Anda di halaman 1dari 18

SYARAT - SYARAT TEKNIS

1. UMUM
1.1. Pendahuluan.
Spesifikasi teknis ini merupakan ketentuan yang harus dibaca bersama-sama dengan
gambar-gambar yang keduanya menguraikan pekerjaan yang harus dilaksanakan.
Istilah pekerjaan mencakup suplai dari instalasi seluruh peralatan dan material yang
harus dipadukan dalam konstruksi-konstruksi, yang diperlukan menurut dokumen-
dokumen kontrak, serta semua tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memasang dan
menjalankan peralatan dan material tersebut. Spesifikasi untuk pekerjaan yang harus
dilaksanakan dan material yang harus disepakati, harus diterapkan baik pada bagian
dimana spesifikasi tersebut ditemukan maupun bagian-bagian lain dari pekerjaan
dimana pekerjaan atau material tersebut dijumpai.
1.2. Lokasi Pekerjaan
Lokasi pekerjaan akan ditunjukkan oleh direksi dan dapat dilihat pada gambar--
gambar rencana terlampir.
1.3. Ruang Lingkup Pekerjaan
Ruang Lingkup pekerjaan sesuai dengan yang setara pada daftar kuantitas (form
rencana anggaran biaya).
1.4. Perijinan
Setelah penyedia barang/jasa ditunjuk, bila pekerjaan ini memerlukan ijin dari
instansi lain yang berwenang, maka penyedia barang/jasa yang bersangkutan harus
menyelesaikan perijinan tersebut. Direksi, dalam batas-batas kewenangannya, akan
membantu untuk menyiapkan surat-surat resminya, tetapi segala biaya yang
diperlukan untuk perijinan tersebut merupakan tanggung jawab penyedia
barang/jasa. Pekerjaan di lapangan tidak diperkenankan dimulai apabila perijinan
yang diperlukan belum diperoleh.
Apabila pada saat melaksanakan pekerjaan terdapat suatu bangunan atau material
yang menghalangi pekerjaan, jika harus membongkar bangunan/material tersebut
akan memerlukan perijinan dan biaya tambahan, maka hal tersebut terlebih dahulu
harus didiskusikan dengan direksi untuk mencari jalan keluarnya.
1.5. Penyediaan Air, Tenaga Listrik dan Lampu Penerangan
Alat yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh penyedia
barang/jasa, termasuk penyediaan peralatan dan perpipaan sementara untuk
mengangkut air ke lokasi pekerjaan, sehingga tidak akan mempengaruhi kelancaran
pekerjaan. Biaya untuk keperluan tersebut menjadi tanggung jawab penyedia
barang/jasa. Kualitas air yang diisyaratkan ditentukan pada bagian lain dari spesifikasi
teknis ini.
Tenaga listrik yang diperlukan bagi pelaksanaan pekerjaan harus disediakan sendiri
oleh penyedia barang/jasa dengan jenis dan kapasitas yang sesuai dengan pekerjaan
yang akan dilaksanakan dan harus ada persetujuan dah direksi. Penyediaan tenaga
listrik tersebut termasuk pula kabel-kabel, dan lampu-lampu penerangan untuk
lancarnya pekerjaan.
1.6. Gambar-Gambar Kerja
Gambar-gambar rencana untuk pekerjaan ini akan diberikan kepada penyedia
barang/jasa dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dan dokumen kontrak.
Gambar-gambar tersebut adalah gambar-gambar yang paling akhir setelah diadakan
perubahan-perubahan dan merupakan patokan bagi pelaksanaan pekerjaan.
Penyedia barang/jasa wajib melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar atau
perbedaan ketentuan antar gambar rencana dan spesifikasi yang berhubungan
dengan hal tersebut. Tidak dibenarkan untuk menarik keuntungan dari kesalahan-
kesalahan, kekurangan-kekurangan pada gambar atau perbedaan ketentuan antar
gambar rencana dan spesifikasi teknis.
Apabila ternyata terdapat kesalahan, kekurangan, perbedaan dan hal-hal lain yang
meragukan, penyedia barang/jasa harus mengajukannya kepada direksi secara
tertulis, dan direksi akan mengoreksi atau menjelaskan gambar-gambar tersebut
untuk kelengkapan yang telah disebutkan dalam spesifikasi teknis. Koreksi akibat
penyimpangan keadaan lapangan terhadap gambar rencana akan ditentukan oleh
direksi dan disampaikan secara tertulis kepada penyedia barang/jasa. Paling lambat 7
(tujuh) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan, penyedia barang/jasa harus
menyerahkan gambar kerja (shop drawing) kepada pihak direksi sebanyak 3 (tiga)
rangkap, termasuk perhitungan-perhitungan yang berhubungan dengan gambar
tersebut.
Gambar kerja untuk semua pekerjaan harus senantiasa disimpan di lapangan.
Gambar-gambar tersebut harus berada dalam kondisi baik, dapat dibaca dan
merupakan hasil revisi terakhir. Penyedia barang/jasa juga harus menyiapkan
gambar-gambar yang menunjukan perbedaan antara gambar rencana dan gambar
kerja. Semua biaya untuk itu menjadi tanggung jawab penyedia barang/jasa.
1.7. Ukuran-ukuran
Ukuran-ukuran yang tertera pada gambar adalah ukuran sebenarnya dan gambar
tersebut adalah gambar berskala. Jika terdapat perbedaaan antara ukuran dan
gambarnya, maka penyedia barang/jasa harus segera meminta pertimbangan dari
para ahli untuk menetapkan mana yang benar.
1.8. Peralatan
Semua peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini harus disediakan
oleh penyedia barang/jasa. Sebelum suatu tahapan pekerjaan dimulai, penyedia
barang/jasa harus mempersiapkan seluruh peralatan yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan tahap pekerjaan tersebut. Penyediaan peralatan di tempat pekerjaan,
dan persiapan peralatan pekerjaan harus terlebih dahulu mendapat penelitian dan
persetujuan dan direksi. Tanpa persetujuan direksi, penyedia barang/jasa tidak
diperbolehkan untuk memindahkan peralatan yang diperlukan dari lokasi pekerjaan.
Kerusakan yang timbul pada sebagian atau keseluruhan peralatan yang akan
mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan harus segera diperbaiki atau diganti
hingga direksi menganggap pekerjaan dapat dimulai.
1.9. Penyediaan Material
Penyedia barang/jasa harus menyediakan sendiri semua material seperti yang
disebutkan dalam daftar kuantitas (daftar rencana anggaran biaya) kecuali ditentukan
lain didalam dokumen kontrak. Untuk material-material yang disediakan oleh direksi,
penyedia barang/jasa harus mengusahakan transpontasi dan gudang yang ditentukan
ke lokasi pekerjaan. Penyedia barang/jasa harus memeriksa dahulu material-material
tersebut dan harus bertanggung jawab atas pengangkutan sampai di lokasi
pekerjaan. Penyedia barang/jasa harus mengganti material yang rusak atau kurang
akibat oleh cara pengangkutan yang salah atau hilang akibat kelalaian penyedia
barang/jasa.
Semua peralatan dan material yang disediakan dan pekerjaan yang dilaksanakan
harus sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditentukan dalam dokumen kontrak.
Nama produsen material dan peralatan yang digunakan, termasuk cara kerja,
kemampuan, Laporan pengujian dan informasi penting lainnya mengenai hal ini harus
disediakan bila diminta untuk dipertimbangkan oleh direksi. Bila menurut pendapat
direksi hal-hal tersebut tidak memuaskan atau tidak sesuai dengan spesifikasi teknis
yang ditentukan dalam dokumen kontrak, maka harus diganti oleh penyedia
barang/jasa tanpa biaya tambahan.
Semua peralatan dan material harus disuplai dengan urutan dan waktu sedemikian
rupa sehingga dapat menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan dengan
memperhitungkan jadwal untuk pekerjaan lainnya.
1.10. Contoh Contoh Material.
Contoh-contoh material harus segera ditentukan dan diambil dengan cara
pengambilan contoh menurut Acuan Normatif yang disetujui direksi. Contoh-contoh
harus menggambarkan secara nyata kualitas material yang akan dipakai pada
pelaksanaan pekerjaan. Contoh-contoh yang telah disetujui direksi harus disimpan
terpisah dan tidak tercampur atau terkotori yang dapat mengurangi kualitas material
tersebut.
Jika dalam spesifikasi teknis ini tidak disebutkan harus menggunakan material-
material dan jenis atau merk tertentu, maka penyedia barang/jasa harus meminta
petunjuk direksi untuk menentukan jenis atau merk material yang baik dan dapat
diperbolehkan untuk digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Penyedia
barang/jasa dapat mengganti dengan produk atau merk material yang baik dan
diperbolehkan untuk digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Penyedia
barang/jasa dapat mengganti dengan produk atau merk lain yang sekurang-
kurangnya mempunyai kualitas yang sama dengan kualitas yang ditentukan oleh
direksi.
1.11. Perlindungan Terhadap Cuaca
Penyedia barang/jasa dengan tanggungan sendiri dan dengan persetujuan direksi
terlebih dahulu harus mengusahakan langkah-langkah dan peralatan yang diperlukan
untuk melindungi pekerjaan dan bahan-bahan serta peralatan yang digunakan agar
tidak rusak atau berkurang mutunya karena pengaruh cuaca.

1.12. Pematokan
Penyedia barang/jasa harus mengerjakan pematokan untuk menentukan kedudukan
dan peil bangunan sesuai dengan gambar rencana. Pekerjaan ini seluruhnya harus
mendapat persetujuan direksi terlebih dahulu sebelum memulai pekerjaan
selanjutnya. Direksi dapat melakukan revisi pemasangan patok tersebut bila
dipandang perlu. Penyedia barang/jasa harus mengerjakan revisi tersebut sesuai
dengan petunjuk direksi. Sebelum memulai pekerjaan pemasangan patok, penyedia
barang/jasa harus memberitahukan kepada direksi sekurang-kurangnya 2 (dua) hari
sebelumnya, sehingga direksi dapat mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan
untuk melakukan pengawasan.
Pekerjaan pematokan yang telah selesai, diukur oleh penyedia barang/jasa untuk
mendapat persetujuan direksi. Hanya hasil pengukuran yang telah disetujui direksi
yang dapat digunakan sebagai dasar untuk pembayaran pekerjaan. Penyedia
barang/jasa wajib menyediakan alat-alat ukur dengan perlengkapannya, juru ukur
serta pekerjaan lain yang diperlukan oleh direksi untuk melakukan pemeriksaan
untuk melakukan pemeriksaan/pengujian hasil pengukuran. Semua tanda-tanda
dilapangan yang diberikan oleh direksi atau dipasang sendiri oleh penyedia
barang/jasa harus tetap dipelihara dan dijaga dengan baik oleh penyedia barang/jasa.
Apabila ada yang rusak harus segera diganti dengan yang baru dan meminta kembali
persetujuan dari direksi.
Bila terdapat penyimpangan dari gambar rencana, penyedia barang/jasa harus
mengajukan 3 (tiga) rangkap gambar penampang dan daerah yang dipatok tersebut.
Direksi akan membubuhkan tanda tangan persetujuan dan pendapat/revisi pada satu
copy gambar tersebut dan mengembalikannya kepada penyedia barang/jasa. Setelah
diperbaiki, penyedia barang/jasa harus mengajukan kembali gambar hasil revisinya.
Gambar-gambar tersebut harus dibuat pada kertas kalkir agar memungkinkan untuk
diproduksi. Semua gambar-gambar yang telah disetujui harus diserahkan kepada
direksi dalam kalkir asli dan 2 (dua) copy hasil reproduksinya. Ukuran dan huruf yang
digunakan pada gambar tersebut harus sesuai dengan ketentuan direksi.
1.13. Pemberitahuan Untuk Memulai Pekerjaan
Penyedia barang/jasa diharuskan untuk memberikan penjelasan tertulis
selengkapnya apabila direksi memerlukan penjelasan tentang tempat-tempat asal
mula material yang didatangkan untuk suatu tahap pekerjaan sebelum mulai
pelaksanaan tahapan tersebut. Dalam keadaan apapun, penyedia barang/jasa tidak
dibenarkan untuk memulai pekerjaan yang sifatnya permanen tanpa mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari direksi. Pemberitahuan yang jelas dan lengkap harus
terlebih dahulu disampaikan kepada direksi sebelum memulai pekerjaan, agar direksi
mempunyai waktu yang cukup untuk mempertimbangkan persetujuannya.
Pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang menurut direksi penting, harus dihadiri dan
diawasi langsung oleh direksi atau wakilnya. Pemberitahuan tentang akan
dilaksanakannya pekerjaan-pekerjaan tersebut harus sudah diterima oleh direksi
selambat-lambatnya 2 (dua) hari sebelum pekerjaan dilaksanakan.
1.14. Rapat-Rapat
Apabila dipandang perlu, direksi dan/atau penyedia barang/jasa dapat mengadakan
rapat-rapat dengan mengundang penyedia barang/jasa dan konsultan serta pihak-
pihak tertentu yang berkaitan dengan pembahasan dan permasalahan pelaksanaan
pekerjaan. Semua hasil/risalah rapat merupakan ketentuan yang bersifat mengikat
bagi penyedia barang/jasa.
1.15. Prestasi Kemajuan Pekerjaan
Prestasi kemajuan pekerjaan ditentukan dengan jumlah prosentasi pekerjaan yang
telah diselesaikan penyedia barang/jasa dan disetujui oleh direksi. Prosentase
pekerjaan ini dihitung dengan membandingkan nilai volume pekerjaan yang telah
diselesaikan terhadap nilai kontrak keseluruhan. Pembayaran akan dilakukan sesuai
dengan prestasi kemajuan pekerjaan berdasarkan harga satuan yang tercantum
dalam kontrak.
1.16. Penyelesaian Pekerjaan
Pekerjaan harus mencakup seluruh elemen yang diperlukan walaupun tidak
diunaikan secara khusus dalam spesifikasi teknis dan gambar-gambar, namun tetap
diperlukan agar hasil pelaksanaan pekerjaan dapat berfungsi dengan baik secara
keseluruhan sesuai dengan kontrak. Penyedia barang/jasa harus menguji hasil
pekerjaan setiap tahap dan/atau secara keseluruhan sesuai dengan ketentuan
spesifikasi teknisnya. Apabila dari hasil pengujian terdapat bagian pekerjaan yang
tidak memenuhi syarat, penyedia barang/jasa dengan biaya sendiri harus
melaksanakan perbaikan sampai dengan hasil pengujian ulang berhasil dan dapat
diterima oleh direksi.
1.17. Laporan-laporan.
Selama periode pekerjaan di lapangan, penyedia barang/jasa harus membuat laporan
harian dan laporan mingguan yang menggambarkan kemajuan pekerjaan. Laporan
tersebut memuat sekurang-kurangnya informasi yang mencakup :
a. Uraian mengenai kemajuan pekerjaan yang sesungguhnya dilapangan yang
dicapai menjelang akhir minggu.
b. Jumlah personil yang bertugas selama minggu tersebut.
c. Material dan barang-barang serta peralatan yang disediakan.
d. Kondisi cuaca.
2. PEKERJAAN PASANGAN BATU DAN PLESTERAN.
2.1.Lingkup Pekerjaan.
Yang termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah :
o Pasangan dinding bata ½ batu.
o Plesteran dinding bata.
o Plesteran/Afwerking permukaan beton/pondasi.
o Pasangan bata pada pekerjaan yang nyata termasuk kedalam pekerjaan ini.
2.2. Bahan-Bahan
Bata merah yang bermutu baik dengan pembakaran sempurna, bebas dari cacat dan
keretakan minimum belah menjadi 2 bagian yang diproduksi secara lokal dan
memenuhi persyaratan bahan PUBBI. Dalam hal batu bata sulit untuk didapatkan,
pemborong dengan izin tertulis dari direksi dapat mempergunakan bahan alternatif
lain yang disetujui.
Pasir pasang yang dipergunakan harus bersih, tajam dan bebas dari lumpur dan
tanah liat, kotoran organik yang dapat merusak pasangan.
Semen yang dipergunakan dari jenis portland cement yang memenuhi persyaratan
N.I. 8 Type I menurut ASTM.
2.3. Adukan/Campuran.
o Adukan trasram 1 PC : 2 Pasir dipergunakan untuk Trasram.
o Adukan trasram 1 PC : 5 Pasir dipergunakan untuk Pasangan Dinding diatas
Trasram.
o Plesteran 1 PC : 2 Pasir digunakan untuk Plesteran Dinding Trasram setinggi 50 cm
diatas permukaan sloof.
o Plesteran 1 PC : 3 Pasir digunakan untuk Plesteran Kolom dan Pondasi.
o Plesteran 1 PC : 5 Psr digunakan untuk Plesteran diluar Trasram dan Beton.
o Ketebalan plesteran jika tidak ditentukan lain adalah setebal 15 mm untuk
plesteran dinding, kecuali untuk plesteran/ barapen pondasi dengan ketebalan
minimal 20 mm.
2.4. Cara Pelaksanaan.
Pasangan trasram tembok dipasang merata sesuai gambar kerja diatas permukaan
sloof pada pelaksanaan pemasangan dinding hari pertama. Pasangan trasram tembok
kedap air dipasang merata dengan ketinggian tidak boleh lebih dari 8 baris pasangan.
Pasangan tembok selanjutnya secara terkontrol dan waterpas, baik pada sisi
horisontal maupun sisi vertikalnya. Untuk setiap 8 baris pasangan batu bata harus
dipasang angker pengikat yang tertanam pada kolom maupun pasangan bata lainnya.
Sebelum diplester, maka perlu dilaksanakan pengerokan siaran pasangan sehingga
plesteran mendapat pasangan yang baik. Kelembaban plesteran harus tetap dijaga
dan dengan kondisi pengeringan plesteran 80 %, bidang plesteran sudah dapat diaci.
Seluruh pekerjaan pasangan dan plesteran yang tidak lurus, berombak dan retak
harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya Kontraktor.

3. PEKERJAAN BETON
3.1. Umum
Beton harus merupakan campuran dari semen, agregat halus, agregat kasar dan air,
dengan perbandingan sedemikian sehingga dalam beton yang dihasilkan, jumlah
semen yang terdapat di dalamnya minimal sesuai dengan persyaratan dalam
spesifikasi.
Hasil akhir pekerjaan harus berupa beton yang baik, padat dan tahan lama serta
memiliki kekuatan dan sifat-sifat lain sebagaimana disyaratkan. Untuk menjamin
kekuatan dan ketahanan beton yang optimal, jumlah air yang dipakai dalam adukan
harus minimal sehingga menghasilkan kemudahan untuk dikerjakan dan konsistensi
yang sesuai dengan kondisi dan cara pengecoran beton.
3.2. Bahan Bangunan Secara Umum
Semua bahan harus merupakan mutu terbaik yang tersedia dan sesuai dengan
“Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia ( SNI - 3 )”. Penyedia barang/jasa harus
menyediakan contoh dari semua bahan yang dipakai untuk pekerjaan beton, untuk
memperoleh persetujuan dari direksi, dan tidak boleh memesan bahan tersebut
dalam jumlah besar sebelum diberikan persetujuan untuk pemakaian bahan. Direksi
akan menahan contoh bahan yang sudah disetujui sebagai patokan, pengiriman-
pengiriman bahan selanjutnya akan dicek kesesuaianya dengan contoh tersebut.
Penyedia barang/jasa tidak boleh melakukan penyimpangan yang berarti terhadap
contoh yang sudah disetujui, tanpa persetujuan dan direksi. Semua bahan yang
ditolak oleh direksi harus segera disingkirkan dari lapangan atas biaya Penyedia
barang/jasa.
3.3. Semen
Semen harus berupa semen portland (PC) biasa yang sesuai dengan Acuan Normatif
SNI 15-2049-1994. Semua semen yang berasal dari pabrikan yang sudah disetujui
oleh direksi dan harus dikirim ke lapangan dalam kantong yang tertutup atau dalam
tempat lain dari pabrikan yang sudah disetujui.. Semua semen harus disimpan dalam
tempat yang tidak tembus air serta dilindungi dari kelembaban sampai saat
pemakaian, semen yang membatu atau menggumpal atau yang rusak kantongnya
akan ditolak. Semua semen yang ditolak harus segera disingkirkan dari lapangan atas
biaya penyedia barang/jasa. Penyedia barang/jasa harus menjamin agar setiap saat
terdapat persediaan semen dalam jumlah yang cukup dilapangan sehingga kemajuan
kerja tidak terganggu dan memberikan waktu yang cukup untuk pelaksanan
pengujian. Penyedia barang/jasa harus menyediakan dan mendirikan gudang-gudang
di tempat yang sesuai untuk menyimpan dan menangani semen. Gudang-gudang
tersebut harus benar-benar kering, berventilasi baik, tidak tembus air dan
berkapasitas cukup. Lantai gudang minimal harus 30 cm di atas tanah atau di atas air
yang mungkin tergenang dilantai. Semen harus sesegera mungkin digunakan setelah
dikirim dan setiap semen yang menurut pendapat direksi sudah rusak atau tidak
sesuai lagi akibat penyerapan air dan udara atau dari manapun, harus ditolak dan
disingkirkan dari lapangan atas biaya Penyedia barang/jasa.
3.4. Agregat
Bila agregat yang disetujui oleh direksi sudah terpilih, penyedia barang/jasa harus
mengusahakan agar seluruh pemasukan untuk tiap bahan berasal dari satu sumber
yang disetujui untuk menjaga agar mutu gradasi dapat dipertahankan pada seluruh
pekerjaan.
3.5. Unsur-Unsur Tambahan/ Additif.
Pada umumnya pemakaian additif dalam beton diperbolehkan asalkan sudah
memperoleh persetujuan tertulis dari direksi.
3.6. Pengadukan Beton
Beton harus diaduk ditempat yang sedekat mungkin dengan tempat pengecoran. Bila
perlu pengadukan dapat menggunakan mixer yang digerakkan dengan daya yang
kontinu serta mempunyai kapasitas minimal 1 m 3 jenisnya harus disetujui oleh direksi
dan dijalankan dengan kecepatan sebagaimana dianjurkan oleh pabrikan.
3.7. Pengangkutan dan Pengecoran Beton
Pengecoran beton di bagian manapun tidak boleh dimulai sebelum direksi memeriksa
dan menyetujui bekisting, penulangan, angker-angker dan lainnya dimana beton akan
di cor. Alat-alat yang dipakai untuk mengangkut dan mencor beton harus dibersihkan
dan dicuci setiap hari setelah dipakai bekerja dan bila pengecoran dihentikan selama
lebih dari 30 menit.
3.8. Perlindungan dan Pengeringan Beton
Semua permukaan yang terbuka dilindungi dari matahari dan semua beton harus
dijaga tetap lembab dengan cara dibasahi sekurang-kurangnya setelah pengecoran.
Perlindungan diberikan menutupi dengan pasir basah sekurang-kurangnya setebal 5
cm, atau dengan kantong-kantong goni basah ataupun dari pengaruh lain yang dapat
merusak permukaan yang lunak sebelum terjadi pengerasan. Setiap kerusakan yang
timbul harus diperbaiki oleh penyedia barang/jasa atas biaya sendiri hingga
memuaskan direksi.
3.9. Pengerjaan Permukaan Beton dengan Sendok Semen
Bila dilaksanakan perataan permukaan atas dari beton yang dicor setempat,
permukaan yang dihasilkan harus datar dengan nilai akhir yang rata tetapi bertekstur
kasar sebelum pengerasan pertama dimulai, permukaan tersebut harus diratakan lagi
dengan sendok dimana perlu untuk menutupi keretakan dan mencegah timbulnya
lelehan yang berlebihan pada permukaan beton yang terbuka.

3.10. Bekisting
Semua bekisting harus dirancang dan dibuat sehingga dinilai memuaskan oleh direksi.
Penyedia barang/jasa harus menyerahkan rancangannya untuk menyetujui dalam
jangka waktn yang cukup sebelum pekerjaan dimulai. Semua bekisting harus
diperkuat dengan klem dari balok kecil dan harus yang kuat serta cukup jumlahnya
untuk menjaga agar tidak terjadi distorsi ketika beton dicorkan, dipadatkan dan
mengeras.
Bekisting dari kayu dan triplek harus dibuat dari kayu yang sudah diolah dengan baik,
semua sambungan harus cukup kencang agar tidak terjadi kebocoran.
3.11. Penulangan.
Semua baja tulangan harus bebas dari serpihan karat lepas, minyak, gemuk, cat, debu
atau zat lainnya yang dapat mengganggu perletakan yang sempurna antara tulangan
beton. Jika diinstruksikan oleh direksi, baja harus disikat atau dibersihkan sebelum
dipakai. Beton tidak boleh dicorkan sebelum diperiksa dan disetujui oleh direksi.
o Bahan-Bahan
Baja tulangan sedang harus U 24 yang sesuai dengan SII 0136 1984, atau yang
setara untuk baja tulangan yang polos.
o Penyimpanan
Bila baja tulangan harus disimpan di bawah atap yang tahan air dan diberi alas
kaki dari muka tanah atau air yang tergenang serta harus dilindungi dari
kemungkinan kerusakan dan karat.
o Pemasangan
Tulangan harus dipasang dengan tepat sesuai posisi yang diperlihatkan pada
gambar. Sebelum pengecoran, seluruh tulangan harus dibersihkan dengan teliti
dari beton yang sudah mengering atau mengering sebagian yang mungkin
menempel dari pengecoran sebelumnya. Sebelum pengecoran tulangan yang
sudah dipasang pada tiap pekerjaan harus disetujui oleh direksi. Pemberitahuan
kepada direksi untuk melakukan pemeriksaan harus disampaikan dalam tenggang
waktu pekerjaan.
3.12. Air
Air untuk mengaduk dan mengeringkan beton harus bersih dari unsur-unsur atau
kotoran yang berbahaya yang dapat mempengaruhi daya pengikat semen. Direksi
dapat meminta agar dilakukan uji kimiawi setiap saat dan biaya pengujian ini
dibebankan pada penyedia barang/jasa.

4. PEKERJAAN TANAMAN

1. PERSYARATAN UMUM
Pengerjaan tanaman harus dilakukan oleh Tenaga Ahli/Sub Pelaksana Pekerjaan yang
berpengalaman sesuai dengan bidangnya. Pengerjaan harus diselesaikan dengan baik,
dengan mendapat persetujuan Konsultan Pengawas, dengan masa pemeliharaan sesuai
RKS ini dan tanaman dapat hidup dengan subur.
Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya terhadap hasil pekerjaan tanaman
dimaksud. Jenis tanaman yang akan ditanam adalah tanaman rumput dan perdu
sebagai penambah elemen penghijauan pada area lansekap lokasi dan dapat
juga memperindah lingkungan.
Lingkup pekerjaan sampai dengan masa pemeliharaan meliputi :
 Pengolahan tanah
 Penanaman sesuai dengan jarak tanamnya
 Pemberian air (pengairan yang baik)
 Penggunaan dosis pupuk yang tepat
 Pemberantasan hama penyakit yang kemungkinan menyerang tanaman.

2. PERSYARATAN BAHAN
Pemakaian bahan yang akan digunakan harus sesuai dengan apa yang tercantum
dalam gambar , memenuhi standart spesifikasi bahan yang telah dipilih dan disetujui
oleh pimpinan proyek. Bahan yang akan dipergunakan harus diajukan dan diserahkan
kepada pengawas
untuk disetujui.

3. PERSYARATAN PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN


3. 1. Pengadaan / Penyediaan Bibit Tanaman
3. 1. 1. Kualitas Dan Ukuran
Kualitas dan ukuran tanaman yang dipakai berasal dari stok nursery yang sudah
dalam keadaan yang telah di check ketersediaan tanaman tersebut di pasaran agar
tidak terjadi, perubahan jenis tanaman karena tidak tersedia, serta tidak menunjukan
gejala gejala tanaman akan mengering dan mati. Tanaman yang dipakai dalam ukuran
yang sesuai ukuran siap tanam, siap untuk dipindahkan dan bola akar tanaman masih
dalam keadaan terbungkus atau dalam wadah/polybag tanaman pada saat tanaman
disimpan atau belum ditanam. Mutu tanaman adalah yang berciri khas sesuai dengan jenis
atau varietas tanaman itu sendiri. Semua tanaman memiliki bentuk percabangan yang
normal, serta dengan tinggi sekitar 1-1,5 meter. Tanaman yang berasal dari nursery
yang baik yang telah diperiksa dan disetujui pengawas.Dimensi ukuran tanaman adalah
sebagaimana tanaman tersebut berdiri pada posisi alamiah. Tidak diperkenankan
melakukan penyamaan tinggi tanaman dengan menaikan atau menurunkanbola akar
pada lubang tanaman.

3. 1. 2. Pengiriman Tanaman
Dalam memperhitungkan cara-cara pengangkutan yang baik untuk mengurangi
kerusakan tanaman maka beberapa hal yang perlu diperhatikan :
 Kendaraan untuk pengangkutan harus tertutup pada bagian depan dan samping,
sedangkan dibagian belakang dan bagian atas terbuka.
 Dahan dan daun dikurangi dan ditinggalkan seperlunya kemudian diikat supaya
tidak rusak. Perakaran dibungkus dengan karung dan diikat dengan kuat, jika
dibungkus denganbahan plastik maka bahan itu harus dilepas sebelum tanaman
ditanam.
 Perletakan tanaman yang berukuran tinggi tidak diperkenankan dengan posisi
berdiri pada bak kendaraan, atau posisi yang menantang arah angin, tetapi posisi
yang diperkenankan adalah posisi tidur dengan letak tumbuhnya daun mengarah
ke bibir bak kendaraansebelah belakang, atau searah dengan arah angin.
 Sebelum melakukan perjalanan dilakukan penyiraman yang cukup dan mengenai
sumua bagian dari tanaman, (kalau memungkinkan) sebaiknya pengangkutan
dilakukan malam hari.
 Waktu muat dan bongkar tanaman dilakukan dengan hati-hati, jangan sampai rusak baik
tanaman maupun tanahnya.
 Keteledoraan dalam tatacara pengiriman yang tidak memenuhi standart umum
dapat membuat tanaman tidak diterima di lapangan, karena dapat memungkinkan
tanaman rusak atau mati.

4. PERSIAPAN PEKERJAAN TANAH


4. 1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi : Penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu
yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapat hasil yang baik.
Pekerjaan yang dilaksanakan dalam hal ini meliputi :
 Pekerjaan persiapan tanah
 Pembentukan tanah dan penyelesaian level penanaman.
4. 2. Persyaratan Pekerjaan Tanah
Dipakai peralatan yang cukup baik dan memenuhi syarat kerja Semua pekerjaan tanah
dilaksanakan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan syarat pekerjaan lansekap serta
petunjuk pimpinan proyek.
4. 3. Pekerjaan Persiapan Tanah
Pekerjaan persiapan tanah ini meliputi pembongkaran, pemindahan, pembersihan
tempat kerja dari benda / bekas tanah asal (tanah subsoil, benda/bekas bangunan
/struktur bangunan yang tidak berguna lagi, yang dapat mengganggu pelaksanaan dan
kelancaran kerja di tempat tersebut.
Tanah disiram merata diseluruh area penanaman agar dapat diketahui rata tidaknya
permukaan tanah, jika didapat permukaan tanah yang tidak rata, segera diisi kembali tanah
baru dengan olahan yang sama.
Khusus untuk area rumput atau ground cover dibiarkan saja karena kondisi eksisting sudah
tertanam dengan baik.Mengadakan pengukuran dan pemasangan patok-patok titik-titk
mula /peil dasar yang diperlukan di tempat kerja.

5. PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN TANAMAN


5. 1. Tanaman
Pelaksana / kontraktor menyiapkan jadwal perawatan/ maintenance kepada pemilik /
Konsultan Pengawas. Pemilik / Konsultan Pengawas akan meminta
pertanggungjawaban atas pekerjaan maintenance, termasuk penyiraman,pemupukan,
penyemprotan, pencabutan rumput liar, penggemburan,penyulaman tanaman dan
sebagainya.Kontraktor harus memperhatikan site selama masa pemeliharaan.
5. 2. Masa Pemeliharaan
Seluruh tanaman di jamin tetap hidup dan subur selama periode 180 (seratus delapan
puluh ) hari. Penggantian tanaman/Penyulaman sebaiknya termasuk dalam masa
jaminan pemeliharaan. Penyulaman ini merupakan penggantian tanaman yang mati
atau sakit dengan jenis, ukuran yang sama pada posisi yang sama.
5. 3. Masa Awal Pemeliharaan.
Pengecekan hasil pekerjaan penanaman pada awal masa pemeliharaan dilakukan oleh
pelaksana lansekap, tetapi sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum kontraktor
melakukan pemeriksaan sendiri. Tiap-tiap fase pengecekan berikutnya akan
dilakukan secara terpisah.
5. 3. 1. Pemeriksaan akhir dan penyulaman.
Pemeriksaan hasil penanaman untuk penyerahan akhir pada saat menutup masa
pemeliharaan akan dilakukan oleh Konsultan Pengawas. Seluruh tanaman harus
diserahkan dalam keadaan hidup dan subur. Kontraktor mengganti tanaman yang
mati atau perubahan lainnya. Biaya penggantian seluruhnya menjadi tanggungan
kontraktor, yang telah termasuk dalam perhitungan biaya perawatan.

6. PELAKSANAAN TANAMAN
Pelaksanaan :
 Pengolahan tanah untuk jenis tanaman yaitu dengan mencangkul dan membuat
lubang penanaman dengan kedalaman sesuai panjang akar, sekitar 40 cm, dimana
tanah dibalik dan digemburkan serta diratakan dan diberi unsur hara (humus).
 Jarak tanam antar tanaman rata-rata berkisar 30-60 cm atau sesuai dengan kondisi
lapangan.
 Pemberian air (penyiraman) dilakukan pada waktu pagi dan sore hari sebelum
matahari hampir terbenam, untuk menjaga penguapan (respirasi) daun.
 Pemberian pupuk dianjurkan memakai pupuk urea, pupuk NPK atau
TSP/DAPdengan dosis :
 Pupuk Urea : 0,5 sdt/pohon sehari sebelum ditanam : 0,5 sdt/pohon setelah berumur 21
hari
 Pupuk NPK : 7,5 gr/pohon sehari sebelum ditanam
 Pupuk TSP : 2,5 gr/pohon setelah berumur 1 bulan
 Pemberantasan hama/penyakit yang menyerang pada tanaman umumnya dilakukan
dengan memotong bagian-bagian tanaman yang terserang hama/penyakit dan atau
menyemprotnya dengan insektisida, herbisida dan fungisida.
SPESIKASI TANAMAN

Bunga Iris Bunga Kalatea

Pohon Tabebuya

Rumput Gajah Mini

Kendari, Maret 2018


Konsultan Perencana
CV Grafika Reka Cipta Konsultan

Bahagiyanto, ST
Direktur

Anda mungkin juga menyukai