I. Di dalam Study Kelayakan , setidaknya kita harus survey hal-hal sebagai berikut:
a) Kebutuhan akan Rumah Sakit di area tersebut
b) Kondisi lokasi
c) Perekonomian masyarakat dimana rumah sakit tersebut akan dibangun
d) Kebutuhan calon pelanggan pada pelayanan yang akan disediakan Rumah Sakit
e) Ketersediaan Tenaga Kerja
f) Sumber daya Financial
a. Kebutuhan untuk menganalisa lokasi Rumah Sakit: Lebih baik menunjuk konsultan rumah
sakit yang dapat melakukan survey untuk mementukan kelayakan lokasi yang dipilih secara
obyektif. Di dalam survey ini konsultan harus menilai apakah komunitas dalam jangkaun
proyek mampu memanfaatkan pelayanan yang diberikan rumah sakit, jika komunitas dalam
jangakauan termasuk komunitas yang sejahtera maka harus dibuat rumah sakit yang “mewah”
atau dengan kata lain rumah sakit harus memiliki fasilitas yang layak (diatas rata-rata fasilitas
rumah sakit lain yang sudah ada). Tranportasi, fasilitas umum, pemondokan (tempat tinggal)
bagi calon karyawan termasuk hal yang harus diperhitungkan dalam survey ini.
b. Kondisi Lokasi Rumah Sakit: Lokasi yang dipilih harus memiliki luasan lahan yang
“cukup” luas untuk keperluan pengembangan dikemudian hari. Lokasi harus sesuai untuk
konstruksi bangunan, tidak pada lokasi rawan bencana, tidak pada area rawan banjir, dan harus
mudah diakses dari berbagai arah, utamanya yang berkaitan dengan fasilitas umum yang ada,
dan sebaiknya terletak pada jalur utama transportasi umum. Ketersedaiaan sumber air
mengingat kebutuhan air untuk pasien mencapai 300 – 400 liter setiap harinya maka sumber
air harus dipertimbangkan secara matang. Pengolahan air limbahnya harus sudah
dipertimbangkan dari awal. Muka air tanah harus di perhitungkan agar instalasi sytem
limbahnya tidak kesulitan, dengan mengetahui muka air tanah kita dapat tentukan jenis material
pipa air yang akan dipakai. Jenis tanah juga harus dipertimbangkan untuk efisiensi jenis
fondasi yang akan di rancang. Fasilitas lain yang harus di perhatikan adalah, sumber listrik
PLN, telephone, kondisi jalan, dan kondisi saluran pembuangan yang sudah ada.
c. Perekonomian di area dimana rumah sakit akan di dirikan: kita harus mempelajari kapsitas
pendapatan rata-rata (kesejahteraan) masyarakat di area tersebut sehingga kita dapat
menentukan “kemewahan” dan kelengkapan peralatan yang akan kita sediakan. Kita harus
selalu melihat bahwa masyarakat sekitar rumah sakit harus mampu secara ekonomi
memanfaatkan pelayanan yang kita sediakan. Fasilitas yang kita bangun harus tersedia untuk
semua kategori lapisan masyarakat.
d. Kemungkinan sebagai rumah sakit rujukan: Di dalam survey awal kita harus menemukan
apakah masyarakat dapat menggunakan pelayanan dari institusi yang kan kita bangun, kita
harus melihat keberadaan rumah sakit tersebut akan mampu memberikan pelayanan pada
masyarakat yang datang dari luar daerah dimana RS tersebut didirikan, sehingga diperlukan
fasilitas penginapan atau sejenisnya.
e. Ketersediaan SDM: Kita harus mampu memastikan apakah tersedia cukup tenaga
paramedic dan lainnya secara langsung di area tersebut ataukah harus didatangkan dari luar
daerah, hal ini harus diperhitungkan dari awal karena akan berkaitan dengan banyak
permasalahan, yang implikasinya adalah benilai financial.
f. Sumber Financial: Sebelum kita memulai proyek yang kita rencanakan, kita harus
menganilsa sumber financial yang ada. Sebagian besar dana yang kita butuhkan dapat kita
peroleh dari bank atau institusi pendanaan yang lain (bank lebih aman). Kita harus
merencanakan dan menghitungnya secara detail sehingga kebutuhan semua dana harus sudah
tercukupi dari awal, dan tidak akan terjadi pemberhentian proyek ditengah jalan. Sering terjadi
perencananaan yang tidak dilakukan dengan teliti akan mengacaukan proses pembangunan dan
tidak sedikit proyek yang “mangkrak”. Kita harus menghitung budged secara akurat dan
mengetahui bahwa PBP –nya mencapai 7 hingga 10 tahun, baru proyek tersebut kita nyatakan
feasible :”layak”. Di dalam Rumah Sakit, peralatan medis sangat mahal harganya, dan sering
terjadi perkembangan peralatan medis terjadi dalam waktu yang relative singkat. Kita harus
budayakan memproses perencanaan secara mendalam, detail dan gunakan waktu lebih lama
untuk mewujudkan perencanaan yang sempurna, dibandingkan sebaliknya. Perencanaan yang
dibuat secara “cepat jadi” cenderung akan mengakibatkan biaya tinggi karena banyak terjadi
perubahan dan modifikasi dalam proses pelaksanaannya.
Setelah proses survey selesai dilakukan mulailah dengan perencanaan bangunan, sebaiknya
kita menunjuk perencana yang khusus menangani proyek-proyek rumah sakit, menyiapkan
master layout, untuk menentukan posisi berbagai unit bangunan (alur). Di dalam pembuatan
master plan ini harus sudah terakomodir semua kebutuhan ruang dan dimensinya untuk tiap-
tiap departemen. Rumah sakit dapat dibagi ke dalam rumah sakit corporate, rumah sakit
pemerintah, dan klinik swasta, atau rumah sakit umum yang akan memiliki semua departemen
dan klasifikasi rumah sakit khusus (rs mata, cancer, dll).Sesuai kondisi perekonomian pasien
dan kebutuhan komunitas di area tersebut, ruang rawat inap dirancang. Pada beberapa tempat,
kita sebaiknya memiliki lebih banyak ruang yang “mewah” dan bisa jadi di tempat lain kita
lebih banyak membutuhkan ruangan standard dan umum. Untuk itu sudah ada pedoman dari
depertemen kesehatan tentang hal ini. Fasilitas lain yang harus ada antara lain; toilet, medical
store, optical store, lobby, space area, taman, parking area, dll. Nurse station harus diposisikan
pada posisi tengah, ruang perawatan harus dikondisikan senyaman dan setenang mungkin,
reception harus memiliki atmosphere penyambutan yang hangat untuk semua orang yang
datang ke rumah sakit. Ketika kita merencanakan pembangunan infrastruktur, kita harus
memilih material yang sesuai dengan kondisi alam Indonesia sehingga cara dan biaya
maintenance akan dapat dikontrol secara efisien. Perencanaan dan Koordinasi dengan pihak
lain yang mungkin diperlukan:
Langkah-langkah tersebut diatas adalah tahapan umum yang seharusnya kita lakukan agar apa
yang kita rencanakan memiliki pedoman pelaksanaan yang setidaknya akan memberikan
gambaran persiapan yang akan kita lakukan untuk memastikan memulai investasi di bidang
rumah sakit yang kita ketahui memerlukan sumber daya yang relative besar.
V. LINGKUP KEGIATAN
Keterbatasan dalam ketepatan informasi dan fakta-fakta tentang masa yang akan
datang.
Memerlukan biaya yang cukup besar.
Hambatan psikologis.
Menghambat timbulnya inisiatif.
Terhambatnya tindakan yang perlu diambil.
2. Mengidentifikasi Masalah
Masalah dapat dibagi dalam tiga kategori yaitu masalah tentang penyakit, masalah
manajemen pelayanan kesehatan (masalah program), dan masalah perilaku, sikap dan
pengetahuan masyarakat. Contoh masalah program adalah sebagai berikut:
Masalah input, jumlah staf kurang, keterampilan dan motivasi kerja rendah, peralatan kurang
memadai, jenis obat yang tersedia tidak sesuai.
Masalah proses, terkait dengan fungsi manajemen (POAC) yaitu kurang jelas tujuan program,
kurang jelas rumusan masalah program (Planning), pembagian tugas tidak jelas (Organizing),
kepemimpinan kurang (Actuating), pengawasan atau supervisi lemah (Controlling).
Contoh masalah manajemen pelayanan kesehatan antara lain tingginya jumlah anak yang
menderita diare, air minum yang terkontaminasi air limbah, kebutuhan masyarakat akan
penyuluhan kesehatan, banyaknya tumpukan sampah di sepanjang jalan umum, pemilikan
jamban keluarga yang masih rendah, kurangnya persediaan oralit di Posyandu dan tervatasnya
jumlah staf yang mampu melakukan deteksi dini diare. Yang menjadi prioritas atau masalah
utama adalah tingginya jumlah anak yang menderita diare.
3. Penentuan Tujuan Program
Kriteria penentuan tujuan program:
Hambatan pada sumber daya yaitu meliputi motivasi yang rendah pada staf pelaksana,
partisipasi masyarakat yang rendah, peralatan tidak lengkap, informasi tidak valid, dana
yang kurang dan yang waktu kurang.
Hambatan pada lingkungan yaitu meliputi geografis (jalan rusak), iklim, tingkat
pendidikan rendah, sikap dan budaya masyarakat (mitos, tabu, salah persepsi) serta
perilaku masyarakat yang kurang partisipatif.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah membuat daftar hambatan dan kendala program
kemudaian mengeliminasi, memodifikasi, serta mengurangi yang tidak bisa dilakukan dan
menyesuaikannya dengan tujuan operasional kegiatan program.
5. Membuat Rencana Kerja Operasional
Dengan Rencana Kerja Operasional (RKO) akan memudahkan pimpinan mengetahui sumber
daya yang dibutuhkan dan sebagai alat pemantau. Pembahasan rencana kerja operasional
meliputi:
Mengapa kegiatan ini penting dilaksanakan?
Apa yang akan dicapai?
Bagaimana cara mengerjakannya?
Siapa yang akan mengerjakan dan siapa sasaran kegiatannya?
Sumber daya pendukung?
Dimana kegiatan akan dilaksanakan?
Kapan kegiatan ini akan dikerjakan?
VI. METODOLOGI
Metodologi pelaksanaan kegiatan Perencanaan Pembangunan Gedung Rumah
Sakit Umum Kab.Kolaka Timur, dilaksanakan dengan mekanisme kegiatan
sebagai berikut:
1. Survey kondisi dilakukan dengan metode pengamatan, pengukuran,
pencatatan dan pendokumentasian.
2. Identifikasi kebutuhan Perencanaan :
Identifikasi kebutuhan Perencanaan dilakukan dengan metode pengamatan,
pengukuran, pencatatan dan pendokumentasian.
Penggambaran denah rinci dan identifikasi kebutuhan.
3. Referensi harga material, upah dan peralatan Dilakukan dengan metode
pengumpulan data sekunder (Harga Bahan dan Analisa Harga Satuan Kab/kota
Wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara).
4. Optimalisasi dan prioritisasi kebutuhan dengan ketersediaan dana
Komparasi (perbandingan) nilai total estimasi kebutuhan dengan alokasi
dana.
Pelingkupan (Optimasi dan prioritis) kebutuhan Perencanaan
Pembangunan Gedung Rumah Sakit Umum Kab/kota Kolaka Timur.
5. Pembuatan & penyusunan gambar rencana teknis & spesifikasi meliputi:
Pembuatan gambar rencana teknis rinci, lengkap dengan dimensi/ukuran,
spesifikasi bahan dan skala gambar yang jelas.
Penyusunan Spesifikasi Teknis Pelaksanaan Dan Jadwal Rencana Kerja.
6. Penghitungan Bill Of Quantity (BOQ)/Estimate Engineer (EE) yang meliputi:
Mengkaji semua item pekerjaan.
Mengestimasi dengan cermat volume setiap item kegiatan.
Perhitungan Bill Of Quantity (BQ)/Estimate Engineer (EE).
7. Penyusunan dokumen yang merupakan bagian dari kewajiban konsultan
perencana, Dilakukan dengan metode pengumpulan dan pemberkasan
dokumen-dokumen yang berupa gambar rencana, BOQ, Spesifikasi teknis dan
Rencana Kerja dan Syarat (RKS) menjadi Dokumen Perencanaan.
8. Jangka waktu pelaksanaan
Jangka waktu pelaksanaan kegiatan Perencanaan Pembangunan Gedung
Rumah Sakit Umum Kab.Kolaka Timur adalah 60 (EnamPuluh) hari kalender.
9. Tenaga ahli
Tenaga yang diperlukan untuk pekerjaan ini :
No. Tenaga Ahli Pengalaman Keterangan
1 S2 Teknik Sipil 3 Tahun Tenaga Ahli Muda
2 S1 Teknik Sipil 3 Tahun Tenaga Ahli Muda
3 S1 Teknik Arsitektur 3 Tahun Tenaga Ahli Muda
No. Tenaga Pendukung Pengalaman Keterangan
Surveyor Min.D3 Bangunan / S1
1 3 Tahun -
Teknik Sipil
Keterangan :
Untuk Tenaga Ahli Muda melampirkan sertifikat keahlian Arsitektur/Sipil dengan kompetensi Muda
(SKA Muda).
Untuk Tenaga Ahli Muda Melampirkan Sertifikat keahlian Sipil, Arsitektur, dengan kompetensi
Tenaga Ahli Muda.
Untuk Tenaga D3 melampirkan surat pernyataan tenaga tugas penuh pada perusahaan, dan
melampirkan foto kopi KTP dan Ijasah.
1. Tenaga Ahli Muda S2 Sipil akan bertindak sebagai Ketua Tim (Team Leader)
perencana teknik yang bertanggungjawab terhadap hasil kegiatan kepada
pengguna jasa.
2. Melaksanakan semua kegiatan yang tercantum dalam butir-butir lingkup
kegiatan layanan jasa konsultansi.
3. Mempunyai inisiatif dan konsep yang jelas untuk ditawarkan kepada pengguna
jasa sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan terkait dengan
kegiatan Perencanaan.
4. Berkoordinasi secara intensif dengan pengguna jasa (owner) guna menampung
saran masukan untuk bahan pertimbangan perencanaan teknis.
5. Selalu berupaya menciptakan produk perencanaan yang secara teknis dan
ekonomis merupakan produk yang optimal.
6. Membuat semua laporan-laporan sesuai ketentuan kerangka acuan kerja
dengan sistematika ringkas dan informatif.
7. Konsultan berkewajiban dan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap
pelaksanaan penyusunan dokumen Pekerjaan kegiatan Perencanaan
Pembangunan Gedung Rumah Sakit Umum Kab.Kolaka Timur berdasarkan
ketentuan surat perjanjian kerjasama (SPK) yang telah ditetapkan.
8. Menyatakan bahwa produk yang dihasilkan tidak terdapat karya yang pernah
diajukan atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,
kecuali secara tertulis diakui dalam naskah dokumen produk Dokumen Hasil
Akhir kegiatan Perencanaan Pembangunan Gedung Rumah Sakit Umum
Kab.Kolaka Timur ini.
9. Konsultan berkewajiban menyusun Pekerjaan kegiatan Perencanaan
Pembangunan Gedung Rumah Sakit Umum Kab.Kolaka Timur sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja ini.
10. Konsultan dalam melaksanakan pekerjaan dinyatakan berakhir sampai dengan
kegiatan Perencanaan Pembangunan Gedung Rumah Sakit Umum
Kab.Kolaka Timur tahun anggaran 2022 ini selesai secara keseluruhan.
11. Konsultan wajib mempresentasikan Pekerjaan Perencanaan Pembangunan
Gedung Rumah Sakit Umum Kab.Kolaka Timur yang disusun di dalam forum
diskusi pembahasan bersama dengan SKPD terkait.
12. Konsultan wajib meminta petunjuk dan pengarahan Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan (PPTK) untuk memperoleh hasil yang optimal.
VIII. KELUARAN
Keluaran dan/atau produk kegiatan ini adalah Dokumen Perencanaan, yang berisi
antara lain:
1. Dokumen gambar rencana teknis rinci.
2. Dokumen spesifikasi teknis.
3. Dokumen Bill Of Quantity (BOQ) dan / atau Engineer Estimate (EE).
4. Dokumen RKS (Rencana Kerja Dan Syarat).
IX. LAPORAN
X. LAPORAN AKHIR
Laporan Akhir berisi rangkuman semua proses dan produk kegiatan yang sudah
dilaksanakan oleh konsultan perencana pada kegiatan Perencanaan Pembangunan
Gedung Rumah Sakit Umum Kab.Kolaka Timur. Laporan akhir diserahkan pada
akhir kontrak, sebanyak 5 (lima) buku laporan.
XI. MASUKAN
A. INFORMASI
1. Untuk melaksanakan tugasnya, Konsultan harus turun langsung ke lokasi
Perencanaan di setiap lokasi pekerjaan guna mencari informasi yang
dibutuhkan dalam membuat produk dari kegiatan Perencanaan Pembangunan
Gedung Rumah Sakit Umum Kab.Kolaka Timur ini, dan selain dari informasi
yang diberikan oleh pemberi tugas termasuk melalui KAK ini.
2. Konsultan harus memeriksa kebenaran informasi yang diberikan dan yang
akan digunakan dalam pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari
pemerintah/tokoh mayarakat, maupun yang dicari sendiri dari masyarakat
setempat. Kesalahan/kelalaian pada pekerjaan Perencanaan Pembangunan
Gedung Rumah Sakit Umum Kab.Kolaka Timur sebagai akibat dari kesalahan
informasi menjadi tanggung jawab konsultan.
3. Konsultan Perencana harus segera menyusun program kerja minimal meliputi
:
a. Jadwal kegiatan secara terperinci.
b. Alokasi tenaga yang lengkap dengan tingkat keahlian maupun jumlah
tenaga yang diusulkan oleh Konsultan untuk melaksanakan tugas
pekerjaan Perencanaan Pembangunan Gedung Rumah Sakit Umum
Kab.Kolaka Timur, serta harus mendapat persetujuan dari pemberi tugas.
c. Konsep penanganan pekerjaan sesuai dengan Sasaran dan Ruang Lingkup
KAK ini.
B. Program kerja secara keseluruhan harus mendapat persetujuan dari pemberi tugas,
setelah sebelumnya dipresentasekan oleh Konsultan dan mendapatkan
pandangan/pertimbangan teknis dari pemberi tugas.
XII. PENUTUP
A. Setelah Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini diterima, maka konsultan hendaknya
memeriksa serta meneliti semua yang diterima dan mencari bahan masukan lain
yang dibutuhkan.
B. Berdasarkan bahan-bahan tersebut konsultan segera menyusun program kerja
untuk dibahas dengan pemberi tugas.