c. Jumlah personil yang bertugas selama minggu tersebut.
d. Material dan barang-barang serta peralatan yang disediakan.
e. Kondisi cuaca

27. As Built Drawing


Apabila pekerjaan telah selesai seluruhnya dengan memuaskan, kontraktor harus
mengirimkan pada direksi atas biaya sendiri, dua eksemplar foto copy atau afdruk dan
aslinya/kalkir dari gambar terpasang (as built drawing)
As Built Drawing untuk pekerjaan perpipaan memperlihatkan jaringan perpipaan yang
terpasang termasuk sambungan-sambungan dengan jaringan perpipaan lainnya (bila ada) dan
dikaitkan dengan Ketinggian as jalan dan bangunan-bangunan dan sarana-sarana di dalam
ST - 8
tanah dan sekitarnya.
Gambar kerja tersebut untuk diperiksa dan disetujui oleh Direksi/ tenaga ahli

28. Pekerjaan Finishing


Pekerjaan ini berupa penimbunan kembali tanah bekas galian dan perataan kembali
seluruh tapak pekerjaan kedalam kondisi semula termasuk memperbaiki kembali
sarana yang terbongkar sementara untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan (bila ada).
Pekerjaan ini antara lain berupa :
• Meratakan kembali permukaan tanah yang tidak beraturan bekas pelaksanaan
pekerjaan termasuk penimbunan kembali bekas galian untuk pondasi dan lain-lain.
• Memperbaiki dan memfungsikan kembali semua utilitas existing yang terkena
bongkaran karena penggalian (bila ada).
• Membuang tanah sisa galian yang tidak digunakan lagi keluar lokasi proyek.
• Mengeluarkan kembali dari lokasi pekerjaan semua sisa material, peralatan dan
perlengkapan lainnya yang telah digunakan dalam pembangunan.
• Membongkar/memindahkan semua bangunan Direksi Keet, Keet Pemborong gudang
bahan dan lain-lain ketempat yang ditentukan, kecuali ditentukan lain oleh Pemberi
Tugas.
• Melakukan pembersihan lahan diseluruh tapak pekerjaan dari semua jenis kotoran, sisa
material buangan, fasilitas sementara dan lain-lain.

29. Standar Yang Dipergunakan


Semua pekerjaan yang akan dilaksanakan harus mengikuti Standar Normalisasi Indonesia,
Standar Industri Konstruksi, Peraturan Nasional lainnya yang ada hubungannya dengan
pekerjaan, antara lain :

NI-2-PBI 1971 = Peraturan Beton Indonesia ( 1971 )


SK SNI T-15-1991-03 = Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk
Bangunan Gedung
NI-3-1970 = Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia
PUBBI-1982 = Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia
SII = Standar Industri Indonesia
SII 0136-84 = Baja Tulangan Beton
SII 0784-83 = Jaringan Kawat Baja Las untuk Tulangan Beton
SNI-03-2461-2002 = Spesifikasi Agregat Ringan Untuk Beton Ringan
Revisi 1991 Revisi 1991 Strukture
SNI-03-2914-1992 = Spesifikasi Beton Bertulang Kedap Air
SNI-03-6820-2002 = Spesifikasi Agregat Halus untuk Pekerjaan Adukan
dan Plesteran dengan Bahan Baku Dasar Semen
SNI-03-2495-1991 = Spesifikasi Bahan Tambahan untuk Beton
SNI-03-6862-2002 = Spesifikasi Peralatan Pemasangan Dinding Bata dan
Plesteran
SNI-03 6764-2002 = Spesifikasi Baja Struktur
SNI-03-6880-2002 = Spesifikasi Beton Struktur
SNI-03-4817-1998 = Spesifikasi Beton Siap Pakai
SNI-03-6818-2002 = Spesifikasi Bahan Kering Bersifat Semen, Cepat
Mengeras Dalam Kemasan untuk Perbaikan Beton
SNI-03-6861-2002 = Spesifikasi Bahan Bangunan Bag. A (Bahan
Bangunan Bukan Logam)
SNI-03-6882-2002 = Spesifikasi Mortar untuk Pekerjaan Pasangan
ST - 9
SNI-03-0675-1989 = Spesifikasi Ukuran Pintu, Jendela, Daun Pintu untuk
Bangunan Rumah dan Gedung
SNI-03-2445-1991 = Spesifikasi Ukuran Kayu untuk Bangunan Rumah
dan Gedung
SNI-03-2449-1991 = Spesifikasi Kuda-kuda Kayu Balok Paku Type 15/6
SNI-03-2450-1991 = Spesifikasi Kuda-kuda Kayu Balok Paku Type 30/6
SNI-03-6839-2002 = Spesifikasi Kayu Awet untuk Perumahan dan
Gedung
SNI-03-6419-2000 = Spesifikasi Pipa PVC Bertekanan Berdiameter 110-
315 mm untuk Air Bersih
SNI-06-0084-2002 = Spesifikasi Pipa PVC untuk Saluran Air Minum
SNI-06-4828-1998 = Spesifikasi Cincin Karet Sambungan Pipa Air
Minum, Air Limbah dan Air Hujan
SNI-07-6404-2000 = Spesifikasi Flens pipa Baja untuk Penyediaan Air
Bersih ukuran 110-315 mm
SNI-19-6783-2002 = Spesifikasi Desinfeksi Perpipaan Air Bersih

American Society for Testing Materials (ASTM 1993)

ASTM C13-88 = Method af Making and Curing Concrete Test


Specimens
ASTM C33-86 = Specification for Concrete Aggregates
ASTM C39-86 = Test Method for Compesive Strength for Cylindrical
Concrete Test Specimens
ASTM C42-87 = Method of Obtaining and Testing Drilled Cores and
Sawed Beams of Concrete
ASTM C143-89 = Test Method for Slump of Portland Cement
Concrete
ASTM C150-86 = Specification of Portland Cement
ASTM C172-82 = Method for Air Content of Freshly Mixed Concrete
by the Pressure Method
ASTM C260-86 = Air-Entraining Admixtures for Concrete
ASTM C330-85 = Specification for Lightweight Aggregates for
Structure Concrete

ST - 10
II. PEKERJAAN TANAH

A. GALIAN TANAH
1. Umum
Galian tanah dilaksanakan pada :
• Semua bagian dari bangunan yang masuk dalam tanah
• Semua bagian dari tanah yang harus dibuang
• Semua bagian dari tanah yang harus diurug
Galian tanah harus dilaksanakan seperti yang tertera dalam gambar, baik mengenai
lebar,panjang, dalam, kemiringan, dan sebaginya, dan benar-benar waterpass. Kalau
ternyata akan menimbulkan kesulitan-kesulitan pelaksanaan kalau dilaksanakan menurut
gambar, Pemborong boleh mengajukan usul kepada Direksi mengenai cara
pelaksanaannya.

2. Klasifikasi Galian
Galian akan diklasifikasikan dalam pengukuran dan pembiayaan sebagai berikut :
• Galian tanah biasa
• Galian tanah keras, misalnya : pasir, lempung, cadas muda, tanah berbatu dan rabat
beton, galian aspal dll.
• Galian dimana timbul persoalan air tanah pada kedalaman lebih dari 20 cm dari
permukaan air konstan, dimana biasanya air tanah naik pada penggalian pondasi.
• Galian dengan menggunakan mesin bor.
• Galian yang sifatnya pekerjaan besar menggunakan alat berat

3. Cara Pelaksanaan Pekerjaan


a. Galian Tanah Biasa dan Tanah Keras
• Urutan penggalian harus mengikuti petunjuk Pengawas, terutama kaitannya dengan
pelaksanaan galian yang harus memperhatikan daerah sekitarnya, khususnya jika
terdapat instalasi eksisting dibawah tanah seperti instalasi listrik, jaringan pipa
PDAM/GAS dan lain-lain.
• Jika pada galian terdapat kotoran/sampah dan bagian tanah yang tidak padat atau
lepas, maka bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya, kemudian lubang yang terjadi
harus ditutup urugan pasir dan dipadatkan.
• Bila Kontraktor melakukan penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan,
maka Kontraktor harus menutup kelebihan tersebut dengan urugan pasir yang
dipadatkan hingga mencapai ketinggian yang diinginkan.
• Dasar galian dikerjakan dengan teliti, datar dan harus dibersihkan dari segala
macam kotoran.
• Pada saat pelaksanaan, penggalian tanah dilakukan dengan kemiringan lereng yang
disesuaikan dengan tanah eksisting. Hal ini dimaksudkan agar daerah galian tidak
terlalu besar. Sehingga tidak terlalu mengganggu bangunan atau fasilitas lain yang
ada disekitarnya, tetapi kondisi lereng harus tetap aman bagi para pekerja yang
berada dibawah lereng galian.
• Hasil galian dipindahkan dan disimpan sementara ke tempat lain yang akan
ditentukan oleh Direksi untuk selanjutnya akan diinginkan untuk pekerjaan
timbunan.

ST - 11
• Kelebihan tanah hasil galian (yang tidak digunakan lagi untuk timbunan) harus
dibuang dari lokasi. Area antara papan patok ukur dengan galian harus bebas dari
timbunan tanah.
• Kontraktor diwajibkan menjaga kesetabilan lereng galian dari bahaya kelongsoran,
yang akan membahayakan kepada para pekerja yang berada didasar galian.
• Disyaratkan bahwa seluruh dasar galian terutama lantai galian harus kering untuk
pekerjaan-pekerjaan selanjutnya, khususnya untuk pekerjaan didasar pondasi.
• Dalam hal pelaksanaan penggalian sudah mulai menggunakan alat berat, maka
Kontraktor harus melaksanakan dengan ekstra hati-hati agar semua instalasi yang
ada dalam tanah tidak terganggu, semua kerusakan-kerusakan pada instalasi-
instalasi tersebut akibat kelalaian pelaksanaan pekerjaan, menjadi tanggung jawab
Kontraktor untuk memperbaikinya.

b. Galian Tanah Dengan Persoalan Air.


Cara pelaksanaan galian tanah dengan persoalan air secara umum mengikuti tata cara
seperti galian tanah biasa dan tanah keras. Untuk mengatasi persoalan air pemborong
harus menjaga pada waktu pelaksanaan pekerjaan, agar lubang galian tidak digenangi
air yang ditimbulkan oleh air hujan ataupun yang keluar dari mata air. Kalau lubang
galian digenangi air, maka Pemborong harus mengeluarkan dengan jalan memompa,
menimba, atau mengalirkan lewat parit-parit pembuang. Bila terjadi keadaan dimana
menurut pandangan Direksi adalah tidak mungkin memompa air tanah yang cepat
sekali naik atau karena sebab-sebab lain sehubungan dengan adanya daya angkat air,
maka mungkin diperlukan suatu lantai beton seal dengan dimensi cukup, agar
penempatan besi/pengecoran beton untuk pondasi dapat dikerjakan sebagaimana
layaknya.
Usaha pemompaan air bila tidak memakai Coffer Dam hendaknya dilengkapi dan
dikerjakan sedemikian agar beton muda atau bagian-bagian daripadanya tidak ikut
terbawa dalam proses pemompaan. Pemompaan tidak dibenarkan untuk dimulai
sebelum lantai beton seal cukup menjadi keras.
c. Galian Dengan Menggunakan Mesin Bor.
Pengeboran dilakukan dari muka tanah asli / eksisting sampai pada kedalaman
yang telah ditentukan pada gambar, kemudian dilanjutkan dengan pemasangan besi
tulangan dan pengecoran (dengan menggunakan Tremi) sampai sedikit lebih tinggi dari
elevasi permukaan tiang bored pile yang ditentukan oleh gambar.
Lubang bore harus dibuat dengan ukuran diameter lubang seperti yang telah ditentukan
dalam gambar. Pengeboran harus vertikal, dinding lubang dan dasar lubang harus
bersih dari lumpur dan kotoran lainnya, semua material lepas yang masih ada pada
dasar lubang harus dikeluarkan. Dalam hal terjadi kelongsoran pada dinding lubang
waktu pelaksanaan pengeboran (terutama jika terjadi pada bagian atas lubang bor),
maka pengeboran harus dilakukan dengan menggunakan cassing/pelindung.
Selanjutnya dapat dilakukan penggalian tanah sampai elevasi dasar pile cap, kelebihan
pengecoran beton pada pondasi bored pile dibobok/dibongkar sampai pada elevasi
yang ditentukan dalam gambar.

4. Coffer Dam
Untuk galian di bawah air atau di bawah permukaan air tanah, harus digunakan coffer
dam. Sebelum dimulainya pekerjaan, Pemborong harus memberikan gambar rencana
coffer dam yang akan dikerjakan kepada Direksi untuk disetujui.
ST - 12
Coffer Dam untuk galian pondasi harus dibuat cukup dalam di bawah permukaan dasar
pondasi yang cukup kedap air, dan diperkuat dengan silang-silang penguat yang cukup
kuat, agar keselamatan kerja terjamin. Luas Coffer Dam harus direncanakan cukup untuk
penempatan perancah atau acuan pondasi serta besi untuk keperluan pemompaan air
keluar acuan beton.
Coffer Dam harus direncanakan sedemikian rupa agar cukup memenuhi syarat untuk
melindungi beton muda dari arus air deras atau erosi, silang-silang penguat dan atau
bagian-bagian lain dari Coffer Dam tidak diperbolehkan masuk ke dalam dan menjadi
bagian permanen dari pondasi tanpa persetujuan Direksi, jadi harus dibongkar dengan
hati-hati agar tidak merusak konstruksi.
Pohon-pohon yang ditebang, tidak diperkenankan jatuh pada milik perorangan, tanpa ijin
khusus dari pemiliknya, dan kontraktor atas tanggungannya menyingkirkan pohon-pohon
tersebut atau membiarkan di tempat semula asal ada persetujuan tertulis dari pemilknya.
Seluruh kerusakan termasuk pagar, yang terjadi pada saat pembersihan, harus diperbaiki
oleh Pemborong atas tanggungannya sendiri. Dalam hal akan dilakukan pembakaran,
pemborong akan memberitahukan kepada penghuni dari milik-milik yang berbatasan
dengan pekerjaan, paling kurang 48 jam, maksudnya untuk Melakukan pembakaran,
pemborong akan selalu bertindak sesuai dengan peraturan- peraturan Pemerintah yang
berlaku mengenai pembakaran di tempat terbuka.
Pada pelaksanaan pembersihan, pemborong harus berhati-hati untuk tidak menganggu
setiap patok-patok pengukuran, pipa-pipa atau tanda-tanda lainnya. Perhitungan
pembiayaan untuk pekerjaan ini mencakup penyediaan peralatan, tenaga dan pembuangan
bahan-bahan sisa sedemikian, sehingga sesuai dengan petunjuk Direksi.

5. Pemeriksaan Penggalian dan Pengisian


Penggalian dan pengisian harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi dan kalau perlu oleh
pengawas setempat sebelum dimulainya tehap konstruksi. Direksi akan segera
memberitahukan kalau pengisian selesai sehingga ia dapat bersiap-siap untuk mengetes
secara tepat kepadatannya.
Setelah penggalian disetujui, kontraktor harus segera mulai dengan tahap konstruksi
berikutnya dan tidak boleh membiarkan parit penggalian ditinggal terbuka dalam jangka
waktu lama untuk hal-hal yang tidak perlu.

B. URUGAN TANAH
1. Umum
Urugan dilaksanakan pada :
• Semua bekas lubang pondasi
• Semua bagian yang harus ditinggikan, dengan jalan menimbun, urugan tanah harus
dilaksanakan menurut gambar serta peil-peil yang telah ditetapkan, juga termasuk
perataan dan penyelesaian tanah halaman disekitarnya.
2. Penggunaan Material Bekas Galian
Pemborong harus menjamin bahwa semua material bekas galian yang akan dipergunakan
kembali ditempatkan secara terpisah dan dilindungi dari segala pengotoran-pengotoran
seperti bahan-bahan yang dapat merusak beton, akar dari pohon, kayu dan sebagainya.
Berbagai jenis dari material sebaiknya diletakkan terpisah, misalnya material yang
sifatnya keras dipisahkan dari yang sifatnya lembek, seperti lempung dan sebagainya.
Penggunaan jenis-jenis material yang akan dipakai untuk keperluan penggunaan harus ada
ST - 13
persetujuan dari Direksi.
3. Urugan Tanah
Semua pekerjaan pengurugan harus dilaksanakan lapis demi lapis horizontal dan
dipadatkan. Tebal dari tiap lapis diambil 20 – 30 cm dan selama proses pemadatan, harus
dibasahi dengan air untuk mendapatkan hasil pemadatan yang maksimum.
Pemadatan harus dilakukan dengan alat pemadat mekanis (compactor) dan untuk
pekerjaan yang besar sifatnya, dapat dipakai roller dan sebagainya, dengan kapasitas yang
sesuai.
Tanah harus dipisahkan terlebih dahulu dari bahan-bahan yang dapat membahayakan,
bebas dari segala bahan yang dapat membusuk, sisa bahan bangunan dan atau
mempengaruhi kepadatan urugan.
Pengurugan dilaksanakan sampai mencapai peil yang ditetapkan dan diratakan sampai
nantinya tidak akan timbul cacat-cacat seperti turunnya permukaan, bergelombang, dan
sebagainya.

C. URUGAN PASIR
Pada prinsipnya pekerjaan pengurugan dengan pasir dilaksanakan sama seperti pada
pengurugan dengan tanah timbunan.

D. LAIN-LAIN
Pengurugan dengan bahan-bahan lain, misalnya dengan gravel, pecahan batu merah, dan
sebagainya harus dilaksanakan menurut gambar rencana. Bahan-bahan tersebut harus bersih,
bebas dari kotoran-kotoran, serta mempunyai gradasi yang sesuai dengan yang
diperuntukkan.

ST - 14
III. PEKERJAAN BETON

1. Umum
Beton harus merupakan campuran dari semen, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan
perbandingan sedemikian sehingga dalam beton yang dihasilkan, jumlah semen yang terdapat
di dalamnya minimal sesuai dengan persyaratan dalam spesifikasi . Hasil akhir pekerjaan harus
berupa beton yang baik, padat dan tahan lama serta memiliki kekuatan dan sifat-sifat lain
sebagaimana disyaratkan.
Perbandingan antara agregat halus dan agregat kasar tergantung dari gradasi bahannya, tetapi
jumlah agregat halus selalu minimal dengan ketentuan bahwa bila dicampur dengan semen
akan menghasilkan adukan yang cukup untuk mengisi ruang-ruang rongga-rongga diantara
agregat kasar dan terdapat sedikit sisa untuk finishing.
Untuk menjamin kekuatan dan ketahanan beton yang optimal, jumlah air yang dipakai dalam
adukan harus minimal sehingga menghasilkan kemudahan untuk dikerjakan dan konsistensi
yang sesuai dengan kondisi dan cara pengecoran beton.
Semua bahan, pengujian lain-lain yang diuraikan dalam spesifikasi ini mengikuti Standar
Nasional Indonesia yang telah diterapkan dengan tujuan menerapkan suatu standar yang
dapat diterima. Standar lokal atau standar lainnya dapat pula diterapkan asal sudah disetujui
oleh direksi sebagai setara.

2. Pengendalian Pekerjaan
Kecuali disebutkan lain, maka semua pekerjaan beton harus mengikuti ketentuan-ketentuan
seperti yang tertera dalam :

NI-2-PBI 1971 = Peraturan Beton Indonesia ( 1971 )


SK SNI T-15-1991-03 = Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung
NI-3-1970 = Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia
PUBBI-1982 = Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia
SII = Standar Industri Indonesia
SII 0136-84 = Baja Tulangan Beton
SII 0784-83 = Jaringan Kawat Baja Las untuk Tulangan Beton
SNI-03-2461-2002 = Spesifikasi Agregat Ringan Untuk Beton Ringan
Revisi 1991 Revisi 1991 Strukture
SNI-03-2914-1992 = Spesifikasi Beton Bertulang Kedap Air
SNI-03-6820-2002 = Spesifikasi Agregat Halus untuk Pekerjaan Adukan
dan Plesteran dengan Bahan Baku Dasar Semen
SNI-03-2495-1991 = Spesifikasi Bahan Tambahan untuk Beton
SNI-03-6862-2002 = Spesifikasi Peralatan Pemasangan Dinding Bata dan
Plesteran
SNI-03 6764-2002 = Spesifikasi Baja Struktur
SNI-03-6880-2002 = Spesifikasi Beton Struktur
SNI-03-4817-1998 = Spesifikasi Beton Siap Pakai
SNI-03-6818-2002 = Spesifikasi Bahan Kering Bersifat Semen, Cepat
Mengeras Dalam Kemasan untuk Perbaikan Beton
SNI-03-6861-2002 = Spesifikasi Bahan Bangunan Bag. A (Bahan Bangunan
Bukan Logam)
SNI-03-6882-2002 = Spesifikasi Mortar untuk Pekerjaan Pasangan

ST - 15
SNI-03-0675-1989 = Spesifikasi Ukuran Pintu, Jendela, Daun Pintu untuk
Bangunan Rumah dan Gedung
SNI-03-2445-1991 = Spesifikasi Ukuran Kayu untuk Bangunan Rumah dan
Gedung
SNI-03-2449-1991 = Spesifikasi Kuda-kuda Kayu Balok Paku Type 15/6
SNI-03-2450-1991 = Spesifikasi Kuda-kuda Kayu Balok Paku Type 30/6
SNI-03-6839-2002 = Spesifikasi Kayu Awet untuk Perumahan dan Gedung
SNI-03-6419-2000 = Spesifikasi Pipa PVC Bertekanan Berdiameter 110-
315 mm untuk Air Bersih
SNI-06-0084-2002 = Spesifikasi Pipa PVC untuk Saluran Air Minum
SNI-06-4828-1998 = Spesifikasi Cincin Karet Sambungan Pipa Air Minum,
Air Limbah dan Air Hujan
SNI-07-6404-2000 = Spesifikasi Flens pipa Baja untuk Penyediaan Air
Bersih ukuran 110-315 mm
SNI-19-6783-2002 = Spesifikasi Desinfeksi Perpipaan Air Bersih

American Society for Testing Materials (ASTM 1993)

ASTM C13-88 = Method af Making and Curing Concrete Test


Specimens
ASTM C33-86 = Specification for Concrete Aggregates
ASTM C39-86 = Test Method for Compesive Strength for Cylindrical
Concrete Test Specimens
ASTM C42-87 = Method of Obtaining and Testing Drilled Cores and
Sawed Beams of Concrete
ASTM C143-89 = Test Method for Slump of Portland Cement
Concrete
ASTM C150-86 = Specification of Portland Cement
ASTM C172-82 = Method for Air Content of Freshly Mixed Concrete
by the Pressure Method
ASTM C260-86 = Air-Entraining Admixtures for Concrete
ASTM C330-85 = Specification for Lightweight Aggregates for
Structure Concrete

3. Bahan-Bahan
a. Aggregate beton
• Aggregat beton berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan Wet
System Stone Crusher.
• Aggregate beton harus sesuai dengan spesifikasi aggregate beton menurut ASTM
C33-86.
• Ukuran terbesar aggregate beton adalah 2 – 3 cm.
• Sistem penyimpanan bahan harus sedemikian rupa agar memudahkan pekerjaan dan
menjaga agar tidak terjadi kontaminasi bahan yang tidak diinginkan.

b. Aggregate kasar
• Aggregate kasar untuk beton harus terdiri dari butiran-butiran yang kasar, keras tidak
berpori dan berbentuk kubus/tidak pipih. Bila ada butir-butir yang pipih jumlahnya
tidak boleh melampaui 20 % dari jumlah berat seluruhnya.
• Aggregate kasar tidak boleh mengalami pembubukan hingga melebihi 50 %
kehilangan menurut test mesin Los Angeles.
ST - 16
• Aggregate kasar harus bersih dari zat-zat organis, zat-zat reaktif alkali atau subtansi
yang merusak beton.
Gradasi :

Saringan Ukuran (mm) % Lewat Saringan

1” 25 100
¾” 20 90 - 100
3/8” 9.5 20 - 55
No. 4 4.76 0 - 10

c. Aggregate halus
• Aggregate halus adalah dapat digunakan pasir alam yang berasal dari daerah setempat
dengan catatan memenuhi syarat yang tercantum dalam PBI 71 untuk aggregate halus.
• Pasir harus bersih dari bahan organis, zat-zat alkali dan subtansi-subtansi yang
merusak beton.
• Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton.
• Pasir halus terdiri dari partikel-partikel.
• Cara dan penyiapan aggregate harus sedemikian rupa agar menjamin kemudahan
pelaksanaan pekerjaan dan menjaga agar tidak terjadi kontaminasi yang tidak
diinginkan.
• Nilai kadar lumpur yang terkandung dalam aggregate halus tidak boleh melebihi dari 5
%.
• Abu batu tidak boleh dipergunakan untuk campuran beton
Gradasi :

Saringan Ukuran (mm) % Lewat Saringan


3/8” 9,5 100
No. 4 4,76 90 - 100
No. 8 2,38 80 - 100
No. 16 1,19 50 - 85
No. 30 0,595 25- 65
No. 50 0.297 10 - 30
No. 100 0.147 5 - 10
No. 200 0.074 0-5

d. PC/Portland Cement/Semen
Semen yang harus dipakai adalah dari yang disyaratkan dalam NI-2 Bab 3.2. Kontraktor
harus mengusahakan agar satu merk saja yang dipakai untuk seluruh pekerjaan beton.
Semen ini harus dibawa ketempat pekerjaan dalam zak yang tertutup oleh pabrik dan
terlindung serta dalam jumlah sesuai urutan pengirimannya

Penyimpanannya harus dilaksanakan dalam tempat-tempat rapat air dengan lantai


terangkat sesuai dengan urutan pengirimannya. Semen yang rusak atau tercampur dalam
keadaan apapun tidak boleh dipakai dan harus dikeluarkan dari lapangan. Jarak
peyimpanan dari tanah minimum 30 cm dengan dialasi papan.

e. Pembesian/Penulangan
• Penyimpangan
Bila baja tulangan harus disimpan dibawah atap yang tahan air dan diberi alas kaki dari
ST - 17
muka tanah atau air yang tergenang serta harus dilindungi dari kemungkinan kerusakan
dan karat.
• Penekukan
Pada tahap awal pekerjaan, kontraktor harus mempersiapakan daftar tekukan (Bendung
schedule) untuk disetujui oleh Direksi.
Semua baja tulangan harus ditekuk secara tepat menurut bentuk dan dimensi yang
memperlihatkan dalam gambar dan sesuai dengan british Standard 4466 : 1969 atau
yang setara yang dipasang pada posisi yang ditetapkan dapat dipenuhi semua tempat.
Baja harus ditekuk dengan alat yang sudah disetujui oleh Direksi . Tulangan tidak
boleh ditekuk atau diluruskan dengan cara yang dapat menimbulkan kerusakan,
tulangan yang mempunyai lengkungan atau tekukan yang tidak sesuai dengan gambar
tidak boleh dipakai.
Bila diperlukan suatu radius untuk tekukan atau lengkungan, maka dikerjakan dengan
sebuah per yang mempunyai diameter 4 kali lebih besar diameter batang yang ditekuk.
• Pemasangan
Tulangan harus dipasang dengan tepat pada posisi yang diperlihatkan pada gambar
dan harus ditahan jaraknya dari bekisting dengan memakai dudukan beton atau
gantungan logam menurut kebutuhan dan pada persilangan diikat dengan kawat baja
yang pilar dingin dengan diameter tidak kurang dari 2.6 mm, ujung-ujung kawat harus
diarahkan kebagian tubuh utama beton.
Bila pengatur jarak dari spesi pracetak untuk mengatur tebal beton deking sekurang-
kurangnya harus mempunyai kekuatan yang sama dengan kekuatan yang ditetapkan
untuk beton yang sedang dicor dan harus sekecil mungkin. Block-block ini harus
dikencangkan dengan kawat yang ditanam didalamnya dan harus dicelupkan dalam air
sebelum dipakai.
Tulangan yang untuk sementara dibiarkan menonjol keluar dari beton pada siar
konstruksi atau lainnya tidak boleh ditekuk selama pengecoran ditunda kecuali
diperoleh persetujuan dari Direksi.
Sebelum pengecoran, seluruh tulangan harus dibersihkan dengan teliti dari beton yang
sudah mengering atau mengering sebagian yang mungkin menempel dari pengecoran
sebelumnya.
Sebelum pengecoran, tulangan yang sudah dipasang pada tiap bagian pekerjaan harus
disetujui oleh Direksi. Pemberitahuan kepada Direksi untuk melakukan pemeriksaan
harus disampaikan dalam tenggang waktu pekerjaan. Jarak minimal dari permukaan
suatu batang termasuk sengkang ke permukaan beton terdekat dengan gambar untuk
tiap bagian pekerjaan.
Besi Penulangan beton harus disimpan dengan cara-cara sedemikian rupa, sehingga
bebas dari hubungan langsung dengan tanah lembab maupun basah. Besi tulangan
harus disimpan berkelompok berdasarkan ukuran/diameter masing-masing. Besi
tulangan ulir (defomed bars) harus sesuai dengan persyaratan dalam NI-2 Bab 3.7,
yang dinyatakan sebagai U-39 seperti dinyatakan dalam gambar-gambar.
Besi tulangan yang akan digunakan harus bebas dari karat dan kotoran lain, apabila
harus dibersihkan maka harus dengan cara disikat atau digosok tanpa mengurangi
diameter penampang besi.

ST - 18
f. Kawat Pengikat
Kawat pengikat harus berukuran minimal dia. 1 mm seperti yang disyaratkan dalam
NI-2 Bab 3.7.
g. Air
Air harus bersih dan jernih dan sesuai dengan persyaratan dalam NI-2 Bab 3.6.
Sebelum air untuk pengecoran beton dipergunakan, harus telebih dahulu diperiksakan
di Laboratorium PAM/PDAM setempat atau yang disetujui Pengawas dan biaya
sepenuhnya ditanggung oleh Kontraktor. Kontraktor harus menyediakan air atas biaya
sendiri.
h. Additive
Apabila ternyata Kontraktor menganggap perlu digunakan bahan additive untuk
campuran beton, maka Kontraktor harus mendiskusikan hal ini sebelumnya kepada
Pengawas/Pemberi Tugas guna mencapai kesepakatan yang dituangkan dalam surat
tertulis. Mutu beton yang direncanakan untuk strukture beton ini adalah K – 250. Pihak
Kontraktor harus memberikan rancangan komposisi / mix design (satuan kg/m3 beton
jadi) beton standar untuk K-250 tersebut kepada Pengawas/Pemberi Tugas untuk
mendapatkan persetujuannya, berikut sample material kerikil dan pasir yang digunakan
serta merk semen/PC.
Untuk selanjutnya komposisi yang akan disetujui bersama tetap harus dipertahankan.

4. Pelaksanaan Pekerjaan Beton


Sebelum melaksanakan pekerjaan beton, Kontraktor harus mengadakan trial test atau mixed
design yang dapat membuktikan bahwa mutu beton yang disyaratkan dapat tercapai.
Demikian pula kadar pemakaian bahan additive (jika digunakan) juga perlu dibuktikan
terlebih dahulu dengan pengujian laboratorium, yang hasilnya harus dikonsultasikan dengan
Pengawas/Pemberi Tugas. Dari hasil test tersebut akan ditentukan Deviasi Standar oleh
Pengawas yang juga bisa dibantu oleh Perencana yang akan dipergunakan untuk menilai
mutu beton ditinjau terhadap mutu (kekuatan tekan) dan tingkat kekedapannya selama
pelaksanaan.
a. Pengecoran Beton
• Pengecoran beton dapat dilaksanakan setelah Kontraktor mendapat ijin secara tertulis
dari Pengawas. Permohonan ijin rencana pengecoran harus diserahkan paling lambat 2
(dua) hari sebelumnya. Sebelum pengecoran dimulai, Kontrakator harus sudah
menyiapkan seluruh stek-stek maupun penyaluran tulangan yang diperlukan, pada
pelat dan balok-balok beton untuk bagian yang akan saling berhubungan atau pada
konstuksi sambungan. Penentuan tahapan pengecoran dan lokasi construction joint
harus ditetapkan terlebih dahulu oleh Kontraktor dan Pengawas sebelumnya.
• Memberitahukan Pengawas selambat – lambatnya 24 jam sebelum suatu pengecoran
beton dilaksanakan. Persetujuan Pengawas untuk mengecor beton berkaitan dengan
pelaksanaan pekerjaan cetakan dan pemasangan besi serta bukti bahwa Kontraktor
dapat melaksanakan pengecoran tanpa gangguan. Persetujuan tersebut diatas tidak
mengurangi tanggung jawab Kontraktor atas pelaksanaan pekerjaan beton secara
menyeluruh.
• Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampurnya air pada semen dan
agregat atau semen pada agregat telah melampaui 1 jam dan waktu ini dapat berkurang
lagi jika Pengawas menganggap perlu yang didasarkan pada kondisi saat ini.
• Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga menghindarkan terjadinya pemisahan
material ( segregation ) dan perubahan letak tulangan. Cara penuangan dengan alat –

ST - 19
alat bantu seperti talang, pipa chute dan sebagainya, harus mendapat persetujuan
pengawas.
• Alat – alat pembetonan seperti talang, pipa chute dan sebagainya harus selalu bersih
dan bebas dari lapisan – lapisan beton yang mengeras. Adukan beton tidak boleh
dijatuhkan secara bebas dari ketinggian lebih dari 2 meter. Selama dapat dilaksanakan,
sebaiknya digunakan pipa yang terisi penuh adukan dengan pangkalnya terbenam
dalam adukan yang baru dituang.
• Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah mengalami initial setting
atau yang telah mengeras dalam batas dimana akan terjadi plastis karena getaran.
Penggetaran harus dilakukan sepotimal mungkin untuk didapat mutu yang maksimal.
• Semua Pengecoran bagian dasar konstruksi beton yang menyentuh tanah harus diberi
lantai dasar setebal 5 cm atau sesuai Gambar Kerja agar menjamin duduknya tulangan
dengan baik dan penyerapan air semen denga tanah.
• Bila pengecoran harus berhenti sementara, sedang beton sudah menjadi keras dan tidak
berubah bentuk, harus dibersihkan dari lapisan air semen ( laitance ) dan partikel –
partikel yang terlepas sampai suatu kedalaman yang cukup sampai tercapai beton yang
padat. Segera setelah pemberhentian pengecoran ini maka adukan yang lekat pada
tulangan dan cetakan harus dibersihkan.
• Selimut beton :
- Pelat lantai yang berhubungan dengan tanah : 5 cm
- Pelat lantai yang tidak berhubungan dengan tanah : 2 cm
- Balok yang berhubungan dengan tanah : 5 cm
- Balok yang tidak berhubungan dengan tanah : 4 cm

b. Kelas Beton

Uraian II = K. 225 III = K.250 I


Kekuatan kubus karakteristik 28 hari yang 225 250 -
ditentukan( 150 mm) kg/cm2 kg/cm2 kg/cm2
Ukuran agregat kasar 25 mm 25 mm 30 mm
Maksimum
Perbandingan campuran "Percobaan 1 : 1,5: 2,5 1:1,5:2,5 1:3:5
pertama" Semen : ag. halus : ag kasar

Perbandingan campuran yang diberikan diatas telah diperkirakan guna mencapai kekuatan
yang disyaratkan pada umur 28 hari setelah pengecoran, dengan ketentuan bahwa bahan
yang dipakai bermutu baik dan pengawasan dilakukan dengan baik.
Beton dinilai dengan pengertian bahwa kekuatan yang disyaratkan untuk kelas tertentu
lebih menentukan dari pada perbandingan campuran yang diperlihatkan.
Jika ternyata persyaratan kekuatan tidak terpenuhi, Direksi berwenang untuk
memperbaiki perbandingan campuran atas biaya kontraktor untuk mencapai kekuatan
rencana.
c. Pengujian dan bahan-bahan beton
Pada umumnya metoda pengujian sesuai dengan PBI 1971 bagian 4.7 dan dapat juga
mencakup pengujian slump dan kompresi. Jika beton tidak dapat memenuhi syarat
percobaan slump, adukan yang tidak disetujui tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan
dari lapangan oleh kontraktor. Jika pengujian tekan (kompresi) gagal, harus diterapkan

ST - 20
prosedur perbaikan sebagaimana diuraikan dalam PBI 1971.
Percobaan kubus harus dilaksanakan menurut instruksi dari Direksi, tetapi sekurang-
kurangnya 1 kubus untuk tiap 10 m3 atau 5m3 minimal 3 kubus tiap hari.
Kubus-kubus tersebut harus ditempatkan dalam kondisi yang sama dengan kondisi yang
sebenarnya dan harus diuji setelah 7 atau 28 harus menurut keputusan Direksi. Biaya
percobaan ini akan dibebankan pada kontraktor.
d. Pengontrolan Mutu Beton dan Pengujian Kekuatan di Lapangan
Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya untuk menghasilkan beton yang seragam yang
memiliki kekuatan serta sifat-sifat lain sebagaimana ditetapkan. Untuk ini, Kontraktor
harus menyediakan dengan biaya sendiri serta mempergunakan alat penimbang yang
akurat, sistem volumetrik yang akurat untuk mengukur air, peralatan yang sesuai untuk
mengaduk dan mengecor beton serta peralatan dan fasilitas lain yang diperlukan untuk
pengujian sebagaimana yang diuraikan disini atau menurut petunjuk Direksi
e. Dimensi Beton
Ukuran – ukuran yang tertera dalam gambar Rencana adalah ukuran struktural beton
dalam keadaan jadi.
f. Pemadatan Beton
• Kontraktor harus bertanggung jawab untuk menyediakan peralatan untuk mengangkut
dan menuang beton dengan kekentalan secukupnya agar didapat beton padat tanpa
menggetarkan secara berlebihan.
• Pelaksanaan penuangan dan penggetaran beton adalah sangat penting. Beton
digetarkan dengan vibrator secukupnya dengan dijaga agar tidak berlebihan ( over-
Vibrate ). Hasil beton yang berongga – rongga (honey-Comb) dan terjadi
pengantongan beton-beton adalah tidak akan diterima.
• Penggetaran tidak boleh digunakan untuk mengalirkan beton.
• Pada daerah pembesian yang penuh ( padat ) harus digetarkan dengan penggetar
berfrekuensi tinggi, agar dijamin pengisian beton dan pemadatan yang baik.
• Penggetaran beton harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang berpengalaman dan
terlatih.

g. Lantai Kerja
Semua beton yang berhubungan dengan tanah sebagai dasarnya harus diurug pasir padat
setebal 5 cm atau sesuai yang ditunjukkan dalam Gambar, kemudian dipasang lantai kerja
dengan beton dari mutu B O setebal 5 cm atau sesuai Gambar dengan komposisi adukan 1
PC:3 PS:5 KR dibawah konstruksi beton tersebut.
h. Beton rabat
Beton Rabat dengan mutu B-0 yang digunakan harus dari campuran 1PC : 3PS : 5KR
dipasang pada tempat-tempat yang ditunjukkan dalam gambar dimana dibawahnya
terlebih dahulu harus diberikan pasir padat dengan ketebalan sesuai Gambar Rencana.

ST - 21
i. Slump (Kekentalan Beton)
Kekentalan beton yang disyaratkan untuk konstruksi berdasarkan persyaratan di PBI –
1971 adalah sebagai berikut :

Jenis Konstruksi Max. (mm) Min. (mm)

-Kaki dan dinding pondasi 125 50


-Plat, balok dan dinding 150 75
-Kolom 150 75
-Plat diatas tanah 125 50

Bila tidak digunakan alat penggetar dengan frekuensi getaran tinggi, maka harga tersebut
diatas dapat dinaikan 50 %, tetapi dalam segala hal tidak boleh melebihi 150 mm.
j. Penyambungan beton dan waterstop
Setiap penyambungan beton, permukaan harus dibersihkan/dikasarkan dan diberi bahan
bonding agent yang dapat menjamin kontinuitas adukan beton lama dengan yang baru.
Lapisan semen yang ada pada permukaan lama harus dibuang terlebih dahulu sebelum
pekerjaan pembetonan lanjutan dilakukan. Disini diperlukan pengawasan dan pekerjaan
ekstra hati-hati agar sambungan konstruksi yang didapat bisa dipertanggung jawabkan
kekuatannya. Pada sambungan/construction joint tersebut sama sekali tidak diijinkan
adanya bekas-bekas kotoran ataupun potongan kayu yang akan mengurangi ikatan betan
lama – baru.
k. Construction Joint (Sambungan Beton)
• Rencana atau jadwal pengecoran harus dipersiapkan untuk penyelesaian satu strukture
secara menyeluruh. Dalam jadwal tersebut, Konsultan Pengawas akan memberikan
persetujuan dimana letak construction joints tersebut. Dalam keadaan mendesak
Pengawas dapat merubah letak construction joints.
• Permukaan construction joints harus bersih dan dibuat kasar dengan mengupas seluruh
permukaan sampai didapat permukaan beton yang padat dengan menyemprotkan air
pada permukaan beton sesudah 2 jam tapi kurang dari 4 jam setelah beton dituang.
• Bila pada sambungan beton timbul retak/bocor, perbaikan dilakukan dengan
menggunakan bahan-bahan additive yang disetujui Direksi/Pengawas. Bila dijumpai
adanya kekeroposan beton, maka perlu dilakukan penyuntikan/grouting.

l. Pengadukan Beton
Beton harus diaduk ditempat yang sedekat mungkin dengan tempat pengecoran,
pengadukan harus menggunakan mixer yang digerakkan dengan daya yang kontinue serta
mempunyai kapasitas minimal 1 m3 jenisnya harus disetujui oleh Direksi dan dijalankan
dengan kecepatan sebagaimana dianjurkan oleh pabrikan.
Pengadukan beton dengan tangan tidak diijinkan, kecuali jika sudah disetujui oleh Direksi
untuk mutu beton tertentu.
Pengadukan harus sedemikian sehingga beton tersebar merata ke seluruh massa, tiap
partikel terbungkus mortar dan mampu menghasilkan beton padat yang homogen tanpa
adanya air yang berlebihan.

ST - 22
m. Pengangkutan dan Pengecoran Beton
Pengecoran beton dibagian manapun tidak boleh dimulai sebelum Direksi memeriksa dan
menyetujui bekisting, penulangan, angker-angker dan lainya dimana beton akan dicor. Isi
pengaduk beton, (mixer) harus dikeluarkan dalam satu operasi menerus dan beton harus
diangkut tanpa terjadi segregasi komponen-komponennya.
Beton harus diangkut dalam ember yang bersih dan tidak tembus air atau gerobak dorong,
metoda pengangkutan yang lain dapat dipakai asalkan sudah mendapat persetujuan dari
Direksi dan harus tepat mengikuti instruksi terinci yang diberikan untuk maksud tersebut.
Alat-alat yang dipakai untuk mengangkut dan mencor beton harus dibersihkan dan dicuci
setiap haris setelah dipakai bekerja dan bila pengecoran dihentikan selama lebih dari 30
menit.
Semua beton yang diaduk dilapangan harus ditempatkan pada posisi akhirnya dan
dipadatkan dalam waktu 40 menit setelah dari ditambahkan dalam mixer.
Pada umumnya beton tidak boleh dijatuhkan bebas dari ketinggian lebih dari 1.50 m
tetapi jika bagian pekerjaan tertentu memerlukan agar beton dijatuhkan dari tempat
tinggi maka dikerjakan sedemikian sehingga mencegah segregasi dan harus
dijaga agar aliran beton tidak terputus-putus. Seluruh operasi ini harus mendapat
persetujuan dari Direksi. Pengecoran suatu unit atau bagian pekerjaan harus dilaksanakan
dalam satu operasi menerus atau hingga mencapai siar yang ditentukan.
Beton dan penulangan yang menonjol tidak boleh diganggu dengan cara apapun
sekurang-kurangnya empat puluh delapan jam sesudah beton dicor, kecuali jika diperoleh
ijin tertulis dari Direksi. Semau beton harus dicorkan pada siang hari, pengecoran bagian
manapun tidak boleh dimulai jika dapat diselesaikan dalam siang hari kecuali jika sudah
diperoleh ijin dari Direksi untuk pengerjaan malam hari, Ijin demikian tidak akan
diberikan jika kontraktor tidak menyediakan sistem penerimaan yang memadai, yang
disetujui oleh Direksi.
Kontraktor harus membuat catatan lengkap mengenai tanggal, waktu dan kondisi.
Pengecoran beton pada tiap bagian pekerjaan, catatan ini harus tersedia untuk diperiksa
oleh Direk Pekerajaan.
n. Perlindungan dan Pengeringan Beton
Semua permukaan yang terbuka dilindungi dari matahari dan semua beton harus dijaga
agar tetap lembab dengan cara dibasahi sekurang-kurangnya setelah pengecoran.
Perlindungan diberikan menutupi dengan pasir basah sekurang-kurangnya setebal 5 cm,
atau dengan kantong-kantong goni basah ataupun dari pengaruh lain yang dapat merusak
permukaan yang lunak sebelum terjadi pengerasan.
Kontraktor harus menjaga agar pekerjaan beton yang baru selesai tidak diberi beban yang
intansitasnya dapat menimbulkan kerusakan. setiap kerusakan yang timbul akibat
pembebanan yang terlalu dini atau pembebanan berlebih harus diperbaiki oleh kontraktor
atas biaya sendiri hingga memuaskan Direksi.
o. Pengerjaan Permukaan Beton dengan Sendok Semen (Troweling)
Bila dilaksanakan perataan permukaan atas dari beton yang dicor setempat, permukaan
yang dihasilkan harus datar dengan nilai akhir yang rata tetapi bertekstur kasar sebelum
pengerasan pertama dimulai, permukaan tersebut harus diratakan lagi dengan sendok
dimana perlu untuk menutupi retakan dan mencegah timbulnya lelehan yang berlebihan
pada permukaan beton yang baru terbuka.

ST - 23
p. Siar-siar Konstruksi
Semua siar konstruksi beton harus dibentuk rata horizontal atau vertikal. Siar-siar tersebut
harus berakhir pada bekisting yang kokoh yang ditunjuk dengan baik, jika perlu dibor
guna melewati penulangan. Bila pengecoran ditunda sampai pengecoran beton mulai
mengeras, maka dianggap terdapat siar konstruksi.
Pengecoran beton harus dilaksanakan menerus dari satu siar ke siar berikutnya, tanpa
memperhatikan jam-jam makan.
Siar-siar konstruksi pada permukaan yang terbuka harus sungguh horizontal atau vertikal
dan jika diperlukan dipasang juga beading didalam dinding bekisting pada permukaan
yang terbuka untuk menjamin penampilan siar yang memuaskan sebelum menempatkan
beton baru pada beton yang sudah mengeras, permukaan siar beton yang sudah dicor
harus dibersihkan seluruhnya dari benda-benda asing atau serpihan.
Jika umur beton kurang dari 3 hari, permukaan tersebut harus disiapkan dengan
penyikatan seluruhnya, tetapi jika umurnya sudah lebih dari 3 hari atau sudah terlalu
keras, permukaan tersebut harus dicetak secara ringan atau diembus dengan pasir (send
blasted) untuk memperlihatkan agregat. Setelah permukaan tersebut dibersihkan dan
disetujui oleh Direksi bekisiting akan diperiksa dan dikencangkan.
Siar-siar konstruksi harus dikerjakan sebagaimana ditetapkan pada gambar atau
spesifikasi.

5. Cetakan Beton
a. Standar
Seluruh cetakan mengikuti persyaratan Normalisasi dibawah ini :
• NI - 2 - 1971
• NI - 3 – 1970
b. Bahan-bahan
• Bahan pelepas acuan (realising agent) harus sepenuhnya digunakan pada semua acuan
untuk pekerjaan beton.
• Cetakan untuk beton cor ditempat biasa.
• Bahan cetakan harus dibuat penguat-penguat secukupnya, sehingga keseluruhan form
work dapat berdiri stabil dan tidak terpengaruh oleh desakan-desakan beton pada
waktu pengecoran serta tidak terjadi perubahan bentuk, dan konstruksinya harus
disetujui Pengawas/Pembeti Tugas.
• Rencana design seluruh cetakan menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
• Cetakan harus sesuai bentuk, ukuran batas-batas bidang dari hasil beton yang
diinginkan oleh perencana dalam gambar-gambar.
• Cetakan harus sedemikian rupa agar menghasilkan muka beton yang rata. Untuk itu
dapat digunakan cetakan multiplex, plat besi atau papan dengan permukaan yang halus
dan rata.
• Sebelum beton dituang, Konstruksi cetakan harus diperiksa untuk memastikan bahwa
benar dalam letak, kokoh, rapat, tidak terjadi penurunan dan pengembangan pada saat
beton dituangkan serta bersih dari segala benda yang tidak diinginkan dan kotoran-
kotoran.
• Permukaan cetakan harus diberi minyak bekisting (yang biasa diperdagangkan) untuk
mencegah lekatnya beton pada cetakan. Pelaksanaannya agar berhati-hati jangan
terjadi kontak dengan besi yang dapat mengurangi daya lekat besi dan beton.
• Permukaan cetakan harus dibasahi secara merata agar tidak terjadi pnyerapan air
semen yang baru dituang.

ST - 24
• Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Konsultan Perencana
atau jika umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut :

Bagian sisi balok 48 jam


Balok tanpa beban konstruksi 7 hari
Balok dengan beban konstruksi 21 hari
Plat lantai / atap 21 hari
Dinding penahan tanah 21 hari

• Dengan persetujuan Konsultan Perencana, cetakan beton dapat dibongkar lebih awal
dengan syarat benda uji yang kondisi perawatannya sama dengan beton sebenarnya
dilapangan telah mencapai kekuatan 75 % dari kekuatannya pada umur 28 hari.
• Segala ijin yang diberikan oleh Konsultan Perencana sekali-kali tidak boleh menjadi
bahan untuk mengurangi/membebaskan tanggung jawab Kontraktor dari adanya
kerusakan-kerusakan yang timbul akibat pembongkaran cetakan tersebut.
Pembongkaran cetakan beton tersebut harus dilaksanakan dengan hati-hati sedemikian
rupa sehingga tidak menyebabkan cacat pada permukaan beton, tetap dihasilkan sudut-
sudut yang tajam dan tidak pecah. Bekas cetakan beton untuk bagian-bagian konstruksi
yang terpendam dalam tanah harus dicabut dan dibersihkan sebelum dilaksanakan
pengurugan tanah kembali.

c. Hasil Pengecoran dan Finishing


• Semua permukaan beton yang dihasilkan harus rapih, bersih dan tanpa cacat, lurus dan
tepat pada posisinya sesuai denan gambar rencana. Permukaan beton yang akan diberi
finishing dengan cat, tidak akan diplester lagi tetapi langsung diberi plamur dan cat.
• Pengecatan dapat dilaksanakan setelah pengawas memeriksa dan menyatakan
persetujuannya.

6. Cacat Pada Beton


Walaupun hasil uji kubus sudah memuaskan, Direksi tetap berhak untuk menolak yang
ternyata memiliki salah satu atau lebih dari cacat berikut :
• Beton tidak sesuai bentuk atau posisinya dengan yang diperlihatkan pada gambar.
• Beton tidak tegak lurus atau datar menurut ketentuan.
• Beton mengandung kayu atau benda asing lainnya.
Setiap permukaan yang terlihat bersarang lebah tetapi diterima oleh Direksi harus diisi
dengan spesi semen yang memakai perbandingan semen dan agregat halus yang sama seperti
beton yang harus dikerjakan hingga mencapai permukaan yang benar dengan memakai kikir.

7. Pengujian Struktur – struktur Hidrolis


a. Umum
Pengujian struktur hidrolis, semua dinding harus bersih dari timbunan supaya kebocoran
pada dinding dapat diketahui dengan jelas. Setiap Konstruksi harus diisi air bersih dalam
pengujian ini dan dibiarkan terisi sekurang-kurangnya 48 jam, ketinggian air selama waktu
tersebut harus diamati dan tidak boleh terihat adanya penurunan muka air, Penurunan
maksimum yang diijinkan selama 24 jam : 1 (satu) cm.
b. Perbaikan
Setiap kebocoran yang diketahui harus diperbaiki sampai tidak terlihat lagi adanya
kebocoran.

ST - 25
Bila kebocoran melebihi nilai penurunan maksimum yang diijinkan kontraktor harus
mengadakan perbaikan secara umum atas biaya sendiri. setelah perbaikan selesai, metoda
pengujian hidrolis harus diulangi sebagaimana diuraikan pada ayat ini.
Pengujian tidak perlu diulangi jika tidak terlihat adanya kebocoran dan penurunan taraf
muka air tidak melebihi nilai yang ditetapkan yaitu 1 cm
Perbaikan tempat yang mengalami kebocoran harus dikerjakan misalnya dengan sumber
air dari expandite atau produk lain yang disetujui Direksi.
semua bahan harus dipakai dan diterapkan tepat sesuai dengan petunjuk pabrikan.
c. Pekerjaan lain-lain
- Pembuatan Grouting beton/lapisan kedap air
Pekerjaan ini berupa pembuatan lapisan beton kedap air pada bagian dalam bak
penampungan (kolam stabilisasi dan maturasi) dengan bahan terbuat dari material
grouting beton yang anti susut/non shrinked. Pelaksanaan pekerjaan ini mengikuti
gambar rencana dan petunjuk/brosur dari produk bahan tersebut. Sebelum
dilaksanakan bahan yang akan digunakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu
dari Pengawas/Pemberi Tugas.
- Pekerjaan Lantai Beton
Lantai terbuat dari beton bertulang dengan tebal dan ukuran lantai seperti yang tertera
pada gambar. Persyaratan pekerjaan beton untuk bahan dan pelaksanaannya adalah
sesuai dengan pasal mengenai Pekerjaan Beton Cor ditempat.

ST - 26
IV. PEKERJAAN BAJA

1. Umum
Baja Profil maupun plat yang digunakan pada pekerjaan ini adalah baja dari jenis st 37 yang
diproduksi dari pabrik-pabrik terkenal dan dijamin oleh sertifikat. Baja konstruksi harus
memenuhi syarat-syarat pengujian, pemilihan, pengukuran, penimbangan pengujian tarik dan
epngujian lentur dalam keadaan dingin, Jika dipandang perlu Direksi dapat memerintahkan
untuk dilakukan pengujian terhadap baja konstruksi tersebut sesuai dengan persyaratan
pengujian yang berlaku.

2. Standar
Standar dipakai adalah menurut standard to the Specification for design Fabrication and
Erection of Structural Steel for Building oleh A:I:S:c.

3. Pabrikasi
a. Pemeriksaan dan Sebagainya
Tukang-tukang yang digunakan adalah tenaga ahli pada bidangnya melaksanakan
pekerjaan dengan baik sesuai dengan petunjuk Direksi. Direksi mempunyai kebebasan
sepenuhnya untuk setiap waktu melakukan pemeriksaan pekerjaan dan tidak satupun
pekerjaan dibongkar atau disiapkan untuk dikirim sebelum disetujui oleh Direksi. Setiap
pekerkaan yang dianggap tidak memenuhi syarat karena cacat atau tidak sesuai dengan
gambar rencana, Pemborong harus segera atau memperbaiki dengan biaya sendiri.
Pemborong harus menyediakan sendiri semua alat-alat yang diperlukan serta perancah
agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
b. Pola (mal) pengukuran dan Sebagainya
Semua pola(Mal) dan semua peralatan yang dibutuhkan untuk menjamin ketetlitian
pekerjaan harus disediakan oleh pemborong, semua pengukuran harus dilakukan dengan
menggunakan pita-pita baja yang telah disetujui. Ukuran dari pekerjaan baja yang tertera
pada gambar rencana dianggap ukuran pada suhu 25 0 (normal)
c. Meluruskan
Plat harus diperiksa kerataannya, semua batang diperiksa keseluruhannya sebelum
dilakukan dan semua bagian tersebut harus bebas dari puntiran dan kalau perlu diadakan
tindakan-tindakan perbaikan sehingga kalau plat itu tersusun akan terlihat rapat
seluruhnya.
d. Memotong
Kecuali diisyaratkan lain, pekerjaan baja dapat dipotong dengan cara menggunting,
menggergaji, atau dengan las pemotong. permukaan yang diperoleh dari pemotongan
harus menyiku pada bidang yang dipotong. tepat dan rata menurut ukuran yang
diperlukan. Penyelesaian pada permukaan umumnya dilakukan oleh mesin atau gerinda.
Bila digunakan las pemotong, maka hanya permukaan yang kurang merata dapat
digerinda seperlunya. Ujung dari plat penguat harus dipotong dan diselesaikan agar rapat
dengan flens dari gambar junung dan batang tekan, dan gelagar-gelagar batang lain yang
disambung dengan plat penyambung yang mamakai paku keling atau baut harus diratakan
setelah pabrikasi agar rapat seluruhnya, bila sambungan batang tekan maka toleransi
maksimum adalah 0.1 mm dan tidak untuk sambungan batang tarik maksimum 0.2 mm
untuk setiap titik sambungan.
ST - 27
e. Pekerjaan Mesin Perkakas dan Mesin Gerinda
Kalau plat digunting, digergaji atau dipotong dengan las pemo, kecuali seperti apa yang
disebut diatas maka pemotongan pada metal yang diperbolehkan untuk dibuang maksimal
3 mm pada plat yang mempunyai tebal 12 mm, 6 mm untuk plat yang mempunyai tebal
12 mm dan 6 mm untuk plat dengan tebal 24 mm.
f. Memotong dengan Las Pemotong
Las pemotong digerakkan secara mekanis dan diarahkan dengan sebuah mal serta
bergerak dengan kecepat tetap. Pinggir yang dihasilkan oleh las pemotong harus bersih
serta lurus untuk menghaluskan tepi yang telah dipotong tersebut tidak diperkenankan
menggunakan las pemotong. Bila dikehendaki oleh Direksi, dapat digerinda yang
bergerak searah dengan arah las pemotong tapi harus diselesaikan sehingga bebas dari
seluruh bekas kotoran tadi.
g. Pekerjaan Las dan Pengawas Pekerjaan Las
Pekerjaan las yang harus dikerjakan oleh tukang kayu dibawah ini pengawasan langsung
seorang yang menurut anggapan Direksi mempunyai training dan pengalaman yang sesuai
untuk pekerjaan semacam itu. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi
mendapatkan persetujuan dari contoh lain yang hendak dipakai dan setelah mendapat
persetujuan maka cara tersebut tidak akan merubah lagi tanpa persetujuan tertulis lebih
lanjut. detil-detil khusus yang menyangkut cara persiapan sambungan, cara pengolahan,
jenis dan ukuran elektrode, tebalnya bagian-bagian ukuran dari las serta kekuatan arus
listrik untuk las tersebut. harus diajukan oleh kontraktor untuk mendapat persetujuan dari
Direksi terlebih dahulu sebelum pekerjaan dengan las listrik dapat dilakukan. Ukuran
lektrode, arus dan tegangan listrik dan kecepatan busur listrik yang digunakan pada las
listrik harus yang seperti tidak akan dibuatnya penyimpanan tanpa persetujuan tertulis
dari Direksi. Plat dan potongan yang hendak dilas harus bebas dari kotoran besi, minyak,
gemuk, cat dan lainnya yang dapat mempengaruhi mutu dari pengelasan. Bila terjadi
retak, susut, retak pada bahan dasar, berlubang dan kurang tetap letaknya, harus
disingkirkan.
h. Mengebor
Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material. Bila memungkinkan semua
plat potongan-potongan dan sebagainya harus dijepit bersama-sama untuk membuat
lubang dan dibor menembus seluruh tebal sekaligus. Bila menggunakan baut-baut pas
pada salah satu lubang ini dibor lebih kecil dan baru kemudian diperbesar untuk mencapai
ukuran yang sebenarnya. cara lain adalah bahwa batang-batang dapat dilubangi tersendiri
dengan menggunakan mal. setelah mengebor seluruh kotoran besi harus disingkirkan,
plat-plat dan sebagainya dapat dilepas bila perlu.
i. Menuang dan Menempa
Semua tuangan harus baik dari lubang-lubang sumbatan ataupun cacad-cacad lain.
Segera setelah tuangan dikeluarkan dari acuan maka Direksi harus diberi tahu sehingga ia
dapat melakukan pemeriksaan. Hasil tuangan yang cacat tidak diperkenankan untuk
diperbaiki dan hasil tuangan tidak boleh cacat, bebas dari lubang sumbatan dan lainnya.
Tuangan dan tempaan harus disempurnakan dengan mesin perkakas sehingga berbentuk
seperti tertera pada gambar rencana dan seluruh hubungan diselesaikan dan dicocokkan
dengan menggunakan mesin perkakas yang menghasilkan pekerjaan dengan mutu tinggi.
Tuangan dan tempaan yang terletak diatas beton bila menurut pendapat Direksi dalam
penyelesaian permukaan bawah yang akan berhubungan dengan beton tidak cukup baik,
maka harus dioleh dengan mesinh perkakas dan biaya-biaya untuk pekerjaan tersebut
dibebankan atau resiko Pemborong.
ST - 28
4. Penyediaan untuk Pemasangan Akhir
a. Penyediaan Paku Keling, Baut dan Sebagainya
Pemborong harus menyediakan seluruh jumlah paku keling, mur, baut, cincin baut dan
sebagainya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan dilapangan sebanyak 10 %
dari setiap ukuran paku keling ataupun ukuran baut mur dan cincin baut. Pada saat
pengiriman, pemborong harus mengajukan atau menyerahkan dengan cuma-cuma untuk
Direksi maupun pemborong. Montase (kalau diperlukan pihak ke 3) dua copy daftar paku
keling dan bautnya yang menyatakan jumlah, ukuran, kualitas serta letaknya dimana akan
dipakai pada pekerjaan.
Paku Keling
Ukuran paku keling yang tertera pada gambar rencana adalah ukuran sebelum dipanaskan.
kepala paku keling haruslah penuh, dibentuk dengan cermat, konsentris dengan batangnya
dan berhubungan langsung dengan permukaan batang. Setiap paku keling harus cukup
panjang untuk membentuk kepala dengan ukuran-ukuran standard serta cukup untuk lubang.
Baut, Mur dan Cincin baut (selain dari baja keras)
Semua baut dan mur, hitam atau pas harus mempunyai kepala yang ditempa, tepat konsentris
dan siku dengan batangnya dengan kepala serta mur yang hexagonal (kecuali jika jenis
kepala yang lain diisyaratkan dalam gambar. Batang baut haruslah lurus dan baik, Bila
dipakai baut pas diameternya harus seperti diameter yang tertara dalam gambar rencana
haruslah dikelompokkan dengan cermat sesuai dengan ukuran panjang batangya yang tak
berulir. Diamater lubang cincin baut adalah 1.50 mm lebih besar dari diameter baut. Baut
stall haruslah baut hitam yang 1,50 mm lebih kecil dari diameter lubang dimana digunakan.
Baut baja keras, mur dan cincin baut harus berukuran seperti yang tertera pada gambar
rencana dan harus memenuhi standar.
b. Pengangkutan dan Penanganan
Cara pengangkutan dan penanganan pekerjaan besi harus sesuai dengan cara yang telah
disetujui oleh Direksi. Sebelum penyerahan untuk pekerjaan. kalau dipakai pihak ke 3
dalam pekerjaan pemasangan untuk semua penyerahan, dan bertanggung jawab untuk
setiap kehilangan dan sewa gudang yang dapat terjadi disebabkan oleh kelalaian dan
kegagalan untuk menerima pekerjaan baja. Segera setelah menerima penyerahan
pekerjaan baja. pihak ke 3 akan segera menyampaikan secara tertulis kepada Direksi
setiap kerusakan atau cacat tanpa ditunda-tunda atau kalau tidak demikian, dia harus
memperbaiki setiap kerusakan, kehilangan serta yang terjadi diluar dan sesudah
penyerahan atas biaya sendiri.
c. Pemasangan
Umum
Pemborong harus menyediakan seluruh perancah dan alat-alat yang diperlukan dan
mendirikannya ditempat pekerjaan. memasang dan mengelingkan baut atau las seluruh
pekerjaan baja. Pekerjaan baja tidak boleh dipasang sebelum cara, alat dan sebagainya
yang digunakan mendapat persetujuan dari Direksi, Semua bagian harus dikerjakan secara
hati-hati dan dipasang dengan teliti, Drift yang dipakai mempunyai diameter yang lebih
kecil dari diameter yang lubang paku keling atau baut, dan digunakan untuk membawa
bagian pada posisinya yang tepat seperti diisyaratkan dibawah ini. Penggunaan martil
yang berlebihan yang dapat merusak atau mengganggu material tidak diperkenankan.
Setaip kesalahan pada pekerjaan bengkel yang menyulitkan pekerjaan montase serta
menyulitkan pengepasan bagian-bagian pekerjaan dengan menggunakan drift secara wajar
ST - 29
harus dilaporkan kepada Direksi. Permulaan dengan mesih perkakas harus dibersihkan
sebelum dipasang. Kopel dan sambungan lapangan sebanyak 50 % sebelum dikeling atau
dibuat dua lubang pada setiap diisi kurangnya 40 % dari lubang diisi dengan baut.
Selanjutnya sekurang-kurangnya 10 % dari lubang pada suatu kelompok dikeling atau
dibaut dengan permanen sebelum baut montase atau drift diangkat (disingkirkan).
Drift, Paku Keling Baut Stel dan Sebagainya
Pemborong harus menyediakan untuk digunakan sendiri, semua paralel drift untuk
montase yang mungkin diperlukan dan akan tetap menjadi miliknya dipindahkan dari
tempat pekerjaan atas biaya sendiri. Setelah selesai pekerjaan semua stel, setiap paku
keling dan baut yang berlebih akan diserahkan kepada Direksi atau biaya pemborong.
Drift Paralel untuk Montase
Batang tak berulir dari drift paralel yang digunakan pada montase dibuat sesuai dengan
diameter yang diperlukan, dan panjangnya tidak kurang dari jumlah tebal minimal yang
akan dilalui oleh Drift itu ditambah satu kali drift itu.
Pemasangan Paku Keling
Semua pekerjaan harus dibuat secara wajar sehingga potongan-potongan dapat
berhubungan dengan rapat menyeluruh sebelum dimulainya pemasangan paku keling.
Drift dapat digunakan hanya untuk mendekatkan pekerjaan pada posisinya dan tidak akan
digunakan untuk menganggu lubang-lubang. Menggunakan drift dengan ukuran yang
lebih besar dari diameter nominal lubang tidak diperkenankan. Dianjurkan paku keling
dipasang dengan menggunakan meisn atau alat tekan dari tipe yang setelah di setujui.
Setiap paku keling harus cukup panjang untuk membentuk kepala dengan ukuran standar
dan harus bebas dari kotoran besi dengan cara menggosokannya pada permukaan
sepotong logam. Paku keling tetap berada dalam keadaan panas, merah menyeluruh pada
saat dimasukkan dan dikerjakan serta mengisi seluruh lubang selama masih panas. semua
paku keling yang longgar serta paku keling yang retak terbentuk jelek atau dengan kepala
yang cacad atau dengan kepala yang sangat eksentris terhadap batangnya harus dipotong
dan diganti dengan paku keling yang baik. membentuk kembali kepala apaku keling tidak
diperkenankan. Kepala paku keling yang agak pipih dapat digunakan pada tempat-tempat
tertentu kalau ditentukan oleh Direksi.
d. Penggunaan Baja Keras, Baut-Baut untuk Pemasangan Akhir
Pemasangan
Setiap sambungan dibuat bersama-sama dengan baut stel sehingga setiap bagian serta plat
berhubungan rapat dengan baut menyeluruh sebanyak 50 % dari lubang harus diisi
dengan baut stel dan minimal 10 % atau pada setiap potongan dan plat minimal 2 lubang
diisi dengan drift paralel sesuai dengan yang disyaratakan pada " Peralel drift untuk
Montase" baut baja keras harus dipasang dengan dincin baut yang diperlukan, sebuah
dibawah kepala baut dan sebuah lagi dimur.
Harus diperhatikan bahwa cincin baut itu terpasang dengan cekungnya menghadap keluar.
Memasukkan dan mengencangkan baut baja keras dimulai sebelum sambungan diperiksa
dan disetujui oleh Direksi atau wakilnya. Bidang dibawah kepala baut tidak boleh
menyimpang dari bidang tegak lurus terhadap as baut lebih dari 3.5 derajat, memakai
cincin baut yang miirng(tarped) dapat dilakukan kalau dipandang perlu, baut menonjol
melalui mur tidak kurang dari 1,5 mm tidak melebihi 4,5 mm. Baut stel yang digunakan
untuk membuat permulaan dapat seterusnya digunakan pada sambungan.

ST - 30
Mengencangkan Kayu
Baut baja keras dapat dikencangkan dengan tangan atau dengan konci yang digerakkan
dengan mesin. Kunci pas harus dari jenis yang telah disetujui oleh Direksi dan dapat
menunjukkan bila tercapai torque yang disyaratkan telah tercapai.
e. Galvanis
Bila ditentukan ada pekerjaan galvanisasi maka yang dikehendaki adalah galvanisasi
celup panas.
f. Plat Baja yang Digalvanisir
Bahan
Untuk melapisi talang cucuran antara 2 sudut atap, untuk saluran air hujan, bubungan dan
pinggul pada atap sirap dan pada tempat lain yang ditunjukkan pada gambar harus dipakai
baja yang digalvanisir celup panas dari ukuran yang telah ditentukan,
Tebalnya lembaran plat baja banyak seng pelindungnya, harus sesuai dengan tabel
berikut:

BWG No Tebal Plat Baja Berat seng (Gr/m2)


22 0.71 534
24 0.56 534
26 0.46 380
28 0.36 380
Pemasangan
Semua pekerjaan dari plat baja yang digalvanisir harus dibuat dan dipasang menurut
standar yang paling baik, Pinggiran dan gulungan harus lurus dan tidak boleh ada
lekukan, kelim patriannnya harus betul-betul kedap air dan tidak ada patrian yang tercecer
atau belimpah, Satuan yangt dibuat dari galvani harus dipasang memakai paku sekrup
galvani atau dengan memakai lembaran penutup (holderbats) yang bentuk dan
ukurannnya tertera dalam gambar.
Mematri
Solder mematri dengan mutunya paling baik yaitu terdiri dari 1/2 timah hitam dan 1/2
timah. Muriatic acid harus dipergunakan sebagai pelemburnya zat.
g. Pengecatan Baja
Umum
Semua konstruksi baja yang akan dipasang perlu dicat dipabrik dengan cat dasar yang
telah disetujui kecuali pada bidang-bidang yang dikerjakan dengan mesin perkakas
misalnya pada perletakkan cat lapangan terdiri dari:
- Pembersihan seluruh sambungan lapangan dan bidang-bidang yang telah dicat di
bengkel, seperti yang telah diperintahkan oleh Direksi, karena telah rusak pada saat
transfort dan pemasangan serta bidang-bidang lain yang diperintahkan oleh Direksi.
- Pengecatan dari bahan yang sejenis dengan bahan yang dicat disemua bengkel bagian
yang disebutkan pekerjaan besi itu
- Pemakaian cat akhir seperti yang disyaratkan pada pekerjaan tertentu, untuk seluruh
bidang terbuka pekerjan besi itu.

ST - 31
Pembersihan
Semua permukaan dari pekerjaan baja harus bersih dan dikupas dengan sand blashting
atau cara lain yang disetujui oleh Direksi agar menjadi logam yang bersih dengan
menghilangkan seluruh gemuk, olie, karatan, lumpur atau lainnya yang melengket
padanya yang dibersihkan haruslah dapat sekaligus ditutup dengan cat dasar yang dan
dicat segera setelah dibersihkan sebelum terjadi oksidasi.
Penggunaan Cat
Cat dapat digunakan dengan kuas tangan yang halus yang disetujui oleh Direksi.
Pengecatan tak dapat dilakukan pada cuaca berkabut, lembab, berdebu. atau pada cuaca
lain yang jelek. Permukaan yang akan dicat harus kering dan tidak berdebu lapisan
berikutnya tidak boleh dikerjakan sebelum lapisan cat yang terdahulu telah kering betul.
lapisan penutup diberikan diatas cat dasar dalam tempo kurang dari 6 bulan tetapi tidak
boleh lebih cepat dari dari 48 jam setelah pengecatan dasar. Bila terjadi demikian maka
permukaan baja perlu dibersihkan kembali atau dicat lagi seperti yang diuraikan diatas.
Cat (termasuk penyemprotan bila diperintahkan oleh Direksi)harus disapu dengan kuat
pada permukaan baja, sekitar paku keling pada setiap sudut , sambungan pada setiap
bagian yang dapat menampung air, atau dapat dirembesi air, bahan lain yang disetujui
oleh Direksi.

ST - 32
V. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN

1. U m u m
Semua ukuran dari pekerjaan pasangan harus mengikuti gambar rencana. Apabila ternyata
ada kekurangan-kekurangan dalam gambar tersebut maka Pemborong harus meminta
persetujuan Direksi untuk menetapkannya.
Untuk dinding-dinding penahan tanah atau bangunan-bangunan lain seperti pasangan batu
dan lain sebagainya, harus diberi lubang drainase dengan diameter sekurang-kurangnya 5,0
cm Kecuali dinyatakan lain dalam gambar rencana, maka lubang-lubang drainase tersebut
harus ditempatkan pada jarak yang merata, yakni berselang 1,5 m dari diletakkan sedikit di
atas peil pembuangan air. Pekerjaan ini tidak dibayarkan tersendiri tetapi merupakan bagian
dari pekerjaan tembok atau beton atau pasangan lain yang digunakan untuk bagian dari
konstruksi tembok penahan tanah atau pelindung-pelindung erosi.
2. Standard
Semua pekerjaan pasangan harus memenuhi standard yang tercantum dalam Bagian
Spesifikasi Umum.
3. Bahan-bahan
a. Sement Portland
Semen yang dipakai disini adalah dari jenis kualitas seperti yang dipakai pada beton dan
secara umum harus memenuhi syarat-syarat yang tertera pada NI-2 Bab 3.2.
b. Pasir
Pasir untuk adukan pasangan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
- Butir-butir pasir harus tajam dan keras dan tidak dapat dihancurkan dengan tangan.
- Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5 %.
- Warna larutan pada pengujian dengan 3 % natrium hidroksida, akibat adanya zat-zat
organik tidak boleh lebih tua dari larutan normal atau larutan teh yang sedang
kepekatannya.
- Bagian yang hancur pada pengujian dengan larutan jernih natrium sulfat tidak boleh
lebih dari 10 %.
- Jika dipergunakan untuk adukan dengan semen yang mengandung lebih dari 0,6 %
alkali, dihitung sebagai natrium oksida pada pengujian tidak boleh menunjukkan sifat
reaktif terhadap alkali.
- Keteguhan adukan percobaan dibandingkan dengan adukan pembanding yaitu yang
menggunakan semen sama dengan pasir normal tidak boleh < 65 % pada pengujian 7
hari.
- Pasir laut untuk adukan tidak diperkenankan.
- Butir-butirnya harus dapat melalui ayakan berlubang 3 mm.
c. Batu alam
Pada umumnya untuk pasangan batu bisa dipakai batu bulat (dari gunung), batu belah
atau batu karang asalkan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
- Harus cukup keras, bersih, dan sesuai besarnya serta bentuknya.
- Batu, bulat ataupun belah, tidak boleh memperlihatkan tanda-tanda lapuk.
- Batu karang harus sebagian besar berwarna putih atau kuning muda dan tidak hitam,
biru atau kecoklat-coklatan tanpa garis-garis kelapukan, mempunyai keteguhan yang
tinggi serta bidang patahnya harus mempunyai kepadatan dan warna putih yang
ST - 33
merata.
d. Bata merah
Bata merah harus batu biasa dari tanah liat melalui proses pembakaran, dapat digunakan
produksi lokal dengan ukuran nominal 6 cm x 12 cm x 24 cm dan ukuran diusahakan
tidak jauh menyimpang.
Bata merah yang dipakai harus bata kualitas nomor 1 berwarna merah tua yang merata
tanpa cacat atau mengandung kotoran. Bata merah minimum harus mempunyai daya
tekan ultimate 30 kg/cm2. Kalau blok-blok tersebut dibuat sendiri maka campurannya
harus terdiri dari 1 bagian Portland Cement dan 5 bagian pasir dan batuan yang
dihaluskan.
Blok-blok semen yang baru dicetak harus dilindungi dari panas matahari dan dirawat
selama tidak kurang dari 10 hari dengan jalan membasahi atau menutupi dengan memakai
karung basah.
e. Air
Untuk keperluan membuat adukan maka air yang disyaratkan dan boleh dipakai semua
seperti yang dipakai untuk pekerjaan beton.
f. Lain-lain
Bahan-bahan lain yang dipakai untuk pelaksanaan seperti tegel-tegel teraso, keramik, dan
lain-lain harus sesuai dengan yang disyaratkan oleh Direksi atau seperti yang disyaratkan
pada saat rapat penjelasan.
4. Adukan
a. Mencampur
Adukan dicampur di tempat tertentu yang bersih dari kotoran, mempunyai alas yang rata
dan keras, tidak menyerap air yang sebelumnya harus ada persetujuan dari Direksi.
Kalau tidak ditentukan lain, mencampur dan mengaduk boleh dilakukan dengan tangan
(dengan memakai cangkul dan sebagainya) sampai diperlihatkan warna adukan yang
merata.
b. Komposisi
Jenis adukan berikut harus dipakai dengan yang disebutkan dalam gambar atau dalam
uraian dan syarat-syarat ini.
Jenis Spesi
M1 1 pc : 3 psr
M2 1 pc : 2 psr
M3 1 pc : 4 psr
5. Blok-blok beton
a. Type dari blok-blok
Karena tidak adanya kesamarataan produksi daerah yang satu dengan daerah lainnya
maka tidak diadakan penentuan mengenai ukuran asalkan tidak melampaui batas dan
disetujui oleh Direksi. Blok-blok beton tersebut harus bersih, tidak menunjukkan
tanda-tanda retak ataupun cacat lain yang dapat mengurangi mutu dari blok-blok tersebut.
b. Campuran adukan
Kalau blok-blok tersebut dibuat sendiri maka campurannya harus terdiri dari 1 bagian
portland cement dan 5 bagian pasir dan batuan yang dihaluskan.

ST - 34
Tegangan tekan minimum dari blok beton tidak boleh lebih kecil dari 30 kg/cm2 pada
umur 40 hari.
c. Perawatan blok-blok beton
Blok-blok beton yang baru saja dibuat harus dilindungi dari matahari dan dirawat untuk
jangka waktu paling tidak 10 hari dengan jalan membasahi atau menutupi dengan
memakai karung basah.
d. Tembok-tembok ventilasi
Blok-blok yang khusus ventilasi dapat dibuat dari campuran M1. Pasangan ventilasi
tersebut harus cukup baik dan antara satu dengan yang lain harus lurus, seragam dengan
menarik garis lurus di antara kedua ujungnya.
Ventilasi tersebut nantinya harus dicat dengan cat tembok sesuai dengan yang ditetapkan
oleh Direksi.
6. Pasangan bata merah
a. Mortar
Semua penembokan yang diletakkan di atas balok pondasi beton sampai 20 cm di atas
bidang lantai harus dipakai mortar type M2. Untuk penembokan kamar mandi, toilet,
tempat mencuci, dll dipakai mortar type M2 sampai setinggi 150 cm di atas bidang lantai
jika tidak dilakukan dengan cara lain untuk selebihnya dipakai mortar type M1.
b. Pemasangan
Penembokkan harus dipilih dan dipasang dengan ukuran seperti pada gambar rencana
juga mengenai tinggi dan tebalnya. Sebelum pemasangan bata merah harus dibasahi dulu
dengan air untuk menjamin pelekatan yang lebih baik antara mortar dan bata merah.
Pasangan bata merah dan lainnya harus disusun dan diberi jarak minimal 1 cm antara bata
merah yang satu dengan yang lainnya. Penembokkan harus dilaksanakan pada keadaaan
cuaca yang baik, ataupun dengan perlindungan yang khusus dan tiap hari tidak
diperbolehkan melaksanakan pasangan dengan tinggi melebihi 1 cm.
c. Mengorek
Semua hubungan harus dikorek paling sedikit 0,5 cm agar daya pelekat antara mortar
plesteran dan tembok dapat bekerja dengan sebaik-baiknya.
7. Pasangan Batu
a. Umum
Batu -batu yang dipakai untuk pekerjaan pondasi dan sebagainya harus keras dengan
ukuran yang sesuai dan tidak menunjukkan pelapukan ataupun retak. pemasangan dari
batu-batu tersebut harus rapi dan cocok sehingga dapat menghasilkan pekerjaan yang
sebaik-baiknya.
b. Mortar
Campuran yang dipakai untuk pondasi dan sebagainya kalau disyaratkan lain dapat
dipakai campuran M3. Kecuali kalau disyaratkan lain misalnya untuk bangunan reservoir
atau bangunan lain yang fungsinya hampir sama yang dipakai campuran M2.

ST - 35
VI. PEKERJAAN LAIN - LAIN

1. Pengecatan
a. Material, Ketentuan Umum
Semua jenis material harus dari merk terkenal baik (Danapaint, I.C.I atau sejenis yang
disetujui oleh Direksi). Semua cat penggunaannya harus sesuai dengan pedoman yang
diberikan oleh pabrik pembuatnya dengan tenaga ahli yang sesuai dengan pekerjaan
tersebut. Isi daripada cat yang akan dipakai dikeluarkan dan ditempatkan pada tempat
tertentu serta diaduk sampai rata betul baik mengenai warna serta kekentalannya sebelum
dipakai serta pada selang waktu tertentu pada saat dipakai.
b. Ketentuan Khusus
Untuk pekerjaan kayu, cat yang digunakan dari jenis synthetic resin. Untuk pekerjaan besi
sebagai dasar digunakan dari jenis red oxide baru. Sedang untuk finishing digunakan dari
jenis synthetic resin dan yang khusus diperuntukkan untuk jenis pekerjaan besi, untuk
pekerjaan-pekerjaan besi pada reservoir-reservoir air hot deep galvanishing, cat-cat yang
dipergunakan untuk tembok baik untuk sebelah luar atau dalam dari jenis emulsion paint
yang terdiri dari alkyid resin.
c. Daftar Bahan
Pemborong melaksanakan sesuai dengan kontrak dan sebelum pekerjaan pengecatan
dimulai mengajukan kepada Direksi Pekerjaan semua material yang akan digunakan
untuk pekerjaan pengecatan dan dikoreksi, semua material tersebut harus disetujui oleh
Direksi.
d. Pemilihan warna
Semua warna ditentukan bersama-sama antara Direksi dengan pemborong dari contoh-
contoh yang diberikan supplier.
e. Persiapan
Sebelum pengecatan dimulai, permukaan yang akan dicat harus dibersihkan dari kotoran
dan debu. semua permukaan yang akan dicat harus sudah dihaluskan terlebih dahulu
dengan peralatan serta cara yang lazim dipergunakan.
Setelah pekerjaan pembersihan dari baja dilaksanakan, semua permukaannya harus dicat
dua lapis dari jenis red oxide dengan tebal 30-35 mikron.
Persiapan dari pekerjaan besi yang dicat dengan epoxi-point segera setelah pembersihan
dari pekerjaan besi, " Upox calcium Plumbate Primer "dari merek yang disetujui. tebal
dari setiap pengecatan adalah 50 micron dan diberikan dua lapis. Sebelum lapisan dicat
tersebut diberikan diberikan suatu pekerjaan besi harus diperiksa dan harus bersih dari
segala kotoran dan debu. Pengecatan harus diperiksa setelah 24 jam dari pengecatan
pertama.
Persiapan dari pekerjaan pengecatan tembok adalah harus benar-benar kering dan
pengecatan tidak boleh dilaksanakan sebelum ada persetujuan dari Direksi. Semua cacat-
cacat harus diperbaikiseperti pada bagian yang menonjol harus diratakan sedangkan
bagian yang retak ataupun berlubang harus ditutup dengan plester dari jenis yang sesuai.
Pecah yang harus diperbaiki dengan memotong sekeliling bagian yang pecah tersebut dan
kemudian memboboknya sampai cacat tersebut tidak menampakan bekas.

ST - 36
f. Pengecatan Akhir
Pengecatan akhir harus terdiri dari :
- Besi yang dilapisi dengen Epoxy
Dua lapis dari "Opoxemuel" yang dicampur dulu dengan "Upox hardener"dengan
perbandingan yang seperti diberikan pabrik pembuatnya.
- Besi Galvanized
Tanpa pengecatan akhir, tembok, kolom dan sebagainya. dua lapis cat emulsion untuk
sebelah dalam dari gedung dan tiga lapis untuk permukaan sebelah luar.
2. Masa Pemeliharaan
Terhitung dari tanggal penyerahan pertama dengan jangka waktu yang ditentukan dalam
kontrak, pemborong diwajibkan memperbaiki pekerjaan yang kurang baik, pengurugan
amblas, bahan yang jelek atau hal-hal lain yang sesuai dengan catatan dari Direksi. Setelah
semua kekurangan dan kerusakan ini diperbaiki dengan memuaskan dan diterima dengan
baik oleh Direksi, maka setelah jangka waktu pemeliharaan dilampaui, pekerjaan sekali lagi
diserahkan oleh pemborong. Hal ini akan dinyatakan secara tertulis dalam bentuk suatu
Berita Acara Penyerahan Kedua.
Bila pemborong dalam masa tersebut atas teguran/pemberitahuan Direksi tidak
melaksanakan perbaikan/pemeliharaan, maka Direksi berhak untuk memutuskan /memotong
jaminan pemeliharaan atau menyuruh pihak ketiga untuk melakukan pekerjaan itu atas
tanggungan pemborong (pihak kedua).

ST - 37
VII. PEKERJAAN PENGADAAN PIPA DAN PERLENGKAPANNYA

a. Pipa HDPE
Material yang digunakan adalah memenuhi Standard Industri ISO 9001 : 2008 dan
SNI 06-4829-2005 untuk air minum atau digunakan standar lain yang sama atau
lebih baik mutunya. Pipa HDPE yang ditawarkan harus dapat memikul tekanan kerja
minimal sebesar 10 kg/cm2 (10 bar) baik dalam standard SII ataupun standar yang
memenuhi persyaratan untuk pipa air minum.

Pipa HDPE yang harus diadakan adalah pipa HDPE yang mempunyai hubungan
diameter pipa dan ketebalan pipa (SDR : Standard Dimension Ratio) 17, Class PE
100 yang mempunyai tekanan kerja minimal 10 bar. Pipa HDPE 100 harus
mempunyai nilai kekuatan/tegangan minimum yang diijinkan (MRS = Minimum
Required Strength) untuk PE100 pada temperature 20°C selama 50 tahun sebesar ≥
10 Mpa (N/mm2)

Tabel Dimensi Pipa HDPE: S-8, SDR 17, Class PE 100 PN 10 Bar

DIAMETER NOMINAL DIAMETER LUAR TEBAL DINDING


(mm) (mm) MIN
1/2 20 -
1 32 1,90
2 63 3,80
3 90 5,40
4 110 6,60
6 160 9,50

b. Pipa GWI
- Semua pipa GWI yang dipakai mempunyai diameter nominal, diameter luar,
tebal dinding harus sesuai dengan yang disyaratkan dalam uraian (SNI, SII).
- Pipa GWI yang dipakai adalah kelas Medium B yang tahan terhadap Pengujian
Tekanan Air sebesar 50 Kg/cm2. Sedangkan untuk fittingnya menggunakan CI
dan atau Black Steel (SCH- 40) sesuai keterangan dalam gambar dan dalam
daftar Quantity.
ST - 38
- Sambungan pipa GWI yang dipergunakan adalah dengan screw, flange las dan
atau pengelasan, disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Dimensi flange dibuat
sesuai standar yang lazim digunakan untuk air minum dan khusus dibuat untuk
tahan Pengujian Tekanan Air 50 Kg/cm2. Harga penawaran yang diajukan
sudah termasuk perlengkapannya, seperti mur, baut, ring dan gasket/karet
packing. Semua pipa beserta perlengkapan penyambungan adalah dalam kondisi
baru dan siap pakai (tidak dibenarkan menggunakanbarangbekas).

SPESIFIKASI PIPA BAJA MEDIUM B GALVANIS

DIAMETER DIAMETER TEBAL BERAT


NOMINAL LUAR
Inch mm Max (mm) Min (mm) Mm Kg/m
½ 15 21.4 21.1 2.65 1.22
¾ 20 27.2 26.4 2.65 1.58
1 25 34.2 33.4 3.25 2.44
1¼ 32 42.9 42.1 3.25 3.14
1½ 40 48.8 48.0 3.25 3.61
2 50 60.8 59.8 3.65 5.10
2½ 65 76.6 75.4 3.65 6.51
3 80 89.5 88.1 4.05 8.47
4 100 114.9 113.3 4.05 12.00
5 125 140.6 138.7 4.85 16.20
6 150 166.1 164.1 4.85 19.20

c. Valve dan fitting


- Valve yang akan dipergunakan harus mengikuti salah satu standar yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas/Pengawas. Seluruh valve pada badan luar
harus tercetak asli dari pabrik dan dicor dengan huruf timbul yang dapat
menunjukkan nama atau merk dagang pembuatnya, tekanan kerja, class serta
diameter nominalnya. Harga penawaran setiap macam valve harus sudah
termasuk dengan kelengkapannya masing-masing seperti baut, mur karet
packing (unit set) , include dengan upah kerja pemasangan (Complete Works
Joint Materials). Bila kualitas valve yang dipakai meragukan, maka Konsultan
Pengawas/Pengawas berhak merekomendasikan kepada Penyedia Barang/Jasa
untuk mengganti dengan jenis serta kualitas yang telah memenuhi standar dan teruji
pemakaiannya. Valve yang ditawarkan adalah dalam kondisi baru (bukan valve

ST - 39
bekas) dan sesuai dengan Tekanan kerja yang diminta dalam Spesifikasi Teknis
Pekerjaan dan yang tercantum dalam Rencan Anggaran Biaya (RAB)

- Air valve yang dipergunakan harus dapat beroperasi secara otomatis dan
mempunyai tekanan sebesar 1 bar diatas tekanan kerja dan tidak terjadi
kebocoran bila tekanan minimum 0,1 bar. Air valve harus dapat berfungsi
melepaskan udara selama pengaliran air dalam pipa, dapat memasukkan udara
selama penggelontoran, melepaskan udara bila udara terjebak dalam pipa, dapat
mencegah penutupan yang dini bila udara sedang dilepaskan serta aman
terhadap vacum.

d. Water Meter
Material yang digunakan adalah memenuhi Standard Industri ISO 9001 tahun 2008
dan SNI 2547 tahun 2008 untuk air minum atau digunakan standar lain yang sama
atau lebih baik mutunya.

SNI 2547 tahun 2008, Spesifikasi meter air bersih (ukuran 13 mm - 40 mm) dengan
modifikasi besar pada persyaratan ketahanan bahan yaitu penggunaan kelas
temperatur maksimum dari meter air yaitu 50°C. Spesifikasi ini menetapkan istilah,
karakteristik teknis, karakteristik metrologis dan persyaratan kehilangan tekanan
untuk meter air minum. Spesifikasi ini berlaku bagi meter air dengan tekanan kerja
maksimum yang dapat diterima (MAP) ≥ 1 MPa (0,6 MPa untuk meter air yang
menggunakan pipa diameter nominal, DN ≥ 500 mm) dan temperatur maksimum
yang dapat diterima MAT 50°C.

e. Beberapa Standar Valve, fitting pipa dan accessories pipa lainnya yang untuk
dijadikan acuan dalam penawaran antara lain

Bronze & Brass Valve (connect srew) Gate valve, Swing Check valve, Ball valve, Y-
Strainner, Ball Foot valve, etc.
Design : JIS Standar
Class : 125 Lbs, 150 Lbs
Body : Bronze
Stem : Brass
Disc : Bronze

ST - 40
CI Gate Valve (N.R.S) connect flange
DesignJIS Standar Material Class :10K, 6K
Body : FCD-S
Stem : SUS 403
Disc : SUS 403
CI Swing Check Valves (connect Flange)
Design : JIS Standar Material

Class : 10K, 6K
Body : FCD-S
Stem : SUS 304
Disc : SUS 304/S45C

CI Y-Pattern Strainer (connect flange)


Design : JIS Standar
Material Class : 10K, 6K
Body: FCD-S
Disc : SUS 403

CI Air Valve (connect srew/flange)


Standar :SCI (Siam Cast Iron) Air valve
Type :Single small orifice valve (screwed end & Flange end)
Body & Cover:Cast iron
Orifice & sealing ring:Moulded Synthetic Rubber
Float :ABS(Acryloitrilile Butadiene Styrene)/Stainless Steel
Float guide :ABS/Gunmetal/Cast iron

CI Water Meter (connect flange)


Standart : SNI : 2547 :2008, ISO 9001 : 2008
Setara : Barindo LD10
Status : Lulus Uji Kalibrasi

Surge/pressure Tank dengan pressure switch


Standart : ISO 9001
Setara : CIMM (500 Liter)
Max Press : 10 BAR
Tes Press : 14,3 Bar

ST - 41
Pressure Reducing Valve(PRV)
Cla Val-Model 90-01 KO (Uses Basic Valve Model 100-01)
Valve size : 3inchi
Valve and body cover : ASTM A536
Material : Ductile Iron
Flange : ANSI Standart B16.42
Disc retainer& : Cast iron Diaphragm washer
Seat & cover bearing : Bronze standart
Disc : Buna N.Rubber
Diaphragm : Nylon Reinforced Buna N.Rubber
Steam nut & spring : Stainless steel

FITTING SCH- 40 (Tee, Reducer, Bend, Reducer Tee)


Standar specification : ASTM A234
Standar dimension : ASME B16.9
Material : Carbon steel

ST - 42
Valve
a. Umum
▪ Penyedia Jasa Pengadaanharus melengkapi valve sesuai dengan yang dibutuhkan
dan menurut standar yang disetujui. Seluruh valve sesuai dengan ukuran yang
disebutkan dan bila mungkin dari jenis atau model yang sama dan dikeluarkan
oleh satu pabrik.
▪ Seluruh valve pada badan bagian luar harus tercetak asli dari pabrik dan dicor
dengan huruf timbul yang dapat menunjukkan :
▪ Nama pemilik proyek
▪ Nama atau Merk Dagang Pembuatnya
▪ Tahun pembuatan (97 berarti 1997)
▪ Tekanan kerja
▪ Diameter nominal
▪ Arah panah aliran bila valve tersebut digunakan satu aliran
▪ Valve dengan diameter lebih kecil 50 mm tersebut dari brass/kuningan, bila tidak
disebutkan lain, kecuali untuk handwheel tersebut dari besi tuang atau besi tempa
atau jenis sambungan dari sambungan ulir.
▪ Ulir valve harus sesuai dengan ISO 7/1 “Pipa threads where pressure tight joint
are made in the thread”
▪ Valve dengan diameter 50 mm keatas menggunakan sambungan sistem dengan
flange dan terbuat dari cast iron/besi tuang.
▪ Ketebalan flange harus ditentukan berdasarkan tekanan kerja seperti yang
dispesifikasikan dan sesuai dengan standard internasional yang diakui. Penyedia
Jasa Pengadaan harus menyerahkan perhitungan desain atas permintaan Pengguna
Barang.
▪ Bila tidak disebutkan dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) maka seluruh
Valve harus dibuat khusus untuk menerima tekanan kerja minimal 10 bar dan
untuk flange harus mempunyai dimensi sesuai dengan standard ISO 2531.
▪ Seluruh unit yang beroperasi harus didesain untuk pembukaan berlawanan arah
jarum jam dan searah jarum jam untuk penutupan. Tanda panah harus tertera
untuk menunjukkan arah rotasi untuk membuka atau menutup valve.
▪ Semua lubang/bukaan sambungan pipa harus ditutup untuk mencegah masuknya
benda-benda asing.
▪ Harga penawaran valve sudah termasuk perlengkapan untuk penyambungan
seperti gasket, mur, baut dan ringuntuk satu sisi flange dengan imbuhan 10%.
▪ Besar dan ukuran perlengkapan tersebut disesuaikan dengan spesifikasi teknis dari
flange valve, mur, baut dan ring dikirim dalam keadaan bukan material bekas dan
sudah tergalvanis dengan merata dan baik. Ketebalan gasket minimal 3 mm
terbuat dari karet sintetis.
▪ Petunjuk pengoperasian valve harus disertakan seperti maksimum force pada
hardwheel, engkol (crank), T-bar dan perlengkapan lain sehingga tidak
menimbulkan kesulitan pada operator. Penyedia Jasa Pengadaanharus
menyertakan besarnya maksimum torque yang dibutuhkan untuk setiap valve
yang dikirim.
▪ Coating seluruh permukaan logam seperti badan valve, flange, surface box dan
lain-lain yang terkontak dengan air bersih atau tanah harus dilapisi dengan non
toxic coalter epoxy, enamel, bitumen atau bahan lain yang sama dan disetujui oleh
Direktur Pengawas.

ST - 1
▪ Permukaan harus bersih, kering dan bebas dari kotoran sebelum digunakan.
Coating dengan cara penyemprotan harus dilakukan di pabrik. Ketebalan
minimum coating setelah kering + 400 microns (16 mils). Material yang
berkontak dengan air harus harus dari jenis non toxic sedangkan bahan yang dapat
larut tidak boleh dgiunakan.
▪ Petunjuk operasi (operating manual) harus disediakan sebanyak 6 (enam) set
untuk setiap jenis valve dan perlengkapannya dan dalam bahasa Indonesia.
▪ Penyedia Jasa Pengadaanharus menyertakan sertifikat dari pabrik yang
menerangkan bahwa setiap valve telah memenuhi persyaratan yang diminta dalam
spesifikasi ini.
b. Gate Valve
▪ Bila tidak disebut dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity), maka gate valve
yang ditawarkan adalah gate valve dari jenis “Non Rising Stem”.
▪ Valve harus memenuhi standar “Gate Valve for Water and Other Liquids”
(AWWA C 500) atau standar internasional lain yang sama atau yang lebih tinggi
kualitasnya dan didesain khusus untuk tekanan kerja
▪ Penawaran gate valve adalah berikut hand wheel harus dilengkapi dengan kunci T
(Tee Key) minimal satu buah dan maksimum saw untuk sebap 20 buah yang seukuran.
Tee key tersebut diengkapi dengan pendongkel tutup surface boxlstreet cover
dan terbuat dari baja ST 40 yang telah digalvanis.
▪ Bila dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) diperlukan extension spindle
maka material tersebut terbuat dari baja ST 40 yang telah digalvanis.
Harga penawaran extension spindle sudah termasuk potongan pipa PVC
untuk melindungi extension spindle tersebut dari urugan tanah.
▪ Badan dari gate valve, hand wheel/cap terbuat dari besi tuang kelabu atau
bahan dengan kualitas lebih tinggi.
▪ Badan gate valve harus terbuat dari besi (iron body) dengan dudukan dari
logam perunggu, tangkai valve jenis non-rising dan dengan katup yang solid
(solid wedge gate). Valve harus cocok untuk pemasangan dengan posisi tegak
(vertikal mounting). Valve harus dirancang unluk saluran air yang bebas hambatan
yang mempunyai diameter fidak kurang dari diameter nominal valve apabila dalam
posisi terbuka.
▪ Stuffing box harus terbuat dari bahan yang sama dengan badan valve seperli
telah dispesifikasikan diatas dan harus dalam posisi terbuka. Tinggi dari
stuffing box tidak boleh kurang dari diameter valve. Packing pada stuffing box harus
terbuat dari asbes atau bahan lain yang sesuai dan disetujui Pengguna Barang.
Packing dari hemp atau jute (rami) tidak boleh digunakan. O-ring stem seal
dapat digunakan atas persetujuan Pengguna Barang dan seal ini harus terdiri
dari 2 (dua) buah O-ring seal dan paling sedikil 1 (satu) buah ditempatkan di
atas stem-collar dan dapat dilakukan penggantian dalam keadaan tekanan
kerja penuh dimana valvenya dalam posisi terbuka penuh.
▪ Stem terbuat dari perunggu atau stainless steel.
▪ Body seat ring dan disk seat ring terbuat dari kuningan atau perunggu.
▪ Surface box untuk valve yang ditanam terbuat dari grey cast iron, rata dan
tahan terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh beban lalu lintas yang padat.
Tutup harus disertakan pada surface box tersebut dan diberi cetakan
“………………………….." pada bagian atasnya.
Joint antara tutup dengan badan tidak berupa engsel melainkan dihubungkan dengan
baut. Ukuran surface box disesuaikan dengan masing-masing dimensi valve dan
sudah dicoating dengan anti karat.
ST - 2
▪ Semua valve, kecuali ditentukan lain, harus dilengkapi dengan mur (wrench nuts).
c. Katup Udara (Air Release Valve)
• Katup udara harus dapat beroperasi secara otomatis dan mengikuti hal-hal sebagai berikut :
a. dapat melepaskan udara selama pengaliran air dalam pipa.
b. dapat memasukkan udara selama penggelontoran.
c. dapat melepaskan udara bila ada udara yang terjebak dalam pipa.
d. dapat mencegah penutupan yang dini bila udara sedang dilepaskan.
e. aman terhadap vakum.

• Seluruh air valve dengan standard flange JIS-B2213. Setiap valve lengkap
dengan mur, baut, ring dan dudukan (stool). Ukuran sesuai dengan yang diberikan pada
uraian pekerjaan.
• Badan valve terbuat dari cast iron atau ductile iron dan pelampung dari ebonit,
stainlees steel atau Acrynolitrie Butediene Steel.
• Seluruh bagian yang bergerak terbuat dari stainlees steel, bronze atau ABS.
• Valve harus diuji dengan tekanan sebesar 1 bar diatas tekanan kerja dan tidak
menunjukkan gejala kebocoran.
• Juga tidak terjadi keboooran bila tekanan minimum 0,1 bar.
• Penyedia barang harus menyediakan katup penutup (isolating valve) secara
terpisah untuk setiap katup udara dengan jenis kupu-kupu (butterfly valve) dengan
spesifikasi sebagai berikut :
a. Setiap badan valve terbuat dari cast iron atau ductile iron dengan rubber
seal, disc, valve shaft dan peralatan mekanisme operasional yang
mengikuti 'Standards for Rubber Seated Butterfly Valves' (AWWA
Designation C 504) atau standard Internasional lain yang disetujui yang
sama atau leblh tinggi kualitasnya dari yang disebutkan.
b. Setiap piringan (valve disc) harus dapat berputar dengan sudut 90 o dari posisi
terbuka penuh sampai tertutup. Sumbu perputaran valve harus horizontal.
c. Mekanisme operasional harus terkait pada badan valve dan sesuai dengan
standard AWWA C 504,
d. Setiap mekanisme operasional harus dapat dilepas untuk pengawasan dan perbaikan,
e. Mekanisme operasional untuk pengoperasian valve secara manual harus
dapat mengunci sendiri sehingga tangga aliran air atau vibrasi tidak
mengakibatkan piringan berpindah dari tempatnya semula.
f. Setiap valve didesain untuk tekanan melintang pada piringan (bila tertutup
rapat) sama dengan rate tekanan pada pipa.
g. Seluruh valve harus mengikuti Spesifikasi ini dan harus dapat membuka
atau menutup bila tidak dioperasikan dalam periode yang lama.
h. Badan valve dan flange terbuat dari cast iron dan mengikuti "Specification
for Grey Iron Casting for Valves, Flanges and Pipe Fittings kelas B(ASTM
Designation A 126) alau ductile iron (ASTM 536). Flange harus mengikuti
standard JIS-8 2213.
d. Ball Valve
Auxiliary valve yang untuk tipe air valve dengan lubang tunggal kecil disebut
ball valve. Ball valve memiliki dua lubang atau tipe kombinasi. Valve ini
dikondisikan unluk tekanan kerja sebesar 0.98 Mpa (10.0 kg/cm 2) dan memiliki
ujung flange. Ball valve harus merupakan tipe non-lubricated dan terbuat dari
bahan cast iron untuk badan valve dan bola, stainless steel dengan

ST - 3
dudukan/bantalan. Dudukan/bantalan harus diberi penguat dari teflon dan
mudah diganti dilapangan tanpa menggunakan alat khusus. Tangkai/stem harus dibuat
dari stainless steel. Teflon penguat digunakan untuk packing stem yang mudah diatur
dan mudah diganti tanpa memindahkan valve dari jalur pipa pada saat kondisi
normal. Setiap valve harus dilengkapi dengan kunci dari ductile cast iron pada tiap operasi.
e. Plug Valve
Plug valve harus non-lubricated, plug dengan tipe resilient faced eccentric dengan
badan valve yang terbuat dari cast iron. Plug cast iron berpegas harus dilapisi
dengan chloroprene (neoprene) agar dapat kedap dari gelembung air. Valve juga
dilengkapi dengan heavy duty prelubricated bearing dari stainless steel atau
perunggu.
Tutup stem/tangkai terbuat dari karet cincin "O" atau multiple
Buna - N Packing Rings. Pada saat packing ring digunakan, packing gland harus
dapat dipasang tanpa harus melepaskan bagian valve.
f. Check Valve
• Penyedia barang harus menyediakan check valve jenis Swing Check VaIve / KIep
Tabok dengan sambungan flange.
• Bagian atasnya tertutup dengan flange buta (blank-flange) yang dapat dibuka
sewaktu-waktu bila diperlukan.
• Pada bagian luar badan check valve harus terdapat cap (tercetak) yang dapat
menunjukkan merk, atau dari pabrik mana yang membuatnya, besamya
diameter, tekanan kerja, dan arah aliran air.
• Badan tutup atas dan cakram dari badan check valve terbuat dari besi tuang.
• Kedudukan untuk cakram terbuat dari Neophrene Synthetic Rubber yang berkualitas
baik.
• Tekanan kerja dari check valve mampu menahan 10 kg/cm2.
• Check valve harus didesain sedemikian rupa sehingga piringan, dudukan,
dudukan cincin dan bagian-bagian dalam lainnya yang mungkin perlu untuk
perbaikan harus mudah diambil, mudah dipindahkan dan mudah diganti tanpa
menggunakan peralatan khusus atau harus memindahkan valve dari jalumya.
• Valve harus cocok untuk pengoperasian dalam posisi horizontal atau vertikal
dengan aliran keatas dan ketika terbuka penuh valve harus mempunyai daerah aliran
bersih (a net-flow area) tidak kurang dari luas diameter nominal pipa dan ujung flange.
g. Gate Valve Perunggu (Bronze)
• Gate valve perunggu harus didesain dan dibuat sesuai dengan JIS B 2011 atau
ketentuan lain yang disetujui. Tekanan kerja besarya 0.98 Mpa (10.0 kg/cm2). Valve
harus dilengkapi dengan roda pemutar dan ujung berulir (sekrup).
• Valve dengan ukuran 80 mm atau lebih kecil mempunyai badan yang terbuat
dari perunggu, skrup bonnet (topi sekrup), gate valve memiliki solid wedge
(baji), skrup dalam dan tangkai pengungkit.
• Badan valve harus merupakan cetakan perunggu yang mengacu pada JIS H
5111, kelas 6 atau cetakan perunggu dengan daya rentang tidak kurang dari
196 N/mm 2 (20 kg/m2 ). Piringan terbuat dari perunggu cetakan sesuai spesifikasi di
atas atau dari kuningan yang mengacu pada AS H 3250, kelas C 3711 atau dari
tembaga yang mempunyai daya rentang tidak kurang dari 314 N/mm2 (32
kg/m2). Stem/tangkai harus terbuat dari tembaga sesuai spesiflkasi di atas.

ST - 4
VIII. PEKERJAAN TANAH DAN PERBAIKAN KEMBALI

A. UMUM
Dalam bagian ini, kontraktor harus menyediakan peralatan, tenaga kerja, peralatan dan
bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan dengan cara yang baik
untuk bangunan dan jalur pipa, yang mencakup kegiatan atau hal seperti pembongkaran;
penggalian; penimbunan; pembongkaran bahan pengurugan kembali; pemilihan bahan
untuk pengurugan dan pelapisan dasar; penurapan dan penopangan; peralatan, pemindahan
pagar dan perbaikan kembali; cara perlindungan lokasi; perbaikan permukaan; lubang
pengujian (test pit); akomodasi lalu lintas dan pemeliharaan perkerasan; perlindungan harta
benda; bangunan yang ada dan lansekap dan semua peralatan kerja sesuai dengan dokumen
kontrak dan memungkinkan diperintahkan oleh direksi
B. PEMBERSIHAN DAN PENGUPASAN
Jalur pipa harus dibersihkan dan dikupas sebelum melakukan penggalian atau melakukan
pengurugan.
Pembersihan dan pengupasan berupa memberihkan akar-akar, tonggak, tumbuhan,
perkerasan, jalur pejalan kaki dan hambatan apapun di permukaan yang perlu disingkirkan
secara permanen atau untuk sementara waktu dan semua itu terdapat di area yang akan
digali.
Tidak boleh ada pohon yang ditebang, dirusak, atau diganggu oleh kontraktor tanpa
persetujuan direksi.
Semua kotoran, buangan, tumbuhan, dan bahan bongkaran seluruhnya harus disingkirkan
dari lokasi pekerjaan dan dibuang oleh kontraktor dengan cara yang baik, kecuali bagi
bahan atau bangunan yang akan disingkirkan untuk sementara waktu dan nantinya akan
dipasang dan diperbaiki kembali seperti semula.
Bahan maupun bangunan yang disingkirkan untuk sementara waktu dan nantinya akan
dipasang dan diperbaiki kembali harus dijaga dan disimpan dengan baik.
C. PENGERINGAN (DEWATERING)
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara cara dan peralatan pengeringan serta
membuang air yang masuk ke lubang galian maupun pada bagian pekerjaan lainnya
dengan cara yang baik.
Semua galian harus tetap dalam keadaan kering dan tidak ada bahan pondasi, pipa atau
beton yang diletakan dalam air kecuali dengan persetujuan direksi.
Air harus dibuang sedemikian rupa sehingga terhindar keruskan harta benda dan gangguan
terhadap masyarakat luas dan lingkungan sekitarnya.
Jika kontraktor memilih membuat saluran bawah pembuang, hal ini harus mendapat
persetujuan direksi terlebih dahulu.
Pemasangan rambu-rambu pengaman pada galian atau lokasi yang membahayakan atau
yang lalu lintasnya padat harus dipasang rambu-rambu pengaman yang mudah dilihat dan
terbaca dengan jelas.

ST - 5
D. PENGGALIAN LAPISAN BAWAH PERMUKAAN (SUB SURFACE) DAN
LUBANG PENGUJIAN (TEST PIT)
Kontraktor harus memberi tanda pada galian dan parit persiapan sehingga lokasi tepat
bangunan bawah tanah dapat ditentukan.
Kontraktor harus bertanggung jawab bagi perbaikan bangunan tersebut bila pecah atau
rusak karena kelalainnya.
Apabila, menurut pemikiran direksi perlu mencari dan menggali untuk menetapkan
bangunan bawah tanah yang ada, kontraktor harus melakukan pencarian tersebut atas
biayanya sendiri dan menurut petunjuk direksi.
Bila diperintahkan oleh direksi untuk tujuan penyelidikan keadaan tanah, kontraktor harus
menggali lubang pengujian setiap 50 m sepanjang jalur pipa, kecuali jika ditentukan lain
oleh direksi. Disamping itu kontraktor harus menggali lubang pengujian yang cukup untuk
menetapkan tempat utilitas bawah tanah bila hal itu memang diperlukan untuk membuat
konstruksi khusus dalam melintasi utilitas tersebut.
Lubang pengujian ini akan digali dengan tangan (manual) dan dalam jarak yang cukup di
depan jalur pipa sehingga kemajuan pemasangan pipa tidak terhambat.
E. PENGGALIAN PERMUKAAN DAN PERBAIKAN
1. Umum
Sebelum penggalian, kontraktor harus menyingkirkan semua benda permukaan,
menyimpan, menjaga mencadangkan bahan tersebut dengan baik yang nantinya
mungkin diperlukan untuk perbaikan kembali daerah yang terkena pekerjaan.
Dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender atau segera setelah pengujian pipa
sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi, semua permukaan yang terkena pekerjaan
kontraktor pada alur penggalian dan pada daerah kerja lainnya harus diperbaiki kembali
seperti keadaan semula, atau dalam keadaan yang lebih baik. Setelah perbaikan kembali,
kontraktor harus memeriksa secara bulanan cekungan yang terjadi sepanjang jalur
penggalian akibat penurunan, dan hal ini harus diperbaiki sampai pada ketinggian
semula.
2. Daerah Lansekap / Pertamanan
Pada daerah lansekap yang ada, kontraktor harus menyingkirkan semua benda
pemukaan, menyimpan, menjaga dengan baik pohon kecil, pagar tanaman, semak
belukar atau bagian lansekap yang mungkin dapat rusak selama pemasangan jalur pipa,
untuk perbaikan kembali daerah tersebut nantinya.
Pohon besar sebaiknya jangan ditebang selama pemasangan pipa. Bila keadaan
menuntut penebangan pohon untuk pemasangan pipa, kontraktornya sebelumnya harus
mendapatkan ijin pohon dari pemilik atau instansi terkait yang memeliharanya dan
melaoporkannya pada direksi.
Semua biaya yang diperlukan untuk penebangan pohon termasuk biaya kompensasi
ditanggung oleh kontraktor sendiri.
3. Daerah Berumput
Lapisan atas atau lempung, bilamana ditemukan harus ditimbun secara terpisah dari
bahan galiannya, dan nantinya dikembalikan ke tempat semula pada kedalaman
terpadatkan yang sama dengan kondisi semula.

ST - 6
Lempeng rumput di daerah berumput yang akan terkena galian, atau yang akan rusak
karena terkena peralatan, harus disingkirkan, dijaga/dipelihara selama berlangsungnya
pekerjaan konstruksi dan diletakan kembali setelah penyelesaian urugan.
Bilamana karena pekerjaan kontraktor, tenah berumput menjadi rusak untuk diletakan
kembali seperti semula, kontraktor harus menyediakan dan menempatkan tanah
berumput baru atau dengan cara lain, memupuk, menyiangi, dan memelihara area
tersebut sampai didapatkan tunas baru.
4. Daerah Berbatu
Pada daerah yang berbatu, kontraktor harus menyediakan peralatan yang sesuai untuk
menggalinya. Bila tidak mungkin untuk dilakukan penggalian, sedangkan bila dalam
gambar rencana ada pipa yang ditanam dibawah batu, maka apabila direksi mengijinkan
dapat dilakukan pemasangan pipa baja yang diletakan diatas tanah berbatu tersebut.
5. Daerah Persawahan / Perkebunan
Untuk pemasangan di daerah persawahan/perkebunan, kontraktor sebelumnya harus
mendapatkan ijin dari pemilik. Biaya kompensasi yang diperlukan ditanggung oleh
kontraktor sendiri. Bila melewati saluran-saluran air (irigasi), harus diusahakan tidak
mengganggu pengairan sawah dan tidak merusak saluran irigasi tersebut.
6. Jalan Batu dan Bahu Jalan
Perbaikan kembali permukaan jalan batu ataupun bahu jalan yang diperkeras harus
diganti dengan batu sebaimana telah ditentukan.
7. Jalan yang Diperkeras
Perbaikan kembali jalan yang diperkeras harus sebaimana yang diperlihatkan dalam
gambar atau sesuai dengan ketentuan dinas pekerjaan umum setempat.
8. Jalur Pejalan Kaki
Jalur pejalan kaki harus diganti sebaimana yang diperlihatkan dalam gambar.
9. Bingkai Trotoar dan Saluran Tepi Jalan
Bingkai trotoar dan saluran tepi jalan harus diganti dengan bahan yang sama sedemikian
pula permukaannya harus kembali seperti keadaan semula. Semua pemotongan beton
harus pada garis potongan yang terdekat bila tidak maka perlu digunakan alat
pemotong.
F. PENGGALIAN
Bagian berikut yaitu “PENGGALIAN” harus digunakan bagi pekerjaan semua
pemasangan dan penyambungan semua jenis pipa.
1. Umum
Penggalian mencakup penyingkiran semua bahan apapun yang ditemui termasuk pula
semua hambatan yang akan mempengaruhi pelaksanaan dan penyelesasian pekerjaan.
Penyingkiran bahan tersebut harus sesuai jalur dan kemiringan yang diperlihatkan
dalam gambar rencana ataupun yang diminta oleh direksi.
Batu dan bahan galian lainnya yang diklasifikasikan oleh direksi sebagai yang tidak
sesuai untuk pengurugan harus disingkirkan dari lokasi pekerjaan.
Kontraktor harus menyediakan, memasang dan memelihara semua pendukung dan
penopang yang mungkin diperlukan untuk dinding sisi galian dan semua pemompaan,
ST - 7
pengeringan atau cara lain yang disetujui untuk penyingkiran atau pengeringan air,
termasuk penanganan terhadap air hujan dan air limbah yang berasal dari berbagai
sumber yang mencapai lokasi guna mencegah terjadinya kerusakan pada pekerjaan
maupun kepemilikan yang berada didekatnya.
Dinding dan permukaan seluruh galian dimana pekerja kemungkinan mengalami bahaya
dari tanah yang tidak stabil harus distabilkan terlebih dahulu dengan
penurapan/penopangan, membuat sudut galian yang aman atau cara lainnya.
Kontraktor harus menyediakan, memasang dan menjaga turap, penopang dan lain-lain,
yang perlu untuk melindungi pekerja, mencegah pergerakan tanah yang dapat
menyebabkan musibah, tertundanya pekerjaan ataupun membahayakan bangunan yang
ada disekitarnya.
2. Perlindungan Terhadap Bangunan Yang Ada
Bilamana perlu dapat dipakai cara penggalian yang sesuai guna melindungi bangunan,
utilitas, tiang listrik, pepohonan, perkerasan ataupun hambatan yang ada. Di daerah di
dekat fasilitas atau jalur pipa gas dan bahan bakar, kontraktor harus melakukan tindakan
pencegahan guna menghindari kemungkinan pecah, gangguan, atau menyebabkan
kerusakan pada fasilitas dan jalur tersebut.
Lebih lanjut kontraktor harus menjaga dan memperhatikan pada kemungkinan adanya
uap bahan bakar dan gas yang mungkin merembes ke tanah atau telah terganggu selama
penggalian dan pemasangan jalur pipa.
3. Penggalian Tanpa Ijin
Kontraktor tidak diperkenankan menggali di luar jalur dan ketinggian yang ditujukan
dalam gambar, kecuali diperintahkan oleh direksi. Penggalian tanpa ijin harus diurug
kembali dengan bahan yang sesuai sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi.
Bilamana menurut keputusan direksi, penggalian yang tidak diijinkan tersebut
memerlukan penggunaan beton tumbuk atau batu pecah, kontraktor harus menyediakan
dan menempatkan bahan tersebut dengan baik.
4. Galian Terbuka
a. Umum
Galian terbuka harus digali sehingga pipa dapat diletakan pada trase dan kedalaman
yang diminta, dan galian tersebut dilakukan sampai didepan perletakan pipa
sebagaimana yang diijinkan oleh direksi dan/atau persyaratan yang ditetapkan oleh
Departemen Pekerjaan Umum. Galian terbuka tersebut harus dikeringkan dan
dipelihara selama pekerjaan agar pekerja dapat bekerja secara aman dan efisien.
b. Lebar Galian Terbuka
Lebar galian harus cukup agar memungkinkan pipa dapat diletakan dan disambung
dengan baik, dan pengurugan serta pemadatan dapat dilakukan sebagaimana yang
telah ditentukan.
Bilamana diperlukan, lebar galian harus sedimikian rupa sehingga dapat memberikan
kemudahan dalam penempatan penopang kayu, turap dan penopang lainnya, maupun
penanganan khusus lainnya.
c. Lubang Galian Untuk Penyambungan

ST - 8
Lubang galian untuk penyambungan harus dibuat disetiap lokasi sambungan agar
penyambungan dapat dilakukan dengan baik.
d. Panjang Galian
Galian terbuka bagi suatu pemasangan pipa tidak boleh melebihi panjang yang
diijinkan direksi. Galian harus diselesaikan paling sedikit 10 (sepuluh) meter didepan
perletakan pipa terakhir.
Bilamana diperlukan oleh direksi, penggalian dan pengurugan harus dilakukan dalam
24 jam, atau galian harus diurug penuh di akhir hari kerja setiap hari atau ditutupi
dengan pelat baja yang ditopang dengan cukup aman serta mampu menahan beban
arus lalu lintas kendaraan.
e. Galian Terbuka dan Jarak Pipa
Galian harus digali sampai kedalaman yang telah ditentukan sebagaimana yang
diperlihatkan dalam gambar standar agar memberikan dukungan yang menerus dan
seragam dan menopang pipa pada tanah yang padat dan tak terganggu pada setiap
titik diantara lubang galian sambungan.
Bagian dasar tanah yang digali melampaui kedalaman yang ditentukan harus diurug
kembali secara merata sebagaimana diperintahkan oleh direksi sampai pada
kedalaman yang ditetapkan dengan pasir atau bahan lain yang telah disetujui serta
dipadatkan.
Muka akhir lapisan ini harus dilakukan dengan tepat dengan memakai peralatan
tangan (manual).
Bongkahan batu dan batu besar, bilamana ditemukan harus disingkirkan agar
memberikan jarak bebas paling sedikit 15 cm dibawah dari setiap sisi pipa dan fitting
untuk pipa dengan diameter 600 mm atau lebih kecil; dan 20 cm untuk pipa dan
fitting dengan diameter lebih besar 600 mm.
f. Penggalian di Tanah yang Kondisinya Buruk
Bilamana muka akhir dasar galian tidak stabil atau terdiri dari bahan yang kurang
baik seperti abu, bahan sampah dan lain-lain, dan atas keputusan direksi bahan
tersebut harus disingkirkan, kontraktor harus menggali dan menyingkirkan bahan
tersebut.
g. Penopangan dan Penurapan
Galian tanah lebih dari 1 meter harus ditopang dan diturap sehingga galian tidak
gugur/runtuh, agar pekerja dapat bekerja secara aman dan menjaga permukaan jalan
dan bangunan lainnya sebagaimana ditunjukan dalam gambar kondisi tanah, lalu
lintas atau yang diperintahkan oleh direksi.
Perhatian perlu diberikan untuk mencegah terjadinya rongga di luar turap, tetapi jika
terjadi rongga; rongga tersebut harus segera diisi dan dipadatkan. Sebelum
memasang penopang dan turap, kontraktor harus memberi tahu lokasi galian dengan
turap dan penopang beserta dengan jadwal pelaksanaannya untuk mendapat
persetujuan dari direksi.
Kecuali ditentukan lain atau diperintahkan direksi, galian terbuka diperkerasan
sepanjang jalan utama dan atau jalan strategis harus dilakukan dengan penurapan dan
penopangan.

ST - 9
Semua penopang dan turap yang tidak digunakan harus dipindahkan dengan hati-hati
tanpa membahayakan pemasangan yang baru dilakukan utilitas yang ada, atau
kepemilikan yang berada didekatnya.
Semua rongga yang timbul akibat dicabutnya turap harus segera diisi kembali dengan
pasir dan dipadatkan dengan cara penumbukan menggunakan alat yang sesuai
dengan membasahinya atau cara lain yang diperintahkan.
Direksi dapat memerintahkan kontraktor secara tertulis setiap saat selama pekerjaan
berlangsung untuk tidak mencabut semua turap, penopang dan lain-lain, untuk
ditimbun pada saat pengurugan dengan tujuan mencegah kerusakan bangunan,
utilitas dan kepemilikan.
Hak direksi memerintahkan semua turap dan penopang serta bahan lain
ditinggalkan/dibiarkan di tempatnya tidak boleh ditafsirkan sebagai kewajiban di
fihak direksi untuk mengeluarkan perintah seperti itu, dan kegagalan melaksanakan
hak seperti itu tidak mengurangi tanggung jawab kontraktor terhadap kerusakan yang
terjadi pada pihak ketiga yang diakibatkan oleh kepemilikan oleh kelalaian dalam
pekejaan sebagai akibat tidak ditinggalkannya penopang atau turap untuk mencegah
longsor atau bergeraknya tanah.
h. Penimbunan Bahan Galian
Kontraktor harus menyusun jadwal penggalian dan pemasangan pipa sehingga tidak
terjadi penimbunan bahan galian di jalan utama maupun jalan nasional. Bahan hasil
galian dapat ditimbun di bagian jalan lain dengan syarat menggunakan kotak
penampung tanag galian agar tidak menghambat arus lalu lintas.
Bahan galian yang tidak dapat dipakai untuk urugan harus ditimbun atau dibuang
dengan cara yang disetujui direksi dan jauh dari jalan.
Bilamana diperlukan dan diperintahkan oleh direksi, kontraktor harus mengangkut
bahan galian untuk dibuang atas beban biaya sendiri.
G.URUGAN
Bagian berikut mengenai ”URUGAN” harus diterapkan untuk semua jenis pekerjaan
pemasangan dan penyambungan pipa.
1. Umum
Urugan mencakup menyediakan, menempatkan dan memadatkan semua bahan untuk
mengisi/mengurug galian pemasangan pipa dan galian untuk bangunan lainnya. Urugan
tidak boleh dijatuhkan secara langsung pada pipa atau bangunan lainnya.
Kecuali ditentukan lain, bahan yang digunakan untuk pengurugan harus berupa bahan
yang terpilih. Jika urugan pasir atau kerikil tidak ditentukan dalam gambar, tetapi
menurut pendapat direksi harus digunakan di beberapa bagian pekerjaan, kontraktor
harus menyediakan dan mengurug dengan pasir atau kerikil sebagaimana ditentukan dan
diperintahkan oleh direksi. Urugan harus dikerjakan setelah semua pipa terpasang,
diperiksa dan disetujui direksi.
2. Bahan Urugan
Bilamana tidak disebutkan lain dalam spesifikasi dan gambar rencana, bahan untuk
urugan ditentukan sebagai berikut :
a. Bahan Terpilih

ST - 10
Bahan terpilih adalah bahan yang telah diambil dengan penggalian atau diangkat
yang tidak mengandung batu atau benda padat yang ukurannya tidak lebih besar 5
cm dalam bentuk apapun dan juga tidak mengandung bahan organik seperti rumput,
akar, semak atau tumbuhan lainnya, dan tidak bersifat mengembang (non exrisive
nature).
b. Urugan Pasir
Semua pasir yang digunakan untuk urugan harus pasir alam berbutir halus hingga
sedang, tidak bergumpal, dan bebas dari kotoran, arang, abu, sampah, atau bahan
lainnya yang menurut pendapat direksi dapat ditolak.
Bahan tersebut tidak boleh mengandung lempung dan tanah liat lebih dari 10 berat
bahan keseluruhan.
c. Urugan Kerikil
Kerikil yang dipakai untuk urugan harus berupa kerikil alam, memiliki partikel yang
kuat berbutir halus sampai sedang dalam bentuk yang cukup seragam dan tidak
mengandung batu besar atau batu dengan ukuran lebih besar dari 5 cm.
Bahan tersebut harus bebas dari kotoran, abu, arang, bahan tak terpakai/buangan atau
bahan yang tidak boleh ada atau bahan buangan lainnya. Bahan tersebut tidak boleh
mengandung tanah liat, lempung dan tidak boleh bergumpal.
3. Urugan Pada galian
a. Lapisan Alas
Pipa harus didasari dan dialasi hingga kedalaman minimum sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar.
Bahan bagi lapisan alas ini harus pasir, ditempatkan dalam bentuk lapisan dengan
ketebalan tidak lebih dari 15 cm dan dipadatkan dengan tongkat pemadat atau cara
lain yang disetujui direksi pada kepadatan kering maksimum 95 %.
Pemberian lapisan alas pipa dengan memakai kerikil diperlukan sebagai pengganti
pasir pada tempat yang dianggap perlu dan yang diperintahkan untuk dilakukan oleh
direksi.
2. Urugan di Bawah Pipa
Semua galian diurug kembali dengan pasir atau bahan lain yang disetujui, dengan
tenaga manusia mulai dari lapisan pasir alas hingga garis tengah pipa, diletakan
secara berlapis dengan ketebalan tidak lebih dari 15 cm dan dipadatkan dengan
tongkat pemadat pada ketebalan kering maksimum 95 %.
Bahan urugan ditempatkan dalam galian secara penuh selebar galian di masing-
masing sisi pipa, dan perlengkapan lainnya secara menerus.
Dalam hal pipa Ductile Cast Iron, dari garis tengah pipa ke permukaan, dalam
”Urugan Sampai Permukaan” harus diterapkan bagi pengurugannya.
3. Urugan di Atas Pipa
Pada garis tengah pipa dan perlengkapannya sampai pada kedalaman 10 cm diatas
pipa baja (steel), galian harus diurug dengan peralatan tangan (manual) atau cara
mekanis lainnya yang telah disetujuinya.

ST - 11
Bahan dan cara pengurugan harus sebagaimana yang ditunjukan dalam gambar
rencana, dan ditempatkan secara berlapis dengan ketebalan tidak melebihi 20 cm dan
dipadatkan dengan tongkat pemadat dengan ketebalan kering maksimum 95 %.
Dalam pipa Polyvinyl Chloride, galian harus diurug dengan cara konvensional atau
cara mekanis yang telah disetujui, pada kedalaman 30 cm diatas puncak pipa PVC
dan tidak merusak pipa.
4. Urugan Sampai Permukaan
Dari kedalaman 10 cm diatas pipa baja sampai permukaan, galian harus diurug
dengan peralatan tangan (manual) atau yang disetujui, ditempatkan berlapis dengan
ketebalan tidak melebihi 20 cm, dan dipadatkan dengan tongkat pemadat untuk
mencegah amblasnya permukaan tanah setelah penyelesaian pekerjaan pengurugan.
Dalam pipa Polyvinyl Chloride, galian harus diurug dengan tangan (manual) atau
cara mekanis yang telah disetujui, pada kedalaman 30 cm diatas pipa PVC dan tidak
merusak pipa
H. PENGUJIAN KEPADATAN DI LAPANGAN
Dimana urugan perlu dipadatkan sampai pada kepadatan tertentu, pengujian pemadatan
dapat dilakukan oleh direksi, menggunakan prosedur pengujian yang ditetapkan dalam
ASTM D-1556.
Referensi kepadatan tanah maksimum harus ditentukan menggunakan standard
compaction test. ASTM D-698. Pengujian dapat dilakukan dalam zona pipa, dan diatas
zona pipa.
I. PERLINDUNGAN TERHADAP LERENG SUNGAI, SALURAN DAN SELOKAN
Dimana pipa menyeberang sungai, saluran atau selokan, dan juga pada titik buang katup
penguras (blow offs), pada bangunan ini harus diberikan perlindungan terhadap lereng
dengan menggunakan batu lapis lindung (riprap) atau cara lain yang telah disetujui guna
mencegah runtuhnya kemiringan tersebut.
Batu lapis lindung yang ada atau perlindungan kemiringan harus diperbaiki kembali
sebagaimana yang ditetapkan dalam bagian ”GALIAN PERMUKAAN DAN
PERBAIKAN”.
Pemasangan lapisan lindung secara umum harus dimulai dari bahu hingga ke dasar
kemiringan dan memenuhi sudut kemiringan yang ada dan bentuk topografi daerah
sekitarnya. Sebagaimana diputuskan direksi, pemasangan lapis lindungdilakukan dari bahu
hingga kedalaman tertentu untuk mencegah keruntuhan.
Bahan yang digunakan untuk pemasangan batu harus batu alam yang keras dan berbentuk
bundar, batu berbentuk pipih dan panjang tidak boleh digunakan.
Ketebalan pasangan batu harus sekitar 35 cm, kecuali ditetapkan dan diperintahkan lain
oleh direksi. Ketebalan yang disebutkan diatas, mungkin berbeda sesuai dengan lokasi
pekerjaan, yaitu sudut kemiringan, kedalaman atau bentuk topografis sungai, saluran dan
selokan.
Kontraktor harus menyerahkan gambar kerja sebelum memasang pasangan batu untuk
persetujuan direksi.
Rongga diantara batu harus diisi dengan beton tumbuk dan dipadatkan dengan baik atau
dengan semen bila disetujui. Area dibawah lapisan batu harus diisi dengan kerikil yang
dipadatkan dengan ketebalan 20 cm.
ST - 12
Pipa pengering harus dipasang bilamana menurut anggapan direksi memang diperlukan.
Pipa pengering ini harus berdiameter 50 mm dipasang setiap (2 – 3) m2 pasangan batu.
Dasar sungai, saluran atau selokan mungkin perlu dilindungi sesuai dengan keadaan
lapangan sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi.

ST - 13
IX. PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA

A. UMUM
1. Lingkup Pekerjaan
Kontraktor harus mengerjakan pekerjaan pemasangan pipa berupa perletakan pipa dan
penyambungan, dengan cara yang memuaskan direksi dengan spesifikasi ini dan
sebagaimana yang diperlihatkan dalam gambar kerja.
2. Penanganan Bahan Pipa, Perkakas dan Peralatannya
Perhatian perlu diberikan dalam menangani semua bahan pipa yang disediakan oleh
pemilik untuk menghindari kerusakan pada bahan tersebut selama pengangkutan,
penurunan, pemasangan dan penyambungan sampai pada penyelesaian pada pekerjaan.
Kerusakan pada bahan pipa yang disebutkan tadi harus diperbaiki hingga memuaskan
direksi atas beban biaya kontraktor.
Kontraktor juga harus menangani perkakas dan peralatan yang disediakan oleh pemilik
sedemikian rupa guna menghindari kerusakan pada peralatan tersebut.
Semua perkakas dan peralatan harus dijaga kebersihannya dan dipelihara dengan baik
sehingga selalu siap digunakan dalam kondisi yang baik.
Kerusakan yang terjadi pada perkakas dan peralatan tersebut harus diperbaiki hingga
memuaskan direksi atas biaya beban kontraktor. Dalam hal perkakas dan peralatan tidak
dapat diperbaiki atau hilang, kontraktor harus memberi kompensasi kepada pemilik.
B. PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA BAJA (STEEL)
1. Umum
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam kondisi baik perkakas dan
peralatan untuk menangani dan memasang pipa, dan valve. Cara pemasangan pipa dan
penggunaan perkakas dan peralatan juga harus sesuai dengan rekomendasi pabrik.
Penopang pipa yang memadai harus disediakan bagi pemasangan pipa walaupun bahan
penopang tidak diperlihatkan dalam gambar kerja.
Bagian dalam semua pipa, dan valve yang dipasang, harus dijaga tetap bersih dan bebas
dari benda asing dan kotoran disepanjang waktu. Langkah pencegahan mencakup
penggunaan kain pembersih dan alat bantu lain yang memadai menurut petunjuk direksi
selama pemasangan pipa, dan penyumbatan yang rapat semua lubang/celah yang ada
pada setiap akhir hari kerja.
Pipa dipasang secara seragam dan menerus pada jalur dan ketinggian sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar kerja dan sesuai dengan cara pemasangan yang ditetapkan
terlebih dahulu. Sebelum menempatkan pipa pada posisinya, ketinggian dan alignment
akhir harus diperiksa terlebih dahulu dengan menggunakan peralatan survei.
Pipa, valve, dan fitting harus dipeiksa secara teliti dari kerusakan pada saat pemasangan.
Bahan yang didapati rusak sebelum, selama, atau setelah dipasang harus diberi tanda
secara permanen; disingkirkan dari lokasi pekerjaan, dan diganti dengan yang baik.

Secara umum, setiap 3 batang pipa disambung di atas tanah agar pelaksanaan
penyambungan lebih mudah dan pada kondisi yang stabil.
ST - 14
Pipa-pipa yang disambung menjadi satu diangkat dan diletakan kedalam galian dan
didalam galian pipa tersebut disambung dengan pipa lainnya dengan menggunakan
”coupling”.
Jika kontraktor mengusulkan menggunakan ”Heat – shinkable sleeves” untuk lapisan
pelindung sambungan daripada ”Heat – shinkable sleeves”, ”sleeves” tersebut perlu
dipasang pada pipa sebelum diletakan.
Galian sekitar daerah yang diperkirakan tempat sambungan dan tempat untuk ”Heat –
shinkable sleeves” atau ”Sleeves”, harus digali lebar untuk kemudahan pelaksanaan
pekerjaan yang diperlukan.
2. Pemasangan Pipa
a) Penurunan Pipa ke Dalam Galian
Peralatan Perkakas, dan fasilitas direksi yang memuaskan direksi harus disediakan
dan digunakan oleh komperator untuk keamanan dan kenyamanan pekerjaan. Semua
pipa “fitting”, dan “valve” harus diturunkan secara hati-hati kedalam galian, satu
persatu, dengan batasan diameter memakai “crane”, Derek, tali, atau dengan mesin,
perkakas, atau peralatan, lainnya yang sesuai, dengan cara sedemikian rupa agar
mencegah kerusakan terhadap bahan, lapisan pelindung luar (protective coating)
serta lapisan pelindung dalam (Linning). Bahan tersebut sama sekali tidak
diperkenankan dijatuhkan atau dilemparkan kedalam galian.
Jika kerusakan terjadi pada pipa “valve” atau perlengkapan dapa saat
penanganannya, harus segera dilaporkan kepada direksi. Direksi akan menentukan
perbaikan yang diperlukan atau menolak bahan yang rusak tersebut.
b) Pemeriksaan Sebelum Pemasangan
Semua pipa ”Fitting” harus diperiksa secara hati-hati dari kemungkinan kerusakan,
pada saat di atas galian sesaat sebelum dipasang pada posisi akhir.
Setiap ujung pipa harus diperiksa dengan secara khusus, karena daerah ini paling
mudah mengalami kerusakan dalam penanganannya.
Pipa atau ”Fitting” yang rusak/cacat harus diletakan terpisah untuk pemeriksaan oleh
direksi yang akan menentukan perbaikan yang diperlukan ataupun menolaknya.
c) Pembersihan Pipa dan ”Fitting”
Bagian luar dan dalam ujung pipa harus dibersihkan dengan kain kering dan bersih,
dikeringkan dan bebas dari minyak dan lemak sebelum pipa dipasang.
Bila ada profil pengaku badan (stiffeners) guna melindungi ujung pipa, semua profil
pengaku tersebut harus disingkirkan sampai bersih demikian pula benda asing
lainnya dalam pipa.
d) Perletakan Pipa
Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing masuk kedalam
pipa pada saat pipa diletakan pada jalur.
Selama berlangsungnya peletakan, tidak boleh ada kotoran, perkakas, kain, ataupun
benda-benda lainnya ditempatkan dalam pipa.
Saat satuan panjang pipa dalam galian, setiap ujung pipa harus dipasang berhadapan
dengan pipa yang sebelumnya, pipa dipasang dan ditempatkan pada jalur dan
ketinggian yang benar. Pipa dimantapkan ditempatkan dengan bahan urugan yang
ST - 15
telah disetujui dan dipadatkan dengan ketinggian yang sama kecuali pada ujung pipa.
Tindakan pencegahan perlu dilakukan untuk mencegah tanah atau kotoran lainnya
masuk ke sambungan.
Setiap saat bial pemasangan pipa sedang berlangsung, ujung pipa harus
ditutup/disumbat dengan bahan yang memadai dan dengan cara yang disetujui oleh
direksi.
e) Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa untuk menyisipkan ”Tee”, ”Bend” atau ”Valve” atau tujuan
lainnya, harus dilakukan dengan mesin potong yang sesuai dengan cara yang rapih
dan baik, tanpa menyebabkan kerusakan pada pipa maupun lapisan pelindung
dalamnya dan menghasilkan ujung yang halus pada sudut yang tepat terhadap sumbu
pipa.
Pemotongan pipa baja harus dikerjakan dengan mesin pemotong yang sesuai
menghasilkan potongan yang halus pada sudut yang benar atau sudut yang diminta
terhadap sumbu pipa.
Pemotongan perlu dijaga agar jangan sampai merusak lapisan pelindung luar maupun
lapisan pelindung pipa dalam. Ujung potongan pipa yang dipotong tersebut, harus
dipotong serong (Beveled) dengan ukuran yang sama sebagaimana yang ditentukan
dalam spesifikasi.
Tidak boleh ada ”Fitting” seperti ”Bend”, ”Tee”, dan ”flange dan spigot” dipotong
untuk pekerjaan pemasangan pipa, sejauh tidak ada instruksi tertulis yang diberikan
kepada kontraktor dari direksi.
3. Penyambungan dengan Pengelasan di Lapangan
a) Umum
Pengelasan pipa baja di lapangan harus disesuai dengan persyaratan yang ditentukan
berikut ini. Hal-hal yang tidak dijelaskan dalam spesifikasi ini, mengacu pada standar
ataupun pedoman (code) berikut ini.
- Codes of Japanese Waterworks Steel Pipes Manufactures’ Association (WSP)
- Codes of Welding Engineering Standard (WES), Japan
Bila pengelasan dilakukan dalam galian, galian harus dilebarkan dan dibuat lebih
dalam agar memungkinkan pengelasan sebagaimana diminta.
Jumlah pipa yang akan menjadi satu, dengan panjang yang sesuai yang dilakukan
diatas permukaan tanah, serta cara perletakannya ke posisi yang sesuai, harus
disetujui terlebih dahulu oleh Direksi.
Pengelasan yang diminta oleh Direksi harus diuji dengan cara pengujian yang
dicantumkan dalam “PENGUJIAN TANPA MERUSAK PADA PENGELASAN DI
LAPANGAN” dengan cara yang diterima oleh Direksi.

Untuk jembatan pipa, harus diuji sepanjang seluruh pinggiran setitap sambungan,
dengan cara pengujian radiografi kecuali ditentukan lain.
Penyambungan dengan pengelasan harus dilakukan baik dengan sambungan dengan
las tumpul tunggal (single-welded butt joint) atau las-tumpul ganda (double-welded
butt joint) sesuai yang ditentukan.

ST - 16
b) Juru Las (Welder)
Kontraktor harus memasukkan pengalaman dan kualifikasi juru las yang diusulkan
untuk persetujuan Direksi.
Juru las tersebut harus memiliki pengalaman dan kualifikasi yang cukup bagi
pekerjaan pengelasan, dan memegang sertifikat atau ijazah yang dikeluarkan oleh
bada berwenang.
c) Batang Las dan Mesin Las
Batang las harus sesuai persyaratan yang ditentukan dalam JIS Z 3211 dan 3212 atau
yang memiliki kuat tarik yang setara atau lebih baik dari logam dasar bahan pipa.
Batang las yang menyerap lengas (moisture) tidak boleh digunakan dan tingkat
lengas harus lebih kecil dari 2,5 % untuk batang yang diiluminasi (illuminated rod)
dan 0,5 % untuk batang yang hydrogennya rendah (low hydrogenous rod)
Mesin las, harus mesin pengelasan busur nyala (Arc Welding Machine) dengan arus
AC atau pengelasan busur nyala DC, sebagaimana yang ditentukan dalam JIS C 9301
atau pada standar yang telah diterima oleh Direksi.
d) Penyiapan Ujung Pipa
Ujung pipa seluruhnya harus mempunyai alur menyudut/serong (bewel) yang sesuai
sebelum pengelasan. Kecuali ditentukan lain atau disetujui oleh Direksi, alur tersebut
harus dibuat pada bagian permukaan luar (exterior) untuk pipa dengan diameter 700
mm dan yang lebih kecil dan pada permukaan dalam (interior) untuk pipa dengan
diameter 800 mm dan yang lebih besar.
Pipa yang mempunyai ketebalan dinding 16 mm atau lebih, harus alur dikedua sisi
pipa agar dapat dilakkan sambungan las tumpul ganda (double welded butt joint).
Bentuk dan ukuran celah yang terbentuk oleh alur menyudut tersebut, harus sesuai
dengan JIS G-3443 atau sebagaimana yang disetujui oleh Direksi.
e) Pengelasan
Sebelum pengerjaan pengelasan, permukaan alur harus dibersihkan dari debu, tanah
dan karat dengan menyikat dan mengasah (grinding).
Bila pipa akan dipotong di lapangan, lapisan pelindung dalam maupun lapisan
pelindung luar pada kedua ujung pipa, harus dikupas minimum 10 cm, kemudian
ujung pipa dibuat alur sebagaimana yang ditentukan.
“Fitting” tidak boleh dipotong di lapangan.
Atas pengelasan dan kecepatan harus dijaga selama pekerjaan pengelasan, harus
terus menerus (berlanjut) dari bagian dasar ke bagian atas pinggiran pipa.
Bila pengelasan dilakukan di lapangan, Kontraktor harus memperhatikan keadaan
cuaca seperti hujan, temperatur, kelembaban dan angin. Pekerjaan tidak boleh
dilakukan dalam kondisi cuaca seperti yang telah disebutkan tanpa perlindungan atau
persetujuan dari Direksi.
Permukaan hasil pengelasan harus seragam tanpa ada sempalan yang berlebihan,
tumpang tindih dan ketidakrataan.

ST - 17
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN

NO JENIS PEKERJAAN BAHAN YANG DIPERGUNAKAN


I Pekerjaan Pipa dan Assesoris
Pipa dan Acc Ukuran dan typikal sesuai gambar
Material-pipa HDPE harus berdasarkan ISO 4427 & SNI 06-4829-
2005 dengan standard seri PN 12,5, SDR 13,6
Valve harus sesuai dengan standart AWWA C 500

II Modifikasi Bangunan Reservoir 2 @ 470 m3


II.1 Pekerjaan Perpipaan Reservoar
a. Unit Inlet Ukuran dan typikal sesuai gambar
Material Pipa GI, harus sesuai dengan standar AWWA C 208
Valve harus sesuai dengan standart AWWA C 500
b. Unit outlet Ukuran dan typikal sesuai gambar
Material-pipa HDPE harus berdasarkan ISO 4427 & SNI 06-4829-
2005 dengan standard seri PN 12,5, SDR 13,6
Material Pipa GI, harus sesuai dengan standar AWWA C 208
Valve harus sesuai dengan standart AWWA C 500
II.2 Pekerjaan Sipil Reservoar
a. Pekerjaan Beton dan Pasangan Tipe dan ukuran sesuai gambar
Beton mutu K 225, slump (12 ± 2) cm untuk dinding, atap, kolom
dan balok (pasta beton)
b. Pekerjaan penulangan mutu besi U-24 Tulangan baja beton (besi polos atau ulir U-24)
c. Pekerjaan Bekisting multipleks Bekisting multipleks 12 mm
d. Pekerjaan dinding sekat Pasangan dindig bata merah 1 : 4
Kolom praktis beton K 175
Plesteran 1 : 3
Acian PC
Besi tulangan kolom praktis (besi ulir atau polos U-24)
Kolom induk uk. 15x15 cm
II.3 Pekerjaan Besi Tutup Manhole 70x70 Cm, lengkap dgn rangka sesuai gambar
Air Vent dia. 4 inch
Tangga dinding dari pipa GI 1,5 inch, sesuai gbr

III Reservoir Baja Modifikasi


III.1 Unit Inlate Ukuran dan typikal sesuai gambar
Material Pipa GI, harus sesuai dengan standar AWWA C 208
Valve harus sesuai dengan standart AWWA C 500
III.2 Unit Outlet Ukuran dan typikal sesuai gambar
Material Pipa GI, harus sesuai dengan standar AWWA C 208
Valve harus sesuai dengan standart AWWA C 500
III.3 Suport pipa inlet IWF 200x100 Perlengkapan pipa baja IWF 200x100

IV Water Meter Induk


IV.1 Pekerjaan Sipil

ST - 18
NO JENIS PEKERJAAN BAHAN YANG DIPERGUNAKAN
a. Pekerjaan Tanah Galian tanah Biasa Max Kedalaman 3 m
Pasir urug
Pemadatan tanah (per 20 cm) dengan stamper, max kedalaman 2
m
Pembuangan dalam radius 30 m
b. Pekerjaan Beton Beton Mutu K 225, untuk plat lantai, dinding dan plat tutup
c. Pekerjaan penulangan beton baja Tulangan baja beton (besi polos atau ulir U-24)
d. Pekerjaan bekisting multipleks Bekisting multipleks 9 mm
e. Pekerjaan Besi Tutup manhole (plat baja 4 mm) 100x100 cm
Tangga dinding (besi dia. 19 mm)
f. Bidang resapan/drain Batu koral
Urugan pasir beton dengan tinggi 15 cm
IV.2 Pekerjaan pipa dan acc water meter
a. Pipa dan Acc Ukuran dan typikal sesuai gambar
Material Pipa GI, harus sesuai dengan standar AWWA C 208
Valve harus sesuai dengan standart AWWA C 500
Water mater, type dan ukuran sesuai gambar
b. Pekerjaan pengecatan dll Cat besi/logam untuk Pipa expose dan tutup manhole

ST - 19
ST - 83

Anda mungkin juga menyukai