Anda di halaman 1dari 16

Kerangka Acuan Kerja

Nama Pengadaan Jasa Konstruksi Pembangunan Gedung Rumah Sakit Mata Makassar

Tanggal Dokumen 5 Agustus 2021

Tahun Anggaran 2021

Disetujui oleh : Dibuat oleh :

dr. Mujaddid, MMR. Fuad Bawardi,SKM,MKM.

Kuasa Pengguna Anggaran Pejabat Pembuat Komitmen

0
A. DATA PROYEK
Program : Pembangunan Rumah Sakit Mata Makassar
Pekerjaan : Pembangunan Rumah Sakit Mata Makassar
Lokasi : Kawasan Pengembangan Tallasa City Kecamatan
Tamalanrea Kota Makassar
Sumber Dana : DIPA Rumah Sakit Mata Makassar
Pagu Anggaran : Rp. 45.019.000.000,-
HPS : Rp 44.984.545.000,- (empat puluh empat milyar sembilan
ratus delapan puluh juta lima ratus empat puluh lima ribu
rupiah)
Waktu Pelaksanaan : 120 hari kalender

Masa Pemeliharaan : 180 hari kalender

B. LATAR BELAKANG
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 Pasal 28, bahwa setiap
orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan, dan Pasal 34, dinyatakan bahwa negara
bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan yang layak; juga bahwa
Undang Undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pada pasal 19 menyebutkan
bahwa Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan segala bentuk upaya kesehatan
yang bermutu, aman, efisien dan terjangkau.
Salah satu program Nawa Cita pemerintahan Jokowi adalah membangun Indonesia dari
pinggiran. Sehingga, pembangunan di Kawasan Timur Indonesia mendapatkan perhatian
yang serius dari pemerintah pusat. Termasuk untuk mendekatkan akses masyarakat
Kawasan Timur Indonesia terhadap fasilitas pelayanan Kesehatan mata, maka Kementerian
Kesehatan RI telah membentuk Rumah Sakit Mata Makassar yang perlu segera dilengkapi
dengan gedung rumah sakit yang representatif.
Sebagai Pusat Rujukan Mata di Kawasan Timur Indonesia, maka Rumah Sakit Mata
Makassar harus dikembangkan dalam upaya mendukung penyelesaian masalah kesehatan
mata masyarakat yang mencakup segala perkembangan ilmu kesehatan mata baik dalam
hal pencegahan, pengobatan ataupun rehabilitasi. Termasuk dengan mengembangkan
seluruh kemampuan dalam penyediaan sarana dan prasarana gedung yang disertai dengan
peningkatan kemampuan di bidang sumber daya manusianya.
Kesehatan mata atau indra penglihat adalah salah satu syarat penting untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam rangka mewujudkan manusia Indonesia yang
cerdas, produktif, maju, mandiri, dan sejahtera lahir dan batin. Keberadaan Rumah Sakit
Mata Makassar adalah untuk melaksanakan tugas di bidang pelayanan kesehatan
perorangan dengan kekhususan di bidang penyakit mata.
Pembangunan Gedung Rumah Sakit Mata Makassar ini adalah agar tersedianya rumah
sakit yang berorientasi pada kebutuhan pasien dengan konsep bertumbuh dan pendekatan
green building untuk masyarakat dan sekitarnya dengan memberikan pelayanan yang
professional, intensif, berkesinambungan, menyenangkan, nyaman, bertanggung jawab,
serta ditunjang oleh kelengkapan sarana dan prasarana yang memadai.
Rumah Sakit Mata Makassar direncanakan akan dibangun di lahan milik Kementerian

2
Kesehatan RI yang berlokasi di kawasan pengembangan Tallasa city Kecamatan
Tamalanrea Kota Makassar, Rumah Sakit Mata dengan desain direncanakan untuk
pembangunan gedung 2 (dua) lantai dengan luas bangunan ± 3.300 m2 untuk tahap
pertama, dengan pemanfaatan sebagai berikut:
 Lantai 1; IGD, Radiologi, farmasi, laboratorium, administrasi, rekam medik
 Lantai 2; Rawat jalan, rawat Inap dan perkantoran
Pada tahun anggaran 2021 ini, Kementerian Kesehatan akan melaksanakan kegiatan
pembangunan fisik yang direncanakan selama 120 (seratus dua puluh) hari kalender, akan
dimulai pada Bulan September sampai dengan Bulan Desember 2021.
Dalam upaya menjamin pencapaian kuantitas dan kualitas/mutu pekerjaan kegiatan
Pembangunan gedung, PPK memastikan bahwa pelaksana pekerjaan yang dilaksanakan
oleh Penyedia Jasa Konstruksi melalui proses seleksi yang baik, dimana penyedia jasa
konstruksi harus memiliki kompetensi dan kapabilitas dalam melaksanakan pekerjaan
secara teknis dan administratif pembangunan gedung Rumah Sakit sesuai output
perencanaan dan waktu yang ditentukan. Untuk itu, PPK dibantu Konsultan Perencana dan
Manajemen Konstruksi, bertugas mengawal dan mengawasi seluruh kegiatan
pembangunan tersebut dari mulai perencanaan sampai dengan serah terima akhir
Pekerjaan (FHO).
Melalui kegiatan ini diharapkan mendapatkan penyedia jasa konstruksi sesuai yang
diharapkan sehingga proses pembangunan dapat dilaksanakan dengan segera, lancar dan
sesuai peraturan perundangan.

C. Maksud dan Tujuan


Maksud
1. Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan acuan bagi Penyedia Jasa Konstruksi yang
ditunjuk yang memuat masukan, azas, kriteria dan proses keluaran yang dipenuhi dan
diperhatikan serta diinterpretasikan kedalam pelaksanaan tugas pembangunan gedung.
2. Arahan penugasan ini dimaksud sebagai pedoman penyusunan dan pengajuan usulan
(proposal) program oleh penyedia jasa calon Penyedia Jasa Konstruksi. Didalamnya
tercantum ketentuan – ketentuan yang harus diikuti secara administrasi, teknis dan
biaya pekerjaan pembangunan gedung yang selanjutnya digunakan sebagai salah satu
sarana dalam penilaian dan penentuan penyedia jasa Penyedia Jasa Konstruksi.
3. Menjamin Gedung RS Mata Makassar yang sudah didesain oleh Konsultan Perencana
dapat dibangun memenuhi Permenkes RI No. 24 Tahun 2016 tentang Persyaratan
Teknis Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit, dan peraturan perundangan serta
pedoman-pedoman teknis bangunan dan prasarana RS.
Tujuan
1. Mewujudkan bangunan dan prasarana RS Mata Makassar yang memenuhi
peraturan/ketentuan/kaidah dalam rangka memenuhi bangunan pelayanan kesehatan
yang andal.
2. Dengan penugasan ini diharapkan Penyedia Jasa Konstruksi dapat melaksanakan
tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang memenuhi sesuai
Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini.

3
D. Target/Sasaran
1. Kementerian Kesehatan RI, khususnya Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan
sebagai pemberi tugas dan Unsur Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.
2. Konsultan perencana sebagai perencana desain bangunan rumah sakit
3. Manajemen konstruksi sebagai pengawas pelaksanaan kegiatan konstruksi.
4. Penyedia Jasa Konstruksi sebagai pelaksana pekerjaan.

E. Klasifikasi Pekerjaan Konstruksi

Pengadaan barang/ jasa yang bersifat kompleks adalah pengadaan barang/ pekerjaan
konstruksi/ jasa lainnya yang mempunyai resiko tinggi, memerlukan teknologi tinggi,
menggunakan peralatan desain khusus, dan/ atau sulit mendefinisikan secara teknis
bagaimana cara memenuhi kebutuhan dan tujuan pengadaan barang dan jasa (Peraturan
Presiden 12 Tahun 2021). Berdasarkan hal tersebut, Permenkes No 24 tahun 2016 tentang
Persyaratan Teknis Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit juga menjelaskan bahwa
bangunan rumah sakit memiliki fungsi ruang khusus yang membutuhkan persyaratan teknis
tertentu yang membutuhkan teknologi, desain, material dan zoning khusus.
Adapun standar dokumen pengadaan pekerjaan konstruksi pembangunan gedung RS Mata
Makassar Provinsi Sulawesi Selatan mengacu kepada Peraturan Kepala LKPP Nomor 12
Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah melalui
penyedia.

F. Ruang Lingkup Pekerjaan


Ruang lingkup pekerjaan Pembangunan Gedung RS Mata Makassar Provinsi Sulawesi
Selatan Tahun 2021 meliputi sistem manajeman Mutu dan K3, pekerjaan persiapan,
pekerjaan struktur, arsitektur dan mekanikal elektrikal dengan rincian sebagai berikut:
1. Sistem Manajemen Mutu dan K3
Menyampaikan Program Pengendalian Operasional K3 (prosedur kerja/petunjuk kerja,
yang harus mencakup seluruh upaya pengendalian), termasuk program penanganan /
protokol kesehatan (Pandemi Covid-19).
2. Pekerjaan Persiapan
• Pembersihan lahan, pekerjaan urugan tanah hingga lahan siap dibangun.
• Pembuatan gambar pelaksanaan (shop drawing), gambar terlaksana (as built
drawing)
• Pemeriksaan dan pengujian bahan. Dalam pengajuan penawarannya, Pelaksana
sudah harus memasukan segala keperluan biaya-biaya pengujian berbagai
bahan dan pekerjaan. Jumlah biaya yang dicantumkan adalah menjadi tanggung
jawab dan resiko Pelaksana.
• Kebersihan dan Kerapihan. Pelaksana harus mengangkut semua sampah secara
teratur ke tempat-tempat yang telah ditunjuk MK; dan Pelaksana Utama
berkewajiban secara teratur membuang keluar lokasi yang ditunjuk oleh
Pemerintah pada waktu penyelesaian pekerjaan harus rapih dan bersih.

4
• Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Kebersihan dan Kerapihan, P3K dan
Pemadam Kebakaran, Pengamanan Proyek dan Perlindungan Pekerjaan
Termasuk Alat dan Kelengkapan K3.
• Pengadaan Sumber Air Bersih dan MCK:
o Pengadaan sumber air bersih dan alat pendukungnya untuk keperluan
pelaksanaan pekerjaan dan sebagai fasilitas pekerja.
o Pengadaan fasilitas MCK sesuai dengan keperluan tenaga kerja yang
penempatannya dikordinasikan dengan MK.
• Pengadaan Listrik.
Pengadaan penerangan sementara/buatan yang dipergunakan oleh Pelaksana
untuk penerangan dalam bekerja termasuk pemindahan dan perijinan meteran
PLN (bila digunakan) dengan kordinasi MK.
• Laporan.
Pelaksana wajib membuat laporan harian, mingguan, bulanan, laporan progres
dan laporan lainnya. Termasuk foto – foto berwarna atas kemajuan pekerjaan
dan diserahkan pada MK. Setiap bulan hingga masa penyerahan pertama sesuai
dengan keperluan obyek pekerjaan.
• Kantor Pelaksana dan MK
Penyediaan kantor sementara Pelaksana di lapangan beserta fasilitas -
fasilitasnya.
• Gudang dan Los Kerja.
Pembuatan gudang dan los kerja sementara dilapangan serta membongkar
setelah pekerjaan di lapangan selesai.
• Saluran sementara.
Saluran sementara di proyek untuk mencegah genangan air dan mengalirkan
ketempat yang aman, yang tidak mengganggu aktifitas pekerjaan di lapangan
dan masyarakat sekitar.
• Pagar sementara.
Penyediaan pagar sementara proyek berikut pintu-pintu dari zincalum t = 0.25
mm termasuk rangka kaso dan dicat bagian luarnya, serta membongkar setelah
tidak diperlukan. Dalam hal ini kontraktor wajib membuat pagar sementara dan
tidak berhak mengajukan pekerjaaan tambah.
• Papan nama proyek.
Kontraktor harus membuat papan nama yang menunjukan nama proyek dan
terbuat dari multiplek rangka kayu dicat dan dipasang ditempat yang mudah
terlihat.

5
• Steger kerja.
Kontraktor diwajibkan memasang steger kerja keliling bangunan keperluan
pekerjaan finishing bagian luar dan membongkarnya kembali setelah pekerjaan
selesai.
• Jaring Pengaman.
Kontraktor diwajibkan memasang jaring pengaman / Safety Net untuk melindungi
pekerja dari benda yang jatuh dan debu selama pekerjaan pelaksanakan Proyek.
• Asuransi.
Pekerjaan dan tenaga manusia (selain pekerja) harus diasuransikan terdiri CAR
(Construction All Risk) dan TPL (Third Party Liability) sebesar 1 – 2 per mil.
3. Pekerjaan struktur.
a. Pekerjaan struktur bawah
1) Pekerjaan Pondasi Borpile
2) Pile cap dan tie beam
b. Pekerjaan struktur atas
1) Lantai base
2) Lantai 1 (satu)
3) Lantai 2 (dua)
4) Lantai 3 (tiga)
5) Pekerjaan baja
4. Pekerjaan Arsitektur :
a. Pekerjaan pasangan dan pelapis dinding

b. Pekerjaan pasangan lantai

c. Pekerjaan pasangan plafond

d. Pekerjaan pasangan pintu dan jendela

e. Pekerjaan pasangan sanitair

f. Pekerjaan pengecatan

g. Pekerjaan railling dan hand railling

h. Pekerjaan pasangan pelapis dinding dan lantai

i. Pekerjaan interior melekat

j. Pekerjaan modular operating theatre

5. Pekerjaan Plumbing

a. Pekerjaan air bersih

b. Pekerjaan air kotor, air bekas & vent

c. Pekerjaan air panas

d. Pekerjaan air hujan


6
e. Pekerjaan reverse osmosis (RO)

f. Pekerjaan fire fighting

g. Pekerjaan gas medis

h. Pekerjaan bed head

i. Pekerjaan air conditioning

j. Pekerjaan ducting tata udara

6. Pekerjaan elektrikal arus kuat

a. Pekerjaan penangkal petir (electrostatic)

b. Pekerjaan rak kabel

c. Pekerjaan panel dan kabel feeder STD

d. Pekerjaan lampu penerangan, saklar, stop kontak dan instalasi

e. Pekerjaan tata suara

f. Pekerjaan fire alarm

g. Pekerjaan nurse call

h. Pekerjaan sistem teknologi informasi dan komunikasi (ICT) & CCTV

i. Pekerjaan telepon

j. Pekerjaan MATV

7
G. Target/ Sasaran
Yang menjadi target/sasaran dalam pekerjaan Pengadaan Pelaksana Konstruksi
Pembangunan RS Mata Makassar Provinsi Sulawesi Selatan ini adalah terbangunnya RS
Mata Makassar Provinsi Sulawesi Selatan sesuai dengan lingkup pekerjaan dan jadwal
yang ditentukan pada Tahun Anggaran 2021 (120 hari kalender).

H. Kegiatan Pelaksanaan Konstruksi

Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh pelaksanaan Konstruksi adalah


berpedomanan kepada ketentuan yang berlaku, khusus pedoman teknis Pembangunan
Bangunan Gedung Negara, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
No. 22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara, yang dapat
meliputi tugas yang terdiri dari:
1. Dalam pelaksanaan konstruksi bangunan gedung negara sudah termasuk tahap
pemeliharaan konstruksi.
2. Pelaksanaan konstruksi merupakan tahap pelaksanaan mendirikan bangunan
gedung, yang dilakukan dengan menggunakan penyedia jasa pelaksana konstruksi
sesuai ketentuan.
3. Pelaksanaan konstruksi dilakukan berdasarkan dokumen pelelangan yang telah
disusun oleh perencana konstruksi, dengan segala tambahan dan perubahannya
pada saat penjelasan pekerjaan/aanwijzing pelelangan, serta ketentuan teknis
(pedoman dan standar teknis) yang dipersyaratkan.
4. Pelaksanaan konstruksi dilakukan sesuai dengan: kualitas masukan (bahan, tenaga,
dan alat), kualitas proses (tata cara pelaksanaan pekerjaan), dan kualitas hasil
pekerjaan, seperti yang tercantum dalam RKS.
5. Pelaksanaan konstruksi harus mendapatkan pengawasan dari penyedia jasa
manajemen konstruksi.
6. Pelaksanaan konstruksi harus sesuai dengan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3), termasuk program penanganan / protokol kesehatan (Pandemi Covid-19).

8
7. Penyusunan Kontrak Kerja Pelaksanaan Konstruksi dan Berita Acara Kemajuan
Pekerjaan/Serah Terima Pekerjaan Pelaksanaan Konstruksi maupun Pengawasan
Konstruksi mengikuti ketentuan yang tercantum dalam Peraturan Presiden No 12
tahun 2021 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
8. Pemeliharaan konstruksi adalah tahap uji coba dan pemeriksaan atas hasil
pelaksanaan konstruksi fisik. Di dalam masa pemeliharaan ini penyedia jasa
pelaksanaan konstruksi berkewajiban memperbaiki segala cacat atau kerusakan dan
kekurangan yang terjadi selama masa konstruksi.
9. Dalam masa pemeliharaan semua peralatan yang dipasang di dalam dan di luar
gedung, harus diuji coba sesuai fungsinya. Apabila terjadi kekurangan atau
kerusakan yang menyebabkan peralatan tidak berfungsi, maka harus diperbaiki
sampai berfungsi dengan sempurna.
10. Apabila tidak ditentukan lain dalam kontrak kerja pelaksanaan konstruksi bangunan
gedung negara, masa pemeliharaan konstruksi untuk bangunan gedung minimal 6
(enam) bulan terhitung sejak serah terima pertama pekerjaan konstruksi.
11. Keluaran akhir yang harus dihasilkan pada tahap ini adalah:
a. Bangunan gedung negara yang sesuai dengan dokumen untuk pelaksanaan
konstruksi;
b. Dokumen hasil Pelaksanaan Konstruksi, meliputi:
 gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan (as built drawing)
 semua berkas perizinan yang diperoleh pada saat pelaksanaan konstruksi
fisik.
 kontrak kerja pelaksanaan konstruksi fisik, pekerjaan pengawasan beserta
segala perubahan/ addendumnya.
 laporan harian, mingguan, bulanan yang dibuat selama pelaksanaan
konstruksi fisik, laporan akhir.
 manajemen konstruksi/pengawasan, dan laporan akhir pengawasan berkala.
 berita acara perubahan pekerjaan, pekerjaan tambah/kurang, serah terima I
dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain yang berkaitan dengan
pelaksanaan konstruksi fisik.
 foto-foto dan video dokumentasi yang diambil pada setiap tahapan kemajuan
pelaksanaan konstruksi fisik.
 manual pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung, termasuk petunjuk
yang menyangkut pengoperasian dan perawatan peralatan dan
perlengkapan mekanikal-elektrikal bangunan.

I. Tanggung Jawab Pelaksanaan Konstruksi

Penyedia jasa pelaksanaan konstruksi dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab


secara kontraktual kepada Kuasa Pengguna Anggaran/ Pejabat Pembuat Komitmen.

9
J. Biaya Dan Sumber Dana

1. Biaya Jasa Pelaksanaan Konstruksi


Biaya pelaksanaan konstruksi yang dimaksud sebesar Rp 44.984.545.000,- (empat
puluh empat milyar sembilan ratus delapan puluh empat juta lima ratus empat puluh
lima ribu rupiah) untuk tahun 2021.
2. Sumber Dana
Sumber dana dari keseluruhan pekerjaan pelaksanaan konstruksi dibebankan pada
DIPA RS Mata Makassar Tahun Anggaran 2021.

K. Kualifikasi Penyedia Barang Dan/ Atau Jasa


Kualifikasi Penyedia Jasa Pelaksana Konstruksi :
1. Memiliki ijin usaha jasa konstruksi (IUJK) Perusahaan Menengah.
2. Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) yang masih berlaku yaitu :
a. SBU Klasifikasi Bangunan Gedung, Sub-Klasifikasi Jasa Pelaksana Untuk
Konstruksi Bangunan Kesehatan (BG008) Subkualifikasi M1/M2;

b. SBU Klasifikasi Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, Sub – Klasifikasi Jasa


Pelaksana Konstruksi Instalasi elektrikal lainnya (EL011) Sub kualifikasi M1/M2;

3. Memiliki NPWP.
4. Telah Melunasi Kewajiban Pajak Tahun Terakhir : SPT Tahun 2020.
5. Melampirkan Akta Pendirian Perusahaan dan Akta Perubahan terakhir jika ada.
6. Tidak masuk dalam Daftar Hitam, keikutsertaannya tidak menimbulkan
pertentangan kepentingan pihak yang terkait, tidak dalam pengawasan pengadilan,
tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan dan/atau yang bertindak
untuk dan atas nama Badan Usaha tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana,
dan pengurus/pegawai tidak berstatus Aparatur Sipil Negara atau TNI/POLRI,
kecuali yang bersangkutan mengambil cuti diluar tanggungan Negara;
7. Memperoleh paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai penyedia jasa konstruksi
bangunan gedung (gedung baru, bukan renovasi) dalam kurun waktu 4 (empat)
tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta termasuk
pengalaman subkontrak yang telah diserahterimakan dengan dibuktikan salinan
kontrak dan berita acara serah terima hasil pekerjaan terakhir (Final Hand Over),
dikecualikan bagi penyedia barang/jasa yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun.
8. Jumlah anggota KSO dapat dilakukan dengan batasan paling banyak 3 (Tiga)
perusahaan dalam 1 (satu) kerjasama operasi;
9. Memasukan Jaminan Penawaran dengan nilai sebesar 3% dari nilai HPS

10
L. Persyaratan Lainnya
(Merupakan Bagian Dari Dokumen Penilaian Teknis)
Untuk memastikan kesiapan penyedia dalam melaksanakan pekerjaan konstruksi
diperlukan:
1. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan sesuai Dokumen Perencanaan
2. Peralatan
Memiliki kemampuan untuk menyediakan peralatan untuk melaksanakan
pekerjaan konstruksi dengan kapasitas dan jumlah minimal sesuai dengan yang
dipersyaratkan, yaitu:
Kapasitas Jumlah
No. Nama Alat Minimal Unit Kepemilikan

1 Mobile 10 ton 1 Unit Milik sendiri/sewa


Crane

2 Scaffolding - 1000 Unit Milik sendiri/sewa

3 Excavator 0,9 m3 1 Unit Milik sendiri/sewa

4 Mobil 8-10 m3 3 Unit Milik sendiri/sewa


Dump
Truck

5 Bulldozer 500 HP 1 Unit Milik sendiri/sewa

6 Concrete Vertical 50 mt 1 Unit Milik sendiri/sewa


Pump dileveri 50 m3

Per min.

Dengan ketentuan kepemilikan: milik sendiri, sewa beli dan/ atau milik pihak lain
dengan perjanjian sewa (bukan surat dukungan).
3. Persyaratan Material, antara lain:
1) Material yang harus melampirkan Surat dukungan material dari distributor/
pabrikan. Surat dukungan material dari distributor/ pabrikan ditandatangani
minimal oleh manager. Material yang dimaksud :
a. Readymix
b. Besi Beton dan Baja
c. Homogenous Tile
d. Panel Maker
e. Modular Operating Theater (MOT)
2) Kesesuaian outline spec./ material list yang ditawarkan dengan RKS (format
terlampir).

11
4. Mempunyai Tenaga Ahli (SKA) dengan kualifikasi minimal sebagai berikut :

No. Posisi Kualifikasi Jumlah


A TENAGA AHLI
1 Manajer S2 Teknik Sipil/ Arsitek 1 Orang
Pelaksana/Proyek SKA Manajemen Proyek Madya
Pengalaman:minimal 5 tahun
dibuktikan dengan CV
2 Manajer Teknik S1 Teknik Sipil/ Arsitek SKA Ahli Gedung 1 Orang
Madya Pengalaman min. 5 tahun
dibuktikan dengan CV

3 Manajer Keuangan S1 Ekonomi Akutansi 1 Orang


Pengalaman min. 5 tahun
dibuktikan dengan CV

4 Ahli K3 Konstruksi S1 Teknik Sipil/Arsitektur 1 Orang


SKA Ahli K3 Konstruksi Madya
dibuktikan dengan CV

5. Menyampaikan Konsep K3 (RK3K) dengan risiko keselamatan sedang , yaitu:


a) Menyampaikan kepemimpinan dan partisipasi pekerja dalam keselamatan
konstruksi
- Kepedulian pimpinan terhadap isu eksternal dan internal
- Komitmen keselamatan kerja
b) Menyampaikan Perencanaan Keselamatan Konstruksi
- Identifikasi bahaya, Penilaian Resiko, Pengendalian dan Peluang
- Rencana tindakan (sasaran dan program)
- Standar dan peraturan perundangan
- Program penanganan / protokol kesehatan (Pandemi Covid-19)
c) Menyampaikan Dukungan Keselamatan Konstruksi
- Sumber Daya
- Kompetensi
- KepedulianKomunikasi
- Informasi terdokumentasi
d) Menyampaikan Operasi Keselamatan Konstruksi
- Perencanaan Operasi
e) Menyampaikan Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi
- Pemantauan dan Evaluasi
- Tinjauan Manajemen
- Peningkatan Kinerja Keselamatan Konstruksi
12
Peserta menyampaikan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) sesuai
format sesuai Dokumen Pemilihan.

6. Pekerjaan yang di-subkontrakkan antara lain:


a) Pekerjaan Sub kontrakan Spesialis:
- Pekerjaan Bore Pile melampirkan SBU Klasifikasi Jasa Pelaksana
Spesialisis, Sub- Kualifikasi Pekerjaan Pondasi termasuk pemancangan
(SP007).
- Pekerjaan HVAC melampirkan SBU Klasifikasi Jasa Pelaksana Bidang
Instalasi ME Sub Kualifikasi Jasa Pelaksana Konstruksi Pemasangan
Pendingin Udara (Air Conditioner), Pemanas dan ventilasi (MK001)
b) Pekerjaan Sub-kontrakkan bukan pekerjaan utama (Untuk Penyedia Usaha
kecil Provinsi Sulawesi Selatan):
- Pekerjaan Plafon
- Pekerjaan Kaca dan Jendela

M. Jangka Waktu Pelaksanaan


Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan pelaksana konstruksi adalah selama 120
(seratus dua puluh) hari kalender.

N. RKS, BoQ dan Gambar


(terlampir)

O. Keluaran (Output)
Pelaksana Konstruksi diminta menghasilkan keluaran yang lengkap dari hasil
pekerjaan sesuai dengan lingkup penugasan. Kelancaran pelaksanaan proyek yang
berhubungan dengan hasil pekerjaan sepenuhnya menjadi tanggung jawab dari
Pelaksana Konstruksi. Keluaran yang dihasilkan dari kegiatan antara lain :
1. Laporan Pendahuluan
Mencakup struktur organisasi, rencana kerja, metode kerja, jadwal pelaksanaan,
dan manajemen risiko serta program K3. Laporan Pendahuluan dibuat 5 (lima)
salinan.
2. Laporan Harian
Mencakup laporan cuaca, peralatan, material, tenaga kerja dan jam kerja. Laporan
Harian dibuat 5 (lima) salinan.
3. Laporan Mingguan
Mencakup laporan rekapitulasi harian dan progres mingguan, serta kendala.
Laporan Mingguan dibuat 5 (lima) salinan.
4. Laporan Bulanan
Mencakup laporan rekapitulasi mingguan, progres bulanan dilengkapi dengan
shop drawing, approval material dan dokumentasi, serta kendala-kendala dalam

13
proses pelaksanaan dan rencana kerja bulan depan. Laporan Bulanan dibuat 5
(lima) salinan.
5. Laporan Akhir
Mencakup laporan rekapitulasi bulanan, laporan defect list, laporan hasil uji dan
testing commisioning, dokumentasi (foto dan video) dari progres 0% sampai 100%,
dan As built drawing. Laporan Akhir dibuat 5 (lima) salinan.
6. Laporan Manual Pemeliharaan.
Mencakup data material, peralatan, As built drawing dan metode pemeliharaan.
Laporan Manual Pemeliharaan dibuat 5 (lima) salinan.
7. Softcopy Laporan Akhir
Softcopy disimpan dalam bentuk hardisk 1 TB berjumlah 1 buah.
8. Laporan Hasil Uji Lab
Laporan dibuat 5 (lima) Salinan.

P. Jenis Kontrak dan Tata Cara Pembayaran


1. Jenis Kontrak yang diinginkan Gabungan Lumsum dan Harga Satuan
2. Tata cara pembayaran yang diinginkan : pembayaran dilakukan dengan termin
sesuai progres pekerjaan konstruksi yang dibuktikan dengan Berita Acara
Penerimaan Hasil Pekerjaan Pelaksana Konstruksi oleh Panitia Penerima
Barang/Jasa.
3. Uang muka diberikan paling tinggi sebesar 15% (lima belas persen) dari harga
kontrak.
.

Q. Kriteria Evaluasi/Penilaian Teknis dan Harga


Metode Tender adalah Pasca kualifikasi, Dua File, Sistem Harga Terendah Ambang Batas.
Kriteria Evaluasi Teknis
Kriteria Evaluasi Teknis menggunakan Passing Grade sebesar > 80% (delapan
puluh persen) untuk nilai masing-masing unsur (poin A, B, C, D, E,) maupun nilai
total keseluruhan unsur dengan bobot penilaian teknis sbb:
Bobot
Bobot Ambang
NO URAIAN Sub
Unsur Unsur Batas
Unsur
A. Peralatan 24% 20%
Mobile Crane
1. 4
Scaffolding
2. 4
Excavator
3. 4
Mobil Dump Truck
4. 4
Bulldozer
5. 4

14
Concrete Pump
6. 4
B. Daftar Personil 16% 13%
Manajer Pelaksana Proyek : S2 Teknik Sipil/
1. 4
Arsitek
SKA Manajemen Proyek Madya Pengalaman:
minimal 5 tahun
dibuktikan dengan CV
Manajer Teknik : S1 Teknik Sipil/ Arsitek SKA
2. 4
Ahli Gedung Madya Pengalaman min. 5 tahun
dibuktikan dengan CV
Manajer Keuangan : S1 Ekonomi Akutansi
3. 4
Pengalaman min. 5 tahun
dibuktikan dengan CV
Ahli K3 Konstruksi : S1 Teknik Sipil/Arsitektur
4. 4
SKA Ahli K3 Konstruksi Madya
dibuktikan dengan CV
C. Pekerjaan Yang di Subkontrakkan 20% 17%
1. Pekerjaan Spesialis:
Catatan:
Pekerjaan yang disubkontrakkan harus
melampirkan SBU dengan klasifikasi sesuai dengan
yang disubkontrakkan.

- Pekerjaan Bore Pile (SP007) 5


- Pekerjaan HVAC (MK001) 5

2. Pekerjaan Subkontrakan (lokal)


- Pekerjaan Plafon 5
- Pekerjaan Kaca dan Jendela 5
D. Konsep K3 (RK3K) 25% 20%
1. Menyampaikan Kepemimpinan dan 5
PartisipasiPekerja dalam Keselamatan
Konstruksi
2. Menyampaikan Perencanaan 5
KeselamatanKonstruksi
3. Menyampaikan Dukungan Keselamatan 5
Konstruksi
4. Menyampaikan Operasi Keselamatan 5
Konstruksi
5. Menyampaikan Evaluasi Kinerja 5
KeselamatanKonstruksi
Catatan: Peserta menyampaikan Rencana
KeselamatanKonstruksi (RKK) sesuai dokumen
pemilihan.
E. Persyaratan Material 15% 10%

15
1. Material yang harus melampirkan surat dukungan :
a. Readymix 3
b. Besi Beton dan Baja 3
c. Homogenous Tile 3
d. Panel Maker 3
e. Modular Operating Theater (MOT) 3

Note : Parameter dan Kriteria Penilaian


 Sesuai dengan kriteria dalam SDP diberi nilai 100%
 Tidak sesuai kriteria dalam SDP diberi nilai 0%

R. Penutup
1. Kerangka Acuan Kerja ini merupakan pedoman dasar yang dapat dikembangkan
lebih lanjut oleh Penyedia Jasa Konstruksi sepanjang keluaran akhir dapat
dihasilkan secara optimal dan sesuai dengan yang diharapkan.
2. Format laporan diupayakan mengikuti standar pelaporan yang representatif, baik
jenis kertas, tulisan, maupun sampul minimal mengikuti standar pelaporan yang
berlaku.

16

Anda mungkin juga menyukai